95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TENGKLIK TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : NURIA KUSUMA PUTRI K7108197 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

  • Upload
    dotruc

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 01 TENGKLIK TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

NURIA KUSUMA PUTRI

K7108197

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nuria Kusuma Putri

Nim : K7108197

Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA

BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS

IV SD NEGERI 01 TENGKLIK TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat peryataan

Nuria Kusuma P

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 01 TENGKLIK TAHUN 2012

Oleh :

NURIA KUSUMA PUTRI

K7108197

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Nuria Kusuma Putri. PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD N 01

TENGKLIK TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

tentang kubus dan balok pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tengklik tahun 2012

melalui penggunaan alat peraga bangun ruang.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdapat tiga kali pertemuan.

Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Tengklik

tahun 2012 yang berjumlah 36 siswa. Dalam pengumpulan data, metode yang

digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah model analisis deskriptif komparatif.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

penggunaan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar

matematika tentang kubus dan balok. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rata-

rata hasil tes awal sebelum tindakan yaitu 57,44 dengan ketuntasan klasikal

41,67%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 69,82 dengan

ketuntasan klasikal meningkat menjadi 55,56%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 80,17 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,11%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga

bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kubus dan

balok pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tengklik tahun 2012.

Kata kunci : alat peraga bangun ruang, hasil belajar matematika

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Nuria Kusuma Putri. THE USE OF SPATIAL STRUCTURE VISUAL AID

TO IMPROVE THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT

ABOUT CUBE AND BEAM OF THE IV GRADERS OF SD N 01

TENGKLIK IN 2012. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education

Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, June 2012.

This research aims to improve the mathematics learning achievement

about cube and beam of the IV graders of SD N (Elementary School) 01 Tengklik

in 2012 through the use of spatial structure visual aid.

This study was a Classroom Action Research (CAR) carried out two

cycles, each of which was conducted in three meetings. Each cycle includes

planning, acting, observing, and reflecting stages. The subject of research was all

IV graders of SD N 01 Tengklik in 2012 consisting of 36 students. In collecting

data, the methods used were test, observation, and documentation. The technique

of data analysis, researcher used comparative descriptive analysis.

Based on the research conducted, it could be found that the use of spatial

structure visual aid could improve the learning achievement of cube and beam.

From the result of research, it could be seen the mean value of prior condition of

57.44 with classical of 41.67%. The cycle I showed the mean class value of 69.82

with classical passing increased to 55.56%. In cycle II, the mean class value

increased to 80.17 and the classical passing increased to 86.11%.

Thus, it could be concluded that the use of spatial structure visual aid

could improve the mathematics learning achievement about cube and beam of the

IV graders of SD N 01 Tengklik in 2012.

Keywords: spatial structure visual aid, mathematic learning achievement.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Tidak ada rahasia untuk sukses. Ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja keras, dan

belajar dari kesalahan

(Colin Powel)

Kepuasan itu terletak pada usaha, bukan pada pencapaian hasil. Berusaha keras

adalah kemenangan besar

(Mahatma Gandhi)

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau

kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibu”

Terima kasih atas doa-doa yang tak henti, dukungan dan kasih sayang

yang diberikan selama ini.

“Teman-teman seperjuangan kelas D S1 PGSD 08”

Terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya.

“Seluruh Mahasiswa PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta”

“Almamaterku tercinta”

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA

BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA TENTANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS

IV SD N 01 TENGKLIK TAHUN 2012.”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikanya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Noer Hidayah, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SD Negeri 01 Tengklik yang telah memberikan ijin

mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Bapak/Ibu guru SD Negeri 01 Tengklik yang telah memberikan bimbingan

dan bantuan dalam penelitian ini.

8. Para siswa SD Negeri 01 Tengklik yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta , Juni 2012

Penulis,

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................. ..... 4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 6

1. Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Ruang ............ 6

a. Hakikat Hasil Belajar ................................................... 6

b. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 11

c. Hakikat Matematika ..................................................... 13

d. Bangun Ruang Kubus dan Balok ................................. 15

2. Alat Peraga Matematika Tentang Bangun ruang ............... 22

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Alat Peraga ................................................. 22

b. Fungsi Alat Peraga ....................................................... 24

c. Jenis Alat Peraga .......................................................... 26

d. Alat Peraga Bangun Ruang Kubus dan Balok ............. 29

B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 30

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 31

D. Perumusan Hipotesis ............................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 34

C. Bentuk Strategi Penelitian ....................................................... 35

D. Data dan Sumber Data ............................................................ 35

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36

F. Validitas Data ......................................................................... 38

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 38

H. Indikator Kerja ........................................................................ 39

I. Prosedur Penelitian .................................................................. 39

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................... 45

B. Deskripsi Permasalahan ........................................................... 46

1. Kondisi Awal .................................................................... 46

2. Siklus I ............................................................................. 49

3. Siklus II ............................................................................ 59

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................. 69

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 76

B. Implikasi ................................................................................. 77

C. Saran ....................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

LAMPIRAN .................................................................................................... 82

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bangun Ruang Kubus dan Balok ............................................................... 16

2.2 Jaring-jaring kubus dan balok .................................................................... 22

2.3 Alat Peraga Bangun Ruang ........................................................................ 29

2.4 Alat Peraga Kubus dan Balok yang Ada Di Sekitar .................................. 30

2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 33

3.1 Prosedur Pelaksanaan PTK ........................................................................ 35

3.2 Model Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 40

4.1 Histogram Nilai Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan

Balok Pratindakan ..................................................................................... 48

4.2 Histogram Nilai Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan

Balok pada 1 Siklus I ................................................................................ 55

4.3 Histogram Nilai Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan

Balok pada 2 Siklus I ................................................................................ 57

4.4 Histogram Perbandingan Kondisi Awal dengan Siklus I ........................... 58

4.5 Histogram Nilai Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan

Balok pada 1 Siklus II ............................................................................... 66

4.6 Histogram Nilai Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan

Balok pada 2 Siklus II ............................................................................... 68

4.7 Grafik Peningkatan Prosentase Kondisi Awal, siklus I dan siklus II ......... 71

4.8 Histogram Keaktifan Siswa........................................................................ 73

4.9 Histogram Kegiatan Guru .......................................................................... 75

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan ............... 47

4.2 Hasil Tes Awal di Kelas IV .................................................................... 48

4.3 Distribusi Frekuensi Data Nilai 1 Siklus I .............................................. 54

4.4 Hasil Pertemuan Kedua Siklus I dengan Penggunaan Alat Peraga

Bangun Ruang ........................................................................................ 55

4.5 Distribusi Frekuensi Data Nilai 2 Siklus I .............................................. 56

4.6 Hasil Pertemuan Ketiga Siklus I dengan Penggunaan Alat Peraga

Bangun Ruang ........................................................................................ 57

4.7 Skor Kerja Kelompok Siklus I Kelas IV ................................................ 59

4.8 Distribusi Frekuensi Data Nilai 1 Siklus II............................................. 65

4.9 Hasil Pertemuan Kedua Siklus II dengan Penggunaan Alat Peraga ....... 66

4.10 Distribusi Frekuensi Data Nilai 2 Siklus II ............................................. 67

4.11 Hasil Pertemuan Ketiga Siklus II dengan Penggunaan Alat Peraga

Bangun Ruang ........................................................................................ 68

4.12 Skor Kerja Kelompok Siklus II Kelas IV ............................................... 69

4.13 Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas ..................................... 71

4.14 Keaktifan dalam Pembelajaran Siswa Kelas IV ..................................... 73

4.15 Kegiatan Guru dalam Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang ............. 74

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 82

2. Daftar Nama Siswa ..................................................................................... 83

3. Kisi-kisi Soal Kondisi Awal ....................................................................... 85

4. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Kondisi Awal ........................ 86

5. Daftar Nilai Kondisi Awal .......................................................................... 88

6. Silabus ......................................................................................................... 89

7. RPP Siklus I ................................................................................................ 91

8. Kisi-kisi Soal 1 Siklus I............................................................................... 104

9. Kisi-kisi Soal 2 Siklus I............................................................................... 105

10. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian 1 Siklus I .............................. 106

11. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian 2 Siklus I .............................. 108

12. Daftar Nilai 1 Siklus I ................................................................................ 111

13. Daftar Nilai 2 Siklus I ................................................................................ 112

14. Kisi-kisi Lembar Kerja 1 ............................................................................ 113

15. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Lembar Kerja 1 .................... 114

16. Kriteria Penilaian Kelompok ..................................................................... 116

17. Daftar Nilai Kelompok Siklus I ................................................................. 117

18. Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Siklus I ................................................... 118

19. Hasil Obsevasi Kegiatan Guru Siklus I ...................................................... 122

20. RPP Siklus II .............................................................................................. 128

21. Kisi-kisi Soal 1 Siklus II ............................................................................ 142

22. Kisi-kisi Soal 2 Siklus II ............................................................................ 143

23. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian 1 Siklus II ............................ 145

24. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian 2 Siklus II ............................ 147

25. Daftar Nilai 1 Siklus II ............................................................................... 153

26. Daftar Nilai 2 Siklus II ............................................................................... 154

27. Kisi-kisi Lembar Kerja 2 ............................................................................ 155

28. Soal, Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Lembar Kerja 2 .................... 156

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

29. Daftar Nilai Kelompok Siklus II ................................................................ 162

30. Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Siklus II .................................................. 163

31. Hasil Obsevasi Kegiatan Guru Siklus II .................................................... 167

32. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus

II ................................................................................................................ 173

33. Data Perbandingan Keaktifan Siswa .......................................................... 174

34. Data Perbandingan Kegiatan Guru............................................................. 175

35. Lembar Jawab Siswa .................................................................................. 176

36. Dokumentasi .............................................................................................. 180

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia menjadi agenda penting

pemerintah. Seperti dalam pembukaan UUD 1945, pentingnya dalam

meningkatkan mutu pendidikan, agar pendidikan di Indonesia semakin maju dan

berkembang. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat

akan pendidikan juga meningkat, sehingga mutu pendidikan juga harus

ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang. Melalui pendidikan

akan melahirkan karakteristik manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan

itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang

lebih sempurna.

Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah pertama, dan pendidikan menengah keatas. Pendidikan di Sekolah

Dasar sangat penting dan menentukan dalam pembelajaran anak didik, di mana

anak belajar baca, tulis, dan hitung yang sangat berpengaruh pada jenjang

pendidikan selanjutnya.

Proses pembelajaran di kelas menurut Sugiyanto (2009) sebagai bagian

integral dari kehidupan masyarakat. Pendidikan di era global harus dapat memberi

dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual,

sosial dan personal bagi setiap peserta didik. Pembelajaran di kelas ataupun di luar

kelas harus mampu menumbuhkembangkan berbagai kompetensi peserta didik.

Hal inilah yang akan mendukung terciptanya keterampilan intelektual, sosial dan

personal yang didasarkan pada logika, inspirasi, kreatifitas, moral, dan budi

pekerti secara komprehensif antara guru dan siswa (hlm. 12).

Sejarah perkembangan peradapan manusia dahulu sampai sekarang

menyatakan peranan matematika semakin dianggap penting, baik bagi

perkembangan peradapan manusia secara keseluruhan (misal bagi perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi), maupun bagi perkembangan setiap individu.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Bagi setiap individu, matematika berguna misalnya untuk perolehan keterampilan

tertentu dan untuk pengembangan cara berfikir. Mengingat pentingnya

matematika dan mengingat pula kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak

orang yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kiranya perlu

diketahui selengkap mungkin aspek yang diduga mempunyai hubungan

(relevansi) dengan pembelajaran matematika, agar aspek-aspek tersebut dapat

diperhatikan dalam proses pembelajaran siswa secara optimal, sehingga proses

belajar bisa berlangsung dengan lebih lancar dan siswa memperoleh manfaat yang

sebesar mungkin dari kegiatan belajar tersebut. Perkembangan pesat teknologi di

bidang informasi dan komunikasi dewasa ini, sangat membantu keberhasilan guru

dalam mengajar matematika kepada siswanya. Baik itu berupa teori bilangan,

bangun ruang, aljabar, pecahan dan sebagainya

Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

berfikir yang logis, kreatif, maka pelajaran matematika perlu diberikan kepada

siswa sejak dini mungkin. Berdasarkan observasi, hasil belajar pada mata

pelajaran matematika tentang bangun ruang pada tahun sebelumnya menunjukkan

hasil yang kurang baik. Siswa SDN 01 Tengklik menganggap mata pelajaran

matematika itu rumit, membuat pusing. Seperti yang dialami di SDN 01 Tengklik,

salah satu contoh, pada pelajaran matematika tentang bangun ruang yang

mengalami kesulitan untuk menyampaikan pengertian tentang bangun ruang.

Guru menyampaikan pembelajaran dengan media yang kurang sesuai.

Selain itu siswa hanya belajar dengan mendengarkan dan mencatat materi

pelajaran, guru hanya menggambar di papan tulis atau hanya menunjukkan

gambar-gambar yang terdapat dalam buku pelajaran yang digunakan siswa. Selain

itu siswa juga tidak mendapat pengalaman belajar secara langsung, karena siswa

tidak dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri. Maka dari itu siswa tidak

memahami konsep karena siswa hanya menghafal sehingga tidak ada

kebermaknaan dalam mempelajari materi, siswa juga sulit untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan. Disini guru sebagai penyampai materi

pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek individual siswa sebagai

penerima materi pembelajaran. Selain itu juga harus mampu memilih metode dan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

alat peraga dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kemampuan siswa di

dalam kelas. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai ulangan harian siswa

SDN 01 Tengklik yang masih rendah. Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yang ditetapkan yaitu 71, ada 21 anak yang nilainya dibawah KKM dan

15 anak yang nilainya sudah memenuhi KKM.

Mata pelajaran matematika sangat bermanfaat untuk memberikan bekal

siswa Sekolah Dasar dalam berfikir logis, kritis, kreatif, serta sistematis. Yang

selanjutnya siswa mampu memperoleh, mengelola, bahkan mampu memanfaatkan

untuk menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompetitif dan global ini.

Oleh karena itu perlu ditingkatkan nilai siswa SDN 01 Tengklik tentang bangun

ruang kubus dan balok yang akan menjadi dasar pada materi selanjutnya. Selain

itu juga siswa dapat belajar aktif, bekerja sama dengan siswa lain selama

pengajaran dan gurupun selalu menggunakan alat peraga dan model pembelajaran

yang disesuaikan dengan karakter siswanya.

Berangkat dari kesulitan pemahaman siswa dan rendahnya hasil belajar

matematika materi bangun ruang, maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran

baru yang lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa aktif berinteraksi dan

bekerja sama dengan siswa lain selama pengajaran matematika, sebagai salah satu

alternatif adalah penggunaan alat peraga bangun ruang.

Penggunaan alat peraga bangun ruang ini karena sesuai dengan materi

yang dipelajari dan alat peraga bangun ruang ini ada di sekolah. Selain itu benda-

benda yang berbentuk bangun ruang sesuai contoh alat peraga yang digunakan

dapat ditemukan di sekitar, siswapun dapat belajar secara riil. Sebagai salah satu

cara yang efektif untuk menunjang keberhasilan pembelajaran matematika adalah

penggunaan alat peraga secara rutin. Selain alat peraga, tentu masih ada hal yang

penting yaitu penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat sesuai

dengan perkembangan siswa Sekolah Dasar.

Dari Uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul

Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Tentang Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Tengklik Tahun 2012.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, bahwa pada intinya

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dari berbagai permasalahan yang

ada. Dengan demikian permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah penggunaan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan hasil

belajar matematika tentang bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas IV

SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012?’.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang diungkapkan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk : “Untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun

ruang kubus dan balok melalui alat peraga bangun ruang pada siswa kelas IV SD

Negeri 01 Tengklik Tahun 2012”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dengan pokok

permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.

b. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya bagi guru (pendidik).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

- Peneliti akan mendapat pengalaman secara langsung.

b. Bagi Siswa

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

- Siswa menjadi senang dan tidak takut terhadap mata

pelajaran Matematika.

- Siswa tidak bosan, karena guru menggunakan alat peraga

dan didukung dengan model pembelajaran yang membuat

siswa aktif.

- Siswa mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok

serta dapat menggambarnya.

c. Guru

- Dapat mengembangkan kemampuan dalam merencanakan

dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan

perkembangan siswa SD.

- Meningkatkan kreativitas dan membiasakan guru

menggunakan alat peraga secara rutin.

d. Sekolah

- Penggunaan alat peraga bangun ruang dapat menjadi

pertimbangan dalam mengefektifkan pembinaan,

pembiayaan serta mendorong guru-guru untuk aktif, kreatif

dalam menyusun, merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Ruang

a. Hakikat Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar

merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Belajar merupakan hal

yang kompleks. Sudjana (2009) belajar bukan menghafal dan bukan pula

mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,

pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan

dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain

aspek yang ada pada individu (hlm. 28).

Mengenai pengertian belajar Lapono (2008) mengutarakan belajar

itu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi

dengan lingkungannya. Perubahan yang tadi diri individu banyak ragamnya,

baik sifat maupun jenisnya (hlm. 12).

Pengertian belajar yang lain, Hamalik (2009) berpendapat: “Belajar

adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

(learning is defined as the modification or strengthening of behavior

through experiencing)”. Berdasarkan pengertian diatas, belajar adalah

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan (hlm. 36).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pendapat dari Dimyati dan Mudjiono (1999) belajar merupakan

suatu proses yang melibatkan mausia secara perorangan sebagai kesatuan

organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan

sikap (hlm. 156). Sedangkan Soemanto (1998) mempunyai pendapat bahwa

belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar (hlm. 104).

Beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang baik secara kognitif,

afektif, dan psikomotorik yang berupa pengetahuan, pemahaman, sikap,

tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan, daya reaksi, dan daya

penerimaan.

2) Ciri belajar

Belajar merupakan tindakan yang kompleks, yang memiliki

beberapa ciri-ciri.

Mengenai cirri belajar Hamalik (2009) berpendapat bahwa belajar

sesungguhnya memiliki ciri-ciri tertentu:

(a) Belajar berbeda dengan kematangan

Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah

laku. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar

tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa

perkembangan itu adalah berkat kematangan (maturation) dan

bukan karena belajar.

(b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental

Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakukan

suatu perbuatan berulangkali yang mengakibatkan badan menjadi

letih/lelah.

(c) Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap

Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar

berlangsung dalam bentuk latihan (practice) dan pengalaman

(experience). Tingkah laku yang dihasilkan bersifat menetap dan

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu

berupa perilaku (perfomance) yang nyata dan dapat diamati.

(hlm. 48).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tim Dosen Pengembang MKDK-IKIP Semarang yang dikutip

Lapono (2008), karakteristik perubahan tingkah laku adalah sebagai berikut:

a) Perubahan tingkah laku secara sadar atau sekurang-kurangnya merasa

terjadi perubahan dalam dirinya.

Contoh seseorang merasa pengetahuannya bertambah, kemahirannya

bertambah.

b) Perubahan dalam belajar kontinu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus

dan tidak statis.

c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Dalam perubahan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

Perubahan yang terjadi bersifat menetap atau permanen untuk beberapa

saat saja.

e) Perubahan dalam belajar bertujuan.

Perubahan tingkah laku ini karena ada tujuan yang ingin dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingakah laku yang benar-

benar-benar disadari.

f) Perubahan mencangkup aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan aspek tingkah laku, baik afektif,

kognitif dan psikomotorik (hlm. 12).

Ciri-ciri (karakteristik) dari belajar yang dikemukakan Winataputra

(2009) yaitu:

a) Perubahan intensional

Pengalaman atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan disadari

dilakukan dan bukan secara kebetulan.

b) Perubahan itu positif

Perubahan ini sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan

kriteria keberhasilan dari segi siswa maupun guru.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c) Perubahan itu efektif

Perubahan yang membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa itu

relatif tetap dan setiap saat diperlukan dalam pemecahan masalah (hlm.

158).

Berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa ciri penting dari belajar adalah terjadinya proses

perubahan pada diri seseorang, perubahan yang dimaksud meliputi aspek-

aspek kematangan, pengetahuan, psikomotorik, nilai dan sikap.

3) Teori belajar

Mengenai teori belajar berdasarkan pendapat dari Abimanyu

(2008) konsep belajar menurut aliran psikologi yaitu:

a) Psikologi tingkah laku, yaitu:

Pertama ada teori belajar koneksionisme yang mengartikan bahwa belajar

merupakan suatu upaya dalam membentuk hubungan antara stimulus dan

respon sebanyak-banyaknya. Yang ke dua teori belajar klassikal

conditioning yang mengartikan belajar atau pembentukan perilaku

diperlukan kondisi tertentu dan dilakukan berulang-ulang. Selanjutnya teori

belajar operant conditioning yaitu penggunaan konsekwensi yang

menyenangkan atau ganjaran dan yang tidak menyenangkan atau hukuman

untuk mengubah tingkah laku. Dan juga teori belajar social pada umumnya

menerima sebagian besar prinsip-prinsip toeri belajar tingkah laku, yang

menekankan pengaruh pikiran pada tindakan dan pengaruh tindakan pada

pikiran.

b) Psikologi kognitif, yaitu:

Pertama, Schema yang berarti dasar ingatan hasil dari pengalaman yang lalu

yang diorganisir secara individual. Selanjutnya ada pendekatan utama

belajar yang meliputi belajar reseptif, penemuan, hafalan dan penuh arti.

Yang ke tiga ada konstruktivism merupakan pendekatan terhadap belajar

dengan secara aktif orang membangun atau membuat pengetahuan sendiri

dan realitas ditentukan pengalamannya sendiri (hlm. 1.2-1.23).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pendapat Ibrahim dan Syaodih (1991) konsep belajar menurut

beberapa aliran psikologi yang meliputi:

a) Teori psikologi klasik

Belajar sebagai suatu proses pengembangan dan latihan jiwa (mind).

Pengembangan jiwa pada siswa dapat dilakukan dengan pemberian

pendidikan mental dan spiritual.

b) Teori psikologi daya

Belajar merupkan upaya melatih daya-daya agar dapat berfungsi dengan

baik. Untuk meningkatkan daya kreativitas siswa, guru sebagai

fasilatator dapat memberikan pelatihan yang dapat menggali daya

kreativitas siswa.

c) Teori psikologi behavioristik

Belajar membentuk hubungan stimulus-respons dengan latihan-latihan.

Belajar dapat berwujud dengan baik apabila siswa dapat menerapkan

pengalaman yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang didapat di

sekolah.

d) Teori psikologi kognitif

Belajar sebagai atau merupakan proses-proses pusat otak atau struktur

kognitif (fakta) dalam bentuk pemahaman dan pemecahan masalah.

Faktor utama pendukung dalam belajar adalah kecerdasan siswa.

e) Teori psikologi gestalt

Belajar adalah akibat interaksi antara individu dengan lingkungan

berdasarkan keseluruhan dan pemahaman. Kegiatan belajar terjadi

apabila siswa dapat memanfaatkan dan bekerjasama dengam

lingkungam di sekitar siswa (hlm. 8-16).

Teori belajar selanjutnya dikemukakan oleh Winataputra (2008)

yaitu ada teori belajar behavioristik dan teori belajar kognitif. Menurut teori

belajar behavioristik bahwa belajar merupakan perubahan perilaku manusia

yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan teori belajar kognitif

setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahaman

atas dirinya sendiri (hlm. 2.1-3.1).

Berbagai pendapat teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

teori belajar dibagi menjadi beberapa bagian yaitu teori belajar

behavioristik, teori psikologi gestalt, psikologi daya, psikologi klasik, dan

teori belajar kognitif.

b. Pengertian Hasil Belajar

Arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan

tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima

pengalaman belajar. Dan untuk penilaian disini adalah tindakan yang

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu

tercapai untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Mengenai hasil belajar Sudjana (2011) berpendapat hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya (hlm. 22). Sementara itu menurut Suprijono (2011)

yang membatasi pengertian hasil belajar merupakan perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja,

hasilnya dilihat tidak terpisah (hlm. 7). Pengertian yang lain, Dimyati dan

Mudjiono (1999) juga mengemukakan hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses hasil belajar.

Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian

tujuan pengajaran (hlm. 3).

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil“ dan “belajar”. Pengertian hasil (product) yaitu

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan

mengubah bahan menjadi barang jadi.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Syamsuddin (2009) mengemukakan tentang evaluasi keberhasilan

belajar-mengajar guru. Dijelaskan bahwa salah satu tugas pokok dari setiap

guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan

kegiatan belajar-mengajar (hlm. 166). Untuk mengetahui sejauh mana taraf

keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat atu bias dikatakan

valid dan dapat dipercaya atau reliable, untuk melaksanakanya kita

memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai

tentang indikator-indikator tentang perubahan perilaku dan pribadi siswa.

Karena itu kita biasanya berusaha mengambil cuplikan sample of behavioral

changes saja yang diharapkan mencerminkan dari keseluruhan perubahan

perilaku itu. Dengan demikian, jelaslah sejauh mana kecermatan evaluasi

(pertimbangan dan pengambilan keputusan serta diagnosis) kita atas taraf

keberhasilan proses belajar-mengajar itu akan banyak bergantung pada

tingkat ketepatan, kepercayaan, keobjektifan, dan kerepresentatifan

informasi yang didukung oleh data yang diperoleh.

Mengenai hasil belajar yang dikemukakan Winataputra (2004)

hasil belajar tersebut berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Dapat

dikatakan juga bahwa seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah

perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau

penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah

perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan),

dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai

hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah (kawasan), yaitu:

pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan

penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). Didalam pembelajaran perubahan

perilaku sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan di dalam rumusan tujuan

pembelajaran (hlm. 2.6).

Evaluasi hasil belajar biasanya dapat dilakukan dengan tertulis dan

lisan. Tetapi dalam pelaksanaannya juga harus mempertimbangkan situasi

dan kondisi untuk memilih cara pelaksanaan yang tepat, apakah dilakukan

dengan dengan tertulis atau dilakukan dengan lisan. Biasanya lebih banyak

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang menggunakan tertulis karena waktu yang diperlukan lebih sedikit dan

kesempatan memperoleh pertanyaan yang sama untuk semua peserta.

Berbagai pendapat hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah menjalani

proses pembelajaran yang dipengaruhi kondisi dan situasi tertentu, yaitu

pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang pendidikan.

c. Hakikat Matematika

Salah satu unsur pokok dalam pembelajaran di Sekolah Dasar

adalah pembembelajaran matematika. Dengan matematika inilah yang akan

membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir

matematis. Setyono (2007) berpendapat matematika adalah salah satu ilmu

yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal di sekitar kita

yang selalu berhubungan dengan matematika. Selain itu, matematika adalah

sesuatu yang dapat membuat muka pucat, sakit perut, atau badan gemetar

dan berkeringat dingin. Matematika dianggap sebagai sesuatu yang

menakutkan (hlm. 1).

Dikemukakan Ruseffendi yang dikutip oleh Heruman (2008)

matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil. (hlm:1)

Beberapa definisi atau pengertian tentang matematika yang

dikemukakan Soedjadi (2000) adalah:

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan aksak dan

terorganisir secara sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan

kalkulasi.

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta

kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur

yang logik.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang

ketat (hlm. 11)

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan

aritmetika atau berhitung. Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih

luas daripada aritmetika. Aritmetika hanya merupakan bagian dari

matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para

siswa. Baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang

berkesulitan belajar.

Winataputra (2004) juga mempunyai pendapat bahwa mata

pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol serta ketajaman

penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (hlm. 1.25).

Pendapat lainya tentang matematika, Karso (2004) mengemukakan bahwa

matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup dalam

lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan untuk

mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian (hlm. 1.5)

Demikian pula pendapat Cockroft yang dikutip Abdurrahman

(2003), mengemukakan Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :

(a) selalu digunakan dalam segala kehidupan; (b) semua bidang studi

memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (c) merupakan sarana

komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (d) dapat digunakan untuk

menyajikan informasi dalam berbagai cara; (e) meningkatkan kemampuan

berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (f) memberikan

kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang (hlm. 253).

Beberapa pengertian matematika di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu deduktif dan universal yang mengkaji benda

abstrak yang berkenaan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan

yang logis dengan menggunakan simbol dan penalaran deduktif yang dapat

berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Shafer, K. G. (2008) dalam International Journal Learning to teach

with technology through an apprenticeship model berpendapat

Advances in mathematics education technology have supported the

shift from teacher-centered instruction to student-centered

instruction, in which the teacher serves as a facilitator for

learning. Kemajuan teknologi pendidikan matematika telah

mendukung pergeseran dari guru-instruksi terpusat untuk instruksi

yang berpusat pada siswa, di mana guru berfungsi sebagai

fasilitator untuk belajar.

Dilihat dari pembelajaran matematika, guru harus memperhatikan

adanya perbedaan individu, karakteristik siswa dan mendukung mereka

untuk belajar dengan baik. Karena setiap peserta didik mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi yang disampaikan guru.

Matematika yang diajarkan di jenjang persekolahan yaitu Sekolah Dasar,

Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Menengah Umum disebut

matematika sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah

adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih

berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan

perkembangan IPTEK. Disini guru menjadi fasilitator dalam mengajarkan

matematika dan siswa yang mengembangkannya. Hal tersebut menunjukkan

bahwa matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika

sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan

Soedjadi (2000) mengemukakan perbedaan tersebut antara lain dalam hal

(1) penyajian, disesuaikan dengan perkembangan intelektual dan iptek, (2)

pola pikirnya, disesuaikan dengan topik yang akan disampaikan, (3)

keterbatasan semestanya, adanya penyederhanaan konsep (4) tingkat

keabstrakannya, objek matematika adalah abstrak maka guru harus

menyesuaikan perkembangan penalaran siswa agar objek abstrak terlihat

lebih konkret (hlm. 37).

d. Bangun Ruang Kubus dan Balok

Berkaitan dengan matematika di dalamnya terdapat banyak sistem.

Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem

yang dipandang terlepas satu sama lain. Semua benda padat dapat dilihat,

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

jika anda memandang benda padat maka yang terlihat hanya permukaan

saja. Anda pasti mengenal kardus yang mempunyai enam sisi dan sisi-

sisinya itu sepasang-sepasang bertemu pada ruas garis. Ini adalah suatu

contoh bangun ruang.

Berkaitan dengan pengertian bangun ruang Ageung (2008)

mengemukakan bangun ruang itu merupakan bangun geometri yang

memiliki volume atau isi. Pembedanya dengan bangun datar adalah bangun

ruang memiliki isi, sedangkan bangun datar tidak memiliki isi (hlm. 41).

Sedangkan Karim (2005) benda padat dapat dilihat dan dipegang, jika

memandangnya akan terlihat permukaannya misalnya batu bata. Seluruh

permukaan batu bata itu adalah contoh dari bangun ruang (hlm. 2.6). Dan

pengertian yang lain, Soenarjo (2007) mengatakan bahwa bangun ruang itu

disebut juga bangun 3 dimensi yang memiliki sifat berbeda-beda (hlm. 226).

Diperoleh beberapa pendapat di atas tentang bangun ruang yang

dapat disambil kesimpulan bahwa bangun ruang adalah bangun yang

memiliki isi dan memiliki sifat yang berbeda-beda.

Bangun ruang memiliki istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari kita

perhatikan bangun ruang berikut ini.

Gambar 2.1. Bangun ruang kubus dan balok.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Istilah sisi, rusuk, dan titik sudut dikemukakan Burhan Mustaqim

dan Astuty (2008), sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi

bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi

bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada

bangun ruang (hlm. 207). Mengenai pendapat diatas Ageung (2008) juga

mengungkapkan pendapatnya bahwa sisi merupakan bidang datarnya, rusuk

merupakan garis-garis yang menyusun suatu bangun ruang, sedangkan titik

sudut adalah bagian pojok-pojoknya (hlm. 41). Dan Soenarjo (2007) juga

mengemukakan bahwa sisi merupakan bidang yang dibatasi oleh rusuk,

sedangkan rusuk itu pertemuan dari sisi-sisinya dan titik sudut adalah

pertemuan dari rusuk (hlm. 235).

Kesimpulannya bahwa sisi adalah bidang datar yang membatasi

bangun ruang tersebut, rusuknya merupakan garis dari pertemuan sisi

bangun ruang, dan titik sudutnya adalah titik pertemuan rusuk di bagian

pojok bangun ruang.

Mari kita selidiki sifat-sifat bangun ruang sederhana tersebut

berkaitan dengan sisi,rusuk, dan titik sudutnya.

1) Kubus

Kubus memiliki enam sisi, seperti dadu. Setiap sisinya berbentuk

persegi. Kubus memiliki dua belas rusuk yang sama panjang. Selain itu

kubus memiliki delapan titik sudut. Heruman (2008) membatasi pengertian

tentang kubus bahwa bangun ruang kubus merupakan bagian dari prisma.

Kubus memiliki ciri khas, yaitu memiliki sisi yang sama. Pengajaran topik

kubus ini kepada siswa bukanlah hal yang sulit, tetapi lagi-lagi

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

permasalahannya bersumber dari pemberian drill secara langsung, mengenai

bentuk dan ciri-ciri kubus (hlm. 110). Pendapat yang lain dikemukakan oleh

Karim (2005) bahwa suatu prisma siku-siku yang semua sisinya dibatasi

oleh bujur sangkar disebut kubus (hlm. 2.8). Dan pengertian lain mengenai

kubus dari Tri (2009) kubus merupakan bangun ruang yang dibentuk oleh

enam persegi yang mempunyai ukuran sama dan merupakan sisi-sisi dari

kubus tersebut (hlm. 37).

Sifat-Sifat Kubus

Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari kita

perhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus

ABCD.EFGH.

a) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• sisi ABCD • sisi EFGH

• sisi ABFE • sisi DCGH

• sisi ADHE • sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.

Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang

berukuran sama.

b) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE

• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF

• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG

• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.

c) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

• Titik sudut A • Titik sudut E

• Titik sudut B • Titik sudut F

• Titik sudut C • Titik sudut G

• Titik sudut D • Titik sudut H

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus.

Berbagai pengertian yang diuraian di atas, dapat kita tuliskan

pengertian bangun ruang kubus sebagai berikut ini, kubus adalah sebuah

benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama,

dengan dua belas rusuk yang sama panjang dan delapan titik sudut.

2) Balok

Gambar di atas salah satu kotak lagi yang beda dengan kubus,

namanya balok. Coba lihat, balok ini mirip dengan kubus. Bedanya, rusuk-

rusuk pada balok tidak semuanya sama panjang. Di dalam balok, ada yang

namanya rusuk panjang dan rusuk lebar. Jadi, mirip dengan persegi panjang,

memiliki panjang dan lebar juga. Bedanya, ada rusuk panjang dan rusuk

lebar, balok juga memiliki rusuk tinggi. Balok juga memiliki 12 rusuk dan 8

titik sudut serta 6 sisi. Heruman (2008) mengemukakan bagi siswa Sekolah

Dasar, pengenalan bangun ruang balok sama halnya dengan pengenalan

bangun kubus, yaitu melalui identifikasi bentuk bangun serta analisis ciri-

cirinya. Meskipun demikian, tetap diperlukan konsep pembelajaran yang

benar, serta dengan menggunakan media peraga yang dapat digunakan

sendiri oleh siswa (hlm. 110). Pengertian yang lain diutarakan Ageung

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(2008) balok merupakan bangun ruang yang dinding-dindingnya adalah

gabungan dari empat persegi panjang dan dua persegi itu jika sisi kanan dan

kiri bentuknya persegi, jika sisi kanan dan kiri berbentuk persegi panjang

juga balok tersebut tersusun dari enam persegi panjang (hlm. 55) Sedangka

pendapat Tri (2009) balok merupakan suatu bangun ruang yang dibentuk

oleh tiga pasang persegi panjang (hlm. 36).

Sifat-Sifat Balok

Mengenai balok untuk mengetahui sifat-sifatya bangun ruang

balok, mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada balok

ABCD.EFGH.

a) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

• sisi ABCD • sisi EFGH

• sisi ABFE • sisi DCGH

• sisi ADHE • sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok.

Sisi ABCD = sisi EFGH

Sisi BCFG = sisi ADHE

Sisi ABFE = sisi EFGH

b) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE

• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF

• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG

• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG = rusuk DC

Rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH = rusuk AD

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

c) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

• Titik sudut A • Titik sudut E

• Titik sudut B • Titik sudut F

• Titik sudut C • Titik sudut G

• Titik sudut D • Titik sudut H

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang balok.

Berbagai pengertian yang diuraian di atas, dapat kita tuliskan

pengertian bangun ruang balok sebagai berikut, balok adalah sebuah benda

ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana

setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan berukuran

sama yang merupakan sisinya, memiliki dua belas rusuk dan delapan titik

sudut.

Jaring-Jaring Kubus dan Balok

Sifat-sifat bangun ruang mempermudah dalam menggambar

bangun ruang, setelah tahu caranya menggambarnya dapat mengetahui

jaring-jaringnya. Karim (2005) jaring-jaring bangun ruang adalah rangkaian

bidang datar dan apabila digabungkan akan membentuk bangun ruang (hlm.

2.18). Sedangkan pendapat Mustaqim dan Astuty (2008), bangun ruang

kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang.

Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-

jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa

persegi panjang yang membentuk balok (hlm. 214). Dari Sinaga (2006)

mengemukakan bahwa bangun ruang yang diiris pada beberapa rusuknya

kemudian dibuka dan diratakan sehingga menjadi rangkaian bangun datar

ini yang dinamakan jarring-jaringnya (hlm. 195). Dari beberapa pengertian

tersebut disimpulkan bahwa jarring-jaring yang dimaksud adalah gabungan

dari beberapa bangun datar yang dirangkai sehingga membentuk bangun

ruang.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berikut contoh dari jaring-jaring kubus dan balok:

Gambar 2.2. Jaring-jaring kubus dan balok

2. Alat Peraga Matematika Bangun Ruang

a. Pengertian Alat Peraga

Anak usia Sekolah Dasar masih terikat dengan objek konkret yang

dapat ditangkap oleh panca inderanya. Disini siswa memerlukan alat bantu

berupa media atau alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan

disampaikan guru sehingga lebih cepat untuk memahami dan mengerti.

Selain itu juga siswa juga dapat melihat objek secara nyata dan akan merasa

senang dan tidak bosan jika penggunaan media atau alat peraga itu rutin dan

ada yang melibatkan mereka juga.

Pengertian alat peraga pada masa lalu, banyak orang menggunakan

istilah alat peraga. Peraga, berasal dari kata raga yang berarti jasad atau

bentuk. Bila diingat sejenak masa nenek moyang manusia ini masih sangat

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

primitif, cara mengajarkan sesuatu kepada anak-anaknya dilakukan melalui

pengalaman langsung (Anitah, 2009).

Istilah alat peraga ini demikian melekat pada banyak pendidik

sampai kurun waktu yang cukup lama. Bahkan sampai saat ini masih

banyak orang menggunakan istilah alat peraga secara silih berganti dengan

istilah lain seperti alat bantu, media, alat pelajaran, dan lain-lain. Dengan

alat peraga dimaksudkan untuk memperjelas pelajaran yang disajikan.

Istilah ini dikemukakan bukan berarti penggunaan kata “alat peraga” itu

dianggap salah atau konvensional. Alat peraga dalam pembelajaran pada

hakekatnya merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan objek

yang riil sehingga memperjelas pengertian pebelajar. Sudjana (2009)

memberikan batasan pengertiannya bahwa alat peraga itu memegang

peranan penting sebagai alat bantu dalam menciptakan keefektifan belajar-

mengajar (hlm. 99).

Ahmed, Jeavons and Oldknow (2004), dalam internasional journal

How Can Teaching Aids Improve the Quality of Mathematics

Education, berpendapat The interplay among and connections

between objects (structured or unstructured), images, language and

symbols that lead to mathematical reasoning and the stating of

mathematical propositions of very wide generality is well worth

closer study. I believe that the subtle distinction between the way

mathematical ideas are constructed from objects and the particular

characteristics of the objects is often not clear in many teachers'

minds. In the plenary, with the help of colleagues, using practical

examples and situations. Interaksi antara dan hubungan antara

objek (terstruktur atau tidak terstruktur), gambar, bahasa dan

simbol yang mengarah pada penalaran matematika dan menyatakan

posisi matematika umum yang sangat luas dipelajari. Saya percaya

bahwa perbedaan halus antara cara ide-ide matematika yang

dibangun dari objek dan karakteristik tertentu dari objek sering

tidak jelas dalam pikiran banyak guru’. Dalam perencanaan,

dengan bantuan dari kolega, menggunakan contoh-contoh yang

praktis dan sesuai situasi.

Matematika yang biasanya dibangun dari objek yang tidak jelas itu

memerlukan suatu objek yang jelas dan nyata, tidak hanya berupa gambar

atau simbol saja agar dapat dengan mudah diterima siswa. Maka perlu

adanya objek secara nyata, atau alat bantu dalam menjelaskannya. Inilah

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

perlu adanya alat peraga untuk memperjelas objek yang akan dipelajari

menjadi riil.

Berbagai Pengertian yang lain dikemukakan Nasution (2004), ada

berbagai pendapat tentang alat peraga:

1) Gagne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia

mendefinisikan alat peraga sebagai; “komponen sumber belajar di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.

2) Briggs berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk

mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses

belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai “wahana

fisik yang mengandung materi pembelajaran”.

3) Wilbur Schramm nampaknya melihat alat peraga dalam pendidikan

sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan. Oleh sebab itu dia

mendefinisikan alat peraga, sebagai berikut “ Alat peraga adalah

teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran”.

4) Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga secara makro dalam

keseluruhan sistem pendidikan sehingga definisinya berbunyi

“Segalanya sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar”

(hlm. 7.3).

Berbagai pendapat tentang alat peraga di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa alat peraga adalah suatu teknologi alat bantu yang

digunakan dalam proses pembelajaran, untuk menyampaikan materi

pembelajaran yang menunjukkan sesuatu objek secara nyata atau riil pada

peserdik agar lebih jelas.

b. Fungsi Alat Peraga

Alat peraga merupakan salah satu unsur yang berfungsi untuk

mengantarkan bahan pelajaran agar mudah dipahami siswa dan

menunjukkan objek secara nyata. Menurut Sudjana (2009), ada enam fungsi

pokok dari alat peraga dalam proses belajar-mengajar. Keenam fungsi

tersebut adalah :

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Penggunaan alat peraga dalam belajar-mengajar sebagai alat bantu

untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.

2) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar. Alat peraga merupakan salah satu unsur

yang harus dikembangkan guru.

3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan

dan isi pelajaran. Penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan

dan bahan pelajaran.

4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat

hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses

belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian yang diberikan guru.

6) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran untuk mempertinggi mutu

belajar-mengajar. Hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat

siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi (hlm. 99).

Disamping enam fungsi di atas penggunaan alat peraga dalam

proses belajar-mengajar mempunyai nilai-nilai seperti dikemukakan

Sudjana (2009) di bawah ini :

1) Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk

berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

2) Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk

belajar.

3) Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar

sehingga hasil belajar bertambah mantap.

4) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

6) Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya

kemampuan berbahasa.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

7) Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain

serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar

yang lebih sempurna (hlm. 100).

Fungsi alat peraga yang dikemukakan oleh Iswadji (1996) meliputi:

Sebagai alat bantu dalam memperjelas konsep, meningkatkan efisiensi

waktu dalam proses belajar-mengajar. Selanjutnya meningkatkan motivasi

belajar-mengajar, dan menunjang cara belajar siswa yang aktif (hlm. 1).

Sedangkan menurut Nasution (2004) untuk memperjelas pesan

pembelajaran, memberikan tekanan dibagian-bagian yang penting,

memberikan variasi dalam proses belajar-mengajar, dan memotivasi belajar

peserdik (hlm. 7.4).

Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi alat

peraga adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar yang dapat

mewujudkan situasi belajar yang efektif dan memotivasi peserdik agar lebih

mudah menerima penjelasan materi yang disampaikan secara bervariasi

tersebut.

c. Jenis Alat Peraga

Alat peraga dalam proses belajar-mengajar kita bedakan menjadi

alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi, menurut

Sudjana (2009).

1) Alat peraga dua dan tiga dimensi

Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran

panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping

mempunyai panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi.

Alat peraga dua dan tiga dimensi ini antara lain ialah :

a) Bagan ialah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan

gambar. Bagan bertujuan untuk memperlihatkan hubungan perkembangan,

perbandingan, dan lain-lain. Jenis bagan antara lain bagan keadaan, lukisan,

perbandingan, petunjuk, waktu, dan lain-lain.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris,

bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara

statistik. Dibedakan, ada grafik garis, batang, lingkaran, dan grafik

bergambar.

c) Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai

pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi

gambar-gambar. Poster yang baik gambarnya sederhana, kata-katanya

singkat dan menarik perhatian.

d) Gambar mati adalah sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari

majalah, buku, koran, atau sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat

bantu pengajaran.

e) Peta datar banyak digunakan sebagai peraga dalam pelajaran ilmu

bumi dan kependudukan. Peta datar ialah gambaran suatu permukaan bumi

yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil dilakukan dalam garis,

titik dan lambang.

f) Peta timbul pada dasarnya peta dasar yang dibentuk dengan tiga

dimensi. Dibuat dari tanah liat atau bubur kertas. Penggunaannya sama

dengan peta datar.

g) Globe merupakan model penampang bumi yang dilukiskan dalam

bentuk benda bulat. Globe adalah alat peraga yang tepat untuk menunjukkan

negara-negara di dunia.

h) Papan tulis ada papan pengumuman, papan tempel. Alat ini

merupakan alat klasik yang tak pernah dilupakan orang dalam proses

belajar-mengajar.

2) Alat-alat peraga yang diproyeksi

Alat peraga yang diproyeksi, adalah alat peraga yang menggunakan

proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang diproyeksi

antara lain :

Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi

belajar-mengajar yang mengkombinasikan dua macam indria saat yang

sama. Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kecepatan tertentu sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak

normal. Menggunakan film dalam pendidikan dan pengajaran di kelas

terutama untuk :

(1) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

(2) Menambah daya ingat pada pelajaran.

(3) Mengembangkan daya fantasi anak didik.

(4) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

(5) Mengatasi pembatasan dalam jarak waktu.

(6) Memperjelas hal-hal yang abstrak.

(7) Memberikan gambaran pengalaman yang lebih realistik.

Slide dan filmstrip adalah gambar yang diproyeksikan yang dapat

dilihat dengan mudah oleh siswa di dalam kelas. Slide adalah sebuah

gambar transparan (tembus sinar) yang diproyeksikan oleh cahaya melalui

proyektor. Filmstrip atau film slide adalah gambar seri yang diproyeksikan

oleh cahaya melalui proyektor. Gambar ini sering disebut frame atau

bingkai. Penggunaan slide dan filmstrip dalam pendidikan mempunyai nilai

atau manfaat karena :

(1) Penyajiannya berupa satu unit dalam suatu kesatuan yang bulat.

(2) Menimbulkan dan mempertinggi minat siswa.

(3) Dapat digunakan dalam ruangan kecil dan setengah gelap.

(4) Praktis dan mudah dibuat.

(5) Dapat dibuat dan digunakan untuk semua mata pelajaran atau

bidang studi.

(6) Bila kurang jelas dapat diulang dengan mudah dan cepat (hlm. 100)

Jenis alat peraga yang dikemukakan Sudjana yang berupa grafik,

poster, chart, papan tulis menurut Setiawan (2009) itu merupakan alat yang

tidak diproyeksikan (hlm. 2.1). Sedangkan Nasution (2004) mengemukakan

secara umum alat peraga terdiri dari: bahan cetakan seperti: koran, majalah.

Alat-alat audio dan visual seperti: radio kaset, TV. Selanjutnya sumber-

sumber masyarakat seperti: monument, candi. Kemudian koleksi benda-

benda seperti: mata uang kuno, awetan tumbuhan dan binatang. Berdasarkan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bentuk penyajiannya yaitu alat peraga tidak diproyeksikan seperti: gambar,

foto, peta timbul, awetan tumbuhan dan hewan. Dan alat peraga

diproyeksikan seperti: film strip. Sedangkan berdasarkan sumbernya alat

peraga dibagi menjadi alat peraga alamiah seperti hewan, tumbuhan.

Selanjutnya alat peraga buatan seperti model alat pernafasan, model jantung,

model kubus dan balok dan lainnya (hlm. 7.4).

Pendapat yang telah dikemukakan diatas diambil kesimpulannya

jenis alat peraga yang bermacam-macam dapat membantu proses belajar

meliputi alat peraga dua dan tiga dimensi, juga alat peraga yang

diproyeksikan dan alat peraga alami dan buatan.

d. Alat Peraga Bangun Ruang Kubus dan Balok

Seperti yang dijelaskan di atas bangun ruang adalah bangun

geometri yang memiliki volume atau isi, Ageung (2008). Berbagai jenis alat

peraga, menurut Sudjana (2009) sudah dijelaskan di atas alat peraga dua

dimensi yang artinya alat tersebut mempunyai ukuran panjang dan lebar,

misalnya berupa gambar. Sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping

mempunyai panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi (hlm. 100).

Misalnya kardus. Alat peraga yang digunakan dalam pengajaran bangun

ruang ini seperti yang dijelaskan yaitu alat peraga tiga dimensi.

Contoh alat peraga bangun ruang tersebut:

Gambar 2.3. Alat peraga bangun ruang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Alat peraga bangun ruang yang digunakan juga dapat ditemukan di

lingkungan sekitar, sebagai contoh adalah kotak kue, batu bata, kotak kapur

dadu, almari, kardus sabun, kardus pasta gigi dan sebagainya, Sa’dijah

(2001) Semua itu dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sehingga siswa

lebih mudah memahaminya, selain itu juga mudah ditemukan di lingkungan

sekitar (hlm. 61).

Contoh alat peraga yang ada di sekitar:

Gambar 2.4. Alat peraga kubus dan balok yang ada di sekitar.

B. Penelitian Yang Relevan

Endar Ari Handayani (2010), dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Menjumlah Bilangan Bulat Menggunakan Alat

Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas IV SDN Tanjungsari Banyudono

Boyolali Tahun ajaran 2009/2010”. Pada siklus I keberhasilannya 69,2%

dan pada siklus II mencapai 80,8%. Menyimpulkan bahwa melalui alat

peraga garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan menjumlah bilangan

bulat pada siswa kelas IV SDN Tanjungsari Banyudono Boyolali Tahun

ajaran 2009/2010.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Istanti (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Bangun Ruang Dalam Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN 03

Sidanegara Kedungreja Cilacap Tahun pelajaran 2009/2010”. Pada siklus I

keberhasilannya 68% dan pada siklus II mencapai 88%. Menyimpulkan

bahwa melalui model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

pemahaman konsep bangun ruang dalam pelajaran matematika siswa kelas

IV SDN 03 Sidanegara Kedungreja Cilacap Tahun pelajaran 2009/2010.

Harinda Dina Natamia (2010), dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual

Pada Siswa Kelas III SDN 1 Simo Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran

2009/2010”. Hasil penelitian ini Pada siklus I keberhasilannya 97,2% dan

pada siklus II mencapai 100%, menyimpulkan bahwa melalui pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas

III SDN 1 Simo Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tinggi. Di dalam

pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran

matematika, banyak siswa yang hasil belajarnya rendah dalam

pembelajarannya. Hal tersebut akibat dari mata pelajaran matematika

banyak tidak disukai siswa dan pembelajaran yang bersifat konvensional.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari berbagai hal, diantaranya

pembelajaran yang monoton karena guru di dalam menyampaikan materi

dengan metode ceramah, siswa pasif, kurang memperhatikan penjelasan dari

guru hanya diam, mendengarkan, dan mencatat tugas dari guru. Hal ini

menjadikan konsentrasi dan pemahaman siswa kurang pada pembelajaran

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

matematika dan nilai matematika siswa banyak yang dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Penggunaan alat peraga bangun ruang dimungkinkan dapat

meningkatkankan hasil belajar matematika. Alat peraga bangun ruang

adalah alat yang dipakai untuk membantu menanamkan konsep tentang

bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dengan

alat peraga ini siswa diharapkan dapat memahami konsep dari bangun ruang

kubus dan balok serta dapat memberi contoh benda-benda yang menyerupai

bangun ruang tersebut. Selain itu berdasarkan sifat bangun ruang tersebut

siswa dapat membuat jaring-jaringnya.

Pada kondisi akhir pembelajaran, siswa lebih aktif, dapat

bekerjasama dan pembelajaran lebih bermakna. Dengan alat peraga bangun

ruang siswa lebih paham terhadap materi, hal ini dapat meningkatkan hasil

belajar matematika tentang kubus dan balok.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran dapat

digambarkan secara sistematis ke dalam gambar 2.5 berikut:

Gambar 2.5. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan alat peraga

bangun ruang dapat meningkatan hasil belajar matematika tentang bangun

ruang kubus dan balok pada siswa kelas IV SD N 01 Tengklik Tahun ajaran

2011/2012”.

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Pembelajaran

yang bersifat

konvensional

Hasil belajar matematika

tentang bangun ruang kubus

dan balok siswa rendah,

yaitu 41,67%.

Pembelajaran

menggunakan

alat peraga

bangun ruang

SIKLUS I

- Perencanaan

- Tindakan

- Pengamatan

- Refleksi

SIKLUS II

- Perencanaan

- Tindakan

- Pengamatan

- Refleksi

Diduga dengan menggunakan alat peraga bangun

ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika

tentang bangun ruang kubus dan balok.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sekolah 01

Tengklik, Guyon desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten

Karanganyar. SD Negeri 01 Tengklik ini walaupun tempatnya jauh dari

kecamatan dan kabupatennya sudah berdiri dari tahun 1973 dan merupakan salah

satu sekolah negeri yang berada di lingkup wilayah Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012,

selama 6 bulan dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012. Sebelum

diadakan penelitian perlu ada persiapan. Jadwal penelitian terlampir.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Mengenai subjek penelitian Suwandi (2009) mengatakan bahwa subjek

penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran

(hlm. 55). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 01 Tengklik Tahun

Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan

jumlah siswa 36, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Sedangkan mengenai objek penelitian Arikunto (2006) mengemukakan

objek penelitian adalah sasaran yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (hlm.

118). Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu hasil belajar siswa

kelas IV SD N 01 Tengklik. Proses pembelajarannya yaitu guru menjelaskan

tujuan pembelajaran, menjelaskan tentang bangun ruang kubus dan balok,

memberi soal latihan. Jadi nilai siswa yang diperoleh dari mengerjakan soal

latihan menjadi objek penelitian.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Menurut Wiriaatmadja (2009) penelitian tindakan kelas adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri (hlm. 13).

Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran

mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Suwandi (2009)

mengemukakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan

perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas (hlm. 15). Dengan

menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat

informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktek-praktek

pembelajaran di kelas secara professional.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan

model siklus. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui empat

tahap, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

(observasing), dan refleksi (reflecting) (Taggart (1988) dalam Zainal Aqib, 2009).

Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan PTK Zainal Aqib (2009: 30)

D. Sumber Data

Mengenai sumber data Arikunto (2006) mengutarakan bahwa sumber

data adalah sumber darimana data diperoleh, baik dari manusia, peristiwa, tingkah

laku, dukumen arsip, benda-benda lain yang berhubungan. atau subjek dariman

data diperoleh (hlm. 129). Oleh karena itu data yang diperlukan dalam penelitian

dapat diperoleh dari beberapa sumber data, yaitu informan atau responden, tempat

dan peristiwa, arsip dan dokumen.

Penelitian menentukan responden dengan cara memilih informan yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data, serta mengetahui

masalah yang diteliti secara mendalam, Arikunto (2010) secara garis besar data

Perencanaan Tindakan Observasi merefleksi

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Data primer adalah

data yang langsung keluar dari mulut, dikatakan oleh orang atau pihak yang

menjadi sumber data, dan (2) Data sekunder adalah data yang diperolehnya tidak

langsung dari sumber data. Pada penelitian ini sumber data berasal dari:

1. Sumber data primer (pokok)

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu guru dan siswa

kelas IV SDN 01 Tengklik.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian dokumen

dan arsip berupa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil pekerjaan

siswa dan lembar penilaian, hasil observasi. (hlm. 143)

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data

yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Tes

Suatu proses mengajar dan belajar perlu diadakan penilaian secara

objektif dari guru. Menurut Suwandi (2009) tes yang dimaksud untuk mengukur

seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan

(hlm. 59). Tes ini peneliti gunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Tengklik tentang bangun ruang kubus dan

balok mata pelajaran matematika.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi menurut Sugiyono (2010), dari segi

proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi

participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi

dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur (hlm. 204).

Observasi berperan serta, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh

sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai

pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat

membuat kesimpulan. Pengumpulan data dengan observasi non partisipan ini

tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat

makna. Observasi atau pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Dari pengamatan tersebut untuk mengukur atau menilai aktivitas

guru dan peserta didik kelas IV SD 01 Tengklik. Dalam hal ini, peneliti bertindak

sebagai partisipan aktif, yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru

pengajar) kegiatan pembelajaran dengan materi bangun ruang kubus dan balok

menggunakan alat peraga bangun ruang. Sedangkan, guru kelas IV sebagai

pengamat pasif terhadap proses pembelajaran sehingga lebih leluasa dalam

mengamati jalannya pembelajaran.

3. Dokumentasi

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selain yang disebutkan

diatas adalah dokumentasi. Dari pendapat Arikunto (2006), dokumen yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, prastati, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (hlm. 158). Dokumen

dalam penelitian ini yaitu kurikulum, RPP guru, buku atau materi pelajaran, dan

arsip nilai peserta didik kelas IV SDN 01 Tengklik yang diberikan oleh guru, foto-

foto di setiap pelaksanaan pembelajaran tindakan dalam proses pembelajaran

menggunakan alat peraga.

Dokumentasi foto kegiatan pembelajaran, merupakan instrumen yang

penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian.

Melalui dokumen foto ini akan memperkuat data yang diperoleh. Adapun

dokumen foto yang diambil adalah pada saat guru atau peneliti melaksanakan

pembelajaran setiap siklus.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

F. Validitas Data

Suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah

semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya

diukur atau diteliti. Sugiyono (2010) mengemukakan untuk instrumen yang

berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (hlm. 182).

Penelitian yang dilakukan ini, menggunakan validitas isi (content

validity), berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang

seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau

variabel. Misalnya tes hasil belajar bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang

hendak diukur. Disamping kurikulum dapat juga dipercaya dengan melihat atau

mengkaji buku sumber. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa

“bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur

(instrumen) yang berbasis teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid”

(hlm. 176).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif komparatif. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

Melihat dari pendapat Suwandi (2009), teknik analisis deskriptif

komparatif digunakan dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti

membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus

(hlm. 61).

Berdasarkan rincian di atas, langkah-langkah yang akan ditempuh dalam

penelitian ini adalah :

1. Pengolahan Data : mengolah data dari hasil penelitian.

2. Penyajian Data : menyajikan data yang sudah diolah dalam bentuk

tabel, diagram, atau grafik.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3. Analisis Data : membandingkan data yang telah disajikan yaitu antara

data sebelum penelitian dan data siklus I dan II. Setelah akhir siklus,

membandingkan data hasil penelitian dengan indikator kinerja.

4. Penyimpulan : menarik kesimpulan

H. Indikator Kerja

Indikator kinerja yang dikemukakan Suwandi (2009), indikator kinerja

merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan

keberhasilan atau keefektifan penelitian (hlm. 61). Indikator kinerja yang ingin

dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan hasil belajar

matematika tentang bangun ruang kubus dan balok pada peserta didik kelas IV

SDN 01 Tengklik dengan menggunakan alat peraga bangun ruang. Indikator

penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP matematika kelas IV

serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam penelitian ini yang menjadi

indikator kinerja adalah: apabila 80% dari jumlah siswa kelas IV mencapai nilai

KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 71,00.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme

kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus) yang setiap

siklus terdiri atas 4 kegiatan, yaitu:

1. perencanaan,

2. pelaksanaan,

3. observasi,

4. analisis dan refleksi.

Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam

satu siklus ada 3 kali tatap muka/pertemuan yang masing-masing 2x35 menit,

sesuai skenario pembelajaran dan RPP pada siswa.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.2. Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2006: 16)

Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai

berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini, meliputi:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai SK dan KD.

2) Menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber,

dan alat peraga bangun ruang.

3) Menyiapkan lembar penilaian.

Perencanaan

Siklus I Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4) Membuat lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam skenario

pembelajaran pada siklus I. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan

siklus I sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di jam sesuai dengan jadwal

pelajaran

2) Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama dan

presensi kehadiran peserta didik

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik

“Siapa yang tahu tentang bangun ruang?”

5) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai bangun ruang di

lingkungan.

6) Menggali pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang

dengan menunjukkan contoh bangun ruang.

7) Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan alat peraga bangun

ruang.

8) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

9) Setiap kelompok diberi diberi lembar kerja yang akan didiskusikan

dalam kelompoknya.

10) Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang

diberikan guru.

11) Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi.

12) Guru memberi evaluasi.

13) Guru memberikan pemantapan materi yang telah dipelajari

14) Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum

dipahami.

15) Siswa membuat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

16) Guru memberikan PR dan guru menutup pelajaran.

c. Tahap Pengamatan

pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV terhadap pelaksanaan tindakan

oleh peneliti dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang kubus dan

balok menggunakan alat peraga. Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati

proses pembelajaran (aktivitas guru dan peserta didik). Guru kelas IV melakukan

pengamatan teradap aktivitas peserta didik dan kinerja guru (peneliti).

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada

siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai peserta didik pada

siklus I tentang bangun ruang kubus dan balok. Hasil dari pelaksanaan tindakan

dan hasil dari pengamatan kemudian dibandingkan dengan indikator ketercapaian

kinerja yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus I

kurang menyenangkan dan guru belum menciptakan kondisi kelas yang kondusif

secara optimal. Dilihat dari hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini

hanya mencapai 55,56% yaitu hanya 20 siswa yang tuntas, masih 44,44% atau 16

siswa yang belum tuntas. Hasil ini masih belum mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan yaitu 80%. Maka dari itu, penelitian ini akan disempurnakan pada

siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan, meliputi:

1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk

menentukan suatu perbaikan

2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai SK dan KD

siklus II

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3) Menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber,

dan alat peraga bangun ruang.

4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Membuat lembar observasi

Perbaikan tindakan yang akan dilakukan dari hasil refleksi siklus I

yaitu:

1) Identifikasi masalah pada siklus I.

2) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.

3) Mempersiapkan alat peraga bangun ruang dan kerangkanya yang

telah diberi abjad berupa benda nyata yang akan digunakan dalam

proses perbaikan pembelajaran.

4) Mempersiapkan situasi kelas dan siswa agar kondusif sehingga siap

dipergunakan untuk proses pembelajaran dan melibatkan siswa

dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, pada dasarnya sama dengan

pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan pada siklus II ini disesuaikan

dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana

tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV terhadap pelaksanaan tindakan

oleh peneliti dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang kubus dan

balok menggunakan alat peraga yang dikaitkan dengan benda nyata disekitar.

Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas

guru dan peserta didik). Guru kelas IV melakukan pengamatan teradap aktivitas

peserta didik dan kinerja guru (peneliti).

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi siklus II, peserta didik yang memperoleh nilai di atas

KKM sudah memenuhi target yaitu 86,11% sudah tuntas, lebih dari 80% maka

peserta didik dikatakan aktif dalam pembelajaran matematika tentang bangun

ruang kubus dan balok menggunakan alat peraga yang dikaitkan dengan benda

nyata disekitar. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga yang

sesuai materi dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kubus dan

balok pada peserta didik kelas IV SDN 01 Tengklik tersebut telah berhasil.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Tengklik,

Tawangmangu. SD Negeri 01 Tengklik berdiri pada tahun 1973. Ketika berdiri

memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031306019. Saat ini SD Negeri 01

Tengklik merupakan salah satu Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kabupaten

Karanganyar.

Secara geogarafis Sekolah Dasar Negeri 01 Tengklik berada di wilayah

Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Tawangmangu, tepatnya terletak di desa

Tengklik. Letak SD Negeri 01 Tengklik jauh dari kecamatan dan kabupatennya.

Di sebelah utara berbatasan dengan kantor kelurahan, sebelah timur ada jalan

desa, selatan berbatasan dengan rumah penduduk, sedangkan di sebelah barat

sekolahan berbatasan dengan kebun cengkih.

Sekolah Dasar Negeri 01 Tengklik memiliki 6 ruang kelas yaitu kelas I,

kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Bangunan lain diantaranya

adalah 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 ruang UKS,

tempat parkir, kamar mandi guru dan siswa dan gedung perpustakaan. SD Negeri

01 Tengklik juga memiliki halaman yang cukup luas dan tergabung dengan SD

Negeri 01 Tengklik yang biasa digunakan untuk tempat upacara, olahraga dan

bermain siswa.

Data personil ketenagaan SD Negeri 01 Tengklik pada tahun pelajaran

2011/2012 terdiri dari satu Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru

penjaskes, 1 guru bahasa Inggris, 1 petugas perpustakaan, 1 penjaga sekolah.

Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya mutu

pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 01 Tengklik, maka segenap komponen

pengelola sekolah, baik kepala sekolah, komite sekolah, guru maupun karyawan

senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab masing-masing

sesuai dengan yang tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada

setiap awal tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap komponen pengelola

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Sekolah Dasar Negeri 01 Tengklik tersebut berada dibawah koordinasi dan

pengawasan kepala sekolah.

Tahun pelajaran 2011/2012, jumlah keseluruhan siswa SD Negeri 01

Tengklik adalah 198 siswa yang terbagi menjadi enam kelas. Adapun rinciannya

adalah sebagai berikut : kelas I ada 32 siswa, kelas II ada 28 siswa, kelas III ada

35 siswa, kelas IV ada 36 siswa, kelas V ada 37 siswa, kelas VI ada 30 siswa.

Siswa SD Negeri 01 Tengklik yang berjumlah 198 siswa sebagian besar memeluk

agama Islam. Latar belakang pekerjaan orang tua siswa sebagian besar adalah

petani, karena sebagian besar daerah desa Tengklik adalah perkebunan dan

pertanian yang banyak ladang sayuran.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal di SD diketahui sebelum melaksanakan proses penelitian,

sebelumnya dilakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata di

lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran

matematika pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok di kelas IV SD Negeri

01 Tengklik, dengan ini dapat diketahui guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang aktif,

guru tidak menyiapkan alat peraga dalam menjelaskan materi pelajaran, hanya

menjelaskan di papan tulis, guru kurang banyak memberikan contoh-contoh.

Sedangkan permasalahan yang ditemui pada siswa yaitu: siswa terlihat

bosan untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dan

tugas dari guru, siswa masih banyak yang takut untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dari guru. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan pembelajaran

dengan alat peraga pada pelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan

balok menunjukan pemahaman siswa masih rendah sehingga nilainya banyak

yang di bawah KKM. Hal ini terbukti dari tiga puluh enam siswa hanya 41,67%

atau lima belas siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM ( nilai 71 ), sedangkan

sisanya ada 58,33% atau dua puluh satu siswa yang nilainya di bawah KKM.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Fakta hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa

mendapatkan nilai rendah, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa siswa yang

nilainya mencapai KKM hanya ada 15 siswa dan nilai rata-rata kelasnya adalah

57,44. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam materi

bangun ruang kubus dan balok masih kurang, maka perlu ditingkatkan. Hasil nilai

dari tindakan awal penyelesaian soal pada materi bangun ruang kubus dan balok

berdasarkan lampiran 5 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1. Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan di Kelas IV SDN 01

Tengklik Tahun 2012

Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

20 – 32 4 26 104 11,11%

33 – 44 7 38,5 269,5 19,44%

45 – 56 8 50,5 404 22,22%

57 – 68 1 62,5 62,5 2,78%

69 – 80 13 74,5 968,5 36,11%

81 – 92 3 86,5 259,5 8,33%

93 – 104 0 98,5 0 0

Nilai rata-rata kelas 57,44

Ketuntasan klasikal (15:36) x 100% = 41,67%

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai 20-32 ada

4 siswa yaitu 11,11%, yang mendapat nilai 33-44 ada 7 siswa yaitu 19,44%, nilai

45-56 ada 8 siswa yaitu 22,22%, nilai 57-68 ada 1 yaitu 2,78%, nilai 69-80 ada 13

siswa yaitu 36,11%, nilai 81-92 ada 3 siswa yaitu 8,33% dan 93-104 tidak ada.

Dengan nilai rata-rata kelas 57,44 dan ketuntasan klasikalnya ada 15 siswa yaitu

41,67%.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi nilai awal siswa dapat dibuat

histogram yang tertera pada gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1. Histogram Nilai Awal Siswa Sebelum Tindakan di Kelas IV

SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan data hasil tes awal pada lampiran 5 dapat disimpulkan hasil tes awal

seperti pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2. Hasil Tes Awal di Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 20

Nilai Tertinggi 90

Rata-Rata Nilai 57,44

Siswa Belajar Tuntas 41,67%

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa, diperoleh nilai rata-rata

kemampuan awal siswa kelas IV tentang bangun ruang kubus dan balok yaitu

57,44. Hasil tersebut ternyata masih di bawah nilai rata-rata yang diinginkan yaitu

F

R

E

K

U

E

N

S

I

INTERVAL

4

13

7

8

1

3

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

71. Pada tes awal ini diperoleh nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 90. Besarnya

prosentase siswa tuntas belajar yaitu 41,67%, sedangkan ketuntasan siswa

diharapkan mencapai 80%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka perlu

dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada

materi bangun ruang.

2. Deskripsi Siklus I

a. Tindakan Siklus I

Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan data perencanaan,

data tindakan, data observasi dan data refleksi.

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan

tindakan pada kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah persiapan yang

dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang

kemudian didiskusikan dengan guru kelas IV. Peneliti juga mempersiapkan

alat peraga yang akan dipakai dalam proses pembelajaran bangun ruang.

Dalam melaksanakan tindakan siklus I telah disepakati untuk dilaksanakan

menjadi tiga kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi

waktunya 2x 35 menit yaitu pada hari Selasa tanggal 24 April 2012, hari

Rabtu tanggal 25 April 2012 dan Kamis tanggal 26 April 2012.

Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

materi bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga

bangun ruang dan model kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions).

Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan

hubungan antar bangun datar.

Kompetensi Dasar :

8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Indikator :

Aspek kognitif

a) Mengidentifikasi bangun ruang kubus dan balok.

b) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.

Aspek afektif

c) Memberi contoh-contoh bangun ruang kubus dan balok.

Aspek psikomotor

d) Membuat gambar kubus dan balok sesuai ukuran yang ditentukan.

e) Membuat berbagai jaring-jaring kubus dan balok.

2) Pelaksanaan Tindakan

Siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama

membahas tentang sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Pertemuan

kedua mengingatkan pembahasan pada pertemuan pertama dan dilanjutkan

membahas jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Sedangkan

pertemuan ketiga mengingatkan pembahasan pada pertemuan kedua dan

dilanjutkan tes.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga dan model

kooperatif tipe STAD, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

(1) Siswa menperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenai sifat-

sifat bangun ruang kubus dan balok.

(2) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai bangun ruang di

lingkungan.

(3) Menggali pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang

dengan menunjukkan contoh bangun ruang.

(4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(5) Setiap kelompok diberi lembar kerja yang akan didiskusikan dalam

kelompoknya.

(6) Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang

diberikan guru.

(7) Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan penghargaan pada

kelompok yang paling aktif kemudian memberikan pemantapan materi

dilanjutkan memberikan PR pada siswa.

b) Pertemuan kedua

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

(1) Menggali pengetahuan siswa mengenai jaring-jaring bangun ruang

dengan menunjukkan bangun ruang dan alat peraga.

(2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

(3) Setiap kelompok diberi tugas menggambar jaring-jaring bangun

ruang kubus dan balok, tetapi tiap anak dalam satu kelompok harus

menggambar jaring-jaring yang berbeda.

(4) Setiap kelompok berdiskusi menentukan jaring-jaring kubus dan

balok kemudian di gambar pada kertas berpetak dan dikumpulkan

dalam satu kelompok.

(5) Perwakilan tiap kelompok menggambarkan jaring-jaring di papan

tulis.

(6) Guru memberikan evaluasi pada siswa.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan pemantapan materi

yang telah dipelajari.

c) Pertemuan ketiga

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan intinya

guru mengulang sedikit pada pertemuan yang kedua dan dilanjutkan

pelaksanaan tes. Setelah selesai siswa bersama guru mengoreksi hasil

pelaksanaan tes individu.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan pemantapan materi

yang telah dipelajari dan memberi penghargaan pada siswa yang

memperoleh nilai maksimal.

3) Observasi

Guru kelas dalam observasi melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

hasil belajar dengan menggunakan alat peraga, yang dilaksanakan dengan

menggunakan lembar observasi/pengamatan dan dokumentasi berupa foto

dan rekaman. Dalam tahap ini yang menjadi observer adalah wali kelas IV

SDN 01 Tengklik. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data

mengenai kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran yang

dilaksanakan dan juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama

mengikuti pembelajaran.

Dari data-data hasil observasi siklus I, diperoleh hasil sebagai

berikut:

a) Kegiatan Siswa ( Lampiran 18 )

(1) Kedisiplinan siswa memperoleh skor dua, (2) kesiapan siswa

menerima pelajaran memperoleh skor tiga, (3) keaktifan siswa

memperoleh skor tiga, (4) kemampuan siswa melakukan diskusi

memperoleh skor dua, (5) kemampuan siswa menjawab pertanyaan

dalam diskusi memperoleh skor dua, (6) keadaan siswa dengan

lingkungan belajar memperoleh skor tiga, (7) kemampuan siswa

mengerjakan tes individu memperoleh skor dua, (8) secara umum skor

total kegiatan siswa pada siklus I adalah tujuh belas masuk kriteria baik.

b) Kegiatan Guru ( Lampiran 19 )

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor tiga,

(2) pengelolaan kelas memperoleh skor dua, (3) pengelolaan waktu

dalam proses pembelajaran memperoleh skor dua, (4) kegiatan

apersepsi memperoleh skor tiga, (5) kegiatan penyampaian materi

melalui penggunaan alat peraga memperoleh skor tiga, (6) kegiatan

tanya jawab memperoleh skor tiga, (7) diskusi dan penjelasan konsep

memperoleh skor tiga, (8) perhatian guru terhadap siswa memperoleh

skor tiga, (9) pengembangan aplikasi memperoleh skor tiga, (10)

kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor dua, (11) secara

umum total skor kegiatan guru pada siklus I adalah dua puluh tujuh

termasuk dalam kritera baik.

Pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pembelajaran matematika

yang dilaksanakan menggunakan alat peraga bangun ruang pada siklus I

dapat disimpulkan keaktifan siswa sudah baik tetapi belum maksimal, dan

hasil yang diharapkan belum dapat tercapai.

4) Analisis dan Refleksi

Diambil dari hasil penelitian siklus I kemudian dilakukan analisis

dan refleksi hasil pembelajaran. Dari hasil observasi kegiatan siswa dalam

mengikuti pembelajaran sudah baik selama pembelajaran berlangsung. Pada

siklus I didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 55,56% ,sehingga

masih belum mencapai target penelitian 80%. Dengan demikian penelitian

ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

b. Hasil Tindakan Siklus I

1) Pertemuan Pertama

Penelitian yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama, guru

mengajar materi bangun ruang kubus dan balok dan mengawalinya dengan

menggali pengetahuan siswa tentang materi bangun ruang kubus dan balok

dengan menggunakan alat peraganya. Dari pertemuan pertama ini siswa

diajak untuk memahami berbagai sifat-sifatnya dengan sedikit penjelasan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

guru. Selesai pembelajaran siswa diberikan pekerjaan rumah mengenai

bangun ruang kubus dan balok.

2) Pertemuan Kedua

Penelitian yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua,

berdasarkan lampiran 12 diperoleh data nilai pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3. Frekuensi Data Nilai Pertemuan Kedua Siklus I di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

20 – 32 3 26 78 8,33%

33 – 44 1 38,5 38,5 2,78%

45 – 56 5 50,5 252,5 13,89%

57 – 68 10 62,5 625 27,78%

69 – 80 12 74,5 894 33,33%

81 – 92 4 86,5 346 11,11%

93 – 104 1 98,5 98,5 2,78%

Nilai rata-rata kelas 64,79

Ketuntasan klasikal (17:36) x 100% = 47,22%

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai 20-32 ada

3 siswa yaitu 8,33%, yang mendapat nilai 33-44 ada 1 siswa yaitu 2,78%, nilai 45-

56 ada 5 siswa yaitu 13,89%, nilai 57-68 ada 10 yaitu 27,78%, nilai 69-80 ada 12

siswa yaitu 33,33%, nilai 81-92 ada 4 siswa yaitu 11,11% dan 93-104 ada 1 siswa

yaitu 2,78%. Dengan rata-rata kelasnya 64,79 dan ketuntasan klasikalnya ada 17

siswa yaitu 47,22%.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi frekuensi nilai siswa pertemuaan

kedua di siklus I dapat dibuat histogram tertera pada gambar 4.2 di bawah

ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

20 – 32 33 – 44 45 – 56 57 – 68 69 – 80 81 – 92 93 – 104

Gambar 4.2. Histogram Nilai Pertemuan Kedua Siklus I di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan data nilai siswa pertemuaan kedua di siklus I pada lampiran 12

dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4. Hasil Pertemuan Kedua Siklus I dengan Penggunaan Alat Peraga

di Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 20

Nilai Tertinggi 95

Rata-Rata Nilai 64,79

Siswa Belajar Tuntas 47,22%

INTERVAL

F

R

E

K

U

E

N

S

I

3

1 1

10

5

12

4

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Pertemuan Ketiga

Penelitian yang dilakukan pada siklus I pertemuan ketiga,

berdasarkan lampiran 13 diperoleh data nilai pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5. Frekuensi Data Nilai Pertemuan Ketiga Siklus I di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

20 – 32 1 26 26 2,78%

33 – 44 3 38,5 115,5 8,33%

45 – 56 3 50,5 151,5 8,33%

57 – 68 9 62,5 562,5 25%

69 – 80 9 74,5 670,5 25%

81 – 92 8 86,5 692 22,22%

93 – 104 3 98,5 295,5 8,33%

Nilai rata-rata kelas 69,82

Ketuntasan klasikal (20:36) x 100% = 55,56%

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai 20-32 ada

1 siswa yaitu 2,78%, yang mendapat nilai 33-44 ada 3 siswa yaitu 8,33%, nilai

45-56 ada 3 siswa yaitu 8,33%, nilai 57-68 ada 9 yaitu 25%, nilai 69-80 ada 9

siswa yaitu 25%, nilai 81-92 ada 8 siswa yaitu 22,22% dan 93-104 ada 3 siswa

yaitu 8,33%. Dengan rata-rata kelasnya 69,82 dan ketuntasan klasikalnya ada 20

siswa yaitu 55,56%.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi frekuensi nilai siswa pertemuaan

ketiga di siklus I dapat dibuat histogram tertera pada gambar 4.3 di bawah

ini:

Gambar 4.3. Histogram Nilai Pertemuan Ketiga Siklus I di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan data nilai siswa pertemuaan ketiga di siklus I pada lampiran 13

dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6. Hasil Pertemuan Ketiga Siklus I dengan Penggunaan Alat Peraga

di Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 26

Nilai Tertinggi 93

Rata-Rata Nilai 69,82

Siswa Belajar Tuntas 55,56%

INTERVAL

F

R

E

K

U

E

N

S

I

3

9

8

3 3

1

9

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dilihat dari hasil evaluasi siklus I yang terdiri dari tiga pertemuan

dan evaluasi yang dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga dapat diambil

kesimpulan, pada siklus I kemampuan siswa dalam memahami materi

bangun ruang kubus dan balok masih belum sesuai dengan yang diharapan,

karena nilai yang diperoleh belum memenuhi. Dari penelitian siklus I

diperoleh data rata-rata kelas 69,82, ketuntasan klasikalnya adalah 55,56%

atau 20 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 44,44% atau 16 siswa.

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II, karena ketuntasan

klasikal siklus I belum sesuai yang diharapkan. Jika dibandingkan siklus I

dengan kondisi awal sebelum tindakan sudah mengalami peningkatan.

Berdasarkan lampiran 32 perbandingan siklus I dan kondisi awal dapat

dilihat padahistogram tertera pada gambar 4.4 di bawah ini :

Gambar 4.4. Histogram Perbandingan Keadaan Awal dan Siklus I di Kelas

IV SDN 01 Tengklik Tahun 2012

%

k

e

t

u

n

t

a

s

a

n

41,67

55,56

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan data pada kondisi awal sebelum tindakan dan siklus I

maka dapat diperoleh juga data penilaian kerja kelompok yang dilaksanakan

dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kerjasama siswa dalam

kelompoknya. Dari nilai masing-masing kelompok pada lampiran 17 dapat

dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7. Skor Kerja Kelompok Siklus I Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik

Tahun 2012

Nama

Kelompok Kerjasama

Ketepatan

Jawaban Kecepatan Ketelitian

Nilai

Akhir

I √ √ √ √ 4

II √ - - √ 2

III √ √ √ √ 4

IV √ √ - √ 3

V √ - √ - 2

VI √ - - √ 2

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat skor kelompok yang paling tinggi

adalah kelompok I dan III yang sama-sama memperoleh skor 4, kedua ada

kelompok IV yang mendapat skor 3, untuk skor terendah adalah kelompok

II, V, VI dengan skor 2. Jadi kerjasama yang baik dan kompak terlihat pada

kelompok yang mendapatkan skor tertinggi.

3. Deskripsi Siklus II

a. Tindakan Siklus II

Deskripsi data tindakan siklus II terdiri dari paparan data perencanaan,

data tindakan, data observasi dan data refleksi.

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan

tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan

peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, selain itu perlu disiapkan alat peraga.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pelaksanaan tindakan siklus II disepakati untuk dilaksanakan menjadi tiga

kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya 2 x 35

menit yaitu pada hari Senin tanggal 30 April 2012, hari Selasa tanggal 1

Mei 2012 dan Rabu tanggal 2 Mei 2012.

Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

materi bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga

yang telah dipersiapkan sebelumnya dan model PBL ( Problem Based

Learning).

Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan

hubungan antar bangun datar.

Kompetensi Dasar :

8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

Indikator :

Aspek kognitif

a) Mengidentifikasi bangun ruang kubus dan balok.

b) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.

Aspek afektif

c) Memberi contoh-contoh bangun ruang kubus dan balok.

Aspek psikomotor

d) Membuat gambar kubus dan balok sesuai ukuran yang ditentukan.

e) Membuat berbagai jaring-jaring kubus dan balok.

2) Pelaksanaan Tindakan

Siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama

membahas tentang sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Pertemuan

kedua mengingatkan pembahasan pada pertemuan pertama dan dilanjutkan

membahas jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Sedangkan

pertemuan ketiga mengingatkan pembahasan pada pertemuan kedua dan

dilanjutkan tes.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga dan model

PBL, langkah-langkahnya sebagai berikut:

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

a) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

(1) Siswa menperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenai sifat-

sifat bangun ruang kubus dan balok.

(2) Menggali pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang

dengan menunjukkan contoh bangun ruang dan kerangka bangun

ruang yang ada abjadnya.

(3) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

(4) Setiap kelompok diberi permasalahan yang akan didiskusikan

dalam kelompoknya.

(5) Pemberian lembar kerja berupa berbagai jaring-jaring kubus dan

balok yang akan didiskusikan dalam kelompoknya.

(6) Setiap kelompok berdiskusi mencari jaring-jaring yang dapat dibuat

kubus dan balok.

(7) Setiap kelompok yang sudah menemukan jaring-jaringnya akan

menempelkan pada kertas yang telah disediakan.

(8) Perwakilan kelompok menggambarkan jawaban hasil diskusinya.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan penghargaan pada

kelompok yang paling aktif kemudian memberikan pemantapan materi

pada siswa.

b) Pertemuan kedua

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(1) Menggali pengetahuan siswa mengenai jaring-jaring kubus dan

balok dengan menunjukkan bangun ruang dan alat peraga.

(2) Menyuruh beberapa siswa menggambarkan jaring-jaring di papan

tulis.

(3) Siswa memperhatikan sedikit penjelasan guru mengenai jaring-

jaring kubus dan balok.

(4) Beberapa siswa maju menunjukkan sisi alas dan tutup dari jaring-

jaring dari contoh kubus dan balok.

(5) Siswa menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok.

(6) Guru memberikan evaluasi pada siswa.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan pemantapan materi

yang telah dipelajari.

c) Pertemuan ketiga

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa, apersepsi

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan intinya

guru mengulang sedikit pada pertemuan yang kedua dan dilanjutkan

pelaksanaan tes. Setelah selesai siswa bersama guru mengoreksi hasil

pelaksanaan tes individu.

Kegiatan penutup adalah guru memberikan pemantapan materi

yang telah dipelajari dan memberi penghargaan pada siswa yang

memperoleh nilai maksimal.

3) Observasi

Guru kelas dalam observasi melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

hasil belajar dengan menggunakan alat peraga, yang dilaksanakan dengan

menggunakan lembar observasi/pengamatan dan dokumentasi berupa foto

dan rekaman. Dalam tahap ini yang menjadi observer adalah wali kelas IV

SDN 01 Tengklik. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data

mengenai kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran yang

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dilaksanakan dan juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama

mengikuti pembelajaran.

Diketahui dari data hasil observasi siklus II, diperoleh hasil sebagai

berikut:

a) Kegiatan Siswa ( Lampiran 30 )

(1) Kedisiplinan siswa memperoleh skor tiga, (2) kesiapan siswa

menerima pelajaran memperoleh skor tiga, (3) keaktifan siswa

memperoleh skor tiga, (4) kemampuan siswa melakukan diskusi

memperoleh skor tiga, (5) kemampuan siswa menjawab pertanyaan

dalam diskusi memperoleh skor dua, (6) keadaan siswa dengan

lingkungan belajar memperoleh skor tiga, (7) kemampuan siswa

mengerjakan tes individu memperoleh skor tiga, (8) skor total kegiatan

siswa pada siklus II adalah dua puluh masuk kriteria baik.

b) Kegiatan Guru ( Lampiran 31)

(1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor tiga,

(2) pengelolaan kelas memperoleh skor tiga, (3) pengelolaan waktu

dalam proses pembelajaran memperoleh skor tiga, (4) kegiatan

apersepsi memperoleh skor tiga, (5) kegiatan penyampaian materi

melalui penggunaan alat peraga memperoleh skor tiga, (6) kegiatan

tanya jawab memperoleh skor tiga, (7) diskusi dan penjelasan konsep

memperoleh skor tiga, (8) perhatian guru terhadap siswa memperoleh

skor tiga, (9) pengembangan aplikasi memperoleh skor empat, (10)

kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor tiga, (11) total skor

kegiatan guru pada siklus II adalah tiga puluh satu yang masuk kriteria

sangat baik.

Pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pembelajaran matematika

yang dilaksanakan menggunakan alat peraga bangun ruang pada siklus II

dapat disimpulkan keaktifan siswa sudah baik dan hasil yang diharapkan

dapat tercapai dengan baik pula.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan analisis

dan refleksi hasil pembelajaran. Dari hasil observasi menunjukkan keaktifan

siswa meningkat dan lebih semangat dalam mengikuti pelajaran karena

terlihat tidak bosan. Selain itu juga siswa lebih sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tes yang diberkan oleh guru sehingga nilai yang didapatkan

lebih bagus. Pada siklus II didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa

mencapai 86,11% dan meningkat dibandingkan ketuntasan pada siklus I.

Dengan tercapainya target ketuntasan minimal (80%) maka penelitian dapat

dihentikan.

b. Hasil Tindakan Siklus II

1) Pertemuan Pertama

Penelitian yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama, guru

mengajar materi bangun ruang kubus dan balok dan mengawalinya dengan

menggali pengetahuan siswa tentang materi bangun ruang kubus dan balok

dengan menggunakan alat peraga bangun ruang yang diberi abjad. Dari

pertemuan pertama ini siswa diajak untuk memahami berbagai sifat-

sifatnya beserta jaring-jaringnya juga. Dan di sini setiap kelompok diberi

permasalahan mencari jaring-jaring yang dapat dibuat kubus dan balok dan

didiskusikan dalam kelompoknya.

2) Pertemuan Kedua

Penelitian yang dilakukan pada siklus II pertemuan kedua,

berdasarkan lampiran 25 diperoleh data nilai pada tabel 4.8 dibawah ini:

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.8. Frekuensi Data Nilai Pertemuan Kedua Siklus II di Kelas IV

SDN 01 Tengklik Tahun 2012

Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

20 – 32 1 26 26 2,78%

33 – 44 2 38,5 77 5,56%

45 – 56 1 50,5 50,5 2,78%

57 – 68 2 62,5 125 5,56%

69 – 80 16 74,5 1192 44,44%

81 – 92 8 86,5 692 22,22%

93 – 104 6 98,5 591 16,67%

Nilai rata-rata kelas 76,49

Ketuntasan klasikal (26:36) x 100% = 72,22%

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai 20-32 ada

1 siswa yaitu 2,78%, yang mendapat nilai 33-44 ada 2 siswa yaitu 5,56%, nilai

45-56 ada 1 siswa yaitu 2,78%, nilai 57-68 ada 2 yaitu 5,56%, nilai 69-80 ada 16

siswa yaitu 44,44%, nilai 81-92 ada 8 siswa yaitu 22,22% dan 93-104 ada 3 siswa

yaitu 16,67%. Dengan rata-rata kelasnya 76,49 dan ketuntasan klasikalnya ada 26

siswa yaitu 72,22%.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Berdasarkan tabel 4.8 tentang distribusi frekuensi nilai siswa pertemuaan

kedua di siklus II dapat dibuat histogram tertera pada gambar 4.5 di bawah

ini:

Gambar 4.5. Histogram Nilai Pertemuan Kedua Siklus II di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan data nilai siswa pertemuaan kedua di siklus II pada lampiran 25

dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9. Hasil Pertemuan Kedua Siklus II dengan Penggunaan Alat Peraga

di Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 30

Nilai Tertinggi 100

Rata-Rata Nilai 76,49

Siswa Belajar Tuntas 72,22%

INTERVAL

F

R

E

K

U

E

N

S

I

1 2 2

1

16

8

6

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Pertemuan Ketiga

Penelitian yang dilakukan pada siklus II pertemuan ketiga,

berdasarkan lampiran 26 diperoleh data nilai pada tabel 4.10 di bawah ini :

Tabel 4.10. Frekuensi Data Nilai Pertemuan Ketiga Siklus II di Kelas IV

SDN 01 Tengklik Tahun 2012

Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

20 – 32 0 26 0 0%

33 – 44 1 38,5 38,5 2,78%

45 – 56 2 50,5 101 5,56%

57 – 68 2 62,5 125 5,56%

69 – 80 13 74,5 968,5 36,11%

81 – 92 10 86,5 865 27,78%

93 – 104 8 98,5 788 22,22%

Nilai rata-rata kelas 80,17

Ketuntasan klasikal (31:36) x 100% = 86,11%

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai 20-32

tidak ada yaitu 0%, yang mendapat nilai 33-44 ada 1 siswa yaitu 2,78%, nilai 45-

56 ada 2 siswa yaitu 5,56%, nilai 57-68 ada 2 yaitu 5,56%, nilai 69-80 ada 13

siswa yaitu 36,11%, nilai 81-92 ada 10 siswa yaitu 27,78% dan 93-104 ada 8

siswa yaitu 22,22%. Dengan rata-rata kelasnya 80,17 dan ketuntasan klasikalnya

ada 31 siswa yaitu 86,11%.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan tabel 4.10 tentang distribusi frekuensi nilai siswa pertemuaan

ketiga di siklus II dapat dibuat histogram tertera pada gambar 4.6 di bawah

ini:

Gambar 4.6. Histogram Nilai Pertemuan Ketiga Siklus II di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan data nilai siswa pertemuaan ketiga di siklus II pada lampiran

26 dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.11 di bawah ini :

Tabel 4.11. Hasil Pertemuan Ketiga Siklus II dengan Penggunaan Alat

Peraga di Kelas IV SD Negeri 01 Tengklik Tahun 2012

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 36

Nilai Tertinggi 100

Rata-Rata Nilai 80,17

Siswa Belajar Tuntas 86,11%

Dilihat dari hasil evaluasi siklus II yang dilakukan pada pertemuan

kedua dan ketiga dapat diambil kesimpulan, pada siklus II kemampuan

siswa dalam memahami materi bangun ruang kubus dan balok sesuai

INTERVAL

F

R

E

K

U

E

N

S

I 1

2 2

13

10

8

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dengan yang diharapan, karena nilai yang diperoleh sudah memenuhi. Dari

penelitian siklus II diperoleh data rata-rata kelas 80,17, ketuntasan

klasikalnya adalah 86,11% atau 31 siswa mencapai batas nilai KKM,

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13,89% atau 5 siswa.

Berdasarkan hasil di atas ketuntasan belajar siswa sudah mencapai target

ketuntasan minimal yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu 80%, maka

penelitian ini dapat dihentikan.

Diketahui dari kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II

diperoleh juga skor kerja kelompok. Berdasarkan nilai dari masing-masing

kelompok pada lampiran 29 dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini :

Tabel 4.12. Skor Kerja Kelompok Siklus II Kelas IV SD Negeri 01

Tengklik Tahun 2012

Nama

Kelompok Kerjasama

Ketepatan

Jawaban Kecepatan Ketelitian

Nilai

Akhir

I √ √ √ √ 4

II √ √ √ - 3

III √ √ - √ 3

IV - √ √ - 2

V √ √ √ √ 4

VI √ - √ √ 3

Berdasarkan tabel 13, skor kerja kelompok yang paling tinggi

adalah kelompok I dan V yang memperoleh skor 4, kedua ada kelompok II,

III, VI yang mendapat skor 3, untuk skor terendah adalah kelompok IV

dengan skor 2. Kelompok yang mempunyai kerjasama yang bagus dalam

kerja kelompok adalah kelompok yamg memperoleh skor tertinggi.

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan

siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar materi bangun

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

ruang kubus dan balok pada siswa kelas IV SDN 01 Tengklik dan dapat

terlihat juga siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Hal ini terlihat dengan menggunakan alat peraga bangun ruang

mampu menjadikan siswa lebih mudah memahami materi yang

disampaikan. Dalam pembelajarannyapun didukung dengan pembagian

kelompok agar siswa dapat bekerjasama dengan temannya dan tidak merasa

bosan. Dengan alat peraga bangun ruang yang disesuaikan dengan materi

perhatian siswa juga lebih terpusat, berbeda dengan sebelumnya guru

menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi dan mengerjakan tugas

tanpa ada diskusi kelompok.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat jumlah siswa yang

mencapai nilai KKM sebelum penggunaan alat peraga hanya 41,67% dari

36 siswa, yaitu hanya 15 siswa yang tuntas dan sisanya 21 siswa belum

tuntas. Itu belum sesuai target siswa yang tuntas KKM yaitu 80%.

Rendahnya ketuntasan siswa disebabkan siswa kurang memahami materi

yang diberikan dan siswa kurang antusias dalam pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa karena penggunaan alat peraga

bangun ruang terbukti pada siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM

adalah 55,56% dari 36 siswa, yaitu 20 siswa tuntas dan sisanya 16 siswa

belum tuntas. Terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai

KKM dari sebelum penggunaan alat peraga yaitu sebesar 13,89%. Ini

menunjukkan bahwa siswa lebih memahami materi pelajaran saat guru

menggunakan alat peraga bangun ruang.

Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM pada siklus II

sebanyak 86,11% dari 36 siswa, yaitu 31 siswa tuntas dan sisanya masih 5

siswa atau 13,89% yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan dari kelima anak

tersebut, dua diantaranya kemampuannya dibawah rata-rata temannya, yang

satu tidak pernah memperhatikan dan senang bermain sendiri, satu

diantaranya pernah tidak naik kelas, dan yang satu merupakan anak yang

tidak mendapat perhatian dari orang tuanya sehingga dia tidak pernah

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

belajar dan suka mengganggu temannya. Setelah melaksanakan siklus II

terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan nilai KKM sebesar 30,55%. Pada siklus II siswa yang mencapai

ketuntasan nilai KKM sudah memenuhi target diatas 80%, maka penelitian

ini dapat dihentikan.

Diketahui dari lampiran 32 dapat dibuat tabel perbandinagan 4.13

di bawah ini:

Tabel 4.13. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas dalam

Penggunaan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SDN 01

Tengklik Tahun 2012

Keterangan Prosentase Siswa Belajar Tuntas

Kondisi awal 41,67%

Siklus I 55,56%

Siklus II 86,11%

Berdasarkan tabel 4.13, maka dapat digambarkan perbandingan dengan

keadaan awal, siklus I dan siklus II pada gambar 4.7 di bawah ini :

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

kondisi awal siklus I siklus II

Gambar 4.7. Peningkatan Prosentase Siswa Belajar Tuntas dalam

Penggunaan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Tengklik Tahun

2012.

%

K

E

T

U

N

T

A

S

A

N

41,67

55,56

86,11

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan alat

peraga bangun ruang sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran

mengenai kubus dan balok sebab siswa tidak merasa bosan dan dapat

mengetahui benda-benda nyata yang berbentuk kubus dan balok di

lingkungan sekitarnya. Selain itu dapat saling bertukar pikiran dan saling

bekerja sama untuk memahami materi dan bisa mengerjakan tes.

Adapun temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga bangun ruang adalah

sebelum menggunakan alat peraga bangun ruang kegiatan belajar mengajar

di kelas didominasi dengan kegiatan mendengarkan, memperhatikan

penjelasan guru, mencatat materi dan melaksanakan tugas. Setelah

menggunakan alat peraga bangun ruang siswa lebih antusias dalam

mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan. Penggunaan alat peraga

bangun ruang ini memiliki kefleksibelan, karena guru dapat melakukan

variasi dengan model-model pembelajaran, dalam penelitian ini model yang

diterapkan adalah model kooperatif tipe STAD dan model PBL agar siswa

tidak merasa bosan. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat

peraga bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang telah

memenuhi target.

Berdasarkan observasi selama pembelajaran diperoleh data

perkembangan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa terus

meningkat dari tiap siklus ini terbukti dengan semakin banyak siswa yang

berani bertanya kepada guru dan juga kerjasamanya yang bagus terhadap

kelompoknya, selain itu juga siswa lebih memperhatikan penjelasan dari

guru. Berdasarkan siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan alat peraga

bangun ruang dan model kooperatif keaktifan siswa yang semula mendapat

skor 17. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dengan alat peraga bangun

ruang yang diberi abjad dan modelnya PBL pada siklus II, keaktifan siswa

mendapat nilai 20. Jadi antusias siswa dalam proses pembelajaran

meningkat.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berdasarkan lampiran 33 dapat dibuat tabel perbandingan keaktifan

siswa pada tabel 4.14 di bawah ini :

Tabel 4.14. Keaktifan dalam Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01

Tengklik Tahun 2012

No Kategori Siklus 1 Siklus 2

1 Sangat baik - -

2 Baik 9 18

3 Kurang 8 2

4 Sangat Kurang - -

Jumlah 17 20

Diketahui dari tabel di atas bahwa pada siklus 1 skor keaktifan

dalam mengikuti pembelajaran adalah 17 dengan skor baik ada 9 dan kurang

ada 8 dan meningkat pada siklus 2 yaitu mendapat skor 20 dengan skor baik

18 dan kurang ada 2.

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dibuat histogram peningkatan

keaktifan siswa dalam pembelajaran tertera pada gambar 4.8 di bawah ini :

0

5

10

15

20

25

siklus I siklus II

Gambar 4.8. Histogram Keaktifan dalam Pembelajaran Siswa Kelas IV

SDN 01 Tengklik Tahun 2012

N

I

L

A

I

17 20

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan observasi selama pembelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga bangun ruang, diperoleh data kegiatan guru. Pada

siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang dan

model kooperatif kegiatan guru mendapat nilai 27. Setelah dilakukan tindak

lanjut kembali dalam siklus II dengan alat peragabangun ruang juga dan

model PBL, kegiatan guru mendapat nilai 31. Jadi kegiatan guru mengalami

peningkatan.

Berdasarkan lampiran 34 dapat dibuat tabel perbandingan kegiatan

guru pada tabel 4.15 di bawah ini :

Tabel 4.15. Kegiatan Guru dalam Penggunaan Alat Peraga di Kelas IV SDN

01 Tengklik Tahun 2012

No Kategori Siklus 1 Siklus 2

1 Sangat baik - 4

2 Baik 21 27

3 Kurang 6 -

4 Sangat Kurang - -

Jumlah 27 31

Diketahui dari tabel di atas bahwa pada siklus 1 skor kegiatan guru

dalam menggunakan alat peraga bangun ruang adalah 27 dengan skor baik

ada 21 dan kurang ada 6 dan meningkat pada siklus 2 yaitu mendapat skor

31 dengan skor sangat baik 4 dan baik 27.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dibuat histogram kegiatan guru dalam

penggunaan alat peraga tertera pada gambar 4.9 di bawah ini :

0

5

10

15

20

25

30

35

siklus I siklus II

Gambar 4.9. Histogram Kegiatan Guru dalam Penggunaan Alat Peraga di

Kelas IV SDN 01 Tengklik Tahun 2012

Berdasarkan analisis data dan observasi selama pembelajaran

matematika tentang bangun ruang kubus dan balok secara umum

menunjukan perubahan yang signifikan. Dari keadaan awal dengan

prosentase ketuntasan 41,67% dan rata-rata kelas 57,44. Pada siklus i

diperoleh prosentase ketuntasan 55,56% dan rata-rata kelas 69,82 menjadi

86,11% dan rata-rata kelas 80,17 pada siklus II. Dapat diletahui bahwa guru

telah berhasil menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

01 Tengklik. Selain itu juga siswa yang mengikuti pembelajaran merasa

tidak jenuh.

N

I

L

A

I

27

31

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan,

menggunakan alat peraga bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Tengklik dapat diambil kesimpulan, bahwa penggunaan alat peraga bangun ruang

dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kubus dan balok pada siswa

kelas IV SD Negeri 01 Tengklik tahun 2012.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan

peningkatan. Pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM hanya 41,67% atau 15 siswa dari 36 siswa, sisanya ada 21 siswa yang

nilainya di bawah KKM, jumlah itu masih jauh dari target siswa yang tuntas

KKM yaitu 80%. Masih rendahnya ketuntasan siswa disebabkan siswa kurang

memahami sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang

antusias dalam kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan alat peraga bangun ruang yang disajikan dalam kegiatan

belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada

siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM adalah 55,56% atau 20 siswa dari

36 siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 13,89%

atau 5 siswa dari kondisi awal. Ini menunjukkan bahwa siswa lebih memahami

materi pelajaran saat guru menggunakan alat peraga bangun ruang.

Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM pada siklus II yaitu

86,11% atau 31 siswa dari 36 siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang

mencapai KKm yaitu 30,55% atau11 siswa. Berdasarkan data tersebut setelah

melaksanakan siklus II terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan nilai KKM. Dalam siklus II siswa mulai aktif dan lebih

paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga jumlah siswa yang

mencapai nilai KKM dalam siklus II lebih banyak dari pada siklus I.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penggunaan alat

peraga bangun ruang sangat cocok untuk diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar tentang bangun ruang sebab siswa dapat memahami secara langsung

materinya sehingga semua siswa bisa mengerjakan tes.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan alat peraga bangun ruang hendaknya digunakan dan dibiasakan

oleh guru dalam pembelajaran bangun ruang pada siswa SD kelas IV.

2. Penggunaan alat peraga bangun ruang dapat digunakan sebagai acuan untuk

menggunakan alat peraga lain dalam pengajaran.

3. Dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian lain yang hampir sama

pokok permasalahannya dengan penelitian ini.

C. Saran

Sesuai dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam

rangka ikut menyumbangkan pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pelajaran matematika, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a) Siswa sebaiknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan berani

memberikan pendapatnya tentang materi bangun ruang kubus dan balok.

b) Selalu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam proses

pembelajaran mengenai bangun ruang kubus dan balok.

c) Dalam kerja kelompok materi bangun ruang kubus dan balok ini

hendaknya mau berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya supaya

terjadi interaksi dalam proses pembelajaran.

d) Siswa sebaiknya mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dari

sekolah tentang bangun ruang kubus dan balok ini dalam kehidupan

sehari-hari atau sebaliknya.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ALAT ......tentang kubus dan balok pada siswa kelas iv skripsi oleh : nuria kusuma putri k7108197 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

e) Diharapkan siswa lebih punya keberanian untuk mengajukan pertanyaan

seputar bangun ruang kubus dan balok agar terjadi interaksi pembelajaran

yang menyenangkan.

2. Bagi Guru

a) Dalam pembelajaran hendaknya menggunakan alat peraga yang bervariasi

salah satunya adalah alat peraga bangun ruang.

b) Sebaiknya dalam materi bangun ruang kubus dan balok ini guru memilih

dalam menggunakan model dan metode pembelajaran yang menarik dan

sesuai dengan pembelajaran sperti model kooperatif, PBL dan model tanya

jawab, kerja kelompok, jangan terlalu sering menggunakan metode

ceramah.

c) Guru mempersiapkan alat peraga bangun ruang dan perencanaan

pembelajaran yang sesuai dengan materi bangun ruang kubus dan balok

sebelum pembelajaran dimulai.

d) Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang

kubus dan balok, sebaiknya guru mengaitkan materi yang dipelajari

dengan dunia nyata siswa, memberikan contoh benda nyatanya.

3. Bagi Sekolah

a) Menyediakan fasilitas alat peraga yang mendukung, seperti alat peraga

bangun ruang yang dapat digunakan untuk pembelajaran terutama dalam

pembelajaran matematika tentang kubus dan balok.

b) Mengadakan kelompok belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas

agar siswa dapat memahami materi bangun ruang kubus dan balok lebih

cepat.

c) Kepala sekolah hendaknya selalu aktif mendorong guru-guru untuk

melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif salah satunya

menggunakan alat peraga bangun ruang.