Upload
builiem
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN NEGERI DAN SWASTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Andynata G.
G0006178
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Negeri dan Swasta
Andynata Giantoko, NIM: G0006178, Tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari , Tanggal
Pembimbing Utama
Nama : : I. G. B Indro N, dr., Sp. KJ NIP : 197310032005011001 ………………………………
Pembimbing Pendamping
Nama : Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, M.Sc, PhD
NIP : 195510271994121001 ................................................
Penguji Utama
Nama : Yusvick M. Hadin., Sp. KJ
NIP : 1949042219760910001 ................................................
Anggota Penguji
Nama : Made Setiamika, dr., Sp.THT-KL
NIP : 140150259 ................................................
Surakarta, ……………………. 2010
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Vicky E., dr.,Sp.THT-KL, M.Sc Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS.
NIP : 197709142005011001 NIP : 194811071973101003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 10 November 2010
Andynata G.
NIM. G0006178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK Andynata Giantoko, G0006178, 2010. Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Negeri dan Swasta. Laju peningkatan lulusan Perguruan tinggi yang tidak diimbangi dengan kesempatan kerja atau keengganan bekerja menyebabkan meningkatnya pengangguran sarjana. Masalah pengangguran sarjana tersebut tidak terlepas dari menjamurnya jumlah Perguruan Tinggi Swasta. Dari 69 pendidikan tinggi kedokteran, baru 53 yang terakreditasi. Untuk pendidikan kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri, sekitar 63 persen berakreditasi A, sedangkan di Perguruan Tinggi Swasta umumnya berakreditasi B dan C. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan stratified random sampling. Sampel penelitian adalah 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala L-MMPI dan TMAS. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta lebih cemas daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (OR=4,2, X2=7,57; p=0,006). Peneliti menyimpulkan terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta di mana mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta lebih cemas daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri. Kata Kunci : Kecemasan, Mahasiswa, Perguruan Tinggi Swasta, Perguruan
Tinggi Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Andynata Giantoko, G0006178, 2010. The Differences of Anxiety between Students of Public and Private Medical University. The rate of increase in college graduates is not balanced with job opportunities or unwillingness to work, which leads to an increase in unemployment scholar rate. The unemployment rate of graduates is closely related to an increasing number of Private Universities. From 69 medical colleges, only 53 are accredited. For medical education at Public Universities, about 63 percent is accredited with an A, whereas in Private Universities are generally accredited with B and C. This study aims to examine the differences of anxiety between students of Public Medical University and students of Private Medical University. This study is an analytical descriptive research by using cross sectional approach, while the sampling technique uses stratified random sampling. The research sample was 32 students of Public Medical University and 32 students of Private Medical University. The instruments used in the research were L-MMPI scale and TMAS. In addition, Chi-Square was used for the data analysis. The result of data analysis shows that students of Private Medical University are more anxious than students of Public Medical University (OR=4.2; X2=7.57; p=0,006). In conclusion, there is a difference of anxiety between students of Public Medical University and students of Private Medical University. Students of Private Medical University are more anxious than student of Public Medical University. Keywords: Anxiety, College Student, Private University, Public University
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Negeri dan Swasta”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Seluruh Staf
Bagian Skripsi atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan. 3. I. G. B Indro N, dr., Sp. KJ, selaku Pembimbing Utama, atas segala
bimbingan, bantuan, dan pengarahan materi yang telah diberikan kepada penulis dalam pelaksanaan dan penulisan skripsi ini.
4. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, M.Sc, PhD, selaku Pembimbing Pendamping, atas segala bimbingan, arahan, dan masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Yusvick M. Hadin., dr., Sp. KJ, selaku Penguji Utama, yang telah berkenan menguji, memberi nasihat, koreksi, kritik, dan saran sehingga penyusunan skripsi ini semakin sempurna.
6. Made Setiamika, dr., Sp.THT-KL, selaku Anggota Penguji, yang telah berkenan menguji, memberi nasihat, koreksi, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Papa, mama, serta adik-adik yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan motivasi pada penulis.
8. Panda yang selalu mendengarkan semua keluh kesah penulis dan selalu memberikan semangat untuk terus maju kepada penulis.
9. Teman-teman sesama veteran Aci, Banu, Datus, Febrian, Freddy, Ica, Kiky, Okky, Ramon, Savero, Tejo dan semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun, yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Surakarta, 10 November 2010 Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. .xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ........................................................... 4
B. Kerangka Pemikiran ............................................... 11
C. Hipotesis ....................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 12
A. Jenis Penelitian ........................................................... 12
B. Subjek Penelitian ........................................................... 12
C. Lokasi Penelitian ........................................................... 12
D. Teknik Sampling ........................................................... 12
E. Variabel Penelitian ............................................... 12
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................... 12
G. Alat dan Bahan Penelitian ................................... 13
H. Rancangan Penelitian ............................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
BAB V PEMBAHASAN ........................................................... 16
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................... 18
A. Simpulan ....................................................................... 18
B. Saran ....................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 19
LAMPIRAN .............................................................................................. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 Tabel Hasil Uji Chi-square tentang Perbedaan ........... 15
Kecemasan antara Mahasiswa Fakutas Kedokteran
Negeri dan Swasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 11
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Isian Data Pribadi ........................................................... 22
Lampiran 2. Kuesioner Skala L-MMPI ............................................... 23
Lampiran 3. Kuesioner TMAS ........................................................... 25
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ........................................................... 28
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........... 29
Lampiran 6. Data Hasil Penelitian ........................................................... 30
Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS 17.0 ....................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai suatu negara yang baru berkembang harus berusaha keras
untuk memperbaiki kekurangannya dalam penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan tenaga professional. Perguruan tinggi ditantang untuk mampu
meningkatkan mutu lulusannya agar dapat menjamin secara maksimal kebutuhan
tenaga kerja di berbagai sektor. Maka, perlu relevansi program yang
diselenggarakannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Laju peningkatan
lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang tidak diimbangi dengan kesempatan kerja
atau keengganan bekerja menyebabkan meningkatnya pengangguran sarjana.
Masalah pengangguran sarjana tersebut tidak terlepas dari menjamurnya jumlah
Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
Komisi VI DPR tanggal 6 Februari 2002 di Jakarta, Dirjen Pendidikan Tinggi
(DIKTI) Depdiknas, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menilai, sekitar 70%
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia tidak memenuhi persyaratan sebuah
perguruan tinggi (Kartiwa, 2003).
Perguruan Tinggi Swasta yang tidak memenuhi syarat harus dilakukan
pembinaan, sedangkan yang sudah memenuhi syarat diperkuat menjadi lebih
kuat dan diunggulkan. Sedangkan terhadap yang masih lemah dicoba untuk
diperkuat, apabila tidak mungkin terpaksa akan dieliminasi atau ditutup. Kriteria
yang digunakan sebagai persyaratan minimal untuk pendirian sebuah Perguruan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tinggi antara lain adalah unsur dosen, sarana, kelengkapan-kelengkapan, budaya
akademik dan jumlah penelitian. Di Perguruan Tinggi Negeri, dosen yang
berkualifikasi magister (S2) dan/atau doktor (S3) sudah mencapai 68%.
Sementara di Perguruan Tinggi Swasta baru mencapai 47%. Dari pendapat
Dirjen Dikti tersebut terlihat masih lemahnya kualitas PT, khususnya PTS yang
ada di Indonesia. Sehingga diperlukan pengawasan mutunya agar tidak
merugikan lulusannya karena tidak dapat diserap oleh pasar kerja (Kartiwa,
2003).
Menurut Rafik ada banyak alasan mengapa masyarakat menjatuhkan
pilihannya ke PTN. Dari fasilitas kampus dan fasilitas fisik saja, PTN lebih
representatif. PTN lebih mapan dan punya nama. Memang banyak orang
memilih PTN karena pertimbangan biaya lebih murah. Biaya kuliah di PTS lebih
mahal, karena tidak ada subsidi pemerintah ke PTS. Subsidi tersebut hanya
diberikan ke mahasiswa PTN (Setioko, 2010).
Dari 69 pendidikan tinggi kedokteran, baru 53 yang terakreditasi. Untuk
pendidikan kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri, sekitar 63 persen
berakreditasi A, sedangkan di Perguruan Tinggi Swasta umumnya berakreditasi
B dan C (Jalal, 2009).
Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia, perasaan itu
ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-samar,
yang seringkali disertai oleh gejala otonomik (Kaplan dan Sadock, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dari uraian di atas, peneliti ingin mengadakan studi banding tentang
perbedaan kecemasan antara mahasiswa Fakultas Kedokteran yang kuliah di
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan kecemasan antara mahasiswa Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi
Swasta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecemasan antara
mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Untuk wawasan dan pengembangan ilmu penyakit jiwa khususnya serta
tentang perbedaan kecemasan mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Swasta.
2. Manfaat praktis
Untuk masukan bagi pengelola Perguruan Tinggi Swasta dalam
menentukan kebijakan yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecemasan
a.`Pengertian
Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia.
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan
adanya ancaman dan memiliki kualitas menyelamatkan hidup. Kecemasan
adalah penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari
pengalaman akan sesuatu yang baru dan belum pernah dicoba (Kaplan dan
Saddock, 2005).
Kecemasan adalah reaksi yang normal terhadap stres dan ancaman
bahaya. Kecemasan merupakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya
bahaya, baik yang nyata maupun yang belum tentu ada. Kecemasan dan
ketakutan sering digunakan dengan arti yang sama; tetapi, ketakutan
biasanya merujuk akan adanya ancaman yang spesifik; sedang kecemasan
merujuk akan adanya ancaman yang hanya berdasarkan hasil asumsi yang
belum tentu benar. Perasaan tidak berdaya dan tidak adekuat dapat terjadi,
disertai rasa terasing dan tidak aman. Intensitas perasaan ini dapat ringan
atau cukup berat sampai menyebabkan kepanikan, dan intensitasnya dapat
meningkat atau menghilang tergantung pada kemampuan doping individu
dan sumber-sumber pada suatu waktu tertentu (Miraz, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kecemasan adalah salah satu dari empat kelompok besar perasaan
emosional, di samping sedih, gembira, dan marah. Kecemasan bisa normal
dan bisa patologis. Kecemasan normal apabila mendapatkan ketegangan
hidup kemudian dapat segera menyesuaikan diri dalam waktu yang lebih
singkat, apabila terus menerus terjadi Kecemasan di mana fungsi
homeostatis gagal mengadaptasi maka menjadi Kecemasan patologis
(Maramis, 2005).
Kecemasan dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa
latin “yang berarti kaku dan “ango, anci” yang berarti mencekik
(Trismiati, angustus” 2004). Menurut Freud (dalam Pratiwi, 2010)
mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat
disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai
mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal
kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang
tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
b. Etiologi Kecemasan
Kartini (2000) menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari
rangsangan-rangsangan sebagai berikut :
a. Ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kegagalan yang
bertubi-tubi.
b. Represi terhadap macam-macam masalah sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Kecenderungan-kecenderungan harga diri yang terhalang.
d. Dorongan seksual yang terhambat.
Etiologi kecemasan terdiri dari:
a. Faktor biologi
Diduga noradrenergik, Gamma Amino Butiric Acid (GABA) dan
sistem neural serotonergik di lobus frontal dan sistem limbik
berpengaruh secara patofisiologis dalam gangguan ini. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa pada pasien kecemasan mempunyai
respon simpatis yang lebih tinggi dibandingkan dengan respon adaptasi
lambat. Pada elektroensefalogram (EEG) saat tidur terdapat peningkatan
fase tidur yang tidak teratur, penurunan stadium I tidur, dan penurunan
kecepatan gerakan mata. Perubahan tidur ini berbeda dengan perubahan
yang tampak pada depresi. Beberapa peneliti menduga bahwa sebagian
pasien dengan kecemasan umum mungkin memiliki kesamaan biologis
dengan pasien gangguan panik. Secara genetik, beberapa aspek
gangguan dapat diturunkan. Wanita lebih sering dibandingkan dengan
pria. Pria kebanyakan tampak seperti gangguan alkohol. Angka kejadian
pada orang kembar adalah 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada
kembar dizigotik (Kaplan dan Saddok 2005).
b. Faktor psikososial
Dua bidang pikiran utama yaitu bidang kognitif perilaku dan bidang
psikoanalitik. Bidang kognitif perilaku menghipotesiskan bahwa pasien
dengan gangguan kecemasan umum adalah berespon secara tidak tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi. Ketidakakuratan
tersebut disebabkan oleh perhatian selektif terhadap perincian negatif di
dalam lingkungan, oleh distorsi pemrosesan informasi, dan oleh
pandangan yang terlalu negatif tentang kemampuan seseorang untuk
mengatasinya. Bidang psikoanalitik menghipotesiskan bahwa kecemasan
adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan. Teori
psikologi tentang kecemasan tersebut pertama kali diajukan oleh
Sigmund Freud di tahun 1990 dengan penjelasan tentang Little Hans;
sebelumnya, Freud telah memandang kecemasan sebagai memiliki dasar
fisiologi (Kaplan dan Saddok 2005).
Suatu hirarki kecemasan adalah berhubungan dengan berbagai
tingkat perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan
mungkin berhubungan dengan ketakutan akan penghancuran atau fusi
dengan orang lain. Pada tingkat perkembangan yang lebih matur,
kecemasan adalah berhubungan dengan perpisahan dari objek yang
dicintai. Pada tingkat yang masih lebih matur, kecemasan adalah
berhubungan dengan hilangnya cinta dari objek yang penting.
Kecemasan kastrasi adalah berhubungan dengan fase oedipal dari
perkembangan dan dianggap merupakan satu tingkat tertinggi dari
kecemasan. Kecemasan superego, ketakutan mengecewakan gagasan dan
nilai sendiri (didapatkan dari orang tua yang diinternalisasikan), adalah
bentuk kecemasan yang paling matur (Kaplan dan Saddok 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Patofisiologi
Kecemasan berhubungan dengan sirkuit otak dan sistem neurotransmitter
tertentu. Beberapa tahun terakhir ini semakin banyak perhatian yang
difokuskan pada peran system corticotrophin releasing factor (CRF) yang
sangat penting untuk ekspresi kecemasan. Ini disebabkan karena CRF
mengaktifkan aksis-HPA, yang merupakan bagian sistem CRF ini memiliki
efek yang luas pada wilayah-wilayah otak yang terimplikasi dalam
kecemasan, termasuk otak-emosional (sistem limbik), terutama hipokampus
dan amigdala, lokus sereleus dalam batang otak, korteks prefrontal, dan
sistem neurotransmitter dopaminergik. Sistem CRF juga berhubungan
langsung dengan sistem GABA-benzodiazepin dan serotonergik serta sistem-
sistem neurotransmitter noradrenergik (Barlow dan Durand, 2007).
Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan kecemasan adalah
sistem limbik yang bertindak sebagai mediator antara batang otak dan
korteks. Batang otak yang lebih primitif, memonitor dan merasakan
perubahan dalam fungsi-fungsi jasmaniah kemudian menyalurkan sinyal-
sinyal bahasa potential ini ke proses-proses kortikal yang lebih tinggi melalui
sistem limbik (Barlow dan Durand, 2007).
d. Gejala Kecemasan
Gejala Klinis
Keluhan dan gejala umum dapat dibagi menjadi gejala somatik dan
psikologis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gejala somatik berupa :
a. Keringat berlebih.
b.Ketegangan pada otot skelet : sakit kepala, kontraksi bagian belakang leher
atau dada, suara bergemetar, nyeri punggung.
c. Sindroma hiperventilasi : sesak nafas, pusing, paraestesi.
d.Gangguan fungsi gastrointestinal : nyeri abdomen, tidak nafsu makan,
mual, diare, konstipasi.
e. Iritabilitas kardiovaskular : hipertensi, takikardi.
f. Disfungsi genitourinaria : sering buang air kecil, sakit saat berkemih,
impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual.
Gejala psikologis berupa :
a. Gangguan mood : sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih.
b.Kesulitan tidur : insomnia, mimpi buruk, mimpi yang berulang-ulang.
c. Kelelahan, mudah capek.
d.Kehilangan motivasi dan minat.
e. Perasaan-perasaan yang tidak nyata.
f. Sangat sensitif terhadap suara : merasa tak tahan tehadap suara-suara yang
sebelumnya biasa-biasa saja.
g.Berpikiran kosong, tidak mudah berkonsentrasi, mudah lupa.
h.Kikuk, canggung, koordinasi yang buruk.
i. Tidak bisa membuat keputusan : tidak bisa menentukan pilihanku, bahkan
untuk hal-hal kecil.
j. Gelisah : resah, tidak bisa diam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
k.Kehilangan kepercayaan diri.
l. Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang.
m.Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.
n.Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang sudah dilakukan.
(Conley, 2006)
e. Mengukur Tingkat Kecemasan
Instrumen sebagai alat bantu diagnosis kecemasan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah the Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Skala ini
disusun oleh Taylor untuk menyeleksi subjek penelitian dengan tingkat
kecemasan tinggi dan rendah, guna mempelajari berbagai situasi
eksperimental (Wicaksono, 1992).
TMAS merupakan kuesioner yang terdiri dari 50 butir pertanyaan yang
kesemuanya menunjukkan skor kecemasan yang muncul. Banyak dari butir-
butir ini yang menunjukkan gejala kecemasan yang mencolok seperti
berkeringat, muka kemerahan, keguncangan, gemetaran, dan lain-lain.
Sebagian mengandung keluhan-keluhan somatik seperti mual, pusing, diare,
gangguan lambung, dan lain-lain. Butir-butir lainnya menunjukkan
konsentrasi, perasaan eksitasi atau tidak bisa istirahat, menurunnya
kepercayaan diri, sensitivitas ekstra terhadap orang lain, perasaan akan
bahaya dan tidak berguna (Wicaksono, 1992).
Manifest Anxiety Scale dari Taylor (T-MAS) yang telah divalidasi
penggunaannya di Indonesia dengan hasil baik. Dengan nilai batas pemisah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
skor 22/23, sensitivitas T-MAS cukup tinggi yaitu 90%, spesivisitasnya
95%,nilai ramal positif 94,7%, nilai ramal negatif 90,4% dan efektifitas
diagnosis 92,5%. Reliabilitas instrumen dengan KR 20 reliabilitasnya r :
0,86. Butir-butir pernyataan yang sesuai untuk kecemasan/favourable yaitu
nomor 2,5,6,7.8,10,11,13,14,16,17,19,21,22,23,24,26,27,28,30,31,32,33,34,
36,37,39,40,41,42,45,46,47,48,49 (35 butir). Sedangkan butir-butir
pernyataan yang tidak sesuai untuk kecemasan/unfavourable yaitu nomor
1,3,4,9,12,15,18,20,25,29,35,38,43,44,50 (15 Butir). Sangat praktis dan
pasien dapat mengerjakan sendiri dalam waktu relatif singkat (Sudiyanto,
2003).
2. Mahasiswa
Definisi mahasiswa adalah sekelompok pemuda yang sedang belajar di
perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Mahasiswa adalah
sebutan bagi orang-orang yang melanjutkan studinya di perguruan tinggi.
Mahasiswa selalu mempunyai kedudukan yang lebih di mata masyarakat.
Karena mereka menganggap bahwa mahasiswa adalah jaminan di dunia kerja
(Nugroho, 2008).
Mahasiswa didefinisikan sebagai pelajar yang menempuh pendidikan
perguruan tinggi dan memiliki kesadaran. Kesadaran di sini sangatlah
penting. Kesadaran di sini ditempatkan sebagai bagaimana mahasiswa tadi
memperlakukan obyek yang telah dipahami selama menempuh pendidikan,
terlebih untuk senjata atau alat pergerakan mahasiswa. Dengan demikian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tepatlah pendapat yang mengatakan bahwa mahasiswa dalam menyikapi
segala sesuatu tidak dan bukan atas dasar solidaritas sesama mahasiswa,
penghormatan pada senior yang kharismatis-feodalistik, dan keterpanggilan
emosional tapi minim bingkai rasionalitas (Fathoni, 2008).
3. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang menyelenggarakan
program pendidikan akademik atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu
pengetahuan. Perguruan tinggi yang mempunyai program studi yang paling
beragam, dari bidang eksakta sampai sosial, dari teknologi sampai bahasa.
Bidang kemampuan tersebut dikelompokkan dalam fakultas-fakultas. Pada
beberapa perguruan tinggi, terdapat fakultas-fakultas yang lebih menjurus
(Yudha, 2009).
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di
jalur pendidikan sekolah (Nawawi, 1994) yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademis dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian (Hardjana, 1994).
Di Indonesia dikenal dua penyelenggara perguruan tinggi yaitu
pemerintah dan masyarakat. Perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
pemerintah disebut Perguruan Tinggi Negeri, sumber dananya berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pemerintah. Perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut
Perguruan Tinggi Swasta, dan sumber dananya sebagian besar berasal dari
mahasiswa (Barthos, 1992).
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan
Tinggi Negeri
Faktor-faktor 1. Faktor internal Mahasiswa 2. Faktor eksternal
a. Mutu b.Biaya c. Fasilitas
Faktor-faktor: 1. Faktor internal Mahasiswa 2. Faktor eksternal
a. Mutu b.Biaya c. Fasilitas
Stres lebih Stres kurang
Lebih cemas Kurang cemas
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan
Tinggi Swasta
Ketidakharmonisan keluarga, kematian sanak saudara, sahabat
Perguruan Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Hipotesis
Terdapat perbedaan kecemasan antara mahasiswa Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan
Tinggi Swasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
studi cross sectional (Taufiqurohman, 2004).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Responden yang digunakan sebanyak 64 orang meliputi 32 orang
mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan 32 orang
mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta. Masing-masing
berasal dari semester 1,3,5,7 yang diambil 8 orang dari tiap semester.
D. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penetapan sampel dilakukan secara stratified
random sampling yaitu merupakan teknik pencuplikan dengan membagi
populasi sasaran dalam strata menurut karakteristik tertentu yang dianggap
penting oleh peneliti (Murti, 2010).
E. Variabel Penelitian
1.Variable bebas : Mahasiswa FK UNS dan FK UMS.
2. Variabel terikat : Kecemasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Variabel luar :
a. Ketidakharmonisan keluarga
b.Kematian sanak saudara, kerabat, sahabat
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMS.
2. Variabel Terikat
Kecemasan diukur dengan TMAS. Skor ≤ 21 kecemasan rendah,
sedangkan skor ≥ 22 kecemasan tinggi.
3. Variabel Luar
a. Ketidakharmonisan keluarga.
b.Kematian sanak saudara, kerabat, sahabat
G. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
1. Kuesioner L-MMPI.
Merupakan tes kepribadian yang terbanyak penggunaannya di dunia
sejak tahun 1942. Dikembangkan oleh Hathaway (psikolog) dan McKinley
(psikiater) dari Universitas Minnesota, Minneapolis, USA sejak tahun 1930-
an (Butcher, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dalam penelitian ini hanya digunakan skala L dalam keseluruhan tes L-
MMPI. Skala L dipergunakan untuk mendeteksi ketidakjujuran subjek
termasuk kesengajaan subjek dalam menjawab pertanyaan supaya dirinya
terlihat baik (Graham, 2005).
Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil
yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek
penelitian. Tes terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” atau
“tidak menjawab” dengan nilai batas skala 10, artinya bila subjek penelitian
mempunyai nilai ≥ 10, maka jawaban subjek penelitian itu dinyatakan
invalid.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-square
dengan bantuan SPSS 17 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
I. Rancangan Penelitian
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian
Kuesioner Pribadi Nama, Nim,
Ketidakharmonisan keluarga, Kematian
L-MMPI L-MMPI
Yang memenuhi syarat
Yang memenuhi syarat
T-MAS T-MAS
Hasil Hasil
Uji Chi-square
Kuesioner Pribadi Nama, Nim,
Ketidakharmonisan keluarga, Kematian
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta. Kemudian didapatkan 64 sampel yang
memenuhi syarat, terdiri dari 8 orang dari tiap semesternya, yaitu semester 1,3,5,7
sehingga didapatkan masing-masing 32 sampel dari Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Negeri dan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta.
Tabel 4.1. Tabel Hasil Uji Chi-square Tentang Perbedaan Kecemasan Antara
Mahasiswa Fakutas Kedokteran Negeri dan Swasta.
Mahasiswa T-MAS OR X2 p
Fakultas Kecemasan
Kedokteran Tinggi Rendah Total
Swasta 21 (65,6%) 11 (34,4%) 32 (100%) 4,2 7,57 0,006
Negeri 10 (31,3%) 22 (68,7%) 32 (100%)
Data kemudian dianalisis dengan uji statistik Chi-square dengan
menggunakan program SPSS 17.0 untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kecemasan. Dari uji statistik didapatkan nilai kemaknaan (p) sebesar 0,006. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
ini berarti terdapat perbedaan kecemasan yang secara statistik signifikan antara
mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta.
Tabel 4.1 menunjukkan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang kuliah di
Perguruan Tinggi Swasta memiliki risiko untuk mengalami kecemasan 4X lebih
besar daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang kuliah di Perguruan Tinggi
Negeri. Terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta (OR = 4,2 ; X2 = 7,57 ; p = 0,006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB V
PEMBAHASAN
Dari penelitian diperoleh hasil yang sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa ada perbedaan kecemasan antara mahasiswa Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi
Swasta. Dimana mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta
memiliki rata-rata skor TMAS yang lebih tinggi, dengan kata lain lebih cemas
daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Mahalnya biaya kuliah di PTS
Karena PTS merupakan badan pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak
swasta dimana dana operasionalnya dibiayai sendiri oleh pihak penyelenggara
dengan tambahan subsidi dari pemerintah. Untuk kelangsungan kegiatan
kampusnya serta untuk meningkatkan sarana prasarananya seperti untuk
membayar pegawai, tenaga pengajar serta pengembangan kampusnya, badan ini
bergantung kepada banyak tidaknya mahasiswa yang dapat dijaring tiap tahunnya.
Sebagai akibat biaya serta dana yang di tanggung sendiri, maka biaya pendidikan
biasanya lebih tinggi dari PTN (Wijaya, 2009).
2. Fasilitas yang kurang memadai
Perguruan Tinggi Swasta pada umumnya tidak memiliki fasilitas serta
kelengkapan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Negeri (Wijaya, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Mutu
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, Suharyadi sendiri
mengakui, kualitas dosen PTS di Indonesia belum seperti yang diharapkan.
Kualitas dosen PTS memang jauh di bawah standar, karena sekitar 60 persen
belum berpendidikan S-2. Kualifikasi dosen PTS yang 60 persen baru S1 tersebut,
tentu saja menjadi hambatan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,
khususnya mutu dosen di PTS, selalu terhambat (Harsono dan Masaharu, 2008).
4. Mahasiswa
Sebagian besar PTS hanya mampu mendapat sisa-sisa calon mahasiswa yang
tidak lulus SPMB. Walaupun sudah banyak cara yang telah dilakukan oleh
beberapa PTS mulai dari promosi di koran, televisi, radio, brosur, bahkan spanduk
yang membentang di sudut-sudut kota, namun jarang terjadi para lulusan
SMA/SMK yang menyerbu PTS itu sebelum pelaksanaan SPMB (Ramadhan,
2009).
KETERBATASAN PENELITIAN
Banyaknya faktor perancu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, seperti
penyakit menahun, kecelakaan, pola pengasuhan orang tua, cacat tubuh,
kematangan pribadi. Oleh karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan
peneliti maka faktor-faktor tersebut tidak diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kecemasan yang secara
statistik signifikan dalam hal kecemasan antara mahasiswa Fakultas
Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Perguruan Tinggi Swasta. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi
Swasta lebih cemas daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan
Tinggi Negeri (OR = 4,2 ; X2 = 7,57 ; p = 0,006).
B. SARAN
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta cenderung untuk
mengalami kecemasan lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri, untuk itu penulis menyarankan :
1. Perguruan Tinggi Swasta diharapkan menentukan kebijakan yang lebih
baik mengenai biaya perkuliahan sehingga tidak memberatkan
mahasiswa.
2. Perguruan Tinggi Swasta diharapkan meningkatkan kelengkapan fasilitas
sehingga dapat lebih menunjang proses perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3. Perguruan Tinggi Swasta diharapkan terus meningkatkan mutunya,
sehingga dapat menarik minat mahasiswa untuk kuliah di Perguruan
Tinggi Swasta.
4. Perlu pendekatan-pendekatan khusus kepada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta, misalnya dengan mengadakan
konseling-konseling di fakultas untuk mengatasi masalah mereka.