44
PERBEDAAN DERAJAT INSOMNIA PADA PENDUDUK YANG TERPAPAR RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DI SEKITAR SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran M. ARIEF SYAIFUDDIN G0008122 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

  • Upload
    vokiet

  • View
    224

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

PERBEDAAN DERAJAT INSOMNIA PADA PENDUDUK YANG

TERPAPAR RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

DI SEKITAR SALURAN UDARA TEGANGAN

EKSTRA TINGGI (SUTET)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

M. ARIEF SYAIFUDDIN

G0008122

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 21 Desember 2011

M. ARIEF SYAIFUDDIN

G0008122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

iv

ABSTRAK

M. Arief Syaifuddin, G0008122, 2011. Perbedaan Derajat Insomnia pada Penduduk yang Terpapar Radiasi Gelombang Elektromagnetik di Sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan menggunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan 60 sampel dengan kriteria wanita produktif, sehat, dan minimal tinggal 5 tahun di bawah SUTET. Sampel di bagi berdasar jarak tempat tinggal dari poros tengah SUTET. Kelompok dengan jarak 0 – 15 m dari poros tengah SUTET disebut kelompok terpapar, Kelompok dengan jarak lebih dari 15 m dari poros tengah SUTET disebut kelompok kontrol. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan panduan skala L-MMPI, kuisioner dan Insomnia Rating Scale pada masing-masing kelompok. Data yang diperoleh kemudian diuji analisis menggunakan Chi Square (X2). Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian didapat X2

hitung sebesar 11, 589 lebih besar dari X2

tabel yaitu 3,841 dengan taraf signifikasi 0,05 dan derajat kebebasan (db) 1. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan insomnia secara bermakna pada kedua kelompok penelitian. Simpulan Penelitian: Ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Kata kunci: Elektromagnetik, radiasi, insomnia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

v

ABSTRACT

M. Arief Syaifuddin, G0008122, 2011. The Differences of Insomnia Grade on People Expossed by Electromagnetic Wave Radiation of Extra High Voltage Air Corridor (EHVAC). Paper of Bachelor Degree. Medical Falculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Objective : The objective of this study is to find out differences of insomnia grade on people expossed by Electromagnetic Wave Radiation of Extra High Voltage Air Corridor (EHVAC). Methods: This study was an analytical observational with cross sectional approach. Samples were taken by using simple random sampling. This research used 60 samples with criteria: healthy productive woman who has lived at least for 5 years under the EHVAC exposure. Sample divided based on the distance from the axis of EHVAC. The group which has distance 0 - 15 meters from the axis of EHVAC is exposure group, The group which has distance more than 15 meters from the axis of EHVAC is controlled group. The interview was done by using L-MMPI scale, questioner, and Insomnia Rating Scale for each group. The results were analyzed by Chi Square (X2). Results: From this study results showed X2 value is 11, 589 more than X2 table, 3.841, with a significancy level of 0.05 and degrees of freedom (db) 1. It showed that there is significant difference of insomnia in both study groups. Conclusion: There is the differences of insomnia grade on people expossed by electromagnetic wave radiation of Extra High Voltage Air Corridor (EHVAC). Keywords: Electromagnetic, radiation, insomnia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Derajat Insomnia pada Penduduk yang Terpapar Radiasi Gelombang Elektromagnetik di Sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Nur Hafida Hikmayani, dr, MClinEpid selaku Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hartono, dr., M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah memberi bimbingan dan saran guna penyusunan skripsi ini.

4. R. P. Andri Putranto, dr., M.Si selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberi bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.

5. Margono, dr., M.Kes selaku Penguji Utama yang telah memberi saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

6. Anik Lestari, dr., M.Kes selaku Anggota Penguji yang telah memberi masukan dalam melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran UNS yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu, Bapak, Kakak dan Adik yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

9. Segenap Staf Laboratorium Fisika Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta. 10. Kepada Kepala Desa dan masyarakat Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes. 11. Segenap anggota PMPA VAGUS Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran untuk peningkatan karya ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi semua.

Surakarta, 21 Desember 2011

M. Arief Syaifuddin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

vii

DAFTAR ISI

halaman

PRAKATA ................................................................................................................. vi

DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 4

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 4

B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 14

C. Hipotesis .................................................................................................. 15

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 16

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 16

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 16

C. Populasi Penelitian.................................................................................. 16

D. Teknik Sampling ..................................................................................... 17

E. Alur Penelitian ........................................................................................ 17

F. Klasifikasi Variabel ................................................................................ 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

viii

G. Definisi Operasional Variabel................................................................ 19

H. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 20

I. Cara Kerja .............................................................................................. 21

J. Teknik Analisis Data ............................................................................. 22

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 23

A. Kondisi Lingkungan ............................................................................... 23

B. Karakteristik Responden ........................................................................ 23

C. Derajat Insomnia ..................................................................................... 26

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................... 29

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 33

A. Simpulan.................................................................................................. 33

B. Saran ........................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 35

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Nilai Ambang Batas (NAB) Paparan Radiasi Elektromagnetik...............8

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ..............24

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ......................................................24

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan...................................................25

Tabel 5. Perbedaan Insomnia ...................................................................................27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Klaten

Lampiran 3. Kuesioner Identitas Responden

Lampiran 4. Skala L-MMPI

Lampiran 5. Insomnia Rating Scale

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selaras dengan kemajuan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berimbas pula pada kegiatan industri maupun pemukiman

yang meningkat pesat, maka penggunaan tenaga listrik dari tahun ke tahun

meningkat pula. Untuk menyalurkan kebutuhan aliran listrik untuk

mendukung hal di atas salah satunya adalah dengan menggunakan suatu

jaringan kabel konduktor yang ditransmisikan melalui udara. Sebagian

jaringan untuk transmisi listrik melalui udara tersebut dikenal dengan

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Di sekitar jaringan transmisi timbul medan magnet yang

bergantung pada besarnya arus yang mengalir pada penghantar dan jarak

terhadap penghantar tersebut (Supardi, dkk. 2003).

Sebagian jaringan SUTET memang melintasi kawasan non

pemukiman, namun tidak jarang terpaksa melewati kawasan pemukiman

atau sekitar pemukiman penduduk. Di Indonesia, SUTET yang beroperasi

bertegangan 500 kV (Departemen Pertambangan dan Energi, 2006).

Akhir-akhir ini telah meluas kekhawatiran masyarakat akan bahaya

medan elektromagnetik terhadap kesehatan. Kekhawatiran tersebut erat

kaitannya dengan hasil-hasil penelitian tentang pengaruh medan

elektromagnetik terhadap kesehatan yang masih kontroversial (Anies,

2001).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

2

Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan

magnet terhadap kesehatan dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di Amerika.

Penelitian tersebut menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko

kematian akibat kanker pada anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat

jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Banyak ahli yang meragukan

hasil penelitian tersebut dengan menunjuk berbagai kelemahannya, antara

lain tidak adanya data hasil pengukuran kuat medan listrik dan medan

magnet yang mengenai kelompok anak-anak yang diteliti. Penelitian

dengan menggunakan hewan percobaan pernah dilakukan sejak tahun

1960-an dengan hasil yang bervariasi.

Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi

hormon melatonin. Melatonin adalah hormon yang dikeluarkan oleh

kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di

antara kedua sisi otak. Hormon melatonin di dalam tubuh mengatur irama

sirkadian, sehingga orang dapat tidur pada malam hari dan bangun pagi

hari (Anies, 2006)

Tidur mempunyai fungsi restoratif pada penyakit akut. Berdasarkan

sebuah penelitian, gangguan tidur akan menurunkan aktivitas natural killer

cell, menurunkan produksi T cell sitokin, dan menurunkan jumlah leukosit.

Kira-kira 70 % hormon pertumbuhan akan disekresi selama tidur. Oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

3

karena itu, sangat penting untuk pemeliharaan dan penyembuhan tubuh

(Dracup dalam Fatmasari, 2009)

Berdasar latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti berminat

untuk mengetahui pengaruh paparan radiasi gelombang elektromagnetik

terhadap derajat insomnia penduduk di sekitar SUTET.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka didapatkan

permasalahan sebagai berikut:

Apakah ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang terpapar

radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar SUTET?

C. Tujuan penelitian

Mengetahui apakah ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang

terpapar radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar SUTET.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan bahwa

radiasi gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap derajat

insomnia penduduk di sekitar SUTET.

2. Manfaat Aplikatif

Memberikan informasi ilmiah bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang radiasi gelombang

elektromagnetik SUTET.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. SUTET

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) merupakan

saluran untuk menyalurkan tenaga listrik pada sistem tegangan ekstra

tinggi di atas 245 kV yang terdiri atas konduktor yang direntangkan

dari tiang ke tiang dan isolator-isolator sebagai penahannya. Di sekitar

transmisi timbul medan magnet yang bergantung pada besar arus yang

mengalir pada penghantar dan jarak terhadap penghantar tersebut

(Supardi dkk., 2003).

Gelombang elektromagnetik pada dasarnya adalah suatu

gelombang yang dibentuk dari perpaduan antara medan magnet dan

medan listrik yang berjalan saling tegak lurus satu sama lain

(Prawirosusanto, 1994).

Para ahli telah sepakat bahwa medan listrik dan medan magnet

yang berasal dari jaringan listrik digolongkan sebagai frekuensi

ekstrim rendah. SUTET merupakan sumber paparan medan

elegtromagnetik frekuensi eksrim rendah di lingkungan yang dicurigai

menimbulkan efek pada masyarakat yang bertempat tinggal di

sekitarnya (Pramesti, 2005).

Dalam perkembangan teknologi kelistrikan dikenal adanya

arus listrik bolak-balik (alternating current = AC) yang menghasilkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

5

medan elektromagnetik atau medan elektrodinamik. Dikenal juga

medan yang dihasilkan listrik searah (Direct Current = DC) yang

disebut medan elektrostatik. Rangkaian arus listrik dapat melalui

udara atau partikel lainnya seperti bahan konduktif atau jaringan

tubuh. Kenyataannya medan listrik dapat bergabung dengan medium

ataupun jaringan tubuh sehingga menghasilkan arus konduktif, apabila

medan listrik pada permukaan jaringan mempunyai kecukupan udara

untuk terjadi ionisasi (Yunardi, 2000).

Pengukuran medan listrik di daerah Ungaran pada tahun 2005

adalah 4,78 kV/m pada titik sejarak 15 m. Kuat medan magnet di

daerah Ungaran adalah 0,00180 mT pada titik 0 m pada poros utama

tower SUTET (Tribuana, 2006).

Paparan medan elektromagnetik Extremely Low Frequency

(ELF) di lingkungan senantiasa semakin meningkat seirirng dengan

peningkatan teknologi pemanfaatan peralatan berenergi listrik di

dalam kehidupan ini. Walaupun intensitas paparan gelombang

elektromagnetik ELF di lingkungan pada umumnya berada di bawah

Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan WHO (yaitu 5 kV/m

untuk medan listrik dan 100 µT untuk medan magnet), namun hasil

penelitian untuk kesehatan oleh paparan gelombang elektromagnetik

ELF pada intensitas rendah di lingkungan yang dilaporkan sampai saat

ini masih kontradiktif (Pramesti, 2005).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

6

2. Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang

dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara

berurutan, di mana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet

saling tegak lurus dan gelombang tersebut akan merambat ke segala

arah dengan sama rata (Hanafi, 2006).

Gelombang elektromagnetik terjadi karena adanya perubahan

medan magnet dan medan listrik. Menurut Maxwell, perubahan

medan magnet dapat menimbulkan medan listrik dan demikian juga

sebaliknya, perubahan medan listrik juga akan menghasilkan medan

magnet. Arah perambatan akan selalu saling tegak lurus dan keduanya

tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang, jadi gelombang

elektromagnetik merupakan gelombang transversal (Foster, 2003).

Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan

medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan

membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain (Muttaqin,

2007).

Radiasi gelombang elektromagnetik mempunyai spektrum

yang sangat luas dimulai dari elektromagnetik dengan frekuensi

ekstrim rendah sampai pada elektromagnetik berfrekuensi sangat

tinggi (Mansyur, 1998). Gelombang elektromagnetik mempunyai

daerah frekuensi dari 101 sampai 1022 Hz (Soetrisno, 1979). Yang

dimaksud dengan Extremely Low Frequency (ELF) Field yaitu 0 –

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

7

300 Hz sedangkan Radio Frequency (RF) berkisar antara 300 Hz –

300 GHz (Sri, 1996).

Perbedaan frekuensi, panjang gelombang, energi foton, jarak

paparan dari sumber, dan lama paparan dapat menyebabkan efek

radiasi yang berbeda pula. Secara garis besar radiasi elektromagnetik

terbagi dua kelompok yaitu radiasi pengion (ionisasi) dan radiasi tidak

pengion (non-ionisasi) (Mansyur, 1998).

Perbedaan antara radiasi gelombang elektromagnetik ionisasi

dan radiasi gelombang elektromagnetik non-ionisasi terletak pada

kemampuan radiasi gelombang elektrornagnetik ionisasi yang dapat

mengeluarkan elektron dari inti atom, sisa atom ini menjadi muatan

positif atau disebut ion positif. Elektron yang dikeluarkan akan

mengikat atom netral lain dan membentuk ion negatif (Gabriel, 1996).

Termasuk dalam radiasi ionisasi adalah sinar X, sinar Gamma,

dan sebagian sinar ultraviolet. Dampak kesehatan yang terjadi akibat

paparan radiasi gelombang elektromagnetik ionisasi meliputi efek

akut dan kronis. Efek akut terdiri dan sindrorn hemopoetik, sindrom

gastrointestinal, dan sindrom saraf pusat. Terdapat efek-efek tertentu

yang lazim bagi ketiga efek tersebut yaitu mual dan ingin muntah, tak

enak badan dan lesu, naiknya suhu, adanya perubahan-perubahan

darah. Sedangkan efek kronisnya adalah kanker, perubahan genetika,

memendeknya jangka hidup, dan katarak (Cember, 1983).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

8

Sedangkan radiasi gelombang elektromagnetik non-ionisasi

adalah radiasi yang tidak memiliki kemampuan untuk mengionisasi

molekul. Termasuk di antaranya adalah sebagian sinar ultraviolet,

sinar tampak sinar infra merah, gelombang mikro. Gelombang radio,

dan medan elektromagnetik berfrekuensi ekstrim rendah (Mansyur,

1998).

Dalam mempelajari dan melakukan penilaian tentang

kemungkinan adanya risiko akibat paparan medan elektromagnetik

terhadap kesehatan, satu kelompok kerja gabungan dari International

Radiation Protection Association (IRPA) dan WHO melakukan kajian

dan membuat evaluasi tentang risiko kesehatan akibat paparan medan

elektromagnetik frekuensi rendah untuk mengembangkan batas

pajanan terhadap manusia (Sri,1996).

Tabel 1. Nilai Ambang Batas (NAB) Paparan Radiasi Elektromagnetik

No. Keterangan Medan Listrik

(kV/m)

Medan Magnet

(mT)

1. Lingkungan kerja :

a. Sepanjang hari

kerja

b. Waktu singkat

10

30 (s.d 2 jam/hari)

< 0,5

5,0 (s.d 2 jam/hari)

2. Lingkungan umum :

a. Sampai 24jam/hari

b. Beberapa jam/hari

5

10

0,1 (ruang terbuka)

1

Sumber: WHO, 1987

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

9

3. Insomnia

Tidur didefiniskan sebagai suatu keadaan bawah sadar di mana

orang tersebut mudah dibangunkan dengan rangsang sensorik atau

dengan rangsang lainnya (Guyton and Hall, 2006). Tidur ditandai

dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai

posisi berbaring dan tidak bergerak (Maramis, 2004).

Insomnia merupakan suatu gangguan pola tidur dapat berupa

sulit tidur, tidak tidur nyenyak, terlalu banyak atau terlalu sedikit

tidur. Gangguan pola tidur merupakan salah satu dari tanda-tanda

perilaku stres dan ketegangan (Karnadi dalam Aprilani, 2007).

Gangguan pola tidur juga merupakan salah satu tanda-tanda dari

gangguan hormon melatonin, di mana hormon melatonin bertanggung

jawab atas pola tidur manusia (Anies, 2006).

Untuk mendiagnosis adanya insomnia digunakan Insomnia

Rating Scale yang telah dibakukan oleh KSPBJ (Kelompok Studi

Psikiatri Biologi Jakarta), dikenal sebagai KSPBJ Insomnia Rating

Scale yang terdiri dari 8 keluhan gangguan tidur yang dianggap cukup

untuk melengkapi semua keluhan tidur.

Derajat insomnia yang dipakai KSPBJ Insomnia Rating Scale

adalah:

a. No Insomnia : < 8

b. Mild Insomnia : 8 – 13

c. Moderate Insomnia : 13 – 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

10

d. Severe Insomnia : > 18

Responden dinyatakan insomnia bila skor Insomnia Rating

Scale yang diperoleh ≥ 8 dan tidak insomnia bila skor Insomnia

Rating Scale yang diperoleh < 8 (Iskandar, 1985).

4. Pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik terhadap derajat

insomnia.

Radiasi tidak dapat dilihat, dirasa atau diketahui

keberadaannya oleh tubuh, sedangkan paparan radiasi yang berlebihan

dapat menimbulkan efek yang merugikan tubuh. Oleh karena itu,

pemanfaatan sumber radiasi dalam berbagai bidang harus dilakukan

secara cermat dan mematuhi ketentuan teknik kerja keselamatan

radiasi (Alatas, 2003). Jika tubuh terpapar radiasi akan terjadi

interaksi antara energi radiasi dengan materi biologik baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Energi yang terkandung dalam gelombang elektromagnetik

terlebih pada frekuensi ekstrim rendah sebenarnya terlalu kecil untuk

dapat menyebabkan efek biologi. Akan tetapi dengan adanya

perbedaan radiosensitivitas berbagai sel yang membentuk jaringan

organ tubuh dan dihubungkan dengan dosis paparan yang mungkin

diterima memungkinkan terjadinya gangguan yang tidak diinginkan

(Mansyur, 1998).

Menurut Anies (2001), medan lisrik dan medan

elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan apabila

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

11

seseorang terpapar oleh medan listrik dan medan magnet listrik yang

melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) paparan antara lain sebagai

berikut:

a. Dampak Biologis

1) Sistem Darah : Leukimia, lymphoma

2) Sistem Rcproduksi : Infertelitas, cacat kongenital

3) Sistem Saraf : Degeneratif

4) Sistem Kardiovaskuler : Perubahan ritme jantung

5) Sistem Endokrin/lain-lain : Perubahan metabolisme

melatonin, gangguan penglihatan, respon imun, gangguan

pertumbuhan tulang, perubahan kulit, dan hipersensitivitas.

b. Dampak Psikologis : Neurosis

c. Dampak Sosial Budaya : Gangguan persepsi

Banyak faktor penyebab stres yang diketahui mempunyai

dampak terhadap kesehatan, antara lain: suhu, radiasi, polusi udara,

bising, kepadatan dan penyakit (Supardi, 2003). Paparan gelombang

elektromagnetik mengakibatkan stres fisik (Turana dalam Aprilani,

2007). Hampir setiap jenis stres fisik dan psikologis dalam waktu

beberapa menit saja sudah dapat meningkatkan sekresi

adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan akibatnya sekresi kortisol

juga akan meningkat (Guyton and Hall, 2006). Pada keadaan stres

terjadi aktivasi aksis Hipotalamus Pituitari Adrenal. Hal ini

menyebabkan produksi dan sekresi Corticotropin Releasing Factor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

12

(CRF) dari hipotalamus kemudian CRF akan menstimulasi sel-sel

kortikotropik pada pituitari sehingga ACTH akan terlepas. ACTH

akan memberikan stimulus sintesis dan pelepasan kortisol pada

korteks adrenal (Putra, 2005). Kadar kortisol yang meninggi akan

menghambat ekskresi nokturnal 6-sulfatoxymelatonin. 6-

sulfatoxymelatonin ini merupakan metabolit utama dari hormon

melatonin sehingga jika kadarnya dalam darah turun maka kadar

melatonin juga akan berkurang. Hal ini menyebabkan irama sirkadian

tidur terganggu oleh karena itu terjadilah insomnia (Aprilani, 2007).

Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) adalah

hormon yang sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah

kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak

Hanya sebagian kecil dibuat di usus dan retina mata. Produksi hormon

melatonin dapat dipacu oleh gelap dan hening serta dihambat oleh

sinar yang terang maupun medan elektromagnetik (Anies, 2006).

Beberapa gejala yang dapat timbul berkaitan dengan hormon

melatonin, antara lain:

a. Insomnia.

b. Gangguan pada irama sirkadian, suatu pemeliharaan waktu internal

24 jam yang berperan sangat penting dalam menentukan kapan

tidur dan kapan bangun tidurnya.

c. Jet lag yaitu rasa tidak nyaman pada waktu melakukan perjalanan

udara yang lama dan dirasakan sebagai suatu kelelahan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

13

sangat, disorientasi, konsentrasi menurun, sukar tidur (insomnia)

dan kegelisahan, serta berbagai gejala lain.

Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan perubahan

metabolisme hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar pineal.

Gejala-gejala tersebut terutama timbul bila produksi hormon

melatonin berkurang (Dollins dalam Anies, 2006).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

14

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

= Feed Back

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Faktor lingkungan: Sinar terang, bising, Suhu

ekstrim.

Stres fisik

Radiasi gelombang elektromagnetik

Saluran udara tegangan ekstra tinggi

Stres psikologis

Insomnia

Hipofisis anterior ( ↑ACTH)

Korteks Adrenal ( ↑ kortisol )

↓ nokturnal 6-sulfatoxymelatonin

↓ Melatonin

Hipotalamus ( ↑ CRF)

Sosial ekonomi, konflik keluarga

Obat-obatan, kafein, alkohol

dan rokok

Usia

Penyakit: ginjal, arthritis, diabetes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

15

C. Hipotesis

Ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang terpapar radiasi

gelombang elektromagnetik di sekitar SUTET.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian non experimental di

mana faktor risiko dan efek diobservasi hanya sekali pada saat yang sama

(Taufiqqurohman, 2004).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes,

Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan

Agustus tahun 2011.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk Desa Jimbung,

Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah yang

memenuhi kriteria berikut:

1. Kriteria Inklusi:

a. Wanita usia produktif.

b. Sudah tinggal di tempat tersebut selama 5 tahun.

c. Dalam kondisi sehat fisik dan mental.

2. Kriteria eksklusi:

a. Sedang menggunakan obat tidur atau obat penyakit tertentu yang

mengganggu tidur selama 3 bulan terakhir.

b. Minum-minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

17

c. Merokok.

d. Kebiasan tidur dengan lampu menyala.

e. Mempunyai penyakit yang dapat mengganggu tidur seperti asma,

batuk menahun, penyakit infeksi, dan lain-lain.

D. Teknik Sampling

Subjek yang memenuhi kriteria diambil sejumlah N dengan

menggunakan simple random sampling. N sama dengan 30, dihitung

berdasar rumus: (Sastroasmoro, 2008)

N 푠 Z ∝꽘 P.Qd꽘

Keterangan:

N = Jumlah sampel

Zα = Batas kepercayaan (1.96)

P = proporsi variabel yang dikehendaki (0.085)

Q = 1 – P ( 1 – 0,085 = 0,915)

d = kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi (10 %)

Berdasar rumus di atas diperoleh sampel sebesar 30 orang untuk tiap

kelompok, total sampel untuk 2 kelompok sebesar 60 orang.

E. Alur Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek yang dibagi

berdasar jarak tempat tinggal dari poros tengah SUTET. Kelompok dengan

jarak 0 – 15 m dari poros tengah SUTET disebut kelompok terpapar,

Kelompok dengan jarak lebih dari 15 m dari poros tengah SUTET disebut

kelompok kontrol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

18

Gambar 2. Alur Penelitian

F. Klasifikasi variabel

1. Variabel bebas : Radiasi gelombang elektromagnetik SUTET

2. Variabel terikat : Insomnia

3. Variabel luar :

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan: jenis kelamin, lama

paparan, lokasi tempat tinggal, dan status kesehatan.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: daya tahan masing-

masing individu yang berbeda dalam merespon paparan radiasi

gelombang elektromagnetik SUTET

Penduduk

Penduduk yang tinggal di luar radius 15 meter dari

menara SUTET

Kuesioner biodata +

Kuesioner L-MMPI

Formulir Penilaian Derajat

Insomnia KSBPJ – Insomnia

Rating Scale

Analisis data

Penduduk yang tinggal di dalam radius 15 meter dari

menara SUTET

Kuesioner biodata +

Kuesioner L-MMPI

Formulir Penilaian Derajat

Insomnia KSBPJ – Insomnia

Rating Scale

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

19

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas : Radiasi Gelombang Elektromagnetik SUTET

Radiasi Gelombang Elektromagnetik SUTET merupakan suatu

radiasi yang ditimbulkan oleh suatu saluran yang digunakan untuk

menyalurkan tenaga listrik pada sistem tegangan ekstra tinggi. Paparan

radiasi medan magnet dan medan listrik diukur dengan menggunakan

galvanometer dan teslameter. Paparan dibedakan berdasar jarak tempat

tinggal dari poros tengah SUTET. Kelompok dengan jarak 0 – 15 m

dari poros tengah SUTET disebut kelompok terpapar, Kelompok

dengan jarak lebih dari 15 m dari poros tengah SUTET disebut

kelompok kontrol. Skala pengukuran variabel ini adalah skala ordinal.

2. Variabel terikat : Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan

kesulitan untuk mengawali atau mempertahankan tidur, serta dapat

menimbulkan rasa kurang istirahat dan tidak segar di pagi harinya.

Untuk mendiagnosis adanya insomnia, penelitian ini berpedoman pada

Insomnia Rating Scale yang telah dibakukan oleh Kelompok Studi

Psikiatri Biologi Jakarta (KSPBJ) yang terdiri dari 8 keluhan dari

gangguan tidur yang dianggap cukup untuk melengkapi semua keluhan

tidur.

Responden dinyatakan insomnia bila skor Insomnia Rating

Scale yang diperoleh ≥ 8 dan tidak insomnia bila skor Insomnia Rating

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

20

Scale yang diperoleh < 8. Data yang didapat adalah insomnia dan tidak

insomnia. Dengan demikian skala datanya adalah nominal.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan :

1) Jenis kelamin.

Jenis kelamin dikendalikan dengan pemilihan subjek wanita

usia produktif, 20 - 45 tahun (Hurlock dalam Buana, 2010).

2) Lama paparan

Dikendalikan dengan pemilihan subjek yang tinggal minimal 5

tahun di bawah SUTET (Asanova dalam Anies, 2001)

3) Lokasi tempat tinggal

Dikendalikan dengan pemilihan subjek yang tinggal di bawah

paparan radiasi SUTET

4) Sehat fisik dan mental

Dikendalikan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara

umum terhadap subjek sebelum pengisian kuesioner.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan :

Masing-masing subjek memiliki daya tahan tubuh yang

berbeda dalam merespon paparan radiasi gelombang

elektromagnetik SUTET.

H. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa instrumen yang akan digunakan

yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

21

1. Data identitas responden

2. Skala Lie-Minnesota Multiphasic Personalit Inventory (L-MMPI)

Merupakan skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi

hasil yang mungkin invalid karena kesalahan-kesalahan yang tidak

disengaja atau manipulasi yang disengaja oleh responden. Skala ini juga

berisi tentang hal-hal yang tidak mungkin dan tuntutan yang dibuat-

buat. Skala L-MMPI memuat 15 pertanyaan. Nilai batas skala adalah

10, artinya jika jawaban “tidak” lebih atau sama dengan 10, responden

dinyatakan gugur.

3. Insomnia Rating Scale

Sebagai alat pengukur variabel terikat. Insomnia Rating Scale

telah dibakukan oleh Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta

(KSPBJ), dikenal sebagai KSPBJ Insomnia Rating Scale yang terdiri

dari 8 keluhan gangguan tidur yang dianggap cukup untuk melengkapi

semua keluhan tidur (Iskandar, 1985).

Responden dinyatakan insomnia bila skor Insomnia Rating

Scale yang diperoleh ≥ 8 dan tidak insomnia bila skor Insomnia

Rating Scale yang diperoleh < 8.

I. Cara Kerja

1. Menentukan kelompok terpapar berdasarkan jarak rumah dengan poros

tengah SUTET.

2. Mendatangi rumah responden dan melakukan wawancara dengan

panduan skala L-MMPI, kuesioner dan Insomnia Rating Scale.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

22

3. Dari wawancara tersebut didapatkan data yang kemudian dianalisis

secara statistik.

J. Teknik Analisis Data

Uji analisis yang digunakan adalah Chi Square (X2). Chi Square

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam

populasi terdiri atas dua atau lebih klas, data berbentuk nominal dan

sampelnya besar.

Rumus dasar Chi Square adalah: X꽘 푠 ∑纵펐X能펐钮邹潜펐钮

Keterangan : X2 = Chi Square

Fo = Frekuensi diperoleh dari sampel

Fh = Frekuensi yang diharapkan dari populasi.

Interpretasi nilai X2 sebagai berikut:

1. Derajat kebebasan untuk nilai-nilai X2 adalah 1

2. Taraf signifikasi yang dipakai adalah 5%. Dengan ketentuan jika Xo

(X hitung)2 > Xh (X tabel)2 5 %, maka nilai X2 di katakan signifikan.

Sebaliknya jika Xo (X hitung)2 < Xh (X tabel)2 5%, maka nilai X2

dikatakan non signifikan.

Dengan : Xo = Chi Square yang diperoleh

Xh = Chi Square yang diharapkan.

(Sugiono, 2005)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Lingkungan

Kabupaten Klaten memiliki sifat iklim tropis dengan musim hujan dan

musim kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur antara 26oC –

30o C. Kecepatan angin rata-rata berkisar 20 – 25 km per jam (Departemen

Pertanian, 2011). Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

merupakan daerah kawasan pemukiman yang tenang dengan rata-rata

intensitas kebisingan 50 dB.

Dari hasil pengukuran petugas PT PLN P3B Jawa Bali Region Jawa

Tengah DIY pada tanggal 01 Desember 2010, pukul 11.31 WIB, di Desa

Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten pada titik terendah antara

tower T.38 dan tower T.39 yang mengalir arus sebesar 520 Ampere dan 518

Ampere pada ketinggian 35,5 meter, diperoleh hasil pengukuran medan

listrik sebesar 1,54 kV/m dan medan magnet sebesar 20,50 mG (PLN, 2010).

B. Karakteristik Reponden.

Penelitian telah dilaksanakan terhadap 60 sampel wanita berusia 20 -

45 tahun di Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes pada bulan September 2011.

Sampel dibagi menjadi 2 area yaitu sampel yang tinggal pada jarak <15 m

serta > 15 m dari dari poros SUTET. Data yang diperoleh mengenai

karakteristik sampel dapat disajikan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

24

1. Tempat tinggal

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal di Daerah SUTET dan di Luar Daerah SUTET

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Warga di area < 15 m 30 50%

2. Warga di area > 15 m 30 50%

Jumlah 60 100%

Sunber: Data Primer 2011

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel baik yang

tinggal di area < 15 meter dari poros SUTET maupun di area >15 meter

dari poros SUTET sama besar, yaitu 30 sampel.

2. Umur

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

No. Umur Warga di area < 15 m Warga di area >15 m

Jumlah Persentase(%) Jumlah Persentase(%)

1. 20-25 3 10 4 13,3

2. 26-30 5 16,7 5 16,7

3. 31-35 7 23,3 7 23,3

4. 36-40 10 33,3 9 30

5. 40-45 5 16,7 5 16,7

Jumlah 30 100 30 100

Sumber: Data Primer 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

25

Grafik 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang

paling banyak adalah 36 - 40 tahun, yaitu sebanyak 10 orang (33,3 %)

pada area < 15 m dari poros SUTET dan 9 orang (30 %) pada area > 15

m dari poros SUTET.

3. Jenis Pekerjaan

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Warga di area < 15 m Warga di area >15 m

Jumlah Persentase(%) Jumlah Persentase(%)

1. PNS 2 6,7 1 3,3

2. Buruh 18 60 19 63,3

0

2

4

6

8

10

12

20-25 26-30 31-35 36-40 41-45

di area < 15 m

di area > 15 m

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

26

3. Pedagang 4 13,3 5 16,7

4. Mahasiswa 2 6,7 3 10

5. Ibu rumah

tangga

4 13,3 2 6,7

Jumlah 30 100 30 100

Sumber: Data primer 2011

Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling

banyak adalah buruh, yaitu sebanyak 18 orang (60 %) pada area < 15 m

dari poros SUTET dan 19 orang (63,3%) pada area > 15 m dari poros

SUTET.

C. Derajat Insomnia

Setelah dilaksanakan penelitian terhadap 60 sampel yang telah

memenuhi syarat, responden melakukan pengisian kuesioner dengan

instrumen L-MMPI untuk mengetaui tingkat kejujurannya dan Insomnia

Rating Scale untuk mengetahui ada tidaknya insomnia. Dari 60 sampel

tersebut diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5. Perbedaan Insomnia pada Penduduk yang Tinggal pada Daerah SUTET dan di Luar Daerah SUTET

No. Keterangan Insomnia Tidak insomnia Jumlah

1. Warga di area < 15 m 19 11 30

2. Warga di area > 15 m 6 24 30

Jumlah 25 35 60

Sumber: Data Primer 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

27

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal dan

terpapar gelombang elektromagnetik SUTET dalam radius 15 meter dari

poros utama SUTET terdapat 19 orang yang mengalami insomnia dan 11

orang yang tidak mengalami insomnia. Sedangkan pada penduduk yang tidak

terpapar gelombang elektromagnetik SUTET atau yang tinggal di luar radius

15 meter dari poros utama SUTET terdapat 6 orang yang mengalami

insomnia dan 24 orang yang tidak mengalami insomnia.

Dalam penelitian ini data yang didapat dianalisis dengan uji statistik

Chi Square untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan insomnia.

Data yang diperoleh disajikan dalam tabel 2 x 2 sebagai berikut:

Keterangan Insomnia Tidak insomnia

Warga di area < 15 m a = 19 b = 11

Warga di area > 15 m c = 6 d = 24

Jadi : db = (jumlah lajur-1) . (jumlah baris-1)

= (2-1) . (2-1)

= 1

Kemudian nilai X2 dihitung dengan rumus :

X2 = 纵杸 能凝宁邹潜纵杸嫩凝邹纵宁嫩 邹纵杸嫩宁邹纵凝嫩 邹 = 淖难纵囊内.挠恼能囊囊.淖邹潜纵囊内嫩囊囊邹纵淖嫩挠恼邹纵囊内嫩淖邹纵囊囊嫩挠恼邹 = 11, 589

Berdasar taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) 1, maka

nilai X2 tabel adalah 3,841. Dari penelitian diperoleh nilai X2 hitung > X2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

28

tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti warga yang tinggal di

daerah yang terpapar gelombang elektromagnetik atau dalam radius 15 meter

dari menara SUTET lebih insomnia daripada warga yang tinggal di luar dari

radius 15 meter dari menara SUTET.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

29

BAB V

PEMBAHASAN

Menurut Prawirosusanto (1994), gelombang elektromagnetik pada

dasarnya adalah suatu gelombang yang dibentuk dari perpaduan antara medan

magnet dan medan listrik yang berjalan saling tegak lurus satu sama lain.

Mansyur (1998) berpendapat bahwa energi yang terkandung dalam

gelombang elektromagnetik terlebih pada frekuensi ekstrim rendah sebenarnya

terlalu kecil untuk dapat menyebabkan efek biologi. Akan tetapi dengan adanya

perbedaan radiosensitivitas berbagai sel yang membentuk jaringan organ tubuh

dan dihubungkan dengan dosis paparan yang mungkin diterima memungkinkan

terjadinya gangguan yang tidak diinginkan. Banyak penelitian-penelitian yang

telah dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh medan listrik dan medan magnet.

dan juga mempelajari kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan. Namun

dalam banyak hal hasil-hasil penelitian masih menujukkan hasil yang

kontroversial.

Pada penelitian ini didapatkan perbedaan derajat insomnia penduduk yang

terpapar radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar Saluran Udara Tegangan

Ekstra Tinggi (SUTET). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang

tinggal dan terpapar gelombang elektromagnetik SUTET dalam radius 15 meter

dari poros utama SUTET terdapat 19 orang yang mengalami insomnia dan 11

orang yang tidak mengalami insomnia. Sedangkan pada penduduk yang tidak

terpapar gelombang elektromagnetik SUTET atau yang tinggal di luar radius 15

meter dari poros utama SUTET terdapat 6 orang yang mengalami insomnia dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

30

24 orang yang tidak mengalami insomnia. Setelah data di analisis dengan uji

statistik Chi Square didapat X2 hitung sebesar 11, 589 lebih besar dari X2

tabel

yaitu 3,841 dengan taraf signifikasi 0,05 dan derajat kebebasan (db) 1. Hal

tersebut menunjukkan adanya perbedaan insomnia secara bermakna pada kedua

kelompok penelitian.

Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan Anies (2001) bahwa medan

elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan apabila seseorang

terpapar oleh medan listrik dan medan magnet, salah satunya perubahan

metabolisme melatonin. Hal ini menyebabkan irama sirkadian tidur terganggu

oleh karena itu terjadilah insomnia.

Menurut Aprilani (2007), paparan gelombang elektromagnetik

mengakibatkan stres fisik. Dalam Guyton and Hall (1997) disebutkan bahwa

hampir setiap stres fisik dan psikologis dalam waktu beberapa menit saja sudah

dapat meningkatkan sekresi ACTH dan akibatnya sekresi kortisol juga meningkat.

Kortisol adalah hormon steroid yang dihasilkan kelenjar adrenal. Produksi kortisol

akan mengalami peningkatan pada saat tubuh terpapar stres, baik fisik maupun

psikologis. Kadar kortisol yang meninggi akan menghambat ekskresi nokturnal 6-

sulfatoxymelatonin. 6-sulfatoxymelatonin ini merupakan metabolit utama dari

hormon melatonin sehingga jika kadarnya dalam darah turun maka kadar

melatonin juga akan berkurang. Hal ini menyebabkan irama sirkadian tidur

terganggu oleh karena itu terjadilah insomnia.

Untuk menghindarkan kerancuan dari faktor-faktor penyebab insomnia

yang lain, subjek pada penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

31

eksklusi. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), umur dapat mempengaruhi

terjadinya insomnia, pada usia lanjut lebih cenderung terjadi insomnia daripada

usia muda. Maka pada penelitian ini responden dikendalikan dengan pemilihan

subjek wanita usia produktif, 20 - 45 tahun.

Seluruh reponden dari kelompok terpapar maupun kelompok kontrol tidak

menderita penyakit-penyakit tertentu yang bisa menyebabkan insomnia. Menurut

Aprilani (2007) beberapa penyakit fisik maupun penyakit kronis seperti asma,

rematik, batuk menahun, pneumonia, penyakit infeksi, sakit maag, penyakit ginjal,

serta penyakit radang dapat menjadi aspek pencetus terhadap timbulnya insomnia.

Selain itu setiap rasa nyeri dapat mengganggu proses tidur. Rasa nyeri yang

mengganggu dapat terjadi pada penyakit neuritis post herpes, tumor pada organ-

organ dalam, dan sebagainya. Dari sini jelas bahwa insomnia yang terjadi bukan

karena penyakit-penyakit tertentu yang bisa menyebabkan insomnia.

Seluruh responden tidak mengkonsumsi obat tidur, obat penenang, dan

lain-lain, tidak mempunyai kebiasaan merokok, serta tidak mengkonsumsi

minuman beralkohol. Selain itu semua responden juga tidak mengkonsumsi kopi.

Pratama (2005) berpendapat bahwa kafein yang terkandung dalam kopi dapat

memacu denyut jantung, membuat sigap dan memaksa mata untuk selalu terjaga.

Obat-obatan seperti monoaminoxydase (MAO I), derivat-derivat amfetamin serta

obat-obatan pelangsing badan dapat menimbulkan insomnia karena obat-obatan

tersebut dapat merubah pola tidur seseorang. Rokok yang mengandung nikotin

bersifat neurostimulan yang memaksa otak untuk tidak beristirahat. Kebiasaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

32

minum-minuman beralkohol di malam hari dapat merangsang tubuh melakukan

metabolisme sehingga dapat menyebabkan kesulitan tidur.

Semua responden tidak dalam keadaan konflik keluarga, tidak ada

keluarga inti yang meninggal, tidak dalam proses perceraian. Konflik keluarga

merupakan stresor psikologis yang dapat menyebabkan insomnia.

Semua responden tidak mengalami gangguan akibat cahaya lampu yang

terlalu terang atau dari penerangan lainnya. Lampu atau penerangan yang terlalu

terang dapat mengganggu kenyamanan seseorang ketika tidur sehingga dapat

menyebabkan insomnia.

Dalam penelitian ini ada beberapa kelemahan yang sulit dihindari

oleh peneliti, seberapa lama sampel terpapar gelombang elektromagnetik

setiap harinya, serta respon individu yang berbeda-beda terhadap radiasi

gelombang elektromagnetik.

Dari hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa penduduk yang

terpapar gelombang elektromagnetik SUTET yang tinggal dalam radius 15

meter dari poros utama SUTET lebih insomnia dari penduduk yang tidak

terpapar gelombang elektromagnetik SUTET atau yang tinggal di luar radius 15

meter dari porors utama SUTET.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

33

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan derajat insomnia penduduk yang

terpapar radiasi gelombang elektromagnetik di sekitar Saluran Udara

Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

B. Saran

1. Bagi penduduk yang tinggal di bawah SUTET hendaknya melakukan

tindakan-tindakan untuk meminimalkan dampak negatif radiasi gelombang

elektromagnetik, seperti:

a. Semua benda logam misalnya atap, kawat jemuran, mobil, sepeda

motor yang berada di bawah SUTET, sebaiknya dilakukan

grounding.

b. Mengusahakan agar atap rumah berlangit-langit (plafon).

c. Disarankan untuk sebanyak mungkin menanam pohon di lahan kosong

sekitar rumah. Puncak pohon berjarak minimum 15 meter dari

kabel SUTET terendah.

d. Sebaiknya tidak berada di luar rumah di bawah SUTET, terutama pada

malam hari. Pada saat ini arus yang mengaliri kawat penghantar

SUTET lebih tinggi daripada siang hari.

2. Diharapkan pihak PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan pihak-pihak

terkait lainnya aktif memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada

masyarakat untuk meminimalkan dampak negatif radiasi gelombang

elektromagnetik SUTET.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......1960-an dengan hasil yang bervariasi. Medan elektromagnetik diketahui dapat menghambat produksi hormon melatonin. Melatonin

34

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui

dampak negatif radiasi gelombang elektromagnetik SUTET terhadap

kesehatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user