Upload
dinhhanh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR
ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam Bidang Perpustakaan
Oleh :
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
D1808043
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
ilmu Politik UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
N A M A : SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
N I M : D1808043
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir
JUDUL : TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
PEMBIMBING : Drs. Harmawan, M. Lib
TANGGAL DIUJI :
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) yang saya susun adalah benar – benar karya saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas termasuk pencabutan gelar Vokasi yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta,
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
NIM D1808043
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas Akademik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
NAMA : SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
NIM : D1808043
Program Studi : DIII PERPUSTAKAAN
Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-
exclusive Royalty Free Right ) atas Tugas Akhir saya yang berjudul :
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
beserta instrument /desain/perangkat ( jika ada ). Berhak menyimpan, mengalihkan bentuk, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( data base ) , merawat, serta mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis ( Author ) dan Pembimbing sebagai co Author atau pencipta dan juga sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya secara sadar tanpa paksaaan
dari pihak manapun.
Dibuat di
Pada Tanggal
Yang membuat pernyataan
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
NIM D1808043
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Do the right things, with the right way
( Denny Sumargo )
Tuhan yang mewakili pilihan kita, biarkan Dia memilih yang terbaik untuk kita.
( Mario Teguh )
Semakin banyak kita memperhatikan apa yang dikerjakan orang lain, semakin banyak kita belajar sesuatu untuk diri kita sendiri.
( Isaac Basnevis Singer )
Kemajuan dimulai pada saat kita mau menerima kelemahan – kelemahan dari kita sendiri untuk diperbaiki.
( Anonim )
Make it happen
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
This graduate paper is dedicate to :
Niek Sutarni,
your place in my heart never be change, because you always in my heart for my all life. I miss you with all of my heart. Rest in Peace Mom…
Sumarno,
thanks for your love, thanks for caring me, thanks for loving me, thanks for supporting me, thanks for always in my side. Forgive me,if I never tell you how
much I love you…
Endang Sulistyorini,
thanks for everything, thanks for your kindness, thanks for caring me…
Devi Puspitarini,
thanks for your support, thank you so much…
Danny Kelana Girry,
you’re my truly guardian angel, thanks for everything. Anything you do, if that’s make you happy,I’m the first person who always support you…
Ramdhan Harjana,
thanks for always support me, thanks for your kindness, thanks for your love.
Te amo.
Septiana Sundari,
my lovely sister, thank you for your great support,thanks for be my best friend in my life, don’t forget me,will miss you Unni…
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRAKSI
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan perpustakaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Tugas pustakawan dalam peningkatan layanan perpustakaan adalah faktor penting dalam pengembangan perpustakaan khususnya perpustakaan daerah, dengan menggunakan metode pengamatan, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi menyimpulkan bahwa layanan yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pustakawan belum melaksanakan tugasnya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional pustakawan tingkat terampil yang dimiliki sehingga tidak mampu mengelola layanan dengan maksimal bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Tugas pustakawan tingkat terampil meliputi : (1) pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi yang kegiatannya adalah : pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka / koleksi, penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka serta pelayanan informasi ; (2) pemasyarakatan perpustakaan , dokumentasi, dan informasi yang kegiatannya adalah : penyuluhan, publisitas, dan pameran. Tugas pustakawan yang belum maksimal ini dipengaruhi oleh beberapa hambatan antara lain, sumber daya manusia pustakawan, sarana prasarana, gedung dan ruangan, manajemen, dan pemimpin yang kurang memberikan pengaruh dalam peningkatan pelayanan. Kendala – kendala ini yang dirasakan oleh pustakawan menjadi pemicu kurangnya pengoptimalan tugas pustakawan dalam meningkatkan layanan. Dengan adanya beberapa kendala yang dihadapi, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta masih mampu bertahan melalui upaya yang dilakukan pihak pustakawan maupun lembaga antara lain, pendidikan, motivasi kerja, dan pengajuan proposal Solo Education Park sebagai tindak lanjut hambatan berupa gedung dan sarana prasarana. Dengan upaya yang dilakukan tersebut, pihak lembaga masih menemukan hambatan, seharusnya pihak lembaga mampu mengurangi staf atau karyawan yang tidak kompeten, memberikan penghargaan kepada yang melakukan perubahan ataupun tindakan yang bermanfaat, serta sanksi yang tegas bagi yang lalai menjalankan tugas.
keywords : (tugas pustakawan, layanan perpustakaan, peningkatan layanan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kuliah Kerja Pusdokinfo dan
menyusun laporan Tugas Akhir yang berjudul “TUGAS PUSTAKAWAN DALAM
PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
DAERAH KOTA SURAKARTA”. Penulis menyusun laporan ini berdasarkan data
dan keterangan yang diberikan oleh pembimbing yang ada di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta selama pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo
(KKP).
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini semuanya
tidak akan terwujud dan berjalan lancar tanpa ada bantuan dari berbagai pihak.
Dengan terselesainya penulisan dan penyusunan laporan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Haryanto, M. Lib. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan Kuliah Kerja Pusdokinfo.
3. Bapak Drs. Harmawan, M.Lib. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan selama melakukan penulisan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak Warsito, selaku pembimbing Kuliah Kerja Pusdokinfo di Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.
5. Seluruh staf dan karyawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
7. Papa, Mama, Kakakku Danny Kelana Girry, Adikku Devi Puspitarini dan
keluarga besarku, terima kasih atas segala motivasi, dukungan dan kasih
sayangnya, kalian yang terbaik.
8. Ramdhan Harjana, yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta
kebahagiaan dan kasih sayang.
9. Septiana Sundari, sahabat terbaikku sekaligus teman seperjuangan dalam
suka maupun duka, terima kasih atas nasehat dan dukungannya.
10. Sahabat – sahabatku di Kost Rinenggo, Hana, Githa, Fitri, dan Tiara, terima
kasih untuk kisah terindahnya.
11. Sahabat – sahabatku di DIII Perpustakaan 2008, khususnya Dhian
Anggraeni, Agustina Pujiastuti, Aji Wirawan, Giri Kurniadi, terima kasih
atas dukungan dan kekompakannya selama ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mohon segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata hanya Allah SWT yang mampu membalas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis berharap, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pihak – pihak yang membutuhkan.
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………...... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. ix
DAFTAR ISI …………………………….............................................. xi
DAFTAR TABEL ……............................................................................ xv
DAFTAR BAGAN ..……………………............................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................ 4
1.4. Metode Penelitian ............................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan Umum .......................................................... 8
2.1.1. Ciri-ciri Perpustakaan Umum ................................. 9
2.1.2. Tujuan Perpustakaan Umum .................................. 10
2.1.3. Fungsi Perpustakaan Umum ………….………...… 11
2.1.4. Misi Perpustakaan Umum …………….………..… 12
2.2. Pustakawan ……………………………………………….. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
2.2.1. Jenjang dan Jabatan Pustakawan ………………… 14
2.2.2. Peran Pustakawan ……………………..………..... 16
2.2.3. Tugas Pustakawan ……………………..……….... 18
2.2.4. Pendidikan Pustakawan ……………….………..... 21
2.3. Layanan Perpustakaan ………………………………….... 22
2.3.1. Kegiatan Pelayanan Perpustakaan ……………… .. 24
2.3.1. Sistem Layanan Perpustakaan …………………..... 25
2.3.2. Jenis – jenis Pelayanan ………………..………..... 27
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1. Sejarah ……....................................................................... 31
3.2. Visi dan Misi ………………………................................. 34
3.2.1. Visi ………………................................................ 34
3.2.2. Misi ……………………......................................... 34
3.3. Struktur Organisasi ………………………………............. 35
3.3.1. Kepala Kantor ……………………....................... 36
3.3.2. Jabatan Fungsional …….. ........................................ 36
3.3.3. Sub Bagian Tata Usaha ……................................... 36
3.3.4. Seksi Pengelolaan Arsip ……….............................. 37
3.3.5. Seksi Pengelolaan Perpustakaan……....................... 37
3.3.6. Seksi Pelayanan Perpustakaan ................................. 38
3.4. Tugas dan Fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta ................................................. 38
3.4.1. Tugas Pokok ……………………………………... 38
3.4.2. Fungsi …………..................................................... 38
3.5. Sumber Daya Manusia ………………............................. 39
3.6. Gedung dan Ruang Perpustakaan ..................................... 40
3.7. Sumber Dana …………………………….......................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3.8. Sarana Prasarana ……………………………… ................ 41
3.9. Koleksi …………………………………… ..................... 42
3.9.1. Koleksi Umum ………………………………… ... 42
3.9.2. Majalah ………………………………………… .. 43
3.9.3. Surat Kabar …………………………………….. .. 43
3.9.4. Referensi ……………………………………….. .. 44
3.9.5. Audio Visual …………………………………… .. 44
3.9.6. Koleksi Khusus …………………………………. .. 44
3.10.Layanan ………………………………………………….. 45
3.10.1. Layanan Arsip ………………………………….. .. 46
3.10.2. Layanan Administrasi …………………………. ... 46
3.10.3. Layanan Teknis …………………………………. .. 46
3.10.4. Layanan Sirkulasi ………………………………. .. 47
3.10.5. Layanan Loker …………………………………. .. 52
3.10.6. Layanan Referensi ……………………………… . 52
3.10.7. Layanan Penelusuran Informasi ……………….… 52
3.10.8. Layanan Ruang Baca …………………………..… 52
3.10.9. Layanan Fotokopi ………………………………. . 52
3.10.10.Layanan Perpustakaan Keliling ………………..… 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Masalah ................................................................. 54
4.2. Pembahasan ………............................................................ 57
4.2.1. Tugas Pustakawan.................................................... 57
4.2.1.1. Bagian Teknis (Pengolahan Bahan
Pustaka) ................................................................... 58
4.2.1.2. Bagian Pelayanan Perpustakaan .............. 60
4.2.2. Tugas Pustakawan Tingkat Terampil
dalam Peningkatan Layanan .................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4.2.2.1. Pengorganisasian dan pendayagunaan
koleksi bahan pustaka/sumber informasi... 66
1. Pengembangan koleksi ....................... 67
2. Pengolahan bahan pustaka/koleksi ..... 68
3. Penyimpanan dan melestarikan
bahan pustaka ………………….......... 69
4. Pelayanan informasi ............................ 72
4.2.2.2. Pemasyarakatan perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi ……….......... 79
1. Penyuluhan ………………… ............ 79
2. Publisitas …………………………… 80
3. Pameran ……………………………. 81
4.2.3. Hambatan - Hambatan ............................................. 83
4.2.3.1. Sumber Daya Manusia Pustakawan .......... 83
4.2.3.2. Gedung / Bangunan dan Ruangan ............ 84
4.2.3.3. Sarana / Prasarana ..................................... 86
4.2.3.4. Manajemen ……....................................... 87
4.2.3.5. Pemimpin …………................................. 89
4.2.4. Upaya yang Dilakukan ............................................. 91
4.2.4.1. Pendidikan ………………………............ 91
4.2.4.2. Motivasi Kerja ……................................... 92
4.2.4.3. Permohonan Pembuatan Solo Education
Center …………………………………………….. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……................................................................. 95
5.2. Saran ……………………………………......................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Karyawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta Februari 2011 ……………… ................... 40
Tabel 3.2 Sarana Prasarana ………………………… .......................... 42
Tabel 3.3 Jumlah Buku Selama 5 Tahun Terakhir ............................... 43
Tabel 4.1 Daftar Pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah …………………………………………................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta …………………..…… ................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Magang
Lampiran 2 Surat Keterangan Mahasiswa
Lampiran 3 Surat Tugas Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 5 Form Penilaian Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 6 Catatan Kerja Harian Mahasiswa
Lampiran 7 Presensi Kuliah Kerja Pusdokinfo Bulan Februari 2011
Lampiran 8 Presensi Kuliah Kerja Pusdokinfo Bulan Maret 2011
Lampiran 9 Form Pendaftaran Anggota
Lampiran 10 Form Referensi
Lampiran 11 Jumlah Koleksi dan Pengunjung Perpustakaan
Lampiran 12 Kartu Buku dan Slip Tanggal Kembali
Lampiran 13 Label dan Kantong Buku
Lampiran 14 Denah Bagian Pengolahan Bahan Pustaka ( Teknis )
Lampiran 15 Denah Bagian Pelayanan Perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Manusia membutuhkan informasi guna memperkaya pengetahuan mereka
tentang perkembangan jaman yang semakin pesat. Informasi akan bermanfaat dengan
baik apabila dikelola dan diorganisir secara benar oleh sebuah instansi atau lembaga
seperti perpustakaan. Perpustakaan bukan hanya sebagai sarana tempat
mengumpulkan, mengelola dan menyebar luaskan informasi, melainkan dapat juga
sebagai penyedia informasi. Sehingga, informasi dapat dengan mudah didapatkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai sarana referensi, pengambilan keputusan,
rekreasi, dan sebagainya.
Perpustakaan sebagai wadah penyedia informasi harus mampu
mengumpulkan, mengelola serta menyebar luaskan informasi dengan sebaik –
baiknya. Semua usaha itu harus didukung dengan sumber daya manusia yang
profesional dalam bidangnya, yaitu pustakawan. Pustakawan sebagai pengelola
profesional dibidang perpustakaan harus mampu menjembatani semua proses
penyediaan informasi untuk masyarakat. Peran aktif pustakawan akan sangat
berpengaruh dalam perkembangan suatu perpustakaan, oleh karena itu pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam UU No 43 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pustakawan bertugas dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Dengan demikian pustakawan merupakan elemen dasar yang penting bagi
perkembangan dunia perpustakaan, pustakawan menjadi tolok ukur bagaimana
sebuah perpustakaan mampu bertahan di era teknologi seperti saat ini.
Selain pustakawan, faktor penting lain yang dapat dijadikan barometer
keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan adalah layanan yang diberikan
perpustakaan kepada masyarakat pemakai. Dari meja layanan inilah gambaran dan
citra perpustakaan ditentukan, layanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada
pengguna serta mampu meningkatkan tingkat keterpakaian perpustakaan. Hal ini
menjadi faktor penunjang dalam upaya pemanfaatan perpustakaan di era teknologi
oleh masyarakat. Pustakawan jugalah yang nantinya menjadi penentu kualitas
layanan yang dihadirkan kepada pengguna, karena peran pustakawan dalam
peningkatan mutu layanan sangat penting. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
perpustakaan yang mampu bersaing di era teknologi, perlu didukung oleh layanan
yang baik yang dikelola oleh pustakawan yang profesional.
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan umum yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Keberadaannya
menjadi salah satu alternatif penyedia informasi bagi masyarakat kota Surakarta dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sekitarnya. Hingga saat ini, masyarakat masih memanfaatkannya dengan baik, bahkan
masyarakat memanfaatkannya bukan hanya sekedar sebagai sarana penyedia
informasi, melainkan juga sebagai sarana rekreasi yang cukup digemari. Tingkat
keterpakaian perpustakaan daerah yang cukup tinggi ini harus didukung dengan
pelayanan yang baik kepada pengguna perpustakaan, sehingga tingkat keterpakaian
perpustakaan dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu, pustakawan yang bekerja disana
memiliki peran dan tugas yang berat serta tanggung jawab penuh dalam pengelolaan
perpustakaan khususnya dalam peningkatan layanan bagi pengguna. Pustakawan
diharapkan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab terhadap peningkatan
layanan di perpustakaan daerah tersebut, agar mampu bersaing dengan kecanggihan
teknologi penyedia informasi. Sehingga eksistensi perpustakaan sebagai penyedia
informasi tidak hilang dengan adanya gempuran teknologi, diharapkan perpustakaan
masih menjadi pilihan kuat sebagai penyedia informasi bagi masyarakat.
Penulis tertarik dalam mengkaji tugas yang dilakukan oleh pustakawan
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam meningkatkan layanan
perpustakaan daerah sebagai sarana penyedia informasi bagi masyarakat. Oleh sebab
itu, dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih judul “TUGAS
PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP
DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana tugas pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta ?
1.2.2 Apakah tugas pustakawan tingkat terampil yang dilaksanakan dalam
peningkatan layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
sudah sesuai dengan standar ?
1.2.3 Apa hambatan - hambatan yang dihadapi pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam melaksanakan tugasnya ?
1.2.4 Bagaimana upaya yang di lakukan oleh pustakawan dan lembaga agar
pustakawan dapat bekerja dengan optimal ?
1.3 Tujuan
Tujuan utama pembahasan Tugas Akhir dengan judul Peran Pustakawan
dalam Peningkatan Layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam mengampu tugasnya
dalam peningkatan layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
agar mampu bersaing dengan sarana penyedia informasi yang lain. Rincian tujuan
penelitian sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui apakah tugas pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sudah sesuai dengan standar yang
berlaku;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1.3.2 Untuk mengetahui tugas yang dilaksanakan pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam meningkatkan layanan;
1.3.3 Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang dihadapi pustakawan dalam
melaksanakan tugasnya;
1.3.4 Untuk mengetahui upaya yang ditempuh pustakawan dan lembaga dalam
mengoptimalkan tugas pustakawan.
1.4 Metode Penelitian
Penelitian tentang permasalahan ini dilakukan seiring dengan kegiatan
Kuliah Kerja Pusdokinfo yang dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2011 sampai
tanggal 25 Maret 2011, di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
yang beralamat di Jalan Kepatihan No.3 Surakarta 57129 Telp. (0271) 643320.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo sesuai dengan jadwal yang diberikan
instansi terkait yaitu Senin sampai Kamis dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.00 WIB, dan pada hari Jum’at dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 11.00 WIB. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga mahasiswa yang melakukan
Kuliah Kerja Pusdokinfo di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Surakarta dan
dalam melaksanakan tugas sehari – hari dibagi menjadi tiga divisi yaitu divisi
Pelayanan Sirkulasi, divisi Teknis, dan divisi Tata Usaha, sedangkan pergantian
divisi dilaksanakan setiap dua minggu sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa teknik
dalam pengumpulan data, antara lain :
1.4.1 Metode observasi / pengamatan langsung
Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi.
Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku pemustaka di
perpustakaan ( Basuki, 2006 : 147 ).
Dalam metode ini, penulis melakukan pengamatan situasi dilapangan yang
dialami selama kegiatan Kuliah Kerja Pusdoinfo berlangsung, dari sanalah penulis
mendapatkan data – data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
1.4.2 Metode wawancara terstruktur
Metode wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan
kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam ( Basuki,
2006:110).
Penulis melakukan tanya jawab dengan petugas dalam upaya pengumpulan
data yang akan digunakan sebagai acuan dalam penulisan Tugas Akhir, dengan
metode ini penulis mendapatkan gambaran langsung dari para pelaku lapangan. Staf
yang di wawancarai antara lain:
1. Bapak M. Ndandung. K, SH (Kepala Sub. Bag Tata Usaha)
2. Bapak Warsito (Pustakawan Bag. Pelayanan Perpustakaan)
3. Ibu Suparsi (Pustakawan Bag. Pelayanan Perpustakaan)
4. Ibu Trining Tyastuti (Staf Bag. Pelayanan Perpustakaan)
5. Bapak Haryanto, S.Sos (Staf Tata Usaha)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1.4.3 Metode studi pustaka
Metode studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang digunakan
sebagai acuan dan rujukan dalam pengolahan data dan menafsirkannya harus
dilakukan dengan tolak ukur berupa teori – teori yang diterima kebenarannya didalam
berbagai literatur (Nawawi, 1994 : 23).
Penulis memperoleh keakuratan data dengan melakukan penelusuran dan
pengumpulan data dan informasi dari referensi pustaka (buku,jurnal ilmiah, koran,
dll), yang didapat dari perpustakaan.
1.4.4 Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data tentang hal – hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat dan
lain – lain ( Arikunto, 1992 : 200).
Dengan metode ini penulis memperoleh data dengan mengumpulkan
dokumen – dokumen yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan data dalam
penulisan Tugas Akhir yang dimiliki oleh instansi yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan umum
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan sepanjang masa (long
life education), dimana seluruh masyarakat dapat memanfaatkannya dengan efektif
dan efisien. Selain itu perpustakaan menyediakan informasi yang sarat ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan sebagai sumber referensi, pengambilan
keputusan, rekreasi, dan sebagainya. Perpustakaan umum adalah satu diantara jenis
perpustakaan yang ada di Indonesia, dimana keberadaannya mampu menjawab
kebutuhan masyarakat akan informasi.
Menurut UU RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan status sosial ekonomi.
Sedangkan menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan ( Supriyanto dkk, 2006 : 145 ). Soetminah ( 1992 : 34 ) menyebutkan, perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang mempunyai fungsi melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain – lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk
masyarakat umum yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dalam radius wilayah
tertentu ( Nurhadi, 1983 : 48 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah
salah satu jenis perpustakaan yang ditujukan untuk masyarakat umum tanpa
membedakan jenis kelamin dan status sosial pengguna, yang didanai oleh pajak atau
retribusi dari masyarakat.
2.1.1 Ciri – ciri perpustakaan umum
Sebagai sebuah lembaga yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat luas, perpustakaan umum memiliki perbedaan dengan
perpustakaan – perpustakaan lain yang terdapat di Indonesia.
Perpustakaan umum memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1. Terbuka untuk umum, pelayanannya tidak membedakan status sosial, usia,
pendidikan, jenis kelamin, agama, dan lain sebagainya. 2. Penyelenggaraannya dibiayai oleh masyarakat baik melalui dana yang dihimpun
oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten / Kota seperti (APBD), maupun oleh masyarakat langsung, secara perorangan atau kelompok.
3. Layanannya bersifat gratis atau cuma – cuma. 4. Koleksinya sangat beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang
dilayaninya ( Hermawan dan Zen, 2006 : 31 ).
Ciri – ciri yang disebutkan di atas inilah yang membedakan perpustakaan
umum dengan perpustakaan lain di Indonesia. Selain dapat digunakan oleh
masyarakat luas tanpa membedakan latar belakang, koleksi yang dihadirkan pun
beragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2.1.2 Tujuan perpustakaan umum
Setiap perpustakaan yang berdiri didalam maupun diluar negeri memiliki
tujuan yang berbeda satu sama lain, hal ini karena dipengaruhi oleh sektor yang dituju
serta jenis koleksi yang dikembangkan oleh perpustakaan.
Menurut Rachman dan Zen ( 2006 : 31 ), tujuan perpustakaan umum adalah sebagai berikut : a. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan
pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya. b. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi
masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari. c. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui
penyediaan bahan pustaka dan informasi. d. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya
bagi masyarakat sekitarnya. e. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Sedangkan tujuan perpustakaan umum dari Manifesto Perpustakaan Umum yang dikeluarkan UNESCO pada Tahun 1972 yaitu : a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah untuk masyarakat,
terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat di kalangan masyarakat.
c. Membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
d. Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dengan tugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat dengan cara : menyelenggarakan pameran budaya, menyelenggarakan pemutaran film, seminar yang dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya ( Supriyanto dkk, 2006 : 144 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
tujuan dimana masyarakat luas dapat memanfaatkannya setiap saat, karena
perpustakaan umum memang ditujukan kepada masyarakat luas. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perpustakaan bertujuan sebagai wadah tumbuh kembang kebudayaan dan sebagai
sarana belajar sepanjang hayat.
2.1.3 Fungsi perpustakaan umum
Seperti tujuan perpustakaan umum yang telah diuraikan sebelumnya,
perpustakaan umum juga memiliki fungsi.
Fungsi perpustakaan umum adalah : ( Nurhadi, 1983 : 49 ) a. Mengumpulkan dan menyusun bahan pustaka yang menyangkut wilayah dan
semua jenis penerbitan di wilayah serta bahan pustaka lainnya; b. Memberikan pelayanan dan pendayagunaan bahan – bahan pustaka; c. Menyelenggarakan layanan referensi; d. Memelihara bahan – bahan pustaka; e. Menyusun katalogus induk wilayah; f. Membantu pelaksanaan pemberian bimbingan teknis perpustakaan; dan g. Melaksanakan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga perpustakaan
wilayah.
Kantor Perpustakaan Kabupaten / Kota mempunyai fungsi : (Kamah, 2001:45 )
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakaan b. Pelayanan penunjang, penyelenggaraan pemerintah kabupaten / kota dibidang
perpustakaan c. Pengadaan dan pengolahan bahan pustaka d. Pelaksanaan penyusunan bibliografi, abstrak dan literature sekunder.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan
antara lain, sebagai sarana penyedia informasi, memberikan layanan referensi,
pemeliharaan bahan pustaka, serta sebagai penunjang penyelenggaraan
kepemerintahan dibidang perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2.1.4 Misi perpustakaan umum
Selain memiliki tujuan dan fungsi, keberadaan perpustakaan umum juga
memiliki misi yang berbeda dengan perpustakaan – perpustakaan yang lain. Misi
tersebut menjadi acuan guna memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat
pemakai.
Misi utama yang terkait dengan informasi, melek huruf, pendidikan, dan budaya yang menjadi inti layanan perpustakaan umum, yakni : ( Sudarsono, 2006 : 160 )
a. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini. b. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan
yang belajar mandiri. c. Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan. d. Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda. e. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni, penemuan ilmiah
dan inovasi. f. Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni. g. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya. h. Membantu budaya lisan. i. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua
warga. j. Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi, dan kelompok
pemerhati setempat. k. Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidakbutaan
informasi dan komputer. l. Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantas buta huruf pada semua
tingkatan umur, dan bahkan memulainya apabila diperlukan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan kreatifitas,
mempromosikan budaya, menyediakan informasi, menyediakan akses bagi
perkembangan kebudayaan merupakan salah satu misi perpustakaan umum yang
ditujukan kepada masyarakat pemakai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2.2 Pustakawan
Perpustakaan berkembang dan meningkat dilatar belakangi oleh
pustakawan yang berperan aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
perpustakaan, sehingga perpustakaan mampu bersaing dengan berbagai macam
sarana penyedia informasi yang ada.
Menurut UU RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pustakawan
adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dari /
atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka”, dengan demikian penambahan
kata “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat
dengan dunia pustaka atau bahan pustaka ( Hermawan dan Zen, 2006 : 45 ).
Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara professional dibidang perpustakaan dan informasi ( Hermawan dan Zen, 2006 : 45 – 46 ). Dalam Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Gunawan dan Vitriani (2010:48) menyebutkan pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimiliki melalui pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan wajib dan harus
dikelola oleh pustakawan yang ahli dibidangnya, yang memiliki pendidikan di bidang
ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2.2.1 Jenjang dan jabatan pustakawan
Dalam karir dan jabatannya pustakawan memiliki jenjang atau kelompok
tersendiri yang dibedakan sesuai dengan pendidikan dan golongan yang didapat dari
pengumpulan angka kredit, sehingga pustakawan sebagai jabatan fungsional dapat
naik jabatan sesuai dengan angka kredit yang berlaku.
Jenjang dan jabatan Pustakawan dibagi menjadi dua, yaitu : ( Supriyanto
dkk, 2006 : 323 – 326 )
1. Jabatan fungsional keahlian Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi
professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa, tugas utama Jabatan Fungsional Keahlian meliputi pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah, dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis, dengan perkataan lain, sebagai berikut : a. Mensyaratkan kualifikasi professional dengan pendidikan serendah –
rendahnya berijasah Sarjana ( Strata- 1 ); b. Meliputi kegiatan yang berkaitan penelitian dan pengembangan,
peningkatan dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya ( IPI - Ikatan Pustakawan Indonesia ).
Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 (empat) jenjang jabatan, yaitu : a. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan
fungsi utamanya bersifat strategis operasional yang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat tertinggi, dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya (IV/d) s/d Pembina Utama (IV/e).
b. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat tinggi, dengan kepangkatan mulai dari Pembina (IV/a) s/d Pembina Utama Muda (IV/c).
c. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kualifikasi professional tingkat lanjutan, dengan kepangkatan mulai dari Penata (III/c) s/d Penata Tingkat I (III/d).
d. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat dasar, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda (III/a) s/d Penata Muda Tingkat I (III/b).
2. Jabatan fungsional keterampilan Jabatan Fungsional Keterampilan adalah jabatan fungsional
kualifikasi teknisi atau penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Ada pun tugas Jabatan Fungsional Keterampilan meliputi pelaksanaan kegiatan teknis yang berkaitan dengan penerapan konsep dan metoda operasional di bidang ilmu pengetahuan tersebut serat pemberian pengajaran di bidang tertentu, dengan kata lain, sebagai berikut : a. Mensyaratkan kualifikasi teknisi professional dan / atau penunjang
professional dengan pendidikan serendah – rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan dan setinggi – tingginya setingkat Diploma III (D-3);
b. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metode operasional dari suatau bidang profesi;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesi (IPI).
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keterampilan dibagi dalam 3 (tiga) jenjang jabatan yaitu : a. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata (III/c) s/d Penata Tingkat I (III/d).
b. Jenjang pelaksanaan lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknisi operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda (III/a) s/d Penatan Muda Tingkat I (III/b).
c. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I (II/b) s/d Pengatur Tingkat I (II/d).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tugas pustakawan dibedakan
sesuai dengan jenjang jabatan yang di embannya, semakin tinggi tingkat jabatannya,
semakin berat tugas dan tanggung jawab yang harus di emban.
2.2.2 Peran pustakawan
Dalam kiprahnya dalam mengembangkan perpustakaan, pustakawan juga
memiliki peran yang harus dilaksanakannya dengan baik.
Dalam banyak hal, pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rincian sebagai berikut : (Hermawan dan Zen, 2006 : 57 – 59 )
1. Edukator Sebagai educator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai pendidik, ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan.
2. Manajer Pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin dan menggerakkan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari. Pustakawan dalam perannya sebagai manajer juga harus dapat mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia di perpustakaan, baik yang berupa sumber daya manusia, sumber daya informasi, dana, termasuk sarana dan prasarana untuk mendukung tercapainya visi, misi perpustakaan.
3. Administrator Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya – upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Supervisor Sebagai supervisor pustakawan harus: a. Dapat melaksanakan pembinaan professional untuk mengembangkan
jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja, dan kebersamaan;
b. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan, dan keterampilan, baik rekan – rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya;
c. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan – hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya;
d. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama putakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasi.
June Abbas dalam artikel berjudul The Library Profession and The Internet : Implcation and Scenarios for Change (Sudarsono, 2006 : 148) menyatakan bahwa beberapa peran Pustakawan antara lain:
a. Pustakawan sebagai gerbang menuju masa depan maupun masa lalu; b. Pustakawan sebagai guru atau yang memberdayakan sebagai guru; c. Pustakawan sebagai pengelola pengetahuan; d. Pustakawan sebagai pengorganisasian jaringan sumberdaya informasi; e. Pustakawan sebagai pengadvokasi pengembangan kebijakan informasi; f. Pustakawan sebagai mitra masyarakat; g. Pustakawan sebagai kolaborator dengan penyedia jasa teknologi
informasi; h. Pustakawan sebagai teknisi kepustakawanan; i. Pustakawan sebagai konsultasi informasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain sebagai pendidik,
pustakawan dapat berperan sebagai seorang manajer informasi yang bertugas
mengelola informasi untuk dimanfaatkan kembali, selain itu pustakawan juga sebagai
mitra bagi masyarakat, konsultan informasi, serta sebagai penyedia jasa teknologi
informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.2.3 Tugas pustakawan
Pustakawan sebagai pengembang utama sebuah perpustakaan memiliki
tugas yang harus di embannya. Tugas tersebut diberikan kepada pustakawan sesuai
dengan jenjang jabatannya.
Tugas pustakawan sesuai dengan jenjang jabatannya adalah sebagai berikut : ( Hermawan dan Zen, 2006 : 51 – 57 )
1. Tugas pustakawan tingkat terampil Pustakawan tingkat terampil mempunyai tugas yang meliputi :
a. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi. Kegiatannya : 1) Pengembangan koleksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk
menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
2) Pengolahan bahan pustaka / koleksi adalah kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi.
3) Penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka adalah kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali.
4) Pelayanan informasi adalah memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar, penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literature, bimbingan membaca, bimbingan pemakai perpustakaan, membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa kepustakaan, bercerita kepada anak – anak, dan statistik.
b. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan Informasi. Kegiatannya : 1) Penyuluhan adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada
masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
2) Publisitas adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik seperti : artikel, brosur, film, slide, situs-web dan lain – lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Pameran adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi, dan informasi disertai pemberian keterangan / penjelasan mempergunakan bahan peraga.
2. Tugas pustakawan tingkat ahli Pustakawan tingkat ahli mempunyai tugas yang meliputi :
a. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi. Kegiatannya : 1) Pengembangan koleksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk
menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
2) Pengolahan bahan pustaka / koleksi adalah kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi.
3) Penimpanan dan pelestarian bahan pustaka adalah kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan dan memperpanjang usia bahan pustaka.
4) Pelayanan informasi adalah memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar, penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literature, bimbingan membaca, bimbingan pemakai perpustakaan, membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa kepustakaan, bercerita kepada anak – anak, dan statistik.
b. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan Informasi. Kegiatannya : 1) Penyuluhan adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada
masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
2) Publisitas adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik seperti : artikel, brosur, film, slide, situs-web dan lain – lain.
3) Pameran adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi, dan informasi disertai pemberian keterangan / penjelasan mempergunakan bahan peraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c. Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Kegiatannya :
Pengkajian perkembangan perpustakaan, dokumetasi, dan informasi adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data berdasarkan metodologi tertentu untuk mengetahui kondisi atau akar permasalahan yang ada, dan hasilnya diinformasikan kepada pihak lain dalam bentuk laporan. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pengkajian perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi. Pengkajian merupakan satu kesatuan kegiatan yang utuh, yang dilaksanakan melalui lima sub kegiatan, yaitu penyusunan instrument, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, serta perumusan, evaluasi dari penyempurnaan hasil kajian.
2) Melakukan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan untuk memperoleh cara baru guna meningkatkan nilai tambah dari berbagau aspek pelaksanaan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang sedang atau sudah berjalan, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
3) Menganalisis / kritik karya kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain baik dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam lainnya yang selanjutnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis baru berupa ulasan / kritik saran / tanggapan secara sistematis dan bersifat menyempurnakan karya tersebut.
4) Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi, setiap naskah. Menganalisis / kritik karya kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain baik dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam lainnya yang selanjutnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis baru berupa ulasan / kritik saran / tanggapan secara sistematis dan bersifat menyempurnakan karya tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pustakawan berbeda –
beda sesuai dengan tingkat jabatan yang dimilikinya, karena kemampuan pustakawan
dibedakan berdasarkan dengan jenjang jabatan yang dimiliki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2.2.4 Pendidikan Pustakawan
Pendidikan merupakan bagian yang menentukan untuk meningkatkan
kualitas anggota profesi, termasuk profesi sebagai pustakawan. Pembinaan dapat
dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal, non-formal ataupun
pendidikan informal. Berikut penjelasannya :
1. Pendidikan formal Pendidikan formal pustakawan dapat dilakukan pada tingkat
diploma, sarjana, atau pascasarjana. Pendidikan formal adalah sarana tempat dimana pustakawan atau calon pustakawan mempersiapkan diri menjadi professional. Pendidikan ini diikuti baik bagi mereka yang akan terjun dalam dunia profesi, ataupun bagi mereka yang telah menjadi anggota profesi. Kegiatan pendidikan formal dilakukan oleh lembaga pendidikan formal, seperti perguruan tinggi yaitu universitas, akademi, institusi, sekolah tinggi dan sebagainya. Pembinaan pustakawan melalui pendidikan formal dapat dilakukan di lembaga – lembaga pendidikan tinggi, seperti universitas, institusi, atau yang sejenis yang menyelenggarakan program diploma, sarjana, magister atau doctor di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Pendidikan formal seperti tersebut di atas, dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri ( Hermawan dan Zen, 2006 : 155 – 156 ).
2. Pendidikan nonformal
Pembinaan melalui pendidikan nonformal adalah upaya peningkatan kualitas pustakawan secara bersama – sama, dan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), penataran (up grading), symposium, seminar, lokakarya, kursus, magang (on the job training), studi banding, dan lain sebagainya. Merupakan bagian dari kegiatan pembinaan Perpustakaan Nasional RI mengadakan diklat penyetaraan yaitu melakukan pendidikan khusus untuk memasuki jabatan fungsional bagi mereka yang bekerja di perpustakaan dan pusat informasi. Diklat penyetaraan ini adalah diperuntukkan bagi mereka yang berpendidikan terendah D3 (sarjana muda non-perpustakaan), lamanya sekitar 480 jam pelatihan. Sedangkan bagi yang memiliki ijasah S1 (sarjana) untuk memasuki jabatan fungsional pustakawan harus mengikuti pendidikan penyetaraan sekitar 720 jam pelatihan (Hermawan dan Zen, 2006 : 158 – 159 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Pendidikan informal Aktifitas yang dapat menjadi ajang pendidikan informal antara
lain adalah berkaryawisata, bertukar pengalaman, kunjung mengunjungi antar sesame pustakawan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan mutu profesi pustakawan di negara kita. Kunjungan kerja pustakawan di tempat lain dapat diartikan sebegai tiga L, yaitu :
a. Lawatan; Lawatan dapat diartikan sebagai pertemuan silaturahmi, yaitu pertemuan antar sesame anggota profesi.
b. Latihan; Latihan bermakna penyegaran dan “meng-uptodate-kan” diri masing – masing anggota profesi.
c. Lomba; Lomba mempunyai makna membandingkan (benchmarking) suatu karya orang lain, dengan karya dirinya sendiri secara fair, sehingga dapat dijadikan sebagai sarana instropeksi dan pemantapan sikap mental masing – masing anggota profesi (Hermawan dan Zen, 2006 : 159 – 160 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pustakawan dapat
ditempuh dengan tiga langkah yakni pendidikan formal, pendidikan non formal, dan
pendidikan informal. Pustakawan memiliki hak sendiri dalam menentukan
pendidikan yang akan di ambilnya guna meningkatkan profesionalismenya.
2.3 Layanan perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan aspek yang penting dalam
keberlangsungan suatu perpustakaan, layanan diberikan kepada pengguna agar
pengguna mendapatkan kepuasan dari sarana yang dihadirkan. Layanan inilah yang
nantinya menentukan mutu suatu perpustakaan, oleh sebab itu pustakawan harus
mampu membina dan mengelola layanan di perpustakaan dengan baik.
Seperti yang diuraikan di atas, bahwa layanan yang baik adalah layanan
yang mampu memberikan kepuasan kepada pengguna. Adapun bentuk riil layanan
perpustakaan tersebut antara lain : (Sutarno, 2006 : 90 – 91)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan / yang dikehendaki masyarakat pemakai.
2. Berorientasi kepada pemakai. 3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana. 5. Murah dan ekonomis. 6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati. 7. Bervariatif. 8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah. 10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat
menggurui. 11. Mengembangkan hal – hal yang baru / inovatif. 12. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain. 13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakaian dan bersifat
mandiri.
Secara deskriptif (Fandy, 2002 : 23 ) mengemukakan bahwa layanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain dalam menyediakan produk atau jasa, sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan sesuatu yang diperlukan oleh seseorang.
Layanan yang diberikan kepada pengguna seharusnya bukan hanya layanan
yang biasa, melainkan layanan yang mampu memberikan tingkat kepuasan kepada
pengguna yang disebut dengan layanan prima.
Disebutkan Daryono ( 2010 : 3 ) dalam Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, bahwa layanan prima dapat diartikan sebagai upaya maksimal yang diberikan oleh pustakawan disuatu perpustakaan kepada pemustaka untuk memenuhi harapan dan kebutuhannya hingga tercapai kepuasan.
Layanan perpustakaan sangat dipengaruhi beberapa faktor kualitas manusia, antara lain :
1. Kualitas Jasmani Kualitas ini sangat berhubungan dengan kesehatan, hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas diri individu secara keseluruhan.
2. Kualitas Psikologi Kualitas ini diukur dari tingkat pengembangan dan pendayagunaan potensi yang terdapat didalamnya, seperti bakat, minat/perhatian, kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
berpikir pengendalian emosi, kepedulian. Hal ini menyangkut aspek (a) keluaran dan kedalaman pengetahuan tingkat pemahaman dan ketajaman berpikir. Aspek ini berarti memiliki pengetahuan memadai berupa pengetahuan umum dan khusus di bidangnya. Disamping itu memiliki pola kemampuan yang baik dalam memahami kondisi kehidupan yang bersifat umum maupun bidang masing – masing (b) keterampilan atau keahlian yang memungkinkan untuk menjadi sumber daya manusia yang produktif. Oleh karena itu aspek ini sangat erat hubungannya dengan keluaran dan kedalaman pengetahuan, pemahaman dan ketajaman berpikir. Setiap keterampilan atau keahlian yang telah dikuasai perwujudannya dalam bekerja akan lebih efektif dan efisien apabila ditunjang dengan penguasaan pengetahuan yang cukup luas dan mendalam, kemampuan memahami yang tinggi dan proses berpikir cepat, realistik, dan obyektif.
3. Kualitas sebagai makhluk sosial Dilihat dari aspek ini memiliki sikap dan perilaku sosial yang positif. Perwujudan dalam kebersamaan, tidak sekedar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.
4. Kualitas Kemandirian Kemandirian merupakan totalitas kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap individu sebagai sumber daya manusia. Kemandirian merupakan sikap dan perilaku yang dapat mengantar manusia pada sukses dalam menjalankan kehidupan.
5. Kualitas Iman Ciri dari kualitas ini adalah harus mampu mewujudkan kehidupan secara spiritualitas, mampu mengendalikan diri untuk tidak melanggar perintah-Nya (Mardiyanto, 2007: 2).
2.3.1 Kegiatan pelayanan perpustakaan
Sebagai lembaga yang bergerak dibidang pelayanan, perpustakaan memiliki
beberapa jenis kegiatan pelayanan yang dilakukan guna meningkatkan kepuasan
pengguna, sehingga pengguna memiliki keinginan untuk memanfaatkan kembali
layanan yang diberikan perpustakaan. Kepuasan pengguna berpengaruh penting
dalam upaya peningkatan pengunjung di perpustakaan, karena perkembangan dan
eksistensi perpustakaan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kunjungan pengguna
perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi :
1. Pengadaan pustaka : pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan 2. Penyiapan pustaka : antara lain, pemberian label dan katalogisasi 3. Pemberian layanan : antara lain, penempatan bahan pustaka di rak,
pengeluaran bahan pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula mencarikan bahan pustaka atas permintaan pengguna layanan
4. Pemeliharaan bahan pustaka : perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM)
Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana prasarana yang diperlukan untuk kegiatan pengguna layanan perpustakaan.Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Mencari bahan pustaka : mencari dari katalog, menelusur di rak – rak buku
2. Membaca/memanfaatkan bahan pustaka (di ruang perpustakaan) 3. Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)
Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya atau memfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta staf perpustakaan untuk mencari bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain : buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain : berkas elektronis di disk, CD, internet ) dan media foto/slide (Amsri, 2007 : 47 ).
Pelayanan inilah yang nantinya ditingkatkan oleh pustakawan guna
memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan sekaligus meningkatkan tingkat
kepuasan pengguna.
2.3.2 Sistem layanan perpustakaan
Setiap perpustakaan perlu menentukan penggunaan sistem layanan yang
akan diterapkan di perpustakaan tersebut, sehingga pengguna dapat memanfaatkan
layanan dengan baik dan tidak mengalami hambatan. Dengan menentukan sistem
pelayanan, pengguna dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan layanan
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menurut Darmono (2001:55) sistem layanan perpustakaan ada 2 (dua) yaitu: 1. Sistem layanan terbuka (opened access)
Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi.
2. Sistem layanan tertutup (closed access) Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka diperpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.
Sistem layanan perpustakaan ini bertujuan untuk memberikan keamanan
kepada bahan pustaka atau koleksi sehingga koleksi yang tidak seharusnya dipinjam
dengan alasan apapun masih tersimpan didalam rak, hal ini dapat mengurangi tingkat
kehilangan dalam koleksi. Selain itu, untuk mengetahui tentang identitas peminjam
bahan pustaka, oleh sebab itu jika terjadi penyalahgunaan dapat langsung ditelusuri.
Setiap perpustakaan memiliki sarana dan prasarana yang tidak sama satu
dengan yang lainnya, oleh sebab itu penerapan sistem pelayanan pun berbeda – beda
dari masing – masing perpustakaan yang ada di Indonesia.
Darmono (2001 : 137) juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan perpustakaan dalam pemilihan suatu sistem antara lain : 1. Pertimbangan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan, 2. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi. Untuk koleksi
pandang dengar dan bentuk mikro pada umumnya layanan yang diberikan bersifat tertutup,
3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai, dan jumlah koleksi. Jika jumlah pemakai sangat besar maka perpustakaan cenderung memilih sistem pelayanan yang bersifat terbuka,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Luas gedung perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang menempati gedung yang sangat luas dengan jumlah tenaga pengelola yang relatif terbatas cenderung akan menggunakan sistem terbuka,
5. Rasio antara jam layanan dengan jumlah staf perpustakaan. Setiap sistem layanan memiliki beberapa kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan memiliki dua
sistem pelayanan yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Dengan
adanya dua sistem tersebut, perpustakaan dapat menerapkan salah satu atau keduanya
sekaligus tergantung dengan kondisi perpustakaan yang ada.
2.3.3 Jenis – jenis pelayanan
Perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan yang digunakan dalam upaya
memuaskan pengguna, layanan ini diberikan secara cuma – cuma dengan tujuan agar
pengguna tidak bosan ketika mengunjungi perpustakaan. Jenis pelayanan
perpustakaan sebagai berikut :
1. Layanan sirkulasi
2. Layanan referensi
3. Layanan terbitan berseri
4. Layanan audio visual
5. Layanan penunjang
Jenis layanan yang tersebut diatas akan diuraikan satu persatu dibawah ini.
1. Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi digunakan oleh pengguna untuk meminjam,
mengembalikan dan memperpanjang koleksi yang diinginkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Rahayuningsih (2007 : 95) menyebutkan bahwa, pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Sedangkan menurut Darmono (2001 : 141), pelayanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam layanan perpustakaan
terdapat pelayanan – pelayanan yang termasuk kedalam pelayanan sirkulasi yaitu
peminjaman, pengembalian, perpanjangan, pembuatan kartu anggota dan sebagainya.
2. Layanan referensi
Layanan referensi biasanya digunakan pengunjung dalam mencari bahan
rujukan untuk penelitian atau laporan yang sedang dikerjakannya dan bahan rujukan
ini hanya dapat dibaca di tempat.
Darmono (2001 : 141) menyatakan bahwa, layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi - koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat. Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007 : 103) menyatakan bahwa, pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu penggunan perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Layanan referensi merupakan layanan yang ditujukan untuk memudahkan
pengguna dalam mencari bahan pustaka berupa rujukan, sehingga pengguna dapat
menggunakannya dengan mudah.
3. Layanan audio visual
Layanan audio visual merupakan layanan berupa bahan non cetak yang
digunakan oleh pengguna sebagai referensi dan penekanan terhadap suatu karya
cetak.
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku pedoman (1994 : 47) dikemukakan bahwa, pelayanan audiovisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audio visual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan audio visual bertujuan
untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan karya non cetak sebagai sumber
referensi.
4. Layanan terbitan berseri
Layanan terbitan berseri merupakan layanan yang diberikan kepada
pengguna perpustakaan yakni berupa bahan pustaka yang terbit secara berkala, seperti
majalah, koran, buletin,atau pun jurnal.
Menurut Yusup (1995 : 58) terbitan berseri adalah bentuk publikasi yang ada pada umumnya memuat berbagai tulisan atau artikel, baik publikasi umum maupun yang khusus dari beberapa pengarang yang dianggap penting dengan waktu terbitan dan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan terbitan berseri
merupakan layanan yang menyediakan bahan pustaka yang memuat tulisan atau
artikel yang terbit secara berkala atau pada waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
5. Layanan penunjang untuk perpustakaan umum
Perpustakaan umum merupakan jenis perpustakaan yang memiliki sekmen
pasar yang luas yakni masyarakat umum, dengan jumlah pengguna yang beragam,
sehingga layanan dalam perpustakaan umum perlu ditunjang dengan layanan lain,
diantaranya :
a. Layanan anak dan permainan anak, seperti play, games and kids. Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, motivasi dan kemampuan berpikir serta keingintahuan (couriusity) yang dirangsang melalui koleksi tersebut.
b. Layanan mendongeng (story telling). Layanan ini sebaiknya dilakukan secara teratur, misalnya sebulan sekali yang dibawakan oleh petugas layanan anak atau pendongeng dari sanggar, gunanya untuk menarik pengunjung anak – anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng. Sumber cerita dapat diambil dari buku – buku di perpustakaan atau sumber yang lain.
c. Disamping hal – hal tersebut perpustakaan umum perlu menyediakan layanan untuk para penderita cacat (disabilities). Dengan menyediakan koleksi dan fasilitas tertentu, seperti buku – buku dengan huruf braile (Sutarno, 2006 : 98).
Dengan penambahan layanan yang dikhususkan untuk perpustakaan umum,
diharapkan masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan, bukan hanya
sebagai penyedia informasi, tetapi dapat juga sebagai sarana rekreasi yang baik bagi
anak – anak, maupun fasilitas yang memadai bagi penyandang cacat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH
KOTA SURAKARTA
3.1 Sejarah
Sebelum berdirinya Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
dengan berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2001, penyelenggaraan urusan
pemerintahan di bidang kearsipan ditangani oleh Kantor Sekretaris Daerah
Pemerintah Kota Surakarta, khususnya di Bagian Umum. Namun, pada tanggal 28
September 1992, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah mengirimkan Surat
dengan No. 061/29056 kepada Menteri Dalam Negeri. Surat Gubernur tersebut berisi
usulan tentang peningkatan pola organisasi Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat II
yang merupakan kelanjutan dari Surat Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II
Surakarta tanggal 29 April 1992 yang berisi pengajuan permohonan agar susunan
organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah/Daerah Kota Surakarta menjadi pola
maksimal.
Menteri Dalam Negeri menjawab surat tersebut dengan mengeluarkan surat
persetujuan atas perubahan susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat
/WilayahDaerah Kota Surakarta menjadi pola maksimal, surat tersebut keluar pada
tanggal 8 Oktober 1992 No. 061/2597/SJ. Dengan keluarnya Surat Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Menteri Dalam Negeri tersebut, selanjutnya disusun Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah dan Sekretariat DPRD Tingkat II Surakarta. Atas
hal tersebut maka terbentuklah Peraturan Daerah No. 7 Tahun 1993 seri: D No. 6
tanggal 22 April 1993, yang kemudian disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 183.3/173/1993 tanggal 23 Maret 1993.
Peraturan Daerah tersebut, mengalami perubahan sebanyak dua kali,
perubahan pertama dengan Peraturan Daerah Kotamadya daerah Tingkat II No. 2
Tahun 1996 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Wilayah/Daerah dan Sekretariat DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II
Surakarta. Kemudian Peraturan Daerah dirubah lagi dengan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 17 Tahun 1999 tentang Perubahan
Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1993
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah dan
Sekretariat DPRD Tingkat II Surakarta. Perubahan kedua Peraturan daerah ini
termuat dalam Lembaran Daerah Kotamadya Surakarta Tahun 1999 No. 31 Seri: D
No. 12.
Dengan adanya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta
tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Surakarta No. 1
Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah
dan Sekretariat DPRD Tingkat II Surakarta tersebut, maka penyelenggaraan urusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pemerintah di bidang kearsipan masih ditangani oleh Bagian Umum di bawah
Sekretariat Wilayah/Daerah Kota Surakarta.
Kemudian, dengan adanya Undang – Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang menganut prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang
luas, nyata dan bertanggungjawab. Demi kelancaran penyelenggaraan tersebut,
Pemerintah Daerah Kota Surakarta merasa perlu adanya penataan kembali perangkat
Pemerintah Daerah Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun
2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Untuk itu, diterbitkanlah
Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2001 yang termuat dalam Lembaran
Daerah Kota Surakarta Tahun 2001 No. 14 Seri: D 12 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.
Dengan adanya Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2001
tersebut, maka dibentuklah Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
yang menangani penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang kearsipan. Peraturan
Daerah ini kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Walikota Surakarta No. 36
Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta. Kemudian, muncul Peraturan Walikota Surakarta No. 32 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3.2 Visi dan Misi
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta mempunyai visi dan
misi dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya. Adapun visi dan misi tersebut
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Visi
“ Terwujudnya budaya masyarakat yang cerdas dan berbudi luhur
tertumpu pada informasi “
3.2.2 Misi
a. Menyediakan dan melayani kebutuhan informasi serta pengetahuan
ilmiah;
b. Mendorong, meningkatkan dan memotivasi masyarakat untuk gemar
membaca;
c. Mendorong terwujudnya penataan arsip dan perpustakaan yang
modern;
d. Menjadikan arsip dan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), sarana penelitian, sarana rekreasi serta
pendidikan;
e. Mewujudkan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah sebagai Pembina
kearsipan dan perpustakaan di instansi dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3.3 Struktur Organisasi
Dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 72 Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kota Surakarta,
maka ditetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
serta Tata Kerja Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta. Adapun
struktur organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sesuai
dengan Peraturan Walikota Surakarta No. 32 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.
Mengenai bagan struktur organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1. Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, 2011
KEPALA
SEKSI PENGELOLAAN
PERPUSTAKAAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PENGELOLAAN
ARSIP
SEKSI PELAYANAN
PERPUSTAKAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Di bawah ini merupakan tanggung jawab, fungsi dan tugas masing – masing
bagian dalam struktur organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta adalah sebagai berikut :
3.3.1 Kepala kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas sebagai motivator dan innovator.
Cakupan tugas – tugasnya adalah menggerakkan seluruh unsur, baik berupa
sumber daya manusia, dana maupun lainnya untuk dapat dikelola dan
dimanfaatkan menjadi kekuatan – kekuatan yang potensial bagi instansi.
Kegiatan utama yang di emban adalah pelayanan masyarakat yang
membutuhkan suatu informasi bersumber dari buku, dokumen dan media
informasi lainnya.
3.3.2 Jabatan fungsional
Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan
Fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
3.3.3 Sub bagian tata usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang Tata
Usaha, meliputi: perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3.3.4 Seksi pengelolaan arsip
Seksi Pengelolaan Arsip mempunyai tugas melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengelolaan arsip, meliputi: pembinaan teknis kearsipan, pengelolaan arsip
dinamis inaktif dan statis serta memberikan layanan kearsipan sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor.
3.3.5 Seksi pengelolaan perpustakaan
Seksi Pengelolaan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengelolaan perpustakaan, meliputi: pengadaan, pengolahan dan pemeliharaan
bahan pustaka sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor.
3.3.6 Seksi pelayanan perpustakaan
Seksi Pelayanan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pelayanan perpustakaan, meliputi: pelayanan sirkulasi dan referensi,
pendidikan pemakai dan penyebarluasan informasi serta pembinaan
perpustakaan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3.4 Tugas dan Fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
3.4.1 Tugas pokok
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang
berkedudukan di Kota Surakarta, merupakan unsur penunjang pemerintahan
daerah di bidang kearsipan dan perpustakaan daerah. Adapun kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta yaitu Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah dalam melaksanakan
tugas dipimpin seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah yakni melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kearsipan dan perpustakaan.
3.4.2 Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok, Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan kesekretariatan kantor
b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
c. Pengelolaan dan pelayanan arsip
d. Pengelolaan perpustakaan
e. Penyelenggaraan pelayanan perpustakaan
f. Penyelenggaraan sosialisasi
g. Pembinaan jabatan fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3.5 Sumber Daya Manusia
Jumlah personalia yang terlibat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta ada 29 orang. (lihat tabel 3.1)
Tabel 3.1
Daftar Karyawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
Februari 2011
NO NAMA JABATAN PANGKAT/GOL. PEND.
1. Dra. Siti Muryati, MM Kepala Kantor Pembina Tk.I/IV/b S2
2. M. Ndandung. K,SH Ka. Sub. Bag. TU Penata Tk.I/III/d S1
3. Haryanto,S.Sos Staff TU Penata/III/c S1
4. Daryana Staff TU Penata/III/c DIII
5. Budiningsih Staff TU Penata Muda Tk.I/III/b SMA
6. Tri Suyanto Staff TU Penata Muda Tk.I/III/b SMA
7. Anis Widhaningsih,SE Staff TU Penata Muda Tk.I/III/b S1
8. Selvia Berthisani Staff TU Pengatur Muda Tk.I/II/b SMA
9. Sri Mulyanti Staff TU Pengatur Tk.I/II/d SMK
10. Nina Dewi SES Staff TU Pengatur Muda/II/a SMA
11. Muhammad Yuhri Kepala Seksi Arsip Penata Tk.I/III/d S1
12. Arief Heri Wiyana,S.SI Staff Arsip Penata Muda Tk.I/III/b S1
13. Budi Sofyan Hadi Staff Arsip Penata Muda Tk.I/III/b DIII
14. Damayanti Mieke. D Staff Arsip Penata Muda Tk.I/III/b SMA
15. Sriyari Staff Arsip Pengatur Muda Tk.I/II/b SMA
16. Muhammad Arif M, S.Sos Kepala Seksi Pelayanan Penata Tk.I/III/d S1
17. Suparsi Pustakawan Penata/III/c SMA
18. Warsito Pustakawan Penata/III/c SMA
19. Agus Madiyono Seksi Pelayanan Penata Muda Tk.I/III/b SMA
20. Hermawanto Seksi Pelayanan Penata Muda Tk.I/III/b SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
21. Trining Tyastuti Seksi Pelayanan Penata Muda/III/a SMA
22. Fatimah Rohaniwati Seksi Pelayanan Pengatur Muda/II/a SMA
23. Agus Sunaryo Seksi Pelayanan Pengatur Tk.I/II/d SMK
24. Rachmadi Seksi Pelayanan Pengatur/II/c SMA
25. Sri Rahayu,S.Pd Kepala Seksi Teknis Penata Tk.I/III/d S1
26. Umi Sudarjani Pustakawan Penata/III/c SMA
27. Sri Wahyudi,S.Sos Staff Teknis Penata Muda Tk.I/III/b S1
28. Kurniawati,Ama Pustakawan Penata Muda/III/a D2
29. Reny Wahyuningsih,SH Staff Teknis Pengatur Muda/II/a S1
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, Februari 2011
3.6 Gedung dan Ruang Perpustakaan
Gedung Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta terdiri dari 4
(empat) bagian, yaitu bagian layanan, teknis, administrasi, dan arsip. Gedung ini
terdiri dari dua lantai, yaitu lantai satu adalah bagian layanan, sedangkan lantai dua
adalah bagian teknis, administrasi, dan arsip. Luas gedung 554 m2 dengan sertifikat
No. AH371769, gedung tersebut merupakan bekas gedung DKRP dan KB.
3.7 Sumber Dana
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta memperoleh sumber
dana dari pemerintah, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang
mengalokasikan anggaran perpustakaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD). Selain itu,
sumber dana juga diperoleh dari pendaftaran anggota dan denda keterlambatan
pengembalian buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3.8 Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Sarana Prasarana
NO NAMA BARANG JUMLAH
1. Meja 20
2. Kursi 78
3. Rak 25
4. Papan Kegiatan 1
5. Almari Buku 4
6. Kotak Katalog 2
7. Brankas 1
8. Kulkas 1
9. Jam Dinding 7
10. AC 6
11. Telepon 5
12. Mesin Ketik 3
13. White Board 4
14. Mesin Fotokopi 1
15. Komputer 7
16. Printer 4
17. Kipas Angin 3
18. Dispenser 4
19. Mobil Perling 4
20. Mobil Dinas 1
21. Sepeda Motor 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
22. Filling cabinet 5
23. Laptop 2
24. Mesin Press 1
25. Mesin Pemotong Kertas 1
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, Februari 2011
3.9 Koleksi
Koleksi yang dimiliki Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta tiap tahunnya mengalami peningkatan, ini disebabkan oleh pengadaan
koleksi dengan menggunakan anggaran APBD serta bantuan dari Perpustakaan
Provinsi dan Perpustakaan Nasional. ( lihat tabel 3.3 )
Tabel 3.3 Jumlah Buku Selama 5 Tahun Terakhir
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Koleksi 32.129 32.523 33.151 36.043 37.443
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, Februari 2011
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta memiliki berbagai
jenis koleksi, diantaranya :
3.9.1 Koleksi umum
Koleksi umum merupakan koleksi yang bebas dipinjam oleh
pengunjung, meliputi berbagai macam tema, materi, serta disiplin ilmu, atau
lebih sering dibedakan dengan istilah fiksi dan non fiksi. Fiksi merupakan
koleksi yang berisi tentang hal – hal yang dianggap tidak real atau nyata,
koleksi ini biasanya terdiri dari buku cerita, buku dongeng maupun novel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sedangkan non fiksi adalah koleksi yang berisi hal – hal real atau nyata yang
telah melalui tahap uji coba atau menyangkut tentang teori – teori dari pakar
yang telah diuji kebenarannya.
Pemberian kode atau call number sesuai dengan klasifikasi DDC
untuk koleksi non fiksi, sedangkan untuk koleksi fiksi dibedakan dengan
penulisan kode huruf.
3.9.2 Majalah
Majalah merupakan kumpulan berita, artikel, cerita, opini, dan lain
sebagainya yang dicetak dengan lembaran kertas ukuran plano kuarto atau
folio, dijilid dalam bentuk buku. Majalah merupakan jenis koleksi terbitan
berkala yang terbit teratur dalam tempo seminggu sekali, dua minggu sekali
atau satu bulan sekali.
Pemberian kode yang dipakai adalah kode huruf dan angka, kode ini
dapat dipakai sebagai ciri penempatan majalah atau tanda majalah. Koleksi
majalah yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta meliputi Penyebar Semangat, Kartini, Femina, Media Pustaka,
Motor, Civitas, Tempo, India Perspektif, Gadis, Hidup, T & T, Matra, dan lain
– lain. Majalah ini berasal dari pembelian dan hadiah.
3.9.3 Surat kabar
Surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan
sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara
teratur, bisa setiap hari atau seminggu sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Surat kabar yang ada di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta, antara lain Solopos, Suara Merdeka, Joglo Semar, dan Kompas.
Surat kabar berasal dari pembelian yang berlangganan.
3.9.4 Referensi
Buku referensi adalah jenis buku yang isinya tidak untuk dibaca
secara keseluruhan tetapi digunakan sebagai alat konsultasi. Di Kantor Arsip
dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta disamping menyediakan buku
koleksi umum juga menyediakan buku referensi, antara lain ensiklopedi,
kamus, buku tahunan, biografi, bibliografi, buku pegangan dan pedoman,
buku petunjuk atau direktori, sumber – sumber ilmu murni (geografi), indeks
dan abstrak serta penerbitan – penerbitan pemerintah.
3.9.5 Audio visual
Koleksi audio visual adalah koleksi bukan cetak atau non buku yaitu
dalam bentuk soft copy atau bentuk digital. Biasanya ini berupa CD,
flashdisk, CD-ROM, kaset, dan koleksi bentuk mikro. Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta hanya memiliki jenis CD dan alat – alat
untuk memutarnya. Koleksi Audio visual ini berasal dari pembelian dan
hadiah atau bawaan dari buku.
3.9.6 Koleksi khusus
Koleksi khusus adalah koleksi yang sudah langka, sulit diperoleh,
dan mempunyai nilai informasi yang penting. Koleksi khusus ini tidak bisa
dipinjam untuk dibawa pulang tetapi hanya bisa dibaca di tempat atau di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
fotokopi. Koleksi khusus ini antara lain adalah biografi tokoh – tokoh penting
Indonesia, buku mengenai seluk beluk suatu kota, buku mengenai kebudayaan
suatu daerah, dan lain sebagainya.
3.10 Layanan
Sistem pelayanan suatu perpustakaan adalah hal yang sangat penting untuk
diketahui oleh pemustaka pada umumnya dan pustakawan pada khususnya. Pada
dasarnya dikenal adanya dua macam sistem pelayanan perpustakaan, yaitu :
1. Sistem pelayanan terbuka (opened access), yaitu suatu sistem pelayanan
dimana pemustaka memiliki kebebasan untuk memilih dan mengambil
koleksi sesuai dengan keinginannya.
2. Sistem pelayanan tertutup (closed access), yaitu suatu sistem pelayanan
dimana pemustaka tidak memiliki kebebasan untuk mencari dan
mengambil sendiri koleksi yang diinginkannya, melainkan petugas
perpustakaanlah yang memiliki hak untuk mengambilkannya.
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang dibuka secara
resmi pada tanggal 21 Agustus 1971 menggunakan sistem pelayanan terbuka (opened
access) untuk public service. Setelah keluarnya kebijakan dari Kepala Perpustakaan,
mulai tanggal 21 Agustus 1979, pelayanan campuran dipergunakan oleh perpustakaan
dalam pelayanan kepada pemustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sistem pelayanan campuran yaitu pelayanan dimana pemustaka diberi
kebebasan tetapi tidak penuh untuk mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka
yang dikehendaki dengan kata lain sistem terbuka dan sistem tertutup, keduanya
digunakan secara bersama – sama.
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta memberikan layanan
kepada pemustaka antara lain :
3.10.1 Layanan arsip, yaitu layanan bagian tempat penyimpanan surat – menyurat.
3.10.2 Layanan administrasi, yaitu layanan tentang kepengurusan institusi.
3.10.3 Layanan teknis, yaitu bagian pengolahan bahan pustaka. Pengolahan bahan
pustaka dilakukan setiap koleksi diterima, baik berasal dari hadiah, pembelian
maupun tukar menukar bahan pustaka. Tahap – tahap pengolahan koleksi adalah
sebagai berikut :
a. Stempel, terdiri dari dua stempel yaitu stempel kepemilikan dan
stempel inventarisasi.
b. Pencatatan pada buku induk dan inventarisasi.
c. Klasifikasi, dilakukan untuk mempermudah penelususran dan
penempatan koleksi dengan cepat dan tepat. Sistem klasifikasi yang
dipakai adalah DDC (Dewey Decimal Classification) atau Klasifikasi
Persepuluh Dewey.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Katalogisasi, sistem yang digunakan adalah Anglo-American
Cataloging Rule 2 (AACR2) yang merupakan standar katalogisasi
internasional.
e. Pasca Katalogisasi, yaitu kegiatan setelah katalogisasi, di antaranya
adalah pemasangan label buku, kartu buku, kantong buku, slip tanggal
kembali (date due slip).
f. Ekspedisi, yaitu kegiatan penyerahan bahan pustaka ke bagian
sirkulasi disetai bukti penyerahan koleksi dari bagian pengolahan.
g. Filling (penyusunan kartu catalog).
h. Shelving (penyusunan koleksi di rak).
3.10.4 Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah proses peminjaman, pengembalian bahan pustaka
dan pembuatan kartu anggota. Disamping menggunakan teknologi informasi
(automasi) berupa alat barcode reader dan perangkat pendukungnya, juga masih
digunakan cara manual.
Syarat menjadi anggota perpustakaan antara lain :
a. Penduduk Surakarta, pelajar/mahasiswa, karyawan dan lain – lain
b. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota perpustakaan
c. Mendapatkan pengesahan
1) Umum/swasta dari kepala/sekretaris kelurahan
2) Pelajar dari kepala sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3) Mahasiswa dari Dekan/Pembantu Dekan, Direktur, Ketua Jurusan
(bukan kepala itu)
4) Karyawan dari kepala kantornya
5) ABRI dari komandan dan kesatuan
d. Menyerahkan 2 (dua) lembar pas foto ukuran 3x4
e. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi kartu pelajar/kartu
mahasiswa/identitas lainnya
f. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi KTP/identitas diri
g. Pendaftar tercatat sebagai anggota perpustakaan yang sah apabila
kepadanya telah diberikan “Kartu Anggota”
h. “Kartu anggota” berlaku 1 (satu) tahun
i. “Kartu anggota” tidak boleh dipinjamkan kepada orang lain
j. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 3.500,-
Jam pelayanan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
adalah sebagai berikut :
Senin s/d Kamis : 08.00 – 15.30 WIB
Jum’at : 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 13.00 WIB
Pada hari Minggu melakukan pelayanan perpustakaan keliling di Balai
Kambang Surakarta mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tata tertib peminjaman koleksi adalah sebagai berikut :
a. Peminjaman bacaan
1) Peminjaman Keluar (dibawa pulang)
2) Peminjaman di tempat (tidak dibawa pulang sama dengan dibaca di
ruang baca perpustakaan).
b. Yang boleh melakukan peminjaman keluar adalah
1) Semua anggota yang telah memenuhi syarat
2) Yang boleh melakukan peminjaman di tempat adalah : semua orang
yang ingin menggunakan perpustakaan, dengan lebih dahulu mengisi
buku pengunjung.
c. Bacaan yang tidak boleh dipinjam keluar adalah
1) Buku referensi : kamus, ensiklopedi, buku petunjuk atau pedoman.
2) Undang – undang dan peraturan pemerintah termasuk kitab undang –
undang
3) Majalah, surat kabar
4) Tabel – table/data statistik, peta, dan sebagainya
5) Buku – buku langka/termasuk manuskrip
6) Lain – lain, bacaan yang menurut pertimbangan pimpinan
perpustakaan sebaiknya tidak dipinjam keluar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d. Setiap anggota berhak meminjam bacaan apa saja dari perpustakaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk peminjaman tidak dipungut biaya
2) Untuk setiap peminjaman harus diperlihatkan “kartu anggota”
e. Setiap anggota hanya diperbolehkan meminjam keluar sebuah buku
pada tiap peminjaman kecuali “anggota” yang sedang menyelesaikan
suatu pekerjaan ilmiah (research, thesis, disertasi, skripsi, dsb) dapat
meminjam 2 (dua) buku yang mana harus dibuktikan dengan suatu
keterangan/pernyataan tertulis dari yang berwenang yang mendapat
persetujuan dari pimpinan perpustakaan.
f. Apabila buku yang sedang dipinjam belum dikembalikan, anggota tidak
dapat meminjam buku yang lain.
g. Jangka waktu peminjaman keluar ditetapkan :
1) Untuk buku fiksi ditetapkan 1 (satu) minggu atau 7 (tujuh) hari
terhitung dari hari peminjaman
2) Untuk buku non fiksi ditetapkan 2 (dua) minggu atau 15 (lima belas)
hari terhitung dari hari peminjaman,
h. Apabila perlu buku – buku non fikdi dapat diperpanjang 2 (dua) minggu
lagi terhitung dari hari peminjaman dengan catatan perpanjangan tidak
diperbolehkan apabila ada anggota lain yang memesannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
i. Buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat – lambatnya pada
tanggal yang ditetapkan sebagai tanggal “habis” waktu peminjaman
(date due)
j. Terhadap keterlambatan pengembalian (over due) dikenakan denda
sebesar Rp 200,- per eksemplar setiap hari keterlambatan.
k. Para peminjam yang telah melalaikan kewajibannya mengembalikan
buku lebih dari 1 (satu) bulan diberi peringatan untuk segera
menunaikan kewajiban agar tidak kena sanksi penjabutan hak pinjam.
l. Para anggota perpustakaan yang telah melalaikan
kewajibannya/mengabaikan peringatan tersebut diatas, dicabut haknya
sebagai peminjam pada perpustakaan sekurang – kurangnya 6 (enam)
bulan. Sanksi ini tidak menghapuskan kewajibannya untuk
mengembalikan buku yang masih dipinjam.
m. Apabila buku yang dipinjam hilang, peminjam harus segera melaporkan
kepada perpustakaan, dan menggantikan dengan buku baru yang serupa
dengan yang hilang/jika tidak dapat menggantikan dengan buku baru,
membayar kerugian sebesar harga dari buku (harga terakhir).
n. Para pengunjung dilarang mencabut kartu – kartu katalog yang ada
dalam kotak katalog.
o. Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur tersendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3.10.5 Layanan locker
Layanan locker adalah penyediaan fasilitas untuk menitipkan tas atau barang
– barang yang tidak boleh dibawa masuk perpustakaan.
3.10.6 Layanan referensi
Layanan referensi adalah suatu kegiatan layanan yang berupa pemberian
bantuan kepada pengguna perpustakaan agar dapat menemukan informasi yang
dibutuhkan.
3.10.7 Layanan penelusuran informasi
Layanan penelusuran informasi adalah suatu kegiatan layanan untk mencari
kembali dokumen/informasi yang pernah ditulis atau diterbitkan mengenai suatu
objek tertentu. Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
menggunakan 2 (dua) jenis penelusuran yaitu dengan komputer dan manual.
3.10.8 Layanan ruang baca
Layanan ruang baca berupa penyediaan fasilitas – fasilitas untuk
membaca/belajar di ruang perpustakaan. Fasilitas yang disediakan adalah berbagai
jenis koleksi perpustakaan, meja, kursi, penerangan, komputer penelusuran dan AC.
3.10.9 Layanan fotokopi
Layanan fotokopi adalah penyediaan fasilitas penggandaan informasi
tertulis atau tercetak untuk keperluan studi dan penelitian. Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta memiliki satu buah mesin fotokopi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3.10.10 Layanan perpustakaan keliling
Perpustakaan keliling dilaksanakan ke daerah – daerah yang belum
terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap. Layanan perpustakaan keliling ini
tiap harinya dilaksanakan. Biasanya dilaksanakan di sekolah – sekolah, lembaga
pemerintah, dan taman rekreasi. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta memiliki 4 (empat) mobil keliling yang terdiri dari 2 (dua) bus keliling,
mobil pintar, dan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu).
Mobil pintar biasanya jalan pada hari Minggu, yaitu di Taman Rekreasi
Balai Kambang Surakarta. Di dalam mobil pintar terdapat televisi, VCD, laptop, dan
mainan anak – anak. Hal ini dilakukan untuk dapat menarik minat pemustaka
terutama anak – anak. Sedangkan bus keliling dan SIKIB tiap hari jalan sesuai
dengan jadwal, baik dari petugas maupun tempat yang dituju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Masalah
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Awalnya
perpustakaan ini terletak di Jl. Urip Sumoharjo, letaknya yang strategis berada di
salah satu jalan protokol kota Surakarta, membuat perpustakaan ini mudah untuk
dijangkau. Keberadaannya juga tepat berada disekitar wilayah akademik, berdekatan
dengan SMP dan SD serta salah satu program studi dari Universitas Sebelas Maret.
Selain jumlah pengunjung yang banyak, perpustakaan daerah ini mampu menjuarai
beberapa lomba perpustakaan tingkat daerah.
Namun, setelah di pindah ke gedung yang terletak di Jl. Kepatihan No.3,
perpustakaan ini seolah kehilangan peminat. Gedung yang memiliki dua lantai ini
merupakan bangunan lama, ruangan yang dimiliki jauh dari kata luas untuk
pengelolaan sebuah perpustakaan, apabila menempatkan koleksi di lantai dua,
bangunan tidak kuat untuk menopang puluhan buku. Sehingga seluruh koleksi
diletakkan dilantai satu, termasuk koleksi referensi. Ruangan lantai satu yang tidak
luas, harus menampung puluhan koleksi, ruang baca, meja sirkulasi, sekaligus ruang
kerja para staf. Pencahayaan harus dibantu dengan cahaya lampu listrik, sehingga jika
terjadi pemadaman lampu, ruangan terlihat gelap. Ventilasi yang dimiliki sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kurang, hanya berpusat pada satu pintu keluar masuk, sehingga udara tidak berganti
dengan baik, hal ini menyebabkan ruangan menjadi lembab dan pengap.
Pelayanan merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah perpustakaan,
begitu pula pelayanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.
Pelayanan yang diberikan kurang optimal, hal ini membuat tingkat keterpakaian
perpustakaan oleh masyarakat semakin rendah. Meskipun beberapa pengunjung
masih setia memanfaatkannya, tetapi mereka menyayangkan pelayanan yang kurang
optimal dari pengelola perpustakaan. Pelayanan yang kurang optimal ini dapat dilihat
dari pelayanan yang diberikan, mulai dari pelayanan sirkulasi dimana pencatatan
dilakukan dengan dua cara yakni manual dan automasi, pelayanan referensi yang
terletak satu ruangan dengan koleksi yang lain, pelayanan terbitan berseri yang tidak
tertata dengan rapi, pelayanan audio visual yang sebenarnya memiliki beberapa
koleksi namun tidak disediakan untuk pengunjung, pelayanan penunjang yang tidak
diberikan, serta pelayanan perling yang kurang sesuai. Pelayanan – pelayanan yang
kurang maksimal ini masih diberikan kepada pengguna, puas atau tidaknya pengguna
dalam memanfaatkan seluruh layanan yang ada tidak menjadi pertimbangan dari
pihak pengelola perpustakaan.
Layanan di perpustakaan akan menjadi layanan yang baik atau prima
apabila didukung dengan peran aktif dari pustakawan, sebagai tenaga ahli yang
diwajibkan mengelola perpustakaan. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta memiliki empat jabatan fungsional pustakawan, tiga diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
mendapatkan jabatan tersebut dengan jalur diklat selama enam bulan, dan hanya satu
staf yang menempuh jalur pendidikan akademik yakni diploma dua (D2) bidang
perpustakaan. Berdasarkan pendidikan yang mereka miliki, mereka menempati
jenjang kelompok jabatan fungsional yang berbeda, tiga staf yang memilih jalur
diklat memiliki golongan III/c yang masuk ke dalam pustakawan tingkat terampil
jenjang penyelia, sedangkan satu staf dengan pendidikan diploma dua memiliki
golongan III/a yang masuk ke dalam pustakawan tingkat terampil jenjang
pelaksanaan lanjutan. Perbedaan golongan ini berpengaruh pada tugas pustakawan,
setiap jenjang pustakawan memiliki tugas yang berbeda – beda.
Tabel 4.1
Pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
No. Nama Golongan Jenjang Jabatan Pendidikan Bagian Kerja 1. Warsito Penata/III/c Pustakawan Tingkat
Terampil Jenjang Penyelia
SMA Diklat Pustakawan 6 bulan
Bagian Pelayanan Perpustakaan
2. Suparsi Penata/III/c Pustakawan Tingkat Terampil Jenjang Penyelia
SMA Diklat Pustakawan 6 bulan
Bagian Pelayanan Perpustakaan
3. Umi Sudarjani Penata/III/c Pustakawan Tingkat Terampil Jenjang Penyelia
SMA Diklat Pustakawan 6 bulan
Bagian Teknis / Pengolahan Bahan Pustaka
4. Kurniawati,Ama Penata Muda/III/a
Pustakawan Tingkat Terampil Jenjang Pelaksanaan Lanjutan
D2 Ilmu Perpustakaan
Bagian Teknis/ Pengolahan Bahan Pustaka
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, Februari 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, tugas
pustakawan kurang sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada masing – masing
jenjang jabatan, sehingga pengelolaan perpustakaan dan peningkatannya kurang
berjalan secara maksimal. Selain itu, keterbatasan tenaga pustakawan juga
mempengaruhi dalam upaya peningkatan perpustakaan, kebanyakan staf
perpustakaan tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan, oleh sebab itu
mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan guna meningkatkan dan
mengelola perpustakaan.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis masalah di atas, tentang kurang maksimalnya
pelayanan yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta,
serta peran pustakawan yang kurang dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola
perpustakaan, berikut pembahasan selengkapnya :
4.2.1 Tugas pustakawan
Pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
berjumlah empat orang, mereka di tempatkan pada dua bagian yakni bagian teknis
dan bagian pelayanan perpustakaan. Empat pustakawan tersebut memiliki jenjang
yakni Pustakawan Tingkat Terampil Jenjang Penyelia, dan Pustakawan Tingkat
Terampil Jenjang Pelaksanaan Lanjutan. Tugas antara jenjang penyelia dan jenjang
pelaksanaan lanjutan berbeda karena dibedakan berdasarkan golongannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Kedudukan jenjang penyelia yang lebih tinggi memiliki peran sebagai pengawas,
pembimbing dan penilai atas tugas yang dikerjakan oleh pejabat fungsional tingkat
dibawahnya. Sedang tugas jenjang pelaksanaan lanjutan sebagai pelaksana tingkat
lanjutan dari pejabat fungsional tingkat dibawahnya. Adapun pembagian tugas
pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sebagai
berikut:
“Berapa jumlah total pustakawan di sini dan apa saja tugas mereka Pak?” “Ada empat pustakawan dan tugas mereka dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian teknis dan bagian layanan perpustakaan. Di bagian teknis mereka melakukan pengolahan buku, seperti katalogisasi, klasifikasi, stempel dan lainnya. Di bagian layanan mereka melayani peminjaman dan pengembalian serta pembuatan kartu anggota” ( Wawancara dengan Bapak Ndandung, Kepala Bagian Tata Usaha, 14 Februari 2011 ).
4.2.1.1 Bagian teknis ( pengolahan bahan pustaka )
Pada bagian teknis atau pengolahan bahan pustaka, terdapat dua pustakawan
dengan golongan III/c dan III/a dengan jenjang jabatan yaitu Pustakawan Tingkat
Terampil jenjang Penyelia dan Pustakawan Tingkat Terampil jenjang Pelaksanaan
Lanjutan. Adapun tugas keduanya di bagian ini adalah :
1. Inventarisasi ( registrasi bahan pustaka )
Kegiatan ini adalah mencatat identitas bahan pustaka pada buku induk atau kartu indeks (cardek) dan sejenisnya atau secara elektronis ke pangkalan data computer. Data pustaka yang didaftarkan pada buku induk meliputi : a. Nama pengarang b. Judul buku c. Tanggal terima di perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d. Tahun terbit e. Edisi ke berapa f. Nama penerbit g. Tempat dan tahun terbit h. Sumber (membeli, sumbangan, atau lainnya) i. Keterengan lain yang dianggap perlu, seperti harga, jumlah
eksemplar, dan seri (Sutarno, 2006 : 179).
2. Klasifikasi
Klasifikasi berasal dari kata classification, dari kata to classify, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda – benda yang sama di suatu tempat. Sedangkan mengklasifikasi adalah kegiatan menganalisis bahan pustaka dan menentukan notasi yang mewakili subjek bahan pustaka dengan menggunakan system klasifikasi tertentu (Sutarno, 2006 : 180).
Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, system
klasifikasi yang digunakan adalah Dewey Decimal Classification (DDC).
3. Katalogisasi
Katalogisasi merupakan proses mengatalog koleksi bahan pustaka di perpustakaan, seperti buku, majalah, koran, kliping, brosur, dan laporan. Hasil pekerjaan katalogisasi adalah catalog, yang berisi keterangan – keterangan yang lengkap tentang keadaan fisik bahan pustaka. Katalogisasi adalah kegiatan membuat deskripsi data bibliografi suatu bahan pustaka menurut standar atau peraturan tertentu (Sutarno, 2006 : 182).
4. Penjajaran kartu (file) Kartu – kartu catalog yang sudah selesai dibuat (ditik) sesuai dengan format, deskripsi isi dan jumlah yang diperlukan , kemudian dijajarkan (di-file) pada laci atau lemari catalog. Penjajaran kartu – kartu itu menurut urutan abjad atau kamus. Selanjutnya dipergunakan oleh pengunjung sebagai sarana mencari buku yang diperlukan (Sutarno, 2006 : 184 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tugas lain di bagian teknis seperti, stempel, pembuatan kelengkapan
pustaka, ekspedisi dan shelving dilakukan oleh staf non pustakawan. Jumlah staf non
pustakawan di bagian teknis adalah dua orang, mereka bertugas membantu jabatan
fungsional pustakawan dalam melaksanakan tugasnya.
“Di bagian teknis itu apa saja yang dikerjakan Pak untuk meningkatkan layanan?” “Ya, kalau ada bahan pustaka yang tiba ya diolah, kalau tidak ya tidak melakukan apa – apa, ini saja banyak bahan pustaka yang belum memiliki barcode, soalnya mesin barcode-nya rusak jadi hanya dibiarkan saja, di sini banyak sekali bahan pustaka yang rusak, tidak diperbaiki hanya dibiarkan didalam kardus – kardus ditumpuk, padahal alat – alat untuk memperbaiki sudah ada, ya saya tidak mau kalau saya yang kerja sendiri sedang yang lain hanya melihat, saya jadi ikut malas – malasan” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Dari hasil wawancara di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa petugas di
bagian teknis baik yang pustakawan maupun non pustakawan tidak melakukan tugas
apapun apabila tidak ada bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan, mereka
juga tidak melakukan perbaikan kepada bahan pustaka yang sudah tidak layak untuk
digunakan.
4.2.1.2 Bagian pelayanan perpustakaan
Pada bagian pelayanan perpustakaan terdapat dua jabatan fungsional
pustakawan dengan golongan masing – masing III/c yang berarti memiliki jenjang
jabatan pustakawan tingkat terampil jenjang penyelia. Adapun tugas keduanya di
bagian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1. Layanan sirkulasi
a. Kartu anggota
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan pembuatan kartu
anggota sebagai kartu keanggotaan perpustakaan dan sebagai syarat
peminjaman bahan pustaka yang ada.
Syarat dari pembuatan kartu anggota dirasakan oleh pengunjung
terlalu sulit, sehingga banyak pengunjung yang merasa kerepotan
dan tidak paham dengan maksud dari syarat tersebut.
b. Peminjaman
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
memungkinkan untuk melakukan peminjaman bahan pustaka yang
diinginkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, baik koleksi
umum yang dapat dibawa pulang ataupun koleksi referensi yang
hanya dibaca di tempat.
Pencatatan peminjaman dilakukan dengan menggunakan dua cara
yaitu cara manual dan menuliskan data di komputer dengan software
NCI Bookman, selain itu kartu buku dimasukkan ke dalam rak sesuai
dengan tanggal kembali. Cara manual ditempuh guna penentuan data
statistik dari peminjam buku serta nomor klasifikasi yang sering
dipinjam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c. Pengembalian
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
memungkinkan pengguna untuk mengembalikan bahan pustaka yang
dipinjamnya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Dalam melakukan proses pengembalian petugas melakukan
penghapusan data di software NCI Bookman, setelah itu mencari
kartu buku yang sesuai dengan tanggal kembali kemudian
dimasukkan ke dalam kantong buku. Jika terlambat melakukan
pengembalian, peminjam dikenai denda sebesar Rp 200,- per hari.
d. Shelving (penyusunan koleksi di rak)
Bahan pustaka yang selesai diproses atau selesai di baca oleh
pengguna harus ditempatkan kembali ke dalam rak yang sesuai
dengan nomor klasifikasi yang sudah ditentukan. Sehingga
pengguna mudah dalam menemukan kembali bahan pustaka.
Shelving tidak dilakukan oleh petugas perpustakaan, sehingga bahan
pustaka terletak di nomor klasifikasi yang tidak sesuai, ini sangat
menyulitkan pengguna yang melakukan pencarian menggunakan
OPAC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Layanan referensi
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi
bahan – bahan pustaka rujukan, seperti kamus, ensiklopedi, undang –
undang, dan sebagainya yang tidak dapat dibawa pulang hanya dapat
dibaca di tempat dengan meninggalkan identitas.
Layanan yang diberikan pihak perpustakaan kepada pengguna kurang
optimal, karena letak layanan referensi berada satu ruangan dengan
koleksi umum, selain itu lemari tempat penyimpanannya terhalang oleh
meja para staf perpustakaan.
3. Layanan terbitan berseri
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi
koleksi terbitan berseri seperti koran, majalah. bulletin, dan sejenisnya
yang terbit secara berkala.
Namun layanan ini kurang optimal diberikan kepada pengguna
perpustakaan, bahan koleksi ini dibiarkan berantakan dan tidak sesuai
dengan urutan tanggal terbit, selain itu koleksinya tidak berurutan sesuai
dengan edisi yang ada.
4. Layanan audio visual
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi
koleksi non cetak, berupa CD-ROM, flashdisk, dll. Namun, layanan ini
kurang optimal diberikan kepada pengguna, karena koleksinya tidak
dipamerkan kepada pengunjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
5. Layanan penunjang
Layanan penunjang meliputi :
a. Layanan anak dan permainan
Layanan ini ditujukan kepada pengunjung anak – anak, koleksi
khusus untuk anak – anak tersedia, namun ruangan khusus untuk
mereka tidak disediakan begitu pula dengan permainannya.
b. Layanan mendongeng
Layanan yang diberikan oleh pustakawan dengan tujuan menarik
minat anak – anak dengan dunia membaca, namun layanan ini tidak
dihadirkan di perpustakaan.
c. Layanan bagi penyandang cacat
Layanan ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung yang
memiliki kekurangan, namun layanan ini tidak diberikan kepada
pengunjung.
Beberapa tugas yang dilakukan pustakawan di bagian pelayanan
perpustakaan ini dibantu oleh tenaga non pustakawan. Tenaga non pustakawan ini
membantu di bagian peminjaman, pengembalian dan pembuatan kartu anggota,
sedangkan untuk melakukan shelving dan pelayanan referensi mereka di rasa kurang
mampu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
“Pustakawan disini lulusan ilmu perpustakaan atau diklat Pak” “Tiga pustakawan yaitu saya, Bu Parsi dan Bu Umi itu dari diklat di Jakarta, kalau Mbak Kurnia itu D2 Perpustakaan, jadi kami bertiga termasuk golongan pustakawan jenjang penyelia dan Mbak Kurnia jenjang pelaksana lanjutan” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagaian Pelayanan Perpustakaan, 14 Februari 2011).
Tugas pustakawan tingkat terampil jenjang penyelia adalah sebagai
pembimbing, pengawas dan penilai pekerjaan yang dilakukan oleh jabatan fungsional
dibawahnya, namun di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta,
pustakawan jenjang penyelia masih melaksanakan tugas pustakawan jenjang
pelaksana, maupun jenjang pelaksanaan lanjutan. Hal ini dikarenakan kurangnya
tenaga pustakawan pada kedua jenjang tersebut, pustakawan yang seharusnya
menjadi pembimbing, pengawas, dan penilai masih ditugaskan untuk melaksanakan
kegiatan yang seharusnya sudah tidak dilaksanakan olehnya. Pustakawan jenjang
pelaksanaan lanjutan berjumlah satu staf, pustakawan ini tidak mungkin
melaksanakan seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pustakawan jenjang
pelaksanaan lanjutan seorang diri. Oleh sebab itu, mau tidak mau pustakawan dengan
jenjang yang lebih tinggi harus melakukan pekerjaan yang seharusnya sudah tidak
dikerjakannya.
Ketidak tepatan tugas pustakawan ini berakibat pada kurang optimalnya
pekerjaan dan hasil akhir yang dicapai. Hal ini akan berdampak luas pada
pengelolaan perpustakaan secara keseluruhan, karena pustakawan merupakan kunci
dari keberhasilan pengelolaan perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4.2.2 Tugas pustakawan tingkat terampil dalam peningkatan layanan
Layanan yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta masih banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini mengakibatkan tidak
maksimalnya pemanfaatan masyarakat terhadap perpustakaan sebagai sarana
penyedia informasi. Tugas yang dilaksanakan pustakawan pun pada akhirnya harus
dipertanyakan, bagaimana bisa sebuah perpustakaan yang dikelola oleh pustakawan
memiliki pelayanan yang kurang optimal bagi masyarakat pemakai?
Tugas yang dilaksanakan pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta sejauh ini dapat dikatakan kurang khususnya dalam upaya
peningkatan layanan yang telah ada. Mereka mempertahankan layanan yang ada
tanpa berusaha untuk meningkatkannya menjadi jauh lebih baik. Pustakawan di
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta terdiri dari empat pustakawan
tingkat terampil, dengan tiga orang termasuk ke dalam jenjang penyelia dan satu
orang termasuk ke dalam jenjang pelaksana lanjutan. Adapun tugas pustakawan
tingkat terampil dalam peningkatan layanan yang ditinjau dari beberapa aspek,
sebagai berikut :
4.2.2.1 Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan / sumber informasi
Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi merupakan salah satu tugas
yang harus dijalankan oleh pustakawan salah satunya berguna untuk meningkatkan
layanan yang ada, tugas ini meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1. Pengembangan koleksi
Mengembangkan koleksi merupakan salah satu tugas dari pustakawan
tingkat terampil, sehingga koleksi yang ada terus berkembang dari
waktu ke waktu. Berikut pengembangan yang dilakukan pustakawan
tingkat terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta :
a. Layanan sirkulasi (koleksi umum)
“Koleksi umum ini didapat darimana Pak?” “Ada anggaran dari dana APBD dan bantuan dari perpustakaan provinsi, kami sering meminta bantuan untuk pengadaan bahan pustaka ke perpustakaan – perpustakaan besar, seperti perpustakaan nasional” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
memiliki anggaran dari dana APBD dan bantuan dari perpustakaan
besar dalam upaya mengembangkan koleksi.
b. Layanan referensi
“Koleksi dilayanan referensi ini kenapa kurang mutakhir Pak?” “Layanan referensi kurang diminati oleh pengguna, sehingga kami jarang meminta bantuan untuk koleksi di layanan referensi” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan koleksi di layanan referensi kurang di perhatikan
oleh pustakawan, koleksi yang ada kurang mutakhir dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Layanan audio visual
“Pak kenapa di sini tidak ada layanan audio visual, apa tidak memiliki koleksinya?” “Koleksi audio visual ada, namun kami tidak memiliki tempat untuk memamerkan koleksi tersebut, jadi koleksi audio visual hanya saya simpan di laci” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi audio
visual tidak dipamerkan kepada pengunjung dikarenakan masalah
sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Dari ketiga layanan yang dimiliki oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta, koleksi yang terdapat di masing – masing
layanan tidak dikembangkan secara optimal oleh pustakawan, mereka
cenderung mempertahankan apa yang ada, tanpa berniat untuk
melakukan program pengembangan atau pun peningkatan.
2. Pengolahan bahan pustaka / koleksi
Kegiatan yang dilakukan untuk mengolah bahan pustaka menjadi layak
untuk dipinjamkan kepada pengunjung perpustakaan, selain itu untuk
memudahkan temu kembali informasi. Berikut pengolahan bahan
pustaka yang dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip
dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta :
· Layanan teknis (pengolahan bahan pustaka)
“Apa saja yang dilakukan pustakawan dalam melakukan pengolahan bahan pustaka?” “Inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, stempel penjajaran kartu katalog, itu dilakukan kalau bahan pustaka sudah tiba, kalau tidak ada bahan pustaka yang datang, tidak melakukan apa – apa” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
“Semua kegiatan itu dilakukan oleh dua pustakawan di bagian teknis saja?” “Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi dilakukan oleh dua pustakawan tersebut, selebihnya seperti stempel, penempelan call number, kantong buku, dan kartu buku dilakukan oleh staf yang lain. Sedangkan penjajaran kartu katalog dilakukan oleh pustakawan, karena staf lain tidak tahu menahu masalah itu” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Proses klasifikasinya seperti apa Pak?” “Kalau koleksi umum disesuaikan dengan nomor klasifikasi DDC, kalau buku yang isinya cerita fiksi maka nomor klasifikasinya di awali dengan FIK, sedangkan majalah menggunakan kode huruf” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan hanya
melakukan pengolahan bahan pustaka jika bahan pustaka sudah
datang, selain itu mereka tidak melakukan apapun. Tugas seperti
inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi dan penjajaran kartu catalog
dilakukan oleh dua orang pustakawan yang satu diantaranya hampir
memasuki masa pensiun. Penomoran klasifikasi menggunakan
struktur bagan DDC untuk koleksi non fiksi, sedangkan koleksi fiksi
dan majalah menggunakan kode huruf.
3. Penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka
Kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan dengan tujuan
memudahkan dalam penemuan kembali bahan pustaka. Berikut
penyimpanan dan pelestarian yang dilakukan pustakawan tingkat
terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
a. Layanan sirkulasi (koleksi umum)
“Mengapa koleksi di sini tidak urut sesuai dengan nomor klasifikasi, ini bukankah menyulitkan pengunjung dalam proses temu kembali?” “Iya memang menyulitkan, namun kebanyakan pengunjung tidak menggunakan katalog yang telah kami sediakan, mereka lebih sering langsung datang ke rak – rak buku mencari sendiri dan mengembalikannya sendiri. Saya sudah berusaha menata sesuai dengan klasifikasi, tapi tidak ada yang membantu jadi saya kerepotan, maka tidak saya teruskan” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Bagaimana dengan pelestarian bahan pustaka di sini?” “Banyak bahan pustaka yang sudah tidak layak pakai yang hanya dibiarkan didalam kardus, tidak dilakukan perbaikan. Karena kurangnya kesadaran dari pustakawan maupun staf non pustakawan. Kalau saya sendiri yang mengerjakan, saya tidak bisa, makanya saya jadi ikut – ikutan cuek” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan tidak
melakukan shelving dengan baik maupun membantu pengunjung
dalam menemukan bahan pustaka yang dicari. Selain itu mereka
tidak melakukan pelestarian bahan pustaka yang merupakan tugas
mereka, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan tugas yang
diemban.
b. Layanan referensi
“Untuk melakukan proses temu kembali pada layanan referensi bagaimana Pak?” “Kami menyediakan katalog baik manual maupun OPAC, tapi pengunjung dapat menyebutkan koleksi seperti apa yang di minta, nanti akan diambilkan oleh petugas, karena pengunjung tidak boleh mengambil sendiri ataupun dibawa pulang hanya boleh dibaca di tempat dengan meninggalkan kartu identitas” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
“Kenapa layanan referensi diletakkan satu ruangan dengan ruang koleksi umum, apa lagi letaknya terhalang oleh meja para staf?” “Ini masalahnya pada gedung yang kurang luas, awalnya layanan referensi diletakkan dilantai dua, namun usia gedung sudah tua tidak mampu menahan beban dari koleksi referensi, lantai dua jadi melengkung ke bawah, ini sangat membahayakan bagi lantai satu, maka layanan referensi dipindah ke lantai satu” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa proses temu
kembali untuk koleksi di layanan referensi dilakukan oleh petugas,
pengunjung dapat menggunakan OPAC maupun katalog manual
untuk mendapatkan call number. Selain itu tempat penyimpanan
layanan referensi terhalang oleh meja para staf, sehingga
menyulitkan petugas dalam melakukan pencarian bahan pustaka
yang diminta pengunjung.
c. Layanan terbitan berseri
“Mengapa koleksi terbitan berseri berantakan dan tidak dikelompokkan berdasarkan bulan terbit atau tahun terbit?” “Ini dikarenakan kurangnya tempat untuk meletakkan koleksi terbitan berseri, selain itu tidak ada pustakawan atau staf yang melakukan pengelompokan atau penjilidan, kemudian setiap selesai dibaca pasti diletakkan sembarangan tidak diurutkan kembali” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan tidak
melakukan pengelompokan atau penjilidan terhadap koleksi terbitan
berseri, selain itu koleksi terbitan berseri diletakkan sembarangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tugas penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan sesuai
dengan keadaan ruangan dan gedung yang di tempati, namun untuk
tugas melakukan shelving atau penempatan kembali bahan pustaka
sesuai dengan nomor klasifikasi tidak dilakukan dengan baik, selain itu
pustakawan juga tidak melakukan tugasnya dalam melestarikan bahan
pustaka yang sudah rusak.
4. Pelayanan informasi
Memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan
yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan
pandang dengar, penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran
literature, bimbingan membaca, bimbingan pemakai perpustakaan,
membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat,
penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa kepustakaan, bercerita
kepada anak – anak, dan statistik. Berikut pelayanan informasi yang
dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta :
a. Layanan sirkulasi
“Di sini sistem peminjaman dan pengembaliannya bagaimana Bu’?” “Kalau meminjam, nanti dicatat pakai komputer, ditulis nomor anggota sama nomor barcodenya. Kalau sudah ditulis lagi dibuku statistik, jenis peminjamnya siapa nanti digaris satu dikolom seperti pemilu itu Mbak, terus ini juga sama dibagian klasifikasi sama bahasanya ditandai juga. Terus kartu bukunya ditaruh di rak ini sesuai dengan tanggal kembali bukunya. Kalau mau mengembalikan kamu cek di komputer terus kamu cari kartu bukunya sesuai dengan tanggal kembalinya kalau sudah ketemu dimasukkan ke kantong buku terus dikembalikan ke rak. Kalau telat ya kamu minta dendanya telat sehari 200” (Wawancara dengan Ibu Suparsi, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
“Kalau mau menjadi anggota perpustakaan bagaimana Bu’?” “Ya sesuai dengan peraturan yang ada, itu semua harus dipenuhi, nanti formulirnya bisa dibawa pulang diisi di rumah, bayarnya 3.500. Kalau mau memperpanjang ya bayar lagi, kalau tidak bayar ya tidak dibuatkan” (Wawancara dengan Ibu Trining, Staf bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahawa sistem
peminjaman dan pengembalian kurang efisien karena membutuhkan
banyak waktu dalam setiap prosesnya, selain itu peminjam dibiarkan
menunggu terlalu lama pada saat proses peminjaman berlangsung
dimana petugas harus melakukan dua kali pencatatan, selain proses
peminjaman dan pengembalian, pembuatan kartu anggota memiliki
syarat yang cukup sulit, pengguna perpustakaan sering mengeluhkan
syarat – syarat yang harus mereka penuhi guna pembuatan kartu
anggota perpustakaan, dengan demikian pelayanan informasi yang
diberikan pustakawan kurang maksimal, selain itu petugas dan
pustakawan di bagian sirkulasi kurang ramah terhadap pengunjung.
b. Layanan perpustakaan keliling
“Perpustakaan kelilingnya lumayan bagus, tapi koleksinya kurang merata ya Pak?” “Iya, sebenarnya saya sudah memilih – milih buku yang mau saya tata di mobil perling tapi belum saya masukkan soalnya tidak ada yang membantu, ada yang bilang sudah cukup koleksi untuk perling, jadi seadanya saja yang terdapat di mobil perling sekarang, padahal minat masyarakat di tempat – tempat yang kami kunjungi itu bagus” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pemanfaatan masyarakat dengan adanya mobil perling dapat
dikatakan cukup tinggi, namun hal itu tidak didukung dengan
pelayanan maksimal pada koleksi yang ada, selain itu ada beberapa
petugas perpustakaan keliling yang tidak melakukan tugasnya untuk
mengunjungi lokasi yang telah ditentukan. Kurangnya tanggung
jawab dan pelayanan yang baik dari petugas perpustakaan keliling
ini pernah dikeluhkan oleh lembaga yang mendapat kunjungan
perpustakaan keliling, padahal antusias masyarakat dengan
kehadiran perpustakaan keliling tersebut sangat tinggi.
c. Layanan pandang dengar (audio visual)
“Bapak pernah memberitahukan adanya koleksi audio visual kepada pengguna perpustakaan?” “Tidak pernah, soalnya banyak yang tidak tahu tentang adanya koleksi lain selain buku, selain itu tidak ada sarana yang mendukung untuk menyajikan koleksi tersebut kepada pengguna” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Layanan audio visual atau pandang dengar tidak diberikan kepada
pengunjung karena sarana untuk memamerkan koleksi ini tidak
mendukung, selain itu juga dikarenakan kendala gedung yang
memiliki ruangan yang sempit untuk menghadirkan seluruh layanan
yang seharusnya ada di perpustakaan.
d. Layanan rujukan (referensi)
“Tingkat keterpakaian layanan rujukan di sini seperti apa Pak?” “Tingkat keterpakaiannya masih rendah, karena letaknya yang terhalang oleh meja para staf sehingga pengunjung tidak tahu bahwa itu koleksi rujukan, biasanya yang menggunakan layanan ini adalah kaum terpelajar” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan
layanan rujukan belum begitu dikenal oleh masyarakat, pemakainya
hanya kaum terpelajar, walaupun demikian layanan rujukan harus
dikelola dengan baik demi kepuasan pengunjung dan citra
perpustakaan.
e. Layanan penyajian bahan pustaka dan penelusuran literatur
“Di sini apakah terdapat layanan penyajian bahan pustaka dan penelusuran literature Pak?” “Tidak ada, bahan pustaka dikelompokkan sesuai dengan nomor klasifikasi dan penelusuran hanya ada penelusuran katalog” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan berupa
penyajian bahan pustaka dan penelusuran literatur belum
dikembangkan oleh perpustakaan, hal ini dikarenakan sumber daya
pustakawan yang bekerja kurang mengerti dengan teori baru ilmu
perpustakaan saat ini, sehingga mereka tidak melakukan sebagian
tugasnya.
f. Layanan bimbingan membaca, membina kelompok membaca, dan
bimbingan pemakai perpustakaan
“Layanan yang berupa bimbingan membaca, kelompok membaca, dan bimbingan pemakai perpustakaan sudah ada Pak?” “Belum, kami belum melakukan layanan – layanan tersebut, karena kurangnya staf yang menguasai layanan – layanan perpustakaan” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan
membaca dan pembinaan kelompok membaca belum dilaksanakan
padahal hal ini sangat baik apabila diterapkan kepada anak – anak
guna menumbuhkan budaya gemar membaca sedari dini. Selain itu
layanan bimbingan pemakai perpustakaan juga belum dilaksanakan,
hal ini sangat terlihat jelas dimana pengunjung tidak menggunakan
katalog sebagai pilihan untuk melakukan temu kembali bahan
pustaka, serta pengunjung kurang mengetahui apa saja layanan yang
ada di perpustakaan tersebut.
g. Layanan penyebaran informasi terbaru atau kilat, penyebaran
informasi terseleksi, dan membuat analisa kepustakaan
“Layanan yang berupa penyebaran informasi secara kilat atau informasi terseleksi dan analisa kepustakaan sudah dilaksanakan Pak?” “Dulu pernah kami laksanakan, seperti pembuatan kliping tentang suatu subjek tertentu, tapi lama kelamaan tidak ada lagi petugas yang melaksanakan tugas tersebut, jadi banyak kliping yang tidak terselesaikan alhasil tidak disajikan kepada pengguna” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan yang
meliputi penyebaran informasi terbaru atau kilat dan terseleksi serta
pembuatan analisa kepustakaan pernah dilakukan oleh petugas
maupun pustakawan, namun seiring berjalannya waktu tugas
tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi, sehingga banyak hasil
pekerjaan yang tidak terselesaikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
h. Layanan bercerita kepada anak – anak
“Kalau layanan penunjang seperti story telling itu ada tidak Pak? Lantas kunjungan Adik – Adik dari PAUD itu apa merupakan agenda Perpustakaan?” “Kalau story telling belum ada, pustakawannya belum mampu melakukan seperti itu, karena pustakawannya sudah terlalu tua dan hampir mau pensiun. Kalau kunjungan PAUD itu bukan agenda perpustakaan, tapi memang mereka sendiri yang berkeinginan untuk datang ke sini” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan
bercerita kepada anak – anak tidak dilakukan, padahal ini merupakan
salah satu layanan penunjang perpustakaan umum yang mampu
menarik minat anak – anak untuk berkunjung ke perpustakaan dan
mulai menggemari budaya membaca, hal ini dikarenakan
pustakawan yang bertugas dua diantaranya hampir memasuki masa
pensiun sedangkan dua pustakawan yang lainnya mengurusi layanan
– layanan yang lain, sehingga perhatian pustakawan dengan layanan
– layanan untuk anak – anak sangat kurang.
i. Statistik
“Bagaimana dengan data statistik Pak, apakah pustakawan juga mengerjakan tugas ini?” “Iya, tugas ini harus dikerjakan sebagai laporan kepada pusat tentang tingkat kunjungan dan peminjaman di perpustakaan, namun data statistik ini tidak dipamerkan kepada pengunjung, karena tidak ada yang bersedia membuatnya” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tugas
pembuatan data statistik masih dilakukan oleh petugas perpustakaan,
hal ini dilakukan untuk melaporkan data pengunjung dan
peminjaman kepada pemerintah pusat sebagai lembaga tertinggi
pengelolaan perpustakaan daerah, yang tidak dilakukan pustakawan
adalah pembuatan data statistik yang digunakan untuk
menginformasikan kepada pengunjung tentang data statistik yang
ada.
Pelayanan informasi yang telah diberikan kepada pengguna
perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
adalah layanan sirkulasi, layanan perpustakaan keliling, layanan rujukan,
sedangkan pelayanan informasi yang lain pernah diterapkan di
perpustakaan tersebut namun sekarang tidak dilaksanakan lagi.
Pemberian pelayanan informasi yang memadai kepada pengguna
perpustakaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh
pustakawan sebagai pengelola perpustakaan.
Tugas pustakawan tingkat terampil yakni pengorganisasian dan
pendayagunan koleksi bahan pustaka / sumber informasi yang meliputi
pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka / koleksi, penyimpanan dan
melestarikan bahan pustaka, serta pelayanan informasi sebagian telah dilaksanakan
oleh pustakawan, namun tugas tersebut kurang dilaksanakan dengan optimal,
sehingga tingkat kepuasan pengguna dengan layanan yang ada sangat kurang.
Seharusnya pustakawan mampu melaksanakan tugas tersebut guna peningkatan dan
pengembangan layanan serta peningkatan dan pengembangan perpustakaan pada
umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4.2.2.2 Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi
Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi merupakan salah
satu tugas yang harus dijalankan oleh pustakawan yang berguna untuk meningkatkan
layanan yang ada di perpustakaan, tugas ini meliputi :
1. Penyuluhan
Pustakawan bertugas memberikan keterangan ataupun penjelasan
kepada masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan tingkat kunjungan masyarakat terhadap perpustakaan,
yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi peningkatan layanan
yang diberikan perpustakaan kepada masyarakat pemakai.
“Petugas maupun pustakawan di sini tidak memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat perpustakaan Pak?” “Tidak, tidak ada agenda untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, jadi kami juga tidak memberikan penyuluhan, masyarakat memang datang sendiri tanpa adanya penyuluhan dari kami” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Menurut Bapak, tingkat kunjungan yang relatif rendah ini diakibatkan kurangnya penyuluhan?” “Iya, banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa perpustakaan daerah pindah, dan yang saya tahu mereka kesulitan mencari alamat perpustakaan daerah yang sekarang, saya mengetahui hal ini dari beberapa pengunjung yang datang” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Kenapa pustakawan tidak melakukan penyuluhan Pak?” “Karena tidak ada perintah dari atasan, dan belum pernah mengusulkan hal itu, ya saya pikir masyarakat tahu tentang keberadaan perpustakaan ini” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan dan staf di
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta tidak melakukan
penyuluhan kepada masyarakat dikarenakan belum adanya agenda yang
ditetapkan oleh pimpinan, selain itu mereka tidak memberikan usulan
kepada pimpinan tentang pentingnya penyuluhan kepada masyarakat.
Hal ini mengakibatkan tingkat kunjungan masyarakat rendah, dengan
tingkat kunjungan yang rendah ini membuat pustakawan dan staf tidak
peduli dengan peningkatan layanan yang seharusnya dikerjakannya.
2. Publisitas
Penyebar luasan informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya
melalui media cetak dan elektronik seperti : artikel, brosur, film, slide,
situs-web, dll. Hal ini dilakukan untuk memberitakan kepada
masyarakat tentang keberadaan perpustakaan agar masyarakat
menggunakan perpustakaan sebagai alternatif pencarian informasi.
“Apa di sini tidak membuat brosur atau artikel yang disebar luaskan kepada masyarakat?” “Dulu pernah ada brosur, dan artikel tentang perpustakaan dan kegiatannya, tapi waktu tahun 90-an, sekarang sudah tidak membuat lagi, saya juga kurang tahu itu kenapa, mungkin kendala pada dana, yang pasti tiba – tiba itu sudah ditiadakan lagi, padahal itu bagus untuk peningkatan pengunjung” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Kalau situs website tentang perpustakaan ini ada Pak?” “Ada, baru saja membuat tapi sepertinya belum bisa digunakan, setiap dicari ada peringatan halaman tidak ditemukan, sepertinya masih harus dibenahi lagi” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa publisitas yang
dilakukan oleh pustakawan sangat kurang, brosur dan artikel yang
dahulu pernah dibuat, sekarang tidak dilakukan pembuatannya lagi,
sedangkan situs website yang ada belum bisa diakses oleh masyarakat
luas, hal ini semakin membuat tingkat keterpakaian perpustakaan oleh
masyarakat sangat rendah, pengetahuan mereka tentang keberadaan
perpustakaan daerah juga rendah.
3. Pameran
Kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil
kegiatan kepada masyarakat luas. Hal ini merupakan salah satu cara
untuk memperkenalkan tentang aktivitas yang dilakukan oleh
perpustakaan, dengan demikian diharapkan masyarakat tertarik untuk
datang dan memanfaatkan layanan – layanan di perpustakaan.
“Perpustakaan ini pernah melakukan pameran Pak?” “Iya, jika ada acara – acara tertentu yang menyangkut dengan kebudayaan atau pun acara pendidikan kami mengusahakan untuk datang menggunakan mobil perpustakaan keliling, biasanya yang digunakan yaitu mobil pintar dan SIKIB karena mobilnya lebih menarik perhatian anak – anak apalagi didalamnya terdapat laptop yang bisa digunakan untuk anak – anak dalam melakukan pembelajaran” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011). “Selain itu, apa perpustakaan pernah melakukan pameran tunggal di gedung perpustakaan sendiri?” “Belum pernah, kami tidak memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan itu dan gedung yang tidak memadai, padahal itu sangat bagus untuk pengenalan kepada masyarakat” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pameran memang dilakukan oleh pihak perpustakaan, namun itu
dilakukan dengan mengikuti acara – acara tertentu dimana antusias
masyarakat baik dewasa maupun anak – anak besar. Tetapi pameran
tunggal yang dilaksanakan di gedung perpustakaan sendiri belum
terlaksana dikarenakan masalah gedung yang tidak mendukung.
Tugas pustakawan tingkat terampil yakni pemasyarakatan perpustakaan,
dokumentasi dan informasi yang meliputi penyuluhan, publisitas dan pameran,
sebagian pernah dilaksanakan oleh pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta, namun pelaksanaan tugas tersebut kurang optimal mengingat
masih banyaknya masyarakat yang kurang mengetahui tentang keberadaan
perpustakaan daerah serta pelayanan apa saja yang terdapat di sana. Pemasyarakatan
perpustakaan ini merupakan tugas yang sangat penting untuk pustakawan guna
mengenalkan dan memberikan penjelasan tentang manfaat perpustakaan dalam
penelusuran informasi.
Apabila tugas pustakawan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh
seluruh pustakawan guna pengelolaan perpustakaan, maka akan dihasilkan
perpustakaan yang bermutu dan bernilai jual yang tinggi. Nilai jual inilah yang
nantinya mampu menaikkan tingkat keterpakaian pengunjung perpustakaan, selain itu
kepuasan pengunjung dengan layanan prima menjadi salah satu prioritas utama. Serta
dapat menumbuhkan perpustakaan yang mampu bersaing di era teknologi seperti saat
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
4.2.3 Hambatan – hambatan
Dalam upaya melakukan sebuah perubahan, tentu dalam perjalanannya
menemui hambatan dan kendala. Begitu pula, dalam proses peningkatan pelayanan
yang dilakukan oleh pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta, mereka juga menemui hambatan – hambatan yang mampu menjadi
penghalang dalam perannya untuk meningkatkan layanan. Adapun hambatan yang
ditemui pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam
melaksanakan perannya adalah :
4.2.3.1 Sumber daya manusia pustakawan
“Saya dan Bu Umi sebentar lagi mau pension sebagai pustakawan, jadi tinggal dua pustakawan, pekerjaannya akan semakin berat, sepertinya dalam waktu dekat nanti kita akan mengajukan permohonan untuk memdapatkan pustakawan dari test CPNS, tapi itu baru rencana mudah – mudahan terlaksana karena di sini memang sangat membutuhkan pustakawan apalagi yang dari program pendidikan formal, mereka kan memiliki pengetahuan dalam pengembangan perpustakaan lebih bagus dan lebih baru dari kami yang hanya melalui program diklat” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta hanya memiliki
empat pustakawan, dua diantaranya akan memasuki masa pensiun. Selain itu, jenjang
jabatan fungsional pustakawan tidak seimbang, dimana terdapat tiga pustakawan
dengan jenjang penyelia dan satu pustakawan dengan jenjang pelaksana lanjutan.
Apabila tugasnya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka hanya
satu pustakawan saja yang melakukan seluruh tugas yang terdapat di perpustakaan
sebagai tanggung jawab atas jabatan sebagai pustakawan tingkat terampil jenjang
pelaksanaan lanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Selain kendala akan jenjang jabatan fungsional yang ada, kinerja
pustakawan dapat dikatakan kurang maksimal. Seorang pustakawan mengakui bahwa
dari seluruh pekerjaan yang terdapat di perpustakaan jika dilakukan oleh seorang
pustakawan, maka pustakawan yang lain tidak bersedia untuk membantu. Hal
tersebut membuat pustakawan yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan
menjadi ikut malas – malasan dan terkesan acuh terhadap perkembangan serta
peningkatan layanan di perpustakaan.
4.2.3.2 Gedung / bangunan dan ruangan
“Dulu letaknya bukan di sini, di Panggung sana Jln. Urip Sumoharjo, di sana dulu ramai, sampai sore kita buka, kadang hampir jam tutup masih banyak pengunjungnya, gedungnya luas, tapi karena sering bocor jadi dipindahkan ke sini. Gedung ini juga sudah tua, lantai dua itu sudah tidak bisa untuk menampung seluruh koleksi, nanti lantainya bisa melengkung turun, kurang aman” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Bangunan yang digunakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta di Jl. Kepatihan No.3 Surakarta merupakan bangunan tua yang tidak
layak jika digunakan sebagai gedung perpustakaan. Gedung tersebut memiliki dua
lantai, lantai pertama digunakan sebagai layanan perpustakaan, sedangkan lantai
kedua sebagai administrasi dan layanan pengolahan bahan pustaka. Ruangan yang
digunakan sebagai tempat layanan perpustakaan tidak cukup nyaman untuk
menampung seluruh koleksi, sebagai ruang baca, dan sebagai meja layanan sirkulasi.
Selain ruangan yang sempit, ventilasi pun kurang dan pencahayaan harus dibantu
dengan cahaya listrik. Sehingga jika terjadi pemadaman lampu, ruangan perpustakaan
menjadi gelap dan mengurangi kenyamanan bagi pengguna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Suwarno (2009:80) menyebutkan aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah :
1. Lokasi, harus ditempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya;
2. Luas tanah (jika perpustakaan menempati gedung tersendiri) diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10 – 15 tahun mendatang;
3. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10% dari jumlah masyarakat yang dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi;
4. Ruangan – ruangan lain yang diperlukan, seperti gedung dan kamar kecil;
5. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan; 6. Cahaya didalam ruangan harus terang; 7. Kesejukan didalam ruangan dan pertukaran udara / ventilasi harus baik; 8. Lingkungan yang tenang; 9. Tempat parkir kendaraan secukupnya; 10. Taman,dll.
Sedangkan menurut Sutarno (2006:82), sebuah gedung yang dibangun dan diperuntukkan perpustakaan diharapkan memiliki sejumlah ruangan untuk menampung berbagai kegiatan perpustakaan. Ruangan – ruangan tersebut antara lain meliputi : ruangan koleksi, dengan kapasitas (daya tampung) bahan pustaka tertentu, misalnya untuk perpustakaan umum kabupaten / kota dapat menampung 20.000 – 30.000 judul buku, dan berbagai koleksi yang lain yaitu :
1. Ruangan bacanya dapat menampung jumlah pengunjung sekitar 30 – 40 orang (tempat duduk);
2. Ruangan koleksi referensi; 3. Ruangan koleksi pandang dengar (PD) untuk perpustakaan umum dan
perpustakaan tertentu lainnya; 4. Ruangan kerja pengolahan; 5. Ruangan kerja tata usaha / administrasi; 6. Ruangan kepala perpustakaan; 7. Ruangan layanan, lemari catalog dan penitipan barang; 8. Ruangan lobi dan ruang pengumuman / pamer; 9. Ruang pertemuan dengan kapasitas tertentu, misalnya 75 – 100 orang; 10. Ruang gudang; 11. Kamar kecil, garasi secukupnya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
12. Di luar gedung, diperlukan lahan parkir untuk mobil, motor pengunjung dan karyawan secukupnya, serta halaman dengan ingkungan yang hijau asri-taman.
Hal – hal yang tersebut di atas belum diterapkan secara optimal oleh pihak
pengelola perpustakaan, hal ini berdampak kepada seluruh sektor layanan yang
terdapat di perpustakaan. Selain itu, mampu mengurangi angka kunjungan dari
masyarakat pemakai.
4.2.3.3 Sarana / prasarana
“Koleksi disini banyak sebenarnya tapi masih ada yang di kardus, soalnya rak bukunya kurang untuk menampung seluruh koleksi baik yang umum, terbitan berseri maupun yang audio visual. Kalau mau menambah rak sebenarnya bisa tapi ruangannya yang tidak memungkinkan, terlalu sempit untuk ruangan pelayanan perpustakaan.” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Sarana dan prasarana perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta dapat dikatakan kurang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya
rak bahan pustaka baik bahan pustaka umum, terbitan berseri, atau audio visual. Hal
ini menyebabkan sebagian besar bahan pustaka tidak di tampilkan di ruang koleksi.
Selain rak bahan pustaka, lemari penitipan pun hanya seadanya, tidak memakai kunci
pengaman, hal ini mengurangi tingkat keamanan bagi pengguna. Papan pengumuman
/ pamer pun tidak dimanfaatkan dengan baik, hanya di tempatkan sembarangan, hal
ini menyebabkan pengunjung tidak mengetahui pengumuman – pengumuman terbaru
tentang perpustakaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Menurut Sutarno (2006:71), perlengkapan, peralatan, dan perabot sebuah perpustakaan tergantung kepada jenis dan besar kecilnya unit organisasi yang bersangkutan. Namun yang utma harus disediakan antara lain :
1. Rak bahan pustaka : buku, majalah, surat kabar, dan koleksi pandang dengar;
2. Lemari catalog; 3. Meja dan kursi baca; 4. Meja sirkulasi; 5. Mesin (tik, computer, foto kopi, jilid, dsb); 6. Meja kursi kerja; 7. Lemari penitipan; 8. Papan pengumuman / pamer; 9. Lemari arsip; 10. Telepon/ fax; 11. Jam dinding; 12. Peralatan kesekretariatan.
Semua sarana dan prasarana tersebut di atas wajib di adakan oleh pengelola
perpustakaan dengan jumlah dan kapasitas yang sesuai dengan kondisi dan keadaan
perpustakaan. Sehingga masalah yang ada dapat dicegah atau pun ditanggulangi
dengan cepat.
4.2.3.4 Manajemen
Manajemen merupakan faktor penting dalam sebuah pengelolaan lembaga
atau organisasi, melalui manajemen yang baik sebuah lembaga atau organisasi
mampu berkembang dan berjalan dengan baik pula. Proses ini lah yang nantinya
menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah lembaga atau instansi.
Pendapat James F. Stoner (1982) dalam Handoko (1993:8) yang dikutip oleh Lasa (2005:1), menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
“Pemimpin di sini yang dulu pernah menjabat kurang perhatian dengan keadaan perpustakaan, malah tidak tahu menahu apa yang harus dilakukan, sehingga manajemen dan pengelolaannya sangat terganggu, kurang pengawasan, jadi para staf juga seenaknya sendiri, kurang pengarahan untuk staf” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
Manajemen yang diterapkan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta dalam pengelolaan perpustakaan dapat dikatakan kurang. Hal ini
dapat terlihat jelas dari peningkatan sistem layanan perpustakaan yang tidak terjadi
peningkatan, dengan demikian tujuan dari didirikannya perpustakaan ini tidak
terlaksana dengan baik. Dalam proses perencanaan, belum ada upaya yang jelas untuk
merealisasikan segala rencana yang ada. Sedangkan pengorganisasiannya kurang
efektif, karena tenaga yang dimiliki belum memiliki satu tujuan yang sama yakni
untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan. Pengarahan yang diberikan oleh atasan
kurang maksimal, sehingga tenaga kerja cenderung menganggap tujuan tersebut
sebagai sesuatu yang sepele. Dari sisi pengawasan dapat dikatakan kurang, hal ini
dikarenakan pemimpin atau pun kepala bagian tidak mengetahui dengan pasti
tugasnya sebagai kepala bagian, sehingga mereka jarang melakukan pengawasan.
Menurut Lasa (2005:52), menyatakan dalam penataan manajemen perlu dirumuskan dengan jelas tentang hal – hal berikut ini :
1. Visi, misi, dan tujuan perpustakaan 2. Skill yang memadai 3. Sumber daya yang sesuai 4. Rencana kerja yang matang 5. Insentif yang layak 6. Perubahan sikap dan penampilan (performance) petugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pegawai perpustakaan perlu mengubah pola pikir dan penampilan. Anggapan tentang pemakai perpustakaan merepotkan petugas perlu diubah menjadi keyakinan bahwa pemakai adalah pelanggan (customer). Kepuasan pelanggan menjadi salah satu tujuan pelayanan suatu perpustakaan, dapat diukur dengan rumus :
Satisfication = f (performance – expectation)
1. Apabila performance < expectation berarti pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan belum sesuai dengan harapan pemakai.
2. Apabila performance = expectation berarti pelayanan yang diberikan perpustakaan biasa – biasa saja.
3. Apabila performance > expectation, berarti pelayanan lebih baik dan memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, manajemen merupakan faktor penting dalam
suatu pengelolaan perpustakaan, dimana fokus utamanya adalah kepuasan bagi
masyarakat pemakai. Dengan demikian citra perpustakaan yang baik akan didapat
oleh masyarakat.
4.2.3.5 Pemimpin
Pemimpin suatu lembaga atau organisasi harus mampu membawa anak
buahnya untuk mewujudkan visi dan misi lembaga atau organisasi terkait sehingga
tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana, dengan demikian dalam sebuah lembaga
atau organisasi dibutuhkan pemimpin yang piawai.
Menurut Kartono (2005:39), pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran – sasaran tertentu.
“Pemimpin maupun Kepala bagian pelayanan dan teknis itu tidak tahu menahu tentang seluk beluk perpustakaan. Mereka tahunya hanya tanda tangan, jadi misalkan ada usulan dari pustakawan untuk peningkatan layanan, kurang mereka perhatikan, atau pun usulnya seperti ini tapi nanti dirubah oleh mereka” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta memiliki satu
pemimpin terpusat yang menaungi beberapa sub bagian. Pemimpin instansi tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan perpustakaan, sehingga
apabila mendapat usulan dari bawahan terutama pustakawan, pemimpin masih
merasa ragu – ragu untuk menyetujui usulan tersebut. Sedangkan kepala bagian
pelayanan teknis dan pelayanan perpustakaan, bukanlah tenaga kerja yang memiliki
kecakapan di bidang perpustakaan, sehingga mereka tidak tahu bagaimana langkah
yang tepat guna meningkatkan dan mengembangkan layanan yang ada. Pustakawan
tidak mampu mengambil sikap dikarenakan mereka harus memperoleh persetujuan
terlebih dahulu dari pemimpin, sedangkan pemimpin menganggap upaya – upaya
yang diusulkan pustakawan tidak penting.
Menurut Lasa (2005:303), kepemimpinan yang efektif minimal memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab 2. Mampu melihat masa depan 3. Mampu mengorganisir dan mengarahkan potensi yang dimiliki 4. Mampu menyeimbangkan potensi bawahan 5. Menghargai bawahan 6. Percaya diri dan luwes 7. Mampu melakukan diplomasi 8. Mampu mengendapkan ketegangan antar pribadi 9. Mampu mempengaruhi orang lain.
Sifat – sifat tersebut di atas seharusnya mampu diterapkan pemimpin Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, guna peningkatan layanan yang
terdapat di perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
4.2.4 Upaya yang Dilakukan
Dalam upaya mengoptimalkan peran pustakawan dalam peningkatan
layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, baik pustakawan
maupun lembaga memiliki upaya tersendiri untuk bersama – sama menjalin kerja
sama guna peningkatan peran pustakawan. Berikut, upaya yang dilakukan baik
lembaga maupun pustakawan dalam pengoptimalan peran pustakawan :
4.2.4.1 Pendidikan
Dalam upaya pengoptimalan peran pustakawan dalam peningkatan layanan
perpustakaan, lembaga yang menaungi yakni Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta melakukan pengajuan permohonan pendidikan dan pelatihan (Diklat)
kepada pusat, guna memberikan pendidikan kepada jabatan fungsional pustakawan.
Hal ini dilakukan mengingat peran penting pustakawan guna kemajuan dan
perkembangan perpustakaan, pustakawan sebagai pemegang peranan penting dalam
kemajuan perpustakaan harus mendapatkan pendidikan yang terbaru tentang seluk
beluk perpustakaan.
“Pustakawan atau staf di sini beberapa kali dikirim untuk mengikuti diklat atau pelatihan – pelatihan singkat yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja mereka dalam mengelola perpustakaan. Sehingga mereka memiliki ilmu pengetahuan terbaru tentang bidang perpustakaan. Kalau melakukan diklat biasanya dilakukan di luar kota selama beberapa minggu, pengirimannya juga bergantian, supaya merata ilmu yang didapat para staf atau pustakawan, perbedaannya biasanya dari diklat yang diambil, yang satu bagian ini, yang satunya bagian itu” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Pendidikan biasanya dilakukan di luar kota, dengan waktu yang beragam
sesuai dengan diklat yang diambil. Pendidikan dan pelatihan ini, mengambil tema
yang berbeda – beda disetiap tahunnya. Sehingga jika ingin mendapatkan pustakawan
yang mampu menangani seluruh seluk beluk tentang perpustakaan maka pihak
lembaga harus lebih sering mengirim stafnya untuk mengikuti diklat.
4.2.4.2 Motivasi kerja
Motif atau motivasi (latin, motives) ialah :
1. Gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku, menuju pada satu sasaran tertentu;
2. Landasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; 3. Ide pokok yang sementara berpengaruh besar terhadap tingkah laku
manusia, biasanya merupakan satu peristiwa masa lampau, ingatan, gambaran fantasi, dan perasaan – perasaan tertentu ( Kartono,2005 :106).
Staf maupun pustakawan pengelola Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta dalam kiprahnya melakukan peningkatan dan perkembangan
perpustakaan sering menjumpai kendala ataupun halangan. Oleh sebab itu, baik
pemimpin dan para staf saling memberikan motivasi satu sama lain, agar mampu
menumbuhkan semangat kerja guna peningkatan pelayanan perpustakaan.
“Pemimpinnya ini baru ditempatkan, ini pemimpin baru, lebih bagus dari sebelumnya, lebih tertarik dan perhatian untuk mengembangkan dan meningkatkan layanan perpustakaan untuk pengguna. Selain itu pemimpinnya sering memberikan saran kepada bawahan, motivasi kerja agar pekerjaannya jauh lebih bagus dalam meningkatkan layanan perpustakaan” (Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Pemimpin Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sering
memberikan motivasi atau dorongan kepada bawahannya agar mampu bekerja
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi juga dalam
upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ada.
Adapun motivasi yang diberikan oleh pemimpin itu pada umumnya bermaksud untuk :
1. Meningkatkan asosiasi dan integrasi kelompok serta menjamin keterpaduan;
2. Manjamin efektivitas dan efisiensi kerja semua anggota kelompok; 3. Meningkatkan partisipasi aktif dan tanggung jawab social semua
anggota; 4. Meningkatkan produktivitas semua sector dan anggota kelompok; 5. Menjamin terlaksananya realisasi – diri dan pengembangan diri pada
setiap anggota kelompok. Dan memberikan kesempatan untuk melakukan ekspresi bebas ( Kartono, 2005 : 108 ).
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dari atasan atau
pemimpin sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja staf atau bawahan di sebuah
lembaga.
4.2.4.3 Permohonan pembuatan Solo Education Park
“Ini kita mau mengajukan proposal untuk Solo Education Center, sebagai permintaan untuk mendapatkan gedung baru, sarana dan prasarana yang lebih baik. Seandainya diwujudkan oleh Bapak Walikota ini akan menjadi yang pertama di Jawa Tengah, karena nanti akan ada pusat untuk kursus, ada kios untuk usaha misalkan warnet atau counter pulsa, tapi pusatnya tetap perpustakaan daerah, intinya kita akan membuat pusat dari edukasi untuk masyarakat Solo dan sekitarnya, kan nanti bias dijadikan alternatif untuk rekreasi bagi keluarga yang berbasis pada bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ya mudah – mudahan bisa diwujudkan sama Bapak Walikota, kami sangat berharap” (Wawancara dengan Bapak Haryanto, Staf Tata Usaha, 21 Maret 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Staf dan pemimpin Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
melakukan penyusunan proposal guna permohonan pembuatan Solo Education Park.
Solo Education Park merupakan sarana yang menyediakan beberapa fasilitas yang
ditujukan untuk masyarakat, kelak Solo Education Park ini akan dikelola oleh Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, dimana perpustakaan daerah tetap
menjadi pusat dari Solo Education Park. Selain itu pembuatan sarana tersebut
merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan gedung, sarana dan prasarana yang
memadai untuk sebuah pengelolaan perpustakaan.
Besar harapan staf dan pemimpin Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta kepada Walikota Surakarta agar permohonan tersebut dikabulkan.
Dengan demikian Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta akan
mendapatkan gedung baru, sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini sangat
penting, mengingat gedung dan sarana prasarana merupakan salah satu hambatan
yang dihadapi oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam
peningkatan layanan perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat dan untuk meningkatkan layanan yang
terdapat di perpustakaan guna memenuhi keinginan serta kepuasan pengguna,
perpustakaan tersebut memiliki jabatan fungsional pustakawan yakni :
5.1.1 Pustakawan tingkat terampil yang terdiri dari empat orang pustakawan, dengan
tugas yang meliputi : (1) pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan
pustaka / sumber informasi yang kegiatannya adalah : pengembangan koleksi,
pengolahan bahan pustaka / koleksi, penyimpanan dan melestarikan bahan
pustaka serta pelayanan informasi ; (2) pemasyarakatan perpustakaan ,
dokumentasi, dan informasi yang kegiatannya adalah : penyuluhan, publisitas,
dan pameran. Masing – masing dari tugas tersebut ada telah dikerjakan dan
adapula yang belum dikerjakan, namun tugas yang telah dilaksanakan kurang
berjalan secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
5.1.2 Pustakawan tingkat ahli, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
belum memiliki jabatan fungsional pustakawan tingkat ahli, yang memiliki
persyaratan adalah pendidikan serendah – rendahnya berijasah S1 bidang ilmu
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi atau bidang lain yang nantinya harus
mengikuti program diklat ilmu perpustakaan.
5.1.3 Hambatan – hambatan yang dialami pustakawan dalam melaksanakan tugasnya
dalam meningkatkan layanan perpustakaan antara lain : sumber daya manusia
pustakawan dimana dua pustakawan yang saat ini bekerja akan memasuki masa
pensiun, gedung yang terlalu kecil untuk sebuah pelayanan perpustakaan, sarana
dan prasarana yang tidak memadai seperti kurangnya rak dan lemari untuk
bahan pustaka baik cetak maupun non cetak, manajemen yang diterapkan di
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta berjalan kurang baik,
dan pemimpin yang tidak tahu menahu tentang seluk beluk sebuah
perpustakaan.
5.1.4 Upaya yang dilakukan oleh pustakawan dan lembaga untuk mengoptimalkan
tugas pustakawan dalam peningkatan layanan antara lain : memberikan
pendidikan dan motivasi kerja kepada rekan sejawat, atasan kepada bawahan,
maupun usulan kepada atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Seluruh langkah terbaik ditempuh oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta demi kepuasan masyarakat pemakai dengan pelayanan yang
diberikan kepada mereka. Kepuasan masyarakat pemakai inilah yang nantinya
menjadi barometer perkembangan perpustakaan daerah yang dikelola. Dengan
demikian perpustakaan daerah tetap bertahan dalam memberikan pelayanan yang
optimal dalam rangka pemenuhan informasi kepada masyarakat luas di era teknologi
informasi seperti saat ini.
5.2 Saran
Dalam rangka mengoptimalkan peran pustakawan dalam peningkatan
layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ada baiknya
dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Pemberian hadiah atau penghargaan dari lembaga atas hasil yang telah
dicapai pustakawan dalam peningkatan layanan perpustakaan;
2. Peneguran atau sanksi yang tegas bagi staf dan jabatan fungsional
pustakawan yang lalai menjalankan kewajibannya dalam peningkatan
pelayanan;
3. Perekrutan jabatan fungsional pustakawan sesuai dengan jenjang jabatan
sehingga tugas pustakawan dapat disesuaikan dengan jenjang jabatan
yang dimiliki;
4. Mutasi kerja atau pengurangan staf non pustakawan yang tidak memiliki
kontribusi dalam peningkatan layanan perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Amsri. 2007. “Pelayanan Perpustakaan yang Didukung Oleh Kemajuan Teknologi Informasi”. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Vol. 23 Juli – Desember 2007
Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
_____________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Daryono. 2010. “Kompetensi Pustakawan dalam Memberikan Layanan Prima di Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Vol. 26 No. 2 Juli – Desember 2010
Fandy dan Anastasia Diana. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi
Gunawan, Hendry dan Novita Vitriani. 2010. “Profesionalisme Pustakawan”. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Vol. 26 No. 2 Juli – Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta : Sagung Seto
Kamah, Idris. 2001. Pola dan Strategi : Pengembangan Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Raja Grafindo Media
Lasa HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media
Mardiyanto, Fx. 2007. “Penerapan Manajemen Mutu Terpadu untuk Pengembangan Layanan Perpustakaan”. WIPA, Vol. 10 Edisi Mei 2007
Nawawi, H. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta : UGM Press
NS, Sutarno. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto
__________. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto
Nurhadi, Muljani A. 1983. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset
Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. 1994. Jakarta : Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan Tinggi dan Pendidikan Nasional
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Jakarta : Gema Insani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Soetminah.1992. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius
Sudarsono, Blasius. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia
Supriyanto. et al. 2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta
Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto
Yusuf, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung : Remaja Rosda Karya