Upload
ichymaru-otsuky-yukimura
View
108
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas MK Bahasa Indonesia
Citation preview
BAHASA INDONESIA
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
ANGGOTA KELOMPOK II :
LAYLAN JAUHARI
FADLI SYAMSUL
M. ARY MAULANA
TAUFIKURRAHMAN
IDHAM HALID
KUSYADIN
ZIKRUL MUTTAQIN
TAHUN2014
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DIKSI
MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF
KATA UMUM DAN KHUSUS
KATA KONKRIT DAN ABSTRAK
SINONIM
PEMBENTUKAN KATA
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA &PEMILIHAN KATA
UNGKPAN IDIOMATIK
ANALOGI
Diksi ialah memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan
kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan
membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan ataupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata
harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
DIKSI
MAKNA DENOTATIF & KONOTATIF
A. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga
makna denotatif disebut makna konseptual.
Contoh : Kata makan
Bermakan memasukan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan
makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna
pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
MAKNA DENOTATIF & KONOTATIF
B. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap.
Contoh :
Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar
kecil berarti juga jamban (konotatif).
Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah
makna denotatif atau konotatif.
Contoh :Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang tepat.
MAKNA DENOTATIF & KONOTATIF
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional daripada makna
denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum. Dengan kata lain, makna
konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi
tertentu.
Contoh :rumah gedung, wisma, graha
Penonton pemirsa, pemerhati
Dibuat dirakit, disulap
Tukang ahli, juru
pekerja pegawai, karyawan
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan
pemakaian bahasa. Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat
dengan kebutuhan pemakaian bahasa.Misal : Dia adalah wanita cantik (denotatif) Dia adalah wanita manis (konotatif)
MAKNA DENOTATIF & KONOTATIF
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat jelek. Kata-kata yang
berkonotasi jelek.
Contoh : kata tolol (lebih jelek daripada bodoh), mampus (lebih jelek
daripada mati), dan gubuk (lebih jelek daripada rumah)
Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari
makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan
sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal
ini.
Contoh : Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian
seperti ini disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan
tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh : keras kepala, panjang tangan, sakit hati, dan sebagainy
MAKNA UMUM & KHUSUS
Kata umum merupakan kata yang memiliki acuan yang lebih luas dari kata khusus.
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan
tidak hanya mujair atau tidak hanya tawes, tetapi ikan terdiri atas beberapa macam,
seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki, dan ikan mas.
Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan; demikian juga gurame, lele,
sepat tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini, kata yang
acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang
acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan
mas.
Contoh lain : Bunga >> Mawar, melati, ros, anggrek
Hewan Mamalia >> Kerbau, sapi, keledai
Dengan demikian, kata Bunga dan hewan mamalia bersifat umum (generik),
sedangkan mawar, melati, ros, anggrek atau sapi, kerbau, kuda, keledai adalah
kata khusus (spesifik)
KATA KONKRET & ABSTRAK
Kata yang acuannya lebih mudah dicerap pancaindra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah
kata tidak mudah dicerap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak,
seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan
gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang
bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau
dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar
dan tidak cermat.
SINONIM
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-
bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengongkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa
itu) akan terwujud
Contoh : cerdas dan cerdik. Kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut
tidak persis sama benar
Contoh lain : agung, besar, raya mati, mangkat, wafat, meninggal cahaya, sinar ilmu, pengetahuan penelitian, penyelidikan
PEMBENTUKAN KATA
Ada dua cara pembentukan kata :
1. Dari dalam Bahasa Indonesia : Terbentuk kosakata baru dengan dasar kata
yang sudah ada
2.Dari Luar Bahasa Indonesia : Terbentuk kata baru melalui unsur serapan
Contoh :Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya : tata daya serba tata buku daya tahan serba putih tata bahasa daya pukul serba plastik tata rias daya tarik serba kuat tata cara daya serap serba tahu
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, misalnya : bang wisata kredit santai valuta nyeri televisi candak kulak.`
PEMBENTUKAN KATA
Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Hal ini disebabkan
oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau situasi tertentu
yang belum dimiliki oleh bahasa Indonesia.
Kata-kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang
diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
disebut bentuk serapan.
PEMBENTUKAN KATA
Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam1. Pengambilan kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, yaitu :(bank, opname, dan golf.)
2. Pengambilan dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia, yaitu : subject subjek,apotheek apotek,standard standar, danuniversity universitas
3. Menerjemahkan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, yaitu :starting point titik tolak,meet the press jumpa pers,up to date mutakhir,briefing taklimat, danhearing dengar pendapat
4. Pengambialan istilah yang tepat seperti aslinya karena sifat keuniversalannya (de facto,status quo, cum laude, dan ad hoc)
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA& PEMILIHAN KATA
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Di bawah ini dapat dilihat bentuk salah dan benar dalam pemakaiannyaContoh :
a.Penanggalan Awalan meng- Jaksa Agung, A. Rachman Saleh, periksa mantan Presiden Soeharto.(Salah)Jaksa Agung, A. Rachman Saleh, memeriksa mantan Presiden Soeharto. (Benar)
b. Penanggalan awalan ber-Sampai jumpa lagi. (Salah)Sampai berjumpa lagi (Benar)
c. Peluluhan bunyi /c/Wakidi sedang menyuci mobil. (Salah)Wakidi sedang mencuci mobil. (Benar)
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA& PEMILIHAN KATA
d. Penyegauan kata dasar
Penyegauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata, mandang, ngail, ngantuk, nabrak, nanam, nulis, nyubit, ngepung, nolak, nyabut, nyuap dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-kata memandang, mengail, mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubit, mengepung, menolak, mencabut, menyuap, dan mencari.
e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluhEksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (Salah)Eksistensi Indonesia sebagai negara penyuplai minyak sebaiknyadipertahankan. (Benar)
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA& PEMILIHAN KATA
f. Awalan ke- yang Keliru
Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (Salah)Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. (Benar)
g. Pemakaian Akhiran –ir
Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (Salah)Saya sanggup mengoordinasi kegiatan itu. (Benar)
h. Padanan yang Tidak SerasiKarena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (Salah)Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memper- Oleh kredit. (Benar).
i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadapNeny lebih cerdas dari Vina. (Salah)Neny lebih cerdas daripada Vina. (Benar)
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA& PEMILIHAN KATA
j. Pemakaian Akronim (Singkatan)
Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang dimaksud dengan singkatan ialah PLO. UI, dan lain-lain. yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab(laboratorium), memo (memorandum) dan lain-lain. pemakaian singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu Internasional Boxing Federation dan Internasional Badminton Federation.
k. Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan PemukimanKata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusanbersaing dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata penalaranbersaing dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten Misalnya, verba yang berawalan meng- dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna ’proses’ yang berimbuhan peng-an, dan dapat pula dibentuk menjadi nomina yang bermakna ’hasil’ yang beimbuhan –an. Perhatikanlah keteraturan pembentukan kata berikut.
Verba Dasar
Verba Aktif Pelaku ProsesHasil atau yang di-
tulis menulis penulis penulisan tulisan
pilih memilih pemilih pemilihan pilihan
bawa membawa pembawa pembawaan bawaan
pakai memakai pemakai pemakaian pakaian
pukul memukul pemukul pemukulan pukulan
putus, memutuskan pemutus pemutusan putusan
simpul menyimpulkan penyimpul penyimpulan simpulan
ringkas meringkas peringkas peringkasan ringkasan
capai mencapai pencapai pencapaian capaian
layan melayani pelayan pelayanan layanan
mukim memukimkan pemukim pemukiman
KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA& PEMILIHAN KATA
l. Penggunaan Kata yang Hemat
Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dujumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros). Fakta yang sering digunankan :
No Boros Hemat1 sejak dari sejak atau dari2 agar supaya agar atau supaya3 demi untuk demi atau untuk4 adalah merupakan adalah atau merupakan5 seperti... dan sebagainya seperti atau dan sebagainya6 misalnya... dan lain-lain misalny atau dan lain-lain7 antara lain... dan seterusnya antara lain atau dan seterusnya8 tujuan daripada pembangunan tujuan pembangunan9 mendeskripsikan tentang hambatan mendeskripsikan hambatan10 bebagai faktor-faktor berbagai faktor
ANALOGI
Di dalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi
dengan bertinju. Kata petinju berarti orang yang (biasa) bertinju, bukan orang yang
(biasa) meninju.
Contoh lain :
petinju ’orang yang bertinju’
pesenam ’orang yang bersenam’
pesilat ’orang yang bersilat’
peski ’orang yang berski’
peselancar ’orang yang berselancar’
pegolf ’orang yang bergolf’
petenis ’orang yang bertenis’
peboling ’orang yang berboling’
BENTUK JAMAK DALAMBAHASA INDONESIA
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti:kuda-kuda,meja-meja, danbuku-buku
2. Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti:beberapa meja,sekalipun tamu,semua buku,dua tempat, dansepuluh komputer
3. Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak seperti para tamu4. Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang seperti: mereka, kita, kami, dan kalian.
UNGKAPAN IDIOMATIK
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada statu bahasa yang salah
satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah
kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa
Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat
memperkuat diksi di dalan tulisan
Beberapa contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai berikut
Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden SBY. (Salah) Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden SBY. (Benar)Yang benar ialah bertemu dengan
Disamping itu, ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu. sehubungan dengan berhubungan dengan sesuai dengan bertepatan dengan sejalan dengan
KESIMPULAN
Dalam penggunaan kalimat dan karangan kita dapat memilih kata (diksi) dengan mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terlebih dulu untuk ketepatan dan kesesuaian dalam memilih kata-kata. Sehingga dengan penjelasan di atas kita mampu mermbuat kalimat atau karangan sesuai dengan kaidah yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Dengan pembahasan di atas diharapkan kita dapat menambah pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
SEKIAN DAN TERIMAKASIH