185
DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG DALAM PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK KOTA MANOKWARI Tesis Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) pada Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh: AGUSTINUS RIWI NUGROHO PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU RELIGI DAN BUDAYA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

  • Upload
    ngobao

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANGDALAM PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK

KOTA MANOKWARI

Tesis

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelarMagister Humaniora (M.Hum)

pada Program Magister Ilmu Religi dan BudayaUniversitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Oleh:

AGUSTINUS RIWI NUGROHO

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI ILMU RELIGI DAN BUDAYA

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

Tesis

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANGDALAM PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK

KOTA MANOKWARI

Z//d,Ar" i.Dr. Alb. tsudi Susanto. S.J.

Pembimbing I

akartan 27 Juli2frl6.

Dr. G. Budi Subanar. S.J.

Ketua Program Studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

Tesis

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANGDALAM PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK KOTA MANOKWARI

Oleh:

AGUSTINUS RIWI NUROHO

NIM: 136322003

:.,:t:r:

Telah dipertah*nkan di dephn''Dewan Penguji Tesis

dan dinyatakan'tdlah mem*nuhi syarat.

, Tirn "Penguji

: Dr. Y. Tr.i,$ub,agiya,rKetua

Sekretaris/Moderator: Dr. G. Budi SuMnar, S.J.

Penguji : 1. .Dr. FX.,Beslerfi.fi:Wardayn, S.J.

' '': '

2. Dr.Y. Tri Suba#d'

3. Dr. Alb. Budi Susanto, S.J.

ill

Yogyakarta, 27 Juli20l6,

r Program Pascasarjana

upratikny

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

iv

buat

o bapak sudiyono (†) & ibu tri lestari

o adik awan sudamar (†)& rini sarasawati

o made deiby, kak wulan & dik agung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

bernama Agustinus Riwi Nugroho (NIM: 136322003) menyatakan bahwa Tesis

berjudul DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG DALAM

PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK KOTA MANOKWARI, merupakan hasil

karya dan penelitian saya sendiri.

Di dalam Tesis ini tidak terdapat karya peneliti lain yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi lain. Pemakaian,

peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya

pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan peraturan yang berlaku,

sebagaimana diacu secara tertulis dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 27 Juli 2016.

Yang membuat pernyataan,

Agustinus Riwi Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu

Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Agustinus Riwi Nugroho

Nomor Mahasiswa : 136322003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANGDALAM PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK

KOTA MANOKWARI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : YogyakartaPada tanggal: 27 Juli 2016.

Yang menyatakan,

Agustinus Riwi Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga saya hunjukkan kepada Allah, karena

dengan kehendak dan berkatNya yang berkelimpahan telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana

Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta.

Kepada Romo Dr. Alb. Budi Susanto, S.J. saya menghaturkan banyak terima

kasih, karena dengan kesabarannya telah bermurah hati mencermati,

membimbing, mendorong, mengarahkan, dan dengan sentilannya dapat

menanggap kegelisahan, keprihatinan, serta harapan berkaitan dengan situasi

budaya mengkonsumsi pinang, ruang publik, dan modernitas di Papua pada

umumnya, sehingga memacu terselesaikannya karya akademik berjudul

Dinamika Budaya Konsumsi Pinang Dalam Pembentukan Ruang Publik Kota

Manokwari ini.

Terima kasih tak terhingga saya sampaikan kepada Direktur Program

Pascasarjana Universitas Sanata Dharma, Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, dan

kepada para dosen yang telah menuntun studi saya di bawah pohon “Beringin

Soekarno” tercinta. Kepada Ketua Program Studi Ilmu Religi dan Budaya,

Romo Dr. G. Budi Subanar, S.J. yang selalu mengingatkan dan menanyakan

kemajuan penulisan karya akademik, memberikan berbagai kemudahan serta

fasilitas beasiswa studi dan penelitian, disampaikan salam hormat dan matur

nuwun sanget.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikan pula kepada Bapak Dr.

St. Sunardi dan Mbak Dr. Katrin Bandel yang telah bersedia membaca ulang

penulisan karya ini. Terima kasihku untuk Mbak Desy yang baik hati, dengan

ringan langkah telah setia menyampaikan info-info akademis mau pun

mengingatkan pengumpulan tugas demi kelancaran proses studi kami. Bersama

aliansi bonobo 2013 dan Kejar Jangkrik yang selalu memberi semangat, suwun

dan tetap kompak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

viii

Kepada Bupati Manokwari, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, serta Kepala SMA Negeri 1

Manokwari Bapak Drs. Lucas Wenno, atas kesempatan studi yang telah

diberikan, saya menghaturkan terima kasih.

Atas dukungan dan pencerahannya, kepada Pater Paul Tan dan Prof. Charlie

D. Heatubun disampaikan banyak terima kasih. Buat dik Rini, dik Ri, kangmas

Aris dan mbakyu Tutik matur nuwun untuk perhatian dan kasih sayangnya yang

selalu membangkitkan semangat saya.

Terima kasih tak terhingga buat keluarga, kawan, sahabat dan semua pihak

yang telah membantu untuk terselesaikannya karya akademik ini.

Berkah Dalem selalu.

Jogja, 27 Juli 2016.

riwi nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

ix

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii

HALAMAN BERITA ACARA UJIAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................................ v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii

LAMPIRAN PETA KOTA MANOKWARI ................................................................. xiii

LAMPIRAN TABEL PENJUAL PINANG KOTA MANOKWARI ........................... xiv

ABSTRAKSI ................................................................................................................. xv

ABSTRACTION ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

2. Tema Penelitian ............................................................................................. 7

3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

6. Kajian Pustaka ............................................................................................... 11

7. Kajian Teori ................................................................................................... 17

8. Metode Penelitian .......................................................................................... 23

9. Sistimatika Penulisan .................................................................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

x

BAB II WACANA BUDAYA KONSUMSI PINANG ........................................... 34

1. Budaya Konsumsi Pinang ........................................................................... 34

1) Buah Pinang ............................................................................................ 34

2) Manfaat Mengkonsumsi Pinang .............................................................. 38

3) Budaya Mengkonsumsi Pinang di Indonesia .......................................... 39

4) Budaya Konsumsi Pinang di Papua ........................................................ 48

5) Wacana Mengkonsumsi Pinang dalam Masyarakat di Papua ................. 50

2. Ruang Publik Kota Manokwari Propinsi Papua Barat ........................... 51

1) Sejarah Kota Manokwari ......................................................................... 51

2) Ruang Publik Kota Manokwari ............................................................... 52

3) Perkembangan Kota Manokwari ............................................................. 55

3. Wacana Modernitas Sebuah Ruang Publik Kota ....................................... 58

BAB III KONSTELASI KOMODITAS DAN BUDAYA KONSUMSI

PINANG DALAM IDEALISME MODERNITAS

RUANG PUBLIK ......................................................................................... 62

1. Blusukan di Kota Manokwari .................................................................... 63

2. Konstelasi Budaya Konsumsi Pinang dengan Ruang Publik .................. 68

1) Kebijakan Aparat Pemerintah ................................................................. 68

2) Kapital Modal .......................................................................................... 71

a. Nilai Ekonomis Komoditi Pinang .................................................... 72

b. Budidaya Tanaman Pinang .............................................................. 76

c. Menejerial Mama-Mama Penjual Pinang ........................................ 78

3) Masyarakat Sipil (Civil Society) ............................................................. 83

4) Media Massa ............................................................................................. 87

3. Keberbedaan Idealisme dan Citra Kota Modern .................................... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

xi

BAB IV DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG

SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK RUANG PUBLIK

KOTA MANOKWARI ................................................................................ 106

1. Sepanjang Jalan Membaca Retorika .......................................................... 107

2. Budaya Konsumsi Pinang di Kota Manokwari ........................................ 109

1) Pasar Pinang sebagai Forum Publik ........................................................ 111

2) Budaya Konsumsi Pinang dalam Ruang Publik Tandingan .................... 113

3) Mobilitas Migran dan Okultisme Publik ................................................. 115

4) Budaya Konsumsi Pinang sebagai Tempat Pengucapan Ketiga ............... 123

3. Kontinuitas Operasi Strategi dan Taktik dalam Ruang Publik .............. 128

1) Strategi vis-à-vis Taktik .......................................................................... 129

2) Perlawanan terhadap Stigmatisasi Kebijakan Publik .............................. 132

3) Penjungkirbalikan Posisi Strategi dan Taktik ......................................... 139

4. Idealisme Certeau tentang Kota sebagai Ruang Publik

Berkelanjutan ............................................................................................... 144

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 154

Kesimpulan ................................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 160

DAFTAR NARASUMBER ........................................................................................... 164

LAMPIRAN PERSURATAN ......................................................................................... 166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Papan larangan merokok dan makan menginang pada LingkunganSekolah .................................................................................................... 4

Gambar 2.Ember tempat membuang ludah pinang di Pasting Sanggeng ................. 5

Gambar 3.Tanaman pohon pinang di kebun masyarakat ......................................... 35

Gambar 4.Rangkaian buah Pinang siap panen ......................................................... 36

Gambar 5.Relief pada Candi Sukuh, tergambar pohon pinang . ............................... 40

Gambar 6.Sajian bahan konsumsi pinang dalam pertemuan / ritual adat .................. 44

Gambar 7. Pinang kering (gebe) merambah pasar tradisional di Manokwari. .......... 48

Gambar 8.Peta geografi Propinsi Papua Barat ......................................................... 53

Gambar 9.Lingkup penelitian, dalam 3 distrik; Manokwari Barat, ManokwariSelatan dan Manokwari Timur ................................................................ 53

Gambar 10.Jualan pinang di Jalan Sujarwo Condronegoro SH ................................ 65

Gambar 11.Pengecer pinang di Jalan Siliwangi, Pelabuhan Manokwari ................. 69

Gambar 12.Kepedulian ASPAP terhadap mama – mama penjual pinang ............... 70

Gambar 13 Lapak jual Pinang “atap biru” ................................................................. 71

Gambar 14.Pinang kering (gebe) di pasar tradisional ............................................... 73

Gambar 15.Tanaman pohon pinang di Kampung Maripi........................................... 76

Gambar16.Mama Mama penjual Pinang buah di pelataran pasar SanggengManokwari ................................................................................................ 81

Gambar17.VCD mop beredar di pasaran seantero Papua........................................... 92

Gambar18.Ngobrol bersama diselingi dengan mop-mop .......................................... 93

Gambar19.Obrolan Warung Pinang menjadi Acara Unggulan di RRI Manokwari .. 99

Gambar20.Bangunan-bangunan menjadi sasaran buangan ludah merah saatmengkonsumsi pinang .............................................................................. 101

Gambar21.Hadi Departement Store dan Swiss-Belhotel di Manokwari ................... 104

Gambar22.Potret jualan pinang ............................................................................... 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

xiii

PETA KAWASAN PERKOTAANKABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

xv

ABSTRAK

Dinamika Budaya Konsumsi PinangDalam Pembentukan Ruang Publik Kota Manokwari

Dinamika budaya konsumsi pinang dalam masyarakat Papua di Kota ManokwariPropinsi Papua Barat dihayati seiring dalam arus globalisasi yang bermuatan ragamkonsep pola pikir, ideologi, dan wacana. Modernitas menjadi simpulan pola pikir dangaya hidup, sehingga kultur mengkonsumsi pinang yang bertumbuh-kembang dariwaktu ke waktu mendapat stigma kolot, jorok, serta tidak layak dalam perkembangandunia dewasa ini.

Mengkonsumsi pinang yang mengandung nilai serta makna persaudaraan telahmenjadi sebuah identitas dan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat Papua.Dalam kebersamaan, kultur ini memberi peluang besar untuk membangun ragamwacana sosial, ekonomi, mau pun politik, sehingga dapat mempengaruhi eskalasiaktivitas keseharian masyarakat setempat yang sarat dengan problematika kehidupanbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Dengan stigma negatif dan kontra produktif yang melekat pada kultur ini serta seiringdengan tuntutan nilai-nilai modernitas yang ada di sisi lain budaya konsumsi pinangternyata mampu menjadi media komunikasi antar individu mau pun kelompokmasyarakat yang bersifat heterogen. Posisinya sebagai media komunikasi tersebutdalam pemikiran Homi K. Bhabha menjadi sebuah ‘ruang pembicaraan ketiga’ bagisubyek-subyek kontestan dengan berbagai latar belakang; seperti halnya suku bangsadan budaya yang ada dalam suatu masyarakat sosial. Dalam ruang tersebut tidak adalagi klaim tentang ‘ini ruang kami’ atau ‘itu ruang mereka’, melainkan menjadi ‘iniadalah ruang kita bersama’.

Dalam pemikiran Michel de Certeau, masing-masing kontestan dengan beragam latarbelaknag tersebut akan menerapkan strategi dan taktik guna memperoleh otoritashegemoni. Karena secara kontinuitas akan terjadi perubahan struktur dan kondisisosial kemasyarakatan, maka dalam kenyataannya tidak semua kontestan dapatmengklaim sebuah keberhasilan mutlak sebagai pemegang otoritas sosial. Dalamdinamika masyarakat terjadi proses interaksi sosial, terbangun wacana,subyektivikasi, serta karakterisasi pada masing-masing subyek, Mereka semuaberkesempatan sama dalam berpartisipasi dengan konsensusnya untuk membentukruang publik Kota Manokwari di Propinsi Papua Barat.

Kata Kunci: konsumsi pinang, ruang pembicaraan ketiga, strategi dan taktik,pembentukan ruang publik, Kota Manokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

xvi

ABSTRACT

The Dynamics of Areca Nuts Consumption Custom in the Public SpacesForming Process of Manokwari City

The areca nuts (Areca catechu) consumption custom among Papuans in ManokwariCity, West Papua Province, has been internalized in their daily life likewise theunstoppable globalization wave with its various mindset, ideologies, anddiscourses.Modernity became end-node of “brand-new” mindsets and lifestyles, so theareca nuts consumption custom that has grown for ages will be stigmatized as oldfashioned style, disgusting, considered as eyesore, and inappropriate in this currentage.

However, this custom which promotes brotherhood values has become an identity andbeing a part of local wisdom for Papuans as well. It has given great opportunities tovarious social, economical, and even political discourse constructions that able toaffect the daily life condition of locals that have been burdened by certain cultural andpolitical problems.

Despite the negative and contra-productive stigma that had been embedded to theareca nuts consumption custom alongside the demands required by modernity values,it turns out to be an effective media of communication among the Papuans and withintheir heterogenic communities as well. As media of communication, according toHomi K. Bhabha, this custom can be seen as “the third space of enunciation” for allof its contestants with many backgrounds; like various ethnical and cultural groupswithin the society. In that space, there are no such claims like “this is ourspace” or “that is their space”, but “this is a space for us all”.

As Michael de Certeau has stated, each contestant with all of their own backgroundswould then apply a set of strategies and tactics to obtain an authorized hegemony. Inthe long run, the structure and condition of the society will be changeable, hence notall the contestants is able to claim absolute success as social authority holder. Withina growing and fluctuating community, there are social interactions, discourseconstructions, and also each subject characterization. They all have equal opportunityto participate – by consensus – in creating the public spaces of Manokwari City, WestPapua Province.

Keywords: areca nuts consumption, the third space of enunciation, strategies andtactics, the forming of public spaces, Manokwari City.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tradisi mengkonsumsi pinang bagi masyarakat Papua telah dilakukan

secara turun temurun dan merupakan kebiasaan dalam keseharian hidup dari

generasi ke generasi hingga dewasa ini. Aktivitas keseharian yang memiliki

nilai-nilai budaya dalam masyarakat setempat ini mendapat perhatian sekaligus

mengandung permasalahan yang mempengaruhi aktivitas keseharian

masyarakat publik. Kebiasaan mengkonsumsi pinang oleh sebagian masyarakat

publik modern dianggap sebagai kebiasaan yang jorok dan kontra produktif

dengan arus global. Banyak plakat pada ruang publik seperti di pusat

perbelanjaan, rumah sakit, hotel, supermarket, gedung perkantoran, pasar, dan

tempat publik lainnya bertuliskan: “Dilarang Makan Pinang di Area Ini!”

namun kebiasan ini tetap hadir tanpa terakomodir permasalahannya.

Salah satu ruang publik di Papua adalah Manokwari. Kota yang

merupakan Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Propinsi Papua Barat ini dalam

satu dasawarsa terakhir ini mengalami perubahan struktur dan pembangunan

infrastruktur dengan pesat. Upaya peningkatan dan pengangkatan sumber daya

manusia serta eksplorasi sumber daya alamnya menggerakkan dinamika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

2

ipoleksosbud yang berakibat pada peningkatan kesejahteraan dan mutu

kehidupan masyarakat yang sekaligus memicu permasalahan kehidupan publik.

Komposisi penduduk Kota Manokwari1 yang terdiri atas masyarakat Asli

Manokwari dari suku Sough, Karon, Hatam, Meyah dan Wamesa, ditambah

dari migrasi neto2 warga Papua pendatang (Serui, Biak Numfor, Waropen dan

Wondama) serta dari luar pulau Papua; seperti Bali, Jawa, Maluku, Sulawesi,

Sumatra, Ternate, Timor, serta pulau-pulau lainnya. Kondisi multikultur ini

tersebut berpotensi mempengaruhi dinamika aktivitas masyarakat dalam proses

pembentukan ruang publik Kota Manokwari.

Dalam sejarahnya pada tanggal 8 Nopember 1898 Manokwari menjadi

Pusat Pemerintahan Hindia Belanda untuk mengawasi wilayah Irian Jaya

Bagian Utara, oleh karenanya sejak masa pemerintahan kolonial terjadi

mobilisasi penduduk serta transformasi beragam budaya pada ruang-ruang

publik yang secara berangsur mempengaruhi aktivitas masyarakat setempat.

Dinamika budaya3 konsumsi pinang dalam masyarakat Papua di Kota

Manokwari dewasa ini berjalan seiring dengan arus globalisasi yang membawa

ragam; ideologi, konsep berpikir, gaya hidup, wacana, serta teknologi yang

mengharuskan hadir dalam berbagai praktek dialektika negosiasi-negosiasi

dalam forum ruang publik yang mencairkan (liquidity) atmosfer keseharian

1 Pada 3 wilayah distrik: Manokwari Barat, Manokwari Selatan, dan Manokwari Timur.2 Perubahan penduduk karena perpindahan dan kedatangan penduduk ke suatu daerah (KBBI: 954).3 Sumber: www.KamusBahasaIndonesia.org; sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudahsukar diubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

3

hidup warga masyarakat di Kota Manokwari. Ruang publik bukan lagi bersifat

homogeneous akan tetapi berkembang dalam heterogeneous yang kompleks

dengan berbagai aspek kehidupan.

Pemanfaatan ruang-ruang geometris Kota Manokwari oleh warga

masyarakat pada umumnya menandai adanya suatu proses pembentukan ruang

publik dengan identitas dan karakternya yang terjadi seiring dengan dinamika

pengoperasian strategi dan taktik dari seluruh elemen masyarakat. Praktek

kreatifitas dalam dialektika negosiasi dilakukan untuk menguasai (dominasi

dan hegemoni) ruang publik sesuai imaji serta wacana masing-masing. Situasi

ini dapat dipahami dengan menggunakan pemikiran Miller4:

“We are in a crisis of belonging, a population crisis, of who,what, when, and where. More and more people feel asthough they do not belong. More and more people areseeking to belong, and more and more people are notcounted as belonging. Cultural Citizenship is concerned withthe way this crisis is both registered and held …”

Melalui proses dialektika-dialektika dalam ruang publik tandingan (the

counter public sphere) dalam arus globlaisasi yang bebas dan dinamis yang

menawarkan ragam harapan dan keprihatinan publik akan terjadi proses

pembentukan sebuah ruang publik baru, hingga mengubah serta membentuk

sebuah identitas subyek kewargaan budaya yang baru pula.

4 Tobby Miller. 2007. Cultural Citizenship: Cosmopolitanism, Konsumenism, and Television in aNeoliberal Age. Philadelphia: Temple University Press, hal.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

4

Dalam kajian ini penulis lebih fokus pada fenomena budaya konsumsi

pinang warga masyarakat di Kota Manokwari Papua Barat. Ketertarikan ini

berawal dari peristiwa pengoprasian strategi pada tindakan manipulatif dalam

bentuk represif dan penyeragaman dari relasi kekuasaan dengan kehendak dan

kekuasaannya terhadap subjek-subyek masyarakat (seperti pedagang,

komunitas budaya, lembaga masyarakat), sehingga membatasi aktivitas dan

kreasi warga dalam keseharian hidup masyarakat di Papua.

Gambar.1. Larangan makan pinang pada lingkungan sekolah.5

Di dalam ruang publik Kota Manokwari, hampir setiap waktu terlihat

pemandangan orang atau sekelompok orang sedang menikmati buah pinang. Di

tepian jalan, di pojok ruangan perkantoran, rumah sakit, pasar, pos-pos ronda

atau pun di dalam kendaraan-kendaraan umum, di jalan-jalan raya, terutama

5 Sumber: Dokumen pribadi peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

5

pada tikungan-tikungan dengan mudah terlihat berhamburan tilas-tilas aktivitas

mengkonsumsi pinang berupa ludahan pinang.

Gambar 2. Sebuah ember tempat membuang ludah pinang di Pasting Sanggeng Manokwari.6

Dari anak-anak sampai dengan orang tua, pelajar, mahasiswa,

pemuka/tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat sampai para pejabat di

Papua, meyakini beragam manfaat dari mengkonsumsi pinang bagi kehidupan

sosial, budaya maupun ketubuhan.

Mengkonsumsi pinang menjadi identitas bermakna dalam relasi

kebersamaan. Proses komunikasi dalam relasi tersebut memungkinkan

terbangun beragam wacana yang terlahir dari pengalaman, pemikiran, gagasan

dan ide individu maupun kelompok, yang memberi ruang terjadinya dinamika

6 Dokumen pribadi peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

6

kontestasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam pusaran ruang

publik kehidupan masyarakat Manokwari

Fenomena sosial budaya tersebut memasuki wilayah kontestasi politik

dan ekonomi pasar yang memungkinkan terbangunnya ketegangan sosial

maupun individual, membangkitkan resistensi dan sekaligus negosiasi dalam

kehidupan publik. Aparatur birokrasi, elit politik, pengusaha, kebijakan

pemerintah, paradigma pembangunan, ideologi dan gaya hidup (life style)

mempersepsi kota dengan berbagai bentuk dan praktek kekuatan struktural.

Ruang Kota menjadi arena untuk memperjuangkan asosiasi bebas: “Ethics,

pleasure and invention – these are the values that underwrite a practice that

tries to open up a space for ‘free association’.”7 yang menjadi terkekang oleh

karena adanya kontestasi pasar dan kekuasaan, dimana dialektika dan negosiasi

menjadi representasi masing-masing kontestan dalam upaya mencapai nilai-

nilai etika, kesenangan/pemuasan dan penemuan dalam bidang sosial, ekonomi,

budaya dan kekuasaan politik.

Represi dan perlawanan menjadi indikator adanya pelanggaran etika

sosial yang mengusik kemapanan identitas masyarakat yang berpotensi

memunculkan perlawanan (resistensi) dari masyarakat budaya untuk

mempertahankan identitas budayanya sebagai filosofi yang bermakna dalam

kehidupan sehari-hari (everyday life) dalam masyarakat sosial dan budaya.

7 Ben Highmore. 2006. Michel de Certeau Analysing Culture. Continuum International PublishingGroup, New York, hal. 149.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

7

Kota Manokwari sebagai ruang publik menjadi arena kontestasi forum

subyek-subyek dengan ketegangan-ketegangan yang disebabkan oleh

pertarungan strategi ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang

berhadapan dengan taktik dari masyarakat mau pun individu dengan kultur

masing-masing. Makna-makna yang terkandung dalam tradisi kehidupan

sehari-hari masyarakat di Papua terkikis oleh klaim modernitas yang diwakili

oleh aparat pemerintah, kapitalis, media, gaya hidup masyarakat serta regulasi-

regulasi yang diterapkan untuk kehidupan publik.

2. Tema Penelitian

Budaya konsumsi pinang menjadi sebuah ruang dialektika yang mampu

menggerakkan dinamika sosial, ekonomi, budaya dan politik dalam

pembentukan ruang publik Kota Manokwari.

3. Rumusan Masalah

Mencermati permasalahan di atas, tertengarai adanya krisis dan ancaman

terhadap warga budaya konsumen pinang. Mobilitas ekonomi, sosial, religi,

budaya serta politik dengan beragam agenda memasuki ruang publik yang

membaur dalam kehidupan masyarakat Kota Manokwari, selanjutnya secara

perlahan (evolutif) berangsur mengalami perubahan menuju pembentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

8

ruang publik tempat seluruh warga masyarakat Kota Manokwari beraktivitas

dalam kehidupannya sehari-hari.

Memahami budaya konsumsi pinang yang berhadapan dengan arus

modernitas, sehingga masuk dalam ranah kontestasi dengan ragam gaya hidup,

mobilitas penduduk, komoditas ekonomi, regulasi dan kebijakan-kebijakan

publik di Kota Manokwari, memunculkan beberapa pertanyaan akademik serta

publik yang hendak dipahami dan dijawabi melalui kajian budaya ini:

1) Wacana dan kebijakan publik seperti apakah yang muncul dari budaya

konsumsi Pinang di Manokwari?

2) Bagaimanakah pendapat masyarakat terhadap budaya konsumsi pinang di

Kota Manokwari?

3) Bagaimanakah aktivitas mengkonsumsi pinang mampu berperan dalam

pembentukan ruang publik kota Manokwari?

4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai melalui kajian budaya tentang Dinamika

Budaya Konsumsi Pinang dalam Pembentukan Ruang Publik Kota Manokwari

ini adalah;

1) Mendeskripsikan wujud dan berkembangnya budaya konsumsi Pinang

dalam kehidupan masyarakat di kota Manokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

9

2) Menganalisa wacana serta imaji tentang budaya konsumsi Pinang yang

terbangun dalam masyarakat publik Kota Manokwari.

3) Menggunakan konsep pemikiran Michel de Certeau tentang strategi dan

taktik pada ruang publik tandingan untuk dapat mengartikulasikan

dinamika budaya konsumsi pinang yang turut serta menjadi faktor dalam

pembentukan realitas ruang publik kota Manokwari di Propinsi Papua

Barat.

5. Manfaat Penelitian

Sebagai sebuah fenomena sosial dan budaya, mengkonsumsi pinang

dalam masyarakat Papua dihayati dalam dinamika heterogeneous budaya.

Dinamika budaya ini membangkitkan keingitahuan mengenai hal-hal yang

terjadi di dalamnya. Fenomena ini menarik untuk diamati dan dikaji yang

diharapkan ada upaya-upaya analisis lanjutan, pencerahan terhadap intuisi, ide-

ide baru, konsep-konsep tentang ruang publik yang baru, informasi dan

perspektif yang baru, serta kebijakan publik yang lebih akomodatif terhadap

obyek budaya masyarakat Papua dimaksud.

Melalui Kajian Budaya (cultural studies) ini diharapkan dapat

mengartikulasikan dinamika budaya mengkonsumsi pinang yang berkonstelasi

dengan aparatus pemerintah, kapital modal, masyarakat sipil, dan media massa

pada ruang publik tandingan (the counter public sphere) yang dapat turut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

10

menggerakkan eskalasi sosial, ekonomi, budaya dan politik, sehingga berperan

dalam pembentukan ruang publik Kota Manokwari.

Oleh karenanya kajian budaya yang menitik beratkan perhatian pada

usaha pemahaman sekaligus mencari peluang pemanfaatan ruang publik Kota

Manokwari ini diharapkan dapat:

1) Mendorong pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu kemanusiaan, bagi

warga masyarakat heterogeneous budaya, agar dapat mengedepankan

kebijakan budaya (cultural policy) yang dapat mengakomodir kebutuhan

indigeneous budaya masyarakat setempat.

2) Membuka wacana pengetahuan (gnostic) akan adanya wandering of the

semantics sebagai serangkaian pesan bermakna yang berhamburan dalam

kesengkarutan perjalanan (trajectory) keseharian hidup masyarakat,

sehingga mampu menjadikan subyek-subyek visioner yang dapat

berpartisipasi sebagai creatoris ruang tak terbatas untuk mengakomodir

bagi asosiasi bebas warga masyarakat.

3) Memberi kontribusi dalam perdebatan akademik tentang konsep strategi

dan taktik yang ada dalam kontestasi kehidupan (pragmatis), yang

sekaligus menjadi dasar untuk mengapresiasi dan penyusunan strategi

kebijakan selanjutnya atas kegagalan maupun keberhasilan pembentukan

ruang publik Kota Manokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

11

6. Kajian Pustaka

Dewasa ini ruang publik semakin menjadi perhatian dari dunia

internasional, pemerintahan negara-negara, pemerintah daerah, hingga unit-unit

wilayah yang dekat dengan lapisan masyarakat yang sekaligus menjadi

kebutuhan bagi masyarakat publik. Masyarakat membutuhkan ruang publik

sebagai tempat beraktivitas, mengekspresikan diri, bekerja untuk mencari

nafkah, rekreasi atau pun menjalin relasi sosial dengan sesamanya.

Dalam sebuah tulisan yang bertopik Hidden-Order dan Hidden-Power

pada Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus: Lapangan Cikapundung Bandung,

RR. Dhian Damajani8 memberikan simpulan penelitiannya di tahun 2007,

bahwa:

“Konfigurasi ruang secara alamiah akan berubah sesuaisituasi dan kondisi yang ada. Ruang fisik tidak menjadibatasan untuk tetap dapat melakukan aktivitas. Dengan katalain, ruang fisik dapat “berubah bentuk” sesuai dengankonteksnya. “Peristiwa” yang dikonstruksi oleh para aktormempunyai posisi yang lebih utama dibandingkan denganwujud spasialnya.”9

Studi kasus pada Lapangan Cikapundung Bandung di atas memberikan

pemikiran adanya kemungkinan proses perubahan bentuk dari ruang publik

8 Pengajar Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,Institut Teknologi Bandung.9 RR. Dhian Damajani. 2007. Jurnal Institut Teknologi Bandung (ITB). Hidden-Order dan Hidden-Powerpada Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus: Lapangan Cikapundung, Bandung . J. Vis. Art. Vol. 1 D. No.3, hal. 334.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

12

Kota Manokwari yang dikarenakan oleh kebiasaan, tradisi, adat istiadat atau

pun sebagai budaya mengkonsumsi pinang, karena eksistensinya akan mampu

turut serta dalam proses pembentukan ruang publik Kota Manokwari. Karena

berdasarkan kenyataan lapangan di atas yang walau pun tidak sejalan dengan

konsep modernitas dengan suatu imaji kota bersih, rapi dan teratur; masyarakat

konsumen pinang di sekitar Kota Manokwari pun dapat menjadi aktor yang

dapat mengkonstruksi konfigurasi ruang publik Kota Manokwari yang baru.

Cara berpikir tersebut membantu untuk menjelaskankan adanya suatu

dinamika budaya konsumsi pinang yang selama ini dipandang menjadi biang

berbagai permasalahan sosio-kultural di sekitar ruang publik Kota Manokwari,

yang berkaitan dengan kompleksitas persoalan-persoalan latar belakang

masyarakat, arus global, serta mobilisasi penduduk yang secara evolusi turut

serta dalam proses pembentukan kota sebagai ruang publik berkelanjutan.

Imaji ruang publik Kota Manokwari dalam hal ini tidak bisa terlepas

dengan potret keseharian perjuangan mama-mama Papua yang berjualan

pinang atau pun yang dengan berjejer menggelar karung-karung plastik untuk

meletakkan barang-barang dagangan yang berupa hasil kebun di sepanjang

pinggiran jalan mau pun teras pasar. Sedangkan para pedagang ‘pendatang’

berjualan dengan menempati kios/los yang lebih mapan. Keadaan yang

digambarkan dalam Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, dalam topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

13

Siasat Rakyat di Garis Depan Global: Politik Ruang Pasar dan Pemekaran

Daerah di Tanah Papua oleh I Ngurah Suryawan:

“…mengeksplorasi kondisi pasar tradisional di Papua,khususnya di Pasar Sanggeng dan Wosi di Kota Manokwari,Papua Barat dan posisi mama-mama Papua dalam merebutakses berjualan di pasar tersebut. … ruang-ruang publiktermasuk pasar dan daerah-daerah baru sebagai hasil daripemekaran daerah menjadi arena baru perebutan kekuasaanekonomi politik yang dimainkan oleh para elit-elit lokaldengan mengatasnamakan “rakyatnya” masing-masing,pemerintah Indonesia, para pendatang yang mengadunasibnya di Tanah Papua, dan jejaring investasi global dalamberbagai bentuk dan “wajah-wajahnya” yang saling menipuuntuk memanfaatkan peluang, keuntungan, dankekuasaannya.”10

Di tengah ekspansi kolonialisasi, pasar global, kapitalisasi dan birokrasi

pemerintah yang berkuasa, budaya mengkonsumsi pinang tetap eksisten dalam

proses interaksi dan komunikasi yang mampu membangun opini dan wacana

publik. M. Sastrapratedja, Guru besar pada Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

Jakarta memotret kembali ‘public sphere’ Kota Paris dan London dalam

rentang waktu akhir abad 17 dan awal abad 18 yang sedang terjadi kembali

pada lingkungan masyarakat kita pada saat sekarang: “… ruang publik itu

mewujudkan gagasan mengenai komunitas warganegara, berkumpul bersama

sebagai orang yang sederajat dalam suatu forum masyarakat sipil, berbeda

10 I Ngurah Suryawan. 2013. KRITIS, Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, Vol. XXII, No. 1. SiasatRakyat di Garis Depan Global: Politik Ruang Pasar dan Pemekaran Daerah di Tanah Papua.Salatiga: Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana, hal. 64-65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

14

dari otoritas negara dan ruang privat keluarga. Forum itu membentuk opini

publik melalui debat rasional.”11

Pemikiran di atas meyakinkan anggapan dasar penulis tentang dinamika

budaya mengkonsumsi pinang, di mana komunitas warga masyarakat

berkumpul dan berkomunikasi (share) sebagai orang yang sepengalaman dalam

kehidupan, sehingga melahirkan harapan, pandangan, pendapat, ide-ide dan

penilaian yang melalui aktivitas keseharian dalam semua bentuk relasi dengan

yang lain (the other) untuk mewujudnyatakan idealism sebuah kota sebagai

ruang publik bersama.

Menggunakan pemikiran Mudji Sutrisno dalam tulisannya bertajuk Krisis

Ruang Publik Kultural, potret ruang publik yang dinarasikan oleh Suryawan di

atas dapat menghantar kepada pemikiran untuk mempertanyakan hadirnya

fenomena modernitas, dalam arti rasionalitas ekonomi modern akan menggusur

dan menggantikan konsep serta sistem ekonomi tradisional suatu masyarakat.

Mudji Sutrisno menyorot:

“… soal penghayatan ruang bersama yang bergeser darimakna kultural menjadi ekonomis serta apa yang berebut dansiapa yang memperebutkan ruang bersama itu; kekuatan-kekuatan manakah sehingga para pemilik awal yang semulaaktif kini menjadi penonton pasif ? … Atau lebih tandas lagi,kini penonton-penonton itu sudah dijadikan obyek konsumsi

11 F. Budi Hardiman (ed.). 2010. Ruang Publik. Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampaiCybercpace. Ruang Publik dan Ruang Privat dalam Tinjauan Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius, hal.271.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

15

atau sekedar konsumen karena ruang bersama di dominasioleh pemodal?”12

Pada giliran selanjutnya, muncul regulasi-regulasi yang merupakan

bahasa kebijakan, menuntut penyeragaman budaya pada ruang publik kota

justru memperjelas hadirnya sikap diskriminatif dalam memberikan penilaian,

stigma, dan justification terhadap indigenous budaya mengkonsumsi pinang

dalam masyarakat Papua di Manokwari.

Sikap dan kebijakan publik yang mengintervensi praktek budaya lokal –

mengkonsumsi pinang – telah mengekang dan mempersempit ruang gerak

asosiasi bebas warga konsumen buah pinang, sehingga mengancam

keberlangsungan kultur dalam relasinya dengan kehidupan sosial ekonomi

masyarakat di Papua. Hal ini merupakan indikasi adanya persoalan kehidupan

budaya yang diakibatkan dari kontestasi hegemoni dalam mobilitas sosial,

ekonomi, budaya serta politik pada forum publik.

Kesenjangan ekonomi, sosial politik dan budaya warga Papua telah

menjadi bahan perbincangan serius; kesenjangan antara warga asli dan

pendatang menjadi sebuah potret Papua yang memprihatinkan. Tim Jurnalis

12 Ibid. hal.282.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

16

Kompas13 melalui ekspedisi lapangan pada tahun 2007 memberikan

laporannya:

“… perekonomian rakyat Papua bisa dikatakan jalan ditempat. Di berbagai wilayah, mulai dari Teluk Bintuni hinggaMerauke, memang terlihat ada kemajuan pembangunan fisik.Namun yang lebih berperan dalam pembangunan danmenikmati kemajuan itu adalah para pendatang, terutamamereka yang berasal dari Buton, Bugis, dan Makassar(Sulawesi), yang lebih dikenal dengan istilah BBM. Orangasli Papua, terutama mama-mama, pada umumnya hanyamampu berdagang seadanya, seperti menjual pinang-sirih,sayuran, dan ikan di sekitar pertokoan yang dimilikipendatang.”

Otoritas kampung sebagai ruang sosial tak terbatas telah mengalami

pergeseran yang diakibatkan oleh adanya dominasi (hegemonisasi) kekuatan

baru (modernitas). Suatu proses pergerseran otoritas sosial: “… the old regime

no longer had the authority it had once commanded: consequently it could no

longer hold fast against further changes.” (Buchanan. 2000:2) yang muncul

dengan suatu perubahan otoritas kota sebagai ruang sosial terbatas, sehingga

melahirkan suatu kampung dalam kota yang mempersempit ruang gerak

praktek kultur masyarakat setempat.

Kampung dalam kota merujuk pada suatu habitat kehidupan sosial yang

khas, tempat membentuk pengalaman subjektif orang-orang dan kelembagaan

yang ada di dalamnya. Habitat ini terbangun karena adanya mobilitas kaum

13 Fandri Yuniarti (ed). 2009. Ekspedisi Tanah Papua Laporan Jurnalistik Kompas. Terasing di TanahSendiri. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hal. xii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

17

migran, yakni para pendatang yang mempersepsi dirinya sebagai pelaku-pelaku

ekonomi pasar atau pun pegawai (abdi) keprajaan pada suatu ruang publik

yang telah berdomisili masyarakat setempat dengan kultur kesehariannya.

Keadaan ini menyuburkan dinamika kontestasi dalam ruang publik dengan

ketidakteraturan dan ketegangan.

Wacana-wacana kritis di atas menjadi alasan-alasan diperlukannya

memperhatikan serta memberi tempat (akomodasi) bagi upaya-upaya

pelestarian indigeneous budaya masyarakat yang merupakan bagian dari

kearifan lokal dalam masyarakat Papua yang mengandung nilai dan makna

dalam keseharian hidup mereka. Maka melalui kajian ini diharapkan akan

dapat membantu mengartikulasikan sisi dinamika budaya mengkonsumsi

pinang dalam proses pembentukan ruang publik Kota Manokwari.

7. Kajian Teori

Untuk mengkaji topik di atas penulis mempergunakan konsep-konsep

pemikiran (teori) kajian budaya dari Michel de Certeau (1984) yang berjudul

The Practice of Everyday Life, sebuah karya akademik yang

mengkombinasikan dengan praktek kehidupan sehari-hari. Dalam kaitan

dengan dinamika budaya mengkonsumsi pinang pada proses pembentukan

ruang publik Kota Manokwari, penulis mengkorelasikan distingsi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

18

dibangun oleh Certeau mengenai strategi-strategi kekuasaan dan taktik-taktik

perlawanan yang terjadi dalam ruang publik tandingan.

Pembentukan ruang publik kota selalu menghadirkan opini, wacana serta

regulasi dari pemangku otoritas wilayah (rezim penentu) yang mempunyai

otoritas dominan dalam keseharian hidup masyarakat setempat. Kebijakan

publik yang terwujud dalam regulasi serta komitmen bersama, keduanya

terangkai dalam sistem administrasi publik:

“Administration is combined with a process of elimination inthis place organized by "speculative" and classificatoryoperations. On the one hand, there is a differentiation andredistribution of the parts and functions of the city, as aresult of inversions, displacements, accumulations, etc.; onthe other there is a rejection of everything that is not capableof being dealt with in this way and so constitutes the "wasteproducts" of a functionalist administration (abnormality,deviance, illness, death, etc.). To be sure, progress allows anincreasing number of these waste products to bereintroduced into administrative circuits and transforms evendeficiencies (in health, security, etc.) into ways of making thenetworks of order denser.”14

Reimagine dalam pemikiran Michel de Certeau untuk proses

pembentukan sebuah ruang publik kota sarat dengan dinamika: “They move

even the rigid and contrived territories of the medico-pedagogical institute in

which retarded children find a place to play and dance their "spatial stories.

These "trees of gestures" are in movement everywhere. Their forests walk

14 Michel de Certeau. 1984. The Practice of Everyday Life. University of California Press, Berkeley, hal.94-95.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

19

through the streets. They transform the scene, but they cannot be fixed in a

certain place by images.”(Certeau.1984:102). Subyek-subyek hadir

mentransplantasi, membawa pergi retoris dan menggusur analitis, sehingga

dalam kaitan dengan urbanisme hadir wandering of the semantics yang

terproduksi oleh massa. Hal tersebut membuat beberapa bagian dari ruang

publik menjadi hilang, distorsi, terpecah-belah, serta mengalihkan keteraturan

gerak menjadi kesengkarutan. Keadaan tersebut justru memberi keuntungan

kepada pihak yang mampu memainkan strategi dan taktik untuk menguasai

keadaan ruang publik dalam rangka pencapaian suatu tujuan.

Proses pergeseran (penyingkiran) pada ruang publik selalu dalam

klasifikasi gerak sosial masyarakat yang bersifat spekulatif. Pembedaan dan

pembagian-pembagian fungsi kota yang diakibatkan oleh pembalikan,

perpindahan, dan akumulasi pergeseran-pergeseran akan mengusik eksistensi

kultur suatu masyarakat yang telah mapan. Proses ini menjadi suatu resistensi

yang disebabkan oleh pertemuan tindakan penekanan (represi) dan perlawanan

terkait dengan eksistensi budaya mengkonsumsi pinang dalam keseharian

masyarakat. Suatu proses yang memicu ketidak-nyamanan situasi sosial yang

disebabkan oleh pelanggaran etika sosial.

Dengan modus penyeragaman budaya untuk sebuah gaya hidup

keseharian dengan konsep-konsep modernitas oleh subyek dominan terhadap

subyek masyarakat yang masih dinilai (dianggap) kolot dan tidak modern, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

20

ditandai dengan regulasi dan wacana, maka akan terbentuk imaji ruang publik

sebagaimana diinginkannya. Proses perjalanan situasi sejarah ini menurut

Benedict Anderson merupakan “alur pertumbuhan yang mungkin dapat

dinamai ‘sejarah komparatif’ yang pada gilirannya menuntun orang ke arah

konsepsi yang sampai saat itu belum pernah didengar orang, ‘kemodernan’

yang diperlawanakan dengan ‘zaman kuno’ (antiquity), niscaya tak

menguntungkan bagi yang disebut belakangan tadi.”15

Sebagaimana situasi sengkarut sebuah ruang publik kota yang

digambarkan oleh Michel de Certeau: "The city," like a proper name, thus

provides a way of conceiving and constructing space on the basis of a finite

number of stable, isolatable, and interconnected properties.”

(Certeau.1984:94). Demikian pula dalam realitasnya di Kota Manokwari semua

predikat dan fungsi yang beragam dapat berasosiasi atau pun justru

memisahkan diri, sehingga kota sebagai ruang publik bersama menyajikan

berbagai peristiwa dengan ketidakstabilan, diisolasi, properti yang masing-

masing saling berhubungan serta memiliki beragam makna.

Maka kota menjadi sebuah ruang pengucapan ketiga: “The intervention of

The Third Space of enunciation, which makes the structure of meaning and

reference an ambivalent process, destroys this mirror of representation in

which cultural knowledge is customarily revealed as an integrated, open,

15 Benedict Anderson. 2001. Imagined Communities. Komunitas - Komunitas Terbayang. Yogyakarta:INSIST, hal. 102.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

21

expanding code.”(Bhabha. 1994:54), sehingga ruang publik Kota Manokwari

realitasnya menjadi sebuah tempat pertandingan (the counter public sphere) di

antara otoritas-otoritas subyek peserta kontestasi. Ruang publik kota menjadi

arena dengan ketegangan yang disebabkan adanya dinamika negosiasi dan

perlawanan dari berbagai otoritas subyek. Beragam bentuk dan praktek

kekuatan struktural; aparatur birokrasi, elit politik, pengusaha, warga

masyarakat, serta hadirnya kebijakan pemerintah, paradigma pembangunan,

ideologi dan dominasi gaya hidup di dalam masyarakat, berlomba mempersepsi

kota sebagai ruang sosial tak terbatas

Kontestasi dengan berbagai dialektika negosiasi pada ruang publik

tandingan (the counter public sphere) tidak berhenti dengan penerapan strategi

dan taktik, menurut Certeau dalam prosesnya sangat mungkin terjadi

penjungkirbalikan posisi kontestan sebagai pemegang dominasi:

“By contrast with a strategy (whose successive shapesintroduce a certain play into this formal schema and whoselink with a particular historical configuration of rationalityshould also be clarified), a tactic is a calculated actiondetermined by the absence of a proper locus. No delimitationof an exteriority, then, provides it with the conditionnecessary for autonomy. The space of a tactic is the space ofthe other.”16

Oleh karenanya pemakai strategi sangat mungkin harus menerima

kekalahan dan harus berganti menerapkan taktik.

16 Ibid. hal. 36-37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

22

Strategi bermain dalam struktur resmi yang dilatarbelakangi rasionalisasi

sejarah yang dapat diklarifikasi, sebaliknya taktik terlahir ditentukan oleh locus

ruang lain yang berada di bawah otoritas pemakai strategi. Taktik bermain pada

arena organisasi (management) kekuatan asing yang dominan. In short, a tactic

is an art of the weak.17 Karena taktik terlahir sangat ditentukan oleh ketiadaan

kekuasaan, sedangkan strategi diselenggarakan berdasarkan postulat18

kekuasaan.

Pembentukan sebuah ruang publik selalu terjadi dalam suatu proses

interaksi sosial, dimana subyek-subyek saling membagi pengetahuan sehingga

membentuk suatu karakter yang akan melahirkan idea dan pengetahuan tentang

dunia sosial dengan ragam wujud, suasana, jenis serta ukuran ruang publik

sebagai ruangan tak terbatas. Dalam hal tersebut, Certeau menguraikan konsep

pemikirannya:

“It would be legitimate to define the power of knowledge bythis ability to transform the uncertainties of history intoreadable spaces. But it would be more correct to recognize inthese "strategies" a specific type of knowledge, one sustainedand determined by the power to provide oneself with one'sown place. … It makes this knowledge possible and at thesame time determines its characteristics. It produces itself inand through this knowledge.”19

17 Ibid. hal. 37.18 Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlumembuktikannya; anggapan dasar; aksioma.19 Ibid. hal. 37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

23

Tentang terbentuknya suatu ruang publik kota, pada buku The Practice of

Everyday Life dalam sub judul Walking in The City, Certeau memberikan

konsep pemikirannya dalam 3 (tiga) prasyarat operasional untuk terbentuknya

sebuah kota yang ideal sebagai ruang publik; (1) Produksi ruang dengan cara

mengorganisasi secara kompromis dalam pengelolaan fisik, mental dan situasi

politik; (2) Sinkronisasi sistem dengan suatu keberanian untuk keluar dari

kebiasaan dalam mengelola dan memanfaatakan peluang dari potensi resistensi;

pembatasan taktik, penyimpangan dan reproduksi kekeruhan sejarah; 3)

Menciptakan subjek universal yang anonim dalam sebuah kota, yang berupa

atribut-atribut serta model politik.20

8. Metode Penelitian

Pengkajian budaya yang mengambil topik Dinamika Budaya Konsumsi

Pinang dalam Pembentukan Ruang Publik Kota Manokwari dilakukan pada

lingkup kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Manokwari, secara lebih

khusus membatasi pada kebiasaan (tradisi) mengkonsumsi pinang yang telah

membudaya dalam keseharian masyarakat Papua.

Budaya mengkonsumsi pinang tetap bertumbuh kembang dalam arus

modernitas yang telah memasuki keseharian hidup daam masyarakat

20Disarikan dari: Michel de Certeau. 1984. The Practice of Everyday Life. University of CaliforniaPress, Berkeley. p.94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

24

Manokwari. Menurut Saukho dalam bukunya yang berjudul Doing Research

in Cultural Studies, pertumbuhan suatu sebuah tradisi/budaya masyarakat yang

berkembang dalam era globalisasi digambarkan pada posisi: “… between two

currents in empirical research in cultural studies that were interested in either

the microcosmos of individual experience or the macrocosmos of global,

economic powerstructures (Saukko,1998).”21 Dalam perkembangan budaya

tersebut akan menghadirkan berbagai pengalaman individu mau pun komunitas

masyarakat setempat, masyarakat migran, atau masyarakat urban yang ada di

Kota Manokwari Papua Barat.

Untuk memperoleh data dan informasi lapangan dalam rangka penelitian

dan pengkajian budaya mengkonsumsi pinang, penulis menggunakan teknik

pendekatan dengan metodologi yang didasarkan dari pemikiran-pemikiran

Michel de Certeau dalam bukunya The Practice of Everyday Life pada bagian

VII (Walking in the City). Dengan metodologi ini bertujuan untuk

mengartikulasikan wandering of the semantics22 (Certeau 1994:102);

menemukan serta membaca strategies dan tactics yang dipergunakan oleh

subyek-subyek pada lintasan yang tak teratur pada ruang publik masyarakat

urban; untuk melakukan penyelidikan (eksplorasi) dan penggarapan (elaborasi)

dari pengalaman-pengalaman hidup masyarakat dalam proses pembentukan

21 Paula Saukko. 2003. Doing Research in Cultural Studies. An Introduction to Classical and NewMethodological Approaches. London. Thousand Oaks. New Delhi : SAGE Publications, hal. 5-6.22 Istilah yang dipakai oleh Derrida. (Marges, 287, on metaphor.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

25

Kota Manokwari sebagai ruang publik berkelanjutan. Dengan metode ini

pejalan kaki/walker (peneliti: saya) bermaksud menemukan makna serta pesan

yang simpang siur dari ruang publik (territorial) Kota Manokwari tempat

warga masyarakat budaya konsumsi pinang masih hadir dengan eksistensinya.

Metodologi tersebut mendapatkan sebuah apresiasi dari Highmore: “I

want to show how the methodology of de Certeau is always also social.

Explicating his work of cultural policy is a way of making vivid something that

is already there in the historiography, in the contemporary ethnology.”23

Metodologi Walking in the City terinspirasi dari sebuah mitologi Yunani;

tentang sosok heroik Icorus yang dipandang sebagai tokoh simbol yang

memiliki keberanian dalam mengeksplorasi hal-hal yang baru, manusia dewa

(bersayap) tukang intip yang dalam posisi terbangnya mampu mengamati

obyek sesuai dengan tujuannya. Melalui metodologi Walking in the City,

walker menjadi pengamat sekaligus peneliti dengan menggunakan teknik/cara

untuk melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam ruang publik secara lebih

detail dan menyeluruh – bahkan tanpa harus memilih pada suatu obyek dengan

klasifikasi tertentu – pada yang tak teratur, kotor, tidak normatif atau pun

perihal yang tidak pernah dianggap umum dan wajar oleh penilaian publik

sekalipun. Dengan nongkrong, bertergur sapa, ikut ngobrol tanpa ujung

pangkal dari topik ringan sampai yang serius, peneliti bisa mendengar,

23 Ben Highmore. 2006. Michel de Certeau Analysing Culture. Continuum International PublishingGroup, New York, hal. 150.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

26

mengiyakan, sambil memperhatikan berbagai kejadian sepanjang perjalanan

(trajectory) dalam kerumunan orang, Dari setiap yang dipandang, didengar,

tercium dan terasakan sepanjang perjalanan peneliti dalam keseharian hidup

warga masyarakat Manokwari, penulis berkesempatan mendapatkan informasi

dan pesan-pesan bermakna dapat untuk dijadikan bahan kajian karya tulis ini.

Voyeurisme24 icorian menjadi sebuah karakter yang memiliki dorongan

tidak terbatas, dengan secara diam-diam mengintip, mengamati dan

memperhatikan secara seksama untuk memperoleh masukan berupa informasi

dan data dari peristiwa-peristiwa pada ruang publik yang diamati, sehingga

mendapatkan pemenuhan rasa puas atas kebutuhan dan keinginannya.

Demikian pula dengan berjalan kaki (blusukan), akan menjadi subyek

yang berkemungkinan menyerap beragam pesan dari kejadian-kejadian di

sepanjang dan selebar (ruang) kota. Menurut Certeau, Walker dapat mendekat

atau pun menjauh dari apa yang ada dan terjadi, bahkan dapat terlibat langsung

atau pun hanya mengamati dari kejauhan seperti dewa:

“An Icarus flying above these waters, he can ignore the

devices of Daedalus in mobile and endless labyrinths far

below. His elevation transfigures him into a voyeur. It puts

him at a distance. It transforms the bewitching world by

24 Voyeurisme adalah sebuah kelainan jiwa, di dunia kedokteran dikenal sebagai istilah skopofilia. Ciriutama voyeurisme adalah adanya dorongan yang tidak terkendali untuk secara diam-diam mengintipatau melihat seseorang yang sedang telanjang, menanggalkan pakaian atau melakukan kegiatanseksual, yang berlainan jenis atau sejenis tergantung orientasi seksualnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

27

which one was "possessed" into a text that lies before one's

eyes. It allows one to read it, to be a solar Eye, looking down

like a god. The exaltation of a scopic and gnostic drive: the

fiction of knowledge is related to this lust to be a viewpoint

and nothing more.”25

Pejalan kaki dapat menempatkan diri dalam berbagai posisi yang

memungkinkan untuk mendapatkan pengelihatan (visi) dan pesan-pesan yang

terkandung di dalamnya. Pesan-pesan tersebut akan bertransformasi dalam diri

sehingga menjadikannya sebagai seorang visioner. On the 110th floor, a poster,

sphinx-like, addresses an enigmatic message to the pedestrian who is for an

instant transformed into a visionary: It's hard to be down when you're up.

(Certeau.1984:92)26.

Untuk mendapatkan informasi dan data yang sahih penulis hadir dan

masuk dalam dinamika kehidupan warga masyarakat Numfor, Wondama serta

warga asli Papua lainnya yang pada umumnya memiliki kebiasaan

mengkonsumsi pinang buah mau pun pinang kering (gebe) di sekitar Kota

Manokwari Papua Barat. Kebiasaan yang telah membudaya ini merupakan

identitas simbolik yang memiliki makna dan kekuatan persaudaraan di antara

mereka.

25 Ibid. hal. 92.26 Ibid. hal. 92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

28

Dengan nongkrong, bertergur sapa, ikut ngobrol tanpa ujung pangkal dari

topik ringan sampai yang serius, peneliti bisa mendengar, mengiyakan, sambil

memperhatikan berbagai kejadian sepanjang perjalanan (trajectory) dalam

kerumunan orang, Dari setiap yang dipandang, didengar, tercium dan terasakan

sepanjang perjalanan peneliti dalam keseharian hidup warga masyarakat

Manokwar, penulis berkesempatan mendapatkan informasi dan pesan-pesan

bermakna dapat untuk dijadikan bahan kajian karya tulis ini.

Posisi peneliti menjadi pengamat (observator), pelaku yang terlibat dalam

obrolan bersama mama-mama penjual pinang serentak mendapatkan informasi,

pengetahuan, makna, serta pesan-pesan yang terkandung dalam ragam

peristiwa, yang kemudian mewacanakannya27 melalui proses pencarian relasi

kasualitas dari realita-realita yang ada. Dengan cara demikian, walker menjadi

penonton dan pemerhati yang berkesempatan menyesuaikan dengan posisi

dekat atau pun jauh dengan subyek serta obyek yang diamatinya dalam jarak

seperlunya. Proses ini menjadi teknik mendapatkan visi dan pesan untuk

dijadikan bahan kajian dan penyusunan karya tulis ini.

Informasi dan data lapangan selanjutnya dipertajam dengan hasil

dokumentasi visual dan wawancara lapangan terhadap berbagai pihak yang

sependapat, berselisih, dan bahkan dengan pihak yang selalu berbeda dalam

cara pandang maupun pun orientasi kemanfaatan dari kebiasaan mengkonsumsi

27 Kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikanpertimbangan berdasarkan akal sehat. (KBBI: 1612).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

29

buah pinang. Perihal tersebut terjadi dalam keseharian hidup warga masyarakat

yang berkonstelasi dalam ranah operasional komoditas ekonomi perdagangan

pinang pada locus ruang publik Kota Manokwari.

Dengan segala keterbatasan, pejalan kaki tidak akan mampu secara penuh

(totality) terlibat aktif dengan yang ditemuinya, namun yang bersangkutan

mempunyai kesempatan menjadi seorang vision atau pun creator untuk situasi

yang diidealkan pada masa selanjutnya.

Karakter tersebut menjadi acuan dasar melakukan penelitian guna

mendapatkan data-data lapangan untuk diklarifikasi dan analisa, sehingga

menjadi sebuah pesan bermakna. Pesan bermakna tersebut menjadi dasar

pembuatan sebuah teks cultural policy yang akan digunakan dalam

membangun dan mengubah (menyihir) suatu ruang publik menjadi sebuah kota

impian: “he ended by hoping for a 'nouveau monde' de l'Esprit".28

Upaya mendapatkan data dan informasi lapangan dalam penelitian kajian

budaya ini dengan teknik wawancara, pemotretan visual, serta studi

kepustakaan dengan pendekatan sebagai berikut;

1) Pendekatan Fenomenologis

Pendekatan ini menurut Moleong dalam buku Metodologi Penelitian

Kualitatif merupakan tradisi penelitian kualitatif yang “… berusaha

28 Peter Burke. 2002. The Art of Re-Interpretation Michel de Certeau. A Journal of Social and PoliticalTheory, No. 100, History, Justice and Modernization, hal. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

30

memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang

biasa dalam situasi tertentu. … Yang ditekankan oleh kaum fenomenologis

ialah aspek subyektif dari pelaku orang.”29 Tradisi mengkonsumsi pinang

dalam masyarakat tradisional Papua merupakan fenomena sosial-budaya

yang sarat dengan makna dalam keseharian hidup masyarakat setempat.

2) Pendekatan Etnografis

Pendekatan ini merupakan sebuah teknik peneliti dan pengamat dalam

mempelajari kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat, yakni budaya

mengkonsumsi pinang yang memiliki keterkaitan (konstelasi) dengan

subyek-subyek yang ada pada ruang publik Kota Manokwari.

Berkaitan dengan topik penelitian tentang dinamika budaya konsumsi

pinang dalam proses pembentukan ruang publik Kota Manokwari, maka

informasi dan data didapatkan pada:

1) Kelompok, lokasi dan responden/informan penelitian;

a. Dewan Adat Masyarakat Manokwari

b. Masyarakat publik Kota Manokwari.

c. Penjual pinang di Kota Manokwari

d. Masyarakat konsumen pinang di Kota Manokwari30.

e. Pemerhati masyarakat Papua

29 Lexy J. Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 9.30 Pada lingkup 3 distrik: Manokwari Barat, Manokwari Timur dan Manokwari Selatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

31

2) Penelitian Kepustakaan;

a. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

b. Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Manokwari

c. Artikel dan jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian

3) Sumber-sumber data yang bersifat sekunder didapatkan dari;

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Manokwari

b. Dinas Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kabupaten Manokwari

c. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manokwari

d. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari

e. Stasiun Regional RRI Manokwari.

f. Distributor dan pelaku bisnis perdagangan rokok

g. Website yang berkaitan dengan topik penelitian dan pengkajian.

9. Sistimatika Penulisan

Hasil kajian melalui penelitian lapangan ini disusun dalam 5 (lima) bab.

Bab I adalah Pendahuluan yang berisikan latar belakang, tema penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teoritis serta metode penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

32

Pada bab II akan mengurai tentang konteks wacana budaya konsumsi

pinang di sekitar Kota Manokwari Propinsi Papua Barat. Sub bab pertama

dipaparkan informasi tentang budaya konsumsi pinang di kepulauan Nusantara

(Indonesia), sub bab kedua tentang keadaan umum ruang publik Kota

Manokwari sebagai locus kajian budaya konsumsi pinang, dan pada sub ketiga

membahas wacana modernitas sebagai latar kebijakan publik dari sudut

pandang kebiasaan mengkonsumsi pinang pada ruang publik di Kota

Manokwari.

Dalam bab III akan dipaparkan perolehan data dan informasi dari

lapangan penelitian; konstelasi budaya konsumsi pinang dengan ruang publik,

imaji tentang konsumsi pinang dalam masyarakat asli dan pendatang di Papua,

keberbedaan idealisme dan citra kota modern yang melahirkan kontestasi,

konflik, kebijakan publik, serta dialektika negosiasi pada ruang publik Kota

Manokwari.

Pada bab IV akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah berkaitan

dengan ragam opini dan wacana publik tentang budaya mengkonsumsi pinang

dalam keseharian masyarakat di Kota Manokwari. Melalui analisa, interpretasi

dan refleksi, penulis berupaya mengartikulasikan fenomena budaya konsumsi

pinang dalam masyarakat di Kota Manokwari dalam rentang tahun 2010 hingga

tahun 2015 telah menjadi ruang pengucapan ketiga (the Third Space of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

33

enunciation)31 sebagaimana digagas oleh Homi K. Bhabha yang menjadi unsur

pembentuk realitas ruang publik Kota Manokwari di Propinsi Papua Barat.

Pada bab ini juga berisikan tentang pokok-pokok pemikiran Certeau

dalam The Practice of Everyday Life (1984) tentang dinamika negosiasi strategi

dan taktik untuk mewujudkan kemapanan dan ranah operasional sebuah kota

menjadi dasar analisa serta penjabarannya. Apresiasi dan pemikiran Ian

Buchanan (2000): Michel de Certeau Cultural Theorist; Ben Highmore (2006):

Michel de Certeau Analysing Culture serta tulisan pemikir akademik lainya.

Bab kelima berisi kesimpulan dari seluruh hasil kajian budaya ini.

31 Homi. K. Bhabha. 2007. The Location of Culture. London and New York: Routledge, hal. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

34

BAB II

WACANA BUDAYA KONSUMSI PINANG

Pada bab kedua ini akan mengurai tentang konteks wacana budaya

konsumsi pinang di sekitar Kota Manokwari Propinsi Papua Barat. Sub bab

pertama dipaparkan informasi tentang budaya konsumsi pinang di kepulauan

Nusantara (Indonesia), sub bab kedua tentang keadaan umum ruang publik

Kota Manokwari sebagai locus kajian budaya konsumsi pinang, dan pada sub

ketiga membahas wacana modernitas sebagai latar kebijakan publik dari sudut

pandang kebiasaan mengkonsumsi pinang pada ruang publik di Kota

Manokwari.

1. Budaya Konsumsi Pinang

1) Buah Pinang1

Tumbuhan pinang tersebar dan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat

di kawasan Asia. Dalam Jurnal Phytotaxa, Prof. Charlie D. Heatubun2

mengurai persebaran beragam spesies tumbuhan pinang di Kepulauan New

Guinea (Papua) dan Salomon yang berasal dari India dan China bagian

Selatan melaui Malaysia: “The palm genus Areca Linnaeus (1753: 1189) is

distributed from India and South China through Malesia to New Guinea and

1 Latin: areca catechu; Inggris: betel palm / betel nut tree.2 Guru Besar Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua (UNIPA) di Manokwari Papua Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

35

the Solomon Islands (Dransfield 1984, Dransfield et al. 2008), and contains

approximately 50 species (Henderson 2009).”3 Pinang merupakan sepecies

palma yang tumbuh di wilayah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Di

berbagai wilayah Nusantara tanaman ini mempunyai beragam nama; Aceh:

pineung, Batak Toba: pining, Sunda dan Jawa: jambe, Madura: penang, serta

masih ada sebutan lain untuk daerah yang berbeda.

Masa produktif tumbuhan ini setelah berumur 4 – 6 tahun, dan puncak

produksi dicapai pada umur 10 – 15 tahun hingga usia 20 tahun. Buahnya

dikatakan masak saat berubah dari warna hijau menjadi jingga atau merah.

Gambar 3. Tanaman pohon Pinang Keluarga Lazarus Fanghoydi Kampung Bouw Distrik Manokwari Barat.4

Tanaman dari keluarga (family) arecaceae ini berpotensi sebagai

tanaman obat dan beragam manfaat dalam keseharian hidup masyararakat

3 Artikel pada Jurnal Phytotaxa 28. Published: 14 Sep. 2011. Magnolia Press. hlm.6.4 Sumber: Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

36

penggunanya. Tumbuh pada segala jenis tanah, namun lebih cocok pada

tanah yang banyak mengandung unsur hara yang tidak berbatu dan berkapur,

pada ketinggiannya tanah antara 0 – 1.400 meter di atas permukaan laut (dpl),

namun sangat ideal pada kisaran 0 – 700 meter dpl. Pertumbuhannya

memerlukan cukup sinar matahari, tanpa genangan air, dan dengan suhu

antara 200C – 300C. Maka tanaman ini lebih banyak terdapat di daerah pesisir

pantai dari pada di pegunungan.

Gambar 4. Rangkaian buah Pinang yang siap dipanen.5

5 Sumber: https://www.google.co.id/search?q=buah+pinang. (7 Nopember 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

37

Zat yang terkandung dalam buah pinang meliputi arecolidine,

arecaidine, guvacoline, guracine dan beberapa senyawa lain, sedangkan

bijinya memiliki kandungan alkaloida;6 seperti arekaina dan arekolina yang

bersifat adiktif dan dapat merangsang (simultan) otak.7 Bijinya yang pahit,

pedas dan hangat, mengandung alkaloid 0,3% – 0,6%. Kandungan arecolin

dapat dimanfaatkan untuk obat cacing serta bahan obat penenang, maka

bersifat memabukkan penggunanya.8 Selain itu juga mengandung retanin

15%, lemak 14% (palmitic, oleice, stearic, caproic, caprilic, laoric, myristic

acid), kanji dan resin. Terlebih untuk bijinya yang masih segar terkandung

alkaloid 50% lebih banyak dibandingkan dengan biji yang telah mengalami

perlakuan. Buah pinang juga dapat dijadikan bahan industri sabun,

penyamakan kulit, pasta gigi, pewarna, kosmetik, cat air, pernis, dan seratnya

dapat dibuat kuas gambar atau kuas alis,9 sedangkan batang pohon ini dapat

dipakai sebagai jembatan atau talang air, dan melalui proses penyulingan,

daun pinang yang dicampur daun sirih akan dapat dihasilkan minyak untuk

menyembuhkan gangguan radang tenggorokan dan pembuluh bronchial.

6 Istilah "alkaloid" berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh CarlFriedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagaisenyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal,misalnya, morfina, striknina, serta solanina).7 www.deherba.com. Copyright 2015 PT Deherba Indonesia – Pakuan Hill, Livistona Blok C No. 18,Bogor 16137. (14-10-2015).8 tanamandanobat.blogspot.co.id/2008/12/pinang.html. 2 Desember 2008. (14-10-2015).9 James J. J. Carel Siahainenia. 2000. Potensi dan Prospek Pinang Sirih (Areca catechu) di Desa RimbaJaya Kecamatan Biak Timur Kabupaten Biak Numfor. Manokwari: Fakultas Pertanian UniversitasCenderawasih. hlm.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

38

2) Manfaat Mengkonsumsi Pinang

Konsumsi pinang merupakan proses meramu pinang segar (masih hijau)

mau pun kering (yang telah diiris dan dijemur), sirih, dan kapur yang

kemudian dikunyah. Bagi masyarakat di Asia Selatan, Tenggara serta Asia

Pasifik tradisi ini telah lama dilakukan. Pada umumnya aktivitas konsumsi

pinang dilakukan secara bersama-sama, oleh semua kelompok usia (kecuali

balita), wanita dan anak-anak, namun dalam beberapa etnis, dengan alasan

ritual adat maka hanya dilakukan oleh orang dewasa saja.

Karena bersifat stimulant, buah pinang dapat mempengaruhi proses

metabolisme serta kejiwaan konsumernya. Materi herbal ini diidentifikasi

mengandung stimulant narkotik ringan. Sirih pinang has been identified as

‘ein sehr mildes, narkotisch stimulierendes Genusmittel’ (a very mild,

narcotic stimulant) (Lewin 1889:69).10 Efek stimulantnya antara lain si

konsumer lebih mudah mengobral kata-kata, kurang mampu mengendalikan

diri dalam pemilihan kata.

Saat seseorang mengunyah akan memperoleh sensasi menyenangkan,

rasa pedas, panas, tajam, dan aromatik, sehingga terasa sedap di mulut. Jika

mengkonsumsi dalam jumlah berlebihan akan merasakan ketidakseimbangan

tubuh (Jawa: ngliyeng), bahkan bisa mabuk, tergantung pada ketahanan tubuh

masing-masing. Reaksi lain adalah membuat percaya diri, membangkitkan

10 Henri J.M. Claessen and David S. Moyer (ed.). 1988. Verhandelingen van Het Koninklijk IstituutVoor Taal, Land – en Volkenkunde. 131. Time Past, Time Present, Time Future Perspectives onIndonesian Culture. Dordreht-Holland / Providence –USA:Foris Publications. p.168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

39

semangat dan lancar dalam melisankan /mengomongkan apa saja yang ada di

dalam hati atau pikirannya, sehingga terkesan seperti orang mabuk yang

sembarangan bicara.

3) Budaya Mengkonsumsi Pinang di Indonesia

Tradisi mengkonsumsi pinang-sirih di Kepulauan Nusantara terbaca

dalam pada relief Candi Sukuh11 yang dibangun sekitar tahun 1359 Saka

(1437 Masehi), dengan jelas ditampilkan banyak pohon pinang sebagai latar

belakang bangunan rumah-rumah, dan latar peristiwa pertemuan-pertemuan

penting dan memiliki makna dalam keseharian hidup di masa itu. Secara

khusus pada relief tersebut digambarkan tegak berdirinya pohon pinang yang

mengayomi pertemuan sepasang mempelai (Sadewa dan Ni Padapa) yang

pada akhirnya menjadi pasangan suami istri. Pohon pinang dihubungkan

dengan peristiwa perkawinan antara kedua anak Bagawan Tambapetra

dengan Sadewa (Sudamala) yang telah berhasil menyembuhkan kebutaan

Bagawan tersebut.

Dari Kidung Sudamala ZANG (bagian) IV pada ayatnya yang ke 19-21

diceriterakan;

(19) Bagawan alon ujarre, lah nini hanakingwang,

haturakena kang sdah mengko, kalih siro pada hanembah

11 Berada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks KaresidenanSurakarta, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

40

ring sang sudamala mangke. (20) Lah ngaturri sdah mangke,

raden soka padap, semwerang nher hanapa mangko, hulih

bagya punika sedah, katurring sira rahaden. (21) Raden

sudamala linge, sawyanagapi sdah, lah hasuruda nini

sunmangko, ring panembahanira tuwan, hisun hatarima

manke. (22) Tambapetra lon ujarre, wus katanggapan sdah,

lah ta lungguha ninyanakingngong, ring sandingngira

rakanira, kalih halungguha raden.12

Gambar 5. Relief pada Candi Sukuh yang mengekspresikan pertemuan Sadewa alias Sudamala denganNi Padapa, anak dara Bagawan Tambrapetra. Pohon yang dilukis pada adegan ini adalah pohon pinang.13

Yang kemudian diterjemahkan sebagai berikut;

(19) Begawan Tambapetra manis kata-katanya: “Anak-

anakku, persembahkanlah sirih itu kepada kakandamu.”

12 Bobin AB dan Husna (penyalin). Candi Sukuh dan Kidung Sudamala. Diterbitkan oleh ProyekPengembangan Media Kebudayaan Ditjen. Kebudayaan Departemen Pendidikan dan KebudayaanR.I. hlm. 45.13 Sumber: www.kompasiana.com/ www.teguhhariawan/ leitmotiv-panduan-membaca-relief-552b20f5f17e610f74d623bf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

41

Maka mempersembahkan sirihlah kedua gadis itu kepada

Raden Sudamala. (20) Pada waktu ni Soka dan ni Padapa

mempersembahkan itu tampak agak malu mengeluarkan

kata-katanya: “Selamat datang Pangeran, hamba

persembahkan sirih kepada Tuan.” (21) Raden Sudamala

berkata, sambil menerima sirih: “Nah, sudah kuterimalah

sirih persembahan, silahkan mundur!” (22) Tambapetra

berkata manis: “Kini sirih telah diterima. Nah pergi duduk

di samping kakandamu, di situ berjajar dengan Rahaden

Sadewa!”14

Memang tidak disinggung berkaitan dengan kata buah pinang, namun

muncul kata sedah (sirih) – dalam relief tersebut terlihat jelas tegak berdiri 3

buah pohon pinang, dan bukannya pohon sirih – yang digunakan sebagai

piranti (alat) untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Sudamala atas

disembuhkannya Begawan Tambapetra. Ketulusan menghormati, menerima

kehadiran, dan terima kasih kepada Sudamala yang dilakukan dengan cara

mempersembahkan sedah (sirih) menjadi simbol dan memiliki makna

kekeluargaan, persahabatan dan bahkan terima kasih itu diwujudkan dengan

satu ikatan perkawinan15 antara kedua anak Tambapetra dengan Sudamala.

14 Ibid. hlm.90.15 Cerita di atas segaris dengan penyajian kakes (dalam sebuah piring yang berisi pinang, sirih, dankapur) dalam adat budaya meminang bagi masyarakat Suku Biak di Papua. Ketika pihak laki-lakiberkenan menikmati sajian kakes yang dibawa oleh pihak perempuan, berarti “sebagai tandaditerima dan tanda jadi” untuk melangsungkan pada jenjang perkawinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

42

Peristiwa pertemuan Sadewa alias Sudamala dengan Ni Padapa, anak

dara Bagawan Tambrapetra di bawah pohon pinang, dapat dikaitkan dengan

tahap persiapan menuju perkawinan,16 sebagaimana istilah meminang yang

digunakan dalam masyarakat Nusantara.

Menurut Roy E. Jordaan dan Anke Niehof dalam artikel Sirih Pinang

and Symbolic Dualism in Indonesia,17 menjadi salah satu sumber dalam

mendeskripsikan budaya konsumsi pinang dan pemaknaanya. Jurnal

antropologis ini mengangkat beberapa kebiasaan penggunaan sirih dan

pinang dalam keseharian masyarakat di Madura, Sulawesi, Sumba, Maluku

dan beberapa wilayah Timur Nusantara lainnya.

Dalam kehidupan masyarakat tradisional Malaysia, telah menjadi

kesepakatan bersama bahwa kebiasaan mengkonsumsi pinang dengan

menjamu daun sirih dan bahan-bahan lain merupakan bagian utama sebagai

tahap pembuka sebelum melakukan musyawarah, maka hingga kini

mengkonsumsi pinang tetap menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat

Melayu: “… it is customary in Malay society that a serving of sirih leaves

and other betel-chewing ingredients precedes any kind of deliberation, at it

suggests the ideas of understanding and agreement (Panuti 1983:231)”18 dan

16 Bobin AB dan Husna (penyalin). Candi Sukuh dan Kidung Sudamala. Diterbitkan oleh ProyekPengembangan Media Kebudayaan Ditjen. Kebudayaan Departemen Pendidikan dan KebudayaanR.I. hlm. 158.17 Ibid. hlm.168.18 Ibid. hlm.168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

43

tradisi tersebut hingga kini masih banyak ditemukan di wilayah Kepulauan

Nusantara (Indonesia).

Sejak kedatangan bangsa Portugis dan Belanda (abad 16) di kepulauan

nusantara, mereka telah mengapresiasi dan menyadari peran dan manfaat

tradisi mengkonsumsi pinang yang mampu membangkitkan dinamika

keseharian hidup masyarakat koloninya:

“Offering your guests the ingredients to make themselves a

betel quid still belongs to the rules of hospitality in many

rural areas in Indonesia. The Portuguese and the Dutch who

came to the archipelago in the 16th century quickly perceived

the great social importance of sirih chewing. As Rumphius

observed in 1741, it was necessary for those who daily mixed

with the native rulers to adopt the custom (Veenendaal

1985:88-82).”19

Rumphius melaporkan bahwa orang-orang yang kesehariannya berelasi

dengan petinggi wilayah setempat dianjurkan untuk dapat menyesuaikan diri

dengan budayanya, termasuk tradisi konsumsi pinang tersebut.20 Penyesuaian

terhadap tradisi setempat bertujuan untuk mempermudah pendekatan dengan

masyarakat setempat, dengan harapan maksud dan pesan-pesan

komunikasinya tersampaikan dan dipahami oleh masyarakat setempat. Sirih

pinang menjadi sangat berperan dalam upaya menjalin hubungan kekerabatan

19 Ibid hlm.168.20 Ibid. hlm.168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

44

“… sirih pinang also serves to mark specific kinship relationship …”21, yang

sekaligus dapat menjadi medium untuk tujuan-tujuan tertentu.

Roy E Jordan dan Anke Niehof mengurai tentang materi sirih pinang

dan pelengkapnya menjadi sarana budaya yang memiliki makna serta nilai–

nilai dalam kultur masyarakat Indonesia: “… how sirih pinang and its

accecories are used to underscore basic cultural notions and important

social distinctions throughout Indonesia. Our perspective will be that of sirih

pinang as a symbolic construct or a vehicle of meaning.”22 Sirih dan pinang

dalam budaya Nusantara mendapat apresiasi dan posisi bermakna dan

berharga, karena bukan hanya sebagai materi untuk dikonsumsi tetapi juga

mengandung filosofi, makna dan nilai-nilai budaya yang menjadi norma

dasar untuk menata kehidupan masyarakat dalam kesehariannya.

Gambar 6. Serangkaian bahan-bahan konsumsi pinang, yang selalu dipersiapkan dalampertemuan-pertemuan ritual adat siklus kehidupan masyarakat di sebagian besar wilayah Nusantara.23

21 Ibid. hlm.173.22 Ibid. hlm.16923 Sumber:https://www.google.com/search?q=gambir+sirih+pinang. (6 Nopember 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

45

Imaji menyeramkan sekaligus menakutkan berkaitan dengan pinang

juga diungkapkan oleh Roy E Jordan dan Anke Niehof;

In Couperus’s novel ‘De stille kracht’ (The silent force), for

example, supposedly evil supernatural powers mysteriusly

stain their victim with red phlegm while she taking a bath. In

less dramatic sources, however, sirih spittle is cited for its

healing powers, or it is used to smear upon ritual objects and

offerings. The terrifying effect that sirih spittle has on the

Dutch characters in Couperus’s novel could well be a

projection of the colonials’ fear of Eastern magic.24

Rodolf Mrazek dalam buku Outward Appearances. Trend, Identitas,

Kepentingan menuliskan bahwa ada banyak bagian dalam novel De stille

kracht, “Kekuatan Yang Tersembunyi” (1900) karya Hindia Couperus yang

memberi sugesti menakutkan. Tradisi konsumsi pinang memberi effect baca

dengan hadirnya kekuatan misterius dan supranatural jahat dari ludah merah

sirih pinang. Ludah merah pinang mampu memberi sugesti menakutkan,

yang diperhitungkan oleh pihak kolonial Belanda. Dapat dipahami bahwa ada

indikasi perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat pribumi kepada

kolonial Belanda dengan menggunakan kekuatan tersembunyi yang dipahami

sebagai a projection of the colonials’ fear of Eastern magic yang membuat

perasaan takut bagi kolonial Belanda.

24 Ibid. hlm.168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

46

Keterkaitan pemaknaan cerita yang ditulis Roy E Jordan dan Anke

Niehof dalam Sirih Pinang and Symbolic Dualism in Indonesia; to make a

marriage proposal is popularly called meminang (a verb form derived from

pinang) in Indonesian.25 Kata pinang sebagai kata benda dan meninang

sebagai kata kerja, memberi arah adanya kesepahaman makna dari obyek

material yang dibawa ke dalam suatu aktifitas yang membangkitkan dinamika

siklus kehidupan manusia (perkawinan).

Demikian pula dalam tradisi maupun keseharian masyarakat Numfor

(Biak), masyarakat Windesi serta Wamesa (Teluk Wondama) yang ada di

Manokwari Papua Barat, di dalam moment acara-acara yang berkaitan

dengan adat budayanya akan selalu ada jamuan sirih pinang. Pinang menjadi

satu simbol yang mempunyai makna dalam kehidupan sosial-kultur, sebab

dengan menyajikan kakes (berupa sirih, pinang dan kapur)26 akan miliki

dampak sosial serta makna persaudaraan pada diri setiap hadirin dalam

kebersamaanya. Kakes diperuntukkan bagi setiap hadirin yang mengikuti

pertemuan-pertemuan adat untuk merencanakan suatu pekerjaan atau

meyelesaikan masalah bersama yang berkaitan dengan sosialita

kemasyarakatan; misalnya membangun rumah, penyelesaian suatu masalah

25 Ibid. hlm.169.26 Bahasa Biak Papua, sebagai sarana, yang berupa penyajian sirih, pinang, kapur bagi para hadirinyang ada dalam acara musyawarah adat, merencanakan suatu pekerjaan, atau pun perhelatan yangmenyangkut sisi sosial kemasyarakatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

47

(perkara), mempersiapkan pesta perkawinan (meminang) atau pun siklus

peristiwa kehidupan bersama lainnya.

Pinang sirih menjadi sarana pembangkit semangat (spirit) etos

kehidupan yang telah membudaya dengan beragam fungsi; misalnya untuk

pemeliharaan dan kesehatan gigi, kakes (makanan kecil), Wor

K’bor27(inisiasi), Yakyaker (antar mas kawin), Kinsor (magic) dan juga

bahan kontak komunikasi.28

Mencermati Kidung Sudama serta beberapa adat budaya dalam

masyarakat Nusantara di atas, perlu dipahami dan menjadi asumsi dasar

bahwa meskipun sirih dan pinang yang dikonsumsi namun tetap saja akan

disebut sirih pinang. Dua kata tersebut membentuk konsep yang tidak hanya

menunjukkan materi sirih dan pinangnya, akan tetapi menjadi makna

simbolis untuk falsafah dan nilai-nilai kehidupan; seperti bersamaan,

kekeluargaan, serta wujud penghargaan terhadap subyek-subyek lain yang

berkaitan dalam keseharian masyarakat penggunanya.

27 Upacara inisiasi bagi para pemuda yang telah lulus (berhasil) dari rumah bujang (rumsram) yangdilakukan selama berminggu-minggu dengan tarian, nyanyian, dan juga minum saguer (swansrai).28 Diolah dari karya akademik James J. J. Carel Siahainenia. 2000. Potensi dan Prospek Pinang Sirih(Areca catechu) di Desa Rimba Jaya Kecamatan Biak Timur Kabupaten Biak Numfor. Manokwari:Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. hlm.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

48

4) Budaya Konsumsi Pinang di Papua

Mengkonsumsi pinang dinimakti oleh hampir semua kalangan (umur,

status, pekerjaan), menyatu padu dalam kehidupan sehari-hari. Kemana dan

dimana pun berada mereka selalu ada (stock) sirih dan pinang.

Ketersediaannya pun mudah diperoleh pada los-los atau lapak-lapak

penjualan yang berada di pasar sentral, pasar tradisional, pinggiran jalan serta

lorong-lorong pemukiman penduduk.

Gambar 7. Komoditi pinang kering (gebe) merambah pasar-pasar tradisional di Manokwari.29

Di Indonesia bagian Timur, terlebih pada masyarakat di wilayah pantai

bagian utara pulau Papua; seperti Biak Numfor, Serui, serta masyarakat

Teluk Wondama kebiasaan yang juga merupakan tradisi mengkonsumsi

(mengunyah) pinang yang disebut panon beren (Windesi) atau sauw

(Wamesa) serta an ropum dalam masyarakat etnis Biak Numfor di

Manokwari ini masih tetap eksis dan menjadi keharusan untuk disajikan

29 Sumber: Dokumen pribadi penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

49

dalam pertemuan-pertemuan formal mau pun non formal. Mengkonsumsi

pinang dan sirih secara bersama menjadi sarana utama untuk mengawali

suatu pembicaraan yang dinilai penting dalam kehidupan bersama, sehingga

tidak ikut mengkonsumsi pinang dapat dikatakan ‘tidak tahu adat’. Tetua adat

selalu membawa dan menyediakan sirih, pinang, dan kapur dalam

kesempatan-kesempatan bernuansa kelokalan adat budaya. Mereka saling

menawarkan seperangkat bahan konsumsi pinang, dan orang akan dinilai

beretika (tahu adat) jika sering menawarkannya.

Ketika dua atau tiga orang berkumpul sangat mungkin akan terjadi

aktivitas konsumsi pinang dan pemuntahan ludah merah yang disertai dengan

sekedar ngemop30 sampai dengan pembicaraan yang serius.

Seiring dengan mobilitas masyarakat asli Papua dan pendatang di

Manokwari, lambat laun kebiasaan mengkonsumsi pinang merambah ke

pedalaman. Sebagian masyarakat Pegunungan Arfak dan para pendatang di

Manokwari tampak sudah ikut serta dan biasa mengkonsumsi pinang, hal

tersebut terjadi seiring dengan proses relasi sosial dalam kehidupan sehari-

hari.

Mengkonsumsi pinang; sauw (Windesi), panon beren (Wamesa), an

ropum (Biak Numfor) telah menjadi identitas kultur masyarakat Papua yang

memiliki makna dan simbol kekeluargaan dan kesatuan masyarakat di

30 MOP adalah istilah dari Bahasa Belanda yang artinya lelucon. Dalam kehidupan masyarakat Papuamerupakan cerita-cerita lucu dan candaan dalam pergaulan sehari-hari. bdk. Stand Up Comedy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

50

Manokwar. Saat berkomunikasi (ngobrol) dengan teman atau kerabat sembari

mengkonsumsi pinang, memungkinkan munculnya berbagai wacana sosial-

ekonomi-politik berkaitan dengan pengalaman hidup individu maupun

komunal. Obrolan-obrolan tersebut memberi ruang dan kemungkinan

pergerakan eskalasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5) Wacana Mengkonsumsi Pinang dalam Masyarakat di Papua

Tradisi mengkonsumsi pinang dalam masyarakat Windesi, Wamesa

serta Biak Numfor di Papua telah berjalan turun-temurun dan diwariskan dari

generasi ke generasi, karena bermanfaat bagi ketubuhan dan memiliki fungsi

sosial dalam masyarakat maka eksistensinya bertahan hingga kini. Dalam

pemikiran dan keyakinan penduduk asli Papua, semua bagian dari pohon

pinang mempunyai manfaat, (misalnya untuk meningkatkan gairah seksual,

mengobati luka kulit, menguatkan gigi dan gusi, obat cacing, melancarkan

datang bulan (menstruasi), obat mimisan, sakit pinggang, mengecilkan rahim

pasca melahirkan, obat rabun mata, dan telinga bernanah. Maka pohon

pinang dengan semua bagiannya menjadi penting dalam keseharian hidup.

Karena fungsi, manfaat beserta maknanya maka obyek material ini menjadi

bernilai dalam sektor ekonomi, sisi sosial-budaya, mau pun sisi medis bagi

kelangsungan hidup manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

51

2. Ruang Publik Kota Manokwari Propinsi Papua Barat

1) Sejarah Kota Manokwari

Pada hari Selasa tanggal 8 November 1898 terjadi peristiwa

pembentukan pos pemerintahan pertama di Manokwari oleh Pemerintahan

Hindia Belanda. Residen Ternate Dr. D. W. Horst atas nama Gubernur

Jenderal Hindia Belanda melantik Tn. L.A. van Oosterzee menjadi

Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Irian Jaya

Bagian Utara). Tanggal tersebut akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kota

Manokwari melalui Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Manokwari

Nomor 16 Tahun 1995.

Pada masa Pelita IV pemerintahan Orde Baru, untuk mempersiapkan

pemekaran Wilayah Irian Jaya menjadi beberapa Propinsi, dengan alasan

faktor kesejarahan serta tempat pertama masuknya Pekabaran Injil di Tanah

Papua, Manokwari ditetapkan sebagai Pusat Pembantu Gubernur Irian Jaya

Wilayah II yang meliputi Kabupaten Dati II Manokwari-Sorong, Teluk

Cendrawasih dan Yapen Waropen. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45

Tahun 1999 ditetapkan status Propinsi Irian Jaya Barat yang selanjutnya

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tertanggal 18 April

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

52

2007 disebut Propinsi Papua Barat, yang memperoleh status Otonomi Khusus

dengan Manokwari sebagai ibu kotanya.31

Bagi masyarakat Nasrani di Papua, Manokwari selalu adalah tonngak

sejarah berkembangnya Agama Kristen di Tanah Papua, karena pada 5

Februari 1855 dua penginjil dari Jerman; Carl Wilhelm Ottow dan Johan

Gottlob Geissler menjadi orang-orang yang pertama kali menginjakkan kaki

di Pulau Mansinam32 serta memulai karya penginjilannya di wilayah Papua.

Oleh karenanya hingga saat ini sebagian masyarakat Nasrani33 tetap berjuang

menuntut pengakuan publik dan yuridiksi untuk menetapkan Manokwari

sebagai Kota Injil.

2) Ruang Publik Kota Manokwari

Kota Manokwari sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sekaligus Ibu

Kota Kabupaten Manokwari berada dalam sebaran 3 distrik (Manokwari

Barat, Manokwari Selatan dan Manokwari Timur), dengan luas wilayah

934,15 km² (20,09% dari luas wilayah Kabupaten Manokwari).

31 Website Pemerintah Propinsi Papua Barat : www.papuabaratprov.go.id32 Pada jarak kurang lebih 3 kilo meter dari bibir Pantai Pasir Putih kota Manokwari.33 Sumber Data: Manokwari Dalam Angka Tahun 2014; Kristen Protestan 64,46%, Katolik 5,12% ,Islam 29,91%, Hindu 0,34% dan Budha 0,12%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

53

Gambar 8. Peta geografis wilayah Propinsi Papua Barat

Gambar 9. Ruang pulik Kota Manokwari berada dalam sebaran 3 distrik; Manokwari Barat,Manokwari Selatan dan Manokwari Timur.34

34 Sumber: Dokumen pribadi penulis.

Bataspenelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

54

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari tahun

2014, pada Tahun 201335 Kota Manokwari berpenduduk 72.926 jiwa (14.986

KK).36 Pusat kota yang berada di wilayah Distrik Manokwari Barat

berpenduduk 57.333 jiwa mempunyai kepadatan dan kesibukan paling tinggi

dibanding 2 distrik lain yang berpenduduk 15.593 jiwa.

Pusat perkantoran kabupaten dan propinsi semula terdapat di Distrik

Manokwari Barat, namun seiring pengembangan infrastruktur pemerintahan

Propinsi Papua Barat konsentrasinya melebar di wilayah Kelurahan Sowi dan

Arfai. Akibatnya Distrik Manokwari Selatan semakin padat dan sibuk, walau

pusat bisnis tetap berada di wilayah Distrik Manokwari Barat.

Sejalan dengan berkembangnya Kota Manokwari sebagai Ibu Kota

Kabupaten dan Propinsi Papua Barat, terjadi mobilitas Ipoleksosbud yang

merubah kondisi Kota Manokwari. Oleh karenanya diperlukan perbaikan dan

peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang fasilitas publik. Bandara,

pelabuhan, hotel, penginapan, kafe, dan restoran menjadi kebutuhan

mendesak (urgent) untuk mengakomodir tuntutan situasi tersebut.

Tuntutan kebutuhan serta pengembangan struktur dan infrastruktur

mengundang naluri pengembang dan pebisnis dari luar Papua, mereka hadir

dan ikut serta menanamkan modalnya. Kehadiran para spekulan dalam

35 Data dari papua.go.id pada tahun 1995 berpenduduk 59.260 jiwa, dan di tahun 2012 berdasarkandata dari BPS Kabupaten Manokwari berpenduduk 109.747 jiwa.36 Sumber: Kabuapaten Manokwari dalam Angka 2014. BPS Kab.Manokwari. hlm. 06-27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

55

berbagai sektor dalam ruang publik tersebut menimbulkan kompleksitas

masalah kehidupan sosio-kultural warga masyarakat Kota Manokwari dan

sekitarnya.

Kota Manokwari menjadi sentra pasar (forum) pertemuan berbagai

kepentingan: “…kesendirian berhenti, pasar pun mulai; dan di mana pasar

mulai; mulai pulalah riuh rendah para aktor besar dan desau kerumunan lalat

beracun”37 tempat belangsungnya kontestasi para pemangku kepentingan

negara, pemodal, dan masyarakat sipil.

Di balik tampilan infrastruktur (fisik) ruang publik kota Manokwari

yang berkembang pesat, terlihat ketidakmapanan tumpukkan sampah,

kesemrawutan arus lalu lintas, dan bongkar pasang proyek infrastruktur yang

mengganggu kenyamanan mobilitas masyarakat, (atau bahkan) belum

mampu mengakomodir kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

3) Perkembangan Kota Manokwari

Manokwari sebagai kota bersejarah, dalam 117 tahun telah banyak

memiliki peristiwa yang mengubah tampilan fisik dengan ragam aspek

kehidupan sosial, politik, budaya dan juga perekonomiannya. Sekitar

tahun 1960an hingga 1970an adalah masa transisi dari pendudukan

37 St. Sunardi. 2003. Opera Tanpa Kata. Yogyakarta: Buku Baik. hlm.3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

56

Belanda ke operasi Tri Komando Rakyat (TRIKORA)38 dibawah

Komando Presiden Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang

Republik Indonesia.

Menyikapi operasi keamanan pasca pendudukan Belanda di Irian

Barat, beberapa tokoh Papua39 mengadakan pertemuan yang melahirkan

Organisasi Pemberontak Papua Merdeka (OPM). Pertemuan pada rumah

keluarga Watofa (26-28 Juli 1965) di Sanggeng Manokwari yang

dipimpin oleh Ferry Awom tersebut, bertujuan untuk memperjuangkan

kemerdekaan bangsa Papua, dengan cara melepaskan diri dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Antara tahun 1970an sampai 1990an digencarkan program

transmigrasi dari Jawa, Sulawesi, Timor serta pulau-pulau lain, sehingga

mempercepat mobilitas dan kepadatan populasi penduduk Manokwari,

Bintuni, Oransbari, Warmare dan sekitarnya. Situasi masyarakat

homogenitas berubah menjadi beragam (heterogen) dan latar belakang

etnis, budaya dan permasalahan kehidupan (multicultural) warganya.

Pada akhir Pelita II tahun 1979, Kabupaten Daerah Tingkat II

Manokwari mendapat penghargaan tertinggi dari Pemerintah Pusat

38 Dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961.39 Di rumah keluarga Watofa (Sanggeng Manokwari), yang dihadiri segenap komponen masyarakatManokwari; Kepala Suku Arfak Lodwijk Mandacan, Barent Mandacan, John Jambuani (KepalaKepolisian Papua), Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Marani, Fred Ajoi dan Jimmy Wambru.Sumber: www.komnas.tpnpb.net. (Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

57

berupa Pataka Parasamnya Purna Karya Nugraha40, sehingga pada

Palita IV Kota Manokwari ditetapkan sebagai Pusat Pembantu Gubernur

Wilayah II untuk Kabupaten Daerah Tingkat II Manokwari Sorong41,

Teluk Cenderawasih dan Yapen Waropen.

Dewasa ini Kota Manokwari berpenduduk dengan ragam etnis,

agama, serta gaya hidup. Selain penduduk yang telah lama menetap, juga

terjadi peningkatan penduduk baru (migrant). Kesemuanya mempersepsi

ruang publik kota Manokwari sebagai ruang sosial tak terbatas dengan

berbagai bentuk dan praktek kekuatan struktural aparatur birokrasi

(ideological state apparatus), elit politik, kapital modal, kebijakan

pemerintah, kebijakan publik, paradigma pembangunan, serta dominasi

gaya hidup masyarakat sipil (civil society).

Untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri, keluarga serta

mendapatkan keuntungan ekonomis, bagi masyarakat urban pada

umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai penjual jasa, penjual

makanan, pedagang, konsultan, ojek, sopir, karyawan/karyawati, therapis

pijat refleksi, buruh bangunan dan sebagainya.

40 Anugerah atas pekerjaan yang baik atau sempurna untuk kepentingan semua orang. Inimerupakan tanda penghargaan kepada suatu pemerintah daerah yang telah menunjukkan hasilkarya tertinggi pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun dalam rangka meningkatkan kesejahteraanseluruh rakyat.41 bdk. Manokwari sebagai Pusat Gereja Katolik Keuskupan Manokwari sejak 15 November 1966,yang kemudian pada 14 Mei 1974 menjadi Keuskupan Manokwari Sorong yang berkantor di KotaSorong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

58

Keadaan tersebut semakin memenuhi kesibukan ruang publik yang

memberikan harapan sekaligus meningkatkan beragam masalah publik.

Sebagai konsekuensi, ruang publik Kota Manokwari semakin mewujud

dalam ragam perbedaan ideologi politik, wacana dan opini, sebagai

sebuah representasi sosial keseharian hidup warga masyarakat.

Berkaitan dengan dunia bisnis pada sektor komoditi pinang, di

sepanjang jalan dari Wosi hingga Maripi tampak ratusan lapak jual buah

pinang,42 sedangkan untuk sektor komoditas pabrikan dikembangkan oleh

kalangan kelas menengah ke atas – yang mewujud super market, mall,

perhotelan, ruko, sentra-sentra pasar, dan jasa43 – hingga kini masih

berada di sekitar Distrik Manokwari Barat; pelabuhan laut, Jalan

Merdeka, Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora dan sepanjang jalan menuju

Bandara Rendani.

3. Wacana Modernitas Sebuah Ruang Publik Kota

Dalam serangkaian Peringatan Nasional Hari Habitat Dunia 2015,

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

menekankan perlu terciptanya ruang publik yang dapat dimiliki, diakses serta

dimanfaatkan oleh masyarakat secara bebas. Ruang publik bertautan dengan

42 Data penelitian lapangan dari sekitar Jalan Drs. Essau Sesa Wosi sampai dengan Kampung Maripiada 270 lapak penjual pinang.43 Pasar Borobudur, Pasar Sanggeng dan Pasar Wosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

59

manusia, ruang, serta dunia luas, maka harus dapat digunakan untuk berbagai

kegiatan dan kepentingan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial,

ekonomi, budaya, dan dapat diakses oleh masyarakat dengan berbagai

kondisi fisik.44

Globalisasi yang sarat dengan konsep modernitas mempengaruhi

imajinasi dan idealisme subyek-subyek masyarakat yang dalam sikap dan

wacana muncul dalam beragam tuntutan kebutuhan individu dan kumunal

dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta tanggapan-tanggapan dari

pemerintah, kelompok masyarakat, organisasi masyarakat, warga budaya,

serta warga masyarakat lainnya dalam suatu ruang publik kota.

Imaji dan konsep-konsep modernitas menekan (merepresi) eksistensi

budaya mengkonsumsi pinang oleh warga masyarakat, sehingga

memunculkan biunivocality yang mewujud praktek keseharian masyarakat,

kebijakan publik dan dalam pergerakan ekonomi pasar. Banyak plakat-plakat

larangan mengkonsumsi pinang, namun perdagangan komoditas pinang

justru semakin melaju dalam ruang publik kota Manokwari.

Peringatan ‘dilarang makan Pinang’ dan ‘jagalah kebersihan’ yang

tertempel pada ruang publik dirancang-bangun berdasarkan konsep-konsep

dan tuntutan modernitas. Kees van Dijk dan Jean Gelman Taylor dalam kata

pengantar buku CLEANLINESS AND CULTURE Indonesian histories,

44 Diolah dari MEDIAPAPUA.com. Kementrian PU Turut Berperan Dalam Upaya PengembanganRuang Publik. (17/10/2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

60

bertutur mengenai konsep berpikir tentang bersih dan kotor: “Perceptions of

cleanliness and dirtiness have been used to describe, praise and denounce

individuals and groups subscribing to different social, economic, religious or

ethnic backgrounds.”45 Pemahaman tersebut berasumsi bahwa motto bersih

itu indah atau pun putih itu suci yang sering kita dengar dan ucapkan belum

tentu menjadi bermakna bagi warga masyarakat publik kota Manokwari mau

pun masyarakat Papua pada umumnya.

Kebijakan-kebijakan publik yang diwujudkan dalam ide, sikapm

perilaku mau pun regulasi-regulasi atas dasar wacana misi suci untuk sebuah

maksud pemberadaban serta mengangkat derajat kemanusiaan pada suatu

masyarakat, menjadi kontra produktif ketika berhadapan dengan kultur

masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi mengkonsumsi pinang.

Kebijakan publik, persepsi dan penilaian masyarakat modern yang terkait

dengan konsep bersih menjadi berbeda sudut pandangnya dengan konsep

yang dimiliki oleh warga budaya konsumer pinang: “… alienation of land,

forced labour recruitment and migration, and the destruction of the local

social structure and culture.”46 Hal ini menjadi berbeda dengan harapan yang

terkandung dalam Tema Hari Habitat tahun 2015 yang merujuk pada isu-isu

terkait dengan pembangunan pemukiman dan perkotaan, Public Spaces for

All, Ruang Publik Untuk Semua, UN-Habitat dan warga masyarakat tentunya

45 Kees van Dijk dan Jean Gelman Taylor (ed.) 2011. Cleanliness and Culture Indonesian histories.Leiden: KITLV Press. p.vii.46 Ibid. hlm.1-3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

61

berharap bahwa ruang terbuka, jalan, jalur pedestrian (trotoar), pasar, taman

bermain, serta fasilitas publik lainnya dapat menjadi suatu ruang dengan

karakternya yang responsif, demokratis dan bermakna. Dengan pemahaman

demikian, maka apa yang terjadi pada ruang publik Kota Manokwari menjadi

berbeda – bahkan bertolak belakang – dengan harapan warga masyarakat dan

UN-Habitat.

Hal tersebut membangkitkan pertentangan persepsi pada forum publik

kehidupan masyarakat di Kota Manokwari, keinginan untuk hidup secara

intens harus berhadapan dengan situasi publik yang sarat dengan kontestasi

dan resistensi ideologi, politik, sosial, dan ekonomi dan budaya; menjadikan

semangat hidup dan kemerdekaan sebagian warga masyarakat menjadi pudar

dan sulit menemukan kembali identitas diri dengan makna tradisinya. Bagi

warga masyarakat budaya yang tidak memiliki kebiasaan serta tradisi

mengkonsumsi pinang dan mempunyai konsep idealism untuk sebuah ruang

publik kota modern, akan semakin menyudutkan dan mempersempit

representasi sosial warga masyarakat yang mengkonsumsi pinang pada posisi

yang kontra produktif dalam upaya mewujudkan imajinya tentang kota

modern yang tertata rapi, bersih dan elegant.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

62

BAB III

KONSTELASI KOMODITAS DAN BUDAYA KONSUMSI PINANG

DALAM IDEALISME MODERNITAS RUANG PUBLIK

Dalam bab ketiga ini akan dipaparkan perolehan data dan informasi dari

lapangan penelitian; konstelasi budaya konsumsi pinang dengan ruang publik,

imaji tentang konsumsi pinang dalam masyarakat asli dan pendatang di Papua,

keberbedaan idealisme dan citra kota modern yang melahirkan kontestasi,

konflik, kebijakan publik, serta dialektika negosiasi pada ruang publik Kota

Manokwari.

Informasi dan data lapangan selanjutnya dipertajam dengan pengambilan

dokumentasi visual dan wawancara lapangan terhadap berbagai pihak yang

sependapat, berselisih, dan bahkan dengan pihak yang selalu berbeda cara

pandang maupun pun orientasi kemanfaatan dari kebiasaan mengkonsumsi buah

pinang. Hal-hal tersebut terjadi dalam keseharian hidup warga masyarakat yang

berkonstelasi di antara – dan juga di dalam – ranah operasional komoditas

ekonomi perdagangan pinang serta konsumsi pinang sebagai bagian yang tak

terpisahkan dengan penghayatan hidup kultural warga masyarakat Papua.

Kebiasaan mengkonsumsi pinang menjadi sebuah forum dalam keseharian

hidup masyarakat di Papua pada umumnya. Forum tersebut menjadi tempat

pengucapan ketiga, ruang publik khusus (terbatas) sebagai ajang berefleksi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

63

mengolah pengalaman hidup1 pribadi dan sosial yang dapat menumbuh-

kembangkan potensi-potensi fisik, mental, dan idealisme dalam konstelasinya

dengan tugas dan fungsi apparatus negara (state), masyarakat sipil (civil

society), kapital modal (capitalism) dan media publik. Elemen-elemen tersebut

merupakan faktor pendorong eskalasi dinamika kultur dan kehidupan sosial

pada lingkup relasional keseharian hidup warga masyarakat publik di Kota

Manokwari.

Aktivitas ini dengan mudah ditemukan pada setiap lorong pemukiman,

gardu/pos ronda, teras toko, mau pun pada keramaian ruang publik lainnya.

Bahkan di dalam kendaraan pribadi, kendaraan-kendaraan operasional (bahkan

pada mobil ambulans), dan angkutan darat pada umum. Akibatnya banyak

limbah pinang berceceran di dinding rumah, perkantoran, bangunan-bangunan

publik, trotoar dan jalan raya, pos ronda, pasar, serta sudut-sudut ruang publik

lainnya.

1. Blusukan di Kota Manokwari

“Blusukan” bersama sebuah “Idealisme” Kota Manokwari adalah

mengenang “tempo itu”. Mengamati sekitaran Pelabuhan Laut Jalan Siliwangi,

menyusur ke Jalan Merdeka, Jalan Bandung, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Yos

Sudarso, Jalan Pegunungan Salju, Jalan Trikora Wosi, jalan ke arah Bandara

1 Memakai istilah Gunawan Mohamad yang menyebut sebagai “pasar” tempat mengolah pengalamanhidup. Sumber : St. Sunardi. 2003. Opera Tanpa Kata. hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

64

Rendani hingga Jalan Esau Sesa yang berdiri megah Hotel Neu Aston

Manokwari. Di sekitar perjalanan tersebut dapat ditemukan tempat-tempat

makan yang saat itu cukup bergensi; seperti Warung Makan Solo, Bakso

Malang, Hawai Resto, Rumah Makan Sukasari yang kesemuanya banyak

dikunjungi oleh para pejabat, pengusaha (boss-boss), pegawai negeri dan

kantoran, serta belasan bar tempat orang duduk-duduk bersantai dan berdendang

diiringi dengan segala macam musik sambil menikmati rokok, soft drink mau

pun minuman beralkohol.

Pengamatan dan penelitian dimulai dari perempatan jalan pertemuan

antara Jalan Palapa dan Jalan Ekonomi Reremi menuju Jembatan Sahara

Manokwari. Di sekitar jalan tersebut telah bisa ditemukan sosok perempuan

penjual pinang dan bensin pada lapak jualannya. Tampah sosok penjual pinang

tersebut menyajikan (sesekali menata) tumpuk demi tumpuk pinang buah segar,

pinang kering (gebe), bunga sirih, serta kapur di atas lapak pada pondok

jualannya.

Dengan alasan sebagai tonggak sejarah penginjilan (evangelisasi) di

Papua, yang ditandai dengan gigihnya semangat perjuangan sebagian

masyarakat Nasrani Manokwari untuk memproklamirkan identitas Manokwari

sebagai Kota Injil, sekaligus pelarangan beredarnya minuman keras pada era

kepemimpinan Bupati Drs. Dominggus Mandacan2, tempat-tempat bersantai di

atas harus menurunkan papan namanya satu persatu. Namun hal itu bukan

2 Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 5 Tahun 2006, tertanggal 1 Desember 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

65

berarti tidak adanya lagi orang beribut karena mabuk di jalanan, pun tidak

berarti bersihnya minuman keras beredar, sebab hingga saat ini masih banyak

beredar minuman keras dalam berbagai jenis; seperti Cap Tikus (CT)3, yang

bermerek,4 mau pun Milo5 hingga kampung pedalaman.

Pada hari-hari selanjutnya penulis sebagai pengamat dan peneliti blusukan

tak terarah, dimana saja menemui penjual pinang, penginang, masyarakat Papua,

amber (pendatang dari luar Papua), serta orang-orang yang penulis anggap

bersangkut paut dalam pragmatisme sekitar dunia pinang.

Gambar 10. Sebuah lapak jualan pinang di Jalan Sujarwo Condronegoro – Manokwari Barat.6

3 Minuman yang didatangkan dari Sulawesi Utara (Manado), terbuat melalui proses penyulingan daribuah pohon enau/aren.4 Bir,Whisky, Jenever, Tiquela, Topi Miring, dan sejenisnya.5 Istilah untuk penyebutan minuman beralkohol, buatan masyarakat lokal di sekitar Manokwari, danatau Papua pada umumnya. Bahannya juga berasal dari buah pohon enau/aren.6 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

66

Selayaknya para penjual umumnya, tampak mereka berusaha mengurai

senyum dengan wajah ceria sambil sesekali menata jualannya, berharap

datangnya pembeli yang lebih banyak. Dengan penuh kesabaran sambil ngobrol

tanpa ujung pangkal dengan beragam topik, sambil mengkonsumsi pinang

mereka bersama teman/keluarga/pembeli mengisi waktu dengan bercengkerama

menanti kedatangan pembeli.

Sambil menapaki jalan, penulis memperhatikan dan mencoba menelaah

dengan seksama bentuk dan wujud bangunan lapak-lapak penjualan pinang,

perilaku penjual dalam menanggap pembeli maupun orang yang lewat di

depannya, sarana pendukung jualan, perilaku membuang ludah pinang, serta

respons orang yang melihatnya, warna-warni (atap, dinding, model) pondoknya,

lingkungan tempat berjualan, serta wajah hotel, ruko, swalayan, café, resto,

rumah makan yang di lingkupi lapak-lapak jual pinang dan penginangnya.

Dari catatan lapangan selama 8 (delapan) hari pertama masa penelitian

terhitung 1.554 lapak jualan pinang7 di Kota Manokwari dan sekitarnya8;

terbentang dari Bandar Udara Rendani – Transito Wosi – Sowi – Maripi, dari

Transito Wosi – Jalan Pahlawan – Sanggeng – Yapis – Arkuki – sekitar

Jembatan Sahara – Kampung Bouw, dari perempatan Makalow (arah Jalan

7 Dengan modal belanja sekitar Rp. 50.000,00. s.d. Rp. 250.000,00./lapak (rata-rataRp.150.000,00./lapak)8 Pada 3 wilayah distrik; Manokwari Barat, Manokwari Timur, dan Manokwari Selatan. Angka iniberbeda dengan data yang diperoleh dari Dinas Perindustian, Perdagangan, Koperasi dan UMKMKabupaten Manokwari tertanggal 31 Agustus 2015,berjumlah 723 penjual Pinang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

67

Gunung Salju) – Manggoapi – Tugu Amban – sesepanjang jalan depan

Universitas Negeri Papua (UNIPA) – Amban Pantai – Susweni, dan dari

perempatan Makalow – Pertokoan Kota – Pelabuhan Laut – Kampung Ambon –

Pasir Putih hingga Arowi.

Asumsi titik awal perjalanan penelitian dari sekitar Pasar Sanggeng,9

penulis berjalan menuju beberapa tempat yang berjarak relatif jauh (sekitaran

kota), untuk memperoleh data lapangan yang dilakukan pada rentang wilayah

Rendani (5,7 km.), Arfai (14 km.), Maripi (16 km.), Amban (7 km.), Amban

Pantai (9 km.), Pantai Pasir Putih (7 km.), Susweni (10 km.), dan Arowi (9,9

km.) dengan fasilitas berupa sebuah sepeda motor10 menuju area yang jarang

rumah penghuni, penggalan hutan lebat. Sedangkan untuk dalam kota penulis

cukup dengan berjalan kaki (blusukan).

Seorang tokoh masyarakat asli Sidey Pantai Manokwari, Agustinus Moktis

(55) dan Pater Anton Tromp (69),11 seorang misionaris Augustinian di Tanah

Papua menjelaskan bahwa budaya ini dibawa ke kawasan Teluk Doreri dan

daratan Manokwari12 oleh saudara-saudara dari suku Biak13. Mereka selalu

9 Pasar sentral di Kota Manokwari.10 Honda Astrea Grand Nomor Polisi DS 3423 DC, diparkir (atau dititipkan) di sekitar wilayah tersebut,kemudian berjalan kaki untuk bisa melihat suasana, kejadian, keseharian situasi sosial, budaya,ekonomi dari warga masyarakat Kota Manokwari; serta menemui responden, dan ngobrol bersamamereka untuk mendapatkan informasi/data sekitar budaya konsumsi pinang.11 Misionaris Augustinian dari Belanda yang sekaligus pemerhati masyarakat sosial Papua, yang sudahberkarya puluhan tahun di Tanah Papua.12 Manokwari berasal dari Bahasa Biak: mnukwar yang berarti kampung tua.13 Suatu suku etnis di bagian utara Pulau Papua yang termasuk handal dalam menggunakan perahuuntuk menjelajahi wilayah-wilayah pantai serta pedalaman di Wilayah Papua dan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

68

membawa dan mengkonsumsi buah pinang kemana saja pergi dan lambat laun

kebiasaan ini diikuti oleh warga masyarakat di sekitar pantai dan dataran

Pegunungan Arfak Manokwari.

2. Konstelasi Budaya Konsumsi Pinang dengan Ruang Publik

Dari perjalanan blusukan dalam keseharian hidup warga masyarakat Kota

Manokwari dan sekitarnya, penulis memperoleh pesan dan makna yang

terkandung dari wandering of the semantic pada data dan fakta lapangan; dari

obrolan di gardu atau pos ronda, tumpukan sampah yang berserakahan,

kenyamanan dan kebersihan hotel dan perkantoran, kerumunan khalayak, serta

pesan-pesan lain yang mencirikan warga pengkonsumsi buah pinang dalam

konstelasinya dengan kebijakan pemerintah, pemodal, masyarakat sosial, dan

media yang ada di Kota Manokwari.

1) Kebijakan Aparat Pemerintah

Pemerintah Daerah setempat yang terepresentasikan melalui kebijakan

struktural Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari

Dinas Perdagangan Kabupaten Manokwari, Rosita Watofa menuturkan rasa

prihatin terhadap kesenjangan dalam cara mengelola (management) jualan

antara pedagang dari luar Papua dan asli Papua; Ia “melihat perkembangan

dunia usaha sekarang ini, mereka14harus belajar”. Oleh karenanya ia

bersama team dalam dua tahun terakhir ini (2014-2015) banyak menyisihkan

14 redaktur: para pedagang dari masyarakat asli Papua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

69

waktu untuk mengadakan pembinaan kepada mama-mama penjual pinang;

memberikan pemahaman, penyadaran serta pelatihan tentang ketrampilan

praktis mengelola jualan pinang, karena dengan manajement kasih15 yang

selama ini dilakukan oleh mama-mama penjual pinang tanpa

memperhitungkan profit, jasa produksi dan distribusi, mama-mama dorang16

tidak akan mampu menyokong kebutuhan ekonomi rumah tangga.

Menjadi sebuah pertanyaan yang mendalam; ‘mengapa mereka tetap

saja bisa berjualan hingga saat ini?’ Memang mereka belum tentu akan

mendapatkan profit yang dapat menyokong ekonomi rumah tangganya,

namun dalam diri mereka mendapatkan suatu kepuasan (pleasure) dari sisi

immaterial.

Gambar 11. Lapak jualan pengecer pinang seadanya di sepanjang Jalan Siliwangi,(depan) Pelabuhan Laut Manokwari.17

15Manajement jualan yang berdasarkan persaudaraan, kekerabatan dan pertemanan yang tanpamemikirkan akibat untung rugi secara ekonomi dari suatu bidang usahanya.16Sebutan khas dialek Papua untuk menunjuk orang ketiga jamak; dia orang-orang (mereka).17 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

70

Perhatian yang sama juga diberikan oleh Asosiasi Pengusaha Asli

Papua (ASPAP) di Manokwari, yang peduli menumbuh-kebangkan potensi

dan peranan masyarakat Asli Papua dalam budidaya, produksi, serta

distribusi pinang sebagai salah satu usaha untuk memenuhi tuntutan

kebutuhan konsumernya. ASPAP membantu mama-mama penjual pinang

dengan membuat dan memperbarui pondok-pondok dan lapak jualan pinang

dengan ‘atap biru’nya di sekitaran Kota Manokwari.

Melalui program REVITALISASI PONDOK DAN MEJA JUALAN

PENGUSAHA MIKRO dan KECIL (MAMA PAPUA) yang pada tahun

2014 telah merealisasikan bantuan perbaikan dan pembuatan lapak-lapak

jualan pinang “atap biru”18 sebanyak 50 unit.

Gambar 12. Kepedulian dan perhatian ASPAP terhadap UMKM “mama – mama penjual pinang”.19

18 Bangunan lapak penjualan pinang dengan atap seng yang berwarna biru.19 Dokumen Pribadi Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

71

Gambar 13. Satu dari 50 unit lapak jual Pinang “atap biru”, bantuan ASPAP Manokwari.20

Diungkapkan oleh Ibu Rosita Watofa, bahwa dalam relasi kultur sosial

masyarakat Papua lebih mendasarkan budaya kasih, sehingga dengan

manajerial dagang modern menjadi begitu asing dan tidak familier. Tata

kelola dagang menjadi sebuah symbol modernitas yang berhadapan (vis-à-

vis) dengan kultur kehidupan mereka, karena “usaha21 bukan budaya

mereka”.

2) Kapital Modal

Pinang sebagai sebuah komoditas menggurita pada sendi-sendi

perekonomian yang berpotensi menggerakkan dinamika – forum publik –

kultur keseharian masyarakat Papua. Komoditas pinang berkonstelasi

dengan sistem kapital modal; produksi, distribusi, serta budaya

20 Dokumen pribadi penulis.21 Redaktur: dagang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

72

konsumsinya. Oleh karena itu mobilitas budaya konsumsi pinang berada

dalam ranah serta dinamika kehidupan sosial-ekonomi dan budaya pada

ruang publik kota Manokwari. Penghayatan kultur memberi celah bagi

pemilik modal (capital) untuk mengembangkan investasinya dengan profit

yang menjanjikan.

a. Nilai Ekonomis Komoditi Pinang

Pinang merupakan komoditi ekonomi yang dalam mobilitas pasar

lokal mampu merambah lintas pasar regional, mendominasi pasar

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumennya di Papua. Dinas

Perdagangan dan UMKM Kabupaten Manokwari berharap dengan

komoditas ini akan mampu menyokong usaha mama-mama penjual

pinang dalam usaha memperkuat ketahanan ekonomi dan

kesejahteraan rumah tangganya.

Dengan asumsi perhitungan yang didasarkan pada jumlah modal

serta jumlah penjual pinang di sekitar Kota Manokwari, komoditi

pinang mempunyai omset sekitar Rp. 6.993.000.000,00/bulannya.

Angka ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: 1.554 (jumlah

lapak penjual pinang) X Rp. 150.000,00.(rata-rata modal usaha)22 X 1

bulan (30 hari) = Rp. 6.993.000.000,00. /bulan, atau berkisar Rp.

22 Dari hasil perolehan data lapangan rata-rata modal jual mama-mama penjual pinang sekitar Rp.150.000,00./lapak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

73

233.100.000,00./hari. Nilai ekonomis komoditi ini prospeknya

menjanjikan bagi para pelaku dagang (pemodal) yang berkiprah di

sekitar dinamika kehidupan warga yang memiliki budaya konsumsi

pinang.

Gambar 14. Pinang kering (gebe) di Pasar Sanggeng Manokwari.23

Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, pemilik modal

besar memposisikan sebagai agent distributor dengan mendatangkan

komoditi pinang buah dan kering dari luar wilayah Manokwari, seperti

pinang buah dari Jayapura, dan pinang kering dari Padang Sumatra

Barat, Surabaya, Makassar serta Ternate.

Dalam siaran pagi hari Rabu (09/09/2015), pada Stasiun Televisi

lokal Tasindo Manokwari memberikan ulasan singkat tentang

23 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

74

terjadimya kenaikan harga untuk komoditi pinang kering dan pinang

buah pada sejumlah pasar di Manokwari. Seorang penjual pinang

kering (Mansyur) menjelaskan bahwa sejak September 2015 harga

pinang kering telah mencapai Rp.90.000,00./kilo gramnya, sedangkan

harga per karung yang sebelumnya berkisar Rp.4.800.000.00 melonjak

hingga Rp.7.800.000,00. Kenaikan (sekitar Rp. 3.000.000,00./karung)

ini menyesuaikan dengan harga distributor yang berasal dari Padang

Sumatra Barat.

Sedangkan untuk pinang buah telah mengalami kenaikan sebulan

lebih dahulu dibandingkan kenaikan harga pinang kering. Menurut

seorang penjual pinang buah (Solfince Romsumbre), sebelum terjadi

kenaikan harga per karung sekitar Rp.200.000,00. - Rp.300.000,00

namun sekarang menjadi berkisar antara Rp.500.000,00 hingga

Rp.600.000,00.

Selain komoditi pinang, di Manokwari juga beredar minuman keras

(beralkohol) dan rokok yang menempati posisi penting dalam daftar

kebutuhan sebagian warga masyarakat, ketiganya memiliki nilai

ekonomis. Pinang dan rokok merupakan komoditas legal, sedangkan

minuman keras sekalipun dilarang oleh pemerintah daerah setempat

hingga kini tidak dapat dibendung peredarannya. Perda pelarangan jual

beli miras serta peringatan bahaya merokok tidak mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

75

membendung keikutsertaanya dalam dinamika sosial, ekonomi, dan

budaya dalam warga masyarakat Manokwari.

Sebagai bahan perbandingan kelajuan prospeksi komoditas pinang

dan rokok di sekitaran Kota Manokwari. Dari penuturan pimpinan

agent dan distributor rokok24 Ong King Sioe dari CV. Sinar Surya

Mandiri (SSM) Manokwari, memberikan informasi dan perhitungan

prospek kasar rata-rata nilai omset rokok pada setiap bulannya sekitar

Rp.800.000.000,00./bulan25 untuk merek rokok Gudang Garam. Masih

ada dua (2) distributor (untuk merek lain), yang jika dihitung

berdasarkan nilai omset sama dengan CV. SSM, maka akan

memperoleh angka sekitar Rp. 2.400.000.000,00./bulannya. Sedangkan

untuk komoditas pinang yang beromset sebesar Rp.

6.993.000.000,00./bulan, atau mendekati 300% lebih tinggi dibanding

nilai komoditas rokok. Oleh karena itu disamping memiliki fungsi

guna dalam aspek kultur dan sosial, pinang juga mempunyai nilai

komoditas cukup significant dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di

Papua.

24 1 dari 3 Agen dan Distributor Rokok di Manokwari25 Asumsi kasar: Rp. 800.000.000,00. x 3 agen distributor = Rp. 2.400.000.000,00. /bulan, sedangkanuntuk omset komoditi pinang ada sekitar 1.554 lapak penjual pinang x Rp. 150.000,00. x (30 hari) =Rp. 6.993.000.000,00./bulan, atau berkisar Rp. 233.100.000,00./hari beredar di sekitar KotaManokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

76

b. Budidaya Tanaman Pinang

Komoditi pinang mempunyai posisi yang sangat strategis dalam

bagian dan upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan

kehidupan sosial budaya, serta prospeksi ekonomi pasar dalam ruang

publik sekitar Kota Manokwari. Semakin tingginya permintaan pasar

untuk komoditas buah pinang menjadi sebuah prospeksi yang telah

direspon dengan kebangkitan daya ekonomi kreatif dari sebagian

masyarakat yang telah ikut serta dalam meningkatkan kuantitas

komoditi ini melalui penggalakan penanaman pohon pinang.

Masyarakat berupaya melakukan swaproduksi, sehingga akan mampu

memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar.

Gambar 15. Tanaman pohon pinang mengitari rumah seorang wargadi Kampung Maripi – Distrik Manokwari Selatan.26

26 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

77

Dewasa ini tanaman pohon pinang masuk dalam kategori tanaman

rumah tangga, dimana satu atau lebih anggota dalam suatu rumah

tangga mengelola usaha perkebunan pohon pinang dengan tujuan

untuk sebagian atau seluruh hasilnya dapat dijual, baik sebagai usaha

milik sendiri, bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah,

termasuk dalam hal ini adalah usaha jasa perkebunan.

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian Kabupaten Manokwari tahun

2013; tanaman ini mencapai 33,40% (sekitar 42.210 pohon)27 tumbuh

di sekitar kota Manokwari dari keseluruhan budidaya tanaman Pinang

yang ada di seantero Kabupaten Manokwari.28

Budidaya tanaman pohon pinang menempati pada peringkat ke-3

dari 5 jenis tanaman produksi yang sedang dibudidayakan di

Kabupaten Manokwari. Kakao/Coklat : 4,68 juta pohon (konsentrasi

di Distrik Ransiki dan Oransbari), Kelapa Sawit : 0,67 juta pohon

(konsentrasi di Distrik Masni dan Prafi), Pinang : 0,13 juta / 126.378

pohon (konsentrasi di Distrik Ransiki dan Manokwari Barat), Kelapa :

27 Berdasarkan jenis tanaman yang diusahakan oleh sejumlah rumah tangga di Kab. Manokwari ada2.294 KK (29 Distrik). 687 KK (ada di sekitar Kota Manokwari dalam 3 distrik), selebihnya ada 1.607 KKberada dalam 27 distrik lainnya.28 126.378. pohon (0,13 juta), sebagian besar ditanam di Distrik Ransiki dan Distrik Manokwari Barat.Perincian 26,70% : 33.738 pohon belum produktif, 54,16% : 68.435 pohon sedang dalam masaproduktif, 19,14% : 24.204 pohon sudah tidak produktif lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

78

0,08 juta pohon (di Distrik Sidey), dan Cengkeh : 0,02 juta pohon (di

Distrik Ransiki).29

c. Menejerial Mama-Mama Penjual Pinang

Sekitar dua dasawarsa,30 mengikuti situasi dan perkembangan

warga masyarakat Manokwari, dengan proses pertumbuhan dan

perubahan sektor struktur, infrastruktur, mobilitas ekonomi serta

migrasi, menjadikan penulis mempunyai kesempatan mendapatkan

akses informasi tentang budaya mengkonsumsi pinang dari warga

masyarakat setempat. Kesempatan tersebut memberi peluang untuk

mendapatkan informasi, data-data, serta elemen yang terlibat dalam

keseharian hidup warga masyarakat kota Manokwari.

Mengkonsumsi buah pinang mempunyai fungsi dalam relasi sosial,

budaya, medis (kesehatan dan pengobatan), serta menjadi sebuah

bentuk seni pergaulan. Dengan makan pinang bersama dapat menjalin

dan memelihara keakraban persaudaraan, sehingga akan lebih banyak

mempunyai teman, menguatkan tali kasih persaudaraan dan bahkan

akan mempermudah dalam upaya penyelesaian kasus-kasus

persengketaan, perselisihan / kesalahpahaman, karena dengan

29 Diolah berdasarkan Publikasi Sensus Pertanian 2013, oleh BPS Kabupaten Manokwari Tahun 2014.30 Sejak pertengahan bulan April tahun 1997.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

79

menawarkan kakes31 akan lebih memudahkan terjadinya proses saling

memaafkan sehingga terbangun semangat persaudaraan / kekerabatan

kembali.

Dahulu mengkonsumsi pinang dilakukan hanya oleh orang-orang

tua yang sedang berkepentingan dalam ritual adat serta pertemun tetua

adat, namun dewasa ini mengkonsumsi pinang telah dilakukan oleh

masyarakat pada umumnya, bahkan juga oleh anak-anak kecil.

Sebagaimana pengalaman seorang gadis kecil bernama Silfin (Kelas 5

Sekolah Dasar) dan temannya Oah Kumanireng (Kelas 4 Sekolah

Dasar), yang sudah terbiasa ngobrol bersama teman-temanya sambil

mengkonsumsi pinang; “Saya tiap hari makan pinang”. Oah mengaku

bahwa “Makan pinang paling enak bersama teman-teman,”32 walau

mamanya tidak mengijikan, Oah mengkonsumsi tak kurang dari 10 biji

per harinya.

Dalam potret keseharian di Papua, sangat mudah menemukan

orang sedang membawa pinang buah/pinang kering, batang sirih serta

kapur dalam saku, noken, atau tas (kresek) kemana sedang pergi dan

berada. Dengan ‘bawaannya’ tersebut baginya akan mudah menjalin

31 Sebutan kakes, dipahami sebagai sajian dalam adat budaya orang Papua, berisikan pinang buah danpinang kering (gebe), bunga sirih, dan kapur. Kakes menjadi simbol kesatuan yang menjadikan talikasih persaudaraan menjadi semakin erat.32 Sumber: Wawancara 23 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

80

komunikasi dan merayakan kehidupan bersama dengan kaum kerabat,

teman, mau pun orang lain yang baru saja dikenalnya.

Menurut Bapak Pieter Rante,33 komoditas pinang dalam

masyarakat Papua mempunyai posisi sangat penting dan strategis:

“Pinang itu lebih kuat kedudukannya dibanding rokok.

Orang lapar tidak mencari rokok, namun di sini banyak

orang lapar justru mencari pinang untuk dimakan. …

pinang bagi warga masyarakat di sini sama dengan

makanan pokok. Rokok masih bisa ditahan, namun

berbeda dengan pinang yang selalu harus segera ada.”

Dengan mengkonsumsi pinang dapat memberi stamina bagi

kesehatan tubuh agar bisa beraktivitas dalam keseharian. Hal tersebut

diungkapkan oleh Mama Petronela Kawer (54); bahwa kebiasaan

makan pinang telah dilakukannya sejak masih muda, dengan

mengkonsumsi pinang akan mengembalikan stamina badan. Setelah

bekerja seharian merasa capek dan keluar keringat banyak, sambil

istirahat ia akan makan pinang untuk memperoleh tenaga dan

kesegaran, sehingga bisa bekerja kembali.34

Material pinang menjadi komoditas andalan bagi agent distributor

(kapital modal), yang juga memberi kesempatan bertumbuh

33 Kasubid Tata Ruang Bappeda Kabupaten Manokwari. Wawancara 15 September 2015.34 Sumber: Wawancara 23 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

81

kembangnya ekonomi kerakyatan bagi mama-mama Papua untuk

menjadi pengecer pinang; seperti di pasar, di perkampungan, di lorong-

lorong hunian, pinggir-pinggir jalan sepanjang kota, atau pun di sekitar

tempat-tempat hunian yang diharapkan dapat menyokong ekonomi

keluarga.

Gambar 16. Mama-mama penjual Pinang buahdi pelataran depan deretan Warung Makan Pasar Sanggeng Manokwari.35

Keadaan tersebut ditandaskan juga oleh Aprila R.A. Wayar dalam

tulisannya berjudul Menunggu Peran Perempuan dalam Mengentas

Kemiskinan:

“Dalam konteks Papua, sebagian besar roda

perekonomian saat ini justru dipegang oleh para

pendantang atau non-Papua. Sedangkan masyarakat

Adat Papua banyak dijumpai di meja pinang. Para

35 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

82

penjualnya pun mayoritas perempuan, yang lazim disebut

Mama-Mama Papua.”36

Dalam situasi tersebut masyarakat asli Papua mendapatkan

keuntungan imbas (trickle down effect) ‘sedikit’ dari mobilitas sistem

ekonomi pasar yang beroperasi pada ruang publik (kampung) mereka.

Menurut Pater Anton Tromp, penjualnya hampir semua adalah ibu-

ibu.37 Mereka memperoleh bahan dari kebun sendiri, atau membeli di

Pasar Sanggeng dan Pasar Wosi, kemudian mengecerkannya di

pondok-pondok jualan yang mereka buat. Tromp berpendapat bahwa;

“menjadi kaya karena menjual pinang saya kira tidak”, karena mereka

menjual Sirih Pinang tanpa memperhitungkan ongkos produksi dan

jasanya, sehingga nilai ekonomisnya belum tentu bisa mencukupi

kebutuhan keluarga.

Materi buah pinang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat di

Papua, oleh karenanya diperlukan ketersediaan (ready stock) agar tetap

dalam keadaan stabil, tidak terjadi kekurangan atau kekosongan stock.

Namun dalam kenyataan pasar beberapa kali terjadi terbatasan bahan,

sehingga harus mengatasinya dengan mendatangkan pinang buah segar

dari Sentani Jayapura. Keadaan ini akan menaikkan harga beli

36 I Ngurah Suryawan (ed.). 2011. NARASI SEJARAH SOSIAL PAPUA. Bangkit dan Memimpin DirinyaSendiri. Malang: Intrans Publishing. hlm. 207.37 Bagi masyarakat Papua, lebih familier dengan sebutan “mama mama”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

83

masyarakat konsumer. Tingginya permintaan menjadi sebuah indikator

adanya kebutuhan pada hampir seluruh lini sektor ekonomi pasar

(jalinan produksi, distribusi, dan konsumer) dari kota hingga ke

pelosok-pelosok perkampungan.

3) Masyarakat Sipil (Civil Society)

Potret keseharian Kota Manokwari hampir sama dengan kota-kota lain

di Papua, pada ruang publik dengan mudah ditemukan pemandangan

seseorang atau sekelompok orang sedang bercerita sambil mengkonsumsi

pinang dan meludah di sembarang tempat. Situasi demikian disertai

teriakan, atau tertawa, bergantung dari yang sedang diomongkan. Mereka

menjalin komunikasi untuk membagi pengalaman hidup dalam

kebersamaanya dengan keluarga, saudara, atau teman pada sebuah bingkai

merayakan hidup melalui lokalitas kultur, yakni mengkonsumsi pinang.

Buah pinang menjadi material utama untuk mengeratkan komunikasi,

bahkan dalam keadaan marah dengan intensitas tinggi, dengan menawarkan

pinang38 akan dapat mengubah suasana menjadi bersahabat kembali,

sehingga penyelesaian suatu persengketaan akan ada dalam suasana

persaudaraan (fraternity).

38 Siapa saja yang lebih dahulu berlaku bukan masalah, namun biasanya yang mendahului akandianggap orang yang tahu adat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

84

Djimmy Papare (67), menjelaskan bahwa mengkonsumsi pinang

merupakan budaya yang telah mengakar rumput dalam keseharian

masyarakat Papua;

“Konsumsi pinang itu memang budaya orang Papua, sebagai

suatu budaya untuk kita saling mengenal satu saudara

dengan saudara yang lain. Macam saya tinggal di pantai,

saya harus mengenal saudara yang ada di gunung, menjalin

relasi persudaraan dengan mereka, dengan cara makan

pinang bersama. Jadi pinang itu merupakan sarana menjalin

tali persaudaraan yang mengeratkan kami antara orang

Papua dengan orang Papua lainnya. Karena tradisi kami

lain dengan tradisi dengan orang yang di gunung. Kami

orang yang di pantai biasanya suka bergaul dengan siapa

saja. Pinang merupakan sarana persaudaraan dan

persahabatan. Dengan bersama-sama makan pinang

terjadilah pembicaraan, bersama berkelakar, walau tempat

asalnya berjauhan, namun akan terjadi keakraban yang luar

biasa. Begitu pula akan terjalin hubungan keluarga yg luar

biasa.”39

Penjelasan Bapak Djimmy Papare tersebut, menjadi satu alasan bahwa

posisi buah pinang begitu penting dan harus ada dalam keseharian hidup

masyarakat asli Papua, bahkan saat ini kebiasaan tersebut telah merambah

pada keseharian masyarakat pendatang yang berada di Papua.

39 Sumber: Wawancara 10 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

85

Pinang merupakan sarana interaksi sosial paling berpengaruh dan

merambah dalam kehidupan dari kalangan anak-anak sampai dengan orang

tua, dari yang berstatus pelajar, mahasiswa hingga para pemuka / tokoh

agama, tokoh adat, tokoh masyarakat sampai para pejabatnya. “Orang dari

luar Papua akan lebih akrab dengan masyarakat asli Papua, ketika para

pendatang itu bisa makan (mengkonsumsi) pinang bersama warga

masyarakat asli Papua”, demikian ditandaskan oleh Bapak Edo Padwa.40

Wacana serupa juga disampaikan oleh Bapak Hendrik Dedaida (60)41

yang ditemui ketika sedang mengkonsumsi pinang sendirian di bawah

tangga menuju lantai 2 Pasar Tingkat (Pasting) Sanggeng Manokwari.

Seperti biasanya sebelum mencari ikan (melaut) ia akan mengkonsumsi

pinang terlebih dahulu supaya ada semangat kerja. Manfaat serupa dirasakan

oleh Ibu Rosella Awom (25) yang sejak TK sudah terbiasa mengkonsumsi

pinang sebelum melakukan pekerjaannya. Menurutnya: “Pinang adalah

makanan khas dari Papua yang turum temurun dari orang tua sampai anak-

anaknya. Kayak cemilan dan dapat menguatkan gigi, menghilangkan rasa

haus, bisa bikin mabuk dan dapat membangkitkan rasa percaya diri yang

tinggi.”

Menurut Bapak Hendrik pinang merupakan sarana menjalin pergaulan,

menghangatkan badan, namun bisa juga memabukkan. Pada saat

40 Seorang pejabat pemerintahan Provinsi Papua Barat.41 Ia mengisahkan bahwa sudah 10 tahunan mengkonsumsi pinang karena mengikuti kebiasaan istriyang berasal dari Wasior (Kabupten Teluk Wondama).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

86

mengkonsumsi pinang, ia dapat bercerita pengalaman masa kecil hingga

menjadi orang tua. Pada asat berkumpul bersama ia dapat memberi

petuah/nasihat kepada anak-anaknya; “bagaimana kelakukan itu harus

diubah, supaya semakin dewasa dan tidak perlu banyak ribut.”42

Dari uraian pengalaman di atas Bapak Hedrik memberi makna dari

materi buah pinang yang berperan sebagai sarana untuk membangkitkan

suasana intimitas keluarga, sehingga terbangun keakraban antar generasi

dalam sebuah keluarga.

Berkaitan dengan eksistensi kultur mengkonsumsi pinang, seorang Staf

Distrik Manokwari Timur, Musa Rumbarar (40) dalam suasana keakrabanya

sedang ngobrol dengan teman-teman43 sambil mengkonsumsi pinang ia

mengungkapkan rasa optimis dan keyakinannya bahwa budaya

mengkonsumsi pinang di dalam proses perjalanan pada era modernitas ini,

akan tetap eksis dan tidak akan hilang, bahkan masyarakat dari luar Papua

saat ini telah mengenal dan ikut terbiasa mengkonsumsi pinang. Ia

menegaskan bahwa; “Memang dalam kenyataannya pada saat ini nampak

semakin banyak orang mengkonsumsi pinang jika dibandingkan dengan

yang tidak mengkonsumsinya. Entah yang berambut keriting atau pun

berambut lurus, banyak dari mereka sudah membiasakan diri mengkonsumsi

42 Sumber: Wawancara 11 September 2015.43 Ketika akan mewawancari responden ini, yang bersangkutan bersama 5 orang lainnya sedangberada di taman distrik, membicarakan tentang politik dan persiapan pilkada dan diselingi cerita-cerita lucu dengan tertawa lepas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

87

pinang.” Para pendatang yang telah tinggal (berdomisili) dan dekat dengan

masyarakat Papua, lambat laun menyesuaikan diri dengan keadaan setempat,

termasuk kebiasaan mengkonsumsi pinang.

Dari paparan di atas menjadi semakin jelas, bahwa buah pinang pada

posisi sentral untuk menjalin komunikasi dan mengeratkan relasi antar

personal mau pun komunal, dan oleh karenanya mengkonsumsi pinang

merupakan kebiasaan yang telah menyatu dalam dinamika keseharian warga

masyarakat (civil society) Manokwari.

4) Media Massa

Dalam masyarakat Papua, kultur ini hadir dalam perannya sebagai

yang memediasi44 dengan lebih efektif komunikasi relasional antara individu

dengan individu, individu dengan komunitas, atau pun komunitas dengan

komunitas pada ruang publik terbatas mau pun tak terbatas. Mengkonsumsi

pinang bersama dapat memperkuat relasi inklusif atau pun eksklusif,

bergantung pada topik, tujuan, dan maksud dilakukan suatu komunikasi.

Menurut Ibu Klaudia Kumanireng (50) dari Desa Maripi (Manokwari

Selatan):

“… dulu mengkonsumsi pinang hanya dilakukan oleh orang-

orang tua ketika membicarakan hal-hal yang serius; seperti

tentang pembayaran mas kawin, penyelesaian masalah

44 Untuk menyatakan bahwa kata memediasi menjadi utama karena keperanannya dalam proseskomunikasi antar individu, individu dan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

88

keluarga, membangun kampung, keyakinan, kebersihan, dan

semangat untuk merdeka.”45

Isi pembicaraan hanya untuk kalangan sendiri, sehingga tidak

memperbolehkan sembarang orang mengikutinya. Ibu Klaudia juga

menambahkan informasi tentang manfaat mengkonsumsi pinang bagi

kebertubuhan dan dalam relasi dengan sesamanya; “… membicarakan soal

makan pinang adalah merupakan tradisi semua orang, tradisi leluhur kami.

Manfaatnya dari sisi kesehatan antara lain adalah untuk menghilangkan

bau mulut dan menguatkan gigi. Saat makan pinang suasana kebersamaan

akan menjadi seru dan ramai, karena disertai dengan banyak humor.”

Mengkonsumsi pinang menjadi identik dengan mengobrol, karena

mengkonsumsi pinang dilakukan secara bersama dan dibarengi suasana seru

dan ramai obrolan. Dalam hal ini Anton Tromp berkomentar bahwa:

“Mama-mama penjual sirih pinang yang begitu banyak itu

lebih mendukung pada sisi budaya masyarakat. Kita punya

budaya ngobrol. Hal ini dapat dilihat di berbagai tempat-

tempat publik, seperti ruang tunggu, lobi hotel dan banyak

tempat lainnya selalu ada saja orang berkerumun dan

mengobrol sambil menikmati pinang.” Lebih lanjut ia

berpendapat bahwa; “Kultur masyarakat kita memang

berbeda dengan orang-orang barat ketika sedang bertemu

satu dengan yang lain. Mereka akan membicarakan tentang

45 Sumber: Wawancara 23 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

89

sesuatu atau satu soal tertentu. Lain dengan kita46 sering

ngobrol tanpa ada ujung pangkalnya, tanpa ada artinya …

hanya mengisi waktu dan menikmati kebersamaan ... bicara

apa saja.”

Berkaitan dengan posisi buah pinang dalam kultur masyarakat Papua,

Tromp menyinggung: “…dulu di Bintuni menggunakan rokok,...berputar

dan setiap orang yang hadir mengisapnya, begitu pula dengan sajian pinang

yang harus diambil dan dikonsumsi oleh semua orang yang hadir dalam

pertemuan sebagai tali ikat kekeluargaan.” Memahami hal tersebut Tromp

memposisikan peranan pinang yang memiliki daya dinamisator yang

mampu menggerakan mobilitas sosial dalam masyarakat.47

Budaya ngobrol menjadi patut diperhatikan untuk dicermati dalam

konstelasinya dengan aktivitas mengkonsumsi pinang dalam keseharian

masyarakat di Papua. Salah satu bentuk khas budaya ngobrol di Papua

terwujud dalam sebuah budaya populer yang disebut mop. Budaya ini

melekat dan menjadi sebuah kekuatan seimbang (power behind) dengan

budaya mengkonsumsi pinang.

Ungkapan “Epen Kah – Cupen Toh”48 menjadi sangat familier dalam

keseharian masyarakat di Papua, bahkan istilah tersebut menjadi identik

46 Seorang Belanda yang telah menjadi Warga Negara Indonesia.47 Sumber: Wawancara 24 Agustus 2015.48 Kependekkan dari kalimat pertanyaan: “Emangnya penting kah?” selanjutnya direspon dengansebuah kalimat jawaban yang meyakinkan dari lawan bicaranya dengan “Cukup penting toh!”. “Epen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

90

dengan Papua. Bagi orang yang pernah tinggal atau pun berkunjung di Bumi

Papua dengan mudah terbuka memori pikirannya seraya berimaji tentang

mop,49 yakni obrolan lucu50 khas Papua. Kental unsur hoax, namun

biasanya berkaitan atau dapat dihubung-rangkaikan dengan keadaan atau

peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Diolah menjadi humor yang

disajikan lewat ungkapan lisan dan laku gerak, dialek yang kental dan khas

sebagaimana dialog keseharian suku-suku yang ada di Papua. Mop lekat

dengan sebutan-sebutan person ala Papua: pace, mace, paitua, maitua, ade,

kaka, napi, insos, kabor, awim, mansar, nayak, noge, serta masih banyak

sebutan lainnya berdasarkan suku yang diceritakan. Budaya populer ini

sangat dinikmati dan digemari oleh warga masyarakat di Papua pada saat

ada moment-moment kebersamaan, sehingga menghangatkan suasana

komunikasi.

Pengekpresikannya selalu mengalir, satu orang bercerita dan yang lain

memperhatikan dengan seksama, ikut mencermati atau merespons dengan

gelak tawa atau pun hujatan (bercanda). Performance mop dilakukan secara

Kah - Cupen Toh” sebenarnya merupakan sebuah acara dari Stasiun MeraukeTV yang berkontenMOP, yakni cerita lucu dengan dialek bahasa khas keseharian masyarakat Papua. MOP sangatmemasyarakat dalam kalangan bawah hingga menengah, bahkan dewasa ini menjadi folklore populeryang merupakan cerminan identitas masyarakat Papua.49 Dalam sebuah Blog (farsijanaindonesiauntuksemua) Selasa, 31 Desember 2013 dalam judul “Papuasebagai primadona politik Indonesia 2013” dituliskan; MOP Papua sangat laku karena kekhasannyaPapua. MOP Papua adalah cara melucu orang Papua. Dalam tekanan ketidakadilan yang sedangterjadi di tanah Papua, orang Papua masih tetap bisa melucu. Cara lelucon orang Papua disebut MOPPapua. Ini adalah karakteristik orang Papua.”50 Lelucon, dagelan. Secara berkelakar/bergurau dan tidak sungguh-sungguh, sehingga menjadi “jokedari hoax”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

91

bergantian (istilahnya: baku bayar), setelah seorang mengekspresikan mop,

muncul sebuah tantangan “ayooooo siapa lagi mau bayar”, yang artinya

siapa mau menandingi kelucuan mop sebelumnya.

Menurut Lando Nega (19),51 mahasiswa asal Bintuni Papua Barat

menuturkan; “Mop adalah lucu, obat stress dan selalu bikin tertawa.”52

Walau ia berada di Yogyakarta,53 saat kumpul bersama teman-temannya

tetap suka ngemop. Sambil menikmati pinang di mulut akan semakin

menambah lincah ngomong, mulut tambah baair.54

Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, telah banyak mop

diupdate dalam account Facebook. Setiap hari dapat ditemukan paling tidak

sebuah mop baru, bahkan banyak visualisasi mop yang ada dalam media

elektronik (internet), atau diproduksi dalam kepingan VCD yang kemudian

didistribusikan ke dalam pasar-pasar di seantero Papua.

Sekarang publik dengan mudah mendapatkan akses untuk menikmati

mop dengan melihat, mendengar, membaca dan turut mencoba menampilkan

tanpa harus berada di Papua. Mop telah mampu melahirkan ‘imagined

Papuan communities’ bagi para diaspora.

51 Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi pada Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Wawancara20/02/2016.52 Ada kesamaan dengan pendapat dari Tesya Fakdawer (18) seorang mahasiswi Fakultas PsikologiUniversitas Kristen Satya Wacana Salatiga. MOP adalah cerita yang dikarang untuk membuat orangtertawa dan bikin lucu.53 Asrama Mahasiswa Bintuni Tambak Bayan 3 Babarsari.54 “baair” dari kata berair, yang dimaknai sebagai mulut basah dengan ludah pinang sehingga dapatberbicara (ngomong) dengan lancar, seperti air mengalir. Preposisi “ber”, dalam dialek di sebagianwilayah Bagian Timur Indonesia sering diucapkan menjadi “ba”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

92

Gambar 17. Budaya Populer yang terekspresikan dalam sebuah Obrolan mop saat ini telah diproduksidan beredar dalam bentuk VCD-VCD yang beredar di pasar-pasar seantero Papua.55

Budaya populer ini selain menjadi hiburan juga sarat nilai-nilai

pembelajaran (edukatif) bagi masyarakat yang mendengar dan mampu

memahaminya. Pencerita/penampil dan pendengar/penikmat biasanya

berada dalam satu tempat (entah duduk atau berdiri) sambil mengkonsumsi

pinang dan memuntahkan ludah merah, akan semakin memperjelas imaji

dan obsesi dari isi, makna, serta pesan yang terkandung dalam sebuah mop.

Disajikan oleh seorang pencerita melalui ungkapan lisan atau pun

gerak laku yang menghadirkan kelucuan dan kadang juga kekonyolan. Bagi

yang cepat memahaminya akan segera menemukan pesan makna di

dalamnya, sehingga dengan cepat merespons dengan tawa atau pun teriakan

histeris. Dengan kepekaan daya tangkapnya, seorang pendengar dapat

55 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

93

menikmati dengan daya rasa, menikmati seraya membangun imajinasi,

fantasi atau bayangan ‘peristiwanya’ sekaligus mendapatkan pesan yang

dimaksud oleh pencerita.

Gambar 18. Orang-orang muda ngobrol bareng diselingi dengan mop-mop,di seberang jalan Bank Papua Sanggeng Manokwari.56

Hanuri (62) warga Kota Yogyakarta, seorang pensiunan pegawai

Telkom di Jayapura (1982-1995) menuturkan: “Mop itu adalah lelucon,

stand up comedy yang kadang merupakan cerita bual-bual57. Orang-orang

Papua paling pinter menyajikan MOP.”

Sejauh penulis amati, dalam mop-mop terkandung daya satire yang

kuat, bahkan kadang mempunyai kecenderungan rasialisme. Hal ini menjadi

sebuah indikasi adanya motif-motif yang menginspirasi sebuah performance

56 Dokumen pribadi penulis.57 Hoax

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

94

mop dengan pesan (massage) bermakna yang – kadang disengaja – untuk

disampaikan kepada pihak-pihak lain.

Berikut sebuah contoh dari sejumlah mop yang kadang terdengar

dalam obrolan bersama;

Cara Makan Pinang

Pace Serui bilang: "Kita di Serui cara makan Pinang tu, 3.2.1.

Makan 3 pinang duluan, trus 2 sirih, baru 1 senduk kapur

trakhir."

Napi Biak bilang : "Di Biak tu tabale: 1-2-3, Satu daun siri

duluan, baru makan 2 kapur tulis, 3 buah pinang terakhir."

Pace Wamena tra mau kalah: "Di Wamena tu campuran, 2-1-3,

makan 2 senduk kapur duluan, 1 jam kemudian makan

sirih, 3 hari lagi baru makan pinang!"

2 Pace tadi tanya, "Kenapa lama sekali baru makan pinang?"

Pace Wamena bilang; "tunggu mulut sembuh too..."58

Contoh di atas merupakan salah satu mop yang memunculkan 3 tokoh

dari suku berbeda (Serui, Biak dan Wamena) di Bumi Papua. Humoran ini

biasanya lebih mungkin sering dicerita-tampilkan oleh orang yang bukan

berasal dari ke 3 suku tersebut. Pesannya secara logika sangat konyol dan

tidak logis, sehingga kadang akan ditanggapi dengan celotehan “yang bener

saja paceeeee” atau pun respon sejenisnya. Kekonyolan yang terkandung di

dalamnya akan mampu membangun imaji yang kadang diskriminatif tentang

58 Sumber : https://www.ketawa.com/2009/05/6098-cara-makan-pinang.html (21/02/2016)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

95

subyek dan suatu obyek tertentu, namun karena disampaikan dengan humor

maka kesan tersebut menjadi abu-abu (discleaner), namun justru menghibur

penikmatnya.

Seorang George Prawar (25)59, memberikan imaji dan penjelasannya

bahwa MOP adalah menipu orang banyak60. Kepintaran merangkai

beberapa fakta sosial yang sungguh-sungguh terjadi dari suatu keadaan

dengan keadaan lain dalam masyarakat sebagai materi performance sebuah

mop, menjadikan seseorang diberi predikat tukang mop. Terlebih kepiawian

tersebut ditunjang dengan gerak laku yang pas dan ujaran yang menyertakan

kentalnya dialek khas dari bahasa suatu etnis tertentu. Si pencerita harus

menguasai dialek suku yang sedang diceritakannya, karena kemampuan

dalam – meniru dialek bahasa/logat, gerak laku – akan menjadi suatu

variable yang sangat mendukung dalam membangkitkan rasa humor,

sehingga orang akan berpikir – membangun dan mengikuti fantasi –

sejenak, kemudian akan merespons secara tidak terduga; meyakininya,

menolak pernyataan, atau tertawa terpingkal karena rasa humornya.

Menurut Geogre, mengkonsumsi pinang dan mop bagi orang Papua

merupakan kesatuan sarana menjalin keeratan persahabatan dan

persaudaraaan, karena dengan makan pinang bersama orang akan semakin

mudah ngomong; melisankan isi hati, fantasi, dan membuka pikiran.

59 Pegawai pada Lembaga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Propinsi Papua Barat60 Karena isinya bukan hal yang sebenarnya, hanya perlu kepinteran dalam merangkai fakta yangsatu dengan yang lain yang tidak mempunyai keterkaitan sebuah sebab akibat (kasualitas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

96

Selain mop sebagai salah satu performance budaya populer Papua, di

Kota Manokwari penulis juga menemukan acara Obrolan Warung Pinang

dalam program siaran radio. Acara ini merupakan salah satu bentuk

perhatian dan kepedulian apresiatif terhadap budaya mengkonsumsi pinang

yang telah mampu menggerakkan dinamika ruang publik sosial masyarakat

Manokwari. Program interaksi aktif tersebut dalam relasinya tanpa harus

bertemu (face to face) seperti performance mop, akan tetapi melalui sebuah

media lokal, yakni Stasiun Regional Radio Republik Indonesia (RRI).

Seorang Ice Manusaway, wartawati senior yang telah mampu

membangun sebuah ruang khusus bagi budaya konsumsi pinang

(mengkonsumsi pinang) dalam masyarakat Papua. Baginya budaya tersebut

merupakan salah satu variable yang telah turut serta dalam membentuk

identitas serta karakter ruang publik Kota Manokwari. Reaksi tanggap dari

kejeliannya menjadikan acara Obrolan Warung Pinang61 ini pada tahun 2016

genap berusia 14 tahun di bawah kendalinya. Sebagai orang lapangan, Ibu

Ice62 sangat peka dan mampu menangkap gelagat dan geliat budaya

masyarakat, kejadian lapangan, keluhan masyarakat, serta keinginan

pemerintah (state) untuk membangun Kota Manokwari agar lebih baik dari

pada sebelumnya.

61 Sebagai wartawan lapangan ia dianggap mampu menampung aspirasi, kejadian dan persoalandalam masyarakat sekitar Manokwari. Kemudian dia mengolah dan menyajikannya dalam siarandengan bahasa sehari-hari, bahasa pasaran, bahasa kampung, sentilan jenaka (mop), dengan bahasakhas Papua sehingga dapat dimengerti oleh semua element masyarakat pendengar.62 Sebutan keseharian di kantor mau pun di lingkup warga masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

97

Dengan pengolahan materi atas wandering of the semantic dari

kehidupan masyarakat sekitar Manokwari, melalui analisa sosial dan

refleksi, kemudian mengakomodir potret dan peristiwa keseharian ke dalam

dunia dan dinamika budaya mengkonsumsi pinang dengan segala kebiasaan

yang menyertainya, disajikanlah acara Obrolan Warung Pinang.63 Sebuah

program tempat mendudukkan berbagai kejadian, persoalan, dan aspirasi

masyarakat yang kemudian dipancar luaskan64 melalui program siaran RRI

Manokwari secara terjadwal hingga saat ini.

Obrolan Warung Pinang disajikan dalam sebuah obrolan ringan,

populer, santai, dengan bahasa pasaran dialek khas Papua, sehingga mudah

ditangkap (dimengerti) oleh khalayak umum. Oleh karena itu walau

kontennya padat dan penuh daya makna konstruktif, acara ini gampang

dimengerti, diingat, dan selalu menjadi bahan refleksi dan introspeksi dalam

perbincangan masyarakat.

Walau pun disampaikan secara humor dan santai, namun sangat

menghibur dan bernilai edukatif65 bagi seluruh lapisan masyarakat, dari

pejabat negara, penyelenggara pemerintahan, politisi, businessman, atau pun

masyarakat publik pada umumnya.

63 Melibatkan 2 s.d. 3 orang selama 30 menit. Yemima (Ice Manusaway:pengasuh), Philemon ( PattyElwarin / “Elco”), yang kadang juga menghadirkan penyiar lain dengan nama pilihan masing-masing(seperti “Mas Broer” dll).64 Melalui kontak telpon dapat melakukan interaktif antara masyarakat pendengar dengan penyajiacara.65 Istilah dalam Bahasa Jawa: “sembrana pari kena”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

98

Obrolan Warung Pinang66 merupakan acara unggulan Stasiun RRI

Manokwari, sekaligus merupakan “chanal inspirasi”67 yang telah menjadi

ruang tersendiri bagi segenap elemen masyarakat. Obrolan Warung Pinang

menjadi medium dan corong penyampai kebijakan birokrat, perasaan

masyarakat, dan pikiran masyarakat publik.

Terjembataninya antara kebijakan publik pemerintah dengan aspirasi

masyarakat melalui acara tersebut, memungkinkan terjadinya interaksi

timbal balik untuk saling menyampaikan pesan (message), guna membangun

suatu peri kehidupan publik agar semakin membaik dari pada waktu-waktu

sebelumnya.

Acara Obrolan Warung Pinang berkonten sangat populis, menyentuh

realitas sosial, interaktif, konstruktif, dan mampu menyentil (bdk. Acara

Sentilan Sentilun dalam program siaran Stasiun Televisi Swasta MetrotTV)

semua pihak yang peduli maupun tidak peduli dengan kebutuan dan keadaan

masyarakat. Konten acara ini mengobrolkan tentang keadaan struktur dan

infrastruktur publik, seperti jalan raya, pasar, lampu lalu lintas jalan raya,

selokan, sampah), kesemrawutan tata kota, perilaku pejabat publik,

gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas), demontrasi/unjuk

rasa, ketidakadilan, serta hal-hal lain yang bersinggungan dengan

kepentingan bersama warga masyarakat Kota Manokwari dan sekitarnya.

66 Sumber : Kabupaten Manokwari dalam Angka 2014. BPS Kab. Manokwari. hlm. 88-89.67 canal / channel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

99

Gambar 19. Obrolan Warung Pinang menjadi Acara Unggulan,sebagai Chanal Inspirasi di RRI Manokwari68

Mengkonsumsi pinang secara bersama-sama, dibarengi dengan

obrolan, mop-mop, serta adanya acara Obrolan Warung Pinang pada Stasiun

RRI Manokwari berdaya konstruktif yang dapat memunculkan wacana serta

membangkitkan imaji yang akan menggerakkan dinamika sosial pada ruang

publik Kota Manokwari di Papua Barat.

68 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

100

3. Keberbedaan Idealisme dan Citra Kota Modern

Image dunia publik tentang suatu kota modern sebagaimana

direpresentasikan dalam Wide Shot Top Five versi METROTV (05/11/2015)

yang menghadirkan potret 5 (lima) kota mancanegara; Calgary (Kanada),

Minneapolis (Minnesota USA), Kobe (Osaka Kyoto di Jepang), Wellington

(New Zelland), dan Singapura yang memiliki suasana nyaman, indah, rapi,

serta terkelolanya sampah dengan baik; akan menjadi begitu jauh berbeda

dengan realita Kota Manokwari dengan tertumpuknya sampah di berbagai

sudut ruang, kesengkarutan arus lalu lintas, serta belum tertatanya

infrastruktur yang disertai akibat-akibat yang ditimbulkannya. Keadaan ini

membuat warga masyarakat menjadi tidak dalam situasi yang nyaman.

Realitas ini menjadi sebuah persimpangan di antara cara pandang dan

orientasi subyek-subyek yang terlibat dalam ruang publiknya.

Hamburan limbah konsumsi pinang menjadi indikasi keadaan yang

kotor, jorok, tidak sehat; terhubungkan pada sisi kontra produktif dengan

upaya menciptakan kondisi dan situasi kota yang bersih dan rapi. Limbah

sisa aktivitas mengkonsumsi pinang membangunkan imaji negatif,

menjadikan ruang publik kotor, memperkeruh suasana hati serta

memperburuk pemandangan lingkungan ruang publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

101

Gambar 20. Dinding sebuah bangunan unit bank pelayanan di Pasar Sanggeng.Pemandangan biasa di Kota Manokwari, dari buangan ludah merah saat mengkonsumsi pinang69

Kultur dan gaya hidup masyarakat tersebut menyisakan akibat yang

merisaukan, karena keadaan tersebut membangunkan wacana dari

keberbedaan imaji tentang kota yang ideal versus realitas publik yang ada.

Dituturkan oleh Ong King Sioe (53), pemilik CV. SSM di Manokwari:

“… kalau itu saya kira sudah tradisi turun temurun ...

maksudnya itu sudah turun temurun dari orang tua

sampai sekarang, dimana anak-anak muda pun sudah

mengkonsumsi pinang sirih. Sebenarnya itu kotor

sekali, apalagi mereka makan sudah kunyah … buang

sembarang, bahkan mereka sengaja, kita punya

dinding, pintu aja … pagi sudah penuh dengan

semburan pinang. Buat-buatnya tengah malam.

Maunya ruang publik kota Manokwari bisa bersih

namun keadaan begitu masih susah. …dibanding

69 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

102

dengan Singapura seperti bumi dan langit

perbedaanya. Di sana nyamuk saja tidak ada”.70

Begitu pula seorang pelancong yang berasal dari Jawa, Handoko

Widagdo71 yang sempat mengunjungi Manokwari. Dalam bloggernya ia

menuliskan pengalamannya;

“Upaya untuk meningkatkan kebersihan tertuang

dalam plakat-plakat kecil bertuliskan “Dilarang

Meludah Pinang Di Tempat ini”. Plakat-plakat kecil

tersebut bisa kita temukan di dinding depan restoran,

hotel, bank, pertokoan dan bangunan-bangunan

pemerintah. Masyarakat Manokwari memang masih

memiliki kebiasaan untuk mengunyah pinang. Warna

bibir yang merah dan beberapa noktah hitam di

giginya membuat senyum laki-laki Manokwari

menjadi seksi. Namun ludah pinang menjadi

persoalan kebersihan yang harus ditangani.”

Latar belakang pemikiran dan konsep modernitas pada diri seorang

Handoko membuat suatu komparasi dalam kaitan dengan keadaan ruang

publik di Manokwari. Ia mengidealiskan ruang publik seperti yang ia

pikirkan; ‘berharap tidak adanya keadaan kotor’; Masyarakat Manokwari

memang masih memiliki kebiasaan untuk mengunyah pinang. Tanpa ada

70 Sumber: Wawancara 18 September 2015.71 Sumber: BALTYRA.com. Kota Manokwari dan Ransiki. (20 Februari 2015). Pelancong ke berbagaipenjuru dunia, berasal dari Purwodadi dan tinggal di Solo Jawa Tengah. Bekerja pada lembagapemerhati pendidikan. (6 Nopember 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

103

dalam pikirannya bahwa keadaan tersebut merupakan bagian imbas dari

kultur masyarakat setempat. Ia berpandangan bahwa kebiasaan tersebut

(seharusnya) tidak ada lagi di masa sekarang.

Kultur masyarakat ini juga menimbulkan kerisauan banyak pihak,

sebab kebiasaan ini dalam sisi modernitas mendapatkan penilaian sebagai

kebiasaan jorok, serta kontra produktif dengan lifestyle di era modern ini.

Maka budaya keseharian masyarakat Papua yang telah berlangsung secara

turun-temurun ini justru dianggap menjadi biang masalah (kambing hitam)

dalam progresivitas modern.

Konsep tentang ruang publik modern, menjadi begitu berbeda

(berseberangan) dengan keadaan dan cara pandang dari sisi konsumer

pinang yang tak ingin ‘dicabut’ dari kultur keseharian hidup mereka.

Seorang Imelda Nimbafu (41) menuturkan bahwa; “makan pinang

merupakan suatu tradisi masyarakat untuk pergaulan, sehingga biasa

dinikmati dalam suasana beramai-ramai. Kotor tidaknya pemandangan

sangat bergantung dari kesadaran yang makan saja. Makan pinang harus

tahu tempatnya dan jangan asal semprot sembarang di dinding.” Secara

lebih khusus ia berpendapat beda dan berlawanan dengan imaji publik;

“Banyaknya larangan mengkonsumsi pinang di berbagai tempat memang

sangat mengecewakan, mereka tidak senang karena bukan kebiasaannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

104

saja. Soalnya pohon pinang di sini kecuali banyak di hutan juga banyak

ditanam di pekarangan rumah-rumah.”72

Gambar 21. Hadi Departement Store dan Swiss-Belhotel Jalan Yos Sudarso Manokwari di siang hari.73

Memperhatikan beragam pendapat di atas menjadi petunjuk bahwa

dalam ruang publik muncul serangkaian wacana sebagai representative

Offentlichkeit (perepresentasian/perwakilan publik) dan literarische

Offentlichkeit (ruang publik dunia sastra/literer) yang terkonstruksi dari

sekitar budaya mengkonsumsi pinang. Wacana tersebut berpotensi menjadi

dinamisator aktivitas sosial, perekonomian, komunikasi, kebudayaan dan

terkait pula dengan dunia medis dalam kehidupan warga masyarakat di Kota

Manokwari dan sekitarnya. Kebiasaan turun-temurun yang tetap eksis dalam

72 Sumber: Wawancara 23 Agustus 2015.73 Dokumen pribadi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

105

kehidupan sehari-hari tersebut menjadi ciri, identitas, dan sebuah karakter

sosial yang khas dalam masyarakat setempat hingga saat ini.

Sajian kakes berupa pinang yang disertai sirih dan kapur menjadi

cemilan lokalitas kultur dan perangkat (piranti) utama dalam pertemuan-

pertemuan formal adat budaya atau pun informal dalam keseharian

masyarakat Papua. Sajian ini selalu (setia) mengiringi pembicaraan/obrolan

bersama. Karena efek stimulantnya dapat memacu gairah psikologis si

konsumer, sehingga seseorang akan semakin bertambah rasa percaya diri,

sehingga membangkitkan gairah berkomunikasi dengan teman-temannya.

Pikiran, permasalahan, cita-cita serta idealitas yang mengendap di alam

bawah alam sadar (unconscious) akan membual (liquefy), terungkap dan

terbahasa-lisankan dalam obrolan bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

106

BAB IV

DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANGSEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK RUANG PUBLIK

KOTA MANOKWARI

Pada bab keempat ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah

berkaitan dengan ragam opini dan wacana publik tentang budaya mengkonsumsi

pinang dalam keseharian masyarakat di Kota Manokwari. Melalui analisa,

interpretasi dan refleksi, penulis berupaya mengartikulasikan fenomena

konsumsi pinang dalam masyarakat Manokwari dalam rentang tahun 2010

hingga tahun 2015 yang menjadi unsur pembentuk realitas ruang publik Kota

Manokwari di Propinsi Papua Barat.

Pada bab keempat ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah

berkaitan dengan ragam opini dan wacana publik tentang budaya mengkonsumsi

pinang dalam keseharian masyarakat di Kota Manokwari. Melalui analisa,

interpretasi dan refleksi, penulis berupaya mengartikulasikan fenomena

konsumsi pinang yang menjadi unsur pembentuk realitas ruang publik Kota

Manokwari di Propinsi Papua Barat.

Sebagai landasan menganalisis serta menginterpretasi kajian budaya

dengan topik dinamika negosiasi operasional strategi dan taktik pada ruang

publik tandingan dalam mewujudkan kemapanan Kota Manokwari ini akan

dipergunakan konsep-konsep pemikiran Michel de Certeau dari buku The

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

107

Practice of Everyday Life (1984), Ian Buchanan (2000): Michel de Certeau

Cultural Theorist; Ben Highmore (2006): Michel de Certeau Analysing Culture,

serta karya akademik lain yang membicarakan tentang topik dimaksud.

1. Sepanjang Jalan Membaca Retorika

Mata sebagai alat untuk melihat akan mampu menangkap berbagai

peristiwa pada suatu ruang geografis, berbagai kejadian muncul sebagai

bagian dari proses perubahan menuju terbentuknya wujud baru dari sebuah

ruang kota yang texturology dapat diubah-ubah sesuai vision1 seorang

pejalan kaki (walker). Banyak prestasi masa lalu akan dibuang begitu saja

demi sebuah impian untuk masa yang akan datang.

Berjalan kaki merupakan aktivitas paling mendasar untuk mengalami

sebuah ruang, mengartikulasikan, mengorganisasi, serta memberi makna

dari riuh gemuruhnya aktivitas kehidupan sehari-hari (the practice of

everyday life) warga masyarakat dalam suatu ruang publik, karena dari suatu

perjalanan seseorang akan dapat membaca berbagai peristiwa yang di

dalamnya tersusun struktur retorika penting dan produktif. Certeau

memaknai peran seorang pejalan kaki sebagai sebuah langkah awal serta

pionir yang akan mampu mengubah dan membentuk dinamika sebuah kota

menjadi ruang publik sesuai dengan visi dan utopianya.

1 Impian / bayangan (of a great future).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

108

Serangkaian aktivitas keseharian warga masyarakat di Kota Manokwari

adalah merupakan representasi sosial subyek-subyek pada “lintasan-lintasan

tak teratur” (indeterminate trajectories) pada sistem-sistem struktur dan

infrastruktur publik yang beroperasi dengan mempergunakan strategi dan

taktik sesuai dengan kepentingan dan tujuannya masing-masing.

Dinamika budaya mengkonsumsi pinang dalam masyarakat Manokwari

merupakan representasi kultur sosial yang mempunyai nilai, makna dan

kekuatan serta ada keterkaitan dengan subyek liyan; seperti apparatus

pemerintah, kapital modal/pengusaha, masyarakat sipil dan media, yang

secara bersama dengan perannya masing-masing dalam mempengaruhi –

mendukung atau pun kontra produktif – dalam keberperanannya dalam

membentuk dan karakter ruang publik Kota Manokwari secara

berkelanjutan, sebagaimana diisyaratkan oleh Pemerintah Kabupaten

Manokwari dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari

2009-2029 yang secara teknis pelaksanaannya dikendalikan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Manokwari.

Jalinan relasi pribadi atau pun sosial secara lebih intim atas dasar

persaudaraan atau pun kekerabatan akan membentuk suatu komunitas, warga

budaya, kelompok yang diperhitungkan sebagai sebuah komunitas terbayang

(imagined communities) yang memiliki kekuatan dalam klasifikasi struktur

ruang (spasial). Kekuatan tersebut menjadi sebuah potensi yang berpeluang

untuk ikut serta dalam proses pembentukan sebuah ruang publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

109

Kota Manokwari berpopulasi penduduk dengan sifat heterogen, maka

proses pembentukan ruang publiknya akan selalu sarat dengan

pengembaraan makna (wandering of the semantic)2 yang akan

mempengaruhi sistem, bentuk, karakter, dan identitas ruang publiknya. They

are sentences that remain unpredictable within the space ordered by the

organizing techniques of systems. (Certeau.1984:35)3

2. Budaya Konsumsi Pinang di Kota Manokwari

Mengkonsumsi pinang dalam masyarakat Papua menjadi sebuah medium

bagi aktivitas-aktivitas kultural (perayaan siklus peristiwa kehidupan),

ekonomi, politik, serta sosialita keseharian masyarakat dari Wondama,

Serui, Biak serta masyarakat pada umumnya yang ada di Kota Manokwari,

tradisi dan kebiasaan ini menjadi memiliki posisi strategis pada hampir

seluruh bidang geometris4 dan geografis5 di wilayah Papua.

Pinang menjadi materi utama yang dipergunakan dalam forum-forum

kultural, formal mau pun informal dalam keseharian hidup masyarakat

pengkonsumsinya. Kebiasaan ini sebelum tahun 1990an tidak terlalu

2 Semantik (Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalahcabang ilmu linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, ataujenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna.3 Michel de Certeau.1984.The Practice of Everyday Life. University of California Press:Berkeley, hal.34.4 Berkaitan dengan penjelasan tentang sifat-sifat garis, sudut, bidang dan ruang.5 Berkaitan dengan ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yangdiperoleh dari bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

110

mendapatkan perhatian dari masyarakat publik, namun seiring dengan

mobilitas migrant dari luar Papua kebiasaan ini menjadi eksotis, menjadi

satu daya tarik khas bagi para pendatang yang baru mengenalnya. Namun

ketertarikan tersebut sekaligus juga menempelkan sebuah ciri-ciri negatif

(stigmatisasi), sehingga terkesan kontra produktif dan tidak sesuai dengan

konsep-konsep modernitas.

Penilaian demikian tentunya menyinggung perasaan warga

pengkonsumsi pinang yang sudah menjadikannya sebagai tradisi maupun

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Imelda Nimbafu: “Banyaknya larangan mengkonsumsi pinang di berbagai

tempat memang sangat mengecewakan, mereka tidak senang karena bukan

kebiasaannya saja.”

Dilihat dari sisi administrasi publik pun, data kuantitas tanaman ini baru

dapat diperoleh tahun 2014 pada Publikasi Sensus Pertanian 2013 (ST2013)6

yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Tahun

2014. Sebelum publikasi ST2013 tidak mudah untuk mendapatkan data

kuantitatif dan prospeksi komoditas tanaman pinang di Kabupaten

Manokwari. Dari ST2013 tersebut diperoleh informasi bahwa budidaya

tanaman tersebut menempati peringkat ke-3 setelah tanaman Coklat (4,68

juta pohon) dan Kelapa Sawit (0,67 juta pohon), sedangkan Pinang: 0,13

6 Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

111

juta/126.378 pohon.7 Ini merupakan indikasi bahwa tanaman pinang

mempunyai andil dalam ansambel8 besar pada tata kehidupan ekonomi,

budaya, dan sosial dalam masyarakat Manokwari.

1) Pasar Pinang sebagai Forum Publik

Aktivitas mengkonsumsi pinang menjadi ruang publik khusus yang

menjadi medium forum bersama serta ruang demokrasi tempat orang

merefleksikan serta mengolah pengalaman hidup, melakukan kegiatan-

kegiatan kultural, sosial, dan politik, dalam relasi sosialitasnya untuk

penyelenggaraan kehidupan selanjutnya.

Karena bernilai ekonomis dan kemanfaatan sosialnya, pinang menjadi

komoditas niaga yang memiliki prospek menjanjikan bagi sebagian warga

Manokwari. Kultur mengkonsumsi pinang yang berkorelasi dengan

keseharian masyarakat publik bukan lagi menjadi urusan komoditas

ekonomi pasar dan pengkonsumsinya saja, melainkan telah menjadi: “…

forum,…orang melakukan kegiatan-kegiatan kultural dan politik”

(Sunardi.2003:5)9 dalam keseharian hidup masyarakat. Praktek

mengkonsumsi pinang menjadi ruang berbicara (pembicaraan) ketiga;

seperti ngobrol, obrolan warung pinang, mop, dll. yang dilakukan pada

hampir semua ruang geometris di wilayah Kota Manokwari dan sekitarnya.

7 Diolah berdasarkan Publikasi Sensus Pertanian 2013, oleh BPS Kabupaten Manokwari Tahun 2014.8 Kelompok pemain bersama secara tetap.9 St. Sunardi. 2003. Opera Tanpa Kata. Yogyakarta: Buku Baik, hal.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

112

Hal ini berpotensial menjadi media pembangkit dinamika konstelasi

kehidupan masyarakat pruralis (multicultural), katalisator eskalasi politik-

keamanan dalam keseharian masyarakat, serta mampu mendekonstruksi dan

mengkonstruksi tata kehidupan berbangsa dan bernegara dalam masyarakat

setempat.

Pruralitas (multicultural) masyarakat ‘pasar pinang’ yang terdiri dari

masyarakat Biak Numfor, Serui, Wondama, serta beberapa para pemdatang

dari luar Papua di Kota Manokwari menyuburkan bertumbuh-kembangnya

wandering of the semantic yang akan menjadi materi bangunan-bangunan

wacana serta peristiwa baru pada wilayah publik: “…pasar dijadikan

sebagai metafor bagi keadaan masyarakat kita sekarang dengan berbagai

paradoksnya. “Pasar” ia jelaskan sedemikan rupa sehingga ia bukan hanya

merupakan tempat jual beli, namun sudah menjadi kategori baru untuk

mengolah pengalaman hidup manusia…”(Sunardi.2003:2-3)10 dari beragam

budaya dan kepentingan yang mewujud dalam luntur/runtuhnya tata

kehidupan sebelumnya, dan terbangunnya tata kehidupan selanjutnya,

dengan kebijakan dan regulasi yang disertai dengan munculnya kelas-kelas

masyarakat (strata) yang baru dengan spesialisasinya masing-masing.

10 Ibid. hal. 2-3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

113

2) Budaya Konsumsi Pinang dalam Ruang Publik Tandingan

Subyek-subyek dengan ragam kultur dalam aktivitas keseharian pada

ruang publik Kota Manokwari berkaitan langsung atau pun tidak langsung

akan menginterpretasikan budaya konsumsi pinang dengan beragam hasil

makna dan pesan. Beragam makna yang beterbangan11 (wandering of the

semantic) bertransformasi pada diri setiap subyek, menjadi pengetahuan

yang mendasari dinamika negosiasi oleh subyek-subyek dari berbagai ragam

kultur dan sistem sosialnya, yang demi kepentingan aktor-aktor

kontestannya akan terjadi dialektika-dialektika yang berpotensi membangun

(mengkonstruksi), membangun kembali (merekonstruksi), meluluh-

lantakkan (merusak) dan meruntuhkan (mendekonstruksi)12 bangunan imaji,

yang akan melahirkan wacana baru tentang sebuah ruang publik dalam yang

berkaitan dengan kultur mengkonsumsi pinang dalam masyarakat setempat.

Masyarakat publik dengan imaji dan wacananya berpotensi

menggerakkan dinamika sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat

sipil (civil society), sehingga terbentuk relief monumental yang dihasilkan

melalui pertarungan-pertarungan yang mewujud dalam identitas dan karakter

ruang publik Kota Manokwari yang berkelanjutan.

11 Jawa: sliweran dan pating sliwer.12 Istilah yang dipakai oleh Derrida dalam ide menggugat; pandangan bahwa ada makna yangtransparan dan hadir dengan sendirinya di luar “representasi”, serta oposisi konseptual yanghierarkis dalam filsafat, seperti tuturan/tulisan, realitas/penampakan, dan berargumen tentang“ketidak-dapat-ditentukannya” (undecidability) pasangan oposisi biner. (Sumber: Chris Barker (2014).Kamus Kajian Budaya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hlm.72.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

114

Ben Highmore dalam buku Michel de Certau Analysing Culture

menyebut ruang-ruang operasional dialektika subyek-subyek tersebut

sebagai ruang publik tandingan (counter public sphere). Ia terinspirasi

konsep tersebut dari Oskar Negt dan Alexander Kluge13 yang menguraikan

tentang wujud-wujud ruang publik tandingan:

“The classical public sphere of newspapers, chancellories,parliaments, clubs, parties, associations rest on a quasi-artisanal mode of production. By comparison, theindustrialized public sphere of computers, the mass media,the media cartel, the combined public relations and legaldepartements of conglomerates and interest groups, and,finally, reality itself as a public sphere transformed byproductions, represent a superior and more highly organizedlevel of productions.(Kluge dan Negt.1972:2)”14

Membaca konteks Kota Manokwari dengan memakai konsep Kluge dan

Negt tersebut dapat memposisikan media massa; seperti Obrolan Warung

Pinang di Stasiun RRI Manokwari dan budaya populer mop, surat kabar,

komunitas-komunitas warga, masyarakat-masyarakat adat, korporasi dan

perniagaan adalah merupakan ruang publik tandingan tempat terjadinya

dialektika negosiasi subyek-subyek yang berperan serta dalam membentuk

locus Kota Manokwari menjadi sebuah ruang publik berkelanjutan.

13 Oskar Negt and Alexander Kluge, Public Sphere and Experience: Toward an Analysis of the Bourgeoisand Proletarian Public Sphere, translated by Peter Labanyi, Jamie Owen Daniel and Assenka Oksiloff(Minneapolis: University of Minnesota Press, 1993), p. 12 – first published in Germany in 1972.)14 Ben Highmore. 2006. Michel de Certau Analysing Culture. “An Art of Diversion: Cultural Policy andthe Counter Public Sphere”. Continuum International Publishing Group, New York, hal.163.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

115

3) Mobilitas Migran dan Okultisme Publik

Seiring dengan Kota Manokwari dijadikan pusat struktur pemerintahan

Propinsi Papua Barat, maka berakibat pada lajunya tingkat pertambahan

penduduk dan pembangunan infrastruktur. Manokwari menjadi daya tarik

bagi publik, dengan demikian juga berakibat pada semakin meluasnya ruang

publik tandingan. Prof. Dr. La Pona dari Pusat Studi Kependudukan (PSK)

Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura menguraikan bahwa:

“Pertambahan penduduk di Tanah Papua …lebih banyakdipengaruhi oleh proses migrasi masuk (in migration) yaitumigran spontan dan transmigran. Sedangkan pertambahanpenduduk Papua secara alami (natural increase) yangdisebabkan selisih penduduk yang lahir (fertility rate)dibanding yang meninggal (mortality rate) sangat kurangberperan. Apabila program transmigran tidak lagidikembangkan seperti jaman era Orde Baru (Orba) makapenambahan penduduk di Tanah Papua (Provinsi Papua danPapua Barat) lebih banyak dipengaruhi oleh migranspontan asal provinsi lainnya di Indonesia”15

Pertambahan penduduk di Papua yang lebih banyak dipengaruhi oleh

migran spontan asal provinsi lain menciptakan tingkat kemajemukan

(heterogenitas) berpotensi mempengaruhi perluasan ruang publik tandingan

dan kondisi kehidupan masyarakat.

Konsep-konsep modernitas yang dibawa bersama warga migran pada

ruang publik tandingan menciptakan ketidaktentuan dan kekuatiran

15 Sumber: tabloidjubi “Transmigrasi dan Migrasi di Tanah Papua.” Dominggus Mampioper. 28November 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

116

masyarakat setempat, sehingga merepresi dan menghantui psikososial warga

masyarakat. Mobilitas dengan dinamikanya membangun rasa was-was,

kuatir, bingung, curiga, frustrasi, sehingga tercipta okultisme publik yang

mewujud dalam pertanyaan bersama dalam masyarakat; ‘nanti Kota

Manokwari ini mau jadi seperti apa?’

Keadaan ini diakibatkan oleh kekuatan dominasi baru (hegemonisasi

modernitas), sehingga suatu proses pembentukan ruang publik dengan

identitas dan karakternya akan berjalan terus, sehingga “… the old regime

no longer had the authority it had once commanded.” (Buchanan.2000:2)16

Perubahan ini menuntut masyarakat publik untuk lebih waspada dan jeli

terhadap wandering of the semantic sehingga dapat menemukan (atau tidak

menemukan sama sekali) pesan dari makna yang diperoleh, yang akan

digunakan sebagai materi perencanaan dan aktvitas untuk mencapai

idealisme kehidupan masing-masing.

I Ngurah Suryawan, pengajar pada Universitas Negeri Papua (UNIPA)

Manokwari dalam buku NARASI SEJARAH SOSIAL PAPUA. BANGKIT

DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI menguraikan:

“Penetrasi investasi modal berlangsung kencang diManokwari. … Diantaranya yang terbesar adalah ivestasiGroup Hady dengan Hadi Mall dan Hotel Swis-Bell(Group Choice yang memegang Hotel Mariot). FulicaManokwari membangun Hotel Meridien di Kawasan SowiGunung (hotel bintang 4 pertama di Manokwari). Itu tentu

16 Ian Buchanan. 2000. Michel de Certeau Cultural Theorist. Nottingham Trent University, hal.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

117

saja belum termasuk ratusan pedagang-pedagang dariSulawesi, Jawa dan daerah lain di Indonesia yangmengadu peruntungan di Manokwari, Papua Barat. Makatidaklah heran jika pasar-pasar tradisional dan pusat-pusat keramaian di Papua Barat, di Kota Manokwarikhususnya akan banyak ditemui pedagang-pedagang yangberasal dari Sulawesi dan Jawa.”17

Pasca diterbitkannya Undang Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang

pemebentukan Propinsi Irian Jaya Barat (dll.) pada era Presiden B.J.

Habibie, seiring dengan terjadinya arus mobilitas migran maka komposisi

masyarakat pememegang peranan pada sektor pasar tradisonal berindikasi

terjadi ketidakseimbangan peran, masyarakat pendatang lebih dominan

menguasai perniagaan pasar dibandingkan dengan masyarakat setempat.

Kebanyakan masyarakat setempat menjual sayuran, buah-buahan lokal, ikan

atau pun hasil bumi lain yang jumlahnya relatif sedikit, dengan menggelar

dagangannya di emperan-emperan pasar atau pinggir-pinggir jalan yang

beralaskan karung atau papan-papan seadanya.

Potret pasar tradisional; Pasar Borobudur, Pasar Tingkat Sanggeng serta

Pasar Wosi telah dapat menjadi indikator yang membahasakan adanya

kompleksitas permasalahan dan pertumbuhan Kota Manokwari tentang

adanya masyarakat yang telah mencapai kesejahteraan hidup, kecemburuan

17 I Ngurah Suryawan (ed). 2011. Narasi Sejarah Sosial Papua. Bangkit dan Memimpin Dirinya Sendiri.Malang: Intrans Publishing, hal. 223.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

118

sosial dan pula sentiment etnis yang berpotensi terjadinya persinggungan di

antara subyek-subyek di Kota Manokwari sebagai ruang publik tandingan.

Certeau melukiskan kecemasan publik yang diakibatkan oleh penetrasi

dari mobilitas sosial dengan munculnya ketidakteraturan dan ketidakjelasan

yang dianalogikan sebagai hantu: “The practices of consumption are the

ghosts of the society that carries their name …” (Certeau. 1984:35)18 yang

hadir bersamaan dengan arus globalisasi.

Okultisme yang terpahami sebagai 'pengetahuan yang rahasia dan

tersembunyi' telah menjadi hantu ‘jangan-jangan’ sehingga meresahkan

kejiwaan publik (psikososial), sebagaimana imaji terror yang selalu

mencemaskan dan tidak memberi perasaan nyaman bagi masyarakat

setempat.

Dalam kondisi ini dengan sangat mudah akan membangun wacana-

wacana racial politics pada ruang publik, sebagaimana diungkapkan oleh

seorang Putra Papua, Socrates Sofyan Yoman:

“Pernyataan yang berulang kali mendesingkan di telingasaya (penulis) ini adalah komitmen sebagai anak Papuauntuk menjaga, memelihara, dan mempertahankannya.Ironisnya, orang–orang Papua tidak menyadari bahwa tanahsebagai hak kesulungan yang diberikan Tuhan sedangdijarah dengan alasan pembangunan nasional dan integrasiwilayah Indonesia.Tanah orang Papua dijarah denganpembangunan pemukiman Transmigrasi tanpa membayarsatu sen pun.Tanah ini dijarah dan diserahkan kepada

18 Ibid., hal.35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

119

orang–orang pendatang bukan pemilik Tanah Papua. Lihatsaja di Manokwari, di Sorong, di Merauke, di Nabire, diTimika, di Jayapura (Arso: Keerom). Setelah dijarahtanahnya, orang Papua disingkirkan dari tanah mereka.”19

Ruang publik Kota Manokwari dan sekitarnya telah terhegemoni oleh

otorita-otorita kekuasaan (rezim penentu), menjadi arena ‘lomba’ antara

kesepahaman dan ketidaksepahaman konsep ideologi di antara apparatus

publik (state), masyarakat sipil (civil society), masyarakat asli dan

masyarakat pendatang, individu, kelompok etnis, yang semakin memperjelas

dinamika pertarungan ekonomi, sosial, politik, dan budaya dalam keseharian

hidup masyarakat.

Pengoprasian strategi dengan berbagai tindakan manipulatif dalam

bentuk represif serta upaya-upaya penyeragaman (uniformitas) atas realitas

kultur masyarakat di Manokwari, yang dilakukan oleh otorita dominan dan

termandatkan pada diri subjek apparatus pemerintah, pebisnis, komunitas,

warga budaya, lembaga ilmiah yang memunculkan kebijakan publik

(cultural policy); seperti dilarang makan pinang di area ini! akan semakin

mempersempit atau justru menjajah20 sistem kultur kampung penginang

19 Socrates Sofyan Yoman. 2007. Pemusnahan Etnis Melanesia Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasandi Papua Barat. Yogyakarta: Galang Press, hal.175.20 Bdk. Kolonialisme menjajah pikiran sebagai pelengkap penjajahan tubuh dan ia melepas kuasa-kekuasaan dalam masyarakat terjajah untuk mengubah pelbagai prioritas kultural mereka untuksekali dan selamanya. Dalam proses tersebut, ia membantu menggeneralisasi konsep tentang Baratmodern dari sebuah entitas geografis dan temporal ke sebuah kategori psikologis. Barat saat ini adadimana-mana, di barat dan di luar Barat, dalam pelbagai struktur dan dalam sebuah pikiran (Nady1993. hlm.xi). Sumber: Leela Gandi. 2007. Teori Poskolonial. Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat.Yogyakarta: Penerbit Qalam. Cet-3, hal. 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

120

sebagai ruang tak terbatas yang sarat dengan filosofi dan makna kehidupan

bagi masyarakat di Manokwari dan Papua pada umumnya.

Kemapanan kultur kampung penginang berhadapan dengan idealisme

kota modern yang perlahan menggeser dan mengambil alih fungsi-fungsi

kultur setempat seraya memunculkan ‘kedai-kedai baru’ tempat orang-orang

berkumpul dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern memaksa

masyarakat setempat menjadi bergantung pada sistem ekonomi baru dalam

jaringan yang lebih luas, sehingga masyarakat setempat perlu ambil nafas

panjang guna menghimpun tenaga dan mencari kesempatan untuk

beradaptasi dengan konsep dan pragmatisme kehidupan modernitas sebagai

hal baru.

Kebijakan publik (public policy) yang lahir dari struktur kekuasaan

(pemerintah) dan kebijakan budaya (cultural policy) dari otoritas dominan

(masyarakat pendatang) yang telah tertransplantasi konsep modernitas –

dengan percaya diri mengklaim sebagai subyek yang sudah beradab dan

modern – mempunyai potensi untuk mewujudnyatakan imaji kota modern.

Padahal otoritas asing tersebut merongrong eksistensi kultur masyarakat

setempat, sehingga tersisihkannya warga pengkonsumsi pinang pada ruang

terbatas (sempit), dan bukan lagi sebagai ruang publik ‘kampungku’ yang

hanya kita (eksklusif privat) yang tak terbatas. Kenyamanan ruang privat

terusik, sehingga membangkitkan hasrat untuk melawan atau pun

mengupayakan negosiasi supaya dapat terakomodir asosiasi bebasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

121

Gambar 22. Potret jualan pinangdi Jalan Yakonde Padang Bulan Atas, pasca Kongres Rakyat Papua III

di Lapangan Zakeus Abepura Jayapura.21

Keberbedaan sikap dan perilaku dalam realitas kehidupan sosial di

lapangan cenderung dibaca sebagai ‘perlawanan’ terhadap keadaan. Sikap

cuek terhadap peringatan untuk tidak mengkonsumsi pinang, mempertegas

untuk berlaku membuang limbah pinang di sembarang tempat, atau bahkan

dengan sengaja mencoret-coretkan ludah pinang pada tembok-tembok rumah

atau pun bangunan publik lainnya.

Posisi struktur otoritas dominan telah mampu membangun imaji dan

wacana-wacana rasional (logis) yang secara berangsur mampu membangun

makna dan fungsi baru pada wilayah kultur masyarakat setempat ke ruang

21 Sumber Facebook: Forum Diskusi Komunikasi (Fordiskom) STFT Fajar Timur Abepura Jayapura. 20Januari 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

122

publik politik (politische Offentlichkeit). Proses tersebut menggeser ruang

assosiasi bebas masyarakat kultur, tempat berekspresi dengan kreatif dan

merdeka dengan nilai-nilai kulturalnya. Kultur yang turun-temurun dari

nenek moyang cenderung terepresi – bahkan mendapat penilaian rendah

dan stigma negatif – dan tak diperhitungkan dalam bangunan imaji dan

wacana baru (modernitas) pada ruang publik modern.

Perbedaan kepentingan mewujud dalam resistensi sosial di antara

aparatur pemerintah, elit politik, pengusaha, korporasi-korporasi dengan

masyarakat kultur pengkonsumsi pinang yang disebabkan oleh perbedaan;

konsep, paradigma, ideologi dan gaya hidup. Konsep modernitas pada

subyek-subyek mempersepsi kampung sebagai “ruang privat tak terbatas”

dan dikonstruk menjadi sebuah kota sebagai “ruang sosial yang banyak

batasan” dengan aturan dan konsep-konsep regulasi yang lebih

menitikberatkan suatu penyeragaman (uniformitas) untuk sebuah ide ruang

publik. Terbangunlah ‘kampung-kampung dalam kota’ yang dilingkupi

bentuk dan praktek-praktek kekuatan struktural dari otoritas dominan yang

merupakan sebuah representasi kekuatan sosial pada ruang publik Kota

Manokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

123

4) Budaya Konsumsi Pinang sebagai Tempat Pengucapan Ketiga22

Mobilitas migrasi ke Manokwari menjadikan kebiasaan mengkonsumsi

pinang semakin banyak dilakukan juga oleh warga pendatang (bukan

Papua). Mereka ikut berbiasa mengkonsumsi pinang dan membaur dengan

masyarakat setempat untuk beragam alasan. Sebagaimana diungkapkan oleh

Musa Rumbarar: “… bahkan masyarakat dari luar Papua saat ini telah

mengenal dan ikut terbiasa mengkonsumsi pinang.” Mereka menyesuaikan

diri dengan warga setempat, menjalin relasi; dalam lembaga perkawinan,

rekan kerja, relasi dagang, serta alasan lainnya, sehingga ada intimitas

komunikasi (interaksi) secara lebih intensif untuk mengungkapkan hasil

refleksi atas kehidupan masing-masing di dalam ‘kedai-kedai kopi Papua’.

Dalam relasi antara masyarakat setempat dan pendatang akan terbangun

kolaborasi koloni (struktur sosial) baru dengan segala aktivitas

kesehariannya. Situasi tersebut terbangun seperti dicontohkan oleh

Habermas dengan terbentuknya struktur sosial ruang publik Inggris Raya

pasca Ratu Elizabeth I (sekitar abad 18):

“Dominasi ‘kota’ semakin diperkuat oleh institusi-institusibaru yang, dengan semua ragamnya… mengambil alihfungsi-fungsi sosial yang sama: “… kedai kopi dan salonmenjadi pusat kritik – awalnya hanya bersifat kesusteraan,

22 Istilah yang dipakai oleh Homi K. Bhabha, pada buku. Teori Poskolonial. Upaya MeruntuhkanHegemoni Barat. Karya Leela Gandi. 1998. Yogyakarta: Penerbit Qalam, hal. viii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

124

namun kemudian menjadi politis juga – yang di dalamnyamulai lahir kelompok baru …”23

Tradisi mengkonsumsi pinang sebagai ‘ruang privat tak terbatas’

berfungsi menjadi kedai-kedai kopi atau salon-salon tempat seluruh

pernyataan-pernyataan; seperti pengalaman diri, pengalaman sosial dan

kritik keadaan serta menjadi bagian sistem kultur sosial dalam masyarakat di

Papua. ‘Kedai-kedai kopi Papua’ telah diminati (dihadiri) oleh orang-orang

yang tidak sekampung; seperti dari Bugis, Batak, Jawa, Timur, Minahasa

dan sebagainya. “Orang dari luar Papua akan lebih akrab dengan

masyarakat asli Papua, ketika para pendatang itu bisa makan

(mengkonsumsi) pinang bersama warga masyarakat asli Papua,”

sebagaimana menjadi sebuah harapan dari Bapak Edo Padwa.

Terbentuknya koloni baru menjadi sebuah wujud otorita komunitas

masyarakat terbayang yang akan turut merubah dan membentuk struktur

publik dan kultur masyarakat setempat. “Kampung Pinang” bukan lagi

tempat keluarga saya saja, melainkan telah menjadi tempat mereka di

rumah saya. Keadaan baru ini menjadikan ruang tempat kami berucap

bertransformasi dalam format transkultural yang baru, yang oleh Homi K.

Bhabha disebut sebagai “tempat pengucapan ketiga”,24 tempat bersama

23 Jurgen Habermas. 1989. (terj. Yudi Santoso) Ruang Publik. Sebuah Kajian Tentang KategoriMasyarakat Borjuis. Yogyakarta: Kreasi Wacana, hal.49.24 Leela Gandhi. 1998. Teori Poskolonial .Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat. Yogyakarta: PenerbitQalam, hal. viii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

125

dengan latar heterogen (multikultur) yang akan berpartisipatoris dalam

pembentukan identitas, karakter, dan wujud ruang publik Kota Manokwari

yang berkelanjutan

Mengkonsumsi pinang bersama bukan hanya sebagai aktivitas fisik saja,

namun di dalamnya sarat akan nilai serta makna persahabatan, persaudaraan,

bahkan penyatuan antara dua pribadi atau lebih secara intensif dan intim.

Tradisi mengkonsumsi pinang telah mampu memelihara dan memperkuat

keharmonisan relasi antar personal mau pun komunal, karenanya

mengkonsumsi pinang menjadi fasilitas dan medium untuk membangun

sinergisitas yang akan memberi kemudahan dalam sistem pencapaian

hasil/tujuan dari suatu kepentingan tertentu. Strategi yang sama diterapkan

dalam kebijakan publik punggawa pemerintah Hindia Belanda untuk

melakukan pendekatan kepada penduduk koloninya.

Tempat pengucapan ketiga tetap menjadi bagian dalam counter public

sphere,25 dimana identitas kultural warga budaya (pengkonsumsi pinang)

setempat tetap berada dalam wilayah kontradiksi dan ambivalensi di antara

otoritas pemerintahan (state), kapital modal, media, serta masyarakat sipil

(civil society) dengan beragam kultur. Pengakuan (claim) akan sebuah

“kemurnian” hierarki kultur masyarakat menjadi tidak dapat dipertahankan

25 Bdk. Pemikiran Ben Highmore dalam buku Michel de Certeau Analysing Culture (2006:164); Whiletheir examples are mostly focused on lesbian and gay culture as a counter public sphere, how theyfigure this is relevant (potentially) to all sorts of other counter public spheres. What makes a counterpublic both public and ‘counter’ is crucial to their theory.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

126

lagi, karena telah mengalami suatu perubahan wujud dan sistemnya seiring

dengan proses perkembangan ruang publik yang berada dalam arus

globalisasi.

Obrolan Warung Pinang dan mop memposisikan pinang sebagai

medium dan dinamisator yang mendasari terjadinya komunikasi sosial dan

budaya dalam keseharian hidup masyarakat di Papua. Komoditi tersebut

juga mampu menjadi katalisator proses interaksi personal mau pun komunal

pada ruang publik. Keduanya menjadi forum dan media komunikasi warga

masyarakat dalam posisi strategisnya sebagai tempat pengucapan ketiga

sekaligus berada dalam ruang publik tandingan (the counter public sphere).

Tempat pengucapan ketiga pun semakin meluas dan terbuka untuk

subyek-subyek baru, tradisi mengkonsumsi pinang sebagai medium

dialektika yang ekslusif berubah menjadi inklusif dalam lingkup dan

penerapannya untuk negosiasi praktek pengoprasian beragam kepentingan

publik. Dengan demikian lebih banyak membuka kemungkinan

terbangunnya opini, wacana, upaya analisis, pencerahan intuisi, ide-ide baru,

konsep baru, informasi baru, serta perspektif baru yang semakin

mendekatkan kepada harapan dan idealisme masing-masing kontestan.

Dalam inklusivitas yang toleran, akan semakin meringankan beban-

beban kehidupan sosial, memudahkan pencapaian harapan (kepentingan),

bisa saling menerima dengan simpati (welcome), relasi mutualisma, dan bagi

pemodal/pebisnis yang merupakan bagian dari kapital sosial modern, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

127

usaha mall, hotel, penyedia jasa dsb. akan berkemungkinan mendapatkan

profit yang lebih.

Lapangan terbuka, pasar, tempat berkumpul (nongkrong), lorong

pemukiman dan jalan-jalan menjadi ruang publik yang mempunyai

aksesbilitas dengan berbagai jaringan bisnis mau pun teknologi modern,

mengubah ruang publik tradisional menjadi lebih banyak fungsi

(multifungsi); seperti arena politik, perekonomian, interaksi sosial dan

budaya. Penetrasi investasi modal berlangsung kencang di Manokwari. …

Maka tidaklah heran jika pasar-pasar tradisional dan pusat-pusat

keramaian di Papua Barat, di Kota Manokwari khususnya akan banyak

ditemui pedagang-pedagang yang berasal dari Sulawesi dan Jawa.

(Suryawan.2011:223)26 Mobilitas keseharian masyarakat mengentarai Kota

Manokwari menjadi arena kontestasi guna mendapatkan pemenuhan

keinginan ego dan idealism modernitas.

Kontestasi tersebut semakin dinamis dengan diintensifkannya melalui

program Pengembangan perkotaan utama di Kabupaten Manokwari sebagai

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Propinsi Papua Barat oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupten Manokwari. Program tersebut

ditiik beratkan pada wilayah Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur,

Manokwari Utara, dan Manokwari Selatan, dengan tujuan untuk mendorong

dan mempersiapkan perkotaan Manokwari sebagai pusat pemerintahan,

26 Ibid., hal..223.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

128

perdagangan, jasa serta mendorong pengembangan perkotaan Manokwari

yang berfungsi untuk pelayanan fasilitas umum skala regional, dengan

Distrik Manokwari Barat sebagai pusat wilayah pengembangannya,27 yang

di dalamnya termasuk upaya peningkatan Bandara Nasional Rendani serta

Pelabuhan Laut Manokwari.

Pengembangan pusat perkotaan menjadikan tempat pengucapan ketiga

di Kota Manokwari tidak pernah berhenti dan sepi ‘pengunjung’, proses

pembentukan ruang publik dengan dinamikanya berlangsung pada trajectory

yang tidak menentu secara berkesinambungan (kohoren) dan berkelanjutan

(kontinuitas).

3. Kontinuitas Operasi Strategi dan Taktik dalam Ruang Publik

Perubahan struktur pemerintahan dan penambahan infrastruktur pada

ruang publik Kota Manokwari secara kasat mata dilakukuan sesegera setelah

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tertanggal 18 April 2007, yang juga

menandai berdirinya Propinsi Irian Jaya Barat yang kemudian berubah nama

menjadi Propinsi Papua Barat dengan status Otonomi Khusus.

27 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari 2015. Tabel 6.1.Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program) Perwujudan Struktur Ruang Wilayah. Hal..2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

129

Perubahan begitu mencolok, ruang publik yang nyaman, dengan rimbun

dan kokohnya pohon-pohon tua, bangunan-bangunan masa pendudukan

Belanda dan Jepang di sekitar jalan Jalan Brawijaya, Jalan Siliwangi, dan

beberapa tempat lainnya membuat ruang publik dengan sebutan; Kota Injil,

Kota Peradaban, Kota Buah dan Kota Ikan, dalam satu dasa warsa terakhir

berubah wajah dan karakter ruang publiknya, namun masih pula

meninggalkan jejak-jejak perjalanan sejarah masa lalu yang tetap menjadi

kenangan yang terpatri di hati dan benak masyarakat Papua di masa lalu.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kibaran bendera Nederland (Belanda)

di sekitar Kota Manokwari; banyak yang telah hilang dan darinya saat ini

banyak hal baru yang tidak bisa dipungkiri kehadirannya.

1) Strategi vis-à-vis Taktik

Berkurangnya ketentraman dan kenyamanan yang diikuti meningkatnya

kriminalitas, persengketaan publik, dan kegerahan psikososial dalam ruang

publik Kota Manokwari, menantang masyarakat untuk mau beradaptasi

dengan keadaan baru yang dipengaruhi oleh globalisasi modernitas. Subyek-

subyek masyarakat asli Papua (sebagai tuan tanah) representasi sosialnya

semakin terbatasi oleh hadirnya dominasi rezim penentu, sehingga menjadi

terusik posisi kenyamanannya. Subyek-subyek lambat laun terkonstruksi

beragam sikap diri; beriringan, bersekongkol, menentang dan bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

130

melakukan operasional perlawanan secara terang-terangan / terbuka mau

pun dengan taktik-taktik tertutup (under cover) terhadap rezim dominan.

Operasionalitas perlawanan mewujud dalam dinamika dialektik

negosiasi antar kontestan yang menggunakan strategi dan taktik untuk

mencapai tujuannya. Ruang publik menjadi arena pertarungan strategi dan

taktik. Certeau menjelaskan bahwa: “… a strategy the calculation (or

manipulation) of power relationships that becomes possible as soon as a

subject with will and power (a business, an army, a city, a scientific

institution) can be isolated.”28 Sedangkan taktik adalah merupakan “…

procedures that gain validity in relation to the pertinence they lend to time—

to the circumstances which the precise instant of an intervention transforms

into a favorable situation."29 Pengguna strategi (rezim penentu atau pun

otoritas dominan) berkecenderungan memposisikan pengguna taktik sebagai

target, musuh, atau pesaing.

Asumsi konsep pemikiran de Certeau tersebut dapat menjadi pisau

bedah sekaligus mencermati realitas keadaan Kota Manokwari, dimana

terjadi akumulasi relasi publik yang beragam latar belakang dan

kepentingan. Setiap subyek dituntut mempergunakan atau pun menghadapi

strategi atau taktik untuk dapat mengembangkan asosiasi bebasnya pada

28 Ibid. hal.35-36.29 Ibid. hal.38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

131

ruang-ruang negosiasi dalam upaya untuk mendapatkan memperoleh nilai-

nilai etika, kesenangan/pemuasan atau pun penemuan baru (inovasi) pada

aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik pada ruang publik

Kota Manokwari.

Subyek-subyek rezim penentu memainkan strategi dalam konfigurasi

struktur legal. Dengan strategi yang tepat otoritas-otoritas apparatus

pemerintahan, birokrat, agen-agen kapital modal (penanam modal dan

pengusaha), pedagang-pedagang kelas menengah ke atas, serta otoritas lain

(dimungkinkan) akan mampu menghegemoni publik secara lebih luas dan

dengan sesegera mungkin memperoleh pemenuhan tujuannya.

Operasional taktik dilakukan oleh subyek di luar rezim penentu atau

berada di dalam wilayah otoritas asing. Taktik dipahami sebagai siasat yang

harus memperhitungkan posisinya dengan tepat, karena akan selalu

berhadapan (vis-à-vis) dengan strategi yang otoritasnya terstruktur, legaln

dan dapat diklarifikasi kesejarahannya. Dengan kata lain taktik adalah siasat

untuk menghadapi strategi yang dipakai oleh otoritas asing untuk

mendapatkan kemenangan (keberhasilan). Keduanya beroperasi dalam satu

ruang, namun berbeda operasionalnya. Posisi ini dapat melekat seterusnya

atau pun sebaliknya, namun keduanya tetap akan berpotensi dan berperan

sebagai subyek (aktor-aktor), faktor pembentuk serta pengendali keadaan

ruang publik kota Manokwari yang berkelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

132

Antara warga masyarakat asli Papua dengan warga pendatang dari luar

Papua mempunyai relasi yang bersifat eksterioritas, keduanya saling

berhadapan atau bercampur dalam satu ruang publik Kota Manokwari,

namun masing-masing tetap berasumsi bahwa yang dihadapi adalah obyek

target sekaligus ancaman. Selain dari subyek diri, (the other) akan selalu

merupakan pesaing, pelanggan, atau bahkan musuh yang sedang bersama-

sama dalam satu arena tanding (the counter public sphere).

Akumulasi masalah dan konflik-konflik tersebut sering bermuara dalam

gerakan-gerakan masyarakat Papua; seperti demonstrasi menuntut

kemerdekaan bangsa Papua, yang dalam perspeksi hukum dikategorikan

sebagai tindak makar terhadap pemerintahan yang sah, sehingga mereka

harus berhadapan dengan alat-alat negara yang merupakan ideological state

apparatus; inteljen, satuan polisi pamong praja, polisi (anti huru hara), atau

pun angkatan bersenjata lainnya.

2) Perlawanan terhadap Stigmatisasi Kebijakan Publik

Meminjam istilah ruang publik yang dipakai Jurgen Habermas,

kegiatan (kultur) mengkonsumsi pinang merupakan perepresentasian

/perwakilan publik (representative offentlichkeit) yang menjadi bagian dari

aktivitas keseharian masyarakat di Papua. Melalui kebiasaan tersebut akan

membuka cara orang berpikir, lebih gampang membahasakan isi pikiran

seseorang sehingga dapat berpanjang lebar (nerocos) berbicara dari hal-hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

133

yang serius sampai dengan cerita ringan dan lucu. Mengkonsumsi pinang

menjadi sebuah perepresentasian kelompok masyarakat kategori kultur yang

berada dalam suatu wilayah ruang publik.

Maka sentiment ketidaksenangan serta kebijakan publik yang melarang

mengkonsumsi pinang pada sembarang tempat menjadi sebuah pembatasan

terhadap sebuah kultur warga budaya, berakibat pada tidak leluasanya para

penginang untuk kumpul-kumpul bareng (ngobrol) seraya berefleksi dan

membagi pengalaman kehidupan individu mau pun sosialnya. Penginang

terbatasi dan terdesak oleh dominasi publik yang mengatasnamakan upaya-

upaya untuk mewujudnyatakan kota modern yang bersih, rapi dan elegant.

Walaupun upaya tersebut selalu mendapatkan perlawanan dan

ketidakpedulian dari masyarakat pengkonsumsi pinang yang tetap saja tidak

menghiraukan kebijakan publik yang berupa larangan membuang limbah

dan ludah pinang di beberapa ‘tempat modern’ yang ada plat-plat peringatan

dimaksud.

Stigmatisasi jorok, tidak bernilai, terbelakang, tidak modern, dan

berbagai penilaian negatif, merupakan sebuah sikap pengingkaran terhadap

realitas publik dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Berhamburnya

ludah pinang di berbagai tempat; pada tembok-tembok rumah, toko,

perkantoran, bandara, sekolah, jalan raya serta tempat-tempat publik lainnya

semakin meyakinkan meyakinkan stigmatisasi yang diberikan sebagai suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

134

kebiasaan yang dinilai tidak sesuai dengan idealism modernitas dan tuntutan

sebuah ruang publik yang berkelanjutan.

Sikap kontra opini terhadap fenomena mengkonsumsi pinang terungkap

dari sebagian masyarakat pendatang serta orang-orang yang telah

mempunyai konsep modern tentang sebuah kota, mereka menganggap

bahwa aktivitas tersebut merupakan kebiasaan yang berdampak buruk,

budaya terbelakang, jorok dan tidak elegant untuk sebuah kota di jaman

modern dewasa ini.

Penilaian ini semakin diyakinkan dengan banyaknya tanda larangan

mengkonsumsi pinang yang dibuat oleh pihak pemerintah melalui kebijakan

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) atau pun unit-unit kerja, sebagai

perpanjangan ideological state apparatus (ISA), pemerintah.

Tuntutan-tuntutan masyarakat publik yang dipengaruhi oleh konsep-

konsep modernitas memunculkan penilaian negatif tentang masyarakat

Papua yang masih terbelakang, terasing, dan tertinggal jika dibanding

dengan wilayah Indonesia lainnya. Penilaian-penilaian dan stigmatisasi

tentang keadaan masyarakat Papua yang “seperti itu”, akan laku dijadikan

alasan untuk mengeksploitasi proyek-proyek struktur dan infrastruktur.

Tuntutan-tuntutan keadaan tersebut diproyeksikan dalam berbagai rencana

program pembangunan yang bersinergis dengan otoritas-otoritas

konglomerasi dari luar Papua yang kurang (tidak) paham dengan realitas

kultur masyarakat Papua secara komprehensif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

135

Pertemuan ragam cara pandang, kepentingan, serta penilaian terhadap

kultur lokal budaya mengkonsumsi pinang dalam masyarakat Manokwari

atau pun masyarakat Papua pada umumnya, menumbuhkan “embrio

pertarungan” pada ruang publik.

Perbedaan konsep dan persepsi tentang sebuah ruang publik di antara

ideological state apparatus (ISA) yang sarat ide-ide modernitas dengan

warga masyarakat budaya mengkonsumsi pinang, menimbulkan sebuah

permasalahan pragmatis ideologis dalam keseharian hidup masyarakat.

Produk regulasi sebagai kebijakan otoritas publik yang hanya

menitikberatkan penyeragaman (uniformitas) dan tanpa mampu

mengakomodir kepentingan kultur masyarakat, membuktikan adanya ketidak

berpihakan dalam obyektivitas kebijakan publik. Oleh karenanya, keadaan

yang diakibatkan oleh kebijakan publik yang terwujud dalam regulasi dari

rezim penentu dan pemegang otoritas kekuasaan publik tersebut, direspons

oleh masyarakat kultur dengan beragam bentuk perlawanan.

Bentuk-bentuk ekspresi perlawanan pada ruang publik terwujud dalam

perilaku-perilaku yang biasa-biasa saja hingga luar biasa; seperti

meludahkan pinang di sembarang tempat, mencoret-coret tembok atau jalan

raya (vandalistic), tindak pidana (criminal) umum, tindakan anarkis, sampai

dengan demonstrasi-demonstrasi di lapangan yang selalu ada yang

membawa serta menikmati pinang dengan kapur sirihnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

136

Perlawanan-perlawanan dalam ruang publik tersebut juga merupakan

taktik untuk memperoleh kembali ruang assosiasi bebasnya, sehingga

‘masyarakat pengkonsumsi pinang’ bisa merasakan ruang publik

‘kampung’nya sebagai forum bersama, ruang demokrasi tempat orang

merefleksikan dan mengolah pengalaman hidup mereka kembali.

Dari catatan Giard dalam kaitannya dengan ruang publik, Certeau

mengisyaratkan adanya sebuah kondisi ruang yang tepat untuk dapat

digunakan oleh masyarakat publik untuk melakukan aktivitas-aktivitas

publiknya:

“… that places in cities be set aside for speech making, that

festivalsof orality and writing be created, that questions be

opened to competition(for the production of texts or cassette

recordings), that the circulation of recordings as a means of

social exchange be developed, and so on. Similarly, the

collection and archiving of oral patrimony should be

stimulated, by associating with it what pertains to gestures

and techniques of the body. (CS: 139 with Giard).”30

Dalam konteks Indonesia, idealisme de Certeau tersebut terbahasakan

pula oleh seorang Remy Riverno. Kepeduliannya terhadap dibutuhkannya

suatu ruang publik bagi masyarakat perkotaan di Indonesia, mengajak para

punggawa pemerintah-pemerintah di wilayah Nusantara untuk mencontoh

yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil untuk Kota Bandung dan Tri

30 Ibid. hal.161.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

137

Rismaharini untuk Kota Surabaya, Penyediaan Ruang Publik Untuk

Mewujudkan Masyarakat yang Berkelanjutan. Ia menandaskan perlunya

ruang publik untuk kepentingan bersama sebagai upaya untuk

membangkitkan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat secara

berkelanjutan:

“Berbagai sumber daya hanya dapat terwujud apabilaantar manusia ada hubungan emosional dan merasapunya kepentingan bersama. Semua itu hanya dapatterjalin ketika kita sering bercengkrama di ruang publik.Penyediaan ruang publik yang memadai secara kuantitasdan kualitas akan mampu menciptakan masyarakat yangberkelanjutan, yaitu tempat orang bekerjasama untukmembuat sesuatu demi kepentingan bersama yang lebihberkelanjutan”.31

Hal ini tentunya menjadi begitu berbeda dengan proyek-proyek

infrastruktur publik yang dihadirkan dari sebuah kebijakan aparatus

pemerintah yang berkorporasi dengan konglomerasi (seperti pasar, taman-

taman kota, tempat parkir, perkantoran, ruang tunggu terminal Bandar Udara

atau pun Pelabuhan Laut) yang lebih bermuatan politik ekonomi

(mementingkan profit), namun tak mampu (belum) mengakomodir tuntutan

kebutuhan ruang publik bagi masyarakat kultural setempat.

Dari keberbedaan cara pandang di antara pihak-pihak yang

mengidealkan modernitas dengan realitas warga masyarakat kultur

31 www.kompasiana.com (30 Sept 2015).Penyediaan Ruang Publik Untuk Mewujudkan Masyarakatyang Berkelanjutan. (29 Nop 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

138

pengkonsumsi pinang, terindikasi adanya resistensi yang diakibatkan oleh

asumsi-asumsi kontra produksi. Menjadi produktif ketika subyek-subyek

yang terlibat mampu memanfaatkan kesempatan sehingga terjadi relasi

simbiosis mutualisme, dimana satu sama lain saling mendapatkan

keuntungan dan kemanfaatan. Begitu pula akan menjadi kontra produksi

ketika aktivitas-aktivitas masyarakat tersebut dibaca sebagai relasi simbiosis

parasitisme, dimana satu dengan lain tidak saling mendukung dan justru

saling mengganggu.

Masyarakat yang mempunyai konsep idealis tentang sebuah kota sebagai

ruang publik modern akan merasa terganggu melihat kota dengan hamburan

sampah (limbah) pinang. Ketidakberpihakan subyek-subyek pada situasi ini

akan menstigmatisasi sebagai kebiasaan yang mengganggu ketertiban

umum, mempengaruhi tingkat keberuntungan dan kemanfaatan bagi mereka.

Kultur setempat dianggap tidak menguntungkan untuk upaya menciptakan

atmosfer kota yang bisa mendatangkan keuntungan finansial atau pun

meraih ambisi penghargaan yang bergengsi, semisal adipura.

Dari uraian di atas memberi alasan bahwa di balik adanya pengingkaran

terhadap keadaan sekitar kultur mengkonsumsi pinang dalam masyarakat di

sekitaran Kota Manokwari, terdapat kekuatan (power) di luar rezim penentu

(otoritas dominan) yang justru berpotensi dan mampu berperan sebagai

pengendali yang memiliki kekuatan membentuk ruang publik Kota

Manokwari. Subyek-subyek hadir mentransplantasi, membawa pergi retoris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

139

dan menggusur analitis, sehingga dalam kaitan dengan arus urbanisme hadir

wandering of the semantics yang terproduksi oleh massa.

Pengenyampingan yang terungkap melalui opini, wacana, serta

stigmatisasi terhadap kultur konsumsi pinang masyarakat setempat masuk

dalam ranah operasional kehidupan sosial, politik, ekonomi, serta budaya

yang tertuang dalam kebijakan-kebijakan publik dan hasil-hasil proyek

infrastruktur pada ruang publik, menjadi tidak terlalu memiliki nilai guna

bagi kepentingan dan kehidupan publik.

3) Penjungkirbalikan Posisi Strategi dan Taktik

Undang Undang No. 45 Tahun 1999, yang disusul dengan PP No 24

Tahun 2007 memantapkan status Propinsi Irian Jaya Barat (Papua Parat)

dengan Ibu Kota di Manokwari. Proses pembangunan sumber daya manusia

serta eksploitasi sumber daya alamnya merubah pemahaman, pengertian,

pemanfaatan, dan pemaknaan ruang publik.32 Laju perubahan struktur dan

infrastruktur semakin pesat.

Dapat dipastikan bahwa infrastruktur tersebut sangat berguna bagi

masyarakat pada umumnya, namun belum tentu menjadi bermakna, tepat

32 Sebagai landasan dan referensi penulis mempergunakan 3 jenis pemahaman tentang ruang publik:Offentlichkeit (bhs Jerman) menurut Jurgen Habermas yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris olehThomas Burger; 1) politische Offentlichkeit (ruang publik politik/politis), 2) literarische Offentlichkeit(ruang publik dunia sastra/literer), dan 3) representative Offentlichkeit (perepresentasian/perwakilanpublik).Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Yudi Santoso. 2007. Ruang Publik. Sebuah kajian TentangMasyarakat Borjuis.Yogyakarta: Kreasi Wacana, hal. xi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

140

guna, tepat situasi dan terlebih karena tidak mampu memberi tempat

(mengakomodir) kebutuhan bagi kehidupan kultur masyarakat setempat;

maka ruang publik di dalam realitasnya terdapat warga yang berasosiasi

(korporasi dan kooperasi) atau justru memisah-misahkan diri (terpecah

belah), sehingga kota sebagai ruang publik akan menyajikan berbagai

peristiwa atas dasar ketidakstabilan, diisolasi, atau keterkaitan properti yang

memiliki harga dan makna menurut cara berpikirnya masing-masing.

Artinya bahwa masyarakat pengkonsumsi pinang sebagai bagian dari

kehidupan publik yang tak terpisahkan ternyata masih perlu diakomodir

eksistensi kulturnya, diperhatikan dan diberi tempat untuk asosiasi bebasnya.

“"The city,"like a proper name, thus provides a way of conceiving and

constructing space on the basis of a finite number of stable, isolatable, and

interconnected properties.”(Certeau.1984:94).33 Maka kota sebagai ruang

publik tanding menjadi dalam situasi tegang yang disebabkan oleh adanya

beragam dinamika negosiasi dan perlawanan dari berbagai otoritas subyek.

Mereka berlomba mempersepsi kota sebagai ruang sosial tak terbatas

dengan beragam bentuk dan praktek kekuatan struktural; aparatur birokrasi,

elit politik, pengusaha, warga masyarakat, serta hadirnya kebijakan

pemerintah, paradigma pembangunan, ideologi dan dominasi gaya hidup di

dalam masyarakat. Namun hal ini justru memberi batas-batas yang

33 Ibid. hal. 94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

141

mempersepit ruang gerak asosiasi bebas yang dimiliki masing-masing

subyek terdampak.

Kontestasi dengan berbagai dialektika negosiasi pada ruang publik

tandingan (the counter public sphere), tidak berhenti dengan strategi dan

taktik masing-masing pihak dengan keberhasilan (kemenangan) yang telah

dicapai. Mencapai keberhasilan lebih mudah dari pada mempertahankan

hasil yang telah dicapai, karena dalam proses selanjutnya sangat mungkin

terjadi alih posisi (penjungkirbalikan) kontestan pemegang dominasi (rezim

penentu). Pemakai strategi sebagai penguasa otoritas sangat mungkin harus

“terbalik posisi”nya dan mendapatkan kekalahan sehingga (mungkin) harus

berganti menerapkan taktik.

Mobilitas sosial dan aktivitas keseharian masyarakat menjadi salah satu

saluran dan arena kontestasi strategi dan taktik dalam memperjuangkan

keinginan ego dan idealisme modernitas. Beragam bentuk relasi, motivasi

dan tujuan yang ada dalam diri warga masyarakat yang terlibat dalam proses

perkembangan dan pembentukan ruang publik, akan mengakibatkan

munculnya ragam permasalahan sosial dalam kehidupan pribadi dan sosial

warga masyarakat. Pemerintah bersama badan usaha, konglomerasi pribadi,

kelompok, atau pun jaringan global lainnya dengan bermacam-macam

desain (by design) menjalin relasi konspiratif untuk memanfaatkan investasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

142

modalnya beriringan dengan program-program pembangunan dalam rangka

kepentingan publik, sekaligus tujuan ekonomis (profit).

Aktivitas mengkonsumsi pinang adalah bagian dari aktivitas warga

kultur masyarakat di Manokwari dan Papua pada umumnya, namun karena

berkonstelasi dengan aktivitas keseharian masyarakat pendatang (imigran)

pada ruang publik Kota Manokwari, maka tidak dapat lepas dengan beragam

penilaian-penilaian (stigmatisasi) dari liyan (the other) yang hadir di sekitar

kebiasaan tersebut.

Perilaku keseharian mengkonsumsi pinang sebagai suatu aktivitas dalam

kategori kultur, yang sekaligus telah lekat – tak terpisahkan – dalam

keseharian hidup warga masyarakat di Papua pada umumnya, mampu

menggerakkan dinamika konstelasi dalam ruang publik dan mewujud dalam

gerakan yang bersifat frontal serta merepresif sisi psikososial masyarakat.

Tindakan-tindakan kelompok masyarakat yang bersifat frontal; seperti

unjuk rasa, pemalangan, pemalakan, mengabaikan ketertiban umum,

demonstrasi, dan ketidakpedulian terhadap regulasi-regulasi serta nilai-nilai

etika sosial dalam kehidupan bersama; aktivitas masyarakat yang destruktif

dan vandalistis menjadi sebuah kekuatan seimbang (balance) antara strategi

dan taktik dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

143

Kebiasaan mengkonsumsi pinang yang sekaligus menjadi ruang

berbicara ketiga (kedai-kedai kopi ala Papua) dalam masyarakat di Kota

Manokwari adalah merupakan praktek kultur masyarakat yang dipandang

asing atau pun eksotis bagi para migran (pendatang) yang belum memahami

fungsi dan maknanya dengan benar. Oleh karena itu sudah seharusnya dapat

diakomodir dalam ruang publik kota. Aktivitas kultur warga tersebut

merupakan bentuk operasi khusus yang mampu memberi pengalaman mistis

ruang dari "another spatiality”, dan justru bukan dinilai sebagai sebuah

karakteristik yang buram dan gelap dalam mobilitas suatu kota.

Semakin banyak orang mengkonsumsi pinang dengan tebaran limbah

pinang sebagai pemandangan kota adalah merupakan bukti bahwa strategi

dari otoritas dominan sebagai rezim penentu tidak selalu ‘menentukan’34

keadaan ruang publikte. Certeau menegaskan: “By contrast with a strategy

(whose successive shapes introduce a certain play into this formal … a

tactic is a calculated action determined by the absence of a proper locus..

The space of a tactic is the space of the other.”35 Akan tetapi sebaliknya

34 Bdk. Sebuah penelitian tentang permasalahan ruang publik Lapangan Cikapundung Bandung JawaBarat yang dilakukan oleh RR. Dhian Damajani berkesimpulan bahwa; di balik tampilan fisik yang takberaturan dan tak terkontrol, keseharian para pedagang di ruang publik ternyata berperan sebagaipengendali yang memiliki kekuasaan dalam mengatur berbagai aspek guna menjaminkesinambungan/keberlanjutannya. Namun pada sisi lain kondisi tersebut menunjukkan lemahnyaperan State (Negara) dalam mengelola sistem-sistem perkotaan, terutama yang menyangkutkepentingan publik. Akibatnya, peran tersebut “diisi” oleh “lembaga-lembaga” non formal. (Sumber:Jurnal Institut Teknologi Bandung (ITB). Hidden-Order dan Hidden-Power pada Ruang Terbuka Publik,Studi Kasus: Lapangan Cikapundung, Bandung . J. Vis. Art. Vol. 1 D. No. 3, 2007. Hal. 345.)35 Ibid. hal.36-37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

144

taktik yang terlahir ditentukan oleh lokus ruang lain (asing) dan berada di

bawah otoritas pemakai strategi, tetap mempunyai kekuatan yang

mempengaruhi pembentukan wujud, karakter, serta identitas ruang publik.

Memang taktik bermain pada arena organisasi (management) kekuatan asing

yang dominan, taktik terlahir ditentukan dalam ketiadaan (tanpa) kekuasaan,

sedangkan strategi diselenggarakan berdasarkan postulat36 kekuasaan; “In

short, a tactic is an art of the weak.”(Certeau:1984:36-37). Namun demikian

taktik tetap memiliki kekuatan (tersimpan) serta berkesempatan menang dan

isa berganti menerapkan strategi, sehingga bisa menjungkirbalikkan posisi

otoritas dominan yang berkuasa.

4. Idealisme Certeau tentang Kota sebagai Ruang Publik Berkelanjutan

Menurut Certeau, sebuah kota adalah merupakan relief monumental dari

paroxysmal places yang terbentuk melalui pertarungan-pertarungan yang

keras (hebat): “A city composed of paroxysmal places in monumental

reliefs”(Certeau.1984:91). Membangun sebuah kota selalu melalui proses

membentuk, dengan dinamika tekanan dan tantangan karena beragam

keberbedaan konsep serta operasionalitas yang terjadi pada geometris suatu

ruang publik.

36 Postulat: asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya;anggapan dasar; aksioma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

145

Dari catatan kasus-kasus yang sampai ke pengadilan pada 5 tahun

terakhir ini; korupsi, penganiayaan, dan pencurian yang terjadi dalam

penyelenggaraan pemerintahan serta kehidupan sosial masyarakat menjadi

tantangan dan bagian terkait dalam proses membangun ruang publik kota

yang baru dan lebih mapan, sebuah kota harapan dengan semangat (roh)

yang baru; “he ended by hoping for a 'nouveau monde' de l'Esprit",37

sebagaimana idealisme de Certeau untuk sebuah kota di masa yang akan

datang.

Giard sebagai seorang yang dekat38 dengan Michel de Certeau

menjelaskan tentang perhatian Certeau terhadap kemungkinan adanya ruang-

ruang lain yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh publik, namun

kemudian diperhitungkan sebagai ruang yang terbatas. Certeau mempunyai

idealisme untuk hadir dan dibangunnya kota sebagai ruang publik yang

komunikatif, dimana liyan (other) dan heterogenitas publik dapat

diakomodir, sehingga dapat bertumbuh-kembangnya festival mendongeng

dan karya tulis, kompetisi perdebatan yang diarsipkan, pendistribusian

dokumen-dokumen sebagai sarana pengembangan komunikasi masyarakat,

pengumpulan dan pengarsipan tradisi lisan, serta berkaitan dengan tari-tarian

dan pengembangan seni gerak tubuh, sebagaimana Certeau pikirkan.

37 Peter Burke. 2002. The Art of Re-Interpretation Michel de Certeau. A Journal of Social and Political Theory, No.100, History, Justice and Modernization. Hal.30.38 Semacam sekretaris pribadi Michel de Certeau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

146

Dalam sudut pandangnya sebagai seorang sosialog, Michel de Certeau

sangat memperhatikan dan peduli terhadap posisi migran yang selalu akan

menjadi bagian dari dinamika warga setempat. Ia mengajak untuk selalu

mau berpikiran positif (positif thinking) dan bersikap terbuka terhadap

kehadirannya. Menurut Highmore dalam kaitan dengan masyarakat

'imigran', Certeau berpendapat bahwa mereka merupakan agen istimewa

dalam kehidupan budaya: “menerima kehadiran imigran sebenarnya

merupakan sikap terbuka dalam membentuk ruang bebas, sehingga mereka

dapat mengungkapkan serta menghayati budaya mereka untuk dapat

ditampilkan atau pun sebagai pengetahuan yang bisa ditawarkan kepada

orang lain.”(bdk. Highmore. 2006:168)39 Namun demikian, kehadiran liyan

dalam relasinya dengan masayarakat setempat merupakan proses kehidupan

sosial yang tentunya akan mempunyai beragam konsekuensi.

Proses tersebut tidak bisa dihindari secara mutlak, sehingga mau atau

tidak mau akan tetap bersama dalam ragam perbedaan. Dalam posisi

masing-masing akan menjadi unsur penting dalam membentuk ruang publik

Kota Manokwari sebagai ruang publik berkelanjutan. Karena keduanya

memiliki potensi yang perlu diperhatikan dan diakomodir pada setiap proses

pengambilan kebijakan dan keputusan dari sebuah regulasi pada tataran

struktur dan otoritas pengambil kebijakan atau pun rezim penentu.

39 Ibid. hal.158.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

147

Ruang publik menjadi perhatian penting bagi pihak otoritas pengambil

kebijakan dalam kaitannya dengan perencanaan struktur dan bentuk kota;

karena dalam setiap wilayah, negara, atau kota akan selalu dibutuhkan ruang

publik dengan bentuk dan karakter berbeda-beda sesuai dengan latar

belakang dan kultur warga masyarakatnya.

Dalam kaitannya dengan bentuk dan karakter suatu ruang publik agar

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan warga masyarakatnya, atas nama etika

Michel de Certeau yang begitu peduli (consent) terhadap keadaan ruang

publik, merasa bertanggung jawab kepada orang lain untuk

mengartikulasikan beragam tuntutan etis masyarakat ke dalam suatu teks

opini atau pun wacana agar dapat lebih jelas untuk dibaca (dimengerti dan

dipahami) guna membantu perencanaan pembentukan sebuah kota sebagai

ruang publik berkelanjutan.

Dalam konteks pembentukan ruang publik Kota Manokwari, dengan

pengartikulasikan berdasarkan konsep pemikiran dan perspeksi de Certeau

sebagaimana diuraikan dalam buku The Practice of Everyday Life sub judul

Walking in The City,40 maka dapat diinterpretasikan melalui 3 (tiga)

tingkatan operasional;

Pada tingkatan pertama adalah memproduksi ruang dengan

mengorganisasi kondisi fisik, mental serta politik secara kompromis:

40 Michel de Certeau.1984.The Practice of Everyday Life.University of California Press: Berkeley,hal.94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

148

“…rational organization must thus repress all the physical, mental and

political pollutions that would compromise it.”41 Dengan pengertian rezim

penentu (aparatus pemerintah) menerapkan manajement strategi pendekatan

sekaligus menginvetaris permasalahan-permasalahan fisik (struktur dan

infrastruktur publik), mental (segenap warga masyarakat: apparatus negara

dan civil society), serta permasalahan politik yang dominan dalam

keseharian masyarakat; seperti kesenjangan ekonomi dan tuntutan atas

kemerdekaan bangsa Papua yang sering terjadi di Kota Manokwari.

Dalam kenyataan lapangan, permasalahan-permasalahan sosial, politik,

ekonomi dan budaya yang terjadi di antara para warga masyarakat asli Papua

mau pun para pendatang, komunitas-komunitas warga atau pun para aparat

pemerintah, selalu dibayangi perasaan okultisme dalam suasana politik yang

tidak selalu kondusif. Padahal keberhasilan dalam mengelola konflik dan

mengurai secara transparan akan okultisme akan menjadi terminal

pemberangkatan selanjutnya menuju sebuah Kota Manokwari sebagai ruang

publik baru yang berkelanjutan.

Akan tetapi dibangun dan dibukanya kantor-kantor baru tempat struktur

pemerintahan bekerja serta infrastruktur yang diperuntukkan bagi publik

belum juga mampu mengakomodir the physical, mental and political

pollutions sebagai bagian dari tuntutan dasar membangun sebuah kota.

41 Ibid. hal.94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

149

Pada tingkatan kedua adalah keberanian untuk keluar dari kebiasaan dan

melakukan sinkronisasi sistem dengan mensatubahasakan (univocality)

strategi untuk mengelola potensi resistensi, mempersempit gerak taktik,

meminimalisir penyimpangan serta upaya mereproduksi kekeruhan sejarah.

Kebijakan pelarangan mengkonsumsi pinang pada ruang publik bukan

upaya melakukan sinkronisasi sistem, namun merupakan upaya

penyeragaman (uniformitas) untuk mengejawantahkan konsep-konsep dan

nilai-nilai modernitas dalam rangka membangun kota sebagai ruang publik

bersama. Pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, tindak criminal dalam

masyarakat menjadi batu sandungan sekaligus sebuah kegagalan strategi

dalam upaya mensatubahasakan (univocality) keragaman ideologi

masyarakat pada suatu ruang publik, sehingga menimbulkan penolakan atau

perlawanan secara terbuka mau pun tertutup, bertumbuhkembangnya taktik,

sekaligus tereproduksi kekeruhan sejarah (sosial) Papua.

Ranah tingkatan kedua “… offered by traditions; univocal scientific

strategies, made possible by the flattening out of all the data in a plane

projection, must replace the tactics of users who take advantage of

"opportunities" and who, through these trap-events, these lapses in visibility,

reproduce the opacities of history …”42 sebagai operasional strategi yang

saling berhadapan – vis-à-vis – seimbang dengan taktik sebagian masyarakat

42 Ibid. hal.94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

150

sipil (civil society), sehingga mementahkan dan melunturkan tatanan,

kebijakan, dan kewibawaan yang dibuat dan dibangun oleh dominasi

kekuasaan; misalnya otoritas pemerintah, legislatif, atau pun sekuritas publik

yang ada.

Pada tingkatan ketiga (terakhir) adalah menciptakan subjek universal

dan anonim pada sebuah kota yang berupa atribut model politik.

Sejarah panjang selama 117 tahun pada tahun 2016 ini memungkinkan

tereproduksinya kekeruhan sejarah (sosial) Papua. Manokwari selain dikenal

sebagai Kota Injil, juga sebagai tempat lahirnya Organisasi Pemberontak

Papua Merdeka (1965), namun kejelasan (terang benderang) narasi

kesejarahan bangsa Papua hingga sampai saat ini masih banyak simpang

siur dan keruh. Menurut Suryawan:

“…betapa keringnya uraian perjuangan ‘pahlawan nasional’

dari Tanah Papua dalam buku-buku pelajaran sejarah

(Aditjondro, 2000). Untuk pahlawan yang “pro Indonesia”

saja sejarah “resmi” Indonesia seakan enggan memberikan

ruang. Bahkan, ruang sejarah terhadap gerakan perlawanan

terhadap nasionalisme Indonesia sangat tertutup.”43

43 Ibid. hal. v-vi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

151

Kekeruhan sejarah di atas menjadi senjata ampuh yang direproduksi

untuk alasan strategi keamanan dan pengobaran semangat untuk

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Papua. Pihak-pihak yang

berkompenten ‘sering’ mereproduksi kekeruhan sejarah tersebut untuk

menyatakan “status keadaan Papua”. Topik Dialog Jakarta - Papua selalu

menjadi diskusi dan perdebatan yang tak kunjung selesai dari waktu ke

waktu. Oleh karenanya tidak mengherankan jika tidak kurang dari 2 sampai

3 kali dalam setiap tahunnya ada demonstrasi menyatakan sikap dan

pendapat untuk lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi

bangsa (dan negara) yang merdeka.

Fenomena-fenomena terkait dengan resistensi sosial dan politik di

Manokwari, banyaknya operasi taktik, banyaknya penyimpangan serta acap

kali terreproduksi kekeruhan sejarah dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di Kota Manokwari dan Papua pada umumnya, telah menjadi

sebuah atribut model politik; “to attribute to it, as to its political model”,44

yang menciptakan subjek universal dan anonim. Artinya dalam mobilitas

struktur, infrastruktur serta keseharian masyarakat sipil (civil society),

dengan fungsi serta keragaman ideologi, asosiasi, dengan ruang privatnya

masing-masing subyek atau pun komunal yang terlibat, sangat mungkin

44 Bdk. Michel de Certeau. 1984. The Practice of Everyday Life. Walking in the City. An operationalconcept ?. University of California Press: Berkeley., hal.94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

152

terjalin relasi (intimitas sosial) atau pun justru mengambil jarak dan

menutup (memisahkan) diri dalam eksklusivitasnya.

Ruang publik Kota Manokwari dibangun di atas kerawanan dan

ketidakstabilan; politik, kamtibmas, kehidupan sosial dan kriminalitas yang

bertumbuh kembang bersama dinamika kontestasi pasar (forum) dalam era

modernitas, dimana program-program dari pemegang otoritas publik (rezim

penentu), seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan non-formal

melakukan fungsi dan tugasnya.

Mencermati langkah-langkah tingkatan operasional tentang

pembentukan sebuah kota sebagaimana Michel de Certeau konsepkan, serta

memperhatikan keadaan lapangan sekitaran Kota Manokwari dalam 5 tahun

terakhir ini, adalah masih jauh dari harapan untuk bisa memberikan apresiasi

dan predikat terhadap Kota Manokwari sebagai sebuah ruang publik kota

yang mapan dan mampu mengakomodir asosiasi bebas bagi warga

masyarakatnya.

Melalui pengalaman blusukan (walking in the city) pada ‘kedai-kedai’

Warung Pinang Papua, tempat masyarakat pengkonsumsi pinang berkumpul

bersama dalam keseharian hidup masyarakat di Kota Manokwari. Forum

tersebut menjadi tempat pengucapan ketiga, ruang publik khusus sebagai ajang

berefleksi, mengolah pengalaman hidup pribadi maupun komunal, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

153

dapat menumbuh-kembangkan potensi-potensi fisik, mental, dan idealisme

dalam konstelasinya dengan apparatus negara, masyarakat sipil, kapital modal

dan media massa yang ada dalam lingkup ruang publik Kota Manokwari.

Dari blusukan pada lintasan-lintasan jalan (trajectory) ditemukan

praktek-praktek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan sehari-hari,

sehingga sangat berkemungkinan dapat melihat keseluruhan (holistis) secara

sekaligus (panoptic) dari yang ada dan terjadi pada ruang geometris serta

geografisnya; yakni hamburan makna (wandering of the semantic) yang ada di

sekitar wilayah Kota Manokwari.

Dengan pengalaman, pesan, serta makna, yang diperoleh dari blusukan

tersebut dapat dijadikan bahan/materi untuk merencanakan dan mengkonstruksi

totalitas imajiner (visions) untuk mewujudnyatakan kontinuitas pembentukan

Kota Manokwari sebagai Ruang Publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

154

BAB V

PENUTUP

Mama Mama Papua penjual pinang yang duduk menanti dan meladeni

para pembeli dari pagi hingga hampir larut malam telah mampu membantu

dan membidani pengartikulasian endapan-endapat idealisme, nasionalisme,

penderitaan, dan harapan yang ada dalam perasaan dan pikiran yang

membeku atau dibekukan oleh karena kondisi geografis dan keadaan politis.

Sekitar 1.554 lapak jualan pinang memenuhi ruang geometris sekitar

Kota Manokwari, yang darinya lalu lalang warga penginang dalam jumlah

ribuan orang. Mama Mama Papua dengan lapak-lapak pada pondok

jualannya telah membantu memfasilitasi interaksi dan komunikasi bagi

warga penginang yang darinya telah dan akan melahirkan sejumlah ragam

wacana dan opini tentang membangun serta mewujudkan harapan melalui

keseharian hidup mereka.

Kesimpulan

Dinamika interaktif dalam komunikasi yang dilakukan oleh para

penginang telah mampu membangun beragam wacana yang terlahir dari

pengalaman, pemikiran, gagasan dan ide-ide individu maupun kelompok,

sehingga memberi ruang untuk terjadinya dinamika (eskalasi) kontestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

155

ekonomi-budaya-sosial-politik dalam kehidupan masyarakat warga budaya,

warga bangsa, dan warga negara dalam pusaran ruang publik Kota

Manokwari.

Aktivitas mengkonsumsi pinang telah menjadi suatu pasar (forum)

publik yang mampu mencairkan kebekuan materi-materi yang berupa ide-

ide, gagasan, harapan, semangat dan pilihan hidup; endapan-endapan yang

terpendam sebagai social unconscious yang akan dapat diungkapkan

(dibahasakan) dalam ruang publik sebagai ruang sosial tak terbatas; seperti

ngobrol bersama teman-teman, obrolan warung pinang, atau pun mop yang

merupakan budaya pop ala Papua. Simpanan-simpanan yang ada di bawah

sadar tersebut akan dibawa ke dalam arena asosiasi bebas yang merupakan

tempat berbicara ketiga, sehingga subyek-subyek warga masyarakat Papua

di Manokwari melalui aktivitas mengkonsumsi pinang bersama akan lebih

mudah berinteraksi, berkomunikasi serta mengartikulasikan hasil refleksi

dan olahan atas pengalaman hidup, nilai-nilai dan makna yang mereka

peroleh dari aktivitas kultural, sosial, dan politik, di dalam relasi

sosialitasnya.

Budaya konsumsi pinang menjadi ruang publik bersama tempat

berbicara ketiga yang dapat mencairkan (liquefy) kebekuan relasi-relasi

sosial; seperti kerja sama, korporasi, persahabatan, dan persaudaraan yang

terkandung resistensi di antara subyek-subyek yang berada dalam ruang

publik Kota Manokwari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

156

Dialektika komunikasi di antara warga masyarakat di Kota Manokwari

yang terjadi dan menyatu dengan dinamika budaya konsumsi pinang, turut

serta berperan dalam proses membentuk identitas dan karakterisasi subyek-

subyek masyarakat di dalamnya, yang sekaligus secara evolutif berperan

dalam proses pembentukan identitas, karakter, dan wujud Kota Manokwari

sebagai ruang publik berkelanjutan.

Ide-ide, gagasan, harapan, semangat dan pilihan hidup yang ada dalam

setiap subyek yang diperoleh dari hamburan makna (wandering of the

semantics) saat blusukan (walking in the city) pada lintasan-lintasan jalan

(trajectory) di antara warga masyarakat pengkonsumsi pinang

mengkonstruksi perspektif totalitas imajiner (visions) tentang cikal bakal

sebuah ruang publik kota di masa yang akan datang, yakni suatu proyeksi

sebuah ruang publik kota yang lebih mapan dan maju – dua kali lipat atau

berlipat-lipat – dari pada masa lalu (sebelumnya), dimana pada waktu-waktu

sebelumnya merupakan lintasan-lintasan tak teratur (indeterminate

trajectories) dengan banyak kesengkarutan dan kekuatiran (okultis) dan

selanjutnya secara berangsur melalui pengelolaan problematika1 akan

tergantikan dengan hadirnya masa depan yang bisa menangani problematika

masa lalu sehinga menjadi “ a 'nouveau monde' de l'Esprit".

1 Menurut Michel de Certeau ada 3 (tiga) tingkatan operasional pembentukan kota sebagai sebuahruang publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

157

Untuk mencapai suatu kemapanan sebagaimana de Certeau

mengisyaratkan diperlukan 3 (tiga) langkah tingkatan operasional yang

harus dipenuhi. Dengan asumsi yang menggunakan indikator syarat tersebut

tentunya pada saat ini Kota Manokwari belum bisa dikategorikan sebagai

ruang publik kota yang mapan.

Kota Manokwari dari waktu ke waktu mengalami perubahan serta

dinamika sosial, ekonomi, politik serta kebudayaannya. “… the old regime

no longer had the authority it had once commanded” (Buchanan.2000:2).

Bangunan perkantoran propinsi, hotel-hotel, mall, perumahan, ruko-ruko,

penyedia jasa publik, serta infrastruktur lain merupakan tampilan baru yang

semakin memperpadat ruang geometris “Kota Injil”.

Pergeseran-pergeseran posisi struktur dan mobilitas migrant

mengakibatkan bertumbuhkembangnya ‘kampung dalam kota’ atau pun

‘kota dalam kampung’, sehingga terbangun ruang-ruang publik tandingan

(counter public sphere) bagi otoritas dominan (aparatus pemerintah dan

korporasinya yang kooperatif) vis-à-vis warga budaya atau masyarakat sipil

(civil society) yang mempunyai perbedaan dalam cara pandang (point of

view), konsep, paradigma, serta wacananya tentang sebuah ruang publik.

Vision menjadi sebuah panorama kota tentang sebuah ruang publik

bersama dan berkelanjutan yang menjadi sebuah teori visual simulacrum,

yakni suatu penggambaran kondisi sebuah ruang publik bersama yang

pernah terlupakan atau yang sedang diideakan. Seolah-olah kesibukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

158

praktik pengelolaan kota Manokwari oleh subyek-subyek rezim penentu dan

/ atau otoritas dominan yang selalu berusaha menghegemoni.

Pengoperasian strategi dan taktik, kebijakan publik atas nama

penyeragaman (uniformitas) keadaan publik; ‘dilarang makan pinang di

tempat ini’ yang tidak memiliki penulis (yang bertanggung jawab)2 mau pun

pembaca (dianggap tidak ada larangan), menjadi sebuah fragmen atau

sandiwara publik dalam arus perubahan yang terjadi dari hari ke hari

(practice of everyday life) yang tidak pernah kunjung selesai. Dengan

demikian kultur masyarakat pengkonsumsi pinang dalam masyarakat di

Kota Manokwari dengan segala eksistensinya tidak terpengaruh oleh

kebijakan-kebijakan publik yang didominasi oleh masyarakat urban mau pun

imigran dari luar Manokwari.

Dengan seluruh eksistensinya, budaya konsumsi pinang yang telah

merambah hampir seluruh ruang geometris Kota Manokwari, senyatanya

mempunyai kuat kuasa patisipatoris dalam pembentukan ruang publik Kota

Manokwari Papua Barat atas dasar pemikiran dan konsep-konsep tentang

ruang publik dari para warga pengkonsumsi pinang. Oleh karena itu

komparasi yang ada dalam pemikiran warga masyarakat dengan konsep

modernitas (kota modern) selalu akan menghasilkan banyak ragam wacana

2 Tidak ada peraturan atau perundang-undangan yang legal (state), namun sebatas plakat-plakat(literarische Offentlichkeit) pada ruang publik yang dibuat berdasarkan kebijakan publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

159

(polivocality) pada ruang publik politik, literer, mau pun perepresentasian

publik dalam geografis Kota Manokwari.

Polivocality menjadi sebuah indikasi adanya keberagaman konsep dan

pemikiran pragmatis dalam budaya masing-masing subyek yang berada

dalam proses evolusi sosial, karena dalam kenyataannya masing-masing

pihak tidak dapat mempertahankan atau pun meleburkan diri secara total.

Sebagaimana pendapat Bhabha,3 yakni bahwa klaim terhadap sebuah

hierarki “kemurnian” menjadi tidak dapat dipertahankan lagi, karena

identitas kultural selalu berada dalam wilayah kontradiksi dan ambivalensi.

Maka dalam sentimental stigmatisasi budaya konsumsi pinang dan juga

konsep-konsep modernitas pada benak kaum migrant yang berdomisili di

Manokwari, tidak bisa mengklaim sebuah keberhasilan (kemenangan)

mutlak, karena sebenarnya bukan tidak ada yang “berubah”, melainkan ada

perpindahan-perpindahan otoritas beserta kewenangan yang bergulir secara

terus menerus (kontinuitas), sejalan dengan dialektika negosiasi serta

pergulatan strategi dan taktik pada ruang publik tandingan.

Dinamika interaksi komunikasi, konstruksi wacana,

subyektifikasi/karakterisasi yang terjadi dalam keseharian hidup warga

masyarakat tetap menjadi bagian melekat tak terpisahkan dan

berpartisipatoris dalam proses pembentukan Ruang Publik Kota Manokwari.

3 Bdk.Leela Gandhi. 1998. Teori Poskolonial. Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat. Yogyakarta:Penerbit Qalam, hal.viii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

160

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anderson, Benedict. 2001. Imagined Communities. Komunitas-KomunitasTerbayang, Yogyakarta : INSIST.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manokwari. 2014. KabupatenManokwari dalam Angka 2014. Manokwari: BPS Kab. Manokwari.

Barker, Chris. 2014. Kamus Kajian Budaya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Bhabha, Homi. K. 2007. The Location of Culture. London and New York:Routledge.

Buchanan, Ian. 2000. Michel de Certeau Cultural Theorist. NottinghamTrent University.

David S. Moyer, Henri J.M. Claessen and, (ed.). 1988. Verhandelingen vanHet Koninklijk Instituut Voor Taal, Land – en Volkenkunde. 131. TimePast, Time Present, Time Future Perspectives on Indonesian Culture.Dordreht-Holland / Providence –USA: Foris Publications.

de Certeau, Michel. 1984. The Practice of Everyday Life. University ofCalifornia Press, Berkeley.

Gandhi, Leela, 1998. Teori Poskolonial. Upaya Meruntuhkan HegemoniBarat. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Habermas, Jurgen. 1989. Ruang Publik. Sebuah Kajian Tentang KategoriMasyarakat Borjuis. Yogyakarta: Kreasi Wacana. (terj.Yudi Santoso).

Hardiman, F. Budi. (ed.). 2010. Ruang Publik. Melacak “PartisipasiDemokratis” dari Polis sampai Cybercpace. Yogyakarta: Kanisius

Highmore, Ben. 2006. Michel de Certeau Analysing Culture. ContinuumInternational Publishing Group, New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

161

Husna, dan Bobin AB (penyalin). Candi Sukuh dan Kidung Sudamala.Diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen.Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. (tanpatahun)

Jean Gelman Taylor, Kees van Dijk and, (ed.) 2011. Cleanlines and CultureIndonesian Histories. Leiden: KITLV Press

Kluge, Oskar Negt and Alexander. 1993. Public Sphere and Experience:Toward an Analysis of the Bourgeois and Proletarian Public Sphere,translated by Peter Labanyi, Jamie Owen Daniel and Assenka Oksiloff.Minneapolis: University of Minnesota Press. p. 12 (first published inGermany in 1972.)

Miller, Toby. 2007. Cultural Citizenship: Cosmopolitanism, Consumerism,and Television in a Neoliberal Age. Philadelphia: Temple UniversityPress.

Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Northold, Henk Schulte. (ed.). 1997. Outward Appearances. Dressing Stateand Society in Indonesia. Diterjemahkan oleh M. Imam Aziz.Yogyakarta: LKiS.

Saukko, Paula. 2003. Doing Research in Cultural Studies. An Introduction toClassical and New Methodological Approaches. London. ThousandOaks. New Delhi : SAGE Publications.

Siahainenia, James J. J. Carel. 2000. Potensi dan Prospek Pinang Sirih (Arecacatechu) di Desa Rimba Jaya Kecamatan Biak Timur Kabupaten BiakNumfor. Manokwari: Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih.

Sunardi, St. (2003). Opera Tanpa Kata. Yogyakarta: Buku Baik.

Suryawan, I Ngurah. 2013. Kritis, Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin,Vol. XXII, No. 1. Siasat Rakyat di Garis Depan Global: Politik RuangPasar dan Pemekaran Daerah di Tanah Papua. Salatiga: ProgramPascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

162

Suryawan, I Ngurah (ed). 2011. Narasi Sejarah Sosial Papua. Bangkit danMemimpin Dirinya Sendiri. Malang: Intrans Publishing.

Yoman, Socrates Sofyan, 2007. Pemusnahan Etnis Melanesia MemecahKebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat. Yogyakarta: GalangPress.

Yuniarti, Fandri. (ed). 2009. Ekspedisi Tanah Papua. Laporan JurnalistikKompas. Terasing di Tanah Sendiri. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Tesis dan Jurnal :

Burke, Peter. 2002. The Art of Re-Interpretation Michel de Certeau. A Jurnalof Social and Political Theory. No. 100, History, Justice andModemization.

Damajani, RR. Dhian, 2007. Jurnal Institut Teknologi Bandung (ITB).Hidden-Order dan Hidden-Power pada Ruang Terbuka Publik, StudiKasus: Lapangan Cikapundung, Bandung . J. Vis. Art. Vol. 1 D. No.3.

Heatubun, Charlie D, 2011. Jurnal Phytotaxa 28. Seven New Species 0f Areca( Arecaceae). Published: Magnolia Press.

Situs :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari 2015. Tabel6.1. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program)Perwujudan Struktur Ruang Wilayah.

BALTYRA.com. Kota Manokwari dan Ransiki. (20 Februari 2015). Pelancongke berbagai penjuru dunia, berasal dari Purwodadi dan tinggal di Solo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

163

Jawa Tengah. Bekerja pada lembaga pemerhati pendidikan. (6Nopember 2015)

MEDIAPAPUA.com. (17/10/2015). Kementrian PU Turut Berperan DalamUpaya Pengembangan Ruang Publik.

Tabloidjubi (Papua). Tulisan Dominggus Mampioper.Transmigrasi danMigrasi di Tanah Papua. (28 Nopember 2012).

tanamandanobat.blogspot.co.id/2008/12/pinang.html. 2 Desember 2008. (14-10-2015)

Website Pemerintah Propinsi Papua Barat: www.papuabaratprov.go.id (14Agustus 2015)

www.deherba.com . Copyright 2015 PT Deherba Indonesia – Pakuan Hill,Livistona Blok C No. 18, Bogor 16137. (14-10-2015)

www.komnas.tpnpb.net. (Komando Nasional Tentara Pembebasan NasionalPapua Barat)

www.kompasiana.com (30 Sept 2015).Penyediaan Ruang Publik UntukMewujudkan Masyarakat yang Berkelanjutan. (29 Nop 2015)

www.kompasiana.com/www.teguhhariawan/leitmotiv-panduan-membaca-relief-552b20f5f17e610f74d623bf

www.google.co.id/search?q=buah+pinang. (7 Nopember 2015)

www.google.com/search?q=dilarang+makan+pinang&client=firefox-beta&rls=org.mozilla: (02 Nopember 2015)

www.google.com/search?q=gambir+sirih+pinang. (6 Nopember 2015)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

164

DAFTAR NARASUMBER

Narasumber

Narasumber 1: Seorang tokoh masyarakat Asli Sidey Pantai Manokwari, KepalaBagian Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Manokwari.(55 tahun)

Narasumber 2: Seorang misionaris Augustinian asal Belanda, pemerhati masalahsosial dan budaya masyarakat Papua yang telah berpuluh-puluhtahun berkarya di Tanah Papua (69 tahun).

Narasumber 3: Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dariDinas Perdagangan Kabupaten Manokwari.

Narasumber 4: Seorang penjual pinang kering (gebe) di Pasar Tingkat SanggengManokwari. Distrik Manokwari Barat.

Narasumber 5: Seorang penjual pinang buah (basah) di Pasar Tingkat SanggengManokwari. Distrik Manokwari Barat.

Narasumber 6: Pimpinan agent dan distributor rokok dari CV.Sinar Surya Mandiri(SSM) Manokwari. Distrik Manokwari Barat. (53 tahun).

Narasumber 8: Seorang gadis kecil Kelas 5 Sekolah Dasar dari Kampung MaripiDistrik Manokwari Selatan.

Narasumber 9: Seorang gadis kecil Kelas 4 Sekolah Dasar r dari Kampung MaripiDistrik Manokwari Selatan.

Narasumber 10:Kepala Sub Bagian Tata Ruang Badan Perencanaan PembangunanDaerah (Bappeda) Kabupaten Manokwari.

Narasumber 11:Seorang Mama Papua yang sudah sejak kecil mengkonsumsipinang dari Distrik Manokwari Selatan (54 tahun).

Narasumber 12:Seorang Tokoh Masyarakat, Anak seorang Pahlawan Nasionaldari Papua, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (67 tahun).

Narasumber 13:Seorang Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Ekonomi danKeuangan. Propinsi Papua Barat (54 tahun).

Narasumber 14:Seorang bapak yang kesehariannya sebagai seorang nelayan dariBandung Bahari Manokwari (60 tahun).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

165

Narasumber 15:Seorang ibu rumah tangga yang mengkonsumsi pinang sejaksekolah di Taman Kanak-Kanak (25 tahun).

Narasumber 16:Seorang Staf Kantor Distrik Manokwari Timur, dalam jabatansebagai Staf Bidang Pemerintahan. (40 tahun).

Narasumber 17:Seorang Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi pada UniversitasMercu Buana Yogyakarta, berasal dari Kabupaten Teluk BintuniPapua Barat. (19 tahun).

Narasumber 18:Seorang warga Babarsari Yogyakarta, pensiunan pegawai Telkomdi Jayapura (1982-1995). (62 tahun).

Narasumber 19:Seorang pegawai pada Lembaga Badan Pengawas Pemilu(Bawaslu) Propinsi Papua Barat. (25 tahun).

Narasumber 20: Seorang wartawati senior pada Stasiun Regional RRI ManokwariPapua Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

166

LAMPIRAN PERSURATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: DINAMIKA BUDAYA KONSUMSI PINANG Magister Humaniora … · peminjaman/pengutipan dari karya peneliti lain di dalam Tesis ini saya pergunakan hanya untuk keperluan ilmiah sesuai dengan

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI