115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER SURAKARTA TAHUN 1958-1998 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: LIA CANDRA RUFIKASARI C0506033 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

  • Upload
    doananh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR

KLEWER SURAKARTA TAHUN 1958-1998

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

LIA CANDRA RUFIKASARI

C0506033

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER

SURAKARTA TAHUN 1958-1998

Disusun oleh

LIA CANDRA RUFIKASARI

C0506033

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd

NIP. 195806011986012001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

NIP. 195402231986012001

Page 3: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER

SURAKARTA TAHUN 1958-1998

Disusun oleh

LIA CANDRA RUFIKASARI

C0506033

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal.............................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Sri Wahyuningsih, M. Hum (.................................)

NIP. 195402231986012001

Sekretaris Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M. Hum (................................)

NIP. 197306132000032002

Penguji I Dra. Sawitri Pri Prabawati, M. Pd (.................................)

NIP. 195806011986012001

Penguji II Drs. Sudarmono. S. U (.................................)

NIP. 194908131980031001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. Sudarno, MA

NIP. 195303141985061001

Page 4: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Lia Candra Rufikasari

NIM : C0506033

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Dinamika Pedagang

Multietnis Pasar Klewer Surakarta Tahun 1958-1998 adalah betul-betul karya

sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan

karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, 22 Desember 2010

Yang membuat pernyataan

Lia Candra Rufikasari

Page 5: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jangan pernah kamu melupakan pengalaman-pengalaman waktu lampau, karena

pengalaman-pengalaman itu dapat menjadi penuntun bagimu di kemudian hari

(Penulis)

Membaca tanpa berfikir seperti makan tanpa mencernanya

(Penulis)

Kita baru akan menyadari siapa yang menjadi teman sejati setelah kita

mengalami kesulitan dan ia tetap berada di samping kita

(Penulis)

Page 6: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Ayah dan Bunda tercinta

Kakak dan keluargaku

Cahyo Adi Utomo

Page 7: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke-Hadirat Allah

SWT, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan limpahan karunia-Nya

kepada penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Dinamika Pedagang Multietnis Pasar Klewer Surakarta Tahun

1958-1998”

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung, baik

moral, material maupun spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat

berjalan dengan baik dan selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu kepada:

1. Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa, serta selaku Ketua Penguji skripsi, yang banyak

memberikan masukan dan kritik yang membangun dalam proses penulisan

skripsi.

3. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M. Pd, selaku Pembimbing skripsi yang telah

banyak memberi dorongan dan masukan yang membangun dalam proses

penulisan skripsi ini.

4. Drs. Sudarmono, S. U, selaku Penguji II skripsi, yang banyak memberikan

masukan dan kritik yang membangun dalam proses penulisan skripsi.

Page 8: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M. Hum, selaku Sekretaris Penguji skripsi, yang

banyak memberikan dorongan, masukan dan kritik yang membangun dalam

penulisan skripsi.

6. Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

7. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

dan wacana pengetahuan.

8. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Laboratorium Sejarah, Perpustakaan

Daerah Kota Surakarta, Monumen Pers, Dinas Pengelolaan Pasar, Kantor

Pasar, Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) dan Paguyuban Pedagang

Pelataran Pasar Klewer (P4K).

9. Bapak Totok Supriyanto (Lurah Pasar), Bapak Dwi Adi Prihutomo, Bapak H

Abdul Kadir, Bapak Atmanto, Ibu Fatimah, Ibu Hj. Juminten, Ibu Aminah.

10. Bapak dan Ibu (di Kalimantan) yang selalu memberikan kasih sayang dan

semangat dengan tulus ikhlas serta doa yang tidak pernah putus kepada

penulis.

11. Kakakku Mas Mei dan Mbak Sari, Keponakanku Roina dan Sila, Anik,

Budhe Nini, serta Eyang dirumah dan di Sragen, terima kasih doa dan

dukungannya.

12. Cahyo Adi Utomo, terima kasih atas masukan, nasehat, doa serta support

yang tak henti-hentinya kepada penulis dan selalu menemani penulis mencari

data dan informasi.

Page 9: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

13. Kakak-kakak tingkat: Mas Khanivan, Mas Budi Darmawan, Mas Yusuf Ari,

Mas Adit, Mas Daryadi, Mas Edi, Mas Warsita, Mbak Wulan, Mbak Mbak

Ning, Mbak Nurus, Mas Andri, Mas Wido, Mas Anjar, Mbak Meta, Mbak

Yuni, terima kasih atas masukannya

14. Teman-Temanku angkatan 2006 : Memik (terima kasih buku serta menemani

penulis mencari data), Aga (terima kasih atas bantuannya selama ini), Aditya,

Helmy, Indras, Adi, Bagus, Endah, Trisna, Dhani, Sidiq, Hasrie, Dyah,

Embri, Ulwa, Mira, Jarot, Dwi Ari, Jadi, Gilang , Ari, Candra, terima kasih

atas saran dan masukan dan teman-teman 2006 yang lain tetap kompak dan

cepat menyelesikan skripsi.

15. Sahabatku: Mbak Linda, Mbak Evi, Anggie, Evi, Fitri, Mbak Nana, Agnes,

Alimah, Devina, Mbak Heppy, Mas Wawan, Agus, Budi, Mas Adi, Dwi,

Achmad, Radit, Sugi, Mas Aji, terima kasih atas supportnya.

16. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun, agar skripsi ini menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 10: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi

KATA PENGANTAR....................................................................................... vii

DAFTAR ISI..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... xv

ABSTRAK........................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka........................................................................ 8

F. Metode Penelitian...................................................................... 12

1. Heuristik ............................................................................... 12

2. Kritik Sumber .......................................................................

3. Interpretasi ………………………………………………...

4. Historiografi ……………………………………………….

13

13

14

G. Sistematika.................................................................................

15

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

A. Deskripsi Kota Surakarta .........................................................

1. Keadaan Penduduk ………………………………………

2. Sarana dan Prasarana Kota ………………………………

16

17

20

Page 11: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. Kondisi Sosial Ekonomi........................................................... 22

C. Pasar-pasar Tradisional di Surakarta………………………….. 25

BAB III PERKEMBANGAN PASAR KLEWER SURAKARTA

TAHUN 1958-1998

A. Sejarah Pasar Klewer ............................................................... 35

B. Keadaan Pasar Klewer ………………………………………. 38

C. Asal Usul Pedagang Pasar Klewer ………………………….. 43

1. Etnis Jawa...........................................................................

2. Etnis Cina...........................................................................

3. Etnis Arab...........................................................................

4. Etnis Banjar........................................................................

43

45

48

51

D. Aktivitas Perdagangan di Pasar Klewer……………………...

1. Pedagang Batik…………………………………………...

2. Pedagang Tekstil………………………………………….

3. Pedagang Konveksi………………………………………

52

53

57

59

E. Karakter Pedagang……………………………………………

1. Pedagang Partai Besar (Grosir)…………………………..

2. Pedagang Partai Kecil (Eceran)…………………………..

60

61

63

BAB IV INTERAKSI PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER

SURAKARTA TAHUN 1958-1998

A. Etos Kerja Pedagang………………………………………… 66

B. Jaringan Interaksi dalam Bidang Sosial Ekonomi…………….

1. Hubungan Antara Pedagang Pemilik Kios………………..

a. Pedagang Etnis Jawa dengan Cina………………...

b. Pedagang Etnis Jawa dengan Arab………………...

c. Pedagang Etnis Jawa dengan Banjar………………

2. Hubungan Antara Pedagang Pemilik Kios dengan

Pedagang Kaki Lima……………………………………...

73

75

76

80

83

87

C. Paguyuban Pedagang Pasar Klewer…………………………...

1. Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK)……………...

2. Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer (P4K)……..

89

90

94

Page 12: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V KESIMPULAN................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 98

LAMPIRAN.......................................................................................................... 102

Page 13: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Penyebaran wilayah tempat tinggal etnis-etnis di Surakarta.......... 19

Tabel 2 Jumlah pedagang batik dan tekstil pemilik kios di Pasar Klewer.. 39

Tabel 3 Persebaran Warga Cina di Lima Kecamatan Kota Surakarta......... 47

Page 14: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 5

Tahun 1983 tentang Pasar.................................................................. 106

2. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 3

Tahun 1993 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 5 Tahun 1983

tentang Pasar……............................................................................... 122

3. Surat Hak Penempatan untuk menempati kios Pasar Klewer

Blok DD No. 108................................................................................ 131

4. Kartu Tanda Pengenal Pedagang Pasar Klewer (KTPP).................... 132

5. Peta Daerah Persebaran Etnis-etnis di Surakarta ............................... 133

6. Denah Pasar Klewer............................................................................ 134

7. Foto Bagian dari Pasar Klewer........................................................... 137

8. Foto Karakter Pedagang di Pasar Klewer........................................... 138

9. Foto Aktivitas Perdagangan di Pasar Klewer..................................... 139

10. Foto Interaksi Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Klewer................. 141

Page 15: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. Istilah

Babah Mayor/ Mayor : Pangkat tertinggi untuk etnis Cina

Barter : Pertukaran barang maupun uang.

Canting : Alat untuk membatik, yaitu untuk mengambil

hiasan pada kain mori sebagai calon kain batik

Cina Totok : Orang Cina pendatang baru

Indigo : Bahan pewarna untuk batik

Interstimulan : Timbal balik

Kapten : Kepala (pimpinan) untuk orang Arab

Pakretan : Tempat pemberhentian kereta milik abdi dalem

Keraton Kasunanan dari luar kota

Passenstelsel : Surat ijin melakukan perjalanan

Ritel : Pedagang eceran

Settlement : Menetap

Simbiosis mutualisme : Hubungan yang saling mnguntungkan bagi kedua

belah pihak

Sistem dumping : Sistem monopoli hasil perdagangan dengan cara

menjual murah barang diluar negeri dan menjual

mahal barang tersebut didalam negeri

Vortenlanden : Nama yang diberikan oleh Belanda untuk kerajaan

Surakarta dan Yogyakarta serta Mangkunegaran

dan Pakualaman

Wholesaler : Pedagang besar

Wholesaling : Perdagangan besar

Wijkenstelsel : Surat ijin tempat tinggal

Page 16: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

2. Singkatan

B.A.T.A.R.I : Batik Republik Indonesia

D.L.L.A.J : Dinas Layanan Lalulintas Jalan

H.P.P.K : Himpunan Pedagang Pasar Klewer

K.B.I : Koperaasi Batik Indonesia

K.P.N : Koperasi Pembatikan Indonesia

K.T.A : Kartu Tanda Anggota

K.T.P.P : Kartu Tanda Pengenal Pedagang

P.4.K : Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer

P.K.L : Pedagang Kaki Lima

P.P.B.S : Persatuan Pengusaha Batik Surakarta

P.P.K.L : Persatuan Pedagang Kaki Lima Pasar Klewer

P.T : Perseroan Terbatas

S.H.P : Surat Hak Penempatan

S.I.P : Surat Ijin Penempatan

V.O.C : Vereenigde Oost Indische Compagnie

W.N.I : Warga Negara Indonesia

Page 17: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

Lia Candra Rufikasari. C0506033. 2010. Dinamika Pedagang Multietnis Pasar

Klewer Surakarta Tahun 1958-1998. Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini berjudul Dinamika Pedagang Multietnis Pasar Klewer

Surakarta Tahun 1958-1998. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)

Gambaran umum dari Kota Surakarta, (2) Perkembangan Pasar Klewer di

Surakarta pada tahun 1958-1998, (3) Interaksi antar pedagang multietnis di Pasar

Klewer Surakarta tahun 1958-1998.

Penelitian ini merupakan penelitian historis, sehingga langkah-langkah

yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber baik intern

maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah studi dokumen, studi pustaka dan wawancara. Dari

pengumpulan data, kemudian data dianalisa dan diinterpretasikan berdasarkan

kronologisnya. Untuk menganalisis data, digunakan pendekatan ilmu sosial yang

lain sebagai ilmu bantu ilmu sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan ekonomi, dan sosiologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Surakarta banyak terdapat pasar-

pasar tradisional yang memiliki keunikan masing-masing. Selain itu Surakarta

juga menjadi pusat perdagangan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Pasar Klewer

merupakan pasar tradisional yang ada di Surakarta dan banyak memiliki keunikan,

salah satu diantaranya pasar tersebut merupakan pasar tekstil terbesar di Jawa

Tengah, sehingga menarik animo pedagang dari berbagai golongan untuk

berdagang di Pasar Klewer. Perkembangan Pasar Klewer dari tahun 1958-1998

mengalami peningkatan, baik dalam hal jumlah pedagang kios dan para pedagang

kaki lima maupun kapasitas bangunan yang kemudian diperluas. Jaringan

interaksi yang terjalin antar pedagang Pasar Klewer yang multietnis ini sangat

baik dan sudah terjalin sejak nenek moyang dan bahkan turun temurun. Para

pedagang yang terdiri dari beberapa golongan, seperti: etnis Jawa, Cina, Arab dan

Banjar ini memiliki tujuan yang sama, sehingga mereka tidak membedakan

perbedaan golongan dan saling mengormati kepercayaan dalam berdagang. Para

pedagang di Pasar Klewer ini juga memiliki suatu organisasi yang dapat

menyatukan dan mempererat hubungan diantara para pedagang, yaitu HPPK dan

P4K.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian tentang dinamika pedagang

multietnis Pasar Klewer Surakarta tahun 1958-1998 adalah hubungan yang

harmonis antar pedagang, keselarasan dalam berdagang dan tidak membedakan

perbedaan golongan. Meskipun para pedagang Cina dan Arab menguasai sektor

perdagangan partai besar, namun mereka juga membantu para pedagang Jawa,

Banjar bahkan pedagang kaki lima. Keanekaragaman etnis di Pasar Klewer tidak

menyurutkan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi dan dapat berkembang

dengan baik tanpa saling menjatuhkan satu sama lain.

Page 18: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Lia Candra Rufikasari. C0506033. The Dynamics Multiethnic Traders in

Klewer Market Surakarta in the Year 1958-1998. Thesis: History Department

Faculty of Letters and Fine Arts Sebelas Maret University.

The title of the research is “The Dynamics Multiethnic Traders in Klewer

Market Surakarta in the Year 1958-1998”. The objective of this research is to find

out (1) general description of the town of Surakarta, (2) Klewer Market

developments in Surakarta in the year of 1958-1998, (3) multiethnic interaction

betwen traders in the Klewer Market Surakarta in the year of 1958-1998.

This research is a historic research of which steps conducted include

heuristics, both intern and extern source critics, interpretation, and historiography.

Document study and literature review were used as techniques of collecting data.

From the data collection, the data were interpreted based on their chronology. In

order to analyze the data, other social science approaches as supporting science of

history were applied. The approaches included in this research were economic and

sociology approach.

Results showed that in Surakarta numerous traditional markets that have

the uniqueness of each. Surakarta in addition also a tranding center for

surrounding areas. Klewer market is a traditional market in Surakarta and many

unique, one of which market is the largest textile market in Central Java, and

attracted the interest of traders from various group to trade in the market Klewer.

So that Klewer market developments from the year 1958-1998 has increased, both

in terms of number of traders stall and street vendors as well as capacity building

which later expanded. Network interaction that exists between a multiethnic

Klewer market trader is excellent and has been stranded since the common

ancestor and even form generation to generation until now. Traders consisting of

several groups, such as: ethnic Javanese, Chinese, Arabs and ethnic Banjar has the

same goal, so they do not distinguish differences in class and mutual respect trust

in trade. Klewer market traders also has an organization that can unite and

strengthen the relationship between the merchants of HPPK and P4K.

The conclusions can be drawn from researsch on the dynamics of a

multiethnic Klewer market traders in Surakarta in the year of 1958-1998 is a

harmonious relationship between traders, harmony in the trade and did not

distinguish the difference in class. Although the Chinese and Arab traders

controlled trade bulk, but they also help the traders of Javanese, Banjar, and even

street vendors. Klewer ethnic diversity in the market did not discourage them to

conduct economic activities and to develop properly without dropping each one

another.

Page 19: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan sosial ekonomi di Indonesia, diawali dengan kedatangan

para pedagang Indonesia kuno atau pada masa pra penjajahan. Keadaan sosial

ekonomi, setelah kedatangan bangsa barat, telah mengalami banyak perubahan.

Indikator dari kegiatan ekonomi pada masa lampau nampak pada aktivitas

perdagangan dan pelayaran yang terkosentrasi di daerah perkotaan.1

Aktivitas perekonomian yang ada di berbagai daerah tidak dapat

dipisahkan dari adanya sektor pasar. Biasanya suatu pasar pada waktu tertentu

berfungsi juga sebagai pasar barang dari tanah asing bagi saudagar perantauan.

Begitu juga dengan daerah-daerah atau kota di Jawa, khususnya Jawa Tengah,

yang perekonomian mereka pada masa kerajaan masih tergantung pada aktivitas

perdagangan. Aktivitas perdagangan yang dilakukan pada awalnya masih bersifat

sederhana, dimulai dengan adanya sistem barter atau pertukaran uang hingga

mereka mengenal mata uang yang dijadikan sebagai alat transaksi dalam

perdagangan.2

Bagi kehidupan bermasyarakat Indonesia pasar menjadi salah satu tempat

berinteraksi dan berkomunikasi, bagi masyarakat desa maupun masyarakat kota

1 Sukanto Reksohadiprojo dan Ar. Kaseno, 1981, Ekonomi Perkotaan, Yogyakarta:

BPFE, hal:1

2 Sartono Kartodirdjo, 1977, Masyarakat Kuno dan Kelompok-kelompok Sosial, Jakarta:

Bhatara Karya Aksara, hal: 13

Page 20: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang memandang pasar sebagai pusat kegiatan jual-beli. Pasar sebagai pusat

komunikasi dan interaksi, maka keadaan pasar sangat ramai, namun dibalik itu

banyak hal yang dapat dikaji.

Asal usul pasar telah ada sejak jaman kuno. Masyarakat telah melakukan

perdagangan satu sama lain sejak jaman es.3 Adanya pasar di dalam kota-kota

kerajaan, maupun di kota-kota yang bukan pusat kerajaan, sangatlah erat

hubungannya dengan sifat corak kehidupan ekonomi kota itu sendiri. Kota,

dilihat dari pengertian ekonomi adalah suatu tempat menetap (settlement) di mana

penduduknya terutama hidup dari perdagangan dari pada pertanian.4

Baik pasar dalam perkampungan pedagang-pedagang asing maupun di

pusat kota-kota atau di bagian lain dari kota, tidaklah lepas dari kepentingan

ekonomi masyarakat kota. Bagi kepentingan golongan atas, pasar tidak dapat

diabaikan, terutama karena merupakan hasil pendapatan bagi mereka. Pasar yang

terdapat di kota-kota pusat kerajaan atau mungkin di kota lainnya, merupakan

salah satu sumber penghasilan Raja atau Penguasa setempat, serta kaum

bangsawan atau kaum elite. Hubungan kota dengan desa disekitarnya juga tidak

dapat dipisahkan dalam kehidupan perekonomian karena saling tergantung.

Munculnya pasar tidak dapat lepas dari kebudayaan masyarakat setempat.

Pasar yang merupakan komponen penting bagi kehidupan penduduk merupakan

ciri khas dari suatu kota, baik dalam pusat kota maupun kota pinggiran. Hal ini

3 Robert L. Heilbroner, 1994, Terbentuknya Masyarakat Ekonomi, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, hal: 27

4 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993, Sejarah Nasional

Indonesia III, Jakarta: Balai Pustaka, hal: 265

Page 21: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

karena, pasar itu sendiri sebagai himpunan masyarakat dari berbagai tempat.

Berkaitan dengan masalah ini tentunya bagi mereka yang kehidupannya

menitikberatkan pada perdagangan. Dalam kehidupan sehari-hari, lembaga pasar

sangat berperan penting. Dapat dikatakan bahwa kemajuan atau kemunduran taraf

kehidupan masyarakat sangat ditentukan oleh lembaga pasar itu. Keadaan

demikian tentunya merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti.

Pada dasarnya pasar pada suatu masyarakat ditentukan oleh fungsinya,

yaitu sebagai tempat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain,

serta sebagai tempat transaksi jual beli barang dan jasa antara anggota masyarakat

dari berbagai golongan, seperti Pasar Klewer di Surakarta. Pasar Klewer dirintis

sejak jaman penjajahan Jepang, yang pada saat itu kehidupan warga Surakarta

banyak mengalami kesulitan. Berawal dari kehidupan yang serba sulit ini

kemudian sejumlah orang berinisiatif untuk berjualan pakaian dan kain. Waktu itu

lokasinya terletak di sebelah timur pasar Legi atau kawasan kantor air minum dan

pasar Burung.

Sejumlah orang ini menjajakan pakaian dan kain dengan cara

menggantungkannya di pundak, dan berjalan hilir mudik di lingkungan tersebut,

yang tentu saja barang dagangannya menjuntai ke bawah tidak beraturan atau

istilah orang jawa “kleweran”. Berhubung komunitas tersebut belum memiliki

nama, maka disebutlah pasar Klewer. Pemerintah saat itu menilai bahwa lokasi

seputar pasar Klewer kotor, maka lokasi pasar dipindah di sebelah selatan Masjid

Agung, atau di sebelah barat gapura Keraton Kasunanan Surakarta, menyatu

dengan pasar Slompretan yang sudah ada sebelumnya.

Page 22: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Sekitar tahun 1957-1958 pasar Klewer diperluas ke barat, dengan

memindahkan pasar sepeda ke alun-alun selatan dan pasar burung dipindah ke

Widuran, karena lokasi ini akan digunakan untuk berjualan tenun dan batik. Pada

tahun 1969 kondisi pasar sudah tidak memenuhi persyaratan ekonomis, kesehatan,

dan perkembangan kemajuan pembangunan. Pemerintah kemudian merenovasi

pasar hingga memiliki bagunan dengan dua lantai. Peresmiannya dilakukan oleh

Presiden Soeharto pada 7 Juni 1971 dengan nama tetap Pasar Klewer.5

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, keberadaan

pasar Klewer semakin dikenal sebagai pusat tekstil di Jawa Tengah. Hal ini

mengakibatkan orang dari berbagai penjuru daerah, tidak hanya dari pulau Jawa

tetapi juga dari Sumatra, Lombok, Kalimantan berdatangan ke Surakarta untuk

mencari barang dagangan. Melihat keadaan pasar Klewer yang berkembang

sangat pesat, akibatnya memancing animo pedagang untuk berjualan di

lingkungan pasar Klewer, sehingga keberadaannya sangat mengganggu

kelancaran arus lalu lintas dan menganggu pedagang yang mempunyai Surat Ijin

Penempatan (SIP). Untuk mengatasi hal tersebut oleh Pemkot Solo pada tahun

1985 membangun pasar Klewer Timur yang letaknya berhimpitan dengan pasar

Klewer lama, peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H.M Ismail

pada 17 Desember 1986.

Karakter pedagang di Pasar Klewer ini terdiri dari berbagai etnis, baik

etnis Jawa, suku Banjar, etnis Cina maupun Arab. Hubungan diantara kalangan

pedagang ini meskipun rumit, namun terjalin suasana “mutual Simbiosis”.

5 http://labucyd.blog.uns.ac.id, diakses pada tanggal 10 Juni 2010.

Page 23: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Disebut rumit karena pedagang yang berada di pasar ini terdiri dalam skala usaha,

mulai dari pedagang besar atau grosir, pedagang biasa hingga pedagang pengecer.

Meskipun terdapat perbedaan kepentingan diantara mereka, tetapi juga terdapat

semacam aturan, sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat.6

Etnis Arab yang terdapat di wilayah Surakarta ini berada di sekitar Pasar

Kliwon, sebelah timur Kasunanan Surakarta. Tempat tersebut dinamakan

perkampungan Arab, yang menjadi pemimpinnya adalah Kapten Arab Sungkar.7

Orang Arab tersebut bekerja sebagai pengusaha batik di pasar Klewer. Meskipun

orang Arab di kelompokkan dalam golongan Timur Asing, namun mereka banyak

berhubungan dengan orang pribumi. Kesamaan agama dan kepentingan ekonomi

yang melandasi masyarakat Arab ini lebih mendekatkan mereka dengan kalangan

penduduk pribumi daripada dengan kalangan penguasa Eropa maupun kelompok

Cina.

Kelompok Timur Asing lainnya adalah etnis Cina. orang-orang Cina di

Surakarta menempati wilayah Balong, Coyudan dan lain sebagainya, sehingga

tempat tersebut dinamakan kampung Pecinan. Masyarakat Cina ini dipimpin oleh

Babah Mayor dan banyak bekerja menjadi pengusaha di sekitar pasar Klewer.

Mereka hampir mendominasi di pasar tersebut, meskipun masih terdapat etnis lain

selain masyarakat keturunan Cina, yaitu Arab dan pribumi.

6 M. Hari Mulyadi, dkk, 1999, Runtuhnya Keraton Alit: Studi Radikalisasi Wong Solo

dan Kerusuhan Mei 1998, Surakarta: LPTP, hal: 266

7 Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, 2006, “Solo Kota Dagang”, Laporan Penelitian,

Surakarta: FSSR UNS, hal: 37

Page 24: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pasar Klewer yang merupakan pasar tekstil terbesar di Surakarta, bahkan

Jawa Tengah ini banyak memperdagangkan hasil kerajinan batik dari masyarakat

sekitar maupun dari daerah lain. Bagi kehidupan masyarakat Surakarta, dapat

dilihat bahwa setiap hari masyarakat memenuhi pasar-pasar yang ada, meskipun

belum tentu mereka mendapatkan barang yang mereka inginkan sesuai dengan

harga yang diberikan oleh pedagang. Dengan demikian munculnya pasar-pasar

modern akan semakin banyak alternatif dari para konsumen untuk menentukan

pilihannya, tetapi pasar-pasar tradisional yang juga masih banyak peminatnya.

Tetapi bagaimanapun juga pasar tradisional tetap menjadi urat nadi ekonomi

rakyat.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas dan jelas tentang interaksi

pedagang Pasar Klewer yang terdiri dari etnis Jawa, Banjar, Cina dan Arab,

khususnya pada tahun 1958-1998, yang ditandai dengan perluasan wilayah pasar

seperti sekarang ini, maka penelitian ini mengambil judul “ Dinamika Pedagang

Multietnis Pasar Klewer di Surakarta Tahun 1958-1998.”

Page 25: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran umum kota Surakarta?

2. Bagaimana perkembangan Pasar Klewer di Surakarta pada tahun 1958-

1998?

3. Bagaimana interaksi antar pedagang yang multietnis di pasar Klewer

Surakarta pada tahun 1958-1998?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum dari kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui perkembangan pasar Klewer di Surakarta pada tahun

1958-1998.

3. Untuk mengetahui interaksi antar pedagang yang multietnis di pasar

Klewer Surakarta pada tahun 1958-1998.

Page 26: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat menjelaskan melalui penulisan hasil

penelitian secara deskriptif analisis berdasarkan data-data yang relevan dengan

inti permasalahan, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

perkembangan dan dinamika pedagang multietnis Pasar Klewer di

Surakarta.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat

khususnya masyarakat Surakarta, mengenai perkembangan dan dinamika

pedagang multietnis Pasar Klewer di Surakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini menggunakan beberapa literatur dan referensi yang relevan

dan dapat menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan sebagai

bahan acuan untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkapkan pokok-pokok

perasalahan. Literatur yang digunakan antara lain:

Buku karangan Clifford Geertz, yang berjudul Penjaja dan Raja, 1983.

Dalam buku ini menceritakan mengenai suatu pranata ekonomi dan cara hidup

yang membuktikan bahwa pasar merupakan suatu gaya umum dari kegiatan

ekonomi yang mencangkup semua aspek dari masyarakat, sebagai contoh dua

Page 27: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kota di Indonesia, yaitu Mojokuto sebagai kota pasar dan Tabanan sebagai

Kotaraja di Bali. Selain itu juga, dijelaskan pula bahwa kedua kota tersebut

menjadi pusat pemerintahan, perdagangan dan pendidikan. Keduanya merupakan

gelanggang setempat bagi pertemuan kebudayaan antara timur dan barat,

tradisionil dan modern serta lokal dan nasional, dan keduannya menunjukkan

bukti-bukti yang jelas bahwa disitu sedang terjadi perubahan-perubahan sosial,

politik dan ekonomi. Meskipun dari segi kebudayaan kedua kota itu berlainan dan

struktur sosialnya juga menunjukkan perbedaan tertentu yang penting, namun

keduannya timbul dari tradisi historis yang sama. Hal ini sama seperti keadaan di

kota Surakarta yang banyak terdapat berbagai etnis namun dengan adanya pasar

Klewer tersebut dapat saling berinteraksi dalam bidang budaya maupun sosial

ekonomi.

Geertz juga menyebutkan tentang tiga tipe pasar dan tiga sudut

pandangnya dalam memahami pasar, antara lain sebagai arus barang dan jasa

menurut pola tertentu. Tipe yang kedua yaitu sebagai rangkaian mekanisme

ekonomi untuk memelihara dan mengatur arus barang dan jasa tersebut.Tipe yang

terakhir yaitu sebagai sistem sosial dan kebudayaan, yang mekanisme itu

tertanam. Selain itu, terdapat ekonomi pasar yang merupakan suatu perekonomian

dimana arus total perdagangan terpecah-pecah menjadi transaksi antara orang

yang satu dengan yang lainnya yang masing-masing tidak ada hubungan, dan

dalam jumlah yang besar. Mekanisme ekonomi yang mengatur dan memelihara

arus barang dan jasa dalam pasar, seperti: sistem harga luncur yang cenderung

menciptakan suatu situasi yang tekanan persaingan bukan pertama-tama antara

penjual dengan penjual seperti lazimnya, melainkan antara pembeli dan penjual.

Page 28: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pola ini hanya memusatkan seluruh perhatian pedagang pada masing-masing

transaksi, tujuannya adalah selalu berusaha mendapatkan keuntungan sebanyak-

banyaknya dari transaksi jual beli yang dilakukan.

Peranan Pasar pada Masyarakat Pedesaan (Pasar “Nayak” Wamena),

yang ditulis oleh Tejo Wahyono, dkk, 1987. Buku ini mengulas tentang peranan

Pasar sebagai pusat ekonomi dan peranan pasar sebagai pusat kebudayaan, juga

mengenai masyarakat pedesaan. Selain itu, pasar tidak hanya sebagai tempat jual-

beli, namun juga tempat bertemu, tempat berinteraksi antara anggota masyarakat

dari berbagai golongan dan berbagai angkatan. Munculnya interaksi, secara

sengaja atau tidak maka terjadi transformasi nilai-nilai budaya.

Runtuhnya Kekuasaan “Keraton Alit” (Studi Radikalisasi Sosial “wong

Sala” dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta), karangan M. Hari Mulyadi, dkk,

tahun 1999. Buku ini meyoroti mengenai kondisi sosial, politik, ekonomi,

kultural, pertahanan dan keamanan di Surakarta selama Orde Baru dan terutama

menjelang terjadinya kerusuhan. Sebelumnya juga dimulai dengan meninjau kota

Surakarta dalam perspektif historis, baik sejak masa dualisme pemerintahan

(kolonial dan Keraton Surakarta Hadiningrat) hingga pemerintahan dibawah

Negara Republik Indonesia. Pembahasan mengarah kepada berbagai kebijakan

politik maupun politik ekonomi, dengan fenomena kondisi sosial ekonominya.

Kemudian mencoba melihat mengenai hubungan antar etnis di Surakarta dan

interaksinya. Di Surakarta terdapat model perkampungan homogen seperti nama

kampung dan model perkampungan yang heterogen seperti model perkampungan

orang Eropa, Suku Banjar, Etnis Cina, Etnis Arab.

Page 29: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Robert L. Heirbroner, dalam buku Terbentuknya Masyarakat Ekonomi,

1982. Robert membedakan jenis pasar dari sudut pandang pembentukannya, yaitu

pasar yang timbul dengan sendirinya dan yang disengaja. Jenis pasar yang

pertama, biasanya terdapat di tempat-tempat yang strategis untuk berdagang,

seperti di tepi jalan besar, dekat pemukiman penduduk dan lain sebagainya. Jenis

pasar yang kedua yaitu berhubungan dengan keinginan penguasa untuk memenuhi

kebutuhan penduduk.

Penelitian Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah tentang Solo Kota Dagang,

2006. Laporan ini banyak menjelaskan mengenai keadaan kota Surakarta seperti

alat transportasi, pola pemukiman, pasar-pasar, bandar dan tempat-tempat

bersejarah lainnya. Faktor tersebut sangat menunjang sistem perdagangan,

misalnya dengan adanya pasar di pusat kota maka disekitar pasar tersebut akan

dibuat jalur transportasi untuk kelancaran dalam berdagang dan memudahkan para

konsumen. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka berkembang pula

jumlah penduduk dan jumlah srtuktur yang dibutuhkan masyarakat dalam

menunjang kehidupannya. Pola pemukiman masyarakat di kota Surakarta yang

heterogen, sehingga setiap masyarakat atau etnis menempati wilayah tertentu,

seperti etnis Cina yang pola pemukimannya di daerah Pecinan, etnis Arab yang

terdapat di Pasar Kliwon serta masyarakat Banjar yang berada di kampung

Jayengan.

Tesis Karya Sudarmono, Munculnya Kelompok Pengusaha Batik Laweyan

Awal Abad XX, 1987, menjelaskan masyarakat Laweyan yang tumbuh menjadi

komunitas pengusaha diantara komunitas sosial yang lebih besar yaitu Keraton

dan rakyat Surakarta. Tulisan ini dijelaskan bagaimana Laweyan menjadi derah

Page 30: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

yang memiliki karakter sosial yang berbeda. Masyarakat Laweyan

mengembangkan gaya hidup yang berlawanan dengan para priyayi yang suka

berfoya-foya, feodalistis dan berpoligami. Melalui perdagangan batik, para

saudagar laweyan mampu menunjukkan kekayaan yang menyaingi para

bangsawak keraton. Peningkatan kekayaan para saudagar batik diikuti dengan

naiknya status sosial mereka sebagai “mbok mase” yaitu gelar diluar gelar

kebangsawanan sebagai majikan wanita pemilik perusahaan batik di Laweyan.

Status dan kekayaan ini diperoleh berkat etos kerja pedagang yang sangat berbeda

dengan priyayi.

F. Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang di gunakan untuk menggunakan penelitian

terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan penelitian,

sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Sesuai dengan permasalahan yang dibaas,

maka metode yang digunakan adala metode historis. Menurut Louis Gottschalk

yang dimaksud dengan metode historis adalah proses menguji dan menganalisis

secara kritis rekaman dari pengalaman masa lampau.8 Metode historis ini terdiri

dari empat tahap yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya,

yaitu:

a. Heuristik, merupakan suatu proses pengumpulan bahan atau sumber-sumber

sejarah atau data-data baik dokumen hasil wawancara maupun buku-buku.

Dokumen yang terkumpul seperti berita dalam koran Dharmo Kanda terbit

8 Louis Gottschalk, 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press. Hal: 32

Page 31: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tahun 1978 tentang ”Mula Bukane Jeneng Pasar Klewer”, yang di dalamnya

di bahas mengenai sejarah pasar Klewer yang dulunya bernama Pasar

Slompretan, dan data-data yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Pasar,

Kantor Pasar, Kantor HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer) dan P4K

(Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer), seperti data-data mengenai

pedagang Pasar Klewer, sejarah Pasar Klewer dan dinamika Pasar Klewer.

Wawancara dilakukan terhadap informan yaitu Totok Supriyanto, Dwi Adi

Prihutomo, Atmanto, H. Abdul Kadir, Maryono, Juminten, Fatimah dan

Aminah. Proses yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan bahan buku,

koran dan majalah di Laboratorium Sejarah, Perpustakaan Sastra dan Seni

Rupa, Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dinas Pengelolaan

Pasar, Pusdok Solopos, Rekso Pustoko Mangkunegaran, Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kota Surakarta dan Monumen Pers. Karena di tempat tersebut

banyak terdapat sumber-sumber primer yang sangat membantu dalam

penulisan penelitian ini.

b. Kritik sumber, yang bertujuan untuk mencari keaslian sumber yang diperoleh

melalui kritik intern dan kritik ekstern.9 Kritik intern ini bertujuan untuk

mencari keaslian isi sumber atau data yang diperoleh dari Monumen Pers dan

Dinas Pengelolaan Pasar. Sedangkan kritik ekstern bertujuan untuk mencari

keaslian sumber yang telah diperoleh tersebut.

c. Interpretasi, adalah penafsiran terhadap fakta-fakta yang dimunculkan dari

data-data yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan tema yang dibahas,

9 Dudung Abdurrahman. 1999. Metode penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

hal: 58

Page 32: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berdasarkan hasil data yang telah di peroleh dari Monumen Pers dan Dinas

Pengelolaan Pasar. Tujuan dari interpretasi ini adalah menyatukan sejumlah

fakta yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori

disusunlah fakta tersebut kedalam interpretasi yang menyeluruh.10

Untuk

analisa terhadap data-data dilakukan secara deskriptif kualitatif karena data-

data yang dikumpulkan pada dasarnya adalah data-data kualitatif. Analisa

setelah data-data yang terkumpul, kemudian diinterpretasikan, ditafsirkan,

dan dianalisis dengan sebab akibat dari suatu fenomena sosial pada cakupan

waktu dan tempat tertentu.

d. Historiografi, yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari

penelitian sejarah, dimana dalam menyajikan hasil penelitian ini berupa

penyusunan fakta-fakta dalam suatu sintesa kisah yang bulat sehingga harus

disusun menurut teknik penulisan sejarah.

10 Ibid, hal: 64

Page 33: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan sistematika penulisan

yang terbagi dalam lima bab pokok pembahasan, yang urutannya sebagai berikut:

BAB I, merupakan bab pendahuluan yang mencangkup mengenai garis

besar penulisan skripsi yang di dalamnya memuat: latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metode penelitian dan sistematika skripsi.

BAB II, merupakan gambaran umum mengenai kota Surakarta, serta

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar dan keadaan pasar-pasar

tradisional pada saat itu.

BAB III, dibahas mengenai perkembangan pasar klewer pada tahun 1958-

1998, mencangkup mengenai sejarah pasar Klewer, keadaan pasar klewer,

mengenai asal usul pedagang pasar Klewer yang multietnis tersebut serta aktivitas

dan karakter pedagang di Pasar Klewer.

BAB IV, mengkaji mengenai interaksi antar pedagang pasar Klewer yang

multietnis baik dalam bidang sosial maupun ekonomi, serta paguyuban pedagang

Pasar Klewer.

BAB V, bab ini merupakan bab akhir yang akan mengungkapkan

kesimpulan dari bab-bab sebelumnya.

Page 34: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

A. Deskripsi Kota Surakarta

Surakarta merupakan bagian Vortenlanden di samping daerah Yogyakarta.

Surakarta yang sebagai suatu wilayah geografis dan administrasi pemerintahan

mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan kota Surakarta

mengikut proses pembentukan konvensional, yaitu dari suatu fungsi agraris ke

fungsi non agraris. Fungsi administrasi pemerintahan yang mula-mula berfungsi

sebagai kedudukan feodal (kerajaan), untuk selanjutnya dipindahkan pada sistem

pemerintahan kolonial, dan akhirnya sampai pada sistem pemerintahan demokratis

dengan status sebagai kotamadya.

Kota Surakarta terletak pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut,

di sebelah kiri Bengawan Sala, dan pada kedua belah tepi Sungai Pepe. Sebagian

besar kota tersebut masuk dalam wilayah Kasunanan dan kurang lebih seperlima

bagian merupakan daerah Mangkunegaran. Daerah Kasunanan di dalam kota

dikenal dengan nama daerah kidulan. Sebutan ini mungkin dihubungkan dengan

letak keraton yang berada di sebelah selatan, sedangkan istana Mangkungaran

terletek di sebelah utara jalan raya Purwasari dan jalan trem yang menghubungkan

Boyolali dan Wonogiri yang seakan-akan menjadi batas kedua daerah tersebut.1

Kota Surakarta sebagai pusat kerajaan tradsional Mataram, menunjukkan

ciri-ciri feodal agraris karena letak geografisnya yang dikelilingi oleh daerah

pertanian. Selain faktor geografis, pertumbuhan dan perkembangan kota Surakarta

1 Darsiti Soeratman, 2000, Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939, Yogyakarta:

Penerbit Taman Siswa, hal: 84

Page 35: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tidak lepas dari faktor politik saat itu. Pengaruh politik dari Belanda yang semakin

intensif terutama di Pulau Jawa, yang ikut menentukan pertumbuhan kota

Surakarta, yakni kota Surakarta dijadikan sebagai pusat administrasi pemerintahan

kolonial. Ikut campurnya pemerintah asing ini mengakibatkan masuknya unsur-

unsur asing.

1. Keadaan Penduduk

Penduduk atau masyarakat merupakan salah satu komponen terpenting

dalam masalah perkotaan. Pertumbuhan, perkembangan, serta penyebarannya

sering kali menimbulkan efek sosial yang menjadi perhatian pemerintah daerah

setempat. Perkembangan penduduk yang cepat menyebabkan struktur penduduk

mengalami perkembangan juga. Struktur penduduk dari segi mata pencaharian

akan mengalami varias yang labil. Mata pencaharian penduduk akan berubah

seiring dengan perkembangna ekonomi dan potensi yang ada. Kependudukan

merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian pemerintah dalam proses

pembangunan, dimana dalam masalah kependudukan nantinya akan memuat

kuantitas penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, angkatan

kerja serta kualitas penduduk seperti pendidikan dan kesehatan.

Seperti penduduk Surakarta yang bersifat homogen. Dalam hal

pemukiman, tampak adanya segregasi yang nyata antara lapisan penduduk. Hal ini

sesuai dengan pembagian pelapisan sosial yang dilakukan oleh pemerintah

Belanda pada tahun 1854 dengan membagi-bagi penduduk menjadi tiga

kelompok, yaitu Eropa (Europeesche), Timur Asing (Vreemde Oosterlingen)

seperti Cina, Arab, India dan yang terakhir adalah Pribumi (Inlanders).2

2 Cahyo Adi Utomo, 2010, “Peran Etnis Cina dalam Perdagangan di Surakarta pada

Tahun 1959-1998”, Skripsi, Surakarta: FSSR UNS, hal: 35

Page 36: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Mayoritas penduduk kota Surakarta adalah orang Jawa, dan lainnya

merupakan pendatang dari luar daerah seperti Banjar dan Melayu, bahkan

keturunan etnis luar Indonesia seperti Eropa, Cina dan Arab yang telah menetap

dan menjadi bagian dari kota Surakarta karena telah berkewarganegaraan

Indonesia. Sebagian dari mereka telah mempunyai perkampungan tersendiri,

seperti komunitas keturunan Arab dikenal berada di Kecamatan Pasar Kliwon,

komunitas orang Cina di daerah Pecinan, sedangkan untuk pendatang dari

golongan pribumi seperti orang Banjar di Kampung Banjaran, orang Madura di

Kampung Sampangan dan sebagainya.

Pola pemukiman di Kota Surakarta pada awal abad ke-20 bersifat

pluralistis dan menunjukkan stratifikasi sosial dengan pengelompokan yang

sangat menyolok. Bentuk pelapisan sosial yang memisahkan antara

perkampungan Eropa dengan etnik lain merupakan wujud diskriminasi yang pada

awalnya telah diatur untuk kepentingan dan keamanan Pemerintah Kolonial

Belanda. Perkampungan Pecinan untuk orang-orang Cina ditunjukkan untuk

mengawasi gerak-gerik mereka yang ditempatkan di Sekitar Pasar Gede, diurus

oleh kepala yang diambil dari etnik yang sama, dan diberi pangkat Mayor. Di

kalangan penduduk setempat di kenal dengan sebutan Babah Mayor. Demikan

halnya dengan orang-orang Arab, mereka ditempatkan di wilayah sekitar Pasar

Kliwon, dan diurus oleh kepala dengan pangkat Kapten. Sedangkan

perkampungan untuk penduduk bumiputra terpencar di seluruh kota.3

3 Rustopo. 2007, Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di

Surakarta 1895-1998, Yogyakarta: Ombak, hal: 19

Page 37: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 1

Penyebaran wilayah tempat tinggal etnis-etnis di Surakarta

No Etnis Wilayah tinggal

1. Jawa Tersebar di seluruh kota, etnis Jawa

merupakan etns mayortas di Surakarta

2. Cina Daerah Pasar Gede, Balong, Kecamatan

Jebres, Kelurahan Sudroprajan, Jagalan,

Langenharjo, Kecamatan Banjarsari,

Gilingan, Kestalan, Timuran, Setabelan

dan Solo Baru.

3. Arab Kecamatan Pasar Kliwon (Kecamatan

Pasar Kliwon, Semanggi, dan Kedung

Lumbu)

4. India dan Eropa Loji Wetan

Sumber: Eka Deasy Widyaningsih, 2007: 40

Pertumbuhan penduduk di Surakarta tidak lepas dari adanya mobilitas

sosial yang relatif cukup singkat sehingga mendorong terjadinya peningkatan

kepadatan penduduk di wilayah Surakarta. Mobilitas tersebut pada awalnya

diakibatkan oleh faktor penarik kota yaitu kota Surakarta telah tumbuh menjadi

kota yang modern dengan segala fasilitas penunjangnya. Meningkatnya jumlah

penduduk di dalam kota kerena luas daerah itu sendiri tidak mungkin bertambah,

sehingga pertambahan jumlah penduduk dengan pertumbuhan aspek lainnya tidak

berjalan dengan seimbang yang menyebabkan masalah sosial dan ekonomi

diantaranya terlihat kesenjangan diantara masyarakat, pemukiman kumuh, tingkat

kriminalitas yang meningkat, pengangguran dan sebagainya.

Namun jika melihat perkembangan-perkembangan yang ada, wilayah

Surakarta bisa menjadi sebuah kota yang dapat berfungsi sebagai kota

Page 38: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

perdagangan. Di daerah ini telah terdapat banyak pusat perdagangan, seperti

adanya pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan yang lebih modern. Selain itu

banyaknya perusahaan juga dapat menjadikan sebagai kota industri.

Perkembangan kota Surakarta tampaknya tidak hanya bertumpu pada sektor

pertanian saja, namun sudah berkembang dalan sektor lainnya.

2. Sarana dan Prasarana Kota

Adanya fasilitas yang lengkap dalam suatu daerah atau kota, akan

mempengaruhi kehidupan dan kemajuan masyarakatnya. Disadari atau tidak

bahwa kesehatan masyarakat yang baik akan menunjang pembangunan. Manusia

yang sehat akan lebih produktif sehingga akan memberi sumbangan kepada

keberhasilan dalam pembangunan. Selain itu usaha-usaha pendidikan juga

termasuk dalam usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia. Kebutuhan

pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok. Untuk bisa menyediakan

tenaga kerja yang terdidik dan terampil perlu pendidikan yang baik.4 Selain

fasilitas kesehatan dan pendidikan, sarana-sarana yang lain juga sangat diperlukan

untuk perkembangan suatu daerah. Misalnya: pasar, jalan yang baik, sarana

transportasi dan lainnya.

Salah satu prasarana ekonomi yang penting adalah adanya pasar. Pada

tahun 1960-an, wajah kota Surakarta masih diwarnai pasar-pasar tradisional,

seperti: Pasar Gede, Pasar Klewer, Pasar Kliwon, Pasar Tanggul, Pasar Ledoksari,

Pasar Jebres, Pasar Legi, Pasar Singosaren, Pasar Kembang, Pasar Kadipolo,

Pasar Nangka, Pasar Harjodaksino, Pasar Kleco, Pasar Kabangan, dan Pasar

Laweyan. Sedangkan pada tahun 1980-an dibangun lagi pusat pertokoan,

4 Sukanto Reksohadiprojo dan Ar. Kaseno, 1985, Ekonomi Perkotaan, Yogyakarta:

BPFE, hal: 67

Page 39: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

beberapa super-market, puluhan hotel, ratusan bank, puluhan bioskop, ratusan

warung telekomunikasi, dan lain-lain. Ada empat tekstil yang dibangun di sekitar

Surakarta, yaitu: PT. Sritex, PT. Batik Keris atau Dan Liris, PT. Tyfountex, PT.

Danarhadi atau Kusumahadi, dan satu perusahaan obat-obatan yang cukup besar

yaitu PT. Konimex, serta perusahaan jamu yang terkenal, PT. Air Mancur.5

Pada tahun 1980-an pembangunan jalan dan sarana transportasi, selain

untuk memberikan fasilitas umum yang nyaman, juga untuk mendukung

perkembangan sektor industri, ekonomi, dan pariwisata, khususnya untuk

distribusi barang dan jasa. Pembangunan jalan di dalam Kota Surakarta

disesuaikan dengan suatu pola, yang menempatkan Jalan Slamet Riyadi sebagai

poros utama kota. Pembangunan jalan ke luar kota disesuaikan atau dihubungkan

dengan pusat-pusat ekonomi baru yang merupakan bagian dari pengembangan

zona ekonomi Surakarta, dan pintu masuk dan keluar dari Surakarta, seperti Palur,

Solo Baru, Colomadu, dan Kartasura.6

Berkembangnya pembangunan jalan dan perekonomian di Kota Surakarta

itu seiring dengan perkembangan transportasi perkotaan. Kebutuhan akan

transportasi perkotaan bagi masyarakat semakin meningkat, ditandai dengan

semakin banyaknya armada-armada angkutan perkotaan dengan berbagai rute

yang menjelajahi seluruh sudut kota dan antar kota Kecamatan atau Kabupaten

yang tidak pernah sepi dari penumpang. Oleh karena itu dibutuhkan terminal-

terminal bus yang memadai. Selain pembangunan terminal bus Tirtonadi untuk

angkutan antarkota dan antarpropinsi, juga dibangun terminal-terminal bus yang

lebih kecil di Palur, Kartasura, dan juga di Solo Baru dan Mojosongo. Untuk

5 Rustopo, Op. Cit, hal 22

6 Ibid, hal: 23

Page 40: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

angkutan kereta api masih digunakan prasarana peninggalan kolonial, seperti

Stasiun Balapan, Stasiun Jebres, Stasiun Purwosari, dan Stasiun Sangkrah (kota).

Untuk angkutan udara, Bandara Adi Sumarmo di Panasan ditingkatkan

kapasitasnya sebagai bandara internasional, sekaligus sebagai pelabuhan

embarkasi haji untuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.7

Pendukung dalam sektor perekonomian, seperti telah terdapat jalan-jalan

yang kondisinya baik, sehingga dapat memperlancar kegiatan ekonomi

masyarakatnya. Kondisi jalan di Surakarta pada umumnya sudah beraspal dengan

keadaan yang masih baik. Hal ini tentu akan dapat mendukung sektor

perdagangan dan perindustrian. Namun masih banyak pula kemacetan di sejumlah

tempat, terutama jalan-jalan yang melewati Pasar Klewer, Pasar Gede, Pasar Legi,

Pasar Kadipolo, kompleks pertokoan Coyudan dan Singosaren. Selain

dikarenakan tempat tersebut menjadi pusat kegiatan ekonomi, juga sebagian jalan

menjadi tempat parkir dan tempat berjualan pedagang-pedagang kaki lima yang

memenuhi trotoar, bahu jalan dan lain-lain.

B. Kondisi Sosial Ekonomi

Pengertian antropologi mengenai tindakan sosial merupakan tindakan

berpola dari setiap individu manusia. Kondisi sosial ini terdiri dari aktivitas-

aktivitas manusia yang berintraksi satu sama lain, berhubungan serta bergaul

setiap hari menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan sebagai

7 Ibid, hal: 24

Page 41: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

rangkaian aktivitas manusia dalam suatu masyarakat yang bersifat konkret, terjadi

di sekeliling kita sehari-hari. 8

Aspek sosial ekonomi merupakan suatu hal penting dalam mempelajari

suatu aspek masyarakat dan suatu daerah, karena dari sinilah dapat diukur

seberapa berhasil atau majunya suatu masyarakat dan sebuah kota. Kota Surakarta

sendiri merupakan salah satu wilayah yang perkembangannya tergolong tinggi di

Propinsi Jawa Tengah. Salah satu penyebabnya adalah letaknya yang strategis,

tepatnya di persimpangan jalur penting yang terhubung dengan kota-kota besar

seperti: Semarang dan Yogyakarta, serta wilayah bagian timur seperti Surabaya

dan Madiun.

Kondisi sosial ekonomi di Surakarta pada masa Orde Baru, tidak jauh

berbeda dengan kondisi ekonomi nasional. Keadaan ekonomi pada masa ini, dapat

dilihat pada indikator harga sembilan macam barang kebutuhan pokok sehari-hari

(sembako) selama tahun 1966, yaitu kenaikan paling sedikit adalah Batik Kasar

pada bulan Desember menjadi Rp 185.000,-/kg atau harganya naik 116%. Gejala

lain yang muncul di masyarakat yaitu membesarnya jumlah pedagang barang-

barang bekas (klitikan), terutama di daerah Ngapeman dan di sepanjang depan

Keraton Mangkunegaran keselatan hingga ke Pasar Pon yang kemudian dikenal

oleh masyarakat dengan Pasar Yaik.9

Masyarakat Surakarta sebagian besar bermata pencaharian di bidang non

agraris, hal inilah yang menjadi pendorong bagi masyarakat Surakarta menjadi

daerah atau kota yang memiliki potensi dalam bidang perdagangan. Sedangkan

8 Koentjaraningrat, 1990, Pengantar lmu Antropologi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hal: 43

9 Hari Mulyadi, dkk, 1999, Runtuhnya Kekuasaan Keraton Alit: Studi Radkalisasi Sosial

Wong Solo dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta, Surakarta: LPTP, hal: 74

Page 42: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

prasarana yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Kotamadya dalam

memperlancar perekonomian telah tersedia, sarana itu antara lain berupa alat

transportasi, pasar dan sebagianya.

Daerah-daerah yang berada di sekitar kota Surakarta merupakan daerah

yang cukup berpotensial untuk tanaman pangan, karena daerah-daerah tersebut

merupakan daerah yang cukup subur. Adanya berbagai program yang

dikembangkan oleh masing-masing pemerintah Daerah, seperti peningkatan

tanaman pangan maupun hasil produksi lainnya, menyebabkan wilayah Surakarta

menjadi jalur lalu lintas perdagangan yang cukup strategis. Dari masing-masing

daerah yang memiliki potensi yang berbeda antara yang satu dengan daerah yang

lainnya, maka akan memperlancar perdagangan, dalam usaha meningkatkan

ekonomi suatu daerah.

Daerah yang cukup potensial untuk pertanian terutama adalah daerah

Sragen, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, dan wilayah lain yang masih termasuk

dalam Karesidenan Surakarta. Disamping yang dihasilkan adalah tanaman

pangan, ada juga hasil produksi lain seperti industri. Surakarta merupakan pusat

perdagangan hasil pertanian maupun industri lain yang berasal dari daerah di

sekitar wilayah Surakarta, maupun hasil produksi yang berasal dari luar

Karesidenan Surakarta.

Menurut keterangan yang diperoleh dari beberapa responden seperti

penuturan Atmanto dan Abdul Kadir, bahwa meskipun mereka berasal dari luar

wilayah Surakarta dan dari daerah yang merupakan daerah yang cukup subur

untuk lahan pertanian, namun sebagan besar dari pedagang di Pasar Klewer ini

mencari pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka di luar

Page 43: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pertanian yaitu dengan berdagang di Pasar Klewer. Mereka memilih kota

Surakarta dalam mencari penghasilan, karena wilayah Surakarta merupakan kota

yang dekat dengan daerah asal mereka dan juga Surakarta merupakan daerah

tujuan wisata, dengan demikian harapan mereka untuk mendapatkan penghasilan

akan semakin besar.

Perhitungan pertumbuhan ekonomi dapat membantu dalam melihat

seberapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sebagiaan kota

perdagangan, letak Surakarta yang juga mendukung sektor ini, hal ini dapat dilihat

letak Surakarta yang berada di tengah-tengan wilayah keresidenan Surakarta. Kota

Surakarta dengan potensi yang dimiliki akan semakin mudah berkembang serta

daerah di sekitarnya akan merasakan dampak positifnya juga. Hal yang menarik

dari kota Surakarta adalah aktifitas perekonomian yang seakan tak pernah mati.

Pada siang hari banyak masyarakat yang melakukan aktifitas perdagangan,

transaksi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil, dan sebagainya. Pada

malam harinya kota ini memberikan suasana yang merakyat dengan hadirnya

Pedagang Kaki Lima dan kuliner.

C. Pasar-pasar Tradisional di Surakarta

Daerah pusat kegiatan sangat dinamis, hidup tetapi gejala spesialisasinya

semakin kentara. Daerah ini masih merupakan tempat utama dari perdagangan,

hiburan-hiburan dan lapangan pekerjaan. Hal ini ditunjang dengan adanya

sentralisasi sistem transportasi dan sebagian besar penduduk kota masih tinggal

pada bagian dalam kota-kotanya. Proses perubahan yang sangat besar terjadi pada

daerah ini dan sering mengancam keberadaan bangunan-bangunan tua yang

Page 44: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bernilai historis tinggi. Pada daerah yang berbatasan dengan sungai masih banyak

tempat-tempat yang longgar dan banyak digunakan untuk kegiatan ekonomi

antara lain pasar lokal, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi rendah

dan sebagian lainnya dgunakan untuk tempat tinggal para imigran.10

Pasar berasal dari kata “Parsi Bazar” dalam bahasa Arab. Dalam

pengertian umum, pasar adalah tempat untuk menjalin hubungan antara pembeli

dan penjual serta produsen yang turut serta dalam pertukaran barang dan jasa.

Pasar tidak hanya terdapat di kota-kota besar namun juga di berbagai tempat di

desa-desa. Clifford Geertz menjelaskan bahwa pasar bukan hanya suatu pranata

ekonomi, tetapi sekaligus sebagai cara hidup. Dari penelitian di Pare, Jawa Timur,

membuktikan bahwa pasar merupakan suatu gaya umum dari kegiatan ekonomi

yang mencakup semua aspek dalam masyarakat.11

Bahkan dapat juga dikatakan

bahwa pasar merupakan suatu sistem sosial.

Pada dasarnya pasar pada suatu masyarakat ditentukan oleh fungsinya.

Adapun yang dimaksud disini adalah pranata yang mengatur komunkasi dan

interaksi pertukaran barang dan jasa. Hasil transaksi dapat disampaikan pada

waktu itu atau pada waktu yang akan datang berdasarkan harga yang telah

ditetapkan. Secara singkat dapat disebutkan sebagai pranata dan tempat

bertemunya antara penjual dan pembeli. Pasar yang berfungsi sebagai tempat

bertemunya penjual dan pembeli bukan hanya menyebabkan terjadinya interaksi

10

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, 2006, “Solo Kota Dagang,” dalam Laporan

Penelitian, Surakarta: FSSR UNS, hal: 54

11

Clifford Geertz, 1983, Penjaja dan Raja, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal: 30-50

Page 45: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sesama individu, tetapi dilain pihak merupakan tempat pertukaran benda-benda

hasil kebudayaan.12

Pasar merupakan suatu simbol yang menandai kemajuan perekonomian

masyarakat pada daerah tertentu. Munculnya pasar karena bersamaan dengan

adanya kegiatan dan kebutuhan yang dilakukan manusia. Dengan demikian, pasar

merupakan tempat untuk melakukan kegiatan tukar menukar barang dan jasa

sebagai pemenuh kebutuhan bagi masyarakat yang lebih dikenal dengan sistem

jual beli yang dilakukan antara penjual dan pembeli. Sebelum pasar terbentuk,

kegiatan tukar menukar sudah lama dilakukan masyarakat yang lebih dikenal

dengan barter. Kegiatan ini dilakukan karena adanya rasa saling membutuhkan

barang atau jasa antara anggota masyarakat. Naik turunnya pendapatan pasar

ditentukan oleh jumlah pelaku transaksi di pasar. Banyaknya transaksi

dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, sedangkan daya beli dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan setiap orang. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan mereka

maka diperlukan suatu tempat tertentu untuk bertemu antara penjual dan pembeli

barang mereka, maka kemudian terjadilah suatu pasar.13

Pertumbuhan dan perkembangan pasar senantiasa berhubungan erat

dengan pertumbuhan dan perkembangan kota. Adanya pasar maka telah terjadi

banyak perubahan dibidang ekonomi pada masyarakat. Perubahan itu meliputi

semua aspek perekonomian, baik produksi, distribusi maupun sistem

konsumsinya. Perubahan itu mengarah pada kemajuan, secara bertahap, walaupun

pelan namun pasti, sehingga terjadilah modernisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa

12

Tejo Wahyono, dkk. 1987, Peranan Pasar pada Masyarakat Pedesaan (Pasar

“Nayak” Wamena), Jakarta: Depdikbud, hal: 1-2

13

Soetardjo Kartohadikusumo, 1965, Desa, Jakarta: PN. Sumur Bandung, hal: 6

Page 46: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembaharuan itulah membawa banyak perubahan dibagi masyarakat, namun ada

juga terjadi kesenjangan. Kesenjangan itu terjadi sebagai akibat dari kurang

siapnya masyarakat menghadapi perubahan yang sangat drastis, perubahan yang

dapat disebut sebagai loncatan budaya.14

Pasar pada masyarakat kuno bukanlah sebagai alat yang dipergunakan

oleh masyarakat untuk memecahkan persoalan dasar perekonomian mereka. Pasar

hanyalah merupakan embel-embel bagi proses produksi dan distribusi, bahkan

merupakan bagian integral dari padanya, pasar berada diatas mesin perekonomian

yang penting dan bukanlah berada dalam mekanisme itu sendiri. Pada masa kini

dan kenyataan perekonomian pada jaman kita sekarang terdapat jarak yang sangat

besar yang memerlukan waktu berabad-abad untuk menjebataninya.15

Sebagaimana ditemui di Jawa pada umumnya, pasar-pasar tradisional di

Surakarta sudah mulai bermunculan sejak pemerintahan kolonial, dan sebagai

pengelola pasar tersebut kebanyakan dilakukan oleh kalangan etnis Cina. Mereka

ini disamping diberi kepercayaan untuk memungut pajak tol, juga berkewajiban

memungut pajak pasar yang kemudian diserahkan kepada pemerintah kolonial

atau pihak Keraton.16

Di Surakarta terdapat beberapa pasar tradsional yang berada di dalam kota.

Pasar yang terbesar adalah Pasar Gede yang terletak di sekitar istana dan

pemukiman orang Belanda. Pemerintah Mangkunegaran juga memilik pasar

sendiri, seperti pasar Legi, Pasar Pon serta pasar Triwindu. Wilayah Kasunanan

14

Ibid, hal: 71

15

Robert L Heilbroner, 1994, Terbentuknya Masyarakat Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara, hal: 23

16

Hari Mulyadi, dkk, Op. cit, hal: 263

Page 47: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

juga melakukan pembangunan pasar, yaitu pasar Kliwon, dimana sebelumnya

merupakan sebuah pasar kambing yang berada di kawasan pemukiman etnis Arab.

Sedangkan di Gemblegan dibangun sebuah plot atau penempatan baru untuk

menampung para pendatang baru.

Perkembangan pasar di Surakarta cukup pesat seiring dengan majunya

industrialisasi di Surakarta dan daerah sekitar. Letak wilayah Surakarta yang

strategis menjadikan Surakarta sebagai kota yang berpeluang besar untuk

dijadikan kota perdagangan. Beberapa pasar di Surakarta berfungsi sebagai pasar

induk, yang digunakan oleh kalangan pedagang pengecer, selain dari kota

Surakarta sendiri juga dari berbagai daerah atau kota disekitar wilayah Surakarta

bahkan hampir sampai daerah Jawa Timur.

Hingga menjelang berakhirnya pemerintahan Orde Baru di Surakarta

terdapat 36 pasar tradisional dengan jumlah keseluruhan luas pasar sebesar

134.143,68 m² atau lebih dari 13 ha, jumlah kios sebanyak 3.036 buah, jumlah los

sebanyak 5.039 petak, serta jumlah pelataran untuk 4.088 orang. Sebagian besar

terkosentrasi pada hasil bumi dan sandang, sebuah pasar tekstil, sebuah pasar

antik, sebuah pasar mebel, sebuah pasar buah, sebuah pasar sepeda, sebuah pasar

burung dan dua buah barang atau besi bekas.17

Pasar Besar Harjonegoro atau yang lebih dikenal dengan Pasar Gede dan

Pasar Legi merupakan pasar induk dari hasil bumi dan barang klontongan yang

cukup berpengaruh di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Artefak bangunan

kota lama yang masih tersisa di kota Surakarta dan menjadikan ciri khas

peninggalan Kerajaan Mataram adalah Pasar Gede. Di kota Surakarta banyak

17

Ibid

Page 48: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

terdapat pasar tetapi tidak ada yang menyamai Pasar Gede, karena selain

ditemukannya banyak rumah-rumah pertokoan yang besar juga terjadi arus barang

yang setiap hari terus menerus ada dan baru tutup pukul 5 sore. Pasar Gede

terletak di pusat kota di antara kampung Pecinan, dibangun dan diperbesar pada

tahun 1930 oleh Susuhunan Paku Buwana X.

Pasar Gede dulunya merupakan pasar sederhana, banyak pedagang yang

belum teratur dan berjualan dengan menggunakan tenda-tenda. Akan tetapi pasar

ini akhirnya dibangun oleh pemerintah Karesidenan. Selama perbaikan banyak

pedagang yang dipindahkan ke Gladag dan Alun-alun Lor. Setelah selesai

dibangun pasar ini diberi nama Pasar Harjonegoro, namun demikian nama Pasar

Gede lebih dikenal di kalangan rakyat. Luas pasar sebesar 12.244 m², jumlah kios

sebanyak 64 buah, jumlah los sebanyak 498 petak, serta jumlah pelataran untuk

320 orang.18

Di sebelah barat pasar Gede terdapat pasar buah, dengan lokasi yang

sangat strategis. Lokasi pasar buah ini menempati sebuah bangunan milik

Pemerintah Daerah Kodya Surakarta. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai

satu bagian utara ditempati oleh pedagang buah sedangkan bagian selatan

ditempat oleh pedagang ikan hias. Di bagian lantai dua di gunakan oleh kantor

Dinas Pasar dan di sewakan untuk usaha pub dan permainan bilyard.

Pasar Legi berada di wilayah Mangkunegaran. Pasar ini ramai pedagang

pada hari pasaran legi, banyak pedagang berdatangan dari desa-desa. Pada tahun

1936 pasar tersebut direnovasi model modern, yaitu pada masa kekuasaan Sri

18

Ibid, hal: 264

Page 49: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Paduka Mangkunegara VII (1916-1944).19

Perilaku pedagang di Pasar Legi sangat

khas dan ditakuti oleh para pedagang lainnya. Persaingan antara pedagang di

pasar ini cukup keras, dan banyak kalangan pedagang sendiri yang cenderung

menganggap kasar. Munculnya spekulasi bisnis yang matang, banyak pedagang di

pasar ini, terutama dari kalangan etnis Cina yang berani melakukan spekulasi.

Pasar Gede dan Pasar Legi terdapat beberapa pedagang besar yang

menjual berbagai jenis hasil bumi. Namun disekitar pasar tersebut terdapat

distributor atau agen komoditi kelontong, yang merupakan produk pabrik, serta

obat-obatan dan barang kebutuhan sehari-hari yang mayoritasnya adalah

pedagang Cina. Hal ini terutama dalam hal mengendalikan harga barang

dagangan.

Pasar tradisional di Surakarta selain menjadi perdagangan hasil bumi,

kelontong dan sandang, juga terdapat beberapa pasar yang memiliki komoditi

sendiri misalnya batik dan tekstil, pasar barang antik, mebel, buah-buahan dan

ikan, pasar sepeda, pasar burung, dan pasar barang atau besi bekas. Di wilayah

Mangkunegaran berkembang pasar yang letaknya di utara Istana Mangkunegaran

yaitu Pasar Triwindu. Pasar ini menawarkan berbagai macam barang antik, seperti

patung-patung kuno, hasil kerajinan tangan (wayang kulit, wayang golek, kain

batik, lukisan, ukir-ukiran kayu atau tembaga), keris, tombak dan sebagainya..

Pada awalnya tempat ini adalah sebuah lapangan atau alun-alun milik

Mangkunegaran, dan di tempat tersebut setiap tiga windu diadakan perayaan

peringatan oleh Mangkunegara sehingga mengundang banyak pedagang.

Awalnya, penjualan di sini menggunakan sistem barter dengan menggelar barang

19

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, Op. cit, hal: 55-56

Page 50: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dagangannya di meja-meja, karena semakin bertambah, sejak tahun 1960 mereka

mulai mendirikan kios.

Berhubung dengan tradisi masyarakat Jawa, terutama dalam menghormati

leluhurnya yaitu dengan ziarah, di kota Surakarta terdapat sebuah pasar yang

khusus berjualan kembang atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Kembang.

Pada tahun 1967 Pasar Kembang pertama kali dibangun dan pada tahun 1970

diperluas kesebelah utara. Luas Pasar Kembang sebesar 1.409 m², terdapat kios

sebanyak 17 buah, jumlah los sebanyak 65 petak, dan memiliki pelataran untuk 60

orang.20

Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Surakarta, karena itu

meningkat pula kebutuhan rumah tangga, seperti meja, kursi, almari dan tempat

tidur. Pada awal tahun 60-an banyak pedagang eceran mebel yang menjajakan di

berbagai tempat, misalnya perlimaan Balapan, perempatan Ngapeman,

Perempatan Parsar Pon dan Triwindu, daerah Purwosari dan Gading. Pada tahun

1961, Pemerintah Kota Surakarta mengatur pedagang pengecer mebel ke dalam

satu lokasi yaitu di jalan Pamedan Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres Surakarta.

Namun para pedagang pengecer semakin lama semakin meningkat, sehingga

diperlukan tempat usaha yang cukup luas. Pada tahun 1971 lokasi dagang para

pedagang pengecer dipindahkan ke Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan Surakarta.21

Di Surakarta juga banyak sekali penggemar burung, yang berasal dari

berbagai lapisan masyarakat maupun etnis, maka banyak pedagang yang menjual

burung. Semula para pedagang burung berjualan di Widuran dekat Kepatihan dan

di Purwasari, kemudian oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta dikumpulkan di

20

Hari Mulyadi, dkk, Op. cit, hal: 270

21

Ibid, hal: 271

Page 51: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pasar Slompretan. Karena untuk pelebaran Pasar Klewer, akhir tahun 60-an pasar

burung di Pasar Slompretan dipndahkan ke pasar burung di Widuran dekat Kantor

Pegadaian Surakarta.

Berkembangnya perdagangan burung, sehingga lokasi pasar tidak muat

bagi pedagang yang semakin banyak dan hampir setiap hari melimpah di Widuran

serta mengganggu arus lalu lintas, kemudian pada tahun 1984 pasar burung

dipindah ke lokasi baru di Depok dekat Balekambang, tepatnya Kelurahan

Manahan, Kecamatan Banjarsari Surakarta. Lokasi Pasar Depok memiliki luas

sebesar 4.480 m², tidak terdapat kios tetapi memiliki los sebanyak 68 petak, dan

memiliki pelataran bagi 217 orang.22

Di dalam Pasar Depok juga terdapat sebuah

patilasan dari Ki Ageng Pamanahan dan sampai sekarang tempat tersebut di

keramatkan oleh masyarakat sekitar. Tempat tersebut dulunya digunakan oleh Ki

Ageng Pamanahan sebagai tempat sembahyang. Di sekitar Pasar Depok juga

terdapat sebuah umbul yang berkaitan pula dengan patilasan di dalam Pasar

Depok.

Di kota Surakarta juga terdapat salah satu pasar tekstil terbesar di Jawa

Tengah yaitu Pasar Klewer. Letak Pasar Klewer ini berdekatan dengan Keraton

Surakarta dan Alun-alun serta Masjid Agung, sehingga hampir setiap hari daerah

ini tak pernah sepi dari hiruk pikuknya jalan. Dulunya lokasi Pasar Klewer ini

bernama Kampung Nglorengan. Pasar Klewer pada mulanya dinamakan Pasar

Slompretan. Nama Kampung Slompretan ini berasal dari nama orang pemilik

tanah yaitu Tuan Lourens. Ketika pemlik tanah itu meninggal, tempat itu

dijadikan pasar yang bernama Pasar Slompretan. Pedagang yang berada di pasar

22

Ibid, hal: 272

Page 52: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

ini umumnya berjualan minuman dan juga berbagai jenis burung. Akhirnya para

pedagang ini dipindahkan di daerah Widuran. Kemudian Pasar Slompretan ini

diisi oleh pedagang yang menjajakan dagangannya dengan dijinjing di pundak,

dan akhirnya timbul kata klewer. Masyarakat sekitar menyebut pasar tersebut

dengan nama Pasar Klewer. Di Pasar Klewer ini dijual berbagai macam tekstil dan

pakaian, serta batik.

Page 53: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

PERKEMBANGAN PASAR KLEWER TAHUN 1958-1998

A. Sejarah Pasar Klewer

Pasar Klewer pada mulanya dinamakan Pasar Slompretan.1 Letaknya

disebelah selatan alun-alun utara, tempat tersebut dahulunya digunakan untuk

menyimpan kereta dan tempat berhentinya kereta di pinggir jalan. Tempat tersebut

paling tua di kota Surakarta, dan jalan tersebut juga merupakan jalan tertua.

Karena pernah dipakai pada saat perpindahan kerajaan jaman Pakubuwana II, dari

Kartasura ke Sala, yang kemudian diberi nama Surakarta Hadiningrat, di sebelah

utara di bangun Masjid Agung.

Dulunya Pasar Klewer disebut juga dengan pakretan2 karena digunakan

sebagai tempat pemberhentian kereta milik para abdi dalem dari luar kota, seperti

Delanggu, Kartasura dan Boyolali pada saat ada acara kebesaran di Istana. Nama

pakretan tersebut sering kali salah dalam pengucapannya oleh masyarakat, maka

berganti menjadi Slompretan. Maka lama-kelamaan dijadikan pasar Slompretan.3

Kata Slompretan tersebut berasal dari slompret (terompet) karena suara dari kereta

yang akan berangkat mirip dengan suara terompet ditiup.4

1 Pasar Slompretan ini berasal dari nama orang pemilik tanah yaitu Tuan Lourens, dan

setelah pemilik tanah tersebut meninggal kemudian tempat tersebut diberi nama Pasar Slompretan.

Pasar Slompretan berada di Jalan Ngapeman dekat dengan Pasar Klewer.

2 Pakretan berada di sepanjang jalan Coyudan dan tempat tersebut menjadi pusat dari

transportasi local yang berupa andong. Alat transportasi andong ini biasanya digunakan oleh para

bangsawan maupun pedagang kaya yang mmbawa barang dagangannya dari rumah ke Pasar

Klewer.

3 R.M Sajid, 1984, Babad Sala, Surakarta: Reksopustoko Mangkunegaran, hal: 68

4 Wawancara dengan Dwi Adi Prihutomo pada tanggal 16 Agustus 2010

Page 54: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Pada saat dunia mengalami masa malaise (sekitar tahun 1930), yaitu

sebelum Perang Dunia ke II, kehidupan di kota Solo juga mengalami penderitaan

bagi masyarakatnya, banyak terdapat pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak

bermunculan pedagang rombengan, yaitu pedagang yang menjual barang-barang

bekas dan dijual dengan berkeliling di perkampungan. Pedagang rombengan

tersebut berdagang di Purwadiningratan dengan para pedagang klitikan dan besi

tua. Jumlah pedagang rombengan yang tiap tahunnya mengalami peningkatan,

maka mereka mencari tempat yang sekiranya dapat digunakan untuk berdagang,

seperti sekitar jalan di Pasar Legi, Pasar Ngapeman dan Pasar Kliwon. Dan pada

sore hari, pedagang rombengan tersebut pindah ke jalan Jendral Gatot Soebroto,

sebelah selatan Pasar Pon sampai Pasar Singosaren. Selain tempat-tempat

tersebut, para pedagang rombengan ini juga berdagang di pertigaan Stabelan,

karena letaknya dekat dengan villa park (Banjarsari) yang pada saat itu masih

menjadi perkampungan orang Belanda, maka lokasi ini paling strategis.5

Pada jaman Jepang, sekitar tahun 1942-1945, biasanya barang yang dijual

berupa barang-barang bekas. Para pedagang selalu berpindah-pindah, dan

terkadang-kadang mengganggu arus lalu lintas. Pada mulanya bertempat di

Banjarsari sebelah tenggara Kantor Air Minum (Kantor Solose Water-Leiding).

Karena Pasar Slompretan dirasa sepi dan akan mati, maka para pedagang diminta

berdagang di pasar Slompretan. Dikarenakan para penjualnya berdagang dengan

berkleweran di bahunya, kemudian pasar Slompretan diganti menjadi pasar

Klewer.6

5 Dharma Kanda, “Mula Bukane Jeneng Pasar Klewer”, terbit Maret 1978, hal: V-VI

6 R.M Sajid, loc cit.

Page 55: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Akhirnya timbul kata Klewer, yaitu pasar bagi orang miskin yang tidak

memiliki tempat tertentu. Para pedagang menawarkan barang dagangannya

dengan disampirkan di bahu mereka, sehingga para penjaja dagangan tampak

berkleweran di pinggir jalan. Dalam istilah Jawa pemandangan ini dikenal dengan

sebutan pating klewer. Oleh karena itu, akhirnya pasar tersebut dikenal dengan

sebutan Pasar Klewer.

Nama Pasar Klewer berasal dari bahasa Jawa, yang artinya memanjang

dari atas ke bawah secara tidak beraturan. Berkembangnya suatu pasar, karena

pada awalnya di tempat tersebut banyak orang menjual barang dagangannya

dengan meletakkan barang dagangannya dibahu dan dibawa kemana-mana.

Karena barang yang diletakkan dibahu banyak yang kleweran, serta barang yang

diperdagangkan sebagian besar berupa kain dan sandang, maka barang ini dapat

dijual dengan cara rombengan artinya berdagang keliling sambil membawa barang

dagangannya dengan cara digantungkan ditangan. Demikian juga halnya di Pasar

Klewer ini, barang-barang yang diperdagangkan sifatnya mudah dikemas,

digantung dan terurai di lantai, sehingga istilah Jawa tersebut dipakai sebagai

nama pasar yaitu Pasar Klewer dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.

Setelah pembangunan pasar pada tahun 1958 yang diperluas ke barat.

Pasar Klewer mulai dikenal oleh masyarakat sekitar maupun dari berbagai kota

seputar Jawa Tengah. Pada saat yang sama pasar sepeda di pindahkan ke Alun-

alun selatan dan pasar burung dipindahkan ke Widuran, karena lokasi tersebut

akan digunakan untuk berjualan tenun dan batik. Karena kondisi pasar Klewer

yang sudak tidak memenuhi persyaratan ekonomis, kesehatan dan perkembangan

Page 56: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemajuan pembangunan, maka Pemerintah melakukan renovasi pasar hingga

mencapai bentuk seperti yang sekarang ini.

B. Keadaan Pasar Klewer

Keadaan atau kondisi pasar pada dasarnya, seperti pasar tradisional pada

umumnya, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan

transaksi jual-beli. Bila dilihat dalam pengertian yang lebih luas lagi, pasar

merupakan sarana pendistribusian semua hasil produksi dan kebudayaan

masyarakat. Pada hakekatnya baik penjual maupun pembeli yang datang ke pasar

tradisional masing-masing berusaha mendapatkan tambahan pendapatan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kota Surakarta merupakan daerah yang memiliki potensi yang besar dalam

bidang perdagangan. Sebagai usaha dalam memperlancar perdagangan tersebut

Pemerintah Daerah Kota Surakarta berusaha meningkatkan kualitas pasar. Salah

satunya adalah Pasar Klewer, pada awalnya keadaan bangunan Pasar Klewer ini

seperti Pasar Gedhe, karena pasar ini kemudian mengalami perkembangan yang

cukup pesat sehingga memerlukan lokasi permanen dan stategis. Pasar tekstil dan

batik terbesar di Surakarta adalah Pasar Klewer, yang terletak di sebelah barat

Keraton Surakarta atau di sebelah selatan Masjid Agung Surakarta. Lokasi pasar

ini termasuk wilayah Secoyudan, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon

Surakarta. Tahun 1965 muncul gagasan dari para pedagang untuk mewujudkan

pembangunan pasar tersebut menjadi pasar yang permanen. Dana yang

dipergunakan untuk pembangunan pasar berasal dari pedagang dan Pemerintah

Page 57: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Kota Surakarta. Oleh Pemerintah Daerah pelaksanaan proyek pembangunan pasar

diserahkan kepada pihak swasta.

Pada awalnya rencana renovasi bangunan Pasar Klewer ini akan dibuat

empat lantai, namun tidak dijinkan oleh pihak Keraton. Karena bangunan pasar

yang terdiri dari empat lantai ini akan menghalangi bangunan Keraton yaitu

Sanggabuwana. Saat pelaksanaan pembangunan dilakukan, para pedagang

kemudian dipindahkan di Alun-alun Utara. Pembangunan pasar ini dilaksanakan

oleh PT. Sahid yang bekerja sama dengan Bank Bumi Daya (sekarang menjadi

Bank Mandiri).

Pada tanggal 9 Juni 1971 bangunan pasar yang baru telah selesai

pengerjaanya dan diresmikan menjadi Pasar Klewer. Pasar ini merupakan pasar

yang sudah permanent dan berlantai dua. Pasar Klewer memiliki areal seluas

kurang lebih sekitar 135 m x 65 m, yang tersdiri dari 1370 kios. Kios yang

digunakan untuk berjualan batik dan tekstil berjumlah 1370 buah, dan kebanyakan

dari kios tersebut dimiliki oleh WNI non pribumi (Arab dan Cina).

Tabel 2

Jumlah Pedagang batik dan Tekstil pemilik kios di Pasar Klewer

No Golongan Jumlah Batik Tekstil

1. Pribumi 670 270 400

2. Non Pribumi

- Cina

- Arab

610

90

290

60

320

30

Jumlah 1370 620 750

Sumber: Himpunan Pedagang Pasar Klewer, tahun 1984

Pada tahun 1998 Pasar Klewer memiliki luas sebesar 13.461,68 m², jumlah

kios sebanyak 2.064 buah, jumlah los sebanyak 40 petak, tidak memiliki

Page 58: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pelataran. Jumlah pedagang di Pasar Klewer sebanyak 2.046 orang, sedangkan

untuk pedagang oprokan sebanyak 450 orang. Lokasi pasar Klewer ini semula

merupakan pasar burung, tetapi jauh sebelumnya di tempat ini merupakan tempat

berkumpulnya para pedagang batik tradisional.7

Kios yang terletak dilantai bawah pada umumnya digunakan oleh para

pedagang pengecer tekstil, batik dan sebagian kecil pedagang emas. Tetapi

dilantai bawah ini terdapat pula beberapa kios yang berperan sebagai pedagang

besar atau grosir, terutama bahan produk tekstil. Selain itu, toko-toko yang

terletak di bagian barat lantai bawah, pada umumnya ditempati oleh pedagang

emas dan perhiasan. Di sepanjang trotoar depan toko di kompleks Pasar Klewer,

di setiap pintu-pintu masuk pasar, di lorong-lorong dalam pasar dan dipinggiran

anak tangga menuju lantai atas, dipenuhi oleh para pedagang kecil (pedagang kaki

lima) yang menjajakan dagangannya, sebagian besar barang-barang produk tekstil

dan batik. Para pedagang makanan tidak ada yang membuka warung di dalam

pasar. Selain karena dilarang oleh pengelola pasar, juga karena mereka ini tidak

mampu memiliki sebuah kios di pasar Klewer.

Lantai atas selain digunakan oleh pedagang pengecer, banyak sebagian

besar pedagang besar menempati kios-kios disini. Jika pedagang besar batik lebih

banyak di lantai bawah, maka di lantai atas kebanyakannya adalah pedagang besar

kain tekstil dan produksi tekstil. Sudah seperti ada kesepakatan dikalangan

pedagang pasar, mereka tidak mau melayani pembeli eceran. Meskipun demikian

pedagang besar ini juga melayani pembeli siapapun asal tidak eceran, mulai dari

partai kecil, misalnya seperempat losin atau seperempat kodi hingga partai besar.

7 Hari Mulyadi, dkk, 1999, Runtuhnya Kekuasaan Keraton Alit: Studi Radikalisasi Sosial

Wong Solo dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta, Surakarta: LPTP, hal: 266

Page 59: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Barang dagangan produk tekstil selain dari pabrik besar, juga diperoleh dari para

pengrajin konveksi, baik dari kota Surakarta atau kota-kota disekitarnya, misalnya

dari Wedi Klaten.8

Bangunan pasar di sebelah timur, pada awalnya merupakan terminal bemo

sekitar tahun 1962-1966/1967, jumlah bemo sekitar 70 buah dan dibagi menjadi

empat jurusan, yaitu: Kartasura, Bekonang, Karanganyar dan Sukoharjo, dengan

retribusi parkir hanya RP 50,-.9 Namun setelah itu digunakan pedagang PKL

untuk berjualan makanan dan buah. Pada pertengahan tahun 80-an dilakukan

pembangunan seperti halnya bangunan Pasar Klewer bagian barat namun yang

bagian timur ini hanya satu lantai,dengan jumlah kios sekitar 600 buah. Setelah

diresmikan pada tahun 1986, para pedagang ini menjual kios mereka ke pedagang

lain dan mereka menjadi PKL disekitar Pasar Klewer. Selain banyak ditempati

oleh pedagang-pedagang partai kecil, juga terdapat pedagang besar.

Pasar Klewer saat itu, sudah penuh dengan pedagang, baik itu pedagang

lokal maupun pedagang asing. Para pedagang tersebut harus memiliki KTPP

(Kartu Tanda Pengenal Pedagang) baik Pedagang kios maupun PKL. Dan para

pedagang yang memiliki kios diwajibkan memiliki SIP (Surat Ijin Penempatan)

atau SHP (Surat Hak Penempatan) yang berlaku seumur hidup, namun tiap 3

tahun sekali harus melakukan heregritasi. Sistem kepemilikan kios ini dapat

dilakukan berdasarkan keturunan, warisan, bahkan membeli maupun sistem

8 Ibid, hal: 167

9 Dharma Kanda, “Wiwit „Perko‟ Nganti Klewer, ana sing mung Dolanan Simpoa”, terbit

September 1978, hal: III

Page 60: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kontrak antar pedagang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas HPPK, di

Pasar Klewer terdapat tiga kelas kios10

, yaitu:

1. Kelas Toko

Pada kelas ini banyak terdapat di depan dan belakang jalan sekitar Pasar

Klewer Surakarta dan sangat jarang. Ukuran kios ini yaitu 3 x 3½ m dan

rata-rata dimiliki oleh pedagang non pribumi, baik Cina maupun Arab.

Kios-kios tersebut dipergunakan untuk berjualan tekstil dan batik.

2. Kelas Mini

Untuk kios-kios yang berukuran mini ini memiliki ukuran 2 x 2½ m, dan

letak kios ini rata-rata di tengah Pasar Klewer. Pemilik kios ini hampir

merata, yaitu baik orang pribumi (orang Jawa maupun Banjar), dan non

pribumi (Cina dan Arab). Kios ini untuk berjualan batik, konveksi dan

emas.

3. Kelas Supermini

Untuk ukuran kios ini yaitu 1 x 2 m. Letak kios ini di pinggiran Pasar

Klewer dan pasar bagian timur.

Sistem retribusi yang dikenakan kepada setiap pedagang ini berneda antara

pedagang pemilik kios dengan pedagang kaki lima. Pada tahun 1983 pemungutan

biaya retribusi untuk para pedagang pemilik kios atau yang memiliki SHP sebesar

Rp 3.000,-, sedangkan untuk pedagang kaki lima atau yang memiliki KTPP

sebesar Rp 1.000,-. Hal ini berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Surakarta Nomor: 5 Tahun 1983 tentang Pasar. Namun pada tahun

1993 pemungutan retribusi dinaikan dan bagi para pedagang pemilik kios ini

10

Wawancara dengan Atmanto pada tanggal 8 Oktober 2010

Page 61: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dibedakan menjadi beberapa kelas, seperti: Kelas I (kelas toko) sebesar Rp

10.000,- , kelas II (kelas mini) sebesar Rp 8.000,-, dan untuk kelas III (kelas

supermini) sebesar Rp 6.000,-; sedangkan untuk para pedagang kaki lima (yang

memiliki KTPP) menjadi Rp 2.000.-.

Konsumen Pasar Klewer ini terdiri dari berbagai lapisan masyarakat,

mulai dari lapisan kelas bawah sampai lapisan menengah. Kebanyakan para

konsumen tersebut adalah para pedagang dengan alasan harga yang ditawarkan

oleh pedagang sifatnya murah, dan dapat ditawar sehingga banyak pedagang yang

mencari barang di Pasar Klewer. Tidak hanya para pedagang saja, tetapi juga ada

wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berbelanja tekstil di Pasar

Klewer.

C. Asal Usul Pedagang Pasar Klewer

a. Etnis Jawa

Hunian orang-orang pribumi bercampur, baik penghuni lama maupun

pendatang, kelas menengah maupun bawah. Semuanya tinggal di perkampungan,

di rumah-rumah dengan kebun dan halaman yang ditumbuhi pohon atau tanaman

rindang. Diskriminasi ras dan etnik masih sangat ketat, sehingga kontak sosial

melalui jaringan sosial kota hanya terbatas pada golongan pribumi.11

Pemukiman untuk penduduk pribumi Jawa terpencar hampir di seluruh

kota. Nama-nama kampung hunian penduduk suku Jawa, ada yang didasarkan

atas nama-nama bangsawan yang bertempat tinggal di sana, seperti: Ngadijayan

tempat tinggal Hadiwijaya, Mangkubumen tempat tinggal Mangkubumi,

11

Sartono Kartodirdjo, 1990, Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional,

dari Kolonialisme sampai Nasionalisme, Jakarta: PT. Gramdia, hal: 73-74

Page 62: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Jayasuman tempat tinggal Jayakusuma, Suryabratan tempat tinggal Suryabrata,

Kusumabarata tempat tinggal Kusumabarata, Sumadiningratan tempat tinggal

Sumadiningrat, Cakranegaran tempat tinggal Cakranegara, Kalitan tempat tinggal

Kanjeng Ratu Alit, Kusumayudan tempat tinggal Kusumayuda, Purwadiningratan

tempat tinggal Purwadiningrat.12

Adapula kampung-kampung yang namanya diambil dari abdi dalem,

seperti: Coyudan tempat tinggal Secayuda, Derpoyudan tempat tinggal

Derpoyudo, Mangkuyudan tempat tinggal Mangkuyuda, dan Kerten tempat

tinggal Wirakerti. Ada juga kampung-kampung yang namanya diambil dari

kesatuan prajurit keraton, seperti: Kasatriyan, Tamtaman, Sorogenen; dan

berdasarkan jenis pekerjaan penduduk, seperti: Sayangan, Gemblegan, Gapyukan,

Serengan, Slembaran, Kundhen, Telukan, (un) Dhagen, Kepunton, dan Jayengan.

Ada juga kampung-kampung yang namanya diambil dari nama jabatan di keraton,

seperti: Carikan, Jagalan, Gandhegan, Sraten, Kalangan, Punggawan, Pondhokan

dan Gadhing.13

Di Surakarta, orang-orang pribumi ini menyebar hampir di seluruh kota.

Mayoritas bekerja sebagai petani, namun karena keadaan Surakarta yang

berkembang maka mereka kebanyakan juga sebagai pedagang. Karena dengan

menjadi pedagang mereka dapat meningkatkan kehidupan mereka terutama dari

segi ekonomi. Sejalan dengan keadaan tersebut, di Surakarta banyak terdapat

pasar-pasar tradisional yang dapat menunjang kegiatan ekonomi mereka.

12

Rustopo. 2007, Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di

Surakarta 1895-1998, Yogyakarta: Ombak, hal: 20

13

Darsiti Soeratman, 2000, Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939, Yogyakarta:

Penerbit Taman Siswa, hal: 3

Page 63: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Pada awalnya para pedagang pribumi ini berjualan secara berkeliling atau

menjadi pedagang kaki lima, namun oleh pemerintah dirasa sangat mengganggu

arus lalu lintas maka para pedagang ini dipindahkan pada lokasi tertentu.

Misalnya para pedagang yang menjual tekstil ini, yang kemudian dipindahkan ke

Pasar Klewer. Pasar klewer ini pada awalnya yang berdagang adalah etnis Jawa

yaitu berdagang batik, namun barang yang didapat selain dari orang pribumi itu

sendiri juga dari orang-orang Cina. Dan setelah mengalami perkembangan,

banyak pedagang dari berbagai golongan yang ikut berdagang. Di Pasar Klewer

ini mayoritas pedagangnya adalah orang pribumi yang berasal baik dari daerah

Surakarta maupun daerah di sekitarnya.

b. Etnis Cina

Kehadiran orang Cina di Surakarta sudah ada sejak tahun 1745, bersamaan

dengan Paku Buwana II yang memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram dari

Kartasura ke Surakarta. Tempat tinggal orang Cina di Surakarta dilokasikan di

kampung Balong, suatu kampung (pecinan) yang dibangun sejak jaman Kompeni

dan berlanjut pada masa kolonial. Antara tahun 1904 hingga 1910, atas desakan

organisasi atau gerakan nasionalis di kalangan orang-orang Cina di Indonesia,

maka pada tahun 1911 pemerintah kolonial mengabulkan tuntutan untuk

menghapuskan wijkenstelsel dan passenstelsel, sehingga pemukiman Cina tidak

lagi mengelompok pada suatu tempat atau lokasi tertentu, tetapi menyebar ke

tempat atau lokasi lain. Sejak peraturan yang membatasi ruang gerak orang Cina

dihapuskan, dan bersamaan dengan makin bertambahnya jumlah orang-orang

Page 64: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Cina pendatang baru, maka orang-orang Cina tidak harus tinggal di kampung

pecinan.14

Sebagian besar etnis Cina di Surakarta tinggal di kota. Pada umumnya

tempat tinggal mereka merupakan deretan rumah yang berhadap-hadapan di

sepanjang jalan utama. Deretan rumah-rumah itu merupakan rumah-rumah petak

di bawah satu atap dan tidak memiliki pekarangan seperti orang pribumi. Model

perkampungan semacam ini nampak di daerah Pasar Legi, Pasar Gede dan daerah

Secoyudan.

Perubahan rumah model tradisional ke model baru telah dilakukan oleh

orang Cina yang tinggal di pinggir jalan besar. Bentuk rumahnya adalah

bertingkat sesuai dengan kebutuhan keluarga yang tinggal. Sedangkan di

Kampung Balong bentuk rumah etnis Cina yang tinggal di daerah ini tetap dan

hanya ada sedikit perubahan. Adapun ciri khas dari rumah-rumah etnis Cina

tradisional adalah pada ujung atapnya yang selalu lancip dan ada ukir-ukiran yang

berbentuk naga. Rumah-rumah yang mempunyai tipe seperti ini banyak

ditemukan di Kampung Sudiroprajan dan di daerah Purwasari, Kratonan dan Pasar

Legi.

14

Benny Juwono, 1999, “Etnis Cina di Surakarta 1890-1927: Tinjauan Sosial Ekonomi”

dalam Lembaran Sejarah Volume 2, No. 1, hal: 51,63 dan 69

Page 65: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3

Persebaran penduduk Cina di lima Kecamatan

Kota Surakarta tahun 1996

No

Kecamatan

Penduduk Cina Penduduk

seluruhnya

Jumlah % Jumlah %

1. Laweyan 1.715 1,7 102.623 100

2. Serengan 4.617 7,5 61.765 100

3. Pasar Kliwon 2.529 3,1 83.039 100

4. Jebres 8.765 6,9 128.606 100

5. Banjarsari 6.497 4,1 159.725 100

Total 23.610 4,4 535.787 100

Sumber: Rustopo, 2007: 70

Masyarakat Cina di Surakarta, juga seperti yang tinggal di kota-kota lain,

dibedakan antara peranakan dan totok. Peranakan adalah mereka yang sudah lama

tinggal di Indonesia, sudah berbaur dengan masyarakat pribumi, berbahasa

Indonesia dan bahasa daerah setmpat, serta berperilaku seperti pribumi. Kaum

peranakan atau yang biasa disebut dengan babah ini tinggal di perkampungan-

perkampungan dalam kota. Mereka hidup berdampingan dengan kelompok

pribumi Jawa dan menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan sosial mereka,

karena mereka menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, maka

orang Cina peranakan tersebut banyak yang mengikuti organisasi masyarakat

sekitar, terutama dengan orang pribumi.

Adapun totok adalah orang-orang Cina pendatang baru, baru sekitar satu-

dua generasi, dan berbahasa Cina. Akan tetapi dengan berhentinya imigrasi dari

daratan Tiongkok, jumlah Cina totok semakin menurun, dan keturunan Cina totok

sudah mengalami peranakanisasi. Menurut hukum kolonial, hak orang Cina

Page 66: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

peranakan sebagai warga negara lebih besar dari pada orang-orang keturunan

totok. Masyarakat Cina totok datang belakangan, mereka datang dengan

menumpang kapal dagang dan mengajak keluarga mreka untuk mencari

kehidupan yang lebih baik di tanah perantauan. Dengan menumpang kapal-kapal

dagang tersebut, mereka kemudian mendirikan kelompok-kelompok pemukiman

baru.15

Mulai dekade ketiga abad ke-20, orang-orang Cina di Surakarta mulai

menempati daerah strategis seperti Nonongan dan Coyudan. Tahun 1960-an

pedagang-pedagang Cina sudah menyebar ke lokasi-lokasi yang strategis, seperti

jalan-jalan di sekitar Pasar Legi, sekitar Pasar gede, dan Pasar Singosaren. Pada

masa Orde Baru (1966-1998) hampir semua lokasi strategis atau jalan-jalan utama

di Kota Surakarta ditempati oleh pedagang Cina. Pada tahun 1970-an merupakan

awal pedagang tekstil Cina masuk Pasar Klewer, ketika pasar itu manjadi pusat

perdagangan dan bursa tekstil seiring dengan keyajaan industri batik dan tenun.16

c. Etnis Arab

Etnis Arab datang pertama kali sejak abad ke-19. Mereka menetap di Pasar

Kliwon, dengan mayoritas golongan atau keluarga sungkar. Pada umumnya

mereka bermata pencaharian sebagai pedagang, terutama pedagang klontong.

Setelah mempunyai tempat tinggal menetap mereka mulai mengembangkan usaha

sebagai pengusaha batik.

Tumbuhnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon, dapat dilihat dari dua

aspek yaitu yang pertama adalah sebagai akibat politik pemukiman di masa

15

Rustopo, op.cit, hal: 68-69

16

Ibid, hal: 64

Page 67: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

lampau dan yang kedua adalah sebagai perkembangan natural dari kota itu sendiri.

Yang dimaksud sebagai akibat dari politik pemukiman di masa lampau adalah

bahwa munculnya perkampungan Arab tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan

pemerintah jaman kerajaan maupun pada masa kolonial. Pola pemukiman di

daerah kerajaan tradisional Jawa seperti di Surakarta masih menguikuti pola

kosentris di mana raja sebagai pusatnya. Semakin jauh pemukiman itu dari pusat

raja (keraton), menunjukkan semakin rendah derajatnya.17

Munculnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon yang telah ada semenjak

jaman kerajaan tradisional itu dipertajam lagi oleh pemerintah Belanda setelah

dapat menguasai Jawa. Pemerintah Belanda selalu berusaha memisahkan orang-

orang Arab dari pergaulan dan kontak sosial dengan penduduk Jawa. Misalnya

adanya peraturan yang membatasi masuknya para imigran Arab ke Indonesia,

mereka yang sudah terlanjur masuk ke Indonesia harus memiliki ijin menetap,

mereka hanya boleh bertempat tinggal di bagian tertentu di kota tersebut. Untuk

bepergian mereka harus mempunyai surat ijin, tidak saja dari satu kota ke kota

lainnya, tetapi juga dari satu tempat ke tempat lain di lingkungan kota, mereka

harus selalu membawa surat ijin itu. Seperti halnya dengan orang-orang Cina,

maka pada masa pemerintahan Belanda dikenal juga adanya sistem passen stelsel

dan wijken stelsel untuk orang Arab.

Kemudian aspek kedua dari munculnya perkampungan Arab tersebut

adalah sebagai perkembangan natural dari kota itu sendiri. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa sejalan dengan perkembangan kota yang diikuti dengan masuknya

beberapa imigran dari berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa itu

17

Mahani, 2003, “Pasang Surut Usaha Indusrti Batik Masyarakat Keturunan Arab di

Pasar Kliwon Tahun 1966-2002”, Skripsi, Surakarta: FSSR UNS, hal: 28

Page 68: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

lama-kelamaan membentuk wilayah pemukiman tersendiri, misalnya kampung

Jawa, Cina, Arab dan lain-lain. Sebenarnya Belanda mempunyai maksud untuk

menciptakan sifat eksklusif dari masing-masing kelompok yang sebenarnya

merupakan penajaman saja dari pemukiman-pemukiman yang telah dibangun oleh

para leluhur dari masing-masing kelompok etnis yang bermigrasi ke Batavia.18

Proses terbentuknya perkampungan Arab di Pasar Kliwon selain

disebabkan pola pemukiman di masa lampau, perkampungan itu muncul

disebabkan pula adanya tarikan migran yang datang kemudian ke dalam

kelompoknya sendiri yang mempunyai latar belakang kebudayaan, bahasa, serta

tradisi yang sama, sehingga terbentuklah suatu perkampungan yang khusus dihuni

oleh suku bangsa tertentu yaitu orang-orang Arab. Perkampungan orang-orang

Arab itu pada perkembangan selanjutnya bukan lagi merupakan pemukiman yang

eksklusif. Bersamaan dengan perubahan ekologi kota serta adanya pertambahan

penduduk kota dalam hal ini kota Surakarta, maka di Pasar Kliwon telah dihuni

oleh berbagai kelompok suku bangsa yang tinggal secara berdekatan.

Perkampungan orang Arab di Surakarta yang berada di Pasar Kliwon ini

merupakan tempat industri batik. Orang Arab ini, awalnya menjadi pengusaha

batik bersamaan dengan orang Cina. Barang dagangan batik tersebut dijual kepada

orang pribumi dan di pasarkan di Pasar Klewer. Namun setelah perkembangan

jaman, orang Arab ini juga ikut berdagang sendiri hasil industrinya di Pasar

Klewer. Mereka mulai masuk berdagang di Pasar Klewer sekitar tahun 80-an,

bersamaan dengan perkembangan Pasar Klewer yang sudah mulai dikenal oleh

18

Ibid, hal: 30

Page 69: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

masyarakat luas. Namun sekarang ini, orang Arab di Pasar Klewer tidak hanya

berdagang batik, namun juga tekstil, konveksi dan bahkan sepatu.

d. Suku Banjar

Orang Banjar menetap di Surakarta sejak akhir abad XIX. Mereka sengaja

di datangkan dari Martapura oleh Susuhunan untuk mengurusi pakaian prajurit

dan perlengkapan pakaian untuk raja. Orang-orang Banjar yang terkenal sebagai

penggosok intan sering diminta Susuhunan untuk menggosokkan barlian

miliknya. Dalam perkembangannya, para migran tersebut memperluas usahanya

sebagai pedagang perhiasan khususnya intan.19

Di kota Surakarta orang Banjar tinggal di kampung Jayengan dan

kemudian kampung tersebut dinamakan Kampung Banjaran. Pada umumnya mata

pencaharian masyarakat di Kampung Banjar bersifat homogen yaitu bekerja

sebagai wiraswasta. Stratifikasi sosial yang ada di kampung itu disebabkan adanya

perbedaan kecerdasan, kenginan, dan watak kondisi fisik. Maka ada yang disebut

majikan, buruh, pedagang, dan ulama. Lapisan sosial masyarakat yang paling

dominan adalah buruh, pedagang yang memiliki modal kecil. Sedangkan lapisan

sosial masyarakat yang paling kecil adalah kelompok ulama dan majikan.

Orang-orang Banjar ini mulai ikut berdagang di Pasar Klewer sekitar

tahun 80-an. Meraka ikut berdagang karena dengan mereka berdagang dapat

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Meskipun sebagai

pendatang, namun orang Banjar ini memiliki sifat dagang yang hampir sama

dengan orang pribumi asli yaitu sabar, walaupun mereka sedikit lebih keras dari

19

Hari Mulyadi, dkk, op. cit, hal: 192

Page 70: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

orang Jawa. Di Pasar Klewer, para orang Banjar ini berdagang konveksi, dan

tekstil.

D. Aktivitas Perdagangan di Pasar Klewer

Perdagangan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencari keuntungan, yang

termasuk dalam golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan

sehari-harinya membeli barang yang kemudian untuk dijual kembali. Dalam

prinsip ekonomi, perdagangan adalah untuk mencari laba yang sebesar-besarnya

dan prinsip ini menjadi simbol kekayaan sebagai adanya status sosial kelas

menengah pedagang di Jawa pada umumnya.20

Aktivitas ekonomi rakyat di Surakarta salah satunya adalah dengan adanya

pasar. Kehidupan ekonomi pasar tradisioanal menjadi ramai ketika dibangun

jembatan di Bacem dan Jurug. Kedua jembatan ini sangat vital dalam

memperlancarkan arus ekonomi pedesaan ke kota, sehingga para pedagang dari

desa tidak perlu lagi menyebrang sungai dengan perahu.21

Aktivitas pasar yang

ramai salah satunya adalah Pasar Klewer yang merupakan salah satu pusat

perbelanjaan sandang seperti batik, tekstil, tenunan dan sebagainya. Barang-

barang yang diperdagangkan di Pasar Klewer ini merupakan barang dagangan

yang dipasok dari daerah-daerah sekitar Surakarta, seperti Klaten dengan hasil

tenunanya, bahkan produksi dari luar kota seperti batik Pekalongan, batik dari

Yogyakarta, Gresik, Bandung Cirebon.

20

Ann Wan Seng, 2007, Rahasia Bisnis Orang Cina, Jakarta: Hikmah, Hal: 7-9

21

Susanto, 2005, “Surakarta: Tipologi Kota Dagang”, dalam Diakronik Vol. 2 No. 6

Januari 2005, Surakarta: FSSR UNS, hal: 13

Page 71: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Pedagang Batik

Batik kini telah menjadi busana nasional, bukan hanya karena keindahan

coraknya saja, namun juga batik telah dikenal di seluruh nusantara. Daerah-daerah

di Indonesia ternyata memilki batik sendiri-sendiri. Oleh karenanya dikenal batik

Sumatera, batik Banten, batik Pekalongan, batik Bali, bahkan batik Nusa

Tenggara dan Papua. Motif dan ragam hias merupakan ciri khas yang

membedakan masing-masing daerah tersebut, karena telah dikenal secara umum

itulah batik dipakai sebagai pakaian resmi nasional.

Pada dasarnya batik merupakan seni lukis. Batik adalah lukisan atau

gambaran pada kain mori dengan menggunakan canting. Jadi orang yang melukis

atau menggambar pada kain mori dengan memakai canting disebut membatik atau

membuat batik (Bahasa Jawa “mbatik”). “Mbatik” yaitu gabungan dari dua kata

bahasa Jawa ngoko “mbat” yang artinya memainkan, dan “tik” berasal dari kata

nitik atau memberi titik. Pengertian ini diperoleh dari proses membatik itu sendiri

dimana ragam hiasnya banyak menggunakan unsur titik atau memainkan unsur

titik.22

Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli tentang asal muasal batik.

Sebagian mengatakan bahwa batik berasal dari India. Batik masuk ke Indonesia

bersamaan dengan masuknya orang-orang India yang membawa pengaruh Hindu

ke nusantara, sehingga tradisi Hindu sangat dominan dalam budaya Indonesia.

Disebutkan pada tahun 1619 di Palikat dan Gujarat pernah dibuat sejenis batik

22

Suswandi Mangkudilaga, 1980, Batik, Jakarta: Wastaprema, hal: 3

Page 72: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dengan lukisan lilin yang banyak dipasarkan di Malaya yang dikenal dengan nama

kain pelekat.23

Sejak tahun 1890-an orang-orang Cina berperan dalam industri batik, yang

semula hanya berkembang di lingkungan istana dan rumah-rumah para

bangsawan. Melalui usaha mereka, lambat laun daerah pemasaran batik

menjangkau seluruh Jawa. Bukan hanya terbatas di kota-kota, tetapi juga masuk

ke daerah pedalaman. Dalam hal ini, orang-orang Cina menguasai perdagangan

berbagai jenis bahan baku pembuatan batik. Perdagangan bahan pewarna (indigo)

dan kain mori (putih) juga di tangan orang Cina dan Arab. Mereka berhubungan

dengan importir, yaitu pedagang besar Cina dalam bidang pertekstilan.

Pada awal abad ke-20 orang-orang Cina di Surakarta membentuk

perkumpulan dagang yang diberi nama kong sing. Perkumpulan ini mula-mula

hanya beranggotakan kalangan pedagang kecil Cina yang miskin, dan tujuannya

untuk membantu mereka dalam urusan kematian, pesta, dan perdagangan. Sejak

ditemukan metode batik cap dan bahan pewarna kimiawi, pedagang-pedagang

Cina di Surakarta mengalami kemajuan. Dengan kata lain, orang Cina menguasai

sektor perdagangan ini, teutama dalam hal impor bahan baku batik. Mereka

memonopoli dan menjadi pedagang perantara dalam menyuplai berbagai bahan

baku batik impor. Beberapa di antaranya memliki industri batik sekaligus manjadi

supplier bahan baku, sehingga dapat memproduksi kain batik dengan harga yang

lebih murah dibandingkan dengan harga kain batik produksi orang Jawa. Orang

Jawa menjual harga batik lebih tinggi karena seluruh ongkos produksi yang

23

Mahani, Op. cit, hal: 20

Page 73: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dikluarkan lebih besar dari orang Cina. Hal tersebut terjadi karena bahan baku

yang diperoleh dari orang Cina dan Arab harganya sangat mahal.

Pada tahun 1900-an di Surakarta, orang Jawa, Cina, Arab dan sedikit

orang Eropa masuk dalam aktivitas industri dan perdagangan batik. Orang Jawa

mendominasi produksi batik di Surakarta, tetapi juga ada beberapa orang Cina dan

Arab. Seluruh pekerja batik adalah orang Jawa tanpa mmperhatikan identifikasi

etnis pemilik perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan batik tulis berkualitas

tinggi adalah milik orang Cina. Perusahaan batik milik orang Cina hampir

seluruhnya ditemukan di sebelah timur laut kota yakni daerah Warung Pelem dan

Balong. Sedangkan majikan batik Arab dilingkungan Pasar Kliwon. Secara umum

pedagang Cina dan Arab lebih fokus pada perdagangan bukan pada produksi.

Hampir seluruh pedagang Jawa mempercayakan orang Cina dalam memenuhi

kebutuhan bahan-bahan baku batik.24

Bersamaan dengan keadaan tersebut wilayah Surakarta terbuka bagi

pengusaha swasta, sehingga daerah ini lebih banyak berhubungan dengan segala

aktivitas ekonomi dan bisnis. Sebagian besar transaksi perdagangan orang Cina

ditempatkan dibawah hukum perdata Eropa tahun 1855, adanya Undang-undang

tersebut maka posisi orang Cina dalam kedudukan sosial lebih tinggi dari orang

pribumi. Berada diantara orang-orang Eropa dan pribumi membuat bangsa Cina

dapat menarik keuntungan dari kedua belah pihak.

Orang Cina mulai terjun dalam perdagangan batik setelah diterapkan

sistem cap. Motivasi ini didasari oleh perhitungan ekonomi yakni menjangkau

pasar yang luas dan dijual dengan harga yang lebih murah, waktu pembuatan yang

24

Setiawan Budi Mulyanto, 2008, “Perkembangan Perusahaan Batik Arum Dalu Tahun

1998-2007”, Skripsi, Surakarta: FSSR UNS, Hal: 10

Page 74: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

lebih cepat, dan pasti mereka akan memeperoleh keuntungan yang besar. Orang

Cina hampir sepenuhnya mempercayakan pekerjaan batik kepada orang Jawa di

pedesaan. Mereka diberi pekerjaan untuk membuat pola kain dan kemudian

mewarnainya. Salah satu ciri penting dari perusahaan batik milik orang Cina

adalah dipakainya paal merah.

Salah satu tempat pembuatan batik Surakarta sekaligus pusat penjualan

batik tersebar di Surakarta adalah di Pasar Klewer. Sejak tahun 70-an Pasar

Klewer menjadi incaran para agen di berbagai kota di Nusantara bahkan negeri

tetangga untuk mendapatkan batik bermutu tinggi dengan harga yang murah. Pada

awalnya para pengrajin maupun pengusaha batik kebanyakan berasal dari daerah

Laweyan dan Kauman yang dikenal sebagai kampung batik. Mereka menjajakan

dagangannya di sekitar rumah-rumah mereka, namun lama-kelamaan tempat

penjualannya berkembang menjadi sebuah komunitas pengrajin dan tempat

perdagangan.

Pada awalnya, para pedagang sandang khususnya batik di Pasar Klewer ini

bertempat di Stabelan Pasar Legi Surakarta, namun sekitar tahun 50-an di

Surakarta terserang wabah penyakit Pes maka para pedagang tersebut dipindahkan

di Nonongan. Kemudian mereka menjajakan dagangannya sampai ke Pasar

Slompretan, meskipun pada saat itu pasar tersebut masih menjadi pasar burung.

Mereka membawa barang dagangannya dengan menggunakan transportasi andong

bagi pedagang kaya dan bagi pedagang miskin menggunakan pikul. Mereka

menjual dagangan mereka dari pagi sampai sore hari.

Batik tersebut diperoleh dari daerah Surakarta seperti Pasar Kliwon,

Laweyan dan Banjarsari. Berdasarkan hasil wawancara dengan Atmanto selaku

Page 75: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Humas HPPK dan pedagang di Pasar Klewer, batik tersebut diperoleh melalui

koperasi batik yaitu KBI (Koperasi Batik Indonesia), untuk daerah Serengan Pasar

Kliwon Surakarta terdapat KPN (Koperasi Pembatikan Nasional), di Laweyan ada

PPBS (Persatuan Pengusaha Batik Surakarta) dan di Banjarsari ada BATARI

(Batik Republik Indonesia). Pasokan batik selain dari daerah Surakarta sendiri

juga didukung dari sentral industri yang berada di sekitar wilayah Surakarta,

seperti: Kliwonan untuk daerah Sragen, Gedung Gudel untuk daerah Sukoharjo,

Tirtomoyo untuk daerah Wonogiri, Bayat untuk daerah Klaten dan Karanganyar.

Di pasar ini beragam batik yang diperdagangkan, mulai dari kain dengan

motif kuno dan sakral hingga modern. Harganya pun bersaing bila dibandingkan

dengan harga toko, karena disini pembeli diperbolehkan menawar dengan harga

terendah, semua proses jual beli dilakukan scara transparan sehingga harga yang

disepakati juga tidak jauh berbeda dengan para penjual lainnya. Sebagai satu

simbol kota tua Surakarta, Pasar Klewer juga menjadi bukti sejarah mengenai

keberadaan batik di kota ini. Di setiap gambaran motif batik yang ditawarkan para

pedagang menunjukkan era kretifitas dan perkembangan batik dari masa ke masa.

Keunikan lainnya, para pedagang yang berjualan disini juga merupakan generasi

yang turun temurun. Mereka tetap bertahan di pasar ini karena berdagang batik

merupakan lahan pencarian mereka sejak jaman buyut mereka dulu.

b. Pedagang Tekstil

Menurut penelitian Benny Juwono pada tahun 1930, ada 320 orang Cina

totok yang melakukan perdagangan kain tekstil. Jumlah tersebut jauh lebih banyak

daripada jumlah orang Cina peranakan yang melakukan perdagangan yang sama,

yaitu hanya 144 orang. Kalangan Cina totok tersebut menguasai perdagangan

Page 76: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tekstil untuk seluruh wilayah Karesidenan Surakarta, di samping berbagai macam

perdagangan eceran seperti toko kelontong dan penjaja keliling, serta

perkreditan.25

Bagi pedagang besar kain tekstil di Pasar Klewer pada umumnya barang

yang dijual adalah bahan-bahan untuk membuat batik, misalnya berbagai jenis

mori, kain santung, kain-kain sintetis hingga kain sutera. Meskipun kios yang

ditempati pada umumnya hanya satu atau dua buah, dagangan yang dipamerkan

juga hanya contoh-contoh kain saja. Kios ini terkesan sederhana, tetapi

sesungguhnya perputaran uang dikalangan mereka ini tiap harinya dapat mencapai

milyaran rupiah. Dengan peralatan telepon, bagi pembeli yang sudah sesuai harga

pedagang besar ini menghubungi via telepon ke gudang-gudang tempat

penyimpanan barang yang pada umumnya berada ditempat tinggalnya atau di

gudang-gudang besar di pinggiran Kota Surakarta. Barang yang sudah dibeli,

dapat dikirim ke Pasar Klewer untuk diangkut oleh pembeli sendiri atau dikirim

ke tempat jasa pengiriman barang.

Mengamati kiat pedagang besar kain tekstil maupun produk tekstil di

Pasar Klewer, biasanya yang mereka lakukan jarang ditemui seperti pedagang-

pedagang di tempat-tempat lainnya. Karena berbaga alasan, antara lain dengan

adanya target dan omset yang ditentukan oleh pabrikan, beberapa pedagang besar

ini seringkali menjual harga di bawah harga yang diperoleh dari pabrik. Jadi

semacam praktek dumping yang mereka lakukan, meskipun secara logika mereka

25

Rustopo, op.cit, hal: 80

Page 77: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

mengalami kerugian namun dalam kenyataannya mereka masih tetap eksis dalam

usahanya, jarang yang mengalami kebangkrutan.26

c. Pedagang Konveksi

Selain batik dan kain tekstil, di Pasar Klewer juga terdapat pedagang

konveksi. Hal ini sejalan dengan citra Pasar Klewer yang merupakan pasar

sandang terbesar di Jawa Tengah. Banyak pedagang baik dari berbagai macam

golongan ini menjual konveksi, dan rata-rata para pedagang ini berada di Pasar

Klewer bagian barat, tepatnya lantai dua. Tidak hanya para pedagang dari etnis

Jawa yang berdagang konveks ini, tetapi para pedagang etnis Cina juga banyak

yang menjual konveksi. Meskipun mereka dari etnis yang berbeda, namun

diantara mereka tidak membedakan dalam hal perbedaan golongan dan bahkan

mereka terkadang bekerja sama dalam menjual barang dagangan mereka. Apabila

ada pedagang yang kekurangan barang dagangannya, maka mereka terkadang

mengambil dari pedagang lain.

Konveksi ini didapatkan dari pabrik tekstil di sekitar Surakarta, seperti:

daerah Wedi Klaten, Bandung, Pekalongan, Kudus dan Tasikmalaya. Pedagang

ini sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan, sehingga perusahaan tersebut

tinggal mengirimkan barang yang telah dipesan oleh para pedagang dan

diantarkan ke gudang atau rumah pedagang. Sehingga barang konveksi yang

dijajakan dalam Pasar Klewer hanya dalam jumlah kecil atau hanya sebagai

contoh saja, dan apabila ada pembeli yang ingin membeli dalam partai besar maka

pedagang akan mengambil barang mereka di gudang atau rumah mereka.

26

Hari Mulyadi, dkk, op. cit, hal: 267

Page 78: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

E. Karakter Pedagang

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan dan berlaku sebagai

produsen. Pedagang dan perdagangan merupakan satu hal yang saling

mempengaruhi. Perdagangan dapat dibagi menjadi tiga jenis27

, yaitu:

a. Perdagangan besar

Perdagangan besar merupakan suatu cabang perdagangan yang mengurus

eksport-import, yang pada umumnya dikuasai oleh perusahaan swasta

Belanda.

b. Perdagangan perantara

Perdagangan perantara sebagai penghubung antara perdagangan besar dan

kecil yang umumnya dikuasai oleh golongan Timur Asing dan pribumi.

Perdagangan ini mempunyai dua fungsi yaitu perdagangan distribusi

perdagangan koleksi. Perdagangan distribusi ini menyebarkan barang-barang

konsumsi yang di import dari luar negeri. Sedangkan perdagangan koleksi

bertugas untuk mengumpulkan hasil tanaman dagang dari petani, langsung

atau melalui prdagangan kecil untuk diteruskan kepada pedagang besar.

c. Perdagangan kecil

Pedagang kecil adalah suatu cabang perdagangan yang membeli barang

dagangan dari tangan kedua atau ketiga yang kemudian dijual langsung

kepada konsumen. Perdagangan kecil ini umumnya dikuasai oleh pedagang

pribumi. Perdagangan kecil sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

perdagangan keliling dan perdagangan menetap. Perdagangan keliling juga

dapat dibagi dalam dua bagian yaitu perdagangan kelontong yang pada

27

Tri Wahyuning M. Irsyam, 1985, “Golongan Etnis Cina sebagai Pedagang Perantara di

Indonesia,” dalam Seminar Sejarah Nasional IV di Yogyakarta, tanggal 16-19 Desember 1985),

Jakarta: Depdikbud, hal: 10-11

Page 79: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

umumnya dikuasai oleh pedagang etnis Cina, dan perdagangan jalanan yang

pada umumnya dikuasai oleh pedagang pribumi. Perdagangan menetap dibagi

dalam tiga jnis yaitu warung, pasar, dan toko.

Hubungan diantara pedagang pasar Klewer ini meskipun rumit namun

terjalin suasana saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme, tidak saling

merugikan diantara pedagang yang satu dengan yang lain. Disebut rumit karena

pedagang di dalam pasar ini terdiri dari beberapa skala usaha, mulai dari pedagang

besar atau grosir, pedagang biasa hingga pedagang pengecer, meskipun terdapat

perbedaan kepentingan diantara mereka, tetapi juga terdapat aturan yang tidak

tertulis, sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat. Di Pasar Klewer

terdapat dua karakter dalam berdagang, antara lain:

1. Pedagang Partai Besar (Grosir)

Pedagang besar adalah pedagang yang berusaha untuk dapat

memperjualbelikan hasil produksi secara besar-besaran atau dalam jumlah

yang besar, dan biasa disebut dengan grosir. Pedagang besar di sini misalnya

pedagang tekstil, seperti batik, bahan pakaian, pakaian jadi atau konveksi dan

lain-lain.

Perdaganan grosir atau biasa disebut juga dengan wholesaling

merupakan kegiatan yang menjual produk dalam kuantitas besar kepada

pembli non-konsumen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakaian

bisnis. Saat ini pedagang besar (wholesaler) sangat penting keberadaannya

bagi produsen karena berbagai alasan, seperti berikut:

a. Para produsen kecil yang sumber keuangannya terbatas tidak mampu

mengembangkan organisasi penjualan langsung.

Page 80: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

b. Produsen yang cukup mampu pun lebih suka menggunakan modalnya

untuk memperluas produksi daripada melakukan kegiatan secara partai

besar.

c. Operasi pedagang grosir lebih efisien karena skala operasi mereka, luasnya

hubungan mereka dengan pelanggannya dan keahlian khusus mereka.

d. Pengecer yang mampu banyak produk lebih suka membeli bermacam-

macam produk melalui pedagang grosir daripada melalui produsen

langsung.28

Bagi pedagang partai besar di Pasar Klewer biasanya mereka menjual

bahan-bahan untuk membatik, seperti jenis kain mori maupun sutera. Dan

dalam hal kepemilikan kios biasanya para pedagang besar ini memiliki kios

lebih dari satu yang letaknya dapat berdampingan. Sistem penjualannya dalam

bentuk kodian maupun losinan. Para pedagang besar atau grosir disamping

menjalin hubungan hutang-piutang barang dagangan dengan pedagang kecil

atau pedagang pengecer , namun mereka tidak saling menjatuhkan bahkan

saling menguntungkan, pedagang besar ini juga tidak melayani penjualan

secara eceran.

Menurut penuturan Juminten salah seorang pedagang grosir di Pasar

Klewer, barang dagangan pada waktu itu (sekitar tahun 1983) hanya

bermodalkan kepercayaan saja. Barang dikirin oleh agen dari kota Pekalongan

atau Yogyakarta dan baru dibayar setelah barang dagangannya laku. Omset

penjualan di tahun 1985 bisa mencapai Rp 390.000 per hari. Pelangganya

adalah para pedagang kecil di kampung-kampung. Mereka biasanya membeli

28

http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran

/perdagangan-grosir-wholesaling/, diakses tanggal 12 Oktober 2010

Page 81: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

berbagai pakaian batik dan barang jadi lainnya dari berbagai kios. Modal awal

usaha ini sekitar Rp 10 juta sampai Rp 20 juta, hal ini sesuai luas kios yang

dimiliki dan jumlah barang yang diperdagangkan. Modal ini dapat diperoleh

dari koperasi Pasar Klewer yang merupakan salah satu binaan Bank Bukopin

Cabang Solo yang menyalurkan kredit Sudara. Kredit Sudara ini merupakan

hasil kerjasama Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) dengan Bank

Bukopin yang ditujukan bagi para pedagang.29

2. Pedagang Partai Kecil (Eceran)

Pedagang kecil adalah pedagang yang menjual barang dari pedagang

besar kepada konsumen atau menjual barang dari podusen ke konsumen, hal

ini biasa disebut dengan pedagang eceran. Pedagang ini menjual barang

dagangnya dalam jumlah yang kecil atau hanya satu barang. Biasanya yang

termasuk pedagang kecil atau eceran ini adalah Pedagang Kaki Lima (PKL).

Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang

dari produsen ke konsumen. Pedagang eceran ini sangat penting artinya bagi

produsen karena melalui pengecer, produsen memperoleh informasi berharga

tentang barangnya. Bisnis ritel secara umum dapat diklasifikasikan secara

umum menjadi dua kelompok besar, yaitu pedagang eceran besar dan

pedagang eceran kecil. Perdagangan eceran kecil terdiri atas eceran kecil yang

berpangkalan (memiliki tempat) dan pedagang eceran kecil yang tidak

berpangkalan. Klasifikasi pedagang ritel dapat dilihat pada bagan berikut30

:

29

Wawancara dengan Juminten pada tanggal 10 Oktober 2010

30

http://haniif.wordpress.com/2008/07/08/pedagang-eceran-retailing/, diakses tanggal 12

Oktober 2010

Page 82: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pedagang eceran

Eceran besar Eceran kecil

Berpangkal Tidak

berpangkal

Tetap tidak tetap pakai alat

Pedagang eceran merupakan suatu kegiatan menjual barang dan jasa

kepada konsumen akhir (masyarakat). Pedagang ini dapat dikatakan berhasil

apabila dapat menyesuaikan barang dan jasa dengan permintaan. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pedagang eceran ini adalah:

a. Tersedianya barang yang tepat

b. Pada saat yang tepat

c. Di tempat yang tepat

d. Dalam kuantitas yang tepat

e. Dengan harga yang tepat

f. Penjualan dengan harga yang tepat

g. Dalam kualitas yang tepat.

Barang dagangan yang dijual terkadang diambil dari pedagang besar,

namun dengan demikian diantara pedagang ini tidak saling menjatuhkan.

Sehingga diantara pedagang besar maupun eceran ini saling percaya dan

melakukan kerjasama. Karena barang yang diperdagangkan dalam jumlah

yang sedikit dengan pedagang grosir, maka modal awal dalam menjalankan

Page 83: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

usaha ini sekitar Rp 5 juta sampai 10 juta sesuai jumlah barang

dagangannya.31

Meskipun pendapatan untuk pedagang eceran ini tidak menentu untuk

setiap harinya, namun dapat dilihat bahwa bisnis di Pasar Klewer mampu

memberi kontrbusi terhadap pendapatan daerah maupun perdagangan industri

tekstil atau pakaian pada umumnya. Hal ini juga menggambarkan kinerja

pedagang di Pasar Klewer sangat baik. Adanya kinerja yang tinggi maka

pedagang pengecer di Pasar Klewer dapat mempertahankan eksistensinya

sebagai pasar tradisional dengan memepertahankan siklus bisnis di tengah-

tengah kompetisi antar pedagang pengecer maupun pedagang lainnya.32

31

Wawancara dengan Fatimah pada tanggal 7 Oktober 2010

32

Erwien Rastana, 2004, “Analisis Faktor-faktor yang memepengaruhi Kinerja Pedagang

Batik di Pasar Klewer Surakarta”, Tesis, Bogor: IPB, hal: 1

Page 84: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

INTERAKSI PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER

SURAKARTA TAHUN 1958-1998

A. Etos Kerja Pedagang

Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethikos yang artinya moral atau hal yang

menunjukkan karakter moral. Bahasa Yunani kuno dan modern, etos mempunyai arti

sebagai keberadaan diri, jiwa dan pikiran yang membentuk seseorang. Bahkan dapat

dikatakan bahwa etos pada dasarnya adalah tentang etika. Etika bukan hanya dimiliki

oleh bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun mempunyai etika, hal ini merupakan

nilai-nilai yang universal. Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin,

bekerja keras, berdisiplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya

dapat juga dijumpai pada masyarakat dan bangsa lain.1

Pemahaman tentang etos kerja dapat digambarkan sebagai sebuah cara hidup yang

tersirat dari masalah-masalah yang dilukiskan berupa pandangan dunia. Pengertian etos

kerja menurut Cliffort Geertz, yaitu sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang

dipancarkan oleh hidup dan direfleksikan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari sebagai

watak yang khas, sedangkan kerja secara etimologis diartikan sebagai kegiatan untuk

melakukan sesuatu. Jadi etos kerja mempunyai arti sebagai sumber semangat atau sumber

motifasi seseorang melakukan kegiatan yang bersifat fisik maupun kegiatan yang bersifat

kerohanian.2

1 http://www.posindonesia.co.id, diakses tanggal 10 Oktober 2010

2 Taufik Abdullah, 1982, Agama, Etos Kerja dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta: LP3ES, hal: 3

Page 85: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan hal tersebut dapat diambil pengertian bahwa disamping

menghasilkan sesuatu, manusia juga dapat mengekspresikan diri dalam melakukan

pekerjaannya. Kerja berfungsi sebagai simbol yang menunjukkan suatu nilai atau makna

tertentu. Kerja sebagai aktifitas dalam kehidupan manusia yang menjadi suatu kegiatan

untuk mengisi sebagian besar dalam kehidupannya. Etos kerja juga merupakan respon

yang dilakukan seseorang, kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan

keyakinannya masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang

yang menerima keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan

keyakinannya.

Etos kerja juga mempunyai arti:

1. Etos kerja merupakan perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencangkup

motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode

etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip-prinsip.

2. Dasar motivasi yang terdapat dalam budaya suatu masyarakat yang menjadi

penggerak suatu masyarakat pendukung budaya tersebut untuk melakukan kerja.

3. Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok

orang.

4. Nilai-nilai tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang dapat

menjadi penggerak masyarakat untuk melakukan kerja.

5. Pandangan hidup yang khas dari suatu masyarakat terhadap kerja yang dapat

mendorong keinginan masyarakat untuk melakukan pekerjaan.

Pada umumnya motivasi orang bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang sangat banyak misalnya

Page 86: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

rekan kerja, kebijaksanaan dan peraturan, jenis pekerjaan dan tantangan. Etos kerja yang

tinggi biasanya muncul karena adanya tantangan, harapan dan kemungkinan sesuatu yang

menarik. Hal ini akan menyebabkan manusia itu bekerja dengan rajin, teliti, berdedikasi

dan bertanggung jawab dengan besar. Kemunculan etos kerja bagi masyarakat dengan

sendirinya merupakan suatu karakter yang telah menjadi watak bagi pelakunya.

Etos kerja masyarakat lahir dan berkembang berdasarkan standart dan norma-

norma yang dijadikan orientasi warga masyarakat. Secara umum tolok ukur atau

indikator dari perilaku yang mencerminkan etos kerja adalah efisiensi, kerajinan,

kerapian, sikap tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran, sikap mengakui rasio dalam

mengambil keputusan dan tindakan. Kesediaan untuk berubah, kegesitan dalam

menggunakan kesempatan yang ada, bekerja secara energis, bersandar pada kekuatan

sendiri, mau bekerja sama dan mau memandang ke masa depan.

Dasar etos kerja orang Jawa sebenarnya lebih mementingkan keselarasan dengan

sesama anggota masyarakatnya, dengan alam lingkungan dan Tuhannya. Keselarahan dan

keharmonisan bisa terlaksana apabila orang itu tindakannya sesuai dengan etika-etika

yang ada. Masyarakat Jawa yang banyak tinggal di pedesaan memegang etika-etika

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tinggi rendahnya etos kerja masyarakat pedesaan

sangat ditentukan oleh sejumlah faktor tertentu seperti pola pemilikan tanah, dan faktor

produksi lainnya, serta tersedia atau tidaknya lapangan kerja diluar sektor pertanian. Jika

sektor pertanian sudah tidak mendukung lagi, maka harus ada peluang pekerjaan lain di

luar sektor pertanian, agar masyarakat tetap mempunyai semangat kerja yang tinggi.3

Dalam kebudayaan Jawa, kerja diibaratkan sebagai suatu kewajiban hidup yang

utama, karena berpangkal dari aspek inilah kelangsungan hidup manusa secara material

3 http://www.posindonesia.co.id, diakses tanggal 10 Oktober 2010

Page 87: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dapat dipenuhi.4 Tidak dapat disangsikan lagi bahwa kerja diperlukan untuk tetap hidup

dan kerja merupakan bagian dari setiap manusia. Dasar etos kerja atau semangat kerja

para pedagang Pasar Klewer lebih mengutamakan keselarasan hubungan dengan sesama

anggota masyarakat, dengan alam lingkungan dan dengan Tuhannya. Segalanya akan

dapat tercapai bila sesuai dengan etika yang ada dan disepakati bersama. Sikap-sikap

seperti ini terjadi pada masyarakat pedagang di Pasar Klewer.

Etos kerja merupakan suatu perilaku khas yang dimiliki oleh setiap komunitas

atau etnis. Misalnya orang Jawa rata-rata memiliki etos kerja untuk saling gotong royong,

saling membantu, bersikap sopan yang masih dapat ditemukan. Keturunan Cina maupun

Arab tidak membatasi dalam perdagangan. Sifat kerja mereka pun dapat dikatakan ulet,

tekun, teliti, kerja keras, pantang menyerah dan tidak membuang waktu. Berdasarkan

sifat ketekunan yang dimiliki oleh orang Cina maupun Arab, sehingga membuat mereka

dapat menguasai sektor perdagangan dalam partai besar. Hal ini dapat dilihat di Pasar

Klewer, disana banyak pedagang dari etnis Cina dan Arab yang memiliki kios lebih dari

satu dan menjual dalam partai besar.

Setiap orang atau kelompok memiliki budaya dagang sendiri-sendiri, seperti para

pedagang di Pasar Klewer yang terdiri dari beberapa etnis yaitu Jawa, Cina dan Arab.

Etnis Arab yang merupakan masyarakat muslim, mereka membangun mengenai

pengertian etos kerja sebagai semangat kerja yang didasari oleh norma-norma atau nilai-

nilai tertentu. Etos kerja menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu

pekerjaan, maka akan menentukan hasil yang akan diperoleh. Dengan adanya keterkaitan

yang erat antara etos kerja dan daya tahan manusia di bidang ekonomi, maka dengan

semakin progresif etos kerja suatu masyarakat akan memperoleh hasil yang baik.

4 Koentjaraningrat, 1982, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, hal: 437

Page 88: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Nilai agama dan kultural dapat memberikan dorongan kepada seseorang atau

kelompok untuk mencapai prestasi tertentu, terutama dalam bidang ekonomi. Kelompok-

kelompok tertentu yang menjalankan syariat agama dengan lebih bersungguh-sungguh,

dalam kehidupan sosial dan pribadinya, kelihatan lebih mampu beradaptasi dalam

kehidupan ekonomi. Keterkaitan yang kuat antara agama islam dengan aktivitas ekonomi

merupakan kegiatan ekonomi dalam islam. Islam pada prinsipnya mengajarkan kebaikan

dan telah mengatur kehidupan umatnya di dunia dan di akherat.

Suku-suku bangsa Indonesia memang memiliki kesesuaian antara pendalaman

penghayatan terhadap Islam dengan semangat dalam kehidupan ekonomi. Misalnya pada

akhir penjajahan Belanda, suku Banjar, Minangkabau dan Aceh secara relatif lebih

menunjukkan kemampuan beradaptasi dalam hal ekonomi yang pada saat itu didominasi

oleh kolonial. Sehingga gerakan syariat Islam pertama muncul pada saat penjajahan

Belanda berawal dari kalangan pedagang-pedagang Islam yang sadar akan persaingan

golongan bukan bumi putera.5

Prinsip etika ekonomi pada hakekatnya adalah menjalankan bisnis yang jujur

sesuai dengan aqidah agama. Oleh karena itu, tujuan manusia pada bidang ekonomi tidak

dapat dilepaskan dari tujuan hidup. Kegiatan ekonomi manusia menyatu dengan status

manusia sebagai khalifah maka kegiatan ekonomi manusia untuk mensejahterakan

seluruh bumi serta menjaga kelestariannya, sedangkan dalam ibadah maka kegiatan

tersebut hendaknya ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.6

5 Jusuf Harsono dan Slamet Santoso, 2006, “Etos Kerja Pengusaha Muslim Perkotaan di Kota

Ponorogo”, dalam Jurnal Penelitian Humaniora edisi khusus Juni 2006, Surakarta: UMS, hal: 8

6 Ibid, hal: 3-4

Page 89: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Menururt penuturan salah seorang pedagang Pasar Klewer keturunan Arab, yaitu

Aminah, ada beberapa hal yang mendorong etos kerja yang tinggi selain modal yang

cukup untuk usaha juga pengalaman, ketrampilan dan sesuai dengan syariat agama.

Karena dengan adanya etos kerja yang tinggi maka akan mampu mendorong

perkembangan usaha mereka meskipun dalam tingkatan yang berbeda-beda.7

Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan mengenai faktor yang mendorong etos

kerja pedagang di Pasar Klewer, antara lain:

Budaya dagang dari orang Cina yaitu mereka mempercayai adanya Hopeng, Feng

sui dan Hokie, yang merupakan nilai, kepercayaan dan juga mitos yang dipakai dalam

menjalankan bisnis atau berdagang. Sebagian pedagang Cina ada yang mempercayai

akan ketiga hal tersebut, namun ada juga yang tidak. Sebagian pedagang Cina di Pasar

Klewer juga memperhatikan tentang Feng Sui yang dapat mempengaruhi nasib baik dan

buruk manusia. Feng Sui menunjukkan bagian-bagian atau bidang tertentu serta wilayah

yang sesuai dengan keberuntungan baik dalam hidup sehari-hari maupun dalam kegiatan

perdagangan.

7 Wawancara dengan Aminah, tanggal 4 Oktober 2010

MOTIF:

Religi

Ekonomi

Sosial

MODAL:

Semangat

Ketrampilan

Pengalaman

ETOS KERJA

Berkembangnya

usaha para

pedagang Muslim

di Pasar Klewer

Page 90: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Kepercayaan lain yang dipegang oleh orang Cina adalah Hokie. Hokie ini lebih

dipersepsikan mengenai bagaimana menyiasati nasib agar selalu mendapatkan hasil yang

baik. Orang Cina memiliki kepercayaan bahwa sebuah bisnis yang ditekuni dengan

sungguh-sungguh dan serius, maka akan menemukan Hokie-nya. Artinya, meskipun

dimulai dengan usaha dan kerja keras namun harus diyakini juga bahwa pada saatnya

usaha itu akan mencapai puncaknya. Konsep Hokie menjadi penting karena untuk

menghindarkan mereka dari sikap fatalistik atau pesimistik pada saat mengalami

permasalahan atau benturan-benturan.8 Benda-benda yang dianggap mendatangkan

Hokie, seperti The Lucky Cat. Banyak para pedagang Cina di Pasar Klewer yang

memajang benda tersebut di dalam kios mereka.

Budaya dagang keturunan Cina, Arab maupun Jawa (termasuk orang Banjar)

memiliki pandangan yang cenderung sama, yaitu mereka melakukan cara untuk berusaha

menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, konsumen, pemasok, pemerintah dan

lingkungannya. Cara bersikap itu merupakan manifestasi norma kehidupan berdasar pada

kehormatan dan keharmonisan. Sistem pemasaran yang dipakai oleh para pedagang

pribumi (Jawa dan Banjar) cenderung bersikap mengajak para pendatang baru untuk

bekerja sama, sedangkan para pedagang keturunan Cina dan Arab cenderung untuk

melakukan kemampuannya secara optimal tanpa melakukan kerja sama.9

8 Cahyo Adi Utomo, 2010, “Peran Etnis Cina dalam Perdagangan di Surakarta pada Tahun 1959-

1998”, Skripsi, Surakarta: FSSR UNS, hal: 87

9 Daryono, 2007, Etos Dagang Orang Jawa Pengalaman Raja Mangkunegara IV, Semarang:

Pustaka Pelajar, hal: 306-307

Page 91: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

B. Jaringan Interaksi dalam Bidang Sosial Ekonomi

Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan kehidupan kota yang disertai

dengan tumbuhnya lalu-lintas antar daerah dan interaksi sosial yang semakin intensif,

hubungan antar etnis di Indonesia juga tidak dapat dihindari. Akibatnya berbagai suku

bertemu dan berbaur dalam hubungan pergaulan mereka dengan kepentingan masing-

masing. Jadi tidaklah mengherankan apabila di sebuah kota, terutama kota Bandar, akan

ditemukan berbagai unsur etnis Indonesia seperti orang Madura, orang Bali, orang

Melayu, orang Bugis, orang Flores, orang Banjar dan sebagainya. Namun interaksi yang

terjalin tidak hanya dengan penduduk Indonesia, tetapi juga dengan para pendatang

seperti orang Eropa, Cina dan Arab. Mereka tinggal dan hidup berdampingan bersama di

suatu lahan kota yang ada.

Interaksi mengandung arti yaitu kontak secara timbal balik atau interstimulan dan

respon antar individu dan kelompok interaksi sebagai aksi dan reaksi antar orang-orang.10

Terjadinya interaksi apabila satu individu melakukan tindakan atau perbuatan sehingga

menimbulkan reaksi individu dengan individu lainnya. Proses interaksi berlangsung

karena orang mengharapkan imbalan komunikasi. Interaksi akan berlangsung selama

pihak-pihak yang terlibat menginginkan atau merasa ada keuntungan yang bisa

didapatkan dari kelangsungan komunikasi dari pihak lain.

Sistem interaksi ini tergantung dari pola masyarakat yang dominan dan interaksi

ini bukan dilihat dari jenis kelamin melainkan dilihat pada orang yang paling giat

mengadakan komunikasi. Interaksi ini berlangsung selama orang yang bersangkutan

masih mengharapkan untuk mencapai tujuan dan manusia yang berinteraksi dalam

10

Alvin L Betrand, 1980, Sosiologi (alih bahasa Sanapiah S Faisal), Surabaya: PT. Bina Ilmu

Surabaya, hal: 28

Page 92: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kelompok mempunyai perasaan. Orang mempunyai kecenderungan untuk mengadakan

penyesuaian diri karena seringnya mereka mengadakan komunikasi. Meningkatkan

prergaulan dalam kehidupan masyarakat akan cepat mewujudkan pembauran dalam

proses sosial yang ditandai dengan semakin berkurangnya perbedaan antar individu dan

antar kelompok dan smakin eratnya persatuan, aktivitas sikap dan proses mental yang

berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.11

Asimilasi atau pembauran merupakan salah satu wujud adanya interaksi sosial.

Interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia yang majemuk ini sangat

penting untuk diketahui, karena intraksi yang berlangsung antara berbagai suku bangsa,

antara golongan yang dapat disebut sebagai mayoritas dan minoritas dan antara golongan

yang terpelajar. Di Pasar Klewer interaksi juga terjalin baik antara para pedagang dengan

pembeli, pedagang dengan pedagang dan juga pedagang dengan pegawai pemerintahan

daerah yang mengurusi perdagangan di Pasar Klewer. Meskipun para pedagang ini terdiri

dari beberapa golongan yaitu Jawa (asli orang Jawa dan para pendatang seperti suku

Banjar), Cina dan Arab namun mereka berinteraksi baik dalam bidang sosial maupun

ekonomi.

Interaksi yang terjalin di Pasar Klewer ini tidak hanya bagi para pedagang yang

memiliki kios, namun juga bagi mereka yang tidak memiliki kios atau para PKL. Kedua

pedagang ini saling membantu dan saling berhubungan baik, baik pada saat berdagang di

pasar maupun di luar pasar. Hubungan yang harmonis antar pedagang ini membuat

keadaan di dalam pasar menjadi nyaman dan ramah. Selain itu banyak kegiatan yang

dilakukan di luar pasar yang tujuannya untuk mempererat hubungan dan menimbulkan

11

Harsojo, 1971, Pengantar Antropologi, Bandung: Bina Cipta, Hal: 150

Page 93: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

rasa kekeluargaan meskipun mereka berasal dari golongan atau etnis yang berbeda,

namun mereka tidak memandang perbadaan tersebut.

1. Hubungan Antara Pedagang Pemilik Kios

Para pedagang yang memiliki kios di Pasar Klewer ini terdiri dari beberapa

golongan, namun hal ini tidak membuat para pedagang ini membeda-bedakan antara

pedagang yang satu dengan yang lain. Sifat kekeluargaan yang diciptakan merupakan

salah satu wujud dari asimilasi atau pembauran dari semua perbedaan yang ada. Selain

interaksi ekonomi yang terjadi di dalam pasar, interaksi sosial juga terjalin dengan baik.

Meskipun mereka bersaing dalam berdagang namun diantara pedagang pemilik kios ini

tidak saling menjatuhkan atau dapat dikatakan mereka bersaing secara sehat. Hal ini

dapat dilihat pada saat salah seorang pedagang kekurangan barang dagangannya, mereka

mengambil sebagian barang dagangan dari pedagang lainnya tanpa melihat asal dan

golongan yang mereka miliki.12

Seperti penuturan Abdul Kadir salah seorang pedagang partai besar yang

berdagang batik di Pasar Klewer, menurutnya antar pedagang tidak mempersoalkan asal

dan perbedaan etnis yang ada di Pasar Klewer. Perbedaan tersebut hanyalah bentuk fisik,

namun dalam berdagang yang dicari bukanlah hal seperti itu melainkan strategi atau

sistem berdagang. Meskipun golongan Cina maupun Arab yang mendominasi

perdagangan dalam partai besar, namun mereka juga membantu para pedagang pribumi

maupun Banjar dalam hal permodalan atau lainnya.13

12

Wawancara dengan Totok Supriyanto, tanggal 11 Oktober 2010

13

Wawancara dengan H. Abdul Kadir, tanggal 8 Oktober 2010

Page 94: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a. Pedagang etnis Jawa dengan Cina

Kelompok masyarakat Cina merupakan suatu golongan orang asing yang

banyak bergaul dan berhubungan dengan masyarakat pribumi secara sosial dan

ekonomi. Interaksi sosial yang terjadi dengan masyarakat pribumi memberi

kesempatan bagi orang-orang dan para pedagang Cina untuk mengenal lebih jauh

budaya Jawa. Mereka banyak meniru pola pemukiman dan pergaulan hidup orang

Jawa. Pola pemukiman orang Cina yang dijumpai di tepi sungai Surakarta pada awal

Perang Diponegoro tahun 1825 sudah menunjukkan percampuran antara gaya Jawa

dan Cina yang terbuat dari kayu jati.14

Kampung Balong tetap sebagai perkampungan pecinan, tetapi dalam

perkembangannya hanya orang-orang Cina miskin yang tinggal di sana. Ketrurunan

Cina yang di anggap miskin tersebut dapat menjalin komunitas sosial dengan

masyarakat pribumi disekitarnya berlangsung sangat akrab. Proses pembauran

berlangsung secara alami, termasuk perkawinan campuran antara Cina-Jawa yang

telah berlangsung beberapa generasi. Oleh karena itu, kampung Balong tumbuh dan

berkembang menjadi kampung heterogen, walaupun kesan perkampungan pecinan

lama masih dapat dirasakan. Sementara itu orang-orang Cina telah menyebar ke

kampung-kampung pribumi lainnya dan berbaur secara alami pula.15

Etnis Cina di Kampung Balong mempunyai mata pencaharian sebagai

pedagang, baik usahanya sendiri maupun generasi dari orang tua. Selebihnya bekerja

14

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, 2006, “Solo Kota Dagang,” dalam Laporan Penelitian,

Surakarta: FSSR UNS, hal: 34

15

Rustopo. 2007, Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di Surakarta

1895-1998, Yogyakarta: Ombak, hal: 62-63

Page 95: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

sebagai pegawai negeri dan buruh. Bentuk usaha lain adalah membuka toko, rumah

makan dan membuka usaha di luar Kampung Balong, seperti di Pasar Gede, Pasar

Klewer dan Coyudan. Sedangkan etnis Jawa yang tinggal di Kampung Balong berasal

dari keluarga menengah kebawah yang bekerja sebagai buruh, pedagang dan pegawai

negeri. Etnis Jawa disini kebanyakan beragama Islam tetapi ada pula yang mengikuti

aliran kepercayaan. Aliran kepercayaan yang dianut etnis Jawa di Kampung Balong

yaitu Pangestu dan Sapto Darmo.16

Kedua etnis Jawa dan Cina ini tinggal dalam

suatu komunitas, yaitu Kampung Balong. Masing-masing etnis saling menghormati

hak-hak orang lain. Dalam hal ini yang paling menonjol adalah pemakaian sarana

komunikasi berupa bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, sedangkan pemakaian bahasa

Cina oleh etnis Cina hanya digunakan oleh Cina totok.

Interaksi sosial lainnya dapat melalui perkawinan yaitu dengan perempuan

Jawa dan pemelukan agama Islam oleh imigran, menurut Carey merupakan pilihan

yang terbaik. Pertimbangan pertama adalah berkenaan dengan soal keuangan, yaitu

mereka dan keturunannya dapat terbebas dari pajak yang diberlakukan VOC bila

dikemudian hari dapat berasimilasi dengan baik ke dalam kebudayaan Jawa.

Pertimbangan yang kedua adalah karena sedikitnya perempuan Cina yang ada di

Jawa. Kebanyakan orang Cina yang baru datang itu (Hokkian dan Kanton) kawin

dengan peranakan atau dengan perempuan Jawa. Melalui perkawinan tersebut,

pengetahuan kebudayaan, bahasa dan adat istiadat Jawa melekat pada keturunan-

keturunan dari hasil perkawinan mereka. Mereka lahir dan tumbuh di dalam

16

Hari Mulyadi, dkk, 1999, Runtuhnya Kekuasaan Keraton Alit: Studi Radkalisasi Sosial Wong

Solo dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta, Surakarta: LPTP, hal: 204

Page 96: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

lingkungan keluarga yang memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan mudah

kedalam kehidupan dunia kultur Jawa.17

Selain itu agama merupakan sumber pemersatu yang paling baik. Agama

Nasrani yang dianut oleh sebagian besar etnis Cina merupakan landasan utama dalam

memperlancar interaksi sosial. Pada saat memperingati hari besar keagamaan, mereka

akan mnyampaikan undangan kepada umat seagama maupun yang bukan seagama

untuk menghadirinya. Di samping Nasrani, agama yang juga mempercepat interaksi

adalah agama Islam. Di dalam agama Islam persoalan realistis akan selesai, sebab

agama islam tidak membedakan umatnya menurut keturunan, ras, golongan dan

sebagainya. Etnis Cina yang beragama Islam akan diterima oleh etnis Jawa sehingga

pembauran dengan sendirinya mudah terjadi, seperti halnya antar pedagang di Pasar

Klewer.18

Kegiatan ekonomi oleh orang Cina di Indonesia pada masa kolonial memang

bergerak dan meluas dengan cepat. Pada mulanya hanya sebagai pedagang perantara

antara pedagang Eropa dengan penghasil barang komoditi dalam hai ini adalah

penduduk pribumi. Lama kelamaan hampir semua siklus kegiatan ekonomi di

dominasi oleh orang Cina yang memang ulet dan tekun. Di samping itu, kesempatan

yang diberikan oleh pemerintah kolonial untuk memonopoli barang-barang tertentu.

Hak yang mereka terima lebih luas memungkinkan operasi bisnis mereka sampai ke

pedesaan.

17

Peter Carey, 1986, Orang Jawa dan Masyarakat Cina, Jakarta: Pustaka Azet, hal: 29-30

18

Wawancara Ony Hwa Timena, tanggal 13 Oktober 2010

Page 97: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Peter Carey menulis, bahwa interaksi orang-orang Cina dengan Jawa sudah

berlangsung berabad-abad yang lalu melalui perdagangan.19

Perkembangan aktivitas

ekonomi Cina di pedesaan Jawa ini begitu pesat sehingga pada akhir abad XIX dapat

dikatakan bahwa hampir semua sektor perdagangan kecil dan perantara berada di

tangan orang Cina, dengan menyisihkan saingannya yaitu orang-orang Arab, para

pedagang Cina ini lebih mampu menjalin hubungan baik dengan kalangan bangsawan

pribumi. Ini terbukti dari munculnya beberapa orang Cina dalam kehidupan politik di

Keraton dengan penganugrahan gelar kebangsawanan dari Susuhunan Surakarta dan

hidup seperti halnya para bangsawan pribumi dengan hak-hak istimewanya.

Sedangkan interaksi sosial ekonomi yang terjadi di Pasar Klewer yaitu antara

orang Jawa dengan orang Cina adalah mereka saling berhubungan baik dan saling

menghormati hak-hak antar pedagang sejak tahun 1980-an. Hubungan harmonis yang

diciptakan merupakan wujud sistem interaksi yang terjalin. Mengenai terjadinya

proses interaksi didasari oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua etnis tersebut. Etnis

Jawa menilai etnis Cina memiliki sifat rajin, suka bekerja sama, menepati janji,

kreatif dan berani, sedangkan etnis Cina menilai etnis Jawa memiliki sifat ramah dan

suka bekerja sama. Secara umum etnis Cina dan etnis Jawa masing-masing memiliki

sifat yang ideal.20

Pemakaian bahasa di Pasar Klewer ini tidak menjadi persoalan bagi etnis

Cina, karena etnis Cina totok akan menysuaikan dengan lingkungannya. Hal ini

nampak pada saat mereka sedang berbelanja barang atau menjajakan barang

19

Ibid, hal: 15

20

Wawancara Tan Swie Lan, tanggal 9 Oktober 2010

Page 98: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dagangannya, etnis Cina totok ini menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia

agar dapat dimengerti oleh para konsumen yang rata-ranya adalah orang pribumi.

b. Pedagang etnis Jawa dengan Arab

Pada bagian lain terdapat kelompok Timur Asing selain Cina, yakni

masyarakat keturunan Arab. Meskipun dikelompokkan sebagai golongan Timur

Asing, orang Arab lebih banyak berhubungan dengan orang pribumi. Kesamaan

agama dan kepentingan ekonomi yang melandasi kehidupan masyarakat Arab ini

lebih mendekatkan mereka dengan kalangan penduduk pribumi daripada dengan

penguasa Eropa maupun kelompok Cina. Sejauh perjalanan sejarah sosial Surakarta,

tidak pernah terdengar adanya konflik antara orang Arab dan masyarakat pribumi

selama masa kolonial.21

Kecilnya jumlah orang Arab yang bermukim di kota juga

mengakibatkan peranan mereka yang kurang menonjol dari kehidupan sosial kota

Surakarta. Selain itu keterbatasan tinggal yang ditunjuk sebagai daerah pemukiman

mereka membuat masyarakat Arab ini ikut campur dalam dinamika aktivitas sosial

ekonomi masyarakat pribumi tanpa dirasakan.

Proses interaksi yang terjalin antara penduduk etnis Arab dengan etnis Jawa

terjadi di Pasar Kliwon Surakarta, yang lebih menekankan pada integrasi bersama,

dapat dilihat melalui beberapa jaringan integrasi, yaitu aspek agama, politik,

ekonomi, pendidikan, organisasi sosial dan perkawinan. Interaksi yang terjalin dalam

bidang agama sangat mudah mengalami pembauran, hal ini dikarenakan antara etnis

Arab dan etnis Jawa, mereka memiliki kepercayaan memeluk agama yang sama yaitu

agama Islam. Hampir seluruh kegiatan ibadah antara etnis Arab dengan etnis Jawa

sudah tidak ada pembatasan-pembatasan. Mereka saling bantu-membantu dalam

21

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, Op. cit, hal: 26

Page 99: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

mngembangkan dan mempelajari soal-soal agama baik melalui lembaga keagamaan

maupun aksi-aksi sosial keagamaan lain sehingga menambah erat hubungan etnis

Jawa dan Arab.22

Aspek ekonomi sebagai jaringan integrasi dimaksudkan adalah pertimbangan

kesempatan dibidang ekonomi antara masyarakat yang mempunyai latar belakang

kebudayaan yang berbeda, seperti keadaan di Pasar Klewer. Integrasi dalam sektor

ekonomi antara etnis Arab dengan etnis Jawa adalah tersebarnya orang Jawa ke dalam

fungsi atau kehidupan dan usaha di perusahaan-perusahaan yang seakan-akan

dimonopoli oleh etnis Arab, misalnya sektor kerajinan batik. Sebaliknya integrasi

ekonomi itu berarti tersebarnya etnis Arab ke dalam fungsi usaha dan pekerjaan yang

seolah-olah dimonopoli oleh etnis Jawa, misalnya pegawai pemerintah.

Kegiatan ekonomi dan perdagangan masih merupakan sektor yang paling

dominan bagi penduduk keturunan Arab di Pasar Kliwon. Bentuk usaha mereka yang

terpenting adalah sektor industri kecil atau kerajinan batik, baik batik tradisional

(batik tulis) maupun batik modern (batik cap atau printing), yang kemudian banyak

dipasarkan di Pasar Klewer. Secara garis besar industri atau kerajinan batik di Pasar

kliwon, dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok pengrajin, yaitu:

1) Pengrajin murni, yaitu pengrajin batik yang dimulai dari pengusahaan bahan

mentah atau penyediaan bahan lainnya, kegiatan pembatikan sampai dengan

memasarkannya ditangani sendiri oleh pengrajin.

2) Pengrajin buruh, yaitu pengrajin batik yang bekerja hanya sebagai buruh. Seluruh

bahan mentah dan proses pemasaran disediakan dan dilakukan oleh pemilik

22

Hari Mulyadi, dkk, Op. cit, hal: 199-200

Page 100: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

modal. Mereka melakukan pembatikan itu bekerjasama dengan orang-orang yang

mempunyai modal untuk menyediakan bahan mentah.

3) Pengrajin pengusaha, yaitu pengusaha yang mempunyai beberapa buruh tetap

yang bekerja di perusahaannya, jadi pengrajin ini menyediakan bahan mentah,

mempunyai buruh tetap, dan menangani pemasaran.23

Sebagian besar penduduk Arab bertindak sebagai pengrajin pengusaha.

Biasanya mereka telah menggunakan peralatan dan cara yang modern yang kemudian

dikenal dengan batik printing. Etnis Jawa bertindak sebagai pengrajin buruh dan

pengrajin murni yang proses produksinya masih menggunakan cara-cara tradisional.

Disamping sektor pembatikan masih terdapat usaha-usaha perekonomian yang

dikerjakan dan diusahakan oleh etnis Arab. Usaha-usaha perekonomian yang berdiri

di dalam Pasar Klewer maupun di bagian depan pasar antara lain, toko sepatu, toko

bahan-bahan batik, maupun toko batik yang sudah jadi.

Mengenai kerja sama dibidang ekonomi antara etnis Arab dengan etnis Jawa

khususnya dalam hal penyediaan modal bersama (usaha patungan) kurang ada yang

melakukannya. Seluruh perusahaan yang ada merupakan milik perseorangan dan

modalnya juga dari perseorangan. Adapun salah satu bentuk kerja sama dalam bidang

perekonomian adalah hubungan antara buruh dengan majikan. Banyak etnis Jawa

yang bekerja sebagai buruh di perusahaan batik milik etnis Arab. Untuk usaha

pertokoan seperti di Pasar Klewer, etnis Jawa yang bekerja sebagai pembantu penjual

di toko-toko milik etnis Arab sedikit sekali. Hal itu dikarenakan usaha pertokoan etnis

Arab bersifat kecil-kecilan dan cukup dikelola sendiri atau mengambil pembantu dari

23

Ibid, hal: 201

Page 101: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

anggota keluarga terdekat, seperti penuturan Aminah, salah satu pedagang di Pasar

Klewer24

.

Bentuk kerja sama antara pengusaha etnis Arab dengan penduduk etnis Jawa

lainya yaitu dalam hal mengerjakan proses pembatikan tetapi bahan mentah

disediakan oleh etnis Arab. Mereka mengerjakan pembatikan (batik tulis) di rumah

masing-masing. Setelah proses pembatikan selesai dikerjakan oleh pengrajin buruh,

kemudian barang itu diserahkan kembali pada pengusaha Arab untuk dipasarkan.

Penduduk Jawa yang mengerjakan pembatikan itu mendapat upah sesuai persetujuan

antara kedua belah pihak. Kerja sama dalam usaha pembatikan itu merupakan kerja

sama antara penduduk Arab dengan Jawa yang tidak saling menutup diri. Mereka

saling membutuhkan dan membuka diri dalam kesempatan ekonomi bersama

berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing kelompok.

c. Pedagang etnis Jawa dengan Banjar

Proses interaksi sosial antara etnis Banjar dengan etnis Jawa dalam integrasi

bersama dapat dilihat melalui beberapa aspek kehidupan antara lain, aspek ekonomi,

organisasi sosial, pendidikan dan aspek perkawinan. Kehidupan sosial orang Banjar

di Surakarta masih membawa cara hidup mereka di Kalimantan (Martapura),

misalnya dalam sistem kekerabatan dan agama digunakan sebagai alat solidaritas

kelompok dalam kehidupan sosial maupun ekonomi. Kehidupan yang mementingkan

kelompok etnis Banjar tidak saja akan membuat streotipe (pelapisan) yang tertentu

tetapi juga dapat menghambat integrasi.

Aspek kekerabatan etnis Banjar di Surakarta khususnya di Jayengan

menggunakan sistem kekerabatan menurut garis ayah. Hal tersebut terungkap dalam

24

Wawancara dengan Aminah, tanggal 4 Oktober 2010

Page 102: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

hukum waris dan perkawinan yang mengutamakan wali. Menurut hukum waris, tidak

terbatas pada warisan harta tetapi juga keahlian menggosok intan. Sistem perwalian

yang patrilineal tampak pada pernikahan yaitu yang menjadi wali dari seorang calon

mempelai wanita adalah bapaknya, jika tidak ada ditelusuri dari pihak ayah yang laki-

laki.25

Bentuk kelompok kekerabatan orang Banjar di Surakarta di dasarkan atas asal

usul wilayah yang mereka diami baik di Kalimantan Selatan maupun di Surakarta.

Bentuk kelompok kekerabatan ini kemudian menimbulkan sebutan orang Banjar di

Surakarta sebagai Banjar Martapura dan Banjar Jayengan.

Kehidupan ekonomi orang Banjar di Surakarta terutama bergerak sekitar

masalah perhiasan yang mencangkup antara lain, intan, berlian, emas dan batu

permata (akik). Walaupun profesi perdagangan mereka masih membawa pola mata

pencaharian dari daerah asal tetapi sudah mulai menunjukkan perkembangan. Sifat

urban migrasi orang Banjar ditunjukkan oleh mata pencaharian mereka sebagai

pedagang dan sebagai tukang gosok intan berlian. Para pedagang etnis Banjar di

Psasar Klewer ini banyak terdapat di lantai bawah. Mereka berdagang emas dan ada

pula yang sebagian kecil sebagai pedagang konveksi.26

Orang Banjar yang berada di Jayengan hampir seluruhnya beragama Islam.

Agama Islam bagi orang Banjar bukan hanya sekedar agama tetapi sudah merupakan

adat istiadat yang sulit ditinggalkan. Mengingat bahwa faktor agama Islam

mempunyai tempat penting dalam proses pembelajaran, norma-norma agama

berusaha dilaksananakan oleh orang Banjar dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

bidang ekonomi maupun kehidupan sosial. Ketekunan dalam menjalankan ibadah itu

25

Hari Mulyadi, dkk, Op. cit, hal: 207

26

Wawancara dengan Endang, tanggal 5 Oktober 2010

Page 103: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

antara lain dapat dilihat pada waktu sembahyang. Para pedagang yang sedang

berjualan di Pasar Klewer segera meninggalkan kegiatannya untuk pergi ke masjid

menunaikan sembahyang terlebih pada waktu Jum’at, sulit ditemui orang laki-laki di

rumah maupun di pasar.

Stratifikasi masyarakat Banjar di Kelurahan Jayengan dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

1) Tauke (juragan)

yakni seseorang yang memiliki modal besar dan biasanya bergerak dalam bidang

perdagangan perhiasan dan memiliki perusahaan srendiri seperti penggosokan

intan atau pemprosesan emas atau kemasan. Pada umumnya kelompok ini banyak

memiliki buruh

2) Pengiket

Yakni seorang yang memiliki sedikit modal, untuk membeli emas dan intan. Dari

emas yang mereka miliki itu dibuat perhiasan atau menyuruh seseorang untuk

membuat perhiasan, kemudian dijual.

3) Pengempit

Adalah seseorang yang hanya mempunyai kepercayaan untuk menjual barang

perhiasan milik orang lain.

4) Penggosok

Merupakan seseorang yang hanya menjual jasa guna mengerjakan penggosokan

intan milik orang lain.

5) Kemasan

Adalah seorang yang membuat emas menjadi barang perhiasan.

Page 104: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

6) Pengebook atau Book

Yakni seorang yang membeli emas dari orang lain dan biasanya membuka

usahanya di pinggir-pinggir jalan serta di muka toko emas.

7) Ulama

Adalah kelompok yang terdiri dari kiai dan mubaligh. Kelompok ini

berkecimpung dalam urusan agama.

8) Kelompok lainnya sperti pegawai negeri, guru dan lain sebagainya.27

Jadi stratifikasi sosial masyarakat Banjar dipengaruh oleh faktor ekonomi

khususnya dalam perdagangan dan agama. Bagi masyarakat Banjar, agama

merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam melakukan

aktivitas perdagangan. Perubahan stratifkasi sosial dalam masyarakat Banjar

disebabkan oleh kemampuan dalam bidang perdagangan. Seorang pengebook atau

pengiket yang memiliki ketrampilan dan keuletan dalam perdagangan akan dapat

menduduki lapisan di atasnya, misalnya juragan.

Orang Banjar selalu berhubungan dengan kelompok atau etnis lainnya di

Pasar Klewer Surakarta. Hubungan orang Banjar dengan etnis Jawa lebih banyak

karena alasan ekonomi, misalnya dalam hal perdagangan intan berlian dan emas.

Mereka jarang sekali bergaul secara dekat dengan etnis lain. Saling kunjung

mengunjungi di antara mereka masih terbatas pada kelompok etnis Banjar. Hal ini

memberi kesan bahwa orang Banjar tertutup.

27

Ibid, hal: 209

Page 105: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Hubungan Antara Pedagang Pemilik Kios dengan Pedagang Kaki Lima

Pasar Klewer merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Kota Surakarta. Pasar

ini dipakai sebagai tempat untuk berdagang oleh para pedagang pemilik kios dan juga

pedagang kaki lima. Pada tahun 80-an para pedagang kaki lima ini awalnya menjual

makanan untuk para pedagang kios, namun melihat perkembangan perdagangan sandang

di Pasar Klewer yang meningkat maka mereka pun beralih profesi menjadi pedagang

sandang meskipun masih sebagai pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima di Pasar

Klewer ini memilih lokasi untuk berdagang di tempat yang kosong, yang belum pernah

ditempati oleh pedagang lain, seperti lorong-lorong, anak tangga dalam pasar bahkan

kebanyakan di sepanjang pinggiran jalan atau pinggiran toko. Sebelum tahun 1985, para

pedagang kaki lima masih sangat mudah mendapatkan lokasi untuk berdagang karena

jumlah pedagang kaki lima di Pasar Klewer ini tidak sebanyak sekarang ini.28

Melihat hubungan yang baik antara pedagang kaki lima dengan pedagang pemilik

kios di Pasar Klewer, seperti adanya kerja sama diantara kedua belah pihak. Hal tersebut

dapat dilihat, dalam hal penitipan barang dagangan milik para pedagang kios kepada

pedagang kaki lima yang ada di Pasar Klewer, serta adanya peminjaman modal usaha dan

sebagainya. Menurut Fatimah salah seorang pedagang kaki lima di Pasar Klewer, ada

pedagang pemilik kios yang mengajak bekerja sama dengan para pedagang kaki lima.

Kerja sama yang dilakukan diantara kedua belah pihak tersebut terutama dalam hal

memasarkan barang dagangan.

Para pedagang pemilik kios atau toko menitipkan barang dagangannya yang telah

lama tidak terjual kepada para pedagang kaki lima, keuntungan yang diperoleh dari hasil

28

Wawancara dengan Totok Supriyanto, tanggal 11 Oktober 2010

Page 106: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

penjualan tersebut dibagi dua, jika dari hasil penjualan hanya memperoleh keuntungan

yang sedikit maka keuntungan tersebut terkadang diberikan semuanya kepada pedagang

kaki lima. Apabila barang tersebut tidak laku dijual, maka barang tersebut boleh

dikembalikan kepada pemiliknya tanpa dipungut biaya. Bentuk kerja sama yang baik

antara pemilik kios dengan para pedagang kaki lima antara lain dalam hal pengangkutan.

Pedagang kaki lima tersebut disuruh mengangkatkan barang dari suatu tempat ke tempat

lain dengan mendapatkan imbalan dari pedagang kios sebagai ucapan terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan kepadanya.29

Para pedagang kaki lima, selama berdagang di Pasar Klewer Surakarta telah

menerima kebaikan dan sikap yang baik dari pedagang Cina maupun pedagang dari etnis

lainnya. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan pedagang Cina menunjukkan bahwa

kebaikan pedagang pemilik kios terhadap pedagang kaki lima telah terjalin baik. Selain

itu terdapat juga wujud kebaikan pedagang kios terhadap pedagang kaki lima yaitu dapat

dilihat pada pemberian tempat di dalam tokonya untuk menyimpan barang dagangannya

milik pedagang kaki lima pada saat selesai berdagang. Barang dagangan yang dititipkan

tersebut telah dikemas dalam bungkusan sehingga tidak memerlukan tempat yang luas

untuk menyimpannya, sehingga pedagang kios tidak merasa keberatan untuk dititipi

barang dagangan milik pedagang kaki lima.

Seperti pada umumnya di kota-kota lain, sebagian besar pemilik kios adalah

orang-orang non-pribumi, seperti Cina dan WNI keturunan yang memiliki modal yang

cukup besar bila dibandingkan dengan pedagang pribumi, sehingga seolah-olah

perekonomian yang terjadi di Pasar Klewer ini dikendalikan oleh orang-orang Cina,

terutama dalam hal pengendalian harga barang di pasaran. Meskipun para pedagang Cina

29

Wawancara dengan Fatimah, tanggal 7 Oktober 2010.

Page 107: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

maupun Arab berdagang dalam waktu yang cukup lama dan telah membaur dengan

masyarakat setempat serta pedagang kaki lima, namun pedagang kaki lima ini masih

beranggapan bahwa para pedagang Cina maupun WNI keterununan merupakan bangsa

lain.

C. Paguyuban Pedagang Pasar Klewer

Hubungan atau relasi dalam perilaku ekonomi tidak dapat berjalan dengan

sendirinya, tetapi masih diwarnai nilai turun temurun tentang sistem yang digunakan

dalam kehidupan pasar. Nilai-nilai ini melembaga dalam kehidupan sebagai nilai hakekat

yang mampu menyeimbangkan hubungan antara individu ditengah persaingan yang ketat

dan tajam. Melembaganya nilai-nilai ini dapat dilihat dengan munculnya struktur nilai

yang nampak egaliter yang sangat berbeda dengan struktur yang ditimbulkan oleh adanya

relasi dagang dan hubungan antar golongan.

Di Pasar Klewer terdapat beberapa paguyuban atau sebuah lembaga yang

mengatur dan membantu kegiatan para pedagang. Antara pedagang pemilik kios dan para

pedagang kaki lima ini dibedakan yaitu untuk pedagang pemilik kios diatur oleh HPPK

(Himpunan Pedagang Pasar Klewer), sedangkan untuk para pedagang kaki lima ini

memiliki paguyuban yang biasa disebut dengan P4K (Paguyuban Pedagang Pelataran

Pasar Klewer). Diantara paguyuban tersebut memiliki tugas dan kewajiban masing-

masing untuk mengatur dan membantu para pedagang di Pasar Klewer.

Page 108: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

1. HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer)

Organisasi paguyuban ini dibentuk sekitar tahun 1975, yang pada awalnya para

pedagang mempunyai keinginan untuk menghimpun para pedagang.30

HPPK merupakan

sebuah wadah untuk menampung aspirasi para pedagang Pasar Klewer, yang kemudian

disampaikan kepada kantor pasar dan Dinas Pengelolaan Pasar. Organisasi ini sangat

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pedagang dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat

kolektif, juga kebutuhan akan rasa aman dan nyaman dalam mencari penghidupan.

Mengenai tugas dari HPPK, antara lain:

a. Menampung aspirasi para pedagang

b. Membantu dan melindungi para pedagang

c. Memberikan kenyaman bagi para pedagang

d. Memberikan informasi kepada para konsumen mengenai lokasi kios-kios di Pasar

Klewer

e. Mengatasi konflik atau masalah yang terjadi di Pasar Klewer.31

Paguyuban ini merupakan sebuah organisasi yang terhimpun atau merupakan

perkumpulan dari para pedagang pemilik kios di Pasar Klewer. Rata-rata pengurus HPPK

ini adalah para pedagang. Mengenai ketua dari organisasi ini awalnya yaitu sekitar tahun

1970-an dipilih dengan sistem pemilu setiap 3 tahun sekali, tetapi mulai tahun 1990

pemilihan dilakukan secara formatir, yaitu pemilihan yang dilakukan oleh panitia yang

diberikan hak untuk membuat kepengurusan. Para pedagang telah mempercayakan

semuanya kepada pengurus HPPK.

30

Wawancara dengan Atmanto pada tanggal 8 Oktober 2010

31

Wawancara dengan Dwi Adi Prihutomo, tanggal 16 Agustus 2010

Page 109: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Adapun struktur organisasi Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), sebagai

berikut:

Penasehat

Ketua Umum

Sekertaris Umum Bendahara Umum

Humas

Bid. 1 Bid. 2 Bid. 3 Bid. 4 Bid. 5 Bid. 6 Bid. 7 Bid. 8

Penjelasan mengenai tugas masing-masing bagian struktur organisasi HPPK,

yaitu:

a. Penasehat

Memberikan solusi bersama ketua umum, yang terjadi (masalah) di dalam Pasar

Klewer, dan berhak memberikan masukan-masukan kepada anggota HPPK dan

sebagai pertimbangan keputusan ketua umum.

b. Ketua Umum

Bertanggungjawab dan memberikan solusi terhadap semua masalah yang ada di

HPPK dalam menjalankan roda organisasi dan berhak merekomendasikan dengan

keputusan setuju atau tidak.

Page 110: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

c. Sekretaris Umum

Merupakan tangan kanan dari ketua umum dalam semua kebijakan menangani

masalah yang ada di HPPK, sehingga bersama-sama ketua umum menyelesaikan dan

mempertimbangkan keputusan yang akan diambil.

d. Bendahara Umum

Bertugas mencatat semua kekayaan (kas) hasil dari pedagang untuk organisasi HPPK.

Pencatatan tersebut dipisahkan antara dana kas, pengeluaran, dan pemasukan uang

yang semuanya dikerjakan oleh bendahara dan hasilnya di berikan kepada ketua

umum.

e. Humas

Bertugas menyampaikan semua informasi kepada masyarakat, anggota, instansi dan

orang yang membutuhkan informasi yang tidak menyimpang atau merugikan

organisasi.

f. Bidang Hukum (Bidang 1)

Bertugas sebagai pelindung organisasi, bila terjadi masalah yang ada didalam

organisasi maka bidang hukum berperan dan memberikan solusi untuk masalah yang

dihadapi organisasi.

g. Bidang Kesra (Bidang 2)

Bertugas sebagai wadah dan menyampaikan aspirasi pedagang serta ditangani

bersama-sama dengan kepala pasar untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara

membentuk panitia.

Page 111: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

h. Bidang Litbang (Bidang 3)

Bertugas mendata dan mencatat pendapatan tiap tahun serta keberadaan pedagang

dengan penelitian dan pengembangan studi banding kinerja organisasi.

i. Bidang Organisasi (Bidang 4)

Bertugas sebagai job diskripsi untuk usulan sebagai hasil musyawarah mengenai

program-program yang diterapkan di organisasi HPPK, serta untuk penyeimbangan

kinerja dari pedagang.

j. Bidang Dana Usaha (Bidang 5)

Bertugas sebagai pencari dana lewat sponsor maupun donatur, khususnya untuk

mengadakan event tertentu dan mengkoordinasi pengusaha-pngusaha kecil untuk

mendapatkan dana, serta berhak mengetahui dana (uang) keluar dan masuknya dari

organisasi.

k. Bidang Usaha Kecil Menengah (Bidang 6)

Bertugas sebagai bidang koperasi (Koperasi Pasar) yang dikelola oleh Bank Bukopin

sekaligus sebagai pondasi terbentuknya koperasi pasar khususnya di Pasar Klewer.

l. Bidang Wanita (Bdang 7)

Bidang ini berbeda dengan bidang-bidang lainnya, yang membedakan adalah dalam

bidang ini harus dipegang oleh seorang wanita serta bidang ini mempunyai kegiatan

yang berkaitan dengan peran serta wanita khususnya anggota organisasi pedagang

Pasar Klewer.

Page 112: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

m. Bidang Keamanan (Bidang 8)

Bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, bidang ini dilakukan secara bergantian

menjaga keamanan dan ketertiban di Pasar Klewer, dan sesuai hasil musyawarah

yang telah disepakati bersama.32

2. P4K (Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer)

Organisasi lain yang terdapat di Pasar Klewer adalah P4K (Paguyuban Pedagang

Pelataran Pasar Klewer), yang ditujukan untuk para pedagang kaki lima. Paguyuban ini

dibentuk pada tahun 80-an, yang pada awalnya bernama PPKL (Persatuan Pedagang Kaki

Lima Pasar Klewer). Organisasi ini tidak memiliki kantor khusus seperti HPPK, sehingga

untuk mengatur para pedagang kaki lima ini tiap bagian diawasi oleh ketua kelompok.

Setiap 3 bulan sekali diadakan pertemuan untuk membahas perkembangan organisasi

tersebut. Adapaun tugas dari P4K, yaitu:

a. Mengkoordinasi para pedagang kaki lima supaya tidak liar

b. Menjadi jembatan antara Lurah pasar dan DLLAJ dengan pedagang kaki lima

c. Membantu para pedagang dalam membuat KTA.33

32

Ibid.

33

Wawancara dengan Fatimah, tanggal 7 Oktober 2010

Page 113: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB V

KESIMPULAN

Surakarta merupakan salah satu pusat perdagangan bagi daerah-daerah di

sekitarnya, sehingga banyak terdapat fasilitas ekonomi yang mendukung kegiatan

tersebut. Salah satunya adalah dengan keberadaan pasar-pasar tradisional yang

menjadi identitas suatu kota dan menjadi pusat kegiatan ekonomi yang selalu

ramai. Aktivitas pasar yang selalu berjalan setiap harinya dapat menjadi roda

perekonomian dan mendapatkan pemasukan bagi pendapatan daerah.

Pasar Klewer merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi yang selalu

ramai setiap harinya, meskipun sudah banyak pasar modern. Nama Pasar Klewer

ini bermula dari keramaian para pedagang kain yang menjual barang dagangannya

dengan cara diletakkan dibahu. Barang dagangan yang berupa kain itu diletakkan

dibahu, maka banyak kain yang susunanya menjadi tidak beraturan dan orang

Jawa menyebutkan “kleweran”. Berawal dari nama tersebut maka pasar

Slompretan dulunya, kini lebih dikenal dengan nama Pasar Klewer.

Perkembangan suatu kota selalu terdapat lokasi yang menjadi pusat

pelayanan dan bertindak sebagai pasar, serta tempat untuk beribadah. Fenomna ini

terjadi pada Pasar Klewer yang lokasinya terdapat pada satu komplek dengan

pusat pemerintahan, Masjid Agung dan Kraton Kasunanan. Pasar Klewer terletak

di pusat kota dan termasuk dalam budaya keraton. Sehingga dengan keadaan yang

strategis ini Pasar Klewer menjadi ikon dari Kota Surakarta

Pasar Klewer adalah pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah, maka banyak

aktivitas yang terjalin di dalam pasar, baik pedagang batik, pedagang konveksi

Page 114: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

maupun tekstil. Sistem penjualan di Pasar Klewer pun beragam mulai dari partai

kecil (eceran) dan bahkan dalam partai besar. Meskipun beragam jenis tekstil dan

karakter pedagang, namun di dalam Pasar Klewer juga dibentuk suatu organisasi

atau Paguyuban yang mengatur dan membantu para pedagang dalam menjaga

keamanan dan kenyamanan di dalam pasar. Paguyuban dalam pasar pun

dibedakan antara pedagang pemilik kios dengan pedagang kaki lima. Untuk

pedagang pemilik kios ini terdapat HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer),

sedangkan untuk para pedagang kaki lima terdapat P4K (Paguyuban Pedagang

Kaki Lima Pasar Klewer), meskipun dibedakan dalam hal organisasi namun

paguyuban ini mempunyai tugas yang sama bagi para pedagang.

Selain itu terdapat jaringan interaksi pedagang multietnis yang jarang

ditemui di tempat lain, yaitu antara etnis Jawa, Cina, Arab dan Banjar. Mereka

berdagang saling berdampingan dan tidak saling menjatuhkan, atau dapat

dikatakan hubungan diantara pedagang multienis di Pasar Klewer ini adalah

simbiosis mutualisme. Diantara pedagang saling membantu apabila salah seorang

pedagang lainnya membutuhkan bantuan. Suasana pasar yang diciptakan secara

kekeluargaan, gotong royong dan saling menghormati membuat suasana Pasar

Klewer menjadi nyaman.

Sikap maupun etos kerja diantara pedagang yang terdiri dari beberapa

golongan dan membuat mereka saling menghormati. Seperti halnya etos kerja

para pedagang merupakan bagian dari kepercayaan dan kebudayan yang mereka

miliki. Setiap komunitas memiliki kepercayaan dan budaya dagang tersendiri,

sehingga keanekaragaman budaya dagang ini telah mewarnai situasi di Pasar

Klewer.

Page 115: DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DINAMIKA PEDAGANG MULTIETNIS PASAR KLEWER commit to user iii SURAKARTA TAHUN 1958-1998 Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Interaksi sosial ekonomi yang terjalin sejak nama Pasar Klewer ini dikenal

oleh masyarakat dan sampai tahun 1998 selalu mengalami perkembangan yang

baik, misalnya mengenai keadaan pasar yang semenjak tahun 1971 sudah

diperluas bangunannya dan bahkan mengenai para pedagang yang tiap tahunnya

mngalami peningkatan, termasuk para pedagang kaki lima. Sehingga dengan

keadaan yang seperti ini, Pasar Klewer yang merupakan pasar tradisional dapat

menjadi asset bagi pendapatan daerah kota Surakarta dan juga bagi para pedagang

yang berasal dari sekitar Surakarta.