40
DINAMIKA STUDI ISLAM DI DUNIA MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengantar Studi Islam Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, M.Si Disusun oleh: 1. Alifa zaky ghozali (093111021) 2. Reti trianasari (123911092) 3. Rizka Fitriyani (123911095) 4. Sabrina Kartikawaty (123911099) 5. Hesti Fitri Umami (123911119) FAKULTAS TARBIYAH

Dinamika Studi Islam Di Dunia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dinamika Studi Islam Di Dunia

Citation preview

Page 1: Dinamika Studi Islam Di Dunia

DINAMIKA STUDI ISLAM DI DUNIA

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, M.Si

Disusun oleh:

1. Alifa zaky ghozali (093111021)

2. Reti trianasari (123911092)

3. Rizka Fitriyani (123911095)

4. Sabrina Kartikawaty (123911099)

5. Hesti Fitri Umami (123911119)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2013

Page 2: Dinamika Studi Islam Di Dunia

DINAMIKA STUDI ISLAM DI DUNIA

I. PENDAHULUAN

Islam merupakan agama Allah yang diturunkan melalui Nabi

Muhammad SAW. Dengan Al-qur’an sebagai pedomannya untuk

mengarahkan kepada seluruh umat manusia ke jalan yang sebenarnya yang di

ridhoi oleh Allah SWT.

Islam mengajarkan kehidupanyang dinamis dan progresif, menghargai

akal pikiran dalam pengenbangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap

seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual,

mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu, bersikap terbuka,

demokratis, berorientasi pada kualitas, mencintai kebersihan, mengutamakan

persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.

Beberapa alasan tersebut di ataslah yang mungkin menyebabkan

orang-orang barat tertarik untuk mempelajari islam, baik budaya, maupun

ilmu pengetahuannya. Sehingga kebudayaan islam di dunia berkembang

menjadi pesat.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana studi islam di Indonesia ?

B. Bagaimana studi islam di Barat ?

C. Bagaimana dinamika studi islam di Timur ?

III.PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan Islam di Indonesia telah dimulai sejak masuknya Islam

ke Indonesia. Mengenai tentang dimulainya pendidikan islam di Indonesia

terdapat beberapa teori tentang ini. Pertama adalah “teori India” yang

berpendapat bahwa islam berasal dari India. Di antara sarjana Belanda

yang berpendapat bahwa kedatangan Islam barasal dari India, adalah

Pijnappel dari Universitas Leiden, yang mengatakan bahwa Islam di

Nusantara berasal dari Gujarat dan Malabar.

1

Page 3: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Pendapat berikutnya menyatakan bahwa Islam di Indonesia berasal

dari Arab. Teori ini disebut dengan “teori Arab”. Teori ini juga didukung

oleh sejumlah sarjana di antaranya Crawfurd, Niemann, de Hollander, dan

yang paling gigih mempertahankannya adalah Naquib Al Attas. Berkenaan

dengan “teori Arab” ini di Indonesia sudah beberapa kali diadakan tentang

seminar masuknya Islam ke Indonesia. Seminar Medan tahun 1963 dan

seminar Aceh tahun 1978. Kedua seminar itu menyimpulkan bahwa Islam

masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah dan langsung dari Arab.

Semua teori itu masih dalam proses perkembangan dan bahkan

tidak mustahil ada teori lain yang muncul belakangan. Pembahasan

tentang teori masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan hanya garis

besarnya saja, tidak terinci dan mendetail. Hal ini disebabkan karena fokus

utama adalah tentang pendidikan Islam yang telah dimulai sejak masuknya

Islam ke Indonesia. Karena pendidikan Islam itu telah dimulai sejak

masuknya Islam ke Indonesia, tidak boleh tidak mestilah disinggung

tentang masuknya Islam ke Indonesia. Hal ini bermakna bahwa apabila

Islam itu telah masuk ke Indonesia pada abad ke-8 M, berarti pendidikan

Islam telah dimulai sejak saat itu.

Kaitannya dengan pendidikan Islam perlu dicari esensi tentang

pendidikan. Pendidikan adalah proses pembentukan manusia ke arah yang

dicita-citakan. Dengan demikian, pendidikan Islam itu adalah

pembentukan manusia sessuai dengan tuntutan Islam. Berdasarkan hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh para

mubaligh awal yang datang ke Indonesia baik sebagai mubaligh semata

maupun pedagang yang berperan sebagai mubaligh adalah kegiatan yang

terkait dengan kegiatan pendidikan. Dengan demikian, pendidikan Islam di

Indonesia telah berlangsung sejak masuknya islam ke Indonesia, dan

dengan demikian pula pendidikan Islam telah memainkan peranannya

dalam proses Islamisasi di Indonesia.

Pada tahap awal pendidikan Islam di Indonesia berlangsung secara

informal. Kontak-kontak person antara mubaligh dan masyarakat sekitar

2

Page 4: Dinamika Studi Islam Di Dunia

yang tidak terancang terstruktural secara jelas dan tegas. Dalam hal ini

tidak ada jadwal waktu tertentu, tidak ada materi tertentu, dan tidak ada

tempat yang khusus. Pergaulan keseharian yang di dalamnya mengandung

unsur pendidikan, seperti keteladanan yang diberikan oleh para mubaligh

merupakan ketertarikan masyarakat sekitar untuk memeluk agama Islam.

Setelah pendidikan informal itu berlangsung, maka muncullah pendidikan

formal. Yaitu pendidikan yang terencana, punya waktu, tempat, dan materi

tertentu.1

Kajian tentang pendidikan Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi

tiga fase. Fase pertama sejak mulai tumbuhnya pendidikan Islam padda

awal masuknya Islam ke Indonesia sampai munculnya zaman pembaruan

pendidikan Islam di Indonesia. Fase kedua sejak masuknya ide-ide

pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, dan fase ketiga sejak

disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.2

tahun 1989 dan dilanjutkan dengan UU No.20 tahun 2003).2

Pendidikan memiliki nilai yang strategis dan urgen dalam

pembentukan suatu bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin

kelangsungan hidup bangsa tersebut. Sebab lewat pendidikan akan

diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu

pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know, dan how to do,

tetapi yang amat terpenting adalah how to be, bagaimana supaya how to be

terwujud, maka diperlukan transfer budaya dan kultur.3

Berdasarkan kedudukan Islam di Indonesia, ada kajian historis

seperti yang diungkapkan terdahulu bahwa pendidikan Islam di Indonesia,

telah berlangsung sejak masuknnya Islam ke Indonesia.Pendidikan itu

pada tahap awal terlaksana atas adanya kontak antara pedagang atau

mubaligh dengan masyarakat sekitar, bentuknya lebih mengarah kepada

1 Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 10-13.

2 Ibid, hlm. 45 3 Ibid, hlm. 47

3

Page 5: Dinamika Studi Islam Di Dunia

kependidikan informal.Setelah berdiri kerajaan-kerajaan Islam tersebut

berada di bawah tanggung jawab kerajaan Islam.

Masuknya kaum penjajah Barat, memisahkan pendidikan Islam,

dengan pendidikan Barat. Pendidikan Barat berada pada alur dan jalur

binaan pemerintah dengan fasilitas yang memadai, sedangkan pendidikan

Islam terlepas dari tanggung jawab pemerintah kolonial. Kenyataannya

membuat ada duagenerasi yang berbeda orientasinya. Pertama, pendidikan

Islam yang ketika itu dilaksanakan di pesantren orientasinya keakhiratan,

kedua, pendidikan Barat yang orientasinya adalah keduniaan.

Sebetulnya perbedaan yang mencolok bukan hanya terletak kepada

perbedaan kedua orientasi itu, tetapi lebih dari itu pemerintah kolonial

Belanda tidak menempatkan pendidikan Islam sebagai bagian dari

perhatian mereka. Tidak memasukkan pendidikan Islam dalam sistem

pendidikan kolonial Belanda, bukan hanya itu bahkan pendidikan agama

pun tidak diberikan di sekolah-sekolah pemerintah.

Setelah Indonesia merdek, BPKNIP (Badan Persiapan Komite

Nasional Indonesia Pusat) mengusulkan kepada pemerintah agar

memasukkan mata pelajaran pendidikan agama ke sekolah-sekolah. Selain

dari itu badan ini juga mengusulkan agar madrash dan pesantren supaya

mendapat perhatian dan bantuan nyata dengan berupa tuntunan dan

bantuan material dari pemerintah.

Pendidikan Islam dalam uraian ini dapat dikemukakan

pengertiannya dalam tiga hal. Pertama, sebagai lembaga, kedua, sebagai

mata pelajaran, dan ketiga, sebagai value.4

Peranan kerajaan-kerajaan Islam dalam mendorong

berkembangnya pemikiran Islam dapat diambil contohnya kerajaan Islam

di Sumatera, yaitu Aceh dan kerajaan Islam di Jawa yaitu Mataram.

Peranan kerajaan Islam di Aceh dalam bidang pendidikan dapat

dilihat dalam tulisan Hasjmy “Kebudayaan Aceh dalam sejarah”. Beliau

4 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 159-160.

4

Page 6: Dinamika Studi Islam Di Dunia

mengemukakan diantara lembaga-lembaga Negara yang tersebar dalam

Qanun meukuta Alam ada tiga lembaga yang bidsng tugaasnya meliputi

masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Balai Setia Hukama

Balai ini tempat berkumpulnya para sarjana, hukama (ahli piker) untuk

membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Balai Setia Ulama

Balai ini dapat disamakan dengan jawatan pendidikan yang membahas

masalah pendidikan.

3. Balai Jamaah Himpunan Ulama

Balai ini dapat disamakan dengan sebuah studi klub tempat para

ulama/sarjana berkumpul untuk bertukar pikiranmembahas masalah

pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Kerajaan Islam lainnya yang juga menaruh perhatian terhadap

pendidikan Islam, adalah Mataram. Dalam bidang kebudayaan upaya yang

dilakukan oleh Sultan Agung adalah mensenyawakan unsure-unsur

budayanlama dengan islam, seperti:

1. Gerebeg, disesuaikan dengan hari raya idul fitri dan maulid nabi.

Terkenal ada gerebeg poso (puasa) dan gerebeg maulid.

2. Gamelan Sekaten, yang hanya dibunyikan pada gerebeg mauled, atas

kehendak Sultan Agung dipukul di halaman masjid besar.

3. Perhitungan tahun saka (Hindu) pada mulanya berdasarkan perjalanan

matahari, tahun saka yang telah kerangka 1555saka,tidak lagi ditambah

berdasarkan perhitungan matahari, melainkan dengan hitungan

perjalanan bulan, sesuai dengan tahun hijriah.

Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Awal Di Indonesia

Ada beberapa lembaga pendidikan Islam awal yang muncul di

Indonesia.

5

Page 7: Dinamika Studi Islam Di Dunia

1. Masjid dan Langgar

Masjid fungsi utamanya adalah untuk tempat shalat. Selain dari

fungsi utama masjid dan langgar difungsikan untuk tempat pendidikan.

2. Pesantren

Inti dari pesantren itu adalah pendidikan ilmu agama, dan sikap

beragama. Karenanya mata pelajaran yang diajarkan semata-mata

pelajaran agama.

3. Meunasah, Rangkang, dan Dayah

Meunasah berasal dari kata madrasah, tempat belajar atau

sekolah. Rangkang adalah tempat tinggal murid, yang di bangun di

sekitar masjid. Dayah adalah sebuah lembaga pendidikan yang

mengajarkan mata pelajaran agama yang bersumber dari bahasa Arab,

tauhid, tasawuf, dan llain-lain, tingkat pendidikannya sama dengan

SLTA.

4. Surau

Surau diartikan tempat umat islam melakukan ibadahnya

(bersembayang, mengaji, dan sebagainya).5

Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Jepang

Kehadiran jepang ke Indonesia terhitung amat singkat, yakni hanya

3,5 tahun. Namun waktu yang singkat ini tidak berarti bahwa jepang tidak

member pengruh terhadap perkembangan pendidikan Islam. Lamanya

waktu, sebagaimana yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia, tidak

menjadi jaminan bangsa Belanda telah berbuat banyak terhadap

pendidikan Islam. Sebaliknya jepang yang berada di Indonesia dalam

waktu singkat telah memberikan pengaruh pendidikan Islam sebagai

berikut.

Pertama, umat Islam merasa lebih leluasa dalam mengembanhkan

pendidikannya, karena berbagai undang-undang dan peraturan yang dibuat

pemerintah Belanda yang sangat deskriminatif dan sangat membatasi itu

sudah tidak diberlakukan lagi. Umat Islam pada zaman kolonial Jepang

5 Ibid, hlm. 17-26.

6

Page 8: Dinamika Studi Islam Di Dunia

pemperoleh peluang yang memungkinkan dapat berkiprah lebih luluasa

dalam bidang pendidikan.

Kedua, bahwa sistem pendidikan Islam yang terdapat pada zaman

Jepang pada dasarnya masih sama dengan system pendidikan Islam pada

zaman Belanda, yakni disamping sistem pendidikan pesantren yang

didirikan kaum ulama tradisional, juga terdapat system pendidikan klasikal

sebagai mana yang terlihat pada madrasah, yaitu system pendidikan

Belanda yang muatannya terdapat pelajaran agama.6

Pendidikan Islam Pada Zaman Orde Lama

Keadaan pendidikan iIslam pada zaman orde lama belum

mendapatkan perhatian yang sungguh-sumgguh dari pemerintah. Adanya

perlawanan ideologis politis dari sebagian elite Islam sebagai mana

tersebut diatas telah menimbulkan kecurigaan dan rasa tidak suka pada

pemerintah terhadap umat Islam. Namun demikian, adanya sebagian elite

muslim yang berpandangan progresif,, modern, dan nasionalis, terutama

kaum muslim yang telah tersentuh oleh pendidikan dan pengalaman dunia

modern, misalnya tokoh dan intelektual muslim yang mendapatkan

pendidikan dari negara maju telah mampu melakukan komunikasi yang

baik dengan pemerintah. Dengan duduknya elite muslim yang progresif

dan sejalan dengan visi, misi, dan tujuan pemerintah menyebabkan

adapula usaha-usaha yang dilakukan pemerintah orde lama terhadap

kepentingan pendidikan Islam, dengan penjelasan sebagai berikut.

Pertama, dengan mendirikan Departemen Agama. Penbinaan

pendidikan agama setelah kemerdekaan Indonesia dilakukan secara formal

institusional. Urusan keagamaan dan pendidikan agama yang sebelum

kemerdekaan ditangani oleh kantor agama yang pada masa penjajahan

Belanda bernama resmi kantor voor Inlandshe Zaken, dan pada pada masa

penjajahan Jepang bernama “shumuka”, setelah Indonesia merdeka

berubah nama menjadi Kementrian Agama dan diresmmikan pada 3

6 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 308-309.

7

Page 9: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Januari 1946. Kementrian Agama ini juga mengurusi bidang pendidikan

yang berhubungan dengan agama.

Kedua, dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan berupa peraturan

dan perundang-undangan yang ada hubungannya dengan pendidikan

agama. Dalam hal ini, pemerintah orde lama mengelurakan undang-

undang nomor 12 tahun 1950 yang didalamnya mengatur pendidikan

agama di sekolah negeri baik yang ada di Kementrian Agama, maupun

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Bab XII pasal 20 undang-

undang ini misalnya dinyatakan bahwa dalam sekolah-sekolah negeri

diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah akan

mengikuti pelajaran tersebut atau tidak. Selain itu, dijelaskan pula tentang

cara menyelenggarakan pengajara agama di sekolah negeri yang diatur

dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran,

dan Kebudayaan bersama-sama dengan Menteri Agama.

Ketiga, memberikan perhatian terhadap pertumbuhan dan

perkembangan lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren.

Karena pesantren dan madrasah memberikan pendidikan agama, maka

pesantren dan madrasah diserahkan pembinaan dan pengembangannya

kepada Departemen Agama. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab

ini, maka Departmen Agama menetapkan beberapa kebijakan sebagai

berikut: (1) member pelajaran agama di sekolah negeri dan partikulir; (2)

member pengetahuan umum di madrasah; dan (3) mendirikan Sekolah

Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri

(PHIN). Kebijakan Departemen Agama ini dimanfaatkan oleh masyarakat

Muslim Indonesia untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Keempat, dengan memberikan bantuan fasilitas dan sumbangan

material kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti

mengangkatguru agama, membantu biaya pembangunan madrasah,

bantuan buku-buku pelajaran, me-negeri-kan madrasah, dan bantuan

8

Page 10: Dinamika Studi Islam Di Dunia

lainnya, walaupun jumlahnya masih amatterbatas sesuai dengan

kemampuan ekonomi pada waktu itu.7

Pendidikan Islam Pada Zaman Orde Baru

 Faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan Islam adalah

sebagai berikut. Pertama, semakin membaiknya hubungan dan kerja sama

antara umat Islam dan pemerintah. Kedua, semakin membaiknya ekonomi

nasional. Pada zaman Pemerintah orde baru, usaha pembangunan ekonomi

menjadi primadona dan pilihan utama. Ketiga, semakin stabil dan

amannya pemerintahan. Pada zaman orde baru, Indonesia dikenal sebagai

Negara yang aman dan stabil di kawasan Asia Tenggara.8

Pendidikan Islam Pada Era Reformasi

Keadaan pendidikan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

Pertama, kebijakan tentang pemantapan pendidikan Islam sebagai bagian

dari system pendidikan nasional. Kedua, kebijakan tentang peningkatan

anggaran pendidikan Islam. Ketiga, program wajib Sembilan tahun.

Keempat, penyelenggaraan sekolah bertaraf nasional (SBN), internasional

(SBI). Kelima, kebijakan sertifikasi guru dan dosen bagi semua guru dan

dosen baik negeri maupun swasta, baik guru umum maupun guru agama,

baik guru yang berada dibawah Kementerian Pendidikan Nasional maupun

guru yang berada di Kementerian Agama. Keenam, pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK/tahun 2004) dan Kurikulum tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP/2006). Ketujuh, pengembangan pendekatan

pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru (teacher centris)

melalui kegiatan teaching, melainkan juga berpusat pada murid (student

centris) melalui kegiatan learning (belajar) dan research (meneliti) dalam

suasana yang partisifatif, inofatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(paikem). Kedelapan, penerapan menejemen yang berorientasi pada

pemberian pelayanan yang baik dan memuaskan kepada para pelanggan

(to give good service and satisfaction for all custumers) sebagai mana

7 Ibid, hlm. 318-322. 8 Ibid, hlm. 337-340.

9

Page 11: Dinamika Studi Islam Di Dunia

yang terdapat pada konsep Total Quality Menejement (TQM).

Kesembilan, kebijakan mengubah nomenklatur dan sifat madrasah

menjadi sekolah umum yang berciri khas keagamaan.9

B. Studi Islam Di Barat

Perkembangan studi Islam di dunia terutama di barat terjadi karena

adanya kontak dengan dunia muslim, salah satunya yakni lewat kontak

perguruan tinggi. Selain itu juga dengan adanya penyalinan karya-karya

ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab kedalam bahasa Latin. Berkat

penyalinan karya-karya manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah jalan

bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah di Barat. Dan masih banyak

faktor lain yang mendukung perkembangan studi Islam ke dunia Barat.

Pembahasan tentang bagaimana studi Islam di Negara non-Muslim

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

1. berdasarkan dosen yang mengajarkan studi Islam

2. berdasarkan perguruan tinggi, dan

3. berdasarkan pusat studi.

Berdasarkan dosen yang mengajar studi Islam di Barat, ada tenaga

pengajar yang menganut agama Islam (muslim), dan tenaga pengajar non-

Muslim. Mereka non-Muslim ini lebih dikenal dengan sebutan orientalist,

dari kata orient yang berarti timur, dan list berarti ahli. Maka secara bahasa

orientalist adalah ahli ketimuran. Maksud timur di sini adalah Islam. Maka

ringkasnya, orientalist adalah ahli keislaman. Para orientalist ini disebut

sebagai orang yang mengetahui Islam secara kognitif atau aqliyah

(understanding), tidak pernah sampai pada tingkat efektif atau qalbiyah

(merasakan), apalagi pada tingkat phsikomotorik atau fi’liyah/’amaliyah.

Sebelum muslim memasuki universitas-universitas di Barat, dan

belum ada muslim yang dalam bahasa Inggris dan beberapa bahasa Eropa,

ahli Islam di Barat didominasi para orientalis. Maka buku-buku dan

artikel-artikel tentang pemikiran-pemikiran dibidang Islam pun didominasi

9 Ibid, hlm. 352-359.

10

Page 12: Dinamika Studi Islam Di Dunia

dan merupakan hasil pemikiran para orientalis. Seiring dengan adanya

sarjana muslim yang sekolah di Barat dan menulis dengan bahasa Barat

tentang Islam, maka alhi keIslaman pun muncul dari sejumlah muslim.

Pada akhirnya banyak diantara sarjana Muslim ini yang dalam bahasa

Barat (Inggris, Perancis, Jerman, Yunani, Belanda, dan bahasa barat

lain).10

Adapun dari sisi kelembagaan/institusi, studi Islam di negara-

negara non-Muslim tidak selalu dengan nama Islamic Studies, tetapi

dengan berbagai nama, semisal Middle East Studies, Near Eastern Studies,

Religious Studies, Comparative Religion dan lain-lain. Di samping itu ada

juga beberapa lembaga (pusat studi/center), baik yang berafiliasi dengan

universitas maupun tidak, yang menawarkan dan menyediakan studi Islam.

Diantaranya:

1. Islamic Society of North America

2. The Oxford Centre for Islamic Studies, Inggris

3. Centre for Islamic Law and Society di Melbourne Law School, the

University of Melbourne Australia.11

Selanjutnya pembahasan tentang sejarah dan dinamika

perkembangan studi Islam di negeri Barat yang dilakukan oleh para

mahasiswa Indonesia beserta beberapa tokoh yang memiliki peran penting.

Studi Islam dikembangkan di negara-negara Barat, dan juga di Timur

Tengah, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Justru karena

nilai lebih dan kekurangannya inilah, hal yang paling penting adalah

bagaimana persoalan ini tidak dipertentangkan secara dikotomis. Aspek

lebih produktif yang justru penting untuk dikembangkan adalah bagaimana

masing-masing lulusannya saling melengkapi satu sama lain. Dengan

mengedepankan persamaan dan saling melengkapi satu sama lain,

kombinasi keilmuan yang dihasilkan dari lulusan Barat dan Timur Tengah

10 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA, 2010), hlm. 93-94.

11 Ibid, hlm. 99.

11

Page 13: Dinamika Studi Islam Di Dunia

tentu akan lebih baik dan menjanjikan dari pada saling menjelekkan dan

mencari kelemahan masing-masing.

Ditinjau dari perspektif sejarah, studi yang dilakukan orang

Indonesia di Barat sudah cukup lama. Namun demikian, fokus studi yang

dilakukan belum menyentuh secara langsung dalam bidang kajian Islam.

Studi di Barat pada masa itu lebih dilatar belakangi oleh kepentingan

politis kepentingan pemerintahan Belanda. Dengan studi di negara

Belanda, mereka diharapkan akan menjadi pengikut setia Belanda, dan

mengembangkan rasa kesetiaannya ini kepada masyarakat patronnya.

Sebab, kemajuan pendidikan yang mereka peroleh merupakan bentuk

kebaikan yang diberikan oleh pemerintah Belanda, sehingga mereka tidak

akan menghianati pemerintahan yang tekah membiayai, lalu

mengangkatnya sebagai pegawai pemerintahan. Sebagai contoh Raden

Mas Ismangoen Danoewinoto, mahasiswa Indonesia pertama yang

melakukan studi di Barat, yaitu di Leiden Belanda.

Seiring dengan perkembangan zaman, studi ke negara-negara Barat

terus berkembang. Studi yang dilakukan oleh orang Indonesia mengambil

konsentrasi bidang ekonomi, politik, pemerintahan dan belum ada yang

mengambil fokus khusus studi Islam. Fokus studi Islam baru mulai

dilakukan setelah Indonesia merdeka. Orang Indonesia yang pertama kali

yang melakukan studi Islam di Barat adalah M.Rasjidi. menteri Agama

pertama Indonesia ini menamatkan program doktor di Universitas Sorbone

Prancis.

Tokoh penting lain yang menjadi generasi awal yang melakukan

studi Islam di Barat pasca Rasjidi adalah Harun Nasution. Harun

menempuh pendidikan tingginya di Kairo dan di Kanada. Jadi perpaduan

antara Timur Tengah dan Barat. Tokoh lain yang memiliki peranan

penting dalam studi Islam di Barat adalah A.Mukti Ali. Dalam perjalanan

intelektualnya, A.Mukti Ali pernah belajar di Pakistan.dan melanjutkan di

McGill University, Montreal, Kanada dengan beasiswa dari Foundation.12

12 Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 26-27

12

Page 14: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Tiga tokoh diatas, yaitu Rajidi, Harun Nasution, dan Mukti Ali,

adalah generasi awal sarjana Islam Indonesia yang melakukan studi Islam

di Barat. Setelah generasi mereka, muncul puluhan intelektual yang juga

menempuh studi Islam di Barat.beberapa dianteranya adalah Nurcholish

Madjid, M. Dien Syamsuddin, Thoha Hamim, Akh. Minhaji, dan

sebagainya. Para alumni Barat ini mempunya pengaruh dan kontribusi

besar dalam studi Islam di Indonesia.

Selain orang-orang Indonesia yang melakukan studi Islam di

berbagai Universitas di Barat, aspek penting yang memerlukan perhatian

lebih adalah deskripsi studi Islam di negara-negara Barat. Di negara-

negara Barat, studi Islam berkembang dengan bervariasi. Misalnya di

Chicago University, studi Islam lebih menekankan pada pemikiran Islam,

bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa-bahasa Islam non-Arab.13

Sebenarnya, kajian Islam yang dilakukan di Barat sudah

berlangsung cukup lama. Jika mencermati pada dinamika dan

perkembangan yang terjadi, studi Islam di Barat semenjak abad ke-19

hingga sekarang ditandai oleh tiga model pendekatan.

1. Studi Islam dengan pendekatan fisiologis. Pendekatan ini biasa

dipergunakan oleh para orientalis generasi awal abad ke-19 dan masih

tetap memiliki pengaruh yang kuat diawal abad ke-20. Disini yang

mengkaji Islam lebih banyak berasal dari kalangan pakar bahasa dan

pakar-pakar ahli klasik. Nilai lebih dari kajian seperti ini adalah

keberhasilannya untuk membongkar khazanah pemikiran Islam klasik

yang berserakan. Namun pendekatan ini juga memiliki kelemahan,

yakni mendapatkan Islam hanya terbatas pada informasi teks saja,

sementara sisi-sisi lain Islamyang sesungguhnya jauh lebih luas dan

kaya tidak dapat diketahui.

2. Studi Islam dengan pendekatan ilmiah, pendekatan ini berkembang

setelah Perang Dunia kedua. Mereka yang menjadi pelopor adalah dari

kalangan ilmuwan sosial. Kalangan ini melihat Islam sebagai

13 Ibid, hlm. 31

13

Page 15: Dinamika Studi Islam Di Dunia

masyarakat sistemik sebagaimana masyarakat barat, sehingga

kekhasan dan keunikannya yang bersifat kultural tidak tampak oleh

mereka.

3. Islam dengan pendekatan fenomenologi-interpretatif .Belajar dari

kelemahan pendekatan sebelumnya, penganjur pendekatan ini

memahami Islam,khususnya masyarakat Islam, sebagai sistem simbol

yang sarat dengan makna-makna sebagaimana yang dikehendaki oleh

dirinya sendiri, bukan dari persepsi orang barat atas diri mereka.

Munculnya pandangan yang kurang suka, kritis, atau bahkan sinis

terhadap fenomena studi Islam di Barat, dan banyaknya mahasiswa

Indonesia yang studi di pusat-pusat kajian Islam di Barat, sebagian dilatari

oleh kecurigaan, dan juga kekhawatiran terhadap berbagai dampak negatif

yang muncul terhadap umat Islam. Adapun aspek yang dikritik adalah :

Pertama, kajian-kajian tentang islam yang dilakukan di Barat

cenderung bersifat “esensialis”, yakni menjelaskan seluruh fenomena

masyarakat dan kebudayaan muslim dalam kerangka tunggal dan tidak

berubah. Kedua, kajian – kajian islam di barat dimotivasi oleh kepentingan

– kepentingan politis. Dan ketiga, kajian – kajian islam di barat

merupakan upaya untuk melestarikan “kebenaran – kebenaran” yang

dicapai atas nama kehidupan intelektual dan akademis, Padahal, hampir

tidak mempunyai kaitan dengan kenyataan yang hidup.

Namun demikian studi Islam yang dilakukan di Barat juga

memiliki berbagai kelebihan.Sebagaimana yamng dituturkan Yudian W

asmin, di Barat, mahasiswa menjadi pusat pengembangan, sedangkan

dosen hanya mengarahkan. Keseriusan ‘mengobrak abrik’ pustaka

merupakan lambang supremasi, yang tercermin dalam tulisan mahasiswa

yang memang dilatih untuk berpikir kritis, akurat, dan bertanggung jawab.

Kemampuan untuk menggali sumber – sumber di pustaka ini dilengkapi

dengan kemampuan empat bahasa: dua bahasa dunia Islam dan dua bahasa

Barat. Karena pendekatannya bersifat historis analitis, yang memandang

islam sebagai peradaban, bukan sebagai agama, maka hasil penelitian

14

Page 16: Dinamika Studi Islam Di Dunia

seseorang dianggap relatif, bahkan al-riwayah bi al-lafdz dianggap sebagai

plagiat. Publikasi merupakan ukuran tinggi rendahnya pengetahuan

seseorang.

Studi Islam di Barat memang sarat dengan dinamika. Ada nilai

lebih, dan juga kekurangannya. Sebagaimana studi dalam bidang apapun

dan dimanapun juga, tidak ada yang sempurna. Semuanya tetap membuka

peluang untuk terus menerus diperbaiki dari waktu ke waktu. Namun

demikian, harus diakui bahwa studi Islam di Indonesia, khususnya di

PTAI, banyak dipengaruhi oleh model dan paradigma yang dikembangkan

oleh para alumni Barat.

C. Studi Islam di Timur

Studi islam di timur, tidak jauh berbeda dengan yang ada di Negara

Barat yaitu bervariasi dan memiliki karakter masing-masing. Karena

dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor kebijakan politik,

dinamika sosial budaya, latar belakang pemegang kebijakan pendidikan

perkembangan ekonomi, dan berbagai faktor lainnya.

1. Teheran, Iran

Di Universitas Teheran, Iran ada ruangan khusus yang

menyimpan naskah-naskah kuno yang ditulis dalam bahasa Persia oleh

para pemikir klasik. Marshal Hudgson mengatakan dalam bukunya,

The Venture of Islam, bahwa dalam pemikiran Islam, ada Islam, ada

Islamicate, dan ada Islamdom, yaitu kebudayaan Islam setelah

berinteraksi dengan berbagai budaya dari negeri-negeri yang kemudian

disebut negeri-negeri muslim. Di Universitas Teheran ini, studi islam

dilakukan dalam satu fakultas yang disebut Kulliyat Ilahiyat (Fakultas

Agama). Di Teheran juga ada universitas Islam Sadiq yang

mempelajari Islam dan ilmu umum sekaligus.

2. Damaskus, Syria

Di Universitas Damaskus Syria, yang memiliki banyak fakultas

umum, studi Islam ditampung dalam Kulliatu al-Syari’ah (Fakultas

15

Page 17: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Syari’ah), yang didalamnya ada program studi Ushuludin, Tasawuf,

Tafsir, dll. Jadi, pengertian syari’ah disitu lebih luas daripada

pengertian syari’ah sebagai hukum Islam, seperti yang ada di IAIN

atau UIN.

3. India

Di Aligarch Universitas India, studi islam dibagi dua. Pertama,

Islam sebagai doktrin dikaji dalam Fakultas Ushuluddin yang

mempunyai dua jurusan: jurusan Madzhab Ahli Sunnah dan Syi’ah.

Kedua, Islam sebagai sejarah dikaji pada Fakultas Humaniora dalam

jurusan Islamic Studies yang berdiri sejajar dengan jurusan Politik,

Sejarah, dll. Di Jamiah Millia Islamia, New Delhi, Islamic Studies

Program berada pada Fakultas Humaniora, bersama dengan Arabic

Studies, Persian Studies, dan Politik Science. 14

4. Nizhamiyah di Baghdad

Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun

445 H/1063 M. [3] Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan

perpustakaan yang terpandang kaya raya di baghdad, yakni Bait Al-

Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah

seorang ulama besar yang pernah mengajar di sana, adalah ahli pikir

islam terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian

terkenal dengan sebutan Imam Ghazali.

Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni seorang mudarris

(guru besar) yang bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga

pendidikan, muqri’ (ahli Al-Qur’an) yang mengajar Al-Qur’an di

masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar hadis lembaga

pendidikan, dan seorang pustakawan (Bait Al-Maktub) yang

bertanggung jawab terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-

hal yang terkait.

14 Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 38-39

16

Page 18: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup

hampir dua abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa

Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.

5. Cordova

Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian,

bahwa di tangan Daulat Ummayah, semenanjung Liberia yang

berabad-abad sebelumnya terpandang daerah minus, berubah bagaikan

disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan

pembangunan bendungan-bendungan irigasi di sana sini menuruti

contoh lembah Nil dan lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya,

Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang

sepanjang zaman tengah. The Historians’ History of the World menulis

tentang peri keadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I

(756-788 M) itu, sebagai berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar

tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan

pusat intelektual di eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah

mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar

ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya

adalah geometri, algebra (aljabar), matematik. Gerard dari Cremona

belajar di Toledo seperti halnya Aelhoud ke Cordova.

6. Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko

Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat).

Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859 M oleh puteri

seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairawan

(Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan

kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi,

yang perluasan dan perkembangannya berada di bawah pengawasan

dan pembiayaan negara.

Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi

Kairawan masih tetap hidup isampai sekarang. Di antara sekian banyak

alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal, diantaranya

17

Page 19: Dinamika Studi Islam Di Dunia

adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang berhasil mencapai

kemerdekaan Maroko dari penjajahan Perancis sehabis perang Dunia

kedua, lalu pejabat PM Maroko di bawah Sultan Muhammad V.

Sedangkan ilmuan termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya

antara lain Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198

M), pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama

Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd) dan

Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan lainnya, amat

populer dan harum di Eropa.

Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir,

dan perguruan tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua

dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1163 M) dan

perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan perguruan tinggi

Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M)

di Jerman, dan perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.

Penyebab utama kemunduruan dunia muslim, khususnya di

bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang

digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi

demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib.

Akhirnya, Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu

dihancurkan Hulaghu Khan tahun 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk

yang dihancurkan Hulaghu Khan

7. Mesir

Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M

membangun Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum

berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-

Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari Daulat

Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah

untuk mendampingi Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama

Bait Al-Hikmah (Balai ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan

terbesar di Baghdad.

18

Page 20: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan

oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang mendirikan Daulat Ayyubiyah

(1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat

Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggi Al-Azhar

lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syi’ah kepada aliran

Sunni. Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus

sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 M dan

tampaknya akan tetap selama hidupnya.

Di Universitas Al-Azhar Mesir, yang imam bagi seluruh

Universitas Islam dari segi metodologi mendekati Islam, paling

kurang pada awal-awalnya, studi islam telah berubah bentuk

pengorganisasiannya. Al-Azhar sampai tahun 1961 memiliki fakultas-

fakultas seperti yang dimiliki IAIN. Setelah tahun 1961, Al-Azhar

tidak lagi membatasi diri pada fakultas-fakultas agama, tetapi juga

membuka fakultas-fakultas lain Al-Azhar, disamping ada di Kairo,

juga ada di daerah-daerah dan mempunyai program khusus untuk

wanita dan laki-laki. Di Kairo sendiri ada beberapa fakultas, yakni

Fakultas Ushuluddin, Fakultas Hukum (Islamic Jurisprudence and

Law/ Kulliatu al-Syariah wa al-Hukm), Fakultas Bahasa Arab(Faculty

of Islamic and Arabic Studies/Kullayah al-Dirasah al-Islamiah)

Fakultas Dakwah, Fakultas Tarbiyah, Kulliah al-lughah wa al-

Tarjamah (Fakultas Bahasa dan Terjamah), Fakulty of Scince

(Fakultas Sains), Fakultas Kedokteran (Faculty of Medicine), Fakultas

Pertanian, Ekonomi, Tehnik. Pada fakultas sains terdapat jurusan-

jurusan Kimia, Geologi, Microbiologi, Anatomi, Astronomi, Fisika,

dan Zoology. Sedangkan pada Fakultas Peternakan terdapat jurusan

Peternakan, Ekonomi Pertanian, Industri, Makanan, Genetika,

Pertanahan, Insektisida, Holtikultura, dan Masyarakat Pedesaan.

Di daerah-daerah seperti Al-Suyut ada fakultas Ushuluddin,

Dakwah, Syari’ah wa al-Huquq, Bahasa Arab, Kedokteran Umum,

Kedokteran Gigi dan Farmasi. Di Zarkasyi ada Fakultas Ushuluddin,

19

Page 21: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Dakwah, dan Bahasa Arab. Di Tanta ada Fakultas Ushuluddin,

Dakwah, Bahasa Arab dan seterusnya.

Melihat paparan ini dapat kita simpulkan bahwasanya studi

Islam di Timur, sebagaimana studi Islam di Barat dan berbagai negara

lainnya, juga tidak seragam. Ada karakteristik yang khas dari masing-

masing negara, dan juga perguruan tinggi. Hal ini menjadikan

kekayaan warna dalam studi Islam di masing-masing lembaga dan

negara. Konstruksi semacam ini justru akan semakin memperkaya

warna studi Islam.15

IV. KESIMPULAN

Studi islam di dunia baik Indonesia, Negara Barat, maupun Negara

Timur terdapat banyak perbedaan. Perbedaan tersebut dikarenakan proses

awal masuknya Agama Islam ke berbagai negara islam di dunia yang berbeda.

Studi islam di Indonesia terdapat fase-fase tersendiri. Di antaranya :

1. Mulai tumbuhnya Islam

2. Masuknya ide-ide pembaruan

3. Disahkannya UU sistem pendidikan

Di Indonesia juga terdapat beberapa masa yang mempengaruhi proses

perkembangan studi Islam, di antaranya:

1. Masa penjajahan Jepang

2. Masa Orde Lama

3. Masa Orde Baru

Masa Reformasi Pembahasan tentang bagaimana studi Islam di Negara

non-Muslim dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

1. berdasarkan dosen yang mengajarkan studi Islam

2. berdasarkan perguruan tinggi, dan

3. berdasarkan pusat studi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan studi Islam di

Timur, antara lain: kebijakan politik, dinamika sosial dan budaya dan latar

15 Ibid, hlm. 40-41

20

Page 22: Dinamika Studi Islam Di Dunia

belakang pemegang kebijakan pendidikan perkembangan ekonomi, dan

berbagai faktor lainnya.

V. PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun, kami sadar bahwa masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik dalam segi penyampaian maupun penyusunan

makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah kami selanjutnya. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

21

Page 23: Dinamika Studi Islam Di Dunia

DAFTAR PUSTAKA

Naim, Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta, Teras, 2009.

Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta, ACAdeMIA+TAZZAF, 2010.

Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana, 2011.

Putra Daulah, Haidar, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2009.

Putra Daulah, Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2009.

22

Page 24: Dinamika Studi Islam Di Dunia

BIODATA PEMAKALAH

Nama : Sabrina Kartikawaty

TTL : Purbalingga, 12 Mei 1994

Alamat : Baleraksa, RT 03 / RW 01, Karangmoncol, Purbalingga

53355

NIM : 123911099

Jurusan : PGMI

Cita-cita : Guru

E-mail : [email protected]

Facebook : Sabrina Kartika Jazzmean

Twitter : @_sabrina_tika

Pendidikan :

1. SDN 1 Baleraksa

2. SMPN 1 Karang Moncol

3. SMAN 1 Bobotsari

4. IAIN Walisongo Semarang

Nama : Alifa zaky ghozali

TTL : Semarang, 23 juli 90

Alamat : Jl.masjid baiturrahim no 27 jerakah

NIM : 093111021

Jurusan : Pai

Facebook : isijaky isakuniku

Twitter : @a_buthun

[email protected]

Pendidikan :

1. MI Walisongo

2. MTSN 1 Semarang

3. MAN 1 Semarang

4. IAIN Walisongo Semarang

HP : 089668642503

23

Page 25: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Nama : Reti Trianasari

TTL : Kendal, 27 maret 1994

Alamat : Ds. Caruban 6/4 Ringinarum, kab. Kendal

NIM : 123911092

Jurusan : PGMI

Cita-cita : Guru

E-mail : [email protected]

Facebook : Reti trianasari

Twitter : @Reti Trianasari

Pendidikan :

1. SDN Jenarsari

2. SMP NU 01 Muallimin Weleri

3. MAN 1 Model Kendal

4. IAIN Walisongo Semarang

HP : 085741997996

Nama : Rizka Fitriyani

TTL : Brebes, 24 Maret 1994

Alamat : Karangsari RT/RW 07/03 Bulakamba-Brebes

NIM : 123911095

Jurusan : PGMI

Cita-cita : heheheheeee...^_^

E-mail : [email protected]

Facebook : Rizka Fitriyani AR

Twitter : @mbul_rizka

Pendidikan :

1. SDN 01 Karangsari

2. MTs N Model Babakan-Lebaksiu-Tegal

3. MAN Babakan-Lebaksiu-Tegal

HP : 085741635613

24

Page 26: Dinamika Studi Islam Di Dunia

Nama : Hesti Fitri Umami

TTL : Bojonegoro, 09 April 1994

Alamat : Ds. Semenpinggir kec. Kapas kab. bojonegoro

NIM : 123911119

Jurusan : PGMI

Cita-cita : Guru

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. MI Nurul Huda

2. MTs N Bojonegoro 1

3. MAN 1 Model Bojonegoro

4. IAIN Walisongo Semarang

HP : 085645238309

25