27
Tugas : EKONOMI MAKRO ISLAM DINAR DIRHAM DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL D I S U S U N NAMA : LIANI PANGGABEAN NIM : 11.220 0063 JURUSAN : SYARIA’AH/PS-2 Semester : IV (EMPAT) Dosen Pembimbing DARWIS HARAHAP, SH.I, M.Si NIP : 19870818 200901 1 001

Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Tugas : EKONOMI MAKRO ISLAM

DINAR DIRHAM DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DI SUSUN

NAMA : LIANI PANGGABEANNIM : 11.220 0063JURUSAN : SYARIA’AH/PS-2Semester : IV (EMPAT)

Dosen PembimbingDARWIS HARAHAP, SH.I, M.Si

NIP : 19870818 200901 1 001

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PADANGSIDIMPUANT.A 2012/2013

Page 2: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

A. Pendahuluan .......................................................................................................1

B. Dinar-Dirham dalam Perdagangan...................................................................2

C. Penggunaan Dinar Dirham dalam Perdagangan Internasional.....................6

D. Uang Dinar dan Transaksi Perdagangan Bilateral..........................................7

E. Peraturan Tentang Penerapan Uang Dinar dalam Perdagangan Internasional

....................................................................................................................................8

F. Keuntungan dari Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional......11

G. Kesimpulan..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

1

Page 3: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

A. Pendahuluan

Dinar dan dirham sebuah alat pembayaran yang sebenarnya telah lama dikenal

sejak zaman Romawi dan Persia, kedua negara tersebut merupakan dua negara

adidaya yang cukup besar pada masa itu. Dinar terbuat dari emas dan dirham terbuat

dari perak.

Dinar (emas) dalam sejarah dunia pertama kali diperkenalkan melalui Romawi

kuno pada tahun 211 SM. Karena dinar adalah mata uang yang dipergunakan sebagai

alat tukar pembayaran transaksi ekonomi pada masa itu dan juga nilainya stabil yang

disebabkan adanya kadar emas dalam mata uang tersebut.1

Pada masa Rasulullah SAW, beliau membuat suatu kebijakan terhadap

perekonomian. Dalam hal transaksi beliau menetapkan alat pembayaran yang

digunakan kaum muslimin pada saat itu berupa dinar dan dirham. Dalam menetapkan

kebijakan ini, Rasulullah tidak secara mutlak dan resmi mewajibkan kaum muslimin

memakai kedua mata uang tersebut. Masih adanya sistem barter dikarenakan pada

zaman itu Rasulullah masih terfokus pada sistem dakwah dengan tujuan menyusun

kekuatan dan menambah jumlah umat muslin. Penggunaan kedua mata uang ini

berlanjut tanpa ada perubahan sedikitpun hingga tahun 18 H ketika khalifah Umar bin

Khattab menambahkan lafadz-lafadz islam pada kedua mata uang tersebut.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih terasa. Belum

ada tanda-tanda bahwa krisis di kawasan ini akan pulih sepenuhnya. Sebagaimana

dimaklumi, krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia tersebut berawal dari krisis

nilai tukar mata uang, yaitu semakin kuatnya mata uang asing khususnya dollar

Amerika terhadap mata uang domestik. Akibatnya harga-harga meningkat secara

berlipat karena struktur ekonomi Indonesia didominasi impor, baik bahan baku

maupun barang jadi. Di bidang jasa keuangan juga demikian, tingkat suku bunga

meroket sehingga pada puncaknya pernah mencapai 90%. Dunia usaha macet, tingkat

1 Irfani Fitri Azizah, Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok Perdagangan Negara-negara Islam, ( Yogyakarta: Jurnal Muamalah, 2003), hlm 12

2

Page 4: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

pengangguran semakin besar, inflasi meninggi, pertumbuhan negatif dan seterusnya.

Orang juga ingat kembali bahwa dalam sejarah ekonomi, baru pada tahun 1990an

Itulah krisis mata uang muncul kembali setelah menimpa Amerika pada tahun 1973.

Sebelumnya ketika Bretton Wood Agreement masih diikuti, dimana setiap mata uang

harus dirujuk kepada emas, belum pernah terjadi krisis seperti itu. Amerika dibawah

Nixon yang kemudian membatalkan perjanjian Bretton Wood tersebut pada tahun

1971 ketika dollar Amerika semakin lemah dan ekonomi Amerika mengalami krisis.

B. Dinar-Dirham dalam Perdagangan

Dinar-dirham pertama dicetak kembali oleh Islamic Mint Spanyol di bawah

kewenangan World Islamic Trade Organization (WITO), dengan spesifikasi

mengikuti standar yang ditetapkan ‘Umar ibn al-Khattab, yakni dinar terbuat dari

emas 22 karat 4,25 gram dan dirham dari perak sterling (95%) 2.975 gram. Sejak itu

dinar-dirham pernah dicetak di Spanyol, Skotlandia, Jerman, Afrika Selatan, Dubai,

Indonesia.

Di tahun 1993, Kurtzman menulis dalam bukunya, “The Death of Money”

bahwa konsep uang-kertas telah diputarbalikkan ketika Presiden Nixon melepas dolar

AS dari emas yang menyokongnya. Turki. Prof ‘Umar Ibrahim Vadillo, pengagas dan

pimpinan WITO, menyajikan dinar-dirham ke hadapan Dr. Necmettin Erbakan yang

menduduki kursi perdana menteri setelah Partai Refah menang Desember 1995. Dr.

Erbakan lalu menyatakan akan menjadikan dinar emas sebagai mata uang nasional.

Dalam sebuah Konferensi Islam di mana Istanbul dan Gubernurnya, Recep Tayyib

Erdogan, menjadi tuan rumah, Dr. Erbakan meminta Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi

naik ke atas panggung dan mengacungkan dinar ke hadapan warga Istanbul. Aula

konferensi serentak menjadi semarak dengan tepukan membahana dan seruan takbir.

Sayang, momen itu tak berlangsung lama.2

2 Ibid, hlm 90

3

Page 5: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

1996, website pertama e-dinar.com, yakni sistem pembayaran elektronik via

internet berbasis dinar emas, diluncurkan. Dengan e-dinar ini, segala masalah yang

timbul seperti ketidakpraktisan mengirim uang dengan dinar emas dapat diselesaikan.

Juni 1997, Dr Erbakan jatuh lewat sebuah kudeta yang digalang militer, dan

partai Refah dibubarkan Mahkamah Tinggi Konstitusional, Januari 1998. 1996,

Afrika Selatan. Diterbitkan buku “The Return of the Gold Dinar”, disusun oleh

‘Umar Ibrahim Vadillo, oleh penerbit Madinah Press. Buku tersebut memberi

penjelasan lengkap, tak hanya mengenai sejarah dinar-dirham namun juga bagaimana

uang-kertas mempengaruhi harga-harga.

1998, Universiti Sains Malaysia, Penang. Dinar emas dan dirham perak mulai

dibahas dalam International Islamic Political Economy Conference (IIPEC) ke-3 yang

diresmikan oleh Tun Daim Zainuddin, yang kemudian menjabat Menteri Keuangan.

1998. Dr Nasir Farid Wasil, Mufti Mesir, menyerukan ekonomi Islam kembali

disandarkan kepada emas dan perak, sebagai pengganti dolar Amerika. 30 Oktober

1998, Chicago. Di hadapan American Muslim Social Scientists, Imad-ad-Dean

Ahmad dari Minaret of Freedom Institute menyampaikan pesan pentingnya dinar

dalam moneter Islam.

Juli 1999, Jakarta. Diadakan seminar bertajuk ”Dinar Emas, Solusi Krisis

Moneter” yang digelar PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) dan

SEM Institute. Hasil seminar itu telah dibukukan dengan judul yang sama. 2000,

Indonesia. Dinar dan dirham dicetak kembali pertamakalinya di nusantara oleh fuqara

shadilliya-darqawiyya (Amir Achmad Adjie, Amir Abbas Firman dan Muqaddem

Malik Abdalhaqq) dan dinar-dirham mulai diedarkan melalui Islamic Mint Nusantara.

orang-orang ini yang juga bergiat menyebarkan ilmu dan amalnya bagaimana

menjalankan dinar-dirham dan keseluruhan banguanannya, melalui ribat-ribat yang

aktif di jakarta dan bandung.

2000, e-dinar Ltd, sebuah institusi swasta berbadan hukum yang

mengoperasikan e-dinar, didirikan di Labuan, Malaysia. Kemudian e-dinar

diluncurkan dalam IIPEC ke-4, yang diselenggarakan ISNET-USM dan diresmikan

4

Page 6: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

oleh Deputi Perdana Menteri Malaysia. Kini sebanyak 300,000 orang dari 160 negara

telah mulai menggunakannya.

25 Juni 2001, Kuala Lumpur. Saat meresmikan Simposium Al-Baraka Ke-20

mengenai Ekonomi Islam, Dr. Mahathir Mohamad menyatakan digunakannya dinar

emas sebagai mata uang Muslim dalam Islamic Trading Bloc dan sebagai cadangan

nasional negara-negara anggota OKI.

Juli 2001, Kuala Lumpur. Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi didampingi ‘Umar

Vadillo, CEO e-dinar Ltd., bertemu dengan Dr Mahathir. Kemudian, menjelang

penganugerahan gelar doktornya, Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi menyampaikan

“Restoration of Fiscal Islam” yang menegaskan dinar emas dan dirham perak perlu

kembali digunakan dalam sistem moneter.

November 2001, Dubai. Islamic Mint secara resmi meluncurkan dinar emas dan

dirham perak di Uni Emirat Arab, dan khalayak dapat memperolehnya di Thomas

Cook Rostamani Exchange Company maupun di Dubai Islamic Bank. Dalam

kesempatan itu juga ‘Umar Ibrahim Vadillo menekankan perlunya zakat dibayar

dengan dinar. 24 November 2001, Bandung. “Seminar Dinar-Dirham, solusi krisis

mata uang”, diadakan oleh DKM Masjid Unpad, dengan pembicara di antaranya

Achmad Iwan Adjie dari Islamic Mint Nusantara dan Zaim Saidi dari PIRAC.

Maret 2002, Kuala Lumpur. Kembali satu berita gembira saat Dr. Mahathir

Mohamad menyatakan bahwa Malaysia telah menyediakan mekanisme penggunaan

dinar emas dan menjadikannya alat pembayaran dalam perdagangan internasional. 1

Mei 2002, Kuala Lumpur. Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad,

kembali menyatakan bahwa Malaysia sedang menjajagi usaha digunakannya dinar

emas dalam perdagangan dengan tiga negara Asia Barat, dan Maroko, Libya serta

Bahrain telah menyatakan tertarik. Beliau juga mengusulkan digunakannya sistem e-

dinar untuk menyiasati perpindahan emas dalam bentuk fisik dalam pembayaran

internasional dan dalam hal itu perjanjian bilateral diperlukan.

Akhir Mei 2002, Medan. Yayasan Dinar Dirham menyelenggarakan seminar

bertemakan dinar-dirham solusi krisis moneter, dengan pembicara di antaranya Dr.

5

Page 7: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Hakimi, Dr. Zuhaimy, Dr. Abdalhamid Evans, dan O.K. Saidin. Seminar tersebut

berhasil menekankan perlunya mekanisme inti yakni suq, qirad dan dinar untuk

kembali kepada ekonomi yang sejati, ekonomi yang lebih menitikberatkan pada

pasar, qirad, perdagangan, waqaf, paguyuban dan dinar emas.

Agustus 2002, Kuala Lumpur. Dalam seminar “Stable and Just Global

Monetary Systems” Mahathir menegaskan digunakannya dinar emas sebagai alat

pembayaran dalam perdagangan bilateral antara Malaysia dan negeri lain mulai

pertengahan 2003, dan selanjutnya diperluas menjadi perdagangan multilateral.

Kemudian penasihat ekonomi perdana menteri, Tan Sri Nor Mohamed Yakcop,

menjelaskan mekanisme penggunaan dinar emas melalui perjanjian bilateral dan

multilateral.

Oktober 2002. Ketua PIRAC Ir. Zaim Saidi mendirikan Wakala Adina di

Jakarta. Sebelumnya, telah berdiri pula Wakala-Islamic Mint Nusantara di Bandung

dan Wakala Ribat Jakarta. Fungsi Wakala di antaranya sebagai gerai tukar di mana

khalayak dapat berjual-beli, menukar dan menitipkan dinar-dirhamnya. Karena

fungsinya sebagai wakil dari pemilik dinar-dirham, maka Wakala tak boleh

meminjamkan dinar-dirham maupun memberikan kredit kepada pihak ketiga. Zaim

Saidi juga dikenal aktif menulis dinar-dirham di berbagai media dan mengisi berbagai

seminar dan diskusi.

22-23 Oktober 2002, Kuala Lumpur. Satu seminar besar lain yang dihadiri

negara-negara anggota OKI, yakni “The Gold Dinar in Multilateral Trade”. Dalam

seminar itu Bijan Latif, pimpinan Central Bank Iran, mendukung didirikannya

sekretariat di Malaysia untuk mengkoordinasikan perkembangan kebijakan dinar

emas. Dr. Mahathir Mohamad juga menyatakan untuk kembali kepada perjanjian

Bretton Wood di mana mata uang dunia disandarkan kepada emas.3

2 November 2002, Bandung. Diselenggarakan Semiloka “Dinar dan Dirham

sebagai salah satu alternatif Keluar dari Himpitan Krisis”, di Balai Asri Pusat

Dakwah Islam (Pusdai) Bandung. Bertindak sebagai pembicara dalam Semiloka yang

3 Ibid, hlm, 90-91

6

Page 8: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

diadakan ICMI yakni Dr. Hakimi Ibrahim dari ISNET USM Malaysia, Ketua umum

ICMI Adi Sasono, dan pimpinan Islamic Mint Nusantara Amir Achmad Iwan Adjie.

Dalam kesempatan itu Adi Sasono mengajak semua pihak menguatkan perekonomian

Indonesia supaya tidak bergantung pada negara lain. Salah satunya adalah dengan

penggunaan dinar-dirham yang stabilitas nilai mata uangnya terjamin.

21 November 2002, Jakarta. Seminar “Zakat dan Dinar Sebagai Kekuatan

Dimensional Ekonomi Bagi Hasil” diselenggarakan di Auditorium Plasa Mandiri

dengan pembicara seperti Revrisond Baswir, Iwan Pontjowinoto, Jefril Khalil, Zaim

Saidi, dan Eri Sudewo dan lainnya.

27 November 2002. Dalam satu seminar di Jakarta, ICMI mengusulkan

pembayaran haji dengan dinar. ”Saya mengusulkan kenapa kita tidak merintis sesuatu

yang lebih radikal dalam konsep syariah dengan membayar ongkos naik haji

menggunakan dinar saja,” ujar Adi Sasono. Beliau berpendapat, dengan

menggunakan dinar maka spekulasi fluktuasi mata uang ataupun permainan valas

dapat dihindari.

22 Desember 2002, bertempat di Gedung MUI Depok, BMT Al Kautsar,

Depok, meluncurkan pemakaian dinar dan dirham. Salah satu produk yang

dipasarkan dengan dirham adalah air dalam kemasan MQ. Tiap kardus, berisi 48

gelas air kemasan MQ, dijual oleh AL Kautsar dengan harga 1 dirham. “Kami ingin

menjadikan dinar dan dirham sebagai mata uang sejati umat Islam,” ujar Ahmad

Saifuddin, Ketua Umum BMT Al Kautsar kepada Republika. Dalam acara tersebut

hadir pula perwakilan dari Ahad Net yang menyatakan tengah menjajagi pemakaian

dinar dan dirham dalam jaringan usahanya.

24 - 26 Januari 2003, Pontianak. Dalam pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional

(Silaknas) ICMI dan Konferensi Nasional Ekonomi Syariah, Wakil Presiden Hamzah

Haz mencanangkan sosialisasi penggunaan mata uang dinar dan dirham.

Pemasyarakatan penggunaan dinar-dirham, terutama dalam pembayaran zakat,

transaksi berskala besar dan internasional, akan melibatkan berbagai lembaga

keuangan seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Dompet Dhuafa Republika,

7

Page 9: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

PIRAC, Murabitun Nusantara, Yayasan Dinar-Dirham Medan, Masyarakat Syariah,

PT Permodalan Nasional Madani (PNM), maupun Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

(Pinbuk). Seusai menutup Konferensi dan Silaknas, mantan ketua umum ICMI Adi

Sasono menyatakan ICMI menyarankan penggunaan mata uang dinar dan dirham

secara bertahap dimulai dari tabungan haji, alat pembayaran zakat, mas kawin,

tabungan masa depan (beasiswa). ICMI juga menyerukan agar pemerintah berani

mengambil kebijakan politik dalam meningkatkan peran dinar dan dirham sebagai

cadangan devisa maupun sebagai alat tukar transaksi.

27 Januari 2003, Jakarta. Menurut ketua Departemen Ekonomi ICMI,

Sugiharto, ICMI dan sejumlah institusi lain yang tergabung dalam Forum Gerakan

Dinar-Dirham Indonesia (Forindo), seperti MUI, Yayasan Dinar-Dirham, PNM,

Wakala Adina, Masyarakat Ekonomi Syariah, Asbisindo, dan Forum Zakat Nasional,

sedang menyiapkan cetak biru penerapan mata uang dinar dan dirham dalam

perekonomian Indonesia.

Januari 2003. Pakar ekonomi dari Universitas Bengkulu (Unib), Prof. Dr.

Zulkifli Husin, SE, MSc, menilai penggunaan mata uang dinar dalam perdagangan

luar negeri akan menguntungkan perekonomian Indonesia, karena nilainya relatif

stabil. Kini, Dinar-Dirham dicetak secara berkesinambungan oleh Islamic Mint Dubai

dan Islamic Mint Nusantara, dan digunakan secara pribadi di 22 negara.

Mulai 2004, Malaysia akan menggunakan dinar emas sebagai alat tukar dalam

perdagangan bilateral Malaysia-Iran.

C. Penggunaan Dinar Dirham dalam Perdagangan Internasional

Untuk menggantian peran uang fiat dan menjadikan uang Dinar sebagai mata

uang global diperlukan beberapa langkah dan strategi yang bertahap atau tidak secara

drastis. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan uang Dinar dalam

perdagangan internasional, antara lain :4

4 Adnan Khan, Kapitalisme Di Ujung Tanduk, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), hlm, 69

8

Page 10: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

1. Peran Uang Dinar dalam Perdagangan

Penggunaan uang Dinar tidak ditujukan untuk menggganti peran mata uang

domestic, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan

barang dan jasa luar negeri. Uang tetap diperlukan sebagai alat transaksi domestic.

Uang Dinar tidak diwujukan dalam bentuk fisik tetapi diukur dalam ukuran harga

emas. Pembayaran tidak dilakukan dengan mentransfer uang Dinar dari satu Negara

ke Negara lain, tetapi hanya mentransfer ekuivalen emasnya ke bank custodian yang

telah disepakati. Hal ini ditujukan untuk menghindari kesulitan untuk mentransfer

emas dalam bentuk fisik serta memberikan kemudahan bagi Negara yang tidak

memiliki sumber daya emas yang cukup.

2. Penggunaan Dinar Emas

Uang Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral

dan bilateral. Perdagangan multilateral melibatkan beberapa Negara dalam transaksi

perdagangan, sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua Negara yang bertransaksi.

Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas pada Negara dalam satu regional, tetapi

juga bisa dengan Negara yang berada diluar regionalnya.

D. Uang Dinar dan Transaksi Perdagangan Bilateral

Transaksi perdagangan bilateral merupakan perdagangan melibatkan dua

negara. Perdaganga bilateral akan melibatkan peran dari bank sentral kedua negara.

Dalam perdagangan kedua Negara terlebih dahulu akan menentukan batas

kreditpemayaran yang akan dilakukan oleh bank sentral adalah pembayaran secara

periodic berupa mentransferemas atau dengan cara kepemilikan emas di bank

custodian.5

Sistem perdagangan bilateral akan memakai jasa Letter of Credit (L/C)

perbankan dalam melakukan perdagangan. L/C merupakan jasa yang akan diberikan

5 Ismail Yusanto, Dinar Emas Solusi Krisis Moneter, (Jakarta: Pi-racy SEM Intitute infid, 2001), hlm, 67

9

Page 11: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

bank kepada nasabahnya dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi

jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.

Mekanisme L/C tidak hanya digunakan pada transaksi perdagangan

konvensional, tetapijuga pada transaksi dengan uan Dinar karena pada dasarnya

transaksi bilateral yang selama ini digunakan (transaksi bilateral konvensional) oleh

berbagai negara. Perbedaan yang terjadi hanya pada mata uang pembayaran transaksi

perdagangan.

Begitu pula pada model dari transaksi, tidak jauh berbeda dengan model

transaksi perdaganagn konvensional. Transaksi akan melibatkan bank sentral kedua

Negara dan sebuah bank custodian yang berfungsi sebagai bank yang akan mengatur

dan memfasilitasi pembayaran perdagangan negara peserta dan berperan penting

dalam mempermudah terjadinya perdagangan.

E. Peraturan Tentang Penerapan Uang Dinar dalam Perdagangan Internasional

Mengimplementasikan uang dinar sebagai alat transaksi perdagangan

internasional harus merujuk kepada peraturan dan undang-undang yang

membolehkan uang dinar yang terbuat dari emas bisa digunakan sebagai alat

pembayaran. Setidaknya, ada tiga aturan (legal issues) yang berkenaan dengan

menggunakan uang dinar dalam pergagangan internasional (Thai,2003) yaitu :6

1. International Legal Impediments

Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan uang dinar dalam

perdagangan internasional dalam Articles of Agreement of The International

Monetary Fund. Pada 1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah system par

value yang mengharuskan Negara-negara anggota mengkonversikan mata uang

mereka seperti dolar yang di-peg kepada emas sebesar1/35 per ons emas. Setelah

system par value berakhir pada tahun 1971, Negara anggota mengadopsi aturan yang

di buat IMF pada tahun 1076 the Second Amendement to the Articles of Agreement

6 Monzer Kahf,  Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam), (Yogyakarta : Aditya Media, 2000), Cet II, hlm, 123.

10

Page 12: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

yang baru efektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini. Dalam aturan tersebut

Negara anggota dibolehkan untuk mengkonversikan mata uangnya terhadap mata

uang lain selain emas. Beberapa Negara ada yang mengkonversikan mata uangnya

dengan Special Drawing Right (SDR) yang dibuat IMF. Sebagian lainnya ada yang

membiarkan mata ungnya mengambang berdasarkan permintaan dan penawaran

internasional. Walaupun setiap Negara bebas menentukan mata uang yang menjadi

standar nilai tukarnya, setiap Negara dilarang untuk melakukan manipulasi nilai tukar

atau system moneter internasional yang ditujukan untuk mengambil keuntukan dari

persaingan yang tidak fair dengan Negara lain. Setiap Negara diharuskan untuk

berkolaborasi dengan pendanaan dan pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan

stabilitas nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara

membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan untk melakukan

intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan

fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan Articles IV the Obligation Regarding Exchange

Arrangements berisikan tentang nilai tukar hanya di konversikan kepada SDR atau

kepada mata uang Negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut terlihat melarang

dan membatasi penggunaan emas sebagai sebuah perjanjian nilai tukar (exchange

arrangements). Tetapi uang dinar yang akan digunakan dalam perdagangan

internasinal bukan uang sebuah Negara yang ditopang dengan emas (backed by gold).

Kehadiran uang dinar dalam perdagangan internasional tidak ditujukan untuk

menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi hanya

digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral. Pembayaran dengan

uang dinar dilakukan dengan mentransfer ekuivalen uang dinar ke account Negara

peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan yang sama dalam Articles IV

dinyatakan bahwa kondisi ekonomi internasional tertentu, mengizinkan sebuah

Negara untuk memperkenalkan system perjanjian nilai tukar yang berdasarkan atas

stabilitas.

2. Financial Infrastructure

11

Page 13: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan

implementasi uang dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga

keuangan seperti perbankan harus siap dengan berbagai aturan yang mendukung

penggunaan uang dinar dan menyesuaikan system operasionalnya. Untuk

mewujudkan itu, diperlukan peran dan aturan yang medukung industri perbankan

untuk berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, Bank sentral selaku

otoritas moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur mekanisme

dan system perbankan nasional.

3. Dispute Settlement

Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah

mekanisme penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan

dagang antarnegara ataupun sektor swasta saat ini, aturan tentang perselisihan telah

ditetapkan oleh WTO yang dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. WTO

telah mengeluarkan beberapa persetujuan, seperti General Agreement on Tariffs And

Trade, General Agreement on Trade in Services, dan Agreement on Trade-Related

Aspects of Property Right. Setiap dari aturan tersebut memiliki tujuan utama, yaitu :

a. Untuk membantu perdgangan berjalan secara bebas;

b. Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan

c. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment).

Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam The Understanding

on Rules and Procedures Governing the Settlement on Disputes (DSU). Di samping

peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga

membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam penyelesaian masalah-

masalah perdagangan, seperti lembaga mediasi, arbitrasi, dan konsiliasi. Kehadiran

lembaga tersebut diharapkan bisa membantu kelancaran dan menyelesaikan setiap

permasalahan yang muncul dari perdagangan tersebut.

F. Keuntungan dari Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional.

12

Page 14: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Penggunaan dinar dalam perdagangan internasional terutama dalam

perdagangan bilateral akan memberikan berbagai keuntungan (Meera, 2004;95—98),

diantaranya:7

a. Mengurangi dan menghapus resiko nilai tukar. Resiko yang di timbulkan dari

perubahan nilai tukar akan mempengaruhi aktivitas ekonomi dunia terutama

perdagangan internasional. Kehadiran uang dinar akan menghapus setiap

resiko yang ditimbulkan dari nilai tukar karena dinar adalah mata uang yang

stabil dan menguntungkan bagi setiap Negara yang melakukan perdagangan,

walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi tingkat perubahannya lebih

kecil dibandingkan dengan tingkat fluktuasi uang kertas.

b. Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi, dan

arbitrasi terhadap mata uang nasional. Ketika tiga Negara, seperti Malaysia,

Indonesia, dan Bruney Darussalam melakukan perdagangan maka akan ada

tiga jenis mata uang. Tetapi dengan menjadikan dinar sebagai mata uang

tunggal dalam perdagangan, maka tidak akan ada spekulasi atau arbitrasi yang

terjadi dalam perdagangan tersebut. Pada prakteknya, situasi ekonomi dan

politik sebuah Negara akan mempengaruhi nilai tukar mata uangnya dan akan

berpengaruh pada pasar dan aktivitas ekonomi, tetapi dengan dinar sebagai

mata uang global, hal tersebut tidak akan berpengaruh signifikan karena dinar

bukan milik suatu Negara tertentu.

c. Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan (Transaction

Cost) dan meningkatkan perdagangan.jumlah uang dinar yang sedikit akan

bisa menutupi transaksi dalam jumlah besar serta memberikan peluang kepada

Negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup sekalipun.

d. Penggunaan uang dinar dalam perdagangan akan meningkatkan perdagangan

yang pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama antarnegara peserta.

7 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm, 88

13

Page 15: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Disamping itu, penggunaan dinar akan mempengaruhi kondisi mata uang

domestik yang pada akhirnya akan mempengaruhi system moneter nasional.

e. Penggunan uang dinar dalam perdagangan internasional akan mengurangi

Sovereignty (kekuasaan) dengan system perdagangan uang fiat saat ini teleh

memberikan peluang dan ruang kepada Negara-negara maju untuk menguasai

perekonomian dunia dan memperlebar jurang antara Negara kaya dengan

Negara miskin. Penggunaan dinar akan mengurangi ketergantungan Negara

berkembang dan miskin terhadap perekonomian Negara maju, mengingat

sebagian besar sumber daya alam di dunia ini berada di Negara-negara

berkembang.

G. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa mata uang yang ada dalam sejarah Islam adalah emas

dan perak yang telah ada sejak jaman Nabi sedangkan uang kertas yang ada sekarang

bukanlah produk peradaban Islam, karena itu wajar bila terjadi krisis dimana-mana

Uang kertas yang ada sekarang adalah legal tender, yaitu janji pemerintah yang

menganggap bahwa itu adalah uang. Jika suatu saat hukum menyatakan ia bukan

uang, maka yang tertinggal hanyalah tumpukan kertas berwarna yang tidak bernilai

apa-apa.

Padahal uang adalah alat tukar yang bisa menggantikan posisi barang bila suatu

transaksi berhenti di tengah (uang belum sempat ditukarkan lagi dengan barang lain).

Jika orang sedang memegangnya lalu datang pengumuman bahwa uang kertas

berhenti sebagai alat tukar dan digantikan oleh emas, maka uang tersebut tidak ada

artinya.

Penggunaan uang fiat ini menimbulkan ketidakstabilan perekonomian dunia,

untuk mengatasi hal itu penggunaan uang dinar merupakan suatu solusi atas

perekonomian dunia yang menggunakan uang fiat.

14

Page 16: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Dengan keterbatasan-keterbatasan yang disebutkan di atas, sistem mata uang

yang berbasis emas dan perak jauh lebih baik ketimbang sistem mata uang yang

mengambang (floating) seperti sekarang.

Apalagi jika dikaitkan dengan upaya intervensi suatu negara kepada negara lain

melalui sistem keuangan. Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem keuangan internasional

tidak bisa terpisah dengan sistem politiknya. Dengan demikian negara yang kuat akan

terus mendominasi negara yang lemah melalui sistem mata uangnya. Tidak salah bila

orang melihatnya sebagai penjajahan dalam bentuk baru. Dengan sistem mata uang

emas setiap negara memiliki kekuasaan (sovereignity) atas mata uangnya sendiri,

karena secara asasi siapapun boleh memiliki emas.

Kembalinya sistem mata uang berdasarkan emas sangat mungkin terjadi bila

ada kemauan untuk ke arah itu. Dan itu hanya mungkin bila Islam dipakai sebagai

acuan karena sistem mata uang emas dan perak telah diabadikan oleh pemerintahan

Islam di masa jayanya dan tidak pernah terjadi krisis keuangan seperti yang ada

sekarang.

Oleh Karena itu muncul ide-ide untuk mepopulerkan kembali penggunaan mata

uang dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai alat pembayaran dalam kegiatan

transaksi ekonomi dikarenakan adanya kegunaan-kegunaan yang dapat dilihat

daripada dinar dan dirham itu, yaitu:

a. Dapat mempermudah dalam transaksi jual beli/perdagangan.

b. Dapat dipergunakan untuk disimpan dan nilainya tidak akan mengalami

penurunan

c. Untuk menegakkan kedaulatan umat

d. Dalam rangka menegakkan rukun islam untuk pembayaran zakat dan

menegakkan sunnah rasul

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Khan, Kapitalisme Di Ujung Tanduk, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008).

15

Page 17: Dinar Dirham Dalam Perdagangan

Irfani Fitri Azizah, Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok

Perdagangan Negara-negara Islam, ( Yogyakarta: Jurnal Muamalah, 2003)

Ismail Yusanto, Dinar Emas Solusi Krisis Moneter, (Jakarta: Pi-racy SEM Intitute

infid, 2001).

Monzer Kahf,  Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam), (Yogyakarta : Aditya Media, 2000), Cet II.

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010).

16