38
DINAR KUKUH PRASETYO 01.209.5876 1. ANATOMI SSP Otak manusia merupakan struktur yg relatif kecil yaitu dng berat 1400 g dan merupakan 2% dari BB. Encephalon (otak) terdiri atas 3 subdivisi yaitu : a. Hemispherium cerebri b. Truncus encephali (batang otak) c. Cerebellum Truncus encephali (batang otak) terdiri atas 3 bagian yaitu : a. Mesencephalon b. Pons c. Medulla oblongata Hemispherium Cerebri Terdiri atas : - Substansia gricea / pallium sangat berlipat – lipat.Satu rigi lipatan cortex disebut gyrus sedangkan parit yg memisahkan gyrus cerebri disebut sulcus cerebri Berdasarkan gyrus serebri dan sulcus cerebri yg konstan maka cerebrum dibagi menjadi 6 lobi, yaitu : 1. lobus frontalis 2. lobus temporalis 3. lobus parietalis 4. lobus occipitalis 5. lobus insularis 6. lobus limbicus - Substansia alba Terdiri atas 3 jenis serabut yaitu : 1. neurofibrae projections (serabut proyeksi) menghantarkan impuls dari cortex ke bangunan di caudalnya atau sebaliknya 2. neurofibrae associations (serabut asosiasi) yg menghubungkan berbagai daerah cortex dalam hemispherium yg sama

Dinar Saraf Lbm 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dinar Saraf Lbm 1

DINAR KUKUH PRASETYO01.209.5876

1. ANATOMI SSP Otak manusia merupakan struktur yg relatif kecil yaitu dng berat 1400 g dan merupakan 2% dari BB. Encephalon (otak) terdiri atas 3 subdivisi yaitu :

a. Hemispherium cerebrib. Truncus encephali (batang otak)c. Cerebellum Truncus encephali (batang otak) terdiri atas 3 bagian yaitu :a. Mesencephalonb. Ponsc. Medulla oblongata

Hemispherium CerebriTerdiri atas :

- Substansia gricea / pallium sangat berlipat – lipat.Satu rigi lipatan cortex disebut gyrus sedangkan parit yg memisahkan gyrus cerebri disebut sulcus cerebri

Berdasarkan gyrus serebri dan sulcus cerebri yg konstan maka cerebrum dibagi menjadi 6 lobi, yaitu :

1. lobus frontalis2. lobus temporalis3. lobus parietalis4. lobus occipitalis5. lobus insularis6. lobus limbicus

- Substansia albaTerdiri atas 3 jenis serabut yaitu :

1. neurofibrae projections (serabut proyeksi) menghantarkan impuls dari cortex ke bangunan di caudalnya atau sebaliknya

2. neurofibrae associations (serabut asosiasi) yg menghubungkan berbagai daerah cortex dalam hemispherium yg sama

3. neurofibrae commisurales (serabut commisura) serabut yg menghubungkan daerah2 antara kedua hemispherium cerebri

- Kumpulan neuron2 profunda yg disebut nuclei (ganglia) basalesKedua hemispherium cerebri terpisah satu sama lain oleh fissure longitudinal cerebriSumber : Systema Nervosum Centrale Laboratorium Anatomi FK UNDIP

Saraf kranialis No dan Nama Komponen Asal Fungsi I : saraf olfaktorius Viseral aferen spesial Neuron olfaktorius Penciuman

Page 2: Dinar Saraf Lbm 1

(fasikulus olfaktorius) bipolar dlm mukosa olfaktorius

II : saraf optikus (fasikulus opticus)

Somatik aferen spesial Lapisan sel ganglion dan retina

Penglihatan

III : saraf okulomotorius

Somatik eferen

Viseral eferen (parasimpatis)

Nukleus okulomotorius (otak tengah)

Nukleus edinger - westphal

- Mm.rektus superior, inferior, medialis

- M.oblikus inf- M levator palpebra

M sfingter pupillaeM siliaris

Somatik aferen Propioseptor otot2 mata

propiosepsi

IV : saraf troklearis somatik eferen

somatik aferen

Nukleus troklearis (otak tengah)propioseptor

M oblikus superior

propioseptorV : saraf trigeminus

Arkus brankial I

Somatik aferen

Brankial eferenSomatik aferen

Sel bipolar pd ganglion semilunar

Nukleus motorik VPropioseptor pd otot2 pengunyah

Sensibilitas kulit wajah & mukosa hidung & mulutOtot2 pengunyahpropiosepsi

VI : saraf abdusen somatik eferen somatik aferen

Nukleus abdusen Propioseptor

M rectus lateralisPropioseptor

VII : saraf fasialis Brankial eferen Nukleus fasialis Otot2 ekspresi wajah, platisma, m stilohioideus, m digastricus

Arkus brankialis II Viseral eferen Nukleus salivatorius superior

Nasal, lakrimal, kelenjar liur (sublingual&submandibular)

Saraf intermediat Viseral aferen spesial Ganglion genikuli Pengecapan, 2/3 anterior lidahSomatik aferen Ganglion genikuli Telinga luar, bgn kanalis

auditorius, permukaan luar membran timpani(sensibilitas)

VIII : saraf vestibulokoklearis

Somatik aferen spesial Ganglion vestibularis Keseimbangan, Krista kanalis semilunaris, macula utrikuli & sakuli

Ganglion spiralis Pendengaran, organ kortiIX : saraf glosofaringeus

Arkus brankialis III

Brankial eferen

Viseral eferen (parasimpatis)Viseral aferen spesial

Viseral aferen

Viseral aferen

Nukleus ambigus

Nukleus salivatorius inferiorGanglion inferius

Ganglion superius

Ganglion superius

M stilofaringeus, otot faring

Salivasi, glandula parotis

Pengecapan (1/3 posterior lidah)Sensibilitas, 1/3 posterior lidah&faring (refleks muntah)Telinga tengah, kanalis eustachii (sensibilitas)

X : saraf vagus Brankial eferen

Viseral eferen (parasimpatis)

Nukleus ambigus

Nukleus dorsalis saraf vagus

Otot2 faring & laring

Visera rongga dada dan abdomen (motorik)

Page 3: Dinar Saraf Lbm 1

Viseral aferen

Viseral aferen spesial

Viseral aferen

Ganglion inferius (nodosum)

Ganglion inferius (nodosum)

Ganglion superius (jugularis)

Rongga abdomen (sensibilitas)

Pengecapan, epiglotis

Kanalis auditorius

XI : saraf asesorius Brankial eferen

Somatik eferen

Nukleus ambigus (radiks kranialis)Sel kornu anterior (radiks spiralis)

Otot2 faring & laring

M sternokleidomastoideus, m trapezius

XII: saraf hipoglosus Somatik eferen Nucleus hipoglosus Otot2 lidahSumber : diagnosis topik neurologi (anatomi, fisiologi, tanda, gejala) ; Peter Duus

Embriologi

Page 4: Dinar Saraf Lbm 1
Page 5: Dinar Saraf Lbm 1
Page 6: Dinar Saraf Lbm 1
Page 7: Dinar Saraf Lbm 1
Page 8: Dinar Saraf Lbm 1
Page 9: Dinar Saraf Lbm 1
Page 10: Dinar Saraf Lbm 1
Page 11: Dinar Saraf Lbm 1
Page 12: Dinar Saraf Lbm 1

2. TRAUMA KAPITISa. Definisi

Trauma mekanis yang biasa terjadi pada kecelakaan dengan :

Kepala bergerak terbentur atau terpelanting pada benda diam.

Kepala diam yang dibentur oleh benda yang bergerak, terjadi bila kepala tertimpa

sesuatu atau dipukul.

Kepala tidak dapat bergerak karena tertahan sesuatu mengalami benturan yang

menggencetnya.

Page 13: Dinar Saraf Lbm 1

b. KlasifikasiKlasifikasi Cedera kepala

mekanik Tumpul

Tembus

α Kecepatan tinggi ( tabrakan mobil )

α Kecepatan rendah ( jatuh, di pukul )

α Luka tembakα Cedera tembus lain

Beratnya Ringan SedangBerat

GCS 14-15GCS 9-13GCS 3-8

Morfologi Fraktur tengkorak1. Kalvaria

2. Dasar tengkorak

Lesi intra kranial1. Fokal

2. Difus

Garis vs bintangDepresi/ non depresiTerbuka/tertutupDengan / tanpa kebocoran CSSDengan / tanpa paresis N VII

Epidural SubduralIntraserebraKonkusiKonkusi multipleHipoksia/iskemik

ATLS AMERICAN COLLEGE OF SURGEONS COMMITTEE ON TRAUMA HAL 174BERDASARKAN PATOLOGIS :

1. Komosio serebri : trauma kepala yang tidak disertai kerusakan jaringan otak2. Kontusio serebri : trauma kepala yang disertai kerusakan jaringan otak3. Laserasi serebri : terlepasnya jaringan orak.

c. Patofisiologia.trauma kapitis yg menimbulkan pingsan sejenak ( comosio serebri/gigar otak)

trauma kapitis yg tampaknya berat / ringan bisa hanya mengakibatkan pingsan sejenak dg / tanpa amnesia retrograd. Tidak terdapat tanda2 kelainan neurologik, derajat kesadaran ditentukan oleh integritas ” diffuse ascending reticular system ”.

Pada waktu terjadi gerakan akslerasi pada kepala sec mendadak dapat meregangkan dan merentangkan sambungan antara batang otak yg pd ujung rostral bersambung dg otak dan pada ujung kaudalnya bersambung dg medula spinalis.

Peregangan menurut poros batang otak ini bisa menyebabkan blokade reversibel pd lintasan retikularis ascendens diffuse shg selama blokade itu berlangsung otak

Page 14: Dinar Saraf Lbm 1

tidak mendapatkan ” input ” aferen, shg kesadaran menurun – derajat yg terendah ( pingsan ). Hilangnya blokade terhdap lintasan ascendens itu akan disusul dg pulihnya kesadaran.

b. trauma kapitis yg menimbulkan kelainan neurologik adanya contusio serebri, laserasio serebri, hemoragia subdural, hemoragia

epidural, hemoragia intraserebral akibat gaya destruksi trauma muncul mekanisme2 yg ikut menentukan lesi akibat trauma kapitis : tekanan positif dan negatif

- tengkorak dianggap sbg kotak yg tertutup dg tekanan didalamnya tidak boleh berubah – ubah.

- TIK = jumlah total tekanan yg mewakili volume jar otak, volume cairan serebrospinal, volume darah intrakranial, merupakan hukum monroe-kellie pada wkt2 tertentu dpt meningkat krn peningkatan volume salah satu unsur tsb diatas.

- Misal : krn edema serebri, TIK , dg dikurangi volume darah intra kranium dan cairan serebrospinal, TIK bs kembali pd TIK yg semula. Proses peningkatan TIK dan mekanisme Homeostatis nya memakan waktu.

- Pada trauma kapitis lonjakan TIK terjd dlm wkt milidetik, shg mekanisme penurunan TIK belum sempat bekerja shg bs terdpt tekanan positif dan negatif setempat. Ini terjd pd trauma kapitis yg mengakibatkan indentasi tempat benturan / tamparan yg menjadi cekung sejenak utk menjdi rata kembali sperti keadaan semula.

- Tekanan positif mengakibatkan kompresi pada jaringan otak- Tekanan negatif mengakibatkan terpisahnya udara dari darah / cairan

serebrospinal, shg terjd gelembung2 udara yg berakibat terjdnya lubang2 ( kavitasi ) pada jaringan otak.

akslerasi dan de-akslerasi- akslerasi : gerakan cepat yg terjd sec mendadak ( terjd pd saat kepala jatuh) - de-akslerasi : penghentian akslerasi sec mendadak ( terjd pada saat kepala

terbanting pada tanah / lantai).- Saat terjd akslerasi berlangsung terjd 2 kejadian yaitu :

akslerasi tengkorak kearah kearah ” impact ” pergeseran otak kearah yg berlawanan dg arah impact pd saat de-akslerasi terdpt sekali lagi pergeseran otak, tetapi kali ini

kearah ” impact ” primer.- lesi akibat impact dapat berupa : perdarahan pada permukaan otak yg

berbentuk titik2 besar dan kecil, tanpa kerusakan pada durameter dan dinamakan lesi kontusio.

- Lesi contusio dibawah impact disebut ” lesi contusio coup ” diseberang impact disebut “ lesi contusio contrecoup “. keadaan ini terjd apabila kepala jatuh terbanting kebelakang.

c. akslerasi linear dan rotatorik

Page 15: Dinar Saraf Lbm 1

- lesi contusio coup dan contre coup bersifat linear. - gaya destruktif yg berkembang krn “ impact “, akslerasi kepala serta

pergeseran otak menimbulkan lesi kontusio pd tempat yg tidak mempunyai fiksasi kuat dan pada tempat2 yg menggerasak seperti pada tepi ala magna sfenoid, krista gali, folks serebri, dan tentorium.

- penggeseran otak pada akslerasi dan de-aklserasi linear serta rotatorik, bisa menarik dan memutuskan vena – vena yg menjembatani selaput arachnoidea dan dura. Shg perdarahan subdural akan timbul vena2 tsb dinamakan “ bridging veine “.

- kebanyakan dari pemb.darah tsb berada didaerah sekitar fisura sylvii dan pada kedua belah sisi sinus sagital superior.

d. kontusio serebri

- terjdnya lesi kontusio akibat adanya akslerasi kepala yg seketika itu jg menimbulkan penggeseran otak serta pengembangan gaya kompresi yg destruktif.- akslerasi yg kuat berarti pula hiperekstensi kepala, shg otak membentang batang otak terlampau kuat, shg menimbulkan blokade reversible thd lintasan ascendens retikularis difus akibat blokade itu otak tidak mendapat “ input “ aferen dan karena itu kesadaran hilang selama blokade reversible berlangsung.- timbulnya lesi kontusio didaerah Impact coup, contrecoup, dan intermediate “. Menimbulkan gejala déficit neurologik , yg bisa berupa reflek babinski + , dan kelumpuhan UMN. setelah pulih penderita biasanya menunjukkan gejala “ Organik braine síndrome “.- akibat kejadian tsb autorregulási pemb.darah cerebral terganggu, shg terdpt vasoparalisis. Tekanan darah , dan nadi menjd lambat, mjd cepat, dan lemah.Krn pusat vegetatif jg terganggu maka timbal rasa mual, muntah dan ggn pernafasan bisa timbul.

- contusio serebri yg tdk terlampau berat bs berakhir dg kematian beberapa hari setelah mengidap kecelakaan pd umumnya kematian tsb tdk disebabkan oleh beratnya lesi contusio tetapi krn komplikasi kardio-pulmonal

- mekanisme : volume sirkulasi bertambah menjurus ke hemodilusi jika diinfus cairan tanpa plasma / darah tekanan osmotik & O2 ( Po2) CO jantung ( krn trauma ) tek vena central asidosis pernafasan terganggu depresi pernafasan bronkopneumonia aspirasi PO2 arteri dan P CO2 takikardia memperburuk asidosis Blood Brain barrier rusak edema serebri aliran darah keotak koma ( shock dan hiperpireksia ) sindroma metabolik, otak tergeser traksi thd hipotalamus produksi ADH terganggu ( ADH ) ekskresi urin berkurang osmolalitas plasma konsentrasi Na + klorida serum ( < 115 – 118 mEKL) sel2 otak tdk dpat berfungsi confusion apatia, & stupor bahkan koma.

d. Lesi yang dapat timbul pada trauma kepala1) Kulit kepala robek atau mengalami perdarahan subkutan

Page 16: Dinar Saraf Lbm 1

2) Otot-otot dan tendo pada kepala mengalami kontusio3) Perdarahan terjadi di bawah galea aponeurotika4) Tulang tengkorak patah

Biasanya terjadi pada tempat benturan. Garis fraktur dpt menjalar hingga basis kranii. Pada trauma kepala mungkin hanya terjadi perenggangan sutura

5) Gegar otak (komosio serebri)Adalah keadaan pingsan yang berlangsung tidak lebih dari 10 menit akibat trauma kepala, yg tidak disertai kerusakan jaringan otak. Keluhan : vertigo, mungkin muntah, tampak pucat

6) Edema serebri traumatik Otak dapat menjadi sembab tanpa disertai perdarahan pada trauma kapitis terutama pada anak2. Pada keadaan ini pingsan berlangsung > 10 menit dan

pada pemeriksaan neurologik juga tidak dijumpai tanda2 kerusakan jaringan otak. Pasien mengeluh nyeri kepala, vertigo, mungkin muntah7) Kontusio serebri

Atau memar otak terjadi perdarahan2 didalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringan yg kasat mata, meskipun neuron2 mengalami kerusakan atau terputus

8) Perdarahan subaraknoidalKarena robeknya pembuluh2 darah didalamnya.Bila perdarahan agak besar

dan terjadi lebih dekat ke basis serebri dapat timbul kaku tengkuk. Pada trauma kapitis yg berat dapat timbul campuran kontusio serebri dan perdarahan subaraknoidal.9) Perdarahan epidural

Perdarahan terjadi diantara tulang tengkorak dan duramater. Perdarahan ini lebih sering terjadi didaerah temporal bila salah satu cabang arteri meningea media robek. Robekan ini sering terjadi bila terjadi fraktura tulang

tengkorak didaerah bersangkutan. Hematoma epidural dapat pula terjadi didaerah frontal atau oksipital10) Perdarahan subdural

Perdarahan ini terjadi diantara duramater dan araknoidea. Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan yg menghubungkan vena dipermukaan otak dan sinus venosus didalam duramater atau karena robekan araknoideaSumber : Kapita selekta neurologi ; dr.Harsono, DSS

e. Gambaran klinis Kesadaran :

- Commotio serebri hilangnya kesadaran sementara dan berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit

- Edema atau contusio dan laserasi otak coma berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Periode coma tergantung luas dan letak cedera. Pada kasus2 yg berat, coma dapat berlangsung berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu

Page 17: Dinar Saraf Lbm 1

Setelah penderita pulih kesadarannya, keluhan dan gejala berhubungan dng berat dan sifat cedera otak yg menyertai- Pada commotio yang ringan, pasien dapat terlihat normal kembali dlm waktu

beberapa menit saja - Pada laceratio atau contusio otak cenderung terjadi mental confusion- Hemiplegia, aphasia, paralisis nervus cranialis, dan gejala fokal neurologis

lainnya dapat pula dijumpai, yg bergantung pada sifat dan luasnya cedera otak

- Pupil yg ipsilateral,acapkali mengadakan dilatasi pada hemarrhage duramater

Dalam fase kesembuhan dan selama berbulan-bulan sesudahnya dapat terjadi keluhan nyeri kepala, dizzines, dan perubahan kepribadian (posttraumatik cerebral syndrome)

Hilangnya daya ingatan selama beberapa saat terjadi segera setelah pulihnya kesadaran (amnesia pretraumatica) dan selama beberapa saat sebelum cedera (amnesia pretraumatica atau amnesia retrograde). Amnesia ini berhubungan dengan luasnya kerusakan otak

Sumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

Page 18: Dinar Saraf Lbm 1
Page 19: Dinar Saraf Lbm 1
Page 20: Dinar Saraf Lbm 1

Mengapa bisa timbul battle’s sign bilateral?

Page 21: Dinar Saraf Lbm 1

f. Px. Penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium

- Punksi lumbal dapat menegakkan adanya perdarahan subarachnoid dan menentukan tekanan LCS

- LCS tetap normal pada contusio otak atau edema cerebri- Pada contusio atau laceratio otak dapat dijumpai LCS yg berdarah dengan

tekananya yg meninggi Hasil pemeriksaan sinar – X

- Angiography cerebral dapat membantu memperlihatkan hematoma subdural atau intracerebral

- Pneumogram bermanfaat dalam memperlihatkan dilatasi, pergeseran atau distorsi ventrikel yg terjadi setelah cedera kepala

- CT scanning dapat mengungkapkan adanya hematoma intracerebral atau extracerebral, dilatasi, pergeseran atau distorsi ventrikel

Pemeriksaan khusus- Electroencephalography dapat menajdi pembantu diagnosa dan prognosa

pada kasus2 tertentu- Echoencephalogram dapat menunjukkan adanya pergeseran garis tengah

sebagaimana halnya pada contusio otak, hematoma dan edema cerebri - Brain scanning dapat memperlihatkan peningkatan uptake isotop didaerah

hematoma, contusio, atau edema- Psikometri sangat berguna setelah fase akut dlm menilai derajat dan tipe

defisit organikSumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

g. Differential diagnosa Riwayat kekerasan pada kepala menunjukkan penyebab keadaan tidak sadar.

Page 22: Dinar Saraf Lbm 1

Kalau riwayat trauma kurang jelas, kita harus membedakan cedera kepala dengan penyebab lainnya dari keadaan tidak sadar seperti diabetic, hepatic atau alkoholik coma, cerebrovascular accident dan epilepsi (dimana trauma pada kepala terjadi selama serangan)Bedakan gejala2 neurologi yg terjadi setelah cedera kepala dengan gejala2 neurologi yg disebabkan oleh hematoma epidural, hematoma subdural, tumor otak, dllSumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

h. Penatalaksanaan 1) Tindakan darurat

- Atasi shock kalau terjadi pemberian cairan dan darah secara parenteral mungkin diperlukan

- Mempertahankan jalannya pernafasan yg baik dan ventilasi pulmonal merupakan tindakan yg vital. Pasien harus diletakkan terlentang dengan kepala dimiringkan ke satu sisi agar memudahkan pengaliran sekresi dari mulut dan menjaga agar supaya lidah tidak menyumbat pharynx. Intratracheal intubation atau tracheostomy mungkin sangat diperlukan. Oksigen diberikan kalau perlu

2) Tindakan umum- Selama fase akut atau fase initial, kegelisahan dapat menjadi salah satu

faktor. Perawatan yg khusus dan tranquilizer dapat dibutuhkan. Hindarkan pemakaian morphin karena efek depresantnya pada medulla oblongata. Kateterisasi vesica urinaria yg penuh akan meredakan kegelisahan. Punksi lumbal dan pengeluaran sejumlah kecil LCS yg berdarah dapat juga meredakan agitasi

- Pengobatan antibiotika selalu merupakan indikasi jikalau terdapat perdarahan aktif atau keluarnya cairan dari hidung atau telinga. Berikan broad spectrum antibiotika sampai bahaya infeksi berlalu

- Observasi yg kontinyu merupakan tindakan pentingSumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

i. Komplikasi Komplikasi cedera kepala :- Lesi2 vascular (hemarrhage, trombosis, pembentukan aneurysma)- Infeksi (meningitis, abses, osteomyelitis)

Infeksi dan meningitis merupakan bahaya yg mengancam pd keadaan rhinorrhea dan otorrhea serta dapat dicegah dengan terapi prophylactic antibiotika

- rhinorrhea dan otorrhea,rhinorrhea (bocornya LCS dari hidung) dpt terjadi setelah fractural os frontalis yg disertai robekan duramater dan arachnoid. Sikap tegak, mengejan, dan batuk biasanya menyebabkan bertambahnya liquor yg mengalir keluar

Page 23: Dinar Saraf Lbm 1

otorrhea (bocornya LCS dari telinga) biasanya merupakan petunjuk prognosa yg serius karena disebabkan trauma pada daerah yg lebih vital didasar otak

- pneumatocele, - kista leptomeningen, - cedera saraf cranialis

saraf yg sering mengalami cedera ialah n.olfactorius (anosmia), n facialis (paralisis), n auditorius (tinnitus dan ketulian) dan n opticus (atrofi)

- lesi2 fokal otak - meningkatnya tekanan intracranial dapat terlihat dengan adanya penurunan

kesadaran, nyeri kepala, gelisah, pupil anisocoria, frekuensi pernafasan yg turun secara perlahan-lahan, papilledema, hemiparesis dan tekanan LCS yg meninggi

- infeksi pulmonum atau atelectasis dapat dicegah atau diobati dengan menggunakan suction yg tepat, mengatur posisi dengan berbaring pada sisi tubuh atau kalau perlu dapat dilakukan intubation atau tracheostomy

- hyperthermia dapat terjadi akibat cedera pada hypothalamus atau batang otak, infeksi lokal atau umum, atau karena dehydrasi yg menyolok

- shock biasanya terjadi pada pasien cedera kepala dengan komplikasi cedera lainnya yg berat pada badan dan extremitas

sequelae mencakup :- serangan kejang- psikosa- gangguan mental- sindrom cerebral post-traumatica

keluhan umum : nyeri kepala, pusing, mudah lelah, gangguan daya ingat dan gangguan kemampuan konsentrasi. Sering terjadi gangguan personalitas. Perubahan sikap tubuh, cahaya matahari atau panas, exercise dan minum alkohol cenderung membuat gejala semakin burukSumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

Jangka pendek :

1. Hematom Epidural

o Letak : antara tulang tengkorak dan duramater

o Etiologi : pecahnya A. Meningea media atau cabang-cabangnya

o Gejala : setelah terjadi kecelakaan, penderita pingsan atau hanya nyeri kepala

sebentar kemudian membaik dengan sendirinya tetapi beberapa jam kemudian

timbul gejala-gejala yang memperberat progresif seperti nyeri kepala, pusing,

kesadaran menurun, nadi melambat, tekanan darah meninggi, pupil pada sisi

perdarahan mula-mula sempit, lalu menjadi lebar, dan akhirnya tidak bereaksi

Page 24: Dinar Saraf Lbm 1

terhadap refleks cahaya. Ini adalah tanda-tanda bahwa sudah terjadi herniasi

tentorial.

o Akut (minimal 24jam sampai dengan 3x24 jam)

o Interval lucid

o Peningkatan TIK

o Gejala lateralisasi → hemiparese

o Pada pemeriksaan kepala mungkin pada salah satu sisi kepala didapati hematoma

subkutan

o Pemeriksaan neurologis menunjukkan pada sisi hematom pupil melebar. Pada sisi

kontralateral dari hematom, dapat dijumpai tanda-tanda kerusakan traktus

piramidalis, misal: hemiparesis, refleks tendon meninggi dan refleks patologik

positif.

o CT-Scan : ada bagian hiperdens yang bikonveks

o LCS : jernih

o Penatalaksanaannya yaitu tindakan evakuasi darah (dekompresi) dan pengikatan

pembuluh darah.

2. Hematom subdural

o Letak : di bawah duramater

o Etiologi : pecahnya bridging vein, gabungan robekan bridging veins dan laserasi

piamater serta arachnoid dari kortex cerebri

o Gejala subakut : mirip epidural hematom, timbul dalam 3 hari pertama

Kronis : 3 minggu atau berbulan-bulan setelah trauma

o CT-Scan : setelah hari ke 3 diulang 2 minggu kemudian

Ada bagian hipodens yang berbentuk cresent.

Hiperdens yang berbentuk cresent di antara tabula interna dan parenkim otak

(bagian dalam mengikuti kontur otak dan bagian luar sesuai lengkung tulang

tengkorak)

Isodens → terlihat dari midline yang bergeser

Page 25: Dinar Saraf Lbm 1

o Operasi sebaiknya segera dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak

(dekompresi) dengan melakukan evakuasi hematom. Penanganan subdural

hematom akut terdiri dari trepanasi-dekompresi.

3. Perdarahan Intraserebral

Perdarahan dalam cortex cerebri yang berasal dari arteri kortikal, terbanyak pada lobus

temporalis. Perdarahan intraserebral akibat trauma kapitis yang berupa hematom

hanya berupa perdarahan kecil-kecil saja. Jika penderita dengan perdarahan

intraserebral luput dari kematian, perdarahannya akan direorganisasi dengan

pembentukan gliosis dan kavitasi. Keadaan ini bisa menimbulkan manifestasi

neurologik sesuai dengan fungsi bagian otak yang terkena.

4. Oedema serebri

Pada keadaan ini otak membengkak. Penderita lebih lama pingsannya, mungkin hingga

berjam-jam. Gejala-gejalanya berupa commotio cerebri, hanya lebih berat. Tekanan

darah dapat naik, nadi mungkin melambat. Gejala-gejala kerusakan jaringan otak juga

tidak ada. Cairan otak pun normal, hanya tekanannya dapat meninggi.

TIK meningkat

Cephalgia memberat

Kesadaran menurun

Jangka Panjang :

1. Gangguan neurologis

Dapat berupa : gangguan visus, strabismus, parese N.VII dan gangguan N. VIII, disartria,

disfagia, kadang ada hemiparese

2. Sindrom pasca trauma

Dapat berupa : palpitasi, hidrosis, cape, konsentrasi berkurang, libido menurun, mudah

tersinggung, sakit kepala, kesulitan belajar, mudah lupa, gangguan tingkah laku,

misalnya: menjadi kekanak-kanakan, penurunan intelegensia, menarik diri, dan depresi.

Page 26: Dinar Saraf Lbm 1

prognosis

Page 27: Dinar Saraf Lbm 1
Page 28: Dinar Saraf Lbm 1

j. PrognosaPrognosa dan perjalanan penyakitnya berhubungan dengan beratnya dan letak cedera

cranial.- Pada commotio biasa, biasanya kesembuhan terjadi dengan cepat- Pada laceratio otak, angka mortalitasnya dapat 40 – 50%- Hematoma subdural atau epidural umumnya memerlukan pembedahan evakuasi yg

segera agar mencegah kematian atau komplikasi neurologis yg serius- Umumnya keluhan dan gejala sisa pada pasien2 trauma kepala tampak lebih intensif

dan mengganggu pada tipe cedera otak yg lebih parah. Akan tetapi, kerapkali keluhan pasien tetap ada (nyeri kepala, pusing, daya ingat terganggu, perubahan personalitas) sekalipun pemeriksaan diagnostik neurologis negatif

- Penderita yg hematoma subduralnya berhasil dikeluarkan, dapat sembuh sempurna- Sebaliknya banyak penderita tetap mengeluarkan keluhan yg berat setelah cedera

kepala yg tampaknya sepeleSumber : neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid

Skala Koma Glasgow adalah berdasarkan penilaian/pemeriksaan atas tiga parameter, yaitu :

Page 29: Dinar Saraf Lbm 1

a. Buka mata. (E)4=spontan3=dgn perintah2=dgn rangsang nyeri1=tdk ada reaksi

b. Respon motorik terbaik.6 = mengikuti perintah5 = melokalisir nyeri4= menghindari nyeri3 = fleksi abnormal2 = ekstensi abnormal1 = tdk ada geraak

c. Respon verbal terbaik5= orientasi baik dan sesuai4 = disorientasi tempat dan waktu3 = bicara kacau2 = mengerang1 = tdk ada suara

Ringan = 14-15Sedang = 9-13Berat = 3-8

TEKANAN INTRAKRANIAL

Berbagai proses patologis yang mengenai otak dapat menyebabkan kenaikan tekanan

intracranial. Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dan menyebabkan ate memperberat

ischemia. TIK normal pada keadaan istirahat sebesar 10mmHg. TIK lebih tinggi dari 20 mmHg,

terutama bila menetap, berhubungan dengan hasil akhir yang buruk.

TEKANAN INTRAKRANIAL

Kenaikan tekanan intracranial didefinisikan sbg kenaikan tekanan yg timbul dlm

rongga tengkorak. Dlm keadaan normal, rongga tengkorak ditempati oleh jaringan otak,

darah dan cairan serebrospinal. Setiap bagian ditempati oleh suatu volume tertentu yg

memberikan tekanan intracranial normal 50-200 mm air atau 4-15 mmHg.

Tekanan intracranial dlm keadaan normal dipengaruhi oleh aktivitas sehari2 dan

meningkat sementara waktu sampai tingkat yg lbh dr normal. Beberapa kegiatan dlm

keadaan ini diantaranya adalah sbb : pernapasan perut yg dlm, batuk, dan ketegangan.

Page 30: Dinar Saraf Lbm 1

Kenaikan sementara TIK tdk menimbulkan kesulitan, tetapi kenaikan Tekanan yg

menetap mempunyai akibat merusak pd kehidupan jaringan otak.

Rongga tengkorak adalah suatu ruangan keras yg terisi penuh sesuai dengan

kapasitasnya dengan bahan yg tdk dpt ditekan (incompressible) otak (beratnya 1400

gram), cairan serebrospinalis (kira2 75 ml) dan drh (kira2 75 ml). kenaikan volume salah

satu diantara ketiga bhn utama ini yg mengakibatkan ggn pd ruangan yg ditempati oleh

bhn lainnya dan menaikkan TIK. Kenaikan TIK tdk hanya dijumpai setelah cedera kepala

saja tetapi mempunyai byk penyebab lainnya.

Penyebab kenaikan TIK adalah :

1. Tumor otak adalah suatu massa tambahan dr jaringna yg menempati rongga

tengkorak. Setiap hambatan aliran cairan serebrospinal memungkinkan terjdnya

luapan dlm ventrikulus, menambah ruangan yg ditempati oleh cairan

serebrospinal dan mengurangi ruangan yg tersedia bagi jaringan otak dan drh.

Tumor yg menyyumbat vena jugularis dan oleh krn nya menyumbat aliran vena

dr rongga tengkorak mengakibatkan kenaikan TIK

2. oedem serebral : merupakan sebab paling lazim kenaikan TIC dan mempunyai

byk penyebab. TIK pd umumnya bertambah secara berangsur2. setelah cedera

kepala, pembentukan udem memerlukan wkt 36-48 jam utk mencapai

maksimumnya. Kenaikan TIK sampai 33 mmHg (450 mm air) mengurangi aliran

darah otak secara bermakna. Iskemia yg ditimbulkan merangsang pusat

vasomotor, dan tekanan darah sistemik meningkat. Rangsangan pd pusat kardio-

inhibitor mengakibatkan bradikardi dna pernapasan menjd lbh lambat.

Mekanisme kompensasi ini dikenal sbg refleks Cushing.

manifestasi klinik adanya kenaikan TIC adalah banyak dan bervariasi dan tdk jelas

timbulnya perubahan tingkat kesadaran penderita merupakan indikator ygpaling

sensitif dr semua tanda kenaikan TIC ketiga gejala klasik adalah :

a. sakit kepala disebabkan oleh regangan dura dan pemblh drh;

b. papiledema disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan N. Optikus

Page 31: Dinar Saraf Lbm 1

c. adanya tekanan nadi yg lebar dan berkurangnya denyut nadi dan pernapasan

mendadakan dekompensasi otak dan kematian akan datang

d. tanda2 lain : hipertermia, perubahan motoris dan sensoris, perubahan

kemampuan bicara dan serangan kejang (seizures).

Page 32: Dinar Saraf Lbm 1