Upload
ahmadaufkl
View
44
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Alloh hanyalah Islam.” QS. Ali `Imran (3): 19
Citation preview
1
MUQADDIMAH
! " #$ ! %#&'!#$ (! ! ) * + ,-. ,/0.* +1 !2 #$ ") #$
3 -3 4 3 " 5 #$ ") #$ 6 ( .
Setelah memanjatkan puja dan puji syukur kepada Alloh –Subhānahu
wa Ta’ālā–, yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk selalu berada
pada jalan yang lurus yang diridhoi-Nya, sholawat dan salam sejahtera semoga
tercurah selalu kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad –Shallallohu ‘alayhi
wa Sallama–.
Melalui buku singkat ini, kami mencoba untuk memberikan sumbangan
usaha kepada umat dalam rangka menjelaskan ajaran agama Islam yang
kita anut.
Agama Islam adalah satu-satunya agama yang haq, yang akan mengan-
tarkan para pengikutnya ke kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di
akhirat. Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–menurunkan agama ini adalah untuk di-
pelajari, dianut dan diamalkan. Tanpa mempelajari ilmunya, tiada seorang
pun yang mampu mengamalkannya. Oleh karena itu langkah pertama ada-
lah mempelajarinya. Dengan ilmu, seseorang dapat meninggikan
derajatnya di sisi Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, di dunia dan di akhirat. Di
antara ayat-ayat yang menunjukkan kemulian ilmu dan penuntut ilmu
adalah:
ΣΤ∈ Ω∑ ΞΩΤ♥ΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ∧ς∏⊕ΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω ‚Ω %Ω⇐Σ∧ς∏⊕ΩΤÿ
“Katakanlah (hai Muhammad) samakah orang-orang yang berilmu dan yang
tidak berilmu?” QS. az-Zumar (39): 9
‚ΩΩ ⟩∠Ψ∏∧ΩΤÿ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… φΣ∅ŸΩΤÿ ⇑Ψ∨ ΨΤΤΨΤ⇓Σ Ω◊Ω⊕ΗΤΩ⊃Πς↑√≅… ‚ΠςΜΞ… ⇑Ω∨ ΩŸΞΩ→
2
ΘΞ⊂Ω™<√≅†ΨŠ ¬Σ∑Ω Ω⇐Σ∧ΩΤ∏⊕ΩΤÿ (86)
“Orang-orang yang menyeru kepada tuhan selain-Nya tidaklah ia memiliki
syafa’at kecuali orang-orang yang bersaksi dengan hak dan mereka mengeta-
hui (berilmu).” QS. az-Zuhruf (43): 86
⟩ϑγ±Ω⊃ΣΤÿ γŒΗΤΩΤÿ›‚≅… ξζ⌠Ω⊆Ψ√ Ω⇐Σ∧ς∏⊕ΩΤÿ (5)
“Ia memberikan perincian akan ayat-ayat (Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui (berilmu).” QS.Yuunus (10): 5
Ξ⊗ς⊇⌠≤ΤΩÿ ϑð Σ/≅… ð⇑ÿγϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ⌠¬Ρ∇⇒Ψ∨ Ω⇑ÿγϒΠς√≅…Ω Ν…ΣPΡΚ… ðψ<∏Ψ⊕<√≅… &ξŒΗΤΤΩ–Ω⁄Ω (11)
“Alloh akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian
dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” QS. al-Mujaadilah (58):
11
Banyak di antara kaum muslimin yang tidak sadar, bahwa bila seseorang
tidak mempelajari Islam, maka kebodohannya dapat mengantarkannya ke-
pada kekafiran. Para ulama telah berijma’ bahwa salah satu penggugur ke-
Islaman seseorang adalah ketidak acuhan terhadap Islam, tidak mempelajari
dan tidak pula mengamalkannya.
ð⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ≤Ω⊃ς :†ΘΩ∧Ω∅ Ν…Σ⁄Ψϒ⇓ΚΡ… Ω⇐Σ∂Ξ≤⊕Σ∨ (3)
“Dan orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada
mereka.” QS. al-Ahqaaf (46): 3
Kejahilan pun merupakan salah satu unsur terbesar dari unsur-unsur yang
akan menjauhkan seorang hamba dari Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā.
Pembaca yang budiman, mari bersama-sama kita berusaha menyisihkan
sedikit waktu dan tenaga untuk mempelajari agama kita, agama Islam. Mari
kita kaji buku ini dengan baik, mudah-mudahan Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–
menganugerahkan hidayah-Nya kepada kita semua….Amiin.
3
8 8
1. Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan dan disyari`atkan
Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, serta satu-satunya agama yang diakui
dan diterima-Nya. Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– tidak akan menerima
agama selainnya, dari siapapun, di manapun dan sampai kapanpun juga.
ΘΩ⇐ΜΞ… φ⇔ΤÿΠΨŸ√≅… ΩŸ⇒Ψ∅ ϑðΨ/≅… %⟩ψΗΤς∏⌠♠‚ΞΜ≅… “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Alloh hanyalah Islam.” QS. Ali
`Imran (3): 19
Ω⁄κΤΩ⊕ΩΤ⊇ςΚ… Ξ⇑ÿΨ ϑðΨ/≅… φΣ⊕‰ΩΤÿ ,ΙΣς√Ω Ω¬ς∏⌠♠ςΚ… ⇑Ω∨ ℑ γ‹.ΩΗΤΤΩ∧ΥφΤΤ♥√≅… Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…Ω †_ΤΤ∅⌠ς≡
†_Τ∑⌠≤ΤΩΩ ΨΤ∼ς√ΜΞ…Ω φΣ⊕Ω–⌠≤ΤΣΤÿ “Maka apakah mereka menginginkan agama yang lain dari agama di langit
dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Alloh-lah
mereka dikembalikan.” QS. Ali `Imran (3): 83
⇑Ω∨Ω Ξ⊗ΩΤ‰ΩΤÿ Ω⁄κΤΩ∅ γ¬ΗΤς∏⌠♠‚ΜΞ≅… †_Τ⇒ÿΨ ⇑ς∏ΩΤ⊇ ΩΩ‰πΤ⊆ΣΤÿ Σ⇒Ψ∨ ΩΣ∑Ω ℑ Ψ⟨Ω≤Ψn›‚≅… Ω⇑Ψ∨ Ω⇑ÿΞ≤Ψ♥ΗΤΤΩo<√≅ “Barangsiapa menginginkan (menganut) agama selain dari agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.” QS. Ali `Imran (3): 85
2. Islam adalah satu-satunya agama yang dibawa oleh para rosul, sejak
rosul pertama hingga rosul terakhir, nabi dan rosul Alloh –Subhānahu
wa Ta’ālā– yang diutus kepada kita, Muhammad –Shallallohu ‘alayhi
wa Sallama–.
Islam pun adalah agama yang dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi ‘Isa
–`Alayhimā as-Salām–. Nabi Musa –`Alayh as-Salām– bukanlah
pembawa agama Yahudi dan Nabi Isa –`Alayh as-Salām– bukan pula
pembawa agama Nashroni (Kristen).
4
Kedua agama tersebut, yaitu agama Yahudi dan Nashroni, bukanlah agama
Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, tetapi merupakan agama bathil sebagai
bentuk penyelewengan dari agama Islam, yang dihubungkan kepada
kedua nabi tersebut, dari orang-orang yang mengaku sebagai pengikut-
pengikut mereka.
Ν…ΣΤ√†ΩΤ∈Ω Ν…Σ⇓Σ …[ Σ∑ ςΚ… υΩ≤ΗΤΩ±ΩΤ⇓ %Ν…ΣŸΩΤΩΤP ΣΤ∈ ΩŠ Ω◊Πς∏Ψ∨ ðψΓΤΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… ∃†_Τ⊃∼ΤΤΨ⇒Ωš †Ω∨Ω
Ω⇐†ς Ω⇑Ψ∨ Ω⇐κΨΞ≤↑Σ∧<√≅… “Dan mereka berkata: Hendaklah kalian menjadi penganut agama Yahudi
atau Nashroni, niscaya kalian mendapat petunjuk. Katakanlah: Tidak! Mela-
inkan (kami mengikuti) agama Ibrohim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibro-
him) dari golongan orang-orang musyrik.” QS. al-Baqarah (2): 135
⌠ζΚς… Ω⇐Ρ√Σ⊆ΩP ΘΩ⇐ΜΞ… ðψΓΤΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… Ω∼Ψ⊕ΗΤΤΩΤ∧⌠♠ΞΜ…Ω Ω⊂ΗΤΩ™⌠♠ΞΜ…Ω ð‡Σ⊆⊕ΩΤÿΩ ς•†Ω‰Τ⌠♠ςΚ‚≅…Ω Ν…ΣΤ⇓†ς …[ Σ∑ ςΚ… %υΩ≤ΗΤΩ±ΩΤ⇓ Σ∈ ⌠¬Σ⇓ςΚ…ƒ∫ Σ¬ς∏∅Κς… ΨζΚς… %ϑð Σ/≅… ⌠⇑Ω∨Ω Σ¬ς∏Τℵ<≡Κς… ⇑ΘΩ∧Ψ∨ ðψΩΤς [⟨ΩŸΤΤφΗΤΤΤΩ→ ΙΣΩŸ⇒Ψ∅ φ⇔Ψ∨
%ϑðΨ/≅… †Ω∨Ω ϑð Σ/≅… ∴Ψ⊃ΗΤΩ⊕ΨŠ †ΘΩ∧Ω∅ Ω⇐Ρ∏Ω∧⊕ΩΤP “Ataukah kalian (hai orang-orang Yahudi dan Nashroni) mengatakan bahwa
Ibrohim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya adalah penganut agama
Yahudi atau Nashroni? Katakanlah: Apakah kalian yang lebih mengetahui
ataukah Alloh? Dan siapakah yang lebih zholim dari pada orang yang menyem-
bunyikan syahadah dari Alloh yang ada padanya? Dan Alloh sekali-kali tidak
lengah dari apa yang kalian kerjakan.” QS. al-Baqarah (2): 140
Ω◊Πς∏ΨΘ∨ ⌠¬Ρ∇∼ΨΤŠςΚ… &ðψ∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… ΩΣ∑ Σ¬Ρ∇ΗΘΩ∧Ω♠ Ω⇐κΨ∧Ψ∏⌠♥Σ∧<√≅… ⇑Ψ∨ Σ‰ΩΤ∈ “(Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrohim. Dia telah menamai kalian orang-
orang muslim dari dahulu.” QS. al-Hajj (22): 78
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) : ;!- :#$ !#$ :-" 8)!)4$ <'+ =>? @A #B 8C 8) ((
“Saya adalah manusia yang paling dekat dengan ‘Isa bin Maryam dan para
nabi adalah saudara sebapak dari ibu yang berbeda-beda dan agama mereka
5
adalah satu (yaitu Islam).” (HR. Bukhari No. 2365 dan Muslim No. 3443)
6
3. Agama Islam terdiri dari aqidah dan syari'at. Aqidah Islam tetap sama
pada setiap zaman, sedangkan syari'atnya, maka terkadang ada beberapa
perbedaan dari satu nabi ke nabi lainnya.
Semua itu adalah kehendak Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– yang sesuai
dengan hikmah-Nya. Setelah diutusnya Nabi Muhammad –Shallallohu
‘alayhi wa Sallama–, tidak ada syari'at yang diterima Alloh –Subhānahu wa
Ta’ālā– kecuali syari'at yang dibawanya, dan tidak ada yang berhak
dinamakan muslim kecuali orang yang mengakui kerasulannya dan
mengikuti syari'atnya.
ΘωΡ∇Ψ√ †Ω⇒<∏Ω⊕Ω– ⌠¬Ρ∇⇒Ψ∨ _◊Ω∅⌠≤Ψ→ &†_ΤΤ–†Ω⇒ΤΨ∨Ω “Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.” QS. al-Maidah (5): 48
ð„ΤΩΤ⊇ ð∠ΘΨΤŠΩ⁄Ω ‚Ω φΣ⇒Ψπ∨Σÿ υΠςΩš ð∉Σ∧ΨΠ∇Ω™Σÿ †Ω∧∼Ψ⊇ Ω≤φΤΤΤΤ•Ω→ ψΣΩΤ⇒∼ΩΤŠ ΘΩ¬Ρ’ ‚Ω Ν…ΣŸΤΤµΨðµ– ⌡Ψ⊇
¬ΞΨ♥ΣΤ⊃⇓Κς… †_–Ω≤Ωš †ΘΩ∧ΘΨ∨ ðŒ∼ð∝ΩΤ∈ Ν…Σ∧ΠΨ∏Ω♥ΣÿΩ †_∧∼Ψ∏πΤ♥ΩΤP “Maka demi Robbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap semua perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” QS. an-Nisaa (4): 65
<′ΜΞ…Ω ΩϒΩnςΚ… ϑð Σ/≅… Ω⊂ΗΤΩΤ‘∼Ψ∨ Ω⇑ΓϑγΤΤ∼Ψ‰ΘΩ⇒√≅… :†Ω∧ς√ ¬Σ|ΣΤ∼ΤΩΤP…ƒ∫ ⇑ΨΘ∨ ω ΗΤΩΤΨ ξ◊Ω∧<∇ΨšΩ ϑðψΡ’ ⌠¬Σƒ∫:†Ω–
βΣ♠Ω⁄ β⊄ΠΨŸφΤΤ±ΣΘ∨ †Ω∧ΠΨΤ√ ⌠¬Ρ∇Ω⊕Ω∨ ΘΩ⇑ΤΣ⇒Ψ∨Σς√ −ΨΨŠ &ΙΣΠςΤ⇓Σ≤⟩±⇒ΩΤς√Ω Ω†ΩΤ∈ ψΣP⁄ð≤πΤΤ∈ςΚ…ƒ∫ ⌠¬ΣΤP<ϒΩnςΚ…Ω
υς∏Ω∅ ⌠¬Ρ∇ΨΤ√.ς′ ∃Ξ≤π″ΞΜ… Νϖ…Ρ√†ΩΤ∈ &†ΩΤ⇓⁄Ω≤πΤΤ∈ςΚ… Ω†ΩΤ∈ Ν…ΣŸΩπΤ→≅†ΩΤ⊇ Ν†ΩΤ⇓ςΚ…Ω ¬Ρ∇Ω⊕Ω∨ Ω⇑ΨΘ∨ Ω⇑ÿΨŸΞΗΤϑðΤ↑√≅…
⇑Ω∧ΩΤ⊇ υΠς√ΩΩΤP ΩŸ⊕ΩŠ ð∠Ψ√.ς′ ð∠ΤΜΞΤ;ΗΤðΤ√ΟΚΡ†ΩΤ⊇ Σ¬Σ∑ φΣ⊆Ψ♥ΗΤΩΤ⊃<√≅…
“Dan (ingatlah), ketika Alloh mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh,
apa saja yang Aku berikan kepada kalian berupa kitab dan hikmah, kemudian
datang kepada kalian seorang Rosul yang membenarkan apa yang ada pada
kalian, niscaya kalian akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan me-
nolongnya". Alloh berfirman: "Apakah kalian mengakui dan menerima per-
janjian-Ku terhadap yang demikian itu" Mereka menjawab: "Kami mengakui".
Alloh berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi
7
saksi (pula) bersama kalian". Barangsiapa yang berpaling sesudah itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS.Ali Imran (3): 81-82]
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))3 < ; 2- 1 C #$ E F 4B3 G2 ) H -3 '/4$ 2-! 0I 8 ' 8J GEK!- L!K#$ !M ((
“Demi Robb Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, siapa pun juga
dari umat ini, baik Yahudi maupun Nashroni, yang mendengar tentang aku,
kemudian mati dengan tidak mengimani apa-apa yang aku diutus dengannya,
maka dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim No. 218 dan Ahmad No.
7856)
4. Islam berarti penyerahan diri kepada Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–
dengan beriman dan bertauhid kepada-Nya serta mengikuti syari'at-
Nya yang dibawa oleh para rosul-Nya.
⌠⇑Ω∨Ω Σ⇑Ω♥šΚς… †_Τ⇒ÿΨ ⌠⇑ΘΩ∧ΨΘ∨ Ω¬ς∏♠ςΚ… ΙΣΩ–Ω ΨΠς∏Ψ√ ΩΣ∑Ω χ⇑Τγ♥ο⟩š Ω⊗ΤΤΩΤ‰ΠςΤP≅…Ω Ω◊Πς∏Ψ∨ ðψ∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… %†_Τ⊃∼ΤΤΨ⇒Ωš
ΩϒΩoΠςΤP≅…Ω ϑð Σ/≅… ðψ∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… „∼Ψ∏Ωn “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlash me-
nyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan
mengikuti agama Ibrohim yang lurus.” QS. an-Nisaa’ (4): 125
⇑Ω∨Ω ⌠¬Ψ∏♥ΣΤÿ ,ΙΣΩ–Ω ς√ΞΜ… ϑðΨ/≅… ΩΣ∑Ω χ⇑ΤΤΨ♥ο⟩š ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ ð∠Ω♥∧ΩΤ♠≅… Ψ⟨Ω⌠≤ΤΣ⊕<√≅†ΨŠ %υΩ⊆<’Σ<√≅… “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang
yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang kokoh (yaitu laa ilaaha illalloh).” QS. Luqmaan (31): 22
...ψΡ∇ΣΗΤς√ΞΜ†ΩΤ⊇ βΗΤς√ΞΜ… βŸΨš.Ω ,ΙΣς∏ΩΤ⊇ %Ν…Σ∧Ψ∏πΤ♠ςΚ… Ξ≤ϑΤΨ↑ΩΤŠΩ Ω⇐κΨΤΨ‰oΣ∧<√≅… “...Ilah kalian ialah Ilah Yang Maha Esa, berserah dirilah kalian kepada-Nya
dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Alloh).” QS. al-Hajj (22): 34
5. Islam mempunyai lima rukun, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Rosululloh –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– (ketika beliau ditanya
oleh malaikat Jibril) tentang arti Islam, yaitu:
8
a. Syahadat La Ilaha Illalloh dan Muhammad Rosululloh,
b. Mendirikan sholat,
c. Menunaikan (membayar) zakat,
d. Shoum (puasa) di bulan Ramadhan,
e. Pergi haji bila mampu.
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) E0I >+K 8N 4. 6 #$ 4 -3 3 #$ )" #$ 8+OP+ 'Q ' R !, 8K >!MS((
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain
Alloh dan Muhammad adalah rosul-Nya, mendirikan sholat, menunaikan
zakat, shoum di bulan Romadhon dan pergi haji jika engkau mampu (mela-
kukan perjalanan).” (HR. Muslim No. 8, Abu Dawud No. 4695, Tirmidzi No.
2610, Ibnu Majah No. 63 dan Nasa’i No. 5005)
6. Seseorang masuk ke dalam agama Islam adalah dengan mengikrarkan
dua kalimat syahadat:
)#$") #$ 3 -34 #$ ") #$ 6 4. ( Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) ( 6 #$ 4 -3 3 #$ )" :- ;!- #.!T4$ #$ '4$(( ...
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa
tidak ada ilah selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-
Nya….” (HR. Bukhari No. 24 dan Muslim No. 33)
))U;? :/( 8+O E : 3 #$ > !)"4 -3 …(( “Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu: syahadat la ilaha illalloh….” (HR.
Bukhari No. 7, Muslim No.19, Tirmidzi No. 2534, Nasa’i No. 4915 dan Ahmad No.
4567)
7. Arti dari syahadat La Ilaha Illalloh adalah tiada ilah (tuhan) yang ber-
hak diibadahi kecuali Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–. Karena tiada dzat
yang mempunyai kekuasaan, kesanggupan dan sifat-sifat ketuhanan
selain Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–.
Syahadat ini dinamakan kalimat tauhid, yang menolak adanya syarik (se-
9
kutu) bagi Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam ke-Tuhanan-Nya.
ð∠Ψ√.ς′ ΥφΚς†ΨΤŠ Ωϑð/≅… ΩΣ∑ ΣΘ⊂Ω™<√≅… ΥφςΚς…Ω †Ω∨ Ω⇐Σ∅ŸΤΩÿ ⇑Ψ∨ −ΨΤΤΨ⇓Σ ΩΣ∑ ⟩Ψ≠ΗΤΩΤ‰<√≅… ΥφςΚς…Ω ϑðΩ/≅…
ΩΣ∑ ϑ⟩Ψ∏Ω⊕<√≅… Σ⁄γκ‰Ω|<√≅… “(Kuasa Alloh) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allohlah
(Tuhan) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka ibadahi selain
Alloh adalah bathil, dan sesungguhnya Alloh, Dialah Yang Maha Tinggi lagi
Maha Besar.” QS. al-Hajj (22): 62
⇑Ω∧ΩΤ⊇ ⌠≤ΤΣ⊃<∇ΩΤÿ γ‹ΣΤ⊕ΗΤϑð≠√≅†ΨŠ ?⇔Ψ∨ΣΤÿΩ ΨΠς∏√≅†ΨŠ ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ ð∠Ω♥∧ΩΤ⌠♠≅… Ψ⟨Ω⌠≤ΤΣ⊕<√≅†ΨŠ υΩ⊆<’Σ<√≅… ‚Ω Ω⋅†φ±Ψ⊃⇓≅… %†Ως√ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ⊗∼Ψ∧Ω♠ ε¬∼Ψ∏Ω∅
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada thoghut dan beriman kepada Alloh, maka sesunguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (yaitu La Ilaha Illalloh) yang tidak
akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. al-
Baqarah (2): 256]
Rosululloh –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) ! ! 8 ! M 4 -3 3 #.!T :/(((
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa tiada ilah selain Alloh dan kafir terhadap
apa yang diibadahi selain Alloh, haramlah harta dan darahnya (keduanya tidak
boleh diganggu) dan Allohlah yang akan menghisabnya.” (HR. Muslim No. 34
dan Ahmad No. 15313)
8. Arti syahadah Muhammad Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama–,
bahwa beliau adalah utusan Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– yang
terakhir, yang diutus kepada seluruh hamba-Nya, baik jin maupun
manusia, kepada seluruh bangsa, hingga datangnya hari kiamat,
yang bertugas menyampaikan agama-Nya.
Beliau harus dipercayai dan ditaati dengan sepenuhnya, maka tidak ada
lagi jalan menuju kepada Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– selain melalui
syari'at yang diajarkannya. Berma`siat kepadanya berarti berma`siat
10
kepada Allah. Siapa yang mendustakannya dalam perkara sekecil apa
pun, berarti telah keluar dari agama Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–.
Percaya dan yakin bahwa beliau telah menyampaikan risalah Alloh –
Subhānahu wa Ta’ālā–, dan tidak mensyari`atkan apa pun juga selain apa
yang diwahyukan kepadanya.
ŸΩ⊆ς√ ⌠¬Σƒ∫:†Ω– χΣ♠Ω⁄ ⌠⇑ΨΘ∨ ⌠¬Σ|Ψ♥Σ⊃⇓Κς… ε∞ÿΞ∞Ω∅ Ψ∼ς∏Ω∅ ψΠΡΨ⇒Ω∅†Ω∨ °ÿΞ≤Ωš ¬Σ|∼ς∏Ω∅
φκΨ⇒Ψ∨Σ∧<√≅†ΨŠ χ∩Σ∫Ω⁄ χψ∼ΨšΘΩ⁄ “Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rosul dari kaum kalian
sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (kei-
manan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang ter-
hadap orang-orang mu`min.” QS. at-Taubah (9): 128
...ΣϑðϑðΣ/≅…Ω Σ¬ς∏⊕Ωÿ ð∠Πς⇓ΜΞ… ΙΣΡ√Σ♠Ω≤ς√ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ΣŸΩπΤ↑Ωÿ ΘΩ⇐ΜΞ… Ω⇐κΨ⊆Ψ⊃ΗΤΩΤ⇒Σ∧<√≅… φΣŠΨϒΗΤς∇ς√ “…dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rosul-Nya
dan Alloh mengetahui sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah para
pendusta.” QS. al-Munafiquun (63): 1
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ ϑ⟩Ψ‰Πς⇒√≅… :†ΤΠςΤ⇓ΞΜ… ð∠ΗΤΤΩΤ⇒<∏Ω♠⁄ςΚ… …_ŸΞΗΤΤΩ→ …_≤ΤΠΨ↑ΩΤ‰Σ∨Ω …_≤ÿΨϒΩΤ⇓Ω (45) †[∼Ψ∅…Ω Ω ς√ΞΜ… ϑðΨ/≅… −ΨΨ⇓<′ΜΞ†ΨŠ
†_–…Ω≤Ψ♠Ω …_⁄κΨ⇒ΘΣ∨ “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah mengutusmu untuk jadi saksi dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan serta untuk jadi penyeru
kepada agama Alloh dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” QS. al-Ahzaab (33): 45-46
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ⊕Ψ‰ΠςΩΤÿ ΩΣ♠ΘΩ≤√≅… ϑðΞ‰Πς⇒√≅… ϑðΘΨ∨ΡΚ‚≅… ΨϒΠς√≅… ΙΣΩΤ⇓ΣŸΨ•ΩΤÿ †[ΤŠΣ<∇Ω∨ ¬Σ∑ΩŸ⇒Ψ∅ ℑ Ψ◊ΗΤΩ⁄Πς√≅…
Ξ∼Ψ•⇓γ‚≅…Ω ¬Σ∑Σ≤Σ∨Κ<†ΩΤÿ γ∩Σ≤⊕Ω∧<√≅†ΨŠ ¬ΣΗΩ⇒ΩΤÿΩ Ξ⇑Ω∅ Ξ≤ς∇⇒Σ∧<√≅… Θ ΣµµΣΨšΩ ⟩ψΣς√ γŒΗΤΩ‰ΘΞΤ∼ϑð≠√≅…
Σ⋅ΘΞ≤Ω™ΣΤÿΩ ⟩ψΞ∼ς∏Ω∅ ð¡ΜΞ;ΗΤΤΩ‰Ωo<√≅… Σ⊗Ω∝ΩΤÿΩ ¬Σ⇒Ω∅ ¬Σ∑Ω≤″ΜΞ… ðΗΤς∏Τ<∅ΚΚς‚≅…Ω ΨΠς√≅… πŒΩΤ⇓†ς &ψΨ∼ς∏Ω∅
φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅†ΩΤ⊇ Ν…ΣΤ⇒Ω∨…ƒ∫ −ΨΨŠ ΣΣ⁄ΘΩ∞Ω∅Ω ΣΣ≤φ±ΩΤ⇓Ω Ν…Σ⊕Ω‰ΤΠςΤP≅…Ω Ω⁄ΠΡ⇒√≅… ϖΨϒΠς√≅… ΩΞ∞⇓ΚΡ… ,Ι∗ΣΩ⊕Ω∨ ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ…
Σ¬Σ∑ φΣ™Ψ∏πΤ⊃Σ∧<√≅…
11
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurot dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari me-
ngerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang
yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti ca-
haya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an), mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” [QS. al-A`raaf (7): 157]
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))# :K( N* E!K( # X!Q#$ N* E(!Q#$ (( “Barangsiapa yang taat kepadaku, maka dia telah taat kepada Alloh. Dan
barangsiapa yang bema`siat kepadaku, dia telah ma`siat kepada Alloh.” (HR.
Bukhari No. 2737, Muslim No. 3417, Nasa’i No. 4122, Ibnu Majah No. 3 dan Ahmad No.
7032)
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) : '/4$Y - E 8? PH-*!M Z/?(( “Aku diutus kepada seluruh manusia dan para nabi diakhiri olehku.” (HR.
Bukhari No. 2755, Muslim No. 812, Tirmidzi No.1473, Nasa’i No. 3037, Ibnu Majah No.
560 dan Ahmad No. 7269)
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) E[ ;/* E- ( L\ *(( “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah golonganku.” (HR. Bukhari No. 4675, Muslim No. 2487, Nasa’i No. 3165 dan Ahmad No. 13045)
9. Islam adalah agama yang sempurna dan disempurnakan oleh Alloh
–Subhānahu wa Ta’ālā–. Kesempurnaan Islam bertolak dari kesempur-
naan Alloh Subhanahu wa Ta`ala. Barangsiapa yang meragukan kesem-
purnaan Islam, berarti dia telah meragukan kesempurnaan Alloh –
Subhānahu wa Ta’ālā–, karena Islam adalah agama-Nya.
Ω⋅⌠Ω∼<√≅… ⟩Œ<∏Ω∧ςΚ… ⌠¬Ρ∇ς√ ⌠¬Ρ∇Ω⇒ÿΨ ⟩Œ∧Ω∧ΤPςΚ…Ω ⌠¬Ρ∇∼ς∏Ω∅ ΨΩ∧⊕ΨΤ⇓ ⟩Œ∼Ψ∂Ω⁄Ω Σ¬Ρ∇ς√ Ω¬ΗΤΤς∏Τ⌠♠‚ΞΜ≅… &†_Τ⇒ÿΨ “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah
Ku-cukupkan kepada kalian ni`mat-Ku dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi
12
agama bagi kalian.” QS. al-Maaidah (5): 3
πŒΘΩ∧ΩΤPΩ ⟩ŒΩ∧Ψ∏ς ð∠ΨΘΤŠΩ⁄ †_Τ∈Ÿγ″ &‚⊥ŸΤΩ∅Ω ‚Πς ðΘΨŸΩ‰ΤΣ∨ −&ΨΨΗΤΩ∧Ψ∏ς∇Ψ√ ΩΣ∑Ω ⟩⊗∼Ψ∧ΘΩ♥√≅… ⟩ψ∼Ψ∏Ω⊕<√≅…
“Telah sempurnalah kalimat Robbmu (al-Qur'an), sebagai kalimat yang benar
dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah
yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. al-An’aam (6): 115]
10. Syari'at Islam dibawa oleh Rosululloh junjungan kita, Nabi
Muhammad –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama–, yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. Baik kehidupan khusus keagamaan
ataupun kehidupan umum keduniawian. Syari'at ini berlaku sampai
hari kiamat. Tidak ada syari'at atau undang-undang manapun yang
dapat menandinginya.
Barangsiapa menganggap ada syari'at atau undang-undang lain yang dapat
menandinginya, maka orang itu adalah orang musyrik, walaupun
mengaku dirinya muslim dan memiliki nama dengan nama Islami.
Hal ini dikarenakan anggapan seperti itu berarti bahwa pembuat syari'at
atau undang-undang lain tersebut adalah tandingan yang seimbang
bagi Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, dan ini adalah hakekat kesyirikan yang
sebenarnya.
ϑðψΡ’ ð∠ΗΤΩΤ⇒<∏Ω⊕Ω– υς∏Ω∅ ξ◊Ω⊕ÿΞ≤Ω→ Ω⇑ΨΘ∨ Ξ≤∨ΚΚς‚≅… †Ω⊕Ψ‰ΠςΤP≅†ΩΤ⊇ ‚ΩΩ ⊗ΤΨ‰ΠςΩΤP ƒ∫:…ƒ∑ςΚ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… ‚Ω Ω⇐Σ∧ς∏⊕Ωÿ (18)
⌠¬ΣΠς⇓ΞΜ… ⇑ς√ Ν…Σ⇒πΤ⊕ΣΤÿ ð∠⇒Ω∅ Ω⇑Ψ∨ ϑðΨ/≅… &†Λ_ΤΤ∼ΤΩ→ ΘΩ⇐ΜΞ…Ω Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅… ⌠¬ΣΣ∝⊕ΩŠ Σ∫:†ΩΤ∼Ψ√ςΚ… ω ∃×⊕ΩΤŠ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ϑ⟩Ψ√Ω
φκΨ⊆ΠςΤΣ∧<√≅… (19) …ΩϒΗΤΩ∑ Σ≤ΜΞ;ΗΤΤΩ±ΩŠ Ξ♣†Πς⇒Ψ∏√ _ŸΤΤΣ∑Ω β◊Ω∧ΤΤšΩ⁄Ω ξζ⌠ΤΩΤ⊆ΨΠ√ φΣ⇒ΨΤ∈Σÿ
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) dari
urusan agama itu, maka ikutilah syari`at itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali
tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Alloh. Dan
sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong
bagi sebagian yang lain, dan Alloh adalah pelindung orang-orang yang ber-
taqwa. al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang meyakini.” [QS. al-Jaatsiyah (45): 18-20]
Ω℘Ω≤Ω→ ¬Ρ∇ς√ Ω⇑ΨΘ∨ Ξ⇑ÿΠΨŸ√≅… †Ω∨ υϑð″Ω −ΨΨŠ †_šΣΤ⇓ ϖΨϒΠς√≅…Ω :†ΩΤ⇒Τ∼ΩšςΚ… ð∠Τ∼ς√ΜΞ… †Ω∨Ω †ΩΤ⇒Τ∼ϑð″Ω ,−ΨΨŠ
13
Ω¬∼ΤΨ∑.Ω≤ΤΤŠΞΜ… υΩ♠Σ∨Ω υϖ ∃Ω♥∼Ψ∅Ω ⌠⇐Κς… Ν…Σ∧∼ΤΤΨ∈ςΚ… Ω⇑ÿΠΨŸ√≅… ‚ΩΩ Ν…ΣΤ∈ΘΩ≤Ω⊃ΩΤΩP Ψ &∼Ψ⊇ Ω⁄ΣιΤς ς∏Ω∅ Ω⇐κΨΞ≤πΤ↑Σ∧<√≅…
†Ω∨ ⌠¬ΤΣ∑Σ∅ŸΩP Ψ &Τ∼ς√ΜΞ… ϑð Σ/≅… ⌡Ψ‰ΩΤµµð– ΨΤ∼ς√ΜΞ… ⇑Ω∨ Σ∫:†ΤΩ↑Ωÿ ϖΨŸΩΤÿΩ Ψ∼Τς√ΜΞ… ⇑Ω∨ ⟩ˆ∼ΨΤ⇒ΣΤÿ (13) †Ω∨Ω
ϖΝ…ΣΤ∈ΘΩ≤Ω⊃ΩP ‚ΠςΜΞ… ?⇑Ψ∨ ΨŸ⊕ΩŠ †Ω∨ Σ¬Σ∑ƒ∫:†Ω– Σ¬<∏Ψ⊕<√≅… †?ΤΩ∼ΤπΤ⊕ΩŠ ⌠ &¬ΤΣΩΤ⇒∼ΩŠ ð‚⌠Τς√Ω β◊Ω∧Ψ∏ς πŒΩ⊆Ω‰ΤΩ♠ ⇑Ψ∨ ð∠ΨΘΤŠΩΘ⁄
υϖς√ΞΜ… ωΩ–ςΚ… Θ⊥∧Ω♥ΘΣ∨ ƒΨ∝Σ⊆Πς√ ⌠ &¬ΣΩΤ⇒∼ΤΩŠ ΘΩ⇐ΜΞ…Ω Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ’Ξ⁄ΡΚ… ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… ?⇑Ψ∨ ¬Ψ∑ΨŸ⊕ΩŠ Ψ⊃ς√ ξϑ∠Ω→
Σ⇒ΤΨΘ∨ ξˆÿΞ≤Σ∨ ð∠Ψ√.ΩϒΨ∏ΩΤ⊇ Σ∃℘ ≅†ΩΤ⊇ ⌠¬Ψ⊆ΩΤ♠≅…Ω :†Ω∧Ω ð ∃‹⌠≤ΤΨ∨ΚΡ… ‚ΩΩ ⌠⊗ΤΨ‰ΠςΤΩΤP ⌠¬∃Σ∑ƒ∫:…ƒ∑ςΚ… ΣΤ∈Ω ⟩Œ⇒Ω∨…ƒ∫
:†Ω∧ΨŠ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… ⇑Ψ∨ ξ ∃ ΗΤΩΤΨ ⟩‹⌠≤ΤΨ∨ΡΚ…Ω ΩΨŸ∅ςγΚ‚ Σ∃¬Ρ∇ΩΤ⇒∼ΤΩŠ ϑð Σ/≅… †ΩΤ⇒ΘΣΤŠΩ⁄ ⌠ ∃¬Ρ∇ΘΣΤŠΩ⁄Ω :†ΩΤ⇒ς√ †ΩΤ⇒Ρ∏ΗΤΩ∧∅ςΚ…
⌠¬Ρ∇ς√Ω ⌠ ∃¬Σ|ΣΤ∏ΗΤΩ∧∅ςΚ… ‚Ω Ω◊ΘΩ•Σš †Ω⇒ΩΤ⇒∼ΤΩΤŠ Σ∃¬Ρ∇ΩΤ⇒∼ΤΩŠΩ ϑð Σ/≅… Σ⊗Ω∧ΤΤµðµ– ∃†ΩΤ⇒ΩΤ⇒∼ΤΩŠ ΨΤ∼Τς√ΜΞ…Ω Σ⁄κΨ±Ω∧<√≅…
“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian tentang agama apa yang telah diwa-
siatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrohim,
Musa dan `Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kalian seru
mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-
Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-
Nya). Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datang-nya
pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau
tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Robbmu dahulunya
(untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah
mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan
kepada mereka al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada
dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu. Maka karena itu
serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku
beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Alloh dan aku diperintahkan
supaya berlaku adil di antara kalian. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian
amal-amal kalian. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kalian, Alloh me-
ngumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita).” [QS. asy-Syura’ (42): 15]
Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))8M T -3 -! (! H-] L%N C@E" EN !(( “Tidak ada sedikit pun dari hal-hal yang dapat mendekatkan (diri) ke syurga dan
14
menjauhkan dari neraka, kecuali semuanya telah dijelaskan kepada kalian.” (HR.
Thabrani)
Abu Dzar –Radhiyallahu ‘anhu– berkata:
)!6/( ! M -3 @A E* !] L[/N U&!Q ! 4. E[* N( “Sesungguhnya Rosululloh telah wafat. Dan tidak ada satu ekor burungpun
yang mengepakkan sayapnya di udara kecuali telah beliau sebutkan kepada
kami tentang ilmunya.” (HR. Ahmad 5/153 dan Thabrani)
11. Barangsiapa yang menganggap bahwa ada bagian dari syari'at Islam,
baik sebagian kecil ataupun besar, yang sudah tidak cocok lagi bagi
suatu zaman tertentu, maka orang itu telah menolak kesempurnaan
Islam yang bertolak dari kesempurnaan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
Hal ini berarti ia menganggap bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– bukanlah
ilah yang sempurna. Maha suci Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dari
anggapan seperti itu.
Ω⋅⌠Ω∼<√≅… ⟩Œ<∏Ω∧ςΚ… ⌠¬Ρ∇ς√ ⌠¬Ρ∇Ω⇒ÿΨ ⟩Œ∧Ω∧ΤPςΚ…Ω ⌠¬Ρ∇∼ς∏Ω∅ ΨΩ∧⊕ΨΤ⇓ ⟩Œ∼Ψ∂Ω⁄Ω Σ¬Ρ∇ς√ Ω¬ΗΤΤς∏Τ⌠♠‚ΞΜ≅… &†_Τ⇒ÿΨ “Hari ini telah Ku sempurnakan buat kalian agama kalian dan telah ku-cukup-
kan ni’matku buat kalian serta kuridhai Islam sebagai agama kalian.” QS.
al-Maaidah (5): 3
12. Seorang muslim harus menerapkan Islam dengan sungguh-sungguh
dalam seluruh aspek kehidupannya, dan berusaha memasuki Islam
secara kaffah (keseluruhan). Ia harus berpikir Islami, berkeluarga Islami,
bermasyarakat Islami dan seluruh aspek kehidupannya pun harus Is-
lami. Tidak mencampur kehidupannya dengan hal-hal yang tidak Islami,
dan tidak mengkhianati keIslamannya, baik dihadapan para makhluk
atau hanya di hadapan al-Khaliq yang jauh dari penglihatan makhluk-
makhluk-Nya.
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…ΣΤ∏Σn ≅… ℑ γψ<∏ϑΤΨ♥√≅… _◊ΤΠςΤ⊇:†ΤΩ ‚ΩΩ Ν…Σ⊕Ψ‰ΠςΩΤP γ‹.Ω⟩≠Σn
&Ξ⇑ΗΤð≠∼ΥφΤΤΤΤ↑√≅… ΙΣΤΠς⇓ΜΞ… ⌠¬Σ|ς√ Θ βΣŸΩ∅ β⇐κΨ‰ΘΣ∨ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kese-
luruhannya, dan janganlah kalian turuti langkkah-langkah syetan. Sesung-
guhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian.” QS. al-Baqarah (2): 208
15
13. Seorang muslim adalah prajurit Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– yang harus
mempunyai jiwa keprajuritan Islami. Jiwa kesiagaan dan kegagahan
yang jauh dari kesombongan dan kecongkakan. Bersih, suci dan ber-
takwa, walaupun pasti tidak ada manusia yang luput dari kesalahan,
serta siap membela Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan agama-Nya di
setiap waktu. Membela Islam adalah suatu kesempatan yang dikarunia-
kan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– kepada hamba-hamba yang dipilih-
Nya, walaupun Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah Dzat Yang Maha
Gagah Perkasa dan Maha Berkuasa Yang tidak terkalahkan dan tidak
membutuhkan pembelaan dari siapa pun juga.
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ⇒Ω∨…ƒ∫ Ω⇐ΣΤ∏ΨΗΤΩΤ⊆Σÿ ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ ∃ϑðΨ/≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ≤Ω⊃ς Ω⇐ΣΤ∏ΨΗΤΩΤ⊆Σÿ ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ γ‹Σ⊕ΗΤϑð≠√≅…
Νϖ…ΤΣΤ∏ΨΗΤΩ⊆ΩΤ⊇ ƒ∫:†φΤΤΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… ∃Ξ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅… ΘΩ⇐ΜΞ… ΩŸ∼ς Ξ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅… Ω⇐†ς †[ΤΤ⊃∼Ψ⊕Ω∂ “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang
kafir berperang dijalan thoghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syetan itu,
karena sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah.” QS. an-Nisaa’ (4): 76
ΘΩ⇐ΜΞ…Ω †ΩΤ⇓ΩŸ⇒Σ– Σ¬Σς√ Ω⇐Σ‰Ψ∏ΗΤΩ⊕<√≅… “Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” QS. ash-Shaa-
ffaat (37): 173
14. Islam merupakan tali persaudaraan yang kokoh antara sesama muslim.
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Baik sebangsa dan
setanah air, maupun tidak. Kebangsaan yang sejati dan kokoh sampai
di akhirat kelak adalah Islam. Tanah air sejati bagi ruh muslim sejati
adalah Islam. Seorang muslim harus mempunyai solidaritas yang tinggi
terhadap muslim lainnya. Saling menolong, saling menghormati dan
saling menasehati.
†Ω∧Πς⇓ΞΜ… Ω⇐Σ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… β⟨ΩπΤΤnΜΞ….
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” QS. al-Hujuraat
(49): 10
Ν…Σ⇓Ω†Ω⊕ΩΤPΩ ς∏Ω∅ ΘΞ⁄ΨιΤ<√≅… ∃υΩπΤ⊆Πς√≅…Ω ð‚Ω Ν…Σ⇓Ω†Ω⊕ΩΤP ς∏Ω∅ ΨψΤ’‚ΞΜ≅… &Ξ⇐.ΩŸΣ⊕<√≅…Ω.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan
16
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” QS. al-Maa-
idah (5): 2
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) YL ! ?#B L :- 8M #$ 0I 3(( “Seseorang dari kalian tidak beriman (dengan sempurna), hingga dia men-
cintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari No. 12,
Muslim No. 64, Tirmidzi No. 2439, Nasa’i No. 4930, Ibnu Majah No.65, dan Ahmad
No. 11564)
15. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– menciptakan jin dan manusia hanya untuk
beribadah kepada-Nya saja. Dalam Islam, ibadah mencakup semua hal
yang diridhai dan dicintai Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, baik dalam
amal perbuatan maupun perkataan, lahir maupun batin. Itulah arti dari
al-ibadah. Maka, ibadah dalam Islam adalah mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.
†Ω∨Ω ⟩Œ⊆ς∏ΤΩn ΘΩ⇑Ψ•<√≅… ð♦⇓‚ΞΜ≅…Ω ‚ΠςΜΞ… Ψ⇐ΣŸΣ‰Τ⊕Ω∼Ψ√
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah hanya kepada-Ku.” QS. adz-Dzaariyaat (51): 56
16. Ibadah yang diterima di sisi Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– harus terpe-
nuhi dua syarat, yaitu: niat yang ikhlash dan kesesuaian dengan syari’at.
Sering diungkapkan dengan itilah al-ikhlash dan al-mutaba’ah.
Ketika Fudha’il bin `Iyad –Rahimahullah– membaca ayat:
ΨϒΠς√≅… Ω⊂ς∏Ωn ð‹Ω∧<√≅… Ω⟨λΩ∼Ω™<√≅…Ω ¬ΣΩΡ∏‰Ω∼Ψ√ ψΡ∇ΘΣΤÿΚς… Σ⇑Ω♥šΚς… &„Ω∧Ω∅
“(Dialah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa
di antara kalian yang lebih baik amalnya.....” [QS. al-Mulk (67): 2]
Maka, beliau berkata:
) K#$ K/?#$( “(Yang lebih baik amalnya) yaitu yang paling ikhlash (murni) dan shawab
(tepat).”
Kemudian para sahabat beliau bertanya:
17
) K#$ K/?#$ ! ^%E/( ! #$ !( ! “Wahai Abu Ali, apakah yang dimaksud dengan yang paling ikhlash dan
shawab itu?”
Beliau menjawab:
) !6K!? M 8 !6 K !M ^0. N 8 !6 K M 8 !6K!? 4. !M !M # !? ^!6 K !6K!? M :- ^0. N 8 LK ^-.] S(
H-Y :/( !M #( “Apabila sebuah amal khalis, tetapi tidak shawab, niscaya tidak akan diterima.
Apabila sebuah amal shawab, tetapi tidak khalis, niscaya tidak diterima hingga
amal tersebut khalis dan shawab. Khalis berarti amal tersebut karena Allah semata.
Sedangkan shawab berarti amal tersebut berdasarkan sunnah.”1
17. Arti niat ikhlash adalah niat yang hanya mengharapkan ridha Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– dan ganjaran-Nya, tanpa mengharapkan sesuatu
selain dari-Nya. Sedangkan yang dimaksud mutaba’ah adalah beribadah
sesuai dengan ajaran Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–, tanpa
membuat penambahan dan perubahan-perubahan sedikitpun, baik dari
segi isi, waktu, kadar maupun dari cara pelaksanaannya.
:†Ω∨Ω ϖΝ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ‚ΠςΜΞ… Ν…ΣŸΣΤ‰⊕Ω∼Ψ√ ϑðΩ/≅… Ω⇐κΨ±Ψ∏ο⟩n ΣΤς√ Ω⇑ÿΠΨŸ√≅… ƒ∫:†ΤΩ⊃Ω⇒ΤΣš.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.“ QS. al-Bayyinah (98): 5
ΨϒΠς√≅… ΨΤPΣΤÿ ΙΣς√†Ω∨ υΠςΩ∞ΩΩΤÿ (18) †Ω∨Ω ]ŸΩšΚς‚Ψ ΙΣΩŸ⇒Ψ∅ ⇑Ψ∨ ξ◊Ω∧⊕ΨΠΤ⇓ ϖυΩ∞µ⟩– (19) ‚ΠςΜΞ…
ƒ∫:†ΩΤΤ⊕ΨΤŠ≅… Ψ–Ω ΨΨΘΤŠΩ⁄ υς∏∅ςΚ‚≅…
“Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, pa-
dahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan
Tuhannya Yang Maha Tinggi.” QS. al-Lail (92): 18-20
1 Hilyah al-Awliya’ 8/95, al-Bidayah wa an-Nihayah 10/199 dan Madarij as-Salikin 2/89.
18
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))[! 4.!(#B !-'!^ : ]1 '!M * a ! bc [.M !- ^ : ])* ^ <>#$ #$ !) K ! ]1 '!M
]!1 ! : ])* !)M(( “Sesungguhnya amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya, dan se-
tiap orang akan dibalas berdasarkan niatnya tersebut. Barangsiapa yang ber-
hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya benar-benar kepada Allah
dan Rasul-Nya (akan diterima). Dan barangsiapa yang berhijrah karena dunia
yang ingin dapatkan atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya
hanya sampai sebatas yang dia niatkan.” (HR. Bukhari No. 2 dan Muslim No. 1907)
))G )* !#$ /( ; P+( #.( (( “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak sejalan dengan
ajaran kami, maka amalnya tertolak.” (HR. Muslim No. 1718)
18. al-Iman secara bahasa berarti kepercayaan. Sedangkan secara istilah,
iman adalah suatu keadaan yang didasarkan pada keyakinan dan menca-
kup segi-segi perkataan dan perbuatan. Yaitu perkataan hati dan lisan,
serta perbuatan hati dan anggota badan. Perkataan hati adalah ilmu yang
diyakini. Perbuatan hati, seperti niat yang ikhlash, kecintaan kepada
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, takut kepada-Nya, tawakkal dan lainnya.
Perkataan lisan seperti dua kalimat syahadat, tasbih dan istighfar. Per-
buatan anggota badan seperti shalat, haji dan lainnya2.
19. Apabila kata-kata “iman” disebutkan secara mutlak, yaitu sendirian,
tanpa digabungkan dengan kata-kata lainnya, seperti kata-kata amal
sesudahnya, maka yang dimaksud adalah arti “iman” yang sempurna,
yang mencakup perkataan dan perbuatan (hati, anggota badan dan lisan)
seperti yang telah dijelaskan.
†Ω∨Ω Ω⇐†ς ϑð Σ/≅… Ω⊗∼Ψ∝Σ∼Ψ√ ⌠ &¬Ρ∇Ω⇒ΗΤΩ∧ÿΞΜ….
“Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian.” QS. al-Baqarah (2): 143
Tafsir ayat di atas, bahwa “Ketika kiblat kaum muslimin dirubah dari arah
2 Lihat: Iman Menurut Ahlus Sunnah wal Jama`ah terbitan HASMI.
19
Baitul Maqdis ke arah Makkah (Ka’bah), mereka bertanya-tanya tentang status sha-
lat mereka selama ini. Maka pertanyaan tersebut dijawab oleh ayat di atas. al-Iman
dalam ayat ini berarti as-shalat. Shalat adalah suatu amal yang terdiri dari perbuatan
dan perkataan hati, serta anggota badan dan lisan.”
Imam al-Hulaymiy –Rahimahullah– berkata3:
)^C! >+K #$ ' J* ^; N ' : 8M+K #$ -#$ :/( % F]#$ H- 1 E* !PT!* 8/(#$ 8 C! <H(!Q d.M* ^5 ' J >+K
&! ' ! (
“Para ahli tafsir telah ijma` bahwa yang dimaksud dengan ungkapan īmā-
nakum pada ayat tersebut adalah shalat kalian yang berkiblat ke arah Baitul
Maqdis. Di sini terbukti bahwa shalat dinamakan dengan iman. Jika demi-
kian halnya, maka semua amal ketaatan adalah iman, karena tidak ada
bedanya antara shalat dengan amal ibadah lainnya dalam penamaannya
(sebagai bagian iman).”
Dalam shahih Bukhari No. 4057; Muslim No. 23; Sunan Abu Dawud No.
3692; Tirmidzi No. 1525 dan Nasa’i No. 4945, ada sebuah hadits yang diriwa-
yatkan oleh Ibnu `Abbas –Radhiyallahu ‘anhumā– dari Rasulullah –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama–, bahwa beliau bersabda kepada utusan Bani ‘Abdul Qais:
))e ! !O! 8M ^#.!T : ! #$ ! !O! ^ #$ > !)"-3 3 4 4. 6 #$ >!MS @! >+K 8!T!, 8K
;? Q #$ 8&! (( “Aku memerintahkan kalian untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa.
Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah Yang Maha Esa? Yaitu syaha-
dat La Ilaha Illallah, tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan mem-
bayar seperlima ghanimah (harta rampasan perang).”
Dalam hadits di atas dengan tegas dijelaskan bahwa perkataan lisan dan
perbuatan anggota badan adalah iman atau bagian dari iman. Sudah tentu
perkataan dan perbuatan badan tersebut harus disertai iman yang ada dalam
hati, karena apabila tidak, maka keadaan seperti ini tidaklah dapat disebut
3 al-Minhāj fī Syu’ab al-Īmān 1/37, al-Īmān oleh Imam Ibnu Mundah 1/329 dan Syu’ab al-Īmān oleh Imam al-Bayhaqiy 1/121.
20
sebagai iman4.
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi No. 2539; Nasa’i
No. 4918; Ibnu Majah No. 560; serta diriwayatkan pula oleh Bukhari No. 8 dan
Muslim No.50; dengan lafadz yang berbunyi:
)) CF, !O–d– !1! #$ 4 -3 3 4.T !1+(#$ PH " !O @! Z-Q ( a#B HQ!((
“Iman mempunyai lebih dari 70 atau 60-an cabang. Yang tertinggi adalah
ucapan La Ilaha Illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan
(kotoran) dari jalanan, sedangkan (rasa) malu termasuk bagian dari iman.”
Ucapan “La Ilaha Illalah” adalah perkataan lisan, menyingkirkan gangguan
adalah perbuatan anggota badan dan rasa malu adalah perbuatan hati.
20. Apabila kata-kata “iman” tidak berdiri sendiri (yaitu digabungkan atau
didahului oleh kata-kata ”Islam” atau ”amal shaleh”), maka yang dimak-
sud iman berarti perkataan dan perbuatan hati saja, dan tidak mencakup
perbuatan dan perkataan anggota badan.
Ketika Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– ditanya oleh malaikat
Jibril –`Alayhi as-salām– tentang arti Islam dan Iman, maka beliau menjawab
bahwa arti Islam adalah rukun Islam yang lima (yaitu amal serta perkataan
anggota tubuh dan lisan) dan arti iman adalah rukun iman yang enam (yaitu
amal dan perkataan hati), yaitu:
a. Iman kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–,
b. Iman kepada para malaikat,
c. Iman kepada kitab-kitab,
d. Iman kepada para rasul,
e. Iman kepada hari akhir,
f. Iman kepada al-qadar, baik dan buruknya dari Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) N! 0I ?g 8 / M M&+ ! 0I #$ !O
4 Syarh al-‘Aqīdah ath-Thahāwiyyah hal. 389.
21
%" ?(( "Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, para rasul-Nya dan hari akhir, serta beriman kepada qadar (takdir) yang
baik dan yang buruk.” (HR. Muslim No. 8; Tirmidzi No. 2613 dan Abu Dawud
No. 4695)
ð♦∼ΤΠς√ ΘΩ⁄Ψι<√≅… ⇐Κς… Ν…ΠΡ√ΩΣΤP ⌠¬Ρ∇Ω∑Σ–Σ ΩΩ‰Ψ∈ γ⊄Ξ≤πΤ↑Ω∧<√≅… γ‡Ξ≤πΤΤ⊕Ω∧<√≅…Ω ΘΩ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω ΘΩ⁄Ψι<√≅… ⌠⇑Ω∨ Ω⇑Ω∨…ƒ∫ Ψϑð/≅†ΨŠ
Ψζ⌠ΤΩ∼<√≅…Ω Ξ≤Ψn›‚≅… Ψ◊Ω|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∧<√≅…Ω γ ΗΤΩΤΨ∇<√≅…Ω Ω⇑ΓΤΤΤΘΞ∼Ψ‰Πς⇒√≅…Ω.
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan barat,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari ke-
mudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi….” QS. al-Baqarah (2): 177
†ΠςΤ⇓ΞΜ… ΘΩΡ ]∫πΩ→ ΣΗΤΩΤ⇒πΤ⊆ς∏Ωn ξ⁄ΩŸΩ⊆ΨŠ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar.” (QS. al-
Qamar (54): 49)
21. Karena iman mencakup perbuatan hati dan anggota badan serta perka-
taan hati dan lisan, maka iman pun bisa bertambah dengan ilmu (karena
pada hakikatnya ilmulah materi yang dijadikan kepercayaan dalam hati)
dan amal-amal shaleh, juga bisa berkurang dikarenakan maksiat.
…ς′ΞΜ…Ω :†Ω∨ πŒς√Ξ∞⇓ΚΡ… β⟨Ω⁄Σ♠ ψΣπ⇒Ψ∧ΩΤ⊇ ⇑ΘΩ∨ ΣΣ⊆ΩΤÿ ¬Σ|ΘΣΤÿΚς… ΣΤPΩ …Ωƒ ,−ΨΨϒΗΤΩ∑ &†_Τ⇒ΗΤΩ∧ÿΜΞ… †ΘΩ∨ςΚ†ΩΤ⊇ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅…
Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ⌠¬ΣΤPΩ …Ω∞ΩΤ⊇ †_Τ⇒ΗΤΩ∧ÿΜΞ… ψΣ∑Ω Ω⇐Σ≤Ψ↑‰ΩΤ♥ΩΤÿ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang
munafik) ada yang berkata: Siapakah di antara kalian yang bertambah iman-
nya dengan (turunnya) surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka
surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira.” QS. at-
Taubah (9): 124
†Ω∨Ω ⌠¬Σ∑Ω …Ωƒ :‚ΠςΜΞ… †_Τ⇒ΗΤΩ∧ÿΜΞ… †_∧∼Ψ∏Τ♥ΩΤPΩ
“Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan.” QS. al-Ahzaab (33): 22
22
Ω⇑Ψ⊆∼ΤΩΤ♥Ω∼Ψ√ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤPΡΚ… ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… Ω …Ω ∞ΩÿΩ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Νϖ…ΤΣ⇒ΤΩ∨…ƒ∫ ∗†_ΤΤ⇒ΗΤΩ∧ÿΜΞ….
“...supaya orang-orang yang diberi al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang
yang beriman bertambah imannya....” QS. al-Muddatstsir (74): 31
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))C0I 1 ES ES ES 3(( “Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia berzina.” (HR. Bukhari No. 2475
dan Muslim No. 57)
))!O =H " @!(( “Malu adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim No. 35)
))!PN/? 8)#$ !P! 0I 4.M#$(( “Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud No. 2682, Tirmidzi No. 1082, Ahmad No. 7095
dan Darimi No. 2672)
22. Apabila iman bertambah dan berkurang, maka demikian pula keadaan
orang-orang yang beriman, derajat keimanan mereka pun berbeda-beda.
Tidaklah sama derajat iman para rasul dengan selain mereka. Demikian
pula derajat iman para sahabat dibanding iman orang-orang sesudah mereka,
dan seterusnya. Perbedaan kekuatan dan derajat iman di antara orang-orang
yang beriman menyebabkan berbedanya derajat mereka di akhirat kelak.
Dalam surat Faathir dijelaskan bahwa umat Muhammad –Shallallahu ‘alayhi
wa Sallama– dalam keimanan dan keberagamaan mereka terbagi atas tiga go-
longan, sebagaimana Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– berfirman:
ΘΩ¬Ρ’ †ΩΤ⇒<’Ω⁄ςΚ… ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… †ΩΤ⇒∼ΤΩ⊃ð≠″≅… ⌠⇑Ψ∨ ∃†ΩΤ⇓Ψ †Ω‰Ψ∅ ψΣπ⇒Ψ∧ΩΤ⊇ χψΨ√†ςℵ≡ −ΨΨ♥πΤ⊃ΩΤ⇒ΨΠ√ ¬Σ⇒Ψ∨Ω
βŸΨ±ΩΤπ⊆ΘΣ∨ ⌠¬Σ⇒Ψ∨Ω =Σ⊂ΨŠ†Ω♠ γ‹.Ω⁄κΩo<√≅†ΨΤŠ Ψ⇐<′ΞΜ†ΤΨŠ &ϑðΨ/≅… ð∠Ψ√.ς′ ΩΣ∑ ΣΤΤπ∝Ω⊃<√≅… Σ⁄κΨ‰Ω|<√≅…
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri
mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara me-
reka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang
demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Qs. Faathir (35): 32
23
Imam Ibnu Katsir –Rahimahullah– dalam menafsirkan ayat di atas, bahwa
umat Muhammad –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– terbagi atas tiga derajat atau
tingkatan, yaitu:
• Zhalimun linafsihi (orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri),
yaitu orang-orang yang mempunyai batas minimal keimanan (masih
dalam lingkaran iman), tetapi hanya mengerjakan sebagian dari kewa-
jiban-kewajiban mereka dan meninggalkan sebagian lainnya serta me-
ngerjakan sebagian dari hal-hal yang diharamkan.
• Muqtashidun (pertengahan), yaitu orang-orang yang pada umumnya
mengerjakan semua kewajiban-kewajiban mereka dan meninggalkan
semua hal yang dilarang, tetapi terkadang meninggalkan hal-hal yang
mustahab dan mengerjakan apa-apa yang makruh.
• Sabiqun bil khairat (orang-orang yang berlomba dalam kebaikan), yaitu
orang-orang yang mengerjakan hal-hal yang wajib dan hal-hal yang
mustahab serta meninggalkan hal-hal yang haram dan makruh5.
Dalam setiap tingkatan –dari tiga tingkatan tersebut–, mereka pun memiliki
tingkatan-tingkatan yang berbeda pula.
23. Arti iman kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– (dari segi kepercayaan
hati) adalah: kepercayaan yang kokoh bahwa Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– adalah Tuhan seluruh alam semesta dan apa-apa yang ada di
dalamnya.
Dia adalah satu-satunya Pencipta, Penghidup, Pemati, Pemberi rizki,
Pengatur dan Raja dari segala-galanya, tidak ada sekutu dalam kerajaan-Nya
dan tidak ada tandingan bagi-Nya, serta tidak terkalahkan oleh siapa pun.
Maha Suci dari segala kekurangan. Dzat yang Maha Sempurna, hingga tidak
ada yang menyerupai-Nya. Maha Memiliki sifat-sifat yang suci dan mulia
serta tertinggi dan tersempurna. Dialah satu-satunya Tuhan yang haq, yang
berhak dan wajib diibadahi, maka tidak ada ibadah sedikitpun dan dalam
bentuk apa pun yang boleh diberikan kepada selain-Nya.
24. at-Tauhid secara bahasa berarti pengesaan. Sedangkan secara istilah
tauhid berarti mengesakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam rubu-
biyyah, nama-nama dan sifat-sifat serta dalam peribadatan kepada-Nya.
Dengan kata lain, tauhid adalah iman kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
5 Tafsir Ibnu Katsir 6/546-550.
24
tanpa diiringi oleh kesyirikan. Keagungan tauhid dapat diselami dengan me-
ngetahui keburukan lawannya, yaitu syirik, sebagaimana yang digambarkan
dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya:
<′ΜΞ…Ω Ω†ΩΤ∈ ⟩⇑ΗΤΩ∧⊆Ρ√ −ΨΨ⇒ΤŠ≅γ‚ ΩΣ∑Ω ΙΣ⟩ℵ≠Ψ⊕ΩΤÿ ϑðΩ⇒ΤΣ‰ΗΤΩΤÿ ‚Ω ∉Ξ≤↑ΣΤP ∃Ψϑð/≅†ΨŠ ΥφΜΞ… ð∉⌠≤ΤΠΨ↑√≅… ψ<∏Ρℵ≠ς√ χψ∼Ψℵ≠Ω∅
“Dan tatkala Luqman berkata pada anaknya sambil memberikan nasihat padanya,
(ia berkata:) Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, se-
sungguhnya syirik itu adalah kedzaliman yang besar.” QS. Luqman (31):
13
ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω Σ≤Ψ⊃πΤ⊕Ωÿ ⇐Κς… ð∉Ω≤πΤ↑Σÿ −ΨΨŠ Σ≤Ψ⊃πΤΤ⊕ΩÿΩ †Ω∨ Ω⇐Σ ð∠Ψ√.ς′ ⇑Ω∧Ψ√ &Σ∫:†Ω↑Ωÿ ⇑Ω∨Ω ∉Ξ≤πΤ↑Σÿ Ψϑð/≅†ΨŠ
ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ υυϖΩ≤Ω<⊇≅… †[Τ∧<’ΜΞ… †[∧∼Ψℵ≠Ω∅
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengam-
puni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.” QS. an-Nisaa’ (4): 48
ŸΤΩ⊆ς√Ω ƒΨšΡΚ… ð∠∼ς√ΜΞ… ς√ΜΞ…Ω Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈ ⌠⇑ΜΞς√ ðŒΩ≤→ςΚ… ΘΩ⇑ς≠ΩΤ‰™Ω∼ς√ ð∠Ρ∏Ω∧Ω∅
ΘΩ⇑ΩΤ⇓Ρ∇ΩΤς√Ω Ω⇑Ψ∨ Ω⇑ÿΞ≤Ψ♥ΗΤΤΩo<√≅…
“Sesungguhnya telah diwahyukan padamu dan pada orang-orang sebelummu
(yaitu) bila engkau berbuat syirik maka hancurlah amalan-amalan engkau dan
engkau termasuk orang-orang yang merugi.” Qs. az-Zumar (39): 65
Dalam hadits Qudsiy, Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– berfirman:
))3 PH#&Q? h#B LN EN P> !) N N !i&" E 5"(( “Barangsiapa yang menemui-Ku dengan membawa kesalahan seluas bumi, selama tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, maka Aku akan mene-muinya dengan membawa ampunan seluas bumi pula.” (HR. Muslim No. 2687)
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
25
))3 #$ )" -3 3 -/ ( 6 #$ 5" ^ Cj 8 : !1!N#$ /M -/ ( :( #$^ kZ H-]
kZ !-^ !M ! :/( H-] -/ /? #$ . ((
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Esa, dan
bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, kemudian bersaksi pula
bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya serta kalimat-Nya yang dihem-
buskan pada Maryam dan ruh-Nya, juga bersaksi bahwa syurga adalah haq
dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga
dengan amalnya yang mana saja.” (HR. Bukhari No. 3180, Muslim No. 41, Tir-
midzi No. 4945 dan Ahmad No. 21620)
25. Tauhid terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Tauhid rububiyyah,
2) Tauhid asma’ wa shifat, dan
3) Tauhid uluhiyyah.
26. Tauhid ar-rububiyah adalah mengesakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
dalam rububiyyah-Nya. Yaitu pengesaan dan pensucian Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā– dalam kekuasaan dan perbuatan-perbuatan-Nya. Tiada
syarik (sekutu) bagi-Nya.
‚ςΚς… Σς√ Σ⊂<∏Ωo<√≅… Σ≤∨ΚΚς‚≅…Ω ð∉Ω⁄†Ω‰ΩΤP ϑð Σ/≅… ϑ⟩‡Ω⁄ Ω⇐κΨ∧ς∏ΗΤΩ⊕<√≅…
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanya hak Allah. Maha suci Allah,
Rabb semesta alam.” QS. al-A’raaf (7): 54
Σ¬Σ|Ψ√.ς′ ϑð Σ/≅… ⌠¬Ρ∇ΘΣΤŠΩ⁄ ΣςΤ√ ⟩ &∠<∏Σ∧<√≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ω⇐Σ∅ŸΩΤP ⇑Ψ∨ −ΨΤΤ⇓Σ †Ω∨ Ω⇐Ρ∇Ψ∏∧ΩΤÿ ⇑Ψ∨ ]⁄κΨ∧π≠Ψ∈
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabb kalian, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kalian seru (ibadahi) selain Allah tidak mem-
punyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.“ QS. Faathir (35): 13
27. Termasuk dalam kandungan tauhid rububiyyah, bahwa hanya Allah-
lah Pencipta alam semesta dan semua yang ada di dalamnya, Pemberi
dan Pencegah, Penghidup dan Pemati, Pengada dan Peniada. Tiada
sekutu bagi-Nya.
ΣŸ∧Ω™<√≅… ΨΠς∏Ψ√ ΨϒΠς√≅… Ω⊂ςΤ∏Ωn γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…Ω ΩΩ⊕Ω–Ω γŒΗΤΩ∧ΣΤ∏ϑ⟩ℵ≠√≅… ∃Ω⁄ΠΡ⇒Τ√≅…Ω ϑðψΡΤ’ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…
26
Ν…Σ≤Ω⊃ς ⌠¬ΞΘΨΤŠΩ≤ΨŠ φΣΤ√ΨŸ⊕ΩΤÿ
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan meng-
adakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan
Robb mereka.” QS. al-An`aam (6): 1
ΞΣΤ∈ ϑðψΣΠς∏√≅… ð∠Ψ∏ΗΤΩ∨ γ∠<∏Σ∧<√≅… ΨΤπPΣΤP ð∠<∏Σ∧<√≅… ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP Σ℘Ξ∞⇒ΩΤPΩ ð∠<∏Σ∧<√≅… ⇑ΘΩ∧Ψ∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP
Θ Σ∞ΤΤΨ⊕ΣΤPΩ ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP Θ ΣΨϒΣΤPΩ ⇑Ω∨ ∃Σ∫:†Ω↑ΩΤP ð∉ΨŸΩ∼ΨŠ Σ∃⁄κΩo<√≅… ð∠Πς⇓ΜΞ… υς∏Ω∅ ΘΞΡ ω∫πΩ→ χ≤ÿΨŸΩΤ∈ (26)
Σ”Ψ√ΣΤP ΩΤΤ∼ΤΠς√≅… ℑ Ψ⁄†ΩΘΩΤ⇒√≅… Σ”ΨΤ√ΣΤPΩ Ω⁄†ΩΘΩΤ⇒√≅… ℑ ∃ΞΤΤ∼ΤΠς√≅… Σ“Ξ≤πΤΤoΣΤPΩ ϑðΩ™<√≅… φ⇔Ψ∨
γŒΘΨ∼ΤΩ∧<√≅… Σ“Ξ≤πΤΤoΣΤPΩ ðŒΘΨ∼ΤΩ∧<√≅… Ω⇑Ψ∨ ∃ϑγΩ™<√≅… ⟩⊄Σƒ⌠≤ΤΩΤPΩ ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP Ψ⁄κΤΩ⊕ΨŠ φ♥Ψš “Katakanlah: “Wahai Ilah Yang hanya Dialah pemilik seluruh kerajaan, Engkau
berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang Engkau kehendaki Engkau
cabut kerajaan (kekuasaan) dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau mu-
liakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang kepada malam. Engkau keluarkan yang hidup dari
yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau
beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” QS. Ali
`Imran (3): 26-27
ΣΤ∈ Ξ⇑Ω∧ΠΨ√ ⟩≥⁄ΚΚς‚≅… ⇑Ω∨Ω :†Ω∼Ψ⊇ ⇐ΜΞ… ψΣ⇒Σ φΣ∧ΩΤ∏⊕ΩΤP (84) Ω⇐Ρ√Σ⊆Ω∼ΤΩ♠ Ψ &Πς∏Ψ√ ΣΤ∈ ð„ΩΤ⊇Κς…
φΣ≤ΤΠςΩϒΩΤP (85) ΣΤ∈ ⇑Ω∨ ϑ⟩‡ΩΘ⁄ γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… Ξ⊗‰ϑð♥√≅… ϑ⟩‡Ω⁄Ω Ξ↔⌠≤Ω⊕<√≅… γ¬∼Ψℵ≠Ω⊕<√≅… (86)
Ω⇐ΣΤ√Σ⊆Ω∼ΤΩ♠ Ψ &Πς∏Ψ√ ΣΤ∈ ð„ΩΤ⊇Κς… Ω⇐Σ⊆ΠςðððΤΤP (87) ΣΤ∈ ?⇑Ω∨ −ΨΨŸΩ∼ΨŠ ⟩‹Ρ∇ς∏Ω∨ ΘΞΤΣ ξ∫πΩ→ ΩΣ∑Ω Σ⁄κΨµµ⟩–
‚ΩΩ Σ⁄†Ω•ΣΤÿ ΨΤ∼ΩΤ∏Ω∅ ⇐ΜΞ… ψΣ⇒Ρ Ω⇐Σ∧ς∏Τ⊕ΩΤP (88) Ω⇐Ρ√Σ⊆Ω∼ΤΩ♠ Ψ &Πς∏Ψ√ ΣΤ∈ υΠςΤ⇓ςΚ†ΩΤ⊇ φΣ≤Ω™♥ΣΤP “Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya,
jika kalian mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah. Kata-
kanlah: Maka apakah kalian tidak ingat? Katakanlah: Siapakah Empunya
langit yang tujuh dan Empunya ‘Arsy yang besar? Mereka akan menjawab:
Allah. Katakanlah: Maka mengapa kalian tidak bertaqwa (karena-Nya)? Ka-
takanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu,
sedang Dia mampu melindungi (dari segala apa saja), tetapi tidak ada sesuatu
27
pun yang sanggup melindungi seseorang dari (adzab)-Nya, jika kalian menge-
tahui? Mereka akan menjawab: Alloh! Katakanlah: (Kalau demikian), maka
bagaimana sampai kalian bisa tertipu?” QS. al-Mu'minuun (23): 84-89
28. Termasuk kandungan tauhid rububiyyah, bahwa Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– adalah Penguasa tertinggi, kekuasaan-Nya tidak ada batasnya,
dan tidak ada kekuasaan yang menandingi-Nya. Semua makhluk berada
dalam genggaman kekuasaan-Nya. Semua yang dikehendaki-Nya pasti
terjadi, dan semua yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah ter-
jadi. Tidak ada keinginan lain yang bisa terlaksana bila bertentangan
dengan keinginan-Nya. Tidak ada yang bisa mencegah-Nya dari berbuat
apa pun juga.
ŸΩ⊆ςΠ√ Ω≤Ω⊃Ω φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… ϖΝ…Ρ√†ΩΤ∈ ΘΩ⇐ΜΞ… ΩΠς∏√≅… ΩΣ∑ Σ˜∼Ψ♥Ω∧<√≅… Σ⇑ΤŠ≅… &Ω¬ΩΤÿ⌠≤Ω∨ ΣΤ∈ ⇑Ω∧ΩΤ⊇ ⟩∠Ψ∏∧ΩΤÿ Ω⇑Ψ∨ ϑðΨ/≅…
†[ΤΛΤΤΤ∼ΤΩ→ πΜΞ… Ω …Ω⁄ςΚ… ⇐Κς… ð∠Ψ∏ΣΤÿ ð˜∼Ψ♥Ω∧<√≅… Ω⇑ΤŠ≅… Ω¬ΩΤÿ⌠≤ΤΩ∨ ΙΣΥφΤΤΤΤΤ∨ΡΚ…Ω ⇔Ω∨Ω ℑ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…
%†_Τ⊕∼Ψ∧Ω– ΨΠς∏Ψ√Ω ⟩∠<∏Σ∨ γ‹.ΩΗΤΤΩ∧ΥφΤΤ♥√≅… Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…Ω †Ω∨Ω &†Ω∧ΣΩΤ⇒∼ΩΤŠ Σ⊂ΣΤ∏πoΩΤÿ †Ω∨ Σ&∫:†φΤΤ↑ΩΤÿ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω υς∏Ω∅
ΘΞΣ ξ∫πΩ→ χ≤ÿΨŸΩΤ∈
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
itu adalah al-Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan)
yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membina-
sakan al-Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang
berada di bumi semuanya”. Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikendaki-Nya.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. al-Maa’idah (5): 17]
29. Termasuk dalam kandungan rububiyyah-Nya, hanya Allah-lah Yang
Maha Memuliakan dan Menghinakan, Mengangkat dan Merendahkan,
Mengkayakan dan Memiskinkan, Memberi manfaat dan Mencelakakan.
Tidak ada yang mampu menandingi-Nya dalam kerububiyahan-Nya
tersebut.
ΞΣΤ∈ ϑðψΣΠς∏√≅… ð∠Ψ∏ΗΤΩ∨ γ∠<∏Σ∧<√≅… ΨΤπPΣΤP ð∠<∏Σ∧<√≅… ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP Σ℘Ξ∞⇒ΩΤPΩ ð∠<∏Σ∧<√≅… ⇑ΘΩ∧Ψ∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP
Θ Σ∞ΤΤΨ⊕ΣΤPΩ ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤP Θ ΣΨϒΣΤPΩ ⇑Ω∨ ∃Σ∫:†Ω↑ΩΤP ð∉ΨŸΩ∼ΨŠ Σ∃⁄κΩo<√≅… ð∠Πς⇓ΜΞ… υς∏Ω∅ ΘΞΡ ω∫πΩ→ χ≤ÿΨŸΩΤ∈
“Katakanlah: Wahai Rabb Yang mempunyai seluruh kerajaan (kekuasaan),
Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang Engkau kehendaki
28
dan Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang
yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguh-
nya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Qs. Ali ‘Imran (3): 26
30. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah Pengatur dan Penentu segala-gala-
Nya, Raja dan Pemilik semuanya. Maha suci Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
dari segala sifat kekurangan dan kelemahan. Dan Maha suci Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– dari kesamaan dengan apa pun juga.
ΘΩ¬Ρ’ υΩΩΤΤ⌠♠≅… ς∏Ω∅ ∃Ξ↔⌠≤Ω⊕<√≅… Σ≤ΘΨΤŠΩŸΣΤÿ ∃Ω≤∨ΚΚς‚≅….
“…kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan.” QS. Yunus (10): 3
Σ≤ΘΨΤŠΩŸΣÿ Ω≤∨ΚΚς‚≅… φ⇔Ψ∨ Ψ∫:†Ω∧ϑð♥√≅… ς√ΞΜ… Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ϑðψΡ’ Σ“Σ≤⊕ΩΤÿ Ψ∼Τς√ΜΞ… ℑ ξζ⌠ΤΩΤÿ Ω⇐†ς ,ΙΣΣ⁄…ΩŸπΤ⊆Ψ∨ ð∪<√ςΚ…
ξ◊Ω⇒ΤΤΩ♠ †ΘΩ∧ΨΘ∨ Ω⇐ΠΡŸΣ⊕ΩΤP
“Dia mengatur semua urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitungan kalian.” Qs. as-Sajdah (32): 5
ΙΣΩ⇒ΗΤφΤΤ™Τ‰Σ♠ υς∏ΗΤΤΤΩ⊕ΩΤPΩ †ΘΩ∧Ω∅ φΣ⊃Ψ±ΩΤÿ
“Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.” QS. al-An’aam (6): 100
ð♦∼Τς√ −ΨΨπ∏‘Ψ∧ς χ∃∫πΤΩ→.
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia.” Qs. asy-Syuuraa’ (42): 11
31. Tidak ada satu zat pun yang menyamai Allah (dalam rububiyyah-Nya),
menandingi-Nya atau mendekati derajat-Nya. Barangsiapa yang ber-
anggapan atau percaya bahwa ada zat lain yang mempunyai hak rubu-
biyyah, baik seluruhnya atau sebagiannya, maka orang itu telah berbuat
syirik kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan telah menjadi orang
musyrik yang kekal di Jahannam, walaupun berasal dari keluarga mus-
lim, shalat atau berpuasa bahkan berjihad fi sabiilillah.
Ω⊂ς∏Ωn Ψ‹Ω.ΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… ð≥⁄ΚΚς‚≅…Ω ϑγ &⊂Ω™<√≅†ΨŠ υς∏ΗΤΩ⊕ΩΤP †ΘΩ∧Ω∅ Ω⇐ΡΞ≤πΤ↑ΣΤÿ
29
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak. Maha Tinggi Allah dari pada
apa yang mereka persekutukan.” [QS. an-Nahl (16): 3]
32. Tauhid asma’ wa sifat adalah mengesakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
(dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya), yaitu keyakinan yang pasti
bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– mempunyai nama-nama yang mulia
dan sifat-sifat yang agung serta sempurna, yang tidak diiringi oleh suatu
kekurangan, kelemahan atau keburukan, sebagaimana yang telah dika-
barkan oleh Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– sendiri di dalam kitab-Nya
dan oleh Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– di dalam hadits-
haditsnya.
ϑð Σ/≅… :‚Ω ΩΗΤς√ΞΜ… ‚ΠςΜΞ… Ω ∃Σ∑ ΣΤς√ Σ∫:†ΤΩ∧♠ΚΚς‚≅… υΩ⇒π♥Σ™<√≅…
“Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia
mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik).” [QS. Thaahaa (20): 8]
ΨΠς∏Ψ√Ω Σ∫:†Ω∧♠ΚΚς‚≅… υΩ⇒π♥Σ™<√≅… ΣΣ∅ ≅†ΩΤ⊇ ∃†ΩΨŠ Ν…Σ⁄Ω′Ω Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… φΣŸΨ™<∏ΣΤÿ ⌡Ψ⊇ −&ΨΜΞ;;ΗΤΤΩ∧♠Κς…
Ω⇐Ω∞•Σ∼Ω♠ †Ω∨ Ν…ΣΤ⇓†ς Ω⇐ΣΤ∏Ω∧⊕ΩΤÿ
Hanya milik Alloh asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asma-ul husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
[QS. al-A`raaf (7): 180]
33. Nama-nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tidak kita ketahui bilangan
atau banyaknya. Sebab selain nama-nama yang Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– diajarkan kepada hamba-hamba-Nya, Allah pun memiliki nama-
nama yang disembunyikan-Nya di ilmu ghaib di sisi-Nya.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) S#$ #$ 5N/? 6 #$ -/( #$ 5 ' 5 1 U8 [.M 5#l#$5 ( L 8/( E* 'J0l #$ 5 !M E*((
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang Engkau miliki,
yang nama itu Engkau namakan sendiri, atau Engkau ajarkan kepada salah
seorang makhluk-Mu, atau Engkau sebutkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau
30
rahasikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu.” (HR. Ahmad No. 3528)
34. Nama-nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah tauqifiyah, artinya
bahwa nama-nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– sudah ditentukan oleh-
Nya melalui al-Qur'an dan hadits-hadits Rasul-Nya –Shallallahu ‘alayhi
wa Sallama–. Tidak ada seorang pun yang berhak membuat nama baru
untuk Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, dengan ijtihadnya sendiri.
†Ω∨ Ω⇐ΣŸΣΤ‰⊕ΩΤP ⇑Ψ∨ ,−ΨΤΤΨΤ⇓Σ :‚ΠςΜΞ… _∫:†Ω∧♠Κς… :†Ω∑Σ∧ΣΤ∼ΤΘΩ∧Ω♠ ψΣ⇓Κς… ¬ΣΣ:†ΩŠ…ƒ∫Ω :†ΘΩ∨ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… †ΩΨŠ
⇑Ψ∨ ∴ &⇑ΗΤð≠<∏Σ♠ Ξ⇐ΜΞ… Σ¬<∇Σ™<√≅… ‚ΠςΜΞ… &ΨΠς∏Ψ√ Ω≤Ω∨Κς… ‚ΠςΚς… Νϖ…ΣŸΣ‰⊕ΩΤP :‚ΠςΜΞ… &Σ†ΘΩΤÿΜΞ… ð∠Ψ√.Ω′ Σ⇑ÿΠΨŸ√≅… Σ¬ΨΠ∼Ω⊆<√≅… ΘΩ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω
Ω≤ΩΤ‘Κς… Ξ♣†Πς⇒√≅… ‚Ω Ω⇐Σ∧ς∏⊕Ωÿ
“Kalian tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-
nama yang kalian dan nenek moyang kalian membuat-buatnya. Allah tidak
menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak me-
nyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.” [QS. Yusuf (12): 40]
⌠⇐ΜΞ… Ωγ∑ :‚ΠςΜΞ… χ∫:†Ω∧πΤ♠Κς… :†Ω∑Σ∧ΣΤΤ∼ΘΩ∧Ω♠ ⌠¬Σ⇓Κς… ψΣΣ:†ΩΤŠ…ƒ∫Ω :†ΘΩ∨ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… †ΩΨΤŠ ⇑Ψ∨ &∴⇑ΗΤςΤ≠<∏ΣΤ♠ ⇐ΜΞ…
Ω⇐Σ⊕Ψ‰ΘΩΩΤÿ ‚ΠςΜΞ… ΘΩ⇑ϑðℵ≠√≅… †Ω∨Ω ΩΩΤP ∃Σ♦Σ⊃⇓ςΚ‚≅… ŸΩ⊆ς√Ω ¬Σ∑ƒ∫:†Ω– ⇑ΨΘ∨ Σ¬ΞΘΨΤŠΘΩ⁄ υϖΩŸΣ<√≅…
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian meng-
ada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (me-
nyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan
apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguh-nya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Robb mereka.” [QS. an-Najm ( 53): 23]
‚ΩΩ ⟩∪πΤ⊆ΩP †Ω∨ ð♦∼ς√ ð∠ς√ −ΨΨŠ &ψ<∏Ψ∅ ΘΩ⇐ΜΞ… Ω⊗∧ΘΩ♥√≅… Ω≤Ω±Ω‰<√≅…Ω Ω …ΩΣ⊃<√≅…Ω Θ ΣΡ ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… Ω⇐†ς
ΣΤ⇒ΤΩ∅ ‚⊥ΛΣΤΤπΤ♥Ω∨
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengeta-
huan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua-
nya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” [QS. al-Israa’ (17): 36]
35. Salah satu kaidah umum dan dasar dalam aqidah Islamiyyah menyata-
kan bahwa satu-satunya sumber aqidah Islamiyyah adalah wahyu dari
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– yang disampaikan oleh Rasul-Nya –Shal-
31
lallahu ‘alayhi wa Sallama–, baik dalam al-Qur'an maupun dalam hadits-
hadits Rasul-Nya –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
Tidak ada sumber lain yang dapat dan boleh diterima. Kita wajib menerima
dan mempercayai apa-apa yang ditetapkan oleh wahyu, dan apa-apa yang
ditolak oleh wahyu, maka kita pun harus menolaknya. Sedangkan apa-apa
yang tidak ditetapkan ataupun ditolak oleh wahyu, maka kita tidak masuk
atau ikut campur ke dalamnya, baik dalam bentuk penerimaan atau pun pe-
nolakan, bahkan memberitakannya pun tidak. Dalam masalah aqidah, wahyu
berbentuk kabar berita, sedangkan dalam masalah ibadah wahyu berbentuk
tuntutan (perintah atau larangan).
ΣΤ∈ :‚Πς ΣΣΤ∈ςΚ… ψΡ∇ς√ ΨŸ⇒Ψ∅ Σ⇑ΜΞ:…Ω∞Ωn ϑðΨ/≅… :‚ΩΩ Σ¬ς∏∅Κς… ð ∼ΤΩ⊕<√≅… :‚ΩΩ ΣΣΤ∈ςΚ… ⌠¬Ρ∇ς√ ΨΠ⇓ΜΞ… δ∃∠ς∏Ω∨
⌠⇐ΜΞ… Σ⊗ΤΨ‰ΠςΤPςΚ… ‚ΠςΜΞ… †Ω∨ υϖΩšΤΣΤÿ &ϑðς√ΞΜ… ΣΤ∈ Ω∑ ΞΩπ♥ΩΤÿ υΩ∧∅ςΚ‚≅… &Σ⁄κγ±Ω‰<√≅…Ω ð„ΩΤ⊇Κς… Ω⇐Σ≤Πς∇Ω⊃ΩΩΤP
“Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perbendaharaan
Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang goib dan tidak (pula)
aku mengatakan kepada kalian bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengi-
kuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” QS. al-An’aam (6): 50
…ς′ΞΜ…Ω ¬ς√ ¬ΞΨPΚ<†ΩΤP ξ◊ΩΤÿ†ΛΩΤΨΤŠ Ν…ΣΤ√†ΩΤ∈ ð‚⌠ς√ &†ΩΩΤ∼Ω‰ΩΤ–≅… ΣΤ∈ :†Ω∧Πς⇓ΞΜ… Σ⊗ΤΨ‰ΠςΤPςΚ… †Ω∨ υϖΩšΣΤÿ ϑðς√ΞΜ… ⇑Ψ∨ &ΘΨΤŠΘΩ⁄
…ΩϒΗΤΩ∑ Σ≤ΜΞ:†φΤΤ±ΩΤŠ ⇑Ψ∨ ¬Ρ∇ΤΘΨΤŠΠς⁄ _ŸΤΤΣ∑Ω β◊Ω∧ΤΤšΩ⁄Ω ξζΩΤ⊆ΠΨ√ Ω⇐Σ⇒Ψ∨ΣΤÿ
“Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat al-Qur’an kepada mereka, me-
reka berkata: Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu? Katakanlah: Sesung-
guhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku.” QS. al-A’raaf (7): 203
…ς′ΞΜ…Ω υς∏ΤΣΤP ψΞ∼ς∏Ω∅ †ΩΤ⇒ΣΤP†ΩΤÿ…ƒ∫ ξ ∗ŒΗΤΩΤ⇒ΘΨ∼ΤΩŠ Ω†Ω∈ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… ‚Ω Ω⇐Σ–⌠≤ΩΤÿ †ΩΤ⇓ƒ∫:†Ω⊆Ψ√ γŒΛΤ≅… ∴⇐…ƒ∫⌠≤Σ⊆ΨΤŠ
Ψ⁄κΤΩΤ∅ :…ΩϒΗΤΩ∑ ςΚ… Σ&<Τ√ΠΨŸΩΤŠ ΣΤ∈ †Ω∨ Σ⇐Ρ∇ΩΤÿ ⌡Ψ√ ⌠⇐Κς… ΙΣςΤ√ΨΠŸΩΤŠΡΚ… ⇑Ψ∨ γ:†Ω⊆<∏ΨΤP ∃⌡Ψ♥πΤ⊃Ω⇓ ⌠⇐ΜΞ… Σ⊗ΤΨ‰ΠςΤPςΚ… ‚ΠςΜΞ… †Ω∨ υϖΩšΣΤÿ ∃ϑðς√ΞΜ… ⌡ΨΠΤ⇓ΜΞ… ⟩∩†ΩnςΚ… ⌠⇐ΜΞ… ⟩Œ∼φΤΤ±Ω∅ ΘΨΤŠΩ⁄ ð‡…ΩϒΩ∅ ]ζ⌠ΩΤÿ ξψ∼Ψℵ≠Ω∅.
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-
orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: Datang-
kanlah al-Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia. Katakanlah: Tidaklah
patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut
kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” QS. Yunus (10): 15
32
36. Kaidah di atas berlaku bagi semua permasalahan aqidah, termasuk ma-
salah asma’ wa shifat. Maka kaidah dalam asma’ wa shifat adalah:
1) Apa-apa yang Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan Rasul-Nya –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama– tetapkan bagi-Nya –Subhānahu wa Ta’ālā–, baik nama,
sifat ataupun perbuatan, maka kita mempercayai dan menetapkan hal
tersebut bagi-Nya, tanpa takyif, ta’thil, tasybih, dan tahrif.
2) Apa-apa yang Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan Rasul-Nya –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama– sangkal bagi-Nya, baik nama, sifat ataupun perbu-
atan, maka kita pun menyangkalnya.
3) Apa-apa yang tidak tercantum dalam wahyu-Nya, baik penetapan atau
penyangkalan, baik dalam nama, sifat atau pun perbuatan-Nya, maka
kita tidak melibatkannya dalam aqidah kita, baik dalam bentuk pene-
tapan (penerimaan) atau pun dalam bentuk penyangkalan (penolakan).
37. Ini adalah metode beragama yang benar, manhajnya Rasulullah –Shal-
lallahu ‘alayhi wa Sallama– dan para sahabatnya, manhaj al-Qur’an dan
as-Sunnah.
38. Setiap kata mempunyai tiga rukun, yaitu: lafadz, arti dan hakikat. Lafadz
kata yang sama, bisa mempunyai arti yang sama dalam hal bahasa, te-
tapi mempunyai hakikat yang berbeda, tergantung pada zat si empunya
kata tersebut.
Contoh kata “kepala”, ketika kata “kepala” ini dihubungkan dengan dua
pemilik yang berbeda, maka hakikatnya akan berbeda pula. Misalnya: kepala
sekolah dan kepala macan. Lafadz kedua-duanya adalah k-e-p-a-l-a, dalam bahasa
pun memiliki arti yang sama, yaitu zat yang diikuti oleh bagian yang lainnya.
Tetapi hakikat keduanya berbeda jauh sekali. Contoh lainnya; kaki meja dan
kaki sapi, muka bumi dan muka manusia, dan lainnya.
Dari sini kita mengetahui bahwa kesamaan lafadz dari suatu sifat, tidak
harus menyamakan hakikat sifat tersebut, selama zat si empunya sifat berbeda.
Apabila perbedaan hakikat tersebut nampak sekali terjadi di antara sesama
mahkluk, maka perbedaan antara hakikat sifat Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
dan makhluk-Nya akan lebih sangat nampak sekali, bahkan lebih jelas dan
lebih besar perbedaannya, walau pun lafadz sifat keduanya sama.
ð♦∼Τς√ −ΨΨπ∏‘Ψ∧ς χ∃∫πΤΩ→ ΩΣ∑Ω Σ⊗∼Ψ∧ΘΩ♥√≅… Σ⁄κΨ±Ω‰Τ<√≅…
33
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. asy Syuuraa’ (42): 11]
39. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– memberitahukan kita tentang nama-nama
dan sifat-sifat-Nya, dan terkadang memberikan kepada makhluk-Nya
beberapa nama dan sifat yang sama dengan nama dan sifat-sifat-Nya.
Dalam hal ini, yang sama hanyalah lafadz dan artinya saja, tetapi hakikat-
nya tidaklah sama. Seperti nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– as-Sami’ dan
al-Bashir, dalam surat al-Insaan: 76, Allah-pun memberi nama kepada manu-
sia dengan nama yang sama, yaitu as-Sami’ dan al-Bashir.
Tetapi hakikat keduanya tidaklah sama, baik dalam kekekalan, keluasan,
kekuatan dan ketajamannya, atau pun dari segi ke-bagaimana-annya dalam
melihatnya dan dari segi-segi lainnya. Maka, kesamaan lafadz dalam nama
dan sifat dengan dukungan dalil tidaklah berarti adanya kesamaan hakikat,
dan tidak pula berarti arti kesyirikan.
Ahlus Sunnah menerima nama-nama dan sifat-sifat Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– sebagaimana yang dikabarkan oleh wahyu tanpa merubah-rubahnya,
baik lafadz maupun artinya, sedangkan hakikat nama-nama dan sifat-sifat-
Nya tersebut ada pada ilmu-Nya.
40. Semua nama-nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah al-asma’ al-
husna’ (nama yang baik). Tidak ada dalam nama-nama-Nya kandungan
keburukan sedikit pun.
Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk beribadah dan berdoa dengan
al-asma’ al-husna’ tersebut. Maka sebagai orang-orang yang beriman, kita ber-
kewajiban untuk mempelajari nama-nama dan sifat-sifat-Nya tersebut.
41. Takyif; berasal dari kata kaif, yang dalam bahasa Arab berarti “bagai-
mana”. Arti takyif dalam pembahasan ini adalah “penentuan ke-bagai-
mana-an” hakikat sifat-sifat Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, seperti me-
nentukan bagaimana hakikat yang sebenarnya dari wajah Allah, bagai-
manakah Allah bersemayam di atas Arsy-Nya, bagaimanakah Allah
mendengar dan melihat, dan lain sebagainya.
Kaidah penting dalam manhaj Ahlus Sunnah wal jama’ah yang dicetus-
kan oleh Imam Malik –Rahimahullah– adalah:
) ( 4.#IY ^CL] !O ^b.N \ mM ^b.)] \ @O
34
=H( (
“al-Istiwa (bersemayamnya Allah) dapat dipahami artinya, hakikat (ke-bagaimana-
annya) tidak diketahui, mengimaninya wajib dan bertanya tentang hakikatnya
adalah bid’ah.”6
Jadi arti dari sifat-sifat sangatlah jelas, adapun hakikatnya, maka tidak kita
ketahui (karena Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tidak menjelaskannya kepada
kita). Menentukan hakikat sifat-Nya berdasarkan khayalan manusia, atau hasil
pemikiran akal manusia, adalah takyif. Jangankan menentukan hakikatnya,
menanyakan bagaimana hakikatnya saja sudah termasuk bid’ah.
42. Tasybih, artinya menyerupakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan
makhluk-Nya. Seperti mengatakan bahwa hakikat mata Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā– seperti mata manusia, kemarahan Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– seperti kemarahan manusia, rahmat Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– seperti rahmat manusia, dan sebagainya. Tasybih merupakan
bentuk kesyirikan yang nyata.
43. Tahrif, artinya pengubahan arti dari sifat-sifat Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–, baik dengan merubah huruf-hurufnya atau menolak arti yang
benar.
Seperti mengubah kata al-istiwa’ yang berarti bersemayam dengan kata
al-istaula’ yang berarti menguasai. Biasanya penggantian seperti ini dilakukan
oleh ahlul bid’ah, dengan alasan bahwa penggantian atau pengubahan itu
adalah suatu keharusan, karena kalau tidak dirubah, maka akan terjadi tasybih.
Pemahaman seperti ini ditolak oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan
hujjah-hujjah sebagai berikut:
1) Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan
tentang diri-Nya, dan tidak butuh kepada makhluk-Nya untuk meru-
bah kata-katanya supaya menjadi lebih tepat.
2) Seperti sudah dijelaskan, bahwa kesamaan lafadz sifat tidak berarti
tasybih, sebab hakikat dari sifat-sifat itu berbeda antara satu dengan
yang lainnya, menurut perbedaan zat si empunya sifat.
3) Kalau benar bahwa tidak adanya pengubahan akan menghasilkan tasy-
bih, bagaimana dengan kata-kata atau sifat-sifat yang baru yang dijadi-
kan pengganti, tidakkah padanya juga akan terjadi tasybih?
6 al-`Uluw hal.141-142; Hilyah al-Auliya 6/325-326 dan Fath al-Bari 13/406.
35
44. Ta’thil, dalam bahasa Arab berarti meniadakan sesuatu atau meniada-
kan fungsinya. Sedangkan secara istilah, ta’thil berarti menolak (meni-
adakan) sebagian atau semua sifat-sifat Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
atau mengosongkannya dari artinya.
Hal ini dilakukan oleh ahlul bid’ah juga dikarenakan kekhawatiran mereka
akan terjadinya tasybih. Sehingga mereka dengan berani keluar dari ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan al-Kitab dan as-Sunnah, dan keluar dari akal
yang sehat.
Contohnya, mereka menetapkan nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tetapi
mengosongkan atau meniadakan-Nya dari sifat, seperti mengatakan bahwa
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah ar-Rahim, tetapi tidak memiliki sifat rahmat,
Allah adalah as-Sami’ tanpa sam’ (pendengaran) dan lainnya. Meniadakan
sifat sebenarnya berarti meniadakan zat. Sebab tidak ada zat yang tidak memi-
liki sifat. Hanya sesuatu yang tidak ada sajalah yang tidak memiliki sifat.
45. Tauhid uluhiyyah adalah mempersembahkan seluruh peribadatan hanya
kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–. Dengan kata lain, adalah penge-
saan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam peribadatan. Tauhid uluhiyyah
disebut juga tauhid ilahiyah atau tauhid ‘ubudiyyah.
:†Ω∨Ω †ΩΤ⇒<∏Ω♠⁄ςΚ… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈ ⇑Ψ∨ ]Σ♠ΩΘ⁄ ‚ΠςΜΞ… ϖΨšΣΤ⇓ Ψ∼ς√ΜΞ… ΙΣΘΩΤΤ⇓ςΚ… :‚Ω ΩΗΤς√ΞΜ… :‚ΠςΜΞ… η†ΩΤ⇓Κς… Ξ⇐ΣŸΣ‰∅≅†ΩΤ⊇
“Dan Kami tidak mengutus seorang rosul sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku,
maka beribadahlah kalian hanya kepada-ku.” QS. al-Anbiyaa (21): 25
†Ω∨Ω ⟩Œ⊆ς∏ΤΩn ΘΩ⇑Ψ•<√≅… ð♦⇓‚ΞΜ≅…Ω ‚ΠςΜΞ… Ψ⇐ΣŸΣ‰Τ⊕Ω∼Ψ√ (56) :†ΤΩ∨ ΣŸÿΞ⁄ΡΚ… ¬Σ⇒Ψ∨ ⇑ΨΘ∨ ξ⊄ƒΘΨ⁄ :†ΤΩ∨Ω ΣŸÿΞ⁄ΡΚ… ⇐Κς…
Ψ⇐Σ∧Ψ⊕π≠Σÿ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah hanya kepada-ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikit pun dari
mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi Aku makan.” QS.
adz-Dzaariyaat (51): 56-57
Ν…ΣŸΣΤ‰∅≅…Ω ϑðΩ/≅… ‚ΩΩ Ν…ΡΞ≤↑ΣΤP −ΨΨŠ ∃†_ΛΤΤΤ∼Ω→.
"Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun.” QS. an-Nisaa’ (4):36
36
:†Ω∨Ω ϖΝ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ‚ΠςΜΞ… Ν…ΣŸΣΤ‰⊕Ω∼Ψ√ ϑðΩ/≅… Ω⇐κΨ±Ψ∏ο⟩n ΣΤς√ Ω⇑ÿΠΨŸ√≅… ƒ∫:†ΤΩ⊃Ω⇒ΤΣš.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Alloh
dengan mengikhlaskan agama (Peribadatan) hanya untuk-Nya dan menjadi
orang-orang yang lurus (Bertauhid)". QS. Al Bayyinah (98): 5
46. Tauhid uluhiyyah mengandung tiga masalah pokok, yaitu:
1) Nusuk,
2) Hakimiyyah, dan
3) al-Wala’ wa al-bara’.
47. Tauhid uluhiyyah dalam Nusuk; yang dimaksud dengan nusuk adalah
praktek-praktek peribadatan seperti shalat, do`a, qurban, haji, nadzar
dan sebagainya. Semua praktek-praktek peribadatan tersebut harus se-
penuhnya dipersembahkan hanya kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
Barangsiapa memberikan salah satu peribadatan tersebut, atau seluruh-
nya kepada selain Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, maka orang telah telah
mengerjakan perbuatan syirik yang besar sekali.
ΣΤ∈ ΘΩ⇐ΜΞ… ΨPð„Ω″ Ψ∇Σ♥ΣΤ⇓Ω Ω†ΩΤ∼οðšΩ ΨP†Ω∧Ω∨Ω ΨΠς∏Ψ√ ϑγ‡Ω⁄ Ω⇐κΨ∧ς∏ΗΤΩ⊕<√≅…
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya-
lah untuk Allah, Rabb semesta alam.” [QS. al-An’aam (6): 162]
ΘΞΡ∇ΨΠ√ ξ◊ΤΤΘΩ∨ΡΚ… †ΩΤ⇒<∏Ω⊕Ω– †Ζ∇Ω♥⇒Ω∨ ⌠¬Σ∑ Σ∃Σ|Ψ♠†ΩΤ⇓ ð„ΤΩΤ⊇ ð∠Πς⇒Σ∅Ξ∞ΗΤΩΤ⇒ΣΤÿ ℑ Ξ &≤∨ΚΚς‚≅… Σ℘ ≅…Ω υς√ΞΜ… ð ∃∠ΨΘΤŠΩ⁄
ð∠ΠςΤ⇓ΜΞ… υς∏Ω⊕ς√ _ŸΤΣ∑ ξψ∼Ψ⊆ΩΤπΤ♥ΤΘΣ∨
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka la-
kukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan
(syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Rabbmu. Sesungguhnya kamu benar-
benar berada pada jalan yang lurus.” [QS. al-Hajj (22): 67]
48. Tauhid uluhiyyah dalam Hakimiyyah adalah mengakui bahwa hanya
Allah-lah yang berhak membuat berbagai hukum, baik hukum-hukum
peribadatan maupun hukum-hukum keduniawian. Hanya hukum-hukum
Allah-lah yang harus diterapkan dan ditegakkan di seluruh dunia.
Barangsiapa yang menolak hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– atau
menggantikan hukum-hukum-Nya dengan undang-undang buatan
37
makhluk, menerapkan hukum-hukum buatan makhluk dan mening-
galkan hukum-hukum-Nya, maka orang tersebut telah jatuh dalam
kesyirikan yang besar.
⇑Ω∨Ω ψΠς√ ψΡ∇µµðš :†Ω∧ΨΤŠ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… ð∠ΤΜΞΤ;ΗΤðΤ√ΟΚΡ†ΩΤ⊇ Σ¬Σ∑ Ω⇐Σ≤Ψ⊃ΗΤς∇Τ<√≅…
“Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-oang yang kafir.” QS. al-Maaidah (5): 44
Νϖ…ΣϒΩoΠςΤP≅… ⌠¬Σ∑Ω⁄†φΤΤΤ‰ΤšΚς… ⌠¬ΣΩ⇒ΗΤΩΤ‰Τ∑Σ⁄Ω †_ΤΤŠ†φΤΤΤΤŠ⁄ςΚ… ⇑ΨΘ∨ γΣ ϑðΨ/≅… Ω˜∼Ψ♥Ω∧<√≅…Ω φ⇔ΤŠ≅… Ω¬ΩΤÿ⌠≤Ω∨
:†Ω∨Ω Νϖ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ‚ΠςΜΞ… Νϖ…ΣŸΣ‰Τ⊕Ω∼Ψ√ †_ΗΤςΤ√ΞΜ… ∃…_ŸΨš.Ω :‚Πς ΩΗΤς√ΞΜ… ‚ΠςΜΞ… &ΩΣ∑ ΙΣΩ⇒ΗΤφΤΤ™Τ‰Σ♠ †ΘΩ∧Ω∅ φΣΞ≤πΤ↑ΣΤÿ
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-
rabb selain Allah, dan demikian juga dengan al-Masih putera Maryam; pada-
hal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) selain Dia, Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.” QS. at-Taubah (9): 31
⋅Κς… ψΣς√ Ν…Σ;ΗΤΤΩΩ≤Σ→ Ν…Σ∅Ω≤Ω→ ¬Σς√ Ω⇑ΨΘ∨ Ξ⇑ÿΠΨŸ√≅… †Ω∨ ⌠¬Τς√ ?⇐ς′<Κ†Ωÿ ΨΨŠ &ϑð Σ/≅…
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang men-
syari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” QS. asy
Syuuraa (42): 21
49. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah Pencipta dan Pemilik segala sesuatu.
Segala yang ada di alam wujud (dunia) adalah milik Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā–. Hanya Dia-lah yang berhak berbuat apa saja yang dikehen-
daki-Nya atas seluruh makhluk-Nya. Hanya Dia-lah yang berhak mem-
buat peraturan-peraturan untuk mengatur makhluk-Nya. Barangsiapa
yang membuat tandingan bagi Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam
hukum-hukum-Nya, apalagi dengan menyingkirkan hukum-hukum-
Nya dan menggantinya dengan hukum-hukum makhluk, maka celaka-
lah orang tersebut karena dia telah jatuh ke dalam suatu kesyirikan
yang besar sekali.
50. Menerapkan atau menerima sebagian hukum-hukum Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– serta menolak dan menyingkirkan sebagian lainnya, sama
halnya dengan menolak seluruh hukum-hukum-Nya.
Ω⇐Σ⇒Ψ∨ΣΩΤ⊇Κς… γ×⊕Ω‰ΨŠ γ ΗΤΤΩΨ∇<√≅… φΣ≤Σ⊃<∇ΩΤPΩ &ω×⊕Ω‰ΨŠ †Ω∧ΩΤ⊇ Σ∫:…Ω∞Ω– ⇑Ω∨ ΣΩ⊕Τ⊃ΩΤÿ Ω∠Ψ√.ς′ ⌠¬Σ|⇒Ψ∨
38
‚ΠςΜΞ… χ∞Ψn ℑ Ψ⟨λ∼Ω™<√≅… ∃†ΤΩ∼ΤΤ⇓ΠΡŸ√≅… Ω⋅⌠ΤΩΤÿΩ Ψ◊Ω∧ΗΤΩ∼Ψ⊆<√≅… Ω⇐ΘΣ Ω≤ΣΤÿ υϖς√ΞΜ… ΠΨŸΤΩ→Κς… γ %‡…ΩϒΩ⊕<√≅… †Ω∨Ω ϑð Σ/≅…
∴Ψ⊃ΗΤΩ⊕ΨŠ †ΘΩ∧Ω∅ Ω⇐Ρ∏Ω∧⊕ΩΤP
“Apakah kalian (orang-orang Yahudi) beriman pada sebagian dari al-kitab
(Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-
orang yang berbuat demikian dari pada kalian melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang
sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” QS. al-
Baqa-rah (2): 85
51. Selain hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah hukum jahiliyyah
dan hukum thaghut.
Ω¬<∇Σ™ΩΤ⊇ςΚ… Ψ◊ΘΩ∼Ψ∏ΞΗΤΩ•<√≅… &Ω⇐Σ⊕‰ΩΤÿ ⌠⇑Ω∨Ω Σ⇑Ω♥šΚς… Ω⇑Ψ∨ ϑðΨ/≅… †_ΤΤ∧<∇Σš ξζ⌠ΩΤ⊆ΠΨ√ Ω⇐Σ⇒Ψ∈ΣΤÿ
“Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” QS. al-Maaidah (5): 50
¬ς√Κς… Ω≤ΩΤP ς√ΞΜ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ∧Σ∅∞Ωÿ ¬ΣΠςΤ⇓Κς… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ :†Ω∧ΨŠ ΩΞ∞⇓ΚΡ… ð∠∼ς√ΜΞ… :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈
Ω⇐ΣŸÿΞ≤Σÿ ⇐Κς… Νϖ…Σ∧ς†Ω™ΩΤΩÿ ς√ΞΜ… γ‹Σ⊕ΗΤϑð≠√≅… ŸΩΤ∈Ω Νϖ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ⇐Κς… Ν…Σ≤Σ⊃<∇Ωÿ −ΨΨŠ ΣŸÿΞ≤ΣÿΩ Σ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅…
⇐Κς… ¬ΣΠς∏Ψ∝Σÿ Ω=„ΗΤς∏ð∂ …_Ÿ∼Ψ⊕ΩŠ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang ditu-
runkan sebelum kamu, mereka ingin berhakim kepada thaghut, padahal mereka
telah diperintah berkufur kepada thaghut. Dan syetan bermaksud menyesatkan
mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” QS. an-Nisaa’ (4): 60
52. Termasuk dalam kandungan utama hakimiyyah adalah berusaha mene-
gakkan hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– di muka bumi,
bagi siapa saja yang sanggup mengupayakannya. Barangsiapa yang
tidak sanggup menegakkannya, maka harus mendukung semua usaha
dan semua orang yang mengusahakan penegakannya. Barangsiapa yang
tidak sanggup mendukung secara materi dan tenaga, maka harus tidak
meninggalkan dukungan dengan hati dan doa. Barangsiapa yang ber-
balik memusuhi penegakan hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
39
di muka bumi, maka orang tersebut telah menolak penyerahan hak-hak
hakimiyyah kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan memberi peluang
kepada selain-Nya untuk menjadi hakim pengganti-Nya. Hal ini berarti
peperangan terhadap Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
53. Tauhid uluhiyyah dalam al-wala’ wa al-bara’; al-wala’ wa al-bara’
adalah bagian dari tauhid uluhiyyah. Tauhid uluhiyyah adalah men-
tauhidkan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– melalui perbuatan-perbuatan
kita. Di waktu yang sama, al-wala’ wa al-bara’ adalah bagian dari per-
buatan manusia yang besar, yang harus disalurkan hanya berdasarkan
manhaj Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
‚Πς ΨϒΨoΠςΩΤÿ Ω⇐Σ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤς∇<√≅… ƒ∫:†φΤΤΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… ⇑Ψ∨ Ξ⇐Σ ∃φκΨ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… ⇑Ω∨Ω φΤΤΤ⊕πΤ⊃ΩΤÿ
ð∠Ψ√.ς′ ð♦∼ς∏ΩΤ⊇ φ⇔Ψ∨ ϑðΨ/≅… ℑ ]∫πΩ→ :‚ΠςΜΞ… ⇐Κς… Ν…Σ⊆ΠςΩΤP ψΣ⇒Ψ∨ %_◊ΗΩ⊆ΣΤP Σ¬ΣΣ⁄ΠΨϒΩ™ΣΤÿΩ ϑð Σ/≅…
%ΙΣφΤΤΤΤ♥πΤ⊃ΩΤ⇓ ς√ΜΞ…Ω ϑðΨ/≅… Σ⁄κΨ±Ω∧<√≅…
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali
(pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali kalau yang demi-
kian itu karena kalian takut kepada mereka. Dan Allah memperingatkan kalian
terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Alloh kalian kembali.” QS.
Ali `Imraan (3): 28
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ‚Ω Ν…⟩ϒΨoΘΩΩΤP Ω ΣΩ∼<√≅… υϖΩ≤ΗΤΩ±ΘΩ⇒√≅…Ω ƒ∫∋:†φΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… ⌠¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ Σ∫:†φΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ…
&ω×⊕ΩΤŠ ⇑Ω∨Ω ¬ΣΠς√ΩΩΩΤÿ ⌠¬Ρ∇⇒ΠΨ∨ ΙΣΠςΤ⇓ΞΜ†ΩΤ⊇ %⌠¬Σ⇒Ψ∨ ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω ΨŸΩΤÿ Ω⋅⌠Ω⊆<√≅… Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅…
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian jadikan orang-orang
Yahudi dan Nashara sebagai wali-wali untuk kalian. Sebagian mereka adalah
wali untuk sebagian lainnya. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” QS. al-Maaidah (5): 51
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ⇑Ω∨ Π ςŸΩΤP⌠≤ΩΤÿ ⌠¬Ρ∇⇒Ψ∨ ⇑Ω∅ −ΨΨ⇒ÿΨ ð∩⌠Ω♥ΩΤ⊇ ΨP<Κ†ΩΤÿ ϑð Σ/≅… ξζ⌠Ω⊆ΨΤŠ ⌠¬ΣΘΣ‰Ψ™ΣΤÿ
,ΙΣΩ⇓ΘΣ‰µµΨ⟩šΩ ]◊ΤΠς√Ψ′ςΚ… ς∏Ω∅ Ω⇐κΨ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… ∴⟨Πς∞Ψ∅ςΚ… ς∏Ω∅ Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤς∇<√≅… φΣŸΞΗΤΩΤµµ⟩– ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ ϑðΨ/≅… ‚ΩΩ
40
Ω⇐ΣΤ⊇†ΩoΩΤÿ Ω◊Ω∨⌠ς√ &ξψΜΞ:‚Ω ð∠Ψ√.Ω′ Σπ∝ΩΤ⊇ ϑðΨ/≅… Ψ∼ΨΤπPΣΤÿ ⇑Ω∨ &Σ∫:†φΤΤ↑ΩΤÿ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ε⊗γ♠.Ω ψ∼Ψ∏Ω∅
“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut
terhadap orang-orang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dike-
hendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.” QS. al-Maaidah (5): 54
54. al-Wala’ berarti kedekatan, kecintaan dan pembelaan. Sedangkan al-
bara’ adalah kejauhan, kebencian dan permusuhan. Ketika semua hal
tersebut disalurkan menurut manhaj Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, maka
semua hal tersebut merupakan peribadatan yang besar sekali.
ΘΩ⇐ΜΞ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ≤Ω–†Ω∑Ω Ν…ΣŸΩΗΤΩ–Ω ψΞΨ√.Ω∨ςΚ†ΨŠ ¬ΞΞ♥Σ⊃⇓Κ…Ω ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ ϑðΨ/≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω
Ν…Ω…ƒ∫ Νϖ…Σ≤Ω±ΩΤ⇓ΘΩ ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… ¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ Σ∫:†φΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… &ω×⊕ΩΤŠ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ¬ς√Ω Ν…Σ≤Ψ–†ΩΣΤÿ †Ω∨ ψΡ∇ς√ ⇑ΨΘ∨ ¬ΞΨΩ∼ΗΤΤς√Ω ⇑ΨΘ∨ ]∫πΩ→ υΠςΩš &Ν…Σ≤Ψ–†ΩΣΤÿ Ξ⇐ΜΞ…Ω ¬ΡΣ≤Ω±⇒ΩπΤ♠≅… ℑ Ξ⇑ÿΠΨŸ√≅…
Σ¬Σ|∼ΩΤ∏Ω⊕ΩΤ⊇ Σ≤π±Πς⇒√≅… ‚ΠςΜΞ… υς∏Ω∅ Ψ>⋅Ω∈ ¬Ρ∇ΩΤ⇒∼ΩΤŠ ¬ΣΩΤ⇒∼ΩΤŠΩ %χ⊂ΗΤΩ‘∼ΨΘ∨ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω †Ω∧ΨŠ Ω⇐ΣΤ∏Ω∧⊕ΩΤP χ⁄κΨ±ΩΤŠ
(72) Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ≤Ω⊃Ω ¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ Σ∫:†φΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… &∴×⊕ΩΤŠ ‚ΠςΜΞ… ΣΣΤ∏Ω⊕<⊃ΩΤP ⇑Ρ∇ΩΤP β◊Ω⇒ΤΤΨ⊇ ℑ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…
χ †φΤΤΤΤ♥ΩΤ⊇Ω χ⁄κΨ‰Ω (73) φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ≤Ω–†Ω∑Ω Ν…ΣŸΩΗΤΩ–Ω ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ ϑðΨ/≅…
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Ω…ƒ∫ Νϖ…Σ≤Ω±ΩΤ⇓ΘΩ ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… Σ¬Σ∑ Ω⇐Σ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… &†Θ⊥Τ⊆Ωš ¬ΣΠς√ β⟨Ω≤Ψ⊃πΤ⊕ΩΘ∨ β⊄ƒΞ⁄Ω χ¬ÿΞ≤Ω
(74) Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ?⇑Ψ∨ ΣŸ⊕ΩΤŠ Ν…Σ≤Ω–†Ω∑Ω Ν…ΣŸΩΗΤΩ–Ω ¬Ρ∇Ω⊕Ω∨ ð∠ΤΜΞΤ;ΗΤðΤ√ΟΚΡ†ΩΤ⊇ π &ψΡ∇⇒Ψ∨ Ν…Ρ√ΟΡΚ…Ω
Ψζ†Ωš⁄ςΚ‚≅… ¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ υς√ςΚ… ω×⊕Ω‰ΨŠ ℑ γ ΗΤΩΤΨ %ϑðΨ/≅… ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ΠΞΡ∇ΨŠ ]∫πΩ→ =Σ¬∼Ψ∏Ω∅ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu
sama lain lindung melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman,
41
tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atas kalian melindungi me-
reka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan
kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain.
Jika kalian (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperin-
tahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar. Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di
jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang
mulia. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan
berjihad bersama kalian maka orang-orang itu termasuk golongan kalian (juga).
Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih ber-
hak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. al-Anfaal (8):
72-75)
ŸΤΩ⊆ς√ †ΩΤ⇒<∏Ω♠⁄ςΚ… †ΩΤ⇒ς∏Σ♠Σ⁄ γŒΗΤΩΤ⇒ΘΞ∼Ω‰<√≅†ΨŠ †Ω⇒<√Ω∞⇓Κς…Ω ⟩ψΣΩ⊕Ω∨ ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… Ω⇐…ΩƒκΨ∧<√≅…Ω Ω⋅Σ⊆Ω∼Ψ√ ⟩♣†Πς⇒√≅… Ψ ∃÷♥Ψ⊆<√≅†ΨŠ
†ΩΤ⇒<√Ω∞⇓Κς…Ω ΩŸÿΨŸΩ™<√≅… Ψ∼Ψ⊇ τ♣<Κ†ΩŠ βŸÿΨŸΩΤ→ Σ⊗ΤΨ⊃ΗΤΩΤ⇒Ω∨Ω Ξ♣†Πς⇒Ψ∏√ Ω¬ς∏⊕Ω∼Ψ√Ω ϑð Σ/≅… ⇑Ω∨ ΙΣΣ≤Σ±⇒Ωÿ ΙΣς∏Σ♠Σ⁄Σ
&γ ∼Ω⊕<√≅†ΨŠ ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… Θ δΞΩΤ∈ χ∞ÿΞ∞Ω∅
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.” [QS. al-Hadiid (57): 25]
55. Tauhid uluhiyyah dalam al-wala’ dan al-bara’; berarti hanya dekat, men-
cintai dan membela Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, agama-Nya, Rasul-
Nya –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– dan kaum mukminin serta men-
jauhkan diri, membenci dan memusuhi kaum kafirin dan kekufuran.
42
φ⇔Ψ∨Ω γ♣†Πς⇒√≅… ⇑Ω∨ ΣϒΨoΠςΩΤÿ ⇑Ψ∨ Ξ⇐Σ ϑðΨ/≅… …_ …ΩŸ⇓Κς… ⌠¬ΣΩΤ⇓ΘΣ‰Ψ™ΣΤÿ ϑγ Σ™ς ∃ϑðΨ/≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Νϖ…ΤΣ⇒ΤΩ∨…ƒ∫
ϑ⟩ŸΤΩ→Κς… †⊥ΘΤ‰Σš %ΨΠς∏ΨΠ√ ⌠Τς√Ω Ω≤Ωÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Νϖ…ΤΣ∧ς∏ςℵ≡ <′ΞΜ… Ω⇐Ω≤ΤΤΩΤÿ ð‡…ΩϒΩ⊕<√≅… ΘΩ⇐Κς… Ω⟨ΘΩΣ⊆<√≅… ΨΠς∏Ψ√ †_Τ⊕∼Ψ∧Ω– ΘΩ⇐Κς…Ω
ϑðΩ/≅… ΣŸÿΨŸφΤΤ→ γ‡…ΩϒΩ⊕<√≅…
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tan-
dingan bagi Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Ada pun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semua-
nya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).” QS.
al-Baqarah (2): 165
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))!O #.M N* F :Q(#$ E* h #$ E* L#$ (( “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi
karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka dia telah menyempurna-
kan imannya.” (HR. Tirmidzi No .2445 dan Ahmad No. 15064)
56. al-Wala’ kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, Rasul-Nya –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama– dan agama-Nya adalah al-wala’ yang mutlak. Se-
dangkan al-Bara’ terhadap kekufuran dan kaum kafirin adalah al-bara’
yang mutlak. Sedangkan antara kaum muslimin, maka pada dasar dan
umumnya yang berlaku adalah al-wala’ yang terkadang harus diiringi
oleh al-bara’ yang nisbi, yaitu terhadap ahlul maksiat dan ahlul bid’ah.
Masing-masing disesuaikan dengan besar dan kecilnya kadar penye-
lewengannya. Tetapi walau bagaimana pun juga keadaan mereka, selama
mereka berada dalam lingkaran Islam, maka al-wala’ tetap menjadi
dasar, apalagi ketika sedang berhadapan dengan orang-orang kafir.
57. al-Wala’ wa al-bara’ adalah bagian tauhid yang penting sekali, karena
al-wala’ wa al-bara’ dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Meru-
bah status orang tersebut dari status mu`min menjadi kafir.
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ‚Ω Ν…⟩ϒΨoΘΩΩΤP Ω ΣΩ∼<√≅… υϖΩ≤ΗΤΩ±ΘΩ⇒√≅…Ω ƒ∫∋:†φΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… ⌠¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ Σ∫:†φΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ…
&ω×⊕ΩΤŠ ⇑Ω∨Ω ¬ΣΠς√ΩΩΩΤÿ ⌠¬Ρ∇⇒ΠΨ∨ ΙΣΠςΤ⇓ΞΜ†ΩΤ⊇ %⌠¬Σ⇒Ψ∨ ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω ΨŸΩΤÿ Ω⋅⌠Ω⊆<√≅… Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅…
43
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian jadikan orang-orang
Yahudi dan Nashara sebagai wali-wali untuk kalian. Sebagian mereka adalah
wali untuk sebagian lainnya. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zhalim.” QS. al-Maidah (5): 51
58. al-Wala’ dan al-bara’ termasuk prinsip utama yang selalu dipegang
teguh oleh para nabi dan orang-orang sholeh sebelum kita.
ŸΩΤ∈ πŒς⇓†ς ⌠¬Ρ∇ς√ δ⟨ΩπΤ♠ΡΚ… β◊Ω⇒Ω♥Ωš ⌡Ψ⊇ ðψ∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… ð⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω ,ΙΣΩ⊕Ω∨ <′ΞΜ… Ν…ΣΤ√†ΩΤ∈ ⌠¬ΞΨ∨⌠Ω⊆Ψ√ †ΠςΤ⇓ΞΜ…
Ν…Σ;.Ω∫Ω≤ΣΤŠ ⌠¬Ρ∇⇒Ψ∨ †ΘΩ∧Ψ∨Ω Ω⇐⟩ŸΣΤ‰⊕ΩΤP ⇑Ψ∨ γ⇐Σ ϑðΨ/≅… †ΩΤ⇓⌠≤Ω⊃ς ψΡ∇ΨΤŠ …ΩŸΩΤŠΩ †Ω⇒ΩΤ⇒∼ΩΤŠ Σ¬Ρ∇ΩΤ⇒∼ΩΤŠΩ
Σ⟨Ω.ΩŸΩ⊕<√≅… Σ∫:†φΤ∝πΤ⊕Ω‰<√≅…Ω …[ŸΩΤŠΚς… υΠςΩš Ν…Σ⇒Ψ∨ΣΤP ϑðΨ/≅†ΨΤŠ ,ΙΣΩŸšΩ ‚ΠςΜΞ… Ω⌠ΩΤ∈ Ω¬∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… ΨΤΤ∼ΨΤŠςΚ‚Ψ
ΘΩ⇐Ω≤Ψ⊃πΤ⊕ΩΤπΤ♠ςΚ‚Ω ð∠ς√ :†Ω∨Ω ⟩∠Ψ∏∨ςΚ… ð∠ς√ ð⇑Ψ∨ ϑðΨ/≅… ⇑Ψ∨ ξ ∃∫πΩ→ †ΩΤ⇒ΘΩΤŠΘΩ⁄ ð∠∼ς∏Ω∅ †Ω⇒<∏ΠςΩΩΤP ð∠∼ς√ΜΞ…Ω
†Ω⇒Τ‰ΩΤ⇓ςΚ… ð∠∼ς√ΜΞ…Ω Σ⁄κΨ±Ω∧<√≅…
“Sesungguhnya telah ada untuk kalian tauladan yang baik pada Ibrahim dan
pada orang-orang yang besertanya, tatkala mereka berkata kepada kaumnya:
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa-apa yang kalian
sembah selain Allah serta mengingkari apa-apa yang ada pada kalian dan telah
tumbuh antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian selamanya hingga
kalian beriman pada Allah Tuhan yang esa, kecuali perkataan Ibrahim pada
ayahnya sesungguhnya aku akan memintakan ampunan (pada Allah) untuk
mu, tidaklah aku memiliki untuk dirimu sesuatu pun dari Allah, Wahai Tuhan
kami, hanya pada Engkaulah kami bertawakal dan bertobat serta hanya kepada-
Mu-lah tempat kembali.” [QS. al-Mumtahanah (60): 4]
59. Lawan dari tauhid adalah syirik atau kesyirikan. Arti syirik adalah mem-
berikan sifat-sifat atau hak-hak Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– atau mem-
berikan peribadatan yang seharusnya hanya dipersembahkan kepada
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– ternyata diberikan kepada zat selain-Nya,
baik sebagian atau seluruhnya. Demikian juga yang termasuk syirik
adalah menyamakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan makhluk-
Nya, atau menjadikan suatu zat sebagai tandingan-Nya dalam hal apa
pun juga.
44
60. Dari segi besar dan kecilnya, syirik terbagi dua bagian, yaitu syirik
akbar dan syirik ashgar.
61. Syirik akbar adalah syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari
agama Islam. Sedangkan syirik asghar adalah perbuatan-perbuatan, baik
perbuatan hati, lisan atau pun anggota badan, yang masuk dalam kate-
gori syirik tetapi tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Pada umumnya, semua perbuatan syirik adalah syirik akbar, tetapi ada
beberapa perbuatan tertentu yang dikeluarkan dari ke-akbarannya dengan
nash-nash tertentu dan akhirnya menjadi syirik ashgar. Walau pun syirik
ashgar tidak mengkafirkan seseorang, tetapi syirik ashgar adalah dosa yang
sangat besar.
Ν…ΣŸΣΤ‰∅≅…Ω ϑðΩ/≅… ‚ΩΩ Ν…ΡΞ≤↑ΣΤP −ΨΨŠ ∃†_ΛΤΤΤ∼Ω→.
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun.” QS. an-Nisaa’ (4): 36
ΣΤ∈ Νπ…ΩΤ√†Ω⊕ΩΤP ΣΤPςΚ… †Ω∨ Ω⋅ΘΩ≤Ωš ⌠¬Σ|ΘΣŠð⁄ ∃⌠¬Σ|∼ς∏Ω∅ ϑð‚Κς… Ν…ΡΞ≤πΤ↑ΣΤP −ΨΨŠ ∃†_ΤΛΤΤ∼φΤΤ→.
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Rabb
kalian, yaitu: janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia.” QS.
al An`aam (6): 151
62. Syirik akbar adalah perbuatan yang sangat keji, yang tidak akan diam-
puni oleh Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– di akhirat nanti, apabila pela-
kunya tidak bertaubat ketika di dunia. Meruntuhkan seluruh amal per-
buatan pelakunya, bagaimana pun besar amal perbuatan tersebut, dan
menjadikan pelakunya orang musyrik yang kekal di Jahannam walau
pun dia mengucapkan dua syahadah dan beramal shaleh yang banyak
sekali.
ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω Σ≤Ψ⊃πΤ⊕Ωÿ ⇐Κς… ð∉Ω≤πΤ↑Σÿ −ΨΨŠ Σ≤Ψ⊃πΤΤ⊕ΩÿΩ †Ω∨ Ω⇐Σ ð∠Ψ√.ς′ ⇑Ω∧Ψ√ &Σ∫:†Ω↑Ωÿ ⇑Ω∨Ω ∉Ξ≤πΤ↑Σÿ Ψϑð/≅†ΨŠ
ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ υυϖΩ≤Ω<⊇≅… †[Τ∧<’ΜΞ… †[∧∼Ψℵ≠Ω∅
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengam-
puni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.” QS. an-Nisaa’ 4): 48
45
ŸΤΩ⊆ς√ Ω≤Ω⊃Ω φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ν…;⟩ΤΤ√†ΩΤ∈ ΥφΜΞ… Ωϑð/≅… ΩΣ∑ Σ˜∼Ψ♥Ω∧<√≅… Σ⇑ΤŠ≅… ∃ðψΩΤÿ⌠≤ΤΩ∨ Ω†ΩΤ∈Ω Σ˜∼Ψ♥Ω∧<√≅…
⌡Ψ⇒Ω‰ΗΤΩΤÿ ΩÿΨ∫;.Ω≤Τ⌠♠ΜΞ… Ν…ΣŸΣΤ‰∅≅… ϑðΩ/≅… ΘΨΤŠΩ⁄ ∃⌠¬Σ|ΘΩΤŠΩ⁄Ω ΙΣΠςΤ⇓ΜΞ… ⇑Ω∨ ∉Ξ≤πΤ↑ΣΤÿ Ψϑð/≅†ΨΤŠ ŸΤΩ⊆ΩΤ⊇ Ω⋅ΘΩ≤Ωš ϑð Σ/≅…
Ψ∼ς∏Ω∅ Ω◊Πς⇒Ω•<√≅… ΣΗΤΩΚ<†Ω∨Ω ∃Σ⁄†ΘΩΤ⇒√≅… †Ω∨Ω φκΨ∧Ψ∏ΗΤϑð ℵ≠∏Ψ√ ⌠⇑Ψ∨ ξ⁄†φΤΤ±⇓Κς…
“Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata: Allah itu adalah al-Masih
Ibnu Maryam, sedangkan al-Masih berkata: wahai bani Isra’il beribadahlah
kalian pada Alloh Tuhanku dan Tuhan kalian, barangsiapa yang memperse-
kutukan Allah, sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas mereka syurga
dan tempat kembali mereka adalah neraka serta tidak ada bagi orang-orang
Dzolim itu penolong.” QS. al Maaidah (5): 72
<′ΜΞ…Ω Ω†ΩΤ∈ ⟩⇑ΗΤΩ∧⊆Ρ√ −ΨΨ⇒ΤŠ≅γ‚ ΩΣ∑Ω ΙΣ⟩ℵ≠Ψ⊕ΩΤÿ ϑðΩ⇒ΤΣ‰ΗΤΩΤÿ ‚Ω ∉Ξ≤↑ΣΤP ∃Ψϑð/≅†ΨŠ ΥφΜΞ… ð∉⌠≤ΤΠΨ↑√≅… ψ<∏Ρℵ≠ς√ χψ∼Ψℵ≠Ω∅
“Dan tatkala Luqman berkata pada anaknya sambil memberikan nasihat pada-
nya, (ia berkata:) wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah
sesungguhnya syirik itu adalah kedzaliman yang besar.” QS. Luqman (31):
13
ŸΤΩ⊆ς√Ω ƒΨšΡΚ… ð∠∼ς√ΜΞ… ς√ΜΞ…Ω Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈ ⌠⇑ΜΞς√ ðŒΩ≤→ςΚ… ΘΩ⇑ς≠ΩΤ‰™Ω∼ς√ ð∠Ρ∏Ω∧Ω∅
ΘΩ⇑ΩΤ⇓Ρ∇ΩΤς√Ω Ω⇑Ψ∨ Ω⇑ÿΞ≤Ψ♥ΗΤΤΩo<√≅…
“Sesungguhnya telah diwahyukan padamu dan pada orang-orang sebelum
mu (yaitu) bila engkau berbuat syirik maka hancurlah amalan-amalan engkau
dan engkau termasuk orang-orang yang merugi.” QS. az-Zumar (39): 65
63. Syirik ashgar adalah perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan oleh nash-
nash tertentu, baik langsung maupun tidak lansung, sebagai kesyirikan,
tanpa menjadikan pelakunya sebagai seorang musyrik yang keluar dari
Islam. Syirik ashgar tidak meruntuhkan semua amal pelakunya, tetapi
hanya meruntuhkan amal tertentu yang dimasuki syirik ashgar tersebut.
Syirik ashgar dikategorikan sebagai dosa-dosa besar yang pelakunya
masih mungkin diampuni pada hari kiamat kelak. Walaupun syirik
ashgar tidak sekeji syirik akbar, tetapi syirik ashgar dapat menyeret
pelakunya kepada syirik akbar.
64. Karena syirik adalah lawan dari tauhid, maka syirik pun dapat dibagi
seperti pembagian tauhid (pembagian macam-macam tauhid dan syirik
46
adalah masalah pemahaman saja), yaitu syirik pada rububiyyah, syirik
pada asma’ wa sifat dan syirik pada uluhiyah.
65. Syirik pada rububiyyah adalah lawan dari tauhid rububiyyah. Yaitu
memberikan sebagian atau seluruh rububiyyah Alloh –Subhānahu wa
Ta’ālā– kepada zat lain. Seperti mempercayai adanya pencipta, penguasa
mutlak, pemberi rizki, penghidup, pemati dan sebagainya selain dari
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
ΞΣΤ∈ Ν…Σ∅ ≅… φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… ¬ΣπΤ∧Ω∅Ωƒ ⇑ΨΘ∨ Ξ⇐Σ ∃ϑðΨ/≅… ‚Ω φΡ∇Ψ∏∧ΩΤÿ Ω†ΩΤ⊆<‘ΨΤ∨ ξ⟨ΘΩ⁄ς′ ℑ γ‹.ΩðΗΤ∧ΘΩ♥√≅… ‚ΩΩ ℑ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… †Ω∨Ω ⌠¬Σς√ †Ω∧Ξ∼Ψ⊇ ⇑Ψ∨ ξ∉⌠≤ΤΨ→ †Ω∨Ω ΙΣςΤ√ ¬Σ⇒ΨΤ∨ ⇑ΨΘ∨ ξ⁄κΞςℵ≡
“Katakanlah: “Serulah mereka yang kalian anggap (sebagai ilah) selain Allah,
mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi,
dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan
bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-
Nya.” QS. Saba’ (34): 22
ΣΤ∈ ⌠¬ΣΤÿƒ∫Ω⁄ςΚ… Σ¬Σƒ∫:†ΩΩ≤Σ→ ð⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ∅ŸΩΤP ⇑Ψ∨ Ξ⇐Σ ϑðΨ/≅… ΨΤ⇓Σ⁄ςΚ… …ς′†Ω∨ Ν…Σ⊆ς∏Ωn Ω⇑Ψ∨
Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ⌠ζΚς… ⌠¬Σς√ β∉⌠≤Ψ→ ℑ γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… ⌠ζΚς… ⌠¬ΣΗΤΩΤ⇒∼ΩΤP…ƒ∫ †_‰ΗΤΩΤΨ ⌠¬ΣΩΤ⊇ υς∏Ω∅ ξŒΩΤ⇒ΘΨΤ∼ΩΤŠ Σ&⇒ΤΘΨ∨
ΩΤŠ ⇐ΜΞ… ΣŸΨ⊕ΩΤÿ φΣ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅… ¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ †[∝⊕ΩΤŠ ‚ΠςΜΞ… …[⁄Σ≤Σ∅
“Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutu kalian yang
kalian seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari
bumi yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam
(penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab
sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas dari padanya
Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu sebahagian dari mereka tidak men-
janjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka.” QS. Faathir
(35): 40
ΣΤ∈ ¬ΣΤÿƒ∫Ω⁄ςΚ… †ΩΘ∨ φΣ∅ŸΩΤP ⇑Ψ∨ Ξ⇐Σ ϑðΨ/≅… ΨΤ⇓Σ⁄ςΚ… …ς′†Ω∨ Ν…Σ⊆ς∏Ωn Ω⇑Ψ∨ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ⌠⋅Κς… ⌠¬Σς√ β∉⌠≤Ψ→
ℑ γ ∃‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… ΨΤ⇓ΣΤΛΤ≅… ξ ΗΤΩΤΨ∇ΨΤŠ ⇑ΨΘ∨ Ξ⌠Τ‰ΩΤ∈ :…ΩϒΗΤΩ∑ ςΚ… ξ⟨Ω≤ΗΤςΤ’ςΚ… π⇔ΤΠΨ∨ ]ψ<∏Ψ∅ ⇐ΜΞ… ⌠¬Σ⇒Σ φκΨΤ∈ΨΨŸΗΤΩ″ “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kalian sembah selain
47
Allah; perlihatkanlah kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi
ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit?
Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (al-Qur'an) ini atau peninggalan dari
pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kalian adalah orang-orang yang benar.” QS. al-Ahqaaf (46): 4
66. Syirik dalam asma’ wa sifat, seperti menyamakan Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–. dengan makhluk-Nya, baik dalam Dzat, sifat-sifat, ataupun
nama-nama-Nya yang khusus hanya bagi-Nya.
Syirik dalam rububiyyah dan asma’ wa sifat memiliki hubungan yang ham-
pir tidak dapat dipisahkan dan dibedakan.
ΞΣΤ∈Ω ΣŸ∧Ω™<√≅… ΨΠς∏Ψ√ ΨϒΠς√≅… ψς√ πϒΨoΘΩΤΩΤÿ …_Ÿς√Ω ⌠¬ς√Ω ⇑Ρ∇Ωÿ ΙΣΤΠς√ β∠ÿΞ≤ΤΩ→ ℑ γ∠<∏Σ∧<√≅… ψς√Ω
⇑Ρ∇ΩΤÿ ΙΣΤςΠ√ ℜτΨ√Ω Ω⇑ΘΨ∨ ΘΞ ∃ΠΡϒ√≅… Σ⁄ΘΨιΩΩ …Ω=⁄γκ‰<∇ΩΤP “Dan katakanlah: ”Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan
tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong
(untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan penga-
gungan yang sebenar-benarnya.” QS. Al Israa (17): 111
ΣΤ∈ ⇑Ω∨ ϑ⟩‡ΩΘ⁄ γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…Ω ΞΣΤ∈ ϑð Σ&/≅… ΣΤ∈ ¬ΣPπϒΩoΠςΤP≅†ΩΤ⊇ςΚ… ⇑ΨΘ∨ ,−ΨΤΤΨ⇓Σ ƒ∫:†ΩΤ∼Ψ√ςΚ… ‚Ω Ω⇐Ρ∇Ψ∏∧Ωÿ ⌠¬ΞΨ♥Σ⊃⇓Κς‚Ψ †_Τ⊕πΤ⊃ΩΤ⇓ ‚ΩΩ &…⊥Θ≤Ω∂ ΣΤ∈ Ω∑ ΞΩΤ⌠♥ΩΤÿ υΩ∧∅ςΚ‚≅… Σ⁄κΨ±Ω‰<√≅…Ω ⌠⋅Κς… Ω∑
ΞΩΤ⌠♥ΩΤP ⟩ŒΗΤΩ∧ΣΤ∏ϑ⟩ℵ≠√≅… Σ%⁄ΠΡ⇒√≅…Ω ⌠⋅Κς… Ν…ΣΤ∏Ω⊕Ω– ΨΠς∏Ψ√ ƒ∫:†ΩΩ≤Σ→ Ν…Σ⊆ς∏Ωn −ΨΨ⊆<∏Ωoς ΩΩ‰ΗΤΩ↑ΩΤΩΤ⊇ Σ⊂<∏Ωo<√≅…
&⌠¬Ξ∼ς∏Ω∅ ΞΣΤ∈ ϑð Σ/≅… Σ⊂Ψ∏ΗΤΤΩn ΘΞΡ ξ∫πΩ→ ΩΣ∑Ω ΣŸΨš.Ω<√≅… Σ≤ΗΤΘΩΩ⊆<√≅… “Katakanlah: “Siapakah Rabb langit dan bumi” Jawabnya: “Allah”. Katakan-
lah: “Maka patutkah kalian mengambil pelindung-pelindung kalian dari selain
Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemu-
dharatan bagi diri mereka sendiri”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan
orang yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;
“Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Alloh yang dapat mencip-
takan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pan-
dangan mereka”. Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-
lah Rabb Yang Maha esa lagi Maha Perkasa.” QS. ar-Ra`du (13): 16
48
67. Syirik dalam uluhiyyah, seperti halnya tauhid uluhiyyah, terbagi men-
jadi tiga bagian:
1) Syirik dalam nusuk: yaitu melakukan praktek peribadatan untuk selain
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, seperti shalat, puasa, qurban, doa, nadzar,
dan lainnya tidak untuk Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
…ς′ΜΞ†ΩΤ⊇ Ν…Σ‰ΨΩ⁄ ℑ γ∠<∏Σ⊃<√≅… Ν…ΣΩ∅Ω Ωϑð/≅… Ω⇐κΨ±Ψ∏ο⟩n ΣΤς√ Ω⇑ÿΠΨŸ√≅… †ΘΩ∧ς∏ΩΤ⊇ ⌠¬ΣΗΩΘ•ΩΤ⇓ ς√ΞΜ… ΘΞ⁄ΩιΤ<√≅… …ς′ΞΜ…
⌠¬Σ∑ Ω⇐ΡΞ≤πΤ↑ΣΤÿ “Maka apabila mereka naik kapal, mereka mendoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan
(Allah).” [QS. al-Ankabut (29): 65]
2) Syirik dalam hakimiyyah: yaitu memberikan kepada zat lain selain Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– hak-hak untuk menentukan hukum. Juga dengan
menyingkirkan hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dari kehi-
dupan umat dan menggantinya dengan hukum-hukum makhluk-Nya.
Atau menerapkan sebagian hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
dan menolak sebagiannya. Menganggap hukum-hukum Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā– sudah tidak cocok lagi pada zaman tertentu, atau hukum
selain hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– lebih baik atau sama dengan
hukum-Nya. Menganggap bahwa penerapan hukum Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– tidaklah wajib seperti wajibnya menerapkan hukum-hukum
lainnya.
Νϖ…ΣϒΩoΠςΤP≅… ⌠¬Σ∑Ω⁄†φΤΤΤ‰ΤšΚς… ⌠¬ΣΩ⇒ΗΤΩΤ‰Τ∑Σ⁄Ω †_ΤΤŠ†φΤΤΤΤŠ⁄ςΚ… ⇑ΨΘ∨ γΣ ϑðΨ/≅… Ω˜∼Ψ♥Ω∧<√≅…Ω φ⇔ΤŠ≅…
Ω¬ΩΤÿ⌠≤Ω∨ :†Ω∨Ω Νϖ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ‚ΠςΜΞ… Νϖ…ΣŸΣ‰Τ⊕Ω∼Ψ√ †_ΗΤςΤ√ΞΜ… ∃…_ŸΨš.Ω :‚Πς ΩΗΤς√ΞΜ… ‚ΠςΜΞ… &ΩΣ∑ ΙΣΩ⇒ΗΤφΤΤ™Τ‰Σ♠ †ΘΩ∧Ω∅
φΣΞ≤πΤ↑ΣΤÿ
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai
rabb-rabb selain Allah dan demikian juga al-Masih putera Maryam; pa-
dahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada
Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.” QS. at-Taubah (9): 31
49
⋅Κς… ψΣς√ Ν…Σ;ΗΤΤΩΩ≤Σ→ Ν…Σ∅Ω≤Ω→ ¬Σς√ Ω⇑ΨΘ∨ Ξ⇑ÿΠΨŸ√≅… †Ω∨ ⌠¬Τς√ ?⇐ς′<Κ†Ωÿ ΨΨŠ &ϑð Σ/≅… ð‚⌠Τς√Ω Σ◊Ω∧Ψ∏Ω
Ξπ±Ω⊃<√≅… ƒΨ∝Σ⊆ς√ ⌠ %¬ΣΩΤ⇒∼ΤΩΤŠ ΘΩ⇐ΜΞ…Ω φκΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅… ⌠¬Σς√ ‡…ΩϒΩ∅ χψ∼Ψ√Κς…
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang men-
syariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya
tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah
dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan mem-
peroleh azab yang amat pedih.” QS. asy-Syuuraa’ (42) : 21
‚ΩΩ Ν…ΣΤ∏Σ<Κ†ΩΤP †ΘΩ∧Ψ∨ ψς√ Ξ≤ς<ϒΣΤÿ ⟩ψ♠≅… ϑðΨ/≅… Ψ∼Τς∏Ω∅ ΙΣΠςΤ⇓ΞΜ…Ω %χ⊂π♥Ψ⊃ς√ ΘΩ⇐ΜΞ…Ω φκΨ≠ΗΤΩΤ∼Πς↑√≅…
Ω⇐ΣšΣ∼Τς√ υϖς√ΞΜ… ψΞΜΞ:†Ω∼Ψ√ςΚ… ∃⌠¬ΡΡ√ΨŸΗΤΩ•Σ∼Ψ√ ⌠⇐ΜΞ…Ω ⌠¬Σ∑Σ∧ΣΤ⊕ς≡ςΚ… ¬Ρ∇Πς⇓ΜΞ… Ω⇐ΡΞ≤πΤ↑Σ∧ς√
“Dan janganlah kalian memakan binatang-binatang yang tidak disebut
nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang se-
macam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syetan itu membisikkan
kepada para pengikutnya agar mereka mendebat kalian dan jika kalian
menuruti mereka, maka kalian adalah orang-orang yang musyrik.” [QS.
al-An`aam (6): 121]
3) Syirik dalam al-wala’ dan al-bara’: yaitu memberikan al-wala’ kepada kaum
kafirin dan kekufuran, menolong kaum kafirin dalam memerangi kaum
muslimin atau membalikkan al-wala’ wa al-bara’ yaitu memberikan wala’
kepada syetan dan pengikutnya, dan dengan memberikan bara’ kepada
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, agama-Nya dan kepada kaum mukminin.
Semua macam syirik tersebut mengekalkan pelakunya dalam api Jahannam
pada hari kiamat nanti, walaupun sang pelaku memiliki kebaikan yang ber-
gunung-gunung banyaknya.
υΩ≤ΩΤP …_⁄κΨ‘ς ψΣ⇒ΤΘΨ∨ φ⌠Πς√ΩΩΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… &Ν…Σ≤Ω⊃Ω φ♦γΛ‰ς√ †Ω∨ πŒΩ∨ϑðŸΩΤ∈ ψΣς√ ⌠¬ΣΣ♥Σ⊃⇓Κς… ⇐Κς…
ð÷ΨoΩ♠ ϑð Σ/≅… ψΞ∼ς∏Ω∅ ΨΤ⊇Ω γ‡…ΩϒΩ⊕<√≅… ⌠¬Σ∑ Ω⇐ΣŸΨ∏ΗΤΩΤn (80) ⌠ς√Ω Ν…ΣΤ⇓†Ω φΣ⇒Ψ∨ΣΤÿ Ψϑð/≅†ΨΤŠ
ϑΞΨ‰ΘΩ⇒√≅…Ω :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… Ψ∼ς√ΜΞ… †Ω∨ ⌠¬Σ∑ΣϒΩoΠςΤP≅… ƒ∫:†ΩΤΤ∼ΨΤ√ςΚ… ΘΩ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω …_⁄κΨ‘Ω ⌠¬Σ⇒ΤΘΨ∨ φΣ⊆Ψ♥ΗΤΩΤ⊇
“Engkau lihat kebanyakan mereka berwala’ kepada orang-orang kafir, amat
buruklah apa-apa yang mereka kerjakan yang mana hal tersebut membuat
murka Allah pada mereka dan mereka kekal dalam siksaan. Kalau seandainya
50
mereka beriman pada Allah dan nabi dan pada apa-apa yang diturunkan ke-
padanya, tentulah mereka tak akan menjadikan orang-orang kafir itu sebagai
kekasih-kekasih mereka akan tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang
yang fasik.” QS. al-Maaidah(5): 80-81
68. Syirik asghar terbagi dalam dua bagian, yaitu:
A. Syirik ashgar zhahir (nyata): syirik ini berbentuk perbuatan dan perka-
taan, seperti:
1) Bersumpah dengan selain nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, seperti
mengatakan “demi nabi, demi hidupmu” dan sebagainya. Perbuatan
ini termasuk syirik ashgar, selama pelakunya tidak bermaksud
menyamakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan makhluk-Nya.
Apabila dalam hatinya dia meyakini bahwa Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– sama dengan makhluk-Nya, maka bersumpah dengan nama
makhluk adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))5"#$ #$ M N* -/ m/ (( “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah
berbuat syirik.” (HR. Ahmad No. 2/69 dan Abu Dawud No. 3251)
2) Perkataan “kalau bukan karena Allah dan karena si fulan”.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))3 C!/* @!" -/ @!" ! N +* @!" 8J -/ @!" ! T MC((
“Janganlah kalian mengatakan: Atas kehendak Allah dan kehendak si
fulan, akan tetapi katakanlah: atas kehendak Allah, kemudian atas ke-
hendak si fulan.” (HR. Abu Dawud No. 4328 dan Ahmad No. 22179)
3) Memakai gelang dan yang sejenisnya, baik dari logam, benang atau
selainnya, untuk menolak kecelakaan atau mendapatkan kebaikan.
Perbuatan ini dikategorikan dalam hadits sebagai suatu kesyirikan.
Amal seperti ini masuk kategori syirik ashgar, akan tetapi ketika
dikerjakan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan kebaikan dari
kesanggupan benda itu sendiri, selain dari Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–, maka perbuatan itu adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
51
))+* PH Z-/ +* PH( Z-/ -/ 8#$ -/ X ((
“Barangsiapa menggantungkan tamimah semoga Alloh tidak menga-
bulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggantungkan wada’ah,
semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa meng-
gantungkan wada’ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada-
nya.” (HR. Ahmad No. 16764)
B. Syirik ashgar khafi (tersembunyi): di antaranya riya’ yang ringan. Yaitu
pengindahan suatu amal shaleh yang pada asalnya dikerjakan untuk
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, namun kemudian ditujukan untuk men-
dapatkan pujian dari orang lain. Maka gugurlah amal tersebut.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))3#$ 8M/( m?#$ 1 ! 8M ?4$ 2 ( n^#.!T : T:/ !/^#.!T : b.] !M 4. 4.] 8N #$ YE? 5["((
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku
khawatirkan terhadap kalian dari pada al-Masih ad-Dajjal? Para shahabat
menjawab: Tentu ya Rasulullah. Beliau pun bersabda: Syirik tersembunyi,
yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya
karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu
Majah No. 4198 dan Ahmad No. 10822)
69. Di antara bentuk syirik yang banyak terjadi pada umat ini dan umat-
umat sebelumnya adalah sihir. Sihir adalah perbuatan yang dihasilkan
oleh adanya kesepakatan antara seorang manusia dengan syetan.
Dengan mempersembahkan peribadatan tertentu kepada syetan, maka
seseorang akan mendapatkan bantuan untuk mendapatkan hal-hal tertentu
yang diinginkannya. Seperti menceraikan antara sepasang suami istri, men-
jadikan seorang benci kepada selainnya atau sebaliknya, menjadikan seseo-
rang mencintai seorang lain, menyebabkan timbulnya suatu penyakit pada
seseorang, mengelabui pemandangan dan lainnya. Banyak lagi macam-macam
sihir yang ada pada zaman dahulu dan sekarang, khususnya yang muncul
pada akhir-akhir ini dengan nama-nama baru, seperti paranormal, orang pin-
tar dan lainnya.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))( N ( N P>J 8 o* )* !N ^ * N #$ "5 ^ -/Z
52
"i& ![M#. (( “Barangsiapa membuat suatu ikatan, kemudian meniupnya, maka dia telah
melakukan sihir. Dan barangsiapa yang melakukan sihir, maka telah berbuat
syirik. Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat) pada dirinya, maka
dirinya akan dijadikan bersandar kepadanya.” (HR. Nasa’i No. 4011)
70. Sihir mempunyai hakikat yang nyata benar-benar ada, bukan hanya
hayalan dan tipu muslihat kosong. Kalau tidak demikian, niscaya kita
tidak diperintahkan untuk berlindung kepada Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– dari kejahatan-kejahatan tukang sihir.
71. Hukuman bagi sahir atau tukang sihir adalah dipenggal kepalanya.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))m! =H , ! Y ((
“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal kepalanya.” (HR. Tirmidzi
No. 1400, Daruquthni 3/114, Hakim 4/360, Baihaqi dan Dzahabi, didha’ifkan oleh
Ibnu Hajar dan Albani dalam Dha’if al-Jami’ No. 2698)
Walaupun dinilai dha’if, tetapi hukum yang terdapat dalam hadits tersebut
(hukum penggal kepala) telah dipraktekkan oleh ‘Umar bin al-Khaththab,
‘Abdullah bin ‘Umar, Ummul Mu`minin Hafshah bint ‘Umar, ‘Utsman bin
‘Affan, Zundub bin ‘Abdullah, Zundak bin Ka’ab dan Qais bin Sa'ad, yang
semuanya adalah shahabat. Hukuman ini juga dilaksanakan oleh ‘Umar bin
Abdul ‘Aziz serta difatwakan oleh Imam Malik bin Anas, Imam Ahmad bin
Hambal, Abu Hanifah dan lain-lainnya.
Sedangkan Imam Syafi’i menyatakan bahwa seorang tukang sihir harus
dibunuh, apabila sihirnya mencapai derajat kekufuran. Kalau tidak, maka
tidak dibunuh.
Sebenarnya, tidak ada sihir tanpa harus berbuat syirik dengan syetan. Maka,
kemungkinan besar yang dimaksud Imam Syafi’i adalah beragam tipu mus-
lihat yang memakai nama sihir.
72. Do`a merupakan bentuk peribadatan yang sangat besar, maka barang-
siapa berdo’a kepada selain Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, berarti dia
telah berbuat syirik kepada-Nya, dengan syirik akbar.
53
Ω†ΩΤ∈Ω Σ¬Σ|ΘΣΤŠΩ⁄ ⌡ΨΤ⇓Σ∅ ≅… π Ψ•ΩΤ♠ςΚ… π &ψΡ∇ς√ ΘΩ⇐ΜΞ… φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ⁄Ψι<∇ΩπΤ♥ΩΤÿ ⌠⇑Ω∅ ΨΤPΩ †Ω‰Ψ∅
Ω⇐ΣΤ∏ΣnŸΩ∼Ω♠ Ω¬Πς⇒ΩΩ– Ω⇑ÿΞ≤Ψn.Ω
“Dan Rabb kalian berfirman: Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya akan Ku-
perkenankan bagi kalian. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk
beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina.” QS.
al-Mu'min (40): 60
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))> ! 1 @!(Y (( “Doa adalah ibadah” (HR. Tirmidzi No. 2895 dan Ibnu Majah No. 2818)
73. Beberapa hal penting untuk memperluas pembahasan La Ilaha Illallah
adalah:
La Ilaha Illallah berarti tidak ada ilah yang hak selain Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā–, tidak ada Tuhan yang hak selain Allah, tidak ada pencipta selain
Allah, tidak ada penghidup dan pemati selain Allah, tidak ada penentu dan
pengatur segala sesuatu selain Allah, tidak ada pemberi dan pencegah selain
Allah, tidak ada penguasa yang bisa menandingi Allah, tidak ada zat yang
tidak bisa dikalahkan dengan mudah oleh Allah, tidak ada kesempurnaan
yang mutlak selain pada Allah, tidak ada peribadatan yang boleh diberikan
selain kepada Allah, tidak ada satu zat pun yang berada di luar genggaman
kekuasan Allah, tidak ada zat yang berhak diagungkan dan dimuliakan selain
Allah, tidak ada hakim yang hak selain Allah, tidak ada hukum dan undang-
undang yang boleh diterapkan selain hukum-hukum Allah, tidak ada agama
yang boleh dianut selain agama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
74. Syarat-syarat La Ilaha Illallah adalah:
1) al-‘Ilmu (ilmu atau pengetahuan tentang arti La Ilaha Illallah):
Pengetahuan tentang arti La Ilaha Illallah adalah hal utama bagi se-
seorang yang bersaksi atas syahadat tersebut. Tanpa mengetahui artinya,
tidak ada gunanya lafadz syahadat tersebut bagi yang bersaksi. Arti yang
wajib diketahui bagi seseorang yang bersyahadat adalah arti global yang
telah dijelaskan di atas (point 73). Sedangkan arti detail, perlu dipelajari
terus untuk menambah keimanan seseorang dan mencegahnya dari ter-
jatuh kepada lawan syahadat tersebut, yaitu kesyirikan.
54
ψς∏∅≅†ΩΤ⊇ ΙΣΠςΤ⇓ςΚ… :‚Ω ΩΗΤς√ΞΜ… ‚ΠςΜΞ… ϑð Σ/≅…
“Maka ketahuilah bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Allah.” QS.
Muhammad (47): 19
‚ΠςΜΞ… ⇑Ω∨ ΩŸΞΩ→ ΘΞ⊂Ω™<√≅†ΨŠ ¬Σ∑Ω Ω⇐Σ∧ΩΤ∏⊕ΩΤÿ
“…akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang menga-
kui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahui(nya).” QS. az-Zukhruf (43): 86
55
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))H-] #.? 4 -3 3 #$ 8/ 1 '! (( “Barangsiapa yang meninggal dunia dan mengetahui bahwa tidak ada Ilah
(yang berhak diibadati) kecuali Allah, niscaya dia akan masuk jannah.” (HR.
Muslim No. 38 dan Ahmad No. 434)
2) al-Yaqin (keyakinan tentang kebenaran syahadahnya):
Seseorang yang bersaksi La Ilaha Illallah dan di hatinya meragukan
kebenaran syahadat ini, maka syahadatnya tidak akan diterima. Mempe-
lajari isi syahadat pada khususnya dan agama Islam pada umumnya de-
ngan disertai doa kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, insya Allah akan
memperkuat keyakinan seseorang dari waktu ke waktu.
†Ω∧Πς⇓ΞΜ… φΣ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ⇒Ω∨…ƒ∫ Ψϑð/≅†ΨŠ −ΨΨΤ√Σ♠Ω⁄Ω ΘΩ¬Ρ’ ¬ς√ Ν…ΣŠ†ΩΤP⌠≤ΩΤÿ Ν…ΣŸΩΗΤΩΤ–Ω
¬ΞΞ√.Ω∨ςΚ†ΨŠ ψΞΨ♥Σ⊃<⇓Κ…Ω ℑ Ξ∼Ψ‰φΤΤ♠ ϑðΨ &/≅… ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… Σ¬Σ∑ φΣΤ∈ΨŸΗΤϑð±√≅…
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang ber-
iman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-
orang yang benar.” QS. al-Hujuraat (49): 15
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) /T !) !PN 4 -3 3 #$ )" Q&! 1 @ 'N H-]! [" *((
“Barangsiapa yang berjumpa denganmu dari balik dinding ini dan dia ber-
saksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadati) selain Allah, dan meyakini
dengan hatinya, maka berilah kabar gembira bahwa dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim No. 46)
3) al-Inqiyad (tunduk melaksanakan kandungannya):
Syahadah mempunyai tuntutan-tuntutan dan kandungan-kandungan
yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari keimanan kita kepa-
danya. Kepada tuntutan-tuntutan dan kandungan-kandungan tersebut,
kita harus tunduk kepadanya, lahir dan batin.
56
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…ΣΤ⊆ΠςΤP≅… ϑðΩ/≅… Ν…Σ⁄ς′Ω †Ω∨ ƒΨ⊆ΩΤŠ Ω⇑Ψ∨ Νυϖ…ΤΩΤŠΘΞ≤√≅… ⇐ΜΞ… ψΣ⇒Ρ Ω⇐κΨ⇒Ψ∨ΘΣ∨
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian pada Allah serta jauh-
kanlah diri kalian dari perbuatan riba jika kalian benar-benar orang orang
mu’min.” QS. al-Baqarah (2): 278
†Ω∧ΠςΤ⇓ΞΜ… Σ¬Ρ∇Ψ√.ς′ Σ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅… ⟩∩ΘΞΩoΣΤÿ ΙΣƒ∫:†Ω∼Ψ√Κς… ð„ΤΩΤ⊇ ¬Σ∑ΣΤ⊇†ΩoΩΤP Ξ⇐ΣΤ⊇†ΩnΩ ⇐ΜΞ… ¬Σ⇒Ρ Ω⇐κΨ⇒Ψπ∨ΘΣ∨
“Sesungguhnya itulah syetan-syetan yang menakut-nakuti kalian dari pengi-
kut-pengikutnya, maka janganlah kalian takut pada mereka takutlah kalian
pada-Ku jika kalian benar-benar orang-orang mu’min.” QsS Ali Imran (3):
175
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩÿ Νϖ…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ⊕∼Ψ≡ςΚ… ϑðΩ/≅… Ν…Σ⊕∼Ψ≡ςΚ…Ω ΩΣ♠ΘΩ≤√≅… Ψ√ΟΡΚ…Ω Ξ≤∨ΚΚς‚≅… ∃ψΡ∇⇒Ψ∨ ⇐ΞΜ†ΩΤ⊇
¬ΣΤ∅Ω∞ΗΤΩΤ⇒ΩΤP ℑ ξ∫πΩ→ ΣΠΡ Σ≤ΩΤ⊇ ς√ΞΜ… ϑðΨ/≅… ΞΣ♠ΘΩ≤√≅…Ω ⇐ΜΞ… ¬Σ⇒Ρ Ω⇐Σ⇒Ψπ∨ΣΤP Ψϑð/≅†ΨŠ ΨζΩ∼√≅…Ω &Ξ≤Ψn›‚≅…
ð∠Ψ√.ς′ β⁄κΤΩn Σ⇑φΤΤ♥šςΚ…Ω „ÿΞ<Κ†ΩΤP.
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan Rasul-Nya dan ulil
amri di antara kalian. Jika kalian bersengketa tentang suatu hal maka kemba-
likan lah hukumnya kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” QS. an-Nisaa’
(4): 59
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΤΩÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ‚Ω Ν…⟩ϒΨoΠςΩΤP Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣϒΩoΠςΤP≅… ψΡ∇Ω⇒ΤÿΨ …_Σ∞Σ∑ †_ΤΤ‰Ψ⊕ς√Ω Ω⇑ΘΨ∨ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…
Ν…ΣPΡΚ… ð ΗΤΩΨ∇<√≅… ⇑Ψ∨ ψΡ∇Ψ∏‰ΩΤ∈ Ω⁄†Πς⊃Ρ∇<√≅…Ω &ƒ∫:†φΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… Ν…Σ⊆ΠςΤP≅…Ω ϑðΩ/≅… ⇐ΜΞ… ¬Σ⇒Ρ Ω⇐κΨ⇒Ψ∨ΘΣ∨
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan orang-orang
yang menjadikan agamanya sebagai olok-olokan dan permainan, yaitu orang-
orang diturunkan pada mereka al-Kitab sebelum kalian serta menjadikan orang-
orang kafir sebagai kekasih. Dan bertaqwalah kalian pada Allah jika kalian
benar-benar orang-orang mu’min.” Qs.Al Maidah(5): 57
4) al-Qabul (menerima, tidak menolak kandungan-kandungannya):
Syahadat tidak diterima dari seseorang yang menerima sebagian kan-
57
dungannya dan menolak sebagiannya lagi. Seperti halnya orang-orang
murtad di Jazirah Arab ketika Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–
meninggal dunia, mereka menerima seluruh ajaran Islam kecuali zakat.
Maka mereka pun diperangi sebagai orang-orang yang keluar dari agama.
Ω⇐Σ⇒Ψ∨ΣΩΤ⊇Κς… γ×⊕Ω‰ΨŠ γ ΗΤΤΩΨ∇<√≅… φΣ≤Σ⊃<∇ΩΤPΩ &ω×⊕Ω‰ΨŠ †Ω∧ΩΤ⊇ Σ∫:…Ω∞Ω– ⇑Ω∨ ΣΩ⊕Τ⊃ΩΤÿ Ω∠Ψ√.ς′ ⌠¬Σ|⇒Ψ∨
‚ΠςΜΞ… χ∞Ψn ℑ Ψ⟨λ∼Ω™<√≅… ∃†ΤΩ∼ΤΤ⇓ΠΡŸ√≅… Ω⋅⌠ΤΩΤÿΩ Ψ◊Ω∧ΗΤΩ∼Ψ⊆<√≅… Ω⇐ΘΣ Ω≤ΣΤÿ υϖς√ΞΜ… ΠΨŸΤΩ→Κς… γ %‡…ΩϒΩ⊕<√≅… †Ω∨Ω ϑð Σ/≅…
∴Ψ⊃ΗΤΩ⊕ΨŠ †ΘΩ∧Ω∅ Ω⇐Ρ∏Ω∧⊕ΩΤP
“Apakah kalian beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demi-
kian dari pada kalian melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada
hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak
lengah dari apa yang kalian perbuat”. Qs.Al Baqoroh (2): 85
5) al-Ikhlash (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya demi Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā–):
Artinya bahwa seseorang bersyahadat harus hanya demi Allah –Sub-
hānahu wa Ta’ālā– dan tidak mengharapkan apapun dari siapa pun juga,
selain Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
:†Ω∨Ω ϖΝ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ‚ΠςΜΞ… Ν…ΣŸΣΤ‰⊕Ω∼Ψ√ ϑðΩ/≅… Ω⇐κΨ±Ψ∏ο⟩n ΣΤς√ Ω⇑ÿΠΨŸ√≅… ƒ∫:†ΤΩ⊃Ω⇒ΤΣš
“Mereka tidak diperintahkan kecuali beribadah kepada Allah dengan mengikh-
laskan agama bagi-Nya.” QS. al-Bayyinah (98): 5
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) 3 #.!T E(!" ;!- #$ /T !6K!? 4 -3 (( “Manusia yang paling berbahagia dengan syafa`atku adalah orang yang me-
ngucapkan La Ilaha Illallah dengan tulus ikhlas dari hatinya.” (HR. Bukhari
No. 97 dan Ahmad No. 8503)
6) ash-Shidq (jujur):
Yang dimaksud dengan jujur adalah bahwa syahadat yang diucapkan
benar-benar meresap di dalam hati, bukan hanya di mulut saja.
ϖψΤ:√… (1) ð Ψ♥ΩšςΚ… ⟩♣†Πς⇒√≅… ⇐Κς… Νϖ…ΣΩ≤ΤΣΤÿ ⇐Κς… ϖΝ…Ρ√Σ⊆ΩΤÿ †ΥφΤΤΤΤ⇒Ω∨…ƒ∫ ⌠¬Σ∑Ω ‚Ω Ω⇐Σ⇒ΤΩΤπ⊃Σÿ (2) ŸΤΩ⊆ς√Ω
58
†ΘΩ⇒ΤΤΩΩΤ⊇ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… ⇑Ψ∨ ∃⌠¬ΞΨ∏‰ΤΩΤ∈ ΘΩ⇑Ω∧ς∏⊕ΩΤ∼ς∏ΩΤ⊇ ϑð Σ/≅… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ∈ΩŸΩ″ ΘΩ⇑Ω∧ς∏⊕Ω∼ς√Ω φκΨŠΨϒΗΤΤς∇<√≅…
“Adakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja berkata: kami
telah beriman, tanpa mereka diuji. Sesungguhnya Kami telah uji orang-orang
yang sebelum mereka, supaya Allah mengetahui mereka yang jujur dan mereka
yang dusta.” QS. al-‘Ankabuut (29): 1-3
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))H-] #.? /T !PT !K 4 -3 3 #.!T ((
“Barangsiapa mengucapkan La Ilaha Illallah dengan jujur dari hatinya, nis-
caya dia masuk syurga.” (HR. Bukhari No. 125, Muslim No. 47 dan Ahmad No.
11882)
7) al-Mahabbah (kecintaan):
Seseorang yang bersyahadat harus mencintai syahadat tersebut dan
mencintai orang-orang yang bersyahadat lainnya. Harus memberikan al-
wala’ dan al-bara’ atas dasar syahadatnya tersebut. Yaitu berwala’ kepada
ahli La Ilaha Illallah dan berbara’ kepada musuh-musuh La Ilaha Illallah.
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Νϖ…ΤΣ⇒ΤΩ∨…ƒ∫ ϑ⟩ŸΤΩ→Κς… †⊥ΘΤ‰Σš %ΨΠς∏ΨΠ√.
“Ada pun orang-orang yang beriman amat cinta kepada Allah.” QS. al-
Baqa-rah (2): 165
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))#$JZ( 2O! YL* E h* E(( “Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci
karena-Nya pula.” (HR. Ahmad No. 17793)
75. Berbagai definisi yang dikemukakan oleh ulama Ahlus Sunnah tentang
kufur (kekafiran) mempunyai arti yang hampir sama. Namun yang kita
ambil adalah definisi kufur yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah –Rahimahullah–, yaitu:
“al-Kufru dalam syari'at adalah lawan dari al-iman. Yaitu tidak adanya
iman kepada Allah dan Rasul-Nya dalam diri seseorang. Baik ketiadaan
iman itu disertai oleh pendustaan terhadap para rasul dan apa-apa yang
dibawanya, ataupun tidak. Yaitu karena disebabkan oleh hal-hal lain,
seperti keraguan, atau berpaling, atau hasad, atau kesombongan, atau
59
karena mengikuti hawa nafsu. Apabila kekufuran tersebut disertai pen-
dustaan, maka kekufurannya menjadi lebih buruk lagi. Demikian hal-
nya dengan orang yang mendustakan dikarenakan hasad, namun di
hatinya dia meyakini kebenaran para rasul.”7
76. Kufur terbagi menjadi dua macam, yaitu:
• kufur akbar, dan
• dan kufur ashgar.
77. Perbedaan antara kedua kufur tersebut adalah:
1) Kufur akbar mengeluarkan pelakunya dari Islam dan meruntuhkan
semua amal shaleh. Sedangkan kufur ashgar tidak mengeluarkan pe-
lakunya dari Islam dan tidak pul meruntuhkan seluruh amal, tetapi
akan mengurangi amal seseorang dan menjadikan pelakunya terancam.
ΣΩΤ‘ΘΩ∨ φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ≤Ω⊃ð π ∃ψΞΘΞΤŠΩ≤ΨŠ ψΣΡ∏ΗΤΩ∧∅ςΚ… ] †Ω∨Ω≤ς π‹ΠςŸΩπΤ→≅… ΨΨŠ Σ˜ÿΘΞ≤√≅… ℑ ]ζ⌠ΩΤÿ
∃ξ∪γ″†ΤΩΤ∅ ‚Πς Ω⇐Σ⁄ΨŸΤ⊆ΩΤÿ †ΘΩ∧Ψ∨ Ν…Σ‰Ω♥Ω υς∏Ω∅ ξ &∫πΩ→ ð∠Ψ√.ς′ ΩΣ∑ ΣΗΤΩΤ∏ϑð∝√≅… ΣŸ∼Ψ⊕ΩΤ‰<√≅…
“Orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah
seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin
kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa
yang telah mereka usahakan. Yang demikian itu adalah kesesatan yang
jauh.” QS. Ibrahim (14): 18
2) Kufur akbar mengekalkan pelakunya di Jahannam, sedangkan kufur
ashgar tidak mengekalkan pelakunya di Jahannam, bahkan masih ter-
buka kemungkinan baginya untuk diampuni oleh Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– sehingga tidak harus diadzab terlebih dahulu.
3) Kufur akbar menjadikan darah dan harta pelakunya halal, sedangkan
kufur ashgar tidak menghalalkan darah dan harta pelakunya.
4) Kufur akbar diberikan al-bara’ mutlak kepada pelakunya, sedangkan
pelaku kufur ashgar tetap diberikan wala’ sesuai kadar ketaatannya,
dan juga diberikan bara’ sekedar perbuatan maksiatnya.
78. Kufur akbar ada enam macam, yaitu:
1) Kufur takzib (pendustaan); baik pelakunya mendustakan seluruh kabar
7 Majmu’ al-Fatawa’ 12/335.
60
yang dibawa oleh Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–, seperti
yang dikerjakan oleh orang-orang kafir asli, ataupun pelakunya mene-
rima Islam dan memasuki agama Islam kemudian menolak dan tidak
mengakui hukum-hukum yang jelas yang selazimnya diketahui oleh
seorang muslim. Seperti tidak mengakui wajibnya shalat, puasa, haji
dan lain-lain atau tidak mengakui haramnya khamar, daging babi dan
lain-lainnya.
⌠⇑Ω∨Ω Σ¬ςΤ∏<ℵ≡Κς… Ξ⇑ΘΩ∧Ψ∨ υΩ≤Ω<⊇≅… ς∏Ω∅ ϑðΨ/≅… †[ΤΤŠΨϒΩ ςΚ… ð‡Πςϒς ΘΞ⊂Ω™<√≅†ΨŠ †ΩΘ∧ς√ ,Ι&Σƒ∫:†Ω– ð♦∼Τς√ςΚ…
ℑ Ω¬Πς⇒ΤΩΩ– _πΤΤ‘ΤΩ∨ Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤΩΤ|<∏ΨΠ√
“Siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang mengada-adakan dusta
terhadap Allah atau mendustakan kebenaran setelah datang kepadanya.
Bukankah neraka tempat tinggal orang-orang kafir?” QS. al-‘Ankabuut
(29): 68
2) Kufur juhud (ingkar); sebenarnya macam kufur ini sama dengan yang
sebelumnya (kufur takdzib), yang perbedaan bahwa sang pelaku di dalam
hatinya meyakini kebenaran kabar dari Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi
wa Sallama– kemudian diingkari dan ditolaknya.
Ν…ΣŸΩ™Ω–Ω †ΩΨΤŠ :†ΩΤΩ⇒ΩΤ⊆∼ΩΤπΤ♠≅…Ω ⌠¬ΣΣ♥Σ⊃⇓Κς… †_∧<∏Ρℵ≡ &…Θ⊥ΣΤ∏Σ∅Ω ⌠≤⟩ℵ≠⇓≅†ΩΤ⊇ ð∪∼ð Ω⇐†ς Σ◊Ω‰Ψ⊆ΤΗΤΩ∅
Ω⇑ÿΨŸΨ♥πΤ⊃Σ∧<√≅…
“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan, pada-
hal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” QS. an-Naml (27):14
3) Kufur iba’ wa istikbar (penolakan dan kesombongan);: pelaku kufur ini
walaupun mengetahui dan mengakui kebenaran Islam dan risalah
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–, tetapi dia enggan untuk tun-
duk, menerima dan melaksanakan kandungan risalah tersebut, baik
karena kesombongan atau sebab-sebab lainnya.
<′ΜΞ…Ω †Ω⇒<∏ΣΤ∈ Ψ◊ς∇ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∧<∏Ψ√ Ν…ΣŸΣ•♠≅… Ω⋅Ω ‚ςΚΨ ϖΝ…ΣŸΩ•Ω♥ΩΤ⊇ :‚ΠςΜΞ… ð♦∼Ψ∏ŠΜΞ… υΩΤŠΚς… Ω⁄Ωι<∇Ωπ♠≅…Ω Ω⇐†ΩΩ
Ω⇑Ψ∨ φ⇔ΤÿΞ≤Ξ⊃ΗΤς∇<√≅…
61
“Dan ingatlah katika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kalian
kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia enggan dan takabur
dan jadilah dia dari golongan orang-orang yang kafir.” QS. al-Baqarah
(2): 34
4) Kufur syak (keraguan); orang yang mengidap kufur ini merasa ragu
terhadap kebenaran risalah para rasul. Dia tidak mendustakan dan juga
tidak meyakininya. Sebenarnya keadaan ini bisa cepat hilang dan akan
tergantikan oleh kayakinan –Insya Allah–, apabila orang tersebut mau
mempelajari agama dengan cermat dan rajin. Karena agama mempu-
nyai hujjah-hujjah yang jelas dan kuat serta sesuai dengan fithrah. Te-
tapi keadaan ini akan tetap berlangsung, apabila orang tersebut tidak
peduli untuk mempelajari agama Islam dengan baik.
:†Ω∨Ω Θ Σ⇑Ρℵ≡ςΚ… Ω◊Ω∅†ΥφΤΤ♥√≅… ⊥◊Ω∧ΜΞ:†ΩΤ∈ ⇑ΜΞς√Ω ϑ⟩‹ Ψ ΘΣ⁄ υς√ΞΜ… ΘΨΤΤŠΩ⁄ ΘΩ⇐ΩŸΨ–ςΚ‚Ω …_⁄κΩΤn †Ω⇒ΨΘ∨ †_Τ‰ΩΤ∏Ω⊆⇒Σ∨
(36) Ω†ΩΤ∈ ΙΣςΤ√ ΙΣΣ‰Ψš†Ω″ ΩΣ∑Ω ,ΙΣΣ⁄Ψ†Ω™ΣΤÿ ð‹⌠≤Ω⊃ΩΚς… ΨϒΠς√≅†ΨŠ ð∠Ω⊆ς∏Ωn ⇑Ψ∨ ξ‡…Ω≤ΣΤP ΘΩ¬Ρ’
⇑Ψ∨ ξ◊Ω⊃π≠ΤΠΡ⇓ ΘΩ¬Ρ’ ð∠ΗΤΘΩΩ♠ „ΤΤΣ–Ω⁄
“Aku rasa hari kiamat tidak akan datang dan kalau seandainya aku
dikembalikan kepada tuhanku, pasti akan ku dapati tempat kembali yang
lebih baik dari kebunku ini. Berkatalah sahabatnya kepadanya sambil me-
ngulang-ulang perkataan itu. Apakah kamu kafir (ragu) kepada Rabb yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?” QS. al-Kahfi (18): 36-
37
5) Kufur i’radh (pengingkaran); orang yang mengidap kufur ini tidak pe-
duli tentang keberadaan Islam. Dia tidak mau mendengarkan atau
mempelajarinya, apalagi mencari kebenarannya. Maka orang seperti
ini hidup seakan-akan agama Islam tidak ada, dan seakan-akan Rasu-
lullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– tidak pernah diutus.
ð⇑ÿΨϒΠς√≅…Ω Ν…Σ≤Ω⊃ς :†ΘΩ∧Ω∅ Ν…Σ⁄Ψϒ⇓ΚΡ… Ω⇐Σ∂Ξ≤⊕Σ∨
“Dan orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan yang disampaikan
kepada mereka”. QS. Al-Ahqaaf (46): 3
6) Kufur nifaq; yaitu menunjukkan keimanan pada lahirnya, namun me-
nyimpan kekafiran dalam bathinnya. Hatinya kosong dari mahabbah
62
(kecintaan), keikhlasan, keterikatan dan ketundukan kepada agama
Islam, terlepas apakah hatinya mempercayai atau tidak.
ð∠Ψ√.ς′ ¬ΣΠςΤ⇓Κς†ΨŠ Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ΘΩ¬Ρ’ Ν…Σ≤Ω⊃ς Ω⊗ΤΨ‰Ρ≠ΩΤ⊇ υς∏Ω∅ ¬ΞΞŠΣΤ∏ΣΤ∈ ψΣΩΤ⊇ ‚Ω Ω⇐ΣΩ⊆πΤ⊃Ωÿ
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah ber-
iman, kemudian menjadi kafir lagi, lalu hati mereka dikunci mati, karena
itu mereka tidak dapat mengerti.” QS. al-Munaafiquun (63): 3
79. Sedangkan kufur ashghar, sama halnya dengan syirik asghar, yaitu amal
perbuatan atau perkataan-perkataan yang mempunyai dalil yang meng-
kufurkannya, di samping adanya qarinah (dalil lain) yang menunjukkan
ketidak kufurannya, atau ada dalil yang terang menamakan suatu per-
buatan atau perkataan sebagai kufur asghar, contohnya adalah kufur
nikmat, memerangi sesama muslim dan bersumpah dengan selain nama
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
80. Nifaq ada dua macam, yaitu:
1) Nifaq I’tiqadiy;
Pada umumnya, nifaq itiqadiy adalah nifaq akbar, yaitu bersemayam-
nya kekufuran di hati seseorang, baik karena adanya pendustaan, ataupun
karena tidak adanya ketundukan (perbuatan) hati, tetapi secara zhahir
(lisan dan perbuatan), sang munafiq menampakkan keimanan. Orang se-
perti ini tetap diperlakukan sebagai seorang muslim, sampai kekufuran
yang ada di hatinya diwujudkan dalam bentuk kekufuran lisan atau per-
buatan. Apabila hal ini terjadi, maka orang tersebut diperlakukan sebagai
seorang murtad.
Ω⇑Ψ∨ƒ Ξ♣†Πς⇒√≅… ⇑ƒ∨ ΣΣ⊆ΩΤÿ †ΘΩΤ⇒Ω∨…ƒ∫ ϑðΨ/≅†ΨŠ ζ⌠ΩΤ∼<√≅†ΨΤŠΩ Ξ≤Ψn›‚≅…γ †Ω∨Ω ¬Σ∑ Ω⇐κΨ⇒Ψ∨Σ∧ΨŠ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang berkata kami beriman pada
Allah dan hari akhir sedangkan mereka bukanlah orang-orang mu’min.” QS. al-Baqarah (2):8
2) Nifaq ‘Amaliy;
Pada umumnya nifaq ‘amaliy adalah nifaq asghar, yaitu ketika seseorang
hanya mengerjakan beberapa sifat dan amal perbuatan orang munafiq.
Tetapi apabila semua amal perbuatan dan sifat-sifat orang munafiq diker-
jakan, maka orang itu pun terjatuh kepada nifaq akbar, yaitu akan menjadi
munafiq murni.
63
¬Σ⇒Ψ∨Ω ⌠⇑ΘΩ∨ ΩŸΩΗΤΩ∅ ϑðΩ/≅… π⇔ΜΞς√ †Ω⇒ΗΩΤP…ƒ∫ ⇑Ψ∨ −ΨΨ∏π∝ς⊇ ΘΩ⇑ΩΤ∈ΠςŸðϑ±Ω⇒ς√ ΘΩ⇑ΩΤ⇓Ρ∇Ω⇒ς√Ω Ω⇑Ψ∨ Ω⇐κΨ™Ψ∏ΗΤϑð±√≅…
(75) :†ΤΘΩ∧ς∏ς⊇ ψΣΗΤΩΤP…ƒ∫ ⇑ΨΘ∨ −ΨΨ∏π∝ΩΤ⊇ Ν…Ρ∏µðΨn −ΨΨŠ Ν…Πς√ΩΩΤPΩ ¬Σ∑ΩΘ φΣ∂Ξ≤⊕ΠΡ∨ (76)
⌠¬ΣΩ‰ΩΤ⊆πΤ∅Κς†ΩΤ⊇ †_Τ∈†Ω⊃Ψ⇓ ℑ ⌠¬ΞΨΤŠΣΤ∏ΣΤ∈ υς√ΞΜ… Ψζ⌠ΩΤÿ ΙΣΩΤ⇓⌠ΩΤ⊆Τ<∏ΩΤÿ :†Ω∧ΨŠ Ν…Σ⊃ΩΤ∏nΚς… ϑðΩ/≅… †Ω∨ ΣΣŸΩ∅Ω †Ω∧ΨŠΩ
Ν…ΣΤ⇓†Ω φΣΤŠΨϒ<∇ΩΤÿ
“Dan di antara mereka ada yang berjanji pada Allah, apabila datang pada kami
karunia-Nya, tentu kami akan bersedekah serta kami akan menjadi orang-orang
shaleh. Maka tatkala datang pada mereka karunia-Nya, lalu mereka berbuat
bakhil dan berpaling, maka Allah menjadikan kenifakan di hati-hati mereka
sampai hari mereka menemui Allah dikarenakan pengingkaran janji mereka
terhadap Allah dan dengan sebab kedustaan-kedustaan mereka.” QS. at-Tau-
bah(9): 75-77
))!6K!? !PN*! !M * M CF #$^ * '!M ) =H/K? * '!M !)( :- Z![ =H/K?^!? 0I ^LM o ^ 1!(
\^L! ]* 8K!? (( “Ada empat perkara yang bilamana hal tersebut terkumpul pada diri seseorang,
maka ia adalah seorang munafiq murni. Dan barangsiapa yang ada pada diri-
nya satu bagian darinya, maka pada dirinya ada satu sifat nifaq hingga ia
meninggalkannya, yaitu: apabila diamanati ia berbuat khianat, bila berbicara
berdusta, bila berjanji melanggar dan bila berselisih berbuat aniaya.” (HR.
Bukhari No. 33, Muslim No. 88, Tirmidzi No. 2556, Nasa’i No. 4934, Abu Dawud
No. 4068 dan Ahmad No. 6479)
81. Di antara sifat-sifat utama kaum munafiqin adalah:
1) Mendustakan Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
2) Mendustakan sebagian risalah Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
3) Membenci Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
4) Membenci sebagian risalah Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
5) Bergembira terhadap kemunduran Islam dan umat Islam, dan
6) Bersedih atas kemajuan Islam dan umat Islam.
64
¬Σ⇒Ψ∨Ω ⇑ΘΩ∨ Ω∉Σ∞Ψ∧<∏ΩΤÿ ℑ ΨŒΗΤΩ∈ΩŸΘΩ±√≅… ⌠⇐ΞΜ†ς⊇ Ν…⟩≠∅ΚΡ… †Ω⇒Ψ∨ Ν…Σ∂Ω⁄ ⇐ΜΞ…Ω ⌠¬Πς√
Ν…⌠ð≠⊕ΣΤÿ :†Ω⇒Ψ∨ …Ω′ΞΜ… ⌠¬Σ∑ φ⟩≠Ωo♥ΩΤÿ
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian)
zakat; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan
jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka
menjadi marah.” [QS. at-Taubah (9): 58]
⇑ΜΞς√Ω ψΣΩ<√Κς†φΤΤ♠ Υφ⇔ΣΤ√Σ⊆ΩΤ∼ς√ †Ω∧Πς⇓ΞΜ… †ΤΘΩ⇒Σ ⟩≥ΣoΩΤ⇓ &⟩ Ω⊕<∏ΩΤ⇓Ω ΣΤ∈ ΨΠς∏√≅†ΨŠΚς… −ΨΨΗΩΤΤÿ…ƒ∫Ω
−ΨΨΤ√Σ♠Ω⁄Ω ψΣ⇒Ρ φΣ∫Ξ∞ΩΤ♥ΩΤP (65) ‚Ω Ν…Σ⁄ΨϒΩπΤ⊕ΩΤP ŸΩΤ∈ ¬ΣPπ≤ΤΩ⊃ς ΩŸ⊕ΩΤŠ &ψΡ∇Ψ⇒ΗΤΩ∧ÿΞΜ…
⇐ΜΞ… ⟩∪⊕Πς⇓ ⇑Ω∅ ξ◊Ω⊃ΜΞ:†ς≡ ⌠¬Ρ∇⇒ΠΨ∨ π‡ΠΨϒΩ⊕ΣΤ⇓ Ω=◊Ω⊃ΜΞ:†ς≡ ⌠¬ΣΠςΤ⇓Κς†ΨŠ Ν…ΣΤ⇓†Ω φΨκ∨Ξ≤•Σ∨
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka laku-
kan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya ber-
senda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?”. Tidak usah
kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami mema-
afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan
mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa.” [QS. at-Taubah (9): 65-66]
…ς′ΞΜ…Ω Ω∼Ψ∈ ¬Σς√ Ν…⌠ς√†Ω⊕ΩΤP υς√ΞΜ… :†Ω∨ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… ς√ΜΞ…Ω ΞΣ♠ΘΩ≤√≅… ðŒΤÿςΚ…Ω⁄ Ω⇐κΨ⊆Ψ⊃ΗΤΩΤ⇒Σ∧<√≅… Ω⇐ΠΡŸΣ±Ωÿ
ð∠⇒Ω∅ …_ ΣŸΣ″
“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kalian (tunduk) kepada hukum
yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat
orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari
(mendekati) kamu.” [QS. an-Nisaa’ (4): 61]
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩΤÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ ‚Ω Ν…⟩ϒΨoΘΩΩΤP Ω ΣΩ∼<√≅… υϖΩ≤ΗΤΩ±ΘΩ⇒√≅…Ω ƒ∫∋:†φΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… ⌠¬ΣΣ∝⊕ΩΤŠ
Σ∫:†φΤΤΤΤ∼Ψ√ςΚ… &ω×⊕ΩΤŠ ⇑Ω∨Ω ¬ΣΠς√ΩΩΩΤÿ ⌠¬Ρ∇⇒ΠΨ∨ ΙΣΠςΤ⇓ΞΜ†ΩΤ⊇ %⌠¬Σ⇒Ψ∨ ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω ΨŸΩΤÿ Ω⋅⌠Ω⊆<√≅…
Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅… (51) Ω≤ΩΩΤ⊇ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… ℑ ¬ΞΨΤŠΣΤ∏ΣΤ∈ χ≥Ω≤ΘΩ∨ φΣ∅Ξ≤ΗΤΩ♥ΣΤÿ ⌠¬Ξ∼Ψ⊇
65
Ω⇐ΣΤ√Σ⊆ΩΤÿ υϖΩ↑πoΩΤ⇓ ⇐Κς… †Ω⇒Ω‰∼Ψ±ΣΤP &β⟨Ω≤ΜΞ:…Ω Ω♥Ω⊕ΩΤ⊇ ϑð Σ/≅… ⇐Κς… ΩΨP<Κ†ΩΤÿ Ξ ΤΩ⊃<√≅†ΨΤŠ ςΚ…
ξ≤∨Κς… ⌠⇑ΨΘ∨ −ΨΨŸ⇒Ψ∅ Ν…Σ™Ψ‰π±Σ∼ΩΤ⊇ υς∏Ω∅ :†Ω∨ Ν…ΘΣ≤Ω♠ςΚ… ⌡Ψ⊇ ⌠¬ΞΨ♥ΣΤ⊃⇓Κς… φκΨ∨ΨŸΗΤΩΤ⇓
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang
yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(kalian); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara
kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi pe-
tunjuk kepada orang-orang yang zhalim. Maka kalian akan melihat orang-
orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan
mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan keme-
nangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka
karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasia-
kan dalam diri mereka” [QS. al-Maaidah (5): 51-52]
82. Beberapa sifat munafiq yang terkadang menghinggapi orang-orang ber-
iman dan termasuk nifak asghar yang harus diwaspadai adalah meng-
khianati amanah, berbohong, malas shalat (khususnya shalat jama’ah)
dan sebagainya.
ΘΩ⇐ΜΞ… Ω⇐κΨ⊆Ψ⊃ΗΤΩΤ⇒Σ∧<√≅… Ω⇐Σ∅ΨŸΗΤΩoΣÿ Ωϑð/≅… ΩΣ∑Ω ¬ΣΣ∅ΨŸΗΤΩn …ς′ΞΜ…Ω Νϖ…Σ∨†ΩΤ∈ ς√ΞΜ… Ψ⟨λς∏ϑð±√≅… Ν…Σ∨†ΩΤ∈ υς√†Ω♥Ρ
Ω⇐Σ∫:…ƒ≤Σÿ Ω♣†Πς⇒√≅… ‚ΩΩ φΣ≤Ρ<ϒΩÿ ϑðΩ/≅… ‚ΠςΜΞ… „∼Ψ∏ΩΤ∈
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan mem-
balas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia.
Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali” [QS. an
Nisaa’ (4): 142]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–bersabda:
))+J Z*! He=o^LM o ^m/?#$ ( ^!? 0I . :*H : ? K!8* ] ^ ( 1! \ ((
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: yaitu bila berkata berbohong, bila ber-
janji tidak menepati dan bila dipercaya berkhianat.. Dalam riwayat lain:
66
“Apabila bertengkar melampaui batas, dan bila membuat perjanjian ia melang-
garnya.” (HR. Bukhari No. 33 dan Muslim dalam Syarah Nawawi 2/46)
))( >+K N*! :/( <>+K #.NJ#$ ] >+K @!"(( “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah
shalat Isya’ dan Fajar (Shubuh).” (HR. Bukhari No. 657 dan Muslim No. 651)
83. Sifat-sifat nifaq ashghar dapat menyusup atau hinggap pada diri orang-
orang yang beriman. Barangsiapa yang tidak berhati-hati, lama-kelamaan
karena terlalu banyaknya sifat nifaq asghar, maka orang tersebut dapat
disusupi nifaq akbar. Demikian berbahayanya nifaq, maka para shaha-
bat pun sangat takut kalau sewaktu-waktu mereka dihinggapinya.
Ibnu Abi Mulaikatah –Rahimahullah– berkata:
)) . L!K#$ J+J 'M #$–8-/ /( 4 :-/K– m!? 8)-/M :/( Z![((
“Saya berjumpa dengan 30 shahabat Rasulullah, semuanya mengkhawatirkan
berjangkitnya nifak dalam diri mereka).”
84. Ketika seseorang dilahirkan dalam keluarga muslim, maka dengan sen-
dirinya ia pun menjadi muslim, atau masuk Islam dengan bersaksi ter-
hadap dua kalimat syahadat. Tetapi pintu-pintu murtad (keluar dari
Islam) banyak sekali. Di antaranya ada sepuluh pembatal atau penggu-
gur Islam yang diijma’kan oleh para ulama Islam. Sehingga apabila se-
seorang telah mengerjakan salah satunya, maka ia akan keluar dari Islam.
85. Pembatal atau penggugur Islam pertama adalah syirik.
Pembahasan detail tentang syirik telah dijelaskan pada point-point yang
telah lalu. Tetapi di sini kita akan menyebutkan beberapa macam syirik yang
banyak dikerjakan oleh orang-orang yang mengaku beriman.
Di antaranya berdoa dan meminta permohonan kepada suatu zat lain selain
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya.
Yaitu hal-hal yang hanya Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– saja yang dapat mem-
berikannya, seperti meminta anak, jodoh, rezeki, kenaikan pangkat dan lain
sebagainya.
Perbuatan syirik lainnya adalah memuja dan mengagungkan benda-benda
tertentu, seperti peninggalan-peninggalan leluhur atau benda-benda yang
67
dianggap keramat dan mendatangi para kahin (dukun, tukang sihir, paranor-
mal) untuk meminta atau menanyakan sesuatu lantas mempercayainya, se-
muanya termasuk perbuatan syirik akbar.
Termasuk pula memberikan kurban kepada selain Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–, baik dengan memotong binatang hidup, ataupun hanya dengan me-
mecahkan telur di kaki seseorang, atau di tempat lainnya dengan tujuan men-
dapat berkah atau kesembuhan dari makkluk-makhluk ghaib.
Di antara bentuk perbuatan syirik modern adalah memberikan hak kepada
makhluk-makhluk Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– untuk membuat syari’at atau
undang-undang yang menandingi hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–,
atau kadang-kadang undang-undang tersebut menjadi pengganti hukum-Nya.
Letak kesyirikannya adalah dijadikannya makhluk-makhluk itu sejajar dengan
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam hal hukum, atau malah lebih tinggi dari-
Nya, karena hukum-hukum mereka lebih diutamakan daripada hukum-hukum
Allah–Subhānahu wa Ta’ālā–, atau hukum-hukum mereka dijadikan pengganti
bagi hukum-hukum-Nya, sedang hukum-hukum-Nya malahan dibuang jauh-
jauh dari kehidupan umat.
ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω Σ≤Ψ⊃πΤ⊕Ωÿ ⇐Κς… ð∉Ω≤πΤ↑Σÿ −ΨΨŠ Σ≤Ψ⊃πΤΤ⊕ΩÿΩ †Ω∨ Ω⇐Σ ð∠Ψ√.ς′ ⇑Ω∧Ψ√ &Σ∫:†Ω↑Ωÿ ⇑Ω∨Ω ∉Ξ≤πΤ↑Σÿ Ψϑð/≅†ΨŠ
ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ υυϖΩ≤Ω<⊇≅… †[Τ∧<’ΜΞ… †[∧∼Ψℵ≠Ω∅
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni jika Dia dipersekutukan dengan
sesuatu dan akan mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
besar.” QS. an-Nisaa’ (4): 48]
ΙΣΠςΤ⇓ΜΞ… ⇑Ω∨ ∉Ξ≤πΤ↑ΣΤÿ Ψϑð/≅†ΨΤŠ ŸΤΩ⊆ΩΤ⊇ Ω⋅ΘΩ≤Ωš ϑð Σ/≅… Ψ∼ς∏Ω∅ Ω◊Πς⇒Ω•<√≅… ΣΗΤΩΚ<†Ω∨Ω ∃Σ⁄†ΘΩΤ⇒√≅… †Ω∨Ω φκΨ∧Ψ∏ΗΤϑð ℵ≠∏Ψ√
⌠⇑Ψ∨ ξ⁄†φΤΤ±⇓Κς…
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah meng-
haramkan kepadanya syurga dan tempat tinggalnya ialah neraka, dan tidak-
lah bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun.” QS. al-Maaidah (5): 72
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–bersabda:
)) M N* 4.N ! T K* !P*( #$ !P1!M :#$ < :/( #.S4$ !((
68
“Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun atau peramal, lalu memper-
cayai ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada
Muhammad.“ (HR. Tirmidzi No. 125, Abu Dawud No. 3405, Ibnu Majah No. 631,
Ahmad No. 9171 dan Darimi No. 1116)
86. Pembatal Islam kedua adalah mengambil seseorang atau sesuatu seba-
gai perantara dalam berdoa atau beribadah kepada Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā–.
Mereka yang melakukan hal ini mengatakan bahwa doa dan permintaan
mereka pada lahirnya ditujukan kepada selain Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–,
baik kuburan atau lainnya, tetapi pada hakikatnya tertuju kepada-Nya, se-
dangkan yang selain Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–hanyalah sebagai perantara
saja, seperti halnya seseorang yang meminta sesuatu kepada seorang raja
melalui menterinya.
Dalam Islam, alasan atau logika seperti ini tidak dibenarkan dan termasuk
dalam perbuatan syirik akbar, seperti yang dikerjakan oleh kaum musyrikin
Quraisy di zaman Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
†Ω∨ ¬Σ∑ΣŸΣ‰Τ⊕ΩΤ⇓ ‚ΠςΜΞ… :†ΩΤ⇓ΣΤŠΘΞ≤Ω⊆Σ∼Ψ√ ς√ΞΜ… ϑðΨ/≅… υϖΩ⊃<√Σƒ
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” QS. az-Zumar (39): 3
ΞΣΤ∈ Ν…Σ∅ ≅… ð⇑ÿΨϒΠς√≅… ψΣΤ∧Ω∅Ωƒ ⇑ΨΘ∨ −ΨΤΤΨΤ⇓Σ ð„ΩΤ⊇ φΡ∇Ψ∏∧ΩΤÿ ð∪πΤ↑ς ΘΞ≤ϑ⟩∝√≅… ⌠¬Ρ∇⇒Ω∅ ‚ΩΩ
„ÿΞ™ΩΤP (56) ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… φΣ∅ŸΤΩΤÿ φΣ⊕ΩΤ‰ΤΩΤÿ υς√ΞΜ… ⟩ψΞΘΨΤŠΩ⁄ Ω◊ς∏∼ΤΤΨ♠Ω<√≅… ⌠¬ΣΘΣΤÿςΚ…
⟩‡Ω≤πΤΤ∈Κς… Ω⇐Σ–⌠≤ΤΩΤÿΩ ΙΣΩΤΩ∧πšΩ⁄ φΣΤ⊇†ΩoΩΤÿΩ ,ΙΣ&ΩŠ…ΩϒΩ∅ ΘΩ⇐ΜΞ… ð‡…ΩϒΩ∅ ð∠ΘΨΤŠΩ⁄ Ω⇐†ς …_⁄Σϒðοš
“Katakanlah: Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka
mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari
padamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu,
mereka sendiri mencari jalan Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih
dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-
Nya. Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” QS. al-Israa’ (17): 56-57
87. Pembatal Islam ketiga adalah tidak mengkafirkan orang-orang musyrik,
atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan agama mereka.
69
Seperti halnya orang-orang yang menganggap bahwa orang-orang Nash-
rani, Yahudi, Budha dan pemeluk agama lainnya adalah orang-orang yang
beriman dan berada di atas jalan yang benar.
Demikian pula halnya dengan menganggap orang-orang murtad yang
telah pasti kemurtadannya sebagai orang-orang mu`min.
¬ς√Κς… Ω≤ΩΤP ς√ΞΜ… φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤPΡΚ… †_Τ‰∼Ψ±ΩΤ⇓ Ω⇑ΨΘ∨ γ ΗΤΩΤΨ|<√≅… Ω⇐Σ⇒Ψπ∨Σÿ γŒ‰Ψ•<√≅†ΨŠ γ‹ΣΤ⊕ΗΤϑð≠√≅…Ω
Ω⇐ΣΤ√Σ⊆ΩÿΩ Ω⇑ÿΨϒΠς∏Ψ√ Ν…Σ≤Ω⊃ς Ψ∫:‚ΩΣ;ΗΤΤΩ∑ υΩŸ∑ςΚ… Ω⇑Ψ∨ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ „∼Ψ‰Ω♠ (51) ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ…
Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Σ¬ΣΩ⇒Ω⊕ς√ ∃ϑð Σ/≅… ⇑Ω∨Ω Ξ⇑Ω⊕<∏Ωÿ ϑð Σ/≅… ⇑ς∏ΩΤ⊇ ΩŸΨ•ΩΤP ΙΣς√ …[⁄κΨ±ΩΤ⇓
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari
al-Kitab Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada
orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah.
Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan mem-
peroleh penolong baginya.” [QS. an-Nisaa’ (4): 52]
88. Pembatal Islam keempat adalah kepercayaan bahwa ada ajaran lain yang
lebih benar dan sempurna dari ajaran Nabi Muhammad –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama–, atau ada hukum-hukum yang lebih baik dari hukum-
hukum beliau –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
Seperti orang-orang yang lebih menyukai hukum-hukum thaghut dari
pada hukum-hukum Nabi –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–, atau menganggap
hukum Islam sudah tidak cocok lagi, atau menganggap hukum Islam adalah
sebab dari kemunduran kaum muslimin pada masa kini, atau menganggap
agama Islam hanya cocok untuk mengatur hubungan antara pribadi-pribadi
dengan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
¬ς√Κς… Ω≤ΩΤP ς√ΞΜ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ∧Σ∅∞Ωÿ ¬ΣΠςΤ⇓Κς… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ :†Ω∧ΨŠ ΩΞ∞⇓ΚΡ… ð∠∼ς√ΜΞ… :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈
Ω⇐ΣŸÿΞ≤Σÿ ⇐Κς… Νϖ…Σ∧ς†Ω™ΩΤΩÿ ς√ΞΜ… γ‹Σ⊕ΗΤϑð≠√≅… ŸΩΤ∈Ω Νϖ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ⇐Κς… Ν…Σ≤Σ⊃<∇Ωÿ −ΨΨŠ ΣŸÿΞ≤ΣÿΩ Σ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅…
⇐Κς… ¬ΣΠς∏Ψ∝Σÿ Ω=„ΗΤς∏ð∂ …_Ÿ∼Ψ⊕ΩŠ “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang ditu-
runkan sebelum kamu Mereka hendak berhakim kepada thoghut, padahal mereka
70
telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesat-
kan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” [QS. an-Nisaa’ (4): 60]
89. Pembatal Islam kelima adalah membenci sesuatu dari apa-apa yang
diajarkan Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–, walaupun me-
ngerjakannya.
ð∠Ψ√.ς′ ψΣΠςΤ⇓Κς†ΨŠ Ν…Σ∑Ξ≤ς :†Ω∨ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… ð÷ΩΤ‰šςΚ†ΩΤ⊇ ψΣς∏ΗΤΩ∧∅ςΚ…
“Hal itu dikarenakan mereka (orang-orang kafir) benci terhadap apa-apa yang
diturunkan Allah, maka hancurlah amal-amal mereka itu.” QS.
Muhammad (47): 9
90. Pembatal Islam keenam adalah menghina suatu ajaran dari agama Islam.
⇑ΜΞς√Ω ψΣΩ<√Κς†φΤΤ♠ Υφ⇔ΣΤ√Σ⊆ΩΤ∼ς√ †Ω∧Πς⇓ΞΜ… †ΤΘΩ⇒Σ ⟩≥ΣoΩΤ⇓ &⟩ Ω⊕<∏ΩΤ⇓Ω ΣΤ∈ ΨΠς∏√≅†ΨŠΚς… −ΨΨΗΩΤΤÿ…ƒ∫Ω
−ΨΨΤ√Σ♠Ω⁄Ω ψΣ⇒Ρ φΣ∫Ξ∞ΩΤ♥ΩΤP (65) ‚Ω Ν…Σ⁄ΨϒΩπΤ⊕ΩΤP ŸΩΤ∈ ¬ΣPπ≤ΤΩ⊃ς ΩŸ⊕ΩΤŠ &ψΡ∇Ψ⇒ΗΤΩ∧ÿΞΜ…
“Kalau engkau tanyakan mengapa mereka berbuat yang demikian, mereka akan
berkata: Sebenarnya kami hanya berolok-olok dan bermain-main saja. Kata-
kanlah: patutkah kalian memperolok-olok Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-
Nya? Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman.” QS. at-Taubah (9): 65-66
91. Pembatal Islam ketujuh adalah sihir, bagi yang melakukannya atau
ridha terhadapnya.
†Ω∨Ω Ξ⇐†Ω∧ΠΨ∏Ω⊕Σÿ ⌠⇑Ψ∨ ]ŸΩšςΚ… υΘΩΤΩš :‚ΩΣΤ⊆Ωÿ †Ω∧Πς⇓ΞΜ… Σ⇑Τµðš β◊Ω⇒ΤΤΨ⊇ ð„ΩΤ⊇ ⌠ ∃≤ΤΣ⊃<∇ΩP Ω⇐Σ∧Πς∏Ω⊕ΩΩ∼ΩΤ⊇ †Ω∧Σ⇒Ψ∨ †Ω∨ φΣΤ∈ΘΞ≤Ω⊃ΣΤÿ −ΨΨŠ Ω⇐κΤΩŠ Ψ∫⌠≤ΤΩ∧<√≅… &−ΨΨ–ΩƒΩ
“Keduanya (Harut dan Marut) tiada mengajarkan sihir kepada seseorang,
melainkan lebih dahulu berkata: “Kami ini hanya mendatangkan cobaan, sebab
itu janganlah engkau kafir”. Lalu mereka mempelajari dari keduanya apa-apa
yang akan menceraikan antara suami dan isteri.” QS. al-Baqarah (2): 102
92. Pembatal Islam kedelapan adalah mendukung dan membantu orang-
orang kafir dalam melawan, menindas dan memusuhi kaum muslimin,
amal seperti ini termasuk perbuatan kufur akbar.
71
⇑Ω∨Ω ¬ΣΠς√ΩΩΩΤÿ ⌠¬Ρ∇⇒ΠΨ∨ ΙΣΠςΤ⇓ΞΜ†ΩΤ⊇ %⌠¬Σ⇒Ψ∨ ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω ΨŸΩΤÿ Ω⋅⌠Ω⊆<√≅… Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅…
“Barangsiapa di antara kalian mendukung mereka (Yahudi dan Nashrani),
maka ia masuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petun-
juk kepada orang-orang yang zhalim.” QS. al-Maaidah (5): 51
93. Pembatal Islam kesembilan adalah siapa yang beranggapan bahwa se-
bagian orang ada yang boleh keluar dari syari'at Islam, maka keislaman
orang tersebut batal dan ia menjadi kafir.
ð„ΤΩΤ⊇ ð∠ΘΨΤŠΩ⁄Ω ‚Ω φΣ⇒Ψπ∨Σÿ υΠςΩš ð∉Σ∧ΨΠ∇Ω™Σÿ †Ω∧∼Ψ⊇ Ω≤φΤΤΤΤ•Ω→ ψΣΩΤ⇒∼ΩΤŠ ΘΩ¬Ρ’ ‚Ω
Ν…ΣŸΤΤµΨðµ– ⌡Ψ⊇ ¬ΞΨ♥ΣΤ⊃⇓Κς… †_–Ω≤Ωš †ΘΩ∧ΘΨ∨ ðŒ∼ð∝ΩΤ∈ Ν…Σ∧ΠΨ∏Ω♥ΣÿΩ †_∧∼Ψ∏πΤ♥ΩΤP
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [QS. an-Nisaa’ (4): 65]
94. Pembatal Islam kesepuluh adalah barangsiapa yang berpaling dari agama
Islam, tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya, maka orang
tersebut adalah kafir.
⌠⇑Ω∨Ω Σ¬ΩΤ∏<ℵ≡ςΚ… ⇑ΘΩ∧Ψ∨ Ω≤ΤΨΠΣ′ γŒΗΤΩΤÿ†ΛΩΤΤΨΤŠ −ΨΨΘΤŠΩ⁄ ϑðψΡ’ ð≥Ω≤∅ςΚ… :&†Ω⇒ΤΩ∅ †ΠςΤ⇓ΞΜ… Ω⇑Ψ∨ Ω⇐κΨ∨Ξ≤•Σ∧<√≅… Ω⇐Σ∧Ψ⊆Ω⇒Σ∨
“Siapakah yang lebih aniaya dari pada orang-orang yang diberi peringatan
dengan ayat-ayat Rabb-Nya kemudian dia berpaling dari pada-Nya? Sesung-
guhnya Kami menyiksa orang-orang yang jahat itu.” QS. as-Sajdah (32):
22
95. Thaghut berasal dari kata thagha yang dalam bahasa Arab berarti me-
lampaui batas.
Jadi dari segi bahasa, thaghut berarti zat yang melewati batas-batasnya.
‘Umar bin al-Khaththab –Radhiyallahu ‘anhumā– berkata:
“Thaghut adalah syetan.”
Mujahid –Rahimahullah– berkata:
“Thaghut adalah syetan (dalam bentuk) manusia, yang para pengikutnya
mengikuti hukum-hukumnya (yang bertentangan dengan hukum Allah
dan dia adalah pemimpin mereka.”
72
Imam Malik –Rahimahullah– berkata:
“Thaghut adalah setiap zat yang diibadahi selain Allah.”
Pendapat ini dibenarkan oleh Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah –Rahimahullah–
dengan tambahan:
“Kecuali mereka yang diibadahi tanpa keridhaan mereka (seperti Nabi Isa).”
Ibnu Qayyim –Rahimahullah– berkata:
“Thaghut adalah setiap makhluk yang melewati batas kehambaannya se-
hingga akhirnya diibadahi, diikuti dan ditaati. Maka thaghut setiap kaum
adalah mereka yang hukum-hukumnya dijadikan pengganti hukum-hukum
Allah, atau diibadahi bersama-sama dengan Allah, atau diikuti di atas
manhaj selain manhaj Allah, atau ditaati dalam hal-hal yang tidak meru-
pakan ketaatan kepada Allah.”
Banyak lagi ungkapan dari as-salaf ash-shaleh tentang makna thaghut yang
bermuara kepada satu arti yaitu:
“Thaghut adalah makhluk yang melewati batas kehambaannya dengan
mencoba mengangkat dirinya, atau diangkat oleh pihak lain dan dia me-
ridhai pengangkatan tersebut, untuk menjadi tandingan Allah dalam ke-
tuhanan-Nya.”
Oleh karena itu, dalam melaksanakan tauhid selalu disyaratkan untuk kufur
kepada thaghut. Dari sini diketahui bahwa semua zat yang dijadikan sebagai
tandingan bagi Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah thaghut. Seperti syetan atau
hakim yang tidak menerapkan hukum-hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–,
atau orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu ghaib, atau orang-orang
yang mengaku mempunyai salah satu sifat atau kekuasaan atau kesanggupan
ketuhanan.
Terkadang thaghut bagi suatu kaum berupa satu orang saja, terkadang lebih
dari satu, atau berbentuk suatu sistem yang didukung oleh banyak orang, atau
berupa pohon-pohon yang dipuja dan diagungkan, atau kuburan-kuburan
yang dimintai doa dan hal lainnya yang menyebabkan syirik. Semua hal ter-
sebut adalah thaghut.
96. Macam thaghut banyak sekali, tokoh utamanya ada lima, yaitu:
1) Syetan yang mengajak untuk menyembah kepada selain Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā–.
73
ψς√Κς… ŸΩ∅ςΚ… ⌠¬Σ|∼ς√ΜΞ… ϖΨ⇒Ω‰ΗΤΩΤÿ Ω⋅Ω …ƒ∫ Κ… ϑð‚ Ν…ΣŸΣ‰⊕ΩΤP ∃Ω⇑ΤðΗΤ≠⌠Τ∼Πς↑√≅… ΙΣΠςΤ⇓ΜΞ… ψΡ∇ς√ Θ βΣŸΩ∅ β⇐κΨ‰ΘΣ∨.
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian hai Bani Adam supaya
kalian tidak menyembah syetan? Sesungguhnya syetan itu adalah musuh
yang nyata bagi kalian.” QS. Yaasiin (36): 60
2) Pemimpin zhalim yang mengubah hukum Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–.
¬ς√Κς… Ω≤ΩΤP ς√ΞΜ… Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ∧Σ∅∞Ωÿ ¬ΣΠςΤ⇓Κς… Ν…Σ⇒Ω∨…ƒ∫ :†Ω∧ΨŠ ΩΞ∞⇓ΚΡ… ð∠∼ς√ΜΞ… :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈
Ω⇐ΣŸÿΞ≤Σÿ ⇐Κς… Νϖ…Σ∧ς†Ω™ΩΤΩÿ ς√ΞΜ… γ‹Σ⊕ΗΤϑð≠√≅… ŸΩΤ∈Ω Νϖ…Σ≤Ψ∨ΡΚ… ⇐Κς… Ν…Σ≤Σ⊃<∇Ωÿ −ΨΨŠ ΣŸÿΞ≤ΣÿΩ
Σ⇑ΗΤð≠∼ΤΠς↑√≅… ⇐Κς… ¬ΣΠς∏Ψ∝Σÿ Ω=„ΗΤς∏ð∂ …_Ÿ∼Ψ⊕ΩŠ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya
telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, pa-
dahal mereka telah diperintah mengingkari thoghut itu. Dan syetan ber-
maksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” QS. an-Nisaa’ (4): 60
3) Orang yang memutuskan perkara dengan selain hukum Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā–.
⇑Ω∨Ω ψΠς√ ψΡ∇µµðš :†Ω∧ΨΤŠ ΩΩ∞⇓Κς… ϑð Σ/≅… ð∠ΤΜΞΤ;ΗΤðΤ√ΟΚΡ†ΩΤ⊇ Σ¬Σ∑ Ω⇐Σ≤Ψ⊃ΗΤς∇Τ<√≅…
“Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang ditu-
runkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” QS. al-
Maaidah (5): 44
4) Orang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib.
Σ¬Ψ∏ΗΤΩ∅ γ ∼Ω⊕<√≅… ð„ΤΩΤ⊇ Σ≤Ξπℵ≠Σÿ ς∏Ω∅ ,−ΨΨ‰Τ∼Ω∅ …[ŸΩšςΚ… (26) ‚ΠςΜΞ… Ξ⇑Ω∨ υΩ∝ΩΤπP⁄≅… ⇑Ψ∨ ξΣ♠ΩΘ⁄ ΙΣΠς⇓ΞΜ†ΩΤ⊇
⟩∠Ρ∏π♥Ωÿ ?⇑Ψ∨ Ξ⇐κΤΩŠ ΨΤÿΩŸΩÿ ⌠⇑Ψ∨Ω −ΨΨ⊃<∏Ωn …_ŸΩ″Ω⁄
“(Allah) mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rosul yang diridhai-
Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat)
di muka dan di belakangnya.” QS. al-Jin (72): 26-27
74
ΙΣΩŸΤ⇒Ψ∅Ω Σ˜ΤΨP†Ω⊃Ω∨ γ ∼ΤΩ⊕<√≅… ‚Ω :†ΤΩΣ∧ς∏⊕ΩΤÿ ‚ΠςΜΞ… &ΩΣ∑ ⟩ψς∏⊕ΩΤÿΩ †Ω∨ Ψ⊇ ΘΞ⁄ΩιΤ<√≅… &Ξ≤™ΩΤ‰<√≅…Ω †Ω∨Ω
⟩÷ΣΣ⊆π♥ΩΤP ⇑Ψ∨ ]◊ΤΩΤ∈Ω⁄ΩΩ ‚ΠςΜΞ… †ΩΣ∧ς∏⊕ΩΤÿ ‚ΩΩ ξ◊ΘΩ‰ΤΩš ℑ γŒΗΤΩ∧ΣΤ∏⟩ℵ≡ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ‚ΩΩ ξ π≡Ω⁄ ‚ΩΩ
∴♦ΨŠ†ΩΤÿ ‚ΠςΜΞ… ℑ ξ ΗΤΩΤΨ ξ⇐γκ‰ΣΘ∨
“Hanya pada Allah-lah kunci-kunci semua yang goib, tak ada yang menge-
tahuinya kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia menge-
tahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).” QS. al-An’aam (6): 59
5) Orang yang rela diibadahi.
⇑Ω∨Ω Σ⊆ΩΤÿ ⌠¬Σ⇒Ψ∨ ⌡ΨΠΤ⇓ΜΞ… βΗΤς√ΞΜ… ⇑ΨΘ∨ −ΨΤΤΨΤ⇓Σ ð∠Ψ√ςΗϒΩΤ⊇ ΨÿΞ∞⌠•ΩΤ⇓ ð &ψΘΩΤ⇒ΩΩ– ð∠Ψ√Ηðϒð Ξ∞•ΩΤ⇓ Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠√≅…
“Dan barangsiapa di antara mereka mengatakan: Sesungguhnya aku ada-
lah tuhan selain Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan neraka
Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang
yang zhalim.” QS. al-Anbiyaa’ (21): 29
97. Tidak diterima iman seseorang tanpa ingkar kepada thaghut. Bentuk
kekufuran tersebut antara lain adalah dengan menolak ke-thaghut-annya,
membenci dan memusuhinya.
⇑Ω∧ΩΤ⊇ ⌠≤ΤΣ⊃<∇ΩΤÿ γ‹ΣΤ⊕ΗΤϑð≠√≅†ΨŠ ?⇔Ψ∨ΣΤÿΩ ΨΠς∏√≅†ΨŠ ΨŸΩ⊆ΩΤ⊇ ð∠Ω♥∧ΩΤ⌠♠≅… Ψ⟨Ω⌠≤ΤΣ⊕<√≅†ΨŠ υΩ⊆<’Σ<√≅… ‚Ω Ω⋅†φ±Ψ⊃⇓≅… %†Ως√ ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ⊗∼Ψ∧Ω♠ ε¬∼Ψ∏Ω∅
“Barangsiapa yang berkufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat (yaitu La
Ilaha Illallah) yang tidak akan putus.” QS. al-Baqarah (2): 256
98. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, yaitu
makhluk-makhluk-Nya yang diciptakan dari cahaya.
Mereka adalah makhluk-makhluk halus yang tidak dapat dilihat dengan
panca indra. Para malaikat adalah makhluk yang juga beriman kepada Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā–, serta selalu tunduk, taat dan patuh kepada segala pe-
75
rintah-Nya, dan tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya.
Ada pun banyak atau jumlah malaikat, maka hanya Allah-lah yang menge-
tahuinya, yang masing-masingnya mempunyai tugas yang berbeda-beda satu
sama lainnya. Sebagian nama-nama dan tugas-tugas mereka telah dikabarkan
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– kepada kita, baik dari al-Qur’an maupun dari
hadits-hadits Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
ð♦∼ΤΠς√ ΘΩ⁄Ψι<√≅… ⇐Κς… Ν…ΠΡ√ΩΣΤP ⌠¬Ρ∇Ω∑Σ–Σ ΩΩ‰Ψ∈ γ⊄Ξ≤πΤ↑Ω∧<√≅… γ‡Ξ≤πΤΤ⊕Ω∧<√≅…Ω ΘΩ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω ΘΩ⁄Ψι<√≅… ⌠⇑Ω∨ Ω⇑Ω∨…ƒ∫ Ψϑð/≅†ΨŠ
Ψζ⌠ΤΩ∼<√≅…Ω Ξ≤Ψn›‚≅… Ψ◊Ω|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∧<√≅…Ω “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan barat,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari ke-
mudian, malaikat-malaikat….” [QS. al-Baqarah (2): 177]
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Νϖ…ΤΣ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ⇒Ψ∨…ƒ∫ γϑð/≅†ΨŠ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄Ω γ ΗΤΩΤΨ∇<√≅…Ω ΨϒΠς√≅… ΩΘΩ∞ΩΤ⇓ υς∏Ω∅ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄
γ ΗΤΩΤΨ|<√≅…Ω ϖΨϒΠς√≅… ΩΩ∞⇓Κς… ⇑Ψ∨ &Σ‰ΩΤ∈ ⇑Ω∨Ω ⌠≤Σ⊃<∇Ωÿ ΨΠς∏√≅†ΨŠ −ΨΨΩ|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∨Ω −ΨΨ‰ΣΣΩ −ΨΨ∏Σ♠Σ⁄Ω
ΨζΩ∼<√≅…Ω Ξ≤Ψn›‚≅… ŸΩ⊆ΩΤ⊇ ΘΩΤΩ∂ Ω=„ΗΤς∏Ω∂ …[Ÿ∼Ψ⊕ΩΤŠ
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rosul-Nya, serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, ma-
laikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” [QS. an-Nisaa’ (4): 136]
Ω⇑Ω∨…ƒ∫ ΣΣ♠ΘΩ≤√≅… :†Ω∧ΨŠ ΩΞ∞⇓ΚΡ… Ψ∼ς√ΜΞ… ⇑Ψ∨ −ΨΨΘΤŠΘΩ⁄ &Ω⇐Σ⇒Ψ∨Σ∧<√≅…Ω Θ δΡ Ω⇑Ω∨…ƒ∫ Ψϑð/≅†ΨŠ −ΨΨΩ|ΞΜ;ΗΤςΤ∏Ω∨Ω
“Rasul dan orang-orang mu’min beriman kepada apa-apa yang diturunkan
kepadanya dari Rabb-Nya. Mereka semua beriman kepada Allah dan malaikat-
malaikat-Nya….” [QS. al-Baqarah (2): 285]
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Ν…ΣΤ⇒Ω∨…ƒ∫ Νϖ…ΣΤ∈ ψΡ∇Ω♥Σ⊃⇓Κς… ψΡ∇∼Ψ∏∑ςΚ…Ω …_⁄†ΩΤ⇓ †Ω∑Σ ΣΤ∈Ω ⟩♣†Πς⇒√≅… Σ⟨Ω⁄†Ω•Ψ™<√≅…Ω
†Ω∼ς∏Ω∅ δ◊ς∇ΞΜ;ΗΤΤΩΤ∏Ω∨ β↵•ð„Ψ∅ β …ΩŸΨΤ→ ‚Πς Ω⇐Σ±⊕ΩΤÿ ϑðΩ/≅… :†Ω∨ ⌠¬Σ∑Ω≤Ω∨ςΚ… Ω⇐ΣΤ∏Ω⊕πΤ⊃ΩΤÿΩ †Ω∨ Ω⇐Σ≤ΩΤ∨Σÿ
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka, yang mana kayu bakarnya adalah manusia dan batu serta di
76
dalamnya ada malaikat yang keras dan bengis, mereka tak pernah berbuat
maksiat terhadap apa-apa yang Allah perintahkan atas mereka dan mereka pun
selalu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.” [QS.
at-Tahrim (66): 6]
99. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– telah mengutus seorang rasul pada setiap
umat dengan misi memerintahkan manusia agar hanya beribadah ke-
pada-Nya semata dan agar menjauhi thaghut.
ŸΩ⊆ς√Ω †ΩΤ⇒Τ‘Ω⊕ΩΤŠ ℑ ΘΞΣ ξ◊ΤΤΘΩ∨ΡΚ… ‚ΖΣ♠ΩΘ⁄ γ⇐Κς… Ν…ΣŸΣΤ‰∅≅… ϑðΩ/≅… Ν…Σ‰Ψ⇒ΩΤ–≅…Ω ∃ð‹Σ⊕ΗΤϑð≠√≅… “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): beribadahlah hanya kepada Allah saja dan jauhilah thaghut.” [QS. an-Nahl (16): 36]
100. Beriman kepada para rasul merupakan salah satu pokok keimanan.
Tidak mengimani mereka, berarti kesesatan dan kerugian. Barangsiapa
yang mengaku bahwa dia beriman kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–,
tetapi mengingkari para rasul, maka mereka di sisi Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– adalah orang-orang kafir yang keimanannya tidak berman-
faat baginya. Demikian pula halnya dengan mengingkari salah seorang
rasul, maka berarti mengingkari seluruh rasul.
ΣΤ∈ †Πς⇒Ω∨…ƒ∫ Ψϑð/≅†ΨŠ :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… †Ω⇒Τ∼ς∏Ω∅ :†Ω∨Ω ΩΞ∞⇓ΚΡ… υϖς∏Ω∅ Ω¬∼ΤΨ∑.Ω≤ΤŠΞΜ… Ω∼Ψ⊕ΗΤΤΩΤ∧♠ΞΜ…Ω Ω⊂ΗΤΩ™⌠♠ΞΜ…Ω
ð‡Σ⊆⊕ΩΤÿΩ Ψ•†Ω‰ΤΤ♠ςΚ‚≅…Ω :†Ω∨Ω ƒΨPΡΚ… υΩ♠Σ∨ υΩ♥∼Ψ∅Ω φΘΣ∼Ψ‰ΘΩ⇒√≅…Ω ⇑Ψ∨ ⌠¬ΞΘΨΤŠΘΩ⁄ ‚Ω ⟩⊄ΘΞ≤Ω⊃ΣΤ⇓
Ω⇐κΩΤŠ ξŸΩšςΚ… ψΣ⇒ΘΨ∨ Σ⇑™ΩΤ⇓Ω ΙΣς√ Ω⇐Σ∧Ψ∏⌠♥Σ∨
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan
anak-anaknya dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari
Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka
dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.” [QS. Ali ‘Imraan (3): 84]
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Νϖ…ΤΣ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ⇒Ψ∨…ƒ∫ γϑð/≅†ΨŠ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄Ω γ ΗΤΩΤΨ∇<√≅…Ω ΨϒΠς√≅… ΩΘΩ∞ΩΤ⇓ υς∏Ω∅ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄
γ ΗΤΩΤΨ|<√≅…Ω ϖΨϒΠς√≅… ΩΩ∞⇓Κς… ⇑Ψ∨ &Σ‰ΩΤ∈ ⇑Ω∨Ω ⌠≤Σ⊃<∇Ωÿ ΨΠς∏√≅†ΨŠ −ΨΨΩ|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∨Ω −ΨΨ‰ΣΣΩ −ΨΨ∏Σ♠Σ⁄Ω
ΨζΩ∼<√≅…Ω Ξ≤Ψn›‚≅… ŸΩ⊆ΩΤ⊇ ΘΩΤΩ∂ Ω=„ΗΤς∏Ω∂ …[Ÿ∼Ψ⊕ΩΤŠ
77
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malai-
kat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” [QS. an-Nisaa’ (4): 136]
ΘΩ⇐ΜΞ… φ⇔ΤÿΨϒΠς√≅… Ω⇐Σ≤Σ⊃<∇Ωÿ Ψϑð/≅†ΨŠ −ΨΨ∏Σ♠Σ⁄Ω Ω⇐ΣŸÿΞ≤ΣΤÿΩ ⇐Κς… Ν…ΣΤ∈ΘΞ≤Ω⊃ΣΤÿ Ω⇐κΤΩŠ ϑðΨ/≅… −ΨΨ∏Σ♠Σ⁄Ω
φΡ√Σ⊆ΩΤÿΩ Σ⇑Ψ∨ΣΤ⇓ ω×⊕Ω‰ΨŠ Σ≤Σ⊃|ΩΤ⇓ΩΩ ω×⊕Ω‰ΨŠ Ω⇐ΣŸÿΞ≤ΣΤÿΩ ⇐Κς… Ν…ΣϒΨoΠςΩΤÿ Ω⇐κΩŠ ð∠Ψ√.ς′ „∼Ψ‰Ω♠
(150) ð∠ΜΞ;ΗΤΤς√ΟΚΡ… Σ¬Σ∑ Ω⇐Σ≤Ψ⊃ΗΤς∇<√≅… &†Θ⊥Τ⊆Ωš †ΩΤ⇓ŸΤΩΤ∅ςΚ…Ω Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤς∇<∏Ψ√ †_ΤŠ…ΩϒΩ∅ †_Τ⇒∼ΤΞΘΣ∨
”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,
dan bermaksud memecah belah antara Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap se-
bagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
tengah antara iman atau kufur, merekalah orang-orang kafir yang sebenar-
benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan
yang menghinakan.” [QS. an-Nisaa’ (4): 150-151]
101. Para rasul adalah manusia pilihan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– yang
diberikan wahyu syari’at-Nya agar disampaikan kepada umatnya.
Jumlah mereka banyak sekali, ada para rasul dan nabi yang kisah dan nama-
nama mereka diceritakan kepada kita, dan ada pula yang tidak diceritakan.
Para rasul yang namanya dikabarkan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam
kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya, maka kita tidak boleh mendustakan mereka.
Di samping itu, kita pun harus mengimani para rasul dan nabi yang tidak
diceritakan. Para nabi dan rasul yang wajib diimani adalah 25 nabi dan rasul
yang disebutkan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– namanya, yaitu:
Adam, Nuh, Idris, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, Yusuf,
Syu`aib, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yunus, Alyasa`, Dzul Kifli,
Ilyas, Zakariyya, Yahya, `Isa dan Muhammad –‘Alayhimu as-Salām–.
†Ω⇒ΤΤ‰ΤΩ∑ΩΩ ,ΙΣΤς√ Ω⊂ΗΤΤΩ™♠ΞΜ… &ð‡Σ⊆⊕ΩΤÿΩ ϑΖ„Σ †&ΤΩΤ⇒ΤÿΩŸΩ∑ †[ΤšΣΤ⇓Ω †ΤΩΤ⇒ΤÿΩŸΩ∑ ⇑Ψ∨ Σ∃‰ΤΩΤ∈ ⇑Ψ∨Ω
−ΨΨΤΘΩΤÿΘΞ⁄Σ′ Ω ΙΣ…Ω Ω⇑ΗΤΩ∧∼ς∏ΤΣ♠Ω ð‡ΘΣΤÿςΚ…Ω ð∪Σ♠ΣΤÿΩ υΩ♠Σ∨Ω &Ω⇐Σ≤ΗΤΩ∑Ω ð∠Ψ√.ςϒΩΩ Ξ∞•ΩΤ⇓
78
Ω⇐κΨ⇒Ψ♥™Σ∧<√≅… (84) †ΘΩΤÿΞ≤ΩΩƒΩ υΩ∼π™ΩΤÿΩ υΩ♥∼Ψ∅Ω ∃ð♣†Ω∼Τ<√ΞΜ…Ω Θ βΡ Ω⇑ΨΘ∨ φκΨ™Ψ∏ΗΤΥφΤΤ±√≅… (85)
Ω∼Ψ⊕ΗΤΩΤ∧♠ΞΜ…Ω Ω⊗Ω♥Ω∼<√≅…Ω ð♦Σ⇓ΩΤÿΩ &†_ΤΤ≡Ρ√Ω ⊥ν„ΣΩ †Ω⇒<∏ϑð∝ΩΤ⊇ ς∏Ω∅ Ω⇐κΨ∧ς∏ΗΤΩ⊕<√≅…
“Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepadanya (Ibrahim).
Masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu (juga)
telah Kami beri petunjuk dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh)
yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakariyya, Yahya,
‘Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. Dan Ismail,
Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di
atas umat (di masanya).” [QS. al-An’aam (6): 84-86]
ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… υϖΩ⊃ð≠π″≅… Ω⋅Ω …ƒ∫ “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam.…” [QS. Ali ‘Imraan (3): 33]
υς√ΜΞ…Ω ] †Ω∅ ⌠¬Σ∑†ΩnΚς… &…_ Σ∑ “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud.” [QS. Huud (11): 50]
υς√ΜΞ…Ω Ω Σ∧ςΤ’ ⌠¬Σ∑†ΩnΚς… &†_™Ψ∏ΤΗΤΩ″ “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shalih.” [QS. Huud (11): 61]
υς√ΜΞ…Ω Ω⇑ΩÿŸΤΩ∨ ψΣ∑†ΩnΚς… &†_Τ‰∼ΤΩ⊕ΤΣ→ “Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib.” [QS. Huud (11): 84]
Ω∼Ψ⊕ΗΤφΤΤΤ∧♠ΞΜ…Ω ð♦ÿΞ⁄ ΞΜ…Ω …ς′Ω ∃ΞΤ⊃Ψ∇<√≅… Θ βΣ Ω⇑ΨΘ∨ Ω⇑ÿΞ≤Ψ‰ΗΤϑð±<√≅…
“Dan (ingatlah kisah) Isma’il, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar.” [QS. al-Anbiyaa’ (21): 85]
βŸΘΩ∧ΩΤ™ΣΘ∨ ΣΣ♠ΩΘ⁄ &Ψϑð/≅… “Muhammad adalah utusan Allah.” [QS. al-Fath (48): 29]
79
102. Kita mengimani bahwa semua rasul adalah manusia biasa yang dicip-
takan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–. Mereka tidak memiliki keistimewaan
apapun yang merupakan hak-hak khusus bagi Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– atau hak-hak ketuhanan.
Dan kita pun mengimani bahwa para rasul adalah hamba-hamba Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– yang diutus sebagai rasul, dan disifati Allah –Subhānahu
wa Ta’ālā– sebagai hamba yang paling tinggi kedudukannya.
ΣΤ∈ :†Ω∧Πς⇓ΞΜ… η†ΩΤ⇓Κς… χ≤ΤΩ↑ΩΤŠ ψΣ|ΣΤ∏πΤΤ‘ΘΨ∨ υϖΩšΣΤÿ ϑðς√ΞΜ… :†Ω∧ΠςΤ⇓Κς… ⌠¬Ρ∇ΣΗΤς√ΞΜ… βΗΤς√ΞΜ… ∃χŸΨš.Ω ⇑Ω∧ς⊇ Ω⇐†ς Ν…Σ–⌠≤ΩΤÿ
ƒ∫:†Ω⊆Ψ√ −ΨΘΨΤŠΩ⁄ Ω∧⊕Ω∼<∏ΩΤ⊇ „Ω∧Ω∅ †_™Ψ∏ΗΤΤΩ″ ‚ΩΩ ∉Ξ≤πΤ↑ΣΤÿ Ψ⟨Ω †Ω‰Ψ⊕ΨŠ ,−ΨΨΘΤŠΩ⁄ …Ω=ŸΩšςΚ… “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian,
yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Ilah kalian itu adalah Ilah
Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hen-
daklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.” [QS. al-Kahfi (18): 110]
103. Beriman kepada kitab-kitab yang telah Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
turunkan kepada para nabi dan rasul-Nya termasuk salah satu dasar
keimanan. Yaitu mengimani kitab-kitab yang Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– sebutkan nama-namanya, seperti Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf
dan al-Qur’an sebagai kitab yang paling utama. Sedangkan kitab-kitab
yang tidak disebutkan namanya, maka kita mengimaninya secara global.
ŸΤΩ⊆ς√ †ΩΤ⇒<∏Ω♠⁄ςΚ… †ΩΤ⇒ς∏Σ♠Σ⁄ γŒΗΤΩΤ⇒ΘΞ∼Ω‰<√≅†ΨŠ †Ω⇒<√Ω∞⇓Κς…Ω ⟩ψΣΩ⊕Ω∨ ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… Ω⇐…ΩƒκΨ∧<√≅…Ω Ω⋅Σ⊆Ω∼Ψ√ ⟩♣†Πς⇒√≅… Ψ ∃÷♥Ψ⊆<√≅†ΨŠ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. Dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan itu.…” [QS. al-Hadiid (57): 25]
Ω⇐†ς Σ♣†Πς⇒√≅… ⊥◊ΘΩΤ∨ΡΚ… ⊥⟨ΩŸΨš.Ω ð¡Ω⊕Ω‰ΩΤ⊇ ϑð Σ/≅… Ω⇑ΓΤΤΘΞ∼Ψ‰Πς⇒√≅… φ⇔ΤÿΞ≤ΤΠΨ↑Ω‰Σ∨ Ω⇑ÿΨ⁄Ψϒ⇒Σ∨Ω ςΩ∞⇓Κς…Ω Σ¬ΣΩ⊕Ω∨
ð ΗΤΩΤΨ∇<√≅… ΘΞ⊂Ω™<√≅†ΨŠ Ω¬Ρ∇™Ω∼Ψ√ Ω⇐κΩΤŠ γ♣†Πς⇒√≅… †Ω∧∼Ψ⊇ Ν…Σ⊃ς∏ΩΤΤn≅… &Ψ∼Ψ⊇
“Dahulu manusia adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan) maka
Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan,
dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar untuk memberi
keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.…” [QS. al-Baqarah (2): 213]
80
†ΩΘΣΤÿΚς†Η;ΤΤΩÿ Ω⇑ÿΨϒΠς√≅… Νϖ…ΤΣ⇒Ω∨…ƒ∫ Ν…Σ⇒Ψ∨…ƒ∫ γϑð/≅†ΨŠ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄Ω γ ΗΤΩΤΨ∇<√≅…Ω ΨϒΠς√≅… ΩΘΩ∞ΩΤ⇓ υς∏Ω∅ −ΨΨ√Σ♠Ω⁄
γ ΗΤΩΤΨ|<√≅…Ω ϖΨϒΠς√≅… ΩΩ∞⇓Κς… ⇑Ψ∨ &Σ‰ΩΤ∈ ⇑Ω∨Ω ⌠≤Σ⊃<∇Ωÿ ΨΠς∏√≅†ΨŠ −ΨΨΩ|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∨Ω −ΨΨ‰ΣΣΩ −ΨΨ∏Σ♠Σ⁄Ω
ΨζΩ∼<√≅…Ω Ξ≤Ψn›‚≅… ŸΩ⊆ΩΤ⊇ ΘΩΤΩ∂ Ω=„ΗΤς∏Ω∂ …[Ÿ∼Ψ⊕ΩΤŠ “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, ma-
laikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” [Qs. an-Nisaa’ (4): 136]
104. Kita beriman bahwa kepatuhan kepada kitab-kitab tersebut dan men-
jadikannya sebagai sumber hukum adalah kewajiban setiap umat yang
disampaikan kepada mereka kitab-kitab tersebut. Kitab-kitab tersebut
satu dengan yang lainya saling membenarkan, dan tidak saling mendus-
takan. Kita pun meyakini bahwa kitab terakhir yang diturunkan kepada
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–. adalah kitab yang mena-
sakh (membatalkan) seluruh kitab-kitab Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
sebelumnya. Sehingga tidak ada satu jalan pun untuk mengetahui dan
tunduk kepada kitab-kitab Allah yang benar, kecuali dengan merujuk
kepada al-Qur’an.
:†ΩΤ⇒<√Ω∞⇓Κς…Ω ð∠∼ς√ΜΞ… ð ΗΤΩΨ∇<√≅… ϑΞ⊂Ω™<√≅†ΨΤŠ †_ΤΤ∈ΨϑŸφ±Σ∨ †Ω∧ΠΨ√ φκΩΤŠ ΨΤÿΩŸΩΤÿ Ω⇑Ψ∨ γ ΗΤΩΨ|<√≅… †[ΤΤ⇒Ψ∧∼ΤΩΣ∨Ω ∃Ψ∼ς∏Ω∅
“Telah kami turunkan kepadamu (ya Muhammad) kitab ini dengan kebenaran,
membenarkan kitab-kitab yang turun sebelumnya dan menjadi muhaimin
atas kitab-kitab tersebut.” [QS. al-Maaidah (5): 48]
Yang dimaksud dengan muhaimin adalah hakim, atau yang dipercaya, atau
ukuran standar kebenaran untuk mendeteksi adanya pengubahan terhadap
kitab-kitab sebelumnya.
105. Kita pun mengimani dengan seyakin-yakinnya bahwa kehidupan
akhirat akan berlangsung setelah kehidupan dunia.
Iman kepada hari akhirat mencakup:
1) Mengimani akan adanya azab dan ni`mat kubur.
Adzab (siksa) dan ni`mat kubur adalah haq, di mana setiap manusia
setelah merasakan kematian akan dihadapkan kepadanya salah satu dari
81
kedua hal tersebut, dan hal itu tergantung pada amal perbuatan yang di-
kerjakan sewaktu hidupnya. Bila amal perbuatannya baik, maka baginya
nikmat kubur. Sebaliknya, bila amal perbuatannya buruk, maka baginya
adzab kubur.
Dalil-dalil yang menunjukkan akan adanya ni`mat dan azab kubur
banyak sekali jumlahnya, baik dari al-Qur’an maupun dari as sunnah, di
antaranya:
&:ϑð„ς †ΩΠςΤ⇓ΜΞ… δ◊Ω∧Ψ∏ς ΩΣ∑ ∃†ΩΡ∏ΜΞ:†ΩΤ∈ ⇑Ψ∨Ω ¬ΞΜΞ:…Ω⁄Ω δ—Ωƒ⌠≤ΤΩΤŠ υς√ΞΜ… Ψζ⌠ΤΩΤÿ Ω⇐ΣΤ‘Ω⊕Τ‰ΣΤÿ
“Sekali-kali tidak! Itu adalah perkataan dia yang mengatakannya, sedang-
kan di balik mereka ada alam barzah hingga hari pembalasan.” [QS. al-
Mu’minun(23): 100]
ΣΗΩΤ∈ΩΩΤ⊇ ϑð Σ/≅… ㋆ΛΩΤΤΘΨ∼Ω♠ †Ω∨ ∃Ν…Σ≤Ω|Ω∨ ð⊄†ΩšΩ Ψ†ΛΩΤΤΨŠ Ω⇐⌠Ω∅⌠≤Ψ⊇ Σ∫;ΤΤΣ♠ γ‡…ΩϒΩ⊕<√≅… (45) Σ⁄†Πς⇒√≅…
φΣ∂Ω≤⊕ΣΤÿ †Ω∼ς∏Ω∅ …Θ⊥ΣŸΣ∅ ∃†Θ⊥Τ∼Ψ↑Ω∅Ω Ω⋅⌠ΩΤÿΩ Σ⋅Σ⊆ΩΤP Σ◊Ω∅†ϑð♥√≅… Νϖ…ΣΤ∏Ψn ςΚ… Ω…ƒ∫ φΩ∅⌠≤Ψ⊇
ϑðŸΤΩ→Κς… γ‡…ΩϒΩ⊕<√≅…
“Maka Fir’aun dan keluarga (kaum) nya diberikan azab yang pedih. Mereka
disiksa dengan api setiap pagi dan petang. Ketika datang hari kiamat: ma-
sukkanlah kaum Fir’aun ke dalam siksa yang paling pedih.” [QS. Ghaafir
(40): 45-46]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
))8)! XT F - !K#$ ( :- T E* F, N* N* !M/ !#$3-/ :-/K < .] 1 E* 4.N 'M !
4.N* 0I !#l* 8-/ /( p 4.!N* -/ ( -#$ )"#$ : > !T #.!T !6] !1* H-] 6 N -/ 5 #$ T !- 5 N
M*!M Z*! !#$ #.!T U;#$ o : F] 8J T E* n -#$ ! 3 4.N* .] 1 E* 4.N 'M ! 4.!N*;!- 4.N ! 4.T#$ 'M 2 #$
4.!N*3 ' 3 PHK nK* PH , < Z!Q L, '//N-J \ / !)((
82
“Bilamana seorang hamba diletakkan dalam kuburnya, kemudian sahabat-
sahabatnya berpaling darinya, sesungguhnya ia mendengar suara sandal
mereka, maka setelah itu datanglah kepadanya dua malaikat, kemudian
mereka berdua mendudukkannya, maka mereka berdua berkata: apa yang
engkau katakan tentang laki-laki yang bernama Muhammad? Adapun
orang-orang mu’min, ia akan berkata: Aku bersaksi sesungguhnya ia ada-
lah hamba Allah dan Rasul-Nya. Maka dikatakan kepadanya: lihatlah tem-
patmu di neraka yang mana Allah telah menggantikannya dengan syurga,
kemudian dia pun melihat kedua tempat itu. Ada pun orang-orang munafik
dan orang-orang kafir maka dikatakan kepadanya: Apa yang engkau ka-
takan tentang laki-laki ini? Maka ia berkata: Tidak tahu, aku mengatakan-
nya seperti perkataan orang-orang, maka dikatakan: Engkau tidak tahu
dan engkau berpaling kemudian ia dipukul dengan palu yang terbuat dari
besi maka ia menjerit dengan jeritan yang didengar semua mahkluk di
sekitarnya kecuali jin dan manusia.” (HR. Bukhari No. 1285, Muslim No.
5115, Nasa’i No. 2022, Abu Dawud No. 2812 dan Ahmad No. 11823)
)#.!T U;! ( ( : !Q <Q&! 8-/ /( -/ :-/K YE - !1 T E* ! - ! 'K F* H-M #$ H o M(
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Nabi keluar dari tengah kota Madinah,
kemudian beliau mendengar suara dua orang laki-laki yang sedang disiksa
di kuburnya masing-masing, kemudian Ibnu Abbas meriwayatkan hadits.” (HR. Bukhari No. 209, Muslim No. 439, Tirmidzi No. 65, Abu Dawud No. 19,
Nasa’i No. 31, Ibnu Majah No. 341 dan Ahmad No. 1877)
Doa Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– setelah tasyahud akhir:
)) .!] n H* 5 (#$ N L( 5 (#$ E[ 8)-/'! H* ! H* 5 (#$((
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, fitnah al-Masih
ad-Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari No. 789, Muslim
No. 925, Abu Dawud No. 746, Nasa’i No. 5377, Ibnu Majah No. 3828 dan Ahmad)
2) Mengimani tanda-tanda datangnya hari kiamat yang dikabarkan oleh
nash-nash syar`i, baik tanda-tanda kiamat kecil maupun kiamat besar.
83
)) ( 5 ?4l .&! 8/(#l !)( 4.4& ! #.!T H(! : #.!T ' !)Q"#$#B >!( #.!Q !) HO E* ! E* 8) .
3 U;?-3 )/ -/ ((
“Jibril bertanya: Kapan hari kiamat terjadi? Beliau menjawab: yang ditanya
tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya. Aku akan kabarkan kepa-
damu tentang tanda-tandanya: Apabila seorang budak wanita melahirkan
tuannya dan jika penggembala kambing berlomba-lomba dalam mening-
gikan gedung. Itulah di antara lima hal yang tidak diketahui kecuali oleh
Allah.” (HR. Bukhari No. 48, Muslim No. 10, Nasa’i No. 4905, Ibnu Majah
No. 63 dan Ahmad No. 8765)
Di antara tanda-tanda kiamat besar yang harus diimani adalah mun-
culnya asap, Dajjal, terbitnya matahari dari Barat, turunnya Isa bin
Maryam, Ya`juj dan Ma`juj serta tanda-tanda lain yang dijelaskan oleh
nash-nash syar`i.
3) Mengimani kepastian akan datangnya hari kiamat, yaitu hancurnya
dunia dan bermulanya kehidupan akhirat bagi umat manusia. Kehi-
dupan kekal yang hanya mempunyai dua tempat pilihan, syurga tem-
pat kebahagiaan yang sempurna dan neraka tempat siksaan yang tidak
terhingga.
4) Mengimani adanya hari berbangkit, yaitu dihidupkannya semua makh-
luk yang sudah mati oleh Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– di saat malaikat
Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya.
ΩœΨ⊃ΣΤ⇓Ω ℑ Ξ⁄ϑ⟩±√≅… Ω⊂Ψ⊕Ω±ΩΤ⊇ ⇑Ω∨ ℑ γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… ⇑Ω∨Ω ℑ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ‚ΠςΜΞ… ⇑Ω∨ ƒ∫:†Ω→ ∃ϑð Σ/≅… ΘΩ¬Ρ’
ΩœΨ⊃ΣΤ⇓ Ψ∼Ψ⊇ υΩ≤nΚΡ… …Ω′ΜΞ†ΩΤ⊇ ¬Σ∑ χ⋅†Ω∼Ψ∈ Ω⇐Σ≤⟩ℵ≠⇒ΩΤÿ
“Dan tatkala sangkakala ditiup, maka gugurlah makhluk-makhluk yang
ada di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup-
kan yang keduanya, maka mereka pun bangkit semuanya sambil terkesima.” [QS. az-Zumar (39): 68]
5) Mengimani adanya hasyr yaitu berdirinya manusia dari kubur-kubur
mereka, seperti yang digambarkan oleh Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi
wa Sallama–:
84
))3\ P>( P>! H!N 8 ;!- " @![ -/ #. ! '/T 4.!]%H"&!( ! 8-/ /( -/ :-/K #.!T Uh : 8), p !6]
#BUh : 8), p #$ Y "#$ ((
“Manusia akan digiring pada hari kiamat dalam keadaan telanjang kaki,
telanjang bulat dan belum dikhitan. Aku (`Aisyah) bertanya: ya Rasulullah!
Kaum wanita dan laki-laki berarti akan saling memandang satu dengan
lainnya? Beliau menjawab: urusan saat itu jauh lebih dahsyat dibanding-
kan urusan pandang-memandang di antara mereka.” (HR. Bukhari No.
6046, Muslim No. 5102, Nasa’i No. 2056, Ibnu Majah No. 4266 dan Ahmad
No. 23131)
6) Mengimani adanya hisab dan catatan-catatan amal yang akan diberi-
kan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan
kanan (merekalah orang-orang yang dirahmati), dan ada pula yang
mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri (mere-
kalah orang-orang yang akan disiksa).
†ΘΩ∨ςΚ†ΩΤ⊇ ⌠⇑Ω∨ ƒΨPΡΚ… ΙΣΩ‰ΗΤΩΤΨ −ΨΨ⇒∼Ψ∧Ω∼ΨŠ (7) ð∩⌠ΤΩ♥ΩΤ⊇ ⟩ Ω♠†Ω™Σÿ †_ΤŠ†Ω♥Ψš …_⁄κΨ♥Ωÿ
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya (catatan amal) dari sebelah
tangan kanannya, maka ia akan dihisab dengan hisab yang mudah.” [QS.
al-Insyiqaaq (84): 7-8]
†ΘΩ∨Κς…Ω ⌠⇑Ω∨ ƒΨPΡΚ… ΙΣΩ‰ΗΤΩΤΨ ƒ∫:…Ω⁄Ω −ΨΞ≤ςℵ≡ (10) ð∩⌠ΤΩ♥ΩΤ⊇ Ν…Σ∅ŸΩÿ …_⁄Σ‰ΣΤ’
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya (catatan amal) dari balik
punggungnya, maka mereka akan berkata: celakalah (kami).” [QS. al-In-
syiqaaq(84): 10-11]
†ΘΩ∨Κς…Ω ⌠⇑Ω∨ ƒΨΤPΡΚ… ΙΣΩ‰ΗΤΩΤΨ −ΨΨ√†Ω∧Ψ↑ΨŠ ΣΣ⊆Ω∼ΩΤ⊇ Ψ⇒ΩΤΤ∼ς∏ΗΤΤΩÿ ψς√ ð‹ΡΚ… Ω∼Ψ‰ΗΤΩΤΨ (25) ψς√Ω
Ξ⁄ ςΚ… †Ω∨ Ω∼ΨŠ†Ω♥Ψš (26) †ΩΩΤ∼ς∏ΗΤΩΤÿ γŒΩΤ⇓†ς Ω◊Ω∼γ∂†Ω⊆<√≅…
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya (catatan amal) dari sebelah
kirinya, maka ia akan berkata: Alangkah baiknya kalau kitab itu tidak dibe-
85
rikan kepadaku dan aku tak tahu dengan apa aku dihisab, oh…. Alangkah
baiknya kalau kehidupan dunia berakhir begitu saja.” [QS. al-Haaqqah
(69): 25-27]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) H!N 8 0I : %N* M /( F, :- -.] S( % 5/( !) T E[q* #.!T m(#$ %L 2#$ 4.N* m 0.1 4.N* N*! !-M !#$ ! HK :Q* 8 5 !1\#$ E[ !Y E*
/( 8) a !*+? ;@ :4I1 Z&3-/ :/( M - @((
“Pada hari kiamat seorang mu`min didekatkan kepada Rabbnya, hingga
diletakkan kepadanya ma`af-Nya, lalu dia mengakui dosa-dosanya. Allah
berfirman: apakah engkau mengakuinya? Mu`min itu berkata: Ya Rabb,
aku mengakui. Allah berfirman: Aku sudah menutupinya untukmu di
dunia dan pada hari ini Aku telah mengampuninya. Maka diberikanlah
lembaran kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan munafiq akan
diseru di hadapan para makhluk: hai mereka yang mendustakan Allah.” (HR. Bukhari No. 4317, Muslim No. 4972, Ibnu Majah No. 179 dan Ahmad
No. 5562)
7) Mengimani perhitungan amal dan balasan amal tersebut.
Tak ada sedikit pun perbuatan yang tidak tercatat di buku amal,
melainkan semuanya pasti tertulis. Baik berupa amal-amal yang jelek
maupun amal-amal yang baik, dan kita akan merasakan balasan dari
amal-amal tersebut.
Dalil yang menunjukkan hal-hal tersebut banyak sekali, di antaranya:
Ω⊗γ∂ΣΩ ⟩ ΗΤΩΨ∇<√≅… Ω≤ΩΩΤ⊇ Ω⇐κΨ∨Ξ≤•Σ∧<√≅… Ω⇐κΨ⊆Ψ⊃π↑Σ∨ †ΘΩ∧Ψ∨ Ψ∼ΨΤ⊇ Ω⇐ΣΤ√Σ⊆ΩΤÿΩ †Ω⇒ΩΤς∏ΤÿΩΗΤÿ Ξ†Ω∨
…ΩϒΗΤΩ∑ Ψ ΗΤΩΨ∇<√≅… ‚Ω Σ⁄Ψ †Ω⊕ΣΤÿ ⊥⟨Ω⁄κΨ⊕Ω″ ‚ΩΩ Ζ⟨Ω⁄κΨ‰Ω :‚ΠςΜΞ… &†ΩΗΩ±šςΚ… Ν…ΣŸΩ–ΩΩ †Ω∨ Ν…Ρ∏Ψ∧Ω∅
%…_≤Ψ∂†Ωš ‚ΩΩ ⟩ψΨ∏πℵ≠ΩΤÿ ð∠ΘΣΤŠΩ⁄ …_ŸΩšςΚ… “Kemudian diletakkanlah catatan amal, maka orang-orang yang aniaya
melihatnya dengan ketakutan dari apa-apa yang ada padanya, kemudian
ia berkata: Celakalah kami! mengapa catatan ini tidak melalaikan sesuatu
pun baik yang kecil maupun yang besar melainkan tercatat di dalamnya,
kemudian mereka mendapatkan amal-amal yang mereka lakukan tercatat
86
dengan nyata dan sesungguhnya Rabbmu tak mendholimi seorang pun.” [QS. al-Kahfi (18): 49]
ξϒΤΤΜΞΩ∨Ωÿ Σ⁄ΣŸπ±Ωÿ ⟩♣†Πς⇒√≅… †_ΤP†ΩΤπΤ→ςΚ… Ν…Ω≤Σ∼ΤΨΠ√ ¬Σς∏ΗΤΩ∧∅ςΚ… (6) ⇑Ω∧ΩΤ⊇ Ω∧⊕Ωÿ Ω†ΩΤ⊆<‘Ψ∨ ]⟨ΘΩ⁄ς′
…_⁄κΤΩn ΙΣΩ≤ΤΩΤÿ (7) ⇑Ω∨Ω Ω∧⊕Ωÿ Ω†ΩΤ⊆<‘Ψ∨ ξ⟨ΘΩ⁄ς′ …⊥Θ≤Ω→ ΙΣΩ≤ΩΤΤÿ “Hari itu manusia dibangkitkan dengan berkelompok-kelompok untuk di-
perlihatkan kepada amal-amal mereka, maka barangsiapa yang beramal
baik walau sebesar biji sawi pun ia akan melihatnya, dan barangsiapa yang
beramal jelek walau sebesar biji sawi pun ia akan melihatnya.” [QS. al-
Zalzalah (99): 6-8]
8) Mengimani ditimbangnya amal perbuatan manusia.
Σ⊗Ω∝Ω⇓Ω Ω⇑ÿΞƒ.ΩΩ∧<√≅… ð÷♥Ψ⊆<√≅… ΨζΩ∼Ψ√ Ψ◊Ω∧ΗΤΩ∼Ψ⊆<√≅… ð„ΤΩΤ⊇ Σ¬ςΤ∏<ℵ≠ΣΤP χ♦πΤ⊃ΩΤ⇓ ∃†Τ_ΛΤΤ∼Ω→ ⇐ΜΞ…Ω Ω⇐†Ω
Ω†φΤΤΤ⊆‘Ψ∨ ξ◊ΤΥφΤΤΤ‰Ωš ⌠⇑ΨΘ∨ ]Ω ⌠≤Ωn †ΩΤ⇒∼ΩΤPςΚ… %†ΩΨŠ υΩ⊃ΩΩ †Ω⇒ΨŠ φκΨ‰Ψ♥ΗΤΩš “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang sedikit pun juga walau (amalan itu) hanya
seberat biji sawi pun pasti Kami menghitungnya. Dan cukuplah Kami
sebagai pembuat hitungan.” [QS. al-Anbiyaa (21): 47]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)),F S 8 N!H* / S* !' #Bh ' *N4. +&MH :!%L S1 * rN4.4 !::" 0&' ? /NE *N4. +&MH: !5 ( ! 5! -Z( ! 5((
“Timbangan dipasang pada hari kiamat, kalau sekiranya langit dan bumi
ditimbang di dalamnya, tentu (timbangan itu) akan muat. Berkata malai-
kat: wahai Rabb, untuk menimbang siapakah timbangan ini? Allah berfir-
man: untuk menimbang ciptaan-Ku yang-Ku kehendaki. Berkata malaikat:
Maha suci Engkau. Kami tidak beribadah kepada-Mu dengan sebenar-
benarnya ibadah.” (HR. Hakim dalam Silsilah Hadits Shhih 2/656 No. 931)
9) Mengimani adanya syafa’at nabi (bagi para ahli syurga untuk mema-
sukinya).
Abu Hurairah –Radhiyallahu ‘anhu– berkata:
87
)) '!M X[ F** U8/ E4$ 8-/ /( -/ :-/K -/ #. #$ 8 0.1 H!N 8 ;!- % !#$ #.!T 8J PH") !) s)* ]
!- -/ F] 5 ;#B g E( 8) < < K E* ?3 ! LM %8 ;!- t/ * ;-" K 81 NQ
33#$ ;!- 4.N* / 8M/ T ! 3#$ 8M F" p + /( 8 e 0l* 8 A 8M/( Uh ;!- h 4.N* 8M% : 8
#$ 5* u -/ 5N/? " #$ '#$ N*+HM& 3#$ 5% : ! F" 5 ]*3#$ * ! : a T ! : a
/J / T L, 8 !6 ,\ 8 L,\ T E% 8 e 4.N* !/ /J L, E E E K* >]-" ( E!) T -
'#$ 5- j ! N* !6 0l* Uj : 1 2\ : 15! T h#l .1#$ : .Y 4.#$6M" 6 ( -/ 5% : ! F"
#$3!6 ,\ 8 L,\ T -.] S( E% 4.N* * ! : a 8 L, /J / T L,:/( !)( =>( E '!M T - /J
T81 0l* 81 : 1 2\ : 1 E E E E : ! F" h#l .1#$ //? -/ YE '#$ 81 ! N* 5%
3#$* ! : a L, 8 !6 ,\ 8 L,\ T E% 8) 4.N* 1M* <'! M o!/J ' M 'M T E[ /J L, /J / T
1 E E E o E* ! #$ : : 1 2\ : M ! -/ 5/,* -/ 4. '#$ : ! N* : 0l*+
3#$ 5% : ! F" ;!- :/( T E% 4.N* * ! : a ,\/J / T L, 8 !6 ,\ 8 L'/T T E[ /J L,
:( : 1 2\ : 1 E E E !)/N 4$ 8 !6N* :( 0l* 8 '#$ :( ! : !1!N#$ /M -/ 4.
88
3#$ 5% : ! F" !v K ) E* ;!- '-/M Cj 8 a L,\ T E% :( 4.N* * ! :,\ 8 L, 8 !6 / T
!6 M 8 /J L, dQT /J : 1 E E E -/ 4. '#$ ! N* 6 0l* < : 1 2\
8!? 5 8 N ! 5 -/ \ T @! #l5% : ! F" -?#l ! #$3 S( E% 6 ]! FT#l* s ' EA* Z/Q#l* * ! : a
E/( -/ n 8J -.] :/( 8 !i&" /( @!-J ! E0$ F*#l* F-" F" Q 0. 50$ F* ! 4.!N 8J E/ T < #$
%L ! E4$ %L ! E4$ %L ! E4$ 4.T#l*54$ 0.? #$ ! 4.!N* ;!- @!M" 81 H-] L #$ #l L! 8)/( L! !
! E 2- #.!T 8J L #l 5 a !*(K aK H-M !M #$ H-M !M H-] F!K ((
“Rasulullah disajikan paha kambing. Beliau sangat suka paha kambing,
kemudian beliau menggigitnya. Beliau bersabda: Aku pemimpin manusia
pada hari kiamat. Apakah kalian tahu tentang hal ini? Alloh (pada hari itu)
mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir di atas
satu dataran. Maka seorang yang memandang dapat melihat mereka dan
seorang yang memanggil dapat didengar oleh mereka. Matahari mendekat
dan seluruh manusia terkena kegelisahan dan kesusahan yang tak terta-
hankan. Maka mereka berkata: Apakah kalian tidak tahu keadaan kita seka-
rang dan penderitaan yang telah menimpa kita? Apakah kalian tidak meli-
hat siapa yang akan memintakan pertolongan untuk kalian kepada Allah?
Sebagian orang di antara mereka menjawab: Bapak kita Adam! Kemudian
mereka mendatangi Nabi Adam dan berkata; Hai Nabi Adam, tuan adalah
bapak manusia. Allah telah menciptakan tuan dengan tangan-Nya dan
telah meniupkan ruh-Nya kepada tuan, memerintahkan para malaikat untuk
sujud kepada tuan dan menempatkan tuan di syurga. Apakah tuan tidak
melihat keadaan kami sekarang dan penderitaan yang menimpa kami?”
Nabi Adam menjawab: Sesungguhnya Rabbku pada hari ini telah murka
dengan murka yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Allah
telah melarang aku untuk memakan buah sebuah pohon, kemudian aku
89
melanggarnya. Aku hanya sanggup memperhatikan diriku sendiri. Per-
gilah kepada orang-orang selainku. Pergilah ke nabi Nuh. Kemudian mereka
mendatangi nabi Nuh dan berkata: Hai nabi Nuh, tuan adalah rasul per-
tama untuk umat manusia, dan Allah telah menyebut tuan sebagai hamba
yang banyak bersyukur. Apakah tuan tidak melihat keadaan kami sekarang?
Sudikah tuan memintakan syafa’at untuk kami kepada Allah? nabi Nuh
menjawab: Sesungguhnya Rabbku pada hari ini telah murka dengan murka
yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, Aku pernah mendoa-
kan kecelakaan bagi kaumku. Aku hanya sanggup memperhatikan diriku
sendiri. Pergilah kepada orang selainku. Pergilah ke Nabi Ibrahim. Akhir-
nya mereka ke nabi Ibrahim. Mereka berkata; Tuan adalah nabi Allah dan
termasuk orang yang menjadi kekasih Allah. Mintalah pertolongan kepada
Allah untuk kami. Apakah tuan tidak melihat keadaan kami sekarang? Nabi
Ibrahim menjawab: Sesungguhnya Rabbku pada hari ini telah murka dengan
murka yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Aku pernah
berdusta tiga kali, Kemudian beliau menyebutkan tiga dustanya itu, Aku
hanya sanggup memperhatikan diriku sendiri. Pergilah kepada orang se-
lainku. Pergilah ke Nabi Musa. Kepada Nabi Musa mereka berkata: Hai
Nabi Musa, tuan adalah rasul Allah. Allah telah memberikan keutamaan
kepada tuan dengan risalah dan Kalam-Nya yang tidak diberikan kepada
rasul lain. Mintalah pertolongan kepada Allah untuk kami. Apakah tuan
tidak melihat keadaan kami sekarang? Nabi Musa menjawab: Sesungguh-
nya Rabbku pada hari ini telah murka dengan murka yang tidak pernah
terjadi sebelum dan sesudahnya, Aku telah membunuh seorang yang tidak
diperintahkan untuk membunuhnya. Aku hanya sanggup memperhatikan
diriku sendiri. Pergilah kepada orang-orang selainku. Pergilah ke Nabi Isa.
Kemudian mereka menemui Nabi Isa dan berkata: Hai Nabi Isa, tuan ada-
lah Rasulullah, Kalimah Allah yang disampaikan kepada Maryam dan ruh
dari-Nya. Tuan dapat berbicara ketika dalam ayunan. Mintalah pertolongan
kepada Allah untuk kami. Apakah tuan tidak melihat keadaan kami seka-
rang? Nabi Isa menjawab: Sesungguhnya Rabbku pada hari ini telah murka
dengan murka yang tidak pernah terjadi seblum dan sesudahnya. Nabi
Isa tidak menjelaskan dosanya. Aku hanya memperhatikan diriku sendiri.
Pergilah kepada orang selainku. Pergilah ke Nabi Muhammad. Kemudian
mereka mendatangiku dan berkata: Hai Nabi Muhammad, Allah telah
mengampuni dosa-dosa tuan yang terdahulu dan dosa yang kemudian.
Mintalah pertolongan kepada Allah untuk kami. Apakah tuan tidak meli-
hat keadaan kami sekarang? Maka aku pergi menuju ke bawah ‘Arsy. Ke-
90
mudian aku bersimpuh dan bersujud kepada Rabbku. Alloh pun menga-
jarkan aku puji-pujian untuk-Nya yang tidak pernah diajarkan kepada
siapa pun juga sebelum aku. Setelah itu aku dipanggil: Hai Muhammad
angkatlah kepalamu, mintalah, engkau pasti akan diberi dan mintalah sya-
fa’at, pasti akan dikabulkan. Kemudian aku mengangkat kepalaku dan aku
pun berkata meminta: ”Umatku ya Rabb, umatku ya Rabb, umatku Ya
Rabb. Maka dikatakan kepadaku: Ya Muhammad masukkan umatmu
yang tidak dihisab dari pintu kanan jannah dan mereka boleh masuk pintu
mana saja bersama-sama orang selain mereka.” (HR. Bukhari No. 4343,
Muslim No. 287 dan Tirmidzi No. 2358)
10) Mengimani adanya haud atau telaga yang dimiliki Nabi Muhammad
–Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
Setelah manusia dibangkitkan dari kubur dan mereka digiring untuk
menuju satu peradilan yang haq, maka tatkala manusia tersebut mera-
sakan kepayahan dan kecapaian yang tak terhingga, maka bagi orang-
orang yang beriman telah disediakan oleh Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
sebuah telaga yang dimiliki Nabi Muhammad –Shallallahu ‘alayhi wa
Sallama–, yang mana bila seseorang minum satu kali tegukan dari te-
laga tersebut, maka ia tidak akan merasakan haus selama-lamanya.
Nama dari haud tersebut adalah haud al-Kautsar, selain itu, telaga
tersebut pun mempunyai sifat-sifat yang dijelaskan dalam al-Qur’an
dan beberapa hadits berikut:
:†ΤΠςΤ⇓ΞΜ… ð∠ΗΤΩΤ⇒∼ς≠∅ςΚ… Ω≤ς’ς∇<√≅…
“Sesungguhnya kami beri engkau telaga al-Kautsar.” [QS. al-Kautsar
(108): 1]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) LQ#$ -/ h #$ 4I! U)" > E, 5 +* !) L" @! 8]M SM6 #$ 4lp ((
“Luas haudku adalah perjalanan satu bulan, airnya lebih putih dari susu,
wanginya lebih harum dari misk dan gelasnya sejumlah bintang yang ada
di langit. Barangsiapa yang minum dari haud itu, maka ia tidak akan haus
selama-lamanya.” (HR. Bukhari No. 6093 dan Muslim No. 4244)
91
)) #.!T 4. ] ! 1 ! '/N* !P*] I0Id/ L! T !*! U) :/( '#$JM 1((
“Aku tiba pada sebuah sungai yang mana di pinggir-pinggir sungai itu
terdapat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang elok, maka aku pun
berkata: Sungai apakah ini Yaa Jibril? Jibril berkata: ini adalah sungai al-
Kautsar.” (HR. Bukhari No. 4582, Abu Dawud No. 666, Tirmidzi No. 3282
dan Ahmad No. 11556)
11) Mengimani adanya shirath (jembatan) yang terbentang di atas Jahan-
nam yang harus dilalui oleh setiap orang.
Ω⋅Ωÿ Ω≤ΩΤP Ω⇐κΨ⇒Ψ∨Σ∧<√≅… γŒΗΤΩΤ⇒Ψπ∨Σ∧<√≅…Ω υΩ⊕♥Ωÿ ¬Σ∑Σ⁄ΣΤ⇓ Ω⇐κΤΩŠ ¬ΞÿΨŸΤÿΚς… ψΞΨ⇒ΗΤΩ∧ΤÿςΚ†ΞΤŠΩ “Tatkala suatu hari engkau melihat laki-laki yang mu’min dan perempuan
yang mu’minah berusaha (melintasinya) dengan cahaya yang ada pada
tangan dan kaki mereka….” [QS. al-Hadiid(57): 12]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
)) ] ! -/ #. ! !/T 8-)] 2)p 4.]* ]! :0I 8J mQ!Q? /( =H-S =H, #.!T =HM" !) =HQ/ =HM L!/M
!) 4.!N < ] M @!N(…(( “Didatangkan (jembatan) di atas neraka Jahannam, kami bertanya: Ya
Rasulullah, apakah jisr itu? Beliau bersabda: Ia adalah sesuatu yang licin
yang dapat menggelincirkan (orang bila melewatinya) dan ada kail-kail
serta duri pohon yang sangat menusuk, di mana ia mempunyai duri bia-
sanya ada di Nejed yang dikenal dengan nama Sa’dan.…” (HR. Bukhari
No. 6886)
12) Mengimani sudah adanya syurga dan neraka dengan berbagai sifat-
sifat dan keadaan di dalamnya.
:†ΤΠςΤ⇓ΞΜ… †ΩΤ⇓ŸΤΩΤ∅ςΚ… Ω¬Πς⇒ΩΩ– Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤς∇<∏Ψ√ ‚Σ∞ΣΤ⇓
“Sesungguhnya telah Kami siapkan neraka jahannam bagi orang-orang
kafir untuk memasukinya.” [QS. al-Kahfi (18): 102]
92
Ν…Σ⊆ΠςΤP≅…Ω Ω⁄†Πς⇒√≅… ϖΨΠς√≅… π‹ΠςŸΨ∅ΡΚ… Ω⇑ÿΞ≤Ψ⊃ΗΤς∇<∏Ψ√ “Dan jagalah diri kalian dari api neraka yang sudah disiapkan bagi orang-
orang kafir.” [QS. Ali Imraan (3): 131]
Νϖ…Σ∅Ξ⁄†φΤΤΤ♠Ω υς√ΞΜ… ω⟨Ω≤Ψ⊃πΤ⊕Ω∨ ⇑ΨΘ∨ ⌠¬Σ|ΨΘΤŠΘΩ⁄ ]◊Πς⇒Ω–Ω †φΤΤΤΤΣ∂⌠≤ΤΩ∅ ⟩‹.ΩΗΤΤΩ∧ΥφΤΤ♥√≅… ⟩≥⁄ΚΚς‚≅…Ω
π‹ΠςŸΨ∅ΡΚ… Ω⇐κΨ⊆ΠςΣ∧<∏Ψ√
“Dan bersegeralah kalian untuk mendapat pengampunan dari Rabb kalian
dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, telah disiapkan bagi orang-
orang yang bertaqwa.” [QS. Ali Imraan (3):133]
106. Ahlussunnah beriman kepada qadarullah, bahwasanya seluruh yang
baik maupun yang buruk sudah ditentukan oleh Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–.
Beriman kepada qadar sama halnya dengan beriman kepada hal-hal ghaib
lainnya, yaitu harus sebatas yang diterangkan oleh wahyu Ilahi (al-Kitab dan
as-Sunnah).
al-Kitab dan as-Sunnah mewajibkan kita beriman kepada empat rukun
qadar berikut:
1) Rukun pertama: Bahwasannya Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– Maha me-
ngetahui segala sesuatu. Ilmu-Nya adalah azali, tidak pernah didahu-
lui oleh kejahilan. Mengetahui apa-apa yang akan, sedang dan sudah
terjadi. Mengetahui apa-apa yang tidak akan terjadi, bagaimanakah
terjadinya seandainya hal tersebut terjadi.
Ayat-ayat berikut secara umum memastikan pengetahuan Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– yang meliputi semua hal tentang segala sesuatu
dari semua seginya.
Ν…Σ≤Ρ<′≅…Ω ðŒΩ∧⊕Ψ⇓ ϑðΨ/≅… ⌠¬Ρ∇∼ς∏Ω∅ :†Ω∨Ω ΩΩ∞⇓Κς… ¬Ρ∇∼ς∏Ω∅ Ω⇑ΨΘ∨ γ ΗΤΤΩΨ∇<√≅… Ψ◊Ω∧<∇Ψ™<√≅…Ω ψΡ∇⟩ℵ≠Ψ⊕ΩΤÿ
−&ΨΨŠ Ν…Ρ⊆ΠςΤP≅…Ω ϑðΩ/≅… Νϖ…Σ∧ς∏∅≅…Ω ΘΩ⇐Κς… ϑðΩ/≅… ΠΞΡ∇ΨŠ ]∫πΩ→ χ¬∼Ψ∏Ω∅ “Ingatlah selalu ni’mat-ni’mat Allah atas kalian dan kitab serta al-hikmah
yang diturunkan-Nya, yang dengannya Allah memberi petunjuk untuk
kalian. Bertaqwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguh-
nya Allah itu Maha mengetahui tentang segala sesuatu.” QS. al-Baqarah
(2): 231
93
Σ⇐ΠΨκΩ‰Σÿ ϑð Σ/≅… ¬Σ|ς√ ⇐Κς… %Ν…ΠΡ∏Ψ∝ΩΤP ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ΘΞΡ∇ΨŠ ]∫πΩ→ =Σψ∼Ψ∏Ω∅
“Allah telah menjelaskan pada kalian supaya kalian tidak sesat dan sesung-
guhnya Allah Maha mengetahui tentang segala sesuatu.” QS. an-Nisaa’
(4): 176
Σ⊗ÿΨŸΩΤŠ γ‹.ΩΗΤΩ∧ΘΩ♥√≅… ∃Ξ≥⁄ΚΚς‚≅…Ω υΠςΤ⇓Κς… Σ⇐Ρ∇ΩΤÿ ΙΣΤς√ βŸς√Ω ψς√Ω ⇑Ρ∇ΩΤP ΙΣΤΠς√ ∃β◊Ω‰Ψ™ΗΤΩ″ Ω⊂ς∏ΩnΩ
ΘΩΡ ω∫∃πΤΩ→ ΩΣ∑Ω ΘΞΡ∇ΨŠ ξ∫πΤΩ→ χ¬∼Ψ∏Ω∅
“Allah-lah yang menciptakan bumi dan langit tanpa contoh sebelumnya,
tidaklah Ia mempunyai anak juga teman, dan Ia pencipta segala sesuatu
serta Ia mengetahui segala sesuatu.” QS. al-An’aam (6): 101
Ayat-ayat yang senada dengan ayat tersebut di atas ada ratusan
ayat. Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– mengetahui apa-apa yang tidak akan
terjadi, bagaimana hakikatnya apabila hal tersebut terjadi.
ΩΤŠ …ΩŸΩΤŠ ¬Σς√ †ΘΩ∨ Ν…ΣΤ⇓†ς Ω⇐Σ⊃πoΣΤÿ ⇑Ψ∨ ∃Σ‰ΤΩΤ∈ ⌠Τς√Ω Ν…ΘΣ Σ⁄ Ν…Σ †Ω⊕ς√ †Ω∧Ψ√ Ν…ΣΣΤ⇓ ΣΤ⇒ΤΩ∅
⌠¬ΣΠς⇓ΞΜ…Ω Ω⇐ΣŠΨϒΗΤς∇ς√
“Akan tetapi nampaklah pada mereka apa-apa yang mereka sembunyikan
sebelumnya. Sekiranya mereka dikembalikan (ke dunia) maka mereka akan
mengulangi lagi pelanggaran apa-apa yang mereka dilarang mengerjakan-
nya. Sesungguhnya mereka adalah para pendusta.” QS. al-An’aam (6):
28
))#$ ( 8-/ /( -/ :-/K -/ 4. #.&3 -/ #.!N* M" /!( !M ! 8/(#$ 8)N/?((
“Rasulullah ditanya tentang anak-anak kaum musyrikin (yang mati sejak
kecil), maka beliau bersabda: “Allah Maha Tahu apa yang akan mereka
perbuat (kalau mereka tidak mati kecil).” (HR. Bukhari No. 1294, Muslim
No. 4810, Nasa’i No. 1925, Abu Dawud No. 4088 dan Ahmad No. 1748)
Pengetahuan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tentang apa-apa yang
akan terjadi, menunjukan dengan pasti bahwa hal-hal yang akan terjadi
sudah ditentukan.
2) Rukun kedua: Meyakini bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– telah me-
94
nuliskan semua hal-hal yang akan terjadi di Lauhul Mahfudz.
ψς√Κς… ⌠¬ς∏⊕ΩΤP ΥφΚς… Ωϑð/≅… Σ¬ς∏⊕ΩΤÿ †Ω∨ ℑ Ψ∫:†Ω∧ΥφΤΤ♥√≅… Ξ %≥⁄ΚΚς‚≅…Ω ΘΩ⇐ΜΞ… ð∠Ψ√.ς′ ℑ ] & ΗΤΩΤΨ ΘΩ⇐ΜΞ…
ð∠Ψ√.ς′ ς∏Ω∅ ϑðΨ/≅… χ⁄κΨ♥ΩΤÿ
“Tidakkah engkau mengetahui sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa
yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya hal itu telah tertera dalam
kitab (lauhul mahfudz), Semua yang demikian itu mudah sekali bagi Allah.” QS. al-Hajj (22): 70
ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ψΡ∇Ω⊆ς∏Ωn ⇑ΨΘ∨ ξ‡…Ω≤ΣΤP ΘΩ¬Ρ’ ⇑Ψ∨ ξ◊Ω⊃π≠ΠΡΤ⇓ ϑðψΡ’ ψΡ∇ς∏Ω⊕Ω– &†_–.ΩƒΚς… †Ω∨Ω ΣΨ∧™ΩP ⌠⇑Ψ∨ υΩ‘⇓ΡΚ…
‚ΩΩ Σ⊗Ω∝ΩΤP ‚ΠςΜΞ… −Ψ&Ψ∧<∏Ψ⊕ΨΤŠ †Ω∨Ω Σ≤ΘΩ∧Ω⊕ΣΤÿ ⇑Ψ∨ ≤ΘΩ∧Ω⊕ΘΣ∨ ‚ΩΩω ⟩°Ω⊆⇒ΣΤÿ ⌠⇑Ψ∨ ,−ΨΞ≤Σ∧Σ∅ ‚ΠςΜΞ… ℑ ] & ΗΤΩΤΨ ΘΩ⇐ΜΞ… ð∠Ψ√.ς′ ς∏Ω∅ ϑðΨ/≅… χ⁄κΨ♥ΩΤÿ
“Allah-lah yang menciptakan kalian dari tanah kemudian dari nutfah
(setetes air mani) kemudian menjadikan kalian berpasang-pasangan, tidak-
lah hamil seorang wanita dan tidak juga melahirkan kecuali dengan se-
pengetahuan-Nya dan tidak juga berkurang atau bertambah umur seseo-
rang kecuali sudah tertera disebuah kitab. Semua yang demikian itu mudah
sekali bagi Allah.” QS. Faathir (35): 11
))+? !N -/ LM '! Z/? #$ #. T Z&#B ? h @! :/( "( #.!T <H m#$((
“Allah menuliskan qadar setiap makhluk lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi dan Ia pun bersabda: Dan Ars’-Nya berada
di atas air.” (HR. Muslim No. 4797, Tirmidzi No. 2082 dan Ahmad No. 6291)
3) Rukun ketiga: Bahwasannya kehendak Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
pasti terwujud. Tidak ada satu kehendak lain yang mungkin terwujud,
apabila berlainan dengan kehendak-Nya.
Apa-apa yang dikehendaki Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– pasti ter-
wujud dan apa-apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah
terwujud.
†Ω∨Ω Ω⇐Σ∫:†Ω↑ΩP :‚ΠςΜΞ… ⇐Κς… ƒ∫:†Ω↑Ωÿ ϑð Σ/≅… ϑ⟩‡Ω⁄ φκΨ∧ς∏ΗΤΩ⊕<√≅…
95
“Tidaklah kalian berkehendak melainkan Allah Rabb sekalian alam juga
berkehendak.” QS. at-Takwir (81): 29
ς√Ω †ΩΤ⇒ΠςΤ⇓ςΚ… :†ΩΤ⇒<√ΘΩ∞ΩΤ⇓ ⟩¬Ξ∼Τς√ΞΜ… Ω◊Ω|ΜΞ;ΗΤΤς∏Ω∧<√≅… ⟩ψΣΩ∧Πς∏ΩΩ υΩΤP⌠ΤΩ∧<√≅… †ΩΤ⇓⌠≤ΤΩ↑ΩšΩ ⌠¬Ξ∼ς∏Ω∅ ΘΩΡ
ω∫πΤΩ→ „Σ‰ΣΤ∈ †ΘΩ∨ Ν…ΣΤ⇓†ς Νϖ…Σ⇒Ψ∨Σ∼Ψ√ :‚ΠςΜΞ… ⇐Κς… ƒ∫:†φΤΤ↑ΩΤÿ ϑð Σ/≅… ΘΩ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω ⌠¬Σ∑Ω≤Ω‘πΤΚς… Ω⇐ΣΤ∏Ωµµð–
“Sekiranya kami menurunkan malaikat pada mereka kemudian mereka
berbicara dengan yang telah meninggal kemudian kami bangkitkan segala
sesuatu tidaklah mereka beriman melainkan dengan kehendak Allah, akan
tetapi bebanyakan mereka adalah orang-orang bodoh.” QS. al-An’aam
(6): 111
:†Ω∧ΠςΤ⇓ΞΜ… ,ΙΣΣ≤∨ςΚ… :…Ω′ΞΜ… Ω …Ω⁄ςΚ… †Λ_ΤΤ∼ΤΩ→ ⇐Κς… ΩΣ⊆ΩΤÿ ΙΣςΤ√ ⇑Ρ Σ⇐Ρ∇Ω∼ΩΤ⊇ “Sesungguhnya bila Ia menghendaki sesuatu, maka Ia akan mengatakan
padanya ”jadilah” maka hal itu pun jadi.” Qs. Yaasiin (36): 82
…ς′ΞΜ… υϖφΤ∝ΩΤ∈ …_≤∨Κς… †Ω∧Πς⇓ΞΜ†ΩΤ⊇ ΣΣ⊆ΩΤÿ ΙΣς√ ⇑Ρ Σ⇐Ρ∇Ω∼ΩΤ⊇
“Apabila Allah menghendaki sesuatu, maka Ia akan mengatakan padanya
“jadilah” maka hal itu pun jadi.” QS. Ali Imraan (3): 47
⌠ς√Ω ƒ∫:†Ω→ ð∠ΘΣΤŠΩ⁄ Ω⇑Ω∨‚ςΚð ⇑Ω∨ ℑ Ξ≥⁄ΚΚς‚≅… ⌠¬ΣΠΡ∏ΤΣ &†[⊕∼Ψðρ
“Sekiranya Rabbmu menghendaki tentunya akan beriman orang-orang
yang ada di bumi semuanya.” QS.Yuunus (10): 99
4) Rukun keempat: Meyakini bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah
pencipta segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang bukan ciptaan
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, termasuk manusia, kehendak dan amal
perbuatannya.
ϑð Σ/≅… Σ⊂Ψ∏ΗΤΤΤΩn ΠΞΣ ξ ∃∫πΩ→ ΩΣ∑Ω υς∏Ω∅ ΘΞΣ ξ∫πΩ→ β∼ΨΩ “Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu dan Dia-lah yang menanggung
segala sesuatu.” QS. az-Zumar (39]: 62
ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ψΡ∇Ω⊆ς∏Ωn †Ω∨Ω Ω⇐ΣΤ∏Ω∧⊕ΩΤP
“Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa-apa yang kalian kerjakan.”
96
QS. ash-Shaaffaat (37): 96
Ketika seseorang beriman kepada empat rukun di atas, maka orang
tersebut telah beriman kepada al-qadar.
Penjelasan lebih detail tentang iman kepada al-qadar berdasarkan
kandungan dari keempat rukun tersebut adalah:
1) Segala sesuatu sudah ditentukan menurut kehendak Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā–. Ahlul Jannah sudah ditentukan orang-orangnya sebelum Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– menciptakan mereka, demikian pula Ahlun Nar.
)) 8 e E 5Y ?#$ HA 1 ( #.& L!-Q? ( #$( 81 )"#$ 8)% 81)p N #$ ! )" :/ !T 8M% '#$ 8)#$ :/
-/ #. ' L!-Q? ( #.!N* /*!\ 1 ( !-M !- H!N 84. #.!N* !)( 4.#l 8-/ /( -/ :-/K -/ 8-/ /( -/ :-/K -/
. H-]/ @!4I1 'N/? #.!N* PH% w?#l* )p n 8J 8 e Z/? w?!* )p n 8J / H-] .1#$ !-/ @!4I1 'N/? #.!N* PH%
4. #.!N* #.!T 4. 8* -/ #. ! x.] #.!N* / !- .1#$ . H-]/ Z/? -/ 8-/ /( -/ :-/K -/ H-] .1#$ . /
Z/? H-] -/ /? * H-] .1#$ .!(#$ b.( :/( ' :- .1#$ .!(#$ b.( :/( ' :- !- .1#$ . / !-//? * !-
!- -/((
“Berkata ‘Umar bin al-Khaththab, aku mendengar Rasulullah bersabda: Se-
telah Allah menciptakan Adam, maka Dia mengusap punggungnya dengan
tangannya, maka dikeluarkan darinya keturunannya. Kemudian Allah pun
berfirman: aku ciptakan mereka untuk jannah dan dengan amal Ahlul jannah
mereka beramal. Kemudian Allah mengusap lagi punggung Adam, maka di-
keluarkannya darinya keturunannya, kemudian Allah pun berfirman: Aku
ciptakan mereka untuk neraka dan dengan amal penghuni neraka mereka ber-
amal. Maka seorang laki-laki bertanya: Jadi apa dasarnya amal-amal kita ini?
Maka Rasulullah pun menjawab: Orang-orang yang diciptakan sebagai Ahlul
Jannah, akan dipekerjakan dengan amal Ahlul Jannah, sampai dia mati di atas
amal-amal Ahlul Jannah dan masuklah dia ke jannah. Orang-orang yang Allah
97
ciptakan sebagai penghuni neraka, Allah pun mempekerjakannya dengan amal-
amal penghuni neraka sampai dia mati di atas amal-amal penghuni neraka,
maka masuklah dia karenanya (amal-amal itu) ke neraka.” (HR. Malik No. 1395,
Tirmidzi No. 3001, Abu Dawud No. 4081 dan Ahmad No. 294)
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan bahwa Rasulullah –Subhānahu
wa Ta’ālā– bersabda:
“Ketika menciptakan Adam, Allah memukul pundak kanannya,
maka keluarlah keturunannya dengan warna putih seakan-akan
Addar. Kemudian dipukul pundak kirinya, maka keluarlah ketu-
runannya dengan warna hitam seakan-akan arang. Maka Allah pun
berfirman kepada yang di sebelah kanan: Masuklah ke jannah dan
aku tidak peduli. Kemudian berkata lagi kepada yang di sebelah kiri:
Masuklah ke jahannam dan aku tidak perduli.”
2) Allah-lah yang menciptakan manusia. Dia pula yang menciptakan amal-
amal dan kehendak-kehendak mereka, semuanya tercipta sesuai kehendak
dan ilmu (pengetahuan) Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, tidak ada sesuatu
pun yang terjadi atau terwujud tanpa sekehendak dan sepengetahuan-Nya.
Manusia diberikan kehendak, dengan kehendak itulah mereka beramal.
Tetapi kehendak manusia adalah ciptaan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dan
tercipta menurut kehendak-Nya. Amal manusia yang dikerjakan dengan
kehendaknya sendiri dan hasil dari amal itu pun adalah ciptaan Allah
–Subhānahu wa Ta’ālā– dan menurut kehendak-Nya.
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– pencipta segala sesuatu, tentunya termasuk
manusia, amal perbuatan dan kehendaknya (karena kehendak adalah ba-
gian dari diri manusia itu sendiri).
ϑð Σ/≅… Σ⊂Ψ∏ΗΤΤΤΩn ΠΞΣ ξ ∃∫πΩ→ ΩΣ∑Ω υς∏Ω∅ ΘΞΣ ξ∫πΩ→ β∼ΨΩ “Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu dan Ia-lah yang menanggung
segala sesuatunya itu.” QS. az-Zumar (39): 62
ΣϑðϑðΣ/≅…Ω ψΡ∇Ω⊆ς∏Ωn †Ω∨Ω Ω⇐ΣΤ∏Ω∧⊕ΩΤP
“Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa-apa yang kalian kerjakan.” QS.
ash-Shaaffaat (37): 96
Manusia mempunyai kehendaksendiri dan dengan kehendak tersebut
mereka beramal.
98
ΘΩ⇐ΜΞ… −ΨΨϒΗΤΩ∑ ∃β⟨Ω≤Ψ<ϒΩΤP ⇑Ω∧ΩΤ⊇ ƒ∫:†Ω→ ΩϒΩoΠςΤP≅… υς√ΞΜ… −ΨΨΘΤŠΩ⁄ „∼Ψ‰Ω♠
“Sesungguhnya ini adalah peringatan, maka barangsiapa berkehendak ia akan
mengambil jalan Rabb-Nya (petunjuknya).” QS. al-Insaan (76): 29
⇑Ω∧ΩΤ⊇ ƒ∫:†ΤΩ→ ΩϒΩoΠςΤP≅… υς√ΞΜ… −ΨΨΘΤŠΩ⁄ †[ΤΤŠ†ΛΩΤΤΤΩ∨ “Maka barangsiapa yang berkehendak maka ia akan mengambil tempat kembali
pada Rabb-Nya.” QS. an-Naba’ (78): 39
ΞΣΤ∈Ω ΣΘ⊂Ω™<√≅… ⇑Ψ∨ ∃ψΡ∇ΘΨΤŠΘΩ⁄ ⇑Ω∧ς⊇ ƒ∫:†Ω→ ⇑Ψ∨Σ∼<∏ΩΤ⊇ ⇑Ω∨Ω ƒ∫:†Ω→ &⌠≤ΤΣ⊃<∇Ω∼<∏ΩΤ⊇ :†ΤΠς⇓ΞΜ… †ΩΤ⇓ŸΤΩΤ∅ςΚ… Ω⇐κΨ∧Ψ∏ΗΤϑðℵ≠∏Ψ√
…[⁄†ΩΤ⇓ ð•†ΩšςΚ… ⌠¬ΞΨŠ &†ΩΣΤ∈Ψ …Ω≤Σ♠ ⇐ΜΞ…Ω Ν…Σ‘∼Ψ⊕ΩΤ♥ΩΤÿ Ν…Ρ’†Ω⊕ΣΤÿ ξ∫:†Ω∧ΨŠ ΞΣ∧<√≅†ð Ξπ↑ΩΤÿ &ΩΣ–Σ<√≅…
ð♦ΛΨŠ ⟩‡…Ω≤Πς↑√≅… π‹ƒ∫:†Ω♠Ω †[Τ⊆Ω⊃ΩΤP⌠≤Σ∨
“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya yang haq itu dari Rabb ka-
lian, maka barangsiapa berkehendak berimanlah dan barangsiapa berkehendak
maka kufurlah.” QS. al-Kahfi (18): 29
Kehendak manusia yang sama dengan kehendak Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– akan terlaksana, sedangkan yang berbeda tidak akan terlaksana.
‚ΩΩ ψΡ∇Σ⊕Ω⊃⇒ΩΤÿ ⌡Ψ™π±ΣΤ⇓ ⌠⇐ΜΞ… ϑ⟩‹ Ω⁄ςΚ… ⌠⇐Κς… Ω Ω±⇓ςΚ… ⌠¬Ρ∇ς√ ⇐ΜΞ… Ω⇐†ς ϑð Σ/≅… ΣŸÿΞ≤ΣΤÿ ⇐Κς… &⌠¬Ρ∇ΩΤÿΞπΤ⊕ΣΤÿ ΩΣ∑ ⌠¬Ρ∇ΘΣΤŠΩ⁄ ΨΤ∼Τς√ΜΞ…Ω φΣ⊕Ω–⌠≤ΤΣΤP
“Tidaklah bermanfaat nasehatku bagi kalian bila aku hendak menasehati kalian,
jika Allah hendak menyesatkan kalian. Dia-lah Tuhan kalian dan hanya kepa-
danyalah kalian dikembalikan.” QS. Huud (11): 34
Allah-lah yang memberi petunjuk dan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– pula
yang menyesatkan. Tidak ada yang bisa menyesatkan seseorang yang
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– berikan petunjuk kepadanya dan tidak ada yang
bisa memberi petunjuk bagi orang yang Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– sesatkan.
:†Ω∨Ω †ΤΩΤ⇒<∏φΤΤ♠⁄ςΚ… ⇑Ψ∨ ]Σ♠ΩΘ⁄ ‚ΠςΜΞ… Ξ⇐†Ω♥ΨΤ∏ΨŠ −ΨΨ∨⌠ΩΤ∈ Ω⇐ΘΨκΤΩΤ‰ΤΣ∼Ψ√ ∃⌠¬Σς√ Θ ΣΨ∝Σ∼ΩΤ⊇ ϑð Σ/≅… ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤÿ
ΨŸΩΤÿð ⇑Ω∨ Σ&∫:†Ω↑ΩΤÿ ΩΣ∑Ω Σ∞ÿΞ∞Ω⊕<√≅… ⟩ψ∼Ψ∇Ω™<√≅…
“Sesungguhnya Kami mengutus (para rasul) dengan bahasa kaumnya supaya
99
jelas bagi kalian, maka Allah menyesatkan dengannya siapa-siapa yang dike-
hendaki dan memberi petunjuk siapa-siapa yang dikehendaki. Sesungguhnya
Allah Maha perkasa lagi Maha adil.” QS. Ibraahiim (14): 4
⌠ς√Ω ƒ∫:†Ω→ ϑð Σ/≅… ⌠¬Σ|ς∏Ω⊕Ω•ς√ ⊥◊ΤΤΠς∨ΡΚ… ⊥⟨ðŸΨš.Ω ⇑Ψ∇ΗΤς√Ω Θ ΣΨ∝ΣΤÿ ⇑Ω∨ Σ∫:†Ω↑ΩΤÿ ΨŸΩΤÿΩ ⇑Ω∨ Σ&∫:†Ω↑ΩΤÿ
ΘΩ⇑Ρ∏ΛΩΤΤπΤ♥Σς√Ω †ΘΩ∧Ω∅ ψΣ⇒Ρ Ω⇐ΣΤ∏Ω∧⊕ΩΤP
“Sekiranya Allah menghendaki tentunya Ia akan menjadikan kalian umat yang
satu, akan tetapi Ia menyesatkan siapa saja yang dikehendaki dan memberikan
petunjuk siapa saja yang dikehendaki dan Ia akan menanyakan kalian tentang
apa-apa yang kalian perbuat.” QS. an-Nahl (16): 93
⇑Ω∨ ΨŸΩΤÿ ϑð Σ/≅… ΩΣΩΤ⊇ ∃ΨŸΩΤπΤΣ∧<√≅… ⇔Ω∨Ω Ψ∏π∝ΣΤÿ ⇑ΩΤ∏ΩΤ⊇ ΩŸΨ•ΩΤP ΙΣςΤ√ †Θ⊥Τ∼Ψ√Ω …_ŸΨ→⌠≤ΘΣΤ∨
“Barangsiapa diberi petunjuk Allah maka ia berada dalam petunjuk dan barang-
siapa yang disesatkan (Allah) maka tidak ada baginya penunjuk.” QS. al-Kahfi
(18): 17
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tidak memaksa manusia untuk berbuat se-
suatu. Manusia pun merasa dengan pasti bahwa dia mengerjakan sesuatu
dengan kehendaknya sendiri, tanpa paksaan. Tetapi Allah-lah yang men-
jadikan manusia berkehendak, Allah-lah yang mengizinkan atau tidak
mengizinkan suatu amal perbuatan terwujud, Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
pulalah yang memberi petunjuk dan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– pulalah
yang menyesatkan.
Semua itu harus kita imani, karena semuanya ada dalam al-Qur’an
dan Hadits.
Kemudian akal pun ingin memberontak, ingin mendapat jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang banyak sekali, walaupun dalilnya sudah jelas
bahwa kita harus beriman hanya berdasarkan sebatas wahyu dan kabar
ghaib hanya sebagian saja yang dikabarkan kepada kita. Sedangkan seba-
gian lainnya tetap merupakan “sirrullah” (rahasia Allah). Ingin mencari
kepuasan! Ingin mengangkat dirinya tanpa batas!
Pertanyaan terbesar adalah: Bukankah itu suatu kezhaliman? Setelah Allah
menentukan segala sesuatunya, lantas seseorang disiksa karena amalnya?
Jawab:
a) Seperti kita beriman dengan hal-hal di atas karena didukung oleh dalil-
100
dalil yang kuat maka kita pun sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Firqah
Najiyyah yang mengikuti wahyu Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan pema-
haman shahabat, harus beriman pula bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–
tidaklah zhalim.
ð∠Ψ√.ς′ †Ω∧ΨŠ πŒΩ∨ΠςŸΩΤ∈ ¬Ρ∇ΤÿΨŸΤÿΚς… ΘΩ⇐Κς…Ω ϑðΩ/≅… ð♦∼ς√ ξψΗΤΠς∏ðℵ≠ΨŠ ΨŸ∼Ψ‰Ω⊕<∏ΠΨ√
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa yang telah engkau kerjakan,
dan sesungguhnya Allah tidak menzhalimi hamba-hamba-Nya.” QS. al-Anfaal
(8): 51
ð∠Ψ√.ς′ †Ω∧ΨΤŠ πŒΩ∨ϑðŸΩΤ∈ ð∉…ΩŸΩΤÿ ΘΩ⇐Κς…Ω Ωϑð/≅… ð♦∼Τς√ ξψΗΤΠς∏ðℵ≠ΨΤŠ ΨŸγ∼‰Ω⊕<∏ΠΨ√ “Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa yang telah engkau kerjakan,
dan sesungguhnya Allah tidak mendholimi hamba-hamba-Nya.” QS. al-Hajj
(22): 10
⌠⇑ΘΩ∨ ΩΨ∧Ω∅ †_™Ψ∏ΗΤΤΩ″ −∃ΨΨ♥πΤ⊃Ω⇒Ψ∏ς⊇ ⌠⇑Ω∨Ω ƒ∫:†Ω♠ςΚ… %†Ω∼ς∏Ω⊕ΩΤ⊇ †Ω∨Ω ð∠ΘΣΤŠΩ⁄ ξψΗΤΠς∏ðℵ≠ΨΤŠ ΨŸ∼Ψ‰Ω⊕<∏ΠΨ√
“Barangsiapa yang berbuat amal shaleh, sesungguhnya hal tersebut untuk
dirinya dan barangsiapa berbuat amal buruk maka itu pun bagi dirinya. Tidak-
lah Rabbmu mendholimi hamba-hamba-Nya.” QS. Fushshilat (41): 46
†Ω∨ ΣΠςŸΩ‰ΣΤÿ Σ⌠ς⊆<√≅… ϑðΩŸς√ :†Ω∨Ω η†ΩΤ⇓Κς… ξψΗΤΠς∏ðℵ≠ΨŠ ΨŸ∼Ψ‰Ω⊕<∏ΠΨ√
“Tidak ada perubahan pada kata-kata-Ku, sesungguhnya aku tak menzhalimi
hamba-hamba-Ku.” QS. Qaaf (50): 29
ΘΩ⇐ΜΞ… ϑðΩ/≅… ‚Ω Σ¬Ψ∏πℵ≠Ωÿ Ω†ΩΤ⊆<‘Ψ∨ ∃ξ⟨ΘΩ⁄ς′ ⇐ΜΞ…Ω ⟩∠ΩΤP ⊥◊Ω⇒φΤΤ♥Ωš †ΩπΤ⊃Ψ⊕ΗΤΩ∝Σÿ γ‹ΣΤÿΩ ⇑Ψ∨ ΣπΤΤ⇓ΣŸΠς√ …[≤Τ–ςΚ… †_∧∼Ψℵ≠Ω∅
“Sesungguhnya Allah tidak mendholimi seberat biji sawi pun, setiap kebaikan
Ia menggenapkannya kemudian Ia mendatangkan pahala yang besar dari sisi-
nya.” QS. an-Nisaa’ (4): 40
Ω⊗γ∂ΣΩ ⟩ ΗΤΩΨ∇<√≅… Ω≤ΩΩΤ⊇ Ω⇐κΨ∨Ξ≤•Σ∧<√≅… Ω⇐κΨ⊆Ψ⊃π↑Σ∨ †ΘΩ∧Ψ∨ Ψ∼ΨΤ⊇ Ω⇐ΣΤ√Σ⊆ΩΤÿΩ †Ω⇒ΩΤς∏ΤÿΩΗΤÿ Ξ†Ω∨ …ΩϒΗΤΩ∑
Ψ ΗΤΩΨ∇<√≅… ‚Ω Σ⁄Ψ †Ω⊕ΣΤÿ ⊥⟨Ω⁄κΨ⊕Ω″ ‚ΩΩ Ζ⟨Ω⁄κΨ‰Ω :‚ΠςΜΞ… &†ΩΗΩ±šςΚ… Ν…ΣŸΩ–ΩΩ †Ω∨ Ν…Ρ∏Ψ∧Ω∅ %…_≤Ψ∂†Ωš ‚ΩΩ
⟩ψΨ∏πℵ≠ΩΤÿ ð∠ΘΣΤŠΩ⁄ …_ŸΩšςΚ…
“Kemudian diletakkanlah catatan amal, maka orang-orang yang aniaya meli-
101
hatnya dengan ketakutan dari apa-apa yang ada padanya, kemudian ia berkata:
Celakalah kami! mengapa catatan ini tidak melalaikan sesuatu pun baik yang
kecil maupun yang besar melainkan tercatat di dalamnya, kemudian mereka
mendapatkan amal-amal yang mereka lakukan tercatat dengan nyata dan se-
sungguhnya Robbmu tak mendholimi seorang pun.” QS. al-Kahfi (18): 49
b) Di sana ada suatu rahasia besar. Rahasia yang hanya Allah-lah yang me-
ngetahui. Rahasia yang tidak bisa kita ketahui. Oleh karena itu pula al-qadar
disebut ”sirrullah” yaitu ”rahasia Allah”. Allah-lah yang mengetahui me-
ngapa orang tersebut diciptakan untuk masuk jannah sedangkan yang
satunya lagi masuk neraka. Semua itu terjadi dengan hikmah yang tinggi
dan mulia sekali.
ΣΤ∈ ΨΠς∏Ψ∏ΩΤ⊇ Σ◊ΘΩ•Σ™<√≅… ∃Σ◊Ω⊕Ψ∏ΗΤΩ‰<√≅… ⌠ς∏ΩΤ⊇ ƒ∫:†ΤΩ→ ⌠¬Ρ∇ΗΤΩŸΩς√ Ω⇐κΤΨ⊕Ω∧–ςΚ…
“Katakan (hai Muhammad) sesungguhnya Allah mempunyai hujjah yang kuat,
kalau seandainya Ia menghendaki tentunya Ia memberi petunjuk kepada kalian
semuanya.” QS. al-An’aam (6): 149
c) Kita dilarang Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– untuk mempertanyakan hal-hal
ghaib yang tidak Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– khabarkan. Karena hal terse-
but akan membawa kita ke dalam kesesatan. Akal pikiran kita mempunyai
kemampuan yang terbatas dan sebatas itu pulalah kita diberikan kabar-
kabar ghaib oleh Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–. Pokok dasar atau pangkalnya
qadar ada pada ilmu ghaib di sisi Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–. Kita imani
qadar hanya sebatas kabar wahyu seperti yang sudah dijelaskan dalam
lembaran-lembaran sebelumnya.
Ω†ΩΤ∈ ⟩—Σ⇒ΗΤΩΤÿ ΙΣΠςΤ⇓ΜΞ… Ω♦∼Τς√ π⇑Ψ∨ ∃ð∠Ψ∏∑ςΚ… ΙΣΠςΤ⇓ΜΞ… εΩ∧Ω∅ Σ⁄κΤΩΤ∅ ∃ω Ψ∏ΗΤΩ″ ð„ΤΩΤ⊇ Ξ⇑<∏ΛΩΤΤπ♥ΩΤP †Ω∨ ð♦∼Τς√ ð∠ς√
−ΨΨŠ ∃ε¬<∏Ψ∅ ⌡ΠΨ⇓ΜΞ… ð∠⟩ℵ≠Ψ∅ςΚ… ⇐Κς… Ω⇐Ρ∇ΩΤP Ω⇑Ψ∨ Ω⇐κΨ∏ΞΗΤΩ•<√≅…
“Allah berfirman: ‘Wahai Nuh sesungguhnya ia, bukanlah dari keluargamu,
sesungguhnya ia amal buruk, maka janganlah engkau menanyakan kepada-
Ku tentang apa-apa yang engkau tak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Aku mengingatkan engkau agar engkau tidak termasuk orang-orang yang
jahil.” QS. Huud (11): 46
Ilmu dalam ayat di atas adalah ilmu yang terlarang untuk dicari pe-
ngetahuannya, yaitu ilmu ghaib yang tidak dikabarkan. Sebab ilmu ada
dua macam: Ilmu yang terlarang penuntutannya dan ilmu yang diperin-
102
tah penuntutannya.
:†Ω∨Ω †ΩΤ⇒<∏Ω♠⁄ςΚ… ⇑Ψ∨ ð∠Ψ∏‰ΩΤ∈ ‚ΠςΜΞ… ‚⊥†Ω–Ξ⁄ ϖΨšΠΡΤ⇓ &¬Ξ∼ς√ΞΜ… Νϖ…Ρ∏ΛΩΤΤ⌠♥ΩΤ⊇ ΩΤΤ∑ςΚ… Ξ≤ΤΠΨϒ√≅… ⇐ΜΞ… ψΣ⇒Ρ ‚Ω Ω⇐Σ∧ς∏Τ⊕ΩΤP
“Tidaklah kami mengutus sebelum kamu melainkan orang-orang laki-laki yang
kami wahyukan pada mereka, maka bertanyalah kalian pada Ahlu dzikir bila
kalian tidak mengetahui.” QS. an-Nahl (16): 43
Yang pertama, pengetahuan terhadapnya mengantarkan kepada ke-
sesatan dan yang kedua mengantarkan kepada hidayah, bi idznillah.
Setelah penjelasan tersebut di atas, jelaslah bagi kita bahwa kita harus
beriman sebatas kabar-kabar wahyu dan tidak mencari kabar-kabar ghaib
dari selain wahyu Ilahi, seperti misalnya melalui analisa-analisa akal pi-
kiran. Kewajiban kita adalah harus mempercayai dan menerimanya.
Sudah banyak orang yang tersesatkan karena mereka tidak mengikuti
manhaj Ahlus Sunnah dalam qadar. Banyak di antara mereka yang sampai
pada pendustaan terhadap al-qadar (Na’udzu billah), maka keluarlah me-
reka dari Islam dan masuklah mereka ke lorong-lorong gelap yang tiada
berujung. Semua itu karena mereka tidak puas dengan manhaj yang haq
ini dan mencoba memecahkan “sirrullah” tersebut.
Ada di antara mereka yang mengatakan bahwa Allah –Subhānahu wa
Ta’ālā– tidak mengetahui sesuatu sebelum hal tersebut terjadi dan hal-hal
di masa depan pun belum ditentukan. Dengan akidah seperti ini, tuhan
mereka bukanlah Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– yang kita ibadati. Tuhan
mereka adalah tuhan lain yang jahil, yang sering terkaget-kaget oleh ulah
makhluknya. Kalau tuhan mereka tidak mengetahui sesuatu kecuali sete-
lah terjadi, dengan sendirinya yang menciptakan hal itu bukanlah dia.
Mereka akan berkata: Ya! Si pelakulah yang meng ”ada” kan hal tersebut,
baik si pelaku itu manusia atau lainnya. Jadi di sini kita dapati adanya
banyak pencipta. Syirik!! Tak ada nama lain untuk aqidah seperti ini!
Sebagai penutup masalah qadar, perlu diketahui bahwa Allah –Subhā-
nahu wa Ta’ālā– mempunyai dua hukum:
1) Hukum qadari (kauniy): hukum ini pasti terlaksana dan terwujud atas
makhluk-makhlukNya. Kita tidak mengetahui tentang hukum ini, ke-
cuali setelah terlaksana. Kewajiban kita terhadap hukum ini adalah
103
beriman kepadanya dan menerimanya. Kita tidak boleh berdalih de-
ngan hukum ini sebelum hukum ini terjadi, karena sebelumnya kita
tidak mengetahui.
Apabila yang terjadi adalah kebaikan, maka kita mensyukurinya.
Apabila yang datang adalah keburukan, maka kita terima dan kita sa-
bari serta tidak menyalahkan Sang Pencipta. Semuanya berasal dari
Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–. Hukum ini adalah kehendak Allah –Sub-
hānahu wa Ta’ālā– atas kita. Kita tidak dituntut untuk memikirkan dan
melaksanakan kehendak ini. Kita hanya harus pasrah ketika hal itu
telah terjadi.
2) Hukum syari’ah: yaitu hukum-hukum agama yang harus kita laksanakan.
Hukum ini adalah kehendak (tuntutan) Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– ke-
pada kita.
Kewajiban kita terhadap hukum ini adalah mengimani dan melak-
sanakannya dengan semaksimal mungkin, tanpa berdalih dengan qadar
untuk meninggalkannya.
-/K e < !% :/( 4 : ! %L ^6JM !6/ 8-/ K.