115
LAPORAN AKHIR KOORDINASI STRATEGIS PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2016 DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, TRANSMIGRASI DAN PERDESAAN, KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS 2016

DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

LAPORAN AKHIR

KOORDINASI STRATEGIS PEMBANGUNAN DESA

DAN KAWASAN PERDESAAN TAHUN ANGGARAN

2016

DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL,

TRANSMIGRASI DAN PERDESAAN,

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2016

Page 2: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page ii

ABSTRAK

Arah kebijakan yang tercantum di dalam dokumen RPJMN 2015 – 2019 mengenai

pembangunan desa – desa tertinggal dan desa-desa berkembang serta membangun

keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan

merupakan upaya yang dilakukan untuk mengonsolidasi isu ketimpangan atau kesenjangan

pembangunan antarwilayah di Indonesia, seperti ketimpangan pembangunan yang terjadi

baik antara desa – kota, anatarwilayah perdesaan – perkotaan dan antara wilayah KBI-KTI.

Tim Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan (PDP)

dibentuk dalam rangka pelaksanaan koordinasi strategis yang bersifat lintas sektor, lintas

pelaku, baik pusat maupun daerah baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi dengan metode yang digunakan adalah rapat koordinasi di tingkat pusat maupun

daerah dalam mendukung sasaran pengentasan desa tertinggal sampai 5000 desa dan

peningkatan desa mandiri sedikitnya 2000 desa.

Dari hasil koordinasi strategis baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah,

terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, anatara lain; (1) belum memadainya pemahaman pemerintah pusat, pemerintah

daerah dan pemerintah desa dalam implementasi dan pengawalan Undang – undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; (2) belum optimalnya pendampingan pada masyarakat

desa, pemerintah kecamatan, pemerintah desa (termasuk perangkat desa dalam

pelaksanaan tata kelola pemerintahan desa yang baik serta pengelolaan keuangan yang

akuntabel); (3) belum pahamnya pemerintah desa dalam mengelola administrasi

pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa termasuk dengan dana desa yang

bersumber dari APBN; (4) kurangnya sinkronisasi antar Kementerian, antar program, antar

kegiatan dan lokus target kegiatan yang memperhatikan karakteristik dan kebutuhan

pembangunan per wilayah pulau terutama di Kawasan Timur Indonesia sehingga manfaat

pembangunan di desa dan pada mayarakat desa dirasa kurang optimal; (5) masih

beragamnya pengukuran terhadap tingkat perkembangan desa; dan (6) adanya

pemahaman yang beragam tentang konsep dan pendekatan dalam mengembangkan

kawasan perdesaan.

Kata kunci: kesenjangan desa – kota, pembangunan desa dan perdesaan, koordinasi

strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan

Page 3: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga Laporan Akhir Tahun Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan

Perdesaan dapat disusun dengan baik.

Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

menginformasikan kegiatan pelaksanaan koordinasi yang dilakukan dengan

Kementerian/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non-Pemerintah serta Pemerintah Daerah

tahun anggaran 2016 dan memberikan masukan - masukan untuk penyempurnaan

pelaksanaan kegiatan koordinasi yang akan datang.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, maka saran dan

kritikan untuk kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan, semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan.

Jakarta, Desember 2016

Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan

Sumedi Andono Mulyo

Page 4: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

ABSTRAK ......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vii

DAFTAR SINGKAT .......................................................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2. Tujuan Pelaksanaan ................................................................................................. 2

1.3. Keluaran ................................................................................................................. 2

1.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................ 3

BAB 2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN ....... 4

2.1. Latar Belakang Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan ................................ 4

2.2. Arah Kebijakan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan ............................... 5

2.3. Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan .......................................... 5

BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN KOORDINASI .......................................................... 7

3.1. Pembangunan Desa ..................................................................................................... 7

3.1.1. Koordinasi di Pusat................................................................................................ 7

3.1.1.1. Sistem Informasi Desa .................................................................................. 7

3.1.1.2. Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) .......................................................... 13

3.1.1.3. Keuangan Desa .......................................................................................... 19

3.1.1.4. Pendampingan Desa ................................................................................. 26

3.1.1.5. Peta Jalan (Road Map) Implementasi UU Desa ......................................... 30

Page 5: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page v

3.1.2. Koordinasi di Daerah .......................................................................................... 40

3.1.2.1. Kunjungan Lapangan Koordinasi Strategis PDP di Bandung, Jawa Barat .. 40

3.1.2.2. Konfirmasi Status Desa Sasaran Prioritas Nasional ................................... 42

3.2. Pembangunan Kawasan Perdesaan ........................................................................... 44

3.2.1. Keterkaitan Antar Kawasan dalam Penegmbangan Wilayah ......................... 44

3.2.2. Arah Intervensi Pada Kawasan Perdesaan .................................................. 45

3.2.3. Kawasan Perdesaan/Kawasan Pusat Pertumbuhan di dalam RPJMN 2015 -

2019 ................................................................................................................. 47

3.2.4. Masterplan Kawasan Perdesaan .................................................................. 48

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 49

4.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 49

4.2. Saran .......................................................................................................................... 50

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 51

Page 6: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan

Kawasan Perdesaan ............................................................................................ 3

Tabel 2.1. Identifikasi Sistem Informasi Desa ...................................................................... 8

Tabel 3.1. Rincian Pembangunan Kawasan Perdesaan/Pusat Pertumbuhan Keterkaitan

Kota – Desa Tahun 2015 – 2019 ....................................................................... 47

Page 7: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik Kesenjangan Desa-Kota Akibat Urbanisasi ........................................... 4

Gambar 2.2. Peta Sebaran Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan, serta

Sebaran Lokasi Prioritas Peningkatan Keterkaitan Desa Kota Tahun 2015 – 2019

.............................................................................................................................. 6

Gambar 3.1. Proses Diskusi Rapat Koordinasi BUMDes ................................................... 15

Gambar 3.2. Proses Diskusi Rapat Sinergi BUMDes dengan Koperasi ............................. 17

Gambar 3.3. Proses Diskusi Rapat Rapat Formula Dana Desa ........................................ 21

Gambar 3.4. Grafik Simulasi Dana Desa ........................................................................... 22

Gambar 3.5. Proses Diskusi Pengawalan Dana Desa ....................................................... 23

Gambar 3.6. Proses Diskusi Pendampingan Desa Rawan Bencana ................................. 28

Gambar 3.7. Bagan Road Map Implementasi UU Desa tahun 2015 – 2019 ..................... 33

Gambar 3.8. Proses Diskusi Rapat II Penyusunan Road Map Implementasi UU Desa ...... 37

Gambar 3.9. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ......................... 42

Gambar 3.10. Keterkaitan Antara Kawasan dalam Pengembangan Wilayah ..................... 45

Gambar 3.11. Lingkup Intervensi pada Pusat Pertumbuhan KKD ...................................... 46

Page 8: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page viii

DAFTAR SINGKATAN

ADD Alokasi Dana Desa

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BPMPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

BPS Badan Pusat Statistik

BUMDes Badan Usaha Milik Desa

DD Dana Desa

IDM Indeks Desa Membangun

IPD Indeks Pembangunan Desa

KBI Kawasan Berkembang Indonesia

KTI Kawasan Tertinggal Indonesia

K/L Kementerian/Lembaga

KTI Kawasan Tertinggal Indonesia

OJK Otoritas Jasa Keuangan

PDRB Pendapatan Domestik Regional Bruto

Perbup Peraturan Bupati

Perwali Peraturan Walikota

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Podes Potensi Desa

Pokja Kelompok Kerja

QW Quick Wins

RKP Rencana Kerja Pemerintah

RPJMN Rencana Jangka Menengah Nasional

SID Sistem Informasi Desa

SKB Surat Keputusan Bersama

SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah

SPM Standar Pelayanan Minimum

TA Tahun Anggaran

UU Undang – undang

Page 9: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mendorong pembangunan desa dan kawasan perdesaan ke

arah yang lebih baik, pengawalan implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa menjadi suatu kewajiban pemangku kepentingan terkait baik di

pusat dan daerah. Undang-Undang tentang Desa, yang kemudian diperjelas kembali

melalui Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 Jo 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 2016 Jo No. 22 Tahun 2015 Jo No.60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dana Desa yang bersumber dari APBN

merupakan salah satu pendapatan desa yang dinantikan oleh Desa. Beberapa dari

peraturan perundangan pendukung Undang-Undang tentang Desa sudah dan/atau

sedang dipersiapkan sebagai pegangan bagi Desa untuk dapat membangun

desanya, mengelola keuangan desanya termasuk menggunakan Dana Desanya

dengan optimal. Ditambah lagi, Presiden dan Wakil Presiden terpilih tahun 2015–

2019 juga memberikan perhatian khusus pada pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, pemberdayaan desa dan implementasi Undang-Undang tentang Desa.

Sejalan dengan itu, amanat Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 Jo No.

43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

pasal 131 ayat (1) menyatakan bahwa “Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pembangunan desa, pembangunan kawasan perdesaan,

dan pemberdayaan masyarakat Desa menetapkan pedoman umum pelaksanaan

pembangunan Desa, pembangunan kawasan perdesaan, pemberdayaan

masyarakat Desa, dan pendampingan masyarakat Desa berkoordinasi dengan

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan

dalam negeri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

perencanaan pembangunan nasional.”; dan ayat (2) menyatakan bahwa

“Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian teknis terkait dapat

menetapkan pedoman teknis pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan

sesuai dengan kewenangannya dengan berpedoman pada pedoman umum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)”. Berdasarkan hal tersebut dirasakan perlu

adanya koordinasi strategis di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,

di samping untuk menjalankan amanat UU no 6/2014 juga sekaligus untuk

Page 10: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 2

mengkoordinasikan dan mensikronkan perencanaan pembangunan desa dan

kawasan perdesaan. Dalam rangka mendorong pembangunan desa dan kawasan

perdesaan yang merupakan sinergi dan kerja sama lintas sektor, lintas pelaku, dan

pusat-daerah, maka diperlukan upaya sinkronisasi dan koordinasi yang lebih baik

dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program-program

pembangunan yang terkait dengan pembangunan desa dan kawasan perdesaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, telah ditetapkan Tim Koordinasi Pembangunan

Desa dan Kawasan Perdesaan (PDP) yang terdiri dari Kementerian Lintas Sektor

berdasarkan Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.36/M.PPN/HK/03/2015

Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan

Perdesaan sejak Tahun 2015, dan tetap dilanjutkan pada tahun 2016.

Tim Koordinasi PDP ini memiliki tugas, yaitu: (1) melaksanakan koordinasi,

sosialisasi RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan indikatornya dengan Kementerian/

Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya

dalam upaya mendorong pembangunan desa dan kawasan perdesaan yang

berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; (2)

melaksanakan koordinasi sinkronisasi Indeks Pembangunan Desa dan indeks desa

lainnya; (3) kebijakan lainnya terkait pengawalan Implementasi UU Desa.

1.2. Tujuan Pelaksanaan

Adapun tujuan dari kegiatan koordinasi strategis pembangunan perdesaan adalah:

1. Meningkatkan koordinasi antar-stakeholder, baik di tingkat pusat, maupun di

tingkat daerah, dan dengan para pemangku kepentingan pembangunan desa

dan kawasan perdesaan;

2. Meningkatkan sinkronisasi kebijakan dan program pembangunan desa dan

kawasan perdesaan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah;

3. Mendukung kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan dalam pelaksanaan RPJMN 2015-

2019 dan RKP 2016.

1.3. Keluaran

Keluaran kegiatan adalah penyusunan laporan awal, tengah dan akhir terkait:

1. Laporan pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi indeks desa; serta

2. Laporan pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi RPJMN 2015-2019, RKP 2016,

UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, dan indeks desa di Pemerintah maupun

Pemerintah Daerah di lokasi-lokasi terpilih tahun 2016.

Page 11: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 3

1.4. Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan,

terhitung dari bulan Januari 2016 s/d Desember 2016 dengan jadwal sebagai berikut

Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Pembangunan

Desa dan Kawasan Perdesaan TA 2016

NO. KEGIATAN

TAHUN 2016

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1. Persiapan

2. Rapat Rutin Tim

Pelaksana

3. Pengumpulan dan

Analisis Data

4. Diskusi dan Kunjungan

Lapangan

5. Penyusunan Laporan

Page 12: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 4

BAB 2

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN

PERDESAAN

2.1. Latar Belakang Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

Ketimpangan atau kesenjangan pembangunan antarwilayah di Indonesia

masih merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan ke

depan. Ketimpangan pembangunan yang terjadi, baik antara desa-kota, antarwilayah

perdesaan-perkotaan dan antarwilayah KBI-KTI perlu ditangani secara serius untuk

mencegah terjadinya dampak negatif dari urbanisasi dan ketidakmerataan

pembangunan. Berikut merupakan proyeksi urbanisasi penduduk per lima tahun dari

tahun 2005 – 2045 yang menunjukan tingkat urbanisasi penduduk yang semakin

tinggi:

Gambar 2.1. Grafik Kesenjangan Jumlah Penduduk Desa-Kota Akibat Urbanisasi

Sumber: Diolah dari BPS, 2014

Upaya mengurangi kesenjangan antara desa dan kota perlu dilakukan

dengan mempercepat pembangunan di desa-desa tertinggal dan desa-desa

berkembang dan membangun keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota

melalui pembangunan kawasan perdesaan termasuk di daerah tertinggal, kawasan

transmigrasi, dan pulau-pulau kecil terluar. Pembangunan desa dan kawasan

perdesaan merupakan bagian dari agenda prioritas dalam Nawacita Ketiga, yakni

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa serta amanat dari pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang

Desa.

Page 13: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 5

2.2 Arah Kebijakan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

Arah kebijakan umum pembangunan desa dan kawasan perdesaan, termasuk di

kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, dan pulau-pulau kecil

terluar di dalam RPJMN 2015 – 2019 adalah:

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman

transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa.

2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat

Desa termasuk di permukiman transmigrasi.

3. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan

pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di permukiman

transmigrasi.

4. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan

berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.

5. Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan

kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan.

6. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan, serta

penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.

7. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi

untuk mendorong keterkaitan desa-kota.

Kebijakan RPJMN Tahun 2015 – 2019 di atas diturunkan dalam RKP 2016

Pembangunan Desa dan Kawasan, yakni:

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Desa;

2. Pemberian Pelatihan, bantuan modal, dukungan sarana dan prasarana ekonomi,

serta pendampingan kepada rumah tangga kurang mampu kecamatan miskin;

3. Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat desa dan kelembagaan

masyarakat desa;

4. Pendampingan kapasitass aparatur pemerintah desa dan kelembagaan

pemerintahan desa secara berkelanjutan;

5. Penguatan pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat desa; dan

6. Penguatan dalam pengembangan kapasitas produksi dan pemasaran dalam

mendukung peningkatan pembangunan ekonomi perdesaan.

2.3. Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

Sasaran pembangunan desa dan kawasan perdesaan, termasuk di kawasan

perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, dan pulau-pulau kecil terluar di

dalam RPJMN 2015 – 2019 adalah mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000

Page 14: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 6

desa, meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa, dan menguatkan 39

pusat pertumbuhan dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota dan desa. Berikut

merupakan peta sebaran sasaran pembangunan desa dan kawasan perdesaan, serta

sebaran lokasi prioritas peningkatan keterkaitan desa kota tahun 2015 – 2019

berdasarkan pada Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun 2014:

Gambar 2.2. Peta Sebaran Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan,

serta Sebaran Lokasi Prioritas Peningkatan Keterkaitan Desa Kota Tahun 2015 – 2019

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas, 2014

Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun 2014, mengklasifikasikan desa

menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

1. Desa Tertinggal, yaitu desa yang belum terpenuhi Standar Pelayanan Minimum

(SPM) pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur dasar, sarana dasar,

pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan;

2. Desa Berkembang, yaitu desa yang telah terpenuhi SPM namun secara

pengelolaan belum menunjukkan keberlanjutan;

3. Desa Mandiri, yaitu desa yang telah terpenuhi SPM dan secara kelembagaan

telah memiliki keberlanjutan.

Page 15: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 7

BAB 3

PELAKSANAAN KEGIATAN KOORDINASI

3.1. Pembangunan Desa

3.1.1. Koordinasi di Pusat (Kementerian/Lembaga Pemerintah, Lembaga Non-

Pemerintah)

3.1.1.1. Sistem Informasi Desa

1. Latar Belakang

Sistem Informasi Desa (SID) menjadi bagian tidak terpisahkan dari

pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan. Dengan adanya

perubahan paradigma pembangunan desa membuat SID menjadi penting

peranannya. Karena itu, perlu dikembangkan SID yang sesuai dengan visi

UU Desa yakni menjadikan desa kuat, mandiri, sejahtera, dan demokratis.

Oleh karenanya, SID diatur secara khusus dalam UU Desa melalui Pasal 86.

Dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.

72/2005 tentang Desa tidak diatur secara khusus tentang sistem informasi

serupa SID. Undang-Undang Desa ini ingin menegaskan pentingnya SID

dalam perencanaan dan pembangunan desa, karena itu dalam Pasal 86 ayat

(2) dan ayat (5) mewajibkan kepada Pemerintah dan Pemda untuk

mengembangkan SID, dan pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Desa

agar dapat diakses oleh masyarakat desa dan pemangku kepentingan

lainnya. Ayat (6) menjelaskan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota

menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten/kota untuk

desa.

2. Isu/Permasalahan

Adapun permasalahan dari Sistem Informasi Desa adalah:

1) Sistem informasi yang dibuat oleh Kementerian/Lembaga belum

terintegrasi. Berikut merupakan tabel identifikasi sistem informasi yang

masuk ke desa:

Page 16: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 8

Tabel 2.1. Identifikasi Sistem Informasi Desa

Kemendagri Kemendesa

PDTT

Kemenkeu Kemenkominfo Bappenas

1. Profil Desa

dan Kelurahan

(PRODESKEL)

2. Sistem Aplikasi

Keuangan

Desa

(Siskeudes)

1. Sistem Informasi

Pembangunan

Desa

2. Sistem Informasi

Pemberdayaan

Desa

3. Sistem Informasi

Manajemen

BUMDES

4. Sistem Informasi

Desa Online

5. Sistem Informasi

Transparansi

Keuangan Desa

6. Sistem Informasi

Layanan Desa

7. Sistem Informasi

Monitoring Desa,

yang disingkat

dengan MONDES

8. Sistem Informasi

Potensi Desa

9. Website Jelajah

Desa, atau

disingkat dengan

situs Jelajah

Desa.

Sistem

Informasi

Transfer Ke

Daerah Dan

Dana Desa

(SIMTRADA)

1. Sistem Informasi

Desa dan Kawasan

(SIDeKA)

2. Program

Pembangunan Desa

Broadband Terpadu

sebagai upaya

untuk membangun

infrastruktur

konektivitas

informasi digital.

3. 350.000 domain dari

Kemenkominfo

untuk:

- UMKM

- Sekolah dan

instansi

pendidikan

- Desa (domain

desa.id)

- Organisasi/

Komunitas

SIMPADU

Penanggulangan

Kemiskinan

Sumber: Analisis Penulis, Bappenas 2016

2) Informasi tentang desa kurang terpublikasi secara luas sehingga isu

perdesaan masih terpinggirkan di ranah publik;

3) Ketidakhadiran SID menjadikan potensi maupun produk unggulan desa

tidak terpromosikan dengan maksimal sehingga potensi dan produk desa

belum dikenal oleh masyarakat luas;

4) Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah desa menyangkut tata kelola

sumber daya desa masih sangat minim serta belum didukung basis data

yang akurat dan lengkap;

Page 17: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 9

5) Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa masih

lambat karena layanan dilakukan secara manual;

6) Pemerintah Desa belum mampu menerapkan keterbukaan informasi

publik;

7) Kapasitas masyarakat desa dalam memantau maupun meminta informasi

atas rencana dan pelaksanaan pembangunan desa masih rendah;

8) Akses internet di wilayah perdesaan terutama di daerah luar jawa masih

sulit dan jika terdapat akses kualitasnya masih sangat rendah.

3. Upaya yang dilakukan

Pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi Sistem Informasi Desa (SID) ini

dilakukan dengan bekerja sama antara KemenPPN/Bappenas, Kemendesa

PDTT, dan Kemendagri. Langkah-langkah harmonisasi dan sinkronisasi

tersebut sebagai berikut:

1) Rapat Penyusunan Platform SID

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Januari tahun 2016 di

Bappenas yang dihadiri oleh Kemenko PMK dan KSI sebagai mitra

lembaga non-pemerintah. Beberapa point penting di dalam rapat tersebut

adalah:

a. Platform Sistem Informasi Desa sangat penting karena banyak

yang berkepentingan terhadap data dan informasi untuk program

prioritas, baik dari skala nasional sampai dengan desa;

b. Sistem Informasi desa merupakan amanat UU Desa. Namun di

dalam implementasinya diperlukan perumusan SID yang tidak

mempersulit daerah dan desa (simple) untuk mengisi data – data

tertentu, walaupun di Pusat bisa saja menyediakan SID yang

canggih;

c. Sebagai masukan, data dasar yang dimuat dalam SID ini adalah

APBDesa, Buku Pajak, Buku Bank dan sebagainya. Sedangkan

untuk pengelompokan keuangan, seperti penganggaran,

penatausahaan dan pembukuan. Hal ini dimaksudkan agar

tercipta tertib administrasi;

d. Kendala yang dihadapi adalah masalah kesiapan, yaitu dari sisi

penyedia sistem maupun pengguna sistem.

2) Breakfast Meeting

Breakfast Meeting Pembahasan Sistem Informasi Desa tersebut

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 Februari 2016 di Ruang 204

Page 18: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 10

Gedung Madiun Bappenas bersama dengan Kemendesa PDTT dan

Kemendagri. Beberapa hal penting pada rapat tersebut adalah:

a. Kapusdatin Kemendesa PDTT menyusun data dan informasi

untuk keperluan internal dan eksternal kementerian. Untuk internal

kementerian terdapat; (1) 19 jenis aplikasi (baru tahap penyiapan

domain/aplikasi dan selanjutnya akan dibuatkan manualnya)

diantaranya 9 jenis aplikasi tentang desa: desa online, website

jelajah desa, potensi desa, monev desa, pemberdayaan desa,

pembangunan desa, dan layanan desa; (2) Balilatfo menyediakan

Sistem atau aplikasinya dan Direktorat Jenderal Teknis yang

mengisi content-nya; (3) Kerjasama dengan BIG di 2016 dengan

target 1.600 desa untuk peta desa dengan skala 1:5.000 yang di

launching. Sedangkan untuk eksternal kementerian PDTT terdapat

website Kementerian (dengan IP address) untuk akomodasi

publik. Melaksanakan Quick Wins (QW) Pilot project

pengembangan pusat informasi desa/balai rakyat dengan

melibatkan relawan di 5 provinsi (Lampung, Kalbar, NTT, Jateng

dan Sulsel) yang dapat diakses oleh 560 desa;

b. Kemendesa PDTT mengusulkan perlunya dibentuk Pokja

mengingat Sistem Informasi Desa bersifat lintas K/L;

c. QW penyusunan sistem informasi desa oleh Kemendagri

(penyusunan Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Desa

(Siskeudes) dilakukan melalui kerjasama dengan BPKP, yaitu satu

desa diberikan satu aplikasi. Pada saat ini sudah ada software

tetapi masih offline. Untuk kompilasi sistem online dan sistem

informasi aset desa pada saat ini sedang proses lelang. Untuk

mendukung pengelolaan data, Ditjen Bina Pemdes juga akan

memanfaatkan server (hibah Ausaid) ex PNPM;

d. Pada saat ini QW tentang Pilot project pengembangan pusat

informasi desa/balai rakyat dengan melibatkan relawan di 5

provinsi (Lampung, Kalbar, NTT, Jateng dan Sulsel) belum dapat

dilaksanakan karena sedang mencari konsep yang tepat;

e. Tahun 2015 ada program desa broadband terpadu untuk wilayah

3T pada 50 desa (termasuk 3 desa perbatasan negara yaitu di

Desa Balansiku Kec. Sebatik Kab. Nunukan Kaltara; Desa Silawan

Kec. Tasifeto Timur Kab. Belu NTT; dan Kampung Rawa Biru

Distrik Sota Kab. Merauke Papua) yang dilaksanakan Direktorat

Page 19: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 11

Telekomunikasi Khusus, Penyiaran Publik dan Kewajiban

Universal, Ditjen Penyelenggara Pos & Informatika Kemenkominfo

yang didanai oleh USO (dana yang dipungut BP3TI dari operator

sebesar 1,25 persen pendapatan kotor telekomunikasi atau sekitar

1,5 – 2,2 T) dan akan dilanjutkan ke tahun-tahun berikutnya;

f. Kominfo mengembangkan domain desa.id sejak agustus 2015

sesuai dengan Permenkominfo 5/2015 tentang Register Nama

Domain Instansi Penyelenggara Negara. Sampai saat ini sudah

ada 14 ribu domain desa.id yang di-register oleh Kemenkominfo;

g. Pendekatan Kemenkominfo dalam melaksanakan program USO

sebelumnya untuk desa pinter (desa punya internet) dan desa

berdering bersifat top-down sehingga masyarakat tidak

mempunyai sense of belonging untuk memelihara. Untuk itu,

kedepannya, pendekatan bersifat dua arah;

h. Menkominfo sudah melakukan MoU dengan Kemdikbud tentang

Penyediaan Akses Internet dalam rangka Peningkatan Kualitas

Pembelajaran di Sekolah untuk memperlancar proses belajar

mengajar di wilayah 3T (terpencil, terluar dan tertinggal).

4. Saran dari Bappenas

Dari isu/permasalahan di atas mengenai Sistem Informasi Desa

sebagaimana diamanatkan di dalam UU Desa, maka Bappenas memberikan

saran sebagai berikut:

a. SID ini harus open access untuk kepentingan pemerintah desa dan

supradesa serta pemangku kepentingan lainnya;

b. SID harus dikembangkan mencakup desa dan kawasan perdesaan

dengan pendekatan top down dan bottom up dan dapat memenuhi

kebutuhan semua level kepentingan;

c. SID diharapkan dapat memotret kondisi indikator dalam IPD untuk

mengetahui perkembangan desa;

d. Diperlukan kesepakatan mengenai data dasar yang digunakan atau

yang dimuat di dalam SID;

e. Kemendesa PDTT dan Kemendagri perlu kerjasama dengan

Kemenkominfo terkait Penyiapan Sistem Informasi Desa. Apabila

diperlukan dapat di bentuk Pokja tingkat nasional dan selanjutnya

tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menjawab UU Desa yang

mengamanatkan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Page 20: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 12

untuk mengembangkan sistem informasi desa dan pembangunan

kawasan perdesaan;

f. Content dan Pemanfaatan Sistem Informasi Desa harus jelas sesuai

dengan penerima manfaatnya. Perlu menyiapkan regulasi dan

kesepakatan tentang siapa yang harus menyiapkan regulasi tersebut;

g. Perlu dilakukan pelatihan bagi Desa sebagai user (pengguna) dengan

mengoptimalkan upaya dari Balilatfo atau Direktorat Teknis. Perlu

diperjelas lagi pembagian peran tersebut agar tidak overlap di

lapangan;

h. Perlu klasifikasi desa-desa yang sudah punya akses di website dan

infrastruktur internet.

5. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Proses harmonisasi dan sinkronisasi Sistem Informasi Desa ini masih harus

dilaksanakan. Kegiatan yang sudah dilaksanakan terkait harmonisasi dan

sinkronisasi Sistem Informasi Desa adalah rapat koordinasi dengan

Kemendesa PDTT, Kemenko PMK, Kemenkominfo dan Kemendagri serta

lembaga non-pemerintah dilakukan melalui rapat bersama. Beberapa

rekomendasi atau kegiatan yang perlu dilakukan terkait harmonisasi dan

sinkronisasi Sistem Informasi Desa antara lain:

a. Diperlukan rapat atau workshop lanjutan untuk menghasilkan sistem

informasi desa yang sederhana dan mudah dilakukan perbaikan untuk

mengisinya;

b. Harus ada kesepakatan platform/protokol untuk mensinergikan semua

sistem yang telah ada;

c. Diperlukan rapat bersama antara Kemendesa PDTT, Kemendagri,

Kemenkominfo dan Bappenas untuk membahas lebih lanjut terkait

sinkronisasi Sistem Informasi Desa yang terintegrasi;

d. Perlu ada surat edaran bersama Kemendagri, Kemendesa PDTT dan

Kemenkominfo dengan tembusan ke Bappenas terkait Pokja Pusat

Sistem Informasi Desa;

e. Perlu ada regulasi dari Kemenkominfo dan Kemenkopolhukam

mengenai Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Desa

serta batasan content-nya.

Page 21: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 13

3.1.1.2. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

1. Latar Belakang

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (selanjutnya disebut BUMDes)

bertujuan sebagai lokomotif pembangunan ekonomi lokal tingkat desa.

Pembangunan ekonomi lokal desa ini didasarkan oleh kebutuhan, potensi,

kapasitas desa, dan penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk

pembiayaan dan kekayaan desa dengan tujuan akhirnya adalah

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa. Dasar pembentukan BUMDes

sebagai lokomotif pembangunan di desa lebih dilatarbelakangi pada prakarsa

pemerintah dan masyarakat desa dengan berdasarkan pada prinsip

kooperatif, partisipatif, dan emansipatif dari masyarakat desa.

2. Isu/ Permasalahan

Adapun isu/permasalahan mengenai BUMDes adalah sebagai berikut:

a. Dasar Pendirian BUMDes (Pasal 4) melalui Peraturan Desa tidak

memberikan dasar hukum yang setara dengan Koperasi maupun

Perseroan Terbatas sehingga menghambat dalam proses kerjasama

ekonomi dengan pelaku bisnis dan sangat tergantung dengan keadaan

sosial ekonomi Desa;

b. Kapasitas perangkat desa dalam mengembangkan dan mengoptimalkan

pemanfaatan potensi desa belum merata, masih ada sekitar 73.093 desa

lainnya yang belum memiliki BUM Desa;

c. BUMDes tidak bisa menjawab unit usaha koperasi.

3. Upaya yang dilakukan

Pelaksanaan koordinasi mengenai BUMDes yang terfokus pada temuan kritis

terhadap Permendes No. 4/2015 ini dilakukan dengan bekerja sama antara

KemenPPN/Bappenas, Kemendesa PDTT dan Lembaga Non-Pemerintah

(Mitra KSI) melalui rapat bersama. Langkah-langkah koordinasi tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Rapat Bedah Isu BUMDes

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2016 bersama

dengan AMERTA Social Consulting and Resourcing di Gd. Madiun,

Bappenas. Beberapa hal penting dalam rapat tersebut adalah:

a. Tujuan pendirian BUMDes (Pasal 3) terlalu membebani BUMDes

dan tidak sesuai dengan sistem hukum, posisi kelembagaan,

sumber daya dan kewenangan yang diberikan;

Page 22: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 14

b. Dasar Pendirian BUMDes (Pasal 4) melalui Peraturan Desa tidak

memberikan dasar hukum yang setara dengan Koperasi maupun

Perseroan Terbatas sehingga menghambat dalam proses

kerjasama ekonomi dengan pelaku bisnis dan sangat tergantung

dengan keadaan sosial ekonomi Desa;

c. Peran Musdes dalam pendirian BUMDes (pasal 5 dan 6) sangat

dasar. Seiring dengan berkembangnya kapasitas dan

kelembagaan Musdes, BUMDes dijadikan target politik sehingga

kelembagaannya menjadi lemah dan rasa kepemilikan masyarakat

juga rendah;

d. Unit usaha BUMDes (Pasal 7) yang berbadan hukum berupa

lembaga bisnis dengan sistem kepemilikan saham dari BUMDes

dan masyarakat berpotensi mematikan nilai-nilai gotong royong,

musyawarah mufakat dan kekeluargaan dan dapat terjadi

dominasi pemegang saham (pengelola BUMDes) terbesar yang

dapat mengabaikan kepentingan penduduk desa secara

keseluruhan;

e. Bentuk Unit Usaha BUMDes (Pasal 8) meliputi Perseroan

Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro berpotensi merugikan

Desa untuk kehilangan aset-aset Desa atau membuat aset Desa

berpindah tangan apabila mengalami kepailitan atau bangkrut. Hal

itu juga dapat mengarah pada tindak pidana korupsi (UU

No.20/2001 tentang Perubahan UU No.31/1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi);

f. Permodalan BUMDes (Pasal 18) bahwa BUMDes dapat

melakukan penyertaan modal yang berasal dari tabungan

masyarakat dan/atau simpanan masyarakat dimana ini

bertentangan dengan UU No.1/2013 tentang Lembaga Keuangan

Mikro. Penyerahan aset Desa kepada APBDes yang akan

dijadikan modal BUMDes membuat Desa berpotensi kehilangan

banyak aset;

g. Jenis-jenis unit usaha (Pasal 19) yang dapat dijalankan BUMDes

diantaranya adalah air minum Desa dan usaha listrik Desa.

(a) Terkait Air Minum Desa. Padahal pengelolaan sumber daya air

dikembalikan pada BUMN atau BUMD berdasarkan UU

No.7/2004 tentang Sumber Daya Air. Adapun pemerintah

Page 23: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 15

Desa (Pasal 17) memiliki wewenang dan tanggungjawab yaitu:

(i) mengelola sumber daya air di wilayah desa yang belum

dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau pemerintahan di

atasnya dengan mempertimbangkan asas kemanfaatan

umum; (ii) menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan

ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air yang

menjadi kewenangannya; dan (iii) memenuhi kebutuhan pokok

minimal sehari-hari warga desa atas air sesuai dengan

ketersediaan air yang ada.

(b) Terkait usaha listrik Desa. Usaha listrik Desa wajib memiliki

izin usaha atau izin operasi serta wajib memenuhi ketentuan

keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana tertuang dalam

UU No.30/2009 tentang Ketenagalistrikan.

2) Rapat Koordinasi BUMDes

Rapat Pembahasan BUMDes tersebut dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 16 September 2016 yang bertempat di Bappenas bersama

dengan Kemendesa PDTT.

Gambar 3.1. Proses Diskusi Rapat Koordinasi BUMDes

Sumber: Dokumentasi Subdit Perdesaan, Direktorat DTTP, Kementerian

PPN/Bappenas, 2016

Beberapa hal penting pada rapat tersebut adalah:

a. BUMDes merupakan salah satu Program Unggulan dari

Kemendesa PDTT pasca pergantian Menteri Desa pada

pertengahan tahun 2016;

Page 24: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 16

b. BUM Desa dan koperasi diarahkan sebagai penggerak ekonomi

desa, untuk desa yang telah memiliki koperasi yang aktif

sebenarnya tidak masalah meskipun tidak memiliki BUM Desa;

c. Pendampingan Desa pada tahun 2017 diharapkan siap untuk

mengawasi BUMDes yang telah berjalan maupun menjadi salah

satu inisiator pembentukan BUMDes di lokasi tugasnya;

d. Target BUMDes pada tahun 2016 adalah 600 BUMDes, namun

karena ada penghematan, maka menjadi 300 Bumdes di 2016,

kemudian rencana di tahun 2017 menjadi 1200 BUMDes, semoga

dapat tercapai.

3) Rapat Bersama BUMDes

Rapat Bersama BUMDes tersebut khusus untuk membahas isu-isu

BUMDes dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016 di Ruang 204 Gd.

Madiun Bappenas yang dihadiri oleh Kemendesa PDTT, Kemendagri,

Kemenko PMK, dan Kemenkeu. Beberapa hal penting pada rapat

tersebut adalah:

a. UU Desa sudah dua tahun berjalan, namun arah pengembangan

BUMDesa masih belum jelas baik dari segi regulasi maupun dari

segi implementasi di lapangan;

b. Sinergitas antara BUMDes dan koperasi di level pemerintah masih

menjadi hal yang diperdebatkan, “Bentuk BUMDes” itu sendiri

yang pengembangannya hampir sama dengan BUMD dan BUMN

relatif kurang sesuai dengan prakarsa masyarakat sehingga ada

sedikit kekhawatiran mengenai BUMDes ini yang bisa saja

dikuasai oleh orang kaya yang seolah-olah membeli saham

BUMDes. Selain itu, hal tersebut dapat membingungkan di

lapangan terutama bagi Pemerintah Desa sebagai salah satu

kunci penggerak BUMDes maupun koperasi. Maka dari itu perlu

ada sinergi antara koperasi dan BUMDes.

4) Rapat Sinergi BUMDes dan Koperasi

Rapat tersebut diinisiasi dari hasil rapat sebelumnya mengenai isu sinergi

BUMDes dan Koperasi. Rapat tersebut dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 14 Desember 2016 yang dihadiri oleh Kemendesa PDTT,

Kemenkop, dan Mitra KSI (Akatiga, IRE, Puskapol UI, SMERU).

Page 25: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 17

Gambar 3.2. Proses Diskusi Rapat Sinergi BUMDes dengan

Koperasi

Sumber: Dokumentasi Subdit Perdesaan, Direktorat DTTP, Kementerian

PPN/Bappenas, 2016

Beberapa hal penting dalam rapat tersebut adalah:

a. Mitra KSI berpandangan bahwa menyatukan dua badan hukum

(BUMDesa dan Koperasi) akan sulit namun bisa disinergikan.

Alternatif menggunakan bentuk holding dipandang tidak menjadi

pilihan mengingat karakternya yang seperti pengelolaan perusahaan,

di mana terdapat perusahaan induk dan perusahaan anak. Hal ini

agak sulit diterapkan bagi hubungan antara keduanya. Karenanya,

pilihan yang mungkin dilakukan adalah;

(1) Masing-masing berjalan sesuai mandatnya;

(2) Saling penyertaan modal

b. Berdasarkan pengalaman di lapangan yang dilakukan oleh mitra-

mitra KSI, beberapa hal penting yang perlu menjadi pertimbangan

adalah:

(a) Bahwa BUMDesa atau koperasi adalah hanya pilihan. Masih

banyak kegiatan-kegiatan atau unit-unit usaha ekonomi lainnya

yang ada di desa (seperti kelompok tani), yang terbukti juga

berhasil dalam memberdayakan ekonomi lokal;

(b) Inisiatif untuk membentuk BUMDesa, koperasi, kelompok tani,

atau lainnya itu haruslah datang dari warga desa sendiri

berdasarkan kebutuhan atas permasalahan yang ada. Karenanya

pemahaman atas konteks lokal menjadi penting;

Page 26: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 18

(c) Adanya tokoh atau champion yang memiliki jiwa kewirausahaan

sosial dan pemahaman atas mata rantai ekonomi di desa menjadi

penting. Konsep kewirausahaan sosial (social entrepreneurship)

menjadi penting agar kegiatan ekonomi tidak semata untuk

menghasilkan keuntungan/profit namun juga memberikan manfaat

bagi seluruh warga desa;

(d) Keberadaan lembaga keperantaraan yang memahami mata rantai

ekonomi dalam konteks lokal juga akan sangat membantu

sehingga kegiatan ekonomi yang dilakukan warga desa dapat

terus berkembang;

(e) Legalitas/status hukum dari BUMDesa juga perlu diperjelas.

4. Saran dari Bappenas

Saran Bappenas terhadap BUMDes yang merupakan amanat dari UU 6/14

tentang Desa yang adalah sebagai berikut:

a. BUMDes dan Koperasi tidak dapat diintegrasikan dan disinergikan,

namun di dalam pelaksanaannya desa diberikan pilihan – pilihan yang

dapat menyesuaikan kebutuhannya (BUMDes atau Koperasi).

b. Pemilihan unit kegiatan ekonomi di tingkat lokal desa dalam bentuk

BUMDesa, koperasi, atau unit ekonomi lainnya hendaknya memiliki

sejumlah syarat berikut untuk dapat berjalan dengan baik:

(a) Adanya partisipasi warga;

(b) Adanya aktor inisiator (champion) yang bekerjasama dengan

masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah daerah;

(c) Pengelolaan dengan keterampilan yang memahami

kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dan business

process;

(d) Memiliki pemahaman atas permasalahan di tingkat lokal (problem-

driven);

(e) Memiliki pemahaman atas konteks kawasan yang perlu juga

dipertimbangkan;

(f) Memiliki business model;

(g) Memiliki aspek pengaman (safeguarding) seperti kepercayaan

(trust) dan akuntabilitas;

(h) Adanya tata kelola yang baik (good governance);

(i) Adanya manajemen aset di desa yang bisa dimanfaatkan;

Page 27: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 19

(j) Dilakukan secara bertahap (staging) sesuai konteks lokal dan

kekhasan masing-masing wilayah (asimetris).

5. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Berikut merupakan tindak lanjut yang harus dilakukan:

a. Kementerian PPN/BAPPENAS berkoordinasi dengan Kemendesa

PDTT dan pemangku kepentingan terkait untuk melakukan

penyempurnaan Regulasi Permendes No.4/2015 tentang Pendirian,

Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDes;

b. Pengawasan bersama di daerah dan desa perlu dilakukan oleh

Kemendesa PDTT, Kemendagri dengan OJK terkait penggunaan

aset Desa dan Dana Desa untuk BUMDes;

c. Kementerian PPN/BAPPENAS berkoordinasi dengan Kemendesa

PDTT, Kemendagri, Kemenkop UKM, OJK, Kementerian Sektor

terkait untuk merumuskan bersama mengenai bentuk badan hukum

dari BUMDes yang dapat meningkatkan perekonomian desa namun

tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat desanya;

d. Kemendesa PDTT dan Kemendagri mendorong Pemerintah Daerah

bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Non-Pemerintah

dan Swasta untuk melakukan pembinaan dan pengembangan

BUMDes.

3.1.1.3. Keuangan Desa Termasuk Dana Desa

1. Latar Belakang

Menurut UU Desa, keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban

desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan

barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

Hak dan kewajiban ini menimbulkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan

yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.

Berbicara tentang keuangan desa, saat ini desa memiliki UU No. 6

Tahun 2014 tentang menyebutkan bahwa pendapatan desa tidak hanya dari

APBN (Dana Desa), akan tetapi terdapat sumber-sumber pendapatan desa

lainnya seperti Pendapatan Asli Desa, bagian dari hasil pajak daerah dan

retribusi daerah Kabupaten/Kota, ADD yang merupakan bagian dari dana

perimbangan yang diterima Kabupaten/kota, bantuan keuangan dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, hibah dan sumbangan

Page 28: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 20

yang tidak mengikat dari pihak ketiga serta lain-lain pendapatan desa yang

sah. Dengan adanya beberapa sumber dana tersebut, maka mengaturnya

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa disebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APB Desa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah.

2. Isu/Permasalahan

Adapun isu/permasalahan mengenai Keuangan Desa adalah sebagai berikut:

a. Formula Pengalokasian Dana Desa 90:10 belum memperlihatkan

pemerataan dan keadilan dari sisi beban kerja pembangunan. Masih

diperlukan upaya distribusi dan alokasi Dana Desa yang afirmatif;

b. Sebagian daerah belum memasukkan Dana Desa dalam APBD induk;

c. Sebagian daerah terlambat menetapkan perbup/perwali tentang Dana

Desa per Desa;

d. Transfer Dana Desa dari RKUD ke Rekening Desa belum dilakukan

tepat waktu;

e. Penggunaan Dana Desa belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Desa;

f. Sebagian Daerah harus mengubah penetapan alokasi Dana Desa per

Desa karena jumlah dan atau nama berbeda dengan yang ditetapkan

dalam Permendagri;

g. Beberapa Desa belum mengenal perbank-an (tidak mempunyai

Rekening Desa);

h. Belum semua Kab/kota mengalokasikan ADD, bagian dari PDRD

sesuai dengan ketentuan (10%);

i. Inventarisasi Aset Desa belum dilakukan secara optimal;

j. Pengelolaan Keuangan Desa termasuk Dana Desa yang belum

optimal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban.

3. Upaya yang dilakukan

Pelaksanaan koordinasi mengenai Keuangan Desa termasuk Dana Desa ini

dilakukan dengan bekerja sama antara KemenPPN/Bappenas dan

Kemendesa PDTT melalui rapat bersama. Langkah-langkah koordinasi

tersebut sebagai berikut:

1) Rapat Formula Dana Desa

Page 29: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 21

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2016 di SG. 3

Bappenas yang dihadiri oleh Kementerian Keuangan, kemendesa PDTT,

World Bank, Smeru dan Artikel 33 dan Asian Fondation dengan fokus

terhadap formula dana desa yang terhadap masyarakat miskin (pro-poor).

Gambar 3.3. Proses Diskusi Formula Dana Desa

Sumber: Dokumentasi Subdit. Perdesaan, Direktorat DTTP, Kementerian

PPN/Bappenas, 2016

Beberapa hal penting di dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengalokasian Dana Desa saat ini belum berpihak pada rakyat

miskin. Berdasarkan analisa World Bank dengan menggunakan

data tingkat desa dengan sample 23.170 desa dari 149 kab/kota

yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia masih terjadi ketimpangan

antardesa, yakni memiliki kecenderungan desa – desa yang sudah

berkembang menerima dana desa lebih besar, belum

mempertimbangkan aspek penduduk dan penduduk miskin;

b. Ketimpangan sumber fiskal bahkan terjadi antar desa dalam satu

kecamatan. Contoh kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul

tahun 2016. Menurut World Bank, apabila formula dana desa

seperti ini dilanjutkan, ketimpangan kualitas dan kuantitas

pelayanan publik tingkat desa akan semakin melebar. Selanjutnya,

apabila perubahan tidak dilakukan pada TA 2017 maka “biaya”

perubahan pada TA 2018 dan selanjutnya akan lebih besar (seperti

menerapkan kondisi “hold hamless” bagi desa yang mengalami

penurunan dana desa. Berikut merupakan hasil simulasi DD oleh

World Bank:

Page 30: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 22

Gambar 3.4. Simulasi Dana Desa

Sumber: Hasil Analisa World Bank, 2016

Penjelasan gambar 3.4. Simulasi Dana Desa oleh World Bank:

Jika bobot AD diturunkan sampai 50% (bobot AF dinaikan

sampai 50%), maka pada TA 2017 tidak akan ada desa

yang menerima DD per desa yang lebih kecil dari DD per

desa TA 2016;

Namun pada komposisi AD-AF sebesar 40-60, akan

terdapat desa yang mengalami penurunan DD per desa

dibanding DD per desa TA 2016;

Untuk memastikan tidak terdapatnya desa yang

mendapatkan DD yang lebih rendah (dari TA 2016), rentang

Penurunan bobot AD TA 2017 dapat diturunkan sampai

dengan 50%.

c. Beberapa rekomendasi kebijakan yang ditawarkan pada formula

tersebut adalah; (1) perlunya perubahan paradigma dalam

mengalokasiakan dana desa dari “sama per desa” menjadi “sama

per penduduk desa” untuk meningkatkan dampak terhadap

kesejahteraan penduduk desa, termasuk penduduk miskin; (2)

perubahan formula dana desa perlu dilakukan pada TA 2017

dengan memanfaatkan kesempatan pertumbuhan pagu dana desa

yang tinggi pada TA 2017, sehingga dapat

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

Rp.M

iliar

Desa(DiurutkandariDesaPenerimaDDTerkecilkeTerbesar)

DD16_9010

DD17_9010

DD17_8020

DD17_7030

DD17_6040

DD17_5050

DD17_4060

DD17_3070

DD17_2080

DD17_1090

DD17_0100

Page 31: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 23

meminimasi/menghindari desa mengalami penurunan dana desa.

Rekomendasi tersebut dapat ditempuh dengan: Proporsi komponen

AD (alokasi dasar) dapat diturunkan sampai dengan 50 persen,

penurunan proporsi komponen AD (alokasi dasar) dapat diikuti

dengan peningkatan bobot faktor penduduk dan penduduk miskin

dalam komponen AF;

d. Analisa yang dilakukan oleh World Bank terhadap Dana Desa

diperkuat dengan temuan oleh Asian Fondation yang menyatakan

apabila formula penyaluran dana desa tetap 10:90 untuk formula

dibandingkan alokasi dasar, maka diindikasikan Jawa dan Bali

akan tetap dominan dan akan terjadi ketimpangan terhadap

penyaluran dana desa antardesa serta tidak pro penduduk miskin;

e. Namun berbeda dengan Kementerian Keuangan yang menyatakan

bahwa Formula Khusus 10% dan Alokasi Dasar 90% merupakan

formula paling ideal untuk menerjemahkan asas pemerataan dan

keadilan. Pertimbangan ini juga dipertahankan untuk

mengamankan janji presiden rata-rata 1 desa 1 Miliiar.

2) Rapat Pengawalan Bersama Dana Desa

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2016 di SG. 3

Bappenas yang dihadiri oleh Kementerian Keuangan, Kemendesa PDTT,

Kemenko PMK dan KPK dengan fokus terhadap isu-isu Dana Desa di

lapangan. Berikut merupakan dokumentasi kegiatan rapat:

Gambar 3.5. Proses Diskusi Pengawalan Dana Desa

Sumber: Dokumentasi Subdit. Perdesaan, Direktorat DTTP, Kementerian

PPN/Bappenas, 2016

Page 32: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 24

Beberapa hal penting mengenai Dana Desa yang dibahas dalam rapat

tersebut adalah:

a. KPK menemukan beberapa kasus mengenai Dana Desa di lapangan,

diantaranya:

(a) Adanya keluhan dari masyarakat yang disebabkan oleh informasi

pagu indikatif yang mengalami keterlambatan, sehingga

berdampak pada keterlambatan di dalam penyusunan RAPBDes

dan dokumen lainnya yang menunjang administrasi;

(b) Ada kecenderungan minimnya peran BPMPD di dalam mengawal

Pemanfaatan Dana Desa;

(c) Masih banyak desa yang belum menggunakan Siskeudes;

(d) Beberapa desa masih belum paham mengenai penggunaan Dana

Desa;

(e) Adanya kecenderungan keterlambatan penyaluran Dana Desa di

beberapa daerah diakibatkan oleh ketidakpahaman mengenai

mekanisme pencairan dana desa, seperti untuk mencairkan dana

desa tahap II, pemerintah desa memaksimalkan penyerapan

terlebih dahulu untuk kemudian mengajukan lagi, padahal sudah

dijelaskan dalam regulasinya bahwa sekurang-kurangnya 50%

dana desa di tahap I sudah bisa dicairkan untuk tahap

selanjutnya;

(f) Pendamping desa belum memiliki fungsi optimal di dalam

masyarakat desa. Di lapangan banyak pendamping desa yang

hanya mengecek laporan tapi tidak “mendampingi”. Maka dari itu

komunikasi BPMPD dengan pendamping desa dan masyarakat

desa menjadi sangat penting.

b. Beberapa bentuk intstrumen pengawasan terhadap Dana Desa sudah

dilakukan oleh pusat, seperti Siskeudes, SILPA, APIP dan

sebagainya. Maka dari itu, sedapat mungkin terciptanya sinergitas

insrumen (Siskeudes, SILPA, APIP) dalam menilai dan mengevaluasi

Dana Desa ini, agar proses pengawasan menjadi lebih efekti, efisien

dan terintegrasi;

c. “Pendayagunaan Teknologi” sebagai salah satu strategi dan aksi

dalam menangani masalah arus informasi ke desa sudah menjadi

keharusan, karena desa juga seharusnya sudah harus “melek

teknologi”.

Page 33: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 25

3) Rapat Koordinasi Dana Desa

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016 di Bappenas

yang dihadiri oleh Kemenko PMK, Kemenkeu, Kemendagri dan

Kemendesa PDTT. Beberapa point penting pada rapat tersebut adalah:

a. Jumlah desa pada tahun 2015 sebanyak 74.093 desa

(Permendagri No. 39/2015), dan berdasarkan Permendagri

56/2015 naik sebanyak 661 sehingga pada tahun 2016 sebanyak

74.754 desa dan pada tahun 2017-2019 diperkirakan jumlah desa

sedanyak 74.954 desa. Dapat dlihat bahwa terdapat tendensi

jumlah desa ini semakin bertambah setiap tahunnya salah satunya

disebabkan oleh perubahan “jorong” menjadi “desa”, maka dari itu

perlu mendorong Kementerian Dalam Negeri untuk membuat

rancangan Peraturan Presiden mengenai moratorium jumlah desa,

karena kondisi ini berdampak pada pembengkakan alokasi Dana

Desa dan target pencapaian (janji presiden) 1 miliar per desa;

b. Saat ini formula yang digunakan untuk Alokasi Dana Desa adalah

90/10 masih dipukul untuk semua desa (belum asimetris), maka

dari itu diperlukan reformulasi Dana Desa.

4. Saran dari Bappenas

Dari beberapa isu mengenai keuangan desa termasuk dana desa di atas,

maka Bappenas memberikan masukan saran sebagai berikut:

a. Sebagai masukan terhadap formula Dana Desa yaitu Dana Desa

dibagi dari pagu total menjadi 3 (tiga) kategori alokasi (berapa persen

untuk desa maju, desa berkembang maupun desa tertinggal), dengan

catatan desa tertinggal pasti akan mendapatkan porsi yang lebih besar

dan disetiap kelompok desa mandiri standar deviasinya kecil. Setelah

itu kemudian diformulasikan kembali dengan bobot wilayah, misal

alokasi dana desa untuk desa tertinggal di Papua akan berbeda atau

lebih banyak dengan desa tertinggal di Jawa. Diharapkan dengan

adanya Dana Desa akan lebih banyak kesempatan kerja di desa,

kemudahan akses, sehingga membuat penduduk desa tidak mudah

pindah ke kota dan dapat mengurangi kesenjangan wilayah;

b. Pemda perlu diberikan reward dan funishment terkait Alokasi Dana

Desa, termasuk bagi hasil pajak dan retribusi serta pembantuan

keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/ Kota;

Page 34: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 26

c. Peningkatan kapasitas oleh pemdes dalam rangka peningkatan

PADes dan lain – lainnya;

d. Dari beberapa isu terkait Dana Desa yang telah dijabarkan di atas,

maka perlu disusun SKB 4 Menteri sebagai ganti SKB 3 Menteri,

sebagai tambahan adalah Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas. Diharapkan Dana Desa tepat sasaran dan juga

dapat menjawab berbagai persoalan sosial yang dihadapi oleh

masyarakat antara lain pencegahan children stunting dan pemenuhan

akses infrastruktur sosial dasar seperti air bersih dan sanitasi.

5. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut, untuk mewujudkan koordinasi di dalam pengoptimalan

dana desa, maka beberapa kegiatan di bawah ini harus dilaksanakan:

a. Reformulasi Dana Desa yang lebih asimetris dan afirmatif, yaitu

formula pengalokasian Dana Desa perlu dirumuskan kembali dan

disimulasikan bersama dengan Kemenkeu, Kemendesa PDTT dan

Kemendagri, dengan sejak awal menentukan total dana desa secara

nasional dibagi menjadi (a) besaran alokasi dasar yang akan akan

dibagikan secara normal untuk seluruh desa dan juga (b) besaran

alokasi yang merepresentasikan pemihakan bagi desa-desa

tertinggal saja ataukah bagi desa-desa tertinggal dan desa-desa

berkembang;

b. Diperlukan pengintegrasian dalam penatausahaan dan laporan dari

keuangan desa agar desa tidak terjebak pada sisi administrative

saja, akan tetapi bisa lebih fokus pada pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan desanya.

c. Penyempurnaan Penyusunan SKB 4 Menteri. Adapun Draft SKB 4

Menteri terlampir.

3.1.1.4. Pendampingan Desa

1. Tujuan Pendampingan Desa

Di dalam Permendesa, PDT dan Transmigrasi No. 3/2015 tujuan

pendampingan desa adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan

desa dan pembangunan Desa;

b. Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa

dalam pembangunan desa yang partisipatif;

Page 35: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 27

c. Meningkatkan sinergi program pembangunan Desa antarsektor;

d. Mengoptimalkan aset lokal Desa secara emansipatoris.

2. Isu/Permasalahan

Pendamping (profesional) tidak optimal mendampingi desa-desanya

dikarenakan:

a. Kualitas pendamping belum optimal;

b. Adanya duplikasi tugas antara Pendamping Desa (bertempat di

kecamatan) dengan Pendamping Lokal Desa (PLD) yang

berkedudukan di Desa;

c. Koordinasi Pengelolaan Pusat (antar Kementerian/Lembaga) dalam

menjalankan amanat pendampingan belum terbangun;

d. Adanya pelaksanaan tugas yang tumpang tindih antara PLD dengan

KPM (Kader Pemerintahan Masyarakat desa);

e. Koordinasi Pengelolaan Pusat - Daerah dalam pendampingan belum

terbangun;

f. Adanya lokasi Desa yang secara geografis sulit dijangkau

pendamping;

g. Belum adanya identifikasi desa-desa yang memerlukan

pendampingan secara intensif dengan desa-desa yang sudah tidak

memerlukan pendampingan secara intensif;

h. Pedoman Teknis Acuan Pendamping memuat tugas yang sangat

banyak;

i. Belum adanya Road Map pendampingan desa

3. Upaya yang dilakukan

1) Rapat Pendampingan Desa Rawan Bencana

Rapat dilaksanakan di Gedung Madiun Lantai 4 pada tanggal 16

Agustus 2016 dan dihadiri oleh Kemenko PMK, Kemendesa PDTT

dan BNPB.

Page 36: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 28

Gambar 3.6. Proses Diskusi Pendampingan Desa Rawan Bencana

Sumber: Dokumentasi Subdit Perdesaan, Direktorat DTTP, Kementerian

PPN/Bappenas, 2016

Beberapa poin penting pada rapat tersebut adalah:

a. Pengembangan Desa Tangguh Bencana merupakan salah

satu strategi nasional yang diturunkan dari sasaran nasional

dalam RPJMN 2015 – 2019 yakni menurunnya indeks risiko

bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi;

b. Total Desa Tangguh Bencana pada tahun 2012 – 2016 telah

mencapai 378 desa yang tersebar di 136 kabupaten/kota di

Indonesia dan berdasaarkan wilayah kepulauan Papua, Jawa-

Bali, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan

Sumatera yang memiliki risiko bencana paling tinggi;

c. Salah satu kegiatan dalam program desa tangguh bencana ini

adalah pengerahan fasilitator sebanyak 2 (dua) orang ke

masing-masing desa (1 fasilitator profesional, 1 fasilitator dari

desa terkait);

d. Kemendesa PDTT akan mencantumkan indikator tentang desa

tangguh bencana salah satunya dalam modul pendampingan;

2) Rapat Bersama Pendampingan Desa dan Dana Desa

Rapat dilaksanakan di Bappenas pada tanggal 16 September 2016

dan dihadiri oleh Kemendesa PDTT dan Kemenkeu. Maksud dari

rapat ini adalah melihat perkembangan konsep pendampingan desa

yang dilaksanakan oleh Kemendesa PDTT. Beberapa masukan

penting di dalam rapat adalah sebagai berikut:

Page 37: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 29

a. Struktur pendampingan saat ini masih meng-capture

pendampingan dari PNPM, harus ada analisa beban dan tugas

pendampingan terkait dana desa;

b. Proporsi dekon tentang pendampingan telah dilakukan namun

belum ada kajian lebih lanjut terkait kondisi geografis. Empat

tenaga ahli di kabupaten dan untuk dua pendamping desa

(pendamping pemberdayaan dan infrastruktur).

3) Rapat Koordinasi Pendampingan Desa

Rapat dilaksanakan di Gedung Madiun Lt. 4, Ruang Rapat. 204 pada

tanggal 19 September 2016 dan dihadiri oleh Kemendesa PDTT dan

Kemenkeu. Maksud dari rapat ini adalah melihat perkembangan

konsep pendampingan desa yang dilaksanakan oleh Kemendesa

PDTT. Beberapa masukan penting di dalam rapat untuk Kemendesa

PDTT adalah sebagai berikut:

a. Kemendesa PDTT dihimbau untuk secepatnya menerbitkan

road map pendampingan desa;

b. Kemendesa PDTT perlu membuat matriks informasi alokasi

pusat dan dekon termasuk untuk pendampingan desa;

c. Di dalam RKA-KL Kemendesa PDTT ditambahkan komponen

baru, yaitu pelaksanaan pendampingan dengan melibatkan

kelompok masyarkat marginal (dalam rangka OGI/Open

Government Indonesia).

4) Rapat Pengawalan Dana Desa oleh Pendamping Desa

Rapat dilaksanakan di Bappenas pada hari Selasa tanggal 11 Oktober

2016 dan dihadiri oleh Kemendesa PDTT. Maksud dari rapat ini

adalah melihat perkembangan konsep pendampingan desa yang

dilaksanakan oleh Kemendesa PDTT. Beberapa hal penting di dalam

rapat adalah sebagai berikut:

a. Mengenai fungsional pendamping. UU No. 6/2014 tentang

fungsi pendampingan utama dilakukan oleh SKPD (Satuan

Kerja Perangkat Daerah) dan dapat dibantu oleh tenga

profesional lainnya. Saat ini Kemendesa PDTT akan

mendesain pengawasan Dana Desa yang dilkukan oleh PNS

desa.

b. Sebagai salah satu masukan, sebaiknya untuk pendampingan

termasuk proses pengawalan dana desa dapat dilakukan oleh

SKPD.

Page 38: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 30

4. Saran dari Bappenas

Pendampingan desa menjadi bagian penting di dalam pelaksanaan UU No.

6/2014 tentang desa. Maka dari itu, Bappenas memberikan saran terhadap

K/L terkait pendampingan desa, yaitu sebagai berikut:

a. Kedepan diharapkan pendampingan dari Pemerintah Pusat lebih

terintegrasi, sehingga hanya memiliki 1 (satu) Pendamping

Pemerintah. Pendamping tersebut dapat menjadi Pendamping Desa

sekaligus Pendamping setiap program-program kementerian yang

masuk ke desa;

b. Perlu pembagian tugas yang jelas antara pusat dan daerah terkait

pendampingan desa;

5. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Sebagai rekomendasi dan tindak lanjut mengenai isu pendampingan desa

adalah sebagai berikut:

a. Diperlukan penguatan peran Camat sebagai koordinator

pendampingan desa;

b. Pemerintah pusat segera menerbitkan Road Map pendampingan desa

yang memetakan pemenuhan pendampingan desa melalui APBN dan

APBD.

3.1.1.5. Peta Jalan (Road Map) Implementasi UU Desa

1. Latar Belakang

Pembangunan desa dan kawasan perdesaan merupakan program

prioritas pembangunan yang tercermin dari Nawacita ketiga, yakni

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa. Dalam pelaksanaannya, Undang-Undang No. 6 Tahun 2014

tentang Desa telah disahkan dan menjadi landasan hukum yang menjadi

arah pembangunan desa. UU desa ini telah berjalan selama lebih dari satu

tahun dan mengatur sejumlah peraturan dan tatacara penting dalam

pelaksanaan pembangunan desa dan kawasan perdesaan, termasuk

pengelolaan keuangan desa.

Sebagai tindak lanjut dari UU Desa tersebut, pemerintah sedang

menyusun suatu Road Map atau Peta Jalan tentang Pelaksanaan UU

Desa. Road Map ini diharapkan akan mengatur beberapa hal yang terkait

dengan pelaksanaan UU Desa termasuk dana desa, dalam jangka waktu

Page 39: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 31

lima (5) tahun. Adapun tujuan dari Road Map ini adalah: Pertama,

memberi ruang implementasi UU Desa di luar target-target afirmatif yang

telah ditetapkan dalam RPJMN. Implementasi UU Desa memiliki wilayah

implementasi yang cukup luas. Selain jumlah yang besar, desa memiliki

karakteristik dan tipologi yang sangat beragam. Kedua, konsolidasi dari

keberagaman pelaku (pemerintah & non pemerintah). Road Map ini

dimaksudkan dapat menjadi instrumen konsolidasi antar pelaku yang

memiliki agenda untuk mendorong pelaksanaan UU Desa secara luas,

baik pihak Pemerintah, Masyarakat Sipil maupun Swasta. Melalui road

map tersebut diharapkan para pihak dapat memberikan kontribusi untuk

mencapai tujuan akhir yang ingin diraih pada tahun 2019. Peta jalan ini

diharapkan dapat menjadi jembatan antara RPJMN dan Rencana Strategis

Kementerian dan Lembaga.

2. Tujuan Penyusunan Road Map

Peta Jalan Implementasi UU Desa disusun untuk memandu

penerapan Undang-Undang Desa. Pertama, memberikan ruang bagi

target-target lain yang telah ditetapkan dalam RPJMN. Kedua,

mengonsolidasi keberagaman program dan pelaku yang disebut dalam

UU Desa, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Ketiga, peta jalan ini

memiliki jangkauan yang lebih panjang, yakni untuk 20 tahun ke depan.

Dengan adanya peta jalan ini diharapkan target dan tujuan pembangunan

desa dan kawasan perdesaan menjadi lebih jelas. Melalui dokumen ini, K/L

dan pemerintah daerah dapat memiliki panduan dalam menyusun

Rencana Strategis dan Rencana Kerja, terutama untuk menjembatani

program-program pembangunan desa dan kawasan perdesaan yang

belum tercakup dalam RPJMN.

3. Tahap Pelaksanaan Road Map Impelementasi UU Desa

Peta Jalan implementasi UU Desa membagi empat tahap

pembangunan desa yang masing-masing tahap berjangka waktu lima

tahun. Pembagian ke dalam empat tahapan lima tahunan ini berdasarkan

pada tujuan utama yang hendak dicapai yaitu:

a. Tahap I: 2015-2019, pemenuhan prasyarat desa membangun dan

membangun kawasan perdesaan;

b. Tahap II: 2020-2024, desa sebagai basis lumbung pangan nasional

dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan;

Page 40: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 32

c. Tahap III: 2024-2029, desa berketahanan secara sosial budaya,

ekonomi, dan sumber daya manusia;

d. Tahap IV: 2030-2034, kemudahan mobilitas penduduk dan akses pada

pelayanan.

Tahap Pertama Pelaksanaan Road Map Implementasi Undang-

undang Desa, diarahkan pada pemenuhan prasyarat desa membangun

dan membangun kawasan perdesaan. Mendasarkan pada hal tersebut

disusun struktur berpikir sebagai berikut:

a. Tujuan utama Peta Jalan Implementasi UU Desa sebagaimana

dinyatakan dalam UU Desa, yaitu desa yang maju-kuat-mandiri-

demokratis;

b. Platform yang dapat menjadi penopang dari tujuan utama, yaitu tradisi

berdesa, desa yang berketahanan, dan desa yang berdemokrasi

secara inklusif;

c. Dua prinsip dasar (azas) yang menjadi penopang untama Peta Jalan

Implementasi UU Desa, yaitu rekognisi dan subsidiaritas;

d. Enam pilar yang menjadi komponen utama Peta Jalan Implementasi

UU Desa;

e. Masing-masing pilar memiliki pernyataan tujuan berikut indikator

capaian, yang kemudian diikuti pernyataan kebijakan dan rencana aksi

untuk menjalankan kebijakan.

4. Draft Road Map Implementasi UU Desa untuk Tahun 2015 – 2019

Kerangka implementasi UU desa untuk tahun 2015 – 2019

mendasarkan pada 6 pilar dengan berbagai kebijakan pendukung untuk

masing-masing pilarnya. Secara menyeluruh rangkaian pencapaian road

map implementasi undang-undang desa untuk tahun 2015-2019 dapat

dilihat dalam bagan berikut:

Page 41: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 33

Gambar 3.7. Bagam Road Map Implementasi UU Desa tahun 2015 –

2019

Dari seluruh kebijakan pendukung pilar sebagaimana dikemukakan di

atas, ada beberapa kebijakan yang sangat penting untuk segera

diimplementasikan pada tahun 2016 – 2019 yaitu:

a. Memperkuat koordinasi antar kementerian/lembaga;

b. Paket kebijakan untuk pemenuhan, penyederhanaan, dan percepatan

penyaluran dan penggunaan DD dan pendapatan desa yang

bersumber dari daerah;

c. Memperkuat kapasitas pemerintahan desa dan kabupaten;

d. Percepatan penetapan kewenangan desa oleh kabupaten dan desa;

e. Penetapan yurisdiksi desa di kawasan hutan dan perkebunan;

f. Kebijakan afirmasi untuk memperluas kesempatan bagi pengukuhan

desa adat;

g. Percepatan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah

provinsi/kabupaten untuk mendukung implementasi UU Desa;

h. Insentif untuk mendorong desa dan kawasan perdesaan untuk

mengembangkan pelayanan sosial dasar, infrastruktur dasar, dan

gerakan desa sebagai lumbung ekonomi;

i. Memastikan skema dan ketersediaan anggaran untuk pendampingan

desa.

Implementasi kebijakan dan program perlu didukung oleh kerangka

regulasi, kerangka pendanaan dan kerangka kelembagaan. Terkait

Page 42: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 34

dengan kerangka peraturan untuk implementasi UU Desa, maka perlu

segera dilakukan langkah-langkah berikut:

a. Melakukan kajian cepat terhadap peraturan pelaksanaan undang-

undang yang berpotensi mengatur desa secara berlebihan sehingga

mengurangi asas rekognisi, subsidiaritas, dan keberagaman desa;

b. Melakukan kajian terhadap peraturan yang berpotensi tumpang tindih,

atau bahkan saling bertentangan, yang membingungkan daerah dan

desa dalam implementasi UU Desa;

c. Melakukan kajian agar peraturan pelaksanaan UU Desa

mencerminkan semangat asas-asas rekognisi, subsidiaritas dan

keberagaman desa.

Untuk mempercepat regulasi di tingkat daerah, pemerintah pusat

perlu mengembangkan insentif dan disinsentif bagi pemerintah daerah

yang telah atau belum mengeluarkan peraturan di tingkat daerah, disertai

dengan pemberian contoh-contoh peraturan daerah. Selain itu perlu juga

mengembangkan kerja sama pemerintah pusat dan daerah untuk

memberikan contoh praktik baik yang dapat ditiru oleh daerah lain.

Sedangkan kerangka pendanaan untuk mendukung implementasi UU

Desa adalah:

a. Kebijakan alokasi APBN yang menjamin desa memiliki sumber

pendapatan yang memadai sebagaimana dimandatkan dalam UU

Desa;

b. Kebijakan yang menjamin kabupaten/kota dapat mengalokasikan dan

menyalurkan ADD ke desa;

c. Dukungan pendanaan kepada K/L untuk peningkatan kapasitas dan

pendampingan terhadap kabupaten/kota dan desa;

d. Kebijakan mengenai pedoman belanja dan pengelolaan keuangan

desa yang terintegrasi;

e. Memastikan K/L dan pemerintah daerah tidak mengalokasikan

anggaran belanja skala lokal desa, kecuali untuk kebutuhan afirmasi.

Secara kelembagaan, Implementasi UU Desa bertumpu pada

kemampuan kelembagaan desa, yaitu pemerintahan desa, Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga kemasyarakatan/adat desa, dan

organisasi berbasis komuntias desa (organisasi petani, pengrajin,

perempuan, dll.). Lembaga-lembaga ini merupakan subjek dan pemangku

Page 43: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 35

utama penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan,

dan kegiatan kemasyarakatan. Dengan demikian, kemajuan desa sangat

bergantung pada kapasitas dari kelembagaan desa. Maka, peran aktor-

aktor luar, terutama kelembagaan pemerintah di tingkat makro maupun

meso, adalah mengadvokasi, memfasilitasi dan memperkuat lembaga-

lembaga desa agar dapat berfungsi.

Peta Jalan Implementasi UU Desa adalah dokumen yang bersifat

inklusif. Untuk itu kepedulian aktor-aktor negara – pemerintah pusat,

provinsi, kabupaten – dan di luar negara sangat penting agar peta jalan ini

dapat dilaksanakan. Peta jalan ini merupakan dokumen yang hidup.

Artinya, mungkin saja kelak berubah dalam aspek kebijakan dan rencana

aksi untuk mengantisipasi perkembangan situasi.

Diskusi dan diseminasi peta jalan dengan K/L relevan, lembaga

swadaya masyarakat, entitas usaha (BUMN dan swasta nasional-asing

yang memiliki kepentingan dan kepedulian terhadap desa) menjadi penting

untuk dilaksanakan. Proses ini dilakukan untuk menjalin kesepakatan-

kesepakatan mengenai kebijakan dan rencana aksi yang perlu dilakukan

segera agar dapat diperkuat. Selain itu, langkah-langkah K/L perlu

dikonsolidasikan oleh kementerian yang menjalankan urusan perencanaan

dan kementerian yang menjalankan fungsi koordinasi.

5. Implementasi Road Map Indeks Desa dalam RKP K/L dan Rencana

Kerja Daerah

Karena sifatnya yang inklusif, maka dokumen Road Map

Implementasi UU Desa seharusnya menjadi pedoman atau rujukan setiap

K/L yang relevan, pemerintah daerah, desa, dan aktor-aktor di luar negara

yang berkontribusi pada desa. Namun, dokumen ini bukan merupakan

pengganti dari dokumen perencanaan yang telah ada. Sebab itu,

internalisasi berkas ini ke dalam K/L dan pemerintahan daerah dilakukan

melalui adopsi kebijakan dan rencana kerja ke dalam rencana strategis

dan rencana kerja K/L untuk pemerintahan pusat, dan rencana strategis

dan rencana kerja dinas untuk daerah. Internalisasi oleh K/L dan dinas

daerah dilakukan dengan cara memilih rencana aksi dalam peta jalan yang

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi K/L dan dinas daerah.

Dokumen ini juga dapat dirujuk dalam forum-forum musyawarah

pembangunan di tingkat desa, daerah, dan pusat sebagai arahan agar

Page 44: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 36

program-program pembangunan terintegrasi dalam konteks yang lebih

besar. Sekaligus untuk meletakkan program tahunan dalam pencapaian

jangka menengah dan jangka panjang.

6. Upaya yang dilakukan

Penyusunan Road Map Implementasi UU Desa ini masih harus adanya

penyempurnaan – penyempurnaan, maka dari itu dilakukan rapat – rapat

koordinasi sebagai berikut:

1) Rapat I Penyusunan Draft Road Map Implementasi UU Desa

Rapat dilaksanakan di Bappenas pada tanggal 16 Maret 2016 dan

dihadiri oleh Kemendesa PDTT, Kemenko PMK, KSP, TNP2K,

Kemendagri, Mitra KSI, Smeru dan World Bank. Maksud dari rapat ini

adalah menggali masukan guna penyempurnaan Peta Jalan atau Road

Map tentang pelaksanaan UU Desa. Beberapa hal penting di dalam

rapat adalah sebagai berikut:

a. Road Map ini diharapkan dapat menjadi produk yang

mempunyai landasan hukum dalam bentuk Perpres. Road Map

juga diharapkan menjadi payung juga untuk Indeks Desa yang

mengintegrasikan Indeks Pembangunan Desa (IPD) dan Indeks

Desa Membangun (IDM);

b. Kepemilikan (ownership) dari Road Map ini bukan dari satu K/L

saja namun beberapa K/L terkait pembangunan desa dan

perdesaan;

c. Berikut merupakan kontribusi dari Road Map Implementasi UU

Desa ini:

(a) Sebagai acuan kerangka kelembagaan. Pembagian

wewenang harus jelas.

(b) Sebagai acuan kerangka regulasi. Aturan dari pusat

jangan terlalu mengekang namun juga tidak longgar.

Mungkin bisa memberikan kewenangan yang lebih

untuk daerah. Pusat cukup memberikan norma dan

standar saja.

(c) Sebagai kerangka investasi.

2) Rapat II Penyusunan Draft Road Map Implementasi UU Desa

Rapat dilaksanakan di Aston Sentul Lake Resort pada hari Senin-

Selasa tanggal 19-20 September 2016 dan dihadiri Kemendesa PDTT,

Kemenko PMK, Kemendagri dan Kompak. Maksud dari pelaksanaan

Page 45: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 37

rapat ini adalah membahas finalisasi Road Map Pembangunan Desa

untuk memandu Implementasi UU Desa.

Gambar 3.8. Proses Diskusi Rapat II Penyusunan Road Map

Implementasi UU Desa

Sumber: Dokumentasi Subdit. Perdesaan, Kementerian PPN/Bappenas,

2016

Beberapa hal penting pada rapat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ide dibuatnya road map implementasi UU Desa ini untuk

menggambarkan rencana kerja rinci tentang apa yang harus

dilakukan (know how) untuk mencapai target atau sasaran

seperti yang tercantum dalam UU 17/2007 tentang RPJPN, UU

6/2004 tentang Desa, UU 23/2004 tentang Pemerintah Daerah,

serta Perpres 2/2015 tentang RPJMN yang didalamnya memuat

nawa cita dan QW dan program lanjutan selama 5 tahun.

b. Finalisasi road map dilakukan dengan menggali masukan dari

stakeholder kunci seperti Kementenrian Dalam Negeri,

Kementerian Desa PDTT, Kemenko PMK dan Bappenas.

c. Bangunan struktur peta jalan digambarkan seperti bangunan

rumah dengan atap, platform, pilar dan pondasi. Dalam diskusi

terdapat pilihan apakah akan tetap menggunakan bangunan

rumah atau seperti peta.

d. Dari 6 pilar pada awalnya, diusulkan untuk menjadi 5 pilar yang

menggambarkan seperti pancasila. Dengan usulan pilar adalah

3 seperti yang tercantum dalam RPJMN dan 2 lainnya sebagai

bagian dari Cross Cutting Issues yaitu:

1. Pemerintahan Desa dan Peningkatan Kapasitas Fiskal

Desa;

Page 46: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 38

2. Pembangunan Desa;

3. Pembangunan Kawasan Perdesaan;

4. Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Alam untuk

Kesejahteraan Desa secara berkelanjutan; dan

5. Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan.

e. Draft Road map ini memiliki jangkauan untuk 20 tahun kedepan

namun rencana aksinya baru mencakup 2015-2019;

f. Dalam road map perlu dijelaskan tentang gambaran desa

sebagai bagian dari pembangunan kawasan untuk mengurangi

kesenjangan wilayah dan antar pendapatan. Pembangunan

Kawasan Perdesaan (secara economic of scale lebih efisien)

diperlukan untuk mempercepat pembangunan desa dan

kesejahteraan masyarakatnya;

g. Dalam road map perlu ditekankan tentang pentingnya partisipasi

masyarakat (termasuk masyarakat marginal) baik dalam

perencanaan, penganggaran maupun pelaksanaannya;

h. Dalam pengelolaan keuangan desa perlu ditekankan juga

tentang penataan dan pengelolaan aset desa baik yang bersifat

fisik maupun non-fisik termasuk sertifikat kepemilikan aset desa;

i. Perlu segera diputuskan dengan kesepakatan bersama tentang

data Desa dan Indeks tentang Desa. Perlu segera diselesaikan

polemik tentang IPD dan IDM sebagai dasar untuk baseline dan

penghitungan pencapaian sasaran Pembangunan desa seperti

yang tercantum dalam RPJMN;

j. Road map ini harapannya dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak baik pusat maupun daerah termasuk K/L dan 74.754 desa

di Indonesia yang di koordinasikan pelaksanaannya oleh suatu

tim koordinasi dari Kemenko PMK (yang diatur dalam Kepres).

Harapannya Tim Koordinasi ini dapat memonev dan melaporkan

perkembangan implementasi UU Desa secara berkala kepada

Presiden;

k. Outcome-nya Road map adalah menurunnya 5.000 desa

tertinggal dan meningkatnya 2.000 desa menjadi desa mandiri.

Page 47: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 39

Namun dalam mencapainya tetap harus memperhatikan aspek

kewilayahan dan mendorong pembangunan desa untuk

mempercepat pelayanan publik;

l. Perlu penyamaan persepsi dan substansi regulasi terkait Desa;

m. Penyiapan Sistem Informasi Desa perlu dimasukkan dalam

agenda Roadmap Pembangunan 2015-2019.

7. Saran dari Bappenas

Adapun beberapa saran atau masukan dari Bappenas adalah sebagai

berikut:

a. Road map ini perlu memasukkan aspek Budaya karena masing-

masing Desa memiliki keberagaman yang sangat kaya dan

memerlukan upaya pelestarian.

b. Road map juga perlu asimetris, yaitu mempertimbangkan aspek

kewilayahan. Road map di Pulau Jawa seharusnya berbeda

dengan road map Papua.

c. Road map ini perlu memasukkan aspek Budaya karena masing-

masing Desa memiliki keberagaman yang sangat kaya dan

memerlukan upaya pelestarian.

8. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Rekomendasi dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk

penyempurnaan road map implementasi UU Desa adalah sebagai berikut:

a. Perlu pembahasan teknis secepatnya untuk sinkronisasi dan

penyempurnaan Indeks sebagai alat ukur untuk penghitungan

sasaran pembangunan Desa. Penyempurnaan ini juga sebagai

bagian dari masukan kepada BPS untuk penyempurnaan PODES

sebagai Data Dasar alat ukur Pembangunan Desa dan Kawasan

Perdesaan;

b. Diharapkan pada Tahun 2017 road map implementasi UU Desa

sudah dapat dijadikan acuan bersama dengan dasar hukum yang

disepakati oleh pemangku kepentingan terkait.

Page 48: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 40

3.1.2. Koordinasi di Daerah (Pemerintah Daerah)

3.1.2.1. Kunjungan Lapangan Koordinasi Strategis Pembangunan Perdesaan di

Bandung, Provinsi Jawa Barat

1. Latar Belakang

Pembangunan desa dan kawasan perdesaan merupakan agenda

pembangunan yang bersifat lintas sektor, lintas pelaku, baik pusat maupun

daerah. Oleh karena itu, diperlukan upaya sinkronisasi dan koordinasi yang

lebih baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi

program-program pembangunan yang terkait dengan pembangunan desa

dan perdesaan. Sehubungan dengan hal tersebut, telah ditetapkan Tim

Koordinasi Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) yang terdiri dari

Kementerian Lintas Sektor berdasarkan Keputusan Menteri PPN/Kepala

Bappenas No.36/M.PPN/HK/03/2005 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi

Strategis Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2015 yang tetap

dilaksanakan pada tahun 2016.

Tim Koordinasi PDP ini memiliki tugas, yaitu: (1) melaksanakan

koordinasi, sosialisasi RPJMN 2015-2019, RKP 2017, dan indikatornya

dengan Kementerian/ Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dan para

pemangku kepentingan lainnya dalam upaya mendorong pembangunan desa

dan kawasan perdesaan yang berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa; (2) melaksanakan koordinasi sinkronisasi Indeks

Pembangunan Desa, Indeks Desa Membangun dan indeks desa lainnya.

Sebagai salah satu tugas Tim Koordinasi PDP, yaitu melaksanakan

koordinasi penyusunan, pemutakhiran, dan sinkronisasi Database dan Indeks

Pembangunan Desa (IPD) 2014 dalam rangka pencapaian sasaran

pembangunan desa dalam RKP 2016, maka dilaksanakan harmonisasi dan

sinkronisasi indeks desa yang mencakup Indeks Pembangunan Desa, Indeks

Desa Membangun, dan indeks desa lainnya; Koordinasi dan sinkronisasi

lintas sektor pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa (Regulasi, dan Kewenangan Desa); dan Kunjungan dan diskusi ke 5

provinsi dalam rangka sosialisasi RPJMN 2015-2019, RKP 2017, UU Nomor

6 tahun 2014 tentang Desa, dan diskusi indeks desa, namun di dalam

pelaksanaannya terjadi perubahan lokasi dan pengurangan kunjungan

daerah yang cukup signifikan, dari 5 daerah/provinsi menjadi 1 yaitu Provinsi

Jawa Barat, hal ini dikarenakan adanya penghematan anggaran pada tahun

2016.

Page 49: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 41

2. Tujuan

Tujuan dari Kegiatan ini adalah:

a. Meningkatkan sinkronisasi kebijakan dan program pembangunan

perdesaan di tingkat daerah;

b. Mengidentifikasi kesiapan desa dalam pelaksanaan undang – undang

desa.

3. Sasaran

Sasarannya kegiatan ini adalah:

a. Terjalin koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dengan

pemerintah pusat dalam proses perencanaan pembangunan desa;

b. memperoleh gambaran kesiapan kesiapan daerah dalam pelaksanaan

undang – undang desa.

4. Hasil Kunjungan Lapangan ke Jawa Barat (Bandung)

Adapun hasil koordinasi dengan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

a. Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 Mei 2016 dan dihadiri

oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat, Bappeda Kabupaten Bandung dan

Kementerian PPN/Bappenas;

b. Agenda koordinasi meliputi: (1) Sosialisasi dari Bappenas terkait Arah

Kebijakan dan Strategi Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

dalam RPJMN 2015 – 2019; (2) Sosialisasi dari Kepala Bappeda

Provinsi Jawa Barat mengenai Perkembangan Desa dan Pelaksanaan

Pembangunan Desa sebelum dan setelah UU Desa Nomor 6/2014;

(3) Evaluasi bersama Pelaksanaan dan Permasalahan Pelaksanaan

UU Desa Nomor 6/2014 dan RKPD 2017 di Kabupaten Bandung;

serta Pengisian Kuesioner oleh Pemda Provinsi Bandung (kuesioner

terlampir);

c. Pada kesempatan koordinasi tersebut, Pemerintah (Kementerian

PPN/Bappenas) mensosialisasikan Indeks Pembangunan Desa di

Jawa Barat. Di Jawa Barat, terdapat 1,82 % desa tertinggal,

86,90% desa berkembang dan 11,28 % desa mandiri;

d. Secara umum, pengetahuan Pemerintah Daerah terhadap UU Desa

sudah cukup baik (berdasarkan pengolahan data dari kuesioner

terhadap Pemerintah Jawa Barat);

Page 50: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 42

e. “Pembangunan Desa dan Kawasan perdesaan sudah masuk pada 37

program dan Kegiatan Unggulan Provinsi Jawa Barat sesuai SK

Gubernur Jawa Barat No.500/Kep/66.Org/2014 kemudian berkaitan

dengan Peraturan lainnya sudah termasuk pada Pergub No. 45 Tahun

2015 tentang Peningkatan Infrastruktur Pedesaan dan Tunjangan

Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa.”, namun dalam

pelaksanaannya, Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan di

Jawa Barat seacara umum belum menyisir pada pengentasan

kemiskinan desa terutama konsolidasi pembangunan terhadap desa –

desa tertinggal (berdasarkan status desa).

Gambar 3.9. Koordinasi dengan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat

Sumber: Dokumentasi Subdit. Perdesaan, Kementerian PPN/Bappenas,

2016

3.1.2.2. Konfimasi Status Desa Sasaran Prioritas Nasional

1. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019

mengamanatkan bahwa Sasaran pembangunan desa dan kawasan perdesaan

adalah mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5000 desa dan

meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya 2000 desa. Lokasi 5000 desa

dan 2000 desa tersebut sudah teridentifikasi di dalam Indeks Pembangunan

Desa. Dalam rangka peningkatan keterpaduan lintas sektor dan lintas wilayah

dalam rangka Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan, maka diperlukan

adanya sinkronisasi Data Desa sebagai Sasaran Prioritas yaitu 5000 desa

Page 51: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 43

tertinggal yang berpotensi menjadi desa berkembang dan 2000 desa

berkembang yang berpotensi menjadi desa mandiri.

2. Upaya yang dilakukan

Dalam upaya peningkatan keterpaduan Data Desa sebagai sasaran

pembangunan desa dan kawasan perdesaan, maka Bappenas melakukan

koordinasi dengan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Provinsi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi dan Badan Pusat Statistik

Provinsi melalui surat Konfirmasi Status Desa Nomor 8148/Dt.2.3/10/2016

kepada 33 Provinsi di Indonesia pada tanggal 31 Oktober 2016. Dari 33

Provinsi tersebut, terdapat 5 (lima) provinsi yang sudah menyampaikan

konfirmasi Status Desa melalui surat formal maupun media elektronik, yaitu

Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Lampung, Provinsi Babel

dan Provinsi DIY.

3. Hasil Koordinasi

Kegiatan koordinasi dengan melakukan konfirmasi status desa sebagai

sasaran prioritas, menghasilkan informasi sebagai berikut:

a. Provinsi Jambi:

Tipologi desa di Provinsi Jambi sudah sesuai dengan IPD

b. Provinsi Lampung:

(a) Pemerintah Provinsi Lampung bekerjasama dengan BPS

Provinsi Lampung dalam pemetaan terhadap 2.632 desa dan

menghasilkan Indeks Kemajuan Desa (IKD). Pemetaan tersebut

menggunakan data Potensi Desa Tahun 2014 dengan rincian:

- 391 desa maju,

- 1.049 desa berkembang,

- 12 desa kurang berkembang,

- 380 desa tertinggal.

(b) Berdasarkan data sandingan antara Indeks Pembangunan Desa

(IPD) Kementerian PPN/Bappenas dengan data Indeks

Kemajuan Ddesa (IKD) Provinsi Lampung, diperoleh hasil:

- Terdapat 233 desa tertinggal yang termasuk dalam 346 desa

tertinggal di Provinsi Lampung berdasarkan IPD Provinsi

Lampung;

- Dari 150 desa tertinggal di Provinsi Lampung yang akan

ditetapkan menjadi desa sasaran prioritas desa tertinggal

Page 52: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 44

yang berpotensi menjadi desa berkembang terdapat 72 desa

yang masuk kategori tertinggal berdasarkan IKD Provinsi

Lampung;

- Dari 63 desa berkembang di Provinsi Lampung yang akan

ditetapkan menjadi desa sasaran prioritas desa berkembang

yang berpotensi menjadi desa mandiri terdapat 33 desa

yang masuk kategori berkembang berdasarkan IKD Provinsi

Lampung.

(c) Provinsi Lampung mengusulkan 7 (tujuh) desa tertinggal di

Provinsi Lampung yang termasuk dalam kategori desa tertinggal

tingkat bawah untuk juga diakomodir sebagai desa sasaran

prioritas nasional.

c. Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Babel dan DIY:

Provinsi tersebut belum bisa memenuhi permintaan untuk klarifikasi

Status Desa, karena masih kebingungan atas acuan dan sandingan

indeks – indeks dari pusat, yaitu terkait indeks desa IPD yang

diterbitkan oleh Bappenas maupun IDM yang diterbitkan oleh

Kemendesa PDTT.

d. Sebanyak 28 Provinsi lainnya masih dalam tahap konfirmasi.

3.2. Pembangunan Kawasan Perdesaan

3.2.1. Keterkaitan Antar Kawasan dalam Pengembangan Wilayah

Keterkaitan antar kawasan dalam pengembangan wilayah, khususnya

dalam konteks kawasan perkotaan dan perdesaan memiliki hubungan yang

sangat kuat, dimana desa dan kawasan perdesaan dipandang sebagai

wilayah produksi yang menyuplai barang-barang primer bagi kota dan

kawasan perkotaan yang terkait secara fungsi dengan desa tersebut.

Keterkaitan antar kawasan tersebut dapat digambarkan melalui ilustrasi di

bawah ini.

Page 53: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 45

Pusat Pertumbuhan Baru

Gambar 3.10 Keterkaitan Antar Kawasan dalam Pengembangan Wilayah

Kebijakan keterkaitan kota-desa pada hakekatnya ditujukan dalam

rangka pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah, yang salah

satunya antar wilayah perkotaan dan perdesaan. Kebijakan nasional yang

direncanakan diharapkan dapat menghasilkan pembangunan yang adil dan

sama-sama menguntungkan, baik bagi kota sebagai pusat pertumbuhan dan

desa sebagai kawasan produksinya, hal ini karena selama ini ada banyak

pendapat yang menyatakan desa terlalu banyak dieksploitasi untuk

kebutuhan kota, karena segala proses pengolahan yang bernilai tambah

dilakukan di kota-kota besar. Kebijakan keterkaitan kota-desa diharapkan

dapat menghasilkan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat dijadikan

alternatif bagi masyarakat luas untuk mendapatkan akses pelayanan dasar

yang lebih baik dan lebih dekat, serta dapat dijadikan tempat industri

pengolahan skala kecil sehingga dapat membawa dampak ekonomi yang

lebih baik bagi masyarakat sekitarnya.

3.2.2. Arah Intervensi Pada Kawasan Perdesaan

Adapun definisi dari kawasan perdesaan di dalam UU Desa adalah

kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan

sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi. Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahwa

pendekatan dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan keterkaitan kota-desa

melalui pembangunan kawasan perdesaan/ penguatan pusat-pusat

pertumbuhan yang memiliki program-program pengembangan kawasan

berbasis pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata, dan transmigrasi. Di

Page 54: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 46

dalam kawasan-kawasan yang akan dikembangkan tersebut terdapat desa-

desa dengan tingkat pembangunan yang berbeda-beda, baik itu desa

tertinggal, desa berkembang, atau desa mandiri, sebagaimana terlihat pada

gambar berikut. Desa-desa tersebut tersebar di dalam masing-masing

kawasan, ataupun di luar kawasan tetapi masih di dalam covered area pusat

pertumbuhan. Pada saat terdapat desa tertinggal atau berkembang di dalam

suatu kawasan, maka intervensi pada desa-desa tersebut dapat digunakan

untuk mencapai target penguatan pusat pertumbuhan pengembangan

keterkaitan kota-desa dan sekaligus mencapai target pembangunan

perdesaan untuk penurunan 5000 desa tertinggal dan peningkatan 2000 desa

mandiri. Arah intervensi program dan kegiatan pembangunan dalam rangka

penguatan pusat pertumbuhan peningkatan keterkaitan kota-desa dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.11 Lingkup Intervensi pada Kawasan Perdesaan

Sehingga, apabila dikaitkan dengan target pembangunan bidang

perdesaan, maka kebijakan peningkatan keterkaitan kota-desa juga memiliki

kontribusi yang tinggi untuk pengentasan 5000 desa tertinggal dan

peningkatan 2000 desa mandiri melalui pembangunan desa tertinggal

sejumlah 357 desa tertinggal untuk menjadi desa berkembang, dan

pencapaian 90 desa berkembang menjadi desa mandiri. Untuk irisan lokasi

sasaran desa pada pusat pertumbuhan dan sasaran desa pada lokasi 5000

desa tertinggal dan 2000 desa mandiri akan dicantumkan pada lampiran.

Page 55: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 47

3.2.3. Kawasan Perdesaan/Kawasan Pusat Pertumbuhan di dalam RPJMN

2015 – 2019

Berdasarkan dokumen RPJMN Tahun 2015-2019, kebijakan

peningkatan keterkaitan kota-desa memiliki sasaran untuk memperkuat

pusat-pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat

Kegiatan Lokal PKL) dengan target 39 kawasan yang direncanakan selama

kurun waktu 5 tahun ke depan. Apabila dikaitkan dengan target sasaran

RPJMN 2015-2019 bidang pembangunan perdesaan, maka diharapkan

terdapat sejumlah desa di dalam kawasan peningkatan keterkaitan kota-desa

yang juga merupakan target pencapaian penurunan desa tertinggal sampai

dengan 5000 desa dan peningkatan desa berkembang menjadi desa mandiri

sebanyak 2000 desa. Berdasarkan data yang ada saat ini terdapat 357 Desa

tertinggal dan 90 desa berkembang yang telah ditetapkan sebagai bagian

target pencapaian keterkaitan kota dan desa yang juga merupakan target

pembangunan perdesaan. Adapun rincian lokasi pusat pertumbuhan KKD

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rincian Pembangunan Kawasan Perdesaan/Pusat Pertumbuhan

Keterkaitan Kota-Desa Tahun 2015-2019

No Wilayah

Pulau

Jumlah Lokasi

Prioritas

Rincian Kelompok Kawasan

1. Papua 4 1 KPB, 5 Kws. Transmigrasi, 6 Kws. Agropolitan, 7 Kws.

Minapolitan, 1 Kws. Pariwisata

2. Maluku 3 1 KPB, 3 Kws. Transmigrasi, 3 Kws. Agropolitan, 1 Kws.

Minapolitan, 1 Kws. Pariwisata

3. Sulawesi 9 6 KPB, 8 Kws. Transmigrasi, 9 Kws. Agropolitan, 6 Kws.

Minapolitan, 1 Kws. Pariwisata

4. Kalimantan 7 5 KPB, 10 Kws. Transmigrasi, 5 Kws. Agropolitan, 4 Kws.

Minapolitan, 3 Kws. Pariwisata

5. Nusa

Tenggara

4 5 Kws. Transmigrasi, 5 Kws. Agropolitan, 3 Kws. Minapolitan, 2

Kws. Pariwisata

6. Jawa-Bali 4 6 Kws. Agropolitan, 1 Kws. Minapolitan, 1 Kws. Pariwisata

7. Sumatera 8 7 KPB, 8 Kws. Transmigrasi, 14 Kws. Agropolitan, 2 Kws.

Page 56: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 48

No Wilayah

Pulau

Jumlah Lokasi

Prioritas

Rincian Kelompok Kawasan

Minapolitan, 1 Kws. Pariwisata

Jumlah 39 Lokasi Prioritas Peningkatan Keterkaitan Desa-Kota dengan Memperkuat Pusat

Pertumbuhan untuk meningkatkan keterkaitan desa-kota

Adapun kawasan-kawasan yang merupakan pusat pertumbuhan peningkatan

keterkaitan kota-desa adalah sebagai berikut: (1) Barru; (2) Arso; (3) Batik Nau; (4)

Banyuwangi; (5) Labuan Bajo; (6) Baturaja; (7) Daruba; (8) Misool; (9) Buol; (10)

Kolonedale; (11) Sidikalang; (12) Ende; (13) Kwandang; (14) Tanjung Redep; (15)

Mamuju; (16) Wangi-wangi; (17) Maba; (18) Pangkalan Bun; (19) Manokwari; (20)

Peureulak;(21) Merauke; (22) Pinrang; (23) Mesuji; (24) Raha; (25) Pamekasan; (26)

Praya; (27) Sambas; (28) Sukadana; (29) Rasau Jaya; (30) Sumbawa Besar; (31)

Tanjung Pandan; (32) Raba; (33) Sangata; (34) Tabanan; (35) Tanjung Siapi-api;

(36) Bula; (37) Cibaliung; (38) Marabahan; (39) Poso; (40) Tapan.

3.2.4. Masterplan Kawasan Perdesaan/Pusat Pertumbuhan Tahun 2016

Dari 40 kawasan perdesaan/pusat pertumbuhan di atas, telah disepakati

untuk disusun masterplan 14 masterplan kawasan perdesaan Prioritas Nasional.

Kementerian/lembaga yang bertanggujawab langsung terhadap 14 masterplan

tersebut adalah Kemendesa PDTT sebanyak 8 kawasan, Kementerian Agraria dan

Tata Ruang sebanyak 2 kawasan, serta Kementerian PUPR yang dibantu oleh BPIW

(Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah) sebanyak 4 kawasan.

Adapun isu perkembangan penyusunan dokumen masterplan pada tahun

2016 adalah terkait penamaan/terminologi dokumen masterplan tersebut, bahwa

terdapat perbedaan terminologi/penamaannya, yaitu untuk Kemendesa PDTT

dokumen masterplan ini disebut sebagai RPKP (Rancangan Pembangunan

Perdesaan), Kementerian ATR meneybutnya sebagai Rencana Induk Kawasan (RIK)

dan Kementerian PUPR yang dibantu oleh BPIW menyebutnya sebagai Masterplan.

Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan terkait sinkronisasi penamaan

dokumen masterplan tersebut. Disamping itu, terkait format dan substansi yang

digunakan di dalam dokumen masterplan pada masing-masing K/L

penanggungjawab pun masih berbeda-beda.

Page 57: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 49

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan

Kawasan Perdesaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan arah kebijakan yang tercantum di dalam dokumen RPJMN

2015 – 2019, pembangunan desa – desa tertinggal dan desa-desa

berkembang dan membangun keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan

kota melalui pembangunan kawasan perdesaan merupakan upaya yang

dilakukan untuk mengonsolidasi isu ketimpangan atau kesenjangan

pembangunan antarwilayah di Indonesia, seperti ketimpangan

pembangunan yang terjadi baik antara desa – kota, anatarwilayah

perdesaan – perkotaan dan antara wilayah KBI-KTI.

2. Tim PDP dibentuk dalam rangka pelaksanaan koordinasi strategis

pembangunan yang bersifat lintas sektor, lintas pelaku, baik pusat

maupun daerah baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi dalam mendukung sasaran pengentasan desa tertinggal sampai

5000 desa dan peningkatan desa mandiri sedikitnya 2000 desa.

3. Dari hasil koordinasi strategis baik di tingkat pusat maupun di tingkat

daerah, terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan

pembangunan desa dan kawasan perdesaan, anatara lain; (1) belum

memadainya pemahaman pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

pemerintah desa dalam implementasi dan pengawalan Undang – undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; (2) belum optimalnya pendampingan

pada masyarakat desa, pemerintah kecamatan, pemerintah desa

(termasuk perangkat desa dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan

desa yang baik serta pengelolaan keuangan yang akuntabel); (3) belum

pahamnya pemerintah desa dalam mengelola administrasi

pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa termasuk dengan

dana desa yang bersumber dari APBN; (4) kurangnya sinkronisasi antar

Kementerian, antar program, antar kegiatan dan lokus target kegiatan

yang memperhatikan karakteristik dan kebutuhan pembangunan per

wilayah pulau terutama di Kawasan Timur Indonesia sehingga manfaat

pembangunan di desa dan pada mayarakat desa dirasa kurang optimal;

Page 58: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 50

(5) masih beragamnya pengukuran terhadap tingkat perkembangan

desa; dan (6) adanya pemahaman yang beragam tentang konsep dan

pendekatan dalam mengembangkan kawasan perdesaan.

4.2. Saran

Saran untuk kegiatan pelaksanaan koordinasi strategis dalam upaya

percepatan pencapaian target pembangunan desa dan kawasan perdesaan

adalah:

1. Diperlukan adanya integrasi Sistem Informasi Desa untuk terjalinnya

keterpaduan antara kebijakan Pusat dan Daerah serta sebagai bentuk

upaya koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah.

Adapun Kementerian/Lembaga yang dapat berkoordinasi serta

mengupayakan pengembangan SID tersebut adalah Kemendagri,

Kemendesa PDTT, Kemenkominfo dan Bappenas.

2. Sebagai bentuk sinergitas BUMDes dan Koperasi, sebaiknya Pemerintah

maupun Pemerintah Daerah tidak memaksakan desa untuk membentuk

BUMDes maupun koperasi, karena BUMDes tidak bisa menjadi unit

usaha koperasi ataupun sebaliknya. Maka dari itu, desa dapat diberikan

kebebasan untuk menyesuaikan kebutuhannya (BUMDes atau Koperasi),

sehingga keduanya akan tetap berjalan.

3. Kemendesa PDTT dapat memperbaiki kembali konsep pelaksanaan

tugas pendampingan yang masih tumpang tindih antara PLD

(Pendamping Lokal Desa) dengan KPM Kader Pemberdayaan

Masyarakat. Kedepannya diharapkan untuk PLD itu sendiri lebih

diarahkan untuk diposisikan di Kawasan Timur Indonesia, karena

pertimbangan pada aspek geografis dan sumber daya manusianya.

4. Sebagai upaya peningkatan kualitas penggunaan keuangan desa

termasuk Dana Desa, sebaiknya Pemerintah segera melakukan

Reformulasi Dana Desa yang lebih asimetris dan afirmatif, yaitu formula

pengalokasian Dana Desa perlu dirumuskan kembali dan disimulasikan

bersama dengan Kemenkeu, Kemendesa PDTT dan Kemendagri,

dengan sejak awal menentukan total dana desa secara nasional dibagi

menjadi (a) besaran alokasi dasar yang akan akan dibagikan secara

normal untuk seluruh desa dan juga (b) besaran alokasi yang

merepresentasikan pemihakan bagi desa-desa tertinggal saja ataukah

bagi desa-desa tertinggal dan desa-desa berkembang.

Page 59: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

Laporan Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 2016 Page 51

5. Diperlukan pengintegrasian dalam penatausahaan dan laporan dari

keuangan desa agar desa tidak terjebak pada sisi administrative saja,

akan tetapi bisa lebih fokus pada pembangunan dan peningkatan

kesejahteraan desanya.

6. Road Map Implementasi UU Desa yang nantinya akan menjadi produk

hukum bersama dalam mempercepat pembangunan desa dan kawasan

perdesaab diharapkan lebih mempertimbangkan pada aspek

kewilayahan.

7. Diperlukan koordinasi lebih lanjut untuk sinkronisasi dan harmonisasi

pengukuran tingkat perkembangan desa sebagai dasar pengukuran

capaian sasaran pembangunan desa dan kawasan perdesaan.

8. Diperlukan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah desa dalam

implementasi dan pengawalan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa melalui koordinasi pembangunan desa dan kawasan

perdesaan di tahun berikutnya untuk (a) menguatkan peran Bappenas

dalam mengawal kebijakan pembangunan desa dan kawasan dalam

RPJMN 2015 – 2019 dan (b) mengoordinasikan lintas sektor dalam

mengawal implementasi UU Desa yang bersifat afirmatif dan berkeadilan.

9. Koordinasi konsolidasi percepatan penyelesaian penyusunan master plan

kawasan perdesaan agar dapat digunakan sebagai dasar penyusunan

rencana kerja kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan lembaga

non-pemerintah.

Page 60: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 61: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT

KEPUTUSAN BERSAMA

MENTERI DALAM NEGERI,MENTERI KEUANGAN, MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI SERTA MENTERI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

NOMOR :

NOMOR :

NOMOR :

NOMOR :

TENTANG

PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

DENGAN

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI,MENTERI KEUANGAN, MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI SERTA MENTERI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektiftas pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa perlu dilakukan upaya penyelarasan dan

penguatan kebijakan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa:

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu ditetapkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri

Keuangan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Penyelarasan dan Penguatan

Kebijakan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomo 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

Page 62: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah 2 (dua)

kali yaitu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana

Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694) dan dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5864)

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 2093);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

2094);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang

Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

1037);

8 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/pmk.07/2016 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana

Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478);

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 1934) sebagaiamana telah di ubah dengan Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8

Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor …….)

Page 63: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI

KEUANGAN, MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DAN TRANSMIGRASI SERTA MENTERI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

NASIONAL TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN

KEBIJAKAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN

2014 TENTANG DESA

KESATU : Kementerian/Lembaga terkait melakukan penyelarasan dan penguatan kebijakan

dalam rangka efektifitas pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, meliputi :

a. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaan dana desa, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menjamin dan atau memberikan fleksibilitas penggunaan dana desa

kepada Desa, dengan berpedoman pada :

a) Sejalan dengan Pasal 72 ayat (1) penjelasan huruf b, pasal 73 ayat

(2) dan 74 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

bahwa keuangan desa termasuk di dalamnya dana desa, digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

pemberdayaan dan kemasyarakatan, yang diputuskan dalam

Musyawarah Desa, dan tidak terbatas pada kebutuhan primer,

pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat Desa

b) Sejalan dengan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, bahwa belanja desa ditetapkan dalam

APBDesa digunakan dengan ketentuan paling sedikit 70%

digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatand desa

dan pemberdayaan masyarakat desa; serta paling banyak 30%

digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan pemerintah desa,

operasional pemerintah desa, tunjangan dan operasional BPD dan

insentif RT/RW;

c) Sejalan dengan pasal 19 dan pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 2014 tentang Dana Desa bersumber dari APBN, Dana

Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan,

Pembangunan, Pemberdayaan dan Kemasyarakatan. Dana Desa

dimaksud, diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat, dengan mengacu pada dokumen

RPJMDesa dan RKPDesa;

d) Bagi desa dan desa adat yang belum mempunyai kantor desa dapat

mengalokasikan dana desa untuk pembiayaan pembangunan kantor

desa;

2) Merumuskan kembali formulasi alokasi secara bertahap dengan

berpedoman pada :

a) Sejalan dengan pasal 1 diktum 10 PP Nomor 22 Tahun 2015

Page 64: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

tentang Dana Desa bersumber dari APBN, yang menjelaskan untuk

Tahun Anggaran 2015, alokasi dasar dihitung berdasarkan alokasi

yang dibagi secara merata kepada setiap Desa sebesar 90%

(sembilan puluh per seratus) dari alokasi Dana Desa.

b) Sejalan dengan penjelasan pasal 72 ayat 2 Undang-undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa, Besaran alokasi anggaran yang

peruntukannya langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh

perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara

bertahap. Anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara dihitung berdasarkan jumlah Desa dan

dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka

kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan

Desa.

c) Melakukan perubahan formulasi pengalokasian secara bertahap

hingga tahun 2019, dengan komposisi 70% berdasarkan formulasi

dan 30% alokasi dasar;

3) Penyaluran

4) Menyederhanakan format pelaporan realisasi dana desa selaras dengan

pelaporan APBDesa sebagaimana format terlampir.

b. Dalam rangka Penguatan BUMDesa, sebagaimana pasal 90 Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah agar menetapkan fokus

kebijakan pada penguatan kelembagaan, manajemen, permodalan dan

kualitas SDM BUMDes pada desa-desa yang telah memiliki BUMDes. Bagi

Desa yang belum memiliki BUMDes, pembentukannya diserahkan kepada

Desa sesuai dengan potensi dan kebutuhan berdasarkan hasil kesepakatan

Musyawarah Desa;

c. Dalam rangka penguatan kapasitas pemerintah desa, sebagaimana pasal 128

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dan pasal 1 diktum 35 PP 47

Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, satuan

kerja perangkat daerah kabupaten/kota termasuk kecamatan agar melakukan

pendampingan secara lebih intensif. Terhadap pendamping professional,

dilakukan evaluasi dan penataan ulang baik dari aspek kebutuhan daerah,

jumlah, lokasi penempatan maupun kompetensi;

d. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengalokasian dan pengelolaan

Dana Desa, maka kebijakan Penataan desa sebagaimana pasal 7 dan 8

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, agar dilakukan

pengetatan dan/atau pembatasan pembentukan desa baru, hingga Tahun

2019 ;

KEDUA : 1. Memerintahkan kepada Gubernur untuk:

a. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelarasan dan

penguatan kebijakan penggunaan Dana Desa dengan memberi

pemahaman bahwasannya Desa dapat memanfaatkan Dana Desa di

luar 2 (dua) bidang prioritas Pembangunan Desa dan Bidang

Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan,

Page 65: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

mendasarn yang akan ditentukan melalui mekanisme kebijakan

deliberatif dengan melibatkan argumentasi dari para pihak di dalam

Musyawarah Desa.

b. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelaraskan

kebijakan pendampingan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan

mengoptimalkan peran aparatur satker (SKPD/UPTD) Kabupaten/Kota

maupun Kecamatan.

c. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelaraskan

kebijakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan fokus penguatan

kelembagaan, manajemen, dan kualitas SDM BUMDes pada desa-desa

yang telah memiliki BUMDes.

d. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penataan desa terkait

dengan pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status

dan penetapan desa baru.

e. Melakukan review terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota

yang berhubungan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa.

f. Melakukan Sosialisasi/Bimtek/Pelatihan bagi Aparatur Pemerintah

Provinsi dan Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota tentang

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan biaya APBD Provinsi;

2 Memerintahkan kepada para Bupati/Walikota untuk :

a. Menyelaraskan kebijakan penggunaan Dana Desa dengan memberi

keleluasaan kepada Desa mengenai pemanfaatan Dana Desa dalam 4

(empat) bidang, yaitu Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

Bidang Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan, dan

Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

b. Mengoptimalkan peran satker (SKPD/UPTD) Kabupaten/Kota maupun

Kecamatan dalam pendampingan teknis penyelenggaraan Pemerintahan

Desa;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan profesional (siapa yang

disebut pendamping profesional itu? Harus jelas!) di tingkat

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa;

d. Melakukan review kebijakan Peraturan Desa tentang BUMDes dengan

fokus penguatan kelembagaan, manajemen, dan kualitas SDM BUMDes

pada desa-desa yang telah memiliki BUMDes; Yang penting adalah

pendampingannya, pembentukannya atau apanya. Pentahapan ini

menjadi sangat penting. Karna nanti bila dipaksa membenuk Bumdes

maka kampung Papua di terpencil akan sulit

e. Melakukan pendampingan terhadap desa-desa yang akan membentuk

BUMDes;

f. Menetapkan moratorium pembentukan desa baru terhitung sejak

Page 66: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

ditetapkannya SKB ini sampai dengan bulan Desember 2019;

g. Membentuk Tim Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam

rangka penyelarasan dan penguatan kebijakan pelaksanaan Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dengan melibatkan Aparat

Penegak Hukum;

h. Melakukan Sosialisasi/Bimtek/Pelatihan bagi Aparatur Pemerintah

Desa, Aparatur pemerintah Kabupaten/Kota lainnya serta Aparat

Penegak Hukum tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan

biaya APBD Kabupaten/Kota;

i. Memastikan tersusunnya Perdes APBDesa sesuai siklus pelaksanaan

pengelolaan Keuangan desa;

j. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan Pemerintah Desa dalam rangka

pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

KETIGA : Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasiona/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat

kekeliruan, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal, …… ………… ..2016

MENTERI

DALAM NEGERI

TJAHJO KUMOLO

MENTERI

KEUANGAN

SRI MULYANI

MENTERI

DESA, PDTT

EKO SUNJOYO

MENTERI

PPN/BAPPENAS

BAMBANG BRODJONEGORO

Page 67: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

CATATAN PERBANDINGAN ISI DRAFT ROAD MAP IMPLEMENTASI UU DESA SERTA REKOMENDASI KONSOLIDASI

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

BAB I - PENGANTAR TAHAPAN ROADMAP 4 tahap 5 tahunan pembangunan desa s/d 2034. METODOLOGI Point a, isinya relatif sama, rincian metodologi ada 3 RUANG LINGKUP Tidak menjelaskan secara rinci

BAB I TAHAPAN ROADMAP Periode 2017 - 2019 METODOLOGI Rincian metodologi ada 2 RUANG LINGKUP Menjelaskan secara rinci

Input Kemendesa menggunakan data dari IPD & IDM sebagai dasar untuk mengkategorisasikan desa (Desa sangat tertinggal, tertinggal, Berkembang, Maju, Mandiri) Dan tidak menggunakan kategori desa sebagaimana diusulkan oleh kemendagri karena tidak dikenal dalam RPJMN & UU Desa

Sub bab Latar Belakang: Terkait kategorisasi desa diusulkan tetap menggunakan kategori desa tertinggal, desa berkembang, dan desa mandiri karena telah tertuang dalam dokumen RPJMN 2015-2019. Penyebutan Desa mandiri juga menjadi tujuan yang tertuang dalam UU Desa. Dalam Metodologi: Perlu ditambahkan poin 3, tidak hanya sampai pada pendalaman terhadap tugas dan fungsi K/L saja, namun juga penyusunan rencana aksinya.

Disepakati saja s/d 2034, karena sebenarnya rincian rencana aksi hanya sampai 2019 dan input Kemendagri diinsert kedalam draft Tim – untuk periode 2017-2019 Menggunakan bahan Kemendagri dan ditambah no 3 bahan K/L, dengan redaksi yang diperbaharui Menggunakan bahan Kemendagri dan bahan Tim diinsert kedalam bahan Kemendagri tsb Terkait kategorisasi desa, diusulkan untuk tetap menyebutkan kategori desa baik yang digunakan kemendesa maupun kemendagri

BAB II - KEISTIMEWAAN UU DESA Background dan penjelasan dalam prespektif yang berbeda antara 2 draft

BAB II Background analisis historis dan regulasi tentang desa dan lebih lengkap dengan membandingkan UU

Usulan Kemendes bersifat minor, dan dapat melengkapi draft yang sudah ada

• Semestinya UU 22 tahun 1999 dipisahkan dengan UU 32/2004, karena ada perbedaan substansi misalnya tentang perubahan BPD (Badan Perwakilan Desa) menjadi BPD (Badan Permusyawaratan

Menggunakan bahan Kemendagri karena uraian tentang prinsip dan asas berdesa lebih lengkap. Usul: Bahan K/L dapat disederhanakan untuk diinsert kedalam bahan kemendagri.

Page 68: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

-> Analisa atas asas berdesa

5/79, 22/99 dan 6/14 dlsb.

Desa) yang merubah struktur pemerintahan desa dan merubah prinsip demokratisisasi di desa.

Tabel 2.1 juga perlu ada kolom tentang UU 32/2004

BAB III – VISI DAN PLATFORM Menjelaskan Trimatra Visi desa kuat maju mandiri dll. Platform – Trisakti dalam penyelenggaraan desa

BAB III VISI DAN PLATFORM Pengelompokan desa swasembada, swakarsa Trisakti Visi desa kuat maju mandiri dll. Platform – Trisakti dalam penyelenggaraan desa

Kemendesa mengusulkan utk tidak lg menggunakan Permendagri no 12/2007 untuk kategorisasi desa karena dianggap sudah tidak berlaku, dan diusulkan untuk menggunakan Permendes No 2/2016 tentang Indeks Desa Membangun Trimatra dimasukkan dalam platform roadmap

Sub bab 3.1 Visi:

Perlu diuraikan tentang hakekat

pembangunan sebagai suatu

transformasi sosial, buadaya

ekonomi dan sumber daya.

Perubahan yang dilakukan akibat

pembangunan sedapat mungkin

diminimalkan dapak negatif dan

diperbesar dampak posistif

termasuk dalam perubahan

mobilisasi vertikal masyarakat

perdesaan, sehingga masyarakat

tidak tercerabut dari akar budaya

atau kearifan lokalnya. Perlu

disampaikan tentang

keseimbangan sosial, ekonomi

dan ekologi.

Terkait kategorisasi desa

diusulkan tetap menggunakan

Pengkategorian desa menggunakan terminolog yang berbeda. Usulan: dicari jalan tengah untuk terminology yang dapat diterima oleh semua pihak, atau sesuai dengan usulan Bappenas. Catatan: Bahan Kemendagri lebih konsisten dalam merumuskan kategori desa dan sudah diikuti dengan regulasi dan kegiatan di desa (mencakup 47 ribu desa) Permendagri no 84/2015 ttg SOTK Pemerintah Desa, dlm BAB III pasal 11 masih menyebut desa Swasembada, swakarya, dan swadaya, artinya kategorisasi ini masih digunakan oleh Kemendagri Prinsipnya sama – bisa dipilih salah satu (meskipun draft Kemendagri ditulis dlm bahasa yg lebih sederhana) Disamping trisakti, trimatra

Page 69: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

kategori desa tertinggal, desa

berkembang, dan desa mandiri

paling tidak sampai dengan 2019

karena telah tertuang dalam

dokumen RPJMN 2015-2019.

Penyebutan desa swakarya

disebutkan dalam kurung dari

Desa Tertinggal, yaitu Desa

Tertinggal (desa swadaya), Desa

berkembang (desa swakarya) dan

Desa Mandiri (Desa

Swasembada) dengan penjelasan

sebelumnya tentang perubahan

nama dari istilah desa

swasembada pada penyebutan

sebelum UU desa lahir menjadi

Desa Mandiri setelah UU Desa

lahir dan RPJMN 2015 – 2019.

Dalam uraian atau penjelasannya

dapat disebutkan yang disebut

Desa Mandiri seperti tercantum

dalam RPJMN dengan tambahan

informasi tentang penyebutan

lain didalamnya

ditambahkan dalam platform

Page 70: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

Dengan terbitnya UU Desa,

diharapkan Permendagri 12

tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan dan Pendayagunaan

Profil Desa dapat disesuaikan

dengan yang lebih sederhana

tanpa mengurangi makna dari

perlunya dan manfaatnya profil

Desa tersebut. Diharapkan

dengan adanya revisi (diganti

dengan format baru) Profil Desa

dapat lebih bermanfaat, lebih

mudah dalam pengisiannya dan

compatible dengan Sistem

Informasi Desa yang sedang

dibangun.

Dalam menjelaskan tentang

Trisakti Desa, Desa yang maju

tidak dipisahkan dari desa

mandiri yang Adil, makmur dan

sejahtera

Dengan pertimbangan kesatuan

Visi, misi dan kesamaan ukuran

dalam memaknai pencapaian

Page 71: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

sasaran sebagai desa yang

mandiri, perlu ditetapkan satu

ukuran yang disepakati bersama

yang dapat digunakan oleh

berbagai stake holder. Ukuran

tersebut dicari yang paling

sederhana yang dapat

menggambarkan pencapaian

Desa Mandiri yang bisa dicapai

dalam tahun 2019. Pencapaian

Desa mandiri ini dikaitkan

dengan hak dasar dari

masyarakat dan tujuan yang

paling pokok dari berbangsa dan

bernegara, tetapi yang dapat

diukur dengan ukuran yang sama

dari seluruh Desa di Nusantara

ini.

Disamping ukuran utama

tersebut dibuka kemungkinan

ukuran2 lainnya yang

menggambarkan pencapaian

sektor masing-masing (Desa

Mandiri Plus)

Page 72: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

Sub bab 3.2 Platform:

Dalam melaksanakan prinsip

pertama, perlu juga disebutkan

bahwa kewenangan bagi

pemerintah desa itu juga

ditujukan untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat

Desa, mendorong untuk

terpenuhinya kebutuhan dasar

masyarakat Desa

Untuk memperdalam prinsip

ketiga yaitu “berkepribadian

secara budaya” perlu ada

substansi afirmatif yang

mencerminkan dan

mengakomodasi pembangunan

desa yang beragam karakternya

di masing-masing wilayah pulau

yaitu Papua, Maluku, Nusa

Tenggara, Sulawesi, Kalimantan,

Sumatera dan Jawa-Bali,

mengingat bahwa budaya dan

karakter pada masing-masing

pulau tersebut berbeda.

Page 73: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

BAB IV – TONGGAK, CAPAIAN, PILAR Pilar-2 , kebijakan dan rencana aksi

BAB IV – PELAKU IMPLEMENTASI Struktur kelembagan (Makro, Meso,Mikro), KIS, Pengendalian

Kemendes mengusulkan penambahan redaksi tentang prioritas penggunaan dana desa

Sub bab 4.2 Kerangka Pendanaan:

Pada kebijakan pendanaan yang

berkaitan dengan sumber

pendanaan dari kabupaten/kota

perlu pengaturan yang jelas dan

perlakuan administratif yang

membedakan antara dana

transfer (Dana Desa) dengan

lainnya (ADD, bagian dari PDRD

dan bantuan keuangan.

Dana Tranfer (Dana Desa)

diupayakan dengan keras

(fasilitasi ke Desa, regulasi yang

memudahkan dll) disampaikan

dari RKUD ke Rekening Desa

paling lambat 7 hari seperti yang

tercantum dalam PP.

Sub Bab 4.3 Kerangka Kelembagaan:

Huruf C Kementerian

PPN/Bappenas. PP 43/2014 pasal

131 sudah direvisi menjadi PP

47/2014 yang tidak menugaskan

lagi untuk menetapkan pedoman

Bab IV sebaiknya menggunakan bahan K/L, karena sudah mencakup tugas dan fungsi semua K/L terkait pelaksanaan UU Desa. Sedangkan bahan Kemendagri khususnya untuk poin kebijakan dan rencana aksi diinsert kedalam BAB IV draft K/L. Sedangkan isi BAB IV draft kemendagri diinsert kedalam BAB V draft K/L – Pelaku Implementasi atau dengan judul Infrastruktur dan arsitektur kelembagaan (makro, meso, mikro), KIS, Pengendaliam – dengan beberapa penyesuaian – khususnya tentang peran Kemenko Polhukan dan Perekonomian. Usulan kemendes perlu dipertimbangkan dalam BAB IV

Page 74: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

pelaksanaan pembangunan Desa,

pembangunan kawasan

perDesaan, pemberdayaan

masyarakat Desa, dan

pendampingan Desa. Tugas Kementerian

PPN/Bappenas berkaitan dengan

PP adalah melakukan koordinasi

(perubahan pasal 131 dalam PP

47/2015 “Menteri yang

menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang

pembangunan desa,

pembangunan kawasan

perdesaan, dan pemberdayaan

masyarakat Desa menetapkan

pedoman umum pelaksanaan

pembangunan Desa,

pembangunan kawasan

perdesaan, pemberdayaan

masyarakat Desa, dan

pendampingan masyarakat Desa

BERKOORDINASI dengan menteri

yang menyelenggarakan urusan

Page 75: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

pemerintahan di bidang

pemerintahan dalam negeri dan

menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang

perencanaan pembangunan

nasional)

(poin 7 perubahan pasal 21 di PP 22/2015 ayat (3) Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah BERKOORDINASI dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.....) Tabel 4.4.1 perlu ditambahkan seperti pasal 21 PP 47/2015 di atas.

BAB V ARSITEKTUR DAN INFRASTRKTUR KELEMBAGAAN Berisi uraian tentang kelembagaan di tingkat pusat (makro), meso (provinsi dan kab/kota)

BAB V – TONGGAK CAPAIAN DAN PILAR Berisi uraian tentang kebiajkan dan rencana aksi – sebagian besar usulan adalah kegiatan Kemendagri dan sedikit rencana kerja Kemendes

Kemendes mengusulkan tambahan untuk bidang pembangunan, pemberdayaan dan pembinaan kemasyarakatan desa

BAB V PELAKU IMPLEMENTASI/ARSITEKTUR DAN INFRASTRKTUR KELEMBAGAAN Gabungan antara draft Kemendagri dan K/L ...substansi tidak banyak berbeda.. bahan Kemendagri diinsert kedalam bahan K/L.

Page 76: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

dan mikro (desa dan kelembagaan desa) dalam implementasi, KIS dan Pengendalian.

dng koordinasi kemendagri.

Masukan kemendes dipertimbangkan untuk masuk dalam roadmap

BAB VI PENUTUP Dipakai untuk apa dan siapa roadmap dan implementasinya

BAB VI PENUTUP Kesimpulan dan saran

Matriks Waktu Pelaksanaan Rencana

Aksi:

Dalam matriks Waktu

Pelaksanaan Rencana Aksi (2017

– 2019) K/L yang berperan hanya

2 K/L. Perlu dijabarkan lebih

lanjut peran, tugas, dan fungsi

K/L lain yang disebutkan dalam

Bab IV Pelaku Implementasi

Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa yang meliputi

9 K/L sehingga akan lebih jelas

peran dari K/L terkait di luar 2 K/L

tersebut (Kemendagri dan

Kemendesa). Hal ini dirasa

penting karena dala sub bab

sebelumnya telah disebutkan ada

9 K/L yang terkait, apabila tidak

ada penjabaran lebih lanjut

dalam rencana aksinya, maka 7

Usul: Menggunakan judul roadmap K/L. Untuk isi : menggabungkan Bab VI kedua roadmap.

Page 77: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

K/L tersebut tidak memiliki

panduan teknis dalam

melaksanakan peran dan

fungsinya dalam implementasi

UU Desa. diharapkan dengan

adanya rencana aksi yang riil

untuk K/L terkait maka akan

tertuang pula rencana aksi

tersebut dalam dokumen Renja

dan RKA K/L.

Peran dari Pemerintah Daerah

Provinsi, Kabupaten/Kota,

Kecamatan, hingga Pemerintah

dan masyarakat Desa sebaiknya

juga masuk dalam matriks

rencana aksi.

Dalam matriks perlu juga

ditambahkan rencana aksi terkait

pengembangan sistem informasi

desa.

INPUT KemenKeu:

Dalam Pilar Road Map, semula hal terkait kapasitas keuangan desa termasuk dalam pilar road map. Sedangkan pada Draft terakhir, terkait keuangan dalam pilar-pilar road map (sebagai bagian dari kebijakan nasional) sudah tidak ada lagi. Hal ini menunjukkan masalah keuangan bukan menjadi isu penting dalam road map.

Usul: agar kapasitas keuangan tetap menjadi pilar roadmap

Page 78: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

DRAFT ROADMAP K/L DRAFT ROADMAP

KEMENDAGRI INPUT KEMENDES INPUT BAPPENAS REKOMENDASI

Konsistensi dengan poin 1 di atas, dalam rencana aksi road map ini, hampir tidak ada yang perlu dilakukan oleh Kemenkeu.

Untuk itu, menurut saya sebaiknya road map ini dibuat hanya untuk kemendagri dan kemendes saja. Hal-hal terkait keuangan didrop.

Masukan-masukan dari K/L akan dikonsolidasikan kembali ke naskah oleh Tim Roadmap. Setelah naskah diperbaiki, akan dikirimkan

kembali kepada K/L untuk mendaoat koreksi dan masukan.

Page 79: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KUESIONER KOORDINASI STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN

TA 2016

Pengantar

Kuesioner ini disusun dalam rangka kegiatan Koordinasi Strategis Pembangunan Perdesaan Tahun Anggaran 2016. Dalam rangka melihat sejauhmana Daerah mempersiapkan diri dalam implementasi Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Tim Kementerian PPN/Bappenas perlu melaksanakan pengumpulan data dan informasi penting yang sangat dibutuhkan dalam melakukan analisis kebijakan dan strategi nasional pembangunan desa dan perdesaan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami sangat mengharapkan bantuan kerjasama dari semua pihak untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kami percaya bahwa dengan dasar pengetahuan dan pengalaman Bapak/Ibu dalam pembangunan desa dan perdesaan sangat membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Periode waktu yang digunakan dalam kegiatan evaluasi ini adalah pasca keluarnya UU desa sampai dengan saat ini. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih. Identitas Bapak/Ibu akan kami rahasiakan dan informasi yang dihasilkan dari kuesioner ini akan digunakan sebagaimana mestinya.

Hormat kami,

Tim Pelaksana Koordinasi Strategis Pembangunan Desa dan Perdesaan TA 2016

LAMPIRAN

Page 80: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

*Daftar program dan kegiatan terkait bidang pembangunan desa dan perdesaan per K/L (sesuai dengan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian/Lembaga terkini):

K/L: Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Bina Pemerintahan Desa I. Program Bina Pemerintahan Desa.

Kegiatan-kegiatan pokok: 1. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa Lingkup Regional 2. Fasilitasi Penataan Desa 3. Pembinaan Kelembagaan dan Kerjasama Desa 4. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa 5. Pengembangan Kapasitas Aparatur dan Kader Desa 6. Evaluasi Perkembangan Desa

K/L: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi I. Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kegiatan-kegiatan pokok: 1. Pemberdayaan Masyarakat Desa 2. Pelayanan Sosial Dasar 3. Sarana Prasarana Desa 4. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna 5. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

II. Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Program Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi Kegiatan pokok: 1. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan 2. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan 3. Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan 4. Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan 5. Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

III. Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Kegiatan pokok: 1. Penataan Persebaran Penduduk 2. Pembangunan Permukiman Transmigrasi 3. Penyediaan Tanah Transmigrasi 4. Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi 5. Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

IV. Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kegiatan pokok: 1. Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi 2. Pengembangan Usaha Transmigrasi 3. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi 4. Pelayanan Pertanahan Transmigrasi 5. Promosi dan Kemitraan

K/L: Kementerian Keuangan

I. Direktur Dana Perimbangan, Ditjen Perimbangan Keuangan

Penugasan terkait menyiapkan peraturan pelaksanaan dana desa yang bersumber dari APBN. Merumuskan PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, PP No.22 Tahun 2015 tentang Perubahan

Page 81: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

atas PP Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.

*DAFTAR PERATURAN TERKAIT DESA Undang-Undang (UU) 1. UU No. 6/2014 tentang Desa 2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahn 2005-

2025 Peraturan Pemerintah (PP) 1. PP 43/2014 tentang peraturan pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa

2. PP 47/2015 Jo PP 43/2014 tentang peraturan pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014

tentang desa

3. PP 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja

negara

4. PP 22/2015 Jo PP 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran

pendapatan dan belanja negara

Peraturan Presiden (Perpres) 1. Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2014

tentang rencana kerja pemerintah tahun 2015 2. Perpres No. 2/2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2015-2019 3. Perpres No. 137/2015 Tentang Rincian APBN 2016 (Lampiran XX Rincian Dana Desa

menurut Kabupaten/Kota) Peraturan Menteri (Permen) 1. PMK No.241/PMK.07/2014 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke

Daerah dan Dana Desa

2. PMK No. 250/PMK.07/2014 Tentang Pengalokasian Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa

3. PMK No. 247/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,

Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa dan Dana Desa

4. Perpres No. 36/2015 Tentang Rincian APBN (Lampiran XXII Rincian Dana Desa menurut

Kabupaten/Kota

5. Permendagri No. 113/2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

6. Permendesa DTT No.21/2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Th.

2016

7. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

8. Permendesa DTT No. 1/2015 Tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul

dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

9. Permendesa DTT No. 2/2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan

Keputusan Musyawarah Desa

10. Permendesa DTT No. 4/2015 Tentang Pendirian, Pengurusan, dan Pengelolaan, dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

11. Permendesa DTT No. 3/2015 Tentang Pendampingan Desa

Page 82: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

KUISONER SKPD PROVINSI, KABUPATEN, DAN KECAMATAN

Identitas Responden

Nama : .......................................................................................

Instansi : .......................................................................................

Tingkat : Provinsi / Kabupaten / Kecamatan

Unit Kerja : .......................................................................................

Jabatan : .......................................................................................

Persiapan Implementasi Undang – Undang tentang Desa

1. Siapa K/L tersebut di atas maupun K/L lainnya yang sudah melaksanakan

koordinasi dengan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam persiapan

implementasi UU Desa dan Pemanfaatan Dana Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

2. Apakah terdapat manfaat yang diperoleh dari kegiatan koordinasi dengan K/L

dalam persiapan implementasi UU Desa dan Pemanfaatan Dana Desa?

a. Jika Ya, mohon jelaskan contoh manfaat yang diperoleh setelah kegiatan selesai

dilaksanakan.

b. Jika Tidak, mohon jelaskan mengapa.

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

3. Siapa K/L tersebut diatas maupun K/L lainnya yang sudah melaksanakan sosialisasi

peraturan pelaksanaan dari UU Desa, PP Nomor 43/2014 dan PP Nomor 60/2014,

PP 22/2015 tentang Perubahan PP 60/2014?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

4. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui dan membaca beberapa Peraturan Menteri

turunan UU Desa yang telah disahkan?

a. Jika Ya, mohon jelaskan apa yang ada dalam benak Bapak/Ibu setelah memahami

Peraturan tersebut.

b. Jika Tidak, mohon jelaskan mengapa.

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

5. Apa yang sedang dilakukan oleh Daerah (SKPD apa saja yang terlibat) dalam rangka

penyusunan peraturan implementasi UU Desa dan Pelaksanaan Dana Desa?

Peraturan apa saja yang sudah dibuat dan bentuknya (perda/perbup/perkada)?

Page 83: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

a. Provinsi

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

b. Kabupaten/Kota

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

6. Dana desa sudah disalurkan ke beberapa daerah yang sudah memiliki kesiapan

peraturan tentang desa pada Bulan April. Apakah daerah Bapak/Ibu sudah

menerima dana tersebut?

a. Sudah.

b. Jika belum, sejauh mana kesiapan daerah Bapak/Ibu dalam menyiapkan

peraturan?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

7. Apa yang sedang dilakukan oleh Daerah (SKPD apa saja yang terlibat) dalam

penyediaan pendampingan (setrawan1 kabupaten/kota) untuk implementasi UU

Desa (misal pendampingan kepada pemerintah desa, pendampingan untuk

pembangunan desa, pendampingan sektor pertanian, dsb) pendampingan dalam hal

pengelolaan keuangan desa?

a. Provinsi

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

b. Kabupaten/Kota

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kesiapan aparat pemerintah daerah (level

kabupaten/kota sampai dengan level desa) dalam implementasi UU Desa (termasuk

dalam fasilitasi pengelolaan Dana Desa)? Adakah pemerintah Desa yang menolak UU

Desa dan Dana Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

1 Setrawan adalah PNS yang ditugaskan untuk mendampingi desa

Page 84: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

9. Kesulitan apa saja yang sedang dan kemungkinan akan dihadapi oleh Daerah

(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa) dalam implementasi UU Desa dan

Pemanfaatan Dana Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................................

10. Sebutkan kegiatan riel yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Mayarakat dan

Desa tingkat Provinsi dalam Pembangunan Desa/Implementasi UU Desa dan

Pemanfaatan Dana Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................

11. Sebutkan kegiatan riel yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Mayarakat dan

Desa tingkat Kabupaten/Kota dalam Pembangunan Desa/Implementasi UU Desa

dan Pemanfaatan Dana Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

12. Sebutkan kegiatan riel yang dilakukan oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Mayarakat

dan Desa dalam Pembangunan Desa/Implementasi UU Desa dan Pemanfaatan Dana

Desa?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

13. Apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota dalam memberikan

informasi kepada Desa yang berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan rencana

kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

14. Bagaimana upaya Daerah (SKPD apa saja yang terlibat) dalam memonitoring dan

mengevaluasi pemanfaatan Dana Desa di Desa? Apakah juga ikut mengikuti

Musyawarah Desa?

a. Provinsi

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

b. Kabupaten/Kota

.................................................................................................................................................................

Page 85: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

15. Sebutkan sumber pendapatan desa yang masuk dalam APBDesa? Selama ini.

mayoritas digunakan untuk apa saja?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

16. Bagaimana pemahaman Bapak/Ibu terhadap pasal 124 ayat (6) dan (7) PP No.43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa yang

berbunyi:

(6) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari pemerintah

daerah provinsi ditetapkan oleh gubernur.

(7) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari pemerintah

daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota.

Produk apa yang akan Bapak/Ibu susun sebagai bentuk ketetapan tersebut?

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

17. Apakah di daerah Bapak/Ibu terdapat: (lingkari yang terdapat di daerah Bapak/Ibu)

a. Desa adat (berapa dan jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

b. Konflik batas desa (jelaskan latar belakang masalah dan penyelesaian)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

c. Konflik lahan (jelaskan latar belakang masalah dan penyelesaian)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

d. Desa di dalam hutan (berapa dan jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

e. Pola shareholding perusahaan dengan masyarakat desa (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

Page 86: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

f. Agribisnis kerakyatan (berapa dan jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

g. Pusat bisnis/pusat kegiatan ekonomi perdesaan (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

h. BUMDes (berapa dan jelaskan)

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

i. Lainnya (sebut dan jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

Catatan :

Ruang kolom isian dalam daftar pertanyaan ini tentunya dapat tidak menampung pengisian

Bapak/Ibu. Oleh sebab itu, kami sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu dapat mengisinya

dalam lembar tersendiri atau dalam bentuk laporan dan dapat mengirimkannya melalui

email ke [email protected].

Page 87: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

KUISONER KEPALA DESA

Identitas Responden

Nama : .......................................................................................

Nama Desa : .......................................................................................

Persiapan Implementasi Undang – Undang tentang Desa

1. Apakah Desa Bapak/Ibu memiliki kantor desa?

1. Ya. Apakah digunakan? Jelaskan kondisinya.

2. Tidak. Jelaskan dimana selama ini kegiatan pemerintahan desa dilakukan?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

2. Apakah Desa Bapak/Ibu memiliki RPJMDes dan RKPDes?

c. Ya. Apakah sudah melibatkan masyarakat dalam proses penyusunannya?

Jelaskan.

d. Tidak. Jelaskan mengapa.

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

3. Apakah memiliki Badan Permusyawaratan Desa? Bagaimana perannya?

.................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................

4. Apakah sudah siap menerima dana desa?

a. Ya. Jelaskan persiapan yang sudah dilakukan.

b. Tidak. Jelaskan mengapa.

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

5. Darimana penghasilan tetap kepala desa dan aparatnya? Apakah ada sumber

penghasilan lain?

..................................................................................................................................................................

..................................................................................................................................................................

..................................................................................................................................................................

6. Apa saja sumber pendapatan desa Bapak/Ibu? Apakah punya pendapatan asli

daerah? Apa jenisnya? Apakah memiliki tanah kas desa? Apakah sudah cukup

membiayai pembangunan desa? Jelaskan

Page 88: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

7. Apakah ada monografi/profil desa di desa Bapak/Ibu? Apakah sudah memiliki

sistem informasi desa? Siapa yang mengembangkan sistem informasi desa

Bapak/Ibu? Apakah masyarakat mendapatkan informasi tentang keuangan,

perencanaan, dan pembangunan desa?

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap UU Desa dan peraturan lainnya? Jelaskan

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

9. Apakah di daerah Bapak/Ibu terdapat: (lingkari yang terdapat di daerah

Bapak/Ibu)

a. Desa adat (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

b. Konflik batas desa (jelaskan latar belakang masalah dan penyelesaian)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

c. Konflik lahan (jelaskan latar belakang masalah dan penyelesaian)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

d. Desa di dalam hutan (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

e. Pola shareholding perusahaan dengan masyarakat desa (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

Page 89: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

f. Agribisnis kerakyatan (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

g. Pusat bisnis/pusat kegiatan ekonomi perdesaan (jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

h. BUMDes (jelaskan fungsi dan kendala yang dihadapi selama ini)

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

i. Lainnya (sebut dan jelaskan)

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

Catatan :

Ruang kolom isian dalam daftar pertanyaan ini tentunya dapat tidak menampung pengisian

Bapak/Ibu. Oleh sebab itu, kami sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu dapat mengisinya

dalam lembar tersendiri atau dalam bentuk laporan dan dapat mengirimkannya melalui

email ke [email protected].

Page 90: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 91: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 92: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 93: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 94: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 95: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 96: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 97: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 98: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk
Page 99: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

IRISAN SASARAN LOKASI 39 PUSAT PERTUMBUHAN DENGAN SASARAN LOKASI PENGENTASAN 5000 DESA

TERTINGGAL DAN PENINGKATAN 2000 DESA BERKEMBANG

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Aceh Aceh Timur Peureulak Matang Pelawi Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Barat Teumpeun Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Rantau Peureulak Punti Payong Peureulak agropolitan Tertinggal

Aceh Aceh Timur Peunaron Peunaron Baru Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Timur Alue Tho Peureulak agropolitan Tertinggal

Aceh Aceh Timur Peureulak Barat Beringen Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Rantau Peureulak Seuneubok Baro Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peunaron Arul Pinang Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Tualang Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Rantau Peureulak Alue Dua Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Punti Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peunaron Bukit Tiga Peureulak transmigrasi Tertinggal

Aceh Aceh Timur Idi Rayeuk Seuneubok Tutong Peureulak minapolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Timur Buket Meriam Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Blang Simpo Peureulak agropolitan Tertinggal

Aceh Aceh Timur Peureulak Alue Nibong Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Timur Seuneubok Teupin Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Idi Rayeuk Dama Pulo Peureulak minapolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peureulak Kuala Leuge Peureulak agropolitan Berkembang

Aceh Aceh Timur Peunaron Peunaron Lama Peureulak transmigrasi Tertinggal

Aceh Aceh Timur Peunaron Sri Mulya Peureulak agropolitan Tertinggal

Aceh Aceh Timur Idi Rayeuk Kuta Lawah Peureulak minapolitan Berkembang

Sumatera Utara Toba Samosir Ajibata Parsaoran Sibisa Sidikalang industri Tertinggal

Sumatera Utara Toba Samosir Ajibata Motung Sidikalang industri Berkembang

Sumatera Utara Toba Samosir Ajibata Sirunkkungon Sidikalang industri Tertinggal

Sumatera Utara Toba Samosir Bonatua Lunasi Silamosik Ii Sidikalang wisata Berkembang

Sumatera Utara Toba Samosir Bonatua Lunasi Partoruan Lumban Lobu Sidikalang wisata Berkembang

Sumatera Utara Toba Samosir Bonatua Lunasi Lumban Lobu Sidikalang wisata Berkembang

Sumatera Utara Pakpak Bharat Kerajaan Majanggut I Sidikalang transmigrasi Berkembang

Sumatera Utara Pakpak Bharat Kerajaan Majanggut Ii Sidikalang transmigrasi Tertinggal

Sumatera Barat Pesisir Selatan Lunang Sindang Lunang Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Koto Xi Tarusan Kapuah Utara Tapan minapolitan Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Lunang Lunang Utara Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Page 100: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Sumatera Barat Pesisir Selatan Koto Xi Tarusan Setara Nanggalo Tapan minapolitan Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Silaut Sungai Sirah Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Lunang Lunang Tengah Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Sumatera Barat Pesisir Selatan Iv Jurai Taratak Tangah Lumpo Tapan transmigrasi Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Iv Jurai Painan Timur Painan Tapan industri Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Iv Jurai Bunga Pasang Salido Tapan transmigrasi Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Koto Xi Tarusan Mandeh Tapan minapolitan Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Silaut Silaut Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Iv Jurai Gunung Bungkuak Lumpo Tapan industri Berkembang

Sumatera Barat Pesisir Selatan Silaut Pasir Binjai Tapan kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin I Sungairebo Tanjung Siapi-Api agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Air Salek Saleh Makmur Tanjung Siapi-Api transmigrasi Tertinggal

Sumatera Selatan Banyuasin Muara Telang Mekar Sari Tanjung Siapi-Api kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin Ii Muara Sungsang Tanjung Siapi-Api minapolitan Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Air Salek Sido Harjo Tanjung Siapi-Api transmigrasi Tertinggal

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin I Perajen Tanjung Siapi-Api agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin I Pulauborang Tanjung Siapi-Api agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin Ii Marga Sungsang Tanjung Siapi-Api minapolitan Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Muara Telang Mukti Jaya Tanjung Siapi-Api kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Muara Telang Telang Jaya Tanjung Siapi-Api kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Banyuasin Banyuasin Ii Tanah Pilih Tanjung Siapi-Api minapolitan Tertinggal

Sumatera Selatan Banyuasin Air Salek Sri Katon Tanjung Siapi-Api transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Cempaka Harisan Jaya Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Bunga Mayang Negeri Ratu Baru Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Martapura Kotabaru Barat Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Belitang Karang Kemiri Baturaja kawasan perkotaan baru Berkembang

Page 101: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Timur transmigrasi

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur

Buay Pemuka Peliung Pahang Asri Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Cempaka Campang Tiga Ilir Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Belitang Suko Sari Baturaja

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Bunga Mayang Negeri Ratu Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Bunga Mayang Peracak Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur

Buay Pemuka Peliung Bandar Jaya Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Martapura

Tanjung Kemala Barat Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Cempaka Sukabumi Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Belitang Serbaguna Baturaja

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Martapura Sukomulyo Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Empat Lawang Sikap Dalam Karang Dapo Baru Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Empat Lawang Sikap Dalam Karang Anyar Baturaja agropolitan Berkembang

Sumatera Selatan Empat Lawang Sikap Dalam Martapura Baturaja agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Sido Urip Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Karang Anyar Ii Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Ketahun Dusun Raja Batik Nau industri Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Lubuk Sahung Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Ketahun Marga Bhakti Batik Nau industri Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Tanjung Raman Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Batik Nau Air Lakok Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Ketahun Kuala Langi Batik Nau industri Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Karang Anyar I Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Taba Tembilang Batik Nau agropolitan Berkembang

Page 102: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Bengkulu Bengkulu Utara Batik Nau Pagar Ruyung Batik Nau agropolitan Tertinggal

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Rama Agung Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Padang Jaya Tambak Rejo Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Karang Suci Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Kota Arga Makmur Kuro Tidur Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Batik Nau Air Mangayau Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Padang Jaya Tanjung Harapan Batik Nau agropolitan Berkembang

Bengkulu Bengkulu Utara Padang Jaya Padang Jaya Batik Nau agropolitan Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Selatan Medasari Mesuji transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Timur Bumi D. Sejahtera Mesuji industri Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Pitu Sumber Agung Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Pitu Duto Yoso Mulyo Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Pitu Gedung Jaya Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Selatan Karya Jitu Mukti Mesuji transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Timur Bumi Dipasena Abadi Mesuji industri Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Selatan Hargo Rejo Mesuji transmigrasi Berkembang

Lampung Tulang Bawang Rawa Jitu Timur Bumi Dipasena Utama Mesuji industri Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Timur Dwi Karya Mustika Mesuji agropolitan Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Timur Pangkal Mas Mulya Mesuji agropolitan Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Tanjung Seraya Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Nipah Kuning Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Sido Mulyo Mesuji kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Lampung Mesuji Mesuji Timur Talang Batu Mesuji agropolitan Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Selat Nasik Suak Gual Tanjung Pandan wisata Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Tanjung Pandan

Aik Palempang Jaya Tanjung Pandan minapolitan Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Tanjung Pandan Air Merbau Tanjung Pandan minapolitan Berkembang

Page 103: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Selat Nasik Petaling Tanjung Pandan wisata Tertinggal

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Tanjung Pandan Buluh Tumbang Tanjung Pandan minapolitan Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Selat Nasik Selat Nasik Tanjung Pandan wisata Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Bangka Selatan Pulaubesar Sukajaya Tanjung Pandan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Kepulauan Bangka Belitung Bangka Selatan Pulaubesar Panca Tunggal Tanjung Pandan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Bangka Selatan Pulaubesar Batu Betumpang Tanjung Pandan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Timur Manggar Bentaian Jaya Tanjung Pandan minapolitan Berkembang

Kepulauan Bangka Belitung Belitung Timur Manggar Baru Tanjung Pandan minapolitan Berkembang

Jawa Timur Banyuwangi Muncar Tambakrejo Banyuwangi minapolitan Berkembang

Jawa Timur Banyuwangi Muncar Tapanrejo Banyuwangi minapolitan Berkembang

Jawa Timur Sampang Sampang Paseyan Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Sampang Sampang Gunung Maddah Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Sampang Sampang Kamuning Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Larangan Trasak Pamekasan perkotaan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Larangan Grujugan Pamekasan perkotaan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Pamekasan Toronan Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Pamekasan Teja Barat Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Pamekasan Jalmak Pamekasan agropolitan Berkembang

Jawa Timur Pamekasan Larangan Larangan Luar Pamekasan perkotaan Berkembang

Banten Pandeglang Koroncong Paniis Cibaliung agropolitan Berkembang

Banten Pandeglang Koroncong Pasirjaksa Cibaliung agropolitan Berkembang

Banten Pandeglang Koroncong Pasirkarag Cibaliung agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salemadeg Barat Bengkel Sari Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Kerambitan Penarukan Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salemadeg Barat Mundeh Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salemadeg Barat Lumbung Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salamadeg Timur Tegal Mengkeb Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salamadeg Timur Tangguntiti Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Kerambitan Kesiut Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Salamadeg Timur Bantas Tabanan agropolitan Berkembang

Bali Tabanan Kerambitan Samsam Tabanan agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Lombok Tengah Praya Barat Selong Blanak Praya transmigrasi Berkembang

Page 104: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Barat

Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah Praya Barat Mangkung Praya transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah Praya Barat Bonder Praya transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Suralaga

Bagik Payung Timur Praya

kawasan strategis pariwisata nasional Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Keruak Selebung Ketangga Praya transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Suralaga Bintang Rinjani Praya

kawasan strategis pariwisata nasional Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Suralaga Suralaga Praya

kawasan strategis pariwisata nasional Berkembang

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Keruak Pulau Maringkik Praya transmigrasi Tertinggal

Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Keruak Senyiur Praya transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Hilir Labuhan Ijuk Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Hilir Moyo Mekar Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Utan Orong Bawa Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Utara Kukin Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Utara Baru Tahan Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Utan Stowe Brang Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Utan Sebedo Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Hilir Serading Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Sumbawa Moyo Utara Sebewe Sumbawa Besar agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Hu'u Jala Raba transmigrasi Tertinggal

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Mbawi Raba industri Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Hu'u Merada Raba transmigrasi Tertinggal

Page 105: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Sori Sakolo Raba agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Kareke Raba industri Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Karamabura Raba industri Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Hu'u Daha Raba transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Mangge Nae Raba agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Dore Bara Raba agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu O'o Raba transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Manggeasi Raba transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Barat Dompu Dompu Katua Raba transmigrasi Berkembang

Nusa Tenggara Timur Ende Ende Embu Ngena Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ende Kelimutu Pemo Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ende Ende Wawonato Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ende Kelimutu Wolokelo Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ende Kelimutu Nuamuri Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ende Ende Tomberabu I Ende wisata Tertinggal

Nusa Tenggara Timur Ngada Soa Ngabheo Ende agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Timur Ngada Soa Meli Waru Ende agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Timur Ngada Soa Loa Ende agropolitan Berkembang

Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat Komodo Golo Pongkor Labuan Bajo wisata Berkembang

Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat Komodo Nggorang Labuan Bajo wisata Berkembang

Nusa Tenggara Manggarai Barat Komodo Komodo Labuan Bajo wisata Tertinggal

Page 106: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Timur

Kalimantan Barat Sambas Jawai Sarang Burung Kolam Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Bakau Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Selatan Suah Api Sambas minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Parit Setia Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Sarang Burung Danau Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Selatan Jawai Laut Sambas minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Pelimpaan Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Sambas Pendawan Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Sambas Jagur Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Selatan Semperiuk B Sambas minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Jawai Sentebang Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Sambas Sambas Tanjung Bugis Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Semangat Sambas transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Rodaya Sambas transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Seles Sambas transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Serangkat Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Tebuah Morong Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Bengkayang Ledo Suka Damai Sambas industri Berkembang

Kalimantan Barat Mempawah Sadaniang Pentek Rasau Jaya industri Berkembang

Kalimantan Barat Mempawah Sadaniang Suak Barangan Rasau Jaya industri Tertinggal

Kalimantan Barat Mempawah Sadaniang Sekabuk Rasau Jaya industri Tertinggal

Kalimantan Barat Kayong Utara Sukadana Harapan Mulia Sukadana kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Mas Bangun Sukadana minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Simpang Hilir Telukmelano Sambas minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Simpang Hilir Lubuk Batu Sambas minapolitan Tertinggal

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Telukbatang Sukadana transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Sukadana Simpang Tiga Sukadana kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Sungaipaduan Sukadana minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Sukadana Benawai Agung Sukadana kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Telukbatang Selatan Sukadana transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Banyu Abang Sukadana transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Simpang Hilir Pemangkat Sambas minapolitan Berkembang

Kalimantan Barat Kayong Utara Teluk Batang Alur Bandung Sukadana minapolitan Tertinggal

Page 107: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Kalimantan Barat Kubu Raya Rasau Jaya Rasau Jaya Dua Rasau Jaya kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Sungai Ambawang Mega Timur Rasau Jaya transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Rasau Jaya Pematang Tujuh Rasau Jaya kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Barat Kubu Raya Kubu Olak-Olak Rasau Jaya transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Sungai Ambawang Pancaroba Rasau Jaya transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Sungai Ambawang Lingga Rasau Jaya transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Kubu Jangkang Dua Rasau Jaya transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Rasau Jaya Rasau Jaya Tiga Rasau Jaya kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Barat Kubu Raya Kubu Ambarawa Rasau Jaya transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Utara Kerabu Pangkalan Bun wisata Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Pangkalan Lada Kadipi Atas Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Pangkalan Lada Pangkalan Tiga Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Sebuai Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat

Pangkalan Banteng Sungai Hijau Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Pangkalan Lada Purbasari Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Bumi Harjo Pangkalan Bun minapolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Sungai Cabang Pangkalan Bun agropolitan Tertinggal

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Selatan Natai Raya Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Utara Riam Pangkalan Bun wisata Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Selatan Tanjung Putri Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Utara Panahan Pangkalan Bun wisata Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Sungai Tendang Pangkalan Bun minapolitan Berkembang

Page 108: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Batu Belaman Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat

Pangkalan Banteng Amin Jaya Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat

Pangkalan Banteng Kebun Agung Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Selatan Sulung Pangkalan Bun agropolitan Berkembang

Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kumai Sungai Badaun Pangkalan Bun minapolitan Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Pasayangan Barat Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Tungkaran Marabahan minapolitan Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Tambak Baru Ilir Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Sungai Sipai Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Tunggul Irang Marabahan minapolitan Berkembang

Kalimantan Selatan Banjar Martapura Cindai Alus Marabahan minapolitan Berkembang

Kalimantan Selatan Barito Kuala Anjir Pasar Pandan Sari Marabahan transmigrasi Berkembang

Kalimantan Selatan Barito Kuala Jejangkit Jejangkit Timur Marabahan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Selatan Barito Kuala Jejangkit Cahaya Baru Marabahan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Selatan Barito Kuala Jejangkit Bahandang Marabahan

kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Selatan Barito Kuala Anjir Pasar Gandaria Marabahan transmigrasi Berkembang

Kalimantan Selatan Barito Kuala Anjir Pasar Gandaraya Marabahan transmigrasi Tertinggal

Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan Daha Selatan Tambangan Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan Daha Selatan Banjarbaru Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan Daha Selatan Pandan Sari Marabahan industri Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Tepian Tarap Sangata transmigrasi Berkembang

Page 109: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Tepian Makmur Sangata transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Sempayau Sangata kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Pulung Sari Sangata transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Margo Mulyo Sangata transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Peridan Sangata transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Mukti Jaya Sangata industri Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Pelawan Sangata transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Kebon Agung Sangata industri Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Mandu Dalam Sangata kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Sangkulirang Maloy Sangata kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Kalimantan Timur Kutai Timur Rantau Pulung Manunggal Jaya Sangata industri Berkembang

Kalimantan Timur Berau Sambaliung Tumbit Dayak Tanjung Redeb agropolitan Berkembang

Kalimantan Timur Berau Pulau Derawan Pegat Betumbuk Tanjung Redeb wisata Tertinggal

Kalimantan Timur Berau Sambaliung Bena Baru Tanjung Redeb agropolitan Berkembang

Kalimantan Timur Berau Pulau Derawan Teluk Semanting Tanjung Redeb wisata Berkembang

Kalimantan Timur Berau Sambaliung Inaran Tanjung Redeb agropolitan Berkembang

Kalimantan Timur Berau Pulau Derawan Pulau Derawan Tanjung Redeb wisata Berkembang

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Selatan Poaro Kolonedale minapolitan Tertinggal

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Barat Umpanga Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Barat Uedago Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Barat Topogaro Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Selatan Lokombulo Kolonedale minapolitan Tertinggal

Sulawesi Tengah Morowali Bungku Selatan Pulaubapa Kolonedale minapolitan Tertinggal

Sulawesi Tengah Poso Poso Pesisir Utara Tambarana Poso transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Poso Poso Pesisir Utara Kawende Poso transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Poso Poso Pesisir Utara Maranda Poso transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Buol Tiloan Air Terang Buol kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Buol Momunu Soraya Buol transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Buol Tiloan Monggonit Buol kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Sulawesi Tengah Buol Momunu Potugu Buol transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tengah Buol Tiloan Panilan Jaya Buol kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Page 110: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Sulawesi Tengah Buol Momunu Pajeko Buol transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Barru Mallusetasi Manuba Barru agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Barru Balusu Lampoko Barru industri Berkembang

Sulawesi Selatan Barru Balusu Kamiri Barru industri Berkembang

Sulawesi Selatan Barru Balusu Binuang Barru industri Berkembang

Sulawesi Selatan Barru Mallusetasi Bojo Barru agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang Maritengngae Sereang Barru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang Maritengngae Kanie Barru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang Maritengngae Tekkalasi Barru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Suppa Lero Pinrang minapolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Lansirang Samaulue Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Matirro Sompe Patobong Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Matirro Sompe Mattombong Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Duampanua Bababinanga Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Duampanua Maroneng Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Matirro Sompe Mattirotasi Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Duampanua Battusawe Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Lansirang Waetuoe Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Suppa Watang Pulu Pinrang minapolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Suppa Ujung Labuang Pinrang minapolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Pinrang Lansirang Amassangeng Pinrang agropolitan Berkembang

Sulawesi Selatan Luwu Timur Towuti Mahalona Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Luwu Timur Towuti Langkae Araya Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Selatan Luwu Timur Towuti Loeha Kolonedale kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Komba Komba Raha agropolitan Tertinggal

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Wakobulu Agung Raha industri Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Oensuli Raha minapolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Kabangka Raha industri Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Wansugi Raha industri Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Sarimulyo Raha agropolitan Berkembang

Sulawesi Muna Kontu Kowuna Lembo Raha agropolitan Berkembang

Page 111: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Tenggara

Sulawesi Tenggara Muna Kontu Kowuna Kontu Kowuna Raha agropolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kontu Kowuna Bahutara Raha agropolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Barat Maginti Kembar Maminasa Raha agropolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Lakandito Raha minapolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Wataliku Raha minapolitan Tertinggal

Sulawesi Tenggara Muna Kabangka Lupia Raha agropolitan Berkembang

Sulawesi Tenggara Muna Barat Maginti Pasipadanga Raha agropolitan Tertinggal

Sulawesi Tenggara Muna Barat Maginti Bangko Raha agropolitan Tertinggal

Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Tinanggea Wundumbolo Kolonedale transmigrasi Tertinggal

Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Tinanggea Akuni Kolonedale transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Tinanggea Tatangge Kolonedale transmigrasi Berkembang

Sulawesi Tenggara Wakatobi

Wangi Wangi Selatan Wisata Kolo Wangi-Wangi wisata Tertinggal

Sulawesi Tenggara Wakatobi

Wangi Wangi Selatan Kabita Wangi-Wangi wisata Berkembang

Sulawesi Tenggara Wakatobi

Wangi Wangi Selatan Liya Mawi Wangi-Wangi wisata Berkembang

Gorontalo Boalemo Wonosari Tanjung Harapan Kwandang kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Gorontalo Boalemo Wonosari Tri Rukun Kwandang kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Gorontalo Boalemo Wonosari Raharja Kwandang kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Gorontalo Gorontalo Tolangohula Ombulo Tango Kwandang agropolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Mootilango Pilomonu Kwandang agropolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Tolangohula Lakeya Kwandang agropolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Tolangohula Molohu Kwandang agropolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Mootilango Sukamaju Kwandang agropolitan Berkembang

Page 112: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Gorontalo Gorontalo Mootilango Satria Kwandang agropolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Tutuwoto Kwandang minapolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Kwandang Ombulodata Kwandang minapolitan Tertinggal

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Langge Kwandang minapolitan Tertinggal

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Putiana Kwandang minapolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Kwandang Molinggapoto Kwandang minapolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Dudepo Kwandang minapolitan Tertinggal

Gorontalo Gorontalo Utara Kwandang Bualemo Kwandang minapolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Ilangata Kwandang minapolitan Berkembang

Gorontalo Gorontalo Utara Anggrek Ibarat Kwandang minapolitan Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Leling Utara Mamuju transmigrasi Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Leling Barat Mamuju minapolitan Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Tamejarra Mamuju minapolitan Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Sandana Mamuju minapolitan Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Buana Sakti Mamuju transmigrasi Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tommo Malino Mamuju transmigrasi Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Kayu Calla Mamuju minapolitan Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Lara Mamuju industri Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Karossa Mamuju industri Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Sanjango Mamuju minapolitan Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Suka Maju Mamuju minapolitan Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Tobadak Mamuju kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Sejati Mamuju kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Mahahe Mamuju industri Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Karossa Lembah Hopo Mamuju industri Tertinggal

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Saloadak Mamuju industri Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Salobaja Mamuju industri Berkembang

Sulawesi Barat Mamuju Tengah Tobadak Batu Parigi Mamuju kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Maluku Maluku Tengah Seram Utara Timur Seti Kobisonta Bula

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Maluku Maluku Tengah Seram Utara Timur Seti Waiputih Bula

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Maluku Maluku Tengah Seram Utara Timur Seti Wailoping Bula

kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

Maluku Seram Bagian Timur Bula Sesar Bula industri Berkembang

Maluku Seram Bagian Timur Bula Limumir Bula industri Berkembang

Maluku Seram Bagian Timur Bula Barat Sumber Agung Bula transmigrasi Berkembang

Page 113: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Maluku Seram Bagian Timur Bula Tansi Ambon Bula industri Tertinggal

Maluku Seram Bagian Timur Bula Barat Jakarta Baru Bula transmigrasi Berkembang

Maluku Seram Bagian Timur Bula Barat Waematakabo Bula transmigrasi Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Bumi Restu Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Timur Woka Jaya Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Cemara Jaya Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Timur Sidomulyo Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Maba Tengah Maratana Maba agropolitan Tertinggal

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Subaim Maba transmigrasi Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Bulapapo Maba transmigrasi Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Waisuba Maba transmigrasi Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Maba Tengah Wayamli Maba agropolitan Tertinggal

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Timur Tutuling Jaya Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Wasile Batu Raja Maba agropolitan Berkembang

Maluku Utara Halmahera Timur Maba Tengah Gaifoli Maba agropolitan Tertinggal

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Daruba Daruba transmigrasi Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Daeo Majiko Daruba minapolitan Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Pandanga Daruba wisata Tertinggal

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Dehegila Daruba wisata Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Momojiu Daruba industri Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Juanga Daruba minapolitan Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Sabatai Tua Daruba wisata Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Morodadi Daruba industri Tertinggal

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Joubela Daruba minapolitan Berkembang

Maluku Utara Pulau Morotai Morotai Selatan Aha Daruba industri Berkembang

Papua Barat Manokwari Manokwari Barat Udopi Manokwari industri Tertinggal

Papua Barat Manokwari Prafi Umbuy Manokwari agropolitan Berkembang

Papua Barat Manokwari Prafi Kali Amin Manokwari industri Tertinggal

Papua Barat Manokwari Prafi Semi Manokwari industri Tertinggal

Papua Barat Manokwari Manokwari Barat Soribo Manokwari industri Tertinggal

Papua Barat Manokwari Sidey Waramoi Manokwari agropolitan Berkembang

Papua Barat Manokwari Sidey Manggupi Manokwari agropolitan Tertinggal

Papua Barat Manokwari Sidey Womnowi Manokwari agropolitan Tertinggal

Papua Barat Manokwari Prafi Bogor Manokwari industri Berkembang

Papua Barat Manokwari Prafi Kerenu Manokwari agropolitan Tertinggal

Papua Barat Manokwari Prafi Lismanggu Manokwari agropolitan Tertinggal

Papua Barat Manokwari Manokwari Barat Inggramui Manokwari industri Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Misool (Misool Utara) Salafen Misool industri Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Misool Timur Tomolol Misool minapolitan Tertinggal

Page 114: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

Papua Barat Raja Ampat Misool (Misool Utara) Waigama Misool industri Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Kepulauan Sembilan Satukurano Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Salawati Utara Kapatlap Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Salawati Utara Samate Misool minapolitan Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Kepulauan Sembilan Pulau Tikus Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Salawati Tengah Kalobo Misool minapolitan Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Salawati Utara Waidim Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Misool (Misool Utara) Solal Misool wisata Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Misool (Misool Utara) Aduwei Misool wisata Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Salawati Tengah Wailen Misool minapolitan Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Misool (Misool Utara) Atkari Misool wisata Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Misool Timur Usaha Jaya Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Misool Timur Audam Misool minapolitan Tertinggal

Papua Barat Raja Ampat Kepulauan Sembilan Wejim Barat Misool minapolitan Berkembang

Papua Barat Raja Ampat Salawati Tengah Waibu Misool minapolitan Berkembang

P A P U A Merauke Kurik Telaga Sari Merauke kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

P A P U A Merauke Kurik Sumber Mulya Merauke industri Berkembang

P A P U A Merauke Kurik Ivimahad Merauke industri Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Waninggap Say Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Kurik Harapan Makmur Merauke kawasan perkotaan baru transmigrasi Tertinggal

P A P U A Merauke Malind Kumbe Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Yasa Mulya Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Hidup Baru Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Malind Onggari Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Yaba Maru Merauke industri Berkembang

P A P U A Merauke Kurik Sumber Rejeki Merauke industri Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Tambat Merauke industri Berkembang

P A P U A Merauke Malind Suka Maju Merauke agropolitan Berkembang

P A P U A Merauke Kurik Salor Indah Merauke kawasan perkotaan baru transmigrasi Berkembang

P A P U A Merauke Tanah Miring Bersehati Merauke industri Berkembang

Page 115: DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, …kawasan.bappenas.go.id/images/data/Produk/PemantauanEvaluasi/201… · Tujuan pembuatan laporan akhir tahun kegiatan koordinasi ini adalah untuk

PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA PUSAT

PERTUMBUHAN KKD

TIPE KKD TIPOLOGI IPD

P A P U A Jayapura Heram Yoka Arso minapolitan Berkembang

P A P U A Jayapura Muara Tami Holtekamp Arso minapolitan Berkembang

P A P U A Jayapura Muara Tami Koya Tengah Arso minapolitan Berkembang

P A P U A Jayapura Muara Tami Skouw Yambe Arso minapolitan Berkembang