Upload
others
View
38
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RENCANA KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN,
ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
TAHUN 2020
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN
ELEKTRONIKA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2019
ii
KATA PENGANTAR
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika melalui kegiatan
tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Dokumen rencana kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 019;
indikator kinerja sasaran dan rencana capaian program, kegiatan, serta kelompok indikator
kinerja dan rencana capaiannya. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan
keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya, serta keterkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan ini diharapkan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana
Kinerja dan Anggaran bagi seluruh unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sehingga dapat diwujudkan keselarasan dan
keterpaduan dalam melaksanakan pembangunan industri.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada segenap jajaran di lingkungan Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika serta semua pihak yang telah
memberikan saran dan masukan atas tersusunnya Buku Rencana Kinerja Tahunan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Tahun 2020 ini.
Jakarta, 27 M Februari 2019
DIREKTUR JENDERAL
HARJANTO
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi 2
D. Ruang Lingkup 4
BAB II RENCANA KINERJA 5
A. Sasaran dan Indikator Kinerja 5
BAB III RENCANA PROGRAM/KEGIATAN 8
A. Kondisi yang Diharapkan 8
B. Program dan Kegiatan 9
BAB IV PENUTUP 12
BAB V LAMPIRAN 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan
oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja
ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada
tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda
penyusunan kebijakan dan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk
mencapainya dalam tahun berikutnya.
Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009
ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015-2019. Kesepuluh industri
prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6 (enam) industri andalan, 1 (satu) industri
pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian sebagai berikut:
1. Industri Pangan;
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
10. Industri Kimia Dasar (hulu dan antara).
Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan mengacu
pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional.
2
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 114 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 41 Tahun 2010 tentang Peta Strategi dan Indikator Kinerja
Utama Kementerian Perindustrian dan Unit Eselon I Kementerian Perindustrian, dimana
setiap Satuan Kerja Eselon I dan Eselon II diharuskan menyusun Rencana Kinerja dan
Perjanjian Kinerja.
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE),
dalam melaksanakan program kegiatan instansi pemerintah perlu suatu akuntabilitas,
sehingga transparansi dapat terwujud dan mendukung pelaksanaan good governance maka
disusunlah dokumen Rencana Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE.
B. Maksud dan Tujuan
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran rencana
pencapaian sasaran dari Rencana Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Direktorat Jenderal ILMATE, dengan tujuan melaksanakan kebijakan
pembangunan ILMATE melalui program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama tahun
2020.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian,
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan
penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada
industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, serta industri
elektronika dan telematika.
3
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri
hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri
mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri
hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri
mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman dan
penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha,
promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri,
pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan
produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan
maritim, dan industri elektronika dan telematika;
4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di
bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,
pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,
teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendalaman dan penguatan struktur
industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa
industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan
industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam,
industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan
telematika;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika;
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
4
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)
terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Industri Logam
3. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
4. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
5. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika tersebut dijabarkan ke dalam bentuk Program Penumbuhan
dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika bertujuan
untuk menumbuhkan dan menguatkan struktur dari Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika, meningkatkan penerapan standar, serta
meningkatkan kemampuan SDM industri.
Kegiatan yang mendukung pencapaian Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika, adalah :
1. Penumbuhan Industri Logam
2. Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
3. Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
4. Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika
5. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika.
D. Ruang Lingkup
Secara garis besar dari segi substansi Rencana Kinerja ini mencakup dua hal, yaitu :
Pertama, melaporkan kinerja hasil pelaksanaan yang telah ditetapkan mencakup kegiatan
operasional dan kegiatan pembinaan yang dicapai oleh kelompok Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika sebagai hasil pembinaan yang telah dilakukan
digambarkan pada Bab II
Kedua, menentukan arah kebijakan Pembangunan dan Rencana Kinerja Tahun 2020 yang
akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, digambarkan dalam Bab III
5
BAB II
RENCANA KINERJA
A. Sasaran dan Indikator Kinerja
Sasaran dan indikator yang akan dicapai pada Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun 2020 sebagai berikut :
a) Perspektif Pemangku Kepentingan
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya populasi industri dan persebaran industri
Meningkatnya populasi industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika diindikasikan
dengan peningkatan jumlah unit industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika
serta nilai investasi industri besar sedang (IBS) pada sektor industri logam, mesin, alat
transportasi dan elektronika khususnya. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari
sasaran strategis ini adalah:
1. Jumlah unit industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika besar sedang yang
tumbuh.
2. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika.
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dimaksudkan untuk
meningkatkan penjualan produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar
baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan daya saing dan produktivitas dilakukan
melalui pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri
nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:
1. Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika
terhadap ekspor nasional.
2. Produktivitas dan kemampuan SDM industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika.
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku kepentingan
merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi Dan Elektronika.
6
b) Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis 1 : Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran
pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan secara
terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan dan kebijakan-
kebijakan yang mendukung tercapainya rencana tersebut. Indikator kinerja sasaran strategis
(IKSS) dari sasaran ini adalah:
1. Jumlah peraturan perundangan (PP/Perpres/Permen)
Sasaran Strategis 2 : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang
adil, berdaya saing dan berkelanjutan
Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dan produktivitas
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor.
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:
1. Infrastruktur Kompetensi yang terbentuk (SKKNI)
B. Indikator Kinerja Sasaran
Berdasarkan sasaran strategis diatas, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika menyusun Rencana Kinerja Tahun 2020 yang disusun dalam
rangka pencapaian target jangka menengah disertai beberapa penyesuaian. Hal ini
dikarenakan pada perkembangannya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika mengalami beberapa review yang
dipengaruhi oleh kondisi iklim bisnis. Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Tahun 2020 memuat beberapa indikator kinerja
yang ditetapkan berdasarkan perspektif pemangku kepentingan dan pelaksanaan tupoksi.
7
Rencana kinerja tersebut sebagai berikut :
Tabel Rencana Kinerja Tahunan
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Tahun 2020
No. Sasaran Program / Indikator Target
Satuan 2017 2018 2019
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
1.
1. Meningkatnya populasi dan persebaran Industri Logam Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
- Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Unit 412 528 590
- Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Rp triliun 102,2 – 110,6
116,2 – 123,5
141,0 – 146,9
2.
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri logam mesin, alat transportasi, dan elektronika
- Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap ekspor nasional
Persen 19.8 - 20.0
19.9 - 20.0 19.9 - 20.0
- Produktivitas dan kemampuan SDM industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Juta Rupiah/ orang per
tahun 696,8 768 852,2
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
1.
Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Efektif
- Peraturan perundangan yang diselesaikan PP/
Perpres/ Permen
1 1 1
- Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI 15 23 23
- Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
Regulasi 7 8 8
2.
Terselenggaranya urusan pemerintah di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
- Produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Sertifikat 450 350 350
- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
SKKNI 13 9 10
LSP dan TUK
- - -
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
1. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
- Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja
Mencapai Tingkat 3 (Merupakan hasil evaluasi tingkat kematangan penerapan SPIP)
Persen 80 100 100
8
BAB III
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN
A. Kondisi yang Diharapkan
Pembangunan Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika merupakan bagian
dari penyokong dan penopang pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan
industri harus diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang mampu memberikan
sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan
sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika tidak hanya ditujukan untuk
mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh
melemahnya daya saing dan krisis global yang tengah melanda dunia saat ini saja, melainkan
juga mampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar
membangun industri andalan masa depan.
Adapun tujuan kondisi yang diharapkan terkait dengan Rencana Kerja Tahunan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
1. Terwujudnya industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika nasional sebagai
pilar perekonomian nasional;
2. Terwujudnya kedalaman dan kekuatan struktur industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika;
3. Terwujudnya industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang mandiri,
berdaya saing, dan maju serta terciptanya iklim usaha yang kondusif
4. Terbukanya kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja sektor industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;
5. Terwujudnya pemerataan pembangunan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkokoh
ketahanan nasional;
6. Meningkatnya layanan teknis dan administratif dalam rangka penumbuhan dan
pengembangan industri lham mesin alat transportasi dan elektronika
9
B. Program dan Kegiatan
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, pada tahun
2020 memiliki program dan kegiatan dalam rangka Penumbuhan dan Pengembangan
Industri sektor Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang mencakup sebagai
berikut:
1. Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Kegiatan penumbuhan dan pengembangan industri logam dilaksanakan oleh Direktorat
Industri Logam dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan terbagi berdasarkan
anggaran yang digunakan yaitu anggaran fungsi ekonomi dan anggaran fungsi
pendidikan, sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal
dari anggaran fungsi ekonomi adalah:
1) Klaster 10 Juta Ton Produksi Logam Nasional (70-Persen) ;
2) Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha (3-Dokumen);
3) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Logam (3-RSNI).
Sedangkan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal
dari anggaran fungsi pendidikan adalah:
1) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri
Logam (2-RSKKNI);
2) SDM Sektor Industri Logam yang Terlatih (240-Orang);
3) Bimbingan Teknis Penerapan SNI Wajib Industri Logam (60-Orang);
4) Bimbingan Teknis dalam rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri
Logam (80-Orang);
5) Peningkatan Kompetensi SDM dalam rangka Pengembangan Hilirisasi Industri Logam
Berbasis Pengolahan Sumber Daya Mineral Logam Bukan Besi (60-Orang).
2. Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Kegiatan penumbuhan dan pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian
dilaksanakan oleh Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dengan
sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal dari anggaran
fungsi ekonomi adalah:
1) Temu Bisnis Kemampuan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
(1-Temu Bisnis);
2) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian (3-RSNI);
3) Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
(1-Dokumen)
10
4) Infrastruktur Ketenagalistrikan yang Terevaluasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) (2-Pembangkit);
5) Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha (2-Dokumen).
Sedangkan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal
dari anggaran fungsi pendidikan adalah:
1) SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang Terfasilitasi dalam
Penerapan Standar Industri (20-Orang);
2) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (2-RSKKNI);
3) SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang Terlatih dan/atau
Tersertifikasi (340-Orang);
4) Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
(2-Pusat Pengembangan).
3. Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
Kegiatan penumbuhan industri maritim, alat transportasi dan alat pertahanan
dilaksanakan oleh Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal dari
anggaran fungsi ekonomi adalah:
1) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan (3-RSNI);
2) Roadmap Pengembangan Flexi Engine Bio Diesel (B100) (1-Rancangan);
3) Roadmap Pengembangan Industri Komponen Pesawat Terbang (1-Rancangan);
4) Penyusunan Regulasi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (1-Rancangan);
5) Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha (4-Dokumen).
Sedangkan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal
dari anggaran fungsi pendidikan adalah:
1) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (3-RSKKNI);
2) SDM Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Terlatih dan/atau
Tersertifikasi (800-Orang);
3) Pilot Project Industri 4.0 dI Sektor Otomotif (1-Pilot Project);
11
4. Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika
Kegiatan penumbuhan dan pengembangan industri elektronika dan telematika
dilaksanakan oleh Direktorat Industri Elektronika dan Telematika dengan sasaran
kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal dari anggaran fungsi
ekonomi adalah:
1) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Elektronika dan Telematika
(1-RSNI);
2) Sosialisasi dan Penyusunan Pembelakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib
Produk Elektronika Konsumsi dan Komponen (1-SNI);
3) Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha (2-Dokumen).
Sedangkan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dengan alokasi anggaran berasal
dari anggaran fungsi pendidikan adalah:
1) Peningkatan Kapabilitas SDM dan Rekomendasi Kebijakan Industri Elektronika dan
Telematika (70-Orang);
2) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri
Elektronika dan Telematika (1-RSKKNI);
3) Pusat Pengembangan Inovasi dan Peningkatan Akses Pasar (1-Pusat);
4) Pilot Project Industri 4.0 di Sektor Elektronika (1-Pilot);
5. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika.
Kegiatan penyusunan dan evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat
Jenderal Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika dengan sasaran
kegiatan/output yang dihasilkan adalah:
1) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I (1-Layanan);
2) Layanan Sarana dan Prasarana Internal (1-Layanan);
3) Layanan Perkantoran (12-Layanan).
12
BAB IV
PENUTUP
Dengan telah disusunnya Rencana Kinerja ini diharapkan bahwa Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) dapat memiliki acuan
dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang baik pada tahun anggaan 2020 sehingga
dapat mendukung pengembangan sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika (ILMATE) dan mendukung peningkatan pembangunan ekonomi nasional.
Meskipun pada tahun anggaran 2020 sebagian besar anggaran yang ada pada Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika merupakan alokasi
anggaran fungsi pendidikan daripada alokasi anggaran fungsi ekonomi sehingga fokus
pengembangan lebih ke arah sumber daya manusia.
13
BAB V
LAMPIRAN
LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN 2020 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
RELEVANSI TUJUAN DENGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
1 - Laju pertumbuhan
industri logam,
mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
- Kontribusi industri
logam, mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
terhadap PDB
Nasional
- Penyerapan Tenaga
Kerja Industri Non
Batubara dan Non
Migas
Meningkatnya populasi
dan persebaran Industri
Logam Mesin, Alat
Transportasi dan
Elektronika
- Unit industri logam,
mesin, alat transportasi,
dan elektronika
- Nilai investasi di sektor
industri logam, mesin,
alat transportasi, dan
elektronika
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam
- Pengembangan Klaster 10 Juta
Ton Produksi Logam Nasional
dan Peningkatan Kemampuan
“Know How” dalam rangka
Lokaliasasi Bahan Baku
Logam*
- Peningkatan Kemampuan
“Know How” Industri Logam
Nasional dalam rangka
Lokalisasi Bahan Baku melalui
“Secondary Steel Technology”
untuk Memenuhi Kebutuhan
Special Steel pada Industri
Komponen Otomotif, Kereta
Api dan Perkapalan *
- Pengembangan Kerjasama
Internasional pada Industri
Logam
- Pengembangan Industri
Pengolah Hasil Tambang
Mineral Menjadi Produk dan
Jasa Industri
- Pengembangan Industri Logam
Khusus (Logam Tanah Jarang)
14
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
- Penciptaan dan Peningkatan
Iklim Usaha dan Iklim Investasi
yang Kondusif
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
- Penyusunan Kebijakan
Kerjasama Internasional
Industri Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat
Pertahanan
- Pengembangan Low Carbon
Emission Car (lcec)
- Pengembangan Industri Alat
Transportasi Darat
- Pengembangan Industri
Maritim
- Pengembangan Industri
Kedirgantaraan, Alat
Pertahanan dan Maintenance,
Repair And Overhaul (mro)
- Pengembangan Pesawat
Turboprop Jarak Menengah *
- Pengembangan Kendaraan
Pedesaan *
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Elektronika dan Telematika
- Pengembangan Pusat
Pertumbuhan Industri Konten
- Pengembangan Pusat Riset
15
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
dan Pengembangan Produk
Telematika
- Rekomendasi kebijakan dalam
rangka mendorong iklim
investasi Industri Elektronika
dan Telematika
- Rekomendasi kebijakan dalam
rangka peningkatan daya saing
dan produktifitas Industri
Elektronika dan Telematika
- Fasilitasi promosi investasi
dalam rangka pengembangan
technopark
- Pengembangan Pusat
Pertumbuhan Industri Konten
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
- Pusat Pengembangan
Teknologi Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian*
- Penyusunan kebijakan dalam
rangka mendorong iklim
investasi IPAMP
- Peningkatan investasi melalui
kerjasama teknologi sektor
IPAMP
2 - Laju pertumbuhan
industri logam,
mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
Meningkatnya daya
saing dan produktivitas
sektor industri logam
mesin, alat transportasi,
dan elektronika
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam
- Pengembangan Klaster 10 Juta
Ton Produksi Logam Nasional
dan Peningkatan Kemampuan
16
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
- Kontribusi industri
logam, mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
terhadap PDB
Nasional
- Penyerapan Tenaga
Kerja Industri Non
Batubara dan Non
Migas
- Kontribusi ekspor
produk industri
logam, mesin, alat
transportasi, dan
elektronika terhadap
ekspor nasional
- Produktivitas dan
kemampuan SDM
industri logam,
mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
“Know How” dalam rangka
Lokaliasasi Bahan Baku Logam
*
- Peningkatan Kemampuan
“Know How” Industri Logam
Nasional dalam rangka
Lokalisasi Bahan Baku melalui
“Secondary Steel Technology”
untuk Memenuhi Kebutuhan
Special Steel pada Industri
Komponen Otomotif, Kereta
Api dan Perkapalan *
- Pengembangan Kerjasama
Internasional pada Industri
Logam
- Pengembangan Industri
Pengolah Hasil Tambang
Mineral Menjadi Produk dan
Jasa Industri
- Pengembangan Industri Logam
Khusus (Logam Tanah Jarang)
- Penciptaan dan Peningkatan
Iklim Usaha dan Iklim Investasi
yang Kondusif
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
- Penyusunan Kebijakan
Kerjasama Internasional
Industri Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat
Pertahanan
17
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
- Pengembangan Low Carbon
Emission Car (lcec)
- Pengembangan Industri Alat
Transportasi Darat
- Pengembangan Industri
Maritim
- Pengembangan Industri
Kedirgantaraan, Alat
Pertahanan dan Maintenance,
Repair And Overhaul (mro)
- Pengembangan Pesawat
Turboprop Jarak Menengah *
- Pengembangan Kendaraan
Pedesaan *
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Elektronika dan Telematika
- Pengembangan Pusat
Pertumbuhan Industri Konten
- Pengembangan Pusat Riset
dan Pengembangan Produk
Telematika
- Rekomendasi kebijakan dalam
rangka mendorong iklim
investasi Industri Elektronika
dan Telematika
- Rekomendasi kebijakan dalam
rangka peningkatan daya saing
dan produktifitas Industri
Elektronika dan Telematika
- Fasilitasi promosi investasi
dalam rangka pengembangan
technopark
18
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
- Pengembangan Pusat
Pertumbuhan Industri Konten
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
- Pusat Pengembangan
Teknologi Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian*
- Penyusunan kebijakan dalam
rangka mendorong iklim
investasi IPAMP
- Peningkatan investasi melalui
kerjasama teknologi sektor
IPAMP
3 - Laju pertumbuhan
industri logam,
mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
- Kontribusi industri
logam, mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
terhadap PDB
Nasional
- Penyerapan Tenaga
Kerja Industri Non
Batubara dan Non
Migas
A. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Efektif - Peraturan
perundangan
yang diselesaikan
- Rancangan
Standard Nasional
Indonesia (RSNI)
- Regulasi teknis
pemberlakukan
SNI, ST dan/atau
PTC secara wajib
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam
- Penyusunan Rancangan
Standar Nasional Indonesia
(RSNI) Industri Logam
- Penyusunan Standar Nasional
Indonesia (SNI) Wajib Industri
Logam
- Bimbingan Teknis Penerapan
Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) Wajib
Produk Industri Logam
- Pengawasan Pemberlakuan
SNI Wajib Produk Industri
Logam
- Peningkatan Penggunaan
Produksi Dalam Negeri Sektor
19
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
B. Terselenggaranya urusan pemerintah di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
- Produk Industri
Logam, Mesin,
Alat Transportasi
dan Elektronika
tersertifikasi
Tingkat
Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
- Infrastruktur
kompetensi yang
terbentuk
Industri Logam
- Penyusunan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (RSKKNI)
Sektor Industri Logam
- Pelatihan SDM Industri Logam
- Penguatan Infrastruktur Lab
Uji SNI Wajib Produk Logam *
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
- Pengembangan Kualitas Dan
Sertifikasi Produk Komponen
Perkapalan
- Peningkatan kemampuan dan
sertifikasi SDM Industri
Maritim, Alat Transportasi, Dan
Alat Pertahanan
- Sertifikasi Tkdn Produk Industri
Maritim, Alat Transportasi Dan
Alat Pertahanan
- Bantuan Peralatan Dalam
Rangka Penerapan SNI Wajib
Pelek *
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Elektronika dan Telematika
- Pelatihan dan Sertifikasi SDM
Industri
20
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
- Mesin dan/atau peralatan Uji
dalam rangka penerapan
standar mutu
- Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI) Industri
Elektronika dan Telematika
- Standar Nasional Indonesia
(SNI) Wajib Industri Elektronika
dan Telematika
- Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional
Industri (RSKKNI) sektor
Industri Elektronika dan
Telematika
Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
- Peningkatan Kompetensi dan
sertifikasi SDM Industri sektor
Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian
- Peningkatan Kompetensi SDM
Industri sektor Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
- Penyusunan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja
Indonesia (RSKKNI) Sektor
Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian
- Sertifikasi TKDN produk
Industri Permesinan dan Alat
21
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
Mesin Pertanian
- Penyusunan Rancangan
Standar Nasional Indonesia
(RSNI) Produk Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
- Penyusunan Standar Nasional
Indonesia (SNI) Wajib Produk
Industri Mesin
- Peningkatan Kemampuan
Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian yang Memiliiki
Keterbatasan Dalam
Penerapan SNI Wajib
- Pengawasan Pemberlakuan
SNI Wajib Produk Mesin di
Pabrik
4 - Laju pertumbuhan
industri logam,
mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
- Kontribusi industri
logam, mesin, alat
transportasi, dan
elektronika
terhadap PDB
Nasional
- Penyerapan Tenaga
Kerja Industri Non
Batubara dan Non
Migas
A. Terwujudnya ASN
Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan
Elektronika yang
kompeten, profesional
dan berkepribadian
B. Terwujudnya birokrasi
yang efektif, efisien,
dan berorientasi pada
layanan prima
C. Tersusunnya
Perencanaan Program,
pengelolaan keuangan
serta pengendalian
yang berkualitas dan
akuntabel
Penyusunan dan Evaluasi
Program Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika
- Menyusun Perjanjian
Kerjasama Sektor IMATE;
- Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan Di Bidang
Lingkungan Hidup
- Penyusunan Rekomendasi
Peraturan di bidang Standar
- Penyusunan Rekomendasi
Iklim Usaha
- Menyusun Peraturan
Pendukung UU Perindustrian
- Pengembangan Kebijakan
22
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
(Terkelolanya
anggaran
pembangunan secara
efisien dan akuntabel)
D. Terwujudnya
transparansi dan
akuntabilitas Laporan
Kinerja
P3DN Lingkup ILMATE
- Menyusun Perjanjian
Kerjasama Ditjen ILMATE
- Pengembangan Pegawai Ditjen
ILMATE
- Melaksanakan Reformasi
Birokrasi
- Tatalaksana Kearsipan Ditjen
ILMATE
- Promosi melalui Pameran
Dalam dan Luar Negeri
- Mengelola Keuangan dan BMN
Ditjen ILMATE
- Melaksanakan Koordinasi
konsultansi dan Pembinaan
ILMATE
- Penyusunan Rekomendasi
Posisi ILMATE Dalam Kerangka
Kerjasama Internasional
- Melaksanakan Pembinaan Dan
Pengembangan Hak Atas
Kekayaan Intelektual
- Menyusun Rencana Kinerja
(Renkin) Ditjen ILMATE
- Melakukan Pembaharuan
Database Ditjen ILMATE
- Melaksanakan Administrasi
pengadaan Barang atau Jasa
- Menyusun Satuan 3B Ditjen
ILMATE
- Koordinasi Internal Ditjen
ILMATE
- Pengembangan Sistem
Pelayanan Publik Ditjen
23
NO
KETERKAITAN
KETERANGAN TUJUAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM / KEGIATAN
ILMATE
- Melakukan Pengembangan
Sistem Informasi Ditjen
ILMATE
- Menyusun Perjanjian Kinerja
(Perkin) Ditjen ILMATE
- Pengawasan Standar Produk
ILMATE
- Penyusunan Rekomendasi
Penyiapan Insentif ILMATE
- Dukungan Administrasi Tupoksi
ILMATE
- Menyusun Dokumen
Penganggaran Ditjen ILMATE
- Menyusun Laporan PP 39
Ditjen ILMATE
- Koordinasi Pelaksanaan
Anggaran
- Menyusun Laporan Rencana
Aksi Kegiatan Ditjen ILMATE
- Koordinasi Program dan
Kegiatan Ditjen ILMATE
- Menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Ditjen
ILMATE
- Koordinasi Kerjasama antar
instansi pelaksanaan BMDTP
- Melaksanakan Pemantauan
Program Prioritas Ditjen
ILMATE
- Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan Ditjen ILMATE
24
LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA TUJUAN
No. Tujuan Program/Indikator
Target
Satuan 2017 2018 2019
2020
1.
Meningkatnya peran industri logam mesin, alat transportasi, dan elektronika dalam perekonomian nasional
-
Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Persen 4,55-4,85 4,50 – 4,89 4,55-5,04 4,55-5,04
-
Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap PDB Nasional
Persen 4,94-5,02 5,05 – 5,13 5,15-5,23 5,15-5,23
-
Penyerapan Tenaga Kerja industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap PDB Nasional
(juta orang)
2,18-2,19 2,33 - 2,37 2,41-2,46 2,41-2,46
SMART Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika :
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Cara menghitung diukur melalui pertumbuhan nilai tambah dihitung dengan melihat
tingkat pertumbuhan rata-rata sektor industri sesuai data dari BPS. Untuk setiap sektor
akan mengikuti dengan mencantumkan nilai pertumbuhan dalam persentase masing-
masing jenis industri dan data diperoleh dari BPS
Achievable
Dapat dicapai melalui penciptaan iklim usaha dan iklim investasi serta pendalaman dan
kekuatan struktur industri
Relevance
Terkait dengan upayamewujudkan industri sektor ilmate sebagai piar perekonomian
Timebound
satu tahun periode
25
SMART
Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap PDB
Nasional:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya berdasarkan dokumen
ekspor impor dari Ditjen Beacukai
Achievable
dapat dicapai melalui program peningkatan daya saing industri dan akses pasar
Relevance
Terkait dengan upaya peningkatan akses pasar
Timebound
satu tahun periode
SMART
Penyerapan Tenaga Kerja industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
terhadap PDB Nasional
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari laporan SAKERNAS dan BKPM
Achievable
Dapat dicapai program kerja penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan investasi
Relevance
Terkait dengan upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada industri sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
26
LAMPIRAN RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA KRITERIA SMART INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
No. Sasaran Program / Indikator Target
Satuan 2017 2018 2019
2020
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
1.
1. Meningkatnya populasi dan persebaran Industri Logam Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
- Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Unit 412 528 590 590
- Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Rp triliun 102,2 – 110,6
116,2 – 123,5
141,0 – 146,9
141,0 – 146,9
2.
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri logam mesin, alat transportasi, dan elektronika
- Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap ekspor nasional
Persen 19.8 - 20.0
19.9 - 20.0
19.9 - 20.0 19.9 - 20.0
- Produktivitas dan kemampuan SDM industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Juta Rupiah/
orang per tahun
696,8 768 852,2 852,2
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
1.
Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Efektif
- Peraturan perundangan yang diselesaikan PP/
Perpres/ Permen
1 1 1 1
- Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI)
RSNI 15 23 23 23
- Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
Regulasi 7 8 8 8
2.
Terselenggaranya urusan pemerintah di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
- Produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Sertifikat 450 350 350 350
- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
SKKNI 13 9 10 10
LSP dan TUK
- - - -
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
1. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
- Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja
Mencapai Tingkat 3 (Merupakan hasil Persen 80 100 100 100
27
No. Sasaran Program / Indikator Target
Satuan 2017 2018 2019
2020
evaluasi tingkat kematangan penerapan SPIP)
KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN
1. SMART
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika baru besar sedang yang
tumbuh (note: merupakan jumlah penambahan pada tahun berjalan saja, bukan kumulatif
Cakupan industri baru merupakan penumbuhan maupun perluasan)
Achievable
Dapat dicapai melaluiperumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka Peningkatan
Populasi dan Persebaran Industri melalui kebijakan iklim investasi dan usaha yang
kondusif
Relevance
Terkait dengan upaya program peningkatan Populasi dan Persebaran Industri
Timebound
satu tahun periode
2. SMART
Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari laporan realisasi investasi PMA/PMDN berdasarkan laporan LKPM-
BKPM
Achievable
dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi dalam rangka percepatan Realisasi
investasi
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan populasi industri sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
3. SMART
28
Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
terhadap ekspor nasional
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya berdasarkan dokumen
eksporimpor dari Ditjen Beacukai. Perhitungannya: Perbandingannilai eksporproduk
industripengolahannon-migasterhadap nilaiekspor nasional setiaptahunnya.
Achievable
Dapat dicapai mnelalui program peningkatan dan perluasan akses pasar dan kerjasama
internasional (FTA)
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan pangsa pasar ekspor produk industri sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
4. SMART Produktivitas dan kemampuan SDM industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Pembagianantara Nilaitambah danjumlah TenagaKerja di sektorIndustri besarsedang
yangbersangkutan
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan kompetensi SDM industri sektor ILMATE
Relevance
Terkait program peningkatan daya saing melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja
pada industri sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
5. SMART
Peraturan perundangan yang diselesaikan:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable :
Jumlah peraturan pelaksanaan penumbuhan dan pengembangan industri sektor ILMATE
yang terdiri dari: PP, Perpres, dan permen
Achievable
29
dapat dicapai melalui penyusunan peraturan pelaksanaan penumbuhan dan
pengembangan industri sektor ILMATE yang terdiri dari: PP, Perpres, dan permen
Relevance
Terkait dengan upaya untuk mendukung penumbuhan dan pengembangan industri
sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
6. SMART
Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah tersusunnya Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk industri sektor
ilmate
Achievable
Dapat dicapai melalui akselarasipercepatan perumusan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
Relevance
Terkait dengan upaya untuk meningkatkan daya saing sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
7. SMART
Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah tersusunnya SNI wajib yang diberlakukan
Achievable
Dapat dicapai melalui akselarasi percepatan perumusan regulasi teknis SNI Wajib sektor
ILMATE
Relevance
Terkait dengan upaya untuk meningkatkan daya saing sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
8. SMART
Produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
30
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari laporan sertifikasi TKDN industri sektor ILMATE.
Jumlah produkindustri yangdiberikansertifikatTingkatKomponenDalam Negeri(TKDN)
padatahun tersebut.Bukanmerupakanjumlahkumulatifproduk
industriyangtersertifikasisampai dengantahun berjalan.
Achievable
Dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi Realisasi sertifikasi TKDN industri sektor
ILMATE
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan daya saing industri sektor ILMATE
Timebound
satu tahun periode
9. SMART
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Penambahanjumlah SKKNIyang ditetapkanserta LSP danTUK yangterbentuk padatahun
berjalan
Achievable
dapat dicapai percepatan perumusanRSKKNIyang ditetapkanserta pembentukan LSP
danTUK
Relevance
Terkait dengan upaya untuk mendukung peningkatan daya saing industri melalui
peningkatan produktivitas SDM industri
Timebound
satu tahun periode
10. SMART
Prestasi kerja pegawai Ditjen ILMATE (Nilai Rata – rata prestasi kerja selruh pegawai
Ditjen ILMATE yang dinilai dari SKP:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Nilai rata-rata prestasi kerja seluruh pegawai Ditjen ILMATE yang dinilai dari SKP
Achievable
31
Dapat dicapai melalui upaya peningkatan prestasi kerja
Relevance
Terkait dengan upaya Terwujudnya ASN yang profesional dan berkepribadian
Timebound
satu tahun periode
11. SMART
Produktivitas kinerja minimum pegawai Ditjen ILMATE (Jumlah jam produktivitas rata –
rata pegawai Ditjen ILMATE per tahun:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah jam produktifitas rata-rata pegawai Ditjen ILMATE pertahun
Achievable
Dapat dicapai melalui program guna terciptanya Produktivitas kinerja minimum pegawai
Ditjen ILMATE
Relevance
Terkait dengan upaya Terwujudnya ASN yang profesional dan berkepribadian
Timebound
satu tahun periode
12. SMART
Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja Mencapai Tingkat 3 (Merupakan hasil evaluasi
tingkat kematangan penerapan SPIP)
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
hasil evaluasi tingkat kematangan penerapan SPIP
Achievable
Dapat dicapai melalui implentasi SPIP yang berkesinambungan
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada
layanan prima
Timebound
satu tahun periode
13. SMART
Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN (Kualitas laporan keuangan dan BMN yang
dinilai oleh Biro Keuangan):
Specific
32
Tidak Dwimakna
Measurable
Kualitas Laporan Keuangan dan BMN yang dinilai oleh Biro Keuangan
Achievable
Dapat dicapai melalui peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan kualitas laporan
keuangan melalui Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan dan BMN
Timebound
satu tahun periode
14. SMART
Status Pengelolaan BMN Ditjen ILMATE (Jumlah Penetapan Pengelolaan BMN Ditjen
ILMATE
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah penetapan pengelolaan BMN Ditjen ILMATE
Achievable
Dapat dicapai melalui Tersusunnyaperencanaanprogram,pengelolaankeuangan
sertapengendalianyang berkualitasdan akuntabel
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatkan Status pengelolaan BMN
Timebound
satu tahun periode
15. SMART Anggaran Ditjen ILMATE yang diblokir (Proporsi anggaran Ditjen ILMATE yang
masuk dalam catatan halaman IV DIPA):
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Proporsi anggaran Kementerian Perindustrian yang masuk dalam catatan halaman IV
DIPA
Achievable
Dapat dicapai melalui Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta
pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
Relevance
Terkait dengan upaya perencanaan yang baik
Timebound
33
satu tahun periode
16. SMART
Kesesuaian rencana Program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan
(Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen Trilateral Meeting):
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen Trilateral Meeting
Achievable
dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi realisasi anggaran tahun berjalan
Relevance
Terkait dengan upaya untuk mendukung untuk Meningkatnya kualitas perencanaan dan
penganggaran
Timebound
satu tahun periode
17. SMART Nilai SAKIP Ditjen ILMATE:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Tingkat Penilaian SAKIP Ditjen ILMATE sesuaipermenperin No. 75 Tahun 2014
Achievable
dapat dicapai melalui perbaikan aspek LHE
Relevance
Terkait dengan upaya untuk mendukung untukMeningkatkan kualitas pelaporan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Timebound
satu tahun periode
34
LAMPIRAN KETERKAITAN ANATARA RENSTRA, RENKIN, RKA-KL DAN RPJMN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA A. Tujuan yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran keberhasilan (indikator)
1. Meningkatnya peran industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dalam perekonomian nasional - REPRESENTASI TUJUAN
Outcome merupakan pernyataan hasil pada tingkat pencapaian jangka menengah, tidak langsung diperoleh melalui kegiatan dan membutuhkan sebagian kontribusi dari pihak lain (misalnya pemangku kepentingan, penerima manfaat, media, mitra kerja dan lain sebagainya)
- PERTUMBUHAN LAPANGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei industri pengolahan
adalah klasifikasi yang berdasar kepada International Standard Industrial Classification of all Economic Activities (ISIC) revisi 4 , yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) .
- PERTUMBUHAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA - KRITERIA
Rumusan outcome harus dalam perspektif eksternal. Outcome harus terukur dan keterukuran tersebut ditunjukkan oleh indikatornya. Rumusan outcome sebaiknya dibuat dalam kalimat positif, misalnya kalimat yang diawali kata seperti “menurunnya” sebaiknya diubah menjadi kata “meningkatnya” dengan tetap mempertahankan substansi.
2. Indikator Tujuan Renstra
Outcome: - Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
35
- Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap PDB Nasional
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. - Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas
Industri memiliki peran strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan meningkatkan produksi fisik masyarakat melalui perluasan lapangan usaha dan memperluas kesempatan kerja
Industri manufaktur menyerap tenaga kerja dalam negeri seiring adanya peningkatan investasi atau ekspansi. Ini menjadi salah satu efek berantai dari aktivitas industrialisasi yang sekaligus turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
tiga pilar utama yang perlu menjadi perhatian untuk memacu pertumbuhan industri nasional, yaitu investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) Kriteria Outcome: - Rumusan outcome harus dalam perspektif eksternal - Outcome harus terukur dan keterukuran tersebut ditunjukkan oleh
indikatornya - Rumusan outcome sebaiknya dibuat dalam kalimat positif, misalnya kalimat
yang diawali kata seperti “menurunnya” sebaiknya diubah menjadi kata “meningkatnya” dengan tetap mempertahankan substansi
B. Keterkaitan antara tujuan, sasaran, indikator dan target dengan target pada RPJMN 2015-2019
36
1. Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan - Meningkatnya daya saing Industri Alat Transportasi Darat
a) Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat b) Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Alat Transportasi Darat c) Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Alat Transportasi Darat
- Tersedianya Kendaraan Angkutan Umum Murah
a) Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM)
- Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar), industri intermediate dan industri hilir (light) a) Terbuatnya prototype kereta penumpang b) Kapasitas produksi kereta penumpang c) Bertambahnya jumlah dan Jenis industri komponen d) Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang Bersertifikat e) Penguasaan Teknologi KBM Multiguna Pedesaan di bidang perakitan f) Meningkatnya jumlah Industri Komponen Teknologi KBM Multiguna
Pedesaan di bidang komponen g) Tersusunnya regulasi Low Carbon Emision Car
- Meningkatnya daya saing Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan a) Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan b) Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan c) Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Maritim, Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
37
d) Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
2. Industri Elektronika dan Telematika
- Meningkatnya daya saing Industri Elektronika dan Telematika a) Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 (lima) ICT Center dalam
bentuk Incubator Business Center (IBC), RICE dan Technopark b) Pembangunan 5 Science and TechnoPark di daerah-daerah Kabupaten/Kota c) Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika d) Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika e) Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika f) Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektroika dan Telematika
3. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
- Meningkatnya daya saing Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian a) Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian b) Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian c) Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian d) Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian e) Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan
Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan) f) Terbentuknya dan berkembangnya Alsintan Center di luar Pulau Jawa
(Sumbar, Kalbar, Sulsel, NTB,NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan Kelembagaan)
4. Industri Logam
- Meningkatnya Populasi Industri Sedang dan Besar Material Dasar Logam (Quickwins: Hilirisasi Hasil Tambang ke Produk dan Jasa Industri)
a) Terbangunnya Industri Pengolah Hasil Tambang Mineral menjadi Produk dan Jasa Industri
b) Terfasilitasinya pengembangan industri material dasar logam khusus - Revitalisasi Industri Material Dasar Logam a) Bantuan peralatan dan mesin penumbuhan industri material dasar logam - Meningkatnya daya saing Industri Material Dasar Logam) a) Tersusunnya Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material Dasar
Logam b) Peningkatan Kerjasama, Iklim Usaha, Promosi dan Investasi Industri Material
Dasar Logam - Hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri a) Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin (Kalsel)
dan Medan (Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata (Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng), Pomalaa (Sultra), Sangata (Smelter)
38
b) Terfasilitasinya Pembangunan Laboratorium Logam Tanah Jarang untuk Bahan Baku Industri
c) Terfasilitasinya Penelitian pemanfaatan Logam Tanah Jarang untuk produk Industri
d) Terfasilitasinya Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang
C. Keterkaitan Program/ Kegiatan, RPJMN, RIPIN, Sasaran Tujuan & Sasaran Strategis
1. Pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 - Tersedianya Kendaraan Angkutan Umum Murah - Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM)
Angkutan Umum Murah (KAUM)
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) TAHAP 1 2015-2019
Komponen otomotif - Penggerak mula (engine) BBM, gas dan Listrik - Perangkat transmisi (power train) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015-2019 Tujuan: - Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap
PDB Nasional - Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas
Sasaran Strategis: - Meningkatnya populasi dan persebaran Industri Logam Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika :
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
2. Hilirisasi Industri Logam Berbasis Pengolahan Sumber Daya Mineral Logam
(Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 - Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin (Kalsel)
dan Medan (Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata (Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng), Pomalaa (Sultra), Sangata (Smelter)
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) TAHAP 1 2015-2019 - Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja Dasar - Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi
39
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015-2019 Tujuan: - Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap
PDB Nasional - Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas
Sasaran Strategis - Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika
3. Peningkatan Ekosistem Startup Company Industri Elektronika dan Telematika serta Pengembangan Technopark (Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 - Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 (lima) ICT Center dalam
bentuk Incubator Business Center (IBC), RICE dan Technopark - Pembangunan 5 Science and TechnoPark di daerah-daerah Kabupaten/Kota
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) TAHAP 1 2015-2019 - Industri Telematika/ ICT
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015-2019 Tujuan: - Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap
PDB Nasional - Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas
Sasaran Strategis - Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika
4. Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 - Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan
Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan)
40
- Terbentuknya dan berkembangnya Alsintan Center di luar Pulau Jawa (Sumbar, Kalbar, Sulsel, NTB,NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan Kelembagaan)
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) TAHAP 1 2015-2019 - Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong, Dan Jasa Industri
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2015-2019 Tujuan: - Laju pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Kontribusi industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap
PDB Nasional - Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas
Sasaran Strategis - Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika - Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika