57
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 2020

Page 2: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan
Page 3: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya telah tersusun Laporan Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Dit. P2PTM) Tahun 2019, Laporan Kinerja ini disusun sebagai pelaksanaan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang mewajibkan setiap entitas sebagai unsur Kementerian Lembaga penyelenggara negara mulai entitas satker sampai dengan entitas Kementerian Negara/Lembaga harus menyampaikan Laporan Kinerja. Penyusunan laporan kinerja disusun sesuai dengan peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Dit. P2PTM merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka pencapaian sasaran strategis pada tahun 2019 yang tercermin dalam capaian indikator kinerja, serta merupakan realisasi dari Rencana Kinerja Tahunan tahun anggaran 2019, yang mengacu pada Rencana Stategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, dan Rencana Aksi Kegiatan Dit. P2PTM tahun 2015-2019. Laporan Kinerja ini dapat memberikan gambaran obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan dan publik tentang kinerja Dit. P2PTM baik keberhasilan maupun kendala pada tahun 2019, dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja Dit. P2PTM yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kerja tahun berikutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas keberhasilan program pencegahan dan pengendalian PTM yang telah dicapai, walaupun masih ada yang perlu ditingkatkan dan disempurnakan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Kami harapkan masukan-masukan atau saran dan kritik yang membangun dari semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja pada tahun-tahun selanjutnya.

Jakarta, Januari 2020 Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes NIP 196206221988122001

Page 4: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA (LAPKIN) DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2019

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian Sasaran Strategis Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular tahun 2019, yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja, yang tertuang dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2019 serta merupakan realisasi dari Rencana Kerja tahun anggaran 2019, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, dan Rencana Aksi Kegiatan Dit. P2PTM tahun 2015-2019. Tugas pokok dan fungsi Dit. P2PTM tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, yaitu mempunyai tugas Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan krteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM menyusun visi, misi, dan strategi, yang mencerminkan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Aksi Kegiatan P2PTM Tahun 2015-2019. Dalam pelaksanaan kegiatan Dit.P2PTM juga didukung oleh dana dekonsentrasi yang diberikan kepada daerah sebagai akselerasi capaian program melalui pelatihan, serta dana dari PHLN, sehingga kinerja penggunaan dana tersebut akan mempengaruhi kinerja Dit.P2PTM. Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan pencegahan pengendalian penyakit tidak menular, yaitu terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, ditetapkan 5 (lima) indikator kinerja keberhasilan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, yaitu; Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu, Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah, Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM, Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak. Pada tahun 2019, Direktorat P2PTM telah menetapkan indikator keberhasilan yang tertuang dalam perjanjian kinerja yaitu, indikator kinerja program (IKP) yaitu Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%, dan indikator kinerja kegiatan (IKK) yaitu Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu sebesar 50%, Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%, dan Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara sebesar 50%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak sebesar 30%. Hasil dari pengukuran kinerja pada tahun 2019, Indikator Kinerja mencapai target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja yaitu Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50,2%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu sebesar 80,5%, Persentase

Page 5: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 iii

Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50,7%, dan Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara sebesar 50,0%.Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak sebesar 60,8%. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran indikator kinerja tersebut, antara lain advokasi dan sosialisasi yang belum maksimal di tingkat kab/kota, Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor yang belum optimal di tingkat Kab/Kota, dan minimnya anggaran di daerah yang tersedia. Alokasi anggaran Satker Dit.P2PTM dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM tahun 2019 sebesar Rp. 61.635.459.000,- dengan realisasi Rp. 54.541.639.424,- atau sebesar 88,5%, anggaran ini merupakan anggaran APBN dan PHLN yang dikelola oleh satker Dit.P2PTM. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 pencapaiannya sebesar 94,14%, terjadi penurunan dalam realisasi anggaran. Sedangkan rata-rata kinerja pada tahun 2019 sebesar 124,6% jika dibandingkan dengan tahun 2018 capaiannya sebesar 134,5%, terjadi penurunan rata-rata kinerja P2PTM, namun pencapaiannya masih diatas 100%. Pencapaian kinerja Pencegahan dan Pengendalian PTM bukan saja dipengaruhi oleh penggunaan anggaran yang dikelola oleh Satker Dit.P2PTM, hal ini juga dipengaruhi oleh anggaran lain seperti anggaran dekonsentrasi dan APBD yang dikelola oleh daerah.

Page 6: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 iv

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR................................................................................................ i

RINGKASAN EKSEKUTIF....................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 1

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI.................................................................... 2

C. STRUKTUR ORGANISASI.......................................................................... 3

D. SUMBER DAYA MANUSIA.......................................................................... 3

E. MAKSUD DAN TUJUAN.............................................................................. 5

F. SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................ 6

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA........................................................................... 7

B. PERJANJIAN KINERJA................................................................................. 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ...................................................................................... 9

B. CAPAIAN KINERJA ANGGARAN ................................................................ 41

C. EFISIENSI SUMBER DAYA ......................................................................... 45

LAMPIRAN :

Page 7: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) telah meningkat dengan tajam seiring dengan perubahan gaya hidup dan perilaku tidak sehat masyarakat. Berbeda dengan penyakit akut, PTM baru dirasakan pada waktu komplikasi sudah terjadi. Penyebab utama timbulnya penyakit tidak menular sangat terkait dengan gaya hidup dan perilaku tidak sehat, oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendaliannya memerlukan upaya bersama secara lintas sektor didukung dengan keterlibatan masyarakat, termasuk akademisi, profesional dan dunia usaha, dengan dukungan politis. Penanggulangan masalah ini perlu dilakukan secara komprehensif mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk paliatif. Oleh karena itu disusun Rencana Aksi Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM yang bertujuan sebagai peta jalan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan mengimplementasikan upaya-upaya untuk menurunkan beban penyakit tidak menular bagi penduduk di setiap tingkatan administrasi, dan juga menjadi sumber informasi bagi kementerian/lembaga dan sektor serta stakeholders terkait, sehingga dapat memberikan dukungan optimal sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya. Rencana Aksi Kegiatan P2PTM 2015-2019 disusun selaras dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan periode 2015-2019 yang merupakan dokumen acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk kurun waktu lima tahun, yang berkaitan dengan amanah yang di emban oleh Presiden dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) khususnya bidang kesehatan. Dalam pengukur keberhasilan kinerja setiap tahunnya Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan RI, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 tahun 2015 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, memiliki kewajiban dalam menyusun laporan kinerja, sebagai upaya dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), mewajibkan setiap entitas sebagai unsur kementerian lembaga penyelenggara negara mulai entitas satker sampai dengan entitas kementerian negara/ lembaga harus menyampaikan laporan kinerja. Penyusunan laporan kinerja disusun sesuai dengan peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat P2PTM Tahun 2018 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Direktorat P2PTM sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2018. Target kinerja tahun 2018, merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran yang telah dituangkan dalam Rencana Aksi Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun 2015-2019, dan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Diharapkan dengan tersusunnya laporan kinerja ini dapat memberikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Direktorat P2PTM.

Page 8: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 2

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, bahwa Dit. P2PTM mempunyai tugas Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan krteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dit.PPTM menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

Page 9: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 3

C. STUKTUR ORGANISASI Susunan organisasi Direktorat P2PTM berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan terdiri atas: Subdirektorat Penyakit Paru Kronik Dan Gangguan Imunologi, 1. Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, 2. Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, 3. Subdirektorat Penyakit Diabetes Mellitus dan Gangguan Metabolik, 4. Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional; 5. Subbagian Tata Usaha; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional.

D. SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah pegawai Direktorat P2PTM pada tahun 2019 adalah sebanyak 97 orang. Jumlah ini mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya karena ada karyawan yang memasuki masa pensiun sebanyak 3\ orang, dan adanya karyawan baru yang masuk dari unit kerja lain. Berikut ini merupakan gambaran pegawai Direktorat P2PTM tahun 2019 berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, golongan, dan pendidikan.

Page 10: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 4

Grafik 1.1

Persentase Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Sebagian besar pegawai direktorat P2PTM merupakan perempuan dengan persentase sebesar 68,04% atau sebanyak 66 orang.

Grafik 1.2

Persentase Pegawai berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2019

Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar pegawai Direktorat P2PTM berumur antara 31-40 tahun yaitu sebesar 34,02% atau sebanyak 33 orang.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Perempuan Laki-laki

68,04

31,96

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

<=30 31-40 41-50 51-55 >56

10,31

34,02

30,93

19,59

5,15

Page 11: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 5

Grafik 1.3 Persentase Pegawai berdasarkan Golongan, Tahun 2019

Berdasarkan golongan, sebagian besar pegawai Direktorat P2PTM berada pada kelompok golongan III yaitu sebesar 70,59% yaitu sebanyak 60 orang.

Grafik 1.4

Persentase Pegawai berdasarkan Pendidikan, Tahun 2019

Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai Direktorat P2PTM terbanyak memiliki tingkat pendidikan S1 dan S2 sebesar 41,24% atau 40 orang.

E. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan penyusuan Laporan Kinerja Dit. P2PTM ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Direktur P2PTM secara tertulis kepada Dirjen P2P atas pelaksanaan tugas pokok, fungsi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV

0 2,35

70,59

27,06

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

SMA D3 S1 S2

6,19

11,34

41,24 41,24

Page 12: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 6

dan juga kinerja Dit. P2PTM Tahun 2019 dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan khususnya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebagaimana telah dirumuskan dalam perjanjian kinerja tahun 2019 yang selaras dengan Rencana Aksi Kegiatan pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular tahun 2015-2019.

F. SISTEMATIKA PENULISAN Berlandaskan pada PermenPAN dan RB No 53 tahun 2014, maka sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan disusun sebagai berikut: 1. Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif). 2. Bab I (Pendahuluan), menjelaskan gambaran umum Kementerian Kesehatan dan isu strategi

yang diemban. 3. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang ikhtisar beberapa hal

penting dalam perencanaan dan perj anjian kinerja (dokumen penetapan kinerja). 4. Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian sasaran kementerian

kesehatan dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta dukungan anggaran dalam pencapaian program/kegiatan.

5. Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan

Page 13: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian/ Lembaga yang disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra KL) untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga yang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) untuk periode satu tahun.

Dit. P2PTM sebagai bagian dari Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang selaras dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Rencana Aksi Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) berisikan tujuan, sasaran, kebijakan, dan rencana Kegiatan P2PTM yang menjadi pedoman untuk menyusun rencana kinerja tahunan.

1. TUJUAN DAN SASARAN

a. Tujuan Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Sasaran Sasaran kegiatan pengendalian penyakit tidak menular adalah meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular pada akhir tahun 2019 yang ditandai dengan:

Tabel 2.1 Sasaran Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM tahun 2015-2019

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

2015 (%)

2016 (%)

2017 (%)

2018 (%)

2019 (%)

meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

10 20 30 40 50

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

10 20 30 40 50

Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

10 20 30 40 50

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

- 15 25 35 50

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak

- 5 10 20 30

Page 14: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 8

2. STRATEGI Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular adalah sebagai berikut : a. Advokasi dan Kemitraan; b. Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko; c. Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan; dan d. Penguatan Surveilans, Monev dan Riset.

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Perjanjian kinerja ditetapkan pada awal tahun antara Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM dengan Dirjen P2P dalam menetapkan target kinerja yang akan dicapai pada tahun berjalan. Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Dit. P2PTM dalam dokumen Perjanjian Kinerja Dit. P2PTM Tahun 2019, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

2019

meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

50

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

50

Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak

30

Dengan alokasi anggaran Tahun 2019 Rp. 61.635.459.000,-

Page 15: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara capaian kinerja dengan target yang telah ditetapkan pada dokumen Perjanjian Kinerja. Pengukuran kinerja pada tahun 2019, ada 5 (lima) indikator kinerja yang diukur yaitu:

Tabel 3.1

Pengukuran Kinerja Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun 2019

Berikut ini akan dijelaskan capaian, upaya yang telah dilaksanakan, permasalahan, dan rencana tindak lanjut dari masing-masing indikator kinerja.

1. Persentase kabupaten/ kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah a. Definisi Operasional

Persentase kabupaten/ kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah adalah kabupaten/kota yang telah melaksanakan kebijakan KTR yang dinilai dari minimal telah menerapkan KTR di 50% sekolah/ madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok dibagi dengan jumlah kab/ kota di Indonesia.

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

(%) REALISASI

(%) PENCAPAIAN

(%)

meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

50 50,2

(258 kab/kota) 100,4

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

50 80,5

(8.046 PKM) 161,0

Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50 50,7

(41.000 desa/ kel) 101,4

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50 50,0

(5.000 PKM)

100,0

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak

30 60,8

(6.071 PKM) 202,7

Page 16: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 10

b. Pengertian 1) Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal

50% sekolah adalah kabupaten/kota yang telah melaksanakan kebijakan KTR yang dinilai dari telah menerapkan KTR paling sedikit di 50% sekolah/ madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok.

2) Sekolah yang dimaksud adalah sekolah dan madrasah di level Sekolah Dasar dan sederajatnya, Sekolah Menengah Pertama dan sederajatnya, Sekolah Menengah Atas dan sederajatnya, baik negeri maupun swasta termasuk pondok pesantren dan sekolah berasrama.

3) Ruang lingkup kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terdapat 7 tatanan termasuk di tatanan sekolah yang diatur dalam peraturan perundangan Kawasan Tanpa Rokok yang telah melakukan penerapan enforcement sesuai kriteria yaitu ditemukan tanda dilarang merokok di semua pintu masuk; diseluruh lingkungan sekolah Tidak ditemukan orang merokok; Tidak ditemukan ruang khusus merokok; Tidak tercium bau asap rokok; Tidak ditemukan asbak dan korek api; Tidak ditemukan puntung rokok; Tidak ditemukan penjualan rokok termasuk kantin sekolah, tempat tunggu penjemput; dan Tidak ditemukan indikasi kerjasama dengan Industri tembakau dalam bentuk sponsor, promosi, iklan rokok (misalnya: serbet, tatakan gelas, asbak, poster, spanduk, billboard, dll).

c. Cara perhitungan/rumus

Persentase Kab/ kota yang melaksanakan kebijakan KTR minimal 50% sekolah

=

jumlah Kab/ Kota yang melaksanakan kebijakan KTR di minimal 50% sekolah

x 100%

Jumlah kab/ kota di Indonesia

d. Capaian Indikator

Pencapaian Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah, mencapai target yang diharapkan. Dari target 50%, realisasi sebesar 50,2% atau sebanyak 258 kabupaten/ kota dari 514 kabupaten/ kota, sehingga pencapaian sebesar 100,4% (grafik 3.1). Sampai dengan tahun 2019 terdapat 386 kab/kota (75,09%) yang telah memiliki peraturan mengenai KAWASAN TANPA ROKOK, baru 261 kabupaten/ kota (50,77%) dalam bentuk Perda KAWASAN TANPA ROKOK dan 134 kabupaten/ kota (26,07%) dalam bentuk peraturan Bupati atau Walikota. Masih ada 119 (23,15%) kabupaten/ kota baik yang belum memiliki peraturan, ataupun masih dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan.

Page 17: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 11

Grafik 3.1 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal di

50% sekolah yang ada di wilayahnya, Tahun 2019

Grafik 3.2 memperlihatkan capaian sampai dengan tahun 2019 persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal di 50% sekolah yang ada di wilayahnya berdasarkan provinsi, yang paling tinggi ada di Provinsi Bali (100%), DI Yogyakarta (100%), dan DKI Jakarta (100%), sedangkan yang terendah ada di Provinsi papua (13,8%).

40

42

44

46

48

50

Target Realisasi

50 50,2

Pe

rse

nta

se

Page 18: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 12

Grafik 3.2 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal di

50% sekolah yang ada di wilayahnya, berdasarkan provinsi Tahun 2019

Pencapaian dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 pada grafik 3.3 memperilihatkan terjadi peningkatan jumlah kab/kota yang telah mengimplementasikan Kawasan Tanpa Rokok pada 50% sekolah. Bila dilihat trend peningkatan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, terlihat setiap tahunnya mencapai target yang diharapkan, kecuali pada tahun 2015 tidak mencapai target.

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Papua

Papua Barat

Sumut

Bengkulu

Jawa Timur

Nusa Tenggara Timur

Jawa Tengah

Aceh

Kalimantan Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Riau

Kalimantan Tengah

Maluku Utara

Kalimantan Barat

Jawa Barat

Sulawesi Utara

Jambi

Maluku

Gorotalop

Sulawesi Barat

Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Lampung

Sumsel

Kalimantan Selatan

Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Timur

Banten

Sumbar

DKI Jakarta

DI Yogyakarta

Bali

Indonesia

13,8 15,4

24,2 30,0

31,6 31,8

34,3 34,8

40,0 41,2 41,7

46,2 50,0 50,0 50,0

57,1 59,3 60,0

63,6 63,6

66,7 66,7

71,4 71,4

73,3 76,5 76,9

80,0 80,0

87,5 89,5

100,0 100,0 100,0

50,19

Persentase

Page 19: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 13

Grafik 3.3 Persentase Target dan Realisasi Kab/Kota yang Melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa

Rokok (KTR) Minimal 50% Sekolah Tahun 2015-2018

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Upaya dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan Persentase Kabupaten/ Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebagai berikut : Advokasi dan sosialisasi terhadap pemangku kebijakan baik pusat maupun daerah

yang belum memiliki kebijakan KTR dan mendorong terbitnya peraturan KTR di kabupaten/ kota dan juga implementasinya dalam melindungi perokok pemula dan masyarakat dari bahaya merokok oleh Kementerian Kesehatan (Dit P2PTM), Dinkes Provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB) dan jejaring mitra pengendali tembakau ke Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kota Batu, Kota Pasuruan dan Kota Mataram.

Melaksanakan Review Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Daerah yang telah memiliki Peraturan KTR dan Konseling Upaya Berhenti merokok di Sekolah meliputi: 60 kabupaten/ kota dengan 4 SD/ sederajat, 5 SMP/ sederajat dan 6 SMA/ sederajat yang masuk ke dalam random sampling di masing-masing kabupaten/ kota. Kawasan tanpa rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat, parlemen, maupun pemerintah, untuk melindungi generasi sekarang maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kawasan tanpa rokok. Kegiatan review implementasi kebijakan KTR perlu dilaksanakan secara rutin dan bersinergi bersama SKPD lainnya. Jumlah kabupaten/ kota yang sudah mengimplementasikan KTR di 50% sekolah yaitu sebesar 50,2 % (258 Kabupaten/ Kota).

Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan pendidikan dalam upaya implementasi KTR di Sekolah dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang, melalui TOT yang dilaksanakan di Pusat dan pelatihan yang dilakukan daerah melalui dana Dekonsentrasi.

0

10

20

30

40

50

60

2015 2016 2017 2018 2019

10

20

30

40

50

8,4

21,2

30

42,4

50,2

Pe

rse

nta

se

Target

Realisasi

Page 20: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 14

Penyedian Layanan Quitline (Layanan Konsultasi Upaya Berhenti Merokok melalui telpon tidak berbayar) Kegiatan layanan Quitline merupakan layanan langsung kepada masyarakat yang ingin berhenti merokok melalui Toll Free 0-800-177-6565. Animo masyarakat terhadap pelayanan quitline meningkat tajam pada tahun 2019 yang dibuktikan melalui jumlah telpon masuk sebesar 556.827, karena Nomor telpon Quitline tercantum dalam setiap bungkus rokok sesuai dengan mandat Peraturan Menteri Kesehatan No 56 tahun 2017. Total Klien yang mendapatkan memanfaatkan layanan Quitline selama 2019 ini berjumlah 60.983 penelpon atau rata-rata 5.081 klien/ bulan. Penyebaran program ini pun terus meluas dimana rata-rata klien penelpon mewakili 20-32 propinsi setiap bulannya, bahkan pada bulan Desember 2019 asal penelpon telah mencapai 34 propinsi atau sekitar 100% dari total propinsi yang ada di Indonesia. Usia klien yang menelpon ke Layanan Quitline UBM selama tahun 2019 ini terbanyak di usia 25 -29 thn. Ini menjadi indikasi bahwa kesadaran untuk berhenti merokok di kelompok usia produktif semakin meningkat. Melalui survey kepuasan pelanggan, Layanan quitline memperoleh hasil kategori sangat memuaskan dan dianggap perlu untuk menambah jalur telepon dan tenaga konselor untuk melayani 495.844 penelpon yang belum sempat mendapatkan pelayanan.

Penyebaran informasi upaya berhenti merokok dan Penyakit Tidak Menular juga dilaksanakan melalui media sosial P2PTM baik melalui facebook, Instagram, dan Twitter. Facebook : @p2ptmkemenkesRI jumlah pengikut 106.786 Istagram : @p2ptmkemenkesri Media Sosial Instagram diikuti 110.669

follower Twitter : @p2ptmkemenkesRI diikuti 11.049 pengikut selama selama

Tahun 2019 dan semakin meningkat setiap bulannya

Gerakan Masyarakat dalam pengendalian tembakau Kegiatan ini bertujuan meningkatkan awareness masyarakat akan Bahaya Dampak Tembakau, dengan memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2019, dengan tema Rokok dan Kesehatan Paru. Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Klungkung, Kota Bogor, Kota Yogyakarta dan Auditorium Siwabessy, Kemenkes Jakarta dengan Penandatanganan MOU antara Kemenkes dengan Dunia Usaha yaitu PT. BTPN, PT. Nutrifood, PT. Boehringer, PT. Reckitt Benkiser dan PT. Herlina; Pemberian WHO World No Tobacco Day Award 2019 kepada dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dan DR. Bima Arya Sugiarta oleh WHO Representative Indonesia; Dialog interaktif Ibu Menteri Kesehatan dengan Kepala Daerah dengan narasumber: Menteri Dalam Negeri (yang mewakili), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (yang mewakili), Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI dan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Video conference oleh Ibu Menkes di 3 lokasi (Kabupaten Klungkung, Kota Bogor, Kota Yogyakarta dan Auditorium Siwabessy), Pemberian piagam penghargaan KTR kepada Gubernur dan Bupati Walikota yang telah memiliki Peraturan Daerah dan telah mengimplementasi KTR sebagai berikut: Piagam Parama, parahita, dan Paramesti, serta Pemberian piagam penghargaan KTR kepada Gubernur dan Bupati

Page 21: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 15

Walikota yang telah memiliki Peraturan Daerah dan telah mengimplementasi KTR serta melarang adanya iklan rokok media luar ruang sebagai berikut: Piagam Awya Pariwara.

f. Analisis Penyebab Keberhasilan Persentase kab/kota yang telah mengimplementasikan kebijakan KTR pada 50% sekolah mencapai target yang telah di tetapkan (100,4%). Hal ini merupakan pencapaian dari upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain Advokasi dan sosialisasi "Bupati/ Walikota kepada Bupati/ Walikota" terkait perda KTR, Advokasi dan sosialisasi Penerapan aturan KTR di lingkungan sekolah, Peningkatan Kapasitas SDM dalam penyusunan Perda KTR di daerah (Dinkes, Bagian Hukum, Disdik, Akademisi), Peningkatan Kapasitas SDM dalam penegakan Kebijakan KTR yang telah ditetapkan, Melaksanakan Monitoring/ review implementasi di daerah yang telah mempunyai kebijakan KTR penerapan aturan KTR dilingkungan sekolah oleh Dinkes dan Satgas KTR Kabupaten/ Kota, Melaksanakan Layanan UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Fasyankes dan Mensosialisasikan Layanan Quitline dinomor 0-800-177-6565 kepada seluruh Masyarakat, dan Memberikan penghargaan kepada daerah yang telah mempunyai kebijakan dan melakukan implementasi KTR. Selain itu salah satu faktor keberhasilan antara lain adanya surat dari Menteri Dalam Negeri (Dirjen Bina Pembangunan Daerah) kepada seluruh kepala daerah di Indonesia dan dikuatkan dengan surat dari Dirjen P2P kepada seluruh kepala dinas kesehatan Provinsi dan kabupaten/ kota di seluruh Indonesia yang menekankan tentang penerapan regulasi Kawasan Tanpa Rokok di daerah.

g. Kendala/ Masalah Yang Dihadapi Belum semua Kementerian dan Lembaga yang memiliki komitmen untuk

mengendalikan konsumsi produk tembakau Kegiatan advokasi dan sosialisasi di daerah dalam pengendalian konsumsi tembakau

pada kabupaten/ kota belum optimal Belum semua sekolah mengetahui dan menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan no 64 tahun 2015 Belum optimalnya koordinasi antara lintas program dan lintas sektor di tingkat

kabupaten/ kota dalam upaya pengendalian konsumsi rokok. Daerah yang memiliki kebijakan KTR di daerah masih terbatasnya jumlahnya, dan

penerapan kebijakan di daerah yang telah memiliki kebijakan KTR belum optimal Belum ada atau lemahnya sanksi dan penegakan hukum dalam implementasi KTR Sistem pencatatan pelaporan melalui surveilans berbasis web PTM belum optimal Penganggaran daerah yang belum optimal dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan

terkait pengendalian konsumsi rokok Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi

rokok Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk penegakan KTR di 7 tatanan Penetapan dan implementasi kebijakan KTR belum menjadi prioritas daerah

h. Pemecahan Masalah

Optimalisasi dukungan komitmen lintas sektor dan lintas program melalui upaya advokasi dan sosialisasi pengendalian tembakau serta mendorong pengembangan

Page 22: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 16

regulasi Kawasan Tanpa Rokok di berbagai tingkat pemerintahan yang didukung oleh semua pihak terkait dan masyarakat.

Untuk memaksimalkan Penerapan Kebijakan KTR di daerah dengan upaya sebagai berikut: a) Optimalisasi dukungan stakeholder dan mitra kesehatan dalam rangka mencapai

Implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) termasuk melaksanakan kebijakan KTR

b) Mendorong penegakan hukum (law enforcement) secara konsisten sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

c) Mengoptimalkan upaya advokasi dan sosialisasi melalui dukungan Audiensi dari Tim Aliansi Bupati/Walikota peduli Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan PTM kepada Bupati dan Walikota di Indonesia. Pertemuan ini bertujuan memberi dukungan dan membangun komitmen yang kuat dari masing-masing Bupati dan SKPD, termasuk pengaturan tentang iklan rokok yang sangat masif di kabupaten dan kota.

d) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam penegakan Kebijakan KTR yang telah ditetapkan.

e) Membangun komitmen masyarakat untuk menerapkan KTR di rumah tangga, RT/RW, Kelurahan/desa, dan Kecamatan melalui pemicuan/ FGD partisipatory

Meningkatkan penganggaran yang belum optimal dalam memfasilitasi kegiatan yang termasuk dalam indikator prioritas dalam pengendalian konsumsi tembakau, melalui APBN, APBD, Anggaran Dana Desa dan Dana Pajak Rokok, dan sumber penganggaran lainnya.

Mengoptimalkan sistem pencatatan pelaporan melalui Surveilans berbasis web PTM dalam pengendalian tembakau, seperti: a) Tersedianya data perokok dari masyarakat melalui kegiatan POSBINDU PTM b) Tersedianya data perokok dan keluarga yang mempunyai anggota yang merokok

melalui PIS-PK dan data kunjungan di FKTP c) Tersedianya data perokok yang sudah dilakukan layanan berhenti merokok (UBM)

di FKTP d) Tersedianya data implementasi KTR di sekolah dan tatanan yang sudah ditetapkan

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi rokok, melalui: a) Berbagai media Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) dan berkoordinasi dengan

seluruh stakeholder dan mitra kesehatan. b) Mengoptimalkan dukungan masyarakat, lintas program dan lintas sektor untuk

kegiatan promotif dan preventif c) Optimalisasi dukungan stakeholder dan mitra kesehatan dalam rangka Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam bentuk melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

d) Melakukan sosialisasi dan optimalisasi layanan konseling berhenti merokok di FKTP dan melalui telepon (QUITLINE) di telepon tanpa bayar 0-800-177-6565

Page 23: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 17

2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu (PANDU PTM) a. Definisi operasional

Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM adalah jumlah Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM di bagi jumlah seluruh Puskesmas di Indonesia. Pengertian Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM adalah Puskesmas yang telah melaksanakan minimal tatalaksana penyakit Hipertensi dan DM terpadu dan atau telah melakukan pembinaan Posbindu PTM di wilayahnya. Ruang lingkup PANDU PTM adalah seluruh Puskesmas baik ditingkat kecamatan maupun di tingkat kelurahan atau FKTP yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM.

b. Cara perhitungan/rumus

Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM

=

Jumlah puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM

x 100%

Jumlah puskesmas di Indonesia

c. Capaian Indikator

Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM telah mencapai target yang diharapkan. Dari target 50%, realisasi sebesar 80,5% atau sebanyak 8.046 dari 9.993 Puskesmas, sehingga pencapaian indikator sebesar 161%. Capaian ini lebih besar dari target program.

Grafik 3.4 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

Tahun 2019

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Target Realisasi

50

80,5

Pe

rse

nta

se

Page 24: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 18

Sistem Informasi surveilans berbasis web Direktorat P2PTM menunjukkan bahwa pada tahun 2019, provinsi dengan capaian tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur dan DIY, dimana seluruh puskesmas (100%) telah membina Posbindu di wilayah kerjanya. Terdapat 6 Provinsi yang belum mencapai target di tahun 2019, yaitu Sulawesi Utara (45,1%), Kalimantan Utara (42,9%), Maluku (42,3%), Sulawesi Tenggara (38,4%), Papua Barat (37,1%), Papua (10,5%) seperti terlihat pada grafik 3.5.

Grafik 3.5

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu berdasarkan Provinsi, Tahun 2019

Sistem Informasi surveilans berbas

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0

Papua

Papua Barat

Sultra

Maluku

Kaltara

Sulut

Sulteng

Maluku Utara

Sumut

Kaltim

Riau

Bengkulu

Gorontalo

Kalteng

NTT

Jambi

Sulbar

Sumbar

Jabar

NTB

Kalbar

DKI Jakarta

Lampung

Jateng

Bali

Kep. Riau

Aceh

Sumsel

Banten

Sulsel

Kep. Babel

Kalsel

DIY

Jatim

INDONESIA

10,5 37,1 38,4

42,3 42,9

45,1 59,4 59,7 59,9

66,7 72,7

76,1 79,6

81,5 82,4

84,1 85,1

89,1 89,8

91,6 92,2 92,8 93,0 93,2 93,3 94,0 94,5 95,2 95,5

97,4 98,4 99,6 100,0 100,0

80,5

Persentase

Page 25: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 19

Grafik 3.6 Persentase puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM Tahun 2015-2019

Dari grafik diatas terlihat persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM (PANDU PTM) telah mencapai target yang diharapkan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya keterpaduan sistim pelayanan dan rujukan mulai dari tingkat masyarakat (Posbindu PTM) sampai layanan di FKTP. Terdapat peningkatan capaian indikator pada tahun 2019 dibandingkan 2018.

Upaya dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan capaian Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM pada tahun 2019: 1) Meningkatkan kapasitas petugas pelaksana Pandu PTM di daerah melalui:

Training of Trainer (TOT) Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PANDU PTM) yang dibagi menjadi 3 angkatan, dengan melibatkan organisasi profesi seperti Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Universitas (Perguruan Tinggi), Balai Pelatihan Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan Provinsi. Tujuan dari TOT ini agar setiap daerah mempunyai Tim Pelatih PANDU PTM bagi daerahnya. Sehingga diharapkan terjadi percepatan dalam upaya meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam Pelayanan Terpadu PTM

Orientasi Penguatan PANDU PTM di FKTP Swasta yang dilaksanakan di Kabupaten Bogor. Peserta lintas program dan stakeholder terkait.

Mendorong kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai Pelatihan Kesehatan Daerah untuk dapat menganggarkan kegiatan pelatihan PANDU PTM di FKTP, sebagai bagian dari upaya percepatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terpadu PTM di FKTP.

2) Penguatan NSPK pelaksanaan Puskesmas Pandu PTM melalui penyelarasan kurikulum modul PANDU PTM dengan seluruh kurikulum modul dilingkup PTM

3) Melaksanakan orientasi manajemen program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular bagi seluruh pengelola program PTM dari 34 provinsi.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2015 2016 2017 2018 2019

10

20

30

40

50

34,4

49,3 49,7

74,0 80,5

Pe

rse

nta

se

Tahun

Target

Realisasi

Page 26: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 20

4) Melaksanakan beberapa kegiatan yang berdampak pada masyarakat luas sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko PTM dan Penyakit Tidak Menular, diantaranya melalui: Media Briefing pada peringatan Hari Hipertensi Sedunia 2019, yang

diselenggarakan tanggal 17 Mei 2019 mengundang media cetak dan media elektronik serta blogger kesehatan dengan narasumber dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PERHI). Talk show di radio dan TV swasta nasional.

Media Briefing pada peringatan Hari Jantung Sedunia 2019 yang dilaksanakan pada 25 September 2019 di Jakarta. Mengundang media elektronik, bloger kesehatan, media cetak, dengan narasumber dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan testimoni dari penderita penyakit jantung koroner. Talk show kesehatan di beberapa TV Swasta Nasional bersama dengan PERKI.

Media Briefing pada peringatan Hari Stroke Sedunia 2019, yang diselenggarakan tanggal 28 Oktober 2019 di Jakarta dengan mengundang media elektonik, media cetak, dan bloger kesehatan, dengan narasumber Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dan testimoni dari penderita stroke. Kegiatan talk show di televisi swasta nasional dengan PERDOSSI.

5) Melakukan kegiatan monev Terpadu PTM di 7 Provinsi (binwil Subdit PJPD) di Indonesia sebagai bahan evaluasi peningkatan kualitas layanan PTM di daerah.

d. Analisa Penyebab Keberhasilan

Meningkatnya persentase Puskesmas yang melaksanakan Pandu PTM dari tahun ke tahun karena semakin bertambahnya jumlah Puskesmas yang melakukan pembinaan Posbindu PTM di daerah. Tahun 2019 ini melakukan akselerasi program PANDU PTM dengan TOT PANDU PTM yang melibatkan Profesi dan Balai Pelatihan Kesehatan Daerah. Dengan TOT ini maka terbentuk Tim Pelatih PANDU PTM di Provinsi masing-masing.

e. Kendala/ Masalah yang Dihadapi 1) Masih ada Puskesmas yang belum mendapatkan pelatihan teknis Pandu PTM 2) Adanya mutasi pengelola program PTM di daerah yang telah dilatih program PPTM,

sehingga menyebabkan pelaksanaan program kurang optimal. 3) Sistem pencatatan pelaporan melalui Sistem Informasi Surveilans berbasis web PTM

masih ditemukan kendala jaringan internet di daerah. 4) Pelayanan Pandu yang ada saat ini dikerjakan di puskesmas/FKTP masih minimal

program berdasarkan pada kemampuan SDM yang ada.

f. Pemecahan Masalah 1) Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan teknis Pandu PTM di

FKTP, dengan mengoptimalkan Tim PANDU PTM yang sudah terbentuk di daerah (bersama organisasi profesi, perguruan tinggi/universitas).

2) Melakukan penguatan Tim Pelatih PANDU PTM pada masing-masing provinsi yang sudah terbentuk pada saat TOT di Jakarta bersama mitranya seperti organisasi profesi dan perguruan tinggi/universitas.

3) Masing-masing provinsi dapat melaksanakan monev Pandu PTM sebagai bahan evaluasi kualitas layanan PTM di Puskesmas.

Page 27: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 21

4) Mengembangkan Pandu PTM di FKTP lainnya bukan hanya di Puskesmas tetapi juga di FKTP Swasta.

5) Memperkuat Dinas Kesehatan provinsi, Kabupaten/Kota untuk melakukan monitoring pelaksanaan Pandu PTM di Puskesmas.

6) Pemenuhan Sarana Prasarana pelaksanaan Pandu PTM di Puskemas melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)

3. Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM a. Definisi operasional

Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM adalah jumlah desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dibagi jumlah desa/ kelurahan di Indonesia di kali seratus persen. Pengertian

1) Desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM adalah desa/kelurahan yang menyelenggarakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

2) Ruang lingkup kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM meliputi wawancara faktor risiko dan riwayat PTM keluarga, pengukuran LP, Tinggi badan, pengukuran IMT, pengukuran tekanan darah serta pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan Gula darah sewaktu, Konseling dan penyuluhan serta rujukan bagi peserta yang ditemukan hasil pemeriksaan FR melebihi batas normal.

b. Cara perhitungan/rumus

Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

=

Jumlah desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

X 100%

Jumlah desa/ kelurahan di Indonesia

c. Capaian Indikator

Pencapaian Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM, sudah mencapai target yang diharapkan. Dari target 50% pada tahun 2019, realisasi capaian indikator sebesar 50,7 % (41.000 desa/ kelurahan) sehingga pencapaiannya sebesar 101,4% (grafik 3.7).

Page 28: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 22

Grafik 3.7 Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) PTM, Tahun 2019

Grafik 3.8 menggambarakan capaian persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM berdasarkan provinsi. Provinsi yang memiliki persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta (96,3%). Data ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena pada tahun ini kelurahan yang tercatat pada sistem informasi di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 271 kelurahan dengan kelurahan berposbindu sebanyak 261 (96%) kelurahan, sedangkan yang terendah adalah Provinsi Papua (3%). Provinsi dengan capaian masih di bawah target (50%) sebanyak 16 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Riau, Bengkulu, Nusa tenggara Timur, Maluku Utara, Jambi, Kalimantan timur, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Kalimantan Utara, Papua Barat dan Papua.

0

10

20

30

40

50

60

Target Capaian

50 50,7

Pe

rse

nta

se

Page 29: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 23

Grafik 3.8 Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) PTM berdasarkan Provinsi, Tahun 2019

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0%

Papua

Papua Barat

Kalimantan Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Sulawesi Tengah

Sumatera Utara

Kalimantan Timur

Jambi

Maluku Utara

Nusa Tenggara Timur

Bengkulu

Riau

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Jawa Barat

Aceh

Banten

Sulawesi Barat

Lampung

Sumatera Selatan

Jawa Tengah

Kepulauan Riau

Gorontalo

Kalimantan Selatan

Nusa Tenggara Barat

Sumatera Barat

Bali

Jawa Timur

Sulawesi Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

DI Yogyakarta

DKI Jakarta

Indonesia

3,2% 11,8%

14,6% 17,8%

20,6% 20,6% 21,8%

23,3% 29,1%

40,3% 40,6%

42,8% 43,1% 43,1% 43,9%

48,8% 55,4%

57,5% 58,5% 59,7%

62,3% 64,2% 65,4% 66,5%

69,0% 69,4%

71,8% 72,0% 72,3% 72,5%

85,6% 87,2%

92,9% 96,3%

50,7%

Persentase

Page 30: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 24

Grafik 3.9 Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM Tahun 2015-2019

Berdasarkan Grafik 3.9 diatas, capaian indikator persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 menunjukkan trend yang meningkat, walaupun tidak mencapai target yang telah ditetapkan, kecuali pada tahun 2018 dan 2019 mencapai target yang telah ditetapkan.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Berikut upaya-upaya yang telah dilakukan tahun 2019, dalam mendukung mencapaian indikator tersebut: 1) Peningkatan kapasitas SDM melalui Training of Trainee (TOT) dan pelatihan Posbindu

PTM bagi petugas kesehatan, dan pembekalan kader. 2) Penguatan surveilans faktor risiko PTM melalui Sistem Informasi berbasis web. 3) Pemanfaatan dana dekonsentrasi dalam penyelenggaraan Posbindu PTM. 4) Penyediaan alat Posbindu KIT dan Bahan Habis Pakai (BHP) melalui pemanfaatan

Dana Alokasi Khusus (DAK). 5) Advokasi kepada Pemerindah Daerah dalam penggunaan APBD, Anggaran Dana

Desa, dan sumber dana lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular dengan mengiatkan Gerakan Tekan Angka Obesitas, dan skrining kesehatan melalui Posbindu.

6) Advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk pencapaian target indikator SPM. 7) Integrasi kegiatan Posbindu PTM melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,

Posyandu Lansia, Kampus Sehat, dll 8) Penguatan NSPK Posbindu dan faktor risiko PTM untuk meningkatkan optimalisasi

pelaksanaan Posbindu 9) Pembuatan Media Informasi baik cetak maupun elektronik tentang Posbindu dan

faktor risiko PTM.

0

10

20

30

40

50

60

2015 2016 2017 2018 2019

10

20

30

40

50

8,8

15,5

24,3

43,9

50,7

Pe

rse

nta

se

Tahun

Target

Capaian

Page 31: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 25

e. Analisa Penyebab Keberhasilan Indikator persentase desa yang melaksanakan posbindu PTM mencapai target yang telah di tetapkan, karena pada tahun 2019 telah dilaksanakan TOT kepada seluruh pengelola program PTM di 34 Provinsi dan pelatihan secara berjenjang di tingkat provinsi melalui dana dekonsentrasi. Selain itu, terdapat anggaran deteksi dini faktor risiko PTM melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi untuk meningkatkan cakupan desa berposbindu dan deteksi dini faktor risiko PTM. Sosialisasi dan advokasi pelaksanaan indikator Standar Pelayanan Minimal Kab/kota dilakukan secara masif di berbagai daerah, sehingga mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmen dan menggiatkan Posbindu diwilayahnya untuk mencapai target indikator SPM sesuai yang diamanatkan dalam PP No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

f. Kendala/ masalah yang dihadapi: 1) Belum maksimalnya sistem pelaporan surveilans faktor risiko PTM melalui Posbindu

PTM. 2) Perpindahan atau mutasi petugas daerah yang telah dilatih program PPTM yang

terlalu sering dan cepat, sehingga program PPTM didaerah menjadi kurang optimal. 3) Belum optimalnya sosialisasi dan advokasi program pengendalian PTM kepada

Pemerintah Daerah 4) Masih rendahnya komitmen pemangku kebijakan didaerah terhadap program

pengendalian PTM. 5) Dukungan lintas sektor sangat minimal, sedangkan kegiatan kemasyarakan seperti

Posbindu PTM sangat membutuhan kepedulian dan dukungan lintas sektor baik pendanaan maupun sarana dan prasarananya.

6) Masih perlunya advokasi dan sosialisai yang bersifat masif dan terintegrasi dalam mendukung kegiatan Posbindu PTM

7) Minimnya pemanfaatan dana DAK dan Dana lainnya dalam menunjang kegiatan Posbindu di daerah.

8) Masih kurangnya pemahaman pemerintah desa dalam penggunaan dana desa guna mendukung kegiatan posbindu.

9) Masih rendanya tingkat pengetahun kader dalam sistem pelaporan Posbindu PTM sehingga pelaporan masih menghandalkan tenaga kesehatan di Puskesmas.

10) Masih kurangnya pemahaman tenaga kesehatan terhadap pemanfaatan data yang ada di SIPTM Posbindu PTM.

11) Masih sulitnya akses internet di beberapa daerah.

g. Pemecahan Masalah Berikut ini beberapa pemecahan masalah dalam meningkatkan kualitas indikator kinerja pada tahun berikutnya: 1) Peningkatan kapasitas petugas dan kader dalam pelaksanaan Posbindu PTM melalui

pelatihan berjenjang dan pembekalan baik melalui dana dekonsentrasi, APBD, dana DAK Non Fisik maupun dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku

2) Melakukan sosialisasi dan advokasi pengendalian faktor risiko PTM, melalui penguatan Posbindu di daerah.

3) Penguatan sistem informasi faktor risiko berbasis web.

Page 32: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 26

4) Mengintegrasikan kegiatan Posbindu PTM dengan kegiatan Program Indonesia Sehat melalui pendekatan Keluarga Sehat (PIS – PK), Posyandu Lansia, SPM, Germas, Rmah Sehat, Kampus Sehat dan institusi lainnya (OPD, swasta, sekolah, dll)

5) Mendorong Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran sarana dan prasarana (Posbindu Kit dan Bahan Habis Pakai) sesuai dengan kebutuhan dan jumlah sasaran diwilayah nya.

6) Melakukan bimbingan teknis dan monev secara berkala. 7) Meningkatkan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam

rangka perluasan cakupan Posbindu dan skrining faktor risiko PTM.

4. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun a. Definisi operasional

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 adalah jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS), dan leher rahim melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) atau papsmear pada perempuan usia 30-50 tahun dibagi jumlah seluruh puskesmas DIKALI 100%. Pengertian 1) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan tingkat pertama yang melakukan pemeriksaan

deteksi dini kanker payudara dengan CBE/SADANIS dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada perempuan usia 30 – 50 tahun.

2) Perempuan usia 30 sampai 50 tahun adalah perempuan usia subur yang memiliki usia 30 sampai 50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual aktif (sudah menikah).

3) Program IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara mengamati dan melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5% yang ditandai dengan adanya bercak putih (aceto white epithelium) sebagai lesi prakanker.

4) Program SADANIS adalah kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan cara pemeriksaan klinis payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

5) Papsmear adalah pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (serviks) melalui pemeriksaan sitopatologi dengan menemukan perubahan morfologis dari sel-sel epithel leher rahim yang ditemukan pada keadaaan prakanker dan kanker.

b. Cara perhitungan/rumus

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50

=

Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50

x 100%

Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia

c. Capaian Indikator

Pencapaian persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun mencapai target yang diharapkan. Target pada tahun 2019 sebesar 50% atau sebanyak 4.997 puskesmas, realisasi 50,0% atau sebanyak 5000 puskesmas (grafik 3.10)

Page 33: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 27

Sebanyak 3.738.236 perempuan (10%) yang telah melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara, dari hasil tersebut didapatkan sebanyak 3,4 % IVA positif atau sebanyak 124.686 perempuan. Sedangkan pada pemeriksaan CBE/SADANIS ditemukan sebanyak 0,54% tumor mamae atau 19.759 perempuan dengan curiga kanker payudara sebanyak 0,07% atau 2.489 perempuan.

Grafik 3.10 Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara dan

Leher Rahim pada Perempuan Usia 30-50, Tahun 2019

Grafik 3.11 menggambarkan sebaran puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 berdasarkan provinsi, tahun 2019. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 yang tertinggi adalah Provinsi Bali sebesar 100% disusul yang kedua Provinsi Bangka Belitung sebesar 96,9, sedangkan yang terendah adalah Provinsi Papua sebesar 2,2%. Sebanyak 17 provinsi telah mencapai target pada tahun 2019.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Target Realisasi

50 50,0

Pe

rse

nta

se

Page 34: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 28

Grafik 3.11 Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara dan

Leher Rahim pada Perempuan Usia 30-50 berdasarkan Provinsi, Tahun 2019.

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Papua

Sulawesi Utara

Gorntalo

Kalimantan Selatan

Sulawesi Tenggara

Kalimantan Timur

Aceh

Kepulauan Riau

Riau

Papua Barat ,

Maluku

Sumatera Barat

Maluku Utara

Kalimantan Tengah

Sumatera utara

Jawa Barat

Jawa Timur

Sulawesi Selatan

Nusa Tenggara Timur

Sulawesi Tengah

Kalimantan Barat

Jawa Tengah

Kalimantan Utara

Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Barat

Banten

Sumatera Selatan

DKI Jakarta

Lampung

Jambi

Bengkulu

DI Yogyakarta

Kepulauan Bangka Belitung

Bali

Indonesia

2,2

7,3

12,9

17,6

18,0

21,9

24,7

26,5

28,2

37,1

37,5

38,2

41,0

46,5

47,0

47,6

48,6

51,5

54,1

55,0

55,3

60,8

62,5

63,3

67,0

70,2

72,3

85,7

88,4

89,2

94,4

96,7

96,9

100,0

50,0

Persentase

Page 35: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 29

Grafik 3.12 Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara dan

Leher rahim pada Perempuan Usia 30-50, Tahun 2016-2019

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

1) Gerakan Pencegahan Faktor Risiko Kanker a) Peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2019

Kegiatan Hari Kanker Sedunia 2019 merupakan rangkaian kegiatan yang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan kepedulian individu untuk mencegah dan mengendalikan kanker. Tema dari Hari Kanker Sedunia untuk tahun 2019-2021 adalah “I Am And I Will”, yang bermakna mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing-masing untuk mengurangi beban akibat penyakit kanker. Kegiatan Hari Kanker Sedunia tahun 2019 dilaksanakan dengan tujuan: - Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran individu terhadap kanker dengan

menerapkan perilaku CERDIK - Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran individu untuk melakukan deteksi

dini kanker - Mendorong individu untuk mengambil peran dalam pengendalian kanker - Melibatkan seluruh stakeholder terkait dalam pengendalian kanker - Mendorong semua mitra dan kelompok masyarakat untuk melakukan inovasi

dalam pencegahan dan pengendalian kanker

Rangkaian kegiatan Hari Kanker Sedunia tahun 2019 terdiri dari: - Media Briefing, kegiatan media briefing dilaksanakan 31 Januari 2019 - Acara puncak Hari Kanker Sedunia tahun 2019. Acara puncak Hari Kanker

Sedunia dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2019 di Gedung Siwabessy Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Menteri Kesehatan RI (dr. Nila Moeloek, Sp.M), Ibu Anies Rasyid Baswedan, Ketua Umum OASE-KK (dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo), Dirjen P2P serta undangan lintas program

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2016 2017 2018 2019

15

25

35

50

16,1

26,8

49,8 50

Target

Capaian

Page 36: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 30

dan lintas sektor, organisasi profesi, wartawan, blogger dan LSM penggiat kanker. Acara tersebut diawali dengan penyerahan Deklarasi Focus Group Discussion (FGD), dan teleconference dengan IAEA dan UICC.

- Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di lingkungan Kemenkes. Kegiatan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dilaksanakan di poliklinik Kementerian Kesehatan dengan sasaran sebanyak 150 orang, yang terdiri dari 100 orang untuk pemeriksaan IVA dan SADANIS, dan 50 orang pemeriksaan mammografi.

b) Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2019 Pelaksanaan Hari Kesehatan Nasional ke 55 merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan awareness masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian kanker. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan rapat persiapan dengan melibatkan LP/LS. Tema HKN tahun 2019 adalah “Generasi Sehat Indonesia Unggul”. Pada Acara tersebut dilaksanakan deteksi dini kanker payudara dengan mammografi sebanyak 150 orang pada tanggal 7-9 November 2019 di ICE BSD Tangerang. Selain itu juga dilaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan metode IVA dan USG Payudara, untuk karyawan dan keluarga karyawan di lingkungan Kementerian Kesehatan sebanyak 66 orang.

c) Melaksanakan Gerakan Masyarakat Sehat dalam Peduli Kanker Kegiatan Sosialisasi GERMAS di laksanakan di 6 kabupaten Kota yaitu: Kota Maros, provinsi Sulawesi Selatan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7–

10 Februari 2019 dihadiri oleh 250 peserta terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di fakultas FKM Universitas Hasanuddin sebanyak 200 orang serta Monev di BTKL Makassar

Kota Kupang, kelurahan Bakunase 2, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 18 – 21 Februari 2019 dihadiri oleh 250 peserta terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di universitas Nusa Cendana Kota Kupang sebanyak 216 orang

Kabupaten Muaro Jambi, desa Panca Bakti. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 6 – 9 Maret 2019 dihadiri oleh 250 peserta terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di fakultas FKM universitas Jambi sebanyak 200 orang serta monev di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jambi.

Kabupaten Serang, provinsi Banten dilaksanakan pada tanggal 11 – 13 Maret 2019 dengan mengundang dihadiri oleh 250 peserta terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di politeknik Kesehatan Aisyiyah Banten 150 orang serta Monev di KKP Banten

Kota Serang, provinsi Banten dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 Maret 2019 dengan mengundang dihadiri oleh 250 peserta terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di Stikes Salsabila 186 orang

Kabupaten Sumba Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan pada tanggal 28 April – 1 Mei 2019 dengan mengundang dihadiri oleh 250 peserta

Page 37: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 31

terdiri dari 225 masyarakat dan 25 orang tenaga kesehatan. Selain sosialisasi Germas di masyarakat juga melaksanakan skrining faktor risiko PTM di politeknik Kesehatan Sumba Barat 200 orang

2) Orientasi Penguatan Sistem Deteksi Dini Dan Tindak Lanjut IVA Positif pada Kanker

Leher Rahim Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk penguatan sistem deteksi dini dan tindak lanjut IVA positif pada kanker leher rahim yang komprehensif. Dihadiri oleh Kasi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Provinsi, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari rumah sakit, dokter dari puskesmas yang memiliki krioterapi diutamakan Puskesmas Percontohan sesuai PMK No. 636 tahun 2018 tentang Puskesmas sebagai Percontohan, dan anggota PD UI cabang di daerah. Narasumber pada kegiatan ini adalah Direktur P2PTM, Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, DFM., SH, M.Si.Sp.F(K), Kasubdit Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Direktorat Promosi Kesehatan, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, tim IT Dit. P2PTM, Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Kesimpulan yang diperoleh pada kegiatan ini adalah 1) Program see and treat yang telah berjalan saat ini tetap dilanjutkan, 2) Dokter umum terlatih dapat melakukan tindakan krioterapi dengan supervisi dari Obgyn melalui teledovia, 3) Kolegium Obgyn dan KDI akan bekerja sama untuk memberikan kompetensi tambahan krioterapi untuk dokter umum.

3) Orientasi Penguatan Sistem Pelayanan Paliatif Peserta berasal dari 14 Provinsi yang terdiri dari Sumatera Utara, sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Di Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Papua. Jumlah peserta sebanyak 50 orang dengan komposisi 1 orang pengelola PTM dinkes Provinsi, 1 orang dokter spesialis penyakit dalam/ spesialis anak dari Rumah Sakit Rujukan Nasional, 1 orang dokter umum dan 1 orang perawat dari Puskesmas, perwakilan organisasi profesi. Kegiatan Orientasi dilaksanakan di kota Bogor selama 3 hari. Narasumber berasal dari organisasi profesi (MPI dan IDAI) dan Direktorat P2PTM.

4) Bimbingan Teknis Terpadu Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular a) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi

Nusa Tenggara Timur pada tanggal 4 – 6 Desember 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri oleh Kepala Seksi dan staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan provinsi NTT. Hasil Bimtek adalah Capaian indicator renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 41,92%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 62%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 51,9%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% sekolah 0% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya melaksanakan rujukan katarak 22,7%. Selain Bimtek di Dinkes Provinsi melakukan kunjungan ke puskesmas yang melaksanakan IVA test ke puskesmas Melati II.

b) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 7 – 9 November 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri oleh Kepala Bidang P2P, Kepala Seksi dan staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan

Page 38: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 32

provinsi Kalimantan Utara. Hasil Bimtek adalah Capaian indicator renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 47, 6%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 28%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 78%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% sekolah 40% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya melaksanakan rujukan katarak 100%

c) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 13 -15 November 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri Kabid P2P . Hasil Bimtek adalah Capaian indicator renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 100%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 50%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 100%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% sekolah 50% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya melaksanakan rujukan katarak 100%. Selain Bimtek di Dinkes Provinsi melakukan kunjungan ke puskesmas yang melaksanakan IVA test ke puskesmas Batubara.

d) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi Jambi pada tanggal 18 – 20 November 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri oleh Kepala Seksi dan staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan provinsi Jambi. Hasil Bimtek adalah Capaian indikator renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 66, 50%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 35,43%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 200%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya melaksanakan rujukan katarak 22,8%. Masalah/kendala yang ada yaitu penggunaan dana SBK pada kegiatan deteksi dini yang tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik local daerah, masih minimnya capaian IVA karena keengganan masyarakat untuk memeriksakan diri, penganggaran dana dekon terkunci menunya sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan spesifik daerah dan sulit untuk mandapatkan dana untuk prevalensi merokok pada usia kurang dari 18 Tahun serta belum terealisasi implementasi KTR di sekolah – sekolah.

e) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 11 – 13 November 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri Kabid P2P, Kasi PTM dan Keswa dan staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan provinsi Kepulauan Riau. Hasil Bimtek adalah Capaian indicator renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 66,49%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 99,1%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 62,5%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% sekolah 0% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya melaksanakan rujukan katarak 57,14%

f) Bimbingan Teknis program P2PTM dilaksanakan di Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 16 – 18 Desember 2019. Kegiatan Bimtek dihadiri Kasi PTM dan Keswa, Kasi PTM dan Keswa, dan staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Hasil Bimtek adalah Capaian indicator

Page 39: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 33

renstra persentase desa/kelurahan yang melaksanakan posbindu PTM 86,37%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU 82,92%, Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanke leher Rahim pada perempuan usia 30 – 50 Thn 77,45%, Persentase Kab/Kota yang melaksanakan KTR minimal 50% sekolah 100% dan persentase Kab/kota yang puskesmasnya

e. Analisa Penyebab Keberhasilan

Indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher rahim mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan upaya-upaya yang telah dilaksanakan baik pada tahun 2019 maupun tahun-tahun sebelumnya. Upaya yang telah dilaksanakan antara lain penyedian SDM di pelayanan kesehatan melaui pelatihan yang secara terus menerus dilaksanakan baik menggunakan anggaran pusat melalui TOT dan pelatihan yang didorong melaui anggaran dekonsentrasi dan APBD. Kegiatan sosialisasi dan advokasi pelaksanaan indikator Standar Pelayanan Minimal Kab/kota dilakukan secara masif di berbagai daerah, sehingga mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmen dan melaksanakan kegiatan deteksi dini termasuk didalamnya deteksi dini kanker leher rahim dan payudara sesuai yang diamanatkan dalam PP No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

f. Kendala/masalah yang dihadapi: 1) Jumlah dokter dan bidan terlatih masih terbatas hal ini disebabkan oleh karena tenaga

yang sudah dilatih pindah tugas atau dipindah tugaskan karena promosi jabatan di wilayah lain

2) Upaya pencegahan dan pengendalian kanker belum menjadi prioritas hal ini disebabkan karena sosialisasi dan advokasi pada pemangku kebijakan optimal

3) Koordinasi lintas sektor dan program serta sistem rujukan belum berjalan dengan optimal

4) Koordinasi lintas sektor dan program dan sistem rujukan belum maksimal di tingkat kabupaten kota

5) Sistem pembiayaan yang belum optimal menyebabkan layanan deteksi dini IVA di puskesmas belum berjalan efektif.

6) Lemahnya sistem pembiayaan menyebabkan layanan deteksi dini IVA di Puskesmas belum berjalan dengan efektif

7) Sarana dan prasarana pendukung dan bahan habis pakai seperti gas N2O/CO2 dalam pelaksanaan deteksi dan tindak lanjut dini masih terbatas.

g. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan jumlah tenaga dokter dan bidan yang mampu melaksanakan deteksi

dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan mendorong pemerintah daerah dalam melaksanakan pelatihan SADANIS dan IVA melalui pemanfaatan dana dekon, APBD, pajak rokok dll

2) Memperkuat sosialisasi dan advokasi kepada pemangku kebijakan yaitu gubernur, bupati, pemangku adat dan tokoh agama dan masyarakat serta stakeholder terkait dan organisasi dalam mendukung pelaksanaan IVA dan SADANIS dengan memotivasi petugas kesehatan yang sudah dilatih untuk melaksanakan di fasyankes

Page 40: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 34

3) Memperkuat logistik deteksi dini sebagai sarana dukung deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks di fasilitas layanan kesehatan primer.

4) Memaksimalkan layanan rujukan bila ditemukan hasil IVA positif dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

5) Pengembangan surveilans dan faktor risiko serta sistem informasi manajemen pencegahan dan pengandalian kanker melalui penguatan registri kanker

6) Memperkuat jejaring nasional maupun internasional dengan melibatkan berbagai sektor baik pemerintah, organisasi profesi maupun kelompok masyarakat. Kemitraan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker.

5. Persentase puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak

a. Definisi operasional Persentase puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak adalah Jumlah puskesmas yang melakukan deteksi dini dan merujuk kasus katarak dibagi Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia dikali 100%. Pengertian 1) Puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak adalah Puskesmas yang

mampu melakukan deteksi dini katarak dengan pemeriksaan klinis dan merujuk kasus katarak.

2) Deteksi dini dengan pemeriksaan klinis dan merujuk kasus katarak yang dimaksud adalah deteksi dini yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas berupa tes fisik mata dengan menggunakan senter dan ophthalmoscope, lalu pemeriksaan visus mata dengan menggunakan Snelen Chart,dilanjutkan dengan tes bayangan (Shadow Test) menggunakan pen light, serta mampu melakukan rujukan kasus katarak ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut

b. Cara perhitungan/rumus

PersentasePuskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak

=

Jumlah puskesmas yang melakukan deteksi dini dan merujuk kasus katarak

X 100%

Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia

c. Pencapaian

Pencapaian persentase puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak pada tahun 2019, telah mencapai target yang diharapkan. Target pada tahun 2019 sebesar 30% atau sebanyak 2.998 puskesmas, realisasi 60,8% atau sebanyak 6.071 puskesmas (grafik 3.13). pencapaiannya 202,7%

Page 41: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 35

Grafik 3.13 Persentase Puskesmas yang melakukan Deteksi Dini dan Rujukan Katarak, Tahun 2019

Berdasarkan Grafik 3.14 sebaran puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak sudah dilaksanakan pada 34 Provinsi di Indonesia dengan persentase tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur yaitu sebesar 100%, dan terendah di Provinsi Papua sebesar 0%.

0

10

20

30

40

50

60

70

Target Realisasi

30

60,8

Pe

rse

nta

se

Page 42: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 36

Grafik 3.14 Persentase Puskesmas yang Melakukan Deteksi Dini dan Rujukan Katarak,

Berdasarkan Provinsi Tahun 2019

Persentase puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 (grafik 3.15) mencapai target yang telah ditetapkan, kecuali pada tahun 2016 tidak mencapai target.

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0%

Papua

Riau

Kalimantan Barat

Maluku

Papua Barat

NTT

Bengkulu

Bali

Sulawesi Utara

DI Yogyakarta

Maluku Utara

Jawa Tengah

Aceh

Jambi

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Banten

NTB

Kalimantan Tengah

DKI Jakarta

Kep. Riau

Sumatera Utara

Lampung

Gorontalo

Kalimantan Selatan

Sumatera Selatan

Kep. Bangka Belitung

Sulawesi Barat

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Sumatera Barat

Sulawesi Selatan

Jawa Timur

Jawa Barat

Indonesia

0,0%

7,9%

10,2%

20,7%

21,4%

24,1%

33,9%

34,2%

34,2%

34,7%

35,1%

38,7%

39,9%

42,1%

53,5%

56,4%

57,9%

59,0%

60,0%

63,6%

65,1%

65,4%

71,9%

73,1%

74,7%

75,9%

78,1%

80,9%

81,4%

91,1%

95,3%

96,9%

100,0%

100,0%

60,8%

Persentase

Page 43: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 37

Grafik 3.15 Persentase Puskesmas yang Melakukan Deteksi Dini dan Rujukan Katarak,

Tahun 2016-2019

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Berikut upaya-upaya yang telah dilakukan tahun 2019, dalam mendukung mencapaian indikator tersebut: 1) Pertemuan koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor (POKJA penanggulangan

gangguan pendengaran) pada tanggal 24 Mei 2019 dengan melibatkan LP/LS terkait, KOMNAS PGPKT, Organisasi Profesi (PERHATI-KL, PERAUDI, IKATWI), LSM/NGO, Dinkes DKI dan Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Adapun agenda yang dibahas antara lain : 1) Pembahasan Peta Jalan PGPK 2020-2024, 2) masukan rencana program PGPK 2020, 3) kegiatan PGPK yang beririsan dengan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi.

2) PenyusunanNorma/Standar/Peraturan/Ketentuan (NSPK) Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera. NSPK pencegahan dan pengendalian gangguan indera merupakan acuan atau pedoman dalam pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian gangguan indera di daerah dan nasional. Pada tahun 2018, NSPK yang disusun adalah Pedoman Penanggulangan Gangguan Pendengaran Akibat Bising, Panduan Rencana Kerja Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan. selain itu dilakukan juga pembahasan Permenkes Penanggulangan Gangguan Indera sebagai payung hukum pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian gangguan indera, review Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2020-2024 sebagai panduan dalam perencanaan dan pengembangan program gangguan penglihatan di Indonesia dalam rangka mencapai target global VISION 2020 serta penyusunan Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian 2020-2024. Peta Jalan PGP dan Peta Jalan PGPK memuat strategi memuat 5 poin strategis antara lain : 1) Penguatan advokasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor, 2) Penguatan peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, 3) Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui penguatan sumber

0

10

20

30

40

50

60

70

2016 2017 2018 2019

5 10

20

30

4,9 10

25,1

60,8

Pe

rse

nta

se

Target

Realisasi

Page 44: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 38

daya dan standardisasi pelayanan, 4) Penguatan surveilans serta pemantauan dan evaluasi kegiatan penanggulangan gangguan pendengaran, dan 5) Penyediaan sumber daya yang mencukupi dalam penanggulangan gangguan pendengaran.

3) KIE tentang pencegahan dan pengendalian Gangguan Indera dilaksanakan untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian gangguan penglihatan dan pendengaran, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui penyebarluasan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), seperti Leaflet, Brosur, Banner, Poster, Buku saku dan lain-lain. Media KIE efektif digunakan pada saat kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan pengendalian gangguan indera.

4) Sosialisasi Peta Jalan PGP dan Peta Jalan PGPKT 2020-2024 pada tanggal 8-10

Agustus di Bogor. Kedua peta jalan diatas merupakan acuan bagi daerah dalam melaksanakan program gangguan indera, dan patokan dalam perencanaan pengganggaran dengan implementasi sasaran dan target mengacu pada indikator dan output yang telah disusun dalam peta jalan tersebut. Untuk itu, diperlukan sosialisasi peta jalan penanggulangan gangguan penglihatan 2020-2024 dan peta jalan penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian 2020-2024 ke Daerah secara bertahap dan berjenjang sehingg semua daerah dapat tersosialisasi dengan baik dan harapannya dapat melaksanakan dan mengimplementasikan program sesuai dengan peta jalan ini. Peserta Pertemuan berasal dari : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Aceh. Total peserta daerah 51 orang, peserta lintas program dan Dinas Kesehatan DKI 20 orang, narasumber dan panitia 12 orang jadi total 83 orang.

5) Orientasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Terpadu Berbasis IT pada tanggal

11 – 14 September 2019 di Bogor, Jawa Barat. Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah : 1) Tersosialisasinya Sistem Informasi Gangguan Penglihatan terpadu, 2) Tercapainya kesepahaman tentang sistem informasi gangguan penglihatan, 3) Tercapainya kesepakatan sistem rujukan di RS Daerah.

Peserta berasal dari 18 Provinsi, 15 Provinsi diantaranya adalah provinsi yang menjadi lokasi Survey Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) dan 3 provinsi lainnya diluar provinsi RAAB antara lain : Aceh, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, jawa Timur, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, NTT, Bali, Papua Barat, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jumlah peserta adalah 54 orang ditambah dengan peserta pusat 20 orang.

Agenda pertemuan adalah penyampaian materi: 1) BLC, 2) Kebijakan Penanggulangan Gangguan Indera di Indonesia, 3) Penanggulangan Gangguan Penglihatan (kelainan refraksi), 4) Penanggulangan Gangguan Penglihatan (katarak), 5) Deteksi Dini Gangguan Penglihatan, 6) Sistem Informasi Gangguan Penglihatan Berbasis web, 7) Sistem Informasi Gangguan Penglihatan berbasis android dan 8)

Page 45: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 39

pencatatan dan pelaporan. Praktek di kelas dan praktek lapangan, paparan diskusi kelompok, penyusunan rencana tindak lanjut, serta penyusunan kesepakatan serta rekomendasi hasil pertemuan.

6) Upaya edukasi ke masyarakat untuk penanggulangan Ganggaun Pendengaran dalam

rangka Hari Pendengaran Sedunia dan Hari Sadar Bising International dengan rangkaian acara sebagai berikut : 1. Talk show di Radio kemenkes pada tanggal 3 Maret 2019 2. Skrining gangguan pendengaran pada pekerja pabrik di Kota Cimahi pada tanggal

14-16 Maret 2019 3. Media Briefing Hari Pendengaran Sedunia Tahun 2019 di Ruang Naranta

Kementerian Kesehatan pada tanggal 19 Maret 2019 4. Skrining Gangguan pendengaran pada anak sekolah pada tanggal 20-22 Maret

2019 5. Seminar Deteksi dini tuli kongenital pada tenaga kesehatan di Kota Tasikmalaya

pada tanggal 26 Maret 2019 6. Puncak Acara Hari Pendengaran Sedunia yang dirangkaikan dengan Hari TB

Sedunia di Kab. Tasikmalaya tanggal 27 Maret 2019 7. Talkshow Hari Sadar Bising Internasional di Radio Kemenkes pada tanggal 24 April

2019.

7) Telah dilaksanakan rangkaian kegiatan Edukasi ke masyarakat dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia Tahun 2019. World Sight Day (WSD)/ Hari Penglihatan Sedunia dicanangkan oleh WHO tahun 1999 dan diperingati setiap tahun pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober. Peringatan Hari Penglihatan Sedunia pada tahun 2019 jatuh pada tanggal 10 Oktober 2019 dengan tema internasional “Vision First” dan tema nasional “Mata Sehat, SDM Unggul”. Kegiatan dilaksanakan secara bersama-sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penglihatan karena gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk dicegah dan dikendalikan. Kegiatan Hari Penglihatan Sedunia bertujuan untuk memperkuat jejaring lintas program/lintas sektor, mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang pentingnya mencegah dan mengendalikan gangguan penglihatan pada masyarakat terutama bagi anak, karena gangguan penglihatan berpotensi untuk menurunkan kualitas dan produktifitas seseorang. Hal lainnya adalah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan, serta kegiatan ini dapat diintegrasikan melalui upaya promotif dan preventif gangguan penglihatan dengan program lainnya. Hari Penglihatan Sedunia Tahun ini disatukan dengan hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan Hari Obesitas Sedunia Tahun 2019 Tahapan kegiatan adalah sebagai berikut : - Pers briefing/ media briefing - Temu Blogger dan sosialisasi penanggulangan gangguan penglihatan dan

obesitas - Siaran Radio Kesehatan - Car Free Day Bandung

Page 46: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 40

- Pekan Deteksi Dini Gangguan Penglihatan - Puncak Peringatan Hari Penglihatan Sedunia - Kegiatan PERDAMI Cabang, BKMM dan NGO - Kampanye kepada 150 sekolah di DKI Jakarta

8) Pendampingan Implementasi Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan

Penglihatan (PGP) Terpadu. Kegiatan orientasi Sistem Informasi PGP terpadu berupa monitoring dan bimbingan teknis implementasi sistem informasi gangguan penglihatan yang dilaksanakan terintegrasi dengan Sistem Informasi PTM. Dalam kegiatan tersebut dilakukan sosialisasi menu baru SI PTM yaitu sistem informasi gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran serta advokasi implementasi sistem tersebut. Kegiatan dilaksanakan pada 3 Provinsi yaitu : Maluku, Jawa Timur dan Sumatera Selatan.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan. Keberhasilan pencapaian target ini, karena telah adanya perubahan struktur organisasi di tingkat provinsi dan Kab/Kota pada tahun 2017 bahwa program gangguan indera sudah menjadi bagian dari bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang sebelumnya berada di bidang Yankes, sosialisasi dan advokasi program yang terus menerus dilakukan, dimasukannya deteksi dini gangguan penglihatan sebagai bagian dari indikator SPM untuk Skrining Kesehatan pada usia produktif, orientasi dan peningkatan kapasitas petugas baik di pusat maupun di tingkat provinsi melalui dana dekon/APBD, adanya upaya perbaikan pencatatan dan pelaporan, peningkatan jejaring kemitraan dengan lintas sektor terkait (Komatda, PERDAMI, Rumah Sakit, Corporate Social Responsibility (CSR), serta adanya komitmen dari Pemerintah daerah untuk mendukung program penanggulangan gangguan indera di Indonesia, khususnya penurunan angka kebutaan akibat katarak untuk mencapai target global “Vision 2020”, sehingga memperluas cakupan puskesmas yang mampu melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak.

f. Kendala/masalah yang dihadapi: 1) Advokasi dan sosialisasi upaya pengendalian gangguan indera pada pemangku

kebijakan di daerah belum maksimal, sehingga kegiatan indera belum menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran di daerah.

2) Integrasi program gangguan indera dengan lintas program terkait belum maksimal seperti skrining anak sekolah, remaja dan usia lanjut.

3) Koordinasi antara lintas sektor dan lintas program serta sistem rujukan yang belum maksimal dalam penanggulangan gangguan indera di daerah

4) Belum semua provinsi mendapatkan pelatihan/peningkatan kapasitas petugas dalam penanggulangan gangguan indera

5) Masih lemahnya sistem pencatatan dan pelaporan rutin penanggulangan gangguan indera.

6) Belum terpenuhinya alat kesehatan untuk deteksi gangguan indera sesuai dengan permenkes 75 tahun 2014.

7) Rendahnya pengetahuan dan tingkat kepedulian masyarakat tentang kesehatan indera.

Page 47: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 41

g. Pemecahan Masalah Berikut ini beberapa pemecahan masalah dalam meningkatkan kualitas indikator kinerja pada tahun berikutnya: 1) Sosialisasi dan advokasi Regulasi dan kebijakan penanggulangan gangguan indera

khususnya untuk percepatan penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan akibat katarak.

2) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam penanggulangan gangguan indera

3) Memaksimalkan deteksi dini, layanan rujukan dan pembiayaan kesehatan pada kelompok berisiko dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

4) Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan. 5) Meningkatkan jejaring kemitraan dalam penanggulangan gangguan indera. 6) Mendorong pemerintah daerah untuk melengkapi kebutuhan alat kesehatan

deteksi dini dan diagnosis gangguan indera di Puskesmas sesuai dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

B. CAPAIAN KINERJA ANGGARAN

Selain indikator kinerja diatas terdapat indikator kinerja anggaran. Anggaran Dit.P2PTM tahun 2019 sebesar Rp. 61.635.459.000,-. Angaran tersebut bersumber dar Rupiah Murni sebesar Rp. 58.722.981.000,- dan hibah langsung sebesar Rp 2.912.478.000,- Berikut ini penjelasan mengenai hasil kerja Direktorat P2PTM melalui kegiatan yang telah dilaksanakan, sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pagu dan Realisasi Anggaran Program Pengendalian PTM berdasarkan Sumber Anggaran, Tahun 2019

PENGENDALIAN PTM

ANGGARAN SEMULA (Rp.)

ANGGARAN SETELAH REVISI (Rp.)

REALISASI (Rp.) %

RM 94.179.384.000 58.722.981.000 52.065.364.873

88,7

Hibah Langsung 0 2.912.478.000 2.476.274.551 85,0

Total 94.179.384.000 61.635.459.000 54.541.639.424 88,5

Page 48: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 42

Tabel 3.3 Pagu dan Realisasi Anggaran Program Pengendalian PTM berdasarkan Output Tahun 2019

Alokasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM sebesar Rp. 61.635.459.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 54.541.639.424,- (88,5%). Jika dibandingkan dengan tahun 2018 alokasi anggaran Rp. Rp. 109.813.515.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 103.377.652.570,- (94,14%). Terjadi penurunan realisasi anggaran

NO OUTPUT KEGIATAN PAGU (Rp)

REALISASI ANGGARAN

(Rp) %

1 2 3

1 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Imunologi

665.923.000 577.665.089 86,7

2 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus

2.706.278.000 2.253.267.073 83,3

3 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Metabolik

818.828.000 677.047.614 82,7

4 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kelainan Darah

487.400.000 344.939.850 70,8

5 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera

2.530.379.000 2.336.581.343 92,3

6 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Fungsional

1.096.278.000 868.707.071 79,2

7 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker

2.527.775.000 1.862.042.782 73,7

8 Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

3.569.571.000 3.498.984.319 98,0

9 NSPK Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

1.837.692.000 1.190.326.503 64,8

10 Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

37.588.573.000 34.263.468.294 91,2

11 Layanan Pengendalian Konsumsi Rokok

4.991.828.000 4.120.278.545 82,5

12 Layanan Sarana dan Prasarana Internal

217.886.000 212.584.600 97,6

13 Layanan Dukungan Manajemen Satker

2.597.048.000 2.335.746.341 89,9

Jumlah 61.635.459.000 54.541.639.424 88,5

Page 49: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 43

dikarenakan antara lain tidak optimalnya peyerapan kegiatan GYTS disebabkan adanya pergantian enumerator yang semula dar pusat menjadi enumerator lokal, berkurangnya target pengumpulan data semula 150 sekolah menjadi 148 sekolah, pelaksanaan supervisi tidak lengkap. Penyusunan NSPK yang rendah capaiannya anggaran dikarenakan integrasi ujicoba buku dengan kegiatan bimbingan teknis

Tabel 3.4

Target dan Capaian Output Pencegahan Pengendalian PTM Tahun 2019

Tabel 3.4 mengenai target dan capaian output kegiatan tahun 2019, semua output tercapai pada tahun 2019, penjelasan mengenai target dan capaian sebagai berikut: 1. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Imunologi

Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Kemitraan dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, dan Pertemuan Monitoring dan evaluasi untuk validasi data Program Penyakit

NO OUTPUT KEGIATAN TARGET CAPAIAN %

1 2 3 4 5

1 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Imunologi 3 Layanan 3 Layanan 100

2 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus 2 Layanan 2 Layanan 100

3 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Metabolik 3 Layanan 3 Layanan 100

4 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kelainan Darah

3 Layanan 3 Layanan 100

5 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera

900 Layanan 900 Layanan 100

6 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Fungsional

4 Layanan 4 Layanan 100

7 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker

500 Layanan 500 Layanan 100

8 Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

297 Unit 297 Unit 100

9 NSPK Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

14 Dokumen 14 Dokumen 100

10 Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

10 Layanan 10 Layanan 100

11 Layanan Pengendalian Konsumsi Rokok 70 Layanan 70 Layanan 100

12 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1 Layanan 100

13 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 1 Layanan 100

Page 50: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 44

Paru kronik dan Gangguan Imunologi. Alokasi anggaran sebesar Rp. 665.923.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 577.665.089,- atau 86,7%.

2. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus Target 2 layanan dengan capaian 2 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Penguatan implementasi layanan DM sesuai standart di FKTP, dan KIE pencegahan dan pengendalian penyakit DM. Alokasi anggaran sebesar Rp. 2.706.278.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 2.253.267.073,- (83,3%).

3. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Metabolik Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Orientasi Pengembangan model upaya pemicuan pengendalian obesitas diberbagai tatanan, Advokasi GENTAS/ Gerakan nasional tekan angka obesitas, KIE pencegahan dan pengendalian GM. Alokasi anggaran sebesar Rp. 818.828.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 677.047.614,- (82,7%).

4. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kelainan Darah Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Skreening dan Deteksi Dini Pembawa Sifat Thalasemia pada Anak Sekolah dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peduli Thalassemia. Alokasi anggaran sebesar Rp. 487.400.000,- dan realisasi sebesar Rp. 344.939.850,- (70,8%).

5. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera Target 900 layanan dengan capaian 900 layanan (100%) dicapai melalui melaksanakan pertemuan kelompok kerja, melaksanakan KIE tentang pencegahan dan pengendalian Gangguan Indera, Assessment Data Program Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera. Alokasi anggaran sebesar Rp 2.530.379.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.336.581.343,- (92,3%).

6. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Fungsional Target 4 layanan dengan capaian 4 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Melaksanakan Kemitraan dalam penangguglangan Gangguan Fungsional, Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Gangguan Fungsional melaksanakan KIE tentang pencegahan dan pengendalian Gangguan Indera, assessment data program pencegahan dan pengendalian gangguan indera. Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.096.278.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 868.707.071,- (79,2%).

7. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker Target 500 Layanan dengan capaian 500 Layanan (100%) melalui kegiatan Akselerasi Deteksi DIni Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim, Penerapan penemuan dini kanker pada anak di Puskesmas, Penguatan Registri Kanker, Kemitraan pencegahan dan pengendalian penyakit kanker, dan Pengembangan Program Paliatif Kanker Berbasis Komunitas, . Alokasi anggaran sebesar Rp 2.527.775.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.562.042.782,- (73,7%).

8. Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Target 297 Unit dengan capaian 297 Unit (100%). Alat dukung yang dimaksud adalah Pengadaan alat pendukung pencegahan dan pengendalian Kanker dan kelainan darah, Pengadaaan alat pendukung pengendalian konsumsi rokok, Pengadaan alat pendukung posbindu PTM. Alokasi anggaran sebesar Rp 3.569.571.000,- dan realisasi sebesar Rp. 3.498.984.319,- (98,0%).

9. NSPK Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Target 14 dokumen dengan capaian 14 dokumen (100%) dicapai melalui kegiatan menyusun nspk penyakit jantung dan pembuluh darah, menyusun nspk penyakit diabetes melitus dan gangguan metabolik, menyusun nspk penyakit kanker dan kelainan darah, menyusun nspk penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, dan menyusun nspk gangguan indera dan

Page 51: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 45

fungsional. Alokasi anggaran sebesar Rp 1.837.692.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.190.326.503,- (64,8%)

10. Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Target 10 layanan dengan capaian 10 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan KIE deteksi dini faktor risiko PTM, deteksi dini FR PTM, surveilan FR PTM, peningkatan kemampuan posbindu PTM, peningkatan kemampuan pandu PTM, pencegahan dan pengendalian penyakit jantung, pencegahan dan pengendalian penyakit pembuluh darah, penguatan jejaring P2PTM, sosialisasi promotif dan preventif faktor risiko PTM, side meeting NCD (AHMM). Alokasi anggaran Rp 37.588.573.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 34.263.468.294,- (91,2%).

11. Layanan Pengendalian Konsumsi Rokok Target 70 layanan dengan capaian 70 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Layanan Quitline (Konseling Upaya Berhenti Merokok), penilaian implementasi KTR, sosialisasi pengendalian tembakau untuk masyarakat, advokasi dan sosialisasi pembuatan peraturan KTR di daerah, dan peningkatan kapasitas implementasi KTR Alokasi anggaran Rp 4.991.828.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.120.278.545,- (82,5%).

12. Layanan Sarana dan Prasana Internal Target 1 layanan dengan capaian 1 layanan (100%) dicapai melalui kegiatan Pengadaan alat olah data dan pengadaan webinar. Alokasi anggaran Rp 217.886.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.212.584.600,- (97,6%).

13. Layanan Dukungan Manajemen Satker Target 1 layanan dengan capaian 1 layanan (100%) dicapai melalui dukungan manajemen satker melalui kegiatan Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran, Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan, Pengelolaan kepegawaian, Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan perlengkapan. Alokasi anggaran Rp 2.597.048.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp 2.335.746.341,-(89,9%).

C. EFISIENSI SUMBER DAYA Efisiensi sumber daya dihitung dengan membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu anggaran keluaran degan mencapai keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran. Pada tahun 2019 terdapat 13 keluaran/ output, efisiensi sumber daya dari masing-masing output sebagai berikut: 1. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Imunologi

Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 665.923.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 577.665.089,-(86,7%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 13,3%. Efisiensi sumber daya pada output ini, dikarenakan: - Kegiatan advokasi dan sosialisasi P2PKGI, kegiatan terlaksana 100% di 4 lokasi namun

dianggap dengan lebih sedikit sumber daya dan waktu sudah memungkinkan dilakukan secara maksimal.

- Kegiatan pelatihan untuk pelatih program PKGI, kegiatan terselenggara sesuai rencana namun peserta undangan dari daerah menggunakan tiket maskapai penerbangan dengan harga yang lebih ekonomis dari harga SBM dikarenakan rute dan waktu penerbangan garuda yang tidak tersedia langsung di setiap daerah.

- Pertemuan monitoring dan evaluasi untuk validasi data program PKGI telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, beberapa dari peserta menggunakan tiket maskapai penerbangan dengan harga yang lebih ekonomis dari harga SBM dikarenakan rute dan waktu penerbangan garuda yang tidak tersedia langsung di setiap daerah.

Page 52: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 46

2. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus

Target 2 layanan dengan capaian 2 layanan (100%) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.706.278.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 2.253.267.073,- (83,3%), %), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 16,7%. Efisiensi sumber daya pada output ini, dikarenakan: - Pada kegiatan penyusunan intrumen layanan SPM di FKTP, output yang ada sesuai dengan

yang direncanakan, instrument sudah berhasil dibuat dan menjadi komponen yang ada pada SI PTM. Efisiensi sumberdaya disebabkan oleh peserta rapat ada yang berhalangan hadir tetapi secara materi yang dibutuhkan untuk menyusun instrument bisa terpenuhi dengan melakukan koordinasi langsung dengan unit terkait maupun melalui e-mail.

- Pada kegiatan Global Youth Tobacco Survey, ada 1 (satu) bagian kegiatan yang berlokasi di Papua tidak dilaksanakan, karena situasi dan kondisi yang tidak kondusif (terjadinya kerusuhan).

3. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Metabolik

Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%), dengan alokasi anggaran Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gangguan Metabolik adalah sebesar Rp. 818.828.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 677.047.614,- (82,7%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 17,3%. Efisiensi sumber daya pada output ini, dikarenakan: - Sebagian peserta kegiatan orientasi pengembangan model upaya pemicuan pengendalian

obesitas menggunakan maskapai penerbangan dengan tiket dibawah pagu dan ada 1 provinsi yang berhalangan hadir.

- Pada kegiatan advokasi Gerakan Tekan Angka Obesitas (GENTAS) narasumber dari organisasi profesi menggunakan narasumber lokal di beberapa lokus, yang semula dianggarkan narasumber berasal dari organisasi profesi pusat.

- Seminar Tuntaskan Obesitas, berjalan lancar dimana pelaksanaan terintegrasi dengan hari Penglihatan Se dunia dan hari jiwa sedunia.

4. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kelainan Darah

Target 3 layanan dengan capaian 3 layanan (100%) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 487.400.000,- dan realisasi sebesar Rp. 344.939.850,- (70,8%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 29,2%. Efisiensi sumber daya dikarenakan pengalihan lokasi acara semula di luar kota menjadi di dalam kota, dikarenakan undangan yang diharapkan dapat lebih mudah menjangkau pertemuan di pusat sehingga dana perjadin diluar kota tidak digunakan.

5. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera

Target 900 layanan dengan capaian 900 layanan (100%), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2.530.379.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.336.581.343,- (92,3%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 7,7%. Efisiensi sumber daya dikarenakan: - Pertemuan Orientasi Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan terintegrasi

yang dilaksanakan di Bogor dengan peserta dari 18 Provinsi, terdapat provinsi yang berhalangan hadir yaitu DI. Provinsi Aceh dan Maluku dan digantikan oleh Peserta dari DKI Jakarta sehingga anggaran untuk tiket tidak terserap.

- Untuk kegiatan Edukasi ke masyarakat terhadap faktor risiko gangguan indera (gangguan pendengaran), beberapa belanja sewa tidak dapat diserap (tenda, booth, dan Genset 40 KVA) karena pelaksanaan kegiatan terintegrasi dengan Hari TBC Sedunia.

Page 53: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 47

6. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Fungsional Target 4 layanan dengan capaian 4 layanan (100%), dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.096.278.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 868.707.071,- (79,2%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 20,8%. Efisiensi sumber daya dikarenakan: - Pada kegiatan sosialisasi pemberdayaan masyarakat dalam program disabilitas yang

merupakan kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional, sebelumnya direncanakan di Jogjakarta tetapi dilaksanakan di Jakarta, kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan lintas sektor terkait diantaranya Kementerian Sosial yang merupakan leading sector program disabilitas, serta Kementerian lainnya. Dari kegiatan tersebut, beberapa belanja sewa tidak bisa diserap, seperti tenda, booth, dan sound system tidak bisa diserap karena sudah disiapkan oleh panitia lokal.

- Pada kegiatan Implementasi Layanan Inklusif Disabilitas melibatkan lintas sektor yaitu Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), namun pada saat pelaksanaan kegiatan tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut karena bertepatan dengan kegiatan lainnya di Institusinya. Hal ini berpengaruh terhadap serapan perjalanan dinas.

7. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker

Target 500 Layanan dengan capaian 500 Layanan (100%), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2.527.775.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.562.042.782,- (73,7%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 26,3%. Efisiensi sumber daya dikarenakan: - Pada pertemuan banyak peserta yang bervariasi baik jarak maupun geografis sehingga

mempengaruhi besar transportasi. Pada beberapa pertemuan banyak menggunakan biaya transportasi di bawah pagu.

- Beberapa pertemuan tidak dihadiri peserta secara lengkap karena bersamaan dengan kegiatan-kegiatan di daerah.

- Adanya sisa anggaran dari kontrak paket pertemuan. - Adanya beberapa kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain. - Pendampingan Registri Kanker oleh pusat didorong untuk dilakukan daerah secara mandiri.

8. Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Target 297 Unit dengan capaian 297 Unit (100%), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 3.569.571.000,- dan realisasi sebesar Rp. 3.498.984.319,- (98,0%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 2%.

9. NSPK Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Target 14 dokumen dengan capaian 14 dokumen (100%), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.837.692.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.190.326.503,- (64,8%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 35,2%. Efisien suber daya dikarenakan: - Penyusunan NSPK Gangguan Indera dan Fungsional dilaksanakan di dalam kantor. - Penyusunan NSPK Pencegahan dan pengendalian DM dan GM dilakssanakan sesuai

rencana, pada tahap uji coba dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan lain, karena lokus yang sama

10. Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

Target 10 layanan dengan capaian 10 layanan (100%), dengan alokasi anggaran Rp 37.588.573.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 34.263.468.294,- (91,2%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 8,8%. Efisiensi sumber daya dikarenakan:

Page 54: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 48

- Kegiatan Orientasi Faktor Risiko PTM telah dilaksanakan 100% sesuai perencanaan. Untuk mengefisiensi sumber daya dilakukan penggabungan kegiatan yang dilakukan secara paralel di waktu dan tempat yang sama. Jumlah peserta tidak bisa memenuhi kuota karena keterbatasan personil pada lintas sektor terkait sehingga tidak mengirimkan perwakilannya.

- Kegiatan ToT Pandu PTM telah dilaksanakan sesuai rencana. Namun beberapa peserta menggunakan penerbangan dengan tiket dibawah standar biaya umum karena keterbatasan rute dan waktu penerbangan Garuda.

- Kegiatan Orientasi KKSV tidak dapat dihadiri oleh semua peserta karena pelaksanaan bertepatan dengan beberapa kegiatan para anggota Komite KKSV yang umumnya adalah para klinisi.

- Pada kegiatan Asean Health Cluster (Interpilar Consultation Meeting) berjalan sesuai dengan output yang diharapkan. Semua Negara peserta memberikan kontribusi untuk kegiatan (Draf analisis situasi dan ASEAN Leaders Call for Action on Reformulation and Production of Healthier Food and Beverage Options). Dari semua pertemuan Working Group ASEAN yang dilaksanakan tahun 2019 di Indonesia, pertemuan Asean Interpillar Consultation Meeting For The Reformulation And Production Of Healthy Food And Beverage Options merupakan pertemuan dengan tingkat kehadiran peserta tertinggi, karena hanya 1 (satu) Negara anggota yang berhalangan hadir, namun Negara tersebut merupakan Negara yang mendapatkan full support anggaran (tiket, akomodasi, uang saku) sehingga mengakibatkan sisa anggaran yang cukup besar.

- Kegiatan Penguatan jejaring P2PTM dilaksanakan sesuai dengan rencana, terintegrasi dengan kegiatan lainnya.

- Kegiatan sosialisasi promotif dan preventif FR PTM telah dilaksanakan sesuai dengan rencana namun ditambah dengan 4 kegiatan dengan mengoptimalkan sisa sosialisasi GERMAS dalam pencegahan dan pengendalian PTM berupa: Kampus sehat; Pertemuan konsolidasi P2PTM; Sosialisasi pengendalian FR Diabetes Mellitus; Sosialisasi Gentas.

- Kegiatan Kampus Sehat telah dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan ini merupakan kegiatan kemitraan dengan tujuan meningkatkan kepedulian dan kepemilikan program tentang kampus sehat di 4 universitas yang menjadi lokus uji coba. Salah satu kepedulian dan kepemilikan program ini, pihak universitas bersedia membiayai sebagian dari biaya operasional yang dibutuhkan.

- Kegiatan Sosialisasi pengendalian faktor risiko DM berjalan sesuai dengan output yang diharapkan. Kegiatan ini diintegrasikan dengan kegiatan Hari Kesehatan Nasional.

- Kegiatan Pertemuan konsolidasi P2PTM terlaksana sebagian dari kegiatan, karena berbenturan dengan jadwal kegiatan lainnya.

- Kegiatan Deteksi Dini FR PTM telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, untuk mengoptimalkan sisa anggaran dilakukan penambahan kegiatan berupa Orientasi Program Kampus Sehat bagi 44 Perguruan Tinggi Muhamadyah Aisyiyah. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan output yang diharapkan. Efisiensi terjadi karena beberapa peserta menggunakan moda transportasi darat yang awalnya dianggarkan pesawat (khususnya wilayah pulau Jawa) serta terbatasnya pilihan jadwal penerbangan yang disesuaikan dengan kegiatan yang berakibat sebagian peserta menggunakan maskapai dengan tiket dibawah pagu.

11. Layanan Pengendalian Konsumsi Rokok

Target 70 layanan dengan capaian 70 layanan (100%) dengan alokasi anggaran Rp 4.991.828.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.120.278.545,- (82,5%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 17,5%. Efisiensi sumber dikarenakan:

Page 55: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 49

- Kegiatan Quitline telah dilaksanakan 100% dan dari hasil evaluasi kepuasan pelanggan mendapatkan hasil sangat memuaskan namun dari hasil proses pengadaan, penawaran harga rekanan lebih rendah dari nilai kontrak sehingga terdapat sisa anggaran dari kontrak.

- Penilaian implementasi KTR yang dilakukan di 60 lokasi telah terlaksana sesuai dengan rencana, dengan menggunakan pola pendekatan integrasi dan pemberdayaan stakeholder di daerah.

- Peningkatan Kapasitas implementasi KTR telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan namun beberapa peserta undangan menggunakan tiket maskapai penerbangan dengan harga yang lebih ekonomis dari harga SBM dikarenakan rute dan waktu penerbangan garuda yang tidak tersedia langsung di setiap daerah

12. Layanan Sarana dan Prasana Internal

Target 1 layanan dengan capaian 1 layanan (100%) dengan alokasi anggaran Rp 217.886.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.212.584.600,- (97,6%), menghasilkan efisiensi sumber daya sebesar 2,4%.

13. Layanan Dukungan Manajemen Satker

Target 1 layanan dengan capaian 1 layanan (100%), dengan alokasi anggaran Rp 2.597.048.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp 2.335.746.341,-(89,9%), efisiensi sumber daya sebesar 10,1%. Efisien tersebut sebagian besar pada sub komponen keperluan sehari-hari perkantoran yaitu kebutuhan barang habis pakai yang secara langsung menunjang penyelenggaraan operasional dan untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat memberikan pelayanan secara optimal, (seperti alat tulis kantor (ATK), barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah, dan air minum pegawai). Kebutuhan ATK sudah dipenuhi dari bagian kepegawaian dan umum sehingga tidak direalisasikan. Selain itu terdapat 3 orang pegawai yang pensiun dan 1 orang mutasi sehingga mengurangi kebutuhan sehari-hari perkantoran. Efisiensi juga terdapat pada perjalanan dinas penyelesaian proses hibah pada realisasi tiket pesawat dan hotel.

Page 56: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 50

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Alokasi anggaran Direktorat P2PTM dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM tahun 2019 sebesar Rp. 61.635.459.000,- dengan realisasi Rp. 54.541.639.424,- 88,5% dengan rincian per indikator sebagai berikut: 1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu sebesar 50%, realisasi 80,5% pencapaian 161,0% mencapai target yang diharapkan

2. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%, realisasi 50,2% pencapaian sebesar 100,4%, mencapai target yang diharapkan

3. Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%, realisasi 50,7%, pencapaian sebesar 101,4%, mencapai terget yang diharapkan

4. Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara sebesar 50%, realisasi 50%, pencapaian sebesar 100%, mencapai terget yang diharapkan

5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak sebesar 30%, realisasi 60,8%, pencapaian 202,7%, mencapai target yang diharapkan.

Secara keseluruhan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular telah terlaksana dengan optimal dan mencapai target indikator, namun terdapat beberapa kendala penyerapan anggaran yang meliputi adanya efisiensi pada tiket pesawat karena anggaran yang disediakan adalah biaya pesawat sesuai SBM, pada tahun 2019 maskapai Garuda Airlines mengurangi beberapa rute domestik sehingga berdampak pada peserta yang memilih pesawat lain yang dibawah harga SBM, ketidakhadiran peserta sesuai kuota, adanya konflik di Papua, sehingga kegiatan tidak dapat terlaksana sesuai jadwal, belum ada perhatian Pemda untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan PTM di daerahnya, inkonsistensi penerapan Perda KTR, dan masih minimnya perubahan perilaku masyarakat terhadap PTM. Pengembangan program P2PTM pada tahun 2019 antara lain penerapan Pengembangan model upaya pemicuan pengendalian obesitas diberbagai tatanan, Pertemuan Social Media Influencer, Advokasi GENTAS/ Gerakan nasional tekan angka obesitas, Skreening dan Deteksi Dini Pembawa Sifat Thalasemia pada Anak Sekolah, Orientasi Implementasi Program Paliatif Berbasis Komunitas, Orientasi Manajemen Program P2PTM, Program kampus sehat dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian PTM melalui media elekronik, meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian PTM melalui media sosial (facebook, tweeter, dan instagram)

B. Tindak Lanjut 1. Perlunya komitmen dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM, dengan

peningkatan advokasi mengenai program P2PTM kepada pemegang kebijakan, terutama kab/kota dalam melaksanakan kegiatan untuk mendukung pencapain indikator kinerja kegiatan.

Page 57: DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT … · 2020. 4. 8. · Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2019 merupakan

| Lapkin Dit.P2PTM Tahun 2019 51

2. Peningkatan kapasitas SDM yang terus ditingkatkan, karena tingginya mobilisasi petugas di daerah, sehingga program P2PTM dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3. Pengembangan, penguatan dan pemeliharaan sistem surveilan PTM yang telah dibangun sebagai sarana pengumpulan data PTM yang evidence based, sehingga dapat digunakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM

4. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dengan terus mengembangkan berbagai media KIE mengenai P2PTM terutama pada daerah-daerah yang memiliki resiko tinggi PTM