Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian, khususnya pembangunan perkebunan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembagunan Nasional (SPPN) menyatakan bahwa penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berpedoman
kepada Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan nasional dan penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang memuat: 1) prioritas pembangunan,
2) rancangan kerangka ekonomi makro, 3) program Kementerian/Lembaga
(K/L), dan 4) program lintas K/L dan kewilayahan dalam bentuk kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.Berdasarkan RPJM,
setiap K/L menyusun Rencana Strategis (Renstra) K/L dan untuk program
tahunan dituangkan kedalam Rencana Kinerja Kementerian/Lembaga (Renja
KL) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibangun dalam rangka
mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu
terus di kembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan kedalam sistem
penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undangnomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang secara tegas telah dinyatakan
bahwa Pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan menggunakan
pendekatan anggaran terpadu, kerangka pengeluaran jangka menengah dan
penganggaran berbasis kinerja.
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, Direktorat Perlindungan
Perkebunan memandang perlu menyusun Rencana KinerjaTahunan (RKT)
tahun 2016 yang menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam tahun
2016. Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan dokumen yang
mempresentasikan nilai kuantitatif dikaitkan dengan setiap indikator kinerja, baik
pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan proses
pengukuran keberhasilan atau kegagalan Direktorat Perlindungan Perkebunan
pada tahun yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut maka
penyiapan dan penyusunan rencana kinerja tahunan harus mengacu pada
Rencana Strategis.
2
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
1.2. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Penyusunan RKT tahun 2016 dimaksudkan sebagai acuan Direktorat
Perlindungan Perkebunan dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra dan sebagai tolok ukur yang
digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan
kegiatan dalam tahun 2016.
B. Tujuan
Penyusunan RKT tahun 2016 bertujuan untuk: 1. Memberikan arah dalam pelaksanaan dan pencapaian target kegiatan;
2. Menyediakan alat pengukur/dasar penilaian kinerja;
3. Membantudalam penetapan target kinerja, pemantauan dan evaluasi
kinerja.
1.3. Sasaran
Tercapainya target kinerja tahun 2016 sesuai dengan rencana strategis
1.4. Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah
5. Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi tahun 2010-2025;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135 tahun 2013 tentang Pedoman
Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian
7. Peraturan Menteri Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP
8. Peraturan Menteri Reformasi Birokrasi 25 tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi
Pemerintah;
3
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
BAB II
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
1.1 Visi dan Misi
A. Visi
Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan
Perkebunan, serta memperhatikan Renstra Pembangunan Perkebunan tahun
2016- 2019 maka dirumuskan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu
“Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan”.
B. Misi
Sebagai penjabaran dari misi ke 4(empat) Direktorat Jenderal Perkebunan
yaitu: Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan,
pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan gangguan usaha serta
dampak perubahan iklim maka ditetapkan Misi Direktorat Perlindungan
Perkebunan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani,
ketersediaan teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan
pemantapan sistem perlindungan perkebunan;
2. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan
pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran lahan perkebunan;
3. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan
Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBPPTP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan,
dan pihak terkait lainnya;
4. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.
2.2 Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan:
Tujuan dukungan perlindungan perkebunan adalah untuk mendukung
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan
melalui: Pemberdayaan perangkat; Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Terpadu; Antisipasi Dampak Perubahan Iklim; Penanganan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan; Pemberdayaan petugas
pengamat OPT dan Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan
Perkebunan.
4
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
B. Sasaran:
Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan
dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan
tahun 2016 adalah :
1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan sebanyak 146 unit;
2. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan
seluas 17.064 Ha;
3. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 107
kelompok tani.
4. Antisipasi Dampak Perubahan iklim di 21 provinsi (sebanyak 436
dokumen);
5. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT sebanyak 995 orang.
6. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan selama 12
bulan .
2.3 Strategi
Berdasarkan strategi pembangunan perkebunan tahun 2016- 2019 maka strategi yang ditempuh Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan adalah:
1. Fasilitasi Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani melalui
magang petugas, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).
2. Fasilitasi Peningkatan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT melalui Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT dan Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan.
3. Fasilitasi antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan dan kebun melalui antisipasi dampak perubahan iklim dan Operasional Brigade Pencegahan kebakaran lahan dan kebun.
4. Pemantapan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBPPTP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait lainnya melalui Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan;
5. Penguatan sistem informasi perlindungan perkebunan melalui Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan
5
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
2.4. Kebijakan dan Program
A. Program
Program pembangunan perkebunan tahun 2016-2019 adalah
“Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
berkelanjutan.
B. Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan
Undang-undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1995 tentang Perlindungan
Tanaman mengamanatkan bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan
Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Selanjutnya Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan mengamanatkan bahwa setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan atau menggunakan lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup;
Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut maka
Kebijakan teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai berikut :
1. Aspek OPT
a. Perlindungan merupakan tanggung jawab masyarakat, pemerintah
dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
b. Perlindungan Tanaman dengan sistem PHT yaitu Budidaya
Tanaman Sehat, pengamatan, pemanfaatan dan pelestarian musuh
alami. Mendorong agar petani mau dan mampu secara mandiri
menerapkan PHT yang memperhatikan keragaman ekologi dan
sosial budaya, aspek ekonomi, keunggulan komparatif dan
kompetitif, keberlanjutan produksi dan mutu produk.
c. PHT harus menjiwai Sistem dan Usaha Agribisnis
d. Dalam keadaan Eksplosi pemerintah secara berjenjang dapat
membantu sarana atau peralatan pengendalian sesuai dengan
kemampuan.
e. Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi
f. Penyediaan dan pendistribusian Informasi keadaan OPT dan Non
OPT
(komponen iklim) kepada user.
g. Karantina sebagai garda terdepan perlindungan tanaman.
6
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
2. Aspek Non OPT
a. Pencegahan kebakaran lahan dan kebun melalui penerapan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
b. Mendorong optimalisasi sistem peringatan dini kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim
c. Mitigasi dan Adaptasi dampak perubahan iklim
7
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
3.1 Kegiatan dan Penjabaran Kegiatan dalam Sub Kegiatan
Rencana kerja tahunan dukungan perlindungan perkebunan tahun 2016
merupakan bagian dari rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2016. Out put kegiatan perlindungan perkebunan adalah luas areal
pengendalian OPT, jumlah Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dan luas
penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan tahun 2016 adalah:
A. Pemberdayaan Perangkat
1. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit;
2. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) sebanyak
4 unit;
3. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 13 unit;
4. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 31 unit;
5. Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
sebanyak 70 unit.
B. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman
Perkebunan
Penanganan OPT Perkebunan melalui Pengendalian OPT tanaman
perkebunan terdiri dari pengendalian OPT, dan demplot pengendalian OPT
(tebu, kapas, tembakau, nilam, lada, kopi, kakao, kelapa, kelapa sawit, karet
dan jambu mete) dengan luas areal pengendalian OPT sekitar 19.843 ha
dengan rincian sebagai berikut:
1. Pengendalian OPT Lada seluas 825 ha;
2. Pengendalian OPT Cengkeh seluas 975 ha;
3. Pengendalian OPT Kakao seluas 1.725 ha;
4. Pengendalian OPT Kopi seluas 1.325 ha;
5. Pengendalian OPT Tebu seluas 3.694 ha;
6. Pengendalian OPT Tembakau seluas 400 ha;
7. Pengendalian OPT Nilam seluas 20 ha;
8. Pengendalian OPT Kelapa seluas 5.025 ha;
9. Pengendalian OPT Karet seluas 1.650 ha;
10. Pengendalian OPT Jambu Mete seluas 600 ha;
11. Pengendalian OPT Kelapa Sawit seluas 725 ha.
8
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
C. SL-PHT
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 107
Kelompok Tani (KT)
D. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
1. Fasilitasi pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan bencana
alam di 9 Provinsi;
2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran lahan Kebun di 5 provinsi di 5 kabupaten;
3. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun di 9 Provinsi;
4. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak tersebar di 13
provinsi;
5. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada
perkebunan kopi rakyat sebanyak tersebar di 11 provinsi.
E. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT
Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak
995 orang
F. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan
1. Pembuatan Buku
2. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Rempah dan Penyegar
3. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Semusim
4. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Tahunan
5. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT
6. Pembinaan Dalam Rangka Pemberdayaan Perkebunan
7. Pengawalan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun
8. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim
9. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon
10. Pembahasan Program dan Anggaran
11. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan
12. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun Serta Penanganan
Dampak Perubahan Iklim
13. Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana
14. Bimbingan Teknis Petugas Pendamping Pembinaan dan Sertifikasi
Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan
15. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan
16. Bimbingan Teknis dan Pengembangan Jabatan fungsional POPT
Perkebunan
17. Pengawalan dalam rangka Pembinaan dan Sertifikasi Desa Pertanian
Organik Berbasis Komoditas Perkebunan.
9
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
18. Workshop Pembahasan Standar Minimum Sarana dan Prasarana
Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
19. Administrasi Kegiatan
20. Operasional PPK Direktorat Perlindungan
3.2 Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman teknis dukungan
perlindungan perkebunan tahun 2016 sebagai berikut:
1. Pendekatan umum
Pendekatan umum meliputi hal yang terkait dengan administrasi dan manajemen kegiatan, yaitu : SK Tim Pelaksana Kegiatan; Rencana kerja; Juklak, Juknis; Koordinasi dan Sosialisasi; Pelelangan/pengadaan; Monitoring dan Evaluasi; Pelaporan
2. Pendekatan Teknis setiap kegiatan sebagai berikut:
a. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan.
Meningkatkan kemampuan teknis petugas LL, LUPH, Sub Lab Hayati ,
Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan dan Brigade Pengendalian
Kebakaran Lahan dan Kebun
b. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman
Perkebunan.
Melakukan pengendalian OPT pada pusat-pusat serangan dan pada
daerah–daerah serangan dengan intensitas serangan yang secara
ekonomis masih dapat dikendalikan.
c. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).
Melaksanakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pengelolaan OPT melalui pendekatan paradigma PHT dengan
pemanfaatan rekayasa sosial (kelompok) dan dengan cara belajar dari
pengalaman
d. Antisipasi Dampak Perubahan iklim.
Memberikan cara penanganan dampak perubahan iklim kepada petani
melalui adaptasi dan mitigasi penanganan dampak perubahan iklim
dalam bentuk demplot
e. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT.
Memberikan dukungan dan fasilitasi kegiatan kepada petugas pengamat
OPT untuk melaksanakan kegiatan pengamatan, pelaporan dan
pengendalian OPT
f. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan
Menyelenggarakan kegiatan administrasi dalam mendukung
10
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
pelaksanaan kegiatan Dukungan perlindungan perkebunan.
BAB IV
PENUTUP
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan dibuat
dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pencapaian target kinerja
kegiatan yang dipercayakan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan,
berdasarkan sasaran yang ditetapkan. Pencapaian target kinerja tersebut
memerlukan dukungan dan peran serta aktif seluruh intansi terkait pusat dan
daerah serta partisipasi masyarakat.
Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan acuan yang dapat digunakan di
Direktorat Perlindungan Perkebunan mulai dari perencanaan, pelaporan dan
evaluasi serta tindak lanjutnya.
11
RKT-2016 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
Lampiran 1
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan Tahun : 2016
Sasaran Strategis
Indikator Kerja Target
1 Penurunan Luas Areal Serangan OPT
2 Peningkatan penanganan kebakaran lahan dan kebun
3 Peningkatan penanganan dampak perubahan iklim
1 Pemberdayaan Perangkat 146 Unit
2 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
107 KT
3 Penanganan Organisme Pengganggu (OPT) Tanaman perkebunan
17.064 Ha
4 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
43 Dokumen
5 Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT
995 Orang
6 Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan perkebunan
19 Bulan