Upload
others
View
68
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Telp : 021 – 7805652, 7806213
Fax : 021 – 7805652
Email : [email protected]
Homepage : http://ditjentan.deptan.go.id/ditlintp
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 1
I. P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan
untuk mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema
"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan
Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dituangkan dalam program
percepatan pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan
produksi kedelai dan komoditas tanaman pangan lainnya. Untuk mendukung
kebijakan tersebut ditetapkan sasaran produksi Padi 82,5 Juta Ton, Jagung
30 Juta Ton, dan Kedelai 2,2 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam
Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya
yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain dengan
mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki khususnya sumber daya
lahan melalui pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada
pelaku usaha (petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil
produksi melalui pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik, melalui dua program aksi strategis yang
dicanangkan yaitu membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis
kerakyatan serta membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan
produktif. Strategi pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain
meningkatkan produksi dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan
dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan
terutama mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan
serta peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan
(petani).
Upaya pengamanan areal pertanaman dari gangguan OPT dilaksanakan
dengan menerapkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sedangkan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 2
penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) diupayakan melalui antisipasi
dan mitigasi terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam lainnya. Selain
itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, inovasi dan
diseminasi teknologi, serta penguatan kelembagaan pengendalian OPT.
Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
(banjir dan kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, ditetapkan
bahwa Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya menjadi
tanggungjawab masyarakat bersama pemerintah.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan
sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT dan DPI
sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Dengan semakin
berkembangnya kesadaran manusia terhadap bahaya penggunaan pestisida,
terutama bagi lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia, maka
pengendalian OPT mengedepankan pengendalian secara pre-emptif dengan
menerapkan prinsip-prinsip PHT yang mengutamakan penerapan budidaya
tanaman sehat, pengamatan rutin, pemanfaatan musuh alami dan petani
sebagai ahli PHT. Apabila dalam pelaksanaan pengamanan pertanaman terjadi
peningkatan populasi yang tidak dapat diatasi dengan cara pre-emptif maka
dilakukan pengamanan dengan cara responsif menggunakan bahan pengendali
kimia secara bijaksana sesuai dengan kaidah 6 (enam) tepat yaitu tepat sasaran,
jenis, dosis, cara, waktu dan mutu.
Kebijakan pengendalian OPT dan Penanggulangan DPI di atas
diimplementasikan melalui berbagai kegiatan antara lain Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak
Perubahan Iklim (PPDPI), Dem Area Budidaya Tanaman Sehat, Gerakan
Pengendalian OPT, Penguatan Agroekosistem, serta fasilitasi sarana
pengendalian OPT.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 3
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang
bertanggungjawab mengamankan pertanaman tanaman pangan dari
gangguan OPT/DPI, menetapkan target pengamanan pertanaman dari
serangan OPT dan terkena DPI masing-masing sebesar OPT 97% dan 98%
dari luas tanam. Untuk mendukung target sasaran pengamanan pertanaman
dimaksud, diperlukan sinergi dari berbagai instansi terkait baik di tingkat pusat
maupun daerah.
1.2. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;
2) Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
3) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
4) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan
dampak perubahan iklim;
5) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
6) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 4
7) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim; dan
8) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha
dan 4 (empat) Subdirektorat, yaitu:
1) Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan.
2) Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia.
3) Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi.
4) Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim.
Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh Subbagian
Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 5
1.4. Sumber Daya Manusia
Pada Tahun 2018, jumlah sumber daya manusia lingkup Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 59 orang pegawai dan 11 orang
Tenaga Harian Lepas. Secara rinci, keadaan pegawai di Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
IV III II I
1 Direktur 1 0 0 0 1
2 Subbagian Tata Usaha 0 6 8 0 11 25
3 Subdit. Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT 1 8 1 0 10
4 Subdit. Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim 2 9 1 0 12
5 Subdit. Pengendalian OPT Serealia 1 11 2 0 14
6 Subdit. Pengendalian OPT Akabi 2 6 0 0 8
7 40 12 0 11 70
JML
Jumlah
No. UnitGolongan
THL
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 6
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Kinerja
Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode 5 (lima) tahun
terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam Strategi
Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 - 2045, maka sasaran strategis
Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2015-2019 adalah : 1) Pencapaian
Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta peningkatan produksi gula dan
daging, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) Peningkatan komoditas
bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan
substitusi impor, (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5)
Peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) Akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 sasaran
produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan pada Tahun 2018 yaitu 1) padi sebesar 82,5 juta ton, b)
jagung sebesar 30 juta ton, dan c) kedelai sebesar 2,2 juta ton. Untuk
mencapai sasaran produksi dimaksud, pengamanan areal pertanaman dari
gangguan OPT dan DPI perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan upaya diatas, telah disusun
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2015 - 2019. Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan lima
tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai,
termasuk strategi, kebijakan, dan program yang akan dilaksanakan dalam
kurun lima tahun serta memberikan arah pembangunan organisasi jangka
menengah. Keselarasan Rencana Strategis Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 dengan Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, diharapkan dapat mendorong percepatan
pencapaian sasaran produksi.
Pada tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 7
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). Alokasi kegiatan utama
Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan
DPI pada Tahun 2018 sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2. Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 telah ditetapkan visi, misi, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut :
1) Visi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah terwujudnya sistem
pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
(banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) dan adaptasi perubahan iklim.
2) Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ditetapkan sebagai berikut :
FisikKeuangan
Rp.000,-)
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756
2 Penerapan Penanganan DPI (Ha) 400 1.853.825
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500
5 Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/sertifikat) 2.385 7.000.000
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat & DPI (Ha) 34.000 60.680.000
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 33.311.500
8 Handsprayer (Unit) 1.500 900.000
9 Motor Operasional POPT (Unit) 1.043 24.571.201
10 Mobil Operasional LPHP (Unit) 85 15.892.049
11 Petani Pengamat (Orang) 3.923 14.122.800
Kegiatan Utama
Target
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 8
a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI.
b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
perlindungan tanaman.
d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman.
e. Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI.
3) Tujuan yang akan dicapai yaitu meningkatkan kinerja perlindungan
tanaman pangan dalam pengamanan produksi dari gangguan OPT dan
DPI untuk mendukung upaya pencapaian sasaran produksi tanaman
pangan.
4) Sasaran yang ditetapkan adalah:
a. Meningkatnya fungsi sistem pengamatan, peramalan, dan
pengendalian OPT serta penanganan DPI;
b. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman
pangan;
c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
perlindungan tanaman dalam pemahaman dan penerapan sistem
perlindungan tanaman pangan;
d. Tersedianya informasi teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT
yang efektif dan efisien;
e. Terlaksananya gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI
secara terpadu dalam skala luas;
f. Terkendalinya luas serangan OPT dan gangguan DPI pada tanaman
pangan;
g. Meningkatnya mutu dan daya saing produk tanaman pangan
2.3 Kebijakan dan Strategi
Perlindungan tanaman pangan dilaksanakan untuk mewujudkan
tercapainya kuantitas, kualitas dan kontinuitas hasil sesuai dengan sasaran
produksi tanaman pangan. Pelaksanaannya dengan mendorong kemandirian
petani dalam penanganan OPT dan DPI, sedangkan pemerintah berperan
dalam memberikan informasi, teknologi dan bantuan sarana pengendalian
dalam keadaan eksplosi. Mengacu kepada visi, strategi dan kebijakan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 9
perlindungan tanaman pangan, program perlindungan tanaman pangan
mencakup lima subsistem perlindungan sebagai fokus kegiatan yaitu 1)
Penguatan Pengamatan dan Pengendalian Dini, 2) Penerapan Teknologi, 3)
Penguatan Kelembagaan, 4) Penguatan SDM dan 5) Penyediaan Sarana
Pengendalian OPT.
Kebijakan pengendalian OPT adalah pelaksanaan prinsip Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) dengan mengedepankan tindakan pre-emptif. Prinsip
PHT meliputi penerapan budidaya tanaman sehat, pengamatan rutin,
pemanfaatan musuh alami dan mendorong petani sebagai ahli PHT. Apabila
dalam pelaksanaan pengamanan pertanaman terjadi peningkatan populasi
yang tidak dapat diatasi dengan cara pre-emptif maka dilakukan secara
responsif menggunakan bahan pengendali kimia secara 6 (enam) tepat yaitu
tepat sasaran, jenis, dosis, cara, waktu dan mutu. Selain itu untuk
pengamanan produksi yang akan dikonsumsi, perlu dilakukan pengujian mutu
produk tanaman.
Upaya pengamanan luas areal tanaman pangan dari gangguan OPT
dan DPI dilakukan dengan : 1) pengamatan dan sistem peringatan dini
OPT/DPI; 2) gerakan pengendalian OPT dan adaptasi DPI; 3) peningkatan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman; 4)
peningkatan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman; dan 5)
penyediaan sarana penanggulangan OPT/DPI. Hal tersebut diharapkan dapat
mendukung pelaksanaan gerakan pengamatan dan pengendalian dini dengan
cara pre-emtif maupun responsif (SPOT-STOP) sehingga kehilangan hasil
dapat ditekan.
Berdasarkan kebijakan dan strategi diatas Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai sasaran
dan kinerja yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan utamanya adalah
Penerapan PHT (PPHT) Skala Luas, Penerapan Penanganan Dampak
Perubahan Iklim (PPDPI), Penguatan Agroekosistem, Gerakan Pengendalian
dan Budidaya Tanaman Sehat (Dem Area).
Kegiatan Penerapan PHT Skala Luas merupakan salah satu bentuk
pengamanan pertanaman tanaman pangan dengan memberdayakan petani
alumni SLPHT dan mengikutsertakan petani yang belum mengikuti SLPHT
(non alumni SLPHT). Penerapan PHT Skala Luas dilaksanakan selama satu
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 10
musim tanam, mulai dari masa pra tanam sampai dengan panen yang terdiri
dari pertemuan koordinasi, pra tanam, pasca tanam dan evaluasi
pendampingan oleh petugas POPT-PHP/PPL/Mantri Tani.
Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
merupakan salah satu bentuk pengamanan pertanaman dengan
memberdayakan petani alumni SLI dan atau petani yang memahami dan
memiliki motivasi di bidang penanganan DPI yang lahannya di daerah rawan
DPI (banjir/kering). Teknologi yang digunakan dalam PPDPI adalah
pembuatan biopori dan pembuatan sumur pantek.
Dalam peningkatan produksi berkelanjutan diperlukan strategi yang
komprehensif. Penguatan agroekositem merupakan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pertanaman mulai dari pratanam sampai panen.
Kondisi agroekosistem sangat berpengaruh terhadap perlindungan tanaman.
Perencanaan agroekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
upaya pengendalian OPT. Kegiatan penguatan agroekosistem berupa
pemberian bantuan APH/Pestisida/MOL/PGPR/Benih Refugia ke kelompok
tani/gapoktan yang berasal dari LPHP atau PPAH yang telah berkembang.
2.4. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2018
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI) merupakan resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam
setiap usaha pembudidayaan tanaman pangan. Pengendalian yang kurang
baik terhadap OPT dapat berakibat pada penurunan/pengurangan produksi
dan produktivitas tanaman.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari dari gangguan-
gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT
dan DPI sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar.
Perlindungan tanaman merupakan suatu cara pendekatan atau cara berfikir
pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengamanan produksi tanaman
pangan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Pelaksanaan
perlindungan tanaman pangan ditujukan guna mencegah terjadinya
pengurangan hasil produksi tanaman pangan.
Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan menetapkan indikator kinerja, sebagaimana tabel berikut :
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 11
Tabel 3. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun
2018
Dalam rangka mencapai sasaran strategis diatas Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan pengamanan areal
pertanaman tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI yaitu rasio luas
serangan OPT terhadap luas tanam tanaman pangan 3% dan rasio luas
terkena DPI terhadap luas tanam tanaman pangan 2%.
Upaya pencapaian sasaran strategis pengamanan produksi tanaman
pangan dari serangan OPT, banjir dan kekeringan dilakukan melalui
beberapa kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan baik di daerah
maupun di pusat berupa fasilitas penguatan perlindungan tanaman pangan
dari gangguan OPT dan DPI serta pengujian mutu produk tanaman. Jumlah
anggaran untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebesar Rp.
276.133.654.000,-.
Target
1 Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan 3%
2 Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan 2%
Indikator Kinerja
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 12
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan diperoleh dengan membandingkan luas aman dari serangan OPT
dan DPI dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data luas serangan
OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) tingkat kecamatan yang dilaporkan ke
Koordinator POPT di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu sekali,
kemudian Koordinator POPT melaporkan ke Laboratorium Pengamatan
Hama dan Penyakit (LPHP) dan selanjutnya disampaikan ke Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi. Rekap data
serangan OPT, banjir dan kekeringan per kabupaten selanjutnya dilaporkan
oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, telah ditetapkan target
indikator kinerja dengan capaian sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Berdasarkan indikator kinerja diatas maka target luas aman dari
serangan OPT dan DPI masing-masing adalah 97% dan 98%. Sedangkan
realisasinya masing-masing adalah 98,61% dan 98,45% sehingga capaian
kinerjanya masing-masing adalah 101,66% dan 100,45%. Persen luas
serangan OPT sebesar 1,39% berasal dari total luas serangan OPT utama
padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar
sebesar 336.827 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung,
Target Realisasi Target Areal Aman
Realisasi
Areal
Aman
Capaian
Kinerja
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam
Tanaman Pangan3% 1,39% 97,00% 98,61% 101,66%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam
Tanaman Pangan2% 1,55% 98,00% 98,45% 100,45%
Indikator Kinerja
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 13
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar
24.231.750 ha. Sedangkan persen luas terkena DPI (banjir dan kekeringan)
sebesar 1,55% berasal dari total luas terkena DPI pada tanaman padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar
376.655 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar 24.231.750 ha.
Penilaian terhadap capaian target indikator kinerja dilakukan dengan
metode scoring yang dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%
2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%
3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%
4. Kurang Berhasil = capaian realisasi <60%
Dengan metode scoring di atas maka capaian indikator kinerja Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2018 masuk dalam kategori Sangat
Berhasil (>100%).
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018 per Komoditas
Data periode laporan 25 Januari 2019
Berdasarkan indikator kinerja diatas maka target luas aman dari
serangan OPT dan DPI masing-masing komoditas adalah 97% dan 98%.
Realisasi areal aman dari serangan OPT masing-masing komoditas adalah
Komoditas Target Realisasi Target Areal Aman Realisasi Areal Aman Capaian Kinerja
1
Rasio Luas Serangan OPT
terhadap Luas Tanam
Tanaman Pangan
a. Padi 3% 1,89% 97,00% 98,11% 101,14%
b. Jagung 3% 0,36% 97,00% 99,64% 102,73%
c. Kedelai 3% 0,47% 97,00% 99,53% 102,61%
d. Kacang Tanah 3% 0,35% 97,00% 99,65% 102,73%
e. Kacang Hijau 3% 0,23% 97,00% 99,77% 102,86%
f. Ubi Kayu 3% 0,23% 97,00% 99,77% 102,85%
g. Ubi Jalar 3% 0,44% 97,00% 99,56% 102,64%
3% 1,39% 97,00% 98,61% 101,66%
2
Rasio Luas Terkena DPI
terhadap Luas Tanam
Tanaman Pangan
a. Padi 2% 2,07% 98,00% 97,93% 99,93%
b. Jagung 2% 0,60% 98,00% 99,40% 101,43%
c. Kedelai 2% 0,47% 98,00% 99,53% 101,56%
d. Kacang Tanah 2% 0,03% 98,00% 99,97% 102,01%
e. Kacang Hijau 2% 0,01% 98,00% 99,99% 102,03%
f. Ubi Kayu 2% 0,08% 98,00% 99,92% 101,96%
g. Ubi Jalar 2% 0,001% 98,00% 100,00% 102,04%
2% 1,55% 98,00% 98,45% 100,45%
Indikator Kinerja
Total Serangan OPT terhadap Luas Tanam
Total Terkena DPI terhadap Luas Tanam
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 14
Capaian
Serangan
Capaian
Areal
Aman
Capaian
Serangan
Capaian
Areal
Aman
Capaian
Serangan
Capaian
Areal
Aman
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangan2,32% 97,68% 1,99% 98,01% 1,39% 98,61%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangan2,80% 97,20% 1,76% 98,24% 1,55% 98,45%
Indikator Kinerja
Rerata 5 Tahun Tahun 2017 Tahun 2018
padi sebesar 98,11%, jagung sebesar 99,64%, kedelai sebesar 99,53%,
kacang tanah sebesar 99,65%, kacang hijau sebesar 99,77%, ubi kayu
sebesar 99,77%, dan ubi jalar sebesar 99,56%. Sehingga capaian kinerja
komoditas padi sebesar 101,14%, jagung sebesar 102,73%, kedelai sebesar
102,61%, kacang tanah sebesar 102,73%, kacang hijau sebesar 102,86%,
ubi kayu sebesar 102,85% dan ubi jalar sebesar 102,64%.
Sedangkan realisasi areal aman dari terkena DPI masing-masing
komoditas adalah padi sebesar 97,93%, jagung sebesar 99,40%, kedelai
sebesar 99,53%, kacang tanah sebesar 99,97%, kacang hijau sebesar
99,99%, ubi kayu sebesar 99,92% dan ubi jalar sebesar 100,00%. Sehingga
capaian kinerja komoditas padi sebesar 99,93%, jagung sebesar 101,43%,
kedelai sebesar 101,56%, kacang tanah sebesar 102,01%, kacang hijau
sebesar 102,03%, ubi kayu sebesar 101,96% dan ubi jalar sebesar 102,04%.
Tabel 6. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2018, Tahun 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2019
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2018
Secara rinci, capaian pelaksanaan kegiatan pengamanan tanaman dari
serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) adalah
sebagai berikut :
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 15
Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018 per Komoditas
Ket : T= Terkena, P = Puso, Update tanggal 25 Januari 2019
1. Pengamanan Tanaman Padi
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman padi yang terkena serangan
OPT utama seluas 308.753 ha atau 1,89% dari luas tanam 16.294.808 ha.
Dari total luas terkena OPT tersebut seluas 3.237 ha diantaranya mengalami
puso (0,02% dari luas tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal
pertanaman padi yang dapat diamankan dari serangan OPT Tahun 2018
seluas 15.986.055 ha atau mencapai 98,11% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman padi yang terkena DPI seluas
337.199 ha atau 2,07% dari luas tanam 16.294.808 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 90.037 ha diantaranya mengalami puso (0,55% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat
diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 15.957.608 ha atau
mencapai 97,93% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 101,14% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 99,93% dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
T P T P (Ha) T P T P
1 Padi 308.753 3.237 337.199 90.037 16.294.808 1,89 0,02 2,07 0,55
2 Jagung 21.016 181 35.293 4.553 5.908.296 0,36 0,003 0,60 0,08
3 Kedelai 3.480 109 3.505 925 738.496 0,47 0,01 0,47 0,13
4 Kacang Tanah 1.217 - 100 28 349.865 0,35 - 0,03 0,01
5 Kacang Hijau 447 - 29 - 194.676 0,23 - 0,01 -
6 Ubi Kayu 1.546 0 528 90 662.378 0,23 0,00004 0,08 0,01
7 Ubi Jalar 370 0 1 - 83.231 0,44 0,00001 0,001 -
336.827 3.527 376.655 95.633 24.231.750 1,39 0,01 1,55 0,39JUMLAH
NO KOMODITAS
SERANGAN OPT/DPI (Ha)LUAS TANAM
% SERANGAN OPT/DPI
OPT DPI % OPT % DPI
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 16
Tabel 8. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Padi Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2019
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah seluas 127.194 ha (29,18%) dan DPI
lebih tinggi seluas 11.670 ha (3,58%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5
Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah
136.661 ha (30,68%) dan DPI lebih rendah seluas 175.793 ha (34,27%).
Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan kekeringan
terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan hasil. Luas serangan
OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat
pada tabel di bawah ini.
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 445.414 4.114 435.947 9.263 308.753 3.237
BANJIR (ha) 265.864 73.514 247.213 72.508 150.871 50.573
KEKERINGAN (ha) 247.128 62.769 78.317 23.714 186.328 39.464
OPT 445.414 4.114 435.947 9.263 308.753 3.237
Banjir & Kekeringan (DPI) 512.992 136.284 325.530 96.222 337.199 90.037
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 3,10 0,03 2,81 0,06 1,89 0,02
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 3,57 0,95 2,10 0,62 2,07 0,55
Areal Aman (%) OPT 96,90 97,19 98,11
Areal Aman (%) DPI 96,43 97,90 97,93
TARGET (%) OPT 93 97
TARGET (%) DPI 93 98
Capaian (%) OPT 104,51 101,14
Capaian (%) DPI 105,27 99,93
TAHUN 2018
14.371.483 15.532.266 16.294.808
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 17
Tabel 9. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2018 (308.753 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2015 (129.116 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada
Tahun 2017 (78.317 ha). Sedangkan luas terkena serangan OPT utama
tertinggi terjadi pada tahun 2014 (447.453 ha), banjir tertinggi terjadi pada
tahun 2014 (338.378 ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2015
(597.202 ha).
Grafik 1. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2014 – 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 447.453 2.492 374.191 6.870 433.202 4.555 435.947 9.263 308.753 3.237
BANJIR (ha) 338.378 141.045 129.116 25.496 275.004 71.900 247.213 72.508 150.871 50.573
KEKERINGAN (ha) 216.345 35.423 597.202 217.931 88.958 8.852 78.317 23.714 186.328 39.464
OPT 447.453 2.492 374.191 6.870 433.202 4.555 435.947 9.263 308.753 3.237
Banjir & Kekeringan (DPI) 554.724 176.468 726.317 243.427 363.962 80.752 325.530 96.222 337.199 90.037
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 3,27 0,02 2,67 0,05 2,60 0,03 2,81 0,06 1,89 0,02
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 4,06 1,29 5,18 1,74 2,18 0,48 2,10 0,62 2,07 0,55
Areal Aman (%) OPT 96,73 97,33 97,40 97,19 98,11
Areal Aman (%) DPI 95,94 94,82 97,82 97,90 97,93
TARGET (%) OPT 95 93 93 93 97
TARGET (%) DPI 95 93 93 93 98
Capaian (%) OPT 101,82 104,66 104,73 104,51 101,14
Capaian (%) DPI 100,99 101,95 105,18 105,27 99,93
13.668.934
OPT & DPITAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2018
16.664.646 15.532.266 16.294.80814.011.389
TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 18
2. Pengamanan Tanaman Jagung
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan
OPT utama seluas 21.016 ha atau 0,36% dari luas tanam 5.908.296 ha. Dari
total luas terkena OPT tersebut seluas 181 ha diantaranya mengalami puso
(0,003% dari luas tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman
jagung yang dapat diamankan dari serangan OPT Tahun 2018 seluas
5.887.281 ha atau mencapai 99,64% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman jagung yang terkena DPI seluas
35.293 ha atau 0,60% dari luas tanam 5.908.296 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 4.553 ha diantaranya mengalami puso (0,08% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat
diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 5.873.003 ha atau mencapai
99,64% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target sebesar 97%
untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,73% sedangkan untuk DPI
realisasinya mencapai 101,43% dari target sebesar 98%. Perbandingan
capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Jagung Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2018
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 2.896 ha (12,11%) dan DPI lebih
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 25.766 116 23.912 62 21.016 181
BANJIR (ha) 16.366 6.282 19.341 6.869 8.227 2.615
KEKERINGAN (ha) 43.318 9.596 62.881 4.121 27.066 1.938
OPT 25.766 116 23.912 62 21.016 181
Banjir & Kekeringan (DPI) 59.684 15.878 82.221 10.989 35.293 4.553
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,62 0,003 0,39 0,001 0,36 0,003
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,43 0,38 1,36 0,18 0,60 0,08
Areal Aman (%) OPT 99,38 99,61 99,64
Areal Aman (%) DPI 98,57 98,64 99,40
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,64 102,73
Capaian (%) DPI 100,66 101,43
OPT & DPIRerata 5 Tahun TAHUN 2017 TAHUN 2018
4.187.706 6.058.276 5.908.296
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 19
rendah 46.929 ha (57,08%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun,
areal tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 4.751
ha (18,44%) dan DPI lebih rendah 24.391 ha (40,87%).
Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan kekeringan
terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan hasil. Luas serangan
OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2018 (21.016 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2015 (5.179 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada
Tahun 2014 (20.581 ha). Sedangkan luas terkena serangan OPT utama
tertinggi terjadi pada tahun 2016 (27.812 ha), banjir tertinggi terjadi pada
tahun 2016 (36.198 ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2016
(87.566 ha).
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 24.971 42 23.552 68 27.812 291 23.912 62 21.016 181
BANJIR (ha) 10.693 3.300 5.179 1.568 36.198 15.577 19.341 6.869 8.227 2.615
KEKERINGAN (ha) 20.581 2.306 75.027 21.929 87.566 21.871 62.881 4.121 27.066 1.938
OPT 24.971 42 23.552 68 27.812 291 23.912 62 21.016 181
Banjir & Kekeringan (DPI) 31.274 5.606 80.207 23.497 123.763 37.448 82.221 10.989 35.293 4.553
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,62 0,001 0,58 0,002 0,56 0,01 0,39 0,001 0,36 0,003
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,78 0,14 1,97 0,58 2,51 0,76 1,36 0,18 0,60 0,08
Areal Aman (%) OPT 99,38 99,42 99,44 99,61 99,64
Areal Aman (%) DPI 99,22 98,03 97,49 98,64 99,40
TARGET (%) OPT 95 98 98 98 97
TARGET (%) DPI 95 98 98 98 98
Capaian (%) OPT 104,61 101,45 101,47 101,64 102,73
Capaian (%) DPI 104,44 100,03 99,48 100,66 101,43
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
4.001.273 4.061.802 4.935.002 6.058.276 5.908.296
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 20
Grafik 2. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2014 – 2018
3. Pengamanan Tanaman Kedelai
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman kedelai yang terkena
serangan OPT utama seluas 3.480 ha atau 0,47% dari luas tanam 738.496
ha. Dari total luas terkena OPT tersebut seluas 109 ha diantaranya
mengalami puso (0,01% dari luas tanam). Dengan demikian, realisasi luas
areal pertanaman kedelai yang dapat diamankan dari serangan OPT Tahun
2018 seluas 735.016 ha atau mencapai 99,53% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kedelai yang terkena DPI seluas
3.505 ha atau 0,47% dari luas tanam 738.496 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut seluas 925 ha diantaranya mengalami puso (0,13% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat
diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 734.991 ha atau mencapai
99,53% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target sebesar 97%
untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,61% sedangkan untuk DPI
realisasinya mencapai 101,56% dari target sebesar 98%. Perbandingan
capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel berikut.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 21
Tabel 12. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kedelai Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2018
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih tinggi 1.386 ha (66,16%) dan DPI lebih
tinggi 466 ha (15,32%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal
tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 3.538 ha
(50,41%) dan DPI lebih rendah 8.062 ha (69,70%).
Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan kekeringan
terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan hasil. Luas serangan
OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2014 - 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 7.018 11 2.094 13 3.480 109
BANJIR (ha) 6.666 3.390 2.701 1.263 1.185 582
KEKERINGAN (ha) 4.901 1.197 339 191 2.320 343
OPT 7.018 11 2.094 13 3.480 109
Banjir & Kekeringan (DPI) 11.567 4.587 3.039 1.454 3.505 925
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 1,15 0,002 0,45 0,003 0,47 0,01
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,89 0,75 0,65 0,31 0,47 0,13
Areal Aman (%) OPT 98,85 99,55 99,53
Areal Aman (%) DPI 98,11 99,35 99,53
TARGET (%) OPT 97 97
TARGET (%) DPI 97 98
Capaian (%) OPT 102,63 102,61
Capaian (%) DPI 102,42 101,56
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017 TAHUN 2018
610.856 469.086 738.496
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 9.444 29 7.329 7 3.797 5 2.094 13 3.480 109
BANJIR (ha) 3.523 2.031 2.194 1.384 20.106 10.403 2.701 1.263 1.185 582
KEKERINGAN (ha) 4.969 395 15.326 5.002 2.540 450 339 191 2.320 343
OPT 9.444 29 7.329 7 3.797 5 2.094 13 3.480 109
Banjir & Kekeringan (DPI) 8.492 2.426 17.519 6.385 22.646 10.853 3.039 1.454 3.505 925
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 1,52 0,005 1,06 0,001 0,70 0,001 0,45 0,003 0,47 0,01
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,37 0,39 2,54 0,92 4,19 2,01 0,65 0,31 0,47 0,13
Areal Aman (%) OPT 98,48 98,94 99,30 99,55 99,53
Areal Aman (%) DPI 98,63 97,46 95,81 99,35 99,53
TARGET (%) OPT 95 97 97 97 97
TARGET (%) DPI 95 97 97 97 98
Capaian (%) OPT 103,66 102,00 102,37 102,63 102,61
Capaian (%) DPI 103,83 100,48 98,77 102,42 101,56
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
621.903 690.589 540.119 469.086 738.496
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 22
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2017 (2.094 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2018 (1.185 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada
Tahun 2017 (339 ha). Sedangkan luas terkena serangan OPT utama tertinggi
terjadi pada tahun 2014 (9.444 ha), banjir tertinggi terjadi pada tahun 2016
(20.106 ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2015 (15.326 ha).
Grafik 3. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2014 – 2018
4. Pengamanan Tanaman Kacang Tanah
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena
serangan OPT utama seluas 1.217 ha atau 0,35% dari luas tanam 349.865
ha. Dari total luas terkena OPT tersebut tidak ada puso. Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman kacang tanah yang dapat diamankan dari
serangan OPT Tahun 2018 seluas 348.648 ha atau mencapai 99,65% dari
total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena DPI
seluas 100 ha atau 0,03% dari luas tanam 349.865 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 28 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kacang tanah yang
dapat diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 349.865 ha atau
mencapai 99,97% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,73% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 102,01% dari target sebesar 98%.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 23
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 14. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Tanah Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2019
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 277 ha (18,56%) dan DPI lebih
rendah 164 ha (62,03%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal
tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 2.284 ha
(65,24%) dan DPI lebih rendah 1.187 ha (92,20%).
Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan kekeringan
terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan hasil. Luas serangan
OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat
pada tabel di bawah ini.
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 3.500 3 1.494 0 1.217 0
BANJIR (ha) 905 378 189 114 84 16
KEKERINGAN (ha) 383 35 76 0 17 12
OPT 3.500 3 1.494 0 1.217 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 1.287 413 265 114 100 28
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,73 0,001 0,40 - 0,35 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,27 0,09 0,07 0,03 0,03 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,27 99,60 99,65
Areal Aman (%) DPI 99,73 99,93 99,97
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,63 102,73
Capaian (%) DPI 101,97 102,01
TAHUN 2018
481.592 373.667 349.865
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 24
Tabel 15. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2018 (1.217 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2018 (84 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada Tahun
2018 (17 ha). Sedangkan luas terkena serangan OPT utama tertinggi terjadi
pada tahun 2014 (3.104 ha), banjir tertinggi terjadi pada tahun 2016 (3.582
ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2015 (766 ha).
Grafik 4. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2014 – 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 3.104 3 2.740 1 2.744 5 1.494 0 1.217 0
BANJIR (ha) 243 37 170 10 3.582 1.684 189 114 84 16
KEKERINGAN (ha) 353 18 766 156 483 0 76 0 17 12
OPT 3.104 3 2.740 1 2.744 5 1.494 0 1.217 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 597 55 935 166 4.066 1.684 265 114 100 28
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,63 0,001 0,64 0,000 0,65 0,001 0,40 - 0,35 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,12 0,01 0,22 0,04 0,96 0,40 0,07 0,03 0,03 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,37 99,36 99,35 99,60 99,65
Areal Aman (%) DPI 99,88 99,78 99,04 99,93 99,97
TARGET (%) OPT 95 98 98 98 97
TARGET (%) DPI 95 98 98 98 98
Capaian (%) OPT 104,60 101,39 101,38 101,63 102,73
Capaian (%) DPI 105,14 101,82 101,06 101,97 102,01
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
495.185 430.843 423.824 373.667 349.865
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 25
5. Pengamanan Tanaman Kacang Hijau
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena
serangan OPT utama seluas 447 ha atau 0,23% dari luas tanam 194.676 ha.
Dari total luas terkena OPT tersebut tidak ada puso. Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman kacang hijau yang dapat diamankan dari
serangan OPT Tahun 2018 seluas 194.230 ha atau mencapai 99,77% dari
total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena DPI
seluas 29 ha atau 0,01% dari luas tanam 194.676 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal
pertanaman kacang hijau yang dapat diamankan dari terkena DPI pada
Tahun 2018 seluas 194.647 ha atau mencapai 99,99% dari total luas tanam.
Bila dibandingkan dengan target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut
mencapai 102,86% sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,03%dari
target sebesar 98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 16. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Hijau Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2018
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 80 ha (15,15%) dan DPI lebih
rendah 317 ha (91,63%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 999 3 526 3 447 0
BANJIR (ha) 2.088 231 346 11 26 0
KEKERINGAN (ha) 67 25 0 0 3 0
OPT 999 3 526 3 447 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 2.155 256 346 11 29 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,45 0,002 0,253 0,001 0,23 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,98 0,12 0,17 0,005 0,01 -
Areal Aman (%) OPT 99,55 99,75 99,77
Areal Aman (%) DPI 99,02 99,83 99,99
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,78 102,86
Capaian (%) DPI 101,87 102,03
TAHUN 2018
220.217 208.019 194.676
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 26
tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 553 ha
(55,32%) dan DPI lebih rendah 2.126 ha (98,65%).
Tabel 17. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2018 (447 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2018 (26 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada Tahun
2017 (tidak terjadi kekeringan). Sedangkan luas terkena serangan OPT
utama tertinggi terjadi pada tahun 2015 (1.065 ha), banjir tertinggi terjadi pada
tahun 2016 (9.398 ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2015 (118
ha).
Grafik 5. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2014 – 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 969 - 1.065 17 888 0 526 3 447 0
BANJIR (ha) 36 33 97 3 9.398 848 346 11 26 0
KEKERINGAN (ha) 6 - 118 30 70 0 0 0 3 0
OPT 969 - 1.065 17 888 0 526 3 447 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 42 33 215 33 9.468 848 346 11 29 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,46 - 0,46 0,007 0,40 - 0,25 0,001 0,23 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,02 0,02 0,09 0,01 4,30 0,38 0,17 0,01 0,01 0,00
Areal Aman (%) OPT 99,54 99,54 99,60 99,75 99,77
Areal Aman (%) DPI 99,98 99,91 95,70 99,83 99,99
TARGET (%) OPT 95 98 98 98 97
TARGET (%) DPI 95 98 98 98 98
Capaian (%) OPT 104,78 101,58 101,63 101,78 102,86
Capaian (%) DPI 105,24 101,95 97,65 101,87 102,03
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
212.253 233.940 220.217 208.019 194.676
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 27
6. Pengamanan Tanaman Ubi Kayu
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena
serangan OPT utama seluas 1.546 ha atau 0,23% dari luas tanam 662.378
ha. Dari total luas terkena OPT tersebut tidak ada puso. Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman ubi kayu yang dapat diamankan dari
serangan OPT Tahun 2018 seluas 660.832 ha atau mencapai 99,77% dari
total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena DPI seluas
528 ha atau 0,08% dari luas tanam 662.378 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut seluas 90 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi kayu yang dapat
diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 661.850 ha atau mencapai
99,92% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target sebesar 97%
untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,85% sedangkan untuk DPI
realisasinya mencapai 101,96%dari target sebesar 98%. Perbandingan
capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 18. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Ubi Kayu Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2019
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 57 ha (3,57%) dan DPI lebih rendah
seluas 473 ha (47,27%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 3.260 44 1.603 21 1.546 0
BANJIR (ha) 311 108 989 466 507 90
KEKERINGAN (ha) 131 1 11 0 21 0
OPT 3.260 44 1.603 21 1.546 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 442 109 1.000 466 528 90
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,34 0,005 0,23 0,003 0,23 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,05 0,011 0,14 0,07 0,08 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,66 99,77 99,77
Areal Aman (%) DPI 99,95 99,86 99,92
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,81 102,85
Capaian (%) DPI 101,89 101,96
TAHUN 2018
963.965 697.921 662.378
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 28
tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 1.714 ha
(52,58%) dan DPI lebih tinggi 85 ha (19,26%).
Tabel 19. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2018 (1.546 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2015 (23 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada Tahun
2017 (11 ha). Sedangkan luas terkena serangan OPT utama tertinggi terjadi
pada tahun 2014 (4.819 ha), banjir tertinggi terjadi pada tahun 2017 (989 ha)
dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2014 (434 ha).
Grafik 6. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2014 – 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 4.819 14 1.960 9 3.538 175 1.603 21 1.546 0
BANJIR (ha) 259 123 23 3 674 143 989 466 507 90
KEKERINGAN (ha) 434 - 18 - 199 0 11 0 21 0
OPT 4.819 14 1.960 9 3.538 175 1.603 21 1.546 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 693 123 41 3 873 143 1.000 466 528 90
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,48 0,001 0,24 0,001 0,42 0,02 0,23 0,003 0,23 0
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,07 0,01 0,00 0,000 0,10 0,02 0,14 0,07 0,08 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,52 99,76 99,58 99,77 99,77
Areal Aman (%) DPI 99,93 100,00 99,90 99,86 99,92
TARGET (%) OPT 95 98 98 98 97
TARGET (%) DPI 95 98 98 98 98
Capaian (%) OPT 104,75 101,80 101,61 101,81 102,85
Capaian (%) DPI 105,19 102,04 101,93 101,89 101,96
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
995.358 822.906 838.675 697.921 662.378
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 29
7. Pengamanan Tanaman Ubi Jalar
Pada Tahun 2018, luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena
serangan OPT utama seluas 370 ha atau 0,44% dari luas tanam 83.231 ha.
Dari total luas terkena OPT tersebut tidak ada puso. Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman ubi jalar yang dapat diamankan dari serangan
OPT Tahun 2018 seluas 82.862 ha atau mencapai 99,56% dari total luas
tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena DPI seluas 1
ha atau 0,001% dari luas tanam 83.231 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman
ubi jalar yang dapat diamankan dari terkena DPI Tahun 2018 seluas 83.230
ha atau mencapai 100% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan
target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,64%
sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,04%dari target sebesar
98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 20. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Ubi Jalar Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 25 Januari 2019
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2017, areal tanaman yang terkena
serangan OPT Tahun 2018 lebih tinggi 134 ha (56,59%) dan DPI lebih rendah
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 467 0 236 0 370 0
BANJIR (ha) 34 7 15 15 1 0
KEKERINGAN (ha) 21 0 0 0 0 0
OPT 467 0 236 0 370 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 55 7 15 15 1 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,31 - 0,23 0 0,44 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,04 0 0 0 0,001 -
Areal Aman (%) OPT 99,69 99,77 99,56
Areal Aman (%) DPI 99,96 99,99 100,00
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,80 102,64
Capaian (%) DPI 102,03 102,04
TAHUN 2018
151.633 101.114 83.231
OPT & DPIRERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 30
14 ha (95,00%). Apabila dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal
tanaman yang terkena serangan OPT Tahun 2018 lebih rendah 97 ha
(20,83%) dan DPI lebih rendah 54 ha (98,64%).
Tabel 21. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2014 - 2018
Selama Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, luas terkena serangan
OPT utama terendah terjadi pada Tahun 2017 (236 ha), banjir terendah
terjadi pada tahun 2018 (1 ha) dan kekeringan terendah terjadi pada Tahun
2017 dan 2018 (tidak terjadi kekeringan). Sedangkan luas terkena serangan
OPT utama tertinggi terjadi pada tahun 2014 (607 ha), banjir tertinggi terjadi
pada tahun 2014 (115 ha) dan kekeringan tertinggi terjadi pada Tahun 2014
(101 ha).
Grafik 7. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2014 – 2018
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 607 - 265 - 388 0 236 0 370 0
BANJIR (ha) 115 1 30 30 9 2 15 15 1 0
KEKERINGAN (ha) 101 - 1 - 3 0 0 0 0 0
OPT 607 - 265 - 388 0 236 0 370 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 215 1 31 30 12 2 15 15 1 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,39 - 0,19 - 0,32 - 0,23 0 0,44 0
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,14 0,0004 0,02 0,02 0,01 0,002 0,01 0,01 0,00 -
Areal Aman (%) OPT 99,61 99,81 99,68 99,77 99,56
Areal Aman (%) DPI 99,86 99,98 99,99 99,99 100,00
TARGET (%) OPT 95 98 98 98 97
TARGET (%) DPI 95 98 98 98 98
Capaian (%) OPT 104,85 101,84 101,72 101,80 102,64
Capaian (%) DPI 105,12 102,02 102,03 102,03 102,04
TAHUN 2018OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
154.576 137.898 122.165 101.114 83.231
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 31
3.3. Pelaksanaan Kegiatan Utama
A. Realisasi Kegiatan Utama
Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
merupakan hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama perlindungan
tanaman pangan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 22. Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2018
a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan
antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati,
penanaman tanaman refugia (tanaman perdu berbunga) sebagai mikro
habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya.
Tujuan dari PPHT adalah memberdayakan petani alumni Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), PPHT dan petani yang
memahami PHT untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada
petani yang belum pernah dilatih, menumbuhkan prakarsa, motivasi dan
kemampuan petani/kelompok tani dalam mengelola agroekosistem dan
melaksanakan gerakan pengendalian OPT sesuai prinsip PHT secara
bersama-sama antar petani/kelompok tani satu hamparan,
FisikKeuangan
Rp.000,-)Fisik
Keuangan
Rp.000,-)Fisik Keuangan
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756 10.770 18.707.562 99,31 99,00
2 Penerapan Penanganan DPI (Ha) 400 1.853.825 400 1.845.250 100,00 99,54
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500 862 5.566.160 99,88 99,23
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500 2.685 1.311.250 99,63 98,33
5Pengujian Mutu Produk Tanaman
(LHP/sertifikat)2.385 7.000.000 2.614 6.749.417 109,60 96,42
6Dem Area Budidaya Tanaman Sehat &
DPI (Ha)34.000 60.680.000 34.000 60.680.000 100,00 100,00
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 33.311.500 1 33.280.941 100,00 99,91
8 Handsprayer (Unit) 1.700 900.000 1.700 853.550 100,00 94,84
9 Motor Operasional POPT (Unit) 1.043 24.571.201 1.043 24.443.782 100,00 99,48
10 Mobil Operasional LPHP (Unit) 85 15.892.049 85 15.499.260 100,00 97,53
11 Petani Pengamat (Orang) 3.923 14.122.800 3.923 13.290.000 100,00 94,10
Realisasi Capaian (%)Program/Kegiatan
PrioritasKegiatan Utama
Kegiatan
Penguatan
Perlindungan
Tanaman Pangan
dari Gangguan
OPT/DPI
Target
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 32
mengimplementasikan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
pengamanan pertanaman dari serangan OPT untuk mendukung peningkatan
produksi tanaman pangan.
Sasaran utama kegiatan pemasyarakatan penerapan PHT pada Skala
Luas diharapkan untuk mempertahankan produksi pertanian pada taraf tinggi,
baik secara kuantitas maupun kualitasnya, menurunkan intensitas serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi
pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh
alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Realisasi kegiatan
Penerapan PHT sebagaimana tabel berikut.
Tabel 23. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama
Terpadu (PPHT) Tahun 2018
Realisasi kegiatan PPHT padi, jagung dan kedelai Tahun 2018 yaitu
99,31%. Capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya pada periode
yang sama yaitu 96,57%.
Kegiatan PPHT
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
PPHT 10.845 10.770 99,31 18.895.756 18.707.562 99,00
1 Padi 8.525 8.450 99,12 13.714.656 13.588.792 99,08
2 Jagung 1.560 1.560 100,00 3.354.600 3.335.407 99,43
3 Kedelai 760 760 100,00 1.826.500 1.783.363 97,64
No KegiatanFisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 33
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kehilangan hasil akibat
dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) yang dilaporkan setiap
tahun. Dengan kegiatan ini diharapkan petani mampu mengatasi
permasalahan akibat iklim yang tidak kondusif ketika usahatani tengah
berlangsung. Petani dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani
melalui pengelolaan budidaya sesuai iklim setempat/spesifik lokasi yang
optimal sehingga dapat meningkatkan produksi.
Kegiatan PPDPI bertujuan memberdayakan petani untuk menerapkan
upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim (banjir
dan kekeringan) di lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat
terutama pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, memberdayakan
petani untuk melakukan mitigasi sederhana akibat DPI pada lahan
usahataninya, mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan
iklim (banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi tanaman
padi dari dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan).
Alokasi kegiatan PPDPI pada Tahun 2018 sebanyak 40 unit (400 ha) di
18 Provinsi. Realisasi kegiatan PPDPI Tahun 2018 yaitu 400 ha (100,00%).
Capaian ini sama dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang
sama (100,00%).
KEGIATAN
PPDPI
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 34
c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik
lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas. Kepedulian petani
terhadap keberadaan OPT di areal usahataninya merupakan salah satu kunci
keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang dilakukan selama
ini masih terbatas pada lahan usahatani masih dengan wilayah yang terbatas,
namun jika dilakukan secara serentak bersama-sama dalam suatu wilayah
yang luas akan memberikan hasil yang lebih baik.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan OPT
perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-
sama. Untuk memberikan motivasi dan kepedulian kepada masyarakat petani
akan pentingnya pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama
dan berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal pengendalian
OPT.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah
meminimalkan kerusakan, memberdayakan dan meningkatkan kepedulian
masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT serta meningkatkan
kerjasama antar kelompok tani dan memudahkan monitoring dan evaluasi
sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, efektif, efisien dan
akuntabel. Realisasi Gerakan Pengendalian OPT Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 24. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian Tahun
2018
Capaian kinerja gerakan pengendalian OPT Tahun 2018 yaitu 99,88%.
Capaian ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya pada periode yang sama (99,69%).
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
Gerakan Pengendalian OPT 863 862 99,88 5.609.500 5.566.160 99,23
1 Padi 686 686 100,00 4.459.000 4.440.140 99,58
2 Jagung 112 112 100,00 728.000 720.850 99,02
3 Kedelai 65 64 98,46 422.500 405.170 95,90
No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 35
d. Penguatan Agroekosistem
Penguatan agroekosistem merupakan faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan pertanaman mulai dari pra tanam sampai panen. Kondisi
agroekosistem sangat berpengaruh terhadap perlindungan tanaman.
Perencanaan agroekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
dalam upaya pengendalian OPT. Agroekosistem yang direncanakan harus
dapat meningkatkan peran layanan ekologi antara lain melalui
pengembangan refugia sebagai tempat berlindung dan penyedia nectar
tanaman untuk sumber makanan musuh alami sehingga ekosistem yang
tercipta mampu memberikan kesempatan bagi APH (agens pengendali
hayati) dapat bekerja optimal dan perkembangan OPT dapat terkendali.
Pendekatan perencanaan agroekosistem pertanian dilakukan dengan
menyederhanakan model perencanaan sehingga petani mampu memahami
dan melaksanakannya. Pengelolaan agroekosistem pertanian secara
menyeluruh bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara
berbagai komponen dalam agroekosistem pertanian pada berbagai stadia
tumbuh tanaman agar tidak terjadi lonjakan populasi OPT.
Tujuan dilaksanakannya Penguatan Agroekosistem adalah
meningkatkan pemahaman petani akan pentingnya menjaga keseimbangan
populasi hama dan musuh alami dan meningkatkan kerjasama antar petugas
lapang, kelompok tani dan instansi terkait dalam memperkuat agroekosistem
kedelai. Realisasi Penguatan Agroekosistem Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut :
KEGIATAN
GERDAL
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 36
Tabel 25. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Agroekosistem
Tahun 2018
Capaian kinerja kegiatan penguatan agroekosistem pada tahun 2018
yaitu 99,63%. Capaian ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan capaian
tahun sebelumnya pada periode yang sama (97,56%).
e. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan Dampak Perubahan Iklim
Budidaya padi intensif berpotensi meningkatkan serangan OPT,
diantaranya Wereng Batang Coklat (WBC) serta penyakit yang ditularkannya
yaitu Kerdil Rumput/Hampa. Untuk mengatasi serangan OPT tersebut
dilakukan upaya-upaya pengelolaan sesuai prinsip Pengendalian Hama
Terpadu, antara lain budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami.
Dalam melakukan budidaya tanaman sehat, perlu dilakukan pengolahan
tanah secara baik dan benar untuk mengembalikan kesuburan tanah. Upaya
yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pupuk organik dan
mengembalikan pH tanah menjadi netral. Untuk mengembalikan pH tanah
asam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi, dapat dilakukan
dengan pemberian dolomit/kapur pertanian (kaptan). Disamping itu,
pemberian dolomit/kaptan dan pupuk organik juga mampu memperbaiki sifat
fisik, biologi dan kimia tanah sehingga dapat menginduksi ketahanan tanaman
terhadap serangan OPT, termasuk WBC dan penyakit kerdil rumput/hampa.
Teknologi budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami dapat
diadopsi petani dalam skala yang luas, oleh karena itu perlu dilakukan
percontohan teknologi terapan dalam bentuk Demontrasi Area (Dem Area).
Dem area dialokasikan seluas 33.000 ha untuk dem area padi dan 1.000 ha
untuk dem area PDPI, dengan total anggaran Rp. 60,68 M. Capaian kinerja
kegiatan dem area Tahun 2018 yaitu 34.000 ha (100,00%).
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
Penguatan Agroekosistem 2.695 2.685 99,63 1.333.500 1.311.250 98,33
1 Padi 2.175 2.175 100,00 913.500 904.750 99,04
2 Jagung 360 360 100,00 252.000 252.000 100,00
3 Kedelai 160 150 93,75 168.000 154.500 91,96
No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 37
f. Pemberdayaan Petani Pengamat
Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan
penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat terutama
petani.
Pada tahun 2018, jumlah POPT di Indonesia baik Aparatur Sipil Negara
(ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.731 orang akan terus
dan berkurang karena sebagian petugas akan memasuki masa pensiun. Hal
ini menyebabkan beban kerja petugas semakin berat dengan wilayah kerja
yang cukup luas.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan perekrutan
petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam melakukan
pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau yang disepakati
bersama antara POPT dengan Petani Pengamat.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 3.923 orang Petani
Pengamat di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat diharapkan mampu
melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya kepada
petugas POPT di wilayahnya. Realisasi kegiatan pemberdayaan petani
pengamat hingga tahun 2018 telah ditetapkan petani pengamat oleh Dinas
Pertanian Provinsi sebanyak 3.923 orang (100,00% dari target) dengan
KEGIATAN
DEM AREA
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 38
realisasi honor untuk petani pengamat sebesar Rp. 13.603.500.000,-
(96,32%).
g. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)
Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan
dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida dan
pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan dengan tepat
sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman
dikonsumsi.
Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,
laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting dalam
melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil Pengujian.
Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui tingkat
keamanan produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat,
sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk
mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan informasi
yang tercantum dalam kemasannya.
Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,
pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta produk tanaman.
Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu pestisida, mutu pupuk
dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Selain itu
juga dilakukan pemantauan mutu pestisida. Tujuan dari pemantauan mutu
pestisida adalah untuk mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk
yang beredar dan meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan
pupuk sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani
dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar,
sedangkan pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran
logam berat dalam rangka melindungi dari cemaran yang melebihi Batas
Maksimum Residu Pestisida.
Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 6.749.417.083,- dengan capaian 96,42%. Sedangkan
output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Tahun 2018 sebanyak
2.614 dengan capaian 109,60 % dari target 2.385 LHP. Capaian ini lebih
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 39
tinggi dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama
(100,00%).
h. Pestisida
Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
menyalurkan bantuan Pestisida melalui BPTPH dan LPHP di daerah. Pada
Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan
bantuan pestisida sebesar Rp. 33.311.500.000,00,- dan direalisasikan
sebesar Rp. 33.280.940.500,- (99,9% dari target) dengan volume 317.132
kg/lt.
i. Pengadaan Mobil Operasional LPHP
Pada tahun 2018 guna mendukung operasional Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan mengalokasikan 83 unit mobil operasional LPHP yang tersebar di
sebagian besar LPHP di Indonesia serta 2 unit mobil operasional di BBPOPT
dan BPMBTPH dengan total anggaran sebesar Rp. 15.892.049.000,-.
Kegiatan pengadaan mobil operasional tersebut telah direalisasikan semua
dan saat ini sedang dalam proses hibah (100% dari target).
j. Pengadaan Motor Fungsional POPT
Pada tahun 2018 guna mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas dan
fungsi petugas POPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
mengalokasikan 1.037 unit motor fungsional POPT yang tersebar di sebagian
besar wilayah Indonesia dan 6 unit motor fungsional di pusat dengan total
anggaran senilai Rp. 24.571.201.000,-. Kegiatan pengadaan motor fungsional
tersebut telah direalisasikan semua dan saat ini sedang dalam proses hibah
(100% dari target).
k. Handsprayer
Dalam pelaksanaan pengendalian OPT harus memenuhi kaidah 6 tepat
(tepat sasaran, jenis, dosis, cara, waktu, dan mutu). Ketersediaan sarana
berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian OPT. Saat ini, kondisi
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 40
sarana pengendalian di lapangan belum mencukupi sehingga upaya
pengendalian OPT tidak berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat
menjangkau areal yang luas. Oleh karena itu diperlukan penambahan alat
pengendalian OPT berupa hand sprayer.
Pada Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
mengalokasikan bantuan hand sprayer sebanyak 1.700 unit dengan anggaran
sebesar Rp. 900.000.000,-. Realisasi fisik penyaluran hand sprayer mencapai
100% dengan serapan anggaran Rp. 853.550.000,- (94,84% dari target).
l. Realisasi Keuangan
Pada Tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan
Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2018 adalah Rp.
276.133.654.000,-. Sampai dengan Tahun 2018, realisasi anggaran mencapai
Rp. 248.468.290.238,- atau 89,98% dari pagu anggaran (data OMSPAN).
Realisasi anggaran dari DIPA dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh
Satker Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp. 106.728.852.917,- atau
98,99% dari pagu anggaran Rp. 107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada
satker pusat Tahun 2018 sebesar Rp. 141.739.437.321,- atau 84,21% dari
pagu anggaran Rp. 168.319.254.000,-. Capaian realisasi keuangan kegiatan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018 disajikan dalam tabel
berikut.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 41
Tabel 26. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2018
Data Monev DJA periode 31 Desember 2018
Tabel 27. Realisasi Keuangan Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2018
B. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output kegiatan,
dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 1. Rumus Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
n
ikeTVKikePAK
ikeRVKikeRAK
E
n
i
%100_/_
_/_1
1
1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 276.133.654.000 248.468.290.238 89,98
I PUSAT 168.319.254.000 141.739.437.321 84,21
642DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT
DAN DPI32.166.972.000 6.246.030.264 19,42
643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 6.749.416.883 96,42
645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 129.152.282.000 128.743.990.174 99,68
II DEKONSENTRASI 107.814.400.000 106.728.852.917 98,99
641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT 105.960.575.000 104.883.602.617 98,98
644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 1.845.250.300 99,54
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN/INDIKATOR OUTPUT PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %
Program/Kegiatan Prioritas Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi Anggaran %
1 Pemantapan Penerapan PHT 18.895.756.000 18.707.562.350 99,00
2 Penerapan Penanganan DPI 1.853.825.000 1.845.250.300 99,54
3 Gerakan Pengendalian OPT 5.609.500.000 5.566.160.000 99,23
4 Penguatan Agroekosistem 1.333.500.000 1.311.250.000 98,33
5 Pengujian Mutu Produk Tanaman 7.000.000.000 6.749.417.083 96,42
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat 60.680.000.000 60.680.000.000 100,00
7 Pengadaan Pestisida 33.311.500.000 33.280.940.500 99,91
8 Petani Pengamat 14.122.800.000 13.603.500.000 96,32
9 Handsprayer (Unit) 900.000.000 853.550.000 94,84
10 Motor Operasional POPT (Unit) 24.571.201.000 24.443.782.100 99,48
11 Mobil Operasional LPHP (Unit) 15.892.049.000 15.499.259.600 97,53
Kegiatan Utama
Rasio Luas Serangan
OPT yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Tanaman PanganKegiatan Penguatan
Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan
OPT/DPI
Rasio Luas Serangan
DPI yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Tanaman Pangan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 42
Keterangan :
• E : Efisiensi
• RVK : Realisasi volume keluaran
• RAK : Realisasi anggaran per keluaran
• TVK : Target volume keluaran
• PAK : Pagu anggaran per keluaran
• n : Jumlah jenis keluaran
Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator
kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi atau dalam definisi
lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih rendah dari rasio pagu anggaran
untuk menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan maka menunjukkan
penggunaan anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi
penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 28. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Utama Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan sumberdaya
kegiatan utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
semua terlaksana secara efisien.
Item keluaranSatuan
keluaran
Target
Volume
Keluaran
(TVK)
Realisasi
Volume
Keluaran
(RVK)
Pagu Anggaran
per Keluaran
(PAK)
Realisasi
Anggaran per
Keluaran (RAK)
1 PPHT Padi Ha 8.525 8.450 13.714.656 13.588.792 1.608 1.609 0,04%
2 PPHT Jagung Ha 1.560 1.560 3.354.600 3.335.407 2.138 2.150 0,57%
3 PPHT Kedelai Ha 760 760 1.826.500 1.783.363 2.347 2.403 2,36%
4 PPDPI Ha 400 400 1.853.825 1.786.093 4.465 4.635 3,65%
5 Gerdal Padi Kali 686 686 4.459.000 4.440.140 6.473 6.500 0,42%
6 Gerdal Jagung Kali 112 112 728.000 720.850 6.436 6.500 0,98%
7 Gerdal Kedelai Kali 65 64 422.500 405.170 6.331 6.500 2,60%
8Penguatan
Agroekosistem PadiHa 2.175 2.175 913.500 904.750 416 420 0,96%
9Penguatan
Agroekosistem JagungHa 360 360 252.000 252.000 700 700 0,00%
10Penguatan
Agroekosistem KedelaiHa 160 150 168.000 154.500 1.030 1.050 1,90%
11Pengujian Mutu
Produk TanamanLHP/Sertifikat 2.385 2.614 7.000.000 6.749.417 2.582 2.935 12,03%
12Dem Area Budidaya
Tanaman Sehat Ha 34.000 34.000 60.680.000 60.680.000 1.785 1.785 0,00%
13 Pengadaan Pestisida Paket 1 1 33.311.500 33.280.941 33.280.941 33.311.500 0,09%
14 Handsprayer Unit 1.500 1.500 900.000 853.550 569 600 5,16%
15Motor Operasional
POPT Unit 1.043 1.043 24.571.201 24.443.782 23.436 23.558 0,52%
16Mobil Operasional
LPHPUnit 85 85 15.892.049 15.499.260 182.344 186.965 2,47%
17 Petani Pengamat Orang 3.923 3.923 14.122.800 13.603.500 3.468 3.600 3,68%
Efisiensi 2,20%Rata - Rata Efisiensi
1-
(RAK/RVK)/
(PAK/TVK)
No
Keluaran (output ) Volume keluaran Anggaran (000 Rp)
RAK/RVK PAK/TVK
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 43
C. Faktor Pendukung, Permasalahan Dan Upaya Tindak Lanjut
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan antara lain :
1. Dukungan dari alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu
(SL-PHT) yang berperan sebagai motor penggerak untuk berkembangnya
kegiatan dan kelembagaan PHT di tingkat lapangan/masyarakat luas.
2. Kerjasama yang baik dengan instansi terkait (pusat, daerah dan TNI)
dalam melakukan gerakan massal, pengawalan dan pendampingan di
lapangan.
3. Tambahan alokasi anggaran kegiatan pada triwulan empat yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan Dem Area.
4. Mengaktifkan posko waspada dalam rangka deteksi dini dan penanganan
cepat terhadap serangan OPT.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaporan, koordinasi dan
pengendalian.
6. Pemanfaatan informasi yang mendukung upaya-upaya pengendalian opt
dan penanganan DPI (data prediksi iklim/curah hujan, peramalan OPT,
analisis daerah endemis/rawan)
2. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan
tahun 2018 antara lain :
1. Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) terkendala kesulitan
dalam pencarian CPCL yang sesuai dengan kriteria.
2. Keterlambatan dalam penyaluran benih toleran OPT dikarenakan lamanya
proses administrasi penyaluran bantuan.
3. Kurangnya ketersediaan air karena mundurnya musim hujan sehingga
menyebabkan produksi tidak optimal.
4. Perkembangan serangan OPT yang cepat khususnya Wereng Batang
Coklat yang disebabkan oleh kondisi iklim yang kondusif untuk
perkembangan OPT.
5. Perilaku petani belum menerapkan teknologi budidaya tanaman sehat,
penggunaan pestisida yang belum memenuhi kaidah enam (6) tepat, serta
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 44
kesadaran petani yang masih rendah untuk melakukan eradikasi tanaman
terserang OPT (virus).
6. Terbatasnya jumlah Petugas POPT yang ada, sehingga tidak sebanding
dengan luas pertanaman yang harus diamankan.
7. Terbatasnya jumlah pelatihan peningkatan kemampuan bagi petugas
lapangan di daerah atau pusat.
8. Terbatasnya sarana pendukung petugas POPT berupa kendaraan
operasional sehingga jangkauan wilayah tidak maksimal.
9. Fenomena alam ekstrim berupa badai yang menyebabkan banjir pada
areal pertanaman.
10. Kurangnya kesadaran dan kepedulian petani untuk mengendalikan
serangan OPT di lahan pertanamannya sehingga menjadi sumber
serangan untuk pertanaman sekitarnya.
11. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan dem area di daerah mengakibatkan
pelaksanaan kegiatan Dem Area di lapangan terlambat atau tidak sesuai
dengan prinsip budidaya tanaman sehat.
12. Penolakan petani untuk menggunakan varietas benih toleran WBC
tertentu karena faktor preferensi/kesukaan.
13. Terbatasnya sarana kerja POPT seperti jaring serangga, pH Meter, LUP
dll.
3. Upaya Tindak Lanjut
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan pelaksanaan
kegiatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan di atas antara lain :
1. Melakukan Verifikasi CPCL sejak awal tahun berjalan dan bekerjasama
dengan semua pihak dan petugas terkait di daerah untuk menemukan dan
menetapkan CPCL sesuai dengan kriteria yang disyaratkan.
2. Mempercepat penyusunan/penyempurnaan petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan dan mensosialisasikannya secara intensif untuk menyamakan
persepsi dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan kegiatan.
3. Melakukan substitusi varietas benih toleran OPT yang tidak tersedia atau
kurang disukai petani dengan benih varietas lain yang juga memiliki sifat
toleran terhadap OPT.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 45
4. Melakukan pengawalan dan pembinaan langsung untuk mendorong
petugas lapangan dan petani agar segera melakukan percepatan
pelaksanaan kegiatan.
5. Penyesuaian kriteria lokasi kegiatan sesuai kondisi pertanaman di
lapangan sehingga mudah dipenuhi dan kegiatan dapat terlaksana.
6. Realokasi kegiatan dari wilayah yang terkendala pelaksanaannya ke
wilayah lain yang membutuhkan dan potensial untuk dapat melaksanakan
kegiatan.
7. Peringatan kewaspadaan kepada Gubernur dan Bupati agar
menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan kinerja perlindungan di
wilayahnya dalam mengawal pertanaman.
8. Pengendalian OPT dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1) Pengamatan intensif di lokasi-lokasi endemis.
2) Gerakan pengendalian dengan penyemprotan insektisida di lokasi yang
terserangan WBC
3) Eradikasi selektif tanaman terserang KR/KH dengan intensitas ringan
dan sedang dengan pencabutan dan pemusnahan rumpun terserang
4) Eradikasi total tanaman terserang KR/KH dengan intensitas berat dan
puso dengan olah tanah sempurna (Singkal/gelebeg ulang)
5) Penerapan budidaya tanaman sehat melalui kegiatan Dem Area
9. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
1) Penyebarluasan informasi prakiraan iklim Musim Hujan / Musim
Kemarau
2) Pengamatan dini dan pelaporan yang intensif, terutama pada daerah-
daerah rawan banjir / kekeringan.
3) Mengoptimalkan potensi sawah tadah hujan dengan melakukan
normalisasi saluran irigasi, pembuatan saluran pembuangan air, sumur
suntik, penampungan air (panen air) dan pembuatan sumur
resapan/biopori.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap
perkembangan luas terkena banjir / kekeringan.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 46
5) Budidaya tanaman sehat sesuai iklim dan kondisi setempat melalui
pemilihan komoditi, varietas spesifik lokasi, pengaturan waktu tanam,
pola tanam, teknik bercocok tanam dan pengaturan ketersediaan air.
6) Menyiapkan bantuan Cadangan Benih Nasional (CBN) bagi lahan yang
terkena puso akibat banjir/kekeringan
7) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk mitigasi
10. Mendorong petani untuk memanfaatkan asuransi usaha tani padi (AUTP)
guna mengurangi kerugian akibat serangan OPT dan DPI.
11. Melakukan pembinaan untuk meningkatkan kepedulian petani untuk
menjaga pertanamannya bebas dari OPT sehingga tidak menjadi sumber
serangan bagi pertanaman lain serta meningkatkan pengetahuan petani
dalam teknis pengendalian serangan OPT sesuai dengan prinsip-prinsip
Sistem Pengendalian Hama Terpadu.
D. Rencana Aksi 2019
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja di Tahun 2019, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan telah menetapkan rencana aksi yang
diimplementasikan dalam alokasi kegiatan perlindungan tanaman pangan
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 29. Rencana Aksi Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun
2019
NO KEGIATAN VOL SAT Rp. 000
I Perlindungan Tanaman Pangan 327.379.100
A Pusat 246.573.600
- Pestisida dan Dem Area 100.000 Ha 201.170.000
- Renovasi Gedung Ditlin TP 1 Pkt 30.500.000
- Dukungan Manajemen Ditlin 1 Thn 10.293.200
- BPMPT 1 Thn 4.610.400
B Dekon 80.805.500
1 PPHT 2.325 Ha 3.753.540
Padi 1.675 Ha 2.524.000
Jagung 300 Ha 494.390
Kedelai 350 Ha 735.150
2 PPDPI 500 Ha 2.518.856
Padi 500 Ha 2.518.856
3 GERDAL OPT 772 Kali 4.400.400
Padi 600 Kali 3.420.000
Jagung 107 Kali 609.900
Kedelai 65 Kali 370.500
4 PENDAMPINGAN GERDAL DAN DEM AREA 1 Thn 6.821.750
5 BAHAN PERBANYAKAN APH/REFUGIA 88 Pkt 1.760.000
6 PPAH 30 Unit 300.000
7 RUMAH BURHAN 250 Unit 500.000
8 HONOR PETUGAS 3.148 Org 43.689.000
BOP PNS 1.988 Org 11.928.000
THL POPT 1.160 Org 31.761.000
9 OPERASIONAL LPHP 105 Unit 6.749.000
10 OPERASIONAL BPT 83 Unit 439.875
11 OPERASIONAL LAB PESTISIDA 11 Unit 1.650.000
12 OPERASIONAL BPTPH 31 Unit 6.045.079
13 PETANI PENGAMAT 726 Org 2.178.000
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 47
Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2019 dialokasikan di
Pusat dan Daerah dengan total anggaran Rp. 327,4 Milyar terdiri atas Rp.
246,6 Milyar anggaran pusat dan 80,8 Milyar dana dekonsentrasi. Kegiatan
yang didanai dengan DIPA Pusat meliputi Pengadaan Pestisida dan Dem
Area seluas 100.000 ha, sedangkan kegiatan utama yang didanai dengan
DIPA dekonsentrasi meliputi : PPHT (2.325 ha), PPDPI (500 ha), Gerdal OPT
(772 kali), Pendampingan Gerdal dan Dem Area, Pengembangan Agens
Hayati, Penyediaan Rumah Burung Hantu, Honor Petugas POPT dan Petani
Pengamat, serta Operasional Kelembagaan.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 48
IV. P E N U T U P
Berdasarkan pengukuran capaian kinerja kegiatan perlindungan
tanaman pangan yang dilakukan pada periode Tahun 2018, disimpulkan
bahwa kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam pengamanan
tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI selama tahun 2018 termasuk dalam
kategori Sangat Berhasil. Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari
kegiatan pengamatan, pencegahan dan pengendalian serangan OPT/DPI
yang beberapa diantaranya telah direalisasikan pada tahun 2018 antara lain :
PPHT padi, jagung dan kedelai dengan realisasi sebesar 99,31%, PPDPI
telah direalisasikan sebesar 100,00%, gerakan pengendalian padi, jagung
dan kedelai direalisasikan sebesar 99,88%, penguatan agroekosistem padi,
jagung dan kedelai direalisasikan sebesar 99,63%, pengujian mutu produk
tanaman sebesar 109,60%, dan dem area budidaya tanaman sehat sebesar
100,00%.
Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan
pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada tahun 2018 juga
tak lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun daerah dalam
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para petani untuk senantiasa
mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, pengelolaan hama terpadu
dan respon cepat terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dengan
tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian
mutu produk juga berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang
tersedia selalu terjamin mutu dan efektifitasnya. Realisasi pelaksanaan
kegiatan dan capaian kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp.
248.468.290.238,- atau 89,98% dari pagu anggaran Rp. 276.133.654.000,-.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 49
LAMPIRAN
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 50
Lampiran 1.
RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
Berdasarkan Monev DJA tanggal 31 Desember 2018
NO KEWENANGAN OUTPUT PAGU (RP) REALISASI (RP) %
1764.642 DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN
TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI32.166.972.000 6.246.030.264 19,42%
1764.643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 6.749.416.883 96,42%
1764.645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 129.152.282.000 128.743.990.174 99,68%
SUB JUMLAH : 168.319.254.000 141.739.437.321 84,21%1764.641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN
TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI105.960.575.000 104.883.602.617 98,98%
1764.644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 1.845.250.300 99,54%
SUB JUMLAH : 107.814.400.000 106.728.852.917 98,99%
276.133.654.000 248.468.290.238 89,98%JUMLAH :
I KANTOR PUSAT
II DEKONSENTRASI
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 51
Lampiran 2.
PENETAPAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 52
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 53
Lampiran 3.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PANGAN
TAHUN 2012 – 2018 dan RERATA 5 TAHUN
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 13.605.196 461.821 2.225 3,39 0,02 3.998.676 26.195 52 0,66 0,20 613.825 6.183 15 1,01 0,002 548.704 5.187 7 0,95 0,001
2 2013 13.907.248 510.404 4.429 3,67 0,03 3.941.778 26.302 127 0,67 0,0032 587.842 8.336 1 1,42 0,0002 509.406 3.728 2 0,73 0,0003
3 2014 13.668.934 447.453 2.492 3,27 0,02 4.001.273 24.971 42 0,62 0,001 621.903 9.444 29 1,52 0,005 495.185 3.104 3 0,63 0,001
4 2015 14.011.389 374.191 6.870 2,67 0,05 4.061.802 23.552 68 0,58 0,002 690.589 7.329 7 1,06 0,001 430.843 2.740 1 0,64 0,0002
5 2016 16.664.646 433.202 4.555 2,60 0,03 4.935.002 27.812 291 0,56 0,006 540.119 3.797 5 0,70 0,001 423.824 2.744 5 0,65 0,001
14.371.483 445.414 4.114 3,10 0,03 4.187.706 25.766 116 0,62 0,003 610.856 7.018 11 1,15 0,002 481.592 3.500 3 0,73 0,001
5 2017 15.532.266 435.947 9.263 2,81 0,06 6.058.276 23.912 62 0,39 0,001 469.086 2.094 13 0,45 0,0028 373.667 1.494 - 0,40 -
6 2018 16.294.808 308.753 3.237 1,89 1,05 5.908.296 21.016 181 0,36 0,003 738.496 3.480 109 0,47 0,01477 349.865 1.217 - 0,35 -
Rerata (2012-2016)
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Tahun
Komoditas
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Tanam
(LT)
Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 244.004 1.077 - 0,44 - 1.095.567 2.740 16 0,25 0,001 184.865 538 0 0,29 -
2 2013 183.378 997 - 0,54 - 1.067.321 3.242 8 0,30 0,001 158.662 536 0 0,34 -
3 2014 212.253 969 - 0,46 - 995.358 4.819 14 0,48 0,001 154.576 607 - 0,39 -
4 2015 233.940 1.065 17 0,46 0,007 822.906 1.960 9 0,24 0,001 137.898 265 - 0,19 -
5 2016 220.217 888 - 0,40 - 838.675 3.538 175 0,42 0,021 122.165 388 - 0,32 -
218.758 999 3 0,46 0,002 963.965 3.260 44 0,34 0,005 151.633 467 0 0,31 -
5 2017 208.019 526 3 0,25 0,001 697.921 1.603 21 0,23 0,003 101.114 236 0 0,23 0,0002
6 2018 194.676 447 - 0,23 - 662.378 1.546 0 0,23 0,00004 83.231 370 0 0,44 -
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Rerata (2012-2016)
Rasio LS thd LT Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Tanam
(LT)
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS)No Tahun
Komoditas
Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 54
Lampiran 4.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI
TAHUN 2018
ha
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 453.695 12.352 95 2,72 0,02
2 Sumatera Utara 1.247.771 9.286 26 0,74 0,002
3 Sumatera Barat 583.052 3.250 182 0,56 0,03
4 R i a u 95.631 2.675 1 2,80 0,00
5 J a m b i 185.432 1.100 39 0,59 0,02
6 Sumatera Selatan 1.040.787 20.627 821 1,98 0,08
7 Bengkulu 190.439 2.629 13 1,38 0,007
8 Lampung 947.839 19.307 219 2,04 0,023
9 Kep. Bangka Belitung 27.676 873 27 3,15 0,10
10 Kep. Riau 249 - - - -
11 DKI Jakarta 916 174 - 18,99 -
12 Jawa Barat 2.027.318 56.643 107 2,79 0,01
13 Jawa Tengah 1.943.329 50.099 299 2,58 0,02
14 DI Yogyakarta 151.181 7.113 38 4,71 0,03
15 Jawa Timur 2.137.312 29.042 524 1,36 0,02
16 Banten 458.266 11.845 62 2,58 0,01
17 B a l i 143.773 3.165 58 2,20 0,04
18 Nusa Tenggara Barat 498.792 3.618 - 0,73 -
19 Nusa Tenggara Timur 319.646 4.509 13 1,41 0,004
20 Kalimantan Barat 612.186 5.743 30 0,94 0,00
21 Kalimantan Tengah 250.384 1.578 1 0,63 0,00
22 Kalimantan Selatan 616.760 1.803 8 0,29 0,0013
23 Kalimantan Timur 92.395 5.822 10 6,30 0,011
24 Kalimantan Utara 21.658 7 - 0,03 -
25 Sulawesi Utara 206.462 2.858 5 1,38 0,002
26 Sulawesi Tengah 285.804 6.903 97 2,42 0,03
27 Sulawesi Selatan 1.143.524 11.278 29 0,99 0,003
28 Sulawesi Tenggara 187.097 15.505 325 8,29 0,17
29 Gorontalo 91.370 3.246 89 3,55 0,10
30 Sulawesi Barat 194.471 9.727 51 5,00 0,03
31 M a l u k u 31.805 1.686 - 5,30 -
32 Maluku Utara 48.565 1.087 - 2,24 -
33 Papua Barat 5.160 1.512 30 29,30 0,58
34 Papua 54.061 1.694 37 3,13 0,07
16.294.808 308.753 3.237 1,89 0,02 Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 55
Lampiran 5.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 75.464 1.202 - - -
2 Sumatera Utara 301.355 645 - - -
3 Sumatera Barat 135.658 31 - - -
4 R i a u 25.557 233 - - -
5 J a m b i 14.076 91 0 0,15 0,001
6 Sumatera Selatan 160.931 1.005 - - -
7 Bengkulu 26.840 99 - - -
8 Lampung 449.433 786 - - -
9 Kep. Bangka Belitung 2.312 3 - - -
10 Kep. Riau 653 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 174.760 700 - - -
13 Jawa Tengah 581.736 2.408 - - -
14 DI Yogyakarta 65.643 111 - - -
15 Jawa Timur 1.282.553 1.822 125 125,28 0,010
16 Banten 93.047 20 - - -
17 B a l i 16.952 1 - - -
18 Nusa Tenggara Barat 303.888 418 - - -
19 Nusa Tenggara Timur 283.742 1.216 - - -
20 Kalimantan Barat 60.120 377 - - -
21 Kalimantan Tengah 24.525 - - - -
22 Kalimantan Selatan 145.469 18 - - -
23 Kalimantan Timur 16.557 333 - - -
24 Kalimantan Utara 1.415 - - - -
25 Sulawesi Utara 358.221 678 - - -
26 Sulawesi Tengah 108.775 728 - - -
27 Sulawesi Selatan 401.154 1.184 1 1,00 0,0002
28 Sulawesi Tenggara 56.911 1.227 - - -
29 Gorontalo 366.210 2.354 47 46,70 0,01
30 Sulawesi Barat 137.894 2.728 1 0,50 0,000
31 M a l u k u 18.704 67 - - -
32 Maluku Utara 207.072 116 - - -
33 Papua Barat 1.230 137 8 7,50 0,61
34 Papua 9.439 280 - - -
5.908.296 21.016 181 0,36 0,003 Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 56
Lampiran 6.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 5.835 321 - 5,49 -
2 Sumatera Utara 29.859 120 - 0,40 -
3 Sumatera Barat 4.869 3 - 0,06 -
4 R i a u 6.471 126 - 1,94 -
5 J a m b i 9.619 64 0 0,67 0,001
6 Sumatera Selatan 15.753 133 - 0,84 -
7 Bengkulu 2.009 34 - 1,71 -
8 Lampung 43.994 281 - 0,64 -
9 Kep. Bangka Belitung 0 - - - -
10 Kep. Riau 22 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 104.917 77 - 0,07 -
13 Jawa Tengah 117.005 591 - 0,51 -
14 DI Yogyakarta 8.659 41 - 0,48 -
15 Jawa Timur 155.285 273 87 0,176 0,06
16 Banten 27.468 111 - 0,40 -
17 B a l i 2.112 8 - 0,38 -
18 Nusa Tenggara Barat 56.568 188 - 0,33 -
19 Nusa Tenggara Timur 27.272 159 - 0,58 -
20 Kalimantan Barat 1.303 19 - 1,46 -
21 Kalimantan Tengah 510 - - - -
22 Kalimantan Selatan 20.178 9 - 0,05 -
23 Kalimantan Timur 88 - - - -
24 Kalimantan Utara 11 - - - -
25 Sulawesi Utara 28.702 181 - 0,63 -
26 Sulawesi Tengah 28.210 124 - 0,44 -
27 Sulawesi Selatan 12.551 46 - 0,36 -
28 Sulawesi Tenggara 6.236 343 22 5,50 0,35
29 Gorontalo 3.283 26 - 0,79 -
30 Sulawesi Barat 19.016 163 - 0,85 -
31 M a l u k u 79 1 - 1,26 -
32 Maluku Utara 182 - - - -
33 Papua Barat 61 26 - 43,19 -
34 Papua 368 13 - 3,60 -
738.496 3.480 109 0,47 0,01 Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 57
Lampiran 7.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG TANAH
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.935 147 - 7,62 -
2 Sumatera Utara 3.394 164 - 4,83 -
3 Sumatera Barat 3.348 2 - 0,06 -
4 R i a u 724 15 - 2,12 -
5 J a m b i 908 12 - 1,37 -
6 Sumatera Selatan 1.461 55 - 3,77 -
7 Bengkulu 1.551 1 - 0,05 -
8 Lampung 2.223 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 178 - -
10 Kep. Riau 65 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 27.378 36 - 0,13 -
13 Jawa Tengah 63.138 81 - 0,13 -
14 DI Yogyakarta 65.810 47 - 0,07 -
15 Jawa Timur 103.427 139 - 0,135 -
16 Banten 3.406 - -
17 B a l i 4.820 3 - 0,05 -
18 Nusa Tenggara Barat 18.017 173 - 0,96 -
19 Nusa Tenggara Timur 14.508 38 - 0,26 -
20 Kalimantan Barat 433 24 - 5,43 -
21 Kalimantan Tengah 287 - -
22 Kalimantan Selatan 4.813 0 - 0,00 -
23 Kalimantan Timur 747 1 - 0,13 -
24 Kalimantan Utara 151 - -
25 Sulawesi Utara 1.781 149 - 8,39 -
26 Sulawesi Tengah 2.586 - -
27 Sulawesi Selatan 14.274 35 - 0,25 -
28 Sulawesi Tenggara 4.074 7 - 0,17 -
29 Gorontalo 228 3 - 1,36 -
30 Sulawesi Barat 209 39 - 18,66 -
31 M a l u k u 1.465 1 - 0,07 -
32 Maluku Utara 1.050 3 - 0,24 -
33 Papua Barat 437 - -
34 Papua 1.041 42 - 4,03 -
349.865 1.217 - 0,35 - Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 58
Lampiran 8.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 434 - - - -
2 Sumatera Utara 1.679 2 - 0,10 -
3 Sumatera Barat 251 - -
4 R i a u 332 2 - 0,50 -
5 J a m b i 143 - -
6 Sumatera Selatan 729 1 - 0,07 -
7 Bengkulu 240 - -
8 Lampung 1.293 - -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - -
10 Kep. Riau 1 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 10.938 27 - 0,25 -
13 Jawa Tengah 105.827 191 - 0,18 -
14 DI Yogyakarta 446 - -
15 Jawa Timur 33.141 95 - 0,287 -
16 Banten 330 - -
17 B a l i 359 - -
18 Nusa Tenggara Barat 9.532 - -
19 Nusa Tenggara Timur 12.452 74 - 0,59 -
20 Kalimantan Barat 1.884 27 - 1,43 -
21 Kalimantan Tengah 15 - -
22 Kalimantan Selatan 479 - -
23 Kalimantan Timur 191 - -
24 Kalimantan Utara 60 - -
25 Sulawesi Utara 348 - - - -
26 Sulawesi Tengah 583 - -
27 Sulawesi Selatan 11.039 23 - 0,21 -
28 Sulawesi Tenggara 591 1 - 0,17 -
29 Gorontalo 8 3 - 33,75 -
30 Sulawesi Barat 262 2 - 0,80 -
31 M a l u k u 608 - -
32 Maluku Utara 267 - -
33 Papua Barat 22 - -
34 Papua 194 - - - -
194.676 447 - 0,23 - Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 59
Lampiran 9.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI KAYU
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.284 51 - 3,93 -
2 Sumatera Utara 28.332 167 - 0,59 -
3 Sumatera Barat 4.673 - -
4 R i a u 3.808 111 - 2,91 -
5 J a m b i 1.821 16 0 0,86 0,014
6 Sumatera Selatan 5.040 27 - 0,53 -
7 Bengkulu 1.506 5 - 0,33 -
8 Lampung 210.649 10 - 0,00 -
9 Kep. Bangka Belitung 2.888 - -
10 Kep. Riau 575 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 54.913 37 - 0,07 -
13 Jawa Tengah 105.302 20 - 0,02 -
14 DI Yogyakarta 49.758 - - - -
15 Jawa Timur 87.540 47 - 0,054 -
16 Banten 3.327 - -
17 B a l i 5.768 1 - 0,02 -
18 Nusa Tenggara Barat 1.563 - -
19 Nusa Tenggara Timur 42.713 402 - 0,94 -
20 Kalimantan Barat 9.037 - -
21 Kalimantan Tengah 3.908 - -
22 Kalimantan Selatan 2.138 - -
23 Kalimantan Timur 2.050 104 - 5,05 -
24 Kalimantan Utara 1.685 - -
25 Sulawesi Utara 2.132 114 - 5,36 -
26 Sulawesi Tengah 2.078 - -
27 Sulawesi Selatan 9.612 41 - 0,43 -
28 Sulawesi Tenggara 8.050 236 - 2,93 -
29 Gorontalo 192 - - - -
30 Sulawesi Barat 749 124 - 16,58 -
31 M a l u k u 3.724 5 - 0,13 -
32 Maluku Utara 2.853 8 - 0,28 -
33 Papua Barat 882 20 - 2,26 -
34 Papua 1.830 2 - 0,11 -
662.378 1.546 0 0,23 0,00 Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 60
Lampiran 10.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI JALAR
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 398 23 - 5,65 -
2 Sumatera Utara 4.877 166 - 3,40 -
3 Sumatera Barat 4.404 - -
4 R i a u 500 5 - 1,00 -
5 J a m b i 1.161 2 0 0,21 0,001
6 Sumatera Selatan 810 6 - 0,68 -
7 Bengkulu 1.730 - -
8 Lampung 1.622 - -
9 Kep. Bangka Belitung 219 - -
10 Kep. Riau 114 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 19.243 4 - 0,02 -
13 Jawa Tengah 5.407 - -
14 DI Yogyakarta 210 - -
15 Jawa Timur 10.150 9 - 0,09 -
16 Banten 1.079 - -
17 B a l i 1.369 1 - 0,07 -
18 Nusa Tenggara Barat 542 - -
19 Nusa Tenggara Timur 5.071 43 - 0,85 -
20 Kalimantan Barat 1.172 - -
21 Kalimantan Tengah 568 - -
22 Kalimantan Selatan 973 - -
23 Kalimantan Timur 911 - -
24 Kalimantan Utara 180 - -
25 Sulawesi Utara 1.594 66 - 4,11 -
26 Sulawesi Tengah 1.259 - -
27 Sulawesi Selatan 3.970 - -
28 Sulawesi Tenggara 1.634 10 - 0,58 -
29 Gorontalo 39 - -
30 Sulawesi Barat 345 35 - 10,27 -
31 M a l u k u 1.619 - -
32 Maluku Utara 1.147 - -
33 Papua Barat 882 1 - 0,06 -
34 Papua 8.035 0 - 0,004 -
83.231 370 0 0,44 0 Jumlah
No Provinsi
2018
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 61
Lampiran 11.
LUAS BANJIR PADA TANAMAN PANGAN
TAHUN 2012 – 2018 DAN RERATA 5 TAHUN
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 13.605.196 177.861 40.866 1,31 0,30 3.998.676 11.661 2.828 0,29 0,07 613.825 2.396 1.344 0,39 0,22 548.704 84 29 0,02 0,005
2 2013 13.907.248 408.962 88.265 2,94 0,63 3.941.778 18.097 8.136 0,46 0,21 587.842 5.112 1.790 0,87 0,30 509.406 445 133 0,09 0,03
3 2014 13.668.934 338.378 141.045 2,48 1,03 4.001.273 10.693 3.300 0,27 0,08 621.903 3.523 2.031 0,57 0,33 495.185 243 37 0,05 0,01
4 2015 14.011.389 129.116 25.496 0,92 0,18 4.061.802 5.179 1.568 0,13 0,04 690.589 2.194 1.384 0,32 0,20 430.843 170 10 0,04 0,002
5 2016 16.664.646 275.004 71.900 1,65 0,43 4.935.002 36.198 15.577 0,73 0,32 540.119 20.106 10.403 3,72 1,93 423.824 3.582 1.684 0,85 0,397
14.371.483 265.864 73.514 1,85 0,51 4.187.706 16.366 6.282 0,39 0,15 610.856 6.666 3.390 1,09 0,55 481.592 905 378 0,19 0,08
6 2017 15.532.266 247.213 72.508 1,59 0,47 6.058.276 19.341 6.869 0,32 0,11 469.086 2.701 1.263 0,58 0,27 373.667 189 114 0,05 0,03
7 2018 16.294.808 150.871 50.573 0,93 0,31 5.908.296 8.227 2.615 0,14 0,04 738.496 1.185 582 0,16 0,08 349.865 84 16 0,02 0,00
KedelaiPadi
No Tahun
Komoditas
Luas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Jagung Kacang Tanah
Rerata (2012-2016)
Luas Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas
Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 244.004 121 39 0,05 0,02 1.095.567 204 13 0,02 0,001 184.865 4 2 0,002 0,001
2 2013 183.378 791 233 0,43 0,13 1.067.321 395 259 0,04 0,02 158.662 11 - 0,007 -
3 2014 212.253 36 33 0,02 0,02 995.358 259 123 0,03 0,01 154.576 115 1 0,07 0,0004
4 2015 233.940 97 3 0,04 0,001 822.906 23 3 0,003 0,0004 137.898 30 30 0,02 0,02
5 2016 220.217 9.398 848 4,27 0,38 838.675 674 143 0,08 0,02 122.165 9 2 0,01 0,002
218.758 2.088 231 0,95 0,11 963.965 311 108 0,03 0,01 151.633 34 7 0,02 0,0046
6 2017 208.019 346 11 0,17 0,005 697.921 989 466 0,14 0,07 101.114 15 15 0,01 0,01
7 2018 194.676 26 - 0,01 - 662.378 507 90 0,08 0,01 83.231 1 - 0,001 -
Luas
Tanam
(LT)
No Tahun
Komoditas
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS)
Kacang Hijau Ubi Jalar
Rerata (2012-2016)
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Ubi Kayu
Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 62
Lampiran 12.
LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN PANGAN
TAHUN 2012 – 2018 DAN RERATA 5 TAHUN
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 13.605.196 282.795 47.573 2,08 0,35 3.998.676 21.686 1.508 0,54 0,04 613.825 1.546 130 0,25 0,02 548.704 161 - 0,03 -
2 2013 13.907.248 50.342 4.067 0,36 0,03 3.941.778 11.731 365 0,30 0,01 587.842 123 10 0,02 0,00 509.406 151 - 0,03 -
3 2014 13.668.934 216.345 35.423 1,58 0,26 4.001.273 20.581 2.306 0,51 0,06 621.903 4.969 395 0,80 0,06 495.185 353 18 0,07 0,00
4 2015 14.011.389 597.202 217.931 4,26 1,56 4.061.802 75.027 21.929 1,85 0,54 690.589 15.326 5.002 2,22 0,72 430.843 766 156 0,18 0,036
5 2016 16.664.646 88.958 8.852 0,53 0,05 4.935.002 87.566 21.871 1,77 0,44 540.119 2.540 450 0,47 0,08 423.824 483 - 0,11 -
14.371.483 247.128 62.769 1,72 0,44 4.187.706 43.318 9.596 1,03 0,23 610.856 4.901 1.197 0,80 0,20 481.592 383 35 0,08 0,01
6 2017 15.532.266 78.317 23.714 0,50 0,15 6.058.276 62.881 4.121 1,04 0,07 469.086 339 191 0,07 0,04 373.667 76 - 0,02 -
7 2018 16.294.808 186.064 39.311 1,14 0,24 5.908.296 26.925 1.923 0,46 0,03 738.496 2.164 292 0,29 0,04 349.865 17 12 0,00 0,00
KedelaiPadi
No Tahun
Komoditas
Luas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Jagung Kacang Tanah
Rerata (2012-2016)
Luas Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas
Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 244.004 131 93 0,05 0,04 1.095.567 5 4 0,00 0,000 184.865 1 - 0,000 -
2 2013 183.378 8 - 0,00 - 1.067.321 1 - 0,00 - 158.662 2 - 0,001 -
3 2014 212.253 6 - 0,00 - 995.358 434 - 0,04 - 154.576 101 - 0,07 -
4 2015 233.940 118 30 0,05 0,013 822.906 18 - 0,002 - 137.898 1 - 0,00 -
5 2016 220.217 70 - 0,03 - 838.675 199 - 0,02 - 122.165 3 - 0,00 -
218.758 67 25 0,03 0,01 963.965 131 1 0,01 0,00 151.633 21 - 0,01 -
6 2017 208.019 - - - - 697.921 11 - 0,00 - 101.114 - - - -
7 2018 194.676 3 - 0,00 - 662.378 21 - 0,00 - 83.231 - - - -
Luas
Tanam
(LT)
No Tahun
Komoditas
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas
Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS)
Kacang Hijau Ubi Jalar
Rerata (2012-2016)
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Ubi Kayu
Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 63
Lampiran 13.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN PADI
TAHUN 2018
Ket : T = Terkena; P = Puso Sumber : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 453.695 9.096 375 2,00 0,08 22.573 1.818 4,98 0,40
2 Sumatera Utara 1.247.771 13.779 4.143 1,10 0,33 3.930 43 0,31 0,003
3 Sumatera Barat 583.052 4.513 659 0,77 0,113 140 5 0,02 0,001
4 R i a u 95.631 7.850 4.316 8,21 4,51 516 - 0,54 -
5 J a m b i 185.432 6.281 2.010 3,39 1,08 1.779 97 0,96 0,05
6 Sumatera Selatan 1.040.787 3.798 1.170 0,36 0,11 2.513 52 0,24 0,00
7 Bengkulu 190.439 230 - 0,12 - 443 - 0,23 -
8 Lampung 947.839 21.719 10.245 2,29 1,08 7.382 918 0,78 0,10
9 Kep. Bangka Belitung 27.676 36 - 0,13 - 32 12 0,12 0,04
10 Kep. Riau 249 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta 916 - - - - - - - -
12 Jawa Barat 2.027.318 12.006 1.135 0,59 0,06 28.240 6.711 1,39 0,33
13 Jawa Tengah 1.943.329 16.795 3.518 0,86 0,18 43.928 9.997 2,26 0,51
14 DI Yogyakarta 151.181 3 3 0,00 0,002 624 114 0,41 0,08
15 Jawa Timur 2.137.312 8.961 1.949 0,42 0,09 38.016 10.046 1,78 0,47
16 Banten 458.266 4.281 268 0,93 0,06 5.163 1.216 1,13 0,27
17 B a l i 143.773 28 1 0,02 0,001 251 40 0,17 0,03
18 Nusa Tenggara Barat 498.792 1.263 198 0,25 0,04 10.383 4.273 2,08 0,86
19 Nusa Tenggara Timur 319.646 - - - - 154 58 0,05 0,02
20 Kalimantan Barat 612.186 1.962 184 0,32 0,03 2.106 14 0,34 0,002
21 Kalimantan Tengah 250.384 1.045 138 0,42 0,06 897 513 0,36 0,205
22 Kalimantan Selatan 616.760 3.452 154 0,56 0,02 2.413 - 0,39 -
23 Kalimantan Timur 92.395 1.001 463 1,08 0,50 482 4 0,52 0,004
24 Kalimantan Utara 21.658 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 206.462 207 0 0,10 0 84 11 0,04 0,01
26 Sulawesi Tengah 285.804 1.003 278 0,35 0,1 31 15 0,01 0,01
27 Sulawesi Selatan 1.143.524 28.075 17.631 2,46 1,54 10.661 3.331 0,93 0,29
28 Sulawesi Tenggara 187.097 2.635 1.682 1,41 0,90 2.757 128 1,47 0,07
29 Gorontalo 91.370 579 40 0,63 0,04 156 32 0,17 0,04
30 Sulawesi Barat 194.471 138 10 0,07 0,01 236 9 0,12 0,005
31 M a l u k u 31.805 31 - 0,10 - 410 7 1,29 0,02
32 Maluku Utara 48.565 - - - - - - - -
33 Papua Barat 5.160 - - - - - - - -
34 Papua 54.061 106 3 0,20 0,01 32 1 0,06 0,001
16.294.808 150.871 50.573 0,93 0,31 186.328 39.464 1,14 0,24 Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 64
Lampiran 14.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN JAGUNG
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 75.464 2.965 396 3,93 0,52 60 3 0,08 0,004
2 Sumatera Utara 301.355 724 251 0,24 0,08 14.575 1 4,84 0,0002
3 Sumatera Barat 135.658 846 157 0,62 0,12 31 - 0,02 -
4 R i a u 25.557 192 105 0,75 0,41 - - - -
5 J a m b i 14.076 402 271 2,86 1,92 173 22 1,23 0,16
6 Sumatera Selatan 160.931 53 21 0,03 0,01 1 - 0,001 -
7 Bengkulu 26.840 - - - - - - - -
8 Lampung 449.433 268 88 0,06 0,02 145 - 0,03 -
9 Kep. Bangka Belitung 2.312 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 653 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 174.760 2 2 0,001 0,001 - - - -
13 Jawa Tengah 581.736 137 30 0,02 0,01 1.161 16 0,20 0,003
14 DI Yogyakarta 65.643 - - - - 68 3 0,10 0,00
15 Jawa Timur 1.282.553 383 189 0,03 0,01 725 - 0,06 -
16 Banten 93.047 - - - - 114 - 0,12 -
17 B a l i 16.952 - - - - 10 - 0,06 -
18 Nusa Tenggara Barat 303.888 11 4 0,004 0,001 8.934 1.872 2,94 0,62
19 Nusa Tenggara Timur 283.742 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 60.120 5 1 0,01 0,00 - - - -
21 Kalimantan Tengah 24.525 35 10 0,14 0,04 2 - 0,01 -
22 Kalimantan Selatan 145.469 3 - 0,002 - 467 - 0,32 -
23 Kalimantan Timur 16.557 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 1.415 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 358.221 - - - - 72 2 0,02 0,00
26 Sulawesi Tengah 108.775 11 - 0,01 - 15 - 0,01 -
27 Sulawesi Selatan 401.154 1.680 916 0,42 0,23 - - - -
28 Sulawesi Tenggara 56.911 80 60 0,14 0,11 8 - 0,01 -
29 Gorontalo 366.210 58 55 0,02 0,02 402 20 0,11 0,01
30 Sulawesi Barat 137.894 373 61 0,27 0,04 67 - 0,05 -
31 M a l u k u 18.704 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 207.072 - - - - - - - -
33 Papua Barat 1.230 - - - - - - - -
34 Papua 9.439 - - - - 37 - 0,39 -
5.908.296 8.227 2.615 0,14 0,04 27.066 1.938 0,46 0,03 Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 65
Lampiran 15.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KEDELAI
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 5.835 48 36 0,82 0,62 60 17 1,03 0,29
2 Sumatera Utara 29.859 83 27 0,28 0,09 42 - 0,14 -
3 Sumatera Barat 4.869 2 2 0,03 0,03 3 - 0,05 -
4 R i a u 6.471 685 356 10,59 5,50 28 - 0,42 -
5 J a m b i 9.619 108 100 1,12 1,03 226 19 2,35 0,20
6 Sumatera Selatan 15.753 - - - - 45 - 0,29 -
7 Bengkulu 2.009 - - - - - - - -
8 Lampung 43.994 42 26 0,09 0,06 52 - 0,12 -
9 Kep. Bangka Belitung 0 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 22 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 104.917 - - - - 243 - 0,23 -
13 Jawa Tengah 117.005 12 2 0,01 0,002 1.342 96 1,15 0,08
14 DI Yogyakarta 8.659 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 155.285 20 10 0,01 0,01 - - - -
16 Banten 27.468 - - - - 41 - 0,15 -
17 B a l i 2.112 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 56.568 1 - 0,002 - 15 - 0,03 -
19 Nusa Tenggara Timur 27.272 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1.303 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 510 - - - - 161 161 31,54 31,54
22 Kalimantan Selatan 20.178 - - - - 1 - 0,00 -
23 Kalimantan Timur 88 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 11 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 28.702 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 28.210 48 7 0,17 0,02 - - - -
27 Sulawesi Selatan 12.551 52 8 0,41 0,06 - - - -
28 Sulawesi Tenggara 6.236 38 - 0,61 - 60 50 0,96 0,80
29 Gorontalo 3.283 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 19.016 47 9 0,25 0,05 2 - 0,01 -
31 M a l u k u 79 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 182 - - - - - - - -
33 Papua Barat 61 - - - - - - - -
34 Papua 368 - - - - - - - -
738.496 1.185 582 0,16 0,08 2.320 343 0,31 0,05 Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 66
Lampiran 16.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KACANG TANAH
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.935 3 3 0,16 0,16 - - - -
2 Sumatera Utara 3.394 1 0 0,04 0,01 5 - 0,13 -
3 Sumatera Barat 3.348 - - - - - - - -
4 R i a u 724 8 - 1,04 - - - - -
5 J a m b i 908 33 3 3,66 0,28 - - - -
6 Sumatera Selatan 1.461 - - - - - - - -
7 Bengkulu 1.551 - - - - - - - -
8 Lampung 2.223 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 178 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 65 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 27.378 4 - 0,01 - - - - -
13 Jawa Tengah 63.138 12 10 0,02 0,02 - - - -
14 DI Yogyakarta 65.810 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 103.427 23 - 0,02 - - - - -
16 Banten 3.406 - - - - - - - -
17 B a l i 4.820 - - - - 12 12 0,25 0,25
18 Nusa Tenggara Barat 18.017 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 14.508 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 433 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 287 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 4.813 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 747 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 151 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 1.781 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 2.586 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 14.274 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 4.074 - - - - - - - -
29 Gorontalo 228 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 209 - - - - - - - -
31 M a l u k u 1.465 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 1.050 - - - - - - - -
33 Papua Barat 437 - - - - - - - -
34 Papua 1.041 - - - - - - - -
349.865 84 16 0,02 0,004 17 12 0,005 0,003 Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 67
Lampiran 17.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 434 - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 1.679 17 - 1,01 - - - - -
3 Sumatera Barat 251 - - - - - - - -
4 R i a u 332 - - - - - - - -
5 J a m b i 143 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 729 - - - - - - - -
7 Bengkulu 240 - - - - - - - -
8 Lampung 1.293 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 1 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 10.938 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 105.827 - - - - 3 - 0,003 -
14 DI Yogyakarta 446 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 33.141 9 - 0,03 - - - - -
16 Banten 330 - - - - - - - -
17 B a l i 359 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 9.532 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 12.452 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1.884 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 15 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 479 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 191 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 60 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 348 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 583 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 11.039 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 591 - - - - - - - -
29 Gorontalo 8 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 262 - - - - - - - -
31 M a l u k u 608 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 267 - - - - - - - -
33 Papua Barat 22 - - - - - - - -
34 Papua 194 - - - - - - - -
194.676 26 - 0,01 - 3 - 0,002 - Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 68
Lampiran 18.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN UBI KAYU
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.284 4 1 0,31 0,08 - - - -
2 Sumatera Utara 28.332 70 55 0,25 0,19 21 - 0,07 -
3 Sumatera Barat 4.673 3 - 0,05 - - - - -
4 R i a u 3.808 3 - 0,08 - - - - -
5 J a m b i 1.821 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 5.040 - - - - - - - -
7 Bengkulu 1.506 - - - - - - - -
8 Lampung 210.649 419 26 0,20 0,01 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 2.888 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 575 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 54.913 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 105.302 8 8 0,01 0,01 - - - -
14 DI Yogyakarta 49.758 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 87.540 - - - - - - - -
16 Banten 3.327 - - - - - - - -
17 B a l i 5.768 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 1.563 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 42.713 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 9.037 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 3.908 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 2.138 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 2.050 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 1.685 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 2.132 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 2.078 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 9.612 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 8.050 - - - - - - - -
29 Gorontalo 192 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 749 - - - - - - - -
31 M a l u k u 3.724 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 2.853 - - - - - - - -
33 Papua Barat 882 - - - - - - - -
34 Papua 1.830 - - - - - - - -
662.378 507 90 0,08 0,01 21 - 0,00 - Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 69
Lampiran 19.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN UBI JALAR
TAHUN 2018
Data periode laporan 25 Januari 2019
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 398 - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 4.877 - - - - - - - -
3 Sumatera Barat 4.404 - - - - - - - -
4 R i a u 500 1 - 0,15 - - - - -
5 J a m b i 1.161 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 810 - - - - - - - -
7 Bengkulu 1.730 - - - - - - - -
8 Lampung 1.622 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 219 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 114 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 19.243 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 5.407 - - - - - - - -
14 DI Yogyakarta 210 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 10.150 - - - - - - - -
16 Banten 1.079 - - - - - - - -
17 B a l i 1.369 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 542 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 5.071 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1.172 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 568 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 973 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 911 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 180 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 1.594 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1.259 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 3.970 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 1.634 - - - - - - - -
29 Gorontalo 39 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 345 - - - - - - - -
31 M a l u k u 1.619 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 1.147 - - - - - - - -
33 Papua Barat 882 - - - - - - - -
34 Papua 8.035 - - - - - - - -
83.231 1 - 0,001 - - - - - Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 70
Lampiran 20.
REALISASI PPHT TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
1 Aceh 300 300 100,00 30 30 100,00 20 20 100,00 350 350 100,00
2 Sumatera Utara 450 450 100,00 30 30 100,00 20 20 100,00 500 500 100,00
3 Sumatera Barat 300 300 100,00 45 45 100,00 - 345 345 100,00
4 Riau 75 75 100,00 15 15 100,00 - 90 90 100,00
5 Jambi 125 125 100,00 15 15 100,00 20 20 100,00 160 160 100,00
6 Sumatera Selatan 450 400 88,89 165 165 100,00 10 10 100,00 625 575 92,00
7 Bengkulu 100 100 100,00 15 15 100,00 - 115 115 100,00
8 Lampung 450 450 100,00 135 135 100,00 80 80 100,00 665 665 100,00
9 Bangka Belitung 25 25 100,00 - - - 25 25 100,00
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 Banten 225 225 100,00 45 45 100,00 30 30 100,00 300 300 100,00
12 DKI Jakarta - - - - - - - - -
13 Jawa Barat 600 600 100,00 75 75 100,00 20 20 100,00 695 695 100,00
14 Jawa Tengah 1100 1100 100,00 105 105 100,00 80 80 100,00 1.285 1.285 100,00
15 DI.Yogyakarta 175 175 100,00 45 45 100,00 20 20 100,00 240 240 100,00
16 Jawa Timur 1.225 1.225 100,00 165 165 100,00 100 100 100,00 1.490 1.490 100,00
17 Bali 75 75 100,00 - - - - 75 75 100,00
18 NTB 525 525 100,00 75 75 100,00 50 50 100,00 650 650 100,00
19 NTT 150 150 100,00 60 60 100,00 10 10 100,00 220 220 100,00
20 Kalimantan Barat 300 300 100,00 30 30 100,00 20 20 100,00 350 350 100,00
21 Kalimantan Tengah 150 125 83,33 15 15 100,00 20 20 100,00 185 160 86,49
22 Kalimantan Selatan 350 350 100,00 45 45 100,00 30 30 100,00 425 425 100,00
23 Kalimantan Timur 100 100 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 125 125 100,00
24 Kalimantan Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 225 225 100,00 90 90 100,00 20 20 100,00 335 335 100,00
26 Sulawesi Tengah 200 200 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 240 240 100,00
27 Sulawesi Selatan 425 425 100,00 90 90 100,00 150 150 100,00 665 665 100,00
28 Sulawesi Tenggara 125 125 100,00 90 90 100,00 30 30 100,00 245 245 100,00
29 Gorontalo 75 75 100,00 90 90 100,00 10 10 100,00 175 175 100,00
30 Sulawesi Barat 50 50 100,00 15 15 100,00 - 65 65 100,00
31 Maluku 100 100 100,00 15 15 100,00 - 115 115 100,00
32 Maluku Utara 25 25 100,00 - - 25 25 100,00
33 Papua Barat 25 25 100,00 - - - 25 25 100,00
34 Papua 25 25 100,00 15 15 100,00 - 40 40 100,00
8.525 8.450 99,12 1.560 1.560 100,00 760 760 100,00 10.845 10.770 99,31 Jumlah (Ha)
No. Provinsi
PPHT (Ha)
Padi Jagung Kedelai Total
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 71
Lampiran 21.
REALISASI PPDPI TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian
1 Aceh 20 20 100,00
2 Sumatera Utara 20 20 100,00
3 Sumatera Barat 40 40 100,00
4 Riau 20 20 100,00
5 Jambi
6 Sumatera Selatan 30 30 100,00
7 Bengkulu
8 Lampung
9 Bangka Belitung -
10 Kep. Riau -
11 Banten 20 20 100,00
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 30 30 100,00
14 Jawa Tengah 20 20 100,00
15 DI.Yogyakarta 10 10 100,00
16 Jawa Timur 40 40 100,00
17 Bali -
18 NTB 10 10 -
19 NTT -
20 Kalimantan Barat 10 10 -
21 Kalimantan Tengah -
22 Kalimantan Selatan 10 10 -
23 Kalimantan Timur -
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara -
26 Sulawesi Tengah 10 10 -
27 Sulawesi Selatan 40 40 100,00
28 Sulawesi Tenggara 50 50 100,00
29 Gorontalo 10 10 -
30 Sulawesi Barat -
31 Maluku 10 10 -
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat -
34 Papua -
400 400 100,00Jumlah (Ha)
No ProvinsiPPDPI (Ha)
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 72
Lampiran 22.
REALISASI GERAKAN PENGENDALIAN TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi%
Capaian
1 Aceh 28 28 100,00 4 4 100,00 2 2 100,00 34 34 100,00
2 Sumatera Utara 43 43 100,00 2 2 100,00 2 2 100,00 47 47 100,00
3 Sumatera Barat 30 30 100,00 2 2 100,00 2 2 100,00 34 34 100,00
4 Riau 5 5 100,00 1 1 100,00 6 6 100,00
5 Jambi 5 5 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 7 7 100,00
6 Sumatera Selatan 40 40 100,00 11 11 100,00 4 4 100,00 55 55 100,00
7 Bengkulu 5 5 100,00 1 1 100,00 6 6 100,00
8 Lampung 31 31 100,00 10 10 100,00 5 5 100,00 46 46 100,00
9 Bangka Belitung 1 1 100,00 1 1 100,00
10 Kep. Riau
11 Banten 17 17 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 19 19 100,00
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 80 80 100,00 10 10 100,00 5 5 100,00 95 95 100,00
14 Jawa Tengah 73 73 100,00 7 7 100,00 5 5 100,00 85 85 100,00
15 DI.Yogyakarta 5 5 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 7 7 100,00
16 Jawa Timur 85 85 100,00 10 10 100,00 95 95 100,00
17 Bali 5 5 100,00 5 5 100,00
18 NTB 38 38 100,00 5 5 100,00 7 7 100,00 50 50 100,00
19 NTT 12 12 100,00 11 11 100,00 2 2 100,00 25 25 100,00
20 Kalimantan Barat 27 27 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 30 30 100,00
21 Kalimantan Tengah 9 9 100,00 1 1 100,00 1 - 11 10 90,91
22 Kalimantan Selatan 25 25 100,00 6 6 100,00 2 2 100,00 33 33 100,00
23 Kalimantan Timur 6 6 100,00 6 6 100,00
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara 19 19 100,00 4 4 100,00 2 2 100,00 25 25 100,00
26 Sulawesi Tengah 12 12 100,00 3 3 100,00 1 1 100,00 16 16 100,00
27 Sulawesi Selatan 60 60 100,00 15 15 100,00 5 5 100,00 80 80 100,00
28 Sulawesi Tenggara 5 5 100,00 5 5 100,00 2 2 100,00 12 12 100,00
29 Gorontalo 9 9 100,00 4 4 100,00 1 1 100,00 14 14 100,00
30 Sulawesi Barat 5 5 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 8 8 100,00
31 Maluku 2 2 100,00 1 1 100,00 2 2 100,00 5 5 100,00
32 Maluku Utara 1 1 100,00 1 1 100,00 2 2 100,00
33 Papua Barat 1 1 100,00 1 1 100,00
34 Papua 2 2 100,00 1 1 100,00 3 3 100,00
686 686 100,00 112 112 100,00 65 64 98,46 863 862 99,88 JUMLAH
NO PROVINSI
Gerakan Pengendalian (Unit)
Padi Jagung Kedelai Total
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 73
Lampiran 23.
REALISASI PENGUATAN AGROEKOSISTEM TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi%
Capaian
1 Aceh 50 50 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 75 75 100,00
2 Sumatera Utara 100 100 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 125 125 100,00
3 Sumatera Barat 75 75 100,00 15 15 100,00 90 90 100,00
4 Riau 25 25 100,00 0 25 25 100,00
5 Jambi 25 25 100,00 0 25 25 100,00
6 Sumatera Selatan 125 125 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 150 150 100,00
7 Bengkulu 25 25 100,00 25 25 100,00
8 Lampung 125 125 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 150 150 100,00
9 Bangka Belitung 25 25 100,00 25 25 100,00
10 Kep. Riau 0
11 Banten 50 50 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 75 75 100,00
12 DKI Jakarta 0
13 Jawa Barat 275 275 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 315 315 100,00
14 Jawa Tengah 225 225 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 250 250 100,00
15 DI.Yogyakarta 25 25 100,00 0 25 25 100,00
16 Jawa Timur 275 275 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 315 315 100,00
17 Bali 25 25 100,00 0 25 25 100,00
18 NTB 50 50 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 90 90 100,00
19 NTT 25 25 100,00 15 15 100,00 0 40 40 100,00
20 Kalimantan Barat 50 50 100,00 0 50 50 100,00
21 Kalimantan Tengah 25 25 100,00 10 35 25 71,43
22 Kalimantan Selatan 75 75 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 100 100 100,00
23 Kalimantan Timur 25 25 100,00 0 25 25 100,00
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara 50 50 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 90 90 100,00
26 Sulawesi Tengah 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
27 Sulawesi Selatan 150 150 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 190 190 100,00
28 Sulawesi Tenggara 50 50 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 75 75 100,00
29 Gorontalo 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
30 Sulawesi Barat 50 50 100,00 15 15 100,00 0 65 65 100,00
31 Maluku 50 50 100,00 15 15 100,00 0 65 65 100,00
32 Maluku Utara 25 25 100,00 0 25 25 100,00
33 Papua Barat 25 25 100,00 0 25 25 100,00
34 Papua 25 25 100,00 0 25 25 100,00
2.175 2.175 100,00 360 360 100,00 160 150 93,75 2.695 2.685 99,63 JUMLAH
NO PROVINSI
Penguatan Agroekositem (Ha)
Padi Jagung Kedelai Total
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 74
Lampiran 24.
PENGADAAN PESTISIDA TAHUN 2018
Volume
Kg/Liter
1 Aceh 15.000
2 Sumatera Utara 10.150
3 Sumatera Barat 7.800
4 Riau 4.400
5 Jambi 4.300
6 Sumatera Selatan 33.220
7 Bengkulu 3.000
8 Lampung 5.374
9 Bangka Belitung -
10 Kep. Riau 2.000
11 Banten 12.705
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 55.728
14 Jawa Tengah 28.295
15 DI.Yogyakarta 1.000
16 Jawa Timur 38.100
17 Bali 9.090
18 NTB 6.500
19 NTT 4.480
20 Kalimantan Barat 6.890
21 Kalimantan Tengah 4.800
22 Kalimantan Selatan 5.000
23 Kalimantan Timur 5.200
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara 2.750
26 Sulawesi Tengah 4.600
27 Sulawesi Selatan 13.900
28 Sulawesi Tenggara 15.000
29 Gorontalo 6.250
30 Sulawesi Barat 11.600
31 Maluku -
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat -
34 Papua -
317.132
NO PROVINSI
JUMLAH
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 75
Lampiran 25.
DEM AREA BUDIDAYA TANAMAN SEHAT DAN PPDPI TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi%
Capaian
1 Aceh 233 233 100,00 233 233 100,00
2 Sumatera Utara 300 300 100,00 300 300 100,00
3 Sumatera Barat 400 400 100,00 400 400 100,00
4 Riau
5 Jambi
6 Sumatera Selatan 4.045 4.045 100,00 4.045 4.045 100,00
7 Bengkulu
8 Lampung 900 900 100,00 900 900 100,00
9 Bangka Belitung
10 Kep. Riau
11 Banten 300 300 100,00 100 100 100,00 400 400 100,00
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 13.002 13.002 100,00 175 175 100,00 13.177 13.177 100,00
14 Jawa Tengah 8.370 8.370 100,00 270 270 100,00 8.640 8.640 100,00
15 DI.Yogyakarta 300 300 100,00 150 150 100,00 450 450 100,00
16 Jawa Timur 3.300 3.300 100,00 305 305 100,00 3.605 3.605 100,00
17 Bali 250 250 100,00 250 250 100,00
18 NTB 500 500 100,00 500 500 100,00
19 NTT 250 250 100,00 250
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan 250 250 100,00 250 250 100,00
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan 600 600 100,00 600 600 100,00
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
33.000 33.000 100,00 1000 1.000 100 34.000 34.000 100,00 JUMLAH
NO PROVINSI
DEM AREA
BUDIDAYA TANAMAN SEHAT PADI DPI Total
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 76
Lampiran 26.
PETANI PENGAMAT TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian
1 Aceh 253 253 100,00
2 Sumatera Utara 275 275 100,00
3 Sumatera Barat 80 80 100,00
4 Riau 104 104 100,00
5 Jambi 50 50 100,00
6 Sumatera Selatan 130 130 100,00
7 Bengkulu 40 40 100,00
8 Lampung 220 220 100,00
9 Bangka Belitung 40 40 100,00
10 Kep. Riau 0 -
11 Banten 131 131 100,00
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 400 400 100,00
14 Jawa Tengah 503 503 100,00
15 DI.Yogyakarta 38 38 100,00
16 Jawa Timur 343 343 100,00
17 Bali 100 100 100,00
18 NTB 45 45 100,00
19 NTT 136 136 100,00
20 Kalimantan Barat 100 100 100,00
21 Kalimantan Tengah 22 22 100,00
22 Kalimantan Selatan 100 100 100,00
23 Kalimantan Timur 100 100 100,00
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara 98 98 100,00
26 Sulawesi Tengah 89 89 100,00
27 Sulawesi Selatan 138 138 100,00
28 Sulawesi Tenggara 128 128 100,00
29 Gorontalo 50 50 100,00
30 Sulawesi Barat 39 39 100,00
31 Maluku 46 46 100,00
32 Maluku Utara 50 50 100,00
33 Papua Barat 50 50 100,00
34 Papua 25 25 100,00
3.923 3.923 100,00
NO PROVINSIPetani Pengamat
JUMLAH