29
MANAJEMEN PEGAWAI DALAM UU APARATUR SIPIL NEGARA DAN TUNJANGAN KINERJA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN Biro Kepegawaian SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA, 1 April 2014

Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MANAJEMEN PEGAWAI DALAM UU APARATUR SIPIL NEGARA DAN TUNJANGAN KINERJA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN Biro Kepegawaian SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN. Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA , 1 April 2014. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

MANAJEMEN PEGAWAI DALAM UU APARATUR SIPIL NEGARA

DAN TUNJANGAN KINERJA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Biro KepegawaianSEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA, 1 April 2014

Page 2: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

DASAR HUKUM

• Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2013 Tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan

Page 3: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

MANAJEMEN PEGAWAI DALAM UU ASN

Page 4: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

UNDANG-UNDANGAPARATUR SIPIL NEGARA

STRUKTUR:• XV Bab• 141 Pasal

PEGAWAI:• Pegawai Negeri Sipil• Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja

UU ASN DAN UU POKOK KEPEGAWAIAN

UNDANG UNDANGPOKOK KEPEGAWAIAN

STRUKTUR:• VI Bab• 41 Pasal

PEGAWAI:• Pegawai Negeri Sipil• Tentara Nasional Indonesia• Kepolisian Negara RI

JABATAN:• Jabatan Administrasi• Jabatan Fungsional• Jabatan Pimpinan Tinggi

JABATAN:• Jabatan Struktural• Jabatan Fungsional

Page 5: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

PEGAWAI DAN JABATAN ASNJENIS

PNSPasal 1

butir 3 & Pasal 7

PPPKPasal 1

butir 4 & Pasal 7

STATUS

1. Berstatus pegawai tetap

2. Memiliki NIP secara nasional;

3. Sebagai pembuat kebijakan;

4. Dapat menduduki jabatan pimpinan tinggi pemerintahan;

1. Diangkat Dgn Perjanjian Kerja;

2. Dapat diberikan No Induk Pegawai Perjanjian Kerja;

3. Melaksanakan Tugas Pemerintahan;

4. Menduduki Jabatan Fungsional.

JABATAN ASN

JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT)a. Jab. Pimpinan Tinggi Utama (Setara

Eselon I)b. Jab. Pimpinan Tinggi Madya (setara

eselon I)c. Jab. Pimpinan Tinggi Pratama (setara

eselon II)

JABATAN ADMINISTRASI (JA)a. Jabatan administrator (setara eselon

III)b. Jabatan pengawas (setara eselon IV)c. Jabatan pelaksana (setara Eselon V

atau JF Umum)

JABATAN FUNGSIONAL (JF)a. Keahlian (Utama, Madya, Muda dan

Pertama)b. Keterampilan (Penyelia, Mahir,

Terampil dan Pemula)

Page 6: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

No Manajemen PNS Manajemen PPPK1 penyusunan dan penetapan kebutuhan penetapan kebutuhan

2 pengadaan pengadaan

3 pangkat dan jabatan

4 pengembangan karier pengembangan kompetensi;

5 pola karier

6 promosi

7 mutasi

8 Penilaian kinerja penilaian kinerja

9 penggajian dan tunjangan penggajian dan tunjangan;

10 penghargaan pemberian penghargaan

11 disiplin disiplin

12 pemberhentian pemutusan hubungan perjanjian kerja

13 pensiun dan tabungan hari tua

14 perlindungan perlindungan

MANAJEMEN ASN

Page 7: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

REKRUITMEN1

PENGEMBANGAN PEGAWAI2

PROMOSI3

KESEJAHTERAAN4

MANAJEMEN KINERJA5

DISIPLIN & ETIKA6

PENSIUN7

MANAJEMEN PEGAWAI ASNKEBUTUHAN DIDASARKAN ANJAB & ABK, SELEKSI PEGAWAI ASN MENGGUNAKAN CAT

SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, SDM APARATUR SBG ASET SHG PERLU PENGEMBANGAN (DIKLAT, SEMINAR, KURSUS, PRAKTEK KERJA & PERTUKARAN PNS-SWASTA)

BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI), HAK SETIAP PEGAWAI ASN YG MEMENUHI SYARAT

BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA

MENJAMIN OBJEKTIVITAS PEMBINAAN PEGAWAI ASN YG DIDASARKAN PRESTASI DAN SISTEM KARIR, SERTA ADANYA SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA

RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI

SEMANGAT FULLY FUNDED

Page 8: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI ASNTHN 2014 DIMULAI BERBASIS IT

SISTEM INFORMASI ASN PALING LAMA THN 2015 DILAKSANAKAN SCR NASIONAL (Ps 133 UU ASN)

Page 9: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

9

ANALISIS JABATAN

PETA JABATAN

ANALISIS BEBAN KERJA

KEBUTUHAN ASN

ya

Jam Kerja Efektif Pegawai: 1250 Jam/tahun

PERMENPAN NO. 33 TAHUN 2011

PERMENPAN NO. 26 TAHUN 2011

5 Tahun

KEKURANGAN

FORMASI PNS & PPPK

PERHITUNGAN KEBUTUHANPEGAWAI ASN

Page 10: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

ARAH KEBIJAKAN UMUM FORMASI CPNS 2014

Zero Growth secara Nasional dalam arti alokasi formasi nasional sebesar (sama dengan) jumlah PNS yang pensiun secara nasional

Penghitungan kebutuhan JFT dilakukan bersama-sama Instansi Pembina JFT

Pengangkatan PPPK sekitar 40% dari kuota formasi secara nasional

Page 11: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

KRITERIA PENENTUAN FORMASI ANJAB DAN ABK

RASIO BELANJA PEGAWAI

BEZZETING

RASIO ASN THD PENDUDUK

RASIO ASN THD LUAS WILAYAH

BUP

RASIO JFT

BERDASARKAN PERATURAN MEN.PAN-RB NOMOR : 26 TAHUN 2011TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TEPAT UNTUK DAERAH

Page 12: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

KRITERIA JABATAN DAN PENETAPAN KEBUTUHANPEGAWAI PEMERINTAH dengan PERJANJIAN KERJA (PPPK)

Tidak berkaitan dengan mustajak Tidak berkaitan dengan pengambilan keputusan keamanan dan

pertahanan negara, rahasia negara, pengelolaan aset, personil dan keuangan

Bersifat teknis operasional, bersifat pelayanan

Kriteria Jabatan

Jenis jabatan yang dapat diisi oleh P3K Perpres Ditetapkan sesuai kriteria Setiap IP wajib susun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan P3K

(bersamaan dengan penyusunan kebutuhan CPNS) Anjab dan ABK, jangka waktu 5 tahun

Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan ditetapkan dengan Kepmenpan (Pendapat Menteri Keuangan dan Pertek Kepala BKN)

Penetapan Kebutuhan

Page 13: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

JABATAN FUNGSIONAL

TERAMPIL AHLI

110

124

106 134 240

2012

2013

POTENSI

ESTIMASI 2014

+2014 +

INSTANSI PEMBINA JF T

43

2014: 5 JFT BARU

Page 14: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

No CPNS PPPK TOTAL1 PUSAT 20.000 15.000 35.000

RENCANA FORMASI ASN 2014:

2 DAERAH 40.000 25.000 65.000

FORMASI LAINNYA

DISABILITAS ALOKASI KHUSUS

DOKTER UMUM/SPESIALISDOSENAUDITORTEKNISI TELEKOMUNIKASI & NAVIGASI PENERBANGANINSPEKTUR NAVIGASI PENERBANGANPAMONG BUDAYA

PERANCANG PERUNDANGANPENGENDALI EKOSISTEM HUTANGURU SMA & SMKPENYULUHAPOTEKERPERENCANA PEMBANGUNAN

CONTOH JABATAN2 YG BNYK TDK TERISI THN 2013:

Page 15: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Page 16: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

16

• Tunjangan Kinerja diberikan kepada Pegawai setiap bulan berdasarkan kehadiran dan Prestasi Kerja;

• Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:a. Pegawai yang tidak mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan;b. Pegawai yang diberhentikan untuk sementara waktu atau

dinonaktifkan; c. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat; d. Pegawai yang dipekerjakan/diperbantukan pada instansi lain di luar

Kementerian Kesehatan; e. Pegawai yang diberikan cuti di luar tanggungan negara;f. Pegawai yang menjabat fungsional dosen yang telah mendapat

sertifikasi dosen; atau g. Pegawai yang bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun.

PENERIMA TUNJANGAN KINERJA

Page 17: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

17

Tunjangan Kinerja dihitung

berdasarkan:

Kehadiran;

Prestasi Kerja;(SKP & Perilaku kerja)

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 18: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

18

1. Kehadiran dihitung berdasarkan hari dan jam kerja di dalam satuan organisasi dan/atau hari penugasan di luar satuan organisasi.

2. Hari kerja ditentukan selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu terhitung mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat.

3. Jam kerja ditentukan selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam di luar waktu istirahat dalam 1 (satu) minggu terhitung:• hari Senin - hari Kamis : Pukul 07.30 - 16.00 • waktu istirahat : Pukul 12.00 - 13.00; • hari Jumat : Pukul 07.30 - 16.30 • waktu istirahat : Pukul 11.30 - 13.00.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 19: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

19

Ketentuan hari dan jam kerja: a. tidak berlaku untuk hari libur nasional dan cuti bersama yang

ditetapkan oleh pemerintah;b. untuk satuan organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan yang

tugasnya bersifat khusus diatur dengan Peraturan Menteri;c. bagi Pegawai yang menjalani:

– pendidikan dan pelatihan; dan• tugas belajar;

disesuaikan dengan hari dan jam pelaksanaan kegiatan tersebut serta dibuktikan dengan surat keterangan dari institusi tempat kegiatan tersebut diselenggarakan.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 20: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

20

• Setiap Pegawai wajib hadir dan melaksanakan tugas di tempat kerja dalam satuan organisasi masing-masing sesuai ketentuan hari dan jam kerja.

• Pegawai yang terlambat hadir di tempat kerja dalam batas waktu 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit diwajibkan mengganti sebanyak jumlah menit waktu keterlambatan pada hari yang sama.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 21: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

21

• Setiap Pegawai wajib melakukan rekam kehadiran secara elektronik pada setiap kehadiran di tempat kerja dalam satuan organisasi masing-masing.

• Rekam kehadiran dilakukan pada waktu masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.

• Rekam kehadiran secara manual dapat dilakukan jika:a. perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik mengalami

kerusakan/tidak berfungsi;b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem rekam kehadiran secara

elektronik;c. terjadi keadaan kahar (force majeure) berupa bencana alam

dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan sistem rekam kehadiran secara elektronik tidak dimungkinkan untuk dilakukan; dan/atau

d. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem rekam kehadiran secara elektronik.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 22: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

22

• Setiap Pegawai yang mendapatkan penugasan di luar satuan organisasi masing-masing wajib hadir dan melaksanakan tugas pada tempat sesuai penugasan.

• Kehadiran tersebut harus dibuktikan dengan surat tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung atau pimpinan satuan organisasi yang bersangkutan.

• Surat tugas harus mencantumkan keterangan wajib atau tidaknya Pegawai yang bersangkutan untuk melakukan rekam kehadiran pada satuan organisasi asal Pegawai yang bersangkutan sebelum dan sesudah pelaksanaan tugas.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 23: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

23

• Pengurangan Tunjangan Kinerja dikenai bagi Pegawai yang:a. tanpa alasan yang sah:

1. tidak masuk kerja, sebesar 3% (tiga persen) untuk setiap 1 (satu) hari;

2. terlambat masuk kerja tanpa mengganti waktu keterlambatan, sebesar persentase tertentu Lampiran;

3. pulang sebelum waktunya, sebesar persentase tertentu lampiran4. tidak berada di tempat tugas, sebesar 1% (satu persen) untuk

setiap 1 (satu) hari;5. tidak melakukan rekam kehadiran, sebesar 0,5% (nol koma lima

persen) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian;

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 24: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

24

b. dikenai hukuman disiplin, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. dikenai pemberhentian sementara dari jabatan negeri, dengan ketentuan:

1. bagi Pegawai diberhentikan sementara dari jabatan negeri karena terkena/terlibat kasus hukum dan/atau sedang menjalani masa penahanan oleh pihak yang berwajib, dikenai pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 100% (seratus persen) terhitung sejak ditetapkan keputusan pemberhentian sementara;

2. jika berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Pegawai dinyatakan tidak bersalah, Tunjangan Kinerja bagi Pegawai tersebut dibayarkan kembali pada bulan berikutnya.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 25: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

25

• Pengurangan Tunjangan Kinerja dihitung secara kumulatif yang dalam 1 (satu) bulan paling banyak sebesar 100% (seratus persen).

• Pengurangan Tunjangan Kinerja tidak diberlakukan jika memiliki alasan yang sah dan memenuhi ketentuan prosedural penyampaian alasan yang sah:a. alasan karena sakit yang dibuktikan dengan surat

keterangan sakit dari dokter yang memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. alasan karena cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. alasan lain yang dituliskan dalam surat permohonan izin/pemberitahuan yang disetujui oleh atasan langsung.

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

Page 26: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA AKIBAT TERLAMBAT MASUK KANTOR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

26

TINGKAT KETERLAMBATAN

(TL)

LAMA KETERLAMBATAN

PERSENTASEPENGURANGAN (%)

TL 11 menit s.d < 31

menit0,5

TL 231 menit s.d < 61

menit1

TL 361 menit s.d < 91

menit1,25

TL 4≥ 91 menit dan/atau tidak mengisi daftar hadir masuk kerja

1,5

Page 27: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA AKIBAT PULANG KERJA SEBELUM WAKTUNYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

27

TINGKAT PULANG SEBELUM WAKTUNYA

(PSW)

LAMA MENINGGALKAN PEKERJAAN SEBELUM

WAKTUNYA

PERSENTASEPENGURANGAN (%)

PSW 11 menit s.d < 31

menit0,5

PSW 231 menit s.d < 61

menit1

PSW 361 menit s.d < 91

menit1,5

PSW 4≥ 91 menit dan / atau tidak mengisi daftar hadir pulang kerja

2

Page 28: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

28

• Tunjangan Kinerja setiap Pegawai dibayarkan berdasarkan: a. kelas jabatan sesuai hasil evaluasi jabatan;b. penetapan daftar penerima tunjangan kinerja; danc. sesuai pola perhitungan Tunjangan Kinerja sesuai dengan ketentuan

dalam Peraturan Menteri ini.• Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang merangkap

jabatan struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan, Tunjangan Kinerjanya dibayarkan jabatan struktural.

• Pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan pada tanggal 20 (dua puluh) setiap bulan.

PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA

Page 29: Disampaikan pada Pertemuan Rapat Koordinasi Kepegawaian

TERIMA KASIH