43
GREEN-CITY MODEL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Disertasi Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Doktor dalam bidang Ekonomi Islam OLEH : LIA KIAN NIM. 13.3.00.1.08.01.0020 Promotor: Prof. Dr. Ir. Hadi S. Ali Kodra Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM SEKOLAH PASCASARJANA PENGKAJIAN ISLAM KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Disertasi Green City Model Perspektif Islamic Economic

Embed Size (px)

Citation preview

  • GREEN-CITY MODEL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

    DisertasiDiajukan untuk memenuhi persyaratan

    Memperoleh Gelar Doktor dalam bidang Ekonomi Islam

    OLEH :LIA KIAN

    NIM. 13.3.00.1.08.01.0020

    Promotor:Prof. Dr. Ir. Hadi S. Ali KodraProf. Dr. Ahmad Rodoni, MM

    SEKOLAH PASCASARJANAPENGKAJIAN ISLAM KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2014

  • ABSTRAKKesimpulan dari disertasi ini adalah semakin terlaksananya

    perencanaan pembangunan ekonomi perkotaan dari proses pertumbuhanekonomi perkotaan maka kota hijau (Green-City) yang bersih, tertata rapi,aman, nyaman, ramah lingkungan dan penuh dengan nilai seni sebagaimodel kota berkelanjutan semakin dapat diwujudkan.

    Berdasarkan karya penelitian terdahulu dari para penelitipembangunan kota hijau (Green-City ), posisi peneliti tidak sependapat ataumenentang teori atau temuan dari Gottreich, Emily, 2004. Nicole, S. G.2006. Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans, W.2011. Karimian, H. 2011. Asanga Gunawansa, 2011. Dan Amr ZaghloulTaha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady dan Mohamed Assem Hanafy, 2012.

    Menurut peneliti sependapat bahwa proses pertumbuhan ekonomiperkotaan merupakan faktor utama dalam perencanaan pembangunan kotahijau (Green-City) sehingga kota yang bersih, tertata rapi, aman, nyaman,ramah lingkungan dan penuh dengan nilai seni sebagai model kotaberkelanjutan semakin dapat diwujudkan, kota.

    Peneliti ini sependapat dengan karya dari Chapra, Umar, 2006:Pembangunan ekonomi suatu wilayah pada perkotaan dalam ekonomi islamharus dengan dasar kenyamanan pada faktor manusia, sistem kepemilikan,restrukturisasi ekonomi dan finansial serta perencanaan kebijakan strategi.Li, F., Hu, D., Liu, X, Wang, R., Yang, W., and Paulussen, J. 2008:Urbanisasi yang cepat dan masalah lingkungan yang serius menyebabkanorang di seluruh dunia untuk menyadari pentingnya perencanaan danmanajemen perkotaan untuk lingkungan yang berkelanjutan.

    B. Yuen, R. Rajack and J. J. Helluin, 2009 : Perencanaan dankebijakan kota-kota di Asia Tenggara, dengan fokus secara khusus padaakar perencanaan perkotaan dari perencanaan kolonial Eropa, modernitasyang dibawa oleh globalisasi dan pertumbuhan ekonomi baru di abad keduapuluh satu, terutama dalam hal menangani liveability perkotaan dankeberlanjuta.

    Balasescu, A. 2011, Introduction: Masing-masing kota membentukkita di mana kita hidup. Kota merupakan keputusan bernilai bagi manusiatentang habitat mereka, itu adalah wujud emosi manusia, keinginan, dancara-cara pemahaman (dan berkaitan dengan) dunia. Tujuan keberlanjutan,dilihat sebagai retorika pertumbuhan ekonomi, dan membawa ke dalampada konsep kota keberlanjutan untuk hidup bersama, negosiasi, danharmoni.

    Chamhuri Siwar dan Rabiul Islam, 2012 : Memahami hubunganpembangunan berkelanjutan dan pencapaian diperlukan kebijakan silangantara ekonomi, lingkungan dan sosial yang memerlukan metedologi baru

  • berdasarkan jenis pendekatan statistik, kebijakan pembangunan yangsecara akurat mencerminkan kompleksitas pilihan dunia nyata mengenaiintegrasi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial dan Beatley,Timothy, 2009: Kota Hijau Eropa Sebagai pelajaran dalam pembangunanperkotaan hijau di dunia.

    Berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu dimana posisi penulissependapat, sehingga dalam penelitian ini dapat ditarik suatu Kesimpulandari disertasi ini adalah semakin terlaksananya perencanaan pembangunanekonomi perkotaan dalam etika bisnis yang terpelihara dari prosespertumbuhan ekonomi perkotaan maka model kota hijau (Green-City) yangbersih, tertata rapi, aman, nyaman, ramah lingkungan dan penuh dengannilai seni sebagai model kota berkelanjutan semakin dapat diwujudkan.

    Menurut pendapat peneliti model manajemen pembangunan kotahijau (Green-City ) dapat diwujudkan dengan pendekatan sistem ekonomiislam, pendekatan sistem ekonomi islam semuanya mengatur tentangkonsep kesimbangan dunia dan akhirat, konsep kesimbangan sosial danlingkungan. Peneliti sependapat temuan dari para peneliti berikut ini,dengan tujuan yang sama untuk menciptakan kota hijau sebagai kotaberkelanjutan namun yang membedakannya adalah peneliti penggunaanmodel manajemen pembangunan kota hijau dengan pendekatan sistemekonomi islam.

    Penelitian ini akan melakukan analisis komparatif untukmendapatkan suatu kesimpulan melalui perbandingan-perbandingandengan konsep yang relevan dari pemikiran-pemikiran dari modelpembangunan Green-City sebagai kota berkelanjutan yang memilikisinergisitas dari berbagai aktivitas perekonomian baik dilihat dari sisimanajemen dan perencanaan pembangunan wilayah perkotaan maupunupaya dalam mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global.

  • BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPemikiran ekonomi islam bertolak dari kenyataan bahwa islam

    adalah sistem yang diturunkan oleh Allah kepada seluruh manusia untukmenata seluruh aspek kehidupannya dalam seluruh ruang dan waktu.Karakter agama islam yang paling kuat adalah fungsi sistem dan penataan.Objek dari sistem ini adalah seluruh aspek kehidupan manusia: Individu,keluarga, sosial, pendidikan, budaya, ekonomi, politik, militer dan di atasitu semua. Tidak satupun masalah atau aspek yang terkait dengankehidupan manusia, langsung atau tidak langsung, dan dibutuhkan olehmanusia terabaikan, melainkan islam telah memberikan penjelasan tertentutentang masalah atau aspek itu.1

    Zat yang menurunkan sistem ini adalah zat yang juga menciptakanmanusia sebagai perilaku kehidupan, serta bumi dan waktu sebagailandscape, ruang dan waktu di atas manusia bergerak menjalanikehidupannnya. Kesatuan sumber ini telah melahirkan satu karakteristiktertentu yang membedakan antara islam dan sistem atau model lain, yaitubahwa sistem itu memiliki kekuasaan yang akurasinya sifatnya mutlakantara manusia dan fungsi gandanya, subjek dan objek, dan dengan bumisebagai ruang realitas serta waktu sebagai batasan masa kerja. Sistem iniserasi dan sebangun dengan struktur ruang dan waktu tempat manusiahidup.2

    Saat ini, kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupanindividu dan kolektif suatu negara-bangsa. Keunggulan suatu negara diukurberdasarkan tingkat kemajuan ekonominya dan ukuran derajat keberhasilanmenjadi sangat materialistik. Oleh karena itu, ilmu ekonomi menjadi sangatpenting bagi kehidupan suatu bangsa. Pakar ilmu ekonomi sekaliberMarshal menyatakan bahwa kehidupan dunia ini dikendalikan oleh duakekuatan besar, yaitu ekonomi dan keimanan (agama).3 Demikian juga,

    1 Izzan, Ahmad. Referensi Ekonomi Syariah, Ayat-ayat A l-Quran yangberdimensi ekonomi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 1-2.

    2 Izzan, Ahmad. Referensi Ekonomi Syariah, Ayat-ayat A l-Quran yangberdimensi ekonomi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 1-2.

    3 Marshal sebagaimana di kutip oleh Mahmud Abu Suud, Khuthut Raisiyyah fiAl-Iqtishad Al-Islamiyy, (Kuwait: Maktabat A l-Manar Al-Islammiyah, 1968,), 56. Kitabini mengutip dimensi ekonomi menurut Marshal, yaitu ilmuu yang mengajarkan manusiatentang kehidupan sehar-hari; membahas aktivitas individu dan kolektif untuk memenuhikebutuhan materiilnya dan cara-cara memanfaatkannya untuk mencapai kesejahteraanhidupnya.

  • peradaban islam yang gemilang pada masa silam tidak mungkin terwujudtanpa dukungan kekuatan ekonomi dan ilmu ekonominya. Kini, perlumenggabungkan dua kekuatan kehidupan manusia sebagaimana yag telahdinyatakan oleh Marshal untuk disatukan dalam upaya membangunpemikiran dan disiplin ekonomi islam kerangka kerja pembangunan sosial,budaya dan politik.4

    Membangun pemikiran ekonomi syariah didasarkan:5 Argumentasiteologis yang menyatakan bahwa islam adalah agama samawi yangberdasarkan wahyu (Al-Quran) yang berfungsi untuk membimbingkehidupan umat manusia, baik sosial, politik maupun ekonomi (Q.S.A>l-Ba>qa>ra>h [2]: 185).6 Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad adalahpemikir dan aktivis pertama ekonomi syariah,7 bahkan sebelum diangkatmenjadi Nabi dan Rasul, Muhammad pada zamannya telah dikenal transaksijual beli serta perikatan atau kontrak (a>l-bu>yu> wa> a>l-u>qu>d}), dan sampaibatas-batas tertentu, telah dikenal pula cara mengelola harta kekayaannegara dan hak rakyat di dalamnya. Berbagai jual beli dan kontrak termasuktelah diatur sedemikian rupa dengan cara menyerap tradisi dagan danperikatan serta penyesuai dengan wahyu, baik Ara>n maupun sunnah.Bahkan lebih jauh lagi, sunnah rasul telah mengatur berbagai transaksi danteori pertukaran dan pencampuran yang melahirkan berbagai istilah teknisekonomi syariah serta hukumnya, seperti a>l-bu>yu>, al-u>qu>d}, a>l-mu>sya>ra>ka>ha>l-mu>dha>ra>ba>h, a>l-musa>qa>h, dan lain-lain.8

    Aktivitas dan perilaku ekonomi tidak terlepas dari karakteristikmanusianya. Pola perilaku, bentuk aktivitas dan pola kecenderungan terkaitdengan pemahaman manusia terhadap kehidupan itu sendiri. Dalam

    4 Pradja, Juhaya. Ekonomi Syariah . (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2012), 39.5 Irfan Al-Haq, Economic Doctrine of Islam, Herndon, (Virginia: The International

    Institute of Islamic Thought, 1996), 5-6.6Dzalik al-kitab la rayba fih hudan li al-muttaqin. Terjemahannya Al-Quran

    adalah tidak diragukan lagi adalah petunjuk bagi-bagi orang-orang bertaqwah (Q.S. Al-Baqarah [2]:2), syahr Ramadhan al-ladzi unzil fih A l-Quran hudan li al-nas wa bayyinatmin al-hudawa al-furqon. Terjemahannya:Al-Qur, an diturunkan pada bulan Ramadhan.Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia dan berbagai penjelasan dari petunjuk tersebutserta menjadi pembeda (Q.S. Al-Baqarah [2]:185).

    7Perlu dicatat bahwa terma syariah dalam ekonomi syariah berbeda dengan syariahdalam pengertian umum, yaitu sumber ajaran islam. Syariah dalam tema ini merupakaninterprestasi atas doktrin, nilai, norma, dan hukum syariah atau hukum islam. Oleh karenaitu, istiah yang tepat adalah Islamic Economic, yaitu ekonomi yang bersifat dan sesuai, dantidak bertentangan dengan doktrin, nilai, norm dan hukum islam.

    8Abdullah and Alwi Haji Hasan, Sales and Contracts in Early Islamic CommercialLaw. (Islamabad: Islamic Research Institute, International Islamic University, 1986), AdiWarman Karim, Bank Islam Fiqh dan Keuangan, The International Institute for IslamicThough, (Indonesia, Jakarta, 2003).

  • pandangan islam bahwa kehidupan manusia di dunia merupakan rangkaiankehidupan yang telah ditetapkan Allah kepada setiap makluk-Nya untuknanti dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Telah menjadi suatuketetapan (kodrat) dan kehendak (iradat) Allah bahwa manusia diciptakanjuga sekaligus diberikan tuntunan hidup agar dapat menjalani kehidupan didunia sebagai hamba Allah untuk memakmurkan kehidupan di dunia sesuaikehendak-Nya. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah melalui para Nabidan Rasul-Nya dan disempurnakan ajarannya melalui nabi Muhammad.9

    Bangunan ekonomi islam didasarkan atas lima nilai universal, yakni: T{a>u>h}i>d} (Keimanan), Abu>wwa>h (Kenabian), Kh}i>la>fa>h}(Pemerintahan), dan Ma>a>d}( Hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasiuntuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi islami. Namun,teori kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadi ekonomiislami hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak padakehidupan ekonomi. Oleh karena itu, dari kelima nilai-nilai universaltersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikalbakal sistem ekonomi islami, ketiga prinsip derivatif itu adalah multitypeownership, freedom to act dan social justice.10

    Kegiatan aktivitas ekonomi dalam ekonomi islam membutuhkansuatu konsep perencanaan, perencananaan ekonomi dalam islam dapatmemberikan suatu sintesis dari rencana yang dapat di realisasikan melaluirangsangan dan bimbingan, berbagai perintah dalam Al-Quran dan Sunnahmenegaskan pentingnya perencanaan dalam konteks pembangunan, islammendukung suatu pencampuran nilai kehidupan spritual dan material yangserasi, karena itu dalam Al-Quran maupun Hadist kegiatan duniawi berkali-kali dianjurkan (Q.S. Al Jumuah, 62:10):

    : ] :10.[

    Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamuberuntung.

    Perencanaan modern tidak lain daripada memanfaatkan karuniaallah secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu, denganmemperhatikan kebutuhan masyarakat dan nilai kehidupan yang berubah-

    9Rivai, Veithzal, Islamic Economic: Ekonomi Syariah bukan OPSI tetapi SOLUSI,(Jakarta, Bumi Aksara. 2009), 12.

    10Karim, Adi Warman, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta, RajaGrafindo Persada.2008), 34.

  • berubah. Dalam arti yang lebih luas, perencanaan menyangkut persiapanmenyusun rancangan untuk setiap kegiatan ekonomi dan pembangunan.11

    Perencanaan pembangunan ekonomi merupakan tanggung jawabpemerintah (Kh}i>la>fa>h}), Pemikiran sejarah kekh}a>li>fa>h}a>n Ibnu Taimiyyah(1263-1328) Menekankan bahwa setiap orang harus mendapat jaminansuatu standar hidup minimal agar dapat melaksanakan kewewajibannyakepada keluarga, orang lain dan Penciptanya. Ibnu Taimiyah memberikansuatu status religi kepada kegiatan ekonomi yang menjurus kepadapembangunan ekonomi, dengan menyatakan bahwa pertanian, industri dankegiatan perdagangan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan dasarmanusia adalah fa>rd}hu> ki>fa>ya>h}. Satu hal yang merupakan sumbanganpemikiran ekonominya yang penting dalam masalah ini adalah penekanantanggung jawab kepada pemerintah untuk menjamin terpenuhinyakebutuhan dasar bagi semua orang.12

    Pendekatan kebutuhan dasar merupakan suatu perkembanganterakhir dalam pembahasan tentang pembangunan ekonomi. Namundemikian, Ibnu Hazm telah mengangkat masalah kebutuhan dasar itu padaabad ke-11 (994-1064 H). Menurut pendapatnya, kebutuhan dasar meliputimakanan, minuman, pakaian dan perumahan. Ibnu Hazm menunjukpemerintah yang bertangung jawab untuk menjamin kebutuhan dasar bagi simiskin, Ibnu Hazm juga menekankan peranan si kaya dalam masalah ini.Shah Waliyullah (1703-1762 M) menganalisa pengaruh terbalik dari ketidakadilan yang tinggi dari distribusi pendapatan. Baginya, konsentrasipendapatan ke arah produksi barang-barang mewah di masyarakat akanmenimbulkan suatu campuran produksi yang tidak dikehendaki secarasosial, hanya menambah penderitaan si miskin. Pemerintah yang kredibelmampu dalam mengelola wilayah pemerintahan yang ada, baik dalamkonteks pembangunan maupun tata kelola pelayanan public yang maksimalsesuai menurut pemikiran Ibnu Taimiyyah (1263-1328), Ibnu Hazm (994-1064 H) dan Shah Waliyullah (1703-1762 M).13

    Pembangunan kota berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraanekonomi masyarakat perkotaan di Indonesia merupakan agenda pokok yangdicanangkan oleh Pemerintahan President Susilo Bambang Dalam rangkaperingatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, serta pencanangan Hari BadakInternasional tahun 2012, Indonesia mengangkat Tema Ekonomi Hijau;

    11 Mannan, Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta, Dana BhaktiPrima Yasa, 1997) 369.

    12 Madja Perwataat dan Anis Byarwati, Jejak Rekam Ekonomi Islami : RefleksiPeristiwa Ekonomi dan Pemikiran Para Ahli Sepanjang Sejarah Kekhalifahan. (Jakarta,Cicero Publishing, 2008), 220.

  • Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan. Tema ini menyesuaikantema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Green Economy; Does It IncludeY ou? Menurut SBY, ekonomi hijau yang dimaksud adalah pembangunanuntuk mencapai tiga sasaran besar. Yakni ekonomi terus tumbuh danmemberikan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, tanpamengabaikan perlindungan lingkungan, khususnya fungsi ekosistem dankeanekaragaman hayati, berbagai bentuk kebijakan, perencanaan danprogram, di berbagai sektor pembangunan ekonomi.14

    Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 telah menghasilkandokumen berjudul "The Future We Want," yang berisi visi bersama parakepala negara maupun pemerintahan untuk memperbaharui komitmenterhadap pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development),perekonomian, sosial dan lingkungan hidup. Mereka menyadari bahwauntuk mengaplikasikan pembangunan yang berkelanjutan diperlukandukungan dari seluruh pihak agar tercipta pembangunan berkelanjutandisegala aspek. Sebagai langkah lanjut, Indonesia menghimbau segeradiwujudkannya Green-Economy di setiap negara.15

    Ide kota yang berkelanjutan (sustainable city) dimunculkan olehRichard Register dengan mengeluarkan istilah ecocity dalam bukunyapada tahun 1987. Ecocity Berkeley: pembangunan kota yang sekarangmembutuhkan jenis pembangunan yang tidak hanya memperhatikanperkembangan dari sisi ekonomi saja, tetapi perlu memperhatikan aspek-aspek perkembangan kualitas hidup manusia di dalamnya. Kota yangberkelanjutan atau biasa disebut sustainable city adalah sebuah kota yang didesain dengan mempertimbangkan dampak pada lingkungan sekitar.Dengan kata lain kota yang sustainable adalah kota yang memperhatikankeseimbangan harmonis antara perkembangan kotanya, denganperkembangan lingkungannya. Jika keseimbangan ini rusak, maka munculahketidakberlanjutan sistem dalam suatu kota.16

    Menurut Mountain Association for Community EconomicDevelopment (MACED), isu sustainabilitas terbatas pada tiga aspek, yaituekonomi, ekologi, dan ekuisitas. Ekonomi dilihat dari bagaimana ketahananekonomi suatu kota dalam menghadapi permasalahan ekonomi masa kini

    14Pidato President Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia,pemerintah kembali menganugerahkan penghargaan Adipura dan Kalpataru, sertapencanangan Hari Badak Internasional tahun : | Prinsip ekonomi hijau, insya Allah, jugakita gulirkan pada proses penetapan berbagai bentuk kebijakan, perencanaan dan program,di berbagai sektor pembangunan ekonomi, (Jakarta, Majalah Tribun Rabu, 06 Juni 2012).

    15Lisbet, Green Economy dan konferensi tingkat tinggi RIO + 20. Info singkathubungan internasional. (Vol. IV, No. 12/II/P3DI/Juni/2012).

    16Iqbal Permana Putra, Sustainable city (kota yang berkelanjutan),(http://iqbalpermanaputra.wordpress.com/2010/10/19/sustainable-city/), 1.

  • dan masa depan, mampukah manajemen kota menyediakan lapangan kerjabagi masyarakat serta mampukah melakukan pembiayaan keberlangsungankotanya menggunakan pendapatan dari kotanya sendiri. Ekologi berbicaratentang perlunya melindungi serta melestarikan aset-aset alam, danequisitas berbicara tentang bagaimana ketersediaan kesempatan yangmemadai bagi berbagai elemen masyarakat untuk berpartisipasimengembangkan kotanya, baik dari kesempatan berekonomi, ataupunmembuat kebijakan sosial.17

    Masyarakat internasional telah banyak menyuarakan kepedulianuntuk perbaikan lingkungan di perkotaan. Terakhir pada Global GreenCity Summit Forum tanggal 26 September 2011 di Xian-RR Chinatelah mendeklarasikan hal-hal berikut: (1) Pada setiap pembangunan sistemperkotaan harus memperhatikan unsur alami termasuk sumberdaya lokaldan climate change, (2) Perlu adanya penanganan lingkungan kota yangbijaksana secara terintegrasi, hal mana sungai, danau, hutan kota harusdilindungi dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan unsur alamidan keseimbangan ekologi, (3) Menerapkan kontrol yang ketatterhadap kebiasaan pembuangan atau pengelolaan sampah yang burukuntuk menghindari terjadinya polusi yang membahayakan, (4)Mengembangkan sistem transportasi yang ramah lingkungan, (5)Pemerintah, perusahaan dan masyarakat bekerjasama bahu- membahumembangun tatanan aktifitas ekonomi dengan tetap melaksanakanpersyaratan perlindungan terhadap lingkungan, dan (6) Semua pihak terusaktif menyuarakan Low carbon consumption yang melekat dalam konsepGreen-City . 18

    Pentingnya manajemen pembangunan kota hijau dalammeningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat perkotaan dalam negaraIslam di Indonesia telah dibuktikan oleh hasil konferensi antarbangsamuslim untuk perubahan iklim yang digelar di Kota Bogor 9-10 April 2010,telah mendeklarasikan Kota Bogor sebagai kota hijau (Green City) atau AlKhaer City. Ada empat kota di negara muslim yang dideklarasikan sebagaikota hijau, yakni Bogor, Madinah (Arab Saudi), Sale (Maroko), dan Sanaa(Yaman).19

    Prinsip dasar pembangunan kota yang berkelanjutan, kualitas hidupmasyarakat diakui sebagai isu sentral, keadilan dan inklusivitas dengan

    17Iqbal Permana Putra, Sustainable city (Kota yang berkelanjutan),(http://iqbalpermanaputra.wordpress.com/2010/10/19/sustainable-city/), 2.

    18 Direktorat Pasca Panen Florikultura, (Pedoman Green City seri peran sertamasyarakat dan pelaku usaha, 2011), 3.

    19Http://www.voa-islam.com, www.kompas.com, Bogor akan di deklarasikansebagai al-khaer city.

  • sumber daya yang didistribusikan, kesempatan yang diberikan, dankeputusan yang dibuat. Ini mencakup penyediaan kesempatan kerja yangsebanding dan pelayanan sosial, termasuk pendidikan, kesehatan dankeadilan. Pembangunan daerah perkotaan dengan konsep Green-City tetapmengacu kepada konsep-konsep pembangunan daerah berkelanjutan yangmerupakan indikator untuk pembangunan. Gagasan pembangunanberkelanjutan memiliki sifat dasar, dan berfungsi sebagai dasar untukkonsep-konsep baru dan inovatif lainnya dan prinsip-prinsip yang timbuldalam konvensi lingkungan. Pembangunan berkelanjutan (SustainableDevelopment) adalah pembangunan yang berlangsung selama waktu yanglama.20

    Para pembantu kepala negara, dalam hal ini menteri-menteri bidangteknis, sosial-ekonomi, bidang strategis-moral-hukum, dan bidang politisdan pemerintahan) yang menerjemahkannya menjadi agenda kebijakannasional. Tujuh agenda prioritas pembangunan dalam bidang: (1) penciptaanlapangan kerja, (2) ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan, (3) kota-kota yang berkelanjutan, (4) energi, (5) air, (6) pemanfaatan laut, serta (7)kesiapan menghadapi bencana wajib mampu diwujudkan di lapangan dandunia nyata. Di sinilah tanggung jawab para pemimpin sebagai khalifah dibumi yang amat dibutuhkan masyarakat.21

    Cepatnya transformasi perkotaan tidak sesederhana untukmengelolanya. Di satu sisi, kota telah lama dianggap sebagai katalis utamapertumbuhan ekonomi dan simbol kemajuan peradaban. Kota adalah tempatyang baik dalam berinovasi, di mana ide-ide cerdas tidak hanyaberkembang, tetapi juga bersaing satu sama lain untuk mencari efisiensiyang lebih tinggi dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Kota juga tempatdi mana konflik spasial terjadi, menuntut layanan perkotaan kepadamasyarakat demi pertumbuhan ekonomi, tetapi sering denganmengorbankan kerusakan lingkungan, akibat perubahan iklim danketerbatasan sumber daya. Jika direncanakan dengan baik dandikembangkan termasuk melalui perencanaan dan pendekatan manajementerpadu, kota dapat mempromosikan ekonomi,sosial, dan masyarakatlingkungan yang berkelanjutan perlunya pendekatan holistik untukpembangunan perkotaan dan pemukiman manusia.22

    201Chamhuri Siwar and 2Rabiul Islam: Concepts, Approach and Indicators forSustainable Regional Development. (Malaysia, Advances in Environmental Biology, 6(3):967-980, 2012 ISSN 1995-0756).

    21Bustanul Arifin, Ekonomi Hijau: Evolusi Konsep Pembangunan Berkelanjutan.,(Jakarta, 2012).

    22Djoko Kirmanto, Imam S. Ernawi, and Ruchyat Deni Djakapermana, IndonesiaGreen City Development Program: an Urban Reform,(Jakarta,2012).

  • Kota menurut Satterthwaite, (2008) adalah A city is a social,ecological, and economic system within a defined geographic territory. It ischaracterised by a particular human settlement pattern that associates withits functional or administrative region, a critical mass and density of people,man-made structures and activities (OECD and China DevelopmentResearch Foundation 2010). 23

    Kota hijau menurut Ewing et al adalah Green cities are defined asthose that are environmentally friendly. Indicators measuring environmentalperformance can include: levels of pollution and carbon emission, energyand water consumption, water quality, energy mix, waste volumes andrecycling rates, green-space ratios, primary forests, and agricultural landloss (Meadows 1999; Brugmann 1999). Other indicators include the share ofapartment living, motorisation rate, and modal share of urban transport.Another important measure of humanitys demand on nature is theEcological Footprint (Ewing et al. 2010).24

    Kota Hijau menurut Kurokawa adalah Menciptakan suatu jenjangruang terbuka hijau (RTH) kota wilayah, Menghindari atau mengendalikanurban sprawl (ekspansi penduduk kota beserta aktifitasnya kekawasanpinggiran yang mengakibatkan peralihan fungsi lahan dari pertanian keperkotaan), Pengembangan usaha untuk menggurangi sampah dan limbahserta pengembangan daur ulang (Reduce, Reuse dan Recycle),Pengembangan sumber energi alternatif (Misalnya Biomas, Matahari, Angindan Ombak) dan Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan(Misalnya pembangunan pendestarian dan jalur sepeda).25

    Kota hijau menurut United Nation Urban Enviromental Accord(UNUEA) adalah Energi : efisien energi, energi terbarukan dan perubahaniklim, Pengurangan limbah : tanpa limbah, peningkatan tanggung jawabprodusen dan tanggung jawab konsumen, Transportasi: transportasi umum,mobil bersih dan pengurangan kemacetan, Urban desain: green building,perencanaan kota dan green jobs, Urban nature : ruang terbuka hijau,

    23Satterthwaite (2008) estimates that a quarter of the worlds population lives incities below 500,000 and another quarter in urban areas below 500,000 inhabitants. Hesuggests that roughly two-thirds of the worlds population live in rural areas and smalltowns. This indirectly suggests that about one-third of the global population might live incities.

    24 Ecological footprint measures how much biologically productive land and waterarea a human population or activity requires to produce the resource it consumes and toabsorb its wastes, using prevailing technology and resource management practices. Theseareas are scaled according to their biological productivity to provide a comparable unit, theso-called global hectare.

    25Kementrian Pekerjaan Umum, Program pengembangan Kota Hijau (P2KH)panduan pelaksanaan,(Jakarta, 2011), 13.

  • restorasi habitat dan konservasi cagar alam, Kesehatan lingkungan :pengurangan bahan beracun, sistem makan sehat, dan Udara bersih dan air :akses air bersih, konservasi sumberdaya air dan pengurangan limbah.26

    Secara umum konsep pembangunan kota adalah 1). Kota yangberpihak pada beberapa aspek penting yakni pro-pertumbuhan (pro-growth), pro-penciptaan pekerjaan (pro-job), Berpihak pada kemiskinan;yang harus diminimalkan dan dihilangkan (pro-poor) dan pro-lingkungan(pro-environment), 2). Kota yang memanfaatkan secara optimal sumberdaya,yang memiliki keunikan budaya, dan sistim lingkungan dengan jasa yangdimilikinya, 3). Kota yang cerdas (smart).27

    Dalam konteks manajemen pembangunan perkotaan, pembangunaninfrastruktur merupakan hal yang sangat penting, seperti halnyapembangunan infrastruktur kota hijau (Green-City). Pada zaman Rasulullah,Rasulullah membangun infrastruktur berupa : sumur umum, pos, jalan rayadan pasar. Pembangunan infrastruktur ini dilanjutkan oleh khalifah Umaribn Khattab r.a, dimana Umar ibn Khattab r.a mendirikan kota besar yaituBasrah sebagai pintu masuk perdagangan dengan Romawi dan kota Kuffahsebagai pintu masuk perdagangan dari Persia, Khalifah Umar ibn Khattabr.a juga membangun kanal dari Fustat ke Laut Merah, sehingga orang yangmembawa gandum ke Kairo tidak perlu lagi naik onta karena mereka bisamenyeberang dari Sinai langsung menuju laut merah. Umar ibn Khattab r.ajuga menginstruksikan kepada gubernurnya di Mesir untuk membelanjakanminimal 1/3 dari pengeluarannya untuk infrastruktur. Pada zamanpemeritahan islam tersebut tidak ada masalah bagi orang-orang non-muslimuntuk ikut dalam pembangunan negara Islam.28

    Perkembangan dan permasalahan perkotaan yang dihadapi olehRasullulah beserta sahabat-sahabatnya pada 14 abad yang silam, tentulahsangat berbeda dengan saat kehidupan di abad 21, pada zaman Rasullulahbelum ada mobil, kereta api, sepeda motor, pabrik-pabrik maupun gedungbertingkat, dengan kondisi sekarang konsep pembangunan kota hijaumerupakan konsep hijrah yang baik untuk dilakukan dalam menata sistemperkotaan yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan sosialekonomi masyarakat perkotaan, untuk itulah dalam manajemenpembangunan perkotaan perlu mengkedepankan fikih perkotaan dalam

    26Kementrian Pekerjaan Umum, Program pengembangan Kota Hijau (P2KH)panduan pelaksanaan, (Jakarta, 2011), 7.

    27Moersidik, Pembangunan Kota Hijau Berkelanjutan (Green City). Kick OffP2KH Wilayah Timur Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum,(Jakarta, 2012).

    28Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam, Edisi Kedua, (Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada, 2007), 299.

  • menjawab segala permasalahan perkotaan di lingkungan masyarakatmuslim. 29

    Model pembangunan kota berkelanjutan (Green-City ) dilaksanakandengan komitmen keseriusan dari pelaku pembangunan yang ada, dalamperspektif ekonomi Islam, komitmen dan keseriusan merubah kota yangbersih, tertata rapi, aman, nyaman, ramah lingkungan dan penuh dengannilai seni bisa diwujudkan untuk membantu kelancaran proses pertumbuhanekonomi perkotaan yang tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial danlingkungan yang religi, bila komitmen itu dilanggar yang tidak mengikutiaturan-aturan (perintah-perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya) olehtangan manusia dalam hal ini masyarakat perkotaan dilingkunganmasyarakat muslim maka akan menerima akibat dari perbuatannya sepertibanjir, tanah longsor, gempa, penyakit menular dan penyakit sosial lainnya,hal ini allah berfirman:Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota Dia mengutus di kota ituseorang rasul yang membacakan ayat-ayat kami kepada mereka: dan tidakpernah (pula) kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalamkeadaan melakukan kezhaliman. (Al-Qashash:59)30

    Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi perkotaan yang ada saatini tidak merata dan munculnya kesenjangan dan ketidakeseimbangandalam penataan infrastruktur perkotaan sebagai fundamental aktivitasperekonomian umat, Green-City merupakan konsep model pembangunankota berkelanjutan, Green-City dibangun dan dirancang dalam model harusdilandasi dengan manajemen tata kota dalam perekonomi islam sertamengacu nilai dan norma serta hukum islam yang ada.

    Nabi Muhammad lahir untuk melakukan berbagai perubahanradikal dan meyeluruh, untuk mereformasi secara total kehidupan manusiayang penuh dengan ketimpangan itu. Agama yang diajarkan membawaaspirasi dan ide tentang tauhid, demokrasi (politik) dan keadilan sosial(ekonomi). Sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran dan tahapanpertumbuhan sosial saat itu, Nabi memberikan petunjuk-petunjukoperasional dan teladan-teladan nyata melalui sunnah-nya.

    Model kota hijau (Green-City ) dibangun dan ditata pada aspekekonomi, sistem ekonomi islam dalam perencanaan pembangunanekonomi dalam islam merupalkan model alternatif dalam membangunkota hijau (Green-City ). Ekonomi Islam sebagai suatu cabangpengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia

    29 Dyayadi, Tata Kota Menurut Islam: Konsep Pembangunan Kota Y ang ramahlingkungan, Estetik dan berbasis sosial, (Jakarta. Pustaka Al-Kausar 2008), 30.

    30 Dyayadi, Tata Kota Menurut Islam: Konsep Pembangunan Kota Y ang ramahlingkungan, Estetik dan berbasis sosial, (Jakarta. Pustaka Al-Kausar 2008), 30.

  • melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yangseirama dengan ma>qa>s}h}i>d} (tujuan-tujuan syariah), tanpa mengekangkebebasan individu, menciptakan ketidakseimbangan makroekonomi danekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluargadan sosial serta jaringan moral masyarakat.31

    Sebanyak 112 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia,berkomitmen menjadikan daerahnya sebagai "Kota Hijau.".32 Pembangunanperkotaan berbasis Green-City implementasi dan implikasinya dengantujuan akhir pada prinsip pembangunan ekonomi masyarakat perkotaanyang berkeadilan dan berkelanjutan guna mencapai suatu kesejahteraan baiksecara ekonomi maupun keberlangsungan dalam hidup, Pertarungan ideologipada Abad ke-20 antara kapitalisme dan sosialisme berdampak padamiliaran umat manusia. Meskipun kapitalisme dianggap lebih unggul,sesungguhnya ideologi ini telah gagal memberi kesejahteraan bagikemanusiaan.

    Di Barat dan bahkan di negara muslim sendiri telah melupakanbahwa ada satu sistem yang bisa menjadi alternatif, yaitu sistem negarakesejahteraan Islami (Islamic welfare state). Islam bukan hanya sekadaragama. Ia mencakup pandangan dan cara hidup secara total. Islam adalahagama yang menjunjung tinggi peradaban dan harkat martabat kemanusiaanyang memadukan antara aspek material dan spiritual, keduniawian dankeukhrowian. Pada puncaknya, Islam bertujuan menciptakan sebuah sistemdimana prinsip keadilan berada di atas keuntungan segelintir atausekelompok orang.33

    Oleh karena itu, dalam konteks kebijakan sosial yang berkeadilan,peran negara dan masyarakat tidak dalam posisi yang paradoksal.Melainkan, dua posisi yang bersinergi. Komitmen dan peran negara dalampelayanan sosial seharusnya diperkuat dan bukannya diperlemah, sepertidiusulkan kaum neoliberalisme pemuja pasar bebas, penguatan negaramencakup juga pembagian peran yang jelas antara pemerintah pusat dankota. Pemerintah kota dalam hal ini pemda kota diharapkan memilikiagenda kebijakan sosial yang sesuai dengan kondisi perkotaannya.Pemberian wewenang yang lebih luas kepada pemda kota tidak hanyadimaknakan sekadar peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) secara

    31Chapra, M. Umer: Islam dan Tantangan Ekonomi, (Depok, Penerbit GemaInsani.Depok. 2006).

    32Djoko Kirmanto, Indonesia green city development program: an urban reform(Redaksi Tribun, 2013)

    33Suharto, Edi: Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran PembangunanKesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial Dalam Mewujudkan Negara KesejahteraanIndonesia, (Bandung:Alfabeta. 2007).

  • ekonomi, tanpa kepedulian dan keadilan terhadap penanganan PAD(Permasalahan Asli Daerah) secara sosial.34

    Pembangunan Green-City dalam aspek lingkungan perkotaan jugadiajarkan dalam ekonomi mikro islam dan fiqih perkotaan, Tidak diragukanlagi,bahwa hidup dan kehidupan manusia terkait erat dengan ruang danwaktu. Allah menciptakan ruang dan waktu melalui penciptaan langit danbumi, atau bumi dang langit, sebagaimana dapat dipelajari bersama, baikmelalui ayat-ayat yang berbentuk (qa>u>li>yya>h}) maupun ayat-ayat yangbersifat ka>u>nni>ya>h}(alam) yang jumlah ayatnya didalam Alquran terbilangbanyak, oleh para ahli tafsir ditaksir sekitar 150 sampai 170 ayat.35

    Al-Quran telah menjelaskan bahwa manusia diciptakan untukditugaskan untuk memakmurkan bumi beserta isinya dan diberikan amanahsebagai khalifah dimuka bumi, hal demikian telah di firmankan oleh AllahSwt:

    Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shalehberkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhanselain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikankamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudianbertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya)lagi memperkenankan (doa hamba-Nya

    Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelumini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamumelarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapakkami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yangmenggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami" (Qs.Hud(11) 61-62).36

    Green-City merupakan kota hijau menerapkan pembangunan yangberkelanjutan, Di Indonesia, dalam UU 32 tahun 2009, pembangunanberkelanjutan didefinisikan sebagai upaya sadar dan terencana yangmemadukan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup ke dalam strategipembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta

    34Suharto, Edi, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran PembangunanKesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial Dalam Mewujudkan Negara KesejahteraanIndonesia, (Bandung:Alfabeta. 2007).

    35Muhammad Amin Suma: Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemahan dan Taksir,(Jakarta, Bumi Aksara, 2013). 17.

    36Lihat Alquran (Qs.Hud (11) 61-62)

  • keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masakini dan generasi masa depan (Pasal 1 ayat (3)). Definisi ini masih senafasdengan definisi umum tentang pembangunan berkelanjutan (sustainabledevelopment) sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasisekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untukmemenuhi kebutuhannya sendiri.37

    Menurut pandangan Islam, hutan, air, dan energi adalah milik umum.Ini didasarkan kepada hadits Rasulullah SAW: Kaum muslimin berserikatdalam tiga hal: air, padang rumput dan api (HR Abu Dawud, Ahmad, IbnuMajah) (Imam Asy Sayukani, Nayl al Authar, halaman 1140), Maka,pengelolaannya tidak boleh diserahkan kepada swasta (corporate basedmanagement) tapi harus dikelola sepenuhnya oleh negara (state basedmanagement) dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalamberbagai bentuk. Untuk pengelolaan barang tambang dijelaskan oleh haditsriwayat Imam At-Tirmidzi dari Abyadh bin Hamal yang menceritakan, saatitu Abyad meminta kepada Rasul SAW untuk dapat mengelola sebuahtambang garam. Rasul meluluskan permintaan itu, tapi segera diingatkanoleh seorang sahabat. Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkauberikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yangbagaikan air mengalir (mau al-iddu) Rasulullah kemudian bersabda,Tariklah tambang tersebut darinya. Mau al-iddu adalah air yang karenajumlahnya sangat banyak digambarkan mengalir terus menerus. Haditstersebut menyerupakan tambang garam yang kandungannya sangat banyakdengan air yang mengalir.38

    Untuk mencapai tujuan pembangunan kota yang berkelanjutanGreen-City agar tercapai keadilan dan keseimbangan dalam pembangunanekonomi di wilayah perkotaan sebagai jantungnya pusat pertumbuhanekonomi , Green-City dibangun dan di rancang dengan model pendekatanekonomi islam, pembangunan Green-City dibangun dan dirancang tanpaharus menciptakan ketidak seimbangan makro ekonomi dan eksternal.39

    Green-City Model Pembangunan kota berkelanjutan dibangundengan komitmen dan keseriusan merubah kota yang bersih, tertata rapi,aman, nyaman, ramah lingkungan dan penuh dengan nilai seni bisadiwujudkan untuk membantu kelancaran proses pertumbuhan ekonomiperkotaan yang tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkunganyang religi. Tabiat dan risalah Islam, menunjukkan bahwa Islam merupakan

    37Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 (PPLH) Tentang Perlindungan DanPengelolaan Lingkungan Hidup.

    38Zulkifli, Ekonomi Hijau Dan Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta, 2013).39Chapra, M. Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Depok, Penerbit Gema

    Insani, 2006) 215.

  • agama yang yang universial dan syariat yang komprehensif, dimanasyariat Islam tabiatnya harus memasuki seluruh aspek kehidupan,sehinggga tidak terbayangkan urusan negara diabaikan dan diserahkankepada kaum liberalis dan atheis, ataupun kaum fisik untuk mengurus hawanafsu.40

    Green-City model pembangunan kota berkelanjutan perspektifekonomi islam, di bangun dengan konsep Islam, Islam menyerukan kepadamanagemen, keteraturan dan pembagian tanggung jawab (job description)serta membenci kesemerawutan dan ketidakaturan dalam segala hal,sehingga Rasullulah memerintahkan kepada umat manusia untukmeluruskan shaf dalam sholat dan yang mengimani hendaklah orang yangpaling berilmu dari kalangan umat manusia lainnya, dan dalam kaitannyadengan safar (bepergian), Muhammad bersabda: Jadikanlah salah seorangkamu sebagai amir (pimpinan). 41

    Pembangunan sistem tatanan ekonomi wilayah perkotaan, terletakpada persoalan pada kerangka konseptual dan teoritis yang betul-betulsesuai dengan konsep islam. Katakanlah Arab Saudi negara Islam. Disana,yang berkuasa tidak sesuai dengan prinsip Islam; sistem mamlakah(kerajaan), sedangkan dalam Islam, posisi itu hendaknya didasarkan padakualitas kesalehan, keilmuan, ketaqwaan dan sebagainya. Al-Quran tidakmendukung kepemimpinan politik, sosial dan bahkan agama secara turuntemurun.42

    Keadilan menjadi salah satu tema pokok dalam ajaran Islam.Keadilan bukan hanya terhadap Allah Swt, melainkan juga terhadapmanusia, bahkan lingkungan dan hewan. Bahkan, keadilan harus ditegakkanterhadap individu itu sendiri maupun orang lain, Misalnya saja, Islam sangatmenjunjung tinggi keadilan, maka keadilan itu harus ditegakkan dalamkehidupan politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain-lain.43 Kota Hijau(Green-City ) dibangun dengan model manajemen tata kota perekonomianislam, pembangunan perkotaan dari berbagai aktivitas perekonomianperkotaan dibangun dengan konsep ekonomi islam, aktivitas perekonomianbukan sekedar mengejar keuntungan akan tetapi setiap aktivitas

    40Qardhawi, Yusuf. Menuju Pemahaman Islam Y ang Kaffah: AnalisisKomprehensif Tentang Pilar, Karakteristik, Tujuan dan Sumber-Sumber Acuan Islam.(Jakarta, Insan Cemerlang, 2003), 392.

    41Qardhawi, Yusuf. Menuju Pemahaman Islam Y ang Kaffah: AnalisisKomprehensif Tentang Pilar, Karakteristik, Tujuan dan Sumber-Sumber Acuan Islam.(Jakarta, Insan Cemerlang, 2003), 392.

    42Azra, Azyumardi. Islam Subtantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih. (Bandung,Mizan, 2000), 197.

    43Azra, Azyumardi. Islam Subtantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih. (Bandung,Mizan, 2000), 198.

  • perekonomian diwilayah perkotaan agar memiliki visi dalam penyelamatankota untuk generasi yang akan datang.

    Urban areas in prosperous economies concentrate wealth creation aswell as resource consumption and CO emissions. Globally, with apopulation share of just above 50 per cent but occupying less than 2 percent of the earths surface, urban areas concentrate 80 per cent of economicoutput, between 60 and 80 per cent of energy consumption, andapproximately 75 per cent of CO emissions (Kamal-Chaoui and Robert2009; UN Population Division 2010). This pattern is not equally distributedacross the globe and reflects the concentration of particular activities withinindividual cities. Buildings, transport, and industry which are constituentcomponents of cities and urban areas contribute 25, 22, and 22 per cent,respectively, of global energy-related GHG emissions (Herzog 2009).Between 1950 and 2005, the urban population grew from 29 per cent to 49per cent of the global population (UN Population Division WorldUrbanisation Prospects 2007), while global carbon emissions from fossil-fuel burning increased by almost 500 per cent (Boden et al. 2010).44

    44Philipp Rode and Ricky Burdett, Cities investing energy and resouce energy(London School of Economics and Political Science, UK, 2011). 461-462

  • Green city solutions will not be realised overnight by classic top-down or bottom-up approaches, but by the actions of a coalition of actorsfrom the national, state and local levels, from civil society and its multiplesubdivisions, from the private sector and institutions including universities,not-forprofit foundations and interest groups who share a commitment toadvance the green economy in cities.45

    A result of a combination of the following barriers and constraints,which vary in significance according to geographical location and positionwith the economic and political development cycle, fragmented governance,affordability, lack of investment, negative tradeoffs, consumer preferences,switching costs, to green, vested business interests, risk aversion andPerverse policies: 46

    Pembangunan kota hijau (Green-City ) dapat di wujudkan denganpenataan kota dari berbagai aktivitas perekonomian dalam islam, manfaatekonomi dalam pembangunan kota hijau (Green-City ) menurut PhilippRode, and Ricky Burdett adalah 1) Anggomeration economies, 2) Lowerinfrastructure and operating costs, 3) Reduced congestion costs, 4) Greenjobs dan 5) Poverty reduction and social equity. 47

    Kota Hijau (Green-City) di bangun bukan hanya saja mengatasiperubahan iklim atau pemanasan global, akan tetapi, Kota Hijau (Green-City) dibangun dengan konsep manajemen tata kota yang teratur dalampembangunan insfrastruktur untuk penyelamatan bumi, keadilan dankemaslahatan umat manusia dalam capai pertumbuhan ekonomi perkotaansecara islam.

    Kota Hijau (Green-City) dibangun untuk pertumbuhan ekonomidengan memperhatikan kesimbangan sosial dan lingkungan juga,lingkungan politis yang dapat menciptakan insentif untuk investasi, sistemhukum yang melindungi hak-hak milik, dan perlindungan masyarakat umumterhadap korupsi, penyuapan, pencurian, dan pengambilan alih hasil-hasildari investasi. Bahkan dalam lingkungan yang kondusif atau tidak adakejahatan pun keputusan politis dapat mempengaruhi insentif untukberinvestasi dan produktivitas dari investasi-investasi tersebut, termasukperaturan-peraturan seperti perdagangan surat-surat berharga, perlindunganterhadap pemikiran melalui hak-hak paten dan masalah ketenagakerjaan,pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota juga membutuhkan investasi

    45Philipp Rode, and Ricky Burdett, Cities investing energy and resouce energy(London School of Economics and Political Science, UK, 2011), 477.

    46Philipp Rode, and Ricky Burdett, Cities investing energy and resouce energy(London School of Economics and Political Science, UK, 2011), 477.

    47Philipp Rode, and Ricky Burdett, Cities investing energy and resouce energy(London School of Economics and Political Science, UK, 2011), 466-468.

  • dalam infrastruktur. Salah satu kebijakan publik dari sisi pengeluaran(goverment expenditure) pada zaman Rasullulah dan Khulafa ar-Rasyidinadalah pengeluaran investasi untuk pembangunan infrastruktur yang akanmendukung aktivitas-aktivitas pembangunan. 48

    Sesungguhnya pembentukan modal sosial (bangunan dasar)merupakan tuntutan mendasar untuk terealisasinya pengembangan ekonomi,dimana modal sosial yang menjadi tuntutan ini berbeda sesuai dengankondisi zaman, tempat dan kegiatan. Pelaksanaan bangunan-bangunan dasaryang dilakukan pada masa Umar bin Al-Khathab akan nampak kecil jikadilihat dengan tolak ukur masa sekarang, namun merupakan hal yang besarjika dilihat dari sisi kesejarahan dan tuntuan ekonomi ketika itu. 49

    Pembangunan kota merupakan sarana dan prasarana mendasar yangmenjadi tuntutan dalam proses pengembangan ekonomi, kareana didalamnya dilakukan banyak kegiatan ekonomi dan di atasnya di dirikanfasilitas dan pelayanan umum. Sebagaimana pembangunan kota jugamerupakan terpentingnya terjadi stabilitas, dimana di dalamnya diberikanbanyak sarana untuk pengembangan sumberdaya manusia.

    Sesungguhnya hal ini mendapat perhatian besar dari Umar, diantaracontoh yang paling menonjol adalah pembangunan kawasan perumahan bagikaum muslimin didaerah yang ditaklukan. Di antara kota terpenting yangdibangun masa Umar adalah Basrah, Kufah, Moshul dan Fusthath.50

    Dalam membangun beberapa kota tersebut, Umar memperhatikanbeberapa hal sebagai berikut:

    1. Memilih tempat yang sesuaiPemilihan tempat pembangunan kota mendapat perhatian

    besar, dan Umar berupaya keras untuk memilih tempat yang sesuaibagi para penghuninya, seperti sesuai tabiat mereka dan tidakberdampak buruk terhadap kesehatan. Oleh karena itu, ketika bangsaarab singgah di sebagian tempat yang tidak sesuai dengan tabiatmereka berdampak buruk pada kesehatan, maka umarmemerintahkan untuk mencari tempat yang sesuai serayamenjelaskan kriterianya dengan mengatakan, Sesunggunhyabangsa Arab tidak cocok melainkan daerah yang sesuai dengan untamereka.

    48Karim, Adiwarman, Ekonomi Makro Islami. Jakarta, (Jakarta, RajagrafindoPersada, 2007), 287.

    49Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta.Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 511.

    50Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta.Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 511.

  • Diantara kriteria tempat yang sesuai adalah dekat denganfasilitas umum maka ketika Umar membaca surat dari Utbah binGhazwan yang menjelaskan kondisi Basrah, beliau mengatakan, Inidaerah yang bagus; dekat dengan sumber air, tempat pengembalaan,dan kayu bakar. Lalu beliau menulis surat kepada Utbah denganmengatakan, Singgahlah di sana sebagaimana Umar juga antusiasagar antara kota dan tempat yang dipilih untuk perumahan tidakterpisahkan laut agar memungkinkan perpindahan dari dankepadanya dengan mudah.

    2. Perencanaan KotaPembangunan kota bukanlah dengan cara yang sembarangan,

    namun Umar memerintahkan untuk merencanakannya sesuai denganmetode arsitektur ketika itu. Dimana sebagian referensi memaparkansecara rinci tentang perencanaan sebagian kota tersebut.Diantaranya, Umar menjadikan Abul Hayyaj Al-Asadi sebagaipelaksana perencanaan pembangunan kota Kufah danmemerintahkan kepadanya agar menjadi lebar jalan berbeda sesuaidengan fungsinya masing-masing; dimana jalan protokol selebar 40hasta (20 meter), jalan raya dengan lebara 30 hasta (15 meter), danjalan yang lain lagi selebar 20 hasta (10 meter), sedangkan jalankecil (gang) dengan lebar 7 hasta (3,5). Semua perencanaan inidilaksanakan ketika pembangunan Kufah, dan didirikan berbagaifasilitas sesuai dengan perencanaan kota.51

    Sesungguhnya pembangunan rumah sehat merupakan tujuanperencanaan yang tetap dalam pembangunan kota, baik dalampemilihan tempat ataupun cara mendirikannya. Sebab demikian itutidak diragukan lagi tentang dampaknya dalam pembangunansumberdaya manusia. Pendirian sarana umum dan pembagian tanahtanpa imbalan, merupakan cara terpenting dalam memotivasipembangunan dan memperbanyak perumahan yang sesuai. Jikanegara-negara Islam pada saat sekarang mengikuti metode tersebut,niscaya akan memberikan peranan besar dalam menyelesaikanproblematikan perumahan. Oleh karena itu, kita dapatkan seruanekonom dalam hal ini pada khususnya, yang seakan-akan seruantersebut meniru apa yang telah dilakukan oleh kaum muslimin padamasa Umar, dimana seseorang mereka berpendapat bahwa sukudinas tata kota harus mempersiapkan lahan yang layak untukpembangunan rumah dan fasilitasnya dengan cara membebaskanlahan dan membuat jalan yang lazim untuknya, dan jika lahan51Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta.

    Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 512.

  • tersebut milik negara, maka sebaiknya dibagikan setelah dilakukanperencananaan yang dilengkapi fasilitas yang lazim baginya.52

    3. Mesjid dan PasarDiantara fasilitas umum yang terpenting yang mendapat

    perhatian kaum muslimin dalam membangunnya adalah mesjid danpasar, dimana kedua fasilitas tersebut mendapat perioritas daripadasebelumnya. Perhatian terhadap kedua fasulitas ini secara bersamaanmenunjukkan pemahaman kaum muslimin ketika itu tentangkomprehensifitas Islam dalam masalah agama dan masalah dunia.

    4. JalanUrgensi jalan adalah disebabkan posisinya sebagai sarna yang

    memudahkan mobilisasi dan peredaran unsur-unsur produksi, dansebagai sarana yang menghubungkan antar pasar, dan menjaditempat peredaran hasil produksi. Umar sangat memperhatikankeurgensian jalan, baik jalan darat, maupun jalan air, dimana Umarmenunjuk orang-orang yang bertanggung jawab dalam urusan ini.Sebagaimana Umar juga mensyaratkan kepada Ahli Dzimmah agarandil dalam perbaikan jalan dan pembangunan jembatan.

    5. Pelayanan PosSebagai riwayat menunjukkan adanya pelayanan pos pada

    masa Umar Radhiyallahu Anhu, dan bahwa beliau ketika inginmengirimkan surat ke suatu tempat, maka penyerunyamengumumkan. Pelayanan pos pada masa tersebut telah mendapatperhatian dari sisi pengaturannya, penetapan kantornya danpengangkatan para pegawai yang khusus melaksanakannya.

    6. Fasilitas Umum lainya.Diantara fasilitas umum yang dibangun pada masa Umar bin

    Al-Khathab Radhiyallahu Anhu adalah:a. Rumah para tamu (D{a>r Aya>fa>h}) dari berbagai daerah yang

    datang ke Madinah. Bahkan Umar memerintahkan paragubernurnya untuk membangun rumah seperti di kota merekamasing-masing.

    b. Dar Azqi>(gudang logistik), yang dibangun di berbagaidaerah, yang didalamnya disimpan bahan-bahan makanan dandibagikan kepada kaum muslimin.

    c. Pembangunan bedungan untuk mencegah bahaya banjir terhadapkemaslahatan umum, dimana pembangunan fasilitas umumseperti merupakan sumbangan terpenting terhadap modal sosial.

    52Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta.Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 513-514.

  • d. Diantaranya pelayanan penting yang dilakukan oleh Umar adalahmemberikan penerangan terhadap Masjidil Haram dan MasjidNabawi.

    e. Al-Buthaiha fasilitas hiburan dalam batas-batas kaidah syariah.53Kota Hijau (Green-City) model pembangunan kota berkelanjutan

    dilakukan dengan penataan fisik dan penataan mental sosial masyarakatperkotaan dalam menjalankan aktivitas ekonominya secara Islami.Pembangunan infrastruktur perkotaan dan pembangunan mental sosialmasyarakat perkotaan dalam perspektif ekonomi Islam, baik fiqihekonomi Umar bin Al-Khathab maupun kisah azab terhadap kaum NabiLuth Alaihissalam di Yordania kota Sa>d}u>m dan Gu>morra>h}yang terdapatdalam surat Al-Anbiya: 74-75, Hud : 82-83, Al-Qamar. 33-38 dan Al-Ankabut: 28-29, merupakan referensi akademik bagi masyarakat danpemerintah (Khilafah).

    Pembangunan kota hijau dapat diciptakan dengan model manajementata kota islam dalam perekonomian islam, Kota hijau dapat di wujudkanseperti kota Cardoba di Andalusia Spanyol, Umat Islam membangunCordoba dengan kemampuan terbaiknya. Julukan permata duniadinisbatkan pada Cordoba. Bukan tanpa dasar sebutan itu muncul. Sebab,Cordoba yang berada di wilayah Andalusia (Spanyol) itu sarat keindahandan kemegahan. Umat Islam memainkan peran penting dalam membangunCordoba yang mengundang decak kagum itu. Sebelumnya, keadaan Cordobatak seelok itu. "Kota yang penting, namun tak diurus denganbaik," ujar Ehsaan Masood dalam Ilmuwan Muslim Pelopor di BidangSains Modern, yang memberikan gambaran Cordoba sebelum kedatanganAbd al-Rahman, pangeran muda Dinasti Umayyah pada abad ke-8 Masehi.54

    Abd al-Rahman mengubah kota itu secara drastis. Cordoba takhanya menjelma sebagai pusat ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan ilmupengetahuan, tapi juga kota metropolitan yang indah serta tertata rapi.Penataan Cordoba menandai pula puncak kejayaan pemerintahan Abd al-Rahman di dunia Barat. Kehebatan Kordoba menjadi simbol penting. DalamHistory of the Arabs, Philip K Hitti tak ragu menyejajarkan Cordobadengan dua kota masyhur lainnya di abad pertengahan, yaitu Baghdad, ibukota pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan Konstantinopel.55

    Umat Islam, membangun Cordoba dengan kemampuan terbaiknya.Terdapat bangunan-bangunan berarsitektur indah, menara-menara tinggi,tembok besar, jalan-jalan yang lebar, kanal kota, juga pusat pendidikan dan

    53Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta.Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 515.54Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).55Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).

  • ekonomi. Kordoba segera memperoleh popularitas internasional sertamembangkitkan pesona dan kekaguman bagi para pengunjungnya.PhilipHitti mencatat, pada puncak kejayaannya, Kordoba memiliki sekitar 130ribu unit rumah tinggal, 73 perpustakaan besar, toko buku, masjid, istana,serta 21 kota satelit. Demikian pula bermil-mil jalan mulus yangmemudahkan akses transportasi bagi warga dan para pedagang.56

    Catatan Thomas F Glick pada masa Abd al-Rahman I memegangkekuasaan, populasi di Cordoba sudah mencapai 25 ribu jiwa. "Jumlahitu terus bertambah hingga menjadi 100 ribu jiwa pada abadkesepuluh," katanya dalam artikel yang berjudul "Islamic andChristian Spain in the Early Middle Ages." Pertumbuhan kota takterelakkan, terutama terkait penyediaan lahan perumahan sertaperekonomian.57

    Cordoba adalah magnet bagi penduduk dari berbagai wilayah dannegara. Karenanya perlu diatur sedemikian rupa. Seluruh pembangunandiarahkan ke area-area tertentu sesuai fungsinya.Begitu pula mulai munculkota-kota satelit baru guna menunjang kehidupan di kota utama. Glickmenyebutkan, struktur dan tata kota dikembangkan mengikuti sistempeninggalan bangsa Romawi. Kordoba sendiri dirancang sebagai kotaterpadu. Di dalamnya mencakup fasilitas pemerintahan, perdagangan,maupun permukiman.58

    Demi menambah kenyamanan, kota dihiasi taman-taman, pelataranyang luas, juga air mancur. Lapangan rumput terdapat di beberapa bagiankota. Jalanan yang lebar memudahkan warga untuk beraktivitas. Kegiatanwarga berpusat di sentra-sentra perdagangan. Pasar biasanya berada tak jauhdari pusat kota atau dekat dengan masjid. Di area tertentu berdiri pasaryang menjajakan barang dagangan. Misalnya, pasar perhiasan, kerajinan,atau toko buku. Perniagaan dan kegiatan sosial juga bisa berlangsung di ruasjalan tertentu atau pelataran. Jalan utama yang disebut dengan zuqaq al-kabir terhubung dengan pintu gerbang.59

    Wilayah luar kota Untuk kawasan ini digunakan sebagai pusatpertanian, pertambangan, dan industri. Kawasan sebelah tenggara, sepertiZaragoza, dikenal beriklim sejuk dan sangat subur. Dari sini berbagaiproduk pertanian, seperti gandum, buah-buahan, dan zaitun, dihasilkan dandidistribusikan ke sejumlah kota. Sevilla menjadi pusat pengekspor kapas,zaitun, dan minyak, di samping merupakan kota pelabuhan terbesar. Dari

    56Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).57Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).58Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).59Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).

  • wilayah Malaga dan Jaen, di sana ditanam kunyit, daun ara, juga dijadikansentra kerajinan marmer. Sementara itu, di Toledo serta Almeria banyakditemui perajin logam dan baja.60

    Pembangunan kota berkelanjutan dengan model kota hijau dimulaiaspek pembangunan ekonomi yang terencana dan termanajemen denganbaik guna bisa mewujudkan kota yang seimbang dalam kesimbangan sosialdan lingkungan. Manajemen pembangunan kota hijau sebagai modelpembangunan kota yang berkelanjutan dapat diwujudkan denganpendekatan penataan kota secara islam yang dibangun dengan pendekatansistem ekonomi, sistem ekonomi islam memberikan solusi pembangunankota baik secara fisik maupun non fisik.

    Disertasi mencoba mendeskripsikan tentang pembangunan kotahijau dengan model manajemen pembangunan kota hijau dengan pendekatanperspektif ekonomi islam, kajian ekonomi Islam selama ini masih banyakberputar pada wilayah perbankan dan lembaga keuangan Islam lainnya.Oleh karena itu p e n e l i t i m e n c o b a untuk mengembangkan dansekaligus membuktikan secara nyata bahwa ekonomi Islam memang lebihbaik dan membawa rahmat bagi bagi pembangunan kota dalam suatuwilayah negara.

    Model manajemen pembangunan kota hijau sudah dijelaskan dalamal Quran Baldatun, toyyibatun wa robbun ghafur atau negeri yangmakmur dengan pengampuan Tuhan. Penghindaran diri dari perbuatanburuk, jahat, salah, merusak dan berdosa, adalah perbuatan yangmenurunkan pengampunan Tuhan (al ghafir), karena Tuhan itu adalah MahaPengampun kepada manusia yang mudah lupa dan berbuat salah (mahalulkhoto wa nisyan). Karena itu maka perbuatan manusia harus dipagaridengan etika yang member tuntunan untuk membedakan yang benar danyang salah, yang baik dan yang buruk. Dalam sistem ekonomi hisbah adalahlembaga control terhadap aktivitas kegiatan ekonomi yang dilakukan olehpara pelaku ekonomi, termasuk negara dan pemerintah.

    B. Identifikasi MasalahPermasalahan yang ada di wilayah perkotaan yang diidentifikasi dari

    dari proses perkembangan perkotaan saat ini di wilayah perkotaan globaldalam pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak melakukan proseskesimbangan baik dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, prosesketidaksimbangan berdampak pada kesemerawutan dan keindahan dalampenataan kota, manajemen dan perencanaan pembangunan baik fisik dan

    60Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, (Jakarta, Al-Kausar, 2013).

  • non fisik kota harus sejalan dengan kesimbangan dari semua proses aktivitasperekonomian dari semua aktor pelaku ekonomi dan pembangunan yaknipemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat .

    Dari permasalahan tersebut Model kota hijau (Green-City)dibangun dan ditata pada aspek ekonomi, sistem ekonomi islam dalamperencanaan pembangunan ekonomi dalam islam merupakan modelalternatif dalam membangun kota hijau (Green-City ). kenyamanan kepadafaktor manusia, sistem kepemilikan dalam islam dan mengurangikonsentrasi kepemilikan, restrukturisasi ekonomi dan restrukturisasifinancial dan perencanaan kebijakan strategi dalam pembangunan wilayahperkotaan yang merupakan konsep dasar dalam model pembangunan kotahijau yang berkelanjutan yang seimbang baik dari sosial maupunlingkungan. Model manajemen pembangunan kota hijau sudah dijelaskandalam al Quran Baldatun, toyyibatun wa robbun ghafur atau negeri yangmakmur dengan pengampuan Tuhan.

    C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah.Hasil dari identifikasi permasalahan yang sudah di identifikasi

    merupakan yang akah menjadi fokus dan kajian penelitian yang menjadisuatu batasan dalam model manajemen pembangunan kota hijau sebagaimodel pembangunan kota berkelanjutan dengan pendekatan sistem ekonomiislam. Penelitian ini dibatasi pada perencanaan pembangunan ekonomiperkotaan dalam islam.

    Komitmen dan keseriusan merubah kota yang bersih, tertata rapi,aman, nyaman, ramah lingkungan dan penuh dengan nilai dan religiutasdalam membangun model manajemen pembangunan kota hijau dalamperspektif ekonomi islam, dari permasalahan yang sudah di indentifikasikandalam batasan yang ada, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagaiberikut: Bagaimanakah model pembangunan kota hijau yang berkelanjutandapat diwujudkan dengan perencanaan pembangunan ekonomi perkotaandalam islam ?

    D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan PenelitianTujuan dari penelitian ini ada tujuan yakni tujuan umum dan tujuan

    khusus. Tujuan umum adalah membutikan pendekatan sistem ekonomiislam dapat mewujudkan model manajemen pembangunan kota hijausebagai model pembangunan kota berkelanjutan dengan penataan kotasecara islami adapun tujuan khususnya adalah membuktikan kontribusi

  • sistem perekonomian islam dalam pembangunan kota hijau sebagai modelpembangunan berkelanjutan yang dapat ditata dan diciptakan denganmanajemen perkotaan sesuai dengan kaidah islam.

    Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di tetapkan diatas, makamanfaat penelitian ini memiliki dua hal, teoritis dan praktis: ManfaatTeoritis diharapkan memperkuat nilai intelektualitas dalam melihat,mengevaluasi dan memberi solusi kontekstual dan konseptual pentingyasistem ekonomi islam dalam membangun model manajemen pembangunankota hijau sebagai model kota berkelanjutan dengan penataan secara islam.Dan emberikan kontribusi dan kapasitas keilmuan di bidang ekonomi Islamdalam manajemen pembangunan kota berkelanjutan.

    Manfaat praktisnya adalah memberikan nilai inspirasi kepada paraintelektual muslim untuk menggali potensi ajaran syariah dalam landasanperencanaan manajemen pembangunan perkotaan pada aspek ekonomi,memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat islam perkotaanbaik secara individu maupun kelompok agar dalam implementasi menjalanikehidupan dimana kota sebagai tempat tinggal agar mampu dijaga, dirawatdan memandirikan kota untuk generasi yang akan datang dan memudahkandan memberikan penyerahan kepada aktor pembangunan dan pelakuekonomi baik dalam hal pengambilan keputusan, kebijakan, aturan daripemerintah dan pelaku usaha maupun adanya partisipasi rumah tangga danmasyarakat dalam menciptakan kota hijau (Green-City ) yang berkeadilandan berkelanjutan secara Islami.

    E. Informasi Singkat Penelitian Terdahulu.

    Studi-studi tentang pembangunan perkotaan baik secara holistikterkhusus tinjauan sistem perekonomi Islam belum banyak dilakukan dalamkonsep model manajemen pembangunan kota hijau (Green-City ) sebagaimodel pembangunan perkotaan berkelanjutan adalah memberikankenyamanan kepada faktor manusia.61 sistem kepemilikan dalam islam danmengurangi konsentrasi kepemilikan.62 restrukturisasi ekonomi.63restrukturisasi financial.64 dan perencanaan kebijakan strategi.65

    61Achmad, Wawasan Al-qur'an Tentang kepemilikan, (Makasar, Al-Risalah,Volume 11 Nomor 2 Nopember 2011 ).

    62Muhammad, Faurori R. Lukman, Visi A l-Quran Tentang Etika dan Bisnis,(Jakarta : Diniyah, 2002), 1-2.

    63Hanafi Mahmadah, Syafiq, Relevansi ajaran agama dalam aktivitas ekonomi(studi komparatif Antara ajaran islam dan kapitalisme), (IQTISAD, Journal of IslamicEconomics Vol. 3, No. 1, Maret 2002), 16 -34.

    64Muhammad, Kekuatan ekonomi islam dalam menciptakan kesejahteraan dankeadilan, (Palangkaraya, Jurnal Kajian Islam Volume 3 April, 2011).

  • Hasil karya dari penelitian terdahulu yang mengangkat tema pembangunankota yang berkelanjutan (Sustanaible City) terdiri dari :

    1. Gottreich, Emily, 2004: Identitas kota Islam di hubungkantopografi sosial dan fisik kota. hubungannya dengan Islam sebagaisebuah agama dan bahkan bertentangan langsung dengan ajaran-Nyaseperti alkohol minum, judi, merokok, terlibat prostitutes.66

    2. Nicole, S. G. 2006 : Kota-kota dan pinggiran kota hanya bagian darikontinum ekonomi sebagai bagian kekhawatiran dari masyarakatnasib kaum miskin kota.67

    3. Chapra, Umar, 2006: Pembangunan ekonomi suatu wilayah padaperkotaan dalam ekonomi islam harus dengan dasar kenyamananpada faktor manusia, sistem kepemilikan, restrukturisasi ekonomidan finansial serta perencanaan kebijakan strategi.68

    4. Li, F., Hu, D., Liu, X, Wang, R., Yang, W., and Paulussen, J. 2008:Urbanisasi yang cepat dan masalah lingkungan yang seriusmenyebabkan orang di seluruh dunia untuk menyadari pentingnyaperencanaan dan manajemen perkotaan untuk lingkungan yangberkelanjutan.69.

    5. B. Yuen, R. Rajack and J. J. Helluin, 2009 : Perencanaan dankebijakan kota-kota di Asia Tenggara, dengan fokus secara khususpada akar perencanaan perkotaan dari perencanaan kolonial Eropa,modernitas yang dibawa oleh globalisasi dan pertumbuhan ekonomibaru di abad kedua puluh satu, terutama dalam hal menanganiliveability perkotaan dan keberlanjuta.70

    6. Beatley, Timothy, 2009: Kota Hijau Eropa Sebagai pelajaran dalampembangunan perkotaan hijau di dunia.71

    65Nurul Huda, Ranti Wiliasih, Ekonomi Makro Islam Zakat, Infak, Sedekah, DanWakaf Sebagai Komponen Kebijakan Fiskal Ekonomi Islam, (Jakarta, UniversitasIndonesia, 2011).

    66Gottreich, Emily.Rethingking the Islamic city from the perspective ofJewish Space (Jewish Social Studies, 2004) no.1.118-146.

    67Nicole, S. G. (2006). Save the cities, stop the suburbs? The Y ale Law Journal, 116(3), 598-63068 Chapra, Umar, Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, (Jakarta, Gemas Insani, 2006) 85-150

    69Li, F., Hu, D., Liu, X., Wang, R., Yang, W., & Paulussen, J. (2008).Comprehensive urban planning and management at multiple scales based on ecologicalprinciples: A case study in beijing, china. International Journal of Sustainable Developmentand World Ecology, 15 (6), 524-533.

    70B. Yuen, R. Rajack and J. J. Helluin (eds), Urban Land Markets: Improving LandManagement for Successful Urbanisation, New York, Springer. yuen, b. and kong, (2009).

    71Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on Green Urbanism,(Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite 300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 215-224.

  • 7. Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans,W. 2011: pendekatan dari Landscapes dalam proyek EkonomiPerkotaan Implikasi Praktis dari proses Partisipasi yang berartidalam meningkatkan kelayakan proyek pembangunan kota yangkeberlanjutan.72

    8. Karimian, H. 2011: Infrastruktur perkotaan yang yang tidak dirawat,gedung-gedung publik besar rusak dan tidak diperbaiki, dan strukturadministrasi dan organisasi kota itu secara dramatis berubahdikarenakan sebagai konsekuensi dari perubahan politik.73

    9. Li, F., Hu, D., Liu, X., Wang, R., Yang, W., & Paulussen, J. 2008:Urbanisasi yang cepat dan masalah lingkungan yang serius telahmenyebabkan orang di seluruh dunia untuk menyadari pentingnyaperencanaan dan manajemen perkotaan untuk lingkungan kota yangberkelanjutan.74.

    10. Asanga Gunawansa, 2011: Pengembangan kota hijau merupakansalah satu respon baru untuk perubahan iklim.75

    11. Balasescu, A. 2011, Introduction: Masing-masing kota membentukkita di mana kita hidup. Kota merupakan keputusan bernilai bagimanusia tentang habitat mereka, itu adalah wujud emosi manusia,keinginan, dan cara-cara pemahaman (dan berkaitan dengan) dunia.Tujuan keberlanjutan, dilihat sebagai retorika pertumbuhanekonomi, dan membawa ke dalam pada konsep kota keberlanjutanuntuk hidup bersama, negosiasi, dan harmoni.76

    12. Amr Zaghloul Taha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady dan MohamedAssem Hanafy, 2012: Kota Assiut di Mesir kurang berkelanjutan,baik dalam aspek Ekonomis, aspek Lingkungan, dan Sosial.77

    72Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans, W. (2011).Sustainable green urban planning: The workbench spatial quality method.(Journal of PlaceManagement and Development ), 214-224.

    73Karimian, H. (2011). Transition from equality to the hierarchical social structureand urban form in the early islamic cities. Der Islam, 86 (2), 237-270.

    74Li, F., Hu, D., Liu, X., Wang, R., Yang, W., & Paulussen, J. (2008).Comprehensive urban planning and management at multiple scales based on ecologicalprinciples: A case study in beijing, china. International Journal of Sustainable Developmentand World Ecology, 15 (6), 524-533.

    75Asanga Gunawansa, Contractual and Policy Challenges to Developing Ecocities,(School of Design and Environment National University of Singapore, 2011).

    76Balasescu, A. (2011). Introduction: Urbanism and sustainability. Development, 54(3), 293-300.

    77Amr Zaghloul Taha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady, Mohamed Assem Hanaf,Towards Sustainable Development In Upper Egypt (Case Study: City Of Assiut)Department of Architecture, Faculty of Engineering, Alexandria University, Egypt. 2012)

  • 13. Chamhuri Siwar dan Rabiul Islam, 2012 : Memahami hubunganpembangunan berkelanjutan dan pencapaian diperlukan kebijakansilang antara ekonomi, lingkungan dan sosial yang memerlukanmetedologi baru berdasarkan jenis pendekatan statistik, kebijakanpembangunan yang secara akurat mencerminkan kompleksitaspilihan dunia nyata mengenai integrasi ekonomi, lingkungan danpembangunan sosial. 78

    Berdasarkan karya penelitian terdahulu dari para peneliti pembangunan kotahijau (Green-City ) yang telah dijelaskan diatas, posisi peneliti tidaksependapat atau menentang teori atau temuan dari Gottreich, Emily,2004.79 Nicole, S. G. 2006.80 Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-JanStobbelaar, & Timmermans, W. 2011.81 Karimian, H. 2011.82 AsangaGunawansa, 2011.83 Dan Amr Zaghloul Taha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady dan Mohamed Assem Hanafy, 2012.84

    Berdasarkan karya penelitian terdahulu dari para penelitipembangunan kota hijau (Green-City ), posisi peneliti tidak sependapat ataumenentang teori atau temuan dari Gottreich, Emily, 2004. Nicole, S. G.2006. Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans, W.2011. Karimian, H. 2011. Asanga Gunawansa, 2011. Dan Amr ZaghloulTaha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady dan Mohamed Assem Hanafy, 2012.

    Menurut peneliti sependapat bahwa proses pertumbuhan ekonomiperkotaan merupakan faktor utama dalam perencanaan pembangunan kotahijau (Green-City) sehingga kota yang bersih, tertata rapi, aman, nyaman,ramah lingkungan dan penuh dengan nilai seni sebagai model kota

    781Chamhuri Siwar and 2Rabiul Islam, 2012. Concepts, Approach and Indicatorsfor Sustainable Regional Development. 1Institute for Environment and Development(LESTARI), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), 43600 UKM, Bangi, Darul Ehsan,Selangor, Malaysia. 2School of Economics, Finance and Banking, College of Business,Universiti Utara Malaysia, 06010 Sintok, Kedah Darul Aman, Malaysia. Advances inEnvironmental Biology, 6(3): 967-980, 2012 ISSN 1995-0756.

    79Gottreich, Emily.Rethingking the Islamic city from the perspective ofJewish Space (Jewish Social Studies, 2004) no.1.118-146.

    80Nicole, S. G. (2006). Save the cities, stop the suburbs? The Y ale Law Journal,116(3), 598-630

    81Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans, W. (2011).Sustainable green urban planning: The workbench spatial quality method.(Journal of PlaceManagement and Development ), 214-224.

    82Karimian, H. (2011). Transition from equality to the hierarchical social structureand urban form in the early islamic cities. Der Islam, 86 (2), 237-270.

    83Asanga Gunawansa, Contractual and Policy Challenges to Developing Ecocities,(School of Design and Environment National University of Singapore, 2011).

    84Amr Zaghloul Taha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady, Mohamed Assem Hanaf,Towards Sustainable Development In Upper Egypt (Case Study: City Of Assiut)Department of Architecture, Faculty of Engineering, Alexandria University, Egypt. 2012)

  • berkelanjutan semakin dapat diwujudkan, kota. Peneliti sependapat dengankarya dari Chapra, Umar, 2006: Pembangunan ekonomi suatu wilayah padaperkotaan dalam ekonomi islam harus dengan dasar kenyamanan padafaktor manusia, sistem kepemilikan, restrukturisasi ekonomi dan finansialserta perencanaan kebijakan strategi. Li, F., Hu, D., Liu, X, Wang, R., Yang,W., and Paulussen, J. 2008: Urbanisasi yang cepat dan masalah lingkunganyang serius menyebabkan orang di seluruh dunia untuk menyadaripentingnya perencanaan dan manajemen perkotaan untuk lingkungan yangberkelanjutan. B. Yuen, R. Rajack and J. J. Helluin, 2009 : Perencanaan dankebijakan kota-kota di Asia Tenggara, dengan fokus secara khusus padaakar perencanaan perkotaan dari perencanaan kolonial Eropa, modernitasyang dibawa oleh globalisasi dan pertumbuhan ekonomi baru di abad keduapuluh satu, terutama dalam hal menangani liveability perkotaan dankeberlanjuta. Balasescu, A. 2011, Introduction: Masing-masing kotamembentuk kita di mana kita hidup. Kota merupakan keputusan bernilaibagi manusia tentang habitat mereka, itu adalah wujud emosi manusia,keinginan, dan cara-cara pemahaman (dan berkaitan dengan) dunia. Tujuankeberlanjutan, dilihat sebagai retorika pertumbuhan ekonomi, danmembawa ke dalam pada konsep kota keberlanjutan untuk hidup bersama,negosiasi, dan harmoni. Dan Chamhuri Siwar dan Rabiul Islam, 2012 :Memahami hubungan pembangunan berkelanjutan dan pencapaiandiperlukan kebijakan silang antara ekonomi, lingkungan dan sosial yangmemerlukan metedologi baru berdasarkan jenis pendekatan statistik,kebijakan pembangunan yang secara akurat mencerminkan kompleksitaspilihan dunia nyata mengenai integrasi ekonomi, lingkungan danpembangunan sosial.

    Berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu dimana posisi penulisisependapat, sehingga dalam penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulandari disertasi ini adalah semakin terlaksananya sistem ekonomi islam dariproses pertumbuhan ekonomi perkotaan maka perencanaan pembangunankota hijau (Green-City) yang bersih, tertata rapi, aman, nyaman, ramahlingkungan dan penuh dengan nilai seni sebagai model kota berkelanjutansemakin dapat diwujudkan, kota.

    Menurut pendapat peneliti model manajemen pembangunan kotahijau (Green-City ) dapat diwujudkan dengan pendekatan sistem ekonomiislam, pendekatan sistem ekonomi islam semuanya mengatur tentangkonsep kesimbangan dunia dan akhirat, kesimbangan sosial danlingkungan.Tujuan penelitian ini adalah dengan yang sama untukmenciptakan kota hijau sebagai kota berkelanjutan namun yangmembedakannya adalah peneliti penggunaan model manajemenpembangunan kota hijau dengan pendekatan sistem ekonomi islam.

  • F. Metode Penelitian

    1. Jenis PenelitianDi lihat dari fokus kajian dari objek dan orientasi yang hendak

    dicapaipenelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research),Penelitian kepustakaan mengandalkan datanya dari buku, jurnal, arsip,dokumen dan tulisan-tulisan lain. Dengan kemajuan teknologi komunikasidan informasi, kini makna perpustakaan telah meluas ruang lingkupnya,yakni mencakup media seperti internet, film, dokumenter dan cyber-library.Penelitian ini fokus pada kajian pada sumber-sumber data perpustakaandalam makna yang luas. Namun demikian, penelitian ini juga sangatmembutuhkan fakta dan data lapangan. Data lapangan tetap akanmembantu dalam memperkaya bobot dari penelitian ini.

    2. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dilakukan pada ruang perpustakaan,

    dimana data yang akan diambil berhubungan objek dan orientasi fokuskajian dari penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan bersifatdokumentatif baik menggunakan fasilitas teknologi informasi ataupunbersifat data softcopy ataupun hardcopy, dimana data yang tersebut di bagidalam 2 kelompok data yakni data primer (primary data/ma>fa>h}i>m a>wa>li>ya>h})dan data sekunder (secondary data/ma>fa>hi>m fa>ri>yya>h}).

    3. Sumber DataSumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana

    data tentang objek yang diteliti itu dapat diperoleh dan dikumpulkan.Sehingga sumber data merupakan salah satu yang fundamental dalam suatupenelitian. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Sumber Data PrimerSumber data primer adalah data-data yang diperoleh secaralangsung dari sumber pertama Adapun yang menjadi data primerdalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung darihasil wawancara di lapangan.

    2. Sumber Data SekunderSumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah dandisajikan oleh pihak lain, tidak langsung didapat oleh peneliti dansubjek penelitian Dapat juga dikatakan data tangan ke dua yangbisaanya diperoleh dari otoritatif atau pihak yang berwenang,Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,

  • serta buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berupa laporan, bukuharian dan sebagainya. Adapun data sekunder dalam penelitian iniadalah dokumen-dokumen yang diperoleh yang berkenaandengan manajemen pembangunan perkotaan dengan model kotahijau yang ada.

    4. Teknik Analisa DataModel kota hijau (Green-City) sebagai model pembangunan kota

    berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan sistem ekonomi islam contentanalysisnya di sinergikan pada sumber Alquran-Hadist dan karya-karyarelevan yang memiliki hubungan model aktivitas ekonomi sosialmasyarakat sesuai dengan tradisi kota yang Islami.

    Untuk mengartikulasi dan mempermudah penelitian ini, penelitiakan melakukan analisis komparatif untuk mendapatkan suatu kesimpulanmelalui perbandingan-perbandingan dengan konsep yang relevan daripemikiran-pemikiran dari model pembangunan Green-City sebagai kotaIslam yang berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi sosial masyarakatperkotaan secara islam disertai dengan perencanaan pembangunanekonomi baik fisik dan non fisik kota yang Islami. Kajian peneliti initetap memperhatikan khasanah filsafat islam yang terdiri dari tiga logika(ma>nth}i>q) yaitu logika konsep (ma>nt}h}i>q t}a>s}h}a>wwu>ri>), logika proposisi(ma>nth}i>q qa>d}h}i>ya>h}) dan logika silogisme (ma>t}h}i>q qi>ya>s}).

    G. Sistematika PenulisanDesertasi ini terdiri dari dari sembilan bab dan masing-masing bab

    memiliki sub judul. Bab Pertama Pendahuluan yang menguraikan tentanglatar belakang masalah, permasalahan yang di bagi pada pembahasanidentifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah,kemudian bercerita tujuan Penelitian yang dibagi menjadi dua bagian tujuanumum dan tujuan khusus, manfaat penelitian yang terdiri dari manfaatteoritis dan praktis, tinjauan pustaka dan Metode Penelitian yang dibagidalam bagian jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan teknis analisadata.

    Bab kedua menyajikan kerangka teori manajemen dan ekonomiperkotaan yang terdiri dari perencanaan pembangunan kota masa depan,ekonomi perkotaan, kota-kota yang berpengaruh dalam peradaban islamdan manajemen pembangunan kota hijau (Green-City).

    Bab ketiga membahas kenyamanan kepada faktor manusia ysngterdiri dari sub bahasan yang akan dibahas adalah tentang motivasi,

  • kepemimpinan, pasar dibangun harus dikendalikan oleh nilai-nilai moral danhukum, kesejahteraan sosial (social welfare) bagi masyarakat perkotaan,menciptakan keselamatan melalui tindakan-tindakan yang selamat danmenyelamatkan dalam aktivitas ekonomi guna mewujudkan keindahandalam penataan kota dan pengentasan kemiskinan dan pemukimanmasyarakat miskin.

    Bab keempat akan membahas tentang sistem kepemilikan dalamislam dan mengurangi konsentrasi kepemilikan dengan sub pokok bahasanreformasi pertanahan dan pembangunan perkotaan, pengembangan industrimakro dan kecil wilayah perkotaan, kepemilikan yang luas dan kontrolperusahaan, pengaktifan zakat dan sistem warisan dalam islam.

    Bab kelima akan membahas tentang restrukturisasi ekonomi dengansub pokok bahasa mengubah preferensi masyarakat perkotaan, produksiyang didasari kebutuhan, menciptakan ketahanan pangan dan ketahananenergi dalam aktivitas perekonomian di wilayah perkotaan, efisiensi energidan keadilan dalam penggalian dan penggunaan sumberdaya material.

    Bab keenam akan membahas tentang restrukturisasi financial denganpokok bahasan yang terdiri dari prinsip kebebasan dan kejujuran dalamberusaha bagi pelaku pembangunan perkotaan, hemat dan efesien dalammembelanjakan anggaran pembangunan infrastruktur perkotaan, reformasikeuangan pemerintah dan restrukturisasi iklim investasi.

    Bab ketujuh akan membahas tentang perencanaan kebijakan strategidengan sub pokok bahasan terdiri dari ruang terbuka hijau dalampenggunaan tata lahan, perencanaan dan manajemen infrastrukturperkotaan, pembangunan taman kota, pengelolan manajemen limbah dansampah perkotaan yang sehat dan ekonomis.

    Bab kedepalan penutup yang menghasilkan suatu implikasi dankesimpulan dari hasil disertasi ini.

    Konsep model manajemen pembangunan kota hijau (Green-City)dalam perspektif ekonomi islam di dasari pada sumber Al-Quran utamayang menjadi dasar pemikiran adalah penghijau bumi (QS. Al.Hajj:63),penghancuran dan kemewahan (QS.Al-Israan:16), sumber penghidupanbumi (QS.Al-ARaaf:10), kerja dan perusakan (QS.Ar-Ruum:41), berjalan dipasar (QS.Al-Furqaan,7 dan 20), rahmat dan menghidupkan bumi (QS.Ar-Ruum:50), Allah membenci pengerusakan (QS.Al-Baqarah:205), tempattinggal sebagai anugerah (QS.An-Nahl:80) dan bencana bagi penghuni kota(QS.Al-Qashash:59). Layout dari sistematika dalam penyusunan diserrtasiini terlampir.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abdurrahman As-Sudais, Imam besar Masjidil Haram, (2013).wikipedia.org.

    Abdullah dan Alwi Haji Hasan, Sales and Contracts in Early IslamicCommercial Law. (Islamabad: Islamic Research Institute,International Islamic University, 1986).

    Abul Hasan Ali Nadwi, Islam and The World. (Bandung:Angkasa, 2007),10-18.

    Achmad, Wawasan Al-qur'an Tentang kepemilikan, (Makasar, Al-Risalah,Volume 11 Nomor 2 Nopember 2011 ).

    Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab ( Jakarta: PustakaNasional, 1997), 2-4.

    Akram Diya Al Umari, Masyarakat Madinah, (Jakarta:Logos, 1999), 5-7.Akram Diya Al Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman Rasulullah,

    Cetakan pertama (Jakarta:Media dawah, 1994), 12-16.Arnott, Richard; McMillen, Daniel P. A Companion to Urban Economics.

    (Blackwell Publishing, 2006), ISBN 1-4051-0629-8.Anis-ur-Rahman, A methodology for the formulation of Urban

    development plans in the islamic Context with an application to Al-madina Al-munawara (Presented at the Second InternationalConference on Development, Finance and Distribution in IslamicPerspective, held at Islamabad, Pakistan, and also to appear in abook Distribution in an Islamic Framework (forthcoming). 2008)68.

    Amr Zaghloul Taha Elfeky, Nadia Saber El-Baghdady, Mohamed AssemHanaf, Towards Sustainable Development In Upper Egypt (CaseStudy: City Of Assiut) (Egypt:Department of Architecture, Facultyof Engineering, Alexandria University 2012).

    Asanga Gunawansa, Contractual and Policy Challenges to DevelopingEcocities, (Singapore:School of Design and Environment NationalUniversity of Singapore, 2011).

    Avni, G. "From polis to madinaaeuro] revisited - urban change in byzantineand early islamic palestine. Journal of the Royal Asiatic Society, 21(3), (2011). 301-329.

    Azra, Azyumardi. Islam Subtantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih. (Bandung,Mizan, 2000), 197.

    Azra, Azyumardi. Islam Subtantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih. (Bandung,Mizan, 2000), 198.

  • "Baghdad" Encyclopdia Britannica. (Encyclopdia Britannica Online. 13November 2006, "Cities and urban areas in Iraq with population over100,000"), Mongabay.com

    Batty, s. E. Planning for sustainable development in britain: a pragmaticapproach. The town planning review, (2006, 77 (1) ), 29-40.

    Bailey, Harold (Ed.) "The Cambridge history of Iran", CambridgeUniversity Press 1993, Cambridge. ISBN 0-521-45148-5. HouchangNahavandi, The Last Shah of Iran - Fatal Countdown of a GreatPatriot betrayed by the Free World, a Great Country whose fault wasSuccess, Aquilion, 2005, ISBN 1-904997-03-1

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 215-224.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 216.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 217.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 218.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 218.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 219.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 220.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 221.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 224.

    Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 217.

  • Beatley, Timothy, Green Cities of Europe Global Lessons on GreenUrbanism, (Washington, DC 20009 : Publisher: Island Press, Suite300, 1718 Connecticut Ave., NW,2012), 224.

    Birkmann, J., Garschagen, M., Kraas, F., & Quang, N. Adaptive urbangovernance: new challenges for the second generation of urbanadaptation strategies to climate change. (Sustainability science,2010). 5 (2), 185-206.

    B. Yuen, R. Rajack and J. J. Helluin (eds), Urban Land Markets: Improving LandManagement for Successful Urbanisation, New York, Springer. yuen, b.and kong, (2009).

    Balasescu, A. Introduction: Urbanism and sustainability. Development, 54(3), (2011), 293-300.

    Bustanul Arifin, Ekonomi Hijau: Evolusi KonsepPembangunan Berkelanjutan., (Jakarta, 2012).

    Capello, Roberta; Nijkamp, Peter, eds. (2004). Urban Dynamics andGrowth: Advances in Urban Economics. Elsvier Inc.

    Chamhuri Siwar and Rabiul Islam: Concepts, Approach and Indicators forSustainable Regional Development. (Malaysia, Advances inEnvironmental Biology, 6(3): 967-980, 2012 ISSN 1995-0756).

    Chapra, M. Umer: Islam dan Tantangan Ekonomi, (Depok, Penerbit GemaInsani.Depok. 2006).

    Chapra, M. Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Depok, Penerbit GemaInsani, 2006) 215.

    Chapra, Mohammad Umar, 1992. Islam and the Economics Challenge.Nigeria: The Islamic Foundation and The International Insitute ofIslamic Thought, Syaparuddin, Ekonomi Islam: Solusi terhadapBerbagai Permasalahan Sosial-Ekonomi (Bone, STAIN Wataponne,2009).

    Chapra, Umar, Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, (Jakarta, GemasInsani, 2006) 85-150.

    Cilliers, E. J., Diemont, E., Derk-Jan Stobbelaar, & Timmermans, W.Sustainable green urban planning: The workbench spatial qualitymethod.(Journal of Place Management and Development, 2011),214-224.

    Daud Suud, Islamologi, Cetakan pertama (PT. Rineka Cipta: Jakar