Upload
others
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Rapat Koordinasi Penguatan
Layanan Administrasi Kepegawaian
DISIPLIN DAN
KESEJAHTERAAN
PNS
Makassar, 27-29 Oktober 2019
1. PP 10 Tahun 1983 jo PP 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
2. PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
3. PP No 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik
4. PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
5. SE Kepala BAKN No 08/SE/1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
6. SE Kepala BAKN No 48/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan PP No 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas PP No 10Tahun 1983 tentang Izin Perkawainan dan Perceraian Bagi PNS
7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PeraturanPemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
8. Peraturan BKN No 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS
9. Permenkes No 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Bagi Pegawai di LingkunganKementerian Kesehatan.
10.Permenkes No 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Permenkes No 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan danPengenaan Sanksi Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
11.Permenkes No 48 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes No 75 Tahun 2015 tentang PelaksanaanPemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
12.Permenkes No 9 Tahun 2019 tentang Pemberian Mandat dan Delegasi Dalam Manajemen PNS di LingkunganKementerian Kesehatan
DISIPLIN PNS
DISIPLIN PNS PELANGGARAN DISIPLIN
PELANGGARAN DISIPLIN ADALAH SETIAP UCAPAN,TULISAN,ATAU PERBUATAN PNS YG TIDAK MENAATIKEWAJIBAN DAN/ATAU MELANGGAR LARANGANKETENTUAN DISIPLIN PNS, BAIK YG DILAKUKAN DIDALAM MAUPUN DI LUAR JAM KERJA
DISIPLIN PNS → KESANGGUPAN PNS UTK MENAATI
KEWAJIBAN DAN MENGHINDARI LARANGAN YANGDITENTUKAN DLM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN/ATAU PERATURAN KEDINASAN YGAPABILA TDK DITAATI ATAU DILANGGAR DIJATUHIHUKUMAN DISIPLIN
Sedang
Berat
Ringan
- Teguran lisan- Teguran tertulis- Pernyataan tidak puas secara tertulis
- Penundaan KGB 1 thn- Penundaan KP 1 thn- Turun Pangkat 1 thn
- Turun pangkat 3 thn- Pindah dalam rangka turun jabatan- Bebas dari jabatan- Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri- Pemberhentian tidak dengan hormat
(DIHAPUS DENGAN UU NO. 5 TAHUN 2014)
• Sumpah janji PNS• Setia dan taat kpd Pancasila, UUD
45, NKRI• Menaati segala ketentuan PerUUan• Mencapai SKP yang ditetapkan• Bekerja dengan cermat, jujur, dan
bersemangat• Masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja, dll
Pasal 3Kewajban
• Menyalahgunakan wewenang• Menjadi perantara untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain
• Menerima hadiah atau pemberian yang berhubungan dengan jabatan
• Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
• Memberi atau menyangggupi akan memberi sesuatu untuk diangkat dalam jabatan, dll
Pasal 4Larangan
Pasal 14 ayat
(2) Permenkes
48 Tahun 2018
Pelanggaran jam kerja
5 hari, teguran
lisan 6-10 hari teguran tertulis
11-15 hari
Tidak puas secara Tertulis
16-20 hari Tunda KGB 1
thn
21-25 hari Tunda KP 1
thn25-30 hari
Turun Pangkat 1
thn
31-35 hari
Turun Pangkat 3 thn
36-40 hari Pindah dlm
rangka turun
jabatan
40-45 hari
Bebas dari jabatan
Lebih dari 46 hari
PDHTAPS
Wajib datang, melaksanakan tugas dan pulang sesuai ketentuan jam kerja
Keterlambatan dan/atau pulang cepat
Pegawai yang terlambat 1 –30 menit tetap diakumulasijumlah keterlambatannya
7,5 jam dikonversi menjadi 1 hari kerja
PEMBAGIAN HUKUMAN DISIPLIN
BERDASARKAN DAMPAK / AKIBAT YANG DITIMBULKAN
RINGAN
Dijatuhkan kepada
pelanggaran kewajiban
dan larangan yang
memberikan DAMPAK
bagi UNIT KERJA
Dijatuhkan kepada
pelanggaran kewajiban
dan larangan yang
memberikan DAMPAK
bagi instansi
- pelanggaran kewajiban dan larangan
yang memberikan DAMPAK bagi
PEMERINTAH DAN/ATAU NEGARA
- PENYALAHGUNAAN WEWENANG
- MENJADI PERANTARA untuk
mendapatkan KEUNTUNGAN Pribadi
Dan/Atau Orang Lain
- Menjadi PEGAWAI ATAU BEKERJA
untuk Negara Lain dan/atau Lembaga
Atau Organisasi Internasional TANPA
IZIN Pemerintah
- BEKERJA pada Perusahaan Asing,
Konsultan Asing, atau Lembaga
Swadaya Masyarakat Asing
SEDANG
BERAT
Mekanisme Penjatuhan Hukuman Disiplin
PNS YG DIDUGA
MELANGGAR DISIPLIN
PEMANGGILAN I
SECARA TERTULIS O/
ATASAN LANGSUNG
HADIR TDK HADIR
PEMERIKSAAN PEMANGGILAN I I
HADIR
PEMERIKSAAN PENJATUHAN HD O/ PJBW
BERDASRKAN ALAT BUKTI &
KETERANGAN YG ADA
TDK HADIR
7
HARI
KERJA
7
HARI
KERJA
Alur Hukuman Disiplin
01
PNS
DIPANGGIL
03
PENJATUHAN
HUKDIS
(SK HUKDIS)
02
DILAKUKAN
BAP
04
PENGURANGAN
TUKIN
(SK POT TUKIN)
Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin
❖Pejabat yang berwenang menjatuhkan
hukuman disiplin diatur dalam Pasal 16 PP
No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
dan peraturan Kepala BKN No 21 Tahun
2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
❖Pejabat yang berwenang menghukum/
menandatangani Keputusan Hukuman
Disiplin dapat berbeda-beda sesuai dengan
jenis Hukuman Disiplin dan
Jabatan/Golongan PNS yang dijatuhi
Hukuman Disiplin
CUTI PNS
- Cuti : keadaan tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam jangka waktu tertentu
- Cuti diberikan oleh PPK
- PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian) :
Menteri Kesehatan
- PPK dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kecuali untuk Cuti di
Luar Tanggungan Negara dan Cuti
yang dilaksanakan di Luar Negeri
MEKANISME1. Mengajukan permohonan cuti
menggunakan form permohonandan pemberian cuti sesuai lampiranSurat Edaran Cuti nomorHK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24Mei 2018
2. Atasan langsung memberikanpertimbangan
3. Pejabat yang berwenangmemberikan keputusan pemberianCuti (sesuai dengan Permenkes 9Tahun 2019)
Di tandatangani
oleh Pemohon
Di tandatangani
atasan langsung
Di tandatangani
oleh PyB
Keputusan Pemberian Cuti AlasanPenting, Cuti Besar, Cuti di Luar
Tanggungan Negara1. Mengajukan permohonan cuti menggunakan
form permohonan dan pemberian cutisesuai lampiran SE Cuti nomorHK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018
2. Atasan langsung memberikan pertimbangan
3. Kepala UPT mengirimkan permohonankepada Unit Utama dengan surat pengantarsesuai lampiran SE Cuti nomorHK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei2018.
4. Unit Utama meneruskan permohonan keBiro Kepegawaian
Keputusan Pemberian Cuti Tahunan, CutiSakit, Cuti Melahirkan Cuti Alasan Penting, Cuti Besar, Cuti di Luar Tanggungan Negara
yang dilaksanakan di Luar Negeri
1. Mengajukan permohonan cutimenggunakan form permohonan danpemberian cuti sesuai lampiran SE Cutinomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24Mei 2018
2. Atasan langsung memberikan pertimbangan
3. Kepala UPT mengirimkan permohonankepada Unit Utama dengan surat pengantarsesuai lampiran SE Cuti nomorHK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei2018.
4. Unit Utama meneruskan permohonan keBiro Kepegawaian
Jangka Waktu Pengajuan Cuti
1. Permohonan Cuti (dalam negeri) disampaikan ke pejabat yang
berwenang memberikan cuti minimal 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum pelaksanaan cuti
2. Permohonan Cuti (luar negeri) disampaikan ke Biro Kepegawaian
paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan cuti.
3. Pengecualian angka 1 dan 2 bagi Cuti Sakit dan Cuti Alasan
Penting selain untuk kepentingan melangsungkan perkawinan
4. Permohonan/Perpanjangan/Aktif Cuti di Luar Tanggungan Negara
sudah diterima Biro Kepegawaian paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum TMT CLTN
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
NO PyB PNS CUTI DALAM NEGERI
1 Irjen
Para Dirjen
Para Kepala Badan
- JPT Pratama dan Jabfung Utama
di Unit Utama
- Pimpinan UPT masing-masing
- Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
2 Ses Itjen
Para Ses Ditjen
Para Ses Badan
- Jabatan Administrator
- Jabfung Ahli Madya
- Lektor Kepala
di Unit Utama masing-masing
- Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
3 Para Karo
Para Kapus
di Lingkungan Setjen
PNS di lingkungan masing-masing - Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
4 Kepala Bagian bidang
kepegawaian
di lingkungan Ditjen, Itjen
dan Badan
- Jabatan Pengawas
- Jabfung Ahli Muda ke bawah
- Lektor
- Asisten Ahli
- Jabatan Pelaksana
di Unit Utama masing-masing
- Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
5 Pimpinan UPT PNS di unit kerja masing-masing - Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
NO PyB PNS CUTI DALAM NEGERI CUTI LUAR NEGERI
1 Sekretaris Jenderal JPT Pratama - Cuti Alasan Penting
- Cuti Besar
2 Kepala Biro Kepegawaian - Jabatan Administrator
- Jabfung Ahli Madya
- Lektor Kepala
- Guru Besar
- Cuti Alasan Penting
- Cuti Besar
3 Kepala Bagian Disiplin dan
Kesejahteraan Pegawai Biro
Kepegawaian
- Jabatan Pengawas
- Jabfung Ahli Muda ke bawah
- Lektor
- Asisten Ahli
- Jabatan Pelaksana
- Cuti Alasan Penting
- Cuti Besar
4 MENTERI KESEHATAN SELURUH PNS Cuti di Luar Tanggungan
Negara
- Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
- Cuti Alasan Penting
- Cuti Besar
- Cuti di Luar Tanggungan
Negara
Berdasarkan Pasal 3 PP Nomor 10 Tahun 1983 jo.PP NO 45 Tahun 1990
Wajib memperoleh IJIN / SURAT KETERANGANdari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK/MenteriKesehatan):
a. PNS Penggugat = IZIN UNTUK MELAKUKANPERCERAIAN
b. PNS Tergugat = SURAT KETERANGAN UNTUKMELAKUKAN PERCERAIAN (diajukan palinglambat 6 (enam) hari setelah menerimagugatan)
c. Diajukan secara tertulis kepada PPK secarahirarki
d. Sanksi Hukuman Disiplin Berat Bagi YangMelanggar
IZIN PERCERAIAN PNS
PermasalahanNO PERMASALAHAN SOLUSI
1 Atasan langsung / Pimpinan satker tidak melakukan
pembinaan
Penerapan PP 53/2010 atasan langsung
yang tidak menjatuhkan hukuman disiplin
dikenakan hukuman disiplin yang sama
2 Pelanggaran tidak dilakukan pembinaan secara
berjenjang
Penerapan PP 53/2010 atasan langsung
yang tidak menjatuhkan hukuman disiplin
dikenakan hukuman disiplin yang sama
3 Pengurangan Tunjangan Kinerja akibat Hukuman
Disiplin belum dilaksanakan
Sosialisasi dan Diseminasi Perturan
Pemberian Penghargaan dan Sanksi
4 Masih terdapat penjatuhan hukuman disiplin yang tidak
sesuai dengan kewenangannya
Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan
Disiplin secara berkelanjutan
5 BAP dilakukan oleh Pegawai yang berpangkat /
golongan lebih rendah
Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan
Disiplin secara berkelanjutan
6 Data pelanggaran disiplin belum terintegrasi dengan
produk kepegawaian lainnya
Pengembangan Aplikasi Hukuman Disiplin
7 Pendataan Hukuman Disiplin perlu dilakukan secara
berkelanjutan
Pengembangan Aplikasi Hukuman Disiplin
Permasalahan
NO PERMASALAHAN SOLUSI
8 Penanganan masalah yang tidak sesuai ketentuan
(contoh: pemberhentian gaji sebelum ada SK Hukuman
Disiplin, memindahkan PNS bermasalah, dsb)
Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan
Disiplin secara berkelanjutan
9 Aturan sanksi Ijin Belajar / Tugas Belajar belum
mendukung penegakan disiplin
Perubahan aturan izin belajar / tugas
belajar
10 Masih terdapat permohonan cuti tidak sesuai dengan
ketentuan
Penggunaan Aplikasi Cuti yang telah
disesuaikan dengan ketentuan
11 Masih terdapat permohonan Cuti yang terlambat
diusulkan ke Biro Kepegawaian
Sosialisasi dan Diseminasi Surat Edaran
Cuti
12 Masih terdapat pegawai cerai belum mendapat izin dari
Pejabat (Menteri Kesehatan)
Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan Izin
Pernikahan dan Perceraian secara
berkelanjutan
JENIS LAYANAN
1. Penghargaan Satyalancana Karya Satya dan Bakti Karya Husada
2. Pengangkatan Tim Penguji Kesehatan (TPK) dan Dokter Penguji Kesehatan (DPT)
3. Pengujian Kesehatan bagi PNS yang Memiliki Masalah Kesehatan
4. Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat dan Penyakit Akibat Kerja serta Penetapan Tewas ASN
5. Pemeriksaan Kesehatan Pegawai secara Berkala
6. Pemeriksaan Narkoba kepada PNS di Lingkungan Setjen
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 Tahun2010 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor1396/MENKES/SK/IX/2005 tentang PedomanPenganugerahan Penghargaan Bakti Karya
Husada kepada PNS di lingkungan Kemenkes
SATYALANCANA KARYA SATYA
Merupakan Tanda Kehormatan dari Presiden
RI yang dianugerahkan kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang telah bekerja
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila,
Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, negara dan
pemerintah serta dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kecakapan, dan kedisiplinan serta
telah bekerja terus menerus sekurang-
kurangnya 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun.
BAKTI KARYA HUSADA
Merupakan Tanda Penghargaan dari
Menteri Kesehatan RI yang
dianugerahkan kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS), sebagai
penghargaan yang dalam
melaksanakan tugasnya telah
menunjukkan ketaatan, kesetiaan
kepada Pancasila dan UUD 45, jujur,
bertanggungjawab disiplin serta
memiliki prestasi yang tinggi dan
telah melaksanakan tugasnya selama
sekurang-kurangnya 16 tahun (dwi
windu), dan 24 tahun (tri windu).
Usulan dari Unit Pelayanan Teknis (UPT)
harus melalui Unit Utama
masing-masing dan dilakukan secara online melalui:
https://usul-ropeg.kemkes.go.id
Unit Utama berkewajiban melakukan verifikasi dan
validasi berkas usulan tsb secara online sesuai
dengan ketentuan yang` berlaku sebelum diusulkan
kepada
Biro Kepegawaian.
Pengusulan dilakukan dalam 2 periode yaitu
Agustus (Hari Kemerdekaan RI) paling lambat
bulan April dan November (HKN) paling lambat
bulan Juni.
Data pendukung dalam bentukpdf, 1 nama usul 1 file yang didalamnya terdapat:
SK CPNS
SK Pangkat Terakhir
SK Jabatan Terakhir
Daftar RiwayatHidup sesuai format
MEKANISME PENGUSULAN
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
PP Nomor 26 Tahun 1977 tentang Pengujian Kesehatan PNS dan Tenaga-tenaga lainnya yang bekerja pada Negara RI jo Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
142/MENKES/SK/VII/77, Nomor 652/KEP/1977 tanggal 1 Juli 1977
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor143/MENKES/Per/VII/77 tanggal 1 Juli 1977
Surat Edaran Kepala Badan AdministrasiKepegawaian Negara Nomor 15/SE/1977 tanggal
1 Juli 1977
DPT
Dokter Penguji Tersendiri adalah seorang dokter
yang ditetapkan oleh Kadinkes Provinsi yang
bekerja secara sendiri dalam menguji kesehatan
CPNS/PNS dan tenaga-tenaga lainnya yang
bekerja pada Negara RI.
TPK
Tim Penguji Kesehatan adalah suatu tim yang
dibentuk oleh Menteri Kesehatan yang terdiri dari
sejumlah dokter yang bekerja secara Bersama
dalam menguji kesehatan CPNS/PNS dan tenaga-
tenaga lainnya yang bekerja pada Negara RI.
MEKANISME PENGUSULAN
Berkas yang Dilampirkan
SK KP Terakhir darinama-nama TPK yang diusulkan
SK Jabatan Fungsional
SK TPK terakhir/ lama
Mekanisme
Usulan nama TPKdiusulkan dari RS Pemerintah/ RSUD kpd Dinkes Provinsi
Dinkes Provinsimengusulkan kpd Biro Kepegawaian
Biro Kepegawaianmenerbitkan SK TPK
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
PP Nomor 26 Tahun 1977 tentang Pengujian Kesehatan PNS dan Tenaga-tenaga lainnya yang bekerja pada Negara RI jo Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
142/MENKES/SK/VII/77, Nomor 652/KEP/1977 tanggal 1 Juli 1977
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor143/MENKES/Per/VII/77 tanggal 1 Juli 1977
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perkantoran
TUJUAN
1. Untuk menjamin tugas, fungsi dan peran PNS agar dapat berjalan secara bermutu dan berkesinambungan.
2. Mengetahui status kesehatan PNS apakah memenuhi persyaratan sebagai PNS sesuai peraturan perundangan yg berlaku.
MEKANISME PENGUSULAN
✓Pengajuan permintaan pengujian kesehatan bagi PNS yangbermasalah kesehatan di lingkungan Kemenkes dapatdisampaikan oleh Pimpinan Satker melalui Sekretaris Unit Utamakepada Karopeg.
✓Ropeg pada tahun anggaran 2019 memiliki anggaran untukpengujian kesehatan bagi PNS di lingkungan kantor pusat danUPT Kemenkes wilayah Jabodetabek sebesar Rp 900.000,-(sembilan ratus ribu rupiah) per orang.
DASAR HUKUM
Undang Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2017 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70
Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil
Negara.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pedoman Kriteria Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat Dan Penyakit Akibat Kerja Serta Penetapan Tewas Bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
• Perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakitakibat kerja berupa perawatan, santunan, dantunjangan cacat.
JAMINAN KEMATIAN
• Perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian.
MEKANISME PENGUSULAN
✓Pengajuan usul verval bagi PNS yang mengalami Kecelakaan Kerja, Cacat,Penyakit Akibat Kerja, dan atau Tewas di lingkungan Kemenkes dapatdisampaikan oleh Pimpinan Satker melalui Sekretaris Unit Utama kepadaKaropeg.
✓Usul verval Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat Dan Penyakit Akibat KerjaSerta Penetapan Tewas PNS instansi pusat dan PNS Instansi daerah IV/cke atas disampaikan kepada BKN Pusat. Sedangkan PNS instansi daerahGolongan IV/b ke bawah disampaikan kepada kantor BKN Regional.
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
PP Nomor 26 Tahun 1977 tentang Pengujian Kesehatan PNS dan Tenaga-tenaga lainnya yang bekerja pada Negara RI jo Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
142/MENKES/SK/VII/77, Nomor 652/KEP/1977 tanggal 1 Juli 1977
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor143/MENKES/Per/VII/77 tanggal 1 Juli 1977
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran
PEMANGGILAN MCU
Oleh
Unit Utama/ Satker
PELAKSANAAN MCU
Di RS Pelaksana
RS Pelaksana
menyampaikan :
1. Hasil MCU ke Unit Utama/Satker utkditeruskan kpdYBS
2. Rekap Data hasil MCU ke Uni Utama/ Satker
HASIL MCU
Melakukan analisa hasil MCU
• Mekanisme Rujukan
• Mengirimkan hasil analisa MCU ke Biro Kepegawaian sebagai dukungan Informasi Kepegawaian
UPK
Mempersiapkan MoU dan PKS
dengan RS Pelaksana
Persiapan MCU
Unit Utama/ Satker menyampaikan :
1. Hasil MCU kpd YBS
2. Rekap data hasil MCU ke UPK
ALUR PEMERIKSAAN KESEHATAN
DASAR HUKUM
Menindaklanjuti Inpres No. 6 Tahun 2018 dalam
rangka penguatan Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
dan Prekusor Narkotika (P4GN), Presiden RI
menginstrusikan
“Rencana Aksi Nasional P4GN tahun 2018 – 2019”.
Salah satu Rencana Aksi Nasional P4GN
Kementerian Kesehatan :
➢ Pelaksanaan Test Narkoba kepada Aparatur Sipil
Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan
(Anggaran masing - masing Unit Utama/ Satuan
Kerja)
MEKANISME
Unit Utama/ Satker
melakukan perjanjian
kerjasama dengan RS
Pelaksana yaitu RSKO
Jakarta.
5
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
No Uraian Permasalahan Alternatif Penyelesaian
1. Terdapat pegawai yang sakit tetapi
tidak bersedia melakukan pengujian kesehatan.
Satker melakukan pendekatan kepada Ybs
2. Kejelasan tentang biaya pengujian
kesehatan yang dicover oleh Ropeg.
Surat Edaran Karopeg nomor KP.04.05/4/1388/2019 mengenai
Pengujian Kesehatan bagi PNS yang Bermasalah Kesehatan di
Lingkungan Kemenkes. Ropeg memiliki anggaran pengujian
kesehatan bagi PNS di lingkungan kantor pusat dan UPT
Kemenkes wilayah Jabodetabek selama anggaran masih
tersedia.
3. Biaya pengujian kesehatan cenderung mahal dan
alokasi anggaran yang ada di Ropeg kecil.
Surat Edaran Setjen agar masing-masing unit utama
menyediakan anggaran untuk pengujian kesehatan.
4. Belum dilakukan MCU kepada seluruh pegawai. Surat Edaran Setjen Nomor KP.04.05/IV/114/2019 tanggal 25
Januari 2019 yang isinya menginstruksikan seluruh Unit Utama
dapat mengalokasikan anggaran untuk pemeriksaan kesehatan
bagi staf di lingkungan kerja masing-masing.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
No Uraian Permasalahan Alternatif Penyelesaian
5. Tidak ada standar jumlah dan jenis pemeriksaan,
maupun biaya.- Penyusunan Permenkes tentang Standar
Pemeriksaan Kesehatan PNS.
- Perlu dibuat aplikasi tentang pengelolaan
hasil MCUBelum ada tindak lanjut pencatatan hasil MCU dalam
basis data.
Belum ada monitoring TL bagi pegawai yang MCU.
Belum ada penggunaan hasil MCU pada karir pegawai.
6. Belum ada tindak lanjut hasil NAPZA, baru dilakukan
pemanggilan dan konseling di unit utama
Perlu pedoman pemeriksaan NAPZA
Belum ada mekanisme bagaimana tindak lanjut yang positif dalam
rangka pengobatan, atau positif karena penyalahgunaan obat, dan
bagaimana mekanisme rehab dan hukuman disiplin.