2
Risalah Diskusi Perpajakan hari Rabu tanggal 25 Agustus 2010 Materi Kasus: Dalam praktek persewaan gedung sering kali tidak dilakukan sendiri oleh pemilik gedung. pemilik gedung dapat saja bekerja sama dengan pengelola yang kemudian menyewakan kepada pihak lain. Selain dari itu pemilik gedung dalam pelaksanaan pemeliharaan gedung dapat juga bekerja sama dengan pihak lain. Contoh pemilik Gedung PT X bekerja sama pengelola gedung PT Y untuk menyewakan kepada peritel, dengan cara bagi hasil. PT X pun bekerja sama dengan PT Z perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemeliharaan gedung termasuk pembayaran air dan listrik Masalah : Ketentuan pajak yang harus diterapkan, mengingat terdapat dua ketentuan PPh yang mengatur hal serupa, yaitu: a. Penerapan ketentuan pasal 4 ayat (2) UU PPh. Pengenaan didasarkan PP 29 Tahun 1996 yang telah diubah dengan PP No 5 Tahun 2002 dan aturan pelaksanaan Keputusan MenKeu 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No 120/PMK.03/2002 dan Keputusan Dir Jen Pajak No 227/PER/2002. Tarif 10 % dan bersifat final. b. Ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2. Pengenaan mengikuti Peraturan Men Keu No 244/PMK.03/2008 sebesar 2 % Pelaksanaan di lapangan tidak selalu konsisten. Diskusi: 1. Bagaimana kriteria menentukan peraturan yang akan dijadikan dasar pengenaan pajak? Sebagai pedoman, apabila persewaan dilakukan langsung dengan pemilik gedung, maka ketentuan PP 29 Tahun 1996 jo PP 5 Tahun 2002 berlaku. Apabila persewaan dilakukan melalui pengelola, maka pengenan pajak antara pemilik gedung dengan pengelola mengikuti PP diatas;

Diskusi PPh 25-8-10-Rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Risalah Diskusi Perpajakan hari Rabu tanggal 25 Agustus 2010

Citation preview

Page 1: Diskusi PPh 25-8-10-Rev

Risalah Diskusi Perpajakan hari Rabu tanggal 25 Agustus 2010

Materi Kasus:

Dalam praktek persewaan gedung sering kali tidak dilakukan sendiri oleh pemilik gedung. pemilik gedung dapat saja bekerja sama dengan pengelola yang kemudian menyewakan kepada pihak lain. Selain dari itu pemilik gedung dalam pelaksanaan pemeliharaan gedung dapat juga bekerja sama dengan pihak lain.

Contoh pemilik Gedung PT X bekerja sama pengelola gedung PT Y untuk menyewakan kepada peritel, dengan cara bagi hasil.

PT X pun bekerja sama dengan PT Z perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemeliharaan gedung termasuk pembayaran air dan listrik

Masalah :

Ketentuan pajak yang harus diterapkan, mengingat terdapat dua ketentuan PPh yang mengatur hal serupa, yaitu:

a. Penerapan ketentuan pasal 4 ayat (2) UU PPh. Pengenaan didasarkan PP 29 Tahun 1996 yang telah diubah dengan PP No 5 Tahun 2002 dan aturan pelaksanaan Keputusan MenKeu 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No 120/PMK.03/2002 dan Keputusan Dir Jen Pajak No 227/PER/2002. Tarif 10 % dan bersifat final.

b. Ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2. Pengenaan mengikuti Peraturan Men Keu No 244/PMK.03/2008 sebesar 2 %

Pelaksanaan di lapangan tidak selalu konsisten.

Diskusi:

1. Bagaimana kriteria menentukan peraturan yang akan dijadikan dasar pengenaan pajak? Sebagai pedoman,

● apabila persewaan dilakukan langsung dengan pemilik gedung, maka ketentuan PP 29 Tahun 1996 jo PP 5 Tahun 2002 berlaku.

● Apabila persewaan dilakukan melalui pengelola, maka pengenan pajak antara pemilik gedung dengan pengelola mengikuti PP diatas;

● Apabila persewaan dilakukan antara pengelola dengan penyewa, maka atas Penghasilan yang diterima oleh pengelola akan dikenakan PPh berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2

Kenyataannya tidak semua KPP melaksanakan kriteria diatas.

Terkait dengan kasus diatas, terdapat 2 buah Surat dari KPP Madya Batam dan KPP Pratama Yogya yang menetapkan bahwa:

a. penghasilan berupa bagi hasil, service charge dan selainnya yang berkaitan dengan persewaan tanah dan bangunan yang dilakukan oleh pemilik gedung dengan penyewadikenakan PPh Final eks Pasal 4 ayat (2).

b. Atas penghasilan berupa pemeliharaan gedung dan lain lain yang dilakukan oleh pengelola dan penyewa di potong PPh Ps 23.

Page 2: Diskusi PPh 25-8-10-Rev

Simpulan

a. Pada dasarnya tolok ukur yang digunakan adalah kegiatan utamanya.b. Kalau pemilik langsung maka pemotongan didasarkan pasal 4 ayat (2) , bersifat

finalc. Kalau dilakukan oleh pengelola, maka termasuk jasa pemeliharaan yang tunduk

pada ketentuan Pasal 23. Biaya listrik tidak ada, d. Persewaan gondola dll, karena elekat dengan gedung, maka tunduk pada Pasal

4 ayat (2). e. Pengelolan gedung,: untuk listrik air tunduk pada Pasal 23 sepanjang tidak

terkait persewaan tanah dan bangunan.

Jakarta 25 Agustus 2010.