23
DEFINISI Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah : Kenaikan kadar kolesterol total (≥ 240 mg/dl) Kenaikan kolesterol LDL (≥ 160 mg/dl) Kenaikan kadar trigliserida (≥ 200 mg/dl) Penuruna kadar HDL (< 40 mg/dl) EPIDEMIOLOGI Di Indonesia prevalensi dyslipidemia semakin meningkat. Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan pada 4 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Padang, didapatkan keadaan dislipidemia berat pada orang yang berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak di Padang dan Jakarta, diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung dan Yogyakarta Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita dengan rentang usia 55-59 tahun dibandingkan dengan pria. Ditemukan juga bahwa salah satu factor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskular adalah dislipidemia. Penelitian juga menyebutkan bahwa control terhadap dislipidemia akan mencegah dan mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular.

DISLIPIDEMIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dislipid

Citation preview

Page 1: DISLIPIDEMIA

DEFINISI

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau

penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah :

Kenaikan kadar kolesterol total (≥ 240 mg/dl)

Kenaikan kolesterol LDL (≥ 160 mg/dl)

Kenaikan kadar trigliserida (≥ 200 mg/dl)

Penuruna kadar HDL (< 40 mg/dl)

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia prevalensi dyslipidemia semakin meningkat. Berdasarkan hasil

penilitian yang dilakukan pada 4 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Padang,

didapatkan keadaan dislipidemia berat pada orang yang berusia diatas 55 tahun didapatkan

paling banyak di Padang dan Jakarta, diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung dan

Yogyakarta

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak

didapatkan pada wanita dengan rentang usia 55-59 tahun dibandingkan dengan pria.

Ditemukan juga bahwa salah satu factor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit

kardiovaskular adalah dislipidemia. Penelitian juga menyebutkan bahwa control terhadap

dislipidemia akan mencegah dan mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular.

ETIOLOGI

1. Primer adanya kelainan endogen dalam tubuh

2. Sekunder karena sebab lain

Diabetes Melitus

Hormon insulin dapat menghambat aktivitas adenilil siklase (enzim

yang mengubah ATP menjadi cAMP) pembentukkan cAMP

menurun aktivitas protein kinase dependen cAMP menurun

tidak terjadi pengaktifan lipase peka-hormon (menghidrolisis

Triasilgliserol untuk membentuk asam lemak dan gliserol; lipolisis)

Page 2: DISLIPIDEMIA

Pada diabetes mellitus terjadi penurunan hormone insulin, sehingga

mekanisme tersebut tidak terjadi, dan terjadi peningkatan lipolisis.

Selain itu, pada DM terjadi peningkatan hormone glucagon, yang

kerjanya meningkatkan lipolisis

Sindroma Nefrotik

Cari lagi

Hipotiroid

Pada hipotiroid, terjadi peningkatan hormone TSH, dimana TSH

adalah salah satu hormone yang merangsang aktivitas adenilil siklase

pembentukkan cAMP meningkat aktivitas protein kinase

dependen cAMP meningkat terjadi pengaktifan lipase peka-

hormon (menghidrolisis Triasilgliserol untuk membentuk asam lemak

dan gliserol) lipolisis

Kafein

Kafein menghambat aktivitas enzim fosfoditase tidak terjadi

penguraian cAMP menjadi 5’AMP meningkatkan lipolisis

Page 3: DISLIPIDEMIA

Alkohol

Alkohol menghambat proses β-okidasi (pembentukan Asetil-KoA dari

Asil-KoA), sehingga Asil-KoA di re-esterifikasi dengan gliserol 3-

fosfat untuk membentuk triasilgliserol

FAKTOR RESIKO

a. Faktor Jenis Kelamin

Resiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal

tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari

hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon

seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks

wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi

pada wanita menopause mempunyai resiko lebih besar terhadap terjadinya

aterosklerosis dibandingkan wanita premenopause.

b. Faktor Usia

Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun,

begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan

dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi,

sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak

perlemakan sudah ditemukan di lumen pembuluh arah dan meningkat kekerapannya

pada usia 30 tahun

c. Faktor Genetik

Faktor genetic merupakan factor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu

genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (specific-trait)

diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari dan satu gen dari

ayah, sehingga kadar hyperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh factor dislipidemia

primer karena factor kelainan genetik

d. Faktor Kegemukan

Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah

komplikasi yang dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energy yang masuk bersama makanan,

dengan energy yang dipakai. Kelebihan energy ini ditimbun dalam sel lemak yang

Page 4: DISLIPIDEMIA

membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang

tinggi dan kadar trigliserida plasma yang tinggi. Trigliserida berlebihan dalam

sirkulasi mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami

lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal

ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah

e. Faktor Olah Raga

Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol

LDL dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat

secara bermakna. Lemak ditimbun didalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga

memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam

aliran darah.

f. Faktor Merokok

Meroko dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,

trigliserida dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan

merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan

merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolism lemak yang

dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.

g. Faktor Makanan

Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan

aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar

kolesterol total dan LDL, sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.

KLASIFIKASI

Tipe PenyakitPeningkatan utama dalam plasma

Lipoprotein Lipid

I Hiperkilomikronemia Familial Kilomikron TG

IIa Hiperkolesterolemia familial LDL Kolesterol

IIb Familial combine hyperlipidemia LDL & VLDL TG & kolesterol

III Disbetalipoproteinemia familial IDL TG & kolesterol

IV Hipertrigliseridemia familial VLDL TG

V Familial combine

hypertrigliseridemia

VLDL & kilomikron TG & kilomikron

Page 5: DISLIPIDEMIA

I. Hiperkilomikronemia Familial

Defisiensi Lipoprotein Lipase (LPL)

LPL merupakan enzim yang berasal dari endotel kapiler yang berfungsi

menghidrolisis trigliserida dari kilomikron menjaadi asam lemak dan gliserol

(jalur eksogen). Ketika enzim ini mengalami gangguan fungsi, maka kilomikron

yang mengandung trigliserida akan terakumulasi di dalam serum.

Defisiensi Apo C2

Apo C2 diperlukan sebagai kofaktor untuk aktivitas lipoprotein lipase (LPL).

Apabila terjadi defisiensi Apo C2, maka LPL tidak dapat menghidrolisis

trigliserida, sehingga menyebabkan pengakumulasian TG dalam serum.

IIa. Hiperkolesterolemia familial

Disebabkan karena adanya mutasi kromosom 19 pada reseptor LDL,

menyebabkan LDL tidak dapat diserap oleh hati melalui reseptor LDL.

Sehingga terjadi akumulasi LDL yang kaya akan kolesterol.

IIb. Familial combine hyperlipidemia

Disebabkan karena meningkatnya produksi Apo B-100 oleh hepar. Sehingga

lipoprotein yang mengandung Apo B-100, yaitu VLDL dan LDL juga

meningkat

III. Disbetalipoproteinemia familial

Disebabkan karena adanya abnormal pada isoform Apo E, yaitu Apo E2 .

Normal Apo E3 dan Apo E4 membantu uptake sisa kilomikron

(kilomikron remnant) dan sisa VLDL (IDL) oleh hati. Karena adanya Apo E2,

proses uptake terganggu, akibatnya tejadi akumulasi IDL dan sisa kilomikro

dalam darah.

IV. Hipertrigliseridemia familial

Disebabkan karena hepar memproduksi VLDL secara berlebihan

(overproduction). Gangguan yang mendasari kelainan pada pasien ini belum

diketahui secara pasti. Namun ada yang menyebutkan bahwa obesitas, diabetes

mellitus dan alcohol merupakan faktor pencetus terjadinya kelainan ini.

V. Familial combine hypertrigliseridemia

Disebabkan karena adanya gangguan pada meatabolisme trigliserida dan

overproduksi VLDL.

Page 6: DISLIPIDEMIA

Tipe Penyakit PenyebabPeningkatan utama dalam plasma

Lipoprotein Lipid

I Hiperkilomikronemia Familial Defisiensi Lipoprotein Lipase (LPL)

Defisiensi Apo C2Kilomikron TG

IIa Hiperkolesterolemia familial Mutasi kromosom 19 pada reseptor LDL LDL Kolesterol

IIb Familial combine hyperlipidemia Meningkatnya produksi Apo B-100 LDL & VLDLTG &

kolesterol

III Disbetalipoproteinemia familial Abnormal pada isoform Apo E, yaitu Apo E2 IDLTG &

kolesterol

IV Hipertrigliseridemia familial Hepar memproduksi VLDL secara berlebihan VLDL TG

VFamilial combine

hypertrigliseridemia

Gangguan pada meatabolisme trigliserida dan

overproduksi VLDL

VLDL &

kilomikron

TG &

kolesterol

Page 7: DISLIPIDEMIA

DIAGNOSIS

a. Manifestasi klinis

Spektrum manifestasi klinis bervariasi luas dari asimptomatik hingga ke manifestasi

klinis yang jelas. Penderita dapat muncul dengan manifestasi klinis xanthoma pada

telapak tangan dan kelopak mata, arcus cornea, xanthoma tuberosum

b. Profil Lipid

PENATALAKSANAAN

Langkah awal penatalaksanaan dislipidemia harus dimulai dengan penilaian jumlah

faktor resiko koroner yang ditemukan pada pasien tersebut ubtuk menentukan sasaran

kolesterol – LDL yang harus dicapai.

Penatalaksanan dislipidemia terdiri atas penatalaksanaan non-farmakologis dan

penggunaan obat penurun lipid. Dianjurkan agar pada semua pasien dislipidemia harus

dimulai dengan pengobatan non-farmakologis terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan

pemberian obat penurun lipid. Pada umumnya pengobatan non-farmakologis dilakukan

selama 3 bulan sebelum memutuskan untuk menambahkan obat penurun lipid

Page 8: DISLIPIDEMIA
Page 9: DISLIPIDEMIA

Non-Farmakologis

Penatalaksanaan non-farmakologis dikenal juga dengan nama perubahan gaya hidup,

meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, serta beberapa upaya lain seperti hentikan

merokok, menurunkan berat badan bagi mereka yang gemuk, dan mengurangi asupan

alkohol.

Terapi Nutrisi Medis

Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemia,

oleh karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah

pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak.

Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total tinggi

Mengurangi asupan lemak jenuh

Meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA =

Mono Unsaturated Fatty Acid) dan rantai ganda (PUFA = Poly

Unsaturated Fatty Acid )

Pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi

Mengurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak

Page 10: DISLIPIDEMIA

Aktivitas fisik

Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai

denganvkondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti

jalan kaki, naik sepeda, berenang, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan

dengan kemampuan dan kesenangan pasien, selain itu agar berlangsung terus

Page 11: DISLIPIDEMIA

FARMAKOLOGIS

Jenis Dosis Mekanisme kerja Indikasi Efek samping

Asam fibrat Gemifibrozil 600-1200 mg

2 atau 3 kali pemberian

Fenofibrat 160 mg

Klofibrat

bezafibrat

Agonis PPARα:

↑ sintesis LPL klirens

TG ↑ TG↓

↑ sintesis Apo A1 & Apo

A2 HDL ↑

↓ sintesis Apo C3

VLDL ↓

↓↓TG

(tipe III dan IV, kecuali

tipe I defisiensi LPL

kongenital)

↑HDL

Mual

Miositis (+ statin)

Batu empedu

Penghambat HMG

CoA reduktase

Lovastatin 10-80 mg/dl

Pravastatin 10-40 mg/dl

Simvastatin 5-40 mg/dl

Fluvastatin 20-40 mg/dl

Atorvastatin 10-80 mg/dl

Rosuvastatin 10-20 mg/dl

Menghambat enzim HMG

CoA reduktase sintesis

kolesterol ↓ kolesterol

intrasel ↓ reseptor LDL ↓

klirens IDL & LDL ↑

↓↓LDL

(kecuali tipe IIa

defisiensi reseptor LDL)

Miopati & rabdomiolisis

Gangguan fungsi hati

Niacin

(asam nikotinat)

Niasin 50-100 mg

3 kali pemberian, kemudian

tingkatkan 1-2,5 g 3 kali

pemberian

Menghambat lipolisis di jaringan

adiposa sintesis asam lemak ↓

sintesis TG oleh hepar ↓

VLDL ↓ LDL ↓

Semua jenis

hipertrigliseridemia &

hiperkolesterolemia

(kecuali tipe I)

↑HDL obat yang

terbaik

Flushing (perasaan panas

pada muka dan badan)

Ulkus peptikum

Gangguan fungsi hati

Hiperglikemi

hiperurisemia

Page 12: DISLIPIDEMIA

Resin pengikat asam

empedu

(Bile-acid

sequestrants)

Kolestiramin 8-12 g

Kolestipol 10-15 g

Kolesevelam 6,5 g

Mengikat asam empedu

di usus halus

menghambat reabsorbsi

kembali ke hepar

dikeluarkan dengan tinja

Asam empedu ↓

konversi kolesterol

menjadi asam empedu ↑

kolesterol intrasel ↓

reseptor LDL ↑ LDL ↓

↓↓LDL

(sejak diperkenalkan

HMG CoA reduktase,

jadi semakin jarang

dipergunakan)

Konstipasi

Mual, kembung

Gangguan absorbsi

vitamin larut lemak

(ADEK)

Penghambat

absorbsi sterol

(Inhibitor of

intestinal sterol

absorption)

Ezetimibe 10 mg/hari Menghambat transporter sterol

NPC1L1 di brush border

intestine Menghambat

absorbsi kolesterol di intestinal

(baik dari makanan atau asam

empedu)

↓↓LDL

(kombinasi dengan

HMG CoA reduktase

efek sinergistik)

Gangguan fungsi hepar

Page 13: DISLIPIDEMIA

KOMPLIKASI

1. Aterosklerosis PJK dan stroke

Disfungsi endotel menyebabkan endotel mudah disusupi oleh LDL, terlebih

jika seseorang menderita dislipidemia. LDL yang terakumulasi di endotel akan

teroksidasi dan membentuk oxidized LDL. Oxidized LDL merupakan proses inflamasi

dan akan mengeluarkan suatu faktor yang bersifat kemotraktan yang akan menarik

monosit untuk datang ke lesi tersebut.

Stimulasi dari oxidized LDL akan mengubah monosit menjadi makrofag.

Makrofag akan memfagosit oxidized LDL tersebut. Makrofag yang penuh lemak

tersebut akan berubah menjadi foam cell dan membentuk plak.

Foam cell suatu ketika dapat lisis sehingga lemak yang terkandung di

dalamnya akan bertebaran. Lemak-lemak sisa lisis ini akan kembali mendatangkan

monosit sehingga proses pembentukan plak akan terus berulang dan plak akan

semakin membesar.

Pada saat yang sama, smooth muscle cells akan berproliferasi dan bermigrasi

ke luar dan membentuk fibrous cap untuk menutupi plak

2. Xanthoma & Xanthelasma

Pada dislipidemia terdapat kadar LDL dalam serum yang meningkat,

akibatnya terjadi peningkatan LDL terhadap reseptor scavenger yang memperantarai

pengumpulan kolesterol di makrofag, kulit, dan dinding pembuluh darah. Akumulasi

kolesterol yang berawal didarah masuk melalui dinding vascular, trauma dan

inflamasi pada dinding menyababkan perubahan permeabilitas vaskuler sehingga

lipoprotein dapat masuk kedalam kulit dan kemudian di fagositosis oleh sel dermal.

Xanthoma mempunyai gambaran mikroskopik yang khas, yaitu adanya foam

cell atau sel busa. Foam cell adalah makrofag yang mengandung lipid didalamnya.

Pada semua xantoma terlihat infiltrate lipid pada kulit, infiltrasi sel radang dan

keberadaan sel lemak di luar sel.

Page 14: DISLIPIDEMIA

Xantelasma dapat dibedakan dengan melihat lokasi dari xantelasma yang

terletak superfisial. Selain foam cell, pada xantelasma dapat ditemukan di otot,

rambut, dan lapisan epidermis kulit.

3. Pancreatitis akut

Kadar trigliserida yang sangat tinggi (> 1000 mg/dl) dapat mencetuskan

episode pankreatitis akut. Sampai saat ini belum ada penjelasan pastinya, mungkin

karena karena efek toksik langsung lemak pada sel pancreas itu sendiri.

PROGNOSIS

Apabila dislipidemia disebabkan karena kelainan genetik dan bawaan, pasien

mempunyai resiko lebih tinggi menderita aterosklerosis dan komplikasi penyakit

kardiovaskular lainnya, selain itu komplikasi tersebut dapat terjadi di umur lebih muda

daripada pasien dislipidemia lainnya. Sehingga prognosis pada psien tersebut adalah dubia ad

malam.

Sedangkan untuk pasien dislipidemia dengan penyebab selain genetik, dengan

melakukan prinsip terapi dislipidemia seperti perubahan pola hidup yang merugikan, upaya

farmakologis, serta terapi untuk penyakit yang mendasari terjadinya dislipidemia, hal tersebut

dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi dari dislipidemia sehingga prognosis pasien

dapat menjadi dubia ad bonam.