Upload
buitruc
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
DISTRIBUSI TEMPERATUR DI WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT SAAT TITIK EQUINOX
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2017
&
PERBANDINGANNYA DENGAN TITIK EQUINOX
TANGGAL 21 MARET 2017
Eusebio Andronikos Sampe, S.Tr
PMG Pelaksana Lanjutan
Stasiun Meteorologi Nabire
I. PENDAHULUAN
JAKARTA, 15 MARET 2017 (bmkg.go.id/) - Menanggapi beredarnya berita yang menyebutkan
bahwa suhu udara di Indonesia dapat mencapa 40°C pada saat equinox, berikut adalah penjelasan yang dapat
kami sampaikan: Equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana Matahari melintasi garis khatulistiwa
dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
Saat fenomena ini berlangsung diluar? bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada
di subtropis bagian Utara maupun Selatan.
Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis,
dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C.
Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang
dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
Menyikapi hal ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari
equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.
Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah
Indonesia saat ini sdg memasuki masa/periode transisi/pancaroba. Maka ada baiknya masyarakat tetap
mengantisipasi kondisicuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap
menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.
Gambar 1. Suhu Maksimum Harian Indonesia 13 Maret 2017 s/d 14 Maret 2017
(Sumber : Bpk Hary Tirto Djatmiko - bmkg.go.id)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
JAKARTA, 18 SEPTEMBER 2017 ((bmkg.go.id/) - Hari Senin, 18 September 2017 cuaca panas dan
terik melanda Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara yang dirasakan beberapa hari ini. Fenomena cuaca panas dan
terik merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian cuaca panas dan terik lebih sering terjadi
pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, meliputi :
Gerak semu matahari yang saat ini berada di sekitar khatulistiwa (sekitar tanggal 22-23 September
berada tepat di atas khatulistiwa, sehingga radiasi matahari yang masuk cukup optimum. Hal ini ditandai
dengan hasil monitoring suhu udara maksimum berkisar antara 34.0 - 37.5 °C (masih dalam kisaran
normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis 30 tahun antara 34.0 - 37.5
°C)
Aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah
selatan khatulistiwa terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Kondisi ini ditandai dengan
adanya kelembaban udara yang < 60% di ketinggian 3.000 m dan 5.000 m dari permukaan.
Gambar 1. Suhu Maksimum Harian Indonesia 17 September 2017 s/d 18 September 2017
(Sumber : Bpk Hary Tirto Djatmiko - bmkg.go.id)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 2. Lokasi Penelitian wilayah Papua & Papua Barat
(Sumber : google.com)
II. DISTRIBUSI TEMPERATUR WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT SAAT TITIK EQUINOX
TANGGAL 23 SEPTEMBER
A. Wilayah Sorong
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sorong tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 3, dimana suhu tertinggi mencapai 30.6 °C terjadi pada pukul 12.00 & 13.00 WIT.
Gambar 3. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Sorong
B. Wilayah Manokwari
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Rendani Manokwari tanggal 23
September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti
ditunjukkan pada gambar 4, dimana suhu tertinggi mencapai 32.8 °C terjadi pada pukul 14.00 WIT.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 4. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Manokwari
C. Wilayah Ransiki
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Ransiki tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 5, dimana suhu tertinggi mencapai 31.7 °C terjadi pada pukul 12.00, 13.00 & 15.00 WIT.
Gambar 5. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Ransiki
D. Wilayah Fak-fak
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Fak-fak tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 6, dimana suhu tertinggi mencapai 28.6 °C terjadi pada pukul 11.00 & 12.00 WIT.
Gambar 6. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Fak-fak
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
E. Wilayah Kaimana
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Kaimana tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 7, dimana suhu tertinggi mencapai 30.7 °C terjadi pada pukul 11.00 WIT.
Gambar 7. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Kaimana
F. Wilayah Biak
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Biak tanggal 23 September 2017 pukul
07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan pada
gambar 8, dimana suhu tertinggi mencapai 31.3 °C terjadi pada pukul 13.00 WIT.
Gambar 8. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Biak
G. Wilayah Serui
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Serui tanggal 23 September 2017 pukul
07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan pada
gambar 9, dimana suhu tertinggi mencapai 31.2 °C terjadi pada pukul 12.00 WIT.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 9. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Serui
H. Wilayah Nabire
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Nabire tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 10, dimana suhu tertinggi mencapai 31.4 °C terjadi pada pukul 12.00 s/d 15.00 WIT.
Gambar 10. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Nabire
I. Wilayah Enarotali
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Enarotali tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 11, dimana suhu tertinggi mencapai 22.6 °C terjadi pada pukul 16.00 WIT.
Gambar 11. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Enarotali
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
J. Wilayah Wamena
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Enarotali tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 12, dimana suhu tertinggi mencapai 26.1 °C terjadi pada pukul 12.00 WIT.
Gambar 12. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Wamena
K. Wilayah Sarmi
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sarmi tanggal 23 September 2017 pukul
07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan pada
gambar 13, dimana suhu tertinggi mencapai 31.2 °C terjadi pada pukul 12.00 WIT.
Gambar 13. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Sarmi
L. Wilayah Tanah Merah
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Tanah Merah tanggal 23 September
2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti
ditunjukkan pada gambar 14, dimana suhu tertinggi mencapai 30.6 °C terjadi pada pukul 12.00 WIT.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 14. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Tanah Merah
M. Wilayah Timika
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Timika tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 15, dimana suhu tertinggi mencapai 30.4 °C terjadi pada pukul 11.00 WIT.
Gambar 15. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Timika
N. Wilayah Merauke
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Merauke tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 16, dimana suhu tertinggi mencapai 32.1 °C terjadi pada pukul 12.00 WIT.
Gambar 16. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Merauke
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
O. Wilayah Sentani
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sentani tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 17, dimana suhu tertinggi mencapai 33.2 °C terjadi pada pukul 13.00 WIT.
Gambar 17. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Sentani
P. Wilayah Jayapura
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Dok II Jayapura tanggal 23 September
2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti
ditunjukkan pada gambar 18, dimana suhu tertinggi mencapai 32.2 °C terjadi pada pukul 10.00 WIT.
Gambar 18. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Jayapura
Q. Wilayah Genyem
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Jayapura tanggal 23 September 2017
pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui kondisi suhu harian di daerah tersebut seperti ditunjukkan
pada gambar 19, dimana suhu tertinggi mencapai 34.0 °C terjadi pada pukul 13.00 WIT.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 19. Distribusi Temperatur saat Equinox tanggal 23 September 2017 wilayah Genyem
III. DISTRIBUSI TEMPERATUR MAKSIMUM WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT SAAT TITIK
EQUINOX TANGGA 23 SEPTEMBER 2017
Berdasarkan grafik yang diperoleh maka dapat diketahui kondisi suhu maksimum di wilayah Papua &
Papua Barat seperti ditunjukkan pada gambar 20. Suhu tertinggi dan terendah dari Suhu Maksimum :
Suhu Maksimum tertinggi mencapai 34.8 °C yang terjadi pada wilayah Genyem.
Suhu Maksimum terendah mencapai 23.0 °C yang terjadi pada wilayah Enarotali.
Gambar 20. Distribusi Temperatur Maksimum saat Equinox tanggal 23 September 2017
wilayah Papua & Papua Barat
IV. FENOMENA CUACA DI WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT SAAT TITIK EQUINOX
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2017
A. Suhu Muka Laut
Nilai analisis suhu muka laut di perairan Papua & Papua barat, tanggal 23 September
2017 berkisar 26 s/d 31 0C dengan anomaly untuk perairan Papua bagian utara (0) s/d (+1) sedangkan anomaly
untuk perairan Papua bagian selatan (0) s/d (-1). Untuk perairan Papua bagian utara dengan nilai positif ini
menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan banyak penguapan sehingga adanya pasokan untuk terbentuknya
awan-awan konvektif di wilayah-wilayah Papua bagian utara.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 21. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 23 September 2017
(Sumber : bmkg.go.id/)
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 23 September 2017 nilai
anomali OLR disekitar wilayah Papua : -10 W/m2 s/d 30 W/m2 sedangkan wilayah Papua Barat : -30 W/m2
s/d -50 W/m2. Ini menandakan pada wilayah Papua, anomali OLR bernilai positif yang berarti tutupan
awan cenderung kurang dari rata-rata klimatologisnya sedangkan pada wilayah Papua Barat anomali
OLR bernilai negatif yang berarti tutupan awan cenderung lebih rata-rata klimatologisnya.
Gambar 22. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 23 September 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
C. Analisa Streamline
Berdasarkan gambar gradient wind analysis menunjukkan diatas terlihat adanya pola shearline belokan
angin yang berasal dari samudera pasifik karena adanya daerah tekanan rendah (Low Pressure) 1009 – 1010
hpa serta adanya daerah sirkulasi tertutup (Eddy) sebelah utara perairan Sulawesi. Kondisi ini yang dapat
menyebabkan untuk pembentukan awan – awan konvektif di wilayah Papua bagian utara dan tengah.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 23. Analisa Streamline pukul 00.00 UTC tanggal 23 September 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
D. Citra Satelit
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 23 September 2017 yang diambil mulai pukul
22.00 s/d 08.00 UTC (07.00 s/d 17.00 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal di
wilayah Papua bagian tengah & Papua bagian selatan.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 24. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 22.00 s/d 08.00 UTC tanggal 23 September 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
V. PERBANDINGAN TEMPERATUR SAAT TITIK EQUINOX TANGGAL 21 MARET 2017 &
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2017 DI WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT.
A. Wilayah Sorong
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sorong tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 25, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
Gambar 25. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Sorong.
B. Wilayah Manokwari
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Manokwari tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 26, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 23 September 2017.
Gambar 26. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Manokwari.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
C. Wilayah Ransiki
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Ransiki tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 27, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 23 September 2017.
Gambar 27. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Ransiki.
D. Wilayah Fak-fak
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Fak-fak tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 28, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
Gambar 28. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Fak-fak.
E. Wilayah Kaimana
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Kaimana tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 29, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 29. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Kaimana.
F. Wilayah Biak
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Biak tanggal 21 Maret 2017 & tanggal
23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah tersebut
seperti ditunjukkan pada gambar 30, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat titik
equinox tanggal 23 September 2017.
Gambar 30. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Biak.
G. Wilayah Serui
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Serui tanggal 21 Maret 2017 & tanggal
23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah tersebut
seperti ditunjukkan pada gambar 31, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat titik
equinox tanggal 21 Maret 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 31. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Serui.
H. Wilayah Nabire
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Nabire tanggal 21 Maret 2017 & tanggal
23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah tersebut
seperti ditunjukkan pada gambar 32, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat titik
equinox tanggal 23 September 2017.
Gambar 32. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Nabire.
I. Wilayah Enarotali
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Enarotali tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 33, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 33. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Enarotali.
J. Wilayah Wamena
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Wamena tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 34, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
Gambar 34. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Wamena.
K. Wilayah Sarmi
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sarmi tanggal 21 Maret 2017 & tanggal
23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah tersebut
seperti ditunjukkan pada gambar 35, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat titik
equinox tanggal 23 September 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 35. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Sarmi.
L. Wilayah Tanah Merah.
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Tanah Merah tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 36, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 23 September 2017.
Gambar 36. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Tanah Merah.
M. Wilayah Timika
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Timika tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 37, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 37. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Timika.
N. Wilayah Merauke
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Merauke tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 38, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
Gambar 38. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Merauke.
O. Wilayah Sentani
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Sentani tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 39, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 39. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Sentani.
P. Wilayah Dok II Jayapura
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Dok II Jayapura tanggal 21 Maret 2017
& tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 40, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 21 Maret 2017.
Gambar 40. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Dok II Jayapura.
Q. Wilayah Genyem
Berdasarkan data suhu yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Genyem tanggal 21 Maret 2017 &
tanggal 23 September 2017 pukul 07.00 s/d 17.00 WIT maka dapat diketahui perbandingan suhu di daerah
tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 41, dimana terlihat suhu harian tertinggi lebih dominan terjadi saat
titik equinox tanggal 23 September 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 41. Perbandingan Temperatur saat titik Equinox tanggal 21 Maret 2017 & tanggal 23
September 2017 wilayah Genyem.
VI. KESIMPULAN
1. Berdasarkan data grafik suhu beberapa wilayah di Papua & Papua Barat pada saat Equinox tanggal 23
September 2017, diperoleh suhu harian tertinggi terjadi pada wilayah Genyem, dengan suhu 34.0
0C yang terjadi pada pukul 13.00 WIT serta suhu harian tertinggi untuk semua wilayah di Papua
& Papua Barat pada saat Equinox tanggal 23 September 2017, rata –rata terjadi pada pukul
12.00 WIT.
2. Kondisi suhu maksimum tertinggi di wilayah Papua & Papua tengah saat Equinox tanggal 23
September 2017 mencapai 34.8 °C yang terjadi pada wilayah Genyem sedangkan suhu maksimum
terendah di wilayah Papua & Papua Barat saat Equinox tanggal 23 September 2017 mencapai
23.0 °C yang terjadi pada wilayah Enarotali.
3. Berdasarkan analisa dinamika atmosfer secara global diatas menunjukkan bahwa SST cukup
berpengaruh, khusus untuk perairan sebelah utara Papua sedangkan anomali OLR pada wilayah
Papua barat bernilai negatif yang berarti tutupan awan cenderung lebih rata-rata
klimatologisnya.
4. Analisa pola streamline di wilayah Papua & Papua Barat saat Equinox tanggal 23 September 2017,
terlihat terlihat adanya pola shearline belokan angin yang berasal dari samudera pasifik karena adanya
daerah tekanan rendah (Low Pressure) 1009 – 1010 hpa serta adanya daerah sirkulasi tertutup (Eddy)
sebelah utara perairan Sulawesi. Kondisi ini yang dapat menyebabkan untuk pembentukan awan – awan
konvektif di wilayah Papua bagian utara dan tengah.
5. Dari citra satelit HIMAWARI menunjukkan bahwa terdapat awan-awan konvektif significant di
wilayah Papua bagian tengah & selatan.
6. Perbandingan suhu di seluruh wilayah Papua & Papua barat didapatkan bahwa saat titik equinox rata-
rata suhu tertinggi harian tanggal 21 Maret 2017 lebih tinggi dari titik equinox rata-rata suhu
tertinggi harian tanggal 23 September 2017.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
VII. LAMPIRAN
Tabel 1. Data TT & TT Maksimum di wilayah di Papua & Papua Barat tanggal 21 Maret 2017
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Tmax
Sorong 25.2 26.9 29.3 28.8 30.4 31.2 32.2 32.1 32.1 31.4 31.0 32.4
Manokwari 24.9 27.5 29.7 30.7 31.0 31.0 31.3 31.6 31.3 30.8 30.0 31.8
Ransiki 23.7 25.9 29.2 30.3 30.3 30.4 30.3 30.5 30.6 30.0 30.4 31.0
Fak-fak 25.7 25.8 28.5 28.7 29.3 30.1 30.4 29.9 30.0 30.6 30.2 31.4
Kaimana 27.9 28.4 29.2 31.0 29.3 29.4 31.2 31.8 31.4 31.0 30.5 31.8
Biak 24.0 25.8 28.0 29.7 30.1 30.7 30.7 30.8 30.8 31.5 30.3 31.5
Serui 25.0 26.2 28.4 30.2 31.6 31.6 31.4 31.4 31.6 31.2 30.4 32.4
Nabire 25.0 26.8 29.0 30.0 30.5 30.4 31.3 30.8 29.6 30.3 30.2 32.6
Enarotali 14.8 16.8 18.8 20.8 22.6 23.5 24.0 25.0 25.2 24.4 23.0 28.6
Wamena 17.4 18.7 20.3 21.6 22.9 24.0 26.2 28.8 26.0 24.3 23.3 28.9
Sarmi 25.5 26.7 28.3 29.7 30.2 30.4 31.3 30.7 31.0 30.4 30.1 31.6
Tanah Merah 24.1 24.3 24.7 25.6 26.5 28.3 29.1 29.1 29.5 30.0 29.8 30.3
Timika 24.4 26.6 28.8 30.4 31.8 32.5 32.8 33.1 32.9 31.5 28.6 33.2
Merauke 26.0 28.0 29.6 30.4 30.8 31.4 31.0 30.9 31.0 30.5 30.2 31.6
Sentani 25.5 27.9 29.3 31.7 32.7 33.3 33.8 34.4 33.5 32.8 30.7 34.9
Dok II Jpr 27.0 28.6 29.6 30.0 31.0 32.2 32.8 32.8 32.8 32.0 30.6 33.6
Genyem 26.0 28.2 28.8 30.8 32.0 32.5 33.1 32.2 32.2 31.8 31.0 33.7
Stasiun / JamData TT Tgl 21 Maret 2017 (WIT)
Tabel 2. Data TT & TT Maksimum di wilayah di Papua & Papua Barat tanggal 23 September 2017
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Tmax
Sorong 26.1 26.8 28.1 28.9 30.4 30.6 30.6 30.2 25.4 25.2 25.4 32.0
Manokwari 25.3 28.3 29.6 30.5 31.1 31.9 32.2 32.8 32.1 32.0 30.2 32.8
Ransiki 24.7 27.7 29.6 31.2 31.2 31.7 31.7 31.3 31.7 30.5 29.6 32.2
Fak-fak 25.1 27.1 27.5 28.4 28.6 28.6 27.3 26.8 27.1 24.5 24.6 28.6
Kaimana 25.8 29.6 29.6 29.1 30.7 30.7 29.4 29.4 29.3 28.4 28.1 30.7
Biak 26.6 28.4 29.0 30.1 30.8 30.7 31.3 29.3 28.2 27.8 27.5 31.6
Serui 25.6 27.8 29.0 30.4 30.6 31.2 29.8 29.1 30.1 30.2 29.9 32.1
Nabire 26.1 27.4 29.2 30.4 30.8 31.4 31.4 31.4 31.4 30.2 29.6 32.4
Enarotali 15.8 16.1 19.2 20.0 21.7 22.2 21.6 22.4 22.4 22.6 20.0 23.0
Wamena 17.3 19.1 21.5 24.0 26.0 26.1 25.7 25.8 24.9 21.4 20.0 26.6
Sarmi 26.0 29.3 30.3 30.6 31.0 31.2 31.1 30.9 31.0 30.7 29.9 31.5
Tanah Merah 25.5 26.8 28.5 29.0 29.5 30.6 30.5 30.5 30.0 29.7 29.6 31.4
Timika 24.6 27.4 28.6 29.6 30.4 29.0 30.2 28.6 27.3 27.1 26.8 30.6
Merauke 25.9 27.2 30.3 31.2 31.5 32.1 29.9 29.6 29.3 28.9 28.3 32.5
Sentani 23.7 26.0 28.4 30.6 32.0 32.8 33.2 33.0 32.6 31.6 30.6 33.0
Dok II Jpr 26.8 27.8 30.0 32.2 30.4 31.2 30.6 30.6 30.6 30.8 30.6 31.4
Genyem 26.4 28.2 30.4 31.2 32.0 32.8 34.0 33.8 32.4 31.4 30.6 34.8
Stasiun / JamData TT Tgl 23 September 2017 (WIT)