Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
i
PENGARUH MEDIA KUIS INTERAKTIF BERBANTUAN KOMPUTER
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
PADA KONSEP SUHU DAN KALOR
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
SITI SHOPIYAH
1110016300003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNQASAH
8
Jakarta, Oktober 2015
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
SITI SHOPIYAH 1110016300003. Pengaruh Media Kuis Interaktif
Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep
Suhu dan Kalor. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif
berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan
kalor. Penelitian dilaksanakan di SMA AL-HASRA. Sampel dalam penelitian ini
adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas
kontrol. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling.
Penelitian berlangsung pada bulan April sampai bulan Mei 2015. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes
berupa angket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif menggunakan
uji analisis statistik dengan uji t, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis
secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi
menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa thitung >
ttabel. Artinya, terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Selain itu,
pembelajaran menggunakan media kuis interaktif juga unggul dalam
meningkatkan ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan)
dan C4 (menganalisis). Hasil analisis data nontes menunjukkan respon siswa
terhadap media kuis interaktif berbantuan komputer dalam proses pembelajaran
suhu dan kalor secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik.
Kata kunci : Kuis Interaktif, Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantuan
Komputer (CAI), Suhu dan Kalor.
v
ABSTRACT
SITI SHOPIYAH 1110016300003. The Effect of Computer-Aided Media
Interactive Quiz to result of the Learn Physics Student on the Temperature and
Heat Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education
Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic
University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
This research aims to determine the effect of computer-aided media interactive
quiz to result of the learn physics student on the temperature and heat concept.
Research was done at Senior High School of AL-HASRA. The samples in this
research are class X science 1 as experimental class and X science 3 as the
control class. The sampel in this research based on purposive sampling technique.
The research took place in April and May 2015. The instruments used are
multiple choice for instrument test and a questionnaire for non-test instrument.
Data from test instrument were analyzed quantitatively used statistical analyzed
with t test, while data from non-test instrument were analyzed quantitatively,
produce data in the form of percentage, and then converted to qualitative data.
Based on the analysis of test data, it is found that the value tcount > ttable. It’s mean,
there is effect of computer-aided media interactive quiz to result of the learn
physics student on the temperature and heat concept. Learning use media
interactive quiz superior in improving cognitive of C1 (recall), C2 (understand), C3
(apply) and C4 (analyze). The result of analyzed non-test data Student’s responses
to indicate that use computer-aided interactive quiz media in physics learning of
temperature and heat concept overall gain good result.
Keywords : Interactive Quiz, learning outcomes of physics, Computer Assisted
Instruction (CAI), Temperature and Heat.
vi
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan segala nikmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan, tauladan dan panglima besar Nabi
Muhammad SAW. beserta para keluarganya, para sahabatnya dan para
pengikutnya.
Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata atas kemampuan penulis
saja, tetapi atas ridho yang Allah SWT berikan serta ilham dari-Nya yang
membuat penulis mendapatkan ide untuk menulis skripsi yang berjudul Pengaruh
Media Kuis Interaktif Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Atas bimbingan, fasilitas, dan bantuan yang diberikan dalam
penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang telah
memberikan ilmu, didikan, dorongan semangat, waktu luang, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Erina Hertanti, M.Si selaku dosen Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Segenap dosen dan staff jurusan IPA, khususnya program studi Pendidikan
Fisika, yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan di perguruan tinggi
ini.
7. Bapak Drs. Wilmar selaku kepala sekolah SMA Al-Hasra yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah yang dipimpinnya.
8. Kepada orang tua tercinta (Ibu Asmanah dan Alm. Bapak Drs. H. Daud) yang
tak pernah lelah untuk memanjatkan doanya dan atas segala dukungan moril
maupun materil.
9. Sahabat-sahabatku tercinta (Dewanti Mustika Sari, Syifa Fauziah, Dyah
Sukowati, Fitriyanti, Hayatul Mardhiyah, Siti Ipah Latipah, Shelly
Yuskartika, Anugrah Azhar), yang selalu mendoakan, membantu, dan
memberikan dukungan baik suka maupun duka.
10. Serta teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang telah
memberikan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah
membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat memenuhi tugas yang telah ditentukan dan penulis telah berusaha
untuk menyusun skripsi ini seoptimal mungkin maka penulis menerima segala
kritik dan saran yang dapat membangun pengetahuan penulis. Akhirnya semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak. Amiin.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
Siti Shopiyah
viii
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNQASAH ........................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................................... vi
Daftar Isi .......................................................................................................................... viii
Daftar Tabel ........................................................................................................................ x
Daftar Gambar ................................................................................................................... xi
Daftar Lampiran ................................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS......................................................................................................................... 7
A. Kajian Teoritis ............................................................................................................ 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................. 27
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 29
D. Perumusan Hipotesis ................................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................. 32
B. Metode Penelitian ..................................................................................................... 32
C. Desain Penelitian ...................................................................................................... 32
D. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 33
E. Variabel Penelitian ................................................................................................... 33
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 34
G. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 34
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................................. 37
I. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 42
ix
J. Hipotesis Statistik ...................................................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 48
A. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 48
B. Pembahasan .............................................................................................................. 58
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 64
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 64
B. Saran ......................................................................................................................... 64
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 65
x
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer ……………………………………. 24
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat ..………………………………. 25
Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor …………………………………… 27
Tabel 3.1 Desain Penelitian …………………………………………………….. 33
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………... 34
Tabel 3.3 Kisi Kisi Instrumen Tes .…………………………………………..… 35
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes ...………………………………………... 36
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...…………..………………… 38
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes …………………………………....38
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen …………………………..39
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ...……………………………………. 40
Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ...……………………….40
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Soal ...………………………………..... 41
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ...…………………………. 41
Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes ...…………………………. ...…… 42
Tabel 3.13 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) ...………………………… ...………. 46
Tabel 3.14 Tabel Kategori Nilai N-Gain.....…………………………. ...……… 46
Tabel 3.15 Penskoran Alternatif Jawaban Pernyataan Angket...……………… 46
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Angket ...…………………………. ...……………47
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...……………………………...……49
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………....…….. 51
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest..…………………….. 52
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………… 55
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………....…….. 56
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hopotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen...…………………………....………………. 57
Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif …………….....57
Posisi 4/10
Posisi 4/10
Posisi 4/10
xi
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Peta Konsep. ………………………………………………………. 24
Gambar 2.2 Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor…………………….26
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………….31
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen…………………………………………………...……48
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen…………………………………………………….…..50
Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif…………………………53
Gambar 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif…………………………54
xii
Daftar Lampiran
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ……………..………………………….… 67
1. RPP Kelas Eksperimen………………………………………... 68
2. RPP Kelas Kontrol …………………...………......…………….84
3. Tampilan Media Kuis Interaktif ………………………...…… 100
Lampiran B Instrumen Penelitian ..…………………..…...………………..…. 102
1. Kisi-kisi Instrumen Tes ……………………………………… 103
2. Instrumen Tes ………………………………………………... 104
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ……………………… 124
a. Uji Validitas Butir Soal …………………………………... 124
b. Uji Reliabilitas Instrumen …………………………..…….. 125
c. Uji Taraf Kesukaran ……………………………………… 126
d. Uji Daya Pembeda ………………………………….…….. 127
4. Kisi-kisi Instrumen tes Valid ………………………….…….. 128
5. Instrumen Tes Valid …………………………………………. 129
6. Soal Tes Penelitian …………………………………………... 141
7. Kisi-kisi Instrumen Nontes ………………………………….. 145
8. Instrumen Nontes (Angket) ……………………….…………. 146
9. Lembar Validasi Ahli Media ………………………………… 147
10. Lembar Validasi Ahli Materi ………………………………. 151
11. Lembar Validasi Instrumen Nontes (Angket)………………. 155
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ……………….…………………. 157
1. Hasil Pretest …………………………………………………. 158
2. Hasil Posttest ………………………………………………… 164
3. Uji Normalitas Data Pretest ……………………………….... 170
4. Uji Normalitas Data Posttest ……………………….….…….. 176
5. Uji Homogenitas Data Pretest ………………………………. 183
6. Uji Homogenitas Data Posttest ……………………………… 185
7. Uji Hipotesis Data Pretest …………………………………… 187
8. Uji Hipotesis Data Posttest ………………………………….. 189
xiii
9. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa ………………….. 191
10. L Tabel ……...…….…………….…………….……………. 193
11. F Tabel ……...…….…………….…………….……………. 194
12. t Tabel ……...…….………….…………….……………...... 195
Lampiran D Surat-surat Penelitian ……………………………………………. 196
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ………………………….... 197
2. Surat Keterangan Penelitian………………………………….. 198
3. Lembar Uji Referensi ………………………………………... 199
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis …………………………..…... 206
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Penggunaan komputer dalam bidang pendidikan semakin meningkat, namun
masih sedikit tenaga pendidik yang memanfaatkan fasilitas komputer sebagai
media pendidikan. Pemanfaatan laboratorium komputer di sekolah kurang
optimal, yaitu hanya sebatas penggunaan word processing. Selain pemanfaatan
fasilitas sekolah yang kurang optimal permasalahan lain ada pada tenaga pendidik
yaitu guru. Guru yang menguasai materi pelajaran sebagian besar tidak mampu
menghadirkan pembelajaran menggunakan media komputer, sementara ahli
komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak
menguasai materi pelajaran.1 Artinya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menjadikan komputer dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan.
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang
bersifat abstrak, sehingga untuk belajar fisika siswa harus mengolah informasi
yang mereka terima dengan melibatkan semua indera yang mereka miliki. Ada
beberapa alasan yang menyebabkan fisika menjadi pelajaran yang sulit dimengerti
dan tidak diminati siswa. Alasan-alasan tersebut yaitu: (1) siswa merasa bahwa
fisika itu sulit dan bersifat abstrak, (2) suasana belajar mengajar yang buruk dan
tidak adanya media yang membantu proses pembelajaran fisika, serta kebanyakan
guru fisika tidak menggunakan variasi metode pembelajaran, (3) kemampuan
matematis siswa yang buruk.2 Kurangnya minat belajar siswa dalam mata
pelajaran fisika ini berpengaruh pada pemerolehan hasil belajar siswa.
Salah satu konsep fisika adalah suhu dan kalor. Suhu dan kalor merupakan
salah satu konsep yang sulit untuk dipelajari. Konsep yang terlalu abstrak
menimbulkan berbagai pemikiran yang berbeda pada siswa ketika
1 Arif Rahman Aththibby, “Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbantuan Animasi
Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum-Hukum Newton Tentang
Gerak”, Skripsi pada Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 2010, h. 1-2, tidak dipublikasikan. 2 Benson Adesina Adegoke, Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary School
Students’ Achievement In Physics, European Journal of Educational Studies 3(3), 2011, p. 538.
2
mempelajarinya. Butuh visualisasi agar siswa lebih mudah memahami konsep
yang ada. Misalnya, konsep kalor yang merupakan energi yang mengalir,
dipahami siswa sebagai materi atau zat yang terbentuk seperti fluida.3 Padahal
kalor merupakan energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan bukan
merupakan zat atau partikel seperti yang kebanyakan siswa bayangkan. Selain itu,
siswa mempunyai konsepsi bahwa suhu benda berubah karena dingin berpindah
dari benda bersuhu rendah ke tinggi.4 Konsep yang benar adalah kalor merupakan
energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.
Miskonsepsi yang ada pada siswa ini mengakibatkan pemerolehan hasil belajar
siswa pada konsep suhu dan kalor rendah.
Peranan guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Kebanyakan
guru dalam pembelajaran di kelas masih menggunakan metode konvensional dan
tidak bervariasi. Hali ini menyebabkan siswa menjadi bosan, kurang antusias
mengikuti pembelajaran dan respon umpan balik dari siswa terhadap penjelasan
dan pertanyaan guru serta pemusatan perhatian menjadi kurang.
Upaya dalam menyelesaikan masalah di atas, diperlukan variasi metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan
meminimalisir rasa jenuh dan kebosanan siswa dalam belajar. Selain metode,
tidak kalah penting juga efektivitas penggunaan media pembelajaran. Media
pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih interaktif.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menciptakan berbagai
media pembelajaran baru yang dianggap lebih menunjang proses pembelajaran.
Salah satunya media yang berbentuk aplikasi untuk membuat kuis interaktif. Kuis
interaktif adalah salah satu media alternatif yang dapat digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran yang berisi materi pelajaran dalam bentuk soal
atau pertanyaan. Kuis interaktif digolongkan menjadi media berbantuan komputer
karena untuk menjalankannya diperlukan komputer. Kuis interaktif merupakan
salah satu contoh dari media pembelajaran yang menerapkan sistem pembelajaran
3 Yenny Khristiani, “Analisis Ragam Perubahan Konsepsi Kalor Siswa SMA Negeri 5
Malang”, Skripsi Pada Universitas Negeri Malang, Malang, 2013, h. 59 4 Ibid., h. 55-56
3
langsung dengan pola Learning by doing. Pola pembelajaran yang dilakukan
dapat melalui tantangan – tantangan yang ada dalam kuis ataupun faktor
kegagalan yang dialami sang pemain (siswa), sehingga mendorong pemain untuk
tidak mengulangi kegagalan dalam tahap berikutnya. Dari pola yang diterapkan
kuis interaktif ini, sang pemain akan dituntut melakukan proses pembelajaran
secara mandiri.
Kuis yang ada saat ini masih bersifat tradisional. Secara tradisional butir-
butir soal kuis dikemas dalam bentuk teks tertulis saja, selain itu umpan balik
(feed back) dari guru kepada siswa memerlukan waktu yang lama. Kuis
tradisional hanya dijadikan sebagai alat evaluasi di akhir proses pembelajaran dan
tidak digunakan pada saat pembelajaran. Untuk mengatasi kekurangan
kekurangan dari kuis tradisional tersebut, maka peneliti membuat kuis interaktif
berbantuan komputer. Kelebihan-kelebihan yang ada dalam kuis interaktif ini
diantaranya: (1) partisipasi siswa meningkat karena lebih termotivasi dan lebih
berminat, (2) umpan balik dapat diperoleh segera dan langsung, (3) dapat
mengkonstruk pengetahuan siswa karna hanya disajikan dua pilihan jawaban, (4)
memperkecil beban karena suasana penuh kegembiraan. Namun selain memiliki
kelebihan, kuis ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat digunakan tanpa
adanya komputer dan listrik.
Konsep suhu dan kalor akan disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
berupa kuis. Kuis yang dimaksud berisi soal yang di dalamnya disajikan dua
pilihan jawaban. Selain itu, disajikan pula pembahasan secara terperinci dari dua
pilihan jawaban tersebut. Dari pembahasan yang disajikan itu, siswa akan
mengetahui informasi-informasi bermakna yang berkaitan dengan konsep suhu
dan kalor. Karena hanya ada dua pilihan jawaban, maka jika siswa salah dalam
menjawab kuis, siswa dengan sendirinya dapat mengetahui jawaban mana yang
lebih tepat. Pada akhirnya siswa dapat menalar dan mengkonstruk konsep dengan
pemahamannya sendiri. Penggunaan komputer pada media kuis interaktif
mendorong partisipasi siswa sehingga dapat memaksimalkan proses
pembelajaran. Yang dimaksud interaktif dalam komputer misalnya apabila
4
komputer menayangkan suatu pertanyaan maka siswa dapat menjawab pertanyaan
pada komputer dan jawaban siswa akan direspon langsung oleh komputer.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menggunakan media kuis
interkatif berbantuan komputer pada pembelajaran fisika khususnya pada konsep
suhu dan kalor, serta mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa.
Untuk mendapatkan jawaban yang telah diuraikan di atas, maka penulis
melakukan penelitian dan menuliskannya dalam penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Media Kuis Interaktif Berbantuan Komputer terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah, antara lain:
1. Kemajuan teknologi yang ada saat ini masih belum bisa dimanfaatkan dengan
baik oleh guru, begitu pun keberadaan laboratorium komputer di sekolah
belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh guru.
2. Metode pembelajaran yang dipakai oleh guru masih bersifat monoton, tidak
bervariasi yang menyebabkan siswa bosan, kurang antusias mengikuti
pembelajaran dan respon umpan balik dari siswa terhadap penjelasan dan
pertanyaan guru serta pemusatan perhatian menjadi kurang.
3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah khususnya pada
konsep suhu dan kalor.
4. Bentuk soal kuis yang ada saat ini masih dalam bentuk tradisional, yaitu dalam
bentuk teks atau tulisan saja, monoton sehingga membuat jenuh siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Hasil belajar
yang dimaksud merupakan hasil tes kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi
5
Bloom yang sudah direvisi.5 Ranah kognitif yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dam C4 (menganalisis).
Konsep suhu dan kalor meliputi materi suhu, pemuaian pada zat padat, kalor dan
perubahan wujud benda, asas black serta perpindahan kalor. Untuk mengatasi
masalah hasil belajar fisika siswa tersebut, dilakukan pemberian kuis dengan
menggunakan jenis kuis interaktif berbantuan komputer. Jenis kuis yang
dimaksud berisi soal yang didalamnya disajikan dua pilihan jawaban yang
dimaksudkan agar siswa dapat menalar dan mengkonstruk konsep dengan
pemahamannya sendiri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat di rumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: ”Apakah
terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil
belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor?”
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap
hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Memberikan alternatif media pembelajaran baru bagi guru, yaitu menerapkan
kuis interaktif berbantuan komputer yang telah dibuat dalam proses
pembelajaran fisika di sekolah.
5 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh
Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 100-102.
6
2. Membantu mengkonstruk pengetahuan siswa sehingga siswa mampu
memahami konsep pada pelajaran fisika khususnya pada konsep suhu dan
kalor.
3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran fisika
pada konsep suhu dan kalor.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.6 Media adalah pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.7 Media salah satu alat komunikasi
dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan
ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran
tersebut disebut sebagai media pembelajaran.8 Association of Education and
Communication Technology (AECT) atau Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan Amerika mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.9
Yudhi Munadi dalam bukunya menyebutkan bahwa media pembelajaran
merupakan “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”10
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media
pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. selain itu media juga harus
merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan
rangsangan belajar baru. Media yang baik juga mengaktifkan siswa dalam
6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 3.
7 Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbantuan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 169. 8 Ibid.
9 Arsyad, loc.cit.
10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press Jakarta, 2012), h. 7-8.
8
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.
Jadi, media pembelajaran adalah alat perantara yang digunakan untuk
menyampaikan isi materi pelajaran yang dapat mendorong minat dan motivasi
siswa untuk belajar.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:11
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran
lebih baik.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Ada beberapa fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran
diantaranya:12
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, yakni
sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Untuk beberapa hal
media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber
belajar.
2) Fungsi semantik
11
Rusman, dkk., op.cit., h. 172. 12
Munadi, op.cit., h. 37-48
9
Yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak
verbalistik).
3) Fungsi manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) yang dimilikinya
yaitu kemampuan mengatasi ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan
inderawi.
4) Fungsi psikologis
a) Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi
ajar.
b) Afektif
Yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan
siswa terhadap sesuatu.
c) Kognitif
Dengan media pembelajaran, siswa akan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik
objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa.
d) Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi
siswa yang mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai
rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi
(khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik.
e) Motivasi
Media pembelajaran berfungsi untuk mendorong siswa agar terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
5) Fungsi sosio-kultural
Media pembelajaran memiliki fugsi dalam mengatasi hambatan sosio-kultural
antara peserta komunikasi pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki
kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
10
c. Tahapan Dalam Memilih Media Pembelajaran
Terdapat beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam menentukan media
pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran, tahapan-tahapan
tersebut diantaranya:13
1) Menentukan media pembelajaran berdasarkan identifikasi tujuan pembelajaran
atau kompetensi dan karakteristik aspek materi pelajaran yang akan dipelajari.
2) Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran harus disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa, penggunaannya dikuasai guru, ada di sekolah,
mudah penggunaannya, tidak memerlukan waktu yang banyak atau sesuai
dengan waktu yang disediakan, dapat mencapai tujan pembelajaran dan
meningkatkan kreativitas siswa.
3) Mendesain penggunaannya dalam proses pembelajaran bagaimana tahapan
penggunaannya sehingga menjadi proses yang utuh dalam proses belajar
mengajar.
4) Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai bahan umpan balik
dari efektivitas dan efisiensi media pembelajaran.
d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:14
1) Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indra penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media
yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau
gambar bergerak.
2) Media Audio
Yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk
mempelajari bahan ajar. Contoh media audio adalah program kaset suara dan
program radio.
13
Rusman, dkk., op.cit., h. 178. 14
Ibid., h. 63.
11
3) Media Audio-Visual
Yaitu media yang merupakan kombinasi audia dan visual atau biasa disebut
media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program
video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara
(sound slide).
4) Kelompok Media Penyaji
Donald T. Tosti dan John R. Ball mengelompokkan media ke dalam tujuh
jenis, yaitu: (a) kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b)
kelompok kedua; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga; media audio, (d)
kelompok keempat;media visual, (e) kelompok kelima; media gambar
hidup/film, (f) kelompok keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh;
multimedia.
5) Media Objek dan Media Interaktif Berbantuan Komputer
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan
sebagainya. Media interaktif berbantuan komputer adalah media yang
menuntut peserta didik untuk berinteraksi selain melihat maupun
mendengarkan. Contoh media interaktif berbantuan komputer adalah program
interaktif dalam pembelajaran berbantuan komputer.
Dari kelima bentuk media tersebut, media yang terakhir merupakan media
dan sumber terbaik yang dapat digunakan sebagai sumber media pembelajaran.
Karakteristik terpenting dari media ini adalah bahwa siswa tidak hanya
memperhatikan media atau objek, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi
selama mengikuti pembelajaran.
12
2. Pembelajaran Berbantuan Komputer
a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer
Komputer adalah hasil karya manusia yang mampu membawa perubahan
besar dalam berbagai bidang pekerjaan manusia, termasuk dalam bidang
pendidikan.15
Pembelajaran berbantuan komputer (PBK) merupakan program
pembelajaran yang menggunakan software komputer berupa program komputer
yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan, materi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.16
Pembelajaran berbantuan komputer
atau lebih dikenal dengan Computer Assisted Instruction (CAI) adalah peran
komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, yang pemanfaatannya
meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.17
CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai
utama materi pelajaran.18
Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran
secara individual dan langsung kepada siswa dengan cara berinteraksi dengan
mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem komputer.
Pembelajaran berbantuan komputer merupakan pembelajaran yang sangat
menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Program pembelajaran
berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri
dari gabungan beberapa media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan
animasi. Pembelajaran ini juga bersifat off-line sehingga dalam penggunaannya
tidak tergantung pada akses internet.19
Secara konsep pembelajaran berbantuan komputer adalah bentuk penyajian
bahan-bahan pembelajaran dan keahlian atau keterampilan dalam satuan unit-unit
kecil, sehingga mudah dipelajari dan dipahami oleh siswa. PBK merupakan suatu
bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer sebagai piranti sistem
15
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Teori dan Aplikasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h.91. 16
Rusman,dkk., op. cit., h. 97. 17
Arsyad, op.cit., h. 96 18
Ibid. 19
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 137
13
pembelajaran individual, dimana siswa dapat berinteraksi langsung dengan sistem
komputer yang sengaja dirancang atau dimanfaatkan oleh guru.20
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer
Menurut Rusman, dkk. Pembelajaran berbantuan komputer (PBK)
mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:21
1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran
Dalam mengembangkan PBK harus berorientasi pada tujuan pembelajaran baik
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada
setiap kegiatan pembelajaran.
2) Berorientasi pada pembelajaran individual
PBK dilakuakn secara individual oleh masing-masing siswa di laboratorium
komputer. Hal ini memberikan keleluasaan pada siswa untuk menggunakan
waktu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
3) Berorientasi pada pembelajaran mandiri
Dalam pelaksanaan PBK dilakukan secara mandiri, dimana guru hanya
berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar dikemas dalam program
pembelajaran berbantuan komputer.
4) Berorientasi pada pembelajaran tuntas
Keunggulan PBK adalah penerapan prinsip belajar tuntas atau mastery
learning. Dalam pelaksanaan PBK, semua siswa harus dapat menyelesaikan
semua pengalaman belajar yang dikemas dalam program pembelajaran
berbantuan komputer, baik itu berupa pemahaman materi dan tugas
mengerjakan tes atau evaluasi yang harus diselesaikan dengan benar. Bila
siswa salah dalam mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer akan
memberikan feedback, bahwa jawaban salah, sehingga siswa harus kembali
pada uraian materi yang belum dipahaminya, setelah itu siswa dapat kembali
ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan benar.
20
Rusman, dkk., op.cit., h. 98. 21
Ibid., h. 98-100.
14
Sementara para ahli telah mencoba untuk mengajukan prinsip-prinsip
perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya sebagai berikut:22
1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti
menantang, fantasi dan ingin tahu.
2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan
komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif,
keluasan, dan power.
3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu
dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan
bantuan komputer. Pertama, latihan harus sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa. Kedua, kesempatan latihan dengan bantuan komputer harus
mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera dan produktif.
Ketiga, lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi.
4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal, yaitu dengan
menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam
langkah-langkah yang benar dan salah selama program dijalankan. Oleh karena
itu, program komputer sebaiknya dapat memberikan umpan balik.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer
Kelebihan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI), yaitu
interaktif, individual, fleksibel, cost effectiveness, motivasi, umpan balik, record
keeping dan kontrol ada pada pengguna (user).23
Selain itu, menurut Chaeruman
dalam Warsita, pembelajaran berbantuan komputer memiliki kelebihan yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran sebagai berikut:24
1) Aktif, yaitu siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam proses belajar
yang menarik dan bermakna.
2) Konstruktif, yaitu siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna.
22
Arsyad, op.cit., h. 166-170. 23
Warsita, Op.cit., h. 34-35 24
Ibid., h. 35-36
15
3) Kolaboratif, yaitu peserta didik dapat saling bekerja sama dalam suatu
kelompok untuk berbagi ide, saran atau pengalaman, dan memberi masukan
pada anggota kelompok lainnya.
4) Antusias, yaitu siswa dapat secara aktif dan berusaha mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
5) Dialogis, yaitu peserta didik melalui proses belajar secara inherent merupakan
suatu proses sosial dan dialogis di mana peserta didik memperoleh
keuntungan dari proses komunikasi baik di dalam maupun luar sekolah.
6) Kontekstual, yaitu situasi belajar siswa diarahkan pada proses belajar
bermakna dan diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan.
7) Reflektif, yaitu peserta didik menyadari apa yang telah dipelajarinya serta
merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar
itu sendiri.
8) Multisensory, yaitu pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa melalui
berbagai modalitas belajar atau melalui berbagai panca indera, baik audio,
visual, maupun kinestetik.
9) High order thinking skills training, yaitu untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta meningkatkan ICT dan media literacy
Adapun beberapa kelebihan dari aplikasi komputer menurut Rusman, dkk.
diantaranya adalah sebagai berikut:25
1) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan.
2) Menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya, yang
diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang
memiliki kecepatan yang lambat.
3) Kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar penggunanya (record
keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor
hasil belajar secara otomatis.
25
Rusman, dkk,. Op.cit., h. 109-110.
16
4) Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi
grafik (graphic animation), sehingga komputer mampu menyampaikan
informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme tinggi.
5) Penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contohnya program komputer
simulasi untuk melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains dapat
mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.
Disamping memiliki banyak kelebihan, komputer sebagai sarana
komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:26
1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama
yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
2) Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang
relatif tinggi.
3) Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbantuan komputer
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer
merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga
keahlian khusus.
Adapun beberapa keterbatasan komputer menurut Arsyad, diantaaranya
adalah:27
1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin murah,
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang komputer.
3) Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang
tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.
4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa,
sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.
5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang
dalam kelompok kecil. Untuk kelompok yang besar diperlukan tambahan
26
Ibid., h. 110-111. 27
Arsyad, op.cit., h. 55-56.
17
peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan dimonitor ke layar
lebih lebar.
d. Model-Model Pembelajaran Berbantuan Komputer
Model-model pembelajaran berbantuan komputer diantaranya adalah
sebagai berikut:28
1) Model Drills
Model drills merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih
siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drills
akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan
terus-menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan.
2) Model Tutorial
Tutorial dalam program pembelajaran berbantuan komputer ditujukan sebagai
pengganti sumber belajaryang proses pembelajarannya diberikan lewat teks,
grafik, animasi, audio yang tampak pada monitor yang menyediakan
pengorganisasian materi, soal-soal latihan, dan pemecahan masalah.
3) Model Penemuan
Penemuan adalah istilah umum untuk menjelaskan kegiatan yang
mempergunakan pendekatan induktif dalam pembelajaran. Misalnya penyajian
masalah-masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan cara mencoba-
coba. Model ini mendekati kegiatan belajar di laboratorium dan kegiatan nyata
yang biasa dilakukan di luar kelas.29
4) Model Simulasi
Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui
pencapaian tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana
sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa risiko.
5) Model Instructional Games
28
Rusman, dkk., op.cit., h. 112-120. 29
Darmawan, op.cit., h.94.
18
Instructional Games (IG) merupakan salah satu bentuk metode dalam
pembelajaran berbantuan komputer. Tujuan IG adalah untuk menyediakan
pengalaman belajar yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah
kemampuan siswa melalui bentuk permainan yang mendidik.
3. Kuis Interaktif
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menciptakan berbagai
media pembelajaran yang dianggap lebih menunjang dalam proses pembelajaran,
diantaranya adalah media yang berbentuk kuis interaktif. Konsep interaktif dalam
pembelajaran paling erat kaitannya dengan media berbantuan komputer. Interaksi
dalam lingkungan pembelajaran berbantuan komputer pada umumnya mengikuti
tiga unsur, yaitu (1) urutan-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, (2)
jawaban/respons pekerjaan siswa, dan (3) umpan balik yang dapat disesuaikan.30
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Kuis berarti acara
hiburan dalam radio atau televisi yang berupa perlombaan adu cepat menjawab
pertanyaan, cepat tepat, cerdas cermat”. Di beberapa negara kuis merupakan
permainan singkat yang digunakan dalam bidang pendidikan dan mirip dengan
mengukur pertumbuhan dalam pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Kuis
biasanya mencetak poin dan banyak kuis yang dirancang untuk menentukan
pemenang dari sekelompok peserta, biasanya peserta dengan skor tertinggi.
Kuis dapat dalam bentuk media yang bermacam-macam seperti catatan
cetak, alat ataupun dalam bentuk kegiatan. Ketika membuat sebuah kuis yang
ditujukan untuk lebih mengasah pengetahuan siswa, tentunya menginginkan kuis
tersebut dapat menarik perhatian siswa dan memberikan pengaruh yang efektif
bagi siswa. Kuis dapat dimainkan tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga
secara individu di rumah.
Kuis sebagai salah satu bentuk metode permainan dapat digunakan untuk
mewadahi keinginan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran karena di dalam
program pertunjukan kuis terdapat dua unsur yang baik untuk memfasilitasi
pembelajaran, yaitu belajar dan bermain. Dengan metode permainan siswa dapat
30
Arsyad, op.cit., h. 100
19
belajar dan guru dapat mengajar dengan situasi yang menyenangkan tanpa harus
mengorbankan tujuan yang ingin dicapai. Tentu saja permainan yang dipilih juga
harus sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Kuis interaktif dapat digolongkan menjadi media berbantuan komputer
karena dalam proses penggunaannya dibutuhkan komputer. Kuis interaktif
merupakan sebuah aplikasi yang berisi materi pelajaran dalam bentuk soal atau
pertanyaan mengenai materi pembelajaran secara mandiri.31
Nikmatu dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kuis interaktif
berbantuan komputer sangat efektif digunakan dalam proses belajar siswa, karena
kuis interaktif ini sangat mudah dimengerti dan bisa digunakan dimanapun. Teks
dalam kuis interaktif mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan siswa.
Selain itu, teks dan latihan soal-soal dalam kuis interaktif dapat membantu siswa
dalam memahami materi pelajaran. Secara umum kuis interaktif, bagus dan
praktis digunakan dalam proses pembelajaran.32
Kuis interaktif bertujuan untuk menguji seseorang yang mencakup dimensi
pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan yang disertai dengan kecerdasan,
kecermatan, ketepatan waktu, dan jawaban. Kuis dapat menambah wawasan dan
meningkatkan kemampuan siswa tentang materi pelajaran yang saat itu sedang
dipelajarinya. Kuis juga dapat merangsang siswa untuk belajar. Kuis memiliki tiga
kelebihan yaitu:33
1) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar akan dapat diingat lebih
lama.
31
Siti Aniqotunnisa, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Nahwu Berbasis
Macromedia Flash 8 Sebagai Sumber Belajar Mandiri di Madrasah Tsanawiyah Ibnul Qoyyim
Putra Kelas Vii”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Kalijaga, Yogyakarta, 2013, H. 13, Tidak
Dipublikasikan. 32
Nikmatu Rohma, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan
Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 1 Dampit
Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Universitas Negeri Malang, 2012. h.. 9 33
Hermawan, “Penggunaan Pemberian Kuis Sebelum Kegiatan Pembelajaran Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SDN Ngabean Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga, 2012, h. 5-6, tidak dipublikasikan.
20
2) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, kreatif, tekun, giat, rajin belajar, dan berdiri
sendiri.
3) Siswa terbiasa mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang konstruktif.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kuis interaktif bertujuan
menguji seseorang yang mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan
pendidikan yang disertai dengan kecerdasan, kecermatan, ketepatan waktu, dan
jawaban. Kuis juga dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan
siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.34
Hasil belajar merupakan hal yang
berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses
sedangkan hasil belajar adalah sebagi hasil yang dicapai seseorang setelah
mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses
belajar yang dilakukan.
Gagne dalam bukunya Sudjana membagi lima kategori hasil belajar, yakni
(a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap
dan (e) keterampilan motoris. Tujuan pendidikan nasional saat ini menggunakan
klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom. Benyamin Bloom
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik.35
Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah
yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di sekolah karena berhubungan
langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh
guru selama di dalam kelas.
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1989), h. 22. 35
Ibid.
21
a. Ranah Kognitif
Ranah Kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar menurut taksonomi
pendidikan Bloom yang telah direvisi terdiri dari 6 dimensi yaitu: Mengingat,
Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, Mencipta.36
1) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali pada
saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
2) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan
pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses
kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan
menjelaskan.
3) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi
dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif
dalam kategori mengaplikasikan.
4) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan
menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan
keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori
menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan.
5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik.
6) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan
yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga proses kognitif,
diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
36
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128.
22
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Nana
Sudjana membagi ranah afektif menjadi 5 kategori, yaitu:37
1) Penerimaan (reciving), yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
atau stimulus dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala, dan lain-lain. Penerimaan dibedakan menjadi kesadaran,
keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan
dari luar.
2) Jawaban (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi. Penilaian dibedakan menjadi kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap
nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konsep
tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan
motorik. Aspek dari ranah psikomotorik terdiri dari:38
1) Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai
menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang
ditampilkan.
37
Sudjana, op.cit., h. 30. 38
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 68-69.
23
2) Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu,
termasuk kesiapan mental, fisik dan emosional.
3) Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-
coba dan performance yang memadai menjadi tolak ukur.
4) Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari, gerakan
dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.
5) Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola
gerakan yang kompleks.
6) Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan
baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan
situasi yang dihadapinya.
7) Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini
seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru
agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk
bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya
ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama
pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.
Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses pembelajaran dimana akan
menjadi tolak ukur bagi guru dan peserta didik, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Kajian Materi Subjek
a. Peta Konsep Suhu dan Kalor
Konsep suhu dan kalor dimulai dengan menjelaskan tentang suhu. Sesuatu
yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih
rendah disebut kalor. Adanya kalor mengakibatkan terjadinya pemuaian dan
perubahan wujud suatu benda. Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat
lain dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Agar pembelajaran pada konsep
24
suhu dan kalor lebih mudah dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar
2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor
b. Materi Konsep Suhu dan Kalor
1) Suhu dan Pemuaian
Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda.
Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu
diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer
Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin
Titik tetap atas 100°C 80°R 212°F 373
Titik tetap bawah 0°C 0°R 32°F 273
Rentang 100 80 180 100
Skala 5 4 9 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat
ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut ini:
25
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat
Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Ukuran Akhir
Muai panjang ( ) Muai luas ( ) Muai volume ( )
Keterangan: L = panjang akhir (m)
L0 = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/°C-1
atau /K-1
)
A = luas akhir (m2)
A0 = luas mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/°C-1
atau /K-1
)
β = 2α
V = volume akhir (m3)
V0 = volume mula-mula (m3)
= koefisien muai volume (/°C-1
atau /K-1
)
T= perubahan suhu (°C atau K)
2) Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Satuan kalor adalah joule atau kalori. 1 kalori =
4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan
perubahan, yaitu:
atau
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg°C)
C = kapasitas kalor benda (J/°C)
T= perubahan suhu (°C)
Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K.
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau
diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
26
Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud.
Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar 2.2 Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor
3) Azas Black
Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
4) Perpindahan Kalor
Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu:
a) Konduksi, yaitu perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan zat
penghantarnya.
b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat.
c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang
elektromagnetik
Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju
perpindahan kalor, diantaranya yaitu:
27
Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q)
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s)
Q = kalor (J)
t = waktu (s)
A= Luas permkaan benda (m2)
l = panjang benda (m)
T = suhu benda (°C atau K)
k = kokonduktivitas termal benda (W/mK)
h = koefisien konveksi (J/s m2K)
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8
W/m2K
4)
e = emisivitas benda
T = perubahan suhu (°C atau K)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan media kuis interaktif
dan pembelajaran berbantuan komputer adalah sebagai berikut:
1. Setia Utami dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Implementasi CD
Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa Karya Devi Kunti Ernawati terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah
3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran kuis interaktif ini dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Hasil uji t tersebut menunjukkan
adanya perbedaan motivasi dan prestasi belajar yang signifikan antara peserta
didik yang menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif dengan peserta didik
yang tanpa menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif.39
39
Setia Utami, “Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa
Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 60, tidak dipublikasikan.
28
2. Nikmatu dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan Komputer untuk Keterampilan
Membaca Bahasa Jerman Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran
2011/2012” menyimpulkan bahwa kuis interaktif berbantuan komputer sangat
efektif digunakan dalam proses belajar siswa, karena kuis interaktif ini sangat
mudah dimengerti dan bisa digunakan dimanapun. Teks dalam kuis interaktif
mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu, teks dan
latihan soal-soal dalam kuis interaktif dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran.40
3. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan
Macromedia Flash Ditinjau dari Pemahaman Konsep Fisika pada Pokok
Bahasan Cahaya” yang dilakukan oleh Tri Haryosso dan Supriyadi
menyatakan bahwa penggunaan media kuis interaktif menghasilkan
pemahaman konsep fisika yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
yang tidak menggunakan kuis interaktif. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai
posttest kelas eksperimen sebesar 84,0 sementara rata-rata posttest kelas
kontrol sebesar 76,8.41
4. Gilang Sunu A.P. dan Sutirman dalam penelitian yang berjudul “Dampak
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dan Metode
Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa” menyimpulkan bahwa
terdapat dampak positif dan signifikan antara pemanfaatan media pembelajaran
berbantuan komputer dan metode mengajar guru terhadap prestasi belajar
siswa kelas X AP di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.42
5. Penelitian yang berjudul “Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Media Berbantuan Komputer pada Materi Bola”
40
Nikmatu Rohma, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan
Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 1 Dampit
Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Universitas Negeri Malang, 2012, h. 9-10. 41
Tri Haryosso dan Supriyadi, “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan
Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya”,
Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013, h. 5. 42
Gilang Sunu A.P. dan Sutirman, “Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbantuan
Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal P. ADP
Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013, h. 6.
29
oleh Debby Dwi Susanti dan Siti Khabibah menunjukkan bahwa minat dan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika mengalami peningkatan
setelah menerima pembelajaran menggunakan media berbantuan komputer.
77,14% siswa mengalami peningkatan minat belajar dan termasuk dalam
kategori tinggi. Perbandingan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas
kontrol menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas
eksperimen yaitu sebesar 88,91, sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu
sebesar 83,49.43
6. Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of
Interactive Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of
Physical Science of Class VIII”, menyimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif berbantuan komputer dalam proses
pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik, menstimulus, dan
interaktif dari pada pembelajaran tradisional dengan hanya menggunakan
media kapur tulis dan metode ceramah.44
C. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang
bersifat abstrak. Untuk belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi
lebih jauh peserta didik diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di
dalamnya, menuliskannya ke dalam simbol-simbol fisis, memahami permasalahan
serta menyelesaikannya secara matematis. Selain konsep fisika yang abstrak,
kebanyakan guru dalam pembelajaran fisika di kelas masih menggunakan metode
konvensional dan tidak bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan,
kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon siswa terhadap penjelasan
43
Debby Dwi Susanti dan Siti Khabibah, “Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Berbantuan Komputer Pada Materi Bola”, Jurnal
FMIPA Unesa, h. 3. 44
Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of Interactive
Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII”,
Bhatter College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012, H. 85.
30
dan pertanyaan guru menjadi kurang. Permasalahan tesebut mengakibatkan
pemerolehan hasil belajar fisika menjadi rendah.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan
variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik, yang dapat
meningkatkan semangat belajar siswa. Media yang menarik akan meminimalisir
rasa jenuh siswa dalam belajar serta dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan
belajar mengajar menjadi lebih interaktif. Salah satu media yang dapat digunakan
untuk menunjang proses pembelajaran adalah kuis interaktif. Kuis interaktif
adalah media pembelajaran yang terdiri dari latihan soal. Kuis interaktif
digolongkan menjadi media berbantuan komputer karena untuk menjalankannya
diperlukan komputer.
Konsep yang akan diterapkan dengan kuis interaktif ini adalah suhu dan
kalor. Konsep suhu dan kalor akan disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
berupa kuis. Kuis yang dimaksud berisi soal yang didalamnya disajikan dua
pilihan jawaban. Selain itu, disajikan pula pembahasan secara terperinci dari dua
pilihan jawaban tersebut. Dari pembahasan yang disajikan itu, siswa akan
mengetahui informasi-informasi bermakna yang berkaitan dengan konsep suhu
dan kalor. Dengan kuis ini siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang mengerjakan
soal, sehingga membuat siswa menjadi betah belajar. Betah belajar inilah yang
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada konsep suhu dan kalor.
Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini
31
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir dan deskripsi teoritis yang telah dikemukakan,
maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh media kuis
interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
suhu dan kalor.
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang
memuat konsep abstrak
Guru masih menggunakan metode konvensional dan
tidak bervariasi dalam mengajar fisika di kelas
Hasil belajar fisika siswa rendah
Diperlukan media pembelajaran yang
menarik
Media pembelajaran berbantuan komputer
Media kuis interaktif Pembelajaran fisika
menjadi lebih menarik
Hasil belajar fisika siswa meningkat
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA AL-HASRA yang berlokasi di Jl. Raya
Ciputat Parung KM. 24, Bojongsari - Depok. Pengambilan data dilakukan pada
semester genap bulan April - Mei 2015 Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Kuasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol pengaruh
berbagai faktor lain yang tidak termasuk perlakuan.45
Hal ini dikarenakan sampel
penelitian adalah siswa yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan penuh.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent control group
design. Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.46
Kedua kelompok dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok memiliki homogenitas
yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan
pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang
bersangkutan yaitu konsep suhu dan kalor. Selanjutnya, keduanya diberikan
perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan
pembelajaran menggunakan media kuis interaktif berbantuan komputer, dan
kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran secara konvensional. Setelah
diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan posttest untuk
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. ke-19, h. 114. 46
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif Edisi Revisi,
(Jakarta:Rajawali Pers, 2012), h. 102-103.
33
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Desain
penelitian ini dapat dilihat dalam rancangan sebagai berikut:47
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 Xe O2
kontrol O1 Xk O2
Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan
O2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuan
Xe : Perlakuan dengan menggunakan media kuis interaktif berbantuan komputer
Xk : Perlakuan dengan cara konvensional
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.48
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa di SMA AL-HASRA. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.49
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1
sebagai kelompok eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelompok kontrol. Teknik
pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.50
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.51
Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (X) : Media kuis interaktif berbantuan komputer
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar pada konsep suhu dan kalor.
47
Ibid, h. 105. 48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 173. 49
Ibid. h. 174 50
Ibid. h. 183 51
Sugiyono, op. cit., h.60
34
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian berupa tes
dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda, dan nontes berupa
angket.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Kelas
eksperimen
dan kontrol
Hasil belajar siswa sebelum
diterapkan dengan media kuis
interaktif berbantuan komputer
pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol
Melakukan
tes awal
(pretest)
Butir soal
pilihan ganda
Kelas
eksperimen
dan kontrol
Hasil belajar siswa setelah
diterapkan dengan media kuis
interaktif berbantuan komputer
pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol
Melakukan
tes akhir
(posttest)
Butir soal
pilihan ganda
Kelas
eksperimen
Respon siswa terhadap
penggunaan media
Memberikan
angket Angket
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.52
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen
tes dan nontes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda. Tes digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Instrumen tes ini
mencakup ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1) sampai analisis (C4). Tes
hasil belajar ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest)
dan sesudah perlakuan (posttest) yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut ini:
52
Ibid,.h. 148
35
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Menganalisis
pengaruh
kalor
terhadap
suatu zat
Suhu dan
Termometer
Menjelaskan
konsep suhu dan
kalor
1*,
3* 2* 3
Menghitung
konversi skala
thermometer
4*,
5, 6 7* 4
Pemuaian Menjelaskan
konsep
pemuaian
10*,
11
8*,
9 4
Menghitung
besarnya muai
panjang, muai
luas dan muai
volume
12*,
14*,
15
13* 4
Menganalisis
pengaruh
kalor
terhadap
suatu zat
Kalor dan
perubahan
wujud
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suhu
dan wujud
benda
17* 16 18*,
21
19*,
20*,
22*
7
Menjelaskan
peristiwa
perubahan
wujud dan
karakteristiknya
serta
memberikan
contohnya
dalam
kehidupan
sehari-hari
24*,
25 23* 3
Melakukan
analisis
kuantitatif
tentang
perubahan
wujud
26 27*,
28 3
Menganalisis
cara
perpindahan
kalor
Perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi
dan radiasi
Membedakan
peristiwa
perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi dan
Radiasi
35*
34*,
36*,
37
4
Menghitung laju
perpindahan
kalor secara
konduksi,
38*,
39*,
40
3
36
konveksi dan
radiasi
Menerapkan
Asas Black
dalam
pemecahan
masalah
Asas Black
Menerapkan
Asas Black
dalam peristiwa
perubahan kalor
29 30*,
31*
32,
33 5
Jumlah 9 8 14 9 40
Persentase 22,5
%
20
%
35
%
22,5
% 100%
Keterangan : * = butir soal yang valid
Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa terdapat 25 butir soal yang valid.
Butir soal yang valid pada ranah kognitif C1 sebanyak 6 soal, pada ranah kognitif
C2 sebanyak 5 soal, pada ranah kognitif C3 sebanyak 8 soal dan pada ranah
kognitif C4 sebanyak 6 soal. Tabel kisi-kisi instrumen tes yang valid terdapat pada
lampiran B.4.
2. Instrumen Nontes
Nontes yang digunakan pada penelitian ini berupa angket. Angket
(kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
menjawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka.53
Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui respon siswa
mengenai penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer dalam
pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model angket skala Likert, dimana siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju
(TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi instrumen nontes yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
53
Ibid. h. 199
37
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes
No. Indikator Angket Media Kuis Interaktif
Jumlah Soal Positif Negatif
1.
Penggunaan media kuis
interaktif dalam proses
pembelajaran
1,2 3,4 4
2.
Penyajian materi suhu dan
kalor pada pembahasan kuis
interaktif
5 6 2
3. Penggunaan animasi pada
media kuis interaktif 7, 9 8, 10 4
4. Penjelasan rumus dalam
media kuis interaktif 11 12 2
Jumlah Pernyataan 6 6 12
H. Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang
digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi
kriteria kelayakan.
1. Kalibrasi Instrumen Tes
Sebelum diberikan pada sempel, instrumen tes diuji terlebih dahulu pada
siswa kelas XI MIA 2 SMA AL-HASRA. Uji coba ini dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas dari setiap soal. Berikut ini adalah pengujian berkaitan
dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian:
a. Uji Validitas
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat.
Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid jika skor butir
soal tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total tes. Skor
butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor dikotomi karena
bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif. Sehingga uji validitas yang
38
digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi biserial, yaitu
sebagai berikut54
:
√
Keterangan:
𝑏𝑖 = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rata-rata skor subjek menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
= Rata-rata skor total semua responden
Sdt = Standar deviasi skor total semua responden
p = Proporsi siswa yang menjawaban benar
(
)
q = Proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 – )
Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.5 berikut55
:
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1.00 Sangat tinggi
0.60 – 0.79 Tinggi
0.40 – 0.59 Cukup
0.20 – 0.39 Rendah
0.00 – 0.19 Sangat rendah (tidak valid)
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 38
Nomor Soal yang Valid 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 27, 30, 31, 34, 35, 36, 38, 39
Jumlah Soal yang Valid 25
Persentase Soal yang Valid 62,5%
54
Arikunto, op.cit., h. 326 55
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. 10, h. 75.
39
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.56
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk memperoleh
data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan KR-20,
yaitu sebagai berikut57
:
(
)(
)
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas tes.
n = Banyaknya item pertanyaan
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item salah (q =1 - p)
Σpq = Jumlah hasil perkalian p dan q
S2 = standar deviasi dari tes
Jika instrumen ini reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitas pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,70 ≤ r11< 1,00 Tinggi
0,50≤ r11< 0,70 Sedang
0,00≤ r11< 0,50 Rendah
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes ini adalah 0,81. Nilai ini termasuk ke dalam kriteria tinggi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian.
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari
tingkat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Tingkat
kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab
56
Ibid., h. 86. 57
Ibid., h. 100.
40
benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan
persamaan sebagai berikut58
:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = Jumlah seluruh siswa
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran sebagai
berikut:59
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Tingkat Kesukaran
0,00<P ≤ 0,30 Sukar
0,30<P ≤ 0,70 Sedang
0,70<P < 1,00 Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel
3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Tingkat
Kesukaran
Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 8 20%
Sedang 19 47,5%
Sukar 13 32,5%
Jumlah 40 100%
d. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).60
Uji coba soal dilakukan terhadap jumlah sampel yang
akan diteliti, sehingga kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh dengan
58
Ibid,. h. 208 59
Ibid., h. 210 60
Ibid., h. 211
41
membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai
berikut61
:
Keterangan:
D = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Penentuan kategori tingkat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada
kriteria berikut:62
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Soal
Nilai DP Interpretasi Daya
Pembeda Soal
0,71 – 1,00 Sangt Baik
0,41 – 0,70 Baik
0,21 – 0,40 Cukup
0,00 – 0,20 Buruk
Negatif Drop
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut
ini:
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria Daya
Pembeda Soal
Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop 8 20%
Buruk 4 10%
Cukup 3 7,5%
Baik 14 35%
Sangat Baik 11 27,5%
Jumlah 40 100%
2. Kalibrasi Instrumen Nontes
Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan para
ahli. Pertimbangan tersebut berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan
61
Ibid., h. 213 62
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
Ed.2.Cet. 2, h.. 232.
42
dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar angket yang ada pada
Tabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes
No Aspek yang diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
1. Pengembangan indikator dari setiap tahap
pembelajaran
2. Keterwakilan semua tahap pembelajaran
oleh setiap indikator yang dikembangkan
3. Penskoran terhadap tiap-tiap indikator
4. Pemilihan kata dan kalimat dalam
pengembangna indikator
5. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan
Saran:
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
I. Teknik Analisis Data
Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, maka
data-data tersebut kemudian dianalisis. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.63
Dalam
penelitian ini terdapat data tes dan nontes yang harus dianalisis.
1. Analisis Data Tes
Analisis data tes, dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis
dan uji hipotesis.
a. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini meliputi
uji normalitas dan uji homogenitas.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. ke-19,h. 207
43
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas
dalam penelitian adalah uji Lilliefors dengan rumus sebagai berikut:64
( ) ( )
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
b) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:
𝑖
Keterangan :
Zi = Skor baku
Xi = Data yang diperoleh
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
c) Tentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi.
d) Tentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel.
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 – Ztabel
Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Ztabel
e) Tentukan nilai S(Zi) dengan rumus :
( )
f) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
g) Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
h) Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
64 Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
44
Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat.
apabila Lhitung ≤ Ltabel, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Dan
apabila Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut65
:
1) Menentukan varians
2) Menghitung nilai F:
dengan
∑
(∑ )
( )
Keterangan:
F = koefisien F tes
V1 = varians besar
V2 = varians kecil
S1 = deviasi standar data varians besar
S2 = deviasi standar data varians kecil
Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan pada
kriteria pengujian uji F sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
homogen).
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak memiliki
varians homogen)
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif
berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis pada penelitian ini
65
Ibid,. hal 249.
45
adalah t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian,
diantaranya:
1) Data terdistribusi normal dan homogen
Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis
dengan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:66
√
dengan, √( )
( )
Keterangan:
= rata-rata data kelompok eksperimen
= rata-rata data kelompok kontrol
s = nilai standar deviasi gabungan data kelompok eksperimen dan kontrol
n1 = jumlah data kelompok eksperimen
n2 = jumlah data kelompok kontrol
2) Data terdistribusi normal dan tidak homogen
Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian
hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametrik. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut:67
√
Keterangan:
= rata-rata data kelompok eksperimen
= rata-rata data kelompok kontrol
S12 = varians kelompok eksperimen
S22 = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah data kelompok eksperimen
n2 = jumlah data kelompok control
Penentuan kriteria uji hipotesis didasarkan pada Tabel 3.13 berikut:
66
Ibid., h. 239. 67
Ibid., h. 241.
46
Tabel 3.13 Kategori Uji Hipotesis (Uji t)
Rentang nilai t Kategori
thitung > ttabel Ha diterima dan H0 ditolak
thitung < ttabel Ho diterima dan Ha ditolak
c. Uji N-Gain
Untuk melihat peningkatan pretest ke posttest di setiap ranah kognitif, maka
dilakukan uji N-Gain (normalized gain). Nilai N-Gain ini dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑖
𝑖
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
Tabel 3.14 Tabel Kategori Nilai N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
G > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang
G < 0,3 Rendah
2. Analisis Data Nontes
Dalam penelitian ini, analisis data nontes digunakan untuk mengetahui
seberapa besar respon siswa terhadap penggunaan media kuis interaktif
berbantuan komputer. Skala likert pada penelitian ini terdiri dari empat skala,
yaitu skala 1 sampai 4.68
Peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban
pada Tabel 3.15 berikut ini:
Tabel 3.15 Penskoran Alternatif Jawaban Pernyataan Angket
Jawaban
Nilai
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tidak Setuju (TS) 2 3
Setuju (S) 3 2
Sangat Setuju (SS) 4 1
68
Eko Putro Widyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2012), h. 105.
47
Selanjutnya, data dari hasil perolehan skor angket diolah dalam bentuk
presentase dengan menggunakan rumus:69
𝑖 𝑖 𝑖
𝑖
𝑖
Kemudian presentase yang didapat dikategorikan sesuai interpretasi pada
kategori yang ada pada Tabel 3.16 berikut:70
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Angket
Nilai Keterangan
0 - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
H0 = Hipotesis nol (Tidak terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan
komputer terhadap hasil belajar sisiwa pada konsep suhu dan kalor
Ha = Hipotesis alternatif (Terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan
komputer terhadap hasil belajar sisiwa pada konsep suhu dan kalor
μE = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media kuis interaktif
μK = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang belajar secara konvensional
69
Ibid., 137. 70
Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 60.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data yang
telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas
eksperimen.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh dari kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen
dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan pada penelitian
ini disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas terdapat pada
lampiran C.1.
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen
maupun kelas kontrol secara umum terlihat jauh berbeda. Perbedaan terlihat jelas
pada perolehan di setiap rentang nilai. Pada rentang nilai 12 sampai 27, tidak ada
siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut di kelas kontrol, sementara
pada kelas ekperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai di rentang
tersebut. Pada rentang nilai 28 sampai 35 terdapat 5 orang siswa di kelas kontrol
dan 13 orang siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang
0
2
4
6
8
10
12
14
12-19 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67
0 0
5
13
9
2 1 1
7
13
8
1 0 0
Ban
yak
Sisw
a
Rentang NIlai kelas kontrol kelas eksperimen
49
tersebut. Selanjutnya pada rentang nilai 36 sampai 43 di kelas kontrol terdapat 13
orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut, sementara di kelas
eksperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh pada rentang tersbut. Jumlah
siswa yang memperoleh nilai pada rentang 44 sampai 51 di kelas kontrol
sebanyak 9 orang dan pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang
tersebut sebanyak 1 orang. Terdapat 2 orang siswa di kelas kontrol yang
memperoleh nilai antara 52 sampai 59, sementara di kelas eksperimen tidak ada
siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Pada interval terakhir, yaitu
60 sampai 67 terdapat 1 orang siswa di kelas kontrol yang memperoleh nilai pada
rentang tersebut sementara di kelas eksperimen tidak ada siswa yang memperoleh
nilai pada rentang nilai tersebut.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest ditunjukkan pada Tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Terendah 32,00 12,00
Nilai Tertinggi 64,00 44,00
Mean 41,70 30,90
Median 40,50 29,50
Modus 31,50 27,29
Standar Deviasi 7,78 6,67
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai minimum yang diperoleh
kelas kontrol sebesar 32,00 sedangkan kelas eksperimen sebesar 12,00.
Selanjutnya, nilai maksimum yang diperoleh kelas kontrol sebesar 64,00 dan kelas
eksperimen sebesar 44,00. Nilai rata-rata (mean) pada kelas kontrol dan
eksperimen tidak berbeda jauh yaitu 41,70 dan 30,90. Nilai tengah (median) yang
diperoleh kelas kontrol adalah 40,50, sementara pada kelas eksperimen sebesar
29,50. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol sebesar 31,50
sementara pada kelas eksperimen adalah 27,29. Untuk standar deviasi yang
diperoleh kelas kontrol adalah 7,78, sedangkan kelas ekperimen adalah 6,67.
50
2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diperoleh dari kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen
dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada
penelitian ini disajikan dalam diagram pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Perhitngan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas
terdapat pada lampiran C.2.
Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada kelas kontrol terapat 1 orang
siswa yang memperoleh nilai pada rentang 48 sampai 54, sementara pada kelas
eksperimen tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada rentag tersebut. Terdapat
11 orang siswa di kelas kontrol dan 1 orang siswa di kelas eksperimen yang
memperoleh nilai pada rentang nilai 55 sampai 61. Jumlah siswa yang
memperoleh nilai pada rentang 62 sampai 68 di kelas kontrol sebanyak 10 orang
dan di kelas eksperimen sebanyak 5 orang. Pada kelas kontrol terdapat 3 orang
siswa yang memperoleh nilai pada rentang 69 sampai 75, sedangkan di kelas
eksperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut.
Selanjutnya, terdapat 4 orang siswa pada kelas kontrol yang memperoleh nilai
antara 76 sampai 82 dan 9 orang siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh
nilai pada rentang tersebut. Terdapat 1 orang siswa di kelas kontrol dan 6 orang
siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai antara 83 sampai 89. Pada
rentang nilai terakhir, yaitu 90 sampai 96, di kelas kontrol tidak ada siswa yang
0
2
4
6
8
10
12
48-54 55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-96
1
11 10
3 4
1 0 0
1
5
8 9
6
1
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai kelas kontrol kelas eksperimen
51
memperoleh nilai pada rentang tersebut, sementara pada kelas eksperimen
terdapat 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Terendah 48,00 60,00
Nilai Tertinggi 84,00 92,00
Mean 65,23 76,10
Median 63,60 75,65
Modus 60,86 74,93
Standar Deviasi 8,52 8,33
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas
kontrol sebesar 48,00 sedangkan kelas eksperimen sebesar 60,00. Nilai
maksimum yang diperoleh kelas kontrol adalah 84,00 dan kelas eksperimen
sebesar 92,00. Nilai rata-rata (mean) pada kelas kontrol dan eksperimen yaitu
65,23 dan 76,10. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 63,60,
sementara pada kelas eksperimen sebesar 75,65. Nilai yang paling banyak muncul
(modus) pada kelas kontrol sebesar 60,86 sementara pada kelas eksperimen adalah
74,93. Untuk standar deviasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 8,52, sedangkan
kelas ekperimen adalah 8,33.
3. Rekapitulasi Hasil Belajar
a. Data Hasil Pretest dan Posttest
Data hasil pretets dan posttest kelas kontrol dan eksperimen dapat terlihat
pada Tabel 4.3 berikut ini:
52
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretets dan Posttest
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 32,00 48,00 12,00 60,00
Nilai Tertinggi 64,00 84,00 44,00 92,00
Mean 41,70 65,23 30,90 76,10
Modus 31,50 60,86 27,29 74,93
Median 40,50 63,60 29,50 75,65
Standar Deviasi 7,78 8,52 6,67 8,33
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest
kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest untuk
kelas kontrol adalah 41,70, sedangkan kelas eksperimen sebesar 30,90. Sementara
itu, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 65,23, sedangkan kelas eksperimen
adalah 76,10. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami peningkatan
setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol yang diberi perlakuan
pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar 23,53, sedangkan
kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media kuis
interaktif mengalami peningkatan sebesar 45,20. Artinya, kelas eksperimen
memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol.
b. Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif
Hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan ranah
kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
53
Gambar 4.3 Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Ranah Kognitif
Diagram pada Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
menjawab benar pada ranah kognitif C1 sampai C4 pada saat posttest baik di kelas
kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan dari pretest. Secara
keseluruhan, pada saat pretest kelas kontrol lebih unggul daripada kelas
eksperimen di setiap ranah kognitif. Namun, pada saat posttest kelas eksperimen
lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol.
Pada saat pretest, jumlah siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada
ranah kognitif C1 sebanyak 15 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22
orang. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest
sebanyak 22 orang. Jumlah siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C3
sebanyak 11 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 18 orang. Selanjutnya,
pada ranah kognitif C4 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest sebanyak
18 orang.
Pada saat pretest, jumlah siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen
pada ranah kognitif C1 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest sebanyak
24 orang. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 10 orang, sementara pada saat posttest
sebanyak 22 orang. Jumlah siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C3
sebanyak 9 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22 orang. Selanjutnya,
0
5
10
15
20
25
C1 C2 C3 C4
15
12 11
12
22 22
18 18
12
10 9
6
24 22 22 23
Jum
lah
Sis
wa
Ranah Kognitif
PretestKontrol
PosttestKontrol
PretestEksperimen
PosttestEksperimen
54
jumlah siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada ranah kognitif C4
sebanyak 6 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 23 orang.
Untuk melihat peningkatan pretest dan posttest pada kelas kontrol dan
eksperimen maka dilakukan uji N-Gain. Hasil uji N-Gain dapat dilihat pada
Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif
Diagram pada Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa setelah diberikan
perlakuan yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa
pada ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4
(menganalisis) baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami
peningkatan. Secara keseluruhan, kelas ekperimen lebih unggul dibandingkan
dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen unggul dalam meningkatkan ranah
kognitif C1 (mengingat) dengan nilai N-Gain sebesar 0,66, C2 (memahami) dengan
nilai N-Gain sebesar 0,60, C3 (menerapkan) dengan nilai N-Gain sebesar 0,63, dan
C4 (menganalisis) dengan nilai N-Gain sebesar 0,65. Berdasarkan nilai N-Gain
yang diperoleh di setiap ranah kognitif, maka didapatkan rata-rata N-Gain ranah
kognitif C1 sampai C4 sebesar 0,64 dengan kategori sedang.
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
C1 C2 C3 C4
0.48 0.53
0.35 0.34
0.66 0.60 0.63
0.69
N-G
ain
Ranah Koggnitif
kontrol eksperimen
55
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Lilliefors. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak, dengan melihat ketentuan bahwa data
terdistribusi normal jika memenuhi Lhitung ≤ Ltabel diukur pada taraf signifikan dan
tingkat kepercayaan tertentu. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil
pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tabel 4.4
menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Lhitung 0,156 0,134 0,135 0,133
Ltabel 0,161 0,161 0,161 0,161
Keputusan Normal Normal Normal Normal
Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4.
dan nilai Ltabel dapat dilihat pada lampiran C.10.
Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal,
Nilai Lhitung data pretest pada kelas kontrol sebesar 0,156 sementara nilai Lhitung
posttest sebesar 0,134 dan Ltabel pada taraf signifikansi 5% (α= 0,05) adalah
sebesar 0,161. Terlihat bahwa data pretest 0,156 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) dan data
posttest 0,134 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa data pretest dan posttest kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil Lhitung
data pretest pada kelas eksperimen sebesar 0,135 sedangkan nilai Lhitung posttest
sebesar 0,133 dan LTabel pada taraf signifikansi 5% (α= 0,05) adalah sebesar 0,161.
Terlihat bahwa data pretest 0,135 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) dan data posttest 0,133 ≤
0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa data
pretest dan posttest kelas eksperimen terdistribusi normal.
56
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
varians yang homogen atau tidak. Sama halnya dengan uji normalitas, uji
homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan
posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, pengujian
homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher (Uji F). Kedua
kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel.
Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada
lampiran C.5 dan C.6 dan nilai Ftabel dapat dilihat pada lampiran C.11
Berikut ini adalah Tabel 4.5, yaitu Tabel rekapitulasi hasil uji homogenitas
data pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Varians 60,58 44,52 72,60 69,35
Fhitung 1,36 1,05
Ftabel 1,85
Keputusan Kedua data homogen Kedua data homogen
Nilai FTabel diperoleh dari F statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan
diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas, yaitu Fhitung
≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa
nilai Fhitung data pretest sebesar 1,36 dan data posttest sebesar 1,05. Artinya, kedua
data lebih kecil dari Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun
posttest.
5. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data
terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus uji t analisis tes statistik parametrik. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
57
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest Posttest
Nilai thitung -5,77 4,99
Nilai tTabel 1,67
Keputusan Ha ditolak Ha diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.7 dan C.8.
Nilai ttabel diperoleh dari Tabel t statistik pada taraf signifikansi 5% yang
dapat dilihat pada lampiran C.12. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis, yaitu jika thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Tabel
4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung hasil pretest sebesar -5,77. Artinya,
nilai thitung hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa antara kedua
kelas sebelum diberikan perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest sebesar
4,99. Artinya, nilai thitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer pada konsep suhu dan
kalor.
6. Hasil Analisis Data Angket
Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skornya untuk setiap
indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi
menjadi data kualitatif. Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan angket respon
siswa terhadap media kuis interaktif.
Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif
Indikator Angket Persentase Keterangan
Penggunaan media kuis interaktif dalam proses
pembelajaran 80% Baik
Penyajian materi suhu dan kalor pada
pembahasan kuis interaktif 80% Baik
Penggunaan animasi pada media kuis interaktif 82% Baik Sekali
Penjelasan rumus dalam media kuis interaktif 79% Baik
Rata-rata 80% Baik
Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.9.
58
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa penggunaan media kuis interaktif
dalam proses pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor secara keseluruhan
memperoleh hasil baik. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 80%, artinya
penggunaan media kuis interaktif mendapat respon yang baik dari siswa dalam
mempelajari konsep suhu dan kalor
B. Pembahasan
Hasil pretest menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas kontrol
maupun kelas eksperimen tidak jauh berbeda. Dari hasil pretest diketahui bahwa
hasil belajar siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sangat rendah.
Hal tersebut dikarenakan baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen belum
diberikan perlakuan. Namun, setelah diberikan perlakuan yang berbeda,
didapatkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kelas kontrol dengan
nilai rata-rata kelas eksperimen. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-rata posttest,
maka kelas eksperimen yang menggunakan media kuis interaktif nilai rata-ratanya
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Terdapat selisih sebesar 10,87
antara nilai rata-rata kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini
senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryosso dan Supriyadi,
didapatkan hasil bahwa siswa yang menggunakan media kuis interaktif
menghasilkan nilai rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
tidak menggunakan media kuis interaktif.71
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan uji t test
pada taraf signifikansi α = 0.05 terhadap data posttest, diketahui bahwa nilai thitung
sebesar 4,99 dan nilai ttabel sebesar 1,67. Artinya, nilai thitung lebih besar
dibandingkan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap penggunaan media kuis interaktif pada konsep suhu dan kalor.
Hasil ini senada dengan hasil penelitian Gilang dan Sutiman yang menunjukkan
bahwa terdapat dampak positif dan signifikan antara pemanfaatan media
71
Tri Haryosso dan Supriyadi, “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan
Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya”,
Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013, h. 5.
59
pembelajaran berbasis komputer dan metode mengajar guru terhadap prestasi
belajar siswa kelas X AP di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.72
Pembelajaran fisika menjadi lebih menarik dengan menggunakan media
kuis interaktif pada konsep suhu dan kalor. Hasil ini diperoleh dari hasil angket
respon siswa terhadap media kuis interaktif. Berdasarkan hasil angket,
keseluruhan penggunaan media kuis interaktif dalam pembelajaran fisika pada
konsep suhu dan kalor mendapatkan respon yang baik. Hal ini dikarenakan dalam
media kuis interaktif ditampilkan pertanyaan yang disajikan dengan beberapa
gambar dan animasi serta pembahasan mengenai konsep suhu dan kalor. Gambar
dan animasi tersebut disajikan untuk memvisualisasikan konsep yang akan
disampaikan kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk
mempelajari konsep tersebut. Pal dan Sana dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa pembelajaran menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer
dalam proses pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik,
menstimulus, dan interaktif dari pada pembelajaran tradisional dengan hanya
menggunakan media kapur tulis dan metode ceramah.73
Selanjutnya, Kadek dan
Sukoco mengungkapkan bahwa pelajaran yang dibuat visualisasi ke dalam bentuk
gambar animasi lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima, dipahami dan
lebih dapat memotivasi siswa.74
Berdasarkan ranah kognitif, hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Namun kelas eksperimen lebih
unggul dibandingkan dengan kelas kontrol dalam meningkatkan setiap ranah
kognitif. Beberapa keunggulan pada media kuis interaktif berpengaruh terhadap
peningkatan hasil posttest kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 (mengingat),
C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis).
72
Gilang Sunu A.P. dan Sutirman, “Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal P. ADP
Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013, h. 6. 73
Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of Interactive
Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII”,
Bhatter College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012, H. 85. 74
Kadek Sukiyasa dan Sukoco, “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan
Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3,
No. 1, 2013, h. 128.
60
Pada ranah kognitif C1 (mengingat), kelas eksperimen mengalami
peningkatan lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada media
kuis interaktif disajikan pembahasan materi yang jelas, serta gambar dan animasi
yang dapat membantu siswa untuk mengingat materi yang telah dipelajari,
sehingga pada saat siswa menemukan permasalahan terkait konsep suhu dan
kalor, siswa dapat dengan mudah mengingat informasi yang telah didapatkannya
dengan mengingat kembali beberapa gambar dan animasi yang ada pada media
kuis interaktif. Arsyad menyatakan bahwa media gambar dan animasi dapat
memperkuat ingatan.75
Selain itu, adanya interaksi antara siswa dengan media
kuis interaktif membuat siswa cepat menangkap apa yang telah disajikan. Hal ini
didukung dengan hasil angket, dimana pada indikator penggunaan media kuis
interaktif dalam proses pembelajaran memperoleh kategori baik dengan
persentase 80%.
Media kuis interaktif juga meningkatkan kemampuan memahami (C2) siswa
pada kelas eksperimen. Kemampuan memahami meningkat karena di dalam
media kuis interaktif disajikan beberapa animasi dan visualisasi terkait dengan
konsep suhu dan kalor. Dengan visualisasi tersebut, siswa dengan mudah dapat
membedakan perubahan suhu dan perubahan wujud serta memahami berbagai
jenis pemuaian melalui beberapa animasi pada media kuis interaktif. Siswa juga
dapat melihat perbedaan berbagai macam cara perpindahan kalor melalui tampilan
animasi yang ada pada media kuis interaktif. Gambar dan animasi tersebut dapat
membantu siswa memahami konsep suhu dan kalor dengan mudah, serta
membuat pemahaman siswa terhadap konsep tersebut terkonstruk. Menurut
Arsyad, media gambar dan animasi dapat memperlancar pemahaman.76
Hal ini
juga didukung dengan hasil angket, dimana pada indikator penggunaan animasi
pada media kuis interaktif memperoleh kategori baik sekali, dengan persentase
82%.
Gambar dan animasi pada media kuis interaktif juga dapat menambah minat
dan motivasi siswa serta menstimulus siswa untuk mau belajar. Hal ini juga sesuai
75
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo), h. 91. 76
Ibid.
61
dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dalam skripsinya menunjukkan
bahwa penggunaan media pembelajaran kuis interaktif ini dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Hasil uji t tersebut menunjukkan
adanya perbedaan motivasi dan prestasi belajar yang signifikan antara peserta
didik yang menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif dengan peserta didik
yang tanpa menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif.77
Kadek dan Sukoco
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan media animasi dalam
penyampaian materi memberikan motivasi yang lebih tinggi daripada
pembelajaran yang menggunakan media powerpoint.78
Kemampuan menerapkan (C3) juga dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media kuis interaktif. Selain gambar dan animasi, pada media kuis
interaktif disajikan juga soal-soal hitungan. Pada soal hitungan tersebut disajikan
pembahasan yang sistematis guna membantu siswa memahami dan mengatasi
masalah yang disajikan. Pada pembahasan ini juga ditampilkan rumus rumus atau
persamaan-persamaan fisika. Menurut Anderson, soal latihan yang menggunakan
persamaan-persamaan fisika melatih siswa dalam menerapkan persamaan tersebut
ketika mengerjakan soal.79
Ketika soal kuis disertai dengan pembahasannya sudah
tersaji dalam media kuis interaktif, maka tidak banyak waktu yang diperlukan
oleh guru untuk menjelaskan soal dan pembahasan tersebut, sehingga
pembelajaran menjadi lebih efisien. Media kuis interaktif ini mendorong siswa
untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan diterapkan ketika
siswa menyelesaikan soal pada bagian evaluasi dengan menggunakan rumus atau
persamaan yang ada pada media kuis interaktif. Penjelasan terkait simbol yang
ada di rumus dapat dilihat langsung oleh siswa ketika siswa mengarahkan kursor
pada rumus yang disajikan, membuat rumus-rumus pada media kuis interaktif
77
Setia Utami, “Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa
Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 60, tidak dipublikasikan. 78
Kadek Sukiyasa dan Sukoco, “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan
Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3,
No. 1, 2013, h. 135. 79
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1, h. 117.
62
mudah untuk dipahami. Hal ini didukung dengan hasil angket respon siswa yang
memperoleh kategori baik pada indikator penjelasan rumus pada media kuis
interaktif dengan persentase 79%.
Pada ranah kognitif C4 (menganalisis), kelas eksperimen juga mengalami
peningkatan lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Keunggulan ini dikarenakan pada
kuis interaktif, siswa dilatih untuk menganalisis keterkaitan antara rumus-rumus
yang digunakan dengan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan pada soal kuis
selanjutnya. Menurut Anderson, menganalisis melibatkan proses menguraikan
materi soal menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan
antara bagian dan antara setiap bagian soal.80
Jadi, dengan menguraikan materi
soal tersebut maka kemampuan siswa dalam menganalisis akan terkonstruk. Hal
ini didukung dengan hasil angket respon siswa yang memperoleh kategori baik
pada indikator penyajian materi suhu dan kalor pada pembahasan kuis interaktif
dengan persentase 80%. Sementara pada kelas kontrol guru hanya membahas
soal-soal analisis (C4) secara konvensional di papan tulis, sehingga memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengerjakan soal. Waktu yang dibutuhkan akan
lebih lama lagi ketika terdapat siswa yang belum paham dengan apa yang
dijelaskan oleh guru, sehingga guru harus menjelaskannya kembali.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dengan media kuis interaktif
dilakukan secara individu oleh masing-masing siswa di laboratorium komputer.
Prinsip media kuis interaktif mengacu pada pembelajaran berbantuan komputer.
Interaksi dalam pembelajaran berbantuan komputer pada umumnya mengikuti tiga
unsur, yaitu (1) urutan-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, (2)
jawaban/respons pekerjaan siswa, dan (3) umpan balik yang dapat disesuaikan.81
Sesuai dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena
menggunakan komputer secara mandiri. Kendali berada di tangan siswa, sehingga
tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat
penguasaannya.82
Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk
memberikan umpan balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara
80
Ibid.h. 120. 81
Arsyad, op.cit., h. 100. 82
Ibid, h. 55.
63
otomatis.83
Siswa dituntut untuk berinteraksi secara langsung dengan komputer.
Siswa harus menyelesaikan semua pengalaman belajarnya dengan media kuis
interaktif. Bila siswa salah dalam menjawab pertanyaan pada kuis, maka
komputer akan memberikn feedback, bahwa jawaban salah dan memberikan
pembahasan mengenai jawaban yang benar. Pada akhir program selalu
ditampilkan skor atau nilai akhir, bila belum mencapai KKM maka siswa harus
mengulang kuis dari awal dengan menekan tombol “ulang” pada media kuis
interaktif.
Salah satu kelemahan media kuis interaktif dalam proses pembelajaran
adalah terdapat beberapa siswa yang belum memahami prosedur penggunaan
media kuis interaktif. Hal ini menjadi sebuah kendala bagi guru ketika meminta
siswa mengklik tombol yang ada pada media kuis interaktif. Namun secara
keseluruhan hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa sebesar 81% siswa
setuju dengan pernyataan media kuis interaktif dapat menjadikan pembelajaran
lebih aktif karena menggunakan komputer secara mandiri. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan penggunaan media kuis interaktif dalam proses
pembelajaran memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.
83
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 190.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada
konsep suhu dan kalor di SMA AL-Hasra. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari
hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa thitung > ttabel. Pembelajaran
menggunakan media kuis interaktif juga dapat meningkatkan ranah kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Selain itu,
hasil analisis angket respon siswa terhadap media kuis interaktif berbantuan
komputer juga menunjukkan bahwa penggunaan media kuis interaktif berbantuan
komputer dalam proses pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor secara
keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik.
B. Saran
Program komputer biasanya menggunakan perangkat keras (hardware)
dengan spesifikasi yang sesuai. Namun perangkat lunak (software) seringkali
tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sesuai. Untuk itu
pemilihan jenis software yang digunakan dalam pembelajaran harus benar-benar
diperhatikan. Selain itu, diperlukan pengetahuan untuk mengoperasikan program
pada komputer. Jika penelitian ini akan dilanjutkan, maka sebaiknya guru
menyediakan waktu yang lebih banyak untuk menjelaskan pengoperasian program
komputer, sehingga tidak ada siswa yang mengalami kesulitan ketika
menggunakan media kuis interaktif selama kegiatan pembelajaran.
65
Daftar Pustaka
Adegoke, Benson Adesina. Effect Of Multimedia Instruction On Senior
Secondary School Students’ Achievement In Physics, European Journal of
Educational Studies 3(3), 2011
Anderson Lorin W. and Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung
Prihantoro cet. I,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Aniqotunnisa, Siti. Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Nahwu
Berbasis Macromedia Flash 8 Sebagai Sumber Belajar Mandiri di
Madrasah Tsanawiyah Ibnul Qoyyim Putra Kelas VII. Skripsi Universitas
Islam Negeri Kalijaga, Yogyakarta, 2013
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009
-------- . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 Cet. 10. Jakarta: Bumi Aksara,
2013
-------- . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011
Aththibby, Arif Rahman, Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis
Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum-
Hukum Newton Tentang Gerak. Skripsi Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta, 2010
Darmawan, Deni. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi : Teori dan
Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif EdisiRevisi.
Jakarta:Rajawali Pers, 2012.
Haryosso, Tri dan Supriyadi. Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan
Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok
Bahasan Cahaya. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013
Hermawan. Penggunaan Pemberian Kuis Sebelum Kegiatan Pembelajaran
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SDN
Ngabean Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012
Khristiani, Yenny. Analisis Ragam Perubahan Konsepsi Kalor Siswa SMA Negeri
5 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang, Malang, 2013
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press Jakarta, 2012
66
Pal, Sujit dan Sana, Sibananda. Influence of Interactive Multimedia Courseware: a
Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII. Bhatter
College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012
Rohma, Nikmatu. Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbasis
Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas XI IPS 4
SMA Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Universitas Negeri
Malang, 2012
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Bandung: Alfabeta,
2012
Rusman, Kurniawan, Deni, dan Riyana, Cepi. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Sahartian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1989
Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito, 2005
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar
dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif. Jurnal
Pendidikan Vokasi, Vol 3, No. 1, 2013
Sunu A.P, Gilang. dan Sutirman. Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa. Jurnal P. ADP Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013
Susanti , Debby Dwi dan Khabibah, Siti. Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Berbasis Komputer Pada
Materi Bola. Jurnal FMA UNESA, 2012
Utami, Setia. Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam
Basa Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta,
2012
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2008
Widyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012
Zulfiani, Feronika, Tonih, dan Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009
67
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. RPP Kelas Eksperimen
2. RPP Kelas Kontrol
3. Tampilan Media Kuis Interaktif
68
A.1. RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Suhu dan Pemuaian
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep suhu 2. Menghitung konversi skala termometer.
3. Menjelaskan konsep pemuaian.
4. Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep suhu dengan benar setelah
mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis nomor 1-4
2. Siswa diharapkan mampu menghitung konversi skala suhu pada berbagai
jenis skala termometer dengan benar setelah mengerjakan dan melihat
pembahasan soal kuis nomor 5-10
3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep pemuaian dengan benar setelah
mengerjakan dan melihat pembahasan pada soal kuis nomor 1-6
4. Siswa diharapkan dapat menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan
muai volume pada benda setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal
kuis nomor 7-10
E. Materi Pembelajaran
Suhu dan Pemuaian
Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda.
Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu
diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
69
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer
Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin
Titik tetap atas 100°C 80°R 212°F 373
Titik tetap bawah 0°C 0°R 32°F 273
Rentang 100 80 180 100
Skala 5 4 9 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat
Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Ukuran Akhir
Muai panjang ( ) Muai luas ( ) Muai volume ( )
Keterangan: L = panjang akhir (m)
L0 = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/°C-1
atau /K-1
)
A = luas akhir (m2)
A0 = luas mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/°C-1
atau /K-1
)
β = 2α
V = volume akhir (m3)
V0 = volume mula-mula (m3)
= koefisien muai volume (/°C-1
atau /K-1
)
T= perubahan suhu (°C atau K)
F. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Metode : Ceramah dan drill soal
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi
Menggali pengetahuan
awal siswa dengan
memberikan pertanyaan:
“Apakah yang kalian
rasakan pada waktu siang
hari? Dan apa yang kalian
rasakan ketika berada di
ruangan berAC?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
5
menit
Motivasi Menyiapkan siswa untuk Berkonsentrasi 5
70
berkonsentrasi mengikuti
pembelajaran
dengan fokus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
menit
Inti
Eksplorsi
Mengarahkan siswa
membuka media kuis
interaktif pertemuan 1
Membuka media
kusi interaktif
pertemuam 1
5
menit
Melalui kuis interaktif
slide 1-2 disajikan
kompetensi mengenai
konsep suhu dan
pemuaian, disajikan SK,
KD dan indikator yang
ingin dicapai
Memperhatikan
kompetensi yang
ingin dicapai
dalam media kuis
interaktif
5
menit
Elaborasi
Meminta siswa
mengerjakan kuis
interaktif yang ada pada
komputer masing-masing
terkait konsep suhu dan
pemuaian
Mengerjakan kuis
interaktif yang
ada pada
komputer masing-
masing terkait
konsep suhu dan
pemuaian
30
menit
Melalui kuis interaktif
disajikan pembahasan
mengenai jawaban dari
setiap kuis terkait konsep
suhu dan pemuaian (kuis
pertemuan 1)
Menyimak
pembahasan yang
disajikan pada
media kuis
interaktif terkait
konsep suhu dan
pemuaian (kuis
pertemuan 1)
30
menit
Konfirmasi
Memberikan kesempatan
kepada siswa yang belum
memahami materi untuk
bertanya
Bertanya kepada
guru mengenai
materi yang
belum dipahami
15
menit
Menjelaskan kembali
materi yang belum
dipahami oleh siswa
Memperhatikan
penjelasan guru 20
menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi
pembelajaran tentang suhu
dan pemuaian
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi suhu dan
pemuaian dengan
bimbingan guru
10
menit
Evaluasi
Memberikan evaluasi
sebanyak 5 butir soal
tentang suhu dan
Mengerjakan soal
secara individual
dalam kuis
10
menit
71
pemuaian yang terdapat
pada kuis interaktif bagian
evaluasi pertemuan 1
secara individual
interaktif
pertemuan 1
H. Media Pembelajaran
Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang suhu dan pemuaian
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5
butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Pengertian suhu yang benar
adalah…..
A. Besaran yang menyatakan sifat
dari suatu benda yang memiliki
kalor tertentu
B. Besaran yang mempunyai kalor
dan mengalir dari benda panas
ke benda dingin
C. Besaran yang memiliki kalor
dan mengalir dari benda dingin
ke benda panas
D. Besaran yang menyatakan
banyaknya kalor yang keluar
dari suatu benda
E. Besaran yang menyatakan
derajat panas atau dinginnya
suatu benda
E 1
2. Suhu suatu zat bila diukur dengan
termometer Fahrenheit
menunjukkan angka 62°F. Bila
suhu benda tersebut diukur
dengan termometer Celsius
menunjukkan angka…
A. 16,7°C D. 52,2°C
B. 22,2°C E. 54,0°C
C. 34,2°C
A 1
3. Sebuah termometer dengan skala B 1
72
°X memiliki titik beku air pada -
40°X dan titik didih air 160°X.
pada saat teermometer tersebut
terbaca 15°X, maka pada
thermometer skala Celcius
terbaca…
A. 17,5°C D. 47,5°C
B. 27,5°C E. 57,5°C
C. 37,5°C
4. Faktor apa sajakah yang
mempengaruhi besarnya
pemuaian?
A. Massa benda, volume benda
dan jenis benda
B. Jenis benda, perubahan suhu
dan luas benda
C. Ukuran benda semula,
perubahan suhu dan jenis
benda
D. Panjang benda, berat benda dan
jenis benda
E. Perubahan suhu, panjang benda
dan massa benda
C 1
5. Kawat tembaga (α = 1,7×10-5
/°C)
pada suhu 20°C panjangnya 80
cm, dipanaskan sampai mencapai
suhu 150°C. panjang kawat
setelah dipanaskan adalah…. m
A. 0,92017 D. 0,80178
B. 0,80761 E. 0,80176
C. 0,80617
E 1
Total skor = 5
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Kalor dan Perubahan Wujud
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
2. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta
memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan
wujud benda dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan
soal kuis interaktif kalor nomor 1-4 pada pertemuan 2
2. Siswa diharapkan dapat menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan
karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis interaktif kalor
nomor 10-14 pada pertemuan 2
3. Siswa diharapkan mampu melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan
wujud dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis
interaktif kalor nomor 5-9 dan 15 pada pertemuan 2
E. Materi Pembelajaran
Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah.. satuan kalor adalah joule atau kalori., 1 kalori =
4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan
perubahan, yaitu:
atau
74
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg°C)
C = kapasitas kalor benda (J/°C)
T= perubahan suhu (°C)
Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K.
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau
diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud.
Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Metode : Ceramah dan drill soal
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi Menggali pengetahuan
awal siswa dengan
Memperhatikan
pertanyaan yang
5
menit
75
memberikan
pertanyaan:
“Apa yang terjadi
ketika gelas berisi air
dingin dicelupkan ke
dalam wadah berisi air
panas?”
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
Motivasi
Menyiapkan siswa
untuk berkonsentrasi
mengikuti pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan fokus
dan siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
5
menit
Inti
Eksplorsi
Mengarahkan siswa
membuka kuis
interaktif pertemuan 2
Membuka kuis
interaktif
pertemuan 2
5
menit
Melalui kuis interaktif
slide 1-2 disajikan
kompetensi mengenai
konsep kalor dan
perubahan wujud,
disajikan SK, KD dan
indikator yang ingin
dicapai
Memperhatikan
kompetensi
yang ingin
dicapai dalam
media kuis
interaktif
5
menit
Elaborasi
Meminta siswa
mengerjakan kuis
interaktif yang ada pada
komputer masing-
masing terkait konsep
kalor dan perubahan
wujud
Mengerjakan
kuis interaktif
yang ada pada
komputer
masing-masing
terkait konsep
kalor
30
menit
Melalui media kuis
interaktif konsep kalor
disajikan soal kuis
disertai pembahasan
yang berhubungan
dengan konsep kalor
dan perubahan wujud
Mengerjakan
kuis interaktif
yang ada pada
komputer
masing-masing
terkait konsep
kalor dan
perubahan
wujud
30
menit
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan kepada
siswa yang belum
memahami materi
untuk bertanya
Bertanya kepada
guru mengenai
materi yang
belum dipahami
15
Menit
Menjelaskan kembali Memperhatikan 20
76
materi yang belum
dipahami oleh siswa
penjelasan guru menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk menyimpulkan
materi pembelajaran
tentang kalor dan
perubahan wujud
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi kalor dan
perubahan
wujud dengan
bimbingan guru
10
menit
Evaluasi
Memberikan evaluasi
sebanyak 5 butir soal
tentang kalor dan
perubahan wujud yang
terdapat pada kuis
interaktif bagian
evaluasi pertemuan 2
secara individual
Mengerjakan
soal secara
individual dalam
kuis interaktif
pertemuan 2
10
menit
H. Media Pembelajaran
Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang kalor dan perubahan wujud
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5
butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Bentuk energi yang pindah karena
adanya perbedaan suhu disebut …..
A. Kalori D. Radiasi
B. Kalor E. Konduksi
C. Konveksi
B 1
2. Berikut ini yang merupakan contoh
dari pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu adalah…..
A. Ban sepeda yang meletus karena
panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik bila
didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
D 1
77
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
E. Terbentuknya embun di pagi hari
3. Perubahan-perubahan wujud zat yang
membebaskan kalor adalah…..
A. Melebur dan menguap
B. Membeku dan mengembun
C. Menguap dan mendidih
D. Melebur dan membeku
E. Membeku dan menguap
B 1
4. Berapa banyak kalor yang diperlukan
untuk meleburkan es bermassa 0,8 kg
menjadi air bersuhu 0°C, jika diketahui
kalor lebur es 334.000 J/kg?
A. 267.200 J D. 4.175 J
B. 417.500 J E. 0 J
C. 2.672 J
A 1
5.
Perhatikan grafik berikut! Grafik
tersebut menunjukkan pemanasan 1 kg
es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC,
kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor
jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka
kalor yang dibutuhkan dalam proses
dari P-Q-R sebesar…..
A. 10.500 J D. 336.000 J
B. 21.000 J E. 346.500 J
C. 42.000 J
E 1
Total skor = 5
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Perpindahan Kalor dan Azas Black
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 menerapkan Azas Black dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan
radiasi
2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan
kalor melalui konduksi, konveksi dan radiasi
3. Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
4. Menerapkan Azas Black dalam peristiwa perubahan kalor
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat membedakan peristiwa perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar setelah mengerjakan dan
melihat pembahasan pertanyaan dan pembahasan materi perpindahan kalor
nomor 1,4,5,8 dan 9 pada media kuis interaktif pertemuan 3
2. Siswa diharapkan dapat menentkan faktor-faktor yang mempengaruhi
peristiwa perpindahan kalor setelah mengerjakan dan melihat pembahasan
pertanyaan dan pembahasan materi perpindahan kalor nomor 2, 6 dan 8
pada media kuis interaktif pertemuan 3
3. Siswa diharapkan mampu menghitung laju perpindahan kalor dengan benar
setelah mengerjakan dan melihat pertanyaan dan pembahasan materi
perpindahan kalor nomor 3, 7, dan 10 pada media kuis interaktif pertemuan
3
4. Siswa diharapkan dapat menerapkan asas Black dengan benar setelah
mengerjakan dan melihat pembahasan pertanyaan dan pembahasan materi
Azas Black nomor 1-5 pada media kuis interaktif pertemuan 3
79
E. Materi Pembelajaran
Perpindahan Kalor
Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu:
a) Konduksi, yaitu perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan zat
penghantarnya.
b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat.
c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang
elektromagnetik
Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju
perpindahan kalor, diantaranya yaitu:
Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q)
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s)
Q = kalor (J)
t = waktu (s)
A= Luas permkaan benda (m2)
l = panjang benda (m)
T = suhu benda (°C atau K)
k = kokonduktivitas termal benda (W/mK)
h = koefisien konveksi (J/s m2K)
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8
W/m2K
4)
e = emisivitas benda
T = perubahan suhu (°C atau K)
Azas Black
Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
80
Metode : Ceramah dan drill soal
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi
Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
““Mengapa
tangan kita terasa
panas ketika
sedang mengaduk
kopi yang panas
menggunakan
sendok?”
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban 5
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan fokus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
5
menit
Inti
Eksplorsi
Mengarahkan
siswa membuka
kuis interaktif
pertemuan 3
Membuka kuis
interaktif
pertemuan 3
5
menit
Melalui kuis
interaktif slide 1-
2 disajikan
kompetensi
mengenai konsep
perpindahan kalor
dan Azas Black
disajikan SK, KD
dan indikator
yang ingin
dicapai
Memperhatikan
kompetensi yang
ingin dicapai
dalam media kuis
interaktif 5
menit
Elaborasi
Meminta siswa
mengerjakan kuis
interaktif yang
ada pada
komputer masing-
masing terkait
konsep
perpindahan kalor
Mengerjakan kuis
interaktif yang
ada pada
komputer masing-
masing terkait
konsep
perpindahan kalor
dan Azas Black
30
menit
81
dan Azas Black
Melalui media
kuis interaktif
disajikan
pembahasan
mengenai
jawaban dari
setiap kuis terkait
konsep
perpindahan kalor
dan Azas Black
(kuis pertemuan
3)
Menyimak
pembahasan yang
disajikan pada
media kuis
interaktif terkait
konsep
perpindahan kalor
dan Azas Black
(kuis pertemuan
3)
30
menit
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
yang belum
memahami materi
untuk bertanya
Bertanya kepada
guru mengenai
materi yang
belum dipahami
15
Menit
Menjelaskan
kembali materi
yang belum
dipahami oleh
siswa
Memperhatikan
penjelasan guru 20
menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
tentang
perpindahan kalor
dan Azas Black
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
perpindahan kalor
dan Azas Black
dengan
bimbingan guru
10
menit
Evaluasi
Memberikan
evaluasi sebanyak
5 butir soal
tentang
perpindahan kalor
dan Azas Black
yang terdapat
pada kuis
interaktif bagian
evaluasi
pertemuan 3
secara individual
Mengerjakan soal
secara individual
dalam kuis
interaktif
pertemuan 3
10
menit
H. Media Pembelajaran
Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang perpindahan kalor dan Azas Black
82
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5
butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
perpindahan kalor secara konduksi
adalah…..
A. Proses perpindahan kalor melalui zat
disertai perpindahan partikel zat
B. Proses perpindahan kalor melalui
suatu zat tanpa disertai perpindahan
partikel
C. Proses perpindahan kalor dari
permukaan semua benda dalam
bentuk gelombang elektromagnetik
D. Zat yang mudah dilalui kalor
E. Zat yang sulit dilalui kalor
B 1
2. Dibawah ini yang merupakan contoh
perpindahan kalor secara radiasi
adalah…..
A.
B.
C.
D.
A 1
83
E.
3. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8
m × 4 m memiliki suhu permukaan
dalam sebesar 20°C dan suhu permukaan
luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor
yang hilang karena konveksi alami pada
dinding selama sehari, jika diketahui
koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5
J.s-1.
mK-1
…..
A. 9,68 x 104 J D. 9,68 x 10
7 J
B. 9,68 x 105 J E. 9,68 x 10
8 J
C. 9,68 x 106 J
D 1
4. Joseph Black mengungkapkan bahwa
apabila benda panas dan benda dingin
digabungkan (dicampur), maka jumlah
kalor yang dilepaskan pada benda panas
sama dengan jumlah kalor yang diterima
benda dingin. Pernyataan tersebut sesuai
dengan prinsip kekekalan…..
A. Suhu D. Momentum
B. Energi E. Kapasitas kalor
C. Kalor jenis
B 1
5. Jika 0,75 gram air yang suhunya 0oC
dicampur dengan 0,50 gram air yang
suhunya 100 oC, tentukan suhu akhir
campuran tersebut! (cair= 1 kal/g oC)
A. 10 oC D. 40
oC
B. 20 oC E. 50
oC
C. 30 oC
D 1
Total skor = 5
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
84
A.2. RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Suhu dan Pemuaian
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep suhu
2. Menghitung konversi skala termometer.
3. Menjelaskan konsep pemuaian.
4. Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep suhu dengan benar setelah
melakukan kegiatan tanya jawab
2. Siswa diharapkan mampu menghitung konversi skala suhu pada berbagai
jenis skala termometer setelah melakukan kegiatan tanya jawab
3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep pemuaian setelah melakukan
kegiatan tanya jawab
4. Siswa diharapkan dapat menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan
muai volume pada benda setelah melakukan kegiatan tanya jawab
E. Materi Pembelajaran
Suhu dan Pemuaian
Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda.
Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu
diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
85
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer
Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin
Titik tetap atas 100°C 80°R 212°F 373
Titik tetap bawah 0°C 0°R 32°F 273
Rentang 100 80 180 100
Skala 5 4 9 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat
Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Ukuran Akhir
Muai panjang ( ) Muai luas ( ) Muai volume ( )
Keterangan: L = panjang akhir (m)
L0 = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/°C-1
atau /K-1
)
A = luas akhir (m2)
A0 = luas mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/°C-1
atau /K-1
)
β = 2α
V = volume akhir (m3)
V0 = volume mula-mula (m3)
= koefisien muai volume (/°C-1
atau /K-1
)
T= perubahan suhu (°C atau K)
F. Metode Pembelajaran
Ceramah dan Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi
Menggali pengetahuan
awal siswa dengan
memberikan
pertanyaan: “Apakah
yang kalian rasakan
pada waktu siang hari?
Dan apa yang kalian
rasakan ketika berada di
ruangan berAC?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
dan memberikan
jawaban 5
menit
Motivasi Menyiapkan siswa Berkonsentrasi dengan 5
86
untuk berkonsentrasi
mengikuti pembelajaran
fokus dan siap
melaksanakan
aktivitas pembelajaran
menit
Inti
Eksplorsi
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai
Memperhatikan
penjelasan guru 5
menit
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan materi
mengenai konsep suhu
dan pemuaian
Memperhatikan
penjelasan guru 5
menit
Elaborasi
Melakukan Tanya
jawab bersama siswa
dan memberikan latihan
soal yang berhubungan
dengan konsep suhu
dan pemuaian
Melakukan tanya
jawab bersama guru
dan mengerjakan
latihan soal yang
diberikan oleh guru
70
menit
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan kepada
siswa yang belum
memahami materi
untuk bertanya
Bertanya kepada guru
mengenai materi yang
belum dipahami 10
Menit
Menjelaskan kembali
materi yang belum
dipahami oleh siswa
Memperhatikan
penjelasan guru 15
menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk menyimpulkan
materi pembelajaran
tentang suhu dan
pemuaian
Menyimpulkan hasil
pembelajaran materi
suhu dan pemuaian
dengan bimbingan
guru
10
menit
Evaluasi
Melalui media
powerpoint, guru
memberikan 5 butir
soal evaluasi yang
dikerjakan individual
Mengerjakan soal
secara individual 10
menit
87
H. Media Pembelajaran
Komputer dan powerpoint tentang suhu dan pemuaian
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis yang ditampilkan dalam powerpoint pada bagian evaluasi
sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Pengertian suhu yang benar adalah…..
A. Besaran yang menyatakan sifat dari
suatu benda yang memiliki kalor
tertentu
B. Besaran yang mempunyai kalor dan
mengalir dari benda panas ke benda
dingin
C. Besaran yang memiliki kalor dan
mengalir dari benda dingin ke benda
panas
D. Besaran yang menyatakan banyaknya
kalor yang keluar dari suatu benda
E. Besaran yang menyatakan derajat
panas atau dinginnya suatu benda
E 1
2. Suhu suatu zat bila diukur dengan
termometer Fahrenheit menunjukkan
angka 62°F. Bila suhu benda tersebut
diukur dengan termometer Celsius
menunjukkan angka…
A. 16,7°C D. 52,2°C
B. 22,2°C E. 54,0°C
C. 34,2°C
A 1
3. Sebuah termometer dengan skala °X
memiliki titik beku air pada -40°X dan
titik didih air 160°X. pada saat
teermometer tersebut terbaca 15°X,
maka pada thermometer skala Celcius
terbaca…
A. 17,5°C D. 47,5°C
B. 27,5°C E. 57,5°C
C. 37,5°C
B 1
88
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
besarnya pemuaian?
A. Massa benda, volume benda dan
jenis benda
B. Jenis benda, perubahan suhu dan luas
benda
C. Ukuran benda semula, perubahan
suhu dan jenis benda
D. Panjang benda, berat benda dan jenis
benda
E. Perubahan suhu, panjang benda dan
massa benda
C 1
5. Kawat tembaga (α = 1,7×10-5
/°C) pada
suhu 20°C panjangnya 80 cm,
dipanaskan sampai mencapai suhu
150°C. panjang kawat setelah
dipanaskan adalah…. m
A. 0,92017
B. 0,80761
C. 0,80617
D. 0,80178
E. 0,80176
E 1
Total skor = 5
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Kalor dan Perubahan Wujud
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
C. Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
2. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta
memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan
wujud benda setelah melakukan kegiatan tanya jawab
2. Siswa diharapkan dapat menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan
karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari setelah melakukan kegiatan tanya jawab
3. Siswa diharapkan mampu melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan
wujud setelah melakukan kegiatan tanya jawab
E. Materi Pembelajaran
Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah.. satuan kalor adalah joule atau kalori., 1 kalori =
4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan
perubahan, yaitu:
atau
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg°C)
90
C = kapasitas kalor benda (J/°C)
T= perubahan suhu (°C)
Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K.
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau
diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud.
Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor
F. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi
Menggali pengetahuan
awal siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
“Apa yang terjadi
ketika gelas berisi air
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
5
menit
91
dingin dicelupkan ke
dalam wadah berisi air
panas?”
Motivasi
Menyiapkan siswa
untuk berkonsentrasi
mengikuti pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan fokus
dan siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
5
menit
Inti
Eksplorsi
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingi
dicapai
Memperhatikan
penjelasan guru 5
menit
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan materi
mengenai konsep kalor
dan perubahan wujud
Memperhatikan
penjelasan guru 5
menit
Elaborasi
Melakukan Tanya
jawab bersama siswa
dan memberikan latihan
soal yang berhubungan
dengan kalor dan
perubahan wujud
Melakukan
tanya jawab
bersama guru
dan
mengerjakan
latihan soal yang
diberikan oleh
guru
70
menit
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan kepada
siswa yang belum
memahami materi
untuk bertanya
Bertanya kepada
guru mengenai
materi yang
belum dipahami
10
Menit
Menjelaskan kembali
materi yang belum
dipahami oleh siswa
Memperhatikan
penjelasan guru 15
menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk menyimpulkan
materi pembelajaran
tentang kalor dan
perubahan wujud
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
perpindahan
kalor dan Azas
Black dengan
bimbingan guru
10
menit
Evaluasi
Melalui media
powerpoint, guru
memberikan 5 butir
Mengerjakan
soal secara
individual
10
menit
92
soal evaluasi yang
dikerjakan individual
H. Media Pembelajaran
Komputer dan powerpoint tentang kalor dan perubahan wujud
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5
butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Bentuk energi yang pindah karena
adanya perbedaan suhu disebut …..
A. Kalori D. Radiasi
B. Kalor E. Konduksi
C. Konveksi
B 1
2. Berikut ini yang merupakan contoh
dari pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu adalah…..
A. Ban sepeda yang meletus karena
panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik bila
didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
E. Terbentuknya embun di pagi hari
D 1
3. Perubahan-perubahan wujud zat yang
membebaskan kalor adalah…..
A. Melebur dan menguap
B. Membeku dan mengembun
C. Menguap dan mendidih
D. Melebur dan membeku
E. Membeku dan menguap
B 1
4. Berapa banyak kalor yang diperlukan
untuk meleburkan es bermassa 0,8 kg
menjadi air bersuhu 0°C, jika diketahui
kalor lebur es 334.000 J/kg?
A. 267.200 J D. 4.175 J
B. 417.500 J E. 0 J
C. 2.672 J
A 1
93
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
5. Perhatikan grafik berikut! Grafik
tersebut menunjukkan pemanasan 1
kg es. Jika kalor jenis es 2.100
J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg
dan kalor jenis air adalah 4.200
J/kgoC, maka kalor yang
dibutuhkan dalam proses dari P-Q-
R sebesar…..
D. 10.500 J D. 336.000 J
E. 21.000 J E. 346.500 J
F. 42.000 J
E 1
Total skor = 5
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA AL-HASRA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Satu
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Perpindahan Kalor dan Azas Black
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
B. Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 menerapkan Azas Black dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan
radiasi
2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan
kalor melalui konduksi, konveksi dan radiasi
3. Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
4. Menerapkan Azas Black dalam peristiwa perubahan kalor
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan dapat membedakan peristiwa perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar setelah melakukan kegiatan
tanya jawab
2. Siswa diharapkan dapat menentkan faktor-faktor yang mempengaruhi
peristiwa perpindahan kalor setelah melakukan kegiatan tanya jawab
3. Siswa diharapkan mampu menghitung laju perpindahan kalor dengan benar
setelah melakukan kegiatan tanya jawab
4. Siswa diharapkan dapat menerapkan asas Black dengan benar setelah
melakukan kegiatan tanya jawab
E. Materi Pembelajaran
Perpindahan Kalor
Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu:
a) Konduksi, yaitu perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan zat
penghantarnya.
95
b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat.
c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang
elektromagnetik
Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju
perpindahan kalor, diantaranya yaitu:
Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q)
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s)
Q = kalor (J)
t = waktu (s)
A= Luas permkaan benda (m2)
l = panjang benda (m)
T = suhu benda (°C atau K)
k = kokonduktivitas termal benda (W/mK)
h = koefisien konveksi (J/s m2K)
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8
W/m2K
4)
e = emisivitas benda
T = perubahan suhu (°C atau K)
Azas Black
Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembeljaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi Menggali Memperhatikan 5
96
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
“Mengapa tangan
kita terasa panas
ketika sedang
mengaduk kopi
yang panas
menggunakan
sendok?”
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan fokus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran
5
menit
Inti
Eksplorsi
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang ingi dicapai
Memperhatikan
penjelasan guru
5
menit
Melalui media
powerpoint, guru
menyampaikan
materi mengenai
konsep
perpindahan kalor
dan Azas Black
Memperhatikan
penjelasan guru
5
menit
Elaborasi
Melakukan Tanya
jawab bersama
siswa dan
memberikan
latihan soal yang
berhubungan
dengan
perpindahan kalor
dan Azas Black
Melakukan tanya
jawab bersama
guru dan
mengerjakan
latihan soal yang
diberikan oleh
guru
70
menit
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
yang belum
memahami materi
untuk bertanya
Bertanya kepada
guru mengenai
materi yang
belum dipahami
10
Menit
Menjelaskan Memperhatikan 15
97
kembali materi
yang belum
dipahami oleh
siswa
penjelasan guru menit
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
tentang
perpindahan kalor
dan Azas Black
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
perpindahan kalor
dan Azas Black
dengan
bimbingan guru
10
menit
Evaluasi
Melalui media
powerpoint, guru
memberikan 5
butir soal evaluasi
yang dikerjakan
individual
Mengerjakan soal
secara individual
10
menit
H. Media Pembelajaran
Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang perpindahan kalor dan Azas Black
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X.
2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
J. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5
butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban Skor
1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
perpindahan kalor secara konduksi
adalah…..
A. Proses perpindahan kalor melalui zat
disertai perpindahan partikel zat
B. Proses perpindahan kalor melalui
suatu zat tanpa disertai perpindahan
partikel
C. Proses perpindahan kalor dari
permukaan semua benda dalam
bentuk gelombang elektromagnetik
D. Zat yang mudah dilalui kalor
E. Zat yang sulit dilalui kalor
B 1
2. Dibawah ini yang merupakan contoh A 1
98
perpindahan kalor secara radiasi
adalah…..
A.
B.
C.
D.
E.
3. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8
m × 4 m memiliki suhu permukaan
dalam sebesar 20°C dan suhu permukaan
luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor
yang hilang karena konveksi alami pada
dinding selama sehari, jika diketahui
koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5
J.s-1.
mK-1
…..
A. 9,68 x 104 J D. 9,68 x 10
7 J
B. 9,68 x 105 J E. 9,68 x 10
8 J
C. 9,68 x 106 J
D 1
4. Joseph Black mengungkapkan bahwa
apabila benda panas dan benda dingin
digabungkan (dicampur), maka jumlah
kalor yang dilepaskan pada benda panas
sama dengan jumlah kalor yang diterima
benda dingin. Pernyataan tersebut sesuai
dengan prinsip kekekalan…..
A. Suhu D. Momentum
B 1
99
B. Energi E. Kapasitas kalor
C. Kalor jenis
5. Jika 0,75 gram air yang suhunya 0oC
dicampur dengan 0,50 gram air yang
suhunya 100 oC, tentukan suhu akhir
campuran tersebut! (cair= 1 kal/g oC)
A. 10 oC D. 40
oC
B. 20 oC E. 50
oC
C. 30 oC
D 1
Total skor = 5
Ciputat, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Yanti, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Siti Shopiyah
NIM. 1110016300003
100
A.3. Tampilan Media Kuis Interaktif
101
102
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes
2. Instrumen Tes
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Taraf kesukaran
d. Daya pembeda
4. Kisi-kisi Instrumen Tes Valid
5. Instrumen Tes Valid
6. Soal Tes Penelitian
7. Kisi-kisi Instrumen Nontes
8. Instrumen Nontes (Angket)
9. Lembar Validasi Ahli Media
10. Lembar Validasi Ahli Materi
11. Lembar Validasi Instrumen Nontes Angket
103
B. 1. KISI-KISI INSTRUMEN TES
Pertemuan Kompetensi Dasar Konsep Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Ke-1
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu zat
Suhu dan
Termometer
Menjelaskan konsep suhu dan kalor 1*, 3* 2* 3
Menghitung konversi skala thermometer 4*, 5, 6 7* 4
Pemuaian Menjelaskan konsep pemuaian 10*, 11 8*, 9 4
Menghitung besarnya muai panjang, muai luas
dan muai volume
12*,
14*, 15 13* 4
Ke-2
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu zat
Kalor dan
perubahan
wujud
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu
dan wujud benda 17* 16 18*, 21
19*,
20*,
22*
7
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan
karakteristiknya serta memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari
24*, 25 23* 3
Melakukan analisis kuantitatif tentang
perubahan wujud 26 27*, 28 3
Ke-3
Menganalisis cara
perpindahan kalor
Perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi
dan radiasi
Membedakan peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi, konveksi dan Radiasi 35*
34*,
36*, 37 4
Menghitung laju perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi 38*,
39*, 40 3
Menerapkan Asas
Black dalam
pemecahan masalah
Asas Black
Menerapkan Asas Black dalam peristiwa
perubahan kalor 29 30*,
31* 32, 33 5
Jumlah 9 8 14 9 40
persentase 22,5 % 20 % 35 % 22,5 % 100 %
Keterangan : * = butir soal yang valid
104
B. 2. INSTRUMEN TES
Satuan Pendidikan : SMA / MA
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energy
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah
Kelas / Semester : X / Genap
Bentuk Soal : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 40 Soal
Indikator Indikator Soal Butir Soal Penyelesaian Aspek
Kognitif
Menjelaskan
konsep suhu dan
kalor
Menjelaskan
pengertian suhu
1. Suhu adalah …..
A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu
benda yang memiliki kalor
B. Besaran yang mempunyai kalor dan
mengalir dari benda panas ke benda dingin
C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir
dari benda dingin ke benda panas
D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor
yang keluar dari suatu benda
E. Besaran yang menyatakan derajat panas
atau dinginnya suatu benda
Suhu merupakan Besaran yang
menyatakan derajat panas atau
dinginnya suatu benda
Jawaban : E
C1
Menjelaskan
konsep kalor
2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah
berisi air panas sehingga seluruh es mencair.
Hal ini terjadi karena …..
A. Es menerima kalor dan air melepaskan
Kalor mengalir dari suhu yang tinggi
menuju suhu yang lebih rendah. Air
panas memiliki suhu yang lebih tinggi
daripada es, sehingga air akan
C2
105
kalor
B. Air menerima kalor dan es melepaskan
kalor
C. Es dan air sama-sama melepaskan kalor
D. Es dan air sama-sama menerima kalor
E. Semua pernyataan benar
melepaskan kalor dan es akan menerima
kalor.
Jawaban : A
Menyebutkan
definisi kalor
3. Bentuk energi yang pindah karena adanya
perbedaan suhu disebut …..
A. Kalor
B. Kalori
C. Radiasi
D. Konduksi
E. Konveksi
Kalor merupakan bentuk energi yang
berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah ketika benda bersentuhan.
Jawaban : A
C1
Menghitung
konversi skala
termometer
Menghitung
konversi skala
Celcius ke skala
Fahrenheit
4. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer
Celcius menunjukkan angka 25°C. Jika suhu
benda tersebut diukur dengan termometer
Fahrenheit menunjukkan angka …..
A. 14°F D. 77°F
B. 20°F E. 318°F
C. 45°F
(
)
Jawaban : D
C3
Menghitung
konversi skala
Fahrenheit ke
skala Kelvin
5. Suhu 80oF jika dinyatakan dalam skala
termometer Kelvin menjadi …..
A. 290,00 K
B. 299,66 K
C. 299,88 K
D. 300,00 K
E. 317,40 K
(
( ))
Jawaban : B
C3
Menghitung
konversi skala
Celcius ke skala
6. Suatu ruangan memiliki suhu 40°C. Jika jika
diukur menggunakan skala Reamur maka suhu
ruangan menjadi …..
(
)
Jawaban : A
C3
80°F
106
Reamur A. 32°R
B. 36°R
C. 40°R
D. 50°R
E. 72°R
Menghitung
konversi skala
Celcius ke skala
termometer X
7. Termometer X dirancang dapat mengukur air
membeku pada skala -20 dan air mendidih
pada skala 140. Jika suatu benda diukur
dengan termometer Celcius menunjukkan nilai
45°C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat
diukur dengan termometer X …..
A. -52°
B. -92°
C. 52°
D. 72°
E. 92°
( )
( )
( ) ( )
Jawaban : A
C4
Menjelaskan
konsep tentang
pemuaian
Menyimpulkan
peristiwa
pemuaian
8. Besi yang diberikan kalor akan mengalami
pertambahan panjang, luas ataupun
volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda
bila diberi kalor akan mengalami …..
A. Pemuaian
B. Penyusutan
C. Pertambahan luas
D. Perubahan wujud
Pemuaian adalah bertambah besarnya
ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut.
Jawaban : A
C2
X C
140 100
-20 0
X 45
107
E. Perubahan bentuk
Menjelaskan
fenomena
pemuaian
9. Gelas yang diisi air panas
dapat pecah atau retak.
Fenomena tersebut terjadi
akibat …..
A. Air yang dituangkan
mengalirkan panas secara merata keseluruh
permukaannya dan menjadikan gelas
memuai perlahan-lahan hingga retak dan
akhirnya pecah
B. Air yang dituangkan mengalirkan panas
secara tidak merata ke seluruh
permukaannya dan menjadikan gelas
memuai perlahan-lahan hingga retak dan
akhirnya pecah
C. Air yang dituangkan mengalirkan panas
secara merata keseluruh permukaannya dan
menjadikan gelas tidak memuai perlahan-
lahan hingga retak dan akhirnya pecah
D. Air yang dituangkan mengalirkan panas
secara merata kesebagian permukaannya
dan menjadikan gelas memuai cepat hingga
retak
E. Air yang dituangkan tidak mengalirkan
panas secara merata keseluruh
permukaannya dan menjadikan gelas
memuai perlahan-lahan hingga retak dan
akhirnya pecah
Air yang dituangkan mengalirkan panas
secara tidak merata ke seluruh
permukaannya dan menjadikan gelas
memuai perlahan-lahan hingga retak
Jawaban : B
C2
Menjelaskan
konsep muai luas
10. Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian
luas jika…..
A. Ukuran luas awal suatu zat lebih kecil
Suatu zat dikatakan mengalami
pemuaian luas jika ukuran luas
awal suatu zat lebih kecil dari
C1
108
dari ukuran luas akhir zat
B. Ukuran panjang awal zat lebih kecil dari
ukuran lebar akhir zat
C. Suhu awalnya lebih besar dari suhu
akhirnya
D. Kalornya meningkat
E. Adanya perbedaan suhu
ukuran luas akhir zat
Jawaban : A
Menyebutkan
rumus muai
panjang
11. Persamaan yang tepat untuk pertambahan
panjang benda adalah…..
A.
B.
C.
D.
E.
Jawaban : A C1
Menghitung
muai panjang,
muai luas dan
muai volume
pada benda
Menghitung muai
panjang
12. Sebuah baja memiliki panjang 100 m. Jika
diketahui koefisien muai panjang baja
sebesar 12×10-6
/°C, berapakah pertambahan
panjang baja jika baja mengalami kenaikan
suhu dari 20°C menjadi 42°C …..
A. 2,54 cm
B. 2,64 cm
C. 2,65 cm
D. 3,01 cm
E. 3,64 cm
Diketahui:
l0 = 100 m
α = 12×10-6
/°C
T1 = 20°C
T2 = 42°C
T = 42 – 20 = 22°C
Ditanyakan: l
Jawab:
Jawaban : B
C3
Menganalisis
koefisien muai
13. Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien
muai panjang (α) dari berbagai jenis logam Dengan menggunakan rumus
C4
109
panjang berikut:
Jenis
logam L (cm) Α (°C
-1) T (°C)
(1) 100 0,00016 50
(2) 100 0,00025 50
(3) 100 0,00018 50
(4) 100 0,00020 50
(5) 100 0,00028 50
Dari data pada tabel, berdasarkan analisa kamu,
logam yang terpanjang setelah dipanaskan
adalah jenis logam …..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Jenis
logam
L
(cm)
Α
(°C-1
)
T
°C ( )
(1) 100 0,00016 50 0,8
(2) 100 0,00025 50 1,25
(3) 100 0,00018 50 0,9
(4) 100 0,00020 50 1
(5) 100 0,00028 50 14
Maka nilai logam yang terpanjang
setelah dipanaskan adalah jenis logam 5
Jawaban : E
Menghitung muai
luas
14. Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki
panjang 4 m dan lebar 20 cm. Jika besi
tersebut dipanaskan hingga mencapai 40°C
dan koefisien muai panjang besi sebesar
12×10-6
/°C, luas besi setelah dipanaskan
adalah …..
A. 0,0800384 m2
B. 0,8003840 m2
C. 8,0038400 m2
D. 80,038400 m2
E. 800,38400 m2
Diketahui:
P = 4 m
l = 20 cm = 0,2 m
T1 = 20°C
T2 = 40°C
T = 40 – 20 = 20°C
α =12×10-6
/°C
β=2 α= 2(12×10-6
/°C)= 24×10-6
/°C
Ditanyakan: At =?
Jawab:
( )
C3
110
( )
Jawaban : B
Menghitung muai
volume
15. Besi berbentuk kubus, pada suhu 27°C
memiliki panjang rusuk 20 cm. Jika kubus
dipanaskan hingga suhu 327°C dan
koefisien muai panjang besi 1,2×10-5
/°C,
maka volum kubus setelah dipanaskan
adalah .....
A. 8000,0086 cm3
B. 8000,0864 cm3
C. 8000,8640 cm3
D. 8008,6400 cm3
E. 8086,4000 cm3
Diketahui:
V0 = (20 cm)3 = 8 x 10
3 cm
3
= 3α = 3(1,2 x 10-5
/°C) = 3,6 10-5
/°C
T1 = 27°C
T2 = 327°C
T = 327 – 27 = 300°C
Ditanyakan: Vt = ?
Jawab:
( )
( )
Jawaban : E
C3
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suhu
dan wujud
benda
Mengklasifikasik
an pengaruh kalor
terhadap
perubahan suhu
benda
16. (1) Besarnya suhu
(2) Besarnya kalor jenis suatu zat
(3) Besarnya massa zat
(4) Besarnya kalor yag diberikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
suhu suatu zat cepat meningkat adalah…..
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 3 dan 4
D. 1, 2 dan 4
E. 1, 2, 3 dan 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan suhu benda yaitu: besarnya
kalor jenis zat, besarnya massa zat dan
banyaknya kalor yang diberikan
Jawaban : B
C2
Menyebutkan
contoh pengaruh
kalor akibat
17. Berikut ini yang merupakan contoh dari
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
adalah…..
Jawaban : D C1
111
perubahan suhu A. Ban sepeda yang meletus karena panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik bila
didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
E. Terbentuknya embun di pagi hari
Menghitung
jumlah kalor yang
dibutuhkan
18. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk mengubah suhu 500 gram air dari
20°C menjadi 50°C, bila diketahui kalor
jenis air sebesar 4.200 J/kg°C…..
A. 24000 J
B. 42000 J
C. 36000 J
D. 63000 J
E. 105000 J
Diketahui:
m = 500 gram = 0,5 Kg
c = 4.200 J/kg°C
T1 = 20°C
T2 = 50°C
T = 50 – 20 = 30°C
Ditanyakan: Q = ?
Jawab:
Q = mcT
Q = (0,5)(4.200)(30)
Q = 63000 J
Jawaban : D
C3
Menganalisis
massa benda
19. Perhatikan tabel berikut!
Jenis
Logam
Kalor
(J)
Kalor Jenis
(kal/g°C) T
(°C)
(1) 2.200 0,11 40
(2) 4.400 0,11 40
(3) 6.600 0,11 40
(4) 8.800 0,11 40
(5) 11.000 0,11 40
Berdasarkan data pada tabel, jenis logam
yang memiliki massa terbesar adalah …..
A. (1)
Diketahui:
Q = mcT
C4
112
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Jawaban : E
Menganalisis
suhu benda
20. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu
20°C menerima kalor sebanyak 15400 J. Jika
kalor jenis tembaga tersebut 385 J/kg°C,
suhu tembaga tersebut akan menjadi…..
A. 10°C
B. 20°C
C. 30°C
D. 40°C
E. 50°C
Diketahui:
m = 4 kg
T1 = 20°C
Q = 15400 J
c = 385 J/kg°C
Ditanyakan: T2 = ?
Jawab:
T2 = T + T1 = 10 + 20 = 30
Jawaban : C
C4
Menghitung nilai
kalor jenis suatu
benda
21. Sebuah cincin perak massanya 5 gram dan
suhunya 30°C. Cincin tersebut dipanaskan
dengan diberikan kalor sejumlah 5 kal
sehingga suhu cincin menjadi 47,5°C.
Hitunglah kalor jenis cincin perak
tersebut…..
A. 0,000571 kal/gr°C
B. 0,00571 kal/gr°C
C. 0,0571 kal/gr°C
D. 0,571 kal/gr°C
E. 571 kal/gr°C
Diketahui:
m = 5 gram
T1 = 30°C
T2 = 47,5°C
T = 47,5 – 30 = 17,5°C
Q = 5 kal
Ditanyakan: c =?
Jawab:
Jawaban : C
C3
113
Menghitung biaya
pemakaian kalor
22. Besar biaya listrik yang harus dibayarkan
untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 20oC
menjadi 100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,-
adalah……
A. Rp.280,-
B. Rp.560,-
C. Rp.600,-
D. Rp.720,-
E. Rp.820,-
Diketahui:
1 KWh = 3.600.000 J
m = 10 liter = 10 kg
cair = 4.200 J/Kg oC
T1= 20oC
T2 = 100oC
T = 100-20 = 80 oC
Q = mcT
Q = (10)(4.200)(80)
Q = 3.360.000 J
Biaya yang harus dibayar:
Jawaban : A
C4
Menjelaskan
peristiwa
perubahan
wujud dan
karakteristiknya
serta
memberikan
contohnya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mengkategorikan
perubahan wujud
benda
23. Berikut ini disajikan beberapa perubahan
wujud benda
(1) Mencair
(2) Membeku
(3) Mengembun
(4) Menguap
Manakah diantara perubahan wujud di atas
ini yang melepaskan kalor…..
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (4) dan (1)
Perubahan wujud benda yang
melepaskan kalor adalah pada saat
peristiwa membeku dan mengembun
Jawaban : C
C2
Menyebutkan
faktor yang
24. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud suatu benda bergantung Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud suatu benda
C1
114
berpengaruh
dalam mengubah
wujud benda
dari …..
A. Massa benda dan kalor jenis benda
B. Massa benda dan perubahan suhu benda
C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis
benda
D. Kalor jenis benda dan kalor laten
E. Masa benda dan kalor laten
bergantung dari masaa benda m (kg)
dan kalor laten L (J/kg)
Jawaban : E
Menjelaskan
proses perubahan
wujud benda
25. Proses menyebarnya bau harum dari minyak
wangi yang diletakkan di kamar
merupakan contoh pemanfaatan perubahan
wujud benda dari …..
A. Padat menjadi cair
B. Padat menjadi gas
C. Cair menjadi gas
D. Cair menjadi padat
E. Gas menjadi padat
Menyebarnya bau harum dari minyak
wangi yang diletakan di kamar
merupakan contoh pemanfaatan
perubahan wujud benda dari cair
menjadi gas (menguap).
Jawaban : C
C1
Melakukan
analisis
kuantitatif
tentang
perubahan
wujud
Menghitung
jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk
menguap
26. Banyak kalor yang diperlukan untuk
menguapkan 1 kg air pada suhu 100°C jika
diketahui kalor uap = 540 kal/g adalah …..
A. 540 kal
B. 5400 kal
C. 54000 kal
D. 540000 kal
E. 5400000 kal
Diketahui:
m = 1 kg = 1000 gram
LU = 540 kal/g
Ditanyakan:Q = ?
Jawab:
Q = m. LU
Q = (1000)(540)
Q = 540000 Kal
Jawaban : D
C3
115
Menghitung
banyaknya kalor
yang dibutuhkan
hingga berubah
wujud
27. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 kg
es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur
es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah
4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan
dalam proses dari P-Q-R sebesar…..
A. 10.500 J
B. 21.000 J
C. 42.000 J
D. 336.000 J
E. 346.500 J
Diketahui:
m = 1 kg
cair = 4.200 J/kgoC
Les = 336.000 J/kg
ces = 2.100 J/kgoC
Ditanyakan: QP-Q-R =?
Jawab:
Proses P-Q (Q1)
T1= -5oC
T2 = 0oC
T = 0-(-5) = 5 oC
Q1 = mcT
Q1 = (1)(2.100)(5)
Q1 = 10.500 J
Proses Q-R (Q2)
Q2 = m.L
Q2 = (1)(336.000)
Q2 = 336.000 J
Banyak kalor yang diperlukan pada
proses P-Q-R adalah:
Q = Q1 + Q2
Q = 10.500 + 336.000
Q = 346.500 J
Jawaban : E
C4
116
Menghitung
banyaknya kalor
yang dibutuhkan
hingga berubah
wujud
28. Perhatikan grafik berikut!
Besar kalor yang diperlukan untuk
mengubah 500 gram es pada proses A ke
D, jika kalor jenis es = 2.100 J/kgoC,
kalor jenis air = 4.200 J/kgo, dan kalor
lebur es = 336.000 J/kg adalah ….. A. 100.500 J
B. 168.000 J
C. 178.500 J
D. 189.000 J
E. 199.500 J
Diketahui:
m = 500 gram = 0,5kg
cair = 4.200 J/kgoC
Les = 336.000 J/kg
ces = 2.100 J/kgoC
Ditanyakan: QA-D = ?
Jawab:
Proses A-B (Q1)
T1 = -10oC
T2 = 0oC
T = 0-(-10) = 10 oC
Q1 = mcT
Q1 = (0,5)(2.100)(10)
Q1 = 10.500 J
Proses B-C (Q2)
Q2 = m.L
Q2 = (0,5)(336.000)
Q2 = 168.000 J
Proses C-D (Q3)
T1 = 0oC
T2 = 10oC
T = 10-0 = 10 oC
Q3 = mcT
Q3 = (0,5)(4.200)(10)
Q3 = 21.000 J
Banyak kalor yang diperlukan pada
proses A-D adalah:
Q = Q1 + Q2 + Q3 =
C4
117
Q = 10.500 + 168.000 + 21.000
Q = 199.500 J
Jawaban : A
Menerapkan
asas Black
dalam peristiwa
perubahan kalor
Menyatakan
prinsip kekekalan
energy
29. Joseph Black mengungkapkan bahwa apabila
benda panas dan benda dingin digabungkan
(dicampur), maka jumlah kalor yang
dilepaskan pada benda panas sama dengan
jumlah kalor yang diterima benda dingin.
Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip
kekekalan…..
A. Suhu
B. Energi
C. Kalor jenis
D. Momentum
E. Kapasitas kalor
Jawaban : B C1
Menghitung suhu
campuran
30. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80oC
dicampur dengan 300 gram air pada suhu
20oC. Suhu campuran pada keadaan setimbang
jika cair= 1 kal/g oC adalah…..
A. 20 oC
B. 44 oC
C. 100 oC
D. 220 oC
E. 225 oC
Diketahui:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
ΔT1 = 80 − Tc
ΔT2 = Tc – 20
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1= m2c2ΔT2
(200)(1)(80−Tc) = (300)(1)(Tc − 20)
(2)(1)(80 − Tc) = (3)(1)( Tc − 20)
160 − 2 Tc = 3 Tc − 60
5Tc = 220
C3
118
Tc = 44oC
Jawaban : B
Menghitung suhu
campuran
31. Sebatang besi yang massanya 50 gram dan
bersuhu 26,3°C dimasukkan ke bejana
aluminium bermassa 75 gram dan bersuhu
33,7°C. Jika kalor jenis besi = 0,11
kal/gr°C dan kalor jenis aluminium = 0,09
kal/gr°C, maka berapakah suhu akhir dari
campuran tersebut …..
A. 0,6229 oC
B. 6,2290 oC
C. 6,2920 oC
D. 62,2900 oC
E. 62,2920 oC
Diketahui:
mbesi = 50 gram
Tbesi = 25°C
cbesi = 0,11 kal/gram°C
mal = 75 gram
Tal = 35°C
cal = 0,09 kal/gram °C
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
Qlepas = Qterima
mal cal ΔT1= mbesi cbesi ΔT2
(75)(0,09)(35−Tc) = (50)(0,11)(Tc−25)
(6,75)(35 − Tc) = (5,5)(Tc −25)
236,25 – 35 Tc = 25Tc −137,5
60Tc = 373,75
Tc = 6,229 oC
Jawaban : B
C3
Menghitung suhu
campuran
32. Sebanyak 0,2 kg air yang suhunya 80°C dan
kalor jenisnya 4,2 J/g °C, dituangkan ke dalam
bejana tembaga seberat 50 gram yang suhunya
20°C dan kapasitas kalornya adalah 168
Joule/°C. Suhu campuran pada keadaan
setimbang adalah …..
A. 60 oC
B. 65 oC
C. 70 oC
D. 75 oC
Diketahui:
mt = 50 gram
Ct = 168 J/°C
Tt = 20°C
mair = 0,2 Kg = 200 gram
Tair = 80°C
cair = 4,2 J/g °C
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
C4
119
E. 95 oC ct =
Qlepas = Qterima
maircairΔT1= mtctΔT2
(200)(4,2)(80−Tc) = (50)(3,36)(Tc−20)
(840)(80 − Tc) = (168)(Tc −20)
67200 – 840 Tc = 168Tc −3360
1008Tc = 70560
Tc = 70 oC
Jawaban : C
Menganalisis
massa benda
33. Es yang suhunya -10 oC dicampur dengan 0,9
kg air yang suhunya 60 o
C sehingga
diperoleh suhu campuran sebesar 10 o
C. Jika
diketahui kalor jenis air 1.000 kal/kg o
C dan
kalor jenis es 500 kal/kg o
C, maka massa es
tersebut sebesar …..
A. 0,10 kg
B. 0,15 kg
C. 0,20 kg
D. 0,50 kg
E. 1,00 kg
Diketahui:
cair = 1.000 kal/kg oC
ces = 500 kal/kg oC
Les = 80.000 kal/kg
mair = 0,9 kg
Tair = 60 oC
Tes = -10 oC
Tc = 10 oC
Ditanyakan: mes = ?
Jawab:
Qlepas = Qterima
mair cair ΔT= mes Les+ mes cesΔT
(0,9)(1000)(60−10) = mes (80000)+ mes
(500)(10 – (–10))
45000= 80000 mes +10000 mes
45000 = 90000 mes
mes = 45000/90000
mes = 0,5 kg
Jawaban : D
C4
120
Membedakan
peristiwa
perpindahan
kalor cara
konduksi,
konveksi dan
radiasi
Mencontohkan
perpindahan kalor
secara konveksi
34. Dibawah ini adalah contoh perpindahan kalor
secara konveksi…..
A.
B.
C.
D.
E.
Yang merupakan contoh perpindahan
kalor secara konveksi adalah peristiwa
angina laut yaitu pada gambar D.
gambar A dan C merupakan contoh
perpindahan kalor secara radiasi,
sementara gambar B dan E adalah
contoh perpindahan kalor secara
konduksi.
Jawaban : D
C2
121
Menyatakan
perpindahan kalor
secara konduksi
35. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
perpindahan kalor secara konduksi adalah…..
A. Proses perpindahan kalor melalui zat
disertai perpindahan partikel zat
B. Proses perpindahan kalor melalui suatu
zat tanpa disertai perpindahan partikel
C. Proses perpindahan kalor dari permukaan
semua benda dalam bentuk gelombang
elektromagnetik
D. Zat yang mudah dilalui kalor
E. Zat yang sulit dilalui kalor
Konduksi adalah proses perpindahan kalor
melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel
Jawaban : B
C1
Mengkategorikan
perpindahan kalor
secara radiasi
berdasarkan
gambar
36. Perhatikan gambar gambar berikut!
I. III.
II. IV.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan
oleh gambar …..
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. III dan IV
Jawaban : C C2
122
Mengkategorikan
laju perpindahan
kalor pada logam
37. Pernyataan-pernyataan berikut ini terkait
dengan laju perpindahan kalor tiap satuan
waktu pada batang yang terbuat dari bahan
logam.
1) sama untuk semua jenis logam
2) Sebanding dengan luas penampang logam
3) berbanding lurus dengan panjang
konduktor logam
4) Kalor berpindah dari ujung dengan suhu
yang lebih tinggi ke suhu lebih rendah
Pernyataan yang benar adalah...
A. 1, 2, 3 dan 4
B. 1, 2, 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 4
Laju perpindahan kalor sebanding
dengan luas penampang, dan
berbanding terbalik dengan panjang
logam. Kalor berpindah dari ujung
logam yang suhunya lebih tinggi ke
ujung logam yang suhunya lebih
rendah.
Jawaban: D
C2
Menghitung laju
perpindahan
Kalor secara
konveksi,
konduksi dan
radiasi
Menghitung laju
perpindahan kalor
secara konduksi
38. Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang
luasnya 2 m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm.
Jika suhu permukaan dalam kaca 25°C dan
suhu pada permukaan luar kaca 30°C,
berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke
ruang itu? (k= 0,8 W/mK)
A. 375 J/s
B. 3750 J/s
C. 37500 J/s
D. 375000 J/s
E. 3750000 J/s
Diketahui:
A= (2×1,5) m = 3 m2
d= 3,2 mm = 3,2 x 10-3
k= 0,8 W/mK
T=30 °C-25°C = 5°C= 10K
Ditanyakan:
H= ?
Jawab:
Jawaban: B
C3
123
Menghitung laju
perpindahan kalor
secara konveksi
39. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m
× 4 m memiliki suhu permukaan dalam
sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar
10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena
konveksi alami pada dinding selama sehari,
jika diketahui koefisien konveksi rata-rata
sebesar 3,5 J.s-1.
mK-1
…..
A. 9,68 x 104 J
B. 9,68 x 105 J
C. 9,68 x 106 J
D. 9,68 x 107 J
E. 9,68 x 108 J
Diketahui:
A= (8 × 4) m = 32 m2
T= 20°C-10°C =10°C=10K
t= 24 jam = 86.400 s
k = 3,5 J.s-1.
m-2
K-1
Ditanyakan:
Q=?
Jawab:
Q =3,5 × 32 x 10 × 86400
Q = 9,68 × 107
J
Jawaban: D
C3
Menghitung laju
perpindahan kalor
secara radiasi
40. Sebuah bola tembaga luasnya 20 cm2
dipanaskan hingga berpijar pada suhu 127oC.
Jika emisivitasnya e adalah 0,4 dan tetapan
Stefan adalah 5,67 × 10-8
W/m2.K
4, hitunglah
energi radiasi yang dipancarkan oleh bola
tersebut tiap sekonnya!
A. 580,608 W
B. 5806,08 W
C. 508,608 W
D. 5086,08 W
E. 508,688 W
Diketahui:
A= 20 cm2= 2 x 10
2m
2
T= 127 + 273= 400 K
e= 0,4
σ= 5,7 × 10 -8
W.m -2
K -4
Ditanyakan:
P=?
Jawab:
P= e. σ.A.T4
P= 0,4. 5,67 × 1 -8
2.102.(400)
4
P= 580,608 W
Jawaban: A
C3
124
B. 3.a. Uji Validitas Instrumen Tes
No
Butir
Korelasi Signifikansi
1 0,443 Sangat Signifikan
2 0,631 Sangat Signifikan
3 0,583 Sangat Signifikan
4 0,492 Sangat Signifikan
5 -0,576 -
6 -0,005 -
7 0,570 Sangat Signifikan
8 0,552 Sangat Signifikan
9 -0,160 -
10 0,594 Sangat Signifikan
11 0,046 -
12 0,520 Sangat Signifikan
13 0,353 Signifikan
14 0,628 Sangat Signifikan
15 -0,182 -
16 -0,152 -
17 0,343 Signifikan
18 0,462 Sangat Signifikan
19 0,664 Sangat Signifikan
20 0,475 Sangat Signifikan
21 -0,196 -
22 0,608 Sangat Signifikan
23 0,825 Sangat Signifikan
24 0,485 Sangat Signifikan
25 0,263 -
26 0,141 -
27 0,573 Sangat Signifikan
28 0,154 -
29 0,231 -
30 0,405 Sangat Signifikan
31 0,648 Sangat Signifikan
32 -0,332 -
33 0,097 -
34 0,548 Sangat Signifikan
35 0,441 Sangat Signifikan
36 0,477 Sangat Signifikan
37 -0,160 -
38 0,579 Sangat Signifikan
39 0,728 Sangat Signifikan
40 -0,430 -
*Signifikan dan sangat signifikan = Valid
125
B. 3.b. Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Rata2= 18,92
Simpang Baku= 5,84
KorelasiXY= 0,68
Reliabilitas Tes= 0,81
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor Total
1 Bima D. 16 14 30
2 Jihan N. 12 16 28
3 Alan K. 16 12 28
4 Naufal A. 14 14 28
5 Nesya R 14 13 27
6 Khairunisa R. 16 11 27
7 Rizky R. 15 11 26
8 Hilal N. 13 13 26
9 Rivaldi R. 13 13 26
10 M. Giffari 14 12 26
11 Chudzaifatur 14 7 21
12 Friesca O 13 7 20
13 Vega D. 13 7 20
14 Desi I. 11 8 19
15 Rachmawatie 9 10 19
16 Livia S. 11 8 19
17 Bimasena E. 10 9 19
18 Dzuwlqasthi 9 10 19
19 Puspyta A. 9 8 17
20 Rizka K. A. 12 6 18
21 Lidya T. 10 8 18
22 Zahra F. 7 10 17
23 Indri A. 8 8 16
24 Nadine F. 10 7 17
25 Famiatus S. 9 8 17
26 Adji T. 7 10 17
27 Shally R. 10 7 17
28 Puji J. 8 8 16
29 M. Syahrizal 6 8 14
30 Alfi S. 6 7 13
31 Elang R. 7 6 13
32 Ayuningtias 7 5 12
33 Arizal Z. 5 6 11
34 Fahmy E. 7 5 12
35 Mia K. 4 6 10
36 Rizka K. D. 5 6 11
37 Rani F. 4 5 9
38 Argista W. 4 5 9
126
B. 3.c. Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
No Butir Jml Betul Tkt.
Kesukaran(%)
Tafsiran
1 26 68,42 Sedang
2 21 55,26 Sedang
3 32 84,21 Mudah
4 24 63,16 Sedang
5 8 21,05 Sukar
6 33 86,84 Sangat Mudah
7 12 31,58 Sedang
8 28 73,68 Mudah
9 2 5,26 Sangat Sukar
10 29 76,32 Mudah
11 24 63,16 Sedang
12 32 84,21 Mudah
13 23 60,53 Sedang
14 15 39,47 Sedang
15 6 15,79 Sukar
16 11 28,95 Sukar
17 8 21,05 Sukar
18 25 65,79 Sedang
19 20 52,63 Sedang
20 27 71,05 Mudah
21 26 68,42 Sedang
22 22 57,89 Sedang
23 11 28,95 Sukar
24 10 26,32 Sukar
25 36 94,74 Sangat Mudah
26 16 42,11 Sedang
27 17 44,74 Sedang
28 4 10,53 Sangat Sukar
29 8 21,05 Sukar
30 9 23,68 Sukar
31 12 31,58 Sedang
32 6 15,79 Sukar
33 20 52,63 Sedang
34 21 55,26 Sedang
35 15 39,47 Sedang
36 31 81,58 Mudah
37 2 5,26 Sangat Sukar
38 14 36,84 Sedang
39 26 68,42 Sedang
40 7 18,42 Sukar
127
B. 3.d. Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Jumlah Subyek= 38
Klp atas/bawah(n)= 10
No
Butir
Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 10 4 6 60,00
2 10 2 8 80,00
3 10 4 6 60,00
4 9 3 6 60,00
5 0 7 -7 -70,00
6 9 9 0 0,00
7 8 2 6 60,00
8 10 4 6 60,00
9 0 1 -1 -10,00
10 10 3 7 70,00
11 7 5 2 20,00
12 10 5 5 50,00
13 8 3 5 50,00
14 9 1 8 80,00
15 1 3 -2 -20,00
16 4 5 -1 -10,00
17 5 1 4 40,00
18 8 2 6 60,00
19 10 0 10 100,00
20 10 4 6 60,00
21 6 10 -4 -40,00
22 10 1 9 90,00
23 10 0 10 100,00
24 5 0 5 50,00
25 10 8 2 20,00
26 5 4 1 10,00
27 8 1 7 70,00
28 1 0 1 10,00
29 4 1 3 30,00
30 5 1 4 40,00
31 8 0 8 80,00
32 1 4 -3 -30,00
33 6 5 1 10,00
34 8 0 8 80,00
35 8 3 5 50,00
36 10 5 5 50,00
37 0 1 -1 -10,00
38 9 2 7 70,00
39 10 0 10 100,00
40 0 4 -4 -40,00
128
B. 4. KISI-KISI INSTRUMEN TES VALID
Pertemuan Kompetensi Dasar Konsep Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Ke-1
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu zat
Suhu dan
Termometer
Menjelaskan konsep suhu dan kalor 1, 3 2 3
Menghitung konversi skala thermometer 4 5 2
Pemuaian Menjelaskan konsep pemuaian 7 6 2
Menghitung besarnya muai panjang, muai luas
dan muai volume 8, 10 9 3
Ke-2
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu zat
Kalor dan
perubahan
wujud
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu
dan wujud benda 11 12
13, 14,
15 5
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan
karakteristiknya serta memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari
17 16 2
Melakukan analisis kuantitatif tentang
perubahan wujud 18 1
Ke-3
Menganalisis cara
perpindahan kalor
Perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi
dan radiasi
Membedakan peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi, konveksi dan Radiasi 22 21, 23 3
Menghitung laju perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi 24, 25 2
Menerapkan Asas
Black dalam
pemecahan masalah
Asas Black
Menerapkan Asas Black dalam peristiwa
perubahan kalor 19, 20 2
Jumlah 6 5 8 6 25
persentase 24% 20 % 32 % 24 % 100 %
129
B. 5. INSTRUMEN TES VALID
Satuan Pendidikan : SMA / MA
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energy
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah
Kelas / Semester : X / Genap
Bentuk Soal : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 25 Soal
Indikator Indikator Soal Butir Soal Penyelesaian Aspek
Kognitif
Menjelaskan
konsep suhu dan
kalor
Menjelaskan
pengertian suhu
1. Suhu adalah …..
A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu
benda yang memiliki kalor
B. Besaran yang mempunyai kalor dan
mengalir dari benda panas ke benda dingin
C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir
dari benda dingin ke benda panas
D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor
yang keluar dari suatu benda
E. Besaran yang menyatakan derajat panas
atau dinginnya suatu benda
Suhu merupakan Besaran yang
menyatakan derajat panas atau
dinginnya suatu benda
Jawaban : E
C1
Menjelaskan
konsep kalor
2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah
berisi air panas sehingga seluruh es mencair.
Hal ini terjadi karena …..
A. Es menerima kalor dan air melepaskan
Kalor mengalir dari suhu yang tinggi
menuju suhu yang lebih rendah. Air
panas memiliki suhu yang lebih tinggi
daripada es, sehingga air akan
C2
130
kalor
B. Air menerima kalor dan es melepaskan
kalor
C. Es dan air sama-sama melepaskan kalor
D. Es dan air sama-sama menerima kalor
E. Semua pernyataan benar
melepaskan kalor dan es akan menerima
kalor.
Jawaban : A
Menyebutkan
definisi kalor
3. Bentuk energi yang pindah karena adanya
perbedaan suhu disebut …..
A. Kalor D. Konduksi
B. Kalori E. Konveksi
C. Radiasi
Kalor merupakan bentuk energi yang
berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah ketika benda bersentuhan.
Jawaban : A
C1
Menghitung
konversi skala
termometer
Menghitung
konversi skala
Celcius ke skala
Fahrenheit
4. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer
Celcius menunjukkan angka 25°C. Jika suhu
benda tersebut diukur dengan termometer
Fahrenheit menunjukkan angka …..
A. 14°F D. 77°F
B. 20°F E. 318°F
C. 45°F
(
)
Jawaban : D
C3
Menghitung
konversi skala
Celcius ke skala
termometer X
5. Termometer X dirancang dapat mengukur air
membeku pada skala -20 dan air mendidih
pada skala 140. Jika suatu benda diukur
dengan termometer Celcius menunjukkan nilai
45°C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat
diukur dengan termometer X …..
A. -52°
B. -92°
C. 52°
D. 72°
E. 92°
( )
( )
( ) ( )
C4
X C
140 100
-20 0
X 45
131
Jawaban : A
Menjelaskan
konsep tentang
pemuaian
Menyimpulkan
peristiwa
pemuaian
6. Besi yang diberikan kalor akan mengalami
pertambahan panjang, luas ataupun
volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda
bila diberi kalor akan mengalami …..
A. Pemuaian
B. Penyusutan
C. Pertambahan luas
D. Perubahan wujud
E. Perubahan bentuk
Pemuaian adalah bertambah besarnya
ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut.
Jawaban : A
C2
Menjelaskan
konsep muai luas
7. Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian
luas jika…..
A. Ukuran luas awal suatu zat lebih kecil dari
ukuran luas akhir zat
B. Ukuran panjang awal zat lebih kecil dari
ukuran lebar akhir zat
C. Suhu awalnya lebih besar dari suhu
akhirnya
D. Kalornya meningkat
E. Adanya perbedaan suhu
Suatu zat dikatakan mengalami
pemuaian luas jika ukuran luas
awal suatu zat lebih kecil dari
ukuran luas akhir zat
Jawaban : A
C1
Menghitung
muai panjang,
muai luas dan
muai volume
pada benda
Menghitung muai
panjang
8. Sebuah baja memiliki panjang 100 m. Jika
diketahui koefisien muai panjang baja
sebesar 12×10-6
/°C, berapakah pertambahan
panjang baja jika baja mengalami kenaikan
suhu dari 20°C menjadi 42°C …..
A. 2,54 cm
B. 2,64 cm
C. 2,65 cm
D. 3,01 cm
E. 3,64 cm
Diketahui:
l0 = 100 m
α = 12×10-6
/°C
T1 = 20°C
T2 = 42°C
T = 42 – 20 = 22°C
Ditanyakan: l
Jawab:
C3
132
Jawaban : B
Menganalisis
koefisien muai
panjang
9. Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien
muai panjang (α) dari berbagai jenis logam
berikut:
Jenis
logam L (cm) Α (°C
-1) T (°C)
(1) 10 0,00016 50
(2) 100 0,00025 50
(3) 100 0,00018 50
(4) 100 0,00020 50
(5) 100 0,00028 50
Dari data pada tabel, berdasarkan analisa kamu,
logam yang terpanjang setelah dipanaskan
adalah jenis logam …..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Dengan menggunakan rumus
Jenis
logam
L
(cm)
Α
(°C-1
)
T
°C ( )
(1) 100 0,00016 50 0,8
(2) 100 0,00025 50 1,25
(3) 100 0,00018 50 0,9
(4) 100 0,00020 50 1
(5) 100 0,00028 50 14
Maka nilai logam yang terpanjang
setelah dipanaskan adalah jenis logam 5
Jawaban : E
C4
Menghitung muai
luas
10. Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki
panjang 4 m dan lebar 20 cm. Jika besi
tersebut dipanaskan hingga mencapai 40°C
dan koefisien muai panjang besi sebesar
12×10-6
/°C, luas besi setelah dipanaskan
adalah …..
A. 0,0800384 m2
B. 0,8003840 m2
Diketahui:
P = 4 m
l = 20 cm = 0,2 m
T1 = 20°C
T2 = 40°C
C3
133
C. 8,0038400 m2
D. 80,038400 m2
E. 800,38400 m2
( ) (
)
T = 40 – 20 = 20°C
α =12×10-6
/°C
β=2 α= 2(12×10-6
/°C)= 24×10-6
/°C
Ditanyakan: At =?
Jawab:
Jawaban : B
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suhu
dan wujud
benda
Menyebutkan
contoh pengaruh
kalor akibat
perubahan suhu
11. Berikut ini yang merupakan contoh dari
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
adalah…..
A. Ban sepeda yang meletus karena panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik bila
didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
E. Terbentuknya embun di pagi hari
Jawaban : D C1
Menghitung
jumlah kalor yang
dibutuhkan
12. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk mengubah suhu 500 gram air dari
20°C menjadi 50°C, bila diketahui kalor
jenis air sebesar 4.200 J/kg°C…..
A. 24000 J
B. 42000 J
C. 36000 J
D. 63000 J
E. 105000 J
Diketahui:
m = 500 gram = 0,5 Kg
c = 4.200 J/kg°C
T1 = 20°C
T2 = 50°C
T = 50 – 20 = 30°C
Ditanyakan: Q = ?
Jawab:
Q = mcT
Q = (0,5)(4.200)(30)
Q = 63000 J
C3
134
Jawaban : D
Menganalisis
massa benda
13. Perhatikan tabel berikut!
Jenis
Logam
Kalor
(J)
Kalor Jenis
(kal/g°C) T
(°C)
(6) 2.200 0,11 40
(7) 4.400 0,11 40
(8) 6.600 0,11 40
(9) 8.800 0,11 40
(10) 11.000 0,11 40
Berdasarkan data pada tabel, jenis logam
yang memiliki massa terbesar adalah …..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Diketahui:
Q = mcT
Jawaban : E
C4
Menganalisis
suhu benda
14. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu
20°C menerima kalor sebanyak 15400 J. Jika
kalor jenis tembaga tersebut 385 J/kg°C,
suhu tembaga tersebut akan menjadi…..
A. 10°C
B. 20°C
C. 30°C
D. 40°C
E. 50°C
Diketahui:
m = 4 kg
T1 = 20°C
Q = 15400 J
c = 385 J/kg°C
Ditanyakan: T2 = ?
Jawab:
T2 = T + T1 = 10 + 20 = 30
Jawaban : C
C4
Menghitung biaya 15. Besar biaya listrik yang harus dibayarkan Diketahui: C4
135
pemakaian kalor untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 20oC
menjadi 100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,-
adalah……
A. Rp.280,-
B. Rp.560,-
C. Rp.600,-
D. Rp.720,-
E. Rp.820,-
1 KWh = 3.600.000 J
m = 10 liter = 10 kg
cair = 4.200 J/Kg oC
T1= 20oC
T2 = 100oC
T = 100-20 = 80 oC
Q = mcT
Q = (10)(4.200)(80)
Q = 3.360.000 J
Biaya yang harus dibayar:
Jawaban : A
Menjelaskan
peristiwa
perubahan
wujud dan
karakteristiknya
serta
memberikan
contohnya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mengkategorikan
perubahan wujud
benda
16. Berikut ini disajikan beberapa perubahan
wujud benda
1) Mencair
2) Membeku
3) Mengembun
4) Menguap
Manakah diantara perubahan wujud di atas
ini yang melepaskan kalor…..
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (4) dan (1)
Perubahan wujud benda yang
melepaskan kalor adalah pada saat
peristiwa membeku dan mengembun
Jawaban : C
C2
Menyebutkan
faktor yang
berpengaruh
17. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud suatu benda bergantung
dari …..
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud suatu benda
bergantung dari masaa benda m (kg)
C1
136
dalam mengubah
wujud benda
A. Massa benda dan kalor jenis benda
B. Massa benda dan perubahan suhu benda
C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis
benda
D. Kalor jenis benda dan kalor laten
E. Masa benda dan kalor laten
dan kalor laten L (J/kg)
Jawaban : E
Menghitung
banyaknya kalor
yang dibutuhkan
hingga berubah
wujud
18. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 kg
es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur
es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah
4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan
dalam proses dari P-Q-R sebesar…..
A. 10.500 J
B. 21.000 J
C. 42.000 J
D. 336.000 J
E. 346.500 J
Diketahui:
m = 1 kg
cair = 4.200 J/kgoC
Les = 336.000 J/kg
ces = 2.100 J/kgoC
Ditanyakan: QP-Q-R =?
Jawab:
Proses P-Q (Q1)
T1= -5oC
T2 = 0oC
T = 0-(-5) = 5 oC
Q1 = mcT
Q1 = (1)(2.100)(5)
Q1 = 10.500 J
Proses Q-R (Q2)
Q2 = m.L
Q2 = (1)(336.000)
Q2 = 336.000 J
Banyak kalor yang diperlukan pada
proses P-Q-R adalah:
Q = Q1 + Q2
Q = 10.500 + 336.000
Q = 346.500 J
C4
137
Jawaban : E
Menerapkan
asas Black
dalam peristiwa
perubahan kalor
Menghitung suhu
campuran
19. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80oC
dicampur dengan 300 gram air pada suhu
20oC. Suhu campuran pada keadaan setimbang
jika cair= 1 kal/g oC adalah…..
A. 20 oC
B. 44 oC
C. 100 oC
D. 220 oC
E. 225 oC
Diketahui:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
ΔT1 = 80 − Tc
ΔT2 = Tc – 20
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1= m2c2ΔT2
(200)(1)(80−Tc) = (300)(1)(Tc − 20)
(2)(1)(80 − Tc) = (3)(1)( Tc − 20)
160 − 2 Tc = 3 Tc − 60
5Tc = 220
Tc = 44oC
Jawaban : B
C3
Menghitung suhu
campuran
20. Sebatang besi yang massanya 50 gram dan
bersuhu 26,3°C dimasukkan ke bejana
aluminium bermassa 75 gram dan bersuhu
33,7°C. Jika kalor jenis besi = 0,11
kal/gr°C dan kalor jenis aluminium = 0,09
kal/gr°C, maka berapakah suhu akhir dari
campuran tersebut …..
A. 0,6229 oC
B. 6,2290 oC
C. 6,2920 oC
D. 62,2900 oC
E. 62,2920 oC
Diketahui:
mbesi = 50 gram
Tbesi = 25°C
cbesi = 0,11 kal/gram°C
mal = 75 gram
Tal = 35°C
cal = 0,09 kal/gram °C
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
Qlepas = Qterima
mal cal ΔT1= mbesi cbesi ΔT2
(75)(0,09)(35−Tc) = (50)(0,11)(Tc−25)
C3
138
(6,75)(35 − Tc) = (5,5)(Tc −25)
236,25 – 35 Tc = 25Tc −137,5
60Tc = 373,75
Tc = 6,229 oC
Jawaban : B
Membedakan
peristiwa
perpindahan
kalor cara
konduksi,
konveksi dan
radiasi
Mencontohkan
perpindahan kalor
secara konveksi
21. Dibawah ini adalah contoh perpindahan kalor
secara konveksi…..
A.
B.
C.
D.
Yang merupakan contoh perpindahan
kalor secara konveksi adalah peristiwa
angina laut yaitu pada gambar D.
gambar A dan C merupakan contoh
perpindahan kalor secara radiasi,
sementara gambar B dan E adalah
contoh perpindahan kalor secara
konduksi.
Jawaban : D
C2
139
E.
Menyatakan
perpindahan kalor
secara konduksi
22. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
perpindahan kalor secara konduksi adalah…..
A. Proses perpindahan kalor melalui zat
disertai perpindahan partikel zat
B. Proses perpindahan kalor melalui suatu
zat tanpa disertai perpindahan partikel
C. Proses perpindahan kalor dari permukaan
semua benda dalam bentuk gelombang
elektromagnetik
D. Zat yang mudah dilalui kalor
E. Zat yang sulit dilalui kalor
Konduksi adalah proses perpindahan kalor
melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel
Jawaban : B
C1
Mengkategorikan
perpindahan kalor
secara radiasi
berdasarkan
gambar
23. Perhatikan gambar gambar berikut!
III. III.
IV. IV.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan
Jawaban : C C2
140
oleh gambar …..
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. III dan IV
Menghitung laju
perpindahan
Kalor secara
konveksi,
konduksi dan
radiasi
Menghitung laju
perpindahan kalor
secara konduksi
24. Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang
luasnya 2 m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm.
Jika suhu permukaan dalam kaca 25°C dan
suhu pada permukaan luar kaca 30°C,
berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke
ruang itu? (k= 0,8 W/mK)
A. 375 J/s
B. 3750 J/s
C. 37500 J/s
D. 375000 J/s
E. 3750000 J/s
Diketahui:
A= (2×1,5) m = 3 m2
d= 3,2 mm = 3,2 x 10-3
k= 0,8 W/mK
T=30 °C-25°C = 5°C= 10K
Ditanyakan:
H= ?
Jawab:
Jawaban: B
C3
Menghitung laju
perpindahan kalor
secara konveksi
25. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m
× 4 m memiliki suhu permukaan dalam
sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar
10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena
konveksi alami pada dinding selama sehari,
jika diketahui koefisien konveksi rata-rata
sebesar 3,5 J.s-1.
mK-1
…..
A. 9,68 x 104 J
B. 9,68 x 105 J
C. 9,68 x 106 J
D. 9,68 x 107 J
E. 9,68 x 108 J
Diketahui:
A= (8 × 4) m = 32 m2
T= 20°C-10°C =10°C=10K
t= 24 jam = 86.400 s
k = 3,5 J.s-1.
m-2
K-1
Ditanyakan:
Q=?
Jawab:
Q =3,5 × 32 x 10 × 86400=9,68 × 10
7 J
Jawaban: D
C3
141
B. 6. SOAL TES PENELITIAN
Berilah tanda silang (X) pada
jawaban yang kamu anggap benar!
1. Suhu adalah …..
A. Besaran yang menyatakan sifat
dari suatu benda yang memiliki
kalor
B. Besaran yang mempunyai kalor
dan mengalir dari benda panas ke
benda dingin
C. Besaran yang memiliki kalor dan
mengalir dari benda dingin ke
benda panas
D. Besaran yang menyatakan
banyaknya kalor yang keluar dari
suatu benda
E. Besaran yang menyatakan derajat
panas atau dinginnya suatu benda
2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam
wadah berisi air panas sehingga
seluruh es mencair. Hal ini terjadi
karena …..
A. Es menerima kalor dan air
melepaskan kalor
B. Air menerima kalor dan es
melepaskan kalor
C. Es dan air sama-sama melepaskan
kalor
D. Es dan air sama-sama menerima
kalor
E. Semua pernyataan benar
3. Bentuk energi yang pindah karena
adanya perbedaan suhu disebut …..
A. Kalor
B. Kalori
C. Radiasi
D. Konduksi
E. Konveksi
4. Suhu suatu zat bila diukur dengan
termometer Celcius menunjukkan
angka 25°C. Jika suhu benda
tersebut diukur dengan termometer
Fahrenheit menunjukkan angka …..
A. 14°F
B. 20°F
C. 45°F
D. 77°F
E. 318°F
5. Termometer X dirancang dapat
mengukur air membeku pada skala -
20 dan air mendidih pada skala 140.
Jika suatu benda diukur dengan
termometer Celcius menunjukkan
nilai 45°C maka tentukan nilai yang
ditunjuk saat diukur dengan
termometer X …..
A. -52°
B. -92°
C. 52°
D. 72°
E. 92°
6. Besi yang diberikan kalor akan
mengalami pertambahan panjang,
luas ataupun volumenya.
Berdasarkan penjelasan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
setiap benda bila diberi kalor akan
mengalami …..
A. Pemuaian
B. Penyusutan
C. Pertambahan luas
D. Perubahan wujud
E. Perubahan bentuk
7. Suatu zat dikatakan mengalami
pemuaian luas jika…..
A. Ukuran luas awal suatu zat lebih
kecil dari ukuran luas akhir zat
B. Ukuran panjang awal zat lebih
kecil dari ukuran lebar akhir zat
C. Suhu awalnya lebih besar dari
suhu akhirnya
D. Kalornya meningkat
E. Adanya perbedaan suhu
8. Sebuah baja memiliki panjang 100
m. Jika diketahui koefisien muai
panjang baja sebesar 12×10-6
/°C,
berapakah pertambahan panjang
X C
140 100
-20 0
X 45
142
baja jika baja mengalami kenaikan
suhu dari 20°C menjadi 42°C …..
A. 2,54 cm
B. 2,64 cm
C. 2,65 cm
D. 3,01 cm
E. 3,64 cm
9. Perhatikan tabel panjang (L) dan
koefisien muai panjang (α) dari
berbagai jenis logam berikut:
Jenis
logam L0 (cm) α (°C
-1)
T
(°C)
(1) 100 0,00016 50
(2) 100 0,00025 50
(3) 100 0,00018 50
(4) 100 0,00020 50
(5) 100 0,00028 50
Dari data pada tabel, berdasarkan
analisa kamu, logam yang
terpanjang setelah dipanaskan
adalah jenis logam …..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
10. Sebatang besi pada suhu 20°C
memiliki panjang 4 m dan lebar 20
cm. Jika besi tersebut dipanaskan
hingga mencapai 40°C dan
koefisien muai panjang besi sebesar
12×10-6
/°C, luas besi setelah
dipanaskan adalah …..
A. 0,0800384 m2
B. 0,8003840 m2
C. 8,0038400 m2
D. 80,038400 m2
E. 800,38400 m2
11. Berikut ini yang merupakan contoh
dari pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu adalah…..
A. Ban sepeda yang meletus karena
panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik
bila didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
E. Terbentuknya embun di pagi
hari
12. Hitunglah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk mengubah suhu
500 gram air dari 20°C menjadi
50°C, bila diketahui kalor jenis air
sebesar 4.200 J/kg°C…..
A. 24000 J
B. 42000 J
C. 36000 J
D. 63000 J
E. 105000 J
13. Perhatikan tabel berikut!
Jenis
Logam
Kalor
(J)
Kalor
Jenis
(kal/g°C)
T
(°C)
(1) 2.200 0,11 40
(2) 4.400 0,11 40
(3) 6.600 0,11 40
(4) 8.800 0,11 40
(5) 11.000 0,11 40
Berdasarkan data pada tabel, jenis
logam yang memiliki massa
terbesar adalah …..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
14. Sebuah tembaga bermassa 4 kg
dengan suhu 20°C menerima kalor
sebanyak 15400 J. Jika kalor jenis
tembaga tersebut 385 J/kg°C, suhu
tembaga tersebut akan menjadi…..
A. 10°C
B. 20°C
C. 30°C
D. 40°C
E. 50°C
15. Besar biaya listrik yang harus
dibayarkan untuk memanaskan 10
liter air dari suhu 20oC menjadi
100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,-
adalah……
A. Rp.280,-
143
B. Rp.560,-
C. Rp.600,-
D. Rp.720,-
E. Rp.820,-
16. Berikut ini disajikan beberapa
perubahan wujud benda
(1) Mencair
(2) Membeku
(3) Mengembun
(4) Menguap
Manakah diantara perubahan
wujud di atas ini yang melepaskan
kalor…..
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (4) dan (1)
17. Banyaknya kalor yang diperlukan
untuk mengubah wujud suatu
benda bergantung dari …..
A. Massa benda dan kalor jenis
benda
B. Massa benda dan perubahan
suhu benda
C. Perubahan suhu benda dan kalor
jenis benda
D. Kalor jenis benda dan kalor
laten
E. Masa benda dan kalor laten
18. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan
pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis
es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es
336.000 J/kg dan kalor jenis air
adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor
yang dibutuhkan dalam proses dari
P-Q-R sebesar…..
A. 10.500 J
B. 21.000 J
C. 42.000 J
D. 336.000 J
E. 346.500 J
19. Sebanyak 200 gram air pada suhu
80oC dicampur dengan 300 gram air
pada suhu 20oC. Suhu campuran
pada keadaan setimbang jika cair= 1
kal/g oC adalah…..
A. 20 oC D. 220
oC
B. 44 oC E. 225
oC
C. 100 oC
20. Sebatang besi yang massanya 50
gram dan bersuhu 26,3°C
dimasukkan ke bejana aluminium
bermassa 75 gram dan bersuhu
33,7°C. Jika kalor jenis besi =
0,11 kal/gr°C dan kalor jenis
aluminium = 0,09 kal/gr°C, maka
berapakah suhu akhir dari campuran
tersebut …..
A. 0,6229 oC
B. 6,2290 oC
C. 6,2920 oC
D. 62,2900 oC
E. 62,2920 oC
21. Dibawah ini adalah contoh
perpindahan kalor secara
konveksi…..
A. B.
C. D.
144
E.
22. Pernyataan berikut yang sesuai
dengan perpindahan kalor secara
konduksi adalah…..
A. Proses perpindahan kalor
melalui zat disertai perpindahan
partikel zat
B. Proses perpindahan kalor
melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel
C. Proses perpindahan kalor dari
permukaan semua benda dalam
bentuk gelombang
elektromagnetik
D. Zat yang mudah dilalui kalor
E. Zat yang sulit dilalui kalor
23. Perhatikan gambar gambar berikut!
I. III.
II. IV.
Perpindahan kalor secara radiasi
ditunjukkan oleh gambar …..
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. III dan IV
24. Sebuah ruangan memiliki kaca
jendela yang luasnya 2 m × 1,5 m
dan tebalnya 3,2 mm. Jika suhu
permukaan dalam kaca 25°C dan
suhu pada permukaan luar kaca
30°C, berapakah laju konduksi kalor
yang masuk ke ruang itu? (k= 0,8
W/mK)
A. 375 J/s
B. 3750 J/s
C. 37500 J/s
D. 375000 J/s
E. 3750000 J/s
25. Dinding sebuah rumah yang
berukuran 8 m × 4 m memiliki suhu
permukaan dalam sebesar 20°C dan
suhu permukaan luar sebesar 10°C.
Berapa banyak kalor yang hilang
karena konveksi alami pada dinding
selama sehari, jika diketahui
koefisien konveksi rata-rata sebesar
3,5 J.s-1.
mK-1
…..
A. 9,68 x 104 J
B. 9,68 x 105 J
C. 9,68 x 106 J
D. 9,68 x 107 J
E. 9,68 x 108 J
145
B. 7. KISI-KISI INSTRUMEN NONTES (ANGKET)
Satuan Pendidikan : SMA / MA
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor Standar Kompetensi : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi
pada berbagai perubahan energi
Kelas / Semester : X / Genap
No. Indikator Angket Media Kuis Interaktif
Jumlah Soal Positif Negatif
1.
Penggunaan media kuis
interaktif dalam proses
pembelajaran
1,2 3,4 4
2.
Penyajian materi suhu dan
kalor pada pembahasan kuis
interaktif
5 6 2
3. Penggunaan animasi pada
media kuis interaktif 7, 9 8, 10 4
4. Penjelasan rumus dalam
media kuis interaktif 11 12 2
Jumlah Pernyataan 6 6 12
146
B. 8. INSTRUMEN NONTES (ANGKET)
Angket Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif Hari, Tanggal :
Jenis Kelamin : P/L
Petunjuk Pengisian:
1. Pada angket ini terdapat 12 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir
pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran menggunakan media kuis interaktif.
2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan
pendapat Anda.
3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi
dengan benar.
Keterangan Pilihan Jawaban:
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa pembelajaran lebih aktif menggunakan
media kuis interaktif karena menggunakan komputer
secara mandiri
2. Media kuis interaktif memotivasi keinginan saya untuk
menjawab pertanyaan
3. Pertanyaan yang disajikan dalam media kuis interaktif
membuat saya sulit memahami konsep suhu dan kalor
4. Saya merasa tidak puas dalam menerima pembelajaran
suhu dan kalor karena menggunakan media kuis
interaktif
5. Saya dapat membaca dengan jelas teks dalam
pembahasan kuis interaktif
6. Saya merasa uraian materi suhu dan kalor dalam
pembahasan kuis interaktif sulit dipahami
7. Penyajian animasi dalam media kuis interaktif
menambah pemahaman saya dalam mempelajari
konsep suhu dan kalor
8. Saya merasa bosan karena penyajian animasi dalam
media kuis interaktif kurang menarik
9. Animasi-animasi dalam media kuis interaktif
menambah minat dan motivasi saya untuk mempelajari
konsep suhu dan kalor
10. Saya merasa animasi-animasi dalam media kuis
interaktif tidak dapat menyampaikan isi materi konsep
suhu dan kalor
11. Saya lebih mudah memahami rumus-rumus pada
konsep suhu dan kalor dengan menggunakan media
kuis interaktif
12. Saya memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi untuk
memahami rumus-rumus konsep suhu dan kalor yang
ada pada media kuis interaktif
147
B. 9. LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
148
149
150
151
B. 10. LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
152
153
154
155
B. 11. LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN NONTES (ANGKET)
156
157
LAMPIRAN C
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Uji Normalitas Data Pretest
4. Uji Normalitas Data Posttest
5. Uji Homogenitas Data Pretest
6. Uji Homogenitas Data Posttest
7. Uji Hipotesis Data Pretest
8. Uji Hipotesis Data Posttest
9. Data Angket
10. L Tabel
11. F Tabel
12. T Tabel
158
C.1. Hasil Pretest
A. Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest
yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
32 32 32 32 32 36 36 36 36 36 36 36 40 40
40 40 40 40 44 44 44 44 44 44 48 48 48 52
56 64
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu:
1. Banyak data (N) : 30
2. Nilai maksimal (Xmaks) : 64
3. Nilai minimal (Xmin) : 32
4. Jangkauan (J) : Xmaks - Xmin = 64 - 32 = 32
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6. Interval Kelas (I) :
=
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
32 - 37 12 31,5 34,5 1190,25 414 14283
38 - 43 6 37,5 40,5 1640,25 243 9841,5
44 - 49 9 43,5 46,5 2162,25 418,5 19460,25
50 - 55 1 49,5 52,5 2756,25 52,5 2756,25
56 – 61 1 55,5 58,5 3422,25 58,5 3422,25
62 - 67 1 61,5 64,5 4160,25 64,5 53923,5
Jumlah 30 15331,5 1251 1617705
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1. Rata-rata (x )
x =
2. Median (Me)
159
Me = TB + (
)
Dimana
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
: frekuensi kumulatif sebelum kelas median
: frekuensi kelas median
c : interval kelas
Maka
Me = TB + (
)
Me = 37,5 + (
)
Me = 37,5 + (
)
Me = 37,5 + 3
Me = 40,50
3. Modus (Mo)
Mo = TB + (
)
Dimana
Mo: modus
TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
c : interval kelas
Maka
Mo = TB + (
)
160
Mo = 31,50 + (
)
Mo = 31,50 + (
)
Mo = 31,50 + 0
Mo = 31,50
4. Standar Deviasi
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
S = √
S = 7,78
161
B. Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest
yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
12 20 24 24 24 24 24 24 28 28 28 28 28 28
28 32 32 32 32 32 32 36 36 36 36 40 40 40
40 44
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu:
1. Banyak data (N) : 30
2. Nilai maksimal (Xmaks) : 44
3. Nilai minimal (Xmin) : 12
4. Jangkauan (J) : Xmaks - Xmin = 44 - 12 = 32
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6. Interval Kelas (I) :
=
6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. Xi fi . Xi
2
12 – 17 1 11,5 14,5 210,25 14,5 210,25
18 – 23 1 17,5 20,5 420,25 20,5 420,25
24 – 29 13 23,5 26,5 702,25 344,5 9129,25
30 – 35 6 29,5 32,5 1056,25 195 633,7
36 – 41 8 35,5 38,5 1482,25 308 11858
42 – 47 1 41,5 44,5 1980,25 44,5 1980,25
Jumlah 30 5851,5 927 29935,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1. Rata-rata (x )
x =
2. Median (Me)
162
Me = TB + (
)
Dimana
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
: frekuensi kumulatif sebelum kelas median
: frekuensi kelas median
c : interval kelas
Maka
Me = TB + (
)
Me = 29,5 + (
)
Me = 29,5 + (
)
Me = 29,5 + 0
Me = 29,50
3. Modus (Mo)
Mo = TB + (
)
Dimana
Mo: modus
TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
c : interval kelas
Maka
Mo = TB + (
)
163
Mo = 23,5 + (
)
Mo = 23,5 + (
)
Mo = 23,5 + 3,79
Mo = 27,29
4. Standar Deviasi
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
S = √
S = 6,67
164
C.2. Hasil Posttest
A. Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest
yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
48 56 56 56 56 56 60 60 60 60 60 60 64 64
64 64 64 68 68 68 68 68 72 72 72 76 76 76
80 84
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu:
1. Banyak data (N) : 30
2. Nilai maksimal (Xmaks) : 84
3. Nilai minimal (Xmin) : 48
4. Jangkauan (J) : Xmaks - Xmin = 84 - 48 = 36
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6. Interval Kelas (I) :
=
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
48 – 54 1 47,5 51 2601 51 2601
55 – 61 5 55,5 58 3364 638 37004
62 – 68 11 61,5 65 4225 650 42250
69 – 75 5 68,5 72 5184 216 15552
76 – 82 6 75,5 79 6241 316 24964
83 – 89 2 82,5 86 7396 86 7396
Jumlah 30 29011 1957 129767
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1. Rata-rata (x )
x =
2. Median (Me)
165
Me = TB + (
)
Dimana
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
: frekuensi kumulatif sebelum kelas median
: frekuensi kelas median
c : interval kelas
Maka
Me = TB + (
)
Me = 61,5 + (
)
Me = 61,5 + (
)
Me = 61,5 + 2,1
Me = 63,60
3. Modus (Mo)
Mo = TB + (
)
Dimana
Mo: modus
TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
c : interval kelas
Maka
Mo = TB + (
)
166
Mo = 54,5 + (
)
Mo = 54,5 + (
)
Mo = 54,5 + 6,36
Mo = 60,86
4. Standar Deviasi
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
S = √
S = 8,52
167
B. Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest
yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
60 64 64 64 64 68 72 72 72 72 72 72 72 72
76 76 76 76 76 80 80 80 80 84 84 84 84 88
88 92
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu:
1. Banyak data (N) : 30
2. Nilai maksimal (Xmaks) : 92
3. Nilai minimal (Xmin) : 60
4. Jangkauan (J) : Xmaks - Xmin = 92 - 60 = 32
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6. Interval Kelas (I) :
=
6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
60 – 65 5 59,5 62,5 3906,25 312,5 19531,25
66 – 71 1 65,5 68,5 4692,25 68,5 4692,25
72 – 77 13 71,5 74,5 5550,25 968,5 72153,25
78 – 83 9 77,5 80,5 6480,25 322 25921
84 – 89 6 83,5 86,5 7482,25 519 44893,5
90 – 95 1 89,5 92,5 8556,25 92,5 8556,25
Jumlah 30 36667,5 2283 175747,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1. Rata-rata (x )
x =
2. Median (Me)
168
Me = TB + (
)
Dimana
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
: frekuensi kumulatif sebelum kelas median
: frekuensi kelas median
c : interval kelas
Maka
Me = TB + (
)
Me = 71,5 + (
)
Me = 71,5 + (
)
Me = 71,5 + 4,15
Me = 75,65
3. Modus (Mo)
Mo = TB + (
)
Dimana
Mo: modus
TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
c : interval kelas
Maka
Mo = TB + (
)
169
Mo = 71,5 + (
)
Mo = 71,5 + (
)
Mo = 71,5 + 3,43
Mo = 74,93
4. Standar Deviasi
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
S = √
S = 8,33
170
C.3. Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dengan rumus sebagai berikut:
( ) ( )
Keterangan :
Lo = Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
A. Kelas Kontrol
Tabel Hasil Pretest Kelas Kontrol
Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai
1. 32 11. 36 21. 44
2. 32 12. 36 22. 44
3. 32 13. 40 23. 44
4. 32 14. 40 24. 44
5. 32 15. 40 25. 48
6. 36 16. 40 26. 48
7. 36 17. 40 27. 48
8. 36 18. 40 28. 52
9. 36 19. 44 29. 56
10. 36 20. 44 30. 64
Ʃ 1232
41,07
SD 7,57
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
No. Xi f Fk Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) L0 |L0|
1 32 5 5 -1,20 0,3849 0,1151 0,1667 -0,0516 0,0516
2 36 7 12 -0,67 0,2486 0,2514 0,4000 -0,1486 0,1486
3 40 6 18 -0,14 0,0557 0,4443 0,6000 -0,1557 0,1557
4 44 6 24 0,39 0,1517 0,6517 0,8000 -0,1483 0,1483
5 48 3 27 0,92 0,3212 0,8212 0,9000 -0,0788 0,0788
6 52 1 28 1,44 0,4251 0,9251 0,9333 -0,0082 0,0082
7 56 1 29 1,97 0,4756 0,9756 0,9667 0,0089 0,0089
8 64 1 30 3,03 0,4988 0,9988 1,0000 -0,0012 0,0012
Ʃ 30
L0 0,156
Ltabel 0,161
171
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah
sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
Keterangan :
Zi = Skor baku
Xi = Data yang diperoleh
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
3. Menentukan nilai luas Zi
Zi -1,25 -0,67 -0,14 0,39 0,92 1,44 1,97 3,03
Luas Ztabel 0,3849 0,2486 0,0557 0,1517 0,3212 0,4251 0,4756 0,4988
4. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( )
( )
( )
172
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
( )
( )
( )
( )
( )
5. Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
6. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 0,156.
Jadi, L0 < Lt ; 0,156 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
173
B. Kelas Eksperimen
Tabel Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai
1. 12 11. 28 21. 32
2. 20 12. 28 22. 36
3. 24 13. 28 23. 36
4. 24 14. 28 24. 36
5. 24 15. 28 25. 36
6. 24 16. 32 26. 40
7. 24 17. 32 27. 40
8. 24 18. 32 28. 40
9. 28 19. 32 29. 40
10. 28 20. 32 30. 44
Ʃ 912
30,4
SD 7,015
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
No. Xi f Fk Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) L0 |L0|
1 12 1 1 -2,62 0,4956 0,0044 0,0333 -0,0289 0,0289
2 20 1 2 -1,48 0,4306 0,0694 0,0667 0,0027 0,0027
3 24 6 8 -0,91 0,3186 0,1814 0,2667 -0,0853 0,0853
4 28 7 15 -0,34 0,1331 0,3669 0,5000 -0,1331 0,1331
5 32 6 21 0,23 0,0910 0,5910 0,7000 -0,1090 0,1090
6 36 4 25 0,80 0,2881 0,7881 0,8333 -0,0452 0,0452
7 40 4 29 1,37 0,4147 0,9147 0,9667 -0,0520 0,0520
8 44 1 30 1,94 0,4738 0,9738 1,0000 -0,0262 0,0262
Ʃ 30
L0 0,134
Ltabel 0,161
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah
sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
Keterangan :
Zi = Skor baku
174
Xi = Data yang diperoleh
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
3. Menentukan nilai luas Zi
Zi -2,62 -1,48 -0,91 -0,34 0,23 0,80 1,37 1,94
Luas Ztabel 0,4956 0,4306 0,3186 0,1331 0,0910 0,2881 0,4147 0,4738
4. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( )
( )
( )
( )
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
( )
( )
( )
( )
5. Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( )
175
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
6. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 0,134.
Jadi, L0 < Lt ; 0,134 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
176
C. 4. Uji Normalitas Hasil Posttest
Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dengan rumus sebagai berikut:
( ) ( )
Keterangan :
Lo = Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
A. Kelas Kontrol
Tabel Hasil Pretest Kelas Kontrol
Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai
1. 48 11. 60 21. 68
2. 56 12. 60 22. 68
3. 56 13. 64 23. 72
4. 56 14. 64 24. 72
5. 56 15. 64 25. 72
6. 56 16. 64 26. 76
7. 60 17. 64 27. 76
8. 60 18. 68 28. 76
9. 60 19. 68 29. 80
10. 60 20. 68 30. 84
Ʃ 1956
65,2
SD 8,28
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
No. Xi f Fk Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) L0 |L0|
1 48 1 1 -2,08 0,4812 0,0188 0,0333 -0,0145 0,0145
2 56 5 6 -1,11 0,3665 0,1335 0,2000 -0,0665 0,0665
3 60 6 12 -0,63 0,2357 0,2643 0,4000 -0,1357 0,1357
4 64 5 17 -0,14 0,0557 0,4443 0,5667 -0,1224 0,1224
5 68 5 22 0,34 0,1331 0,6331 0,7333 -0,1002 0,1002
6 72 3 25 0,82 0,2939 0,7939 0,8333 -0,0394 0,0394
7 76 3 28 1,30 0,4032 0,9032 0,9333 -0,0301 0,0301
8 80 1 29 1,79 0,4633 0,9633 0,9667 -0,0034 0,0034
9 84 1 30 2,27 0,4884 0,9884 1,0000 -0,0116 0,0116
Ʃ 30 L0 0,135
Ltabel 0,161
177
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah
sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
𝑖 𝑖
Keterangan :
Zi = Skor baku
Xi = Data yang diperoleh
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
3. Menentukan nilai luas Zi
Zi -2,08 -1,11 -0,63 -0,14 0,34 0,82 1,30 1,79 2,27
Luas Ztabel 0,4812 0,3665 0,2375 0,0557 0,1331 0,2939 0,4032 0,4633 0,4884
4. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( )
( )
178
( )
( )
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
( )
( )
( )
( )
( )
5. Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
6. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
179
8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 0,135.
Jadi, L0 < Lt ; 0,135 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
B. Kelas Eksperimen
Tabel Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai
1. 60 11. 72 21. 80
2. 64 12. 72 22. 80
3. 64 13. 72 23. 80
4. 64 14. 72 24. 84
5. 64 15. 76 25. 84
6. 68 16. 76 26. 84
7. 72 17. 76 27. 84
8. 72 18. 76 28. 88
9. 72 19. 76 29. 88
10. 72 20. 80 30. 92
Ʃ 2264
75,47
SD 8,05
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
No. Xi f Fk Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) L0 |L0|
1 60 1 1 -1,92 0,4726 0,0274 0,0333 -0,0059 0,0059
2 64 4 5 -1,42 0,4222 0,0778 0,1667 -0,0889 0,0889
3 68 1 6 -0,93 0,3238 0,1762 0,2000 -0,0238 0,0238
4 72 8 14 -0,43 0,1664 0,3336 0,4667 -0,1331 0,1331
5 76 5 19 0,07 0,0279 0,5279 0,6333 -0,1054 0,1054
6 80 4 23 0,56 0,2123 0,7123 0,7667 -0,0544 0,0544
7 84 4 27 1,06 0,3554 0,8554 0,9000 -0,0446 0,0446
8 88 2 29 1,56 0,4406 0,9406 0,9667 -0,0261 0,0261
9 92 1 30 2,05 0,4798 0,9798 1,0000 -0,0202 0,0202
Ʃ 30 L0 0,133
Ltabel 0,161
180
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah
sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
𝑖 𝑖
Keterangan :
Zi = Skor baku
Xi = Data yang diperoleh
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
3. Menentukan nilai luas Zi
Zi -1,92 -1,42 -0,93 -0,43 0,07 0,56 1,06 1,56 2,05
Luas Ztabel 0,4726 0,4222 0,3238 0,1664 0,0279 0,2123 0,3554 0,4406 0,4798
4. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( )
( )
181
( )
( )
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
( )
( )
( )
( )
( )
5. Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
6. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
182
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 0,133.
Jadi, L0 < Lt ; 0,133 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
183
C. 5. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil belajar (pretest)
digunakan uji Fisher, berdasarkan rumus berikut ini:
F =
=
Dimana:
S = √
( )
Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut:
1. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen.
2. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak
homogen.
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
32 - 37 12 31,5 34,5 1190,25 414 14283
38 - 43 6 37,5 40,5 1640,25 243 9841,5
44 - 49 9 43,5 46,5 2162,25 418,5 19460,25
50 - 55 1 49,5 52,5 2756,25 52,5 2756,25
56 – 61 1 55,5 58,5 3422,25 58,5 3422,25
62 - 67 1 61,5 64,5 4160,25 64,5 53923,5
Jumlah 30 15331,5 1251 1617705
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. Xi fi . Xi
2
12 – 17 1 11,5 14,5 210,25 14,5 210,25
18 – 23 1 17,5 20,5 420,25 20,5 420,25
24 – 29 13 23,5 26,5 702,25 344,5 9129,25
30 – 35 6 29,5 32,5 1056,25 195 633,7
36 – 41 8 35,5 38,5 1482,25 308 11858
42 – 47 1 41,5 44,5 1980,25 44,5 1980,25
Jumlah 30 5851,5 927 29935,5
184
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi
1. Kelas Kontrol
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
= √ = 7,78
2. Kelas Eksperimen
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
= √ = 6,67
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
F =
F = ( )
( )
F =
= 1,36
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5%, terlihat bahwa nilai Ftabel (29;29) adalah
sebesar 1,85. Maka terlihat nilai Fhitung < Ftabel (1,36 < 1,85), sehingga Ha diterima
dan Ho ditolak (data dinyatakan homogen).
185
C. 6. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil belajar (pretest)
digunakan uji Fisher, berdasarkan rumus berikut ini:
F =
=
Dimana:
S = √
( )
Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut:
1. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen.
2. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak
homogen.
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
48 – 54 1 47,5 51 2601 51 2601
55 – 61 5 55,5 58 3364 638 37004
62 – 68 11 61,5 65 4225 650 42250
69 – 75 5 68,5 72 5184 216 15552
76 – 82 6 75,5 79 6241 316 24964
83 – 89 2 82,5 86 7396 86 7396
Jumlah 30 29011 1957 129767
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah (xi) xi
2 fi. xi fi . xi
2
60 – 65 5 59,5 62,5 3906,25 312,5 19531,25
66 – 71 1 65,5 68,5 4692,25 68,5 4692,25
72 – 77 13 71,5 74,5 5550,25 968,5 72153,25
78 – 83 9 77,5 80,5 6480,25 322 25921
84 – 89 6 83,5 86,5 7482,25 519 44893,5
90 – 95 1 89,5 92,5 8556,25 92,5 8556,25
Jumlah 30 36667,5 2283 175747,5
186
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi
1. Kelas Kontrol
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
= √ = 8,52
2. Kelas Eksperimen
S = √ ( )
( )
S = √ ( ) ( )
( )
S = √
S = √
= √ = 8,33
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
F =
F = ( )
( )
F =
= 1,05
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5%, terlihat bahwa nilai Ftabel (29;29) adalah
sebesar 1,850. Maka terlihat nilai Fhitung < Ftabel (1,05 < 1,850), sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak (data dinyatakan homogen).
187
C. 7. Uji Hipotesis Pretest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen,
maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
√
dimana:
√( )
( )
Keterangan :
XE : nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
XK : nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
nE : jumlah sampel kelompok eksperimen
nK : jumlah sampel kelompok kontrol
SE2 : varians kelompok eksperimen
SK2 : varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
, maka Ho diterima, Ha ditolak.
, maka Ho ditolak, Ha diterima.
Langkah-langkah menentukan nilai adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Berdasarkan hasil pretest
diperoleh:
= 30,9
= 41,7
SE2 = (6,67)
2 = 44,52
SK2 = (7,78)
2 = 60,60
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan
188
√( )
( )
√( ) ( )
√
√
√
3. Menentukan nilai
√
√
4. Menentukan nilai
Derajat kebebasan untuk mencari nilai adalah:
Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) nilai untuk dk = adalah 1,67.
5. Menguji hipotesis
Karena nilai , maka Ho diterima, Ha ditolak.
Memberikan Interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95%, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika pada konsep
suhu dan kalor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
189
C. 8. Uji Hipotesis Posttest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen,
maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
√
dimana:
√( )
( )
Keterangan :
XE : nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
XK : nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
nE : jumlah sampel kelompok eksperimen
nK : jumlah sampel kelompok kontrol
SE2 : varians kelompok eksperimen
SK2 : varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
, maka Ho diterima, Ha ditolak.
, maka Ho ditolak, Ha diterima.
Langkah-langkah menentukan nilai adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Berdasarkan hasil pretest
diperoleh:
= 76,1
= 65,23
SE2 = (8,33)
2 = 69,35
SK2 = (8,52)
2 = 72,60
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan
190
√( )
( )
√( ) ( )
√
√
√
3. Menentukan nilai
√
√
4. Menentukan nilai
Derajat kebebasan untuk mencari nilai adalah:
dk = = 30 + 30 – 2 = 58
Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) nilai untuk dk = 58 adalah 1,67.
5. Menguji hipotesis
Karena nilai , maka Ho ditolak, Ha diterima.
6. Memberikan Interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95%, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media kuis interaktif terhadap hasil
belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
191
C.9. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa
Responden Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Ʃ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 39
2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 42
4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 40
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 37
6 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 43
7 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
8 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 40
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 36
10 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 40
11 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 38
12 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 36
13 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 39
14 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
15 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 38
16 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 40
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
18 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 37
19 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 40
20 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 39
192
21 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 41
22 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 40
23 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 38
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 37
25 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 39
26 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 39
27 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 38
28 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 37
29 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 42
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 38
Jumlah 97 96 96 97 98 93 95 102 98 99 98 92
Skor 81% 80% 80% 81% 82% 78% 79% 85% 82% 83% 82% 77%
Rata-rata 80% 80% 82% 79%
80%
193
C.10. L Tabel
Ukuran
Sampel
(n)
Tarap Nyata (α)
0,01
(99%)
0,05
(95%)
0,10
(90%) 0,15 0,2
4 0,417 0,381 0,352 0.319 0.300
5 0,405 0,337 0,315 0.299 0.285
6 0,364 0,319 0,294 0.277 0.265
7 0,348 0,3 0,276 0.258 0.247
8 0,331 0,285 0,261 0.244 0.233
9 0,311 0,271 0,249 0.233 0.223
10 0,294 0,258 0,239 0.224 0.215
11 0,284 0,249 0,23 0.217 0.206
12 0,275 0,242 0,223 0.212 0.199
13 0,268 0,234 0,214 0.202 0.190
14 0,261 0,227 0,207 0.194 0.183
15 0,257 0,22 0,201 0.187 0.177
16 0,25 0,213 0,195 0.182 0.173
17 0,254 0,206 0,289 0.177 0.169
18 0,239 0,2 0,184 0.173 0.166
19 0,235 0,195 0,179 0.169 0.163
20 0,231 0,19 0,174 0.166 0.160
25 0,2 0,173 0,158 0.147 0.142
30 0,187 0,161 0,144 0.136 0.131
>30 (1.031)/√n (0.866)/√n (0.805)/√n (0.768)/√n (0.736)/√n
Sumber : Sudjana, Metoda Statistik. Jakarta, Tarsito, 2005, h. 467
194
C.11. F Tabel
195
C.12. t Tabel
196
LAMPIRAN D
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Lembar Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis
197
D.1. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
198
D. 2. SURAT KETERANGAN PENELITIAN
199
D. 3. LEMBAR UJI REFERENSI
200
201
202
203
204
205
206
D.4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
SITI SHOPIYAH. Anak kedua dari dua bersaudara
pasangan H. Daud (Alm.) dan Asmanah. Lahir di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 1991 dan bertempat tinggal di Jl
Angsana I RT 001/008 No.18, Kelurahan Pamulang Timur,
Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya: MI Asy-Syifa lulus pada tahun 2004, SMP Al-Hasra lulus pada tahun
2007. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Al-Hasra dan lulus pada
tahun 2010. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Fisika pada tahun 2010 melalui
jalur PMDK.