DIURETIK

Embed Size (px)

Citation preview

DIURETIK : ANTAGONIS ALDOSTERON

ALDOSTERON adalah mineralkortikoid endogen yang paling kuat. Berperan untuk memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar ekskresi kalium.

Regulasi sintesis dan Pelepasan Aldosteron Pengontrolan sintesis dan pelepasan aldosteron bersifat kompleks. Pengendalian bergantung pada terutama, pada komposisi elektrolit plasma dan pada sistem angiotensin II. Kadar rendah rendah natirum dalam plasma atau kadar tinggi kalium plasma mempengaruhi sel zona glomerulosa adrenal secara langsng, merangsang pelepasan aldosteron. Pengosongan natirum dalam tubuh juga mengaktivasi sistem RA. Salah satu efek angiotensin II adalah meningkatkan sintesis dan pelepasan aldosteron.

Mekanisme Kerja Peningkatan ekskresi K+ ke dalam tubulus dihasilkan oleh aldosteron akibat dari influks K+ ke dalam sel melalui aksi basal Na+/ K+ -ATPase, yang berpasangan dengan peningkatan efluks K+ melalui apikal kanal K+. Sebagai tambahan

Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan penghambatan kompetitif terhadap aldosteron.

Spironolakton memblok secara kompetitif ikatan aldosteron pada reseptor sitoplasmanya di tubulus distal akhir dan tubulus penampung. Dengan demikian aldosteron tidak dapat masuk ke inti sel bersama reseptornya dan tidak dapat mensintesis protein yang di induksi aldosteron (Aldosterone-Induced Protein / AIP). Protein ini berfungsi membuka saluran natrium dalam mebran sel lumen. Akibatnya absorpsi akan berkurang dan pada saat bersamaan sekresi kalium juga berkurang.

SPIRONOLAKTON

MORFOLOGI SPIRONOLAKTON Merupakan molekul dengan tatanama 7Acetylthio-3-oxo-17-pregn-4-ene-21,17carbolactone OR (1' S,2R,2' R,9' R,10' R,11' S,15' S)-9'-(acetylsulfanyl)-2',15'dimethylspiro[oxolane-2,14' tetracyclo [8.7.0.02, 7.011,15]heptadecan]-6'-ene-5,5'-dione, dengan rumus molekul C24H32O4S dan memiliki berat molekul 416.574 g/mol.Spironolakton dikenal dengan nama dagang Aldactone, Carpiaton, Letonal,Spirola, Spiralacton serta Aldazid yang merupakan kombinasi spironolakton dengan thiabutazid.

Gambar Struktur Spironolakton

Farmakodinamik dan Farmakokinetik Farmakodinamik Spironolakton menghambat pengaruh aldosteron secara kompetitif pada reseptor aldosteron intraseluler di duktus koligentes. Hal ini menyebabkan penurunan reabsorpsi natrium dan air, sehingga sekresi kalium juga berkurang.

Farmakokinetik Absorbsi : pada pemberian oral, 70% diserap di saluran cerna Distribusi : Ikatan dengan protein cukup tinggi Metabolisme : Mengalami sirkulasi enterohepatik dan first pass metabolisme di hati. Metabolit utamanya, kanrenon,memperlihatkan aktivitas antagonis aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologik spironolakton. Kanrenon mengalami interkonversi enzimatik menjadi kanrenoat yang tidak aktif. Spironolakton menginduksi CP450 hati. Ekskresi : melalui urin dan cairan empedu Onset of action : Lambat, biasanya membutuhkan beberapa hari untuk bekerja secara efektif.

Indikasi: Digunakan secara luas untuk pengobatan hipertensi dan edema yang refrakter. Biasanya obat ini dipakai bersama diuretik lain dengan maksud mengurangi sekresi kalium, di samping memperbesar diuresis. Pada gagal jantung kronik spironolakton digunakan untuk mencegah remodeling (pembentukan jaringan fibrosis di miokard). Spironolakton merupakan obat pilihan untuk hipertensi hiperaldosteronisme primer dan sangat bermanfaat pada kondisi-kondisi yang disertai hiperaldosteronisme sekunder seperti asites pada sirosis hepatik dansindrom nefrotik.

Kontraindikasi: Insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, kehamilan. Efek samping: Efek toksik yang utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yangberlebihan. Tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang berat. Efek samping lain yang ringan dan reversibel di antaranya: 1. ginekomastia, efek samping mirip androgen dan gejala saluran cerna 2. sakitkepala, 3. diare, 4. kram, 5. mengantuk, 6. ruam, 7. impotensi, 8. menstruasi tidak teratur, 9. pertumbuhan rambut tidak teratur. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit(misalnya, natrium rendah, magnesium yang rendah, dan kalium tinggi) dapat terjadi, sehingga pasien harus dimonitor secara hati-hati

Interaksi obat: Spironolactone dapat menurunkan kadar natrium darah sekaligus meningkatkan kadar potassium darah. Kalium darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kelainan irama jantung yang berpotensi mengancam jiwa dalam. Oleh karena itu, spironolactone biasanya tidak diberikan dengan agen lain yang dapat meningkatkan kadar kalium darah, seperti suplemen kalium,angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, indometasin, atau diuretik hemat kalium lainnya. Spironolactone dapat menyebabkan peningkatan kadar digoxin darah menjadi toksik sehingga membutuhkan penyesuaian dosis digoksin.

SediaanTersedia dalam bentuk tablet 25mg, 50mg, dan 100mg. Sediaan kombinasi tetap antara spironolakton 25mg dan hidrochlorothiazid 25mg, serta antara spironolakton 25mg dan tiabutazid 2,5mg (Aldazide tab 100mg). Dosis Pada dewasa diberikan 25-200 mg/hari, tetapi dosis efektif sehari rata-rata100mg dalam dosis tunggal atau terbagi. Perhatian Pemakaian bersama dengan suplemen kalium, ibu menyusui, kerusakan fungsi ginjal