DM sandra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmmmnnn

Citation preview

ANTI DIABETES MILITUS

ANTI DIABETES MILITUS

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDiabetes militus atau biasa disebut DM adalah suatu penyakit yang dikarenakan kurangnya produksi insulin yang relative maupun absolute atau merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis atau klinis termasuk heterogen dengan manifestasi yang berupa hilangnya toleransi karbohidrat.Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolisme glukosa dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ.Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolisme glukosa dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ. Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak berlansung sebagaimana mestinya, yang mungkin disebabkan berbagai faktor, diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan dalam metabolisme tersebut.Diabetes Mellitus merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolisme glukosa tersebut, dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ.Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang ini telah dikembangkan berbagai penemuan dan obat yang dapat menurunkan resiko dan mengobati penyakit Diabetes Mellitus. Berbagai produk obat dengan nama paten pun telah beredar di pasaran.Pengobatan diabetes dapat dilakukan dengan cara pemberian insulin dan obat-obat hipoligemik oral seperti sulfonil urea contohnya biguanid.Oleh karena itu hal yang melatar belakangi percobaan ini agar dapat mengamati efek diabetes mellitus dari obat-obat yang diberikan serta membandingkannya dengan efek jika tidak diberi obat-obat diabetes pada mencit (Mus musculus). B. Maksud Percobaan Untuk mengetahui dan memahami efek obat-obat antidiabetes terhadap hewan coba mencit (Mus musculus) C. Tujuan PercobaanUntuk menentukan dan membandingkan efek dari obat-obat antidiabetik dari obat Na CMC, Metformin, Glibenklamid, terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).

D. Prinsip PercobaanPenentuan efek antidiabetik dari obat Metformin, Glibenklamid serta kontrol Na CMC, berdasarkan kadar glukosa dalam darah yang telah diinduksi glukosa 10% menggunakan alat glukometer yang diukur pada saat 15, 30, 60 dan 90 menit.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumPankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon peptida insulin, glukagon dan somatostatin, dan suatu kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim pencernaan. Hormon peptida disekresikan dari sel-sel yang berlokasi dalam pulau-pulau Langer hans ( atau sel B yang menghasilkan insulin, 2atau sel-A yang menghasilkan glukagon dan 1atau sel-D yang menghasilkan somatostatin) (Mycek, 2001).Ada empat jenis sel penghasil hormone yang teridentifikasi dalam pulau pulau langerhans tersebut (Sloane, 2004):Sel alfa memsekresi glucagon, yang meningkatkan kadar gula darahSel beta mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darahSel delta mesekresi somatostatin, atau hormone penghalang hormon pertumbuhan, yang menghambat sekresi glucagon dan insulin.Sel F mensekresi polipeptida pancreas, sejenis hormone pencernaan unruk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan.Penelitian insulin merupakan bab yang menarik dalam farmakoterapi.Tahun 1869 Langherhans menemukan kelompok sel dalam pangkreas yang disebut sesuai dengan namanya. Tahun 1889 von Mering atau Minkowski dapat menunjukkan pada anjing suatu kondisi penyakit yang terjadi setelah pangkreasnya diambil. Kondisi penyakit ini mirip dengan gambaran klinik diabetes melitus. Gejala-gejala ini dapat dihilangkan lagi dengan implantasi jaringan pankreas dibawah kulit. Walau pun demikian mereka tidak berhasil memelihara ekstrak kelenjar pankreas yang telah diambil, yang dengan ekstrak ini memungkinkan pengobatan hewan percobaan (Mutschler, 1991).Insulin adalah polipeptida dengan BM kira-kira 6000. Polipeptida ini terdiri dari 51 asam aminotersusun dalam dua rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan disulfide yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19. Selain iu masih terdapat jembatan disulfide antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai AKarena insulin babi lebih mirip insulin insani maka dengan bahan insulin babi mudah dibuat insulin insani semisintetik. Disamping itu juga dapat disintesis insulin manusia dengan teknik rekombinan DNA(Ganiswarna,dkk,1995).Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relativ maupun absolute. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa kedalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjai lemak. Pada diabetes mellitus seua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya hiperglikemia sendiri relativ tidak berbahaya, kecuai bila hebat sekai hingga darah darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya ialah glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis meningkat sehingga disertai dengan hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit kepada penderita diabetes yang tidak diobati. Karena adanya dehidrasi, maka badan berusaha mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Badan diberi 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan dihipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa dikelenjar itu (Ganiswarna,dkk,1995).Kadar glukosaserum puasa normal (teknik autonalisis) adalah 70-110 mg/dl.Hiperglikemiadidefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl. Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hamper semuanya diabsorpsi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160-180 mg/dl. Jika konsentrasi tubulus naik melebihi kadar ini, glukosa tersebut akan keluar bersama urine, dan keadaan ini disebut sebagaiglikosuria (Katzung,2002).Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat : Sekretagog insulin ( sulfonylurea, meglitinide ), biguanide, thiazolidinedione, dan penghambat glucosidase-alfa. Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling lama dan secara tradisional merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes tipe II. Golongan insulin sekretagogdengan kerja cepat yang baru, meglitinide, merupakan alternatif terhadap sulfonyurea golongan tolbutamide dengan masa kerja pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam perkembangan sejak awal tahun 1980-an, adalah agen yang sangat efektif untuk menurunkan resistensi insulin (Price,dkk,1995).Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita lainnya tidak selalu sama. Gejala yang disebutkan dibawah ini adalah gejala yang umumnya timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala lain. Ada pula penderita diabetes melitus yang tidak menunjukkan gejala apa pun sampai pada saat tertentu (Tjoktoprawiro, 1998).1.Pada permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi tiga P yaitu:a.Polifagia (meningkatnya nafsu makan, banyak makan)b.Polidipsia (meningkatnya rasa haus, banyak minum)c.Poliuria (meningkatnya keluaran urin, banyak kencing)Diabetes menimpa kira-kira 10 ribu individu atau kira-kira 5% populasi Amerika Serikat, dan seperdelapan penyebab kematian di negara ini.Diabetes dapat dibagi menjadi dua grop berdasarkan kebutuhan atas insullin : diabetes melitus tergantung insullin (IDDM atau tipe I) dan diabetes melitus tidak tergantung insullin (NIDDM atau tipe II). Kira-kira satu sampai dua juta pasien menderita IDDM : sisanya 80 sampai 90% penderita NIDDM (Mycek, 2001).

B. Uraian Bahan1.Aquadest (Ditjen POM, FI III 1979)Nama Resmi : Aqua DestillataNama Lain : Air sulingPemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidakberbau; tidak mempunyai rasaPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sebagai pelarut2.Glibenklamida (Ditjen POM, FI IV 1995)Nama Resmi: GlibenclamidumNama Lain: GlibenklamidaPemerian:Serubuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbauKelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam eter, sukar larut dalam etanol dan dalam methanol, larut sebagian dalam kloroformPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baikKegunaan: Sebagai pelarut3.Glukosa (Ditjen POM, FI IV 1995)Nama Resmi: DextrosumNama Lain: Glukosa, DekstrosaPemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manisKelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanolPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sebagai induksi sumber gula4.Metformin Hidroklorida (Ditjen POM, FI IV 1995)Nama Resmi: Metformini HydrochloridumNama Lain : Metformin hidrokloridaPemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopikPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKelarutan: Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloroform, sukar larut dalam etanolKegunaan : Sebagai obat antidiabetes5.Na CMC (Ditjen POM, FI IV 1995)Nama Resmi: Natrii carboxymetylcellulosumNama Lain: CMC, cethylone, thislose, selolax dan polisePemerian : Granul putih atau serbuk putihPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKelarutan : Praktis tidak larut dalam airKegunaan : Sebagai pelarut dan control

C. Uraian Obat1. Glibenklamid (Tjay, 2002)Nama paten:Daonil, EngluconIndikasi:Antidiabetika oral golongan ke-2Kontra indikasi:HipersensitifEfek samping:Resiko hipo juga lebih besar dan lebih sering terjadiDosis:Permulaan : 1 dd 2,5 5 mg, bila perlu dinaikkan setiap minggu sampai maksimum 2 del 10 mg.Farmakokinetik:Resrisinya dari usus praktis lengkap, pp-nya di atas 99%, plasma + -nya Ca 10 jam, kerjanya dapat bertahan sampai 24 jam.Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit kurang aktif, yang diekskresikan sama rata lewat kemih dan tinja.Farmakodinamik :Dengan single-dose pagi hari mampu menstimulasi sekresi insulin pada setiap pemasukan glukosa (selama makan)2. Metformin (Tjay, 2002)Nama paten:Glukophage , DiabexIndikasi:Antidiabetik oral golongan bignanida pada pasien (sanga) gemuk, karena berdaya menekan nafsu makan.Kontra indikasi:Kehamilan dan laktasiEfek samping:Berupa gangguan lambung-usus, antara lain anorexia, rasa logam di mulut, hipoglikemiaDosis:3 dd 50 mg atau 2 dd 850 mg, d.c. Bila perlu berangsur-angsur dinaikkan dalam waktu 2 minggu sampai maksimal 3 dd 1 g.Farmakokinetik:Resorpsinya dari usus tidak lengkap, BA-nya 50-60%, PP-nya rendah. Praktis tidak dimetabolismekan dan diekspresikan utuh lewat kemih.Farmakodinamik :Menghambat gluconeogenesis dan pelepasan glukosa hati dan menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida.D. Uraian Hewan CobaMencit (Mus musculus)1. Klasifikasi (Jasin, 1984)Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : MamaliaOrdo : RodentiaFamili : MuridaeGenus : MusSpesies :Mus musculus

2. Karakteristik (Ningsih, 2011)Berat badan dewasa: 20-40 g jantan, 18-35 g betinaMulai dikawinkan : 8 minggu (jantan dan betina)Lama kehamilan: 19-21 hariTemperatur tubuh :36,5 38,0oCJumlah pernapasan: 140-180/menit, turun menjadi 80/menit dengan anestesi, naik sampai 230/menit dalam stressVolume tidal : 0,09 0,23Detak jantung : 600-650/menit turun menjadi 350/menit dengan anestesi, naik sampai 750/menit dalam stressVolume darah : 76-80 ml/kgTekanan darah : 130-160 sistol, 102-110 diastol, turun menjadi 110 sistol, 80 diastol dengan anestesiGlukosa dalam darah:62-175 mg/dLKolesterol : 26,0 - 82,4 mg/100 ml

BAB IIIMETODE KERJA1. Alat a. Batang pengadukb. Gelas kimiac. Gelas ukur d. Glukometere. Kanulaf. Kertas timbangg. Spoit 1 mlh. Sendok tanduki. Stopwatch j. Timbangan analitik2. Bahana. Air sulingb. Glibenklamidc. Glukosad. Kapase. Mentforminf. Na CMC3. Hewan Coba1. Mencit (Mus musculus)

4 . Cara Kerja1. Penyiapan hewan ujia. Pilih hewan coba Mencit (Mus Musculus) yang sehat kemudian ditimbang.b. Diberi tanda pada ekornya dengan spidol untuk memudahkan menentukan berat badan mencit.c. Dipuasakan selama 8 jam d. Dihitung dosis dan volume pemberian obat hewan coba sebelum praktikum.2. Penyiapan Bahan Pembuatan Na. CMC 1%a. Disiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan. b. Ditimbang sebanyak 1 gram Na-CMC dan masukkan ke dalam lumpang kemudian digerus hingga halus.c. Disiapkan aquadest yang telah dipanaskan sebanyak 100 mL.d. Sedikit demi sedikit aquadest dituangkan pada serbuk Na CMC, kemudian diaduk rata dan di simpan dalam lemari pendingin. Pembuatan Glukosa 10 %a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Ditimbang 10 gram glukosac. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest

Glibenklamida. Disiapkan alat dan bahanb. Ditimbang glibenklamid sebanyak 4,815 mgc. Dilarutkan dalam 10 ml aquadest, Metformina. Dsiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Ditimbang metformin sebanyak 0,0208 gramc. Dilarutkan metformin dalam 10 ml aquadest3. Perlakuan hewan coba1. Disiapkan alat dan bahan2. Disiapkan enam ekor mencit yang telah ditimbang, kemudian diukur kadar glukosa darah normalnya(kadar glukosa awal).3. Diinduksi keenam mencit tersebut menggunakan glukosa 10% sesuai dengan volume pemberian masing-masing mencit (Mus Musculus)4. Setelah diinduksi selama 1 jam, diukur kembali kadar glukosanya.5. Mencit 1 dan 2 di beri Na-CMC secara Oral6. Mencit 3 dan 4 diberi Metformin secara Oral7. Mencit 5 dan 6 diberi Glibenklamid secara Oral 8. Diukur kadar glukosa darah keenam mencit pada menit ke 15, 30, 60 dengan cara memotong sedikit ujung ekor mencit dan diteteskan darah mencit pada glucometer.9. Catat hasil pengamatan dan dimasukkan ke dalam data pengamatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan Tabel pengukuran kadar glukosa mencit (Mus musculus)BERAT (gr)

M1M2M3M4M5M6

252128272026

Na CMCMETFORMINGLIBENKLAMID

MENIT KE-M1M2M3M4M5M6

1566 mg/dL131 mg/dL126 mg/dL165 mg/dL147 mg/dL35 mg/dL

30117 mg/dL180 mg/dL110 mg/dL160 mg/dL168 mg/dL92 mg/dL

60178 mg/dL88 mg/dL143 mg/dL159 mg/dL154 mg/dL75 mg/dL

B. PembahasanDiabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati.Diabetes Militus dapat diklasifikasikan, Diabetes Tipe 1, DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel b pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel beta telah mencapai 80--90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1 idiopatik. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.Diabetes Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistan. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini,yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.DM Dalam Kehamilan,DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM, kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.Diabetes Tipe Lain, Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushings , akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetik (Downs, Klinefelters).Penggolongan obat Anti Diabetes dan mekanisme kerjanya :1.SulfonilureaMerupakan obat yang mempunyai efek hipoglikemik sehingga disebut juga sebagai obat hipoglikemik oral (OHO). Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas. Ada 3 generasi sulfonilrea yang beredar.Generasi I : Acetohexamid, Chlorpropamid, Tolbutamid dan TalazamidGenerasi II : Gliclazid, Glipizid, gliburid danGlibenklamid.Generasi III : Glimepirid.Mekanisme kerja dari semua golongan sulfonilurea yaitu merangsang pelepasan insulin dari sel B pankreas,menghambat sintesis glukosa di hati, bekerja dengan cara menekan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas.2.BiguanidaMekanisme dari golongan biguanida berbeda dengan sulfonilurea karena tidak merangsang sekresi insulin. Mekanisme kerjanyamenurunkan produksi glukosa di hepar, melakukan glukogenolisis dihati atau penguraian glukosa. dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin Contohnya seperti metformin.3.Inhibitor -GlukosidaseMekanisme dari golongan Inhibitor -Glukosidase yaitu menghambat enzim glukosidase yang merombak karbohidrat menjadi gula yang terdapat diusus halus, golongan ini biasa digunakan untuk pengobatan DM tipe II, contohnya seperti akarbose dan miglitol.4.ThiazolinidionMekanisme dari golongan Thiazolinidion adalah Meningkatkan sensitivitas insulin,menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemak bebas di plasma, remodeling jaringan adipose menurunkan resistensi insulin. Contoh obatnya yaitu Troglitazon.5.MaglitinidaMekanisme dari golongan Maglitinida adalah sama dengan insulin tetapi tidak menurunkan kadar glukosa pada darah. Contoh obatnya yaitu Repaginida..Tujuan dilakukanny percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan efek bat-obat antidiabetes yaitu glibenklamin,metformin,glukofan, daninfusteh hijau5% pada hewan coba mencit(Mus musculus).Pada praktikum ini digunakan hewan uji yaitu mencit jantan, hal ini disebabkan karena mencit betina mengalami fase estrus dimana pada fase ini terjadi peningkatan hormone estrogen dan hormone pertumbuhan yang akan mempengaruhi sekresi insulin.Sebelum perlakuan mencit dipuasakan terlebih dahulu dipuasakan untuk menghilangkan faktor makanan. Walaupun demikian faktor variasi biologis dari hewan tidak dapat dihilangkan sehingga faktor ini relatif dapat mempengaruhi hasil.Sebelum pemberian obat antidiabetes hewan uji terlebih dahulu diinduksi dengan glukosa 10 % hal ini bertujuan agar kadar glukosa hewan uji meningkat sehingga mudah diuji dengan obat-obat antidiabetes dan dapat dilihat efek terapi dari obat obat antidiabetik oral yang digunakan. Pada praktikum kali ini digunakan obat golongan Sulfonilurea yaitu Glibenklamid dan obat golongan Biguanid yaitu Metformin serta Na CMC.Adapun hasil dari% penurunan setelah induksi pada obat metformin yaitu sebesar 24,4 % sedangkan pada glibenklamid adalah 21,7%, dan pada Na CMC adalah 36,9 %.Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan bahwa alat glikometer merupakan alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil glokosa darah, periksaan dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu yang reltif singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik. Adapun cara penggunaan dari alat glukometer tersebut yaitu penyaiapan alat dan strip glukotest, masukka strip glukotest kedalam bagian ujung glukometer, teteskan darah pada tempat reagen strip glukotest, kemudian dibaca kadar gula yang tertera pada layar glukometer,dimana mekanisme kerja dari alat glukometer yaitu dalam strip terdapat enzim glukooksigenase yang mana jika sampel darah mengenai strip maka akan langsung terbaca oleh glukometer. Beberapa faktor kesalahan yang mungkin mempengaruhi data yang diperoleh yaitu, kurangnya mencit jantan yang diujikan sehingga praktikum tidak efesien, kurangnya waktu puasa mencit, kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang mencit sehingga akan berpengaruh pada volume pemberian pada mencit dan tidak sempurnanya suatu obat masuk kedalam tubuh mencit akibat cara perlakuan pemberian yang salah.

BAB VPENUTUPA.KesimpulanAdapun kesimpulan dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahan obat paling efektif dan % penurunannya paling besar yaitu metformn.B. SaranSebaiknya penyusunan meja kelompok pada laboratorium dapat diseimbangkan

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2014, Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi II, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Ganiswarna,S.G,Setiabudy.R,SuyatnaF.D,Purwantyastuti,Nafrialdi.,1995,Farmakologi dan Terapi, Universitas Indonesia, Jakarta

Katzung.G.B.Farmakologi Dasar Dan Klinik, 2002, Salemba Medika, Jakarta

Mutschler, E. 1991, Dinamika Obat, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Mycek, M.J., Harrey, R.A., Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Media, Jakarta.

Tan, Tjay H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, PT. Alex Media Computindo, Gramedia, Jakarta.

Price.S.A,Wilson.L.MC., (1995)Patofisiologi, EGC. Jakarta.

LAMPIRANSKEMA KERJA

mencit

di puasakan 6-8 jam

diukur kadar gula darah awal

di induksi glukosa 10 %

1 jam kemudian di ukur lagi kadar gula darah setelah induksi

diberi obat oral

metforminglibenklamid na cmc

diamati pada menit ke 15, 30, 60, dan 90KASANDRA K. RAFSYANARULLAH 150 2012 0293