32
Materi Pembelajaran Pertemuan 1 & 2 Pengertian dan Fungsi Ilmu Kalam A. Pengertian Ilmu Kalam 1. Secara Etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. 2. Secara Terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang adanya Allah SWT dan alasan-alasan untuk mempertahankan keyakinan iman dengan menggunakan dalil- dalil pikiran untuk mempertahankan Islam dan tradisi keislaman dari ancaman maupun tantangan dari luar dan dari orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah. 3. Ilmu Kalam Menurut Para Tokoh a. Ibnu Khaldun: Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahlus sunah. b. Muhammad Abduh: ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi- Nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi-Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 1

file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 1 & 2

Pengertian dan Fungsi Ilmu Kalam

A. Pengertian Ilmu Kalam

1. Secara Etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar

dengan menggunakan logika.

2. Secara Terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang adanya Allah

SWT dan alasan-alasan untuk mempertahankan keyakinan iman dengan

menggunakan dalil-dalil pikiran untuk mempertahankan Islam dan tradisi keislaman

dari ancaman maupun tantangan dari luar dan dari orang-orang yang menyeleweng

dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah.

3. Ilmu Kalam Menurut Para Tokoh

a. Ibnu Khaldun: Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan untuk

mempertahankan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan

berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari

kepercayaan salaf dan ahlus sunah.

b. Muhammad Abduh: ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud

Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi-

Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu juga membahas tentang

rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada

pada dirinya, hal-hal jaiz yang dihubungkan pada diri mereka, dan hal-hal

terlarang yang dihubungkan kepada diri mereka.

c. Al-Farabi: ilmu kalam adalah ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta

eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia

sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam.

4. Nama Lain Ilmu Kalam

a. Ilmu usuluddin, membahas tentang ajaran-ajaran dasar asal-usul agama.

b. Ilmu aqaid, membahas tentang keyakinan-keyakinan.

c. Ilmu tauhid, membahas tentang keesaan Tuhan.

d. Ilmu makrifah, membahas tentang pengenalan atau dalam hal mengenal Allah.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 1

Page 2: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

e. Teologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan

dalam Islam.

B. Fungsi Ilmu Kalam

Dalam khasanah keilmuan Islam, sebagai ditulis Handono, dkk (2011: 5-6) ilmu

kalam berfungsi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persoalan-persoalan hakikat aqidah yang fundamental yang

dihadapi umat Islam.

2. Untuk menyelesaikan problematika umat dalam kontroversi pemikiran dalam aqidah

Islam berbagai golongan-golongan Islam.

3. Untuk menjelaskan aqidah atau keimanan dalam Islam secara tepat dan benar.

4. Membeberkan sekuat tenaga aqidah Islamiyah sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan

Al-Sunnah.

5. Untuk mengetahui tentang adanya Allah SWT dan kodrat-Nya untuk mengutus para

rasul, tentang ilmu-Nya.

6. Untuk mengatasi paham dan pengertian manusia yang berakal dalam golongan-

golongan Islam.

7. Untuk menumbuhkan tauhid dengan dihadirkan dalil akal sebagai argumentasi yang

mudah dicerna manusia.

Sedangkan menurut Harjan Syuhada, dkk (2011: 4) menyebutkan fungsi ilmu

kalam adalah:

1. Dengan ilmu kalam, manusia dapat menggunakan rasio dalam menemukan ide-idenya

sebagai makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk lain.

2. Dengan ilmu kalam, manusia dapat mengetahui hukum tentang iman, kafir, dan dosa

besar.

3. Ilmu kalam sebagai tawaran pemikiran ketuhanan yang memberiakn dalil tentang

pokok agama, lebih menyerupai logika sebagaimana ahli pikir dalam menjelaskan

hujjah pemikirannya.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 2

Page 3: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 3 & 4

Sejarah Munculnya dan Ruang Lingkup Ilmu Kalam

A. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam

Persoalan aqidah pada masa Nabi Muhammad SAW bersifat monolitis, yaitu

ajaran Islam ditaati tanpa adanya perbedaan dan sanggahan dari para sahabat. Hal ini

diperkuat dengan doktrin QS. Al-Anfal (8): 46 untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya. Pada

masa khalifah Abu Bakar dan Umar persoalan aqidah juga belum muncul, pada masa

Usman terjadi perubahan sistem administrasi dan sikap Usman cenderung nepotisme.

Sehingga pada masa Ali mencapai klimaksnya, yaitu terjadi perang saudara dan umat

Islam terpecah belah.

Ilmu kalam sebagai disiplin ilmu, baru muncul setelah Rasulullah SAW wafat,

ilmu ini muncul diperkirakan pada zaman khalifah Al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah.

Banyak sumber menyebutkan ilmu kalam berawal dari persoalan politik, yaitu perang

saudara antara kelompok Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang dikenal

perang Siffin. Dalam peperangan tersebut terjadi tahkim/arbitrase yang curang, sehingga

muncul beberapa kelompok golongan.

Bila dianalisis beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya ilmu kalam, yaitu:

1. Faktor Internal

a. Al-Qur’an di samping mengajak mengesakan Allah dan mempercayai Nabi, juga

membahas golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa Nabi

Muhammad yang tidak benar.

b. Ketika umat Muslim selesai menaklukan negeri baru, mereka tenteram dan tenang

pikirannya, rezekinya melimpah ruah. Sehingga mulai mengemuka persoalan

agama dan berusaha mengkaji nash-nash agama yang menurut mereka

bertentangan.

c. Persoalan-persoalan politik. Misalnya tidak adanya konsep pergantian khalifah

yang jelas dari Rasulullah, sehingga menimbulkan perang saudara, seperti pada

perang Siffin.

2. Faktor Eksternal

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 3

Page 4: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

a. Penganut Islam mula-mula beragama Yahudi, Masehi, dll. Setelah mereka tenang

dan memegang teguh agama Islam, mereka mengingat-ingat ajarannya yang lama

dan memasukkannya ke dalam Islam.

b. Kelompok Islam tertentu (Mu’tazilah) yang rasional, megkonsentrasikan

perhatiannya untuk penyiaran Islam dan mengkonter alasan mereka yang benci dan

memusuhi Islam.

c. Para ahli ilmu kalam ingin mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan

filsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat terutama dari segi

ketuhanan.

B. Ruang Lingkup Ilmu Kalam

Ruang lingkup ilmu kalam dapat mengikuti pembahasan tentang arkanul iman

(rukun iman), yaitu:

1. Keimanan kepada Allah SWT

2. Keimanan kepada malaikat (termasuk makhluk rohani lainnya, misalnya jin, iblis,

setan, dsb.)

3. Keimanan kepada kitab-kitab samawi

4. Keimanan kepada para Nabi dan Rasul

5. Keimanan kepada kebenaran adanya hari akhir

6. Keimanan kepada qada dan qadar Allah SWT

Selain itu ruang lingkup ilmu kalam juga dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Akal dan wahyu

2. Keesaan Allah SWT

3. Wujud Allah SWT

4. Zat Allah SWT

5. Sifat-sifat Allah SWT

6. Keadilan Allah SWT

7. Qada dan Qadar

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 4

Page 5: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Sedangkan menurut Hasan Al-Banna ruang lingkup pembahasan ilmu kalam

mencakup beberapa persoalan berikut:

1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah

SWT (wujud Allah, nama dan sifat Allah, af’al Allah, dsb).

2. Nubuwwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi

dan Rasul (kitab-kitab Allah, mukjizat, dsb).

3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik (malaikat, jin, iblis, setan, dsb).

4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui

sam’i (dalil naqli Qur’an dan Hadits), seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, surga,

neraka, dsb.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 5

Page 6: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 5

Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Lainnya

A. Masalah Pokok Ilmu Kalam

Sebagian dari ketentuan-ketentuan agama itu tidak mungkin diyakini tanpa

melalui akal. Hal itu telah menjadi ketetapan di kalangan kaum muslimin. Kaum

muslimin berpendapat bahwa agama itu datang untuk mengatasi paham dan pengertian

manusia yang berakal. Suatu hal yang mustahil jika manusia membawa sesuatu yang

bertentangan dengan akal. Al-Qur’an telah mempertemukan akal dengan agama dalam

sejarah kitab-kitab Allah melalui perantaraan lisan para Nabi dan Rasul Allah.

Al-Qur’an datang dengan menunjukkan sifat-sifat Allah karena merupakan

sumber utama dari ilmu kalam, selain hadis Rasulullah SAW. Keduanya menerangkan

tentang wujud Allah, sifat-safat-Nya, dan masalah-masalah keyakinan lainnya. Ulama-

ulama Islam dengan tekun dan teliti memahami, menafsirkan, dan menakwilkan nas-nas

yang bertalian dengan masalah-masalah akidah. Agama Islam melarang dan mengancam

umatnya dari hal-hal yang dapat dianggap menghilangkan iman dan melakukan kekafiran

meskipun batinnya mempercayai dan mengikuti apa yang dibawa Rasulullah SAW.

B. Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Lainnya

Terdapat keterkaitan/hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya,

antara lain yaitu:

1. Filsafat Islam

Filsafat Yunani telah menarik perhatian kaum muslimin, terutama sesudah ada

terjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab. Penerjemahan itu

dilakukan sejak zaman khalifah Al-Mansur (754-775 M) dan mencapai puncaknya

pada masa Al-Makmun (813-833 M) dari Bani Abbasiyah. Filsafat Yunani tidak hanya

diambil manfaatnya oleh kalangan mutakallimin sebagai alasan untuk memperkuat

dalil-dalil kepercayaan Islam, akan tetapi juga diambil manfaatnya dari kalangan ahli

filsafat Islam, seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Perbedaan ilmu kalam dan

filsafat Islam terletak pada pembinaannya. Ilmu kalam timbul secara berangsur-angsur

dan awalnya merupakan hal yang terpisah-pisah, misalnya dari masalah akidah ke

masalah politik. Sedangkan filsafat Islam muncul dari hasil penerjemahan filsafat

Yunani.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 6

Page 7: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

2. Ilmu Fiqih

Objek pembahasan ilmu kalam dengan fiqih sangat berbeda. Ilmu kalam

membicarakan tentang akidah, prinsip keyakinan Islam, dan keesaan Allah. Adapun ilmu

fiqih membahas hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, perkawinan,

pidana, dan waris. Selain itu, ilmu fiqih juga mengatur tentang amaliah pengabdian

seorang muslim kepada Allah dan hubungan dengan manusia.

3. Ilmu Tasawuf

Dalam membahas masalah-masalah agama, ilmu kalam menggunakan dalil-dalil

pikiran yang dimasukkan ke dalam hati nurani untuk membentuk ibadah manusia.

Adapun tasawuf dalam membahas masalah ibadah lebih banyak menggunakan perasaan

dan latihan kejiwaan karena dengan cara ini dapat memperbanyak amal ibadah. Unsur

utama tasawuf adalah penyucian diri dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan

keselamatan abadi.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 7

Page 8: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 6

Menerapkan Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah

A. Menerapkan Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah

Orang-orang Islam pada periode awal sudah percaya dengan adanya Allah SWT

dan mereka beriman kepada takdir baik, buruk, nasib untung rugi dan percaya bahwa

sesungguhnya manusia diperintah untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jelek dari

ketentuan Allah SWT. Keimanan mereka terhadap hal-hal tersebut adalah iman secara

kuat, tanpa membahas secara mendalam dan tanpa memfilsafatkan pikirannya.

Sedangkan para ulama kalam (mutakallimin) juga menggunakan akal untuk

mencari Tuhan, akan tetapi mereka tidak puas karena ada hal-hal (dogma) yang berada

jangkauan akal manusia. Menurut orang-orang Barat, dogma itu berada di bawah akal

agar dogma itu tidak dihukumi oleh akal. Apabila dogma itu sudah dihukumi oleh akal,

maka rahasia dogma itu terjadi tidak rahasia lagi. Dogma akan menjadi lumpuh karena

bertentang dengan akal, kemudian ditolak.

Aqidah merupakan aspek fundamental dalam Islam yang berhubungan dengan

keimanan dan kepercayaan hal-hal yang ghoib, mengitiqadkan tentang adanya Allah, baik

dari segi zat, sifat maupun perbuatan-Nya, sehingga aqidah dan keyakinan tersebut benar-

benar terhujam dalam hati sanubari secara kokoh dan kemudian mendasari setiap amal

perbuatan atau tingkah laku sehari-hari.

B. Sikap Tokoh Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah

Beberapa aliran kalam dan tokohnya dalam bersikap dan mempertahankan aqidah

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Syi’ah

Golongan ini sangat fanatik kepada khalifah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.

Mereka berkeyakinan tidak seorangpun yang berhak memegang menduduki jabatan

kekhalifahan kecuali dari keturunan Ali.

2. Qadariyah

Pokok pemikirannya adalah bahwa usaha dan gerak perbuatan manusia

ditimbulkan sendiri, bukan dari Allah. Paham ini dipelopori Ma’bad Al-Juhainy,

Ghailan Al-Dimasyqi dan Al-Ja’du bin Dirham.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 8

Page 9: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

3. Jabariyah

Golongan ini muncul di Khurasan dipelopori Al-Jaham bin Shafwan. Ia

berpendapat bahwa hidup manusia ini sudah ditentukan oleh Allah. Juga menyatakan

bahwa kita tidak boleh menyifati Allah dengan sifat yang bersamaan dengan

makhluknya.

4. Murjiah

Golongan ini berpendapat bahwa kemaksiatan tidaklah menghilangkan keimanan

atau tidak memberi bekas terhadap keimanan seseorang, seperti ketaatan tidak

memberi pengaruh kepada orang yang kafir.

5. Karamiyah

Golongan ini berpendapat bahwa yang diwajibkan kepada setiap muslim hanyalah

pengakuan lisan saja atas kebenaran Rasul, sekalipun tanpa amal dan tashdiq di hati.

6. Khawarij

Golongan ini menyatakan bahwa orang yang berdosa besar atau meninggalkan

kewajiban-kewajiban yang sampai mati belum sempat taubat, maka orang itu

dihukumkan keluar dari Islam dan menjadi kafir serta abadi dalam neraka.

7. Mu’tazilah

Salah satu pokok pemikiran golongan ini bahwa orang Islam yang mengerjakan

dosa besar atau meninggalkan kewajiban-kewajiban yang sampai mati belum sempat

taubat, maka orang itu dihukumkan keluar dari Islam, tetapi tidak menjadi kafir, hanya

fasiq saja, namun orang fasiq akan abadi dalam neraka.

8. Ahlussunnah wa Al-Jama’ah

Pemahaman golongan ini bahwa yang dihukumkan orang Islam ialah yang

memenuhi tiga syarat, yaitu menuturkan dua kalimat syahadat dengan lisan, diikuti

kepercayaan dalam hati, dan dibuktikan dengan amal. Berkenaan orang yang

melakukan dosa besar dan belum sempat taubat, dihukumkan sebagai mukmin yang

melakukan maksiat.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 9

Page 10: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 7 sampai Pertemuan 15

Aliran-aliran Ilmu Kalam, Tokoh-tokoh, dan Ajaran-ajarannya

A. Khawarij

1. Sejarah Berdiri

Khawarij merupakan aliran yang pertama muncul dalam khasanah sejarah

keislaman, aliran ini muncul ketika terjadi peperangan Siffin (abad ke-1 H/ke-8 M),

yaitu peperangan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi

Sufyan. Khawarij dapat diartikan orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi

Thalib. Golongan ini mengganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari

rumah dan semata-mata untuk berjuang di jalan Allah SWT. Meskipun awalnya

Khawarij muncul karena persoalan politik, tetapi dalam perkembangannya golongan

ini banyak berbicara masalah teologis. Alasan mendasar yang membuat golongan ini

keluar dari barisan Ali adalah ketidaksetujuan mereka terhadap arbitrase atau tahkim

yang dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Mu’awiyah.

2. Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh Khawarij yang terkenal, di antaranya Nafi bin Al-Azraq, Zyad Al-

Asfar, Abi Baihas Al-Haisham bin Sabir, Najdah bin Atiyah, dan Abdullah bin

Ibadah Al-Murri.

3. Ajaran-ajaran

Menurut keyakinan golongan Khawarij semua masalah antara Ali dan Mu’awiyah

harus diselesaikan dengan merujuk pada hukum-hukum Allah yang tertuang dalam

QS. Al-Maidah: 44 yang artinya, “Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang

diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” Berdasarkan ayat ini, Ali,

Mu’awiyah, dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena

mereka dalam memutuskan perkara tidak merujuk pada Al-Qur’an.

Dasar pemikiran Khawarij yang paling menonjol adalah bahwa pelaku dosa besar

tergolong orang kafir, sedangkan yang termasuk golongan dosa besar adalah orang

bersikap menentang terhadap pemikiran Khawarij. Sehingga orang-orang yang tidak

sepaham dengan mereka dianggap kafir. Di samping itu mereka memiliki pemikiran

khas tentang iman, yaitu iman ialah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 10

Page 11: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Sejalan dengan definisi tersebut,

maka orang beriman yang tidak mengamalkan ajaran agamanya termasuk dosa besar

dan mereka termasuk golongan kafir.

B. Murji’ah

1. Sejarah Berdiri

Aliran Murji’ah muncul di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriyah. Aliran

ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoalan konflik

antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum khawarij pada hari

perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat

tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir. Mereka memilih bersikap irja’ yakni

menunda putusan tentang siapa yang bersalah. Menurut mereka, biarlah Allah sendiri

yang memutuskan siapa yang bersalah dalam perselisihan tersebut.

2. Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh sentral golongan murji’ah di antaranya Jaham bin Abi Sofwan, Abu

Hasan Al-Salih, Mudatil bin Sulaiman, dan Yunus Al-Samiri.

3. Ajaran-ajaran

a) Orang mukmin yang melakukan dosa besar tetap masih mukmin dan tidak

berubah menjadi kafir. Karena mereka masih berkeyakinan bahwa Tuhan mereka

adalah Allah, dan Rasul-Nya Muhammad SAW, Al-Qur’an sebagai pedomannya,

dan rukun iman lainnya. Adapun masalah tempat ketika di akhirat, apakah akan

masuk surga atau neraka, atau masuk neraka dulu baru masuk surga, ditunda

sampai ada keputusan akhirnya dari Allah.

b) Para pelaku dosa besar juga berharap agar mau bertaubat dan berharap pula

taubatnya diterima Allah SWT.

c) Siapa saja yang meyakini keesaan Allah dan kerasulan Muhammad SAW adalah

orang beriman walaupun selalu melakukan perbuatan buruk. Mereka memandang

keimanan itu sesuatu yang ada di hati dan hanya diketahui dirinya dan Allah

SWT.

C. Syi’ah

1. Sejarah Berdiri

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 11

Page 12: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Kata Syi’ah memiliki arti sahabat atau pengikut. Aliran ini muncul berawal dari

peperangan Siffin, yaitu orang-orang yang masih setia terhadap khalifah Ali.

Sedangkan yang dimaksud aliran Syi’ah adalah golongan atau aliran yang sangat

mengagungkan keturunan Nabi SAW. Menurut aliran ini orang yang paling berhak

menduduki jabatan khalifah setelah Rasulullah wafat adalah anak keturunan keluarga

Nabi SAW.

Dalam sejarah Islam telah diketahui bahwa orang yang masuk Islam dari keluarga

Nabi adalah pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib. Begitu juga dengan Ali bin Abi

Thalib, kemudian dia menjadi menantu Nabi. Orang-orang inilah yang paling dekat

keturunannya dengan Nabi. Dengan demikian, orang-orang inilah yang paling berhak

menjadi khalifah setelah Nabi wafat. Paham Syi’ah dianut oleh sekitar dua puluh

persen dari umat Islam dewasa ini, tersebar di negara-negara Iran, Irak, Afghanistan,

Pakistan, India, Libanon, Arab Saudi, Bahrein, Kuwait, bekas negara Uni Soviet,

serta beberapa negara Amerika dan Eropa.

2. Tokoh-tokoh

Di dalam aliran Syi’ah terdapat golongan besar yang disebut Syi’ah Isna

‘Asyariyah. Mereka meyakini bahwa Nabi SAW menetapkan 12 imam sebagai

penerus risalahnya. Ke-12 imam tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali,

Husein bin Ali, Ali bin Husein Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far As-

Shaddiq, Musa Al-Kazim, Ali Ar-Rida, Muhammad Al-Jawad, Ali Al-Hadi, Hasan

Al-Askari, dan Muhammad Al-Muntazar (Al-Mahdi).

3. Ajaran-ajaran

Syi’ah berkeyakinan bahwa Ali yang paling tepat menjadi imam sesudah Nabi

SAW. Ali adalah guru yang ulung. Ali yang mewarisi segala pengetahuam yang ada

pada Nabi, bahkan Syi’ah menganggap Ali itu seorang imam yang maksum. Orang

Syi’ah menganggap bahwa imamah (kepemimpinan) merupakan bagian dari aqidah.

Iman kepada imamah merupakan salah satu rukun iman yang harus mereka penuhi.

Di dalam aliran Syi’ah muncul beberapa sekte, yaitu Sekte Kaisaniyah, Sekte

Zaidiyah, dan Sekte Imamiyah.

D. Jabariyah

1. Sejarah Berdiri

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 12

Page 13: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang artinya memaksa. Aliran Jabariyah

muncul bersamaan dengan munculnya aliran Qadariyah. Kemunculan dua aliran ini,

merupakan akibat tindakan kekejaman dan kesewenang-wenangan Mu’awiyah bin

Abi Sufyan. Hanya kedua aliran tersebut memberikan reaksi yang berbeda. Aliran

Qadariyah memberikan reaksi menentang dan menyerang. Sedangkan aliran

Jabariyah justru sebaliknya, yaitu pasrah, menyerah, dan mengembalikan segala

sesuatunya kepada Allah SWT. Kondisi semacam ini yang dimanfaatkan oleh

Mu’awiyah sebagai pembenar segala tindakan politiknya. Isu seperti ini juga yang

diambil dan digunakan Mu’awiyah untuk membenarkan semua tindakannya bahwa

semua yang telah mereka lakukan itu juga karena kehendak Allah.

2. Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh sentral aliran Jabariyah adalah Wad bin Dirham, kemudian

dikembangkan oleh Jaham bin Shafwan pada tahun 131 H.

3. Ajaran-ajaran

a) Menurut Jabariyah manusia itu tidak memiliki kemampuan untuk mewujudkan

perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan untuk memilih. Semua gerak dan

perbuatan manusia itu hakikatnya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Meskipun

demikian, manusia tetap mendapatkan pahala dan siksa, akibat perbuatan baik dan

jahat yang mereka lakukan.

b) Manusia tidak hanya bagaikan wayang yang digerakkan oleh dalang, tetapi

manusia tidak mempunyai kewenangan sama sekali untuk mewujudkan perbuatan

dan angan-angannya. Sementara nasib mereka di akhirat kelak, mutlak ditentukan

oleh Allah SWT.

E. Qadariyah

1. Sejarah Berdiri

Hampir sama dengan Khawarij dan Murji’ah, aliran Qadariyah muncul

dilatarbelakangi masalah politik, yakni pada masa Mu’awiyah dan Daulah Umayyah.

Setelah Ali meninggal tahun 40 H, Mu’awiyah menjadi penguasa Daulah Islamiyah.

Untuk mempertahankan kekuasaannya, dia menggunakan berbagai cara, khususnya

dalam menumpas para oposisinya, bahkan almarhum Ali sering dicacinya tatkala

mereka melakukan pidato-pidato termasuk dalam khotbah Jum‘at.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 13

Page 14: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Manusia tidak boleh diam berpangku tangan melihat keburukan dan kezaliman.

Manusia harus berjuang menghancurkan kezaliman dan menegakkan kebenaran.

Manusia bukanlah makhluk yang majbur (dipaksa oleh Allah), manusia memiliki

qudrah untuk mewujudkan suatu perbuatan, maka pahamnya tersebut dinamakan

Qadariyah.

2. Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran Qadariyah adalah Ma’had Al-Jauhari dan

Gailan Al-Damasqi.

3. Ajaran-ajaran

Pemikiran Qadariyah yang paling menonjol adalah masalah perbuatan manusia

dan kekuatan Tuhan. Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan

untuk menentukan, memilih, dan mewujudkan perbuatannya, dan di akhirat mereka

harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Selain itu mereka juga

berpendapat bahwa Tuhan telah memberikan aturan-aturan hidup yang sangat jelas

dengan berbagai akibat dan konsekuensinya. Semua diserahkan kepada manusia

untuk memilihnya. Mau berbuat baik dan berpahala ataukah berbuat buruk dan

disiksa. Semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak bisa keluar dari tanggung

jawabnya. Itulah yang disebut keadilan Tuhan.

Dasar pemikiran mereka adalah:

a) QS. Al-Kahf (18): 29, “... Barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah ia

beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir), biarlah dia kafir... .”

b) QS. Ar-Ra’d (13): 11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu

kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri... .”

F. Asy’ariyah

1. Sejarah Berdiri

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Mu’tazilah yang dianggap

menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakam aliran Asy’ariyah karena

dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hasan Al-Asy’ari, keturunan Abu Musa

Al-Asy’ari.

Al-Asy’ari lahir pada tahun 324 H/935 M. Pada waktu kecil ia berguru pada

seorang pengikut Mu’tazilah yang terkenal, yaitu Al-Jubai. Aliran ini ia ikuti hingga

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 14

Page 15: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

usia 40 tahun dan tidak sedikitpun dari hidupnya digunakan untuk mengarang buku-

buku tentang Mu’tazilah.

2. Tokoh-tokoh

Selain Abdul Hasan Al-Asy’ari, terdapat tokoh Al-Asy’ariyah lainnya, yaitu Al-

Baqilany, Al-Juwainy, Al-Ghazali, dan As-Sanusy.

3. Ajaran-ajaran

Pokok-pokok ajaran Asy’ariyah ada tujuh, yaitu:

a) Sifat Allah, menurutnya Allah SWT mempunyai sifat (sifat duapuluh) sifat-

sifat tersebut berada di luar zat Tuhan dan zat Tuhan itu sendiri. Seperti

al-‘ilm (mengetahui), al-qudrah (kuasa), al-hayah (hidup), as-sama’

(mendengar), al-basar (melihat), dan lainnya.

b) Kedudukan Al-Qur’an, Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk

dalam arti baru dan diciptakan. Dengan demikian Al-Qur’an bersifat qadim

(tidak baru).

c) Melihat Allah di Akhirat, Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata karena

Allah mempunyai wujud.

d) Perbuatan manusia, perbuatan-perbuatan manusia itu diciptakan Allah.

e) Antropomorfisme, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana

disebutkan dalam QS. Al-Qamar ayat 14 dan QS. Ar-Rahman ayat 27. Akan

tetapi, bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.

f) Dosa besar, orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selama

ia masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

g) Keadilan Allah, Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia memiliki kehendak

mutlak atas ciptaan-Nya.

G. Maturidiyah

1. Sejarah Berdiri

Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Abu Mansur. Ia

dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, Uzbekistan. Al-

Maturidy mendasari pikirannya dalam soal-soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran

Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-Fiqh Al-Akbar dan Al-Fiqh Al-

Absath serta memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al-

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 15

Page 16: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Maturid meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam

lapangan ilmu tauhid.

2. Tokoh-tokoh

Golongan ini terpecah menjadi dua golongan, yaitu:

a) Maturidiyah Samarkand, tokohnya Abu Mansur Al-Maturidy.

b) Maturidiyah Bukhara, tokohnya Al-Bazdawi.

3. Ajaran-ajaran

Maturidiyah lebih mendekati golongan Mu’tazilah. Dalam membahas kalam,

Maturidiyah mengemukakan tiga dalil, yaitu:

a) Dalil perlawanan arad. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini tidak akan

mungkin qadim karena di dalamnya terdapat keadaan yang berlawanan,

seperti diam dan gerak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan

sesuatu yang tidak terlepas dari yang baru maka baru pula.

b) Dalil terbatas dan tidak terbatas. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini

terbatas. Pihak yang terbatas adalah baru. Jadi, alam ini adalah baru dan ada

batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat.

Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.

c) Dalil kausalitas. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini tidak bisa mengadakan

dirinya sendiri atau memperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada

dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap satu. Akan tetapi, alam ini

selalu berubah, yang berarti ada sebab perubahan itu.

H. Mu’tazilah

1. Sejarah Berdiri

Aliran Mu’tazilah lahir pada masa pemerintahan Daulah Umayyah. Istilah

Mu’tazilah berasal dari kata azala artinya berpisah. Sejarah aliran Mu’tazilah

disebabkan keluarnya seseorang yang bernama Washil bin Atha’ dari sebuah kajian

yang dilakukan gurunya yang bernama Hasan Basri. Topik yang dibicarakan dalam

kajian tersebut adalah tentang Murtakibil Kabirah, yaitu orang yang melakukan dosa

besar. Menurut Washil, orang yang berdosa besar itu adalah orang fasik, bukan orang

mukmin dan bukan pula orang kafir. Di akhirat kelak mereka ditempatkan bukan di

surga dan bukan pula di neraka, tetapi di suatu tempat antara surga dan neraka.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 16

Page 17: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Pendapat yang demikian tentu sangat bertentangan dengan pendapat gurunya.

Untuk mempertahankan pendapatnya tersebut, kemudian Washil bin Atha’

menyatakan keluar dari majelis tersebut dan memisahkan diri dari gurunya.

Kemudian, sang Guru Hasan Basri, berkata, “I’tazala Anna Washil”, Artinya Washil

telah memisahkan diri dari kita. Karena dia telah memisahkan diri dari jama’ah

gurunya, maka dia disebut mu’tazili dan alirannya disebut Mu’tazilah.

2. Tokoh-tokoh

Di antara tokoh-tokoh Mu’tazilah antara lain Washil bin Atha’ Al-Ghazzal, Abu

Al-Husni Al-Allaf, Ibrahim bin Sayyar An-Nazzam, Mu’amar bin Abad As-Sulmay,

Bisyr bin Al-Mu’tamir, dan Jahir Amir bin Bahr.

3. Ajaran-ajaran

Aliran Mu’tazilah mempunyai lima doktrin yang dikenal dengan Al-Ushul Al-

Khamsah, berikut kelima doktrin tersebut:

a) At-Tauhid (Tauhid), ajaran pertama ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa Allah

Yang Maha Esa. Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga

mereka senang disebut pembela tauhid (Ahl Al-Tauhid).

b) Al-‘Adl (Keadilan), paham keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa Tuhan

wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya. Mereka

berpendapat bahwa Tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia.

c) Al-Wa’d wa Al-Wa’id (Janji dan Ancaman), Tuhan wajib menepati janji-Nya

memasukkan orang mukmin ke surga, dan menepati ancaman-Nya

mencampakkan orang kafir serta orang yang berdosa ke dalam neraka.

d) Al-Manzilah bain Al-Manzilatain (Posisi di Antara Dua Posisi), paham ini

menyatakan orang yang berdosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi

ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum

bertaubat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya, akan tetapi siksanya lebih

ringan daripada orang kafir.

e) Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang

Kemungkaran), setiap orang mukmin wajib menegakkan yang makruf dan

menjauhi yang mungkar.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 17

Page 18: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 16

Perbedaan dan Persamaan Pendapat dalam Aliran Ilmu Kalam

Di antara aliran ilmu kalam terdapat persamaan dan perbedaan pendapat

mengenai persoalan keagamaan. Persoalan yang menjadi perdebatan di kalangan mereka

antara lain:

1. Kebebasan Berbuat

a) Menurut Qadariyah manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan, memilih,

dan mewujudkan perbuatannya. Akan tetapi, mereka harus

mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di akhirat kelak.

b) Menurut Jabariyah bahwa manusia tidak memiliki kamampuan untuk mewujudkan

perbuatannya dan tidak memiliki kewenangan untuk memilih semua rencana

manusia, yang pada hakikatnya telah ditentukan oleh Tuhan.

2. Kedudukan Wahyu Dan Akal

a) Menurut Mu’tazilah akal adalah sumber pengetahuan yang paling utama,

sedangkan wahyu sebagai pendukung akal. Jika terjadi pertentangan antara

ketetapan akal dan ketentuan wahyu, maka wahyu harus ditakwilkan supaya sesuai

atau mendukung ketetapan akal.

b) Menurut Ahli Sunnah wal Jamaah dalam memutuskan suatu perkara merujuk

kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan

dijelaskan oleh sunah Nabi harus diterima dan tidak boleh ditolak. Akal pikiran

tidak memiliki kapasitas untuk menakwilkan Al-Qur’an, menafsirkan, atau

menguraikannya, kecuali dalam batas-batas tertentu.

3. Dosa Besar

a) Menurut Khawarij orang yang berdosa besar itu kafir. Artinya keluar dari Islam

atau murtad. Oleh karena itu halal dibunuh.

b) Menurut Murji’ah orang yang berdosa besar itu tetap masih mukmin dan bukan

kafir. Adapun dosa yang dilakukannya terserah Allah untuk mengampuni atau

tidak mengampuninya.

c) Menurut Mu’tazilah orang yang berdosa besar yang tidak bertaubat hingga

matinya dia bukan mukmin dan bukan pula kafir, tetapi keduanya dihukum sebagai

orang yang fasik.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 18

Page 19: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

Materi Pembelajaran Pertemuan 17

Contoh Perilaku Orang yang Beraliran Tertentu dalam Ilmu Kalam

Untuk menilai suatu aliran atau paham, sebaiknya tidak melihat berdasarkan

tingkah pelakunya, namun harus dinilai dari ajaran-ajarannya. Dalam perjalanan hidup

ini, ditemui berbagai aliran-aliran agama Islam yang semuanya bersumber pada Al-

Qur’an dan Hadits. Selama ajaran suatu aliran mengacu pada Al-Qur’an dan Hadits,

maka harus diakui sebagai komunitas muslim, sekalipun mereka memiliki keunikan yang

didasarkan menurut sudut pandang dan kebenaran yang diyakini.

Apabila kita mencermati sikap-sikap khusus yang melekat pada orang yang

beraliran kalam, maka sedikitnya terdapat lima kriteria pokok yang melekat pada orang

yang mengikuti aliran yang benar (sahib), yaitu sebagai berikut:

1. Mampu mengembangkan pemikiran yang rasional dalam melihat berbagai persoalan

kehidupan. Landasan Al-Qur’an dan Hadits dijabarkan secara logik dan dijadikan

sistem dalam semua aspek kehidupan.

2. Memiliki prinsip hidup yang kuat, yang digali berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.

Berusaha menerapkan prinsip hidupnya dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai

aspek kehidupan.

3. Konsisten dalam menjaga persaudaraan dengan sesama umat muslim. Sesungguhnya

Rasulullah SAW tidak pernah memerangi orang yang telah mengucapkan syahadat.

Adapun perang antarkaum muslimin terjadi setelah Rasulullah SAW wafat.

4. Kehadirannya tidak membuat orang lain merasa takut atau cemas. Rasulullah SAW

bersabda: “Seorang muslim yang ideal ialah yang sesama muslim selamat dari lidah

dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari)

5. Senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Indikatornya di samping

menjalankan dengan taat syariat Islam, juga harus mampu melaksanakan shalat

khusyuk, bersabar, ikhlas, tawakal, bersyukur, tidak melakukan syirik, serta mampu

mengalahkan nafsu.

Setiap orang beriman harus menyadari dan memahami bahwa perbedaan pendapat

ataupun paham tidaklah menjadi masalah. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 19

Page 20: file · Web viewTeologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam

menjaga dan mewaspadai agar perbedaan pandangan ataupun sikap tidak merusak

kedamaian, ketentraman, dan ketenangan.

Materi Pembelajaran Pertemuan 18

Menghargai Terhadap Aliran-aliran yang Berbeda dalam Kehidupan Bermasyarakat

Berbagai ragam pemikiran dan pandangan dari aliran-aliran yang ada

memperlihatkan paham yang paling bertentangan, sekalipun mereka sama-sama

berpegang pada Al-Qur’anul Karim. Sebenarnya dalam ajaran Islam mengenal konsep

“jangan kita berburuk sangka” (QS. Al-Hujurat (49): 12) atau bertindak dzalim terhadap

orang yang berbeda paham dengan kita. Dan janganlah sampai perbedaan ini

memutuskan tali persaudaraan karena hal ini sangat dimurkai Allah.

Imam Abu Hanifah mengatakan, “Saya benar, tetapi bisa salah dan orang lain

salah, tetapi bisa benar”. Maksudnya pendapat diri sendiri itu bisa benar dan salah, di

samping itu juga orang lain sebaliknya, yang terpenting kita tunjukan musyawarahkanlah

segala sesuatu agar lebih enak, tenteram, aman, dan damai di antara kita.

Perbedaan penafsiran dianggap sebagai suatu yang wajar yang terpenting

berdasarkan way of life (pedoman hidup) yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Penilaian yang

hakiki dan rahasia Ilahi Robbi manusia berusaha Allahlah yang menentukan. Penilaian

baik dan buruk tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin bisa

dilakukan dengan mencoba menghubungkan pendapat dasar-dasar keilmuan yang ada.

Untuk menilai suatu aliran, sebaiknya tidak melihat berdasarkan tingkah laku

pelakunya, namun harus dinilai dari ajaran-ajaran pokok yang dimiliki oleh aliran-aliran

pokok yang dimiliki oleh aliran-aliran agama Islam. Menghargai terhadap aliran-aliran

yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat harus dilakukan oleh umat Islam.

Materi Aqidah Akhlak Kelas XI | Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 20