29
I Kelompok 8 Valdhe Karundeng, Stilli Rangian, Rahel Mantik, Riky Toar, Dewi Pangkey PENGAUDITAN Auditing & Standar Profesional Akuntan Publik Kode Etik Profesi Akuntan Publik & M A K A L A

file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

I

Kelompok 8 Valdhe Karundeng, Stilli Rangian, Rahel Mantik,

Riky Toar, Dewi Pangkey

Akuntansi Publik dan PerpajakanFakultas EkonomiUniversitas Negeri Manado

PENGAUDITAN Auditing & Standar Profesional Akuntan Publik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik&

M A K A L A H

Page 2: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

2012BAB I

PENDAHULUAN

Nilai-nilai moral atau yang sering lebih kita kenal dengan etika merupakan topik

yang sering menyita banyak perhatian di kalangan masyarakat sekarang ini, karena nilai

etika di kalangan masyarakat telah memudar seiring perkembangan zaman yang

semakin modern. Perhatian ini merupakan indikasi penting berperilaku dan beretika di

kalangan masyarakat. Perilaku beretika merupakan hal penting praktik akuntan public

dan harus di tanggapi secara serius oleh para mahasiswa akuntansi sebagai calon

akuntan. Untuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara khusus dan bab tersendiri

di dalam mata kuliah auditing. Maka penulis ingin memaparkan atau menjelaskan

tentang pengertian auditing terlebih dahulu.

Page 3: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN AUDITING

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan

tujuan untuk dapat memberikan pedapat mengenai laporan kewajaran laporan keuangan

tersebut menurut Sukrisno Agoes (1996:1).

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang

yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian

informasi termasuk dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan menurut Arens

Loebbecke (1996:!).

Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses

secara sistematis yang dilakukan oleh orang berkompeten dan independen

dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dalam melaksanakan audit faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah:

1. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang

dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.

2. Penetapan intetitas ekonomi dan periode waktu yang di audit harus jelas untuk

menentukan lingkup tanggung jawab auditor.

3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk

memenuhi tujuan audit.

4.  Kemampuan auditor memahami kriteria yang di gunakan serta sikap

independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk

mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.

Page 4: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Standar Profesional Akuntan Publik  (SPAP) adalah kodifikasi berbagai

pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa

bagi akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional

Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Didalam SPAP

terdapat beberapa tipe standar profesional yang terbagi menjadi enam tipe standar

profesional yang dikodifikasikan dalam standar auditing, standar atestasi, standar jasa

akuntansi dan review, standar jasa konsultasi, standar pengendalian mutu, dan aturan

etika kompartemen akuntan publik.

Tipe Standar Profesional

Standar Auditing

Standar Auditing   adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh   Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan

lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan

pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh

standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian

PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di

dalam standar auditing.

Standar Atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang

diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi

(assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi

adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk

digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah

adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi :

1. Pemeriksaan (examination)

Page 5: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

2. Review

3. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun

berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur

berdasarkan standar auditing. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas

informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum

dalam standar atestasi. Standar atestasi ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia.

Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk fungsi non-atestasi bagi

jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan

tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.

Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu

pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan

non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:

1. Kompilasi laporan keuangan : Penyajian informasi-informasi yang merupakan

pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan.

2. Review atas laporan keuangan : Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan

analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan

keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yagn harus dilakukan

atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

3. Laporan keuangan komparatif : Penyajian informasi dalam bentuk laporan

keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom

Standar Jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang

menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa

konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan

lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan

kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien.

Page 6: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

Jasa konsultansi dapat berupa :

1. Konsultasi (consultation) : Memberikan konsultasi atau

saran profesional (profesional advise) berdasarkan pada kesepakatan bersama

dengan klien. Contoh jenis jasa ini adalah review dan komentar terhadap rencana

bisnis buatan klien.

2. Jasa pemberian saran profesional (advisory services) : Mengembangkan temuan,

kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.

Contoh jenis jasa ini adalah pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik.

3. Jasa implementasi : Mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber

daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk

mencapai tujuan implementasi. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa

instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan.

4. Jasa transaksi : Menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi

khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa

pengurusan kepailitan.

5. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya : Menyediakan staf yang memadai

(dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk

melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah

pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini

adalah menajemen fasilitas pemrosesan data.

6. Jasa produk : Menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai

pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh

jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan

dan implementasi perangkat lunak komputer

Standar Pengendalian Mutu

Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di

dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan

mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan

Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika

Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada

semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:

Page 7: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

1. Independensi : Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus

mempertahankan independensi

2. Penugasan personel : Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh

staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan

dimaksud

3. Konsultasi : Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai

sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi,

pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai

4. Supervisi : Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang

ditetapkan oleh KAP

5. Pemekerjaan (hiring) : Meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan

memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan

penugasan secara kompeten

6. Pengembangan profesional : Meyakinkan bahwa setiap personel memiliki

pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung

jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana

bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk

memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP

7. Promosi (advancement) : Meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk

promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab

yang lebih tinggi.

8. Penerimaan dan keberlanjutan klien : Menentukan apakah perikatan dari klien akan

diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan

dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada

prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)

9. Inspeksi : Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain

pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif

Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan

untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.

Disini yang akan disoroti lebih jauh tentang standar auditing itu sendiri. Hal ini

karena berkaitan dengan keterkaitan antara akuntansi dengan proses audit laporan

keuangan. Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan

Page 8: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

historis. Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan

standar auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama

yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas

laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan oleh profesi

akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa

didalam standar auditing ini terdapat 10 standar auditing yang terbagi menjadi standar

umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan

tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria

ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar

auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

1. Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c) Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

3. Standar Pelaporan

a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Page 9: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan peride berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

c) Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam lapran auditor.

d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian

tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat

diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor

dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika

ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.

Standar Umum

” Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Dalam melaksanakan audit untuk sampai

pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senatiasa bertindak sebagai seorang ahli

dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Setiap auditor independen yang menjadi

penanggungjawab suatu perikatan harus menilai dengan baik kedua persyaratan tentang

pendidikan formal auditor independen dan pengalaman profesioanl di dalam

menentukan luasnya supervisi dan review terhadap hasil kerja para asistennya.

” Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor

bersikap independen dimana tidak mudah dipengaruhi oleh karena dalam melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan begitu tidak ada istilahnya memihak

kepada kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur

tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur

dan pihak-pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor independen.

Kepercayaan masyarakat umum dirasa sangat penting mengingat jika kepercayaan

masyarakat menurun maka ada indikasi pemikiran tentang ketidakindependensi auditor

tersebut. Untuk diakui oleh pihak lain sebagai orang yang indipenden maka ia harus

bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan

dengan kliennya. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen maka

Page 10: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat

umum pemegang saham atau komite audit.

” Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”. Penggunaan

kemahiran profesioanl dengan cemat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan

auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harus

memiliki tingkat ketrampilan yang umumnya dimilik oleh auditor pada umumnya dan

harus menggunakan ketrampilan tersebut dengan kecermatan dan keseksamaan wajar.

Hal ini menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional dimana sikap yang

mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secar kritis

bukti audit.

Standar Pekerjaan Lapangan

” Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya”. Sebelum menerima perikatan auditor harus yakin

apakah kondisi dimana perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal neraca dapat

memungkinkan auditor untuk melaksanakan audit secara memadai dan memberi

pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor

untuk melakukan audit secar memadai dan untuk memberikan pendapat wajar tanpa

pengecualian maka ia harus membahas dengan klien tentang kemungkinan dalam

memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat.

” Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan

dilakukan”. Pengendalian interen adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terbagi menjadi

keandalan pelaporan keuanagn, eektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku.

” Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”. Bukti audit sangat

bervarisasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen

dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi,

objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan

Page 11: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Audit yang dilakukan

oleh auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup

untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Auditor

independen lebih mengandalkan buktu yang bersifat mengarahkan daripada bukti yang

bersifat meyakinkan.

Standar Pelaporan

” Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”. Istilah prisnsip

akuntansi yang berlaku umum adalah padanan kata dari frasa generally accepted

accounting principle dimana suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi,

aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku

umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Untuk laporan keuangan yang

didistribusikan kepada umum di Indonesia harus disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

” Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

perode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam

periode sebelumnya”. Tujuan standar konsistensi adalah untuk memeberikan jaminan

bahwa jika daya banding laporan keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara

material oleh perubahan prinsip akuntansi maka auditor akan mengungkapakn

perubahan tersebut dalam laporannya. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang

mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam,

laporan auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelas yang disajikan

setelah paragraf pendapat.

” Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam lapran auditor”. Auditor harus memeprtimbangkan

apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan

keadaan dan fakta yang diketahui pada saat audit. Bila majemen menghilangkan dari

laporan keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia termasuk catatan atas laporan keuangan,

auditor harus memberikan pendapat wajardengan pengecualian atau pendapat tidakl

wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam

laporannya.

Page 12: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

” Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat

diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya

harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka

laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang

dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor”.

Page 13: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

KODE ETIK/KOMITMEN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan

tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan

Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas

proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan

Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan

menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari

2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam

proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan

selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI

menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:

1) Prinsip Integritas

Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam

hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.

Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikais atau informasi lainnya yang

diyakininya terdapat :

a) Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;

b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau

c) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang

seharusnya diungkapkan.

2) Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,

benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain

memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. Praktisi

mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya. Karena

beragam situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi

tersebut. setiap praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif

atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan

profesionalnya.

3) Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional

Page 14: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional

mewajibkan setiap praktisi untuk :

a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk

menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi

kerja; dan

b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar

profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

profesionalnya.

Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang

cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi

profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut :

a) Pencapaian kompetensi profesional; dan

b) Pemeliharaan kompetensi profesional

Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran pemahaman yang

berkelanjutan terhdap perkembangan teknis profesi dan perkembangan bisnis yang

relevan. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat

diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat

melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional.

Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi untuk

bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu sesuai dengan

persyaratan penugasan.

Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat

bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.

Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang diberikan kepada

klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk menghindari

terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa

profesional yang diberikan.

4) Prinsip Kerahasiaanan

Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakan-

tindakan sebagai berikut :

a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan

profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP

tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat

Page 15: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau

peraturan lainnya yang berlaku; dan

b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari hubungan

profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan

sosialnya. Setiap praktisi harus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang

tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka panjang

dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga

dekatnya.

Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon

klien atau pemberi kerja harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan

informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja.

Setiap praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk

memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah

wewenangnya, serta pihak lain yang memberkan saran dan bantuan profesionalnya.

Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah

berakhirnya hubungan antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika

berpindah kerja atau memperoleh klien baru, praktisi berhak untuk menggunakan

pengalaman yang diperolehnya sebelumnya. Namun demikian, praktisi tetap tidak

boleh menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia

yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.

Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan

informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan tersebut dianggap tepat :

a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau

pemberi kerja;

b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh :

(i) Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan;

atau

(ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu

pelanggaran hukum; dan

c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk

mengungkapan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum :

(i) Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh

organisasi profesi atau regulator;

Page 16: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

(ii) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh

organisasi profesi atau regulator;

(iii) Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang

pengadilan; atau

(iv) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap

praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a) Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien

atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh praktisi;

b) Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.

Ketika fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak

lengkap, pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis

pengungkapan yang harus dilakukan; dan

c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap praktisi harus

memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.

5) Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap

ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan

yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat

mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional

dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat

menurunkan reputasi profesi.

Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap praktisi

tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan

tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan :

a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat

diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh; dan

b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang

tidak didukung bukti terhadap hasil perkerjaan praktisi lain.

Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-

hal berikut ini:

Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan

Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

Seksi 220 Benturan Kepentingan

Page 17: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

Seksi 230 Pendapat Kedua

Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya

Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional

Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya

Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien

Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional

Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

September Tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus

menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak

di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya

jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak

perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York.

Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari

semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker

rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung

risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat

eksekutifnya.

Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission,

menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat

perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret

ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya

diselesaikan di luar pengadilan. KPMG pun terselamatan.

Analisis :

Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono juga melibatkan kantor akuntan

publik yang dinilai terlalu memihak kepada kliennya. Pada kasus ini, prinsip- prinsip

yang dilanggar yaitu antara lain prinsip integritas. Akuntan yang telah berusaha

menyuap untuk kepentingan klien seperti pada kasus di atas dapat dikatakan tidak jujur

dan tidak adil dalam melaksanakan tugasnya. Selain prinsip tersebut, akuntan juga telah

Contoh Kasus Prinsip Etika Profesi, Prinsip Integritas dan Prinsip Obyektivitas Kasus KPMG – Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.

Page 18: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang

melanggar prinsip obyektivitas hingga ia bersedia melaukan kecurangan. Di sini terihat

bahwa ia telah berat sebelah dalam memenuhi kewajiban profesionalnya.

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional, integritas mengharuskan seorang anggota untuk antara lain bersikap jujur

dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Obyektivitas adalah suatu kualitas yag memberikan nilai atas jasa yang

diberikan anggota, prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak

memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan

kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain.

Page 19: file · Web viewUntuk itulah etika profesi akuntan dipelajari secara ... Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang