Upload
dody-firmanda
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
1/17
1
Indikator Medis
Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MAKetua Komite Medik
RSUP Fatmawati Jakarta
Pendahuluan
Tugas dan fungsi dari Staf Medis Fungsional (SMF) adalah melaksanakankegiatan pelayanan medis, pendidikan, penelitian dan pengembangan
keilmuannya yang berpedoman pada ketetapan Komite Medik atas etikaprofesi medis dan mutu keprofesian medis berbasis bukti. Jadi profesi Medisdalam melaksanakaan profesinya berdasarkan falsafah meliputi etika, mutu
dan evidence-based medicine.1,2
Yang dimaksud dengan etik profesi medik disini adalah mencakup Kode EtikKedokteran Indonesia (KODEKI)3, Kode Etik Penelitian Kedokteran Indonesia
(untuk saat ini dapat diadopsi dan digunakan Kode Etik Penelitian yang dipakaioleh institusi pendidikan)4 dan untuk rumah sakit pendidikan ditambah dengan
Kode Etik Pendidikan Kedokteran Indonesia (untuk sementara ini bagi profesimedik dapat mengacu kepada KODEKI).4
Sedangkan istilah mutu profesi medik itu sendiri dapat ditinjau dariberbagai sudut yang berbeda tergantung dari nilai pandang (perspektif) dan
norma norma yang berlaku serta disepakati secara konsensus. Dapat ditinjaudari segi profesi medis, perawat, manajer, birokrat maupun konsumenpengguna jasa pelayanan sarana kesehatan (Quality is different things todifferent people based on their belief and norms).5
Disampaikan pada Workshop Penyusunan Indikator Medis, di RSP Fatmawati Jakarta 19 Juli 2010.1 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/SK/Menkes/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)di rumah sakit.2 Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI Nomor HK 00.06.1.4.2895 tanggal
23 Mei 2007 tentang Fungsi, Tugas dan Wewenang Komite Medik di Rumah Sakit.3 Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 8 huruf f dan penjelasannya.4 Komunikasi pribadi dengan Prof. DR. Dr. FA. Moeloek, Sp.OG (Ketua Konsil Kedokteran) Rabu 16 Mei
2007.5 Adams C, Neely A. The performance prism to boost success. Measuring Health Business Excellence
2000; 4(3):19-23.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
2/17
2
Perkembangan evolusi mengenai bidang mutu (Quality), kaidah tehnikmekanisme pengambilan keputusan untuk profesi seperti Evidence-based
(Medicine, Nursing, Healthcare, Health Technology Asssessment), danSistem Layanan Kesehatan di rumah sakit sangat perlu dan penting untukdiketahui terlebih dahulu sebelum menetapkan arah pengembangan suatu
sarana layanan kesehatan (rumah sakit) sehingga akan lebih mudah dalammenilai progresivitas dan kinerja (performance) dalam bentuk indikatorindikator yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Penempatan para dokter ke dalam kelompok staf medis fungsional ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit (istilah lain adalah Clinical
Appointment) atas usulan rekomendasi Komite Medik setelah melalui proseskredensial. Dalam surat keputusan tersebut hendaknya dilengkapi denganperjanjian kerja masing-masing dokter sehingga ada kejelasan tugas, fungsidan kewewenangnya. Komite Medik akan menerbitkan kewenangan klinis
(Clinical Previlege) sesuai dengan kompetensi dokter tersebut.
Fungsi Staf Medis
Staf medis mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis.
Tugas Staf Medis
1. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,pengobatan, pencegahan, pencegahan akibat penyakit peningkatan danpemulihan
2. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan/
pelatihan berkelanjutan
3. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standarpelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan4. Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan pemantauan
indikator mutu klinik.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
3/17
3
Kewenangan
Kewenangan masing-masing anggota kelompok staf medis disusun oleh Ketuakelompok staf medis dan kemudian diusulkan oleh Ketua Komite Medik kepadaDirektur RS untuk dibuatkan surat keputusannya.
Tanggung jawab.
Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu,
etik dan pengembangan pendidikan staf medis. Tanggung jawab tersebut
sebagai berikut :
1. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub KomiteKredensial kepada Direktur RS terhadap permohonan penempatandokter baru di rumah sakit yang diatur dalam Medical Staf Bylawsrumah sakit. Penempatan dokter di RS berdasarkan Surat Keputusan
Direktur RS atau Pemilik RS. Untuk membuat surat keputusan tersebut
Direktur RS/Pemilik perlu meminta masukan dari organisasi staf
medis/sub komite kredensial.2. Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data
yang komprehensif. Evaluasi penampilan kinerja praktek dokter
dilakukan melalui peer review, audit medis atau program qualityimprovement.
3. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub Komite
Kredensial kepada Direktur RS atau pemilik rumah sakit terhadappermohonan penempatan ulang dokter di rumah sakit yang diatur dalamPeraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws ) di Rumah Sakit.Penempatan ulang dokter di RS berdasarkan Surat Keputusan Direktur
RS atau Pemilik RS. Untuk membuat surat keputusan tersebut Direktur
RS/Pemilik perlu meminta masukan dari organisasi staf medis/sub
komite kredensial.4. Memberi kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti continuing
professional development (CPD). Masing-masing kelompok staf mediswajib mempunyai program CPD bagi semua anggotanya .
5. Memberikan masukan kepada Direktur RS melalui Ketua Komite Medik,
hal-hal yang terkait dengan praktek kedokteran. Kelompok staf medis
mempunyai tangggung jawab memberikan masukan kepada Direkturmedis/Direktur RS mengenai hal-hal yang terkait dengan praktik
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
4/17
4
kedokteran. Misalnya mengenai perkembangan ilmu dan teknologikedokteran, temuan terapi yang baru, dan lain-lain.
6. Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik kepada DirekturMedis/Direktur RS Kelompok staf medis diharapkan dapat memberikanlaporan secara teratur minimal satu tahun sekali kepada Direktur
RS/Direktur Medis melalui Komite Medik. Laporan tersebut antara lainmeliputi hasil pemantauan indikator mutu klinik, hasil evaluasi kinerjapraktek klinis, pelaksanaan program pengembangan staf dan lain-lain.
7. Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan
dokumen terkaitnya. Standar prosedur operasional dan dokumen terkait
lainnya perlu disempurnakan secara berkala sehingga sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Kewajiban
1. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medik yang terdiri
dari :
a. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/manajerialantara lain meliputi pengaturan tugas rawat jalan, pengaturantugas rawat inap, pengaturan tugas jaga, pengaturan tugas rawat
intensif, pengaturan tugas di akamr operasi, kamar bersalin danlain sebagainya, pengaturan visite/ronde, pertemuan klinik,
presentasi kasus (kasus kematian, kasus sulit, kasus langka, kasus
penyakit tertentu), prosedur konsultasi, dan lain-lain.b. Penyusunan Standar Prosedur Operasional ini dibawah koordinasi
Direktur Rumah Sakit/Direktur Medis.c. Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang
keilmuan/keprofesian adalah standar pelayanan medis. Masing-
masing kelompok menyusun standar pelayanan medis minimal untuk
10 jenis penyakit. Penyusunan Standar Prosedur Operasional inidibawah koordinasi Komite Medik2. Menyusun indikator mutu medis: Masing masing kelompok staf medis
menyusun minimal 3 (tiga) jenis indikator medis outputatau outcome.
3. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
5/17
5
Saat ini di tanah air telah berlaku berbagai perundangan dan peraturan yang
menyangkut profesi medis antara lain Undang Undang RI Nomor 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang Undang RI Nomor RI 40 Tahun2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Undang Undang RI
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Layanan Publik (termasuk kesehatan),Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan terakhir
Undang Undang Nomor RI 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Inti dari tujuan Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran yakni:1. Memberikan perlindungan kepada pasien (patient safety)
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yangdiberikan
3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan dokter.
dan inti tujuan Undang Undang Nomor RI 44 Tahun 2009 tentang RumahSakit yakni:
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumahsakit; dan
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber dayamanusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
Disamping itu sejak tanggal 1 Januari 2010 telah berlaku implementasimodus keempat dalam era liberalisasi perdaganan jasa bidang kesehatan
untuk negara kawasan Asia Tenggara sesuai dengan perjanjian kerjasamaASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners (MRA-MP).6 Ada 4 tujuan dalam MRA-MP yakni:
1. mengatur mobilitas praktisi dokter di wilayah ASEAN;
2. meningkatkan dan mengembangkan kerja sama pertukaran informasiantar profesi medis;
3. meningkatkan mutu kualifikasi dan standar layanan dan;
6 ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners, 2004.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
6/17
6
4. kerjasama pendidikan dan pelatihan profesi medis
Undang Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit beserta penjelasannyatelah disahkan pada tanggal 28 Oktober 2009 terdiri dari 66 pasal dandiharapkan seluruh rumah sakit harus sudah menyesuaikan dengan ketentuan
tersebut dalam jangka waktu paling lambat 2 tahun. Pasal pasal yangmenyangkut profesi medis adalah:
Pasal Ayat Perihal
1 Memiliki Surat Izin PraktekPasal 133 Standar Profesi, Standar Pelayanan, Standar Prosedur
Operasional, Etika profesi, hak pasien dan keselamatan pasien1 Dapat memperkerjakan teanga asing
2 Untuk kepentingan: alih teknologi
ilmu pengetahuan
ketersediaan teanga medis setempat
Pasal 14
3 Mempunyai STR dan SIP
Pasal 15 3 Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi dan bahan habispakai harus oleh instalasi farmasi sitem satu pintu
4 Penggunaan peralatan medis dan non medis sesuai indikasi
medis
Pasal 16
5 Pengoperasian dan pemeliharaan oleh yang mempunyaikompetensi
Pasal 39 Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesionalterhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi
medis/Komite Medik.
Audit kinerja adalah pengukuran kinerja berkala yang meliputi kinerja
pelayanan dan kinerja keuangan dilakukan oleh Satuan Pemeriksaan
Internal.
dan bila tidak memenuhi persyaratan Pasal 13 sampai dengan 16 diatas
berikut tidak diberikan izin RS, izin dicabut dan tidak diperpanjangoperasional RS tersebut.
Dalam Undang Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit pada Pasal 33 Ayat1 dan 2 tersebut menyebutkan setiap rumah sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel serta paling sedikit terdiri atas Kepala
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
7/17
7
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsurkeperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan
internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi
Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good ClinicalGovernance). Sedangkan tata kelola klinis yang baik (Good ClinicalGovernance) adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan,
pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit sebagaimana ilustrasipada Gambar 1.
Gambar 1. Komite Medik dalam Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
8/17
8
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang PraktikKedokteran bahwa setiap dokter dalam melaksanakan praktik kedokterannya
wajib menyelenggarakan kendali mutu7-8
dan kendali biaya19
melalui kegiatanaudit medis9yang dilaksanakan oleh organisasi profesi10, untuk tingkat rumahsakit oleh kelompok seprofesi (SMF) dan Komite Medik. 11
Sedangkan yang dimaksud audit medis adalah upaya evaluasi secaraprofesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien
dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.19
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
diberikan kepada pasien12
, yang harus dibuat13
dan dilengkapi14
serta dijagakerahasiaannya.15,16,17
Standar Pelayanan Kesehatan di sarana pelayanan kesehatan mencakupberbagai standar - yakni Pedoman/Standar Pelayanan Medis, Asuhan
Keperawatan, Standar Obat (Daftar Formularium), Standar alat penunjangdiagnostik dan terapeutik/operasi, serta alur layanan pasien - yang salingterkait dan saling mempengaruhi.
Standar Pelayanan Medis/Kedokteran
Standar Pelayanan Medis/Kedokteran tidak identik dengan Buku Ajar, Text-
books ataupun catatan kuliah yang digunakan di perguruan tinggi. KarenaStandar Pelayanan Medis merupakan alat/bahan yang diimplementasikan padapasien; sedangkan buku ajar, text-books, jurnal, bahan seminar maupun
pengalaman pribadi adalah sebagai bahan rujukan/referensi dalam menyusun
Standar Pelayanan Medis.
7 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 1 dan penjelasannya.8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Bab IV
Subsistem Upaya Kesehatan.9 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 2 dan penjelasannya.10 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 3 dan penjelasannya.11 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor No. 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah
Sakit.12 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 1 dan penjelasannya.13 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 79 huruf b.14 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 2 dan penjelasannya.15 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 47 Ayat 2.16 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48.17 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Pasal 12.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
9/17
9
Standar Pelayanan Medis pada umumnya dapat diadopsi dariPedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi
masing masing, tinggal dicocokkan dan disesuaikan dengan kondisi sarana dankompetensi yang ada di rumah sakit. Bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi tersebut sesuai dengan kondisi
sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit/klinik) maka tinggal disepakatioleh anggota profesi terkait dan disahkan penggunaannya di sarana pelayanankesehatan oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Namun bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh
organisasi profesi tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi
sarana pelayanan kesehatan atau dalam Pedoman/Standar Pelayanan Medisdari profesi belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai dengan keadaanepidemiologi penyakit di daerah/ sarana pelayanan kesehatan tersebut maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Standar Pelayanan
Medis untuk sarana pelayanan kesehatan tersebut dan disahkan
penggunaannya di sarana pelayanan kesehatan oleh pimpinan di tempat
tersebut.
Dalam menyusun Standar Pelayanan Medis - profesi medis memberikan
pelayanan keprofesiannya secara efektif (clinical effectiveness) dalam halmenegakkan diagnosis dan memberikan terapi berdasarkan pendekatanevidence-based medicine. Secara ringkasnya langkah tersebut sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
10/17
10
Gambar 2. Langkah umum dalam kajian literatur melalui pendekatan evidence-based, tingkat evidens dan rekomendasi dalam bentuk standar pelayanan
medis dan atau standar prosedur operasional.
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
11/17
11
Format Standar Pelayanan Medis
Nomor : .............................................................
SMF/Divisi : .............................................................Rumah Sakit : ...........................................................
1. Judul/topik :
2. Tanggal/Nomor/Update: ../../.
3. Ruang lingkup (scope) pengguna: spesialis/konsultan*.............................
4. Sumber informasi/literatur/bahan acuan:i. ..
ii. ..iii. ..
iv. ..v. ..
5. NamaReviewer/Penelaah kritis:i. ...
ii. ...iii.
6. Tingkat eviden:
7. Hasil Telaah/Rekomendasi:
.dst
8. Tingkat Rekomendasi: .
9. Indikator Medis :
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
12/17
12
Berikut beberapa contoh indikator indikator yang digunakan dalam suatulayanan rumah sakit (Tabel 1).
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
13/17
13
Sedangkan rangkaian berbagai proses yang dialami pasien di rumah sakitadalah sebagaimana dalam Gambar 3 berikut.
Sedangkan untuk tingkat tehnis (dalam hal ini profesi) di SMF terdapat
beberapa standar prosedur sebagaimana dalam Tabel 2 berikut.
ambar 3. Rangkain proses pasien di rumah sakit
Penunjang:
Core Processes(Proses Utama)
Berba ai kom onen dan tin katan dalam suatu Sistem La anan di Rumah Sakit:
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
14/17
14
Dalam rangka monitoring, evaluasi dan laporan implementasi dari Standar
Pelayanan Medis (SPM) maupun Clinical Pathways (CP) untuk indikator medis
yang telah ditetapkan dalam bentuk sebagaimana format berikut:
Tabel 2. Standar prosedur untuk tingkat tehnis profesi di SMF
dalam melaksanakan ke rofesiann a:
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
15/17
15
KERANGKA ACUAN DAN
ANALISA KECENDERUNGAN
PEMANTAUAN INDIKATOR MEDIS______________________
SMF
BULAN :/ TAHUN
RSUP FATMAWATIJl. RS Fatmawati-CilandakJakarta Selatan
Telp : 021-7501524; Fax : 021-7690123
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
16/17
16
KERANGKA ACUAN DAN ANALISA KECENDERUNGAN
PROGRAM PEMANTAUAN INDIKATOR MEDIS
SMF: ....................................................................................
I. LATAR BELAKANGPetunjuk Pengisian :1. Definisi diagnosa.
2. Mengapa Judul Indikator Medis yang menjadi Program Pemantauan.3. Pencantuman data penyakit yang mendukung.
4. Dapat dikaitkan dengan program yang akan dikerjakan sehubungandengan judul indikator medis yang diangkat.
II. TUJUANPetunjuk Pengisian :
Output/ hasil yang diharapkan dari segi pelayanan, SDM dan sarana danPrasarana.
III. SASARANPetunjuk Pengisian :
Subyek/personal yang akan dipantau dan menyangkut dalam programpemantauan.
IV. TAHAP PELAKSANAAN
Petunjuk Pengisian :Proses pelaksanaan dari perencanaan hingga analisa, monitoring dan evaluasi
serta rekomendasi/ tindak lanjut/asupan.
V. PESERTAPetunjuk Pengisian :Dokter dan Administrasi
VI. HASIL PEMANTAUAN 3 BULANAN
Nama Kasus :
Indikator medis sesuai SPM/Clinical Pathway :a. ....................... Target Prosentase :...%b. ...................... Target Prosentase :...%
c. ....................... Target Prosentase : ....%
8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF
17/17
17
A. Tabel Data
No Bulan
Pasien
Sesuai
Indikator
Tidak Sesuai
Indikator
Target
%
Pencapaian
%
B. Grafik Trend/Kecenderungan
C. Analisa Kecenderungan :
I. Morbiditas KasusPetunjuk Pengisian :- Data penyakit
- Data pendukung lainnya
II. Penjelasan Indikator MedisPetunjuk Pengisian :
- Penjabaran kasus- Acuan Indikator Medis menurut SPM/Clinical Pathway- Target Prosentase
- Langkah Monitoring
III. EvaluasiA. Sistem/Prosedur/KebijakanB. Sarana dan Prasarana
C. Sumber Daya ManusiaPetunjuk Pengisian :
Masing-masing dijelaskan sesuai dengan kebutuhan.
IV. MonitoringV. Rekomendasi
Mengetahui,
Ketua SMF.................. Koordinator Etik MutuSMF ....................
.................................................. .......................................................