DOKTER KELUARGA.rtf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bgs

Citation preview

Cabang IImu kedokteran yang diterapkan oleh dokter keluarga pada waktu menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga disebut dengan nama kedokteran keluarga (family medicine) Batasan tentang kedokteran keluarga banyak pula macamnya. Beberapa di antaranya adalah1. Kedokterarn keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab (Charmichael, 1973).2. Kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus (Wonca, 1979).3. Kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (McWhinney, 1969).4. Kedokteran keluarga sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dan unit keluarga (Sargent, 1967). Sejarah perkembanganJika ditinjau dari prinsip pokok yang dimiliki, maka pelayanan dokter keluarga yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah kesehatan keluarga secara keseluruhan, sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Perhatikan misalnya ungkapan Somers dan Somers (1970) tentang pelayan an kesehatan tempo d oeloe yang sec ara si ngkat diuraikannya sebagai .. the traditional symbol of medical care the kindly old family doctor with big heart and little bag, part healer part priest, part family counselor.Pada tahap selanjutnya, ketika ilmu dan teknologi kedokteran berkembang dengan pesat, setelah Versalius dikenal anatomi, setelah Harvey dikenal fisiologi, setelah Malpighi dikenal patologi, setclah Virchow dikenal patologi sel, setelah Pasteur dan Koch dikenal bakteriologi, setelah Claude Bernard dikenal endokrinologi, setelah Wohler dikenal biokimia, setelah Chusing dikenal bedah otak..., demikian seterusnya yang kemudian makin dipacu oleh rekomendasi Flexner yang mengharuskan pendidikan kedokteran diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Tinggi, maka bersamaan dengan makin banyak dilaksanakannya berbagai penelitian, muncullah berbagai spesialisasi dan subspesialisasi dalam ilmu kedokteran.Perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi ini berjalan dengan amat pesat sekali, yang sampai dengan tahun 1988, sebagaimana yang tercatat dalam The American Medical Dictionary, adalah sebanyak 33 macam. Pada saat ini jumlah spesia!isasi dan sub-spesialisasi tersebut telah makin meningkat, yakni tidak kurang dari 57 macam (Somers dan Somers, 1970).Perkembangan spesialisasi dan atau subspesialisasi yang seperti ini, disamping mendatangkan banyak manfaat yakni makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan, yang antara lain ditandai oleh turunnya angka kesakitan, angka cacat dan angka kematian, ternyata juga mendatangkan banyak masalah. Salah satu dari masalah yang dimaksud yang dipandang cukup penting ialah makin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum.Sesungguhnya, dengan makin berkembangnya spesialisasi dan subspesialisasi tersebut, secara bertahap minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum, makin berkurang. Oleh Komisi Millis (1966) penyebab makin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum ini, disimpulkan sebagai:1. Karena makin menurunnya harga diri seorang dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.2. Karena makin kesempatan memperdalam pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.Penyebab lain dari makin berkurangnya minat dan sekaligus jumlah dokter umum, sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert Haggerty (1963) adalah1. Komisi penerimaan mahasiswa baru terdiri dari para dokter spesialis, yang lebih mengutamakan calon mahasiswa yang lebih beroreintasi pada keilmuan.2. Tidak adanya bagian dokter keluarga di fakultas kedokteran.3. Terbatasnya fasilitas yang berafiliasi dengan fakultas kedokteran yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga.4. Makin meningkatnya proporsi mahasiswa yang langsung mengikuti pendidikan dokter spesialis.5. Perhatian terhadap dokter spesialis lebih baik dari pada dokter umum, misalnya pada wajib militer dan asuransi kesehatan.6. Status dokter umum di rurnah sakit lebih rendah daripada dokter umum serta jam kerja lebih lama dari pada dokter spesialis.Demikianlah akibat makin berkurangnya jumlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter umum tersebut, dan sementara itu jumlah pelayanan dokter spesialis makin hari tampak makin bertambah, timbullah kemudian berbagai masalah lainnya. Berbagai masalah yang dimaksud, jika jika diperinci menurut subsistem yang terdapat dalam sistem kesehatan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :1. Subsistem pelayanan kesehatanMasalah yang paling menonjol yang ditemukan pada subsistem pelayanan kesehatan ialah pelayanan kesehatan tersebut menjadi terkotak-kotak (fragmented health services), amat tergantung pada berbagai peralatan kedokteran canggih serta cenderung mengorganisir pelayanan kesehatan yang lebih majemuk. Keadaan yang seperti ini tentu merugikan masyarakat, karena masyarakat akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh (cornprehensiue health seruices).Pasien akhirnya bagaikan bcrbclanja kc banyak toko. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tanpa tahu kegunaan dan manfaatnya. Lebih lanjut karena pelayanan yang terkotak-kotak ini, maka hubungan dokter-pasien (doctor-patient relationship) menjadi renggang. Sering ditemukan perhatian dokter hanya terhadap keluhan yang disampaikan, bukan terhadap diri penderita sccara keseluruhan.Sesungguhnya scbagaimana yang dikemukakan oleh Ward Darley (1954) barriers to the concept, of continuing, comprehensiue care because of pragmentation of patient care that has resulted from specialization, practice habits that limit interest to the episodic care of illness, and effic.ency measures that l,mit the amount of time a physician glues to the indiuidual patients.2. Subsistem pembiayaan kesehatanMasalah yang paling menonjol yang ditemukan pada subsistcm pcmbiayaan kesehatan ialah biaya kesehatan menjadi meningkat. Pcningkatan biaya kesehatan tersebut. bukan saja karena telah dipergunakannya bcrbagai pcralatan canggih, tetapi juga karena pelayanan kesehatan tersebut telah terkotak-kotak. Akibatnya pemeriksaan kcdokteran yang sama sering dilakukan berulang-ulang, yang tentu saja akan memberatkan pasien.Adanya keadaan yang seperti ini tentu tidak membahagiakan semua pihak. Jalan keluar yang diajukan, secara umum dapat dibedakan atas empat macam yakni (Somers dan Somers, 1970) :Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter umum sehingga dapat mengejar berbagai ketinggalan yang dimilikinya.Menggantikan dokter umum dengan dokter keluarga yang didik secara khusus.Melatih semua dokter (termasuk spesialis) dalam folosofi dan teknik pelayanan kesehatan yang menyeluruh.Menciptakan keadaan lingkungan yang dapat memacu terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. 1.InggrisKehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Inggris telah dimuali sejak tahun 1844, tetapi pada waktu itu banyak mendapat tantangan. Barulah kemudian pada tahun 1952 praktek dokter keluarga ini mendapat pengakuan yakni dengan berhasil didirikannya Royal College of General Practise.2. AustraliaKehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Australia telah dimulai sejak tahun 1958 yakni dengan didirikannya The College of General Practice yang pada waktu itu aktif menyelenggarakan program pendidikan kedokteran berkelanjutan berikut ujiannya yang telah dimulai sejak tahun 1960. Kegiatan ini secara resmi diakui pada tahun 1973 yakni dengan mulai diselenggarakannya Family Medicine Program oleh pemerintah federal.3. FilipinaKegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Filipina telah dimulai sejak tahun 1960 tetapi secara melembaga baru dikenal sejak tahun 1972 yakni dengan didirikannya The Philipine Academy of Family Physicians. Organisasi ini aktif menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga, yang lulusan angkatan pertamanya dilantik pada tahun 1975.4. SingaporeKegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Singapore telah dimulai sejak tahun 1971 dan sejak tahun 1972 aktif menyelenggarakan program pendidikan. Sayang sekali sampai saat ini program tersebut belum mendapat pengakuan resmi dan pemerintah.5. IndonesiaKegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada tahun 1990 melalui Kongresnya yang kedua di Bogor, nama organisasi diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tetapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran dan ataupun dari pemerintah.Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat intemasional, pada tahun 1972 didirikan organisasi international dokter keluarga yang dikenal dengan nama World Organization of National College, Academic and Academic Association of General Practitioners/Family Physician (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.Spesialisasi atau cara pendekatanJika diperhatikan pengertian pelayanan keluarga. dokter keluarga serta kedokteran keluarga. segeralah terlihat bahwa pengertian yang dimaksud pada dasarnya mengandung beberapa pendapat yang satu sama lain agak bertentangan. Pententangan pendapat yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas empat macam yakni:1 Pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan pelayanan dokter umumPendapat ini terutama dianut di Inggeris. Inilah sebabnya dinegara tersebut istilah yang dipergunakan bukanlah dokter keluarga, melainkan dokter umum. Oleh Royal College of General Practioners (1972), dokter umum diaffikan sebagai dokter yang menyelenggarakan perawatan kedokteran personal, tingkat pertama dan berkelanjutan terhadap perseorangan dan keluarga, merawat pasien di rumah, ditempat praktek atau kadangkadang di rumah sakit, memikul tanggung jawab untuk membuat keputusan awal tentang setiap permasalahan yang dihadapi pasiennya dan menyelenggarakan konsultasi kepada dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan, menegakkan diagnosis yang rnencakup keadaan fisik, psikologis dan sosial serta menyelenggarakan pendidikan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit untuk meningkatkan kesehatan pasiennya.2 Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu dari pelayanan dokter spesialisisPendapat ini banyak dianut oleh negara-negara yang telah maju, seperti misalnya di Amerika Utara dan atau di Eropa, dimana sistem pelayanan kesehatannya seperti di rumah Sakit misalnya, telah mengenal Bagian khusus yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga (department of family practice). Ambil contoh di Amerika Serikat misalnya, pelayanan dokter keluarga, seperti yang dikemukakan oleh German (1971), sejak tahun 1969, bersamaan dengan didirikannya The American Board of Family Practice, telah diakui sebagai salah satu praktek dokter spesialis. Di negara tersebut dokter keluarga telah terdaftar sebagai spesialis ke 20, yang setaraf dengan berbagai dokter spesialis lainnya. Di Amerika Serikat, untuk menjadi dokter keluarga, seorang dokter memang diharuskan untuk mengikuti pendidikan tambahan selama 3 tahun.3. Pelayanan dokter keluarga hanya menunjuk kepada tata cara pelayanan yang diselenggarakan.Pendapat ini banyak dianut oleh negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Menurut pendapat ini pelayanan dokter keluarga hanya menunjuk pada tata cara pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang dokter. Oleh Willard (1970) memang disebutkan bahwa kunci pokok pelayanan dokter keluarga terletak pada tanggungjawab dokter dalam mengkoordinasikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan yang dibutuhkan oleh pasien. Karena itu, siapa saja, termasuk dokter spesialis, sepanjang menerapkan tata cara pelayanan yang seperti ini, adalah seorang dokter keluarga.4. Pelayanan dokter keluarga tidak sama dengan pelayanan dokter umum, tetapi antara keduanya terdapat banyak kesamaanPendapat ini pada dasarnya merupakan pendapat awal yang muncul pada waktu konsep pelayanan dokter keluarga pertama kali diperkenalkan. Pada waktu itu rumusan tentang body of knowledge kedokteran keluarga memamg belum berhasil dituntaskan, tetapi secara intuitif telah dirasakan bahwa pelayanan dokter keluarga yang selama ini diselenggarakan telah tidak memadai lagi, dan karena itu perlu lebih dikembangkan menjadi pelayanan dokter umum yang 'baru' yang kemudian populer dengan sebutan pelayanan dokter keluarga.Demikianlah, sesuai dengan masih terdapatnya perbedaan pendapat tentang pelayanan dokter keluarga, maka untuk pengertian dokter keluarga Juga ditemukan beberapa pendapat yang agak berbeda pula. Pendapatpendapat yang dimaksud, jika dicoba sederhanakan, secara umum dapat dibedakan pula atas empat macam, yakni (Geyman, 1971)1 Dokter keluarga sama dengan dokter umumPendapat yang seperti ini ditemukan misalnya di Inggris dan Australia Inilah sebabnya organisasi yang didirikan untuk menghimpun para dokter keluarga tidak disebut sebagai organisasi dokter keluarga (farnily physician), melainkan organisasi dokter umum (general practitioner)2. Dokter keluarga adalah dokter spesialisPendapat yang seperti ini ditemukan misalnya di Arnerika Serikat. Inilah sebabnya, di negara tersebut seorang dokter yang akan menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga, diharuskan untuk mengikuti pendidikan tambahan selama tahun. Di Amerika Serikat, dokter keluarga memang telah dianggap sebagai spesialis umum yang kedudukannya setara dengan berbagai spesialis lainnya.3 Dokter keluarga adalah semua dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluargaPendapat yang seperti ini ditemukan misalnya di Indonesia. Menurut pendapat ini, siapapun dokter tersebut - dokter umum atau dokter spesialis-sepanjang menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip-prinsip dokter keluarga, maka dokter yang dimaksud disebut sebagai dokter keluarga.4.Dokter keluarga tidak sama dengan dokter umum, tetapi antara keduanya terdapat banyak kesamaan.Pendapat yang speerti ini merupakan pendapat awal yang muncul ketika konsep dokter keluarga pertama kali diperkenalkan. Tidak mengherankan jika kemudian sering disebutkan bahwa dokter keluarga tersebut pada dasarnya adalah perkembangan lebih lanjut dari dokter umum,, yakni setelah sebelumnya para dokter umum dimaksud memperoleh tambahan pendidikan lebih lanjut.1. Penyakit keturunanSetiap orang pada dasarnya adalah hasil dan intereksi antara faktor genetik dengan lingkungannya. Apabila ditemukan kelainan pada faktor genetik tersebut, yang antara lain muncul karena pembentukan keluarga (perkawinan), maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu. Karena terdapatnya pengaruh faktor genetik tersebut, maka saat ini telah banyak dikembangkan pelayanan konseling dan skrining perkawinan (marriage conseling and screening).2. Pekembangan bayi dan anakSekalipun pada dasamya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman telah membuktikan jika bayi dan anak tersebut dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang 'sakit', maka perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik dan ataupun perilakunya.3. Penyebaran penyakitApabila di lingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi, maka tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit infeksi tersebut. Hal yang sama ditemukan pula pada keluarga yang salah seorang anggotanya menderita penyakit neurosis, maka anggota keluarga yang lain juga akan mudah terkena penyakit tersebut (Buck dan Laughjton, 1959).4. Pola penyakit dan kematianBerbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hidup membujang, atau bercerai cenderung memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi dari pada mereka yang berkeluarga. Kraus dan Lilienfeld(1959) misalnya berhasil membuktikan bahwa seorang janda berumur antara 25 - 35 tahun memperlihatkan angka kematian karena penyakit TBC 12 kali lebih tinggi dari pada mereka yang berkeluarga, sedangkan kematian karena penyakit jaringan saraf, kelainan jantung, influensa dan penemonia, masing-masing 8, 10 dan 8 kali lebih tinggi.5. Proses penyembuhan penyakitPenelitian yang dilakukan oleh Pless Satterwhite (1973) berhasil rmembuktikan bahwa proses penyembuhan penyakit anak-anak yang rnenderita penyakit kronis jauh lebih baik pada keluarga yang "sehat" clari pada keluarga yang "sakit". Sedangkan pengaruh kesehatan terhadap keluarga dapat dilihat pada fungsi-fungsi yang dimilikinya, yakni :1.Fungsi biologisApabila kesehatan keluarga terganggu maka fungsi biologis yang antara lain rnencakup reproduksi dan atau membesarkan anak akan terganggu pula. Kemampuan seseorang untuk mengandung, melahirkan serta membesarkan anak, memang sangat ditentukan oleh kesehatan anggota keluarga, dalam hal ini adalah ibu atau bapak dari keluarga tersebut.2 Fungsi psikologisSama halnya dengan biologis, maka apabila kesehatan keluarga terganggu maka fungsi piskologis yang antara lain mencakup rasa aman (emosional dan kepribadian) serta perkembangan dan kematangan kepribadian akan terganggu pula, yang pada gilirannya akan mengganggu kehidupan keluarga tersebut.3 Fungsi sosialFungsi sosial yang dirnaksudkan di sini mencakup sosial budaya, pendidikan dan ekonomi. Tidak sulit dipahami, apabila kesehatan keluarga tidak tcrpelihara maka kesemua fungsi ini dapat terganggu sehingga kehidupan keluarga menjadi tidak sempurna. Apabiia kepala keluarga yang menderita suatu penyakit, maka produktivitas kerja akan menurun. Akibatnya penghasilan keluarga akan terganggu yang pada gilirannya akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga secara keseluruhan.Dalam masyarakat yang masih sederhana, terutama yang bertempat tinggal di daerah pedesaan, masih sering ditemukan keluarga yang diasingkan oleh masyarakat sekitamya, karena salah seorang dari anggota keluarga menderita beberapa penyakit tertentu, seperti misalnya penyakit jiwa dan atau kusta.Tujuan pelayanan dokter keluargaTujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :1.Tujuan umumTujuan umum pelayanan dokter keluarga pada dasarnya adalah sama dengan tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.2.Tujuan KhususTujuan khusus pelayanan dokter keluarga erat hubungannya dengan sejarah perkembangan pelayanan dokter keluarga di satu pihak serta ciriciri pelayanan dokter keluarga di pihak lain. Tujuan khusus yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien. Ciri-ciri pelayanan dokter keluargaTerlepas apakah dokter keluarga tersebut dipandang sebagai salah satu spesialis atau tidak, sesungguhnyalah penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga tersebut, mempunyai ciri-cirinya yang tersendiri. Ciri-ciri yang dimaksud jika dibedakan menurut para ahli yang mengemukakannya, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :1 Ian R McWhinney (l 981)Menurut lan R. McWhinne ciri-ciri pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan yang :a.Iebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik-teknik kedokteran tertentu.b. berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.c. menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan.d. memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisiho tinggi.e. mernandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat.f. diselenggarakan dalam satu daerah domisili yang sama dengan pasiennya.g. melayani kepentingan pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.h. memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.i. diselenggarkan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai manager dari sumber-sumber yang tersedia. 2. Lynn P. Carmichael (1973)Menurut Lynn P. Carrnichael ciri-ciri pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan yang:a berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.b. berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari ur.it keluarga, memandang keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling terkait, pada mana setiap individu membentuk hubungan tingkat pertama.c. memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarganya dalam menyelenggarakan setiap pelayan kesehatan.d. mempunyai keterampilan diagnosis yang andal serta pengetahuan tentang epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat dimana pelayanan tersebut diselenggarakan, dan selanjutnya para dokter yang menyelengga, akan pelayanan harus memiliki keahlian mengelola berbagai penyakit yang ditemukan dimasyarakat tersebute para dokternya memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang dihadapi, serta menguasai teknik pemecahan maslah untuk mengatasi berbagai penyakit yang agak mirip atau tidak khas serta berbagai penyakit yang tergolong psikosomatik.3. Debra P. Hymouick dan Martha Underwood Barnards (1973)Menurut Debra P. Hyrnovick dan Martha Underwood Barnards ciri-ciri pelayan dokter keluarga adalah pelayanan yang :a. dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih responsif serta bertanggung jawab.b. dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan tingkat pertama (termasuk pelayanan darurat) serta pelayanan lanjutan (termasuk pengaturan rujukan).c.dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan pencegahan penyakit dalam stadium dini serta peningkatan derajat kesehatan pasien setinggi mungkin.d. dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhatikannya pasien tidak hanya sebagai orang per orang, tetapi juga sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. e. dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk dilayaninya pasien secara menyeluruh dan dapat diberikan perhatian kepada pasien secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.4. Ikatan Dokter Indonesia (1982)Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke-19 yang dilaksanakan di Surakarta pada tahun 1982 telah pula merumuskan ciri-ciri pelayanan dokter keluarga tersebut. Ciri-ciri yang dimaksud adalaha. yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang per orang, melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.b. yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.c. yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.d. yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.e. yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan. ManfaatDitinjau dari peranannya, pelayanan dokter umum dan atau dokter keluarga tersebut pada dasarnya merupakan pelayanan tingkat pertama (primary medical care service). Pada saat ini, sesuai dengan konsep primary health care sebagaimana yang dirumuskan oleh WHO, maka bentuk pelayanan dokter keluarga ini makin lebih dikembangkan. Apabila pelayanan dokter keluarga ini berhasil dikembangkan, memang akan diperoleh banyak manfaat, antara lain (Cambridge Research Institute, 1976).1.Akan dapat diselenggarkan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.2.Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.3.Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, maka pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini.4 Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehtan yang terpadu sehingga penanganan satu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah iainnya.5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalarr, pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalarn menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi6.Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.7 Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan8.Akan dapat dicegah pemakaian perbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.Pelayanan Dokter keluarga di IndonesiaSekalipun secara teoritis pelayanan dokter keluarga banyak menjanjikan manfaat namun pelaksanaanya di Indonesia belumlah sebagaimana yang diharapkan. Banyak masalah yang masih dihadapi. Jika disederhanakan berbagai masalah tersebut dapat dibedakan atas tiga macam :1 Dari sudut pemerintah sebagai perumus kebijakanMasalah yang ditemukan di sini termasuk antara lain belum adanya peraturan perundang-undangan tentang pelayanan dokter keluarga, serta belum mantapnya pendidikan dokter keluarga dalam kurikulum serta sistem pendidikan dokter di Indonesia. Peraturan perundang-undangan yang ada baru mengatur praktek dokter umum serta dokter spesialis saja. Sedangkan pendidikan dokter lebih diutamakan untuk menghasilkan dokter yang bekerja di Puskesmas saja.2. Dari sudut dokter sebagai penyedia jasa pelayananMasalah yang ditemukan disini termasuk antara lain belum terdapatnya kata sepakat tentang pelayanan dokter keluarga tersebut. Apakah merupakan pelayanan spesialisasi atau hanya sekedar cara pendekatan saja.Masalah lain yang ditemukan dari sudut dokter sebagai penyedia jasa pelayanan ialah belum sesuainya pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dengan konsep dan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga. Kebanyakan para dokter menyelenggarakan pelayanan kedokterannya secara pasif serta lebih berorientasi pada pelayanan kuratif saja. Kecuali itu masih ditemukan berbagai masalah teknis lainnya seperti bentuk praktek, fasilitas kerja, serta waktu yang tersedia. Bentuk praktek dokter di Indonesia masih didominasi oleh praktek perseorangan, dengan fasilitas kerja yang sederhana serta berpraktek secara paroh waktu, yakni pada sore dan atau malam hari.3Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayananMasalah yang ditemukan disini termasuk antara lain pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam berobat. Pada saat ini kebanyakan anggota masyarakat lebih menghargai pelayanan dokter spesialis serta sering berobat dengan dokter yang berbeda. Di samping kemampuan keuangan masyarakat untuk merr.anfaatkan pelayanan kesehatan belum memuaskan. Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia masih didomini.oleh sistem pembiaayaan tunai (fee for service), sedangkan sistem pembiayaan pra upaya (prepaid/health insurance) masih belum membudaya.