73
DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN MILITANSI KADER (Studi Sejarah Organisasi Islam di Jawa Barat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: Fikri Dikriansyah NIM: 1111022000023 PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN MILITANSI

KADER

(Studi Sejarah Organisasi Islam di Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

Fikri Dikriansyah

NIM: 1111022000023

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2018

Page 2: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain
Page 3: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain
Page 4: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain
Page 5: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

v

ABSTRAK

FIKRI DIKRIANSYAH (1111022000023)

“Doktrin Intisab PUI Sebagai Sarana Penguatan Militansi Kader “

Arti kata Intisab menurut bahasa Arab adalah nasaba-yansibu-nasban-

wanisbatan, yang artinya menghubungkan, mempersenyawakan, mengkerabatkan,

satu keturunan, dan mempersaudarakan. Menurut istilah Intisab adalah ucapan

pernyataan atau ikrar secara pribadi atau jamaah untuk mempersenyawakan,

memperhubungkan, menisbatkan ucapan dengan pengamalan. Secara sederhana

intisab adalah ikrar atau janji.

Suatu organisasi kemasyarakatan tidak lepas dari sebuah doktrin atau ikrar yang

selalu menjadi pegangan bagi para kadernya, termasuk salah satunya yaitu

organisasi kemasyarakatan Persatuan Umat Islam (PUI) yang kuatnya dugaan

bahwa Intisab menjadi doktrin penguat militansi para kadernya.

Hasil riset yang dilakukan penulisadalah, bahwasannya pengaruh Intisab bagi para

kader PUI secara keseluruhan tidak terlalu memberikan dampak yang jelas.

Namun dalam bidang pendidikan, Intisab menunjukan pengaruh yang sangat

signifikan, terlihat dari para kader PUI yang banyak bergelut di bidang

pendidikan dan mengembangkan konsep pendidikan PUI ke arah yang lebih baik.

Disamping melestarikan konsep pendidikan PUI yang terdahulu, para kader PUI

juga memberikan pembaharuan di dunia pendidikan agar bisa bersaing dengan

pendidikan masa sekarang dan masa yang akan datang. Maka, jelas dalam hal ini

para kader militan PUI yang semangat bergerak di bidang pendidikan sangat

dipengaruhi oleh doktrin intisab terutama dalam bait Al-Ishlahus saabiluna yang

memiliki delapan macam perbaikan hidup dan salah satu jalannya adalah

perbaikan pendidikan (ishlahut tarbiyah) yang dipegang kuat oleh para kader-

kadernya.

`

Page 6: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan taufik

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing

umatnya menuju jalan yang diridhai Allah SWT.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai DOKTRIN INTISAB

SEBAGAI SARANA PENGUATAN MILITANSI KADER dalam rangka

mencapai gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). Dalam penyusunan Skripsi ini,

penulis menyadari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak

pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada

semua pihak yang telah mendorong, membimbing dan memberikan motivasi.

Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta jajarannya dan juga pernah sebagai Dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. H. Nurhasan, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan

Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hj. Tati Hartimah, MA, yang dengan sabar dan penuh dedikasi tinggi

selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan materi skripsi ini.

4. Kepada semua Dosen Sejarah Kebudayaan Islam maupun Dosen yang ada di

Fakultas Adab dan Humaniora tanpa terkecuali yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu yang telah ddiberikan.

5. Ayahanda H.M Sabih Ashadi dan Ibunda Hj. Imas Maesih yang telah

berjuang dalam membesarkan dan mendidik penulis, dan memberi segala

curah kasih sayangnya sehingga penulis dapat berpendidikan lebih tinggi.

semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, amin ya rabal

‘alamin.

Page 7: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

vii

6. Kepada KH. Syarif Rahmat, R.A. SQ. MA beserta keluarga dan para guru

Pondok Pesantren Ummul Qura.

7. Kepada seluruh civitas akademik Fakultas Adab dan Humaniora, kepada

Ketua jurusan dan sekertaris serta dosen-dosen jurusan Sejarah dan

Kebudayaan Islam yang memberikan sumbangsih ilmu dan pengalamannya,

Pembimbing Akademik H. Nurhasan, MA, yang selalu bersedia meluangkan

waktu bagi penulis untuk bertanya dan meminta solusi atas beberapa kendala

yang penulis hadapi.

8. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Adik-adikku Femi Yusabbah, Elif Alifah dan Fathi Makkia Madhani tak lupa

juga kepada kakaku Epip Yukhopipa, M.Pd yang selalu membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada para senior jurusan Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memotivasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Adik-adik jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, dinda Rian Wahyudin, dinda

Ari Badruzaman, dinda Amir, dinda faqih, dinda Nia Hidayati dan yang

lainnya.

12. Kepada adinda terkasih Intania Ramadhani,S.Ps yang selalu memberikan

support kepada penulis

13. Kawan kawan seperjuangan Apartemen Semanggi, kanda Ibnu Aidil Putra

S.Pd, kanda Syahrul Ramadhan, kanda Muflihun Hidayat, kanda Dani

Ramdhani, S.Ag, dan Dudu Ruskandi yang telah menemani dan memotivasi

penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14. Kawan-kawan bermusik Dialog Semanggi, Riski SA, Adi, Aan, Eri

Muharam, Zulham Fatah, Deden Haztawidjaya, Firman Ali Yusuf, Riki

Akbar, Muhammad Ilham dan adinda fadil yang selalu menghibur penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

Harapan dan iringan do’a penulis ucapkan semoga Allah SWT meridhoi

dan membalas amal baik kita semua dengan berlipat kemuliaan, amiin. Akhirnya

Page 8: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

viii

besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi para pembaca sekalian

Jakarta, 28 Maret 2018

Penulis

Page 9: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 11

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ............................... 11

E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 13

F. Kerangka Teori ....................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 15

BAB II SEJARAH SINGKAT PERSATUAN UMAT ISLAM

A. Latar Belakang PUI ................................................................ 17

B. Azas, Sifat, dan Tujuan PUI ................................................... 21

1. Azas Persatuan Umat Islam ............................................... 21

2. Sifat dan Tujuan Persatuan Umat Islam ............................ 26

C. Tokoh Pendiri ......................................................................... 28

1. KH. Ahmad Sanusi ........................................................... 28

2. Abdul Halim……………………………………………. 29

D. Program Kerja ........................................................................ 31

BAB III DOKTRIN AJARAN PERSATUAN UMAT ISLAM (PUI)

A. Pengertian Intisab ................................................................... 34

B. Intisab Sebagai Mabda ........................................................... 35

C. Intisab Sebagai Manhaj .......................................................... 36

Page 10: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

xii

D. Intisab Sebagai Iqrar Mujahadah ............................................ 37

E. Intisab Sebagai Tafwidh ......................................................... 39

BAB IV BENTUK KONKRIT DOKTRIN INTISAB BAGI

MASYARAKAT

A. Ishlah Al-Tsamaniyyah .......................................................... 41

B. Realisasi Doktrin Intisab bagi Masyarakat (Ishlahut Tarbiyah) 47

C. Warisan Ishlahut Tarbiyah ..................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 55

B. Saran ...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, mayoritas penduduk beragama Islam. Mereka tinggal di

berbagai daerah dengan ragam sosial budaya masyarakat. Atas kenyataan itu,

maka tidaklah heran jika banyak berdiri organisasi-organisasi gerakan

keagamaan yang berazaskan Islam, seperti halnya organisasi Persatuan Umat

Islam (PUI). Organisasi Persatuan Umat Islam merupakan fusi atau

gabungan dari dua organisasi yang didirikan oleh dua tokoh Islam asli Jawa

Barat, yakni Perikatan Umat Islam yang berpusat di Majalengka dengan

tokoh pendirinya Abdoel

Halim dan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII)

yang berpusat di Sukabumi dengan tokoh pendirinya KH. Ahmad Sanusi.1

Kedua pimpinan PUI dan PUII tersebut sebenarnya satu guru dan satu

ilmu. Keduanya pada waktu bersamaan menuntut ilmu di Mekah, Saudi

Arabia pada tahun 1908-1911. Mereka saling bersahabat dan saling bertukar

pikiran, baik di bidang pendalaman ilmu, maupun pengamalan ilmunya kelak

setelah kembali ke tanah air. Dan setelah mereka kembali ke tanah air,

mereka bertemu untuk memantapkan cita-cita serta menggalang persatuan

dan kesatuan umat islam di Indonesia.

Selanjutnya, sebagai mana yang telah di ungkapkan Wawan Heriawan

dalam bukunya Seabad Persatuan Umat Islam mereka masing-masing

memimpin PUI dan PUII, frekuensi pertemuan mereka semakin tinggi dan

efektif. Sejak Abdul Halim diundang oleh KH. Ahmad Sanusi untuk

berceramah pada Muktamar Ali di Sukabumi yang di laksanakan pada bulan

Maret tahun 1935, rencana realisasi cita-cita tentang terciptanya persatuan

dan kesatuan umat Islam Indonesia semakin jelas. Kedua ulama beserta

seluruh anggota masing-masing bertekad bulat untuk saling melebur

organisasi mereka, guna mewujudkan cita-cita bersama.

1 Mohammad Akim, KH. Abdul Halim Penggerak PUI, (Majalengka: Yayasan KH. Abdul

Halim, 1968), h. 49

Page 12: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

2

Kemudian ide berfusi tersebut semakin berkembang ketika kedua

tokoh itu sama-sama menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain dari

keduanya ini memiliki landasan dan tujuan yang sama, juga karena tekad kuat

yang sama dalam menggalang persatuan di kalangan umat Islam. Di tengah

kesibukan kedua tokoh tersebut dalam BPUPKI, mereka menyempatkan diri

untuk menyusun rencana teknis pelaksanaan fusi dari kedua organisasi

mereka.

Rencana mengenai nama bentuk organisasi hasil fusi yaitu Persatuan

Umat Islam, rancangan (konsep) kepengurusan, waktu serta tempat diadakan

fusi dan lain-lain telah disepakati bersama. Tetapi ditakdirkan sebelum

upacara fusi dilaksanakan, KH. Ahmad Sanusi dipanggil oleh Allah SWT.

Beliau berwasiat untuk secepatnya merealisasikan rencana fusi. Dan akhirnya

kedua organisasi ini bergabung pada tanggal 5 April 1952 atau lebih tepatnya

pada 9 Rajab 1371 H dalam penanggalan Hijriyah, yang bertempat di

Gedung Nasional Bogor.3

PUI adalah suatu organisasi sosial keagamaan yang bertujuan

melaksanakan Syariat Islami menurut Madzhab Ahlusunnah Waljama’ah.4

Dalam mencapai tujuan itu maka PUI mengadakan berbagai usaha

pembinaan di tengah anggota perserikatan khususnya umat Islam. Sebagai

suatu gerakan Islam, PUI menentukan diri bersifat independen, yakni tidak

berafiliasi pada organisasi atau partai lain. PUI lebih menitikberatkan

perjuangannya dalam bidang sosial, pendidikan, dan keagamaan.5

Prinsip-prinsip perjuangan PUI tertuang dalam bentuk doktrin yang

dikenal dengan nama “INTISAB”. Pada mulanya falsafah ini merupakan

2 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam (1911-2011), (Jawa Barat: YMSI,

2014), h. 179 3 Mohammad Akim, KH. Abdul Halim Penggerak PUI, (Bandung: Yayasan KH. Abdul

Halim, 1968), h. 52 4 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, PUI. PB PUI, (Majalengka: PB PUI, 1991), h.

2 5 S.Wanta, 35 Tahun Persatuan Umat Islam dalam Penyelenggaraan Pendidikan,

(Majalengka: PB PUI, 1991), h. 18

Page 13: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

3

prinsip-prinsip perjuangan organisasi Perikatan Oemat Islam (POI), sebagai

reaksi KH. Abdul Halim dalam menghadapi kemusyrikan kolonial Jepang.6

Ketika Jepang pertama kali masuk ke wilayah Hindia-Belanda selain

melakukan kerjasama dengan kaum Nasionalis, juga menjalin kerjasama

dengan kaum Muslim. Pengaruhnya meskipun mereka memiliki kebijakan

yang sama dengan pemerintah Hindia Belanda dalam menghadapi kaum

Muslim sikap politiknya tampak lebih bersahabat. Kuat dugaan, strategi

politik yang dibangun mereka lebih mempertimbangkan sisi psikologis.

Sehingga melalui sikapnya itu proses pendudukan Jepang ke wilayah Hindia

Belanda relatif lebih mudah dan di beberapa tempat mendapatkan bantuan

dari kaum Muslim.7

Selanjutnta G.Moedjanti dalam bukunya yang berhudul Indonesia

Abad Ke-20: Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, menjelaskan bahwa

salah satu program yang memperolah banyak empati dari Masyarakat pada

awal penjajahan Jepang adalah di bidang pendidikan, di mana dalam hal ini

para pelajar Indonesia diberi kesempatan untuk mendapatkan beasiswa

belajar di Jepang dengan alasan untuk kemajuan rakyat. Sebagai basis

pergerakan yang massif dan sangat diperhitungkan, Jepang berusaha menarik

perhatian dengan cara mengirim umat Islam untuk berhaji ke Mekah, di ibu

kota Jepang didirikan masjid dan yang paling menarik adalah diadakannya

konferensi umat Islam di Tokyo.8

Namun tidak lama dan selang beberapa waktu bangsa Indonesia

menyadari bahwa Jepang mempunyai tujuan sangat buruk dan ingin

menghancurkan bangsa Indonesia terutama umat Islam, menggantikan Islam

dengan Sintoisme.9 Walaupun umat Islam Indonesia telah dilatih dengan

kemusyrikan seperti berseikeirei (penghormatan dengan cara membungkukan

6 Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, (Jakarta: LP3ES, 1987), h. 25

7 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam (1911-2011), h. 238

8 G. Moedjanto, Indonesia Abad Ke-20: Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati

(Yogyakarta: Kanisius, 1998), h. 74-75. 9 Shinto adalah agama resmi Jepang, Shinto sebenarnya bersasal dari bahasa China yang

berarti “jalan para Dewa”, “pemujaan para Dewa”, “pengajaran para Dewa”, Lihat

http://id.wikipedia.org/wiki/Shinto.

Page 14: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

4

badan kearah Matahari terbit), tetapi perlawanan dari umat Islam tetap

berjalan dan dilakukan baik secara keras seperi melawan dengan perang

maupun lunak yaitu dengan cara berdiplomasi dan negosiasi. Di lain pihak,

Jepang juga menyadari bahwa muslim Indonesia bukanlah sesuatu yang

mudah diarahkan.

Pada waktu itu sikap umat Islam terbagi menjadi dua, yang pertama

sikap keras dengan perang fisik yang diperlihatkan oleh ulama-ulama secara

individual dan sikap halus yang diperlihatkan oleh pemimpin-pemimpin

muslim melalui wadah organisasi-organisasi. Cara keras yang dilakukan oleh

ulama-ulama secara individual menimbulkan pemberontakan lokal, seperti

yang dilakukan Tengku Abdul Jalil di Aceh. Ia mengatakan bahwa Jepang

lebih buruk dari pada Belanda. Maka perangpun terjadi pada bulan Agustus

1942. Pada awalnya Jepang ingin menyelesaikan polemik yang ada pada

waktu itu dengan damai, dengan cara mengirim utusan tetapi rupanya hal

tersebut tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak pada

waktu umat Islam sedang melaksanakan sholat subuh. Umat Islam berusaha

menahan serangan dengan persenjataan seadanya dan hal tersebut berhasil

membuat mundur pasukan Jepang. Begitu juga dengan serangan kedua,

berhasil digagalkan oleh Umat Islam. Kemudian pada serangan terakhir

(ketiga) barulah umat islam kalah melawan serangan Jepang dan Jepang

berhasil membakar Masjid, sementara pada waktu itu pemimpin

pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan

musuh, akan tetapi pada akhirnya tertembak saat sedang salat.10

dan masih

banyak lagi perlawanan terhadap kolonial Jepang yang di tunjukkan oleh

umat Islam, seperti perlawanan KH. Zaenal Mustofa Tasikmalaya.

Kemudian muncul pemberontakan pemuda muslim Muhammadiyah di

Pontianak, 8 Desember 1943, dan juga di Jawa Barat, yang dipimpin oleh

K.H. Zaenal Mustafa, pemimpin pesantren Sukamanah Singaparna

Tasikmalaya, pemberontakan meletus bulan Februari 1944. Maka, dari semua

pemberontakan yang terjadi, dapat penulis simpulkan bahwa motif

10

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara1942-1945.

Page 15: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

5

pemberontakan tersebut pada hakikatnya selain motif kekejaman dan

kebrutalan Jepang, tetapi yang paling utama adalah motif membela Agama.

Setelah itu sikap para pemimpin muslim dan para ulama yang sudah

diarahkan oleh Jepang untuk membentuk organisasi yang di buat Jepang

dengan maksud bisa menjadi alat pencapaian dalam mencapai tujuannya,

ternyata realitas pada waktu itu bertolak belakang dengan keinginan Jepang.

Wadah wadah atau Organisasi-organisasi yang sudah dibuat oleh Jepang

dimanfaatkan oleh Umat Islam untuk memperkuat persatuan dan kekuatan

Muslimin Indonesia, dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dan

mendakwahkan Agama Islam, dan sekaligus untuk menghilangkan pengaruh

Shinto yang sudah disebarkan oleh penjajah Jepang.11

Dalam buku yang berjudul Dinamika Peradaban Islam karya

Machfud Syaefudin Ira M. Lapidus menjelaskan beberapa fungsi

administratif dan kemiliteran yang diberikan kepada golongan Islam turut

memperkuat kekuatan politik dan memperluas massa untuk aksi muslim

selanjutnya.12

Dalam hal ini tiga hal yang dapat disebutkan: dibentuknya

Kantor Urusan Agama Islam (Shumubu), didirikanya Masyumi dan

pembentukan Hizbullah.

Selanjutnya, maka sejak tanggal 1 April 1944, dimulai pembentukan

Kantor Urusan Agama Daerah di setiap keresidenan (yaitu bagian dari suatu

provinsi). Di bawah kepemimpinan para tokoh seperti Wahid Hasyim dan

Kahar Muzakkir.13

Dan MIAI (Majlis Islam Ala Indonesia) sebagai

organisasi independen yang didukung kuat dan penuh oleh dua organisasi

massa terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah, yang pada

tanggal 24 Oktober 1943 dibubarkan oleh Jepang.14

Pembubaran ini pada

dasarnya adalah dikarenakan reaksi Jepang terhadap agitasi bait al-mal yang

11

Musyrifah Sunanto, Sejarah peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h. 41-43. 12

Machfud Syaefudin. dkk, Dinamika Peradaban Islam, (Yoyakarta: Pustaka Ilmu, 2013),

h. 284. 13

B.J Boland, Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1970, Terj. Safroedin Bahar (Jakarta:

PT. Grafiti Pers, 1985), h. 12-13. 14

Harry J. Bennda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa

Pendudukan Jepang, Terj. Daniel Dhakidae (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1980), h. 183.

Page 16: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

6

terus menerus dan secara gencar dalam mengorganisir pengumpulan dana,

pembagian zakat dan shadaqah oleh pengurus MIAI (Majlis Islam Ala

Indonesia) tanpa melibatkan Shumubu (Kantor urusan agama yang dibentuk

Jepang).15

Sebagai pengganti MIAI (Majlis Islam Ala Indonesia), Jepang

membentuk organisasi baru yaitu Masyumi (Majlis Syuro Muslimin

Indonesia) tanggal 22 November 1943 dan diberi status hukum pada tanggal

1 Desember 1943. Sebagai ketua organisasi ini adalah K.H. Hasyim Asy’ari.

Bertepatan pada tanggal 1 Agustus 1944 Partai Masyumi semakin kokoh,

melihat keadaan tersebut pemerintah Jepang mengeluarkan pengumuman

reorganisasi atau merubah garis kewenangan organisasi Shumubu (lembaga

yang mengurusi masalah agama islam) yang bertujuan agar semua masalah

keagamaan yang dirasakan penting bagi masyarakat dapat diatur dengan

mudah. 16

Tujuan Jepang membubarkan MIAI (Majlis Islam Ala Indonesia) dan

mendirikan Masyumi guna merangkul rakyat Indonesia, khususnya pemimpin

Islam.17

Pada zaman Jepang, akhir tahun 1944, juga dibentuklah Hizbullah,

yaitu sejenis organisasi militer bagi pemuda-pemuda muslim Indonesia.

Seorang Kiyai bernama K.H. Zainul Arifin mendapat tanggung jawab

menjadi ketua panglima Hizbullah, tugas utamanya mengkoordinasi

pelatihan-pelatihan yang bersifat semi militer. K.H. Zainul Arifin adalah

salah satu utusan yang di percaya oleh Nahdatul Ulama dan menjadi

perwakilan dalam kepengurusan Masyumi. Di antara pemimpinnya terdapat

beberapa tokoh nasional yang amat terkenal sampai sekarang yaitu diantarnya

Muhammad Roem, Anwar Tjokro Aminoto, Jusuf Wibisono, dan Prawoto

Mangkusasmito yang kemudian menjadi politikus-politikus terkenal. Jadi

15

Martin Van Bruinesse, NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, Terj.

S. Farid Wajdi (Yogyakarta: Lkis, 1997), h. 54. 16

Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004), h. 86-87. 17

Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), h.

234.

Page 17: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

7

seluruh masa pendudukan Jepang ini dapat dikatakan pula bahwa ternyata

umat Islam telah memperoleh keuntungan-keuntungan besar.18

Jepang pada akhirnya menjanjikan kemerdekaan Indonesia dengan

pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI). Hingga akhirnya ketika tokoh nasional Indonesia

mendengar berita bahwa Jepang kalah dalam perang Pasifik, ditandai dengan

meledaknya bom atom di Hirosima dan Nagasaki, Indonesia

memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.19

Dalam perjalanan selanjutnya, penulis juga ingin mengungkapkan

bahwa sikap yang sesungguhnya dari pemerintah pendudukan Jepang

terhadap kaum Muslim mulai tampak dan jelas terlihat. Mereka, bukan hanya

bermaksud mengorganisir kekuatan kaum Muslim untuk kepentingan Perang

Asia Timur Raya, tetapi dalam bukunya Seabad Persatuan Umat Islam yang

di tulis oleh Wawan Heriawan menjelaskan juga bahwa jepang menyerang

keyakinan dasar mereka melalui pemaksaan ajaran shinto (shintoisme). Kaum

Muslim diajarkan dan dipaksa melakukan seikeirai (menghormati Kaisar

Tenno Heika dengan menundukan badan ke arah Tokyo). Terutama kegiatan

yang disebut terakhir, jelas sangat melukai akidah kaum Muslim. Sebab,

dalam keyakinan dasar kaum Muslim, menyembah kepada selain Allah

hukumnya kafir dan Musyrik. Sejak saat itu kepercayaan kaum Muslim

terhadap pemerintahan pendudukan Jepang mulai berkurang. Sikap kaum

Muslim seperti itu tidak hanya ditunjukkan oleh pemimpin-pemimpin

perhimpunan, tetapi juga dilakukan oleh beberapa ulama secara individual.

Para ulama pemimpin-pemimpin Islam masih bekerjasama dengan

pemerintahan pendudukan Jepang, tetapi dengan mengajukan syarat

pemerintah penduduk Jepang tidak menghina keyakinan dan ajaran Islam.

18

B.J Boland, Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1970, (Jakarta: PT. Grafiti Pers, 1985),

h. 15 19

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, (Yoyakarta: Pustaka Ilmu, 2013),

h. 284.

Page 18: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

8

Sementara itu, dijumpai peristiwa ulama yang melakukan penolakan dan

pemberontakan.20

Dalam situasi yang serba kurang menguntungkan tersebut, Abdoel

Halim berupaya mengeluarkan masyarakat dari serba keterpurukan. Ia

melakukan penolakan terhadap pemerintah pendudukan Jepang tidak dengan

pemberontakan, tetapi dengan caranya sendiri. Hal itu begitu disadarinya,

sebab baginya pilihan hanya dua, yaitu perhimpunan yang didirikannya tetap

hidup atau dihabisi. Abdoel Halim memilih perhimpunannya tetap hidup agar

dapat melanjutkan cita-cita pergerakan yang dikembangkannya. Dengan

dasar inilah, maka KH.Abdul Halim bertekad untuk mengikrarkan dasar

perjuangannya yang kokoh dan kuat serta meliputi segala persyaratan

keamanan dan ketentraman jasmani-rohani, untuk mencari jalan perbaikan

pribadi dan masyarakat berdasarkan musyawarah atau kelapangan dan sesuai

dengan syariat Islam.

Dengan mempergunakan asas Islam, dapatlah diwujudkan tali yang

menghubungkan antara diri dan amal ihsan dengan Tuhannya. Yaitu Tuhan

yang menjadi awal permulaan segala sesuatu dan akhir kesudahan serta

tempat kembali segala sesuatu. Dengan bekerja dan beramal menurut syariat

Islam, amal perbuatan manusia dapat dipelihara dari kesalahan.

Untuk kepentingan itu, Abdoel Halim dan sejumlah kader Perserikatan

Oelama di Majalengka, seperti Djunaidi Mansyur, Abdoel Wahab, Bunyamin

Ma’ruf, Ahmad Nawawi, dan Abdoellah Jasin Basjoeni berkumpul untuk

merumuskan Intisab sebagai falsafah sekaligus doktrin tandingan terhadap

ajaran Seikeirei bagi anggota dan simpatisan Abdoel Halim dan Pesjarikatan

Oelama (PO). Rujukan yang digunakan Abdoel Halim dan para kadernya

dalam merumuskan Intisab, selain bersumber kepada Al-Qur’an juga

menggunakan kitab kuning Al-Washiyah al-Dzahabiyah karya al-Manuafi,

seorang ulama Mesir dan da’i generasi pertama setelah era al-Afghani dan

Abduh. Al-Manufi dikenal sebagai pendiri tariqat syadziliyah, yaitu

kelompok tarekat yang aktif dalam bidang diniyah (keagamaan), shufiyah

20

Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam, (1911-2011), h. 240

Page 19: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

9

(tasawuf), ilmiah, dan falsafah. Oleh karena itu, gagasan intisab bertolak dari

aqidah islamiyah, sebab pada awalnya diperuntukan sebagai syarat bagi orang

yang akan masuk ke dalam tarekat tersebut. Abdul Halim sendiri terinspirasi

oleh al-Manufi, sebab bagi Abdul Halim akidah akan dapat memelihara

manusia dari kekafiran, kemunafikan, dan kemusyrikan.21

Kata intisab berasal dari bahasa Arab yang artinya satu keturunan atau

hubungan. Dengan Intisab diharapkan adanya hubungan kasih sayang antara

umat muslim dengan Allah dan hubungan harmonis antara sesama muslim

anggota perserikatan. Bagi Abdul Halim, Intisab adalah salah satu cara untuk

memperkuat akidah kaum muslimin sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh

ajaran yang dibawa oleh pendudukan Jepang. Teks intisab untuk pertama

kalinya dibacakan secara resmi di hadapan umum, yaitu pada peringatan

Nuzul Al-Qur’an Persjarikatan Oelama tahun 1942. Kegiatan Peringatan

Nuzul Al-Qur’an tersebut berlangsung di sebuah tajug (Mushala) dekat

sungai Citangkurak Majalengka. Sejak saat itu, intisab terus dibacakan baik

pada acara-acara resmi perhimpunan maupun kegiatan-kegiatan pendidikan

di sekolah-sekolah Persjarikatan Oelama. Intisab pun terus dibacakan setelah

Persjarikatan Oelama berganti nama menjadi Perikatan Oemmat Islam.

Setelah Perikatan Oemmat Islam berfungsi dengan Persatuan Oemmat

Islam Indonesia, Intisab terus dijadikan doktrin pergerakan dan pengabdian

Persatuan Umat Islam. Hal itu dipahami dari prosesi Muktamar PUI ke-1

yang dilaksanakan pada 10-14 Oktober 1952, ketika diadakan perubahan-

perubahan, dan penyesuaian Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga,

Tafsir Azas, dan pembuatan lambang Persatuan Ummat Islam, perubahan,

perbaikan, dan penye-suaian Intisab tidak diagendakan.

Intisab merupakan doktrin hidup bagi PUI. Intisab itu sendiri harus

dibaca dan diresapkan maknanya oleh setiap anggota PUI apabila ia akan

mengerjakan suatu pekerjaan atau beramal, baik itu rapat, musyawarah, apel

atau sebelum anak-anak di sekolah memulai pelajarannya. Intisab merupakan

doktrin PUI dan landasan beramal warga PUI untuk mencapai tujuannya

21

Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam, (1911-2011), h.240

Page 20: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

10

yakni mardhatillah (jalan yang di ridhai Allah). Setiap anggota PUI dalam

mengamalkan segala sesuatu apapun itu harus berdasarkan kepada isi dan

jiwa Intisab tersebut. Sehingga bisa dikatakan segala amal perbuatan anggota

PUI mempunyai landasan idiil yaitu Intisab, landasan konstitusional yaitu

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan landasan

operasional yaitu ketetapan atau keputusan-keputusan Muktamar. Konferensi,

Musyawarah dan sebagainya.

Meskipun Intisab merupakan doktrin PUI atau doktrin yang melandasi

seluruh garis kebijakan dan program organisasi, namun para kader PUI

banyak yang mempersoalkan. Persoalan itu terutama perlunya membuat

penyempurnaan definisi dan susunan Intisab.

Penulis akan menerangkan PUI ini hanya dalam kaitannya dengan

Intisab serta pengaruhnya terhadap kader PUI saja. Saat ini, PUI memiliki

banyak kader. Dengan demikian, penting untuk mengurai kembali Intisab di

kalangan PUI ini. Sebab pemikiran yang terkandung dalam intisab

merupakan landasan filosofis bagi setiap gerak dan pengabdian kader PUI

termasuk pengabdiannya kepada Allah SWT.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari melebarnya pembahasan dalam penulisan skripsi

ini, penulis membatasi skripsi ini menjadi: sekilas tentang PUI yang meliputi

latar belakang pembentukan dasar-dasar, tujuan berdirinya PUI, lahirnya

doktrin yang disebut dengan intisab, serta pengaruhnya terhadap kader-kader

PUI. Dalam lingkup pembahasan skripsi ini dapat dilihat perbedaan sebelum

dan sesudah lahirnya intisab di lingkungan PUI.

Berdasarkan lingkup pembahasan, maka permasalahan yang akan

dipecahkan adalah:

1. Bagaimana sejarah berdirinya PUI.

2. Apa yang dimaksud dengan Intisab, dan

3. Bagaimana pengaruh intisab bagi kader-kader PUI.

Page 21: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Mengungkap maksud dan tujuan berdirinya PUI.

2. Menjelaskan Intisab sebagai doktrin organisasi serta pengaruhnya bagi

kader.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Laporan Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode

yang digunakan adalah metode historis. Metode historis merupakan proses

menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa

lampau.22

Poin-poin penting yang akan ditulis dipaparkan sesuai dengan

bentuk, kejadian, suasana pada masanya. Adapun faktor analisa pada faktor-

faktor politik menjadi faktor pendukung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah. Oleh

karena itu, upaya merekonstruksi masa lampau dari obyek yang diteliti itu

ditempuh melalui metode sejarah dan menggunakan penelitian deskriptif

analisis, yaitu mencoba memaparkan Intisab sebagai doktrin PUI. Oleh sebab

itu, penelitian sejarah mencangkup:

1. Heuruistik atau teknik mencari, mengumpulkan data atau sumber

(Dokumen).23

Maka dalam hal ini, penulis mengumpulan data-data

sebagai bahan penulisan dan melakukan penelitian kepustakaan (Library

Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber yang berhubungan

dengan tema dalam skripsi ini, bisa seperti buku-buku, majalah, koran,

Buletin, video, dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis mengunjungi

beberapa tempat seperti Kantor DPP PUI di Pancoran Jakarta Selatan

yang memiliki Arsip yang cukup lengkap, DPC PUI di Tasikmalaya,

DPC PUI di Majalengka. Sedangkan Perpustakaan yang penulis

kunjungi, adalah Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan UI dan

22

. Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI

Press.1983), h. 32. 23

. Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta; Ar Ruzz

Media.1999), h. 64.

Page 22: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

12

beberapa toko buku yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain

itu penulis juga menggunakan buku-buku dan berbagai media cetak

koleksi pribadi yang berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik itu

sumber primer ataupun sekunder.

2. Tahap selanjutnya yaitu Verifikasi atau Kritik Sumber, di mana semua

sumber-sumber telah terkumpul, baik berupa buku-buku, majalah, koran,

video, dan lain-lain. Penulis melakukan kritik dan uji terhadapnya untuk

mengindentivikasi keabsahannya tentang keaslian sumber (Otentisitas)

yang dilakukan melalui kritik eksteren yaitu dengan berbekal data yang

bersumber dari yang telah penulis sebutkan di atas, selanutnya penulis

melihat realitas yang teradi di tengah-tengah masyarakat, dan keabsahan

tentang kesahihan sumber (Kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik

interen yaitu dengan kembali menijau sumber-sumber rujukan buku

tersebut.

3. Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis

sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut.

Karena itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik

sumber, biasannya masih berbeda-beda dalam isinya. Oleh sebab itu,

dalam teknik interpretasi ini, diharapkan peneliti mampu menemukan

berbagai faktor penyebab dan akibat terjadinya peristiwa tersebut.

4. Fase terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi merupakan cara

penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah

dilakukan24

. Tahap ini adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik

metode pembahasan.

Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil

penelitian ini adalah buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,

dan Disertasi.

24

Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah,… h.76

Page 23: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

13

E. Tinjauan Pustaka

Studi yang berkaitan dengan Intisab belum banyak yang mengkajinya

secara mendalam, bahkan masih sedikit karya ilmiah yang membahas tentang

Intisab. Maka dari itu, penulis mencari dan membaca beberapa literatur

secara mendalam mengenai Intisab baik dari buku, jurnal-jurnal pendukung

tentang Intisab. Berikut ini literatur yang dijadikan tinjauan pustaka:

1. Buku Seabad Persatuan Umat Islam(1911-2011) yang di terbitkan oleh

YMSI (Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia) cabang Jawa Barat.

Dalam buku ini memaparkan tentang Intisab sebagai doktrin persatuan

umat Islam (PUI).25

2. Buku Persatuan Umat Islam (PUI) yang di terbitkan oleh Pimpinan Pusat

Persatuan Umat Islam (PPPUI). Dalam buku ini Intisab masuk kedalam

Anggaran Rumah Tangga (ART) Persatuan Umat Islam (PUI) di pasal ke

1. Selain itu dijelaskan pula Intisab sebagai Mabda’ (doktrin, titik tolak,

dasar, landasan), Manhaj (metode amaliyah), ikrar mujahadah

(kebulatan tekad serta kesungguhan perjuangan dan pengorbanan), dan

tawakal (penyerahan diri) kepada Allah swt, baik dari jam’iyyah

(perhimpunan) maupun jamaah (pimpinan, anggota dan warga)

persatuan umat islam dalam melaksanakan setiap amaliahnya, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama.26

3. Buku Khitah Dakwah PUI yang diterbitkan oleh Dewan Pertimbangan

Pusat Persatuan Umat Islam (PUI). Dalam buku ini dijelaskan tentang

Intisab sebagai doktrin gerakan dakwah PUI yang sesuai dengan ayat Al-

Quran dalam surat Muhammad Ayat 19.27

4. Buku AD ART PUI yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Persatuan

Umat Islam (PUI). Dalam buku ini dijelaskan bahwa kalimat-kalimat

yang ada dalam teks Intisab adalah wujud ibadah yang di tunjukkan

25

Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam (1911-2011), h. 237 26

persatuan Umat Islam (PUI), dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Persatuan Umat Islam

(PPPUI), h. 17 27

khitah Dakwah PUI diterbitkan oleh Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Umat Islam

(PUI), Tahun 20017, h. 17

Page 24: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

14

semata-mata hanya kepada Allah swt untuk mendapatkan Ridho-Nya

dengan bermabda pada keikhlasan dan Amaliah Ishlah serta semangat

mahabah. 28

Kemudian dalam buku yang di terbitkan oleh Pimpinan Wilayah PUI

Jawa Barat dengan judul Revitalisasi Peran PUI dalam Pemberdayaan Umat.

Dalam buku ini terdapat sub bab tentang Dimensi Dakwah di tulis oleh

beberapa tokoh dan cendikiawan yang berhubungan dengan skripsi ini.

Selanjutnya buku K.H. Ahmad Sanusi Pemikiran dan perjuangan

dalam pergolakan Nasional, buku ini mengupas tuntas biografi serta

pemikiran KH. Ahmad Sanusi tentang PUI. Buku-buku diatas dan beberapa

buku lainnya yang tidak penulis sebutkan semuanya membantu penulis

mengarahkan dan memberikan gambaran untuk melakukan penelitian yang

khusus lagi terhadap Intisab Sebagai Doktrin PUI, sehingga penulis dapat

melakukan penelitian yang lebih lanjut lagi.

F. Kerangka teori

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan Doktrin sebagai

landasan dalam pengembangan teori. Pengertian doktrin adalah sebuah ajaran

dalam ilmu atau bidang tertentu yang diterapkan sedemikian rupa oleh

seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain dengan sebuah tujuan

tertentu yamg sangat spesifik.29

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) doktrin memiliki arti ajaran tentang asas suatu aliran politik,

keagamaan; pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan,

ketatanegaraan secara bersistem khususnya dalam penyusunan kebijakan

Negara.30

Jika melihat pengertian doktrin di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa doktrin adalah sebuah ajaran atau pemikiran yang mana doktrin

tersebut mempunyai tujuan yang jelas.

28

AD ART PUI, diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Persatuan Umat Islam (PUI), Tahun

2010, h.11 29

Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1986), h. 86 30

Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.web.id/doktrin

Page 25: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

15

Pada umumnya doktrin identik dengan sebuah asas yang berlandaskan

agama, politik, ataupun ilmu kenegaraan yang tidak disebar luaskan secara

umum didalam masyarakat. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

doktrin biasanya akan digunakan sebagai sebuah ilmu atau ajaran tertentu

yang disampaikan dengan teknik pengajaran pendekatan khusus terhadap

orang orang tertentu saja. Dalam hal ini bisa dikatakan juga bahwa doktrin

bukanlah sebuah ajaran yang harus diketahui oleh semua orang umum secara

terang terangan, tetapi hanya untuk orang orang tertentu saja. Jadi, doktrin

digunakan sebagai sebuah alat atau ilmu tertentu yang penyampaiannya pada

dasarnya dimaksudkan untuk tujuan tertentu.

Dalam konteks keIndonesiaan, studi doktrin teologi mengalami fase-

fase perubahan yang di mulai oleh K.H. Ahmad Dahlan (1912), selanjutnya

Mas Mansoer (wafat 1949), Haji Abdul Karim atau yang lebih dikenal

dengan Hamka (1908-1981 M) sampai pada generasi tahun 1970-an yang

dipelopori oleh Harun Nasution dan Nurcholis Madjid yang mana gagasan

Nurchalis Madjid tentang bagaimana memperbaiki posisi umat Islam dalam

konteks budaya Indonesia gerakan yang di usung lebih dikenal dengan neo-

modernisme Indonesia. Bagi Madjid, bagaimanapun tugas terpenting yang

harus diselesaikan oleh umat Islam adalah bagaimana ia bisa

mengimpelementasikan ajaran Islam secara tepat. Pertama-tama mereka

harus memiliki pemahaman yang benar tentang doktrin agama mereka, dan

kedua mereka juga harus memahami secara baik lingkungan mereka di mana

mereka akan mengimplementasikan ajaran itu, yaitu indonesia.31

G. Sistematika Penulisan

Dalam kajian penulisan skripsi ini, penulis membagi pembahasan

dalam tiga bahasan yang meliputi: Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan.

Kemudian dibagi menjadi lima bab. Pembagian dalam bab-bab ini

dikelompokan berdasarkan pada permasalahan.

31

Nurcholis Madjid, islam, Doktrin dan peradaban sebuah telaah kritis tentang masalah

keimanan dan kemoderenan.(Jakarta: Paramadian, 1992), h. 25

Page 26: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

16

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori serta sistematika

penulisan.

BAB II membahas tentang sejarah berdirinya PUI, yakni meliputi latar

belakang berdirinya PUI, azas , sifat dan tujuan PUI, serta susunan

organisasi dan susunan pengurus.

BAB III membahas tentang pengertian intisab dan sejarah intisab yang

merupakan idiologi dan doktrin PUI.

BAB IV membahas tentang isi Intisab. Yakni Intisab sebagai Mabda

(dasar/landasan), Intisab sebagai Manhaj (sistem amaliyah), Intisab

sebagai Iqrar Mujahadah (kebulatan tekad), Intisab sebagi tafwidl

(sikap penyerahan diri) serta pengaruh Intisab dalam kehidupan

sehari hari bagi kader PUI.

BAB V berisi tentang kesimpulan atas apa yang telah dipaparkan pada bab-

bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.

Page 27: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

17

BAB II

SEJARAH SINGKAT PERSATUAN UMAT ISLAM (PUI)

A. Latar Belakang Persatuan Umat Islam (PUI)

Organisasi massa Persatuan Umat Islam yang kemudian disingkat

menjadi PUI lahir di Bogor pada tanggal 5 April 1952, merupakan hasil fusi

dua organisasi Islam yaitu Perikatan Umat Islam (PUI) dan Persatuan Umat

Islam Indonesia (PUII). Perikatan Umat Islam merupakan suatu organisasi

yang berdiri pada tahun 1944 oleh Abdoel Halim di Majalengka. Organisasi

ini pada awalnya bernama Hayatul Qulub (1911) yang bergerak di bidang

pendidikan dan ekonomi, namun pada tahun 1917 berubah nama menjadi

Perserikatan Oelama (PO). Kemudian atas bantuan HOS Cokroaminoto,

organisasi ini diakui secara hukum oleh pemerintah kolonial Belanda.1

Dan

Setelah mengembangkan diri sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang

sosial keagamaan dan pendidikan, pada zaman pemerintah pendudukan

Jepang organisasi ini terpaksa menghentikan kegiatannya, karena semua partai

politik dan perkumpulan sosial harus dibubarkan dan pemerintahan

pendudukan Jepang tidak mengizinkan adanya perkembangan demokrasi.2

Namun tidak berapa lama, lalu diijinkan kembali untuk melakukan kegiatan-

kegiatannya, serta didorong oleh kondisi saat itu, maka dilakukan pendekatan

dengan pemerintah dan pusat-pusat pimpinan organisasi masyarakat Islam,

karena di masa itu dirasakan semua pergerakan sepi, semua perkumpulan

gulung tikar sedangkan pembinaan rakyat banyak yang harus diteruskan dan

kehidupan di bidang pendidikan dan pengajaran mesti dilancarkan.3 Maka

pada tanggal 1 Februari 1944, PO berubah nama menjadi Perikatan Umat

Islam (PUI).4

Berbeda dengan PUI, Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII),

merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 1931 oleh KH. Ahmad

1Deliar Noer. Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, (Jakarta: Grafiti Press, 1987),

h.82 2 S. Wanta. KH. A. Halim Iskandar dan Pergerakannya, (Majalengka: PB.PUI, 1991), h.22

3 S. Wanta. KH. A. Halim Iskandar dan Pergerakannya,... h. 25

4 Deliar Noer. Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965,… h. 15

Page 28: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

18

Sanusi di Sukabumi, setelah AII (Al-Ittihadiyatul Islamiyah) mengembangkan

diri dan berkiprah dalam pembinaan umat melalui pendidikan, pada jaman

pemerintahan pendudukan Jepang tepatnya tanggal 1 Pebruari 1944, AII

berubah nama menjadi PUII.5 KH. Ahmad Sanusi dan Abdul Halim sering

bertemu terutama di gedung Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) dan di Sekretariat Masyumi (Majlis syuro muslimin

Indonesia) maka terjalinlah hubungan yang akrab di antara mereka dan lahir

kehendak untuk menggabungkan dua organisasi yang mereka pimpin. Namun

karena KH. Ahmad Sanusi wafat terlebih dahulu pada tahun 1950 di

Sukabumi, maka hal itu belum bisa terwujud secepatnya. Baru pada tanggal 5

April 1952 usaha itu terwujud dengan terbentuknya organisasi Persatuan

Umat Islam (PUI).6

Adapun yang mendorong terbentuknya fusi kedua organisasi tersebut

karena memperhatikan kondisi umat Islam yang sedang diwarnai oleh

pertentangan politis-keagamaan serta mempertimbangkan adanya beberapa

persamaan di antara organisasi Perikatan Umat Islam dan Persatuan Umat

Islam Indonesia, terutama dalam dasar dan cita-cita yang sama-sama

berdaskan Islam dan bercita-cita ingin mewujudkan persatuan di kalangan

umat Islam, maka Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi mempunyai ide yang

sama, berkeinginan memfusikan organisasi yang mereka pimpin (Perikatan

Umat Islam dan Persatuan Umat Islam Indonesia). Ide ini kemudian

disampaikan oleh KH. Ahmad Sanusi kepada Mr. Syamsudin, yang saat itu

menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar PUII. Beliau menanggapi

secara positif mengenai ide tersebut, bahkan berjanji akan ikut berusaha

mewujudkannya, meskipun ide tersebut sebenarnya belum dibicarakan secara

formal dan mendalam.

5 Deliar Noer. Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, ...h. 23

6 S. Wanta. KH. A. Halim Iskandar dan Pergerakannya,...h. 32

Page 29: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

19

Masa antara tahun 1945 sampai tahun 1950 dikenal dengan masa

revolusi fisik. Pada masa ini terjadi beberapa peristiwa yang menyebabkan

negara dalam keadaan kacau.7 Hal ini mengundang perhatian Abdul Halim

dan KH. Ahmad Sanusi, sehingga pembicaraan mengenai kemungkinan

berfusinya Perikatan Umat Islam dan Persatuan Umat Islam Indonesia

mengalami hambatan.

Pada tahun 1950 KH. Ahmad Sanusi meninggal dunia di Gunung

Puyuh Sukabumi. Berita ini menyebar luas ke seluruh anggota Persatuan

Umat Islam Indonesia termasuk kepada Mr. Syamsudin, yang pada waktu itu

sedang bertugas menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Pakistan.

Mendengar berita tersebut, Mr. Syamsudin teringat kepada janjinya dalam

menanggapi ide KH. Ahmad Sanusi dan Abdul Halim yang pernah

disampaikannya mengenai kemungkinan dilaksanakannya fusi antara PUI dan

PUII. Oleh karena itu ketika ia pulang ke Jakarta dan dirawat di Rumah Sakit

Umum Pusat.8 ia mengirimkan surat kepada Abdul Halim yang berisi sebagai

berikut:

1. Memberitahukan tentang kondisi Mr. Syamsudin yang sedang sakit sejak

kedatangannya di Jakarta.

2. Menceritakan tentang pengaruh wafatnya KH. Ahmad Sanusi terhadap Mr.

Syamsudin yang berkenaan dengan jabatannya sebagai Wakil Ketua

Pengurus Besar PUII, dengan sendirinya beralih. Di samping itu di

kalangan anggota Pengurus Besar telah terjadi pembicaraan tidak resmi

dan kesamaan pendapat yang memilih Mr. Syamsudin untuk dijadikan

sebagai Ketua Umum menggantikan kedudukan KH. Ahmad Sanusi dalam

struktur kepengurusan organisasi.

3. Mengingatkan Abdul Halim tentang rencana yang pernah dibicarakan

dengan KH. Ahmad Sanusi mengenai kemungkinan dilakukannya fusi

antara PUI dan PUII. Dengan memperhatikan kondisi umat Islam di

7 C.S.T. Kansil dan Julianto Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 2010), h.45-57 8 Asep Daud Kokasih, Terbentuknya Gerakan Persatuan Umat Islam di Bogor tahun 1952.

(Skripsi IKIP Muhammadiyah Purwokerto, 1993), h. 80

Page 30: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

20

Indonesia pada waktu itu, ia menganggap tepat jika masalah tersebut

diwujudkan secepatnya. Untuk itu ia berpendapat bahwa orang yang

dianggap pantas untuk memimpin usaha memfusikan Perikatan Umat

Islam dan Persatuan Umat Islam Indonesia adalah Abdoel Halim. Jika

usaha ini tercapai, dia menyatakan kesediaannya untuk membantu dalam

mengatur organisasi yang dihasilkannya.9

Selanjutnya, surat Mr. Syamsudin yang dikirimkan kepada Abdul

Halim diterima di Santi Asromo Majelengka bersamaan dengan

menyebarnya berita tentang wafatnya Mr. Syamsudin di Rumah Sakit

Umum Pusat Jakarta. Oleh karena itu, selaku Ketua Umum Pengurus

Besar PUI, Abdul Halim segera mengadakan pertemuan dengan anggota

Pengurus Besar lainnya untuk membahas isi surat yang telah diterimanya.

Dalam pertemuan ini forum menanggapi positif maksud yang terkandung

di dalam surat tersebut, dan sebagai tindak lanjutnya mereka sepakat untuk

mengadakan hubungan dengan Pengurus Besar Persatuan Umat Islam

Indonesia.10

Munculnya kesepakatan untuk melebur Perikatan Umat Islam dan

Persatuan Umat Islam Indonesia, selain dalam rangka melaksanakan

wasiat Mr. Syamsudin, juga didukung oleh beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan kedua belah pihak dalam pertemuan itu, antara lain:

1. Adanya persamaan yang terdapat pada kedua organisasi, khususnya dalam

dasar dan prioritas program perjuangan yang sama-sama berdasarkan

Islam dan mengutamakan program perjuangan dalam bidang pendidikan.

2. Organisasi keduanya ini menyadari bahwa minimnya kader potensial yang

dimiliki oleh kedua organisasi tersebut,. jika keadaan seperti ini tidak

segera diatasi oleh kedua belah pihak, lalu pertanyaannya apakah yang bisa

mereka sumbangkan kepada agama, nusa dan bangsa.

3. Kedua organisasi merasa khawatir terhadap kondisi umat Islam di

Indonesia yang pada waktu itu sedang mengalami disintegrasi. Hal ini

9 Salinan surat Mr. Syamsudin dimuat dalam buku Moh. Akim, KH. Abdul Halim

Penggerak PUI, Yayasan KH. Abdul Halim. Majalengka. 1968. Hal 23-24 10

S. Wanta, Persatuan Umat Islam Aliran Moderen,(Majalengka: PB. PUI,1991), h. 4-6.

Page 31: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

21

terjadi karena semakin tajamnya pertentangan yang muncul di kalangan

umat Islam dalam bidang pemikiran dan praktek keagamaan serta bidang

politik.11

B. Azas, Sifat dan Tujuan PUI

1. Azas Persatuan Umat Islam

Berdasarkan anggaran dasar PUI hasil rumusan pertemuan di Bogor

tahun 1952, maka PUI berazaskan ajaran Islam. Hal ini berkenaan dengan

keyakinan agama Islam merupakan aturan Allah yang dnegan keluasan

ilmu-Nya menunjukan jalan yang lurus yang dapat menyampaikan

manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan hidup, jalan yang benar

tanpa kesesatan dan tidak sedikit pun kepentingan Allah yang terselip di

dalam ajaran tersebut. Kepercayaan kepada Allah yang menyebabkan PUI

lebih percaya kepada ajaran Allah (Islam) yang lebih sempurna daripada

ideologi lain yang merupakan hasil kajian manusia yang terbatas.12

Sebagai penjabaran dari Islam yang merupakan azas PUI, maka

disusunlah suatu strategi dasar perjuangan PUI yang berisi prinsip yang

menjadi landasan perjuangan yang tertuang dalam bentuk falsafah yang

dinamakan Intisab atau doktrin yang selanjutnya nanti akan penulis lebih

jelaskan di bab selanjutnya.

Menurut S. Wanta bahwa setiap organisasi pasti mempunyai

landasan yang kokoh sebagai pedoman pokok untuk bergerak mencapai

tujuan yang digariskan. Pedoman pokok suatu organisasi merupakan

prinsip-prinsip perjuangan yang memiliki fungsi sebagai pengontrol

sekaligus kendali agar setiap gerak kebijaksanaan organisasi agar tidak

menyimpang dari ide dasarnya. Di samping itu, prinsip-prinsip tersebut

akan menjadi identitas yang mewarnai seluruh kehidupan organisasi dan

anggota-anggotanya di tengah masyarakat.

Prinsip-prinsip atau landasan perjuangan PUI, tertuang dalam bentuk

falsafah yang terkenal di kalangan warganya dengan nama Intisab. Intisab

11

Diambil dari Kutipan Wawancara dengan S. Wanta selaku penasehat PD. Daerah PUI,

Majalengka, pada tanggal 1 Juli 1995 di Majalengka 12

Tafsir Azas Persatuan Umat Islam, (Majalengka: BP.PUI, 1991), h.3

Page 32: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

22

berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata kerja “intasaba” yang

dimasdarkan menjadi Intisaabun dan merupakan bentuk Tsulasi mujarrod

“nasaba” yang menurut arti harfiahnya adalah seketurunan, senyawa,

intisab, maka istilah yang dimaksud ialah mengintegrasikan diri,

mensenyawakan jiwa kepada ungkapan-ungkapan kata yang diucapkan.13

Menurut S. Wanta falsafah Intisab diciptakan oleh Abdul Halim pada

zaman pemerintahan pendudukan Jepang. Intisab lahir sebagai doktrin

tandingan terhadap ajaran Seikerei yaitu ruku‟ ke arah Tokyo sambil

memusatkan hati kepada Tenno Haika yang dianggap sebagai keturunan

Dewata. Hal semacam ini dianggap oleh Abdoel Halim dalam kategori

kemusyrikan. Berdasarkan itu, Abdul Halim menyusun Intisab sebagai tali

pengikat sekaligus penggerak dalam berjuang, termasuk berjuang di dalam

PUI.14

Adapun teks falsafah Intisab adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Teks Falsafah Intisab

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Aku

bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksu bahwa Nabi

Muhammad adalah utusan Allah. Allah tujuan kami, ikhlas dasar kami,

membuat kemaslahatan adalah jalan kami. Kasih sayang adalah kebesaran

kami. Kami berjanji kehadirat Allah atas kebenaran, keikhlasan,

keyakinan, dan menuntut Allah dalam beramal di kalangan hamba-hamba-

13

35 Tahun PUI dalam Penyelenggaraan Pendidikan., (Majalengka: PB.PUI, 1991), h. 7 14

35 Tahun PUI dalam Penyelenggaraan Pendidikan,... h. 8

Page 33: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

23

Nya dengan bertawakal kepadaNya. Dengan nama Allah, yang Maha

Pemurah dan Maha Penyayang. Dengan nama Allah, tiada daya dan tiada

kekuatan, melainkan hanya dengan pertolongan Allah Maha Mulia. Allah

Maha Besar.15

Untuk memahami intisab secara mendalam susunannya dibagi

menjadi tiga bagian:

a. Pendahuluan

Bagian pendahuluan terdiri dari dua komponen yaitu bacaan

basmalah dan dua kalimat syahadat, yang merupakan titik tolak dari

semua tindakan seorang Muslim. Pembacaan ini sebagai pembukaan

dari semua tindakan yang harus didasarkan atas nama Allah SWT

semata-mata. Selanjutnya subjek yang akan melaksanakan itu harus

benar-benar seorang yang percaya dan mempunyai keyakinan kepada

Allah SWT. Oleh karena itu maksud untuk lebih menegaskan kembali

kepribadian dan identitas Muslim, pembacaan syahadat diletakkan

setelah basmalah.

b. Isi yang merupakan landasan beramal

Landasan beramal ini terdiri dari empat komponen yaitu:

1) Allahu Ghoyatuna (Allah adalah pusat pengabdian kami)

Yang dimaksud adalah bahwa pengabdian atau beramal

sholeh hanya ditujukan kepada Allah semata-mata untuk

mendapatkan keridhoan-Nya.16

Pengabdian merupakan unsur yang penting dalam agama.

Setiap pengikut agama merasa bahwa dia harus dapat

mengabdikan diri kepada Tuhan, yang ia agungkan dan ia

sembah. Pengabdian dalam agama itu ialah adanya kesediaan

untuk menjalankan semua perintah-perintah Tuhan dan bersedia

pula untuk meninggalkan semua larangan-laranganNya.

15

S. Wanta. Intisab PUI lahir, Penjelasan dan Penerapannya, (Majalengka: PB.PUI,

1990), h. 6 16

S. Wanta, Intisab PUI,... h.10

Page 34: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

24

Inilah landasan beramal yang pertama dalam falsafah Intisab

yaitu pengabdian kita hanya ditujukan kepada Allah semata,

dalam rangka fungsi kita sebagai manusia.17

Hal ini telah

disebutkan dalam Al-Quran, surat Adz-Dzariyat ayat 56.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

2) Wal Ikhlasu mabdauna (Ikhlas adalah dasar pengabdian kami)

Pengertian ikhlas dalam agama ialah bahwa

pengabdian/ibadah itu hanya dimaksudkan untuk mendapatkan

keridhoan Allah semata-mata. Di samping itu tidak ada tujuan

yang lain, dan semuanya berada dalam suatu rangkaian bahwa

kita umat Islam/manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk

mengabdi kepada-Nya saja.

Hal ini bukan berarti tidak memikirkan masyarakat yang ada

di sekitar, sebab pengertian pengabdian/ibadah menurut agama

Islam mempunyai dua kerangka, yang pertama, ibadah dalam

rangka hubungan manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai

Khalik dan kedua, ibadah dalam rangka hubungan manusia

dengan sesamanya dan alam sekitarnya.

3) Wal Islahu Sabiluna (Islah adalah cara pengabdian kami)

Kata islah merupakan masdar dari kata Aslaha yang artinya

memperbaiki. Pengertian memperbaiki disini mencakup segi-segi

kehidupan yang sangat luas.

Dalam kehidupan sosial, pengabdian kepada Allah dalam

rangka hablum minannas harus menggunakan cara-cara atau

perbaikan bagi semua pihak, sehingga dapat mencapai hasil yang

baik dan merata. Di samping itu, tidak dibenarkan adanya prinsip

17

Lambang, Mars, Hymne, Intisab PUI, (Majalengka: PB.PUI, 1991), h. 9-13

Page 35: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

25

bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan boleh

menghalalkan segala cara.18

4) Wal Mahabbatu Syi’aruna (Cinta kasih sayang adalah syiar

pengabdian kami).19

Landasan ini memberikan pengertian bahwa pengabdian

tersebut harus didasarkan kepada rasa kasih sayang. Rasa kasih

sayang yang dimaksud adalah yang didasarkan kepada perasaan

satu keagamaan dan satu keyakinan.

Rasa sayang inilah yang dianjurkan oleh Rasullah SAW,

yaitu Ta-akhkha baina muslim wa muslim (menjadi saudara

sesama muslim).

Dengan pengertian ini, maka ajaran Islam menetapkan bahwa

harus terjalin persaudaraan yang kuat antara seorang muslim

dengan muslim lainnya yang didasarkan pada taqwa. Ini berarti

kejatuhan saudara kita adalah kejatuhan kita pula.

c. Penutup

Penutup ini berupa sumpah atau janji yang berbunyi:

Kami berjanji kepada Allah untuk melaksanakan kebenaran,

keikhlasan, keyakinan kepada Allah SWT dan mendapatkan

keridhoanNya dalam beramal untuk hamba-hamba Allah

dengan bertawakal kepadaNya.

Pengertian dari janji ini adalah bahwa setelah kita menetapkan

dasar atau landasan beramal, kita berjanji atau bersumpah untuk

melaksanakan pengabdian tersebut dengan cara-cara yaitu:

a. Kita beramal dengan dasar kebenaran yang bersumber kepada

ajaran Islam.

b. Kita beramal dengan dasar keikhlasan.

c. Kita beramal dengan keyakinan kepada Allah SWT, sebagai

ketetapan hati yang memberi akibat kepada tindakan kita artinya

18

S.Wanta, Intisab PUI, h.18-20 19

Lambang, Mars, Hymne, Intisab PUI,... h.15-18

Page 36: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

26

kita yakin bahwa semua tindakan manusia itu akan diadili oleh

Allah SWT.

d. Kita beramal dengan dasar untuk mendapatkan keridhoan Allah

SWT.

e. Dan kita beramal dengan bertawakal kepada Allah SWT.

Perjuangan PUI di dasarkan pada suatu program atau bidang

garapan yang terdiri dari delapan pokok perbaikan, yang dikenal

dengan istilah “Islahuts Tsamaniyah”. Adapun perinciannya sebagai

berikut:

1) Islahul Aqidah (Perbaikan I‟tikad/kepercayaan)

2) Islahul Ibadah (Perbaikan cara ibadah)

3) Islahul „Adah (Perbaikan adat istiadat)

4) Islahul Tarbiyah (Perbaikan pendidikan)

5) Islahul „Ailah (Perbaikan keluarga)

6) Islahul Mujtama‟ (Perbaikan sosial)

7) Islahul Iqtishod (Perbaikan ekonomi)

8) Islahul Ummah (Perbaikan umat).20

Namun dalam perjalanan selanjutnya, berhubungan dengan

munculnya UU No. 8 tahun 1985, yang berisi tentang keormasan,

yaitu bahwa setiap organisasi baik sosial kemasyarakatan atau sosial

keagamaan harus berazaskan Pancasila, maka PUI berazaskan

Pancasila. Begitu pula, Persatuan Umat Islam dalam Muktamarnya

yang ke VII (Januari 1975) di Sukabumi yang berdasarkan rapat pleno

Pengurus Besar PUI telah menetapkan bahwa Intisab menjadi dasar

pendidikan dan perjuangan PUI.21

2. Sifat dan Tujuan Persatuan Umat Islam

Gerakan Persatuan Umat Islam mempunyai sifat dan tujuan tertentu

yang mempengaruhi pola perjuangannya, sebagai suatu gerakan Islam.

Secara organisatoris Persatuan Umat Islam menentukan diri bersifat

20

S. Wanta, Intisab PUI, …h.16 21

35 Tahun PUI dalam penyelenggaraan Pendidikan, h. 6.

Page 37: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

27

independen tidak berafiliasi pada salah satu organisasi manapun, 22

dan

menitik beratkan kepada sosial, pendidikan dan keagamaan.

Selanjutnya penulis mengambil kesimpulan bahwa gerakan

Persatuan Umat Islam dibentuk dengan tujuan dalam rangka berusaha

mencapai terwujudnya kebahagiaan umat. Tujuan ini memiliki konotasi

terealisasinya ajaran Islam di tengah-tengah umatnya. Berdasarkan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Persatuan Umat

Islam pasal 4, dinyatakan bahwa tujuan organisasi ini menuju

terlaksananya Syariah Islamiyah Ahli Sunnah Wal Jamaah untuk

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT,

sesuai dengan hasil Muktamar PUI yang ke III di kota Majalengka.23

Hal

ini sebagamana yang telah di tulis dalam AD/ART PUI yang Kemudian

selanjutnya berdasarkan Pedoman Kerja Pengurus (PKP) pasal 2

dinyatakan tujuan PUI dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tujuan umum, seperti yang tercantumkan dalam pasal 4, yaitu menuju

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT.

b. Tujuan khusus yaitu tercapainya efisiensi aktivitas kerja yang

pragmatis, terkoordinir, sistematis dan terarah untuk seluruh usaha dan

kegiatan pengurus dalam mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan itu gerakan Persatuan Umat Islam

menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Memajukan pelajaran dan pendidikan Islam dalam arti yang seluas-

luasnya.

b. Mengajar dan mendidik para pemuda (putra dan putri)

c. Menerbitkan majalah, membangun perpustakaan dan taman bacaan.

d. Mengadakan tabligh dan penerangan agama Islam.

e. Mendirikan persekutuan perdagangan, pertanian, dan usaha-usaha lain

dalam lapangan perekonomian.

22

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PUI. PB. PUI. Majalengka, h. 2 23

AD/ART PUI Persatuan Umat Islam Pergerakan Aliran Modern, h. 15

Page 38: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

28

f. Melaksanakan bakti sosial terhadap orang-orang yang menderita,

fakir, miskin dan yatim-piatu.

g. Memelihara dan mendirikan tempat peribadatan serta barang-barang

wakaf.

h. Membangun semangat untuk terlaksananya persatuan dalam kalangan

umat Islam.

i. Kerja sama dengan perhimpunan lain dalam usaha memajukan Islam.

j. Menunaikan peribadatan dan menggembirakan umat dalam berbakti

kepada Allah SWT.

Usaha-usaha ini diselenggarakan dengan berpedoman pada prinsip-

prinsip perjuangan yang telah ditetapkan.

C. Tokoh Pendiri

1. KH. Ahmad Sanusi

Ahmad Sanusi dilahirkan pada malam jum‟at, tepat pada tanggal 12

Muharram 1306 H dan bertepatan pada tanggal 18 September 1888 M, di

Kampung Cantayan Desa Cantayan Kecamatan Cantayan Kabupaten

Sukabumi.24

Beliau adalah anak ke tiga dari delapan bersaudara pasangan

K.H. Abdurrohman dengan Ibu Empok.

Selanjutnya mengutip dari buku yang di tulis oleh Wawan

Hernawan, dengan judul Seabad Persatuan Ummat Islam, ia menjelaskan

bahwa sejak kecil beliau belajar ilmu agama dari ayahnya sendiri, K.H

Abdurrahim, pemimpin Pesantren Cantayan di Sukabumi. kemudian beliau

lanjut belajar dari pesantren ke pesantren di daerah Jawa Barat. Pada tahun

1904 K.H. Ahmad Sanusi masih tetap mencari ilmu Agama tanpa ada rasa

bosan kemudian berangkat ke Timur Tengah tepatnya di Kota Mekkah

untuk memantapkan atau memperdalam ilmu agama.

24

Munandi Shaleh, K.H.Ahmad Sanusi, Pemikiran dan Perjuangannya dalam Pergolakan

Nasional. (Tangerang Selatan: Jelajah Nusa, 2014),h.2

Page 39: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

29

Pada tahun 1915 K.H Ahmad Sanusi pulang ke tanah air, kemudian

beliau membantu bapaknya membina Pondok Pesantren Cantayan

kemudian membina para ulama. kemudian pada tahun 1922 K.H. Ahmad

Sanusi atau sering di panggil Ajengan Sanusi mulai melebarkan sayapnya

dan ingin mengamalkan ilmunya dengan mendirikan pesantren Genteng

Babakan Sirna, Cibadak, kabupaten Sukabumi. sistem mengajar yang

dilakukan oleh Ahmad Sanusi menggunakan bahasa yang sederhana dan

menerapkan Metode Halaqah (santri atau murid membuat lingkaran) serta

didukung oleh kemampuan yang baik sebagai orator.25

Selanjutnya, Pada tahun 1934 K.H. Ahmad Sanusi dikembalikan oleh

Kolonial Belanda ke Sukabumi dengan status tahanan kota selama 5 tahun

lamanya, seiring dengan keadaan tersebut Pengurus Besar AII pun

dipindahkan ke Sukabumi. Pada tahun itu juga, K.H. Ahmad Sanusi

mendirikan Pesantren Gunung Puyuh di Sukabumi yang masih berjalan

sampai sekarang dan semakin berkembang.

Setelah itu beliau kembali ke Sukabumi pada tahun 1950,

K.H.Ahmad Sanusi, berpulang ke hadirat Ilahi. Atas dasar itu, pemerintah

Indonesia mengakui jasa-jasanya dan menjadikan beliau sebagai salah

seorang pendiri Republik Indonesia dengan menganugerahkan atau

memberikan gelar Bintang Maha Putera Utama kepada Almarhum K.H.

Ahmad Sanusi.26

Itulah sekilas profile KH.Ahmad Sanusi yang dapat

penulis ulas di karya ilmiah ini.

2. KH. Abdoel Halim

Abdoel Halim adalah salah seorang pejuang kemerdekaan bangsa

yang berasal dari Jawa Barat dan mempunyai andil besar dalam

mempersiapkan kelahiran Republik Indonesia. Tokoh Ummat Islam ini

adalah anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan

Indonesia). Selanjutnya, penulis mengutip dari buku yang di tulis oleh

25

Munandi Shaleh, K.H.Ahmad Sanusi, Pemikiran dan Perjuangannya dalam Pergolakan

Nasional..h.8 26

Munandi Shaleh, K.H.Ahmad Sanusi, Pemikiran dan Perjuangannya dalam Pergolakan

Nasional…h.3

Page 40: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

30

Dartum Sukarsa. Dengan judul Potret K.H. Abdul Halim, menjelaskan

bahwa Abdul Halim lahir tanggal 26 Juni 1887 di Desa Sutawangi,

Kecamatan Jatiwangi, Majalengka Jawa Barat. Latar belakang keluarga

beliau memang dikenal taat dalam beragama, bahkan dalam buku tersebut

dijelaskan bahwa ibunya masih keturunan dari Sultan Syarif

Hidayatullah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pendidikan yang

menyangkut pelajaran agama Islam, sudah didapatinya sejak usia dini, dan

pada usia 21 tahun setelah tamat belajar dari berbagai pesantren di

Majalengka pada tahun 1908, beliau menunaikan ibadah haji lalu menetap

di Mekah sambil menambah wawasan keilmuan27

.

Sepulang dari Mekkah, ia mendirikan sebuah organisasi yang diberi

nama Majlisul Ilmi. Dengan wadah ini ia giat berjuang dalam

pengembangan penyiaran ajaran Islam. pada tahun 1912, KH. Abdoel

Halim mulai menyempurnakan organisasi Majlisul Ilmi menjadi organisasi

yang lebih besar dengan nama Hayatul Qulub yang pergerakannya selalu

berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan juga mendorong kegiatan

ekonomi rakyat dalam menghadapi persaingan dengan pengusaha asing

yang sudah menguasai pasar juga melakukan perlawan terhadap

penindasan Belanda kepada rakyat yang hanya memeras rakyat. Hayatul

Qulub memelopori berdirinya perusahaan percetakan, pembangunan,

pabrik tenun serta pengembangan usaha-usaha pertanian . Suatu hal yang

menarik adalah penerapan sistem pemilikan saham-saham perusahaan bagi

guru-guru yang aktif mengajar. Di bidang sosial-kemasyarakatan, KH.

Abdoel Halim mendirikan rumah yatim piatu Fatimiyah. Penulis

menambahkan, bahwa dari hal ini, jelas bahwa pemikiran dan konsep

Abdul Halim juga sudah sangat maju dan berkembang. CEK

Organisasi Hayatul Qulub tidak berumur panjang karena ditutup oleh

pemerintah Belanda dengan alasan menganggu keamanan. Akan tetapi

KH. Abdul Halim tetap gigih dan tidak pernah menyerah kegiatan-

27

Dartum Sukarsa, Potret K.H. Abdul Halim, (Bandung: PT.Sarana Panca Krya Nusa,

2007), h. 1

Page 41: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

31

kegiatan perjuangannya tetap berjalan meskipun dapat perlawanan dari

pemerintahan Belanda.

Baru pada tahun 1916 berdiri organisasi dengan nama Perikatan

Oelama (PO) sebagai pengganti Hayatul Qulub. Tahun 1924 Perikatan

Oelama semakin berkembang dan hampir menjangkau ke seluruh wilayah

Jawa dan Madura.

Pada Kongres ke IX P.O, KH. Abdul Halim melahirkan ide untuk

membangun sebuah pondok Pesantren, dimana santri tidak saja belajar

agama tetapi juga dilatih berbagai kerajinan dan keterampilan. Ide ini

mendapat sambutan positif yang pada akhirnya berdiri pondok pesantren

yang dikenal dengan sebutan Santi Asromo.28

D. Program Kerja

Persatuan Umat Islam merupakan suatu organisasi sosial

kemasyarakatan dan sosial keagamaan yang menitik beratkan pada masalah

pendidikan dan dakwah, yang mempunyai dasar, tujuan dan pola pendidikan

tersendiri serta Intisab sebagai landasan perjuangan PUI dalam rangka

pengembangannya terhadap masyarakat luas.

Adapun dalam aktivitasnya, PUI membuat koordinasi kerja dalam

melaksanakan programnya, dalam hal ini PUI membagi menjadi beberapa

Majelis, dan di dalam majelis terdapat beberapa poin yaitu:

1. Majelis Pendidikan dan Pengajaran (MPP).

a. Menyelenggarakan Tarbiyatul Intisabiyah yaitu serangkaian program

pendidikan dan pelatihan di lembaga pendidikan formal.

b. Menyusun kurikulum pendidikan.

c. Mengupayakan jumlah dan mutu pesantren, sekolah, madrasah dan

perguruan tinggi.

d. Mengupayakan peningkatan mutu guru-guru sekolah/ madrasah PUI.

e. Mengadakan latihan keterampilan bagi siswa.

28

Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Ummat Islam (1911-2011),... h. 54

Page 42: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

32

2. Majelis Sosial dan Wakaf (MSW)

a. Mengadakan kegiatan pembinaan ‘Ailah Islamiyah

b. Mengadakan pembinaan jama.ah/ranting PUI.

c. Mengadakan bimbingan dan penyelenggaraan zakat, infak dan

shodaqoh.

d. Mengadakan pengumpulan dan pengolahan tanah wakaf dan tanah

milik PUI.

e. Menginventaris kekayaan PUI berupa gedung, madrasah dan

musholla.

3. Majelis Wanita

a. Mengadakan lembaga berumah tangga.

b. Meningkatkan penyelenggaraan Taman Kanak-kanak Islam dan

Taman Pendidikan Al-Quran di bawah asuhan teknis edukatif MPP,

dan menyelenggarakan tempat penampungan anak-anak asuh.

c. Meningkatkan mutu dan jumlah majelis taklim wanita PUI.

d. Mengadakan kegiatan keputrian PUI.

4. Majelis Penyiaran dan Penerangan Dakwah (MPPD)

a. Mengadakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dakwah.

b. Mengadakan majelis taklim.

c. Mengadakan tablig umum.

d. Mengadakan penelitian dan pengembangan dengan membuat satu

daerah binaan sebagai pengembangannya.

e. Mengadakan penerangan dan penyinaran dengan menerbitkan buku-

buku, majalah, dan risalah yang menyangkut PUI, dalam rangka

tersebarnya informasi berbagai hal dan aktivitas keorganisasian.

5. Majelis Pemuda

a. Mengadakan pelatihan kepemudaan.

b. Mengadakan Diklat ke-PUI-an dan pengkaderan.

c. Mengadakan pelatihan kesehatan jasmani berupa menapak tilas ke

Santi Asromo sebagai tempat dimana Abdoel Halim mengembangkan

Page 43: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

33

pendidikannya pertama kali pada masa pendirian Perserikatan Oelama

(PO). Serta mengikuti pekan olah raga.

d. Mengadakan berbagai aktivitas keputrian berupa keprakaryaan dan

kerumah tanggaan dengan berbagai macam kegiatan seperti memasak,

menjahit, kesehatan, mode dan tata laksana rumah tangga.

Dalam hal ini yang menjadi objek binaan bagi Majelis Pemuda adalah

para pelajar dan alumni madrasah PUI.

6. Majelis Perekonomian

a. Meningkatkan wirausaha lemah dan menengah yaitu adanya proyek-

proyek percontohan pada suatu cabang atau ranting di setiap daerah

PUI.

b. Mengupayakan pendanaan organisasi PUI dalam wujud bimbingan

modal dengan mengadakan pengorganisasian dan pengerahan tenaga

secara maksimal dalam memperoleh dana dari zakat, infak, sedekah,

wakaf, dan usaha lainnya untuk membiayai program amal PUI.

c. Mengatur dan memberikan kesejahteraan bagi guru-guru PUI, serta

memajukan koperasi.29

29

Kutipan Wawancara dengan S. Wanta, Ummu Mu‟minullah selaku Ketua Pengurus

Daerah Majalengka, serta Takyin selaku Sekretaris Daerah dan Observasi pada tanggal 25 Juni

1995 dan 1 Juli 1995 di Majalengka. Dalam buku S. Wanta. Intisab PUI lahir, Penjelasan dan

Penerapannya, (Majalengka: PB.PUI, 1990).

Page 44: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

34

BAB III

DOKTRIN AJARAN PERSATUAN UMAT ISLAM (PUI)

A. Pengertian Intisab

Arti kata Intisab menurut bahasa Arab adalah nasaba-yansibu-nasban-

wanisbatan, yang artinya menghubungkan, mempersenyawakan,

mengkerabatkan, satu keturunan, dan mempersaudarakan. Menurut istilah

Intisab adalah ucapan pernyataan atau ikrar secara pribadi atau jamaah untuk

mempersenyawakan, memperhubungkan, menisbatkan ucapan dengan

pengamalan.1 secara sederhana intisab adalah ikrar atau janji.

Intisab juga mengandung perumusan mengenai mabda (titik tolak,

dasar, landasan), manhaj (metode amaliah), iqrar Mujahadah (kebulatan tekad

seta kesungguhan perjuangan dan pengorbanan), dan tawakkal (penyerahan

diri) kepada Allah baik dari jamiyyah (perhimpunan) ataupun jamaah

(pimpinan, anggota dan wagra) persatuan umat Islam dalam melaksanakan

setiap amaliyahnya, baik secara sendiri ataupun bersama-sama.2 Selanjutnya

Intisab memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman dasar dalam beriman

2. Falsafah dasar dalam berfikir serta memecahkan masalah hidup dan

kehidupan

3. Tolak ukur dalam menentukan kepribadian dalam langkah perjuangan

4. Rangkaian kalimat bai’at bagi warga dan pengurus PUI

5. Kunci untuk mengajak kembali kepada Al-Quran dan sunnah.3

1 Dewan Pertimbangan Pusat PUI, Khittah Dakwah PUI, (Jakarta: Dewan Pertimbangan

Pusat PUI, 2015), h.34 2 Persatuan Umat Islam (PUI), dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Persatuan Ummat Islam

9PP PUI) 2015, h. 17 3 Dewan Pertimbangan Pusat PUI, Khittah Dakwah PUI, ...h.35

Page 45: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

35

B. Intisab Sebagai Mabda

Intisab sebagai mabda’ (titik tolak, dasar, landasan). Mabda atau Al-

Mabda adalah suatu bentuk (shigat) masdar “mimy” dari kata “bada‟a

yabda‟u mabda‟an” yang artinya memulai, dalam istilah orang banyak Al-

Mabda artinya pemikiran mendasar yang tidak ia dapatkan pemikiran

sebelumnya secara mutlak (pemikiran yang tidak pernah meniru pemikiran

lain atau menjiplak). selanjutnya dipertegas oleh KH. Ujang syafei (adik

Almarhum. KH. Ahmad Sanusi) bahwa memulai segala sesuatu atas nama

Allah swt.4 Dari penjelasan diatas, jelas bahwa setiap anggota PUI di doktrin

untuk selalu memulai segala sesuatu atas nama Allah swt seperti yang

dilakukan oleh Nabi Sulaiman „alaihis salam menulis surat yang di tujukan

kepada penguasa Saba’ dengan di awali kalimat bismillah sebagaimana yang

tertulis dalam Al-Qur’an QS.An-Naml ayat 30.

Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya

(isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Naml: 30)

Nabi kita Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam pun mengirimkan

suratnya pada Raja Heraklius, beliau mulai dengan bismillah. Begitu juga saat

berkhutbah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam memulainya dengan kalimat

Alhamdu lillah serta memuji Allah Ta‟ala.5 yang dijelaskan juga dalam hadits

nabi saw dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu bahwa Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam. Bersabda :

–أو قال : أقطع –كل كلم أو أمر ذي بال ل يفتح بذكر هللا فهى أبتر

“Setiap perkataan atau perkara penting yang tidak dibuka dengan dzikir

pada Allah, maka terputus berkahnya.” (HR. Ahmad, 2: 359)

4 Hasil wawancara dengan KH. Ujang Syafei, pada tanggal 28 Agustus 2017, jam 13.00

WIB 5 https://rumaysho.com/14810-mulailah-dengan-bismillah.html

Page 46: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

36

Maka, dari hadits diatas penulis menyimpulkan bahwa setiap apa yang

kita lakukan yang memfungsikan seluruh bagian organ tubuh manusia menuju

kearah perbuatan yang terpuji, harus di mulai dengan kalimat "Bismillaahir

Rahmaanir Rahiimi" dengan harapan hasil dari pekerjaan tersebut adalah

sebaik-baiknya pekerjaan dan mendapat Rida dari Allah SWT, sebab pada

hakikatnya semua yang kita gunakan untuk melakuakan yang kita inginkan

adalah milik Allah swt sang maha penguasa alam raya, dan hasil yang kita

harapkan juga tidak lepas dari qudrat dan Iradat Allah swt semata. Secara

sederhana penulis menyimpulkan juga bahwa seluruh gerak perbuatan kita

harus berdasarkan atau bertujuan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT.

Bagi kader PUI adat yang seperti inilah yang harus disebar luaskan dan di

tularkan kepada masyarakat umum.

C. Intisab Sebagai Manhaj

Manhaj berasal dari kata Nahaj atau minhaaj yang artinya jalan yang

jelas, terang dan dikatakan juga (mengikuti) jalan yang lurus atau mengikuti

sunnah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh KH. Ujang Syafei dari hasil

wawancara penulis, intisab sebagai manhaj (metode amaliah) bahwa kader dan

anggota PUI berpegang pada fiqih Syafi’iyah.6 Oleh karena itu, hal ini sejalan

dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang memegang juga faham fiqih

Syafi’iyah.

Imam Syafi'i merumuskan aliran atau mazhabnya sendiri, beliau

menolak Istihsan (kecenderungan kepada sesuatu karena ia menganggap lebih

baik) dari Imam Abu Hanifah maupun Mashalih Mursalah (mencapai

kemaslahatan) dari Imam Malik. Namun Imam Syafi'i menerima penggunaan

qiyas secara lebih luas dibandingkan dengan Imam Malik. keunggulan dari

Imam Syafi'i sebagai ulama fiqh, ushul fiqh, dan hadits pada masanya yang

membuat mazhab Imam Syafi’i di ikuti oleh banyak pengikut, dan kealiman

Imam Syafi’i diakui oleh banyak ulama yang hidup sezaman dengannya.7

6 Hasil wawancara dengan KH. Ujang Syafei, pada tanggal 28 Agustus 2017, jam 13.00

WIB

Page 47: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

37

Secara sederhana intisab sebagai Manhaj adalah kader PUI atau PUI itu

sendiri dalam hal mhab ia lebih kepada Imam Syafi’i tapi bukan berarti ia

menganggap diluar dari itu salah, dan tidak mempermasalahkan orang Islam

atau di luar kader PUI yang memegang madhab diluar dari Imam Syafi’i.

D. Intisab Sebagai Iqrar Mujahadah

Ta’rif (definisi) ikrar dalam Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

adalah janji yang sungguh sungguh. Jika mengacu pada hasil wawancara

dengan KH. Ujang Syafei yang dimaksud dengan Intisab sebagai iqrar

mujahadah adalah berjanji untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah

dan terus berkarya amal shaleh sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah

swt.8 Yang bersandar pada Qs. An-Nahl: 90 bahwa Allah swt memerintahkan

untuk selalu berbuat adil dan berbuat kebajikan (berkarya amal shaleh).

Rumusan intisab sebagai iqrar mujahadah mencita-citakan agar setiap anggota

dan kader untuk selalu berbuat atau berkata sesuai dengan perintah Allah

tanpa menyalahi-Nya.

Artinya:Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat

kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang

dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

(An-Nahl: 90)

Ayat tersebut termasuk salah satu ayat yang membahas masalah paling

komprehensif di kitab al-Quran, karena dalam ayat digambarkan hubungan

manusia dan sosial kaum Mukmin di dunia yang berlandaskan pada keadilan,

kebaikan dan menjauh dari segala kezaliman dan arogansi. Kita harus

mengetahui bahwa Adil dan keadilan merupakan landasan penting dalam

7 Hisham M. Ramadan , Understanding Islamic Law: From Classical to Contemporary,

(Roman:2006), ISBN 978-0759109919, h. 27-28 8 Hasil wawancara dengan KH. Ujang Syafei, pada tanggal 28 Agustus 2017, jam 13.00

WIB

Page 48: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

38

ajaran Islam dan syariat agama ini. Allah Swt tidak berbuat zalim kepada

siapapun dan melarang seseorang berbuat zalim kepada orang lain dan

menginjak hak-hak setiap manusia. selanjutnya, Allah Swt melarang beberapa

hal agar tenjaga keselamatan jiwa dan keamanan masyarakat. Hal-hal yang

dilarang oleh Allah Swt adalah perbuatan tercela dan buruk yang dapat

memberikan dampak negatif bagi yang orang melakukannya dan orang yang

menjadi korbannya. Pada dasarnya semua manusia pun mengetahui dan

mengakui bahwa perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt adalah

tindakan yang buruk dan tercela dan itu harus kita hindari.

Dari ayat di atas tadi terdapat dua pelajaran yang dapat kita ambil

sebagai pelajaran, yaitu:

1. Di samping keadilan, ihsan atau kebaikan juga sangat dianjurkan. karena,

ihsan akan menjaga rasa ketulusan sesama manusia di tengah-tengah

masyarakat.

2. Ajaran agama adalah ajaran yang selaras dengan akal dan fitrah manusia.

Dan fitrah manusia adalah Kecenderungan pada kebaikan.

Bagi kader PUI secara otomatis ketika menjadi kader atau masuk

kepada PUI ia akan mengucapkan janji atau Iqrar kepada dirinya sendiri

bahwasannya setiap individu kader PUI harus melakukan perbuatan baik,

perbuatan yang berimbas kebaikan untuk orang banyak karena memang tugas

manusia atau fitrahnya manusia ia cenderung kepada kebaikan, maka PUI

secara otomatis membuat kader-kader PUI untuk berjanji selama masih

beridiri di atas bumi ia harus melakukan amal shaleh, menjauhi perbuatan

perbuatan yang di larang Allah atau perbuatan yang merugikan orang banyak.

Page 49: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

39

E. Intisab Sebagai Tafwidh

Intisab sebagai tafwidh adalah pasrah, berserah diri pada Allah swt

(Tawakal),9 berserah diri pada Allah swt adalah suatu keharusan bagi setiap

manusia yang beriman kepada Allah. Tawakkal juga dikaitkan dengan nama-

nama Allah swt yang kita ketahui dari Asmaul Husna (Nama-nama Allah yang

terbaik) seperti dalam nama Allah yaitu Al-Aziz (akan mulia dan tidak akan

hina sedikitpun orang yang bergantung kepada-Nya, nama Allah yaitu Ar-

Rahim (rahmat Allah bagi yang bertawakkal kepada-Nya), nama Allah yaitu

Al-Hakim (tidak akan diabaikan siapapun yang percaya dengan kesempurnaan

kebijaksanaan dan perencanaan-Nya).

Banyak sekali ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang tawakal,

namun penulis mengutip salah satu ayat Al-Quran dalam Qs.Ath-Thalaq 3:

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah

akan mencukupkan (keperluan)nya”. (Ath-Thalaq : 3)

Dari ayat di atas, penulis mengutip kutipan yang diambil dari web

tentang perkataan Ibnul Qayyim bahwa: Allah adalah yang mencukupi orang

yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia

yang memberi ketenangan kepada orang yang takut, Allah swt adalah sebaik-

baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan siapa yang berlindung kepada-

Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka

Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada

Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang

ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam

kebutuhan yang bermanfa’at.10

Maka dalam hal ini, lebih lanjut penulis

9 Hasil wawancara dengan KH. Ujang Syafei, pada tanggal 28 Agustus 2017, jam 13.00

WIB 10

Taisirul Azizil Hamidh h. 503, https://almanhaj.or.id/1292-allah-akan-mencukupi-semua-

urusan-orang-yang-bertawakal-kepada-nya.html

Page 50: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

40

mengungkapkan bahwasannya Intisab sebagai Tafwidl secara sederhana

adalah sikap pasarah kepada Allah bahwasannya semua sudah di atur oleh

Allah tetapi bukan berarti tanpa usaha ia akan mendapatkan apa yang ia

inginkan atau butuhkan, tentunya harus melewati dengan yang namanya

usaha, akan tetapi ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan maka artinya itu adalah yang terbaik menurut Allah SWT, manusia

bukanlah apa apa selain dari pencari keridhoan Allah, maka makna dari

Intisab sebagai Tafwidl adalah sikap mempasrahkan diri kepada Allah akan

hasil yang akan ia dapatkan dalam hal apapun itu.

Intisab sebagai doktrin ajaran Persatuan Umat Islam (PUI) bagi

para kader hanya sebatas pada pemahaman konsep pemikiran yang tidak

signifikan dampaknya bagi masyarakat umum,oleh sebab itu, maka Ishlah Al-

Tsamaniyyah adalah penjabaran dari doktrin Intisab pada poin Ishlah Sabiluna

(Ishlah sebagai jalan pengabdian kami) yang akan penulis jelaskan lebih

terperinci pada bab selanjutnya.

Page 51: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

41

BAB IV

BENTUK KONKRIT DOKTRIN INTISAB BAGI MASYARAKAT

A. Ishlah Al- Tsamaniyyah

Manusia adalah mahluk religius, yaitu makhluk yang mengakui dan

meyakini adanya Tuhan. Kebertuhanan manusia tidak hanya sebatas

mengakui dan meyakini, akan tetapi harus disertai dengan keimanan dan

ketaqwaan juga berupaya untuk mensyiarkan Islam.

Atas dasar hal tersebut, KH. Abdul Halim memliki cita-cita yang

agung yaitu ingin menyadarkan umat untuk berpegang teguh pada Al-Qur‟an

dan sunnah rasul. Ia ingin memberdayakan masyarakat melalui gerakan

gerakan swadaya masyarakat. Dalam rangka mewujudkan umat yang

sejahtera lahir dan batin, maka melalui organisasi “Hayyatul Qulub”, KH.

Abdul Halim mengembangkan ide serta pemikirannya untuk pembaharuan

pendidikan, yang juga aktif dalam bidang sosisal, ekonomi, dan

kemasyarakatan. Anggota perkumpulan ini sangat variatif, yaitu terdiri dari

para tokoh masyarakat, santri, pedagang, dan petani.

Dalam upaya merealisai umat yang sejahtera lahir dan batin, maka

diperlukan perbaikan pada berbagai aspek kehidupan manusia dan

menyelaraskan dengan tuntutan agama. Menurut KH. Abdul Halim bahwa

untuk membina keselamatan dan kesejahteraan hidup harus dilakukan upaya

perbaikan. Upaya itu dikenal dengan sebutan Al-Ishlahul Tsamaniyah.1

Islahus Tsamaniyyah (delapan macam perbaikan-perbaikan hidup)

dalam pembahasan ini meliputi perbaikan akidah (Islahul aqidah), perbaikan

ibadah (Islahul „ibadah), perbaikan pendidikan (Islahul tarbiyah), perbaikan

keluarga (Islahul „ailah), perbaikan adat kebiasaan (Islahul „adat), perbaikan

hubungan sosial (Islahul mujtama‟), perbaikan perekonomian (Islahul

iqtisad), dan perbaikan umat (Islahul umat).2

Penyusunan Islahus-Tsamaniyyah meskipun baru ditetapkan setelah

kemerdekaan, namun pokok-pokok pemikiran yang termuat di dalamnya

1 Dartum Sukarsa, Potret KH. Abdul Halim, (Bandung: PT. Sarana Panca Karya

Nusa,2007), h.35 2 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam, (Jawa Barat: YMSI, 2014), h. 257

Page 52: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

42

sudah ada sebelum itu.3 Pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi

munculnya konsep Ishlah, diduga, dimulai dari kesadaran Abdul Halim

sebelum mendirikan Santi Asromo, jika dalam bahasa sangsekerta artinya:

Santi= damai dan Asromo = tempat tinggal (dalam bahasa Suda di sebut

Balai Pendidikan). Ia melihat kondisi mayoritas masyarakat Indoesia sebagai

masyarakat terjajah dan hidup memprihatinkan. Mereka miskin, bodoh, dan

terbelakang dalam berbagai lapangan kehidupan. Kondisi masyarakat seperti

itu semakin bertambah parah setelah terjadi resesi ekonomi dunia pada 1930-

an yang dikenal dalam sejarah ekonomi sebagai zaman malaise.4 Dalam

menghadapi zaman malaise, pemerintah Hindia Belanda menerapkan

beberapa kebijakan pengaturan anggaran negara. Pada sektor-sektor tertentu

dilakukan pengurangan, termasuk anggaran biaya pendidikan.5 Akibatnya,

pengembangan Sekolah Desa yang menjadi sarana pendidikan pemerintah

bagi masyarakat Indonesia mengalami hambatan. Pada masa itu banyak

Sekolah Desa yang ditutup.

Menyekolahkan anak bagi kebanyakan orang merupakan beban yang

sangat berat. Ditambah kurikulum pendidikan yang lebih cenderung

berorientasi pada ijazah dan verbalistis telah menjadikan banyak tamatan

sekolah yang menjadi penganggur. Mereka kurang mampu melakukan

pekerjaan di luar jabatan yang disediakan pemerintah, sehingga sangat

tergantung pada lowongan kerja (sistim sekolah kerja).

Dalam kondisi seperti itu, Abdul Halim sebagai Hoofdbestuur

Persjarikatan Oelama menulis buku, Padoman Propaganda Persatoean Islam

yang diterbitkan pada 1928. Dalam bukunya Abdul Halim menjelaskan

tentang Permulaan Azas Bagi Persatoean Islam. Menurutya, terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan kaum Muslim agar tercipta persatuan,

beberapa hal tersebut adalah :

1. Wajib bagi kaum Muslim untuk menghidupkan persaudaraan Islam.

2. Qur‟an menjadi pedoman hidup dan kehidupan.

3 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,… h. 258

4 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,… h. 259

5 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,…h. 260

Page 53: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

43

3. Mengatur pengetahuan Islam dengan mendirikan madrasah-madrasah yang

mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.

4. Menghidupkan fardlu kifayah, yaitu kaum muslim wajib menguasai

perdagangan (tijarah), pertanian (zira‟at), dan pertukangan (shana‟at).

5. Suka mendahulukan kemaslahatan umum dari pada kepentingan diri

sendiri.6

Pada kesempatan selanjutnya, Abdoel Halim juga menulis buku,

Padoman Persjarikatan Oelama yang dicetak pada 1932. Dalam tulisanny

yaitu, Abdoel Halim memerinci program amal bagi segenap anggota

Parsjarikatan Oelama, meliputi: 1) Pengajaran dan Pendidikan, 2) Tablig

(dakwah), dan 3) Tolong-menolong, yaitu memelihara tali percintaan

(mahabbah) di antara para anggota dengan membangunkan hati mereka untuk

melakukan tolong-menolong.7

Selain dari dua tulisannya itu, menurut Karim Halim dalam

wawancaranya dengan Jalaluddin pada 8 November 1988 di Jakarta, pokok-

pokok pikiran Abdul Halim sebetulnya dimulai dari penafsirannya tentang al-

Salam (keselamatan). Dalam pemahaman Abdul Halim, agama Islam

merupakan kumpulan ajaran yang bertujuan membimbing manusia agar

memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Dua macam keselamatan

itulah yang disebut al-Salam.8

Kesejahteraan hidup di akhirat erat kaitannya dengan keselamatan

hidup di dunia. Untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera di akhirat,

menurut Abdul Halim, manusia harus hidup selamat dahulu di dunia berupa

hidup yang sejalan dengan tuntutan agama.9 Untuk itu menurut Halim, ajaran

Islam dapat difungsikan sebagai pedoman untuk membina kehidupan yang

selamat di dunia. Al-Salam dapat diaplikasikan dalam kehidupan praktis

melalui pendidikan guna membimbing manusia agar memiliki akhlak mulia,

6 AbdulChalim, Economie dan Cooperatie dalam Islam, (Majalengka: Santi Asromo,

1936), h. 7-12 7 AbdulChalim, Economie dan Cooperatie dalam Islam,…h.14-20

8 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,…h. 260

9 Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,…h.260

Page 54: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

44

wawasan pengetahuan, dan dapat hidup mandiri dengan bekerja melalui

tenaganya sendiri secara ikhlas dan ridha. Itulah yang disebut Halim dengan

Santri. Untuk mewujudkan semua itu, seorang santri harus mendapat

bimbingan khusus melalui pendidikan di asrama (Santi Asromo). Masih

menurut Halim, untuk terwujudnya al-salam perlu dilakukan upaya berupa

perbaikan (Ishlah) pada aspek-aspek tertentu dari kehidupan manusia dan

menyelaraskannya dengan tuntutan agama.10

Dapat dipahami, untuk terwujudnya al-Salam diperlukan Ishlah

(perbaikan). Kuat dugaan, disinilah mulai muncul konsep yang kedua dari

Halim, yaitu Ishlah (perbaikan). Selanjutnya baik al-Salam maupun al-Ishlah

diterapkan pada perguruan Santi Asromo, dengan harapan para lulusan

perguruan tersebut menjadi santri yang terampil, percaya diri, dan mandiri.

Sementara Sanoesi, meskipun tidak menyebut konsep tertentu

mengenai pikiran keagamaannya sebagaimana Abdul Halim, ia kurang lebih

sependapat dengan konsep keagamaan yang dimajukan Abdul Halim. Ciri

penting dari pemikiran Sanoesi adalah tradisional dalam masalah agama,

namun modern dalam masalah-masalah duniawi. Oleh sebab itu, sebagaimana

dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, Ahmad Sanoesi berpolemik dengan

sejumlah kyai baik tradisional, modern, dan tarekat dalam urusan agama.

Namun meskipun ia “kurang sependapat” dengan gerakan pembaharuan

keagamaan, ia aktif melakukan pembaharuan dalam bidang sosial, politik,

ekonomi, dan pendidikan. Ahmad Sanoesi sendiri menyatakan, bidang-bidang

yang disebut terakhir harus mendapat perhatian lebih dari segenap kaum

muslim, agar mendapatkan kehidupan lebih baik. Oleh karena itu, dalam

bidang sosial ia aktif membesarkan Al-Ittihadijatoel Islamijjah sebagai

perkumpulan ulama tradisional yang melestarikan ajaran Ahl Sunnah wa al-

Jama‟ah.11

Pada perjalanannya, organisasi Al-Ittihadijatoel Islamijjah digunakan

Sanoesi untuk tujuan-tujuan yang lebih luas. Misalnya ia mendirikan

10

Wawan Hernawan, Seabad Persatuan Umat Islam,…h.261 11

Dadang Darmawan, Disertasi: Respon Ulama terhadap Tafsir Tamsjijatoel-moeslimin,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), h. 84

Page 55: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

45

organisasi sayap Al-Ittihadijatoel Islamijjah dengan nama Barisan Islam

Indonesia yang kemudian menjadi basis tentara Pembela Tanah Air di

wilayah Priangan Barat. Dalam bidang ekonomi, Sanoesi memprakarsai

berdirinya Sjarikat Oesaha Persatoean Islam untuk menyatukan pengusaha-

pengusaha Muslim dengan cara menghimpun modal dari pedagang-pedagang

kecil untuk dijadikan usaha bersama. Sementara dalam bidang pendidikan, ia

mendirikan Gerakan Urusan Pendidikan Pesantren Islam untuk menyatukan

usaha membina lembaga pendidikan pesantren.12

Masih dalam bidang pendidikan, Ahmad Sanoesi juga melakukan

sejumlah pembaharuan. Sejak tahun 1931 melalui organisasi Al-Ittihadijatoel

Islamijjah, ia memprakarsai berdirinya All School di beberapa distrik di

Sukabumi, Batavia, Bogor, Karawang, Cianjur, Cililin, dan Tasikmalaya. Ciri

penting dari All School tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga

mengajarkan ilmu umum.13

Hingga di sini, meskipun tampak berbeda

karakter dasar antara Abdul Halim dan Ahmad Sanoesi, yaitu lemah lembut

berbanding keras tanpa pandang bulu, keduanya dapat saling bertaut. Kedua

tokoh itu sama-sama menginginkan terjadinya Ishlah (perbaikan) di negeri

ini, yaitu freedom (bebas dari penjajahan). Oleh karena itu, upaya yang

mereka lakukan untuk mewujudkan cita-cita mereka, dapat dikatakan sama,

yaitu concern pada pendidikan, penerbitan, dan membela islam.

Rumusan Ishlah Persatuan Ummat Islam baru disusn oleh Utom

Sumaatmaja, Sudjono Hardjosudiro, Sholeh Iskandar, Fadil Dasuki, dan

Sudarja setelah prosesi fusi. Hasil kerja keras mereka diterima pada Sidang

Mukatamar PUI ke-1 di Bandung pada 12 Oktober 1952. Rumusan Ishlah

Persatuan Ummat Islam, meliputi: perbaikan akidah (Ishlahul „aqidah),

perbaikan ibadah (Islahul „ibadah), perbaikan pendidikan (Islahul tarbiyah),

perbaikan keluarga (Islahul „ailah), perbaikan adat kebiasaan (Islahul „adat),

perbaikan hubungan sosial (Islahul mujtama‟), perbaikan perekonomian

(Islahul iqtisad), dan perbaikan umat (Islahul umat). Tim penyusun Ishlah,

12

Dadang Darmawan, Disertasi: Respon Ulama terhadap Tafsir Tamsjijatoel-

moeslimin,…h. 84 13

Muhammad Iskandar, Kyai Haji Ajrngan Ahmad Sanusi, (Jakarta:PB PUI) h. 123

Page 56: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

46

dengan alasan terdapat delapan jalur pokok perbaikan kemudian

menyebutnya dengan Ishlahus Tsamaniyyah. Nama tersebut disepakati oleh

peserta Muktamar. Dalam keputusan Muktamar PUI ke-1 selanjutnya,

delapan jalur pokok perbaikan keumatan dibakukan oleh organisasi sebagai

doktrin Persatuan Ummat Islam.14

Hingga di sini dapat dipahami bahwa dalam Persatuan Ummat Islam

terdapat dua hal yang menjadi falsafah dan program „amal organisasi yaitu

intisab dan Ishlahus Tsamaniyyah. Intisab sebagai falsafah organisasi pada

gilirannya dijadikan semacam landasan idiil. Sementara Ishlahus

Tsamaniyyah yang merupakan pengejawantahan intisab dalam kehidupan

bermasyarakat, dijadikan landasan operasional. Dengan demikan Ishlahus

Tsamaniyyah (delapan macam perbaikan hidup) dijadikan program „amal

(kerja) Persatuan Ummat Islam.

Untuk lebih aplikatif, ke delapan program pokok perbaikan keumatan

Persatuan Ummat Islam perlu penjelasan khusus. Penjelasan khusus tentang

hal itu dinamakan Tafsir Asas Persatuan Ummat Islam. Sistematika Tafsir

Azas dimulai dari Muqaddimah, Djema‟ah berdasar Islam, „Amal-Usaha jang

Urgent, Penjelasan Islahus Samaniyyah, dan di akhiri Taklif Illahi (kewajiban

yang timbul karena tuntutan Agama Allah semata). Penjelasan Ishlahus

Tsamaniyyah dalam Tafsir Asas Persatuan Umat Islam setelah dilakukan

perubahan, perbaikan,dan penyesuaian pada Muktamar PUI ke-2, 30 Agustus

1954. Keseluruhan penjelasan Tafsir Asas Persatuan Ummat Islam berisi

penjelasan dari masing-masing Ishlah.

Pada perkembangannya, meskipun program pokok perbaikan

keumatan Persatuan Ummat Islam tidak berubah, namun peristilahan,

formulasi susunan, dan penekanan materinya antara penulis yang satu dengan

penulis yang lain berbeda. Perbedaan itu apakah disengaja atau

kekurangcermatan penulisnya, atau karena format yang khsuus belum ada,

peneliti belum mendapatkan penjelasan. Beberapa perbedaan itu diantaranya

14

Mohammad Akim, Kiyai H.Abdul Halim Penggerak PUI. (Majalengka: Yayasan K.H.

Abdul Halim), h. 46

Page 57: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

47

dapat dicermati pada penggunaan istilah, formulasi susunan dan penjelasan

materi Ishlahus Tsamaniyyah pada Akim.15

Penggunaan istilah dan formulasi

susunan Ishlahul Tsamaniyyah pada Akim sebagai berikut : (1) Islaahul-

„Aqidah, (2) Islaahul Ibadah, (3) Islaahul „Adah, (4) Islaahul „Ailah, (5)

Islaahul Tarbiyah, (6) Islaahul Mudjtama, (7) Islaahul Iqtishad, dan (8)

Islaahul Ummah. Sedangkan pada Jalaluddin, adalah (1) Islaahul-„Aqidah,

(2) Islaahul Ibadah, (3) Islaahul „Adah, (4) Islaahul „Ailah, (5) Islaahul

Tarbiyah, (6) Islaahul Mudjtama, (7) Islaahul Iqtishad, dan (8) Islaahul

Ummah.

Dalam penjelasan materi Ishlahus Tsamaniyyah pun di antara ketiga

penulis itu memberikan uraian yang berbeda. Pada Akim, penjelasan materi

Islahus Tsamaniyyah masih sangat sederhana. penjelasan materi Islahus

Tsamaniyyah sudah diuraikan berdasarkan masing-masing bidang, tujuan,

sasaran dan bentuk kegiatan.

B. Realisasi Doktrin Intisab Bagi Masyarakat (Ishlahut Tarbiyah)

Peran dan gerakan Persatuan Umat Islam didasarkan pada preskripsi

(ketentuan) dan harapan yang menerangkan apa yang harus dilakukan

organisasi itu dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan umat Islam

sesuai dengan tujuan amal usaha yang telah ditetapkannya. Arah kebijakan

persatuan umat Islam lebih bersifat sosial, seperti pendidikan dan pengajaran,

pengembangan ekonmi kerakyatan, pemeliharaan masjid masjid, surau surau,

pesantren pesantren, pengajian pengajian, perawatan yatim piatu, serta bidang

sosial lainnya.16

Bidang-bidang tersebut menjadi ciri penting dari organisasi

itu. Namun, dalam pembahasan ini penulis tidak akan mengemukakan seluruh

program pokok perbaikan sebagaimana terangkum dalam Ishlahu Tsamniyah,

tetapi lebih ditujukan kepada bidang pendidikan pengajaran sebagaimana

banyaknya para kader Persatuan Umat Islam yang merealisasikan doktrin

intisab pada bidang pendidikan ditengah tengah masyarakat.

15

Mohammad Akim, Kiyai H.Abdul Halim Penggerak PUI…h.48 16

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung,

1960), h.290

Page 58: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

48

Ketika Belanda masuk ke Nusantara, diperkirakan pendidikan Islam

memiliki peran yang cukup banyak dalam system pendidikan dan pengajaran

masyarakat. Hal ini tampak pada lembaga pendidikan islam dalam bentuk

pesantren yang di dirikan para wali (Wali Songo). Bahwa pesantren lahir dari

pola kehidupan tasawuf, yang kemudian berkembang didaerah Islam.

Pesantren terkenal sebagai intitusi pendidikan islam di nusantara. System

pendidikan pesantren, selain melaksanakan kegiatan belajar keagamaan juga

menyatu dengan tugas tugas dakwah. Selain itu, juga dalam rangka

pergerakan dan perbaikan umat. Pendidikan diyakini oleh KH. Abdoel Halim

merupakan sarana paling efektif untuk mewujudkan cita cita perjuangan.

Melalui pendidikan, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan yang

sedang menimpa bangsa Indonesia akan segera dikikis.17

Melihat dari sejarah di atas, Persatuan Umat Islam sebagai sebuah

organisasi masa Islam di Indonesia meyakini bahwa pendidikan dan

pengajaran yang berorientasi keagamaan lebih diminati oleh kaum muslimin.

Madrasah atau sekolah yang dikelola oleh kaum muslim sangat diperlukan.

Mengingat hal itu, disampimg melaksanakan amanah mukhtamar PUI ke 1,

perbaikan pendidikan (Ishlahu Tarbiyah) merupakan salah satu program

prioritas Persatuan Umat Islam.18

Dalam konferensi pendidikan dan pengajaran PUI ke 1, hadir sebagai

nara sumber adalah Junaidi Mansyur, mengetengahkan topik tentang tujuan

pendidikan dan tata tertib majlis pengajaran, Dudud Wirasonjaya,

mengetengahkan topik tentang program kerja bidang pendidikan dan

pengajaran umat Islam, Kuswati, mengetengahkan topik tentang memperbaiki

motto guru PUI, dan yang terakhir A. Azis Halim mengetengahkan topik

tentang rencana sekolah atau madrasah tingkat lanjut dalam lingkungan

organisasi PUI. Selain mendiskusikan topik-topik tersebut, dalam konferensi

17

Dartum Sukarsa, Potret KH. Abdul Halim, (Bandung: PT. Sarana Panca Karya

Nusa,2007), h. 41 18

S. Wanta, Tujuan dan pola dasar pendidikan PUI, (Majalengka: PB PUI Majlis

penyiaran, penerangan, dan dakwah, 1991), hal. 9

Page 59: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

49

pendidikan dan pengajaran ini pula dibicarakan tentang hal hal lainnya terkait

pendidikan dan pengajaran dilingkungan persatuan umat Islam.19

Konferensi pendidikan dan pengajaran PUI ke-1 menghasilkan

beberapa keputusan sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan dan pengajaran persatuan umat Islam adalah:20

a) Menuju terbentuknya suatu umat yang individunya beriman dan

bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata „aala.

b) Dalam hidup dan kehidupan berguna dan bermanfaat untuk diri dan

masyarakat.

c) Dapat mengikuti dan menyesuaikan diri sesuai perubahan dan ajakan

masa.

d) Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Program kerja pendidikan persatuan umat Islam meliputi:

a) Adanya pembagian tugas dan kewajiban antara inspeksi (pengawas),

secretariat, dan penyelenggaraan sekolah atau madrasah sesuai tenaga

dan kemampuan yang tersedia.

b) Menentukan rencana pelajaran (kurikulum) sekolah dasar atau

Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam.

c) Menetapkan rencana madrasah atau sekolah tingkat lanjutan yaitu

rencana mendirikan SGI (Sekolah Guru Islam) dengan lama studi 6

tahun.

d) Mengesahkan tata tertib majlis pengajaran, meliputi:

1) Penetapan hari libur sekolah

2) Memperbaiki mutu guru-guru PUI

3) Stabilitas keuangan sekolah atau madrasah.

Selanjutnya, agar lebih jelas bagaimana program pendidikan di PUI

pada tahun 1954 penulis melampirkan susunan rekapitulasi rencana

pembelajaran sebagaimana table 4.1 yang penulis sajikan di lampiran.

19

S. Wanta, Tujuan dan pola dasar pendidikan PUI,…h. 10 20

S. Wanta, Tahun Persatuan Umat Islam (PUI) dalam persiapan penyelenggaraan

Pendidikan, (Majalengka: PB PUI Majlis penyiaran, penerangan, dan dakwah, 1987), h. 16-19

Page 60: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

50

Buku-buku pedoman yang digunakan pada Sekolah Rakyat (SR) 6

tahun PUI menurut Yunus adalah sebagai berikut:

1. Faturrahman fi Tajwidl Qur‟an

2. Penuntun Guru Agama (Mahmud Yunus)

3. Hidayatul Mustafid (Abi Rahimah)

4. Keimanan dan Akhlak (1 s.d 4) (Mahmud Yunus)

5. Riwayat Rasul-Rasul Pilihan (Abbas Hasan)

6. Jawahirul Kalamiah

7. At-Tarbiyah wa al-Adabus Syar‟iyah

8. Marilah Sembahyang (1 s.d 4) (Mahmud Yunus)

9. Puasa dan Zakat (Mahmud Yunus)

10. Haji ke Makkah (Mahmud Yunus)

11. Seluk Beluk Agama (H.Abubakar Y)

12. Matan Taqrib

13. Beberapa Kisah (Mahmud Yunus)

14. Durusut Tarikh Islami 1 (Al-Khayyath)

Selanjutnya, agar lebih jelas bagaimana program pendidikan di PUI

pada tahun 1954 penulis melampirkan susunan rekapitulasi rencana

pembelajaran sekolah guru PUI 6 Tahun pada tahun 1958 seperti dalam table

4.2 dan 4.3 yang penulis sajikan dalam lampiran.

Selain menyusun rekapitulasi rencana pelajaran, majlis pendidikan

dan pengajaran pengurus besar PUI juga menyusun rencana kitab-kitab

agama atau bahasa Arab yang akan digunakan untuk sekolah guru persatuan

umat Islam 6 tahun, sebagai berikut:

1. Hidayatullah Mustafid fi Ahkamit Tajwid

2. Fathul Athfal dan Mursyidul Wildan

3. Firman Wahyu (Humaidi Shaleh Al-Jawi)

4. Madarikut- Tanzil

5. Bulughul Maram (Hadits)

6. Minhadjul Mughits (Hasan Al-Mas‟udi)

7. Al Jawahir Al Kalamiah

Page 61: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

51

8. Al Sanusiyah (Ibrahim Al Bajuri)

9. Fathul Madjid (M. Nawawi Al-Jawi)

10. Husunul Hamidiyah

11. Dasuki

12. Fathul Qarib

13. Fathul Mu‟in

14. Al Muzakirat (Mahmud Yunus)

15. Ta‟lim Al-Insya‟al-‟arabi (1-3)

16. Qira‟atur-Rasyidah

17. Nahwul Wadlih (1-3)

18. Al- Balaghatul Wadihah (Yunus, 1960:296-297).

C. Warisan Ishlahut Tarbiyah

Sejak awal, keberadaan Persyarikatan Oelama (PO) di bawah

kepeminpinan K.H Abdul Halim yang punya semangat menggerakan roda

organisasi, terus berkembang. Mengingat gerak langkah PO semakin

berkembang dan maju, maka diperlukan pengakuan yuridisnya. Selanjunya,

proses pengajuan agar memperoleh pengakuan secara hokum dilakukan. Dan

keluarlah pengakuan bahwa Persyarikatan Oelama (PO) adalah organisasi

berbadan hukum. Pengakuannya itu secara bertahap, mulai dari wilayah

hokum Majalengka, Pulau Jawa dan Madura, hingga akhirnya meiputi seluruh

wilayah Indonesia.21

Perkembangan PO cukup pesat, hal ini karena perjuangan gigih K.H

Abdoel Halim, sosok ulama yang aktif dan kreatif dalam menggerakan

organisasi. Dalam upaya menyebarluaskan berbagai program organisasi yang

sekaligus menyampaikan dakwah, ia aktif menulis buku-buku yang

bernafaskan Islam. Tercatat beberapa tulisan antara lain: Tarikh Islam,

Neratja Hidoep, Da‟watoel Amal, Kitab Petoenjoek bagi manusia, Risalah

Ijtimayah Wailajuha, Kitab Tafsir Tabarok, dan Babul Rizqi. Tulisan-tulisan

tersebut banyak dipublikasikan melalui brosur dan buku yang beredar

dikalangan jajaran PO. Di samping itu, tulisah. KH. Abdoel Halim juga

21

Dartum Sukarsa, Potret KH. Abdul Halim, …h. 90

Page 62: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

52

banyak dimuat pada berbagai majalah seperti suara Persyarikatan Oelama,

As-syuro, dan Suara Muslim Indonesia.

Melalui tulisan-tulisan K.H Abdoel Halim, Persyarikatan Oelama

(PO) semakin menggema hingga ke berbagai pelosok. Keberadaanya pun

tambah diakui oleh rakyat, apalagi ketika sudah menjadi organisasi berbadan

hokum. Meskipun PO sudah diakui dan disahkan menjadi non organisasi

yang berbadan hukum oleh pemerintah, tetapi orang-orang colonial tetap

mencurigai usaha dan gerak langkah orang-orang yang tergolog aktivis

pergerakan.22

Sementara itu disisi lain, tidak sedikit rintangan-rintangan yang

menghambat usaha-usaha dan gerak langkah pergerakan, sekalipun diketahui

PO hanya bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran Islam. Maka, pada

tahun 1919 berdirilah Kwee school Peserikatan Oelama.

Kweek School adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan

untuk mencetak tenaga guru. Sekolah tersebut pertama kali didirikan oleh

Belanda pada tahun 1825 di Solo. Perkembangan jumlah sekolah tersebut

sangat lambat, tercatat sampai awal tahun 1900an tidak mencapai lebih dari

sepuluh Kweek School.23

Kweek School Persyarikatan Oelama yang pertama adalah Madrasah

Tholibin (setingkat ibtidaiyah), madrasah itu belajarnya lima tahun, kemudian

dua tahun melanjutkan sehingga lamanya tujuh tahun jadi sampai kelas VII.

Semula tempat belajar para pelajar Kweek School mempergunakan ruangan

muka rumah kepunyaan bapak Sujarwo. Ia merupakan seorang yang memiliki

kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan. Dermawan lainnya adalah A.

Azis Halim-putra KH. Abdul Halim. A. Azis Halim selanjutnya sempat

menjadi Bupati Majalengka pada tahun 1956.

Pada tanggal 19-20 November 1932 berlangsung konferensi kilat PO

bertempat digedung Kweek School PO Majalengka yang mendapat perhatian

besar dengan hadirnya cabang- cabang dan majelis-majelis. Di antara

22

Dartum Sukarsa, Potret KH. Abdul Halim,…h. .91-92 23

Wanta, 35 Tahun Persatuan Umat Islam, (Majalengka: PB PUI, 1997), h. 30

Page 63: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

53

keputusannya bahwa nama Kweek School PO diganti nama menjadi Madrasah

Daroel Oeloem (dibaca: Darul Ulum). Madrasah tersebut sekarang menjadi

perguruan Darul Ulum di Majalengka. Kini dalam perguruang Darul Ulum

terdapat madrasah Diniyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.24

Gedung Perguruan Darul Ulum PUI yang berdiri sejak tahun 1921

Di Indonesia, pada 28 Oktobr 1928, lahir babak sejarah yang amat

penting yakni peristiwa monumental Sumpah Pemuda. Peristiwa ini telah

menggerakan kesadaran para pemuda dan rakyat di nusantara untuk membina

rasa persatuan. Gema Sumpah Pemuda telah memberikan kekuatan baru bagi

munculnya gagasan dan pemikiran para pemuda juga tokoh Islam tanah air.

Sekitar tiga tahun setelah peristiwa sumpah pemuda, maka pada tahun

1931, K.H. Abdul Halim mencetuskan gagasan tentang masa depan umat.

Gagasan tersebut dikemukakan oleh K.H. Abdul Halim dalam kongres ke IX

di Majalengka, sebagai prasarana yang bersumber dari risalah berjudul

“Afatul Ijtima‟iyah wa ilajuha”, gagasan tersebut adalah bahwa anak didik

kelak harus dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat dan tidak

tergantung pada orang lain.

24

Dartum Sukarsa, Potret KH. Abdul Halim,…h. 93-94

Page 64: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

54

Untuk melaksanakan gagasan tersebut, pada kongres itu disepakati

dan diserahkan kepada K.H. Abdul Halim yang antara lain memerlukan

tempat pendidikan yang khusus dan terpisah. Program pendidikan tersebut

dikenal dengan nama “Santi Asromo” yang secara resmi berdiri pada bulan

April 1932. Program Santi Asromo memang menitik beratkan kepada

pengetahuan Agama meskipun didalamnya mempelajari pengetahuan umum

seperti: bahasa Belanda, diberikan juga pelajaran praktik bercocok tanam,

tukang kayu, kerajinan tangan dan lainnya.

Page 65: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

55

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan setelah dilakukan

analisis, maka dapat disimpulkan bahwa Organisasi massa Persatuan Umat

Islam (PUI) yang lahir di Bogor pada tanggal 5 April 1952, merupakan fusi

dua organisasi Islam yaitu Perikatan Umat Islam dan Persatuan Umat Islam

Indonesia (PUII). Perikatan Umat Islam merupakan suatu organisasi yang

didirikan pada tahun 1944 oleh KH. Abdul Halim di Majalengka. Organisasi

ini pada awalnya bernama Hayatul Qulub (1911) yang bergerak di bidang

pendidikan dan ekonomi. Sedangkan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII),

merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 1931 oleh KH. Ahmad

Sanusi di Sukabumi. Organisasi ini pada awalnya bernama AII (al-

Ittihadiyatul Islamiyah) mengembangkan diri dan berkiprah dalam pembinaan

umat melalui pendidikan. Karena Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi

memiliki pandangan dan tujuan yang sama, maka pada tanggal 5 April 1952

usaha itu terwujud dengan terbentuknya organisasi Persatuan Umat Islam

(PUI).

Intisab dalam bahasa Arab adalah nasaba-yansibu-nasban-

wanisbatan, yang artinya menghubungkan, mempersenyawakan,

mengkerabatkan, satu keturunan, mempersaudarakan. Menurut istilah Intisab

adalah ucapan pernyataan atau ikrar secara pribadi atau jamaah untuk

mempersenyawakan, memperhubungkan, menisbatkan ucapan dengan

perbuatan. Secara sederhana intisab adalah ikrar atau janji. Jadi, dapat dikatan

bahwa Intisab sebagai doktrin amaliyah para anggota dalam menjalankan

program-program Organisasi.

Pengaruh Intisab bagi para kader PUI secara keseluruhan isi Intisab

itu sendiri tidak terlalu memberikan dampak yang jelas, namun dalam bidang

pendidikan menunjukan pengaruh yang sangat signifikan, terlihat dari para

kader PUI yang banyak bergelut di bidang pendidikan dan mengembangkan

Page 66: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

56

konsep pendidikan PUI ke arah yang lebih baik. Disamping melestarikan

konsep pendidikan PUI yang terdahulu, para kader PUI juga memberikan

pembaharuan di dunia pendidikan agar bisa bersaing dengan pendidikan masa

sekarang dan masa yang akan datang. Maka, jelas dalam hal ini para kader

militan PUI yang semangat bergerak di bidang pendidikan sangat dipengaruhi

oleh doktrin intisab terutama dalam bait kata (Al-Ishlahus saabiluna) yang

memiliki delapan macam perbaikan hidup dan salah satu jalannya adalah

perbaikan pendidikan (ishlahut tarbiyah) yang dipegang kuat oleh para kader-

kadernya.

B. SARAN

Dengan melihat kesimpulan diatas, maka saran yang sangat penting

ingin penulis sampaikan adalah bahwa alangkah baiknya jika para kader PUI

tidak hanya bergerak dan konsisten mengembangkan dan terus melakukan

perbaikan di dunia pendidikan saja, akan tetapi 8 macam perbaikan yang

merupakan salah satu isi doktrin PUI dapat dilaksanakan juga sebagaimana

yang di harapkan oleh pendiri dan orang-orang terdahulu agar tujuan PUI

sebagai organisasi kemasyarakatan dapat memberikan dampak yang jelas dan

baik bagi masyarakat di segala bidang.

Page 67: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Yogyakarta; Ar Ruzz

Media,1999

Abi, Kosim Abdul Karim Assyahrastani, Muhammad. Almilal Wan nihal, Beirut:

Darul Ma’arif 1980

AD/ART PUI Persatuan Umat Islam Pergerakan Aliran Modern

Akim, Mohammad, KH. Abdul Halim Penggerak PUI, Majalengka: Yayasan KH.

Abdul Halim, 1968

Ali, Moh Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta: Pustaka Setia, 1999.

Alhindi, Rahmatullah, Idzharulhaq, Kairo: Draul hadits, cet-4 2001

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, PUI. PB PUI, Jakarta: Pimpinan Pusat

PUI, 2010

Daud , Asep Kokasih, Terbentuknya Gerakan Persatuan Umat Islam di Bogor tahun

1952. Skripsi IKIP Muhammadiyah Purwokerto, 1993

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Effendy ,Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto Jakarta: UI

Press.1983

Hasan, E Saleh. Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Wawasan. Jakarta: ISTN,

1999

Hamzah,Andi, Bunga Rampai Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1986

Hernawan, Wawan, Seabad Persatuan Ummat Islam (1911-2011), Jawa Barat:

YMSI, 2014

Kansil, C.S.T, dan Julianto, Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta:

Erlangga, 1999

Page 68: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

Kutipan Wawancara dengan S. Wanta, Ummu Mu’minullah selaku Ketua Pengurus

Daerah Majalengka, serta Takyin selaku Sekretaris Daerah dan Observasi pada

tanggal 25 Juni 1995 dan 1 Juli 1995 di Majalengka.

Lambang, Mars, Hymne, Intisab PUI, Majalengka:PB.PUI,1991

Madjid, Nurcholis, Islam, Doktrin dan peradaban sebuah telaah kritis tentang

masalah keimanan dan kemoderenan.Jakarta: Paramadian, 1992.

Noer , Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942,Jakarta:LP3ES,1982

____, Partai Islam di Pentas Nasional, Jakarta: LP3ES, 1987

Salinan surat Mr. Syamsudin dimuat dalam buku Moh. Akim, KH. Abdul Halim

Penggerak PUI, Yayasan KH. Abdul Halim. Majalengka. 1968

Shaleh, Munandi, K.H.Ahmad Sanusi, Pemikiran dan Perjuangannya dalam

Pergolakan Nasional. Tangerang Selatan: Jelajah Nusa, 2014

Sukarsa, Dartum, Potret K.H. Abdul Halim, Bandung: PT.Sarana Panca Krya Nusa,

2007

Tafsir Azas Persatuan Umat Islam, Majalengka: BP.PUI, 1991

Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam. Jakarta:Ichtiar Van

Hoeven. 1999.

Wanta, S, Intisab PUI lahir, Penjelasan dan Penerapannya, Majalengka:PB.PUI,

1990

_______, 35 Tahun Persatuan Umat Islam dalam Penyelenggaraan Pendidikan,

Majalengka: PB PUI, 1991

_______, KH. A. Halim Iskandar dan Pergerakannya, Majalengka: PB.PUI, 1991

_______, Persatuan Umat Islam Aliran Moderen, Majalengka: PB. PUI,1991

35 Tahun PUI dalam Penyelenggaraan Pendidikan., Majalengka: PB.PUI, 1991

Abdul Chalim, Economie dan Cooperatie Dalam Islam, Majalengka, Santi Asromo:

1928

Dadang Darmawan, Respon Ulama Terhadap Tafsir Tamsjiatoel-Moeslimin, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2009

Page 69: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

57

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :K.H Ujang Syafei

Jabatan Organisasi : Sesepuh PUI Sukabumi

Tanggal :27 agustus

Waktu :13:00 s/d 15:00

1. Apa yang dimaksud denga Intisab sebagai Mabda?

2. Apa yang dimaksud dengan Intisab sebagai Manhaj?

3. Apa yang dimaksud dengan Intisab sebagai Iqrar Mujahadah?

4. Apa yang dimaksud dengan Intisab sebagai Tafwidh

Page 70: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

58

Lampiran:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Rencana Pembelajaran

S.R. 6 Tahun PUI

Jumlah Jam Pelajaran

no Mata Pelajaran Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI

1 Qur’an/Tajwid 6 3 3 3 3 3

2 Keimanan/ Akhlak 2 2 2 2 2 2

3 Fiqih 2 2 2 2 2 2

4 Tarikh Islam _ _ 1 1 1 1

5 Berhitung 12 9 6 6 6 6

6 Bahasa Daerah 2 2 2 2 2 2

7 Baasa Indonesia _ _ 5 5 5 5

8 Ilmu Bumi _ _ 1 2 2 2

9 Sejarah Indonesia _ _ _ 1 1 1

10 Pengetahuan Alam _ 6 3 3 3 4

11 Bahasa Arab _ _ 4 4 4 4

12 Menggambar/

Menulis

2 2 2 2 1 1

13 Gerak Badan 2 2 2 2 2 2

14 Seni Suara 1 1 1 1 1 1

15 Pekerjaan Tangan 1 1 1 2 2 2

Jumlah Jam 30 30 35 40 40 40

Sumber : Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, 1960.

Page 71: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

59

Lampiran:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Rencana Pembelajaran

Sekolah Guru PUI. 6 Tahun PUI (Tahun 1958)

Jumlah Jam Pelajaran

No Mata Pelajaran Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI

A POKOK

1 Al-Qur’an / Tafsir 3 3 3 3 2 3

2 Hadits / Musthalah 1 1 1 2 2 2

3 Tauhid / Mantiq 1 1 1 1 2 2

4 Bahasa Arab 7 7 7 8 7 7

5 Fikhi / Usul 2 2 2 2 2 2

6 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

7 Bahasa Inggris 2 2 2 3 3 3

8 Bahasa Daerah 1 1 1 1 1 1

9 Ilmu Guru / Jiwa _ _ _ 4 1 4

10 Ilmu Bumi / Alam 2 2 2 2 2 2

11 Sejarah Indonesia/

umum

2 2 2 2 2 2

12 Tata Negara _ _ _ _ 1 1

13 Ekonomi _ _ _ _ 1 1

B PENTING

14 Tarikh Islam /

Kebudayaan

1 1 1 1 1 1

15 Faraidl _ _ 1 1 1 1

16 Akhlak 1 1 1 1 1 1

17 Ilmu Hayat 2 2 2 2 1 1

18 Al –Jabar 2 2 2 2 1 1

Page 72: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

60

19 Ilmu Ukur 2 2 2 _ _ _

20 Ilmu Alam 1 1 1 1 1 _

21 Ilmu Kimia _ _ _ 1 1 _

C PELENGKAP

22 Al- adyan _ _ _ _ 1 1

23 ‘Arudl _ _ _ _ 1 1

24 Miqot _ _ _ _ 1 1

25 Ilmu Berhitung 1 1 _ _ _ 1

26 Gerak Badan 2 2 2 2 _ _

27 Menggambar / Menulis 1 1 1 _ _ _

28 Seni Suara 1 1 1 _ _ _

29 Kerajinan Tangan /

Pertanian

1 1 1 1 _ _

30 Etnologi / Sosiologi _ _ _ _ 1 1

31 Kepanduan 2 2 2 2 2 2

JUMLAH JAM 42 42 42 44 44 44

Page 73: DOKTRIN INTISAB PUI SEBAGAI SARANA PENGUATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39068/1/FIKRI... · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).2 Adapun latar belakangnya selain

61

Lampiran:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Rencana Pembelajaran

Sekolah Guru PUI. 6 Tahun PUI (Tahun 1958)

Khusus Bahasa Arab

Jumlah Jam Pelajaran

No Mata Pelajaran Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI

BAHASA ARAB

1 Bercakap – cakap /

Mengarang

2 2 2 2 2 2

2 Mutala’ah 2 2 2 2 2 2

3 Nahwu / Sharaf 2 2 3 3 2 2

4 Khat 1 1 _ _ _ _

5 Balaghah _ _ _ 1 1 1

JUMLAH JAM 7 7 7 8 7 7