32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian mendasar dari kehidupan seseorang yang secara umum melayani proses perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan potensi daerah. Sasaran transportasi jalan berguna untuk menciptakan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Keberadaan jalan tol merupakan faktor penunjang dalam proses pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di daerah. Daerah-daerah yang memiliki akses jalan tol antar kota terbukti memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah-daerah yang belum tersentuh prasarana transportasi darat ini. keberadaan jalan tol dalam ekonomi yaitu memberi kemudahan akses distribusi barang dan jasa sehingga dapat segera sampai kepada konsumen. Propinsi Bali adalah salah satu propinsi yang mempunyai potensi daerah khususnya pariwisata terbaik di Indonesia. Hampir seluruh kawasan di Propinsi Bali mempunyai keindahan alam dan ragam budaya yang begitu memikat bagi semua orang untuk mengunjunginya. Oleh karena itu sarana dan prasarana khususnya transportasi darat bagi Propinsi Bali sangatlah penting sekali tak terkecuali adanya jalan tol untuk memudahkan akses antar daerah. Perkembangan ekonomi yang tinggi utamanya di Bali Selatan, diimbangi dengan pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan berbagai permasalahan muncul salah satu diantaranya adalah permasalahan kemacetan. Hal ini disebabkan kaena pada Bali Selatan hanya memiliki satu jalan arteri primer yaitu 1

DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan bagian mendasar dari kehidupan seseorang yang

secara umum melayani proses perpindahan orang atau barang dari suatu tempat

ke tempat lain. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang

memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama untuk

menunjang pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan potensi daerah.

Sasaran transportasi jalan berguna untuk menciptakan penyelenggaraan

transportasi yang efektif dan efisien. Keberadaan jalan tol merupakan faktor

penunjang dalam proses pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di daerah.

Daerah-daerah yang memiliki akses jalan tol antar kota terbukti memiliki

pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah-daerah yang

belum tersentuh prasarana transportasi darat ini. keberadaan jalan tol dalam

ekonomi yaitu memberi kemudahan akses distribusi barang dan jasa sehingga

dapat segera sampai kepada konsumen.

Propinsi Bali adalah salah satu propinsi yang mempunyai potensi daerah

khususnya pariwisata terbaik di Indonesia. Hampir seluruh kawasan di Propinsi

Bali mempunyai keindahan alam dan ragam budaya yang begitu memikat bagi

semua orang untuk mengunjunginya. Oleh karena itu sarana dan prasarana

khususnya transportasi darat bagi Propinsi Bali sangatlah penting sekali tak

terkecuali adanya jalan tol untuk memudahkan akses antar daerah.

Perkembangan ekonomi yang tinggi utamanya di Bali Selatan, diimbangi dengan

pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan berbagai permasalahan muncul

salah satu diantaranya adalah permasalahan kemacetan. Hal ini disebabkan

kaena pada Bali Selatan hanya memiliki satu jalan arteri primer yaitu jalan By

Pass Ngurah Rai yang menghubungkan arus lalu lintas orang dan barang dari /

menuju Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Oleh karena itu, pembangunan jalan tol

Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (NNB) diharapkan dapat dijadikan salah satu solusi

untuk mengatasi kemacetan di Bali dan dapat menjadi penunjang peningkatan

perekonomian di Bali.

Pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (NNB) merupakan satu-

satunya proyek jalan tol di Indonesia yang 100% dikerjakan tenaga ahli dalam

1

Page 2: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

negeri dan menggunakan seluruh material dalam negeri. Selain itu pengelola

dan pihak yang menjadi penyandang dana dalam proyek pembangunan jalan tol

ini terdiri dari tujuh lembaga BUMN Indonesia yaitu PT Jasa Marga, PT Pelabuhan

Indonesia III, PT Angkasa Pura I, Bali Tourism Development Centre, PT Wijaya

Karya, PT Hutama Karya, dan PT Adhi Karya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan permasalahan yang terjadi pada pembiayaan

pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa?

2. Bagaimana analisa pembiayaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah

Rai-Benoa dan identifikasi alternatif sumber-sumber pembiayaan yang

relevan?

3. Bagaimana strategi pembiayaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah

Rai-Benoa?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi konsep dan merumuskan permasalahan yang terjadi pada

pembiayaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa

2. Melakukan analisa pembiayaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah

Rai-Benoa dan identifikasi alternatif sumber-sumber pembiayaan yang

relevan?

3. Menyusun strategi pembiayaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah

Rai-Benoa

1.4 Metode

Adapun metode pendekatan dalam penyusunan laporan ini ditempuh

melalui 2 (dua) tahapan pokok, yaitu :

1.4.1 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan kegiatan identifikasi terhadap hal-

hal yang berhubungan dengan kasus dalam hal ini pembangunan Jalan tol Nusa

Dua-Ngurah Rai-Benoa. Tahap pengumpulan data ini meliputi kegiatan

pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dalam bentuk

tulisan maupun data statistik (angka dan gambar).

1.4.2 Tahap Analisa

2

Page 3: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Tahap analisa merupakan prediksi terhadap biaya – biaya yang akan

dikeluarkan, sumber-sumber pendanaan serta analisa strategi-strategi yang

tepat terhadap proses pengembalian modal.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan studi ini adalah pembiayaan pembangunan

Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa yang meliputi konsep, instrumen, dan

strategi-strategi pembiayaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber-Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan pembangunan merupakan pengalokasian dana yang

digunakan untuk pembangunan kegiatan ekonomi, sosial, fisik, dll. Sumber

pembiayaan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber

pembiayaan konvensional dan sumber pembiayaan non konvensional. Sumber

pembiayaan konvensional diperoleh dari pemerintah, yaitu dari anggaran

pemerintah seperti APBN/APBD, pajak, retribusi. Sedangkan sumber pembiayaan

non-konvensional diperoleh dari gabungan dana pemerintah, swasta, dan

masyarakat. Misalnya: zakat, dana pensiun, tabungan masyarakat.

Grafik 2.1 Diagram sumber pembiayaan pembangunan

3

Page 4: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Sumber-sumber pembiayaan suatu proyek bergantung pada jenis proyek

yang akan direalisasikan. Berikut sumber – sumber dana yang dapat dijadikan

sebagai acuan dalam merealisasikan proyek pada kawasan pengembangan

ekonomi terpadu.

2.1.1 Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

Keselarasan, keserasian, dan keseimbangan hubungan antara individu dan

masyarakat yang lahir dari kepribadian bangsa Indonesia merupakan dasar

yang dianut sistem perekonomian di Indonesia (M. Suparmoko, 1986).

Tujuannya mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan tetap mengacu

pada trilogi pembangunan dimana setiap tahunnya pemerintah menyusun

anggaran. Anggaran ini memuat daftar pernyataan rinci tentang jenis dan

jumlah penerimaan, jenis dan jumlah pengeluaran negara yang

direncanakan/dilaporkan setiap jangka waktu satu tahun. Inilah yang disebut

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

APBN dapat menjadi salah satu sumber pendanaan dalam penyediaan

infrastuktur skala besar atau infrastuktur yang memberikan sumbangsih

terhadap ekonomi nasional. Untuk besaran anggaran tiap penyediaan

infrastruktur berbeda beda, bergantung pada insfrastuktur yang akan dibiayai.

2.1.2 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Achmad Fauzi (1982), menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) merupakan program Pemerintah Daerah yang akan

dilaksanakan dalam satu tahun mendatang, yang diwujudkan dalam satu

bentuk uang. Sedangkan menurut Ateng Syafruddin (1993) APBD adalah

rencana kerja atau program kerja Pemerintah Daerah untuk tahun kerja

tertentu, di dalamnya memuat rencana pendapatan dan rencana pengeluaran

selama tahun kerja tersebut.

Sumber pendapatan negara berasal dari penerimaan dalam negeri dan

penerimaan pembangunan (utang luar negeri), sedangkan tujuan

pembelanjaan negara terdiri atas pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan. Penyusunan APBN dan APBD berdampak positif terhadap

kegiatan ekonomi masyarakat, di antaranya dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, menciptakan kestabilan keuangan, menimbulkan investasi

masyarakat, memperlancar distribusi pendapatan, dan dapat memperluas

lapangan kerja.

2.1.3 Swasta/Investor

4

Page 5: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Dalam pembiayaan suatu proyek, swasta/investor memiliki peran yang

cukup penting, karena Pemerintah belum mampu membiayai proyek-proyek

skala besar yang membutuhkan dana besar dengan uang sendiri, sehingga

sangat bergantung pada investasi investor.

Ketika Pemerintah memiliki proyek pembangunan pemerintah melakukan

lelang proyek tersebut agar diketahui pihak swasta/investor. Sedangkan untuk

pihak swasta/investor memiliki kriteria-kriteria tersendiri dalam berinvesatasi

pada suatu proyek. Besaran dana yang diinvestasikan-pun beragam,

bergantung pada jenis proyek, kemampuan swasta/investor itu sendiri dan

karakteristik-karakteristik lainnya yang merupakan prinsip setiap

swasta/investor.

2.2 Analisa Capital Budgeting

2.2.1 Pengertian

Modal (capital) merupakan ukuran aktiva tetap yang digunakan dalam

sistem produksi. Sedangkan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg

memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa

periode pada saat yg akan datang. Dengan demikian capital budget adalah

garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap.

Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh

menganalisa proyek-proyek dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke

dalam anggaran modal. Penganggaran modal juga merupakan metode yang

digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelayakan suatu proyek

atau investasi modal dalam jangka panjang yang diharapkan akan

menghasilkan keuntungan di masa datang (Peterson, Pamela P.:5,2002).

Penganggaran modal sangat penting dilakukan dalam suatu usaha. Hal ini

tidak terlepas dari peran modal sebagai ukuran aktiva tetap suatu perusahaan.

Keseluruhan proses pengumpulan, pengevaluasan,penyeleksian dan penentuan

alternative penananman modal akan memberikan penghasilan bagi peusahaan

untuk jangka waktu yang lama sehingga penanggaran modal yg efektif akan

menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. Oleh karena

itu kontrol terhadap pengeluaran modal sangat penting.

2.2.2 Tahapan Pengaggaran Modal

Secara umum kegiatan penganggaran modal mencakup dua langkah:

a. Bagaimana mengestimasi aliran kas yang dihasilkan dari investasi

tersebut

5

Page 6: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

b. Bagaimana mengevaluasi aliran kas tersebut sehingga bisa diperoleh

kesimpulan apakah usulan investasi tersebut layak dilakukan atau tidak.

Dari kegiatan tersebut terdapat beberapa langkah penting dalam

penganggaran modal antara lain :

1. Biaya proyek harus ditentukan

2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,

termasuk nilai akhir aktiva.

3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi

probabilitas aliran kas).

4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan

biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek

5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang

diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva

6. Terakhir, komparasi nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan

dibandingkan dengan biayanya.

Grafik 2.2 Alur Proses Penganggaran ModalSumber : Capital Budgeting Financial Appraisal Of Investment Project – Cambridge Press

6

Page 7: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

2.3 Kriteria Penilaian Investasi

Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan

keputusan investasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).

2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.

3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa

metode penilaian kelayakan investasi.

4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.

Untuk menilai tingkat profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam

metode, yaitu metode konvensional dan metode non-konvensional (discounted

cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur

untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan

accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal

tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability

Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Ada beberapa kriteria yang bisa

dipakai untuk mengevaluasi rencana investasi, yaitu:

a. Payback Period

b. Discounted Payback Period

c. Accounting Rate of Return

d. Net Present Value

e. Internal Rate of Return

f. Profitability Index

2.3.1 Payback Period

Payback Period atau periode pengembalian adalah metode penghitungan

yang menunjukkan berapa lama atau berapa tahun investasi akan kembali.

Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi,

rencana investasi tersebut semakin menguntungkan. Atau dengan kata lain

semakin kecil waktu payback period, projek tersebut semakin baik. Payback

Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali

pengeluaran invesasi dengan menggunakan proceed atau net cash flow.

Payback Period

=

Total InvestasiX 1

tahunProceed rata-rata

tahunan

Keterangan:

Jika payback period > umur ekonomis, Investasi ditolakJika payback period < umur ekonomis, Investasi diterima

7

Page 8: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Payback Period memliki kelebihan dan kelemahan yang disajikan dalam

table berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan & Kelemahan Payback PeriodKelebihan Kelemahan

1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.

2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.

3. Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi

1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.

2. Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.

3. Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.

2.3.2 Accounting Rate of Return (ARR)

Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan

rata-rata nilai baku investasi selama usia investasi. AAR mempunyai kelemahan

yang mencolok, yang sama dengan payback period. Pertama, AAR

menggunakan ‘input’ yang salah yaitu laba akuntansi, bukannya aliran kas.

Input yang salah akan menghasilkan output yang salah juga (garbage in

garbage out). Kedua, AAR tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Kemudian

besarnya cut-off rate juga tidak mempunyai justifikasi teoritis yang kuat

a. ARR atas dasar Initial Investment

ARR =NI

X 100%Io

Dimana: NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)Io = Initial Outlay (jumlah investasi pada awal periode)

b. ARR atas dasar Average Investment

ARR =

NI

X 100%Io:

2

Dimana: NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)Io:2 = Average Invesment (investasi rata-rata)

2.3.3 Net Present Value (NPV)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari komponen

manfaat dan Present Value komponen biaya. Secara matematis rumusnya

adalah sebagai berikut:

NPV = PV B – PV C

8

Page 9: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

NPV =

Dimana:

PV B = Present Value Benefit Ct = Besaran total dari

komponen

PV C = Present Value Cost i = Tingkat suku bunga

(%/tahun)

Bt = Besaran total dari

komponen

t = jumlah tahun

Kriteria NPV :NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakanNPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakanNPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC

dalam bentuk present Value

Metode Net Present Value (NPV) memliki kelebihan dan kelemahan yang

disajikan dalam table berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan & Kelemahan Net Present ValueKelebihan Kelemahan

a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang

b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek

c. Memperhitungkan nilai sisa proyek

a. Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia ekonomis proyek

b. Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang lebih baik

c. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

2.3.4 Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah besaran yang menunjukkan harga discount rate pada saat NPV

sama dengan nol. IRR sering disebut sebagai laju pengembanlian modal.

Kriteria untuk menetapkan kelayakan suatu proyek adalah bila IRR-nya lebih

besar dari discount rate (tingkat suku bunga). Tujuan perhitungan IRR adalah

untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun.

Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam

mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat

9

Page 10: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk

mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai

NPV sama dengan nol. Rumus umum yang digunakan untuk penghitungan IRR

adalah sebagai berikut:

IRR =

Dimana: At = Cash Flow untuk periode t

i = tingkat bunga (%/tahun)

n = periode yang terakhir dari cash flow yang diharapkan

atau

Keterangan : I1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.I2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif

Kriteria penilaian dengan menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR

yang didapat lebih besar dari tingkat bunga uang yang berlaku dalam

masyarakat, maka investasi diterima. Dan sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil

dari tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat, maka investasi ditolak

(H.M. Yacob Ibrahim , 1997:150)

2.3.5 Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode ini pada prinsipnya membandingkan semua pemasukan yang

diterima (dihitung pada kondisi saat ini) dengan semua pengeluaran yang telah

dilakukan (dihitung pada kondisi saat ini). secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut:

BCR = PV B/PV C

BCR =

Dimana: Bt = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada

tahun t

Ct = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t

10

Page 11: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

i = tingkat suku bunga (%/tahun)

t = jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak

setelah melalui metode ini adalah :

BCR >1 Artinya investasi layak

BCR < 1 Artinya investasi tidak layak.

2.4 Strategi Pembiayaan

Strategi pembiayaan adalah rencana yang dikerjakan untuk mencapai

objektif keuangan program kerja. Dalam menganalisa dan memilih strategi

pembiayaan bisa sangat rumit. Diagram alur berikut ini dapat membantu untuk

mengerti proses pembiayaan. Berikut ini merupakan diagram alur strategi

pembangunan:

REVISI

REVISI

Grafik 2.3 Diagram alur strategi pembangunan

Dalam melakukan pembiayaan perlu dipertimbangkan bagaimana strategi

pembiayaan dapat diterapkan, apa saja resiko yang ada, apa resiko dan

kemungkinan dampak dari pembiayaan tersebut serta siap yang dituju dari

pembiayaan tersebut. Strategi tersebut harus relevan, memungkinkan dan

spesifik. Dalam strategi pembiayaan yang relevan, memungkinkan dan spesifik

11

ProyeksiAnggaran Program Sumber Daya MINUS SAMA DENGAN

jeda keuangan TIDAK Apakah jedanya

YARealistis?

Strategi untuk menigkatkan Kesinambungan keuangan

Mobilisasi sumber daya efisiensi program kemapanan dana

Pertimbangkan kendala dan kesempatan: Konteks Negara Konteks sector

pembangunan Sistem pengelolaan

keuangan Objektof Program

YA Apakah strategi TIDAK

strateginya dapat diterapkan?

Akankah Jedanya cukup dikurangi?

TIDAK YA

Kembangkan Rencana Kerja dan terapkan

Page 12: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

tersebut ada beberapa hal yag harus diperhitungkan. Dalam Strategi yang

relevan memperhitungkan:

Ukuran dan elemen-elemen jeda pembiayaan,

Objektif program

Kendala dan kesempatan yang diidentifikasi dalam sebuah penilaian

keadaan ekonomi negara anda yang lebih luas

12

Page 13: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN

3.1 Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Bali

Bali memiliki luas 5.636,66 km2 atau hanya 0,29% luas dari wilayah

Republik Indonesia. Pulau ini dikenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan

hasil seni-budaya yang bersumber pada agama. Seiring dengan berkembangnya

pariwisata di Bali, kebutuhan terhadap infrastruktur pembangunan pariwisata

juga semakin meningkat. Namun, pengembangan ini terhalang oleh

keterbatasan lahan yang memunculkan ide untuk memaksimalkan pemanfaatan

lahan di daerah pasang surut Teluk Benoa. Rencana pemanfaatan dan

pengembangan kawasan perairan Teluk Benoa Bali ini juga diharapkan

menjawab masalah-masalah Rencana Strategis (Renstra) Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau kecil (WP3K) di Bali. Masalah-masalah Renstra WP3K tersebut adalah

kerusakan ekosistem pesisir (Mangrove dan Padang Lamun), bencana alam,

dampak perubahan iklim global, kerusakan fisik pantai (erosi dan abrasi),

sedimentasi, terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil serta lemahnya pemberdayaan adat. Pembangunan infrastruktur

pariwisata dengan penataan kawasan Teluk Benoa sekaligus mendukung

program pemerintah, yang sudah tertuang dalam Perpres No. 67 tahun 2005

tentang kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam pembangunan infrastruktur di

Indonesia.

Pembangunan infrastruktur tersebut diwujudkan melalui pembangunan

jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Pembangunan Jalan tol Nusa Dua-Ngurah

Rai-Benoa dilaksanakan pada tahun 2011 dan mulai beroperasi pada tahun 2013

dengan nama ‘Jalan Tol Bali Mandara’ untuk jalan tol atas laut pertama di

Indonesia.

Pembangunan jalan tol Bali Mandara Ada memiliki beberapa keunggulan,

keungglan tersebut antara lain :

1. Jalan Tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas laut dan merupakan

prakarsa dari Badan Usaha (Unsolicited Project).

2. Memiliki tingkat FIRR yang cukup baik sehingga tidak memerlukan

dukungan ataupun jaminan dari Pemerintah.

1

Page 14: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

3. Pengusahaan Jalan Tol berjalan sesuai jadwal, penandatanganan PPJT pada

16 Desember 2011 dan sudah dioperasikan pada 23 September 2013

Gambar 3.1. Ilustrasi Jalan Tol Mandara BaliSumber:jasamarga.com

Jalan tol Bali Mandara ini memiliki spesifikasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Spesifikasi Jalan tol Bali MandaraNo

Spesifikasi

1. Panjang Jalan 10 Km2. Jumlah seksi -3. Biaya investasi Rp 2,485 T4. Biaya tanah Rp 45,654 M5. Volume lalu lintas

(2013)39.397

6. Operasi 20137. Masa konsesi 45 tahun sejak SPMK8. SPMK 10 September 2012Sumber : Jasa Marga, 2013

Pembangunan Jalan tol Bali Mandara ini diharapkan untuk mengurangi

kemacetan transportasi pariwisata dan sekaligus mendukunga kegiatan KTT

APEC 2013. Proyek pembangunan ini telah disetujui konsorsium 4 BUMN sebagai

pelaksana / pemegang konsesi jalan tol ini sebagai Pemrakarsa Proyek

berdasarkan PerPres No.13/2010 serta rute jalan tol ini sudah memenuhi AMDAL.

Jalan tol ini dibangun dengan konsep strong, green, dan beautiful. Jalan Tol Bali

Mandara akan dioperasikan dengan sistem terbuka. Artinya, setiap pengendara

2

Page 15: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

diwajibkan membayar di gerbang tol dan bebas keluar ke tempat tujuan yang

diinginkan. Pembayaran jalan tol selain uang cash, juga dapat dilakukan dengan

menggunakan electronic payment (E-toll Card). Pihak PT Jasamarga Bali Tol

sebagai pengelola telah merancang 6 kategori tarif yang akan diberlakukan di Jalan Tol Bali

Mandara.

Dok. Ref. Kompas

Pertama, khusus sepeda motor dikenai tarif Rp 4.000. Kedua, kendaraan

roda empat Golongan I (jenis Sedan, Jeep, Pick Up, Truk Mini, Minibus) dikenai

tarif Rp 10.000. Ketiga, Golongan II (Truk, Dua Gandar) dikenakan tarif Rp

15.000). Keempat, Golongan III (kendaraan Tiga gander) dikenai tarif tol Rp

20.000. Kelima, Golongan IV (Truk Empat Gandar) dikenai tarif Rp 25.000.

Keenam, Golongan V (Truk Lima Gandar) dikenakan tarif tol Rp 30.000).

3.2 Kajian Pembiayaan dan Sumber-Sumber Pembiayaan

Anggaran yang dibutuhkan untuk mengadakan infrastruktur berupa Jalan

Tol Bali Mandara sepanjang 10 km ini mencapai 2,4 Triliun dengan spesifikasi

angka Rp 24. 391.260.000.000,- untuk pembangunan tolnya saja, dan untuk

pembebasan lahan mencapai Rp 2.282.700.000 Milyar (Sumber: Jasa Marga,

2013). Adapun pemegang saham pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (55%)

2. PT Pelindo III (Persero) (17,58%)

3. PT Angkasa Pura I (Persero) (8%)

4. PT Wijaya Karya (Persero) (0,4%)

5. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (1% )

6. PT Hutama Karya (Persero) (1%)

7. PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) (1%)

3

Page 16: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

8. Pemerintah Provinsi Bali (8,01%)

9. Pemerintah Kab. Badung (8,01%)

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 79 tanggal 22 Juni 2012, PT

Jasa Marga Bali Tol telah memperoleh fasilitas Kredit Investasi (KI) Sindikasi

Pembiayaan Proyek Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa dari PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

dan PT Bank Pembangunan Daerah Bali dengan jumlah maksimum kredit

sebesar Rp 1.622.000.000.000 (Rupiah penuh) termasuk IDC sebesar Rp

117.300.000.000 (Rupiah penuh). Jangka waktu fasilitas kredit adalah 15 tahun

sejak ditandatanganinya akta. Tingkat suku bunga untuk 1 tahun pertama

adalah 10%, untuk selanjutnya menggunakan tingkat suku bunga Simple Interest

Rate ditambah marjin sebesar 5%. Saldo per 31 Desember 2012 sebesar Rp

469.507.288.044 (Rupiah penuh).

3.3 Evaluasi Singkat Pembiayaaan Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-

Ngurah Rai-Benoa Bali

Pembangunan Jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa atau Jalan tol Bali

Mandara ini telah mempertimbangkan beberapa hal diantaranya:

1. Memberikan aksesibilitas yang maksimal;

2. Panjang rute seoptimum mungkin;

3. Menghindari hutan mangrove;

4. Berada pada jalur kedalaman laut terendah;

5. Tetap memberikan fasilitas pergerakan kapal kecil;

6. Rute memungkinkan pengembangan kawasan timur dan barat.

Berdasarkan Laporan Progres Rencana Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-

Ngurah Rai-Benoa oleh Pemerintah Kabupaten Badung tahun 2011, terdapat

beberapa permasalahan yaitu:

1. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SP2IP)

belum diterbitkan oleh Gubernur Bali karena ijin prinsip penggunaan hutan

mangrove dari Kementerian Kehutanan yang memuat persyaratan antara

lain: perubahan trace jalan tol untuk menghindari terjadinya penebangan

hutan mangrove

2. Persetujuan AMDAL dari BLH Provinsi Bali belum bisa diterbitkan karena

berdasarkan hasil pembahasan dokumen AMDAL pada tanggal 23 September

2011 terdapat beberapa catatan antara lain:

4

Page 17: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Perlu konsistensi dalam menetapkan: trace jalan, panjang jalan tol, lebar

jalan, luas hutan mangrove yang terkena proyek, dan luas lahan

masyarakat yang akan dibebaskan

Perlu sosialisasi lebih intensif kepada masyarakat yang terkena dampak

dari pembangunan jalan tol dengan melibatkan lembaga sosial

kemasyarakatan yang ada (Desa Adat)

Menghindari terkena tempat suci, kawasan pelestarian penyu, dan rumah

penduduk

Antisipasi terjadinya traffic jam pada gerbang masuk dan keluar tol

dengan mengatur geomtrik simpangan serta kelengkapan sarana lalu

lintas

Berdasarkan Resume Rapat Kerja Evaluasi Program Pembangunan di

Provinsi Bali Semester II Tahun 2012 pada tanggal 23 Januari 2013, didapatkan

beberapa paparan mengenai pembangunan jalan diatas perairan (Tol Nusa Dua-

Ngurah Rai-Benoa) yaitu:

1. Jasa Marga Bali TOL, merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang

memiliki konsesi pengelolaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa selama

45 tahun, panjang jalan tol sekitar 10 km diatas air laut, dan sekitar 2 km di

darat yang juga merupakan jalan akses

2. Pembangunan Jalan Tol terbagi dalam 4 (empat) paket, yaitu:

a. Paket 1 (STA 0+000 – STA 2+970) (MAIN ROAD) dan persimpangan

sebidang Jalan Ngurah Rai

b. Paket 2 (STA 2+970 – STA 5+308) (MAIN ROAD)

c. Paket 3 (STA 5+308 – STA 6+092) (MAIN ROAD), Simapng Susun

Ngurah Rai, Jalan akses Ngurah Rai (STA 0+000 – STA 1+597), dan

persimpangan sebidang Jalan Ngurah Rai

d. Paket 4 (STA 6+090 – STA 8+122) (MAIN ROAD), Simpang Susun Benoa,

Pelebaran akses pelabuhan (STA 0+000 – STA 2+200), dan

persimpangan Pesanggaran di Ngurah Rai By Pass

3. Progress pembangunan sampai dengan Minggu ke 46 (13 Januari 2013)

sebagai berikut:

a. Paket 1

Rencana : 77,87%

Realisasi : 76,24%

Deviasi : -1,63%

5

Page 18: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Pengadaan Tiang Pancang, target sebanyak 7.150 buah telah terealisasi

100%

Penanaman Tiang Pancang, target sebanyak 3.064 titik telah terealisasi

sebesar 100%

b. Paket 2

Rencana : 75,34%

Realisasi : 74,49%

Deviasi : -0,85%

Pengadaan Tiang Pancang, target sebanyak 8.456 buah telah terealisasi

105% (8.713 buah)

Penanaman Tiang Pancang, target sebanyak 3.756 titik telah terealisasi

sebesar 83% (3.103 titik)

c. Paket 3

Rencana : 80,34%

Realisasi : 80,22%

Deviasi : -0,12%

Pengadaan Tiang Pancang, target sebanyak 7.700 buah telah terealisasi

109% (8.395 buah)

Penanaman Tiang Pancang, target sebanyak 3.804 titik telah terealisasi

sebesar 97% (selesai)

d. Paket 4

Rencana : 79,31%

Realisasi : 79,31%

Deviasi : 0,00%

Pengadaan Tiang Pancang, target sebanyak 9.627 buah telah terealisasi

98% (9.447 buah)

Penanaman Tiang Pancang, target sebanyak 3.802 titik telah terealisasi

sebesar 91% (3.450 titik)

Berdasarkan hasil-hasil di atas, dapat dikatakan bahwa masih ada beberapa

tahap dalam pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini tidak sesuai

antara rencana dengan realisasi. Selain itu pula proyek pembangunan jalan tol

ini merupakan salah satu mega-proyek yang ada di Indonesia sehingga menelan

dana yang sangat besar. Namun kelayakan pembangunan jalan tol ini belum

pasti apabila dilihat dari kendala-kendala yang terjadi pada proses

pembangunan jalan tol ini sehingga muncul keraguan kelayakan pembangunan

6

Page 19: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

proyek ini terhadap manfaat yang akan diperoleh terhadap pemerintah dan

masyarakat serta dampak yang timbul akibat pembangunan jalan tol ini.

7

Page 20: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

BAB IV

ANALISA

4.1 Skema Penanganan Kasus

Dalam perhitungan kelayakan investasi proyek pembangunan jalan tol Nusa

Dua-Ngurah Rai-Benoa atau jalan tol Bali Mandara ini, dirumuskan beberapa

skema penanganan terkait sumber pembiayaan dan biaya yang dibutuhkan. Hal

ini digunakan sebagai dasar kelayakan proyek tersebut, dimana asumsi yang

dilakukan didasarkan pada kondisi riil penanganan pengadaan proyek tersebut

hingga tahun 2013. Berikut adalah beberapa skema yang digunakan.

Pembangunan Jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa dilaksanakan pada

tahun 2011. Waktu implementasi proyek Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-

Benoa ini adalah dari tahun 2011 hingga tahun 2013, dengan rincian

persiapan proyek, pelaksanaan studi kelayakan, dan pelaksanaan AMDAL

pada tahun 2011, tender pada tahun 2011, penandatanganan proyek pada

tahun 2011, pembangunan selama 18 bulan pada Bulan November 2011

hingga April 2013, serta mulai beroperasi pada tahun 2013.

Dalam analisa pembiayaan pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-

Benoa mengasumsikan faktor pertumbuhan lalulintas sebesar i=9,96%/tahun,

suku bunga bank 16%/tahun, inflasi diperhitungkan 8,506%/tahun dan tarif

tol menggunakan tarif yang telah ditetapkan oleh Jasa Marga. Semua biaya

termasuk biaya pembebesan lahan dan biaya kontruksi ditanggung oleh

investor.

Anggaran yang dibutuhkan untuk mengadakan infrastruktur berupa Jalan

Tol Bali Mandara sepanjang 10 km ini mencapai 2,4 Triliun dengan spesifikasi

angka Rp 24. 391.260.000,- untuk pembangunan tolnya saja, dan untuk

pembebasan lahan mencapai Rp 2.282.700.000 Milyar (Sumber: Jasa Marga,

2013).

Biaya investasi jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sekitar Rp 2,4 triliun

sepenuhnya menggunakan dana internal perusahaan dan sumber-sumber

pembiayaan dalam negeri dengan komposi 30% dana perusahaan, 70% dari

pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri

(sumber:http://bisnis.liputan6.com/read/610694/hore-jalan-tol-atas-laut-

pertama-di-indonesia-segera-beroperasi).

8

Page 21: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Pada saat pembangunan sekitar 3.000 pekerja terlibat langsung.

Selama masa uji coba tahun 2013 terjadi lonjakan volume lalu lintas yaitu

menembus angka rata-rata 125.000 setiap harinya, terdiri dari 42% mobil

dan 58% kendaraan roda dua. PT. Jasa Marga memproyeksikan volume lalu

lintas rata-rata harian pada awal pengoperasian sebesar 39 ribu kendaraan

per hari, dengan persentasi 55% mobil dan 45% kendaraan roda dua.

Tarif atau biaya penggunaan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa diatur

melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 375/KPTS/M/2013

(Sumber: Jasa Marga, 2013) adalah sebagai berikut:

khusus sepeda motor dikenai tarif Rp 4.000

kendaraan roda empat Golongan I (jenis Sedan, Jeep, Pick Up, Truk Mini,

Minibus) dikenai tarif Rp 10.000

Golongan II (Truk, Dua Gandar) dikenakan tarif Rp 15.000)

Golongan III (kendaraan Tiga gander) dikenai tarif tol Rp 20.000

Golongan IV (Truk Empat Gandar) dikenai tarif Rp 25.000

Golongan V (Truk Lima Gandar) dikenakan tarif tol Rp 30.000)

Dengan asumsi kenaikan tarif tol 500 pertahun.

Untuk mengestimasi kelayakan investasi, pemasukan atau benefit

didapatkan dari penerimaan tarif yang dikeluarkan oleh kendaraan yang akan

melewati toll. dalam hal ini, di asumsikan bahwa seluruh kendaraan yang

melewati jalan toll nantinya adalah minimal kendaraan roda dua berupa mobil

dengan tarif 10.000 per kendaraan. dengan demikian nilai tersebut tidak

begitu rendah dan juga tidak begitu tinggi apabila melihat ketentuan tarif

yang ada, karena pada dasarnya berdasarkan studi-studi yang telah ada,

sebagian besar kendaraan yang melewati jalan toll adalah kendaraan mobil.

Biaya pemeliharaan rutin jalan beraspal sebesar Rp. 375.000.000/Km/thn

(PT Jasa Marga (Persero), 2013) dan biaya pemeliharaan berkala sebesar

Rp.192,2 Milyar (mengacu pada Tol Jagorawi, sepanjang 47 km) per 5 tahun.

4.2 Analisa Finansial Sederhana

Untuk melihat apakah pembangunan ini layak/ tidak layak dijalankan

berikut ini dilakukan analisa-analisa apakah investasi terhadap Jalan Tol ini

memberikan keuntungan dalam waktu yang singkat/sewajarnya. Penghitungan

yang digunakan dalam pembahasan ini adalah penghitungan kriteria investasi.

Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang

diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan

9

Page 22: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur

ekonomis.

Dalam mengukur atau menilai pembangunan Jalan Tol Bali Mandara ini

menggunakan beberapa kriteria penilaian yaitu NPV (Net Preset Value), Net B/C,

IRR (Internal Rate of Return), dan Payback Period.

10

Page 23: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Tabel 1. Perhitungan kelayakan menggunakan NPVPERHITUNGAN KELAYAKAN DENGAN SKENARIO PEMBIAYAAN 100 % PEMERINTAH

 Thn

 Thn

Investasi

Biaya Operasi (Rp 375.000.000/Km/thn)

Total Cost Benefit Net BenefitDiskon Faktor 16 %

Present Value 1

2011 0 1244782 - 1244782 - - 1244782 1 -12447822012 1 1242500 - 1242500 - - 1242500 0.8621 -1071159.252013 2 3750 3750 456250 452500 0.7432 3362982014 3 3750 3750 526777 523027 0.6407 335103.39892015 4 3750 3750 579244 575494 0.5523 317845.33622016 5 3750 3750 636936 633186 0.4761 301459.85462017 6 40893 192200 700375 508175 0.4104 208555.022018 7 3750 3750 846838 843088 0.3538 298284.53442019 8 3750 3750 931183 927433 0.3050 282867.0652020 9 3750 3750 1023929 1020179 0.2630 268307.0772021 10 40893 192200 1125912 933712 0.2267 211672.51042022 11 3750 3750 1238053 1234303 0.1954 241182.80622023 12 3750 3750 1361363 1357613 0.1685 228757.79052024 13 3750 3750 1496955 1493205 0.1452 216813.3662025 14 40893 192200 1646052 1453852 0.1252 182022.2704

KETERANGAN NPV 1113227.78PERSIAPAN, TENDER, DAN PEMBANGUNAN

NPV > 0, LAYAK

OPERASIONAL

Jadi berdasarkan kriteria NPV, pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa tersebut mampu menghasilkan

nilai kini bersih selama 14 tahun pada Tk, DF 16 % sebesar Rp 111.322.778.000.000, sehingga berdasarkan hasil analisa

diatas, proyek pembangunan jalan tol tersebut dapat dikatakan layak diusahakan.

1

Page 24: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Tabel 2. Perhitungan kelayakan menggunakan Net BCRPERHITUNGAN KELAYAKAN DENGAN SKENARIO PEMBIAYAAN 100%

PEMERINTAH

   Thn

 Thn

Net BenefitDiskon Faktor

16 %Present Value

2011 0 - 1244782 1 -1244782

2012 1 - 1242500 0.8621 -1071159.25

2013 2 452500 0.7432 336298

2014 3 523027 0.6407 335103.3989

2015 4 575494 0.5523 317845.3362

2016 5 633186 0.4761 301459.8546

2017 6 508175 0.4104 208555.02

2018 7 843088 0.3538 298284.5344

2019 8 927433 0.3050 282867.065

2020 9 1020179 0.2630 268307.077

2021 10 933712 0.2267 211672.5104

2022 11 1234303 0.1954 241182.8062

2023 12 1357613 0.1685 228757.7905

2024 13 1493205 0.1452 216813.366

2025 14 1453852 0.1252 182022.2704

KETERANGAN Nett BCR 1.4806PERSIAPAN, TENDER DAN PEMBANGUNAN

BCR < 1, TIDAK LAYAK

OPERASIONAL Nett BCR > 1, LAYAK

Berdasarkan kriteria Net BCR atau Net B/C, hasilnya Bet BCR sebesar 1,4806. Artinya dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan proyek mampu manghasilkan manfaat bersih sebesar 1,4806 sehingga dengan demikian pembangunan jalan tol ini layak dilaksanakan.

Tabel 3. Perhitungan kelayakan menggunakan IRRPERHITUNGAN KELAYAKAN DENGAN SKENARIO PEMBIAYAAN 100%

PEMERINTAH

   Thn

 Thn

Net BenefitDiskon

Faktor 16 %Present Value 1

Diskon Faktor 25 %

Present Value 2

2011 0 - 1244782 1 -1244782 1 -1244782

1

Page 25: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

   Thn

 Thn

Net BenefitDiskon

Faktor 16 %Present Value 1

Diskon Faktor 25 %

Present Value 2

2012 1 - 1242500 0.8621 -1071159.25 0.8000 -994000

2013 2 452500 0.7432 336298 0.6400 289600

2014 3 523027 0.6407 335103.3989 0.5120 267789.8

2015 4 575494 0.5523 317845.3362 0.4096 235722.3

2016 5 633186 0.4761 301459.8546 0.3277 207495.1

2017 6 508175 0.4104 208555.02 0.2621 133192.7

2018 7 843088 0.3538 298284.5344 0.2097 176795.6

2019 8 927433 0.3050 282867.065 0.1678 155623.3

2020 9 1020179 0.2630 268307.077 0.1342 136908

2021 10 933712 0.2267 211672.5104 0.1074 100280.7

2022 11 1234303 0.1954 241182.8062 0.0859 106026.6

2023 12 1357613 0.1685 228757.7905 0.0678 92046.16

2024 13 1493205 0.1452 216813.366 0.0550 82126.28

2025 14 1453852 0.1252 182022.2704 0.0440 63969.49

KETERANGAN NPV 1 1113227.78 NPV2 -191206

PERSIAPAN, TENDER, DAN PEMBANGUNAN

IRR= 0.236 = 23.6 %

OPERASIONAL

Nilai IRR menunjukkan sebesar 23,6% artinya kemempuan proyek

menghasilkanbreturn sebesar 23,6 persen (> 16%) sehingga berdasarkan

kriteria IRR layak untuk dilaksanakan.

Payback Periods merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk

membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi

suatu proyek. Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-

biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik

(satuan waktu). Dalam pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini

dapat ditentukan payback periods sebagai berikut:

belum

4.2 Strategi Implementasi Sumber-Sumber Pembiayaan

2

Page 26: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Berdasarkan hasil analisa kelayakan investasi sebelumnya, secara umum

proyek pembangunan jalan tol tersebut layak untuk dilaksanakan baik dilihat

dari nilai NPV dan Net B/C nya yang sudah layak untuk dilaksanakan. Dengan

suku bunga minimal 23.6% proyek sudah dapat memberikan kelayakan investasi

dalam jangka waktu 15 tahun. Tahap selanjutnya adalah menentukan sumber-

sumber pembiayaan yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan.

Skenario 1

Skenario 2

Skenario 3

dsb

4.3 Pemilihan Sumber Pembiayaan

3

Page 27: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Rekomendasi

4

Page 28: DOKUMEN PEMPEM fix.doc

Daftar Pustaka

5