Upload
ryan-prasdinar
View
511
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sd
Citation preview
MAKALAH
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
KELOMPOK 2
NONI KUSMARINI
NURHAENI
LUH YUNI SUMARDANI
WAYAN SUMERTI ARINI
WINARNI
DOSEN
HJ. RUSNAH ZAENAB
STIKES QAMARUL HUDA
LOMBOK TENGAH
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkat limpahan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalan yang berjudul “Perhitungan Dosis
Obat” ini tepat pada waktunya. Penulis memhami bahwa dalam penulisan makalah ini
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai masukan
yang dapat membangun agar penulisan makalah-makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Mataram, 14 Juni 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II ISI.....................................................................................................................3
BAB III PENUTUP.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
10
BAB I
PENDAHULUAN
Klien yang mengalami gangguan kesehatan akut maupun kronis
menyembuhkan dan mempertahankan kesehatan mereka dengan berbagai strategi.
Obat adalah substansi yang digunakan dalam diagnosis, pengobatan, penyembuhan,
perbaikan, maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan. Obat merupakan terapi
primer yang berhubungan dengan penyembuhan penyakit.
Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai
dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia, hewan dan tumbuhan. Obat adalah unsur bahan aktif secara fisiologis, zat
kimia, atau racun. Menurut Permenkes RI No.242/1990, obat adalah bahan atau
panduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk
kontrasepsi dan sediaan biologis.
Obat adalah unsur bahan aktif secara fisiologis, zat kimia, atau racun,
sedangkan menurut Permenkes No.193/Kab/B-VII/71, obat adalah bahan/paduan
bahan yang digunakan dalam menetapkan :
Diagnosis
Contoh: cairan kontras (BaSO4)
Mencegah
Contoh: vaksin, pil KB.
Menghilangkan penyakit/ gejala, luka/kelainan
Contoh: obat-obat simptomatis, contoh: parasetamol.
Memperindah/memperelok tubuh
Contoh: obat jerawat, pemutih
10
Kategori Obat
Obat bisa dikategorikan menurut UU Farmasi, bentuk (fisik), cara pemberian dan
khasiat/efek obat. Berdasarkan keamanannya obat dapat digolongkan (Peraturan
MenKes No. 242/ Thn 90)
Obat bebas
Obat bebas terbatas
Obat keras
Obat Psikotropika
Obat narkotika
10
BAB II
ISI
Dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali untuk peroral atau injeksi. Dalam
pemberian terapi obat yang rasional, dosis obat merupakan faktor penting dlm
menghasilkan efek yang diinginkan, bahkan dpt membahayakan jika terjadi over
dosis. Untuk menetapkan dosis yang tepat, perlu diketahui macam-macam dosis:
Dosis lazim, dosis terapeutik adalah sejumlah obat (dalam satuan berat/
volume unit) yang memberikan efek terapeutik pada penderita (dewasa).
Selain dosis terapeutik dikenal pula istilah dosis awal, dosis pemeliharaan,
dosis maksimum, dosis toksis, dan dosis letal.
Dosis Maksimum (DM) kecuali dinyatakan lain, adalah dosis maksimum
untuk dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Penyerahan obat dengan melebihi DM dapat dilakukan, jika di belakang
jumlah obat bersangkutan pada resep dibubuhi tanda seru dan paraf dokter
penulis resep. Dosis Lazim untuk dewasa, anak dan bayi hanya merupakan
petunjuk dan tidak mengikat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dosis antara lain adalah faktor
obat, faktor pemberian, faktor penderita dan indikasi dan patologi penyakit. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai masing-masing faktor:
1. Faktor obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air / lemak), bentuk (kristal / amorf),
sifat kimia (asam, basa, garam, ester), derajat keasaman (pH dan pKa), toksisitas.
2. Faktor rute pemberian obat
Dosis obat yang diberikan melalui rute / cara pemberian apapun, harus mencapai
dosis terapi pada target organ. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor,
10
misalnya faktor yang membatasi kemampuan absorbsi obat pada pemberian per
oral, maka dosis oral berbeda dengan dosis obat yang diberikan secara parenteral.
Dosis obat pada pemberian per oral lebih tinggi dari pada parenteral.
3. Faktor penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat badan (normal, obesitas,
malnutrisi), luas permukaan tubuh, ras dan sensitivitas individual.
4. Indikasi dan patologi penyakit
a. Penyebab penyakit
b. Keadaan patofisiologis, misalnya pada gangguan fungsi hepar dan/atau
gangguan fungsi ginjal, beberapa jenis obat dikontraindikasikan, atau
perlu diturunkan dosisnya, atau diperpanjang interval pemberiannya.
Perhitungan Dosis Obat Untuk Anak
Anak bukanlah miniatur dewasa, karena organ tubuhnya (hepar, ginjal, saluran
pencernaan, dan SSP) belum berfungsi secara sempurna, luas permukaan tubuh,
kecepatan metabolisme basal, serta volume dan distribusi cairan tubuh berbeda
dengan orang dewasa, maka besar dosis pada anak ditentukan berdasarkan pada
keadan fisiologi anak.
Dalam menghitung dosis obat untuk anak, perlu dibedakan antara :
Prematur
Neonatus ( 1bln)
Infant ( s.d 1 thn)
Balita (>1-5 thn)
Anak ( 6-12 tahun)
Faktor farmakokinetik obat perlu diperhatikan dalam menentukan dosis anak, yaitu:
Absorpsi(kemampuan absorpsi), dipengaruhi oleh
PH lambung dan usus
10
Waktu pengosongan lambung
Waktu transit
Enzim pencernaan
Distribusi( jumlah obat yang sampai di jaringan), dipengaruhi oleh:
Masa jaringan
Kandungan lemak
Aliran darah
Permeabilitas membran
Kadar protein plasma
Volume cairan ekstraseluler
Metabolisme(kecepatan metabolisme), dipengaruhi oleh:
Ukuran hepar
Kemampuan enzim mikrosomal
Eksresi(proses eksresi obat), terutama melalui ginjal dan dipengaruhi oleh:
Kecepatan filtrasi glomeruler
Proses sekresi dan reabsopsi tubuler
Cara menghitung dosis anak
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis dewasa
Berdasar perbandingan umur:
Rumus young ( Anak umur 1 – 8 tahun)
Da =
Angka 12 menunjukkan berlaku untuk umur anak <12 tahun
Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi
10
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat sama,
maka dosis-dosis yang ada dihitung sebagai berikut :
Dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.
Rumus Dilling
Da =
Angka 20 menunjukkan bahwa rumus ini berlaku untuk orang dewasa >20-24
tahun.
Keterangan rumus Diling:
Da= dosis anak
DM= dosis Maksimum
n= umur
2. Berdasar perbandingan berat badan
Dianggap berat badan orang dewasa 70 kg
Rumus Clark =
3. Berdasar perbandingan luas permukaan tubuh (LPT)
Dianggap bahwa luas permukaan tubuh orang dewasa : 1,73 m2
Rumus Crawford- Terry Rouke =
10
4. Berdasarkan ukuran fisik anak secara individual
Sesuai dengan BB anak ( dalam kg)
Sesuai dengan LPT anak ( dalam m2)
Catatan:
Kelemahan perhitungan anak dengan perbandingan dengan dosis dewasa:
Umur : tidak tepat oleh karena ada variasi BB dan LPT
Berat Badan : tidak tepat untuk semua obat
LPT : tidak praktis terutama kasus gawat
Karena kelemahan-kelemahan tersebut maka diciptakan rumus baru untuk
menghitung dosis anak yang lebih akurat oleh bagian farmasi kedokteran
Universitas Airlangga.
Untuk bayi 0-11 bulan
Da=
Da = dosis anak
DM = Dosis Maksimum
m = umur dalam bulan
atau
Da =
W= berat badan dalam kg
10
Untuk balita 1 – 4 tahun
Da =
n = umur dalam tahun
atau
Da =
W= berat badan dalam kg
Catatan:
rumus ini diturunkan dari Rumus Clark (yang telah disesuaikan untuk anak
Indonesia).
Perhitungan Dosis Obat berdasarkan Berat Badan
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat
badan, bila memungkinkan hitung dosis melalui berat badan
Rumus Thermich
DO =
n : berat badan dalam kilogram
10
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan tindakan kuratif atau pengobatan pada pasien, selain bergantung
pada ketepatan diagnosis, juga bergantung pada ketepatan dalam pemberian
pengobatan. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam keberhasilan pengobatan
adalah dapat menentukan dengan tepat jumlah dosis yang akan diberikan pada pasien.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan, seperti bidan, harus dapat menguasai pengetahuan
tentang penentuan dosis obat sesuai dengan kebutuhan klien atau pasien.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aini SR, et al. 2010. Bahan Belajar Keterampilan Medik Farmasi Kedokteran.
Laboratoriu Keterampilan Medik FK UNRAM: Mataram.
Oka V. 2013. Makalah Pengelolaan dan Pemberian Obat. dilihat: 14 Juni 2013.
<http://rememberverar.blogspot.com/2013/03/makalah-pengelolaan-dan-
pemberian-obat.html>
Okti I, et al. 2011. Makalah Perhitungan Dosis Obat. dilihat: 14 Juni 2013.
<http://brambutakala.blogspot.com/2011/01/makalah-perhitungan-
dosis.html>