52
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa dan Desa SiAGa Wilya Elawitachya, drg

dph3 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dental

Citation preview

Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Desadan

Desa SiAGa Wilya Elawitachya, drg

Kegiatan PKMD yang dilakukan masyarakat minimal mencakup salah satu dari delapan unsur Primary Health Care: a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya. b. Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi. c. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai. d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. e. Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama. f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik

Ciri-ciri Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa 1. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan. 2. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat. 3. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya yang dimiliki masyarakat. 4. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak mengakibatkan ketergantungan. 5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat. 6. Memanfaatkan teknologi tepat guna. 7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari delapan unsur Primary Health Care.

• Kader adalah tenaga sukarela yang berasal , dipilih dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat, yang telah mendapatkan latihan dan merasa terpanggil untuk melaksanakan, memelihara dan mengembangkan kegiatan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dalam usaha-usaha pembangunan dengan rasa ikhlas dan tanpa pamrih.

Kader adalah anggota masyarakat yang: 1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan dibina oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). 2. Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada masyarakat melalui LKMD. 3. Mau dan mampu bekerja sukarela. 4. Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin. 5. Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di samping usahanya mencari nafkah

Macam kader 1. Kader umum, yaitu kader yang melaksanakan beberapa jenis kegiatan (misalnya kegiatan gizi, pemugaran rumah, simpan pinjam dan lain-lain). 2. Kader khusus, yaitu kader yang hanya melaksanakan satu jenis kegiatan (misalnya kader gizi, kader dana sehat). Dianjurkan agar ada dua kader khusus yang bekerja sama pada satu jenis kegiatan. 3. Selain kedua jenis kader tersebut bila dipandang perlu dapat diadakan kader koordinator, yang dapat berfungsi sebagai kader dan juga sebagai koordinator dan pembina kader. Kader koordinator ini diangkat dari kader aktif dan berpengalaman atau tokoh-tokoh masyarakat.

• Syarat-syarat sebagai berikut: • a. bertempat tinggal di desa tersebut • b. berminat menjadi kader • c. mempunyai jiwa pengabdian (misalnya suka

membantu perkerjaan sosial) • d. diterima oleh masyarakat setempat • e. mempunyai penghasilan tetap.

Metode yang digunakan dalampelatihan

• a. curah pendapat • b. diskusi kelompok • c. demonstrasi/peragaan • d. studi kasus/pemecahan masalah, latihan di kelas • e. bermain peranan/role playing, simulasi, permainan • f. praktek lapangan • g. penggunaan alat peraga pelatihan disesuaikan

dengan tujuan dan sasaran pelatihan serta keadaan setempat, seperti penggunaan alat peraga seperti kartu jodoh, poster-poster, permainan monopoli gizi, dan lain-lain (paket penyuluhan gizi).

• Buku pegangan kader: • a. Bekalku Membangun Desa • b. Imunisasi Milik Ibu dan Anak • c. Buku Petunjuk Pelatih untuk Latihan Kader

dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan di Posyandu • d. Buku Pegangan Kader Usaha Perbaikan Gizi

Kesehatan (UPGK) • e. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu • f. Buku Pintar Dukun • g. Buku dan bahan lainnya yang berkaitan.

Setelah latihan selesai para kader akan: 1. mampu mengenal ciri-ciri PKMD 2. menyadari pentingnya PKMD diselenggarakan di desanya 3. sadar akan fungsi dan perannya sebagai kader 4. terampil mengadakan pendekatan di masyarakat 5. memahami cara memberi penyuluhan 6. mempunyai sikap rendah hati, terbuka dan bersedia bekerjasama dengan seluruh anggota masyarakat 7. mampu dan terampil merencanakan kegiatan dalam bidang tanggung jawabnya 8. mempu dan terampil menyelenggarakan jenis kegiatan yang direncanakan bersama masyarakat 9. memahami cara-cara dalam memelihara kelestarian kegiatan 10. terampil menerapkan kemampuan dan ketrampilan yang diperolehnya dari latihan dalam kehidupannya sehari-hari untuk dijadikan contoh.

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan adalah: 1. Membentuk organisasi kader 2. Pertemuan berkala 3. Kunjungan kepada kader 4. Memberi penghargaan kepada kader 5. Anjangsana ke daerah lain 6. Penyegaran/kursus singkat 7. Peningkatan pengetahuan/ketrampilan 8. Surat menyurat dan laporan 9. Pertemuan istimewa

Kegiatan Desa Sumpiuh, Kebon Jeruk RW

7, RT 12- 3 bulan pertama 2009

Jenis kegiatan Januari Februari Maret

1. Penimbangan Hadir 35 anak Hadir 37 anak Hadir 39 anak

2. Lubang

sampah

15 lubang 17 lubang 12 lubang

3. Pemugaran

rumah

4 rumah 1 rumah -

4. Arisan WC 2 buah 2 buah 2 buah

5. Dst

Fungsi kader kesehatan a. Penyuluh memotivasi masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan dan memberikan masukan teknis b. Perencana mengambil bagian dalam perencanaan kegiatan c. Pelaksana mengambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan d. Pembina mengambil bagian dalam pemeliharaan kegiatan e. Penghubung menghubungkan masyarakat dengan lembaga yang dapat menunjang pelaksanaan PKMD dan sebaliknya f. Perintis memelopori kegiatan di masyarakat

Pelaksanaan kegiatan PKMD yang dilakukan masyarakat minimal mencakup salah satu dari delapan unsur Primary Health Care sebagai berikut: a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya b. Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi c. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana e. Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik g. Pengobatan penyakit umum dan luka h. Penyediaan obat esensial

Peran kader di bidang kesehatanDi Posyandu KB-Kesehatan Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu KB-Kesehatan adalah: a. Melaksanakan pendaftaran b. Melaksanakan penimbangan balita c. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan d. Memberikan penyuluhan e. Memberi dan membantu pelayanan f. Merujuk

Di luar jadual Posyandu KB-Kesehatan

Kegiatan yang dapat dilakukan kader di luar jadual Posyandu KB-Kesehatan adalah: a. Yang menunjang pelayanan KB,KIA, Gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare b. Yang menunjang upaya kesehatan lainnya sesuai dengan permasalahan yang ada: o pemberantasan penyakit menular o penyehatan rumah o pembersihan sarang nyamuk o pembuangan sampah o penyediaan sarana air bersih o penyedian sarana jamban keluarga o pembuatan sarana pembuangan air limbah o pemberian pertolongan pertama pada penyakit(P3P) o pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan(P3P) o dana sehat o kegiatan pembangunan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan

Peranan kader kesehatan di Posyandu Sehari sebelum pelaksanaan kegiatan di Posyandu: a. Kader memberitahu kepada ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur, orangtua bayi dan anak balita serta sasaran lainnya agar datang ke Posyandu b. Kader menyediakan alat-alat yang diperlukan misalnya meja, kursi, dacin, buku register, poster, KMS(kartu menuju sehat), oralit, vitamin A, tablet tambah darah dan alat kontrasepsi c. Kader membagi tugas misalnya pendaftaran, bagian penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian oralit, vitamin A , tablet tambah darah, pil KB/kondom, pemberian abat sederhana melalui dana sehat.

Kegiatan pelayanan di Posyandu dilaksanakan sebagai berikut: a. Penyuluhan kelompok kepada sasaran dengan bahan lima program terpadu yaitu meliputi keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare b. Pendaftaran sasaran yang sudah terdaftar dalam buku register langsung menuju meja II dan seterusnya. Sasaran yang baru pertama kali datang dicatat dalam buku register, imunisasi c. Penimbangan bayi dan anak balita

Hasil penimbangan dicatat dalam register penimbangan dan KMS. Selanjutnya disusul dengan kegiatan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh setiap bayi dan anak balita yang ditimbang yaitu: i. Bayi dan anak balita dengan berat badan di bawah garis merah atau tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya dan yang sakit, dirujuk ke petugas kesehatan untukmendapat pengobatan, pemberian makanan tambahan dan pemulihan ii. Bayi usia 3-4 bulan yang belum pernah atau belum lengkap imunisasinya diberikan pelayanan imunisasi iii. Bayi dan anak balita yang menderita diare dapat diberikan oralit/larutan garam gula. Kepada orangtuanya diberikan penyuluhan tentang cara penanggulangan diare

Pemeriksaan ibu hamil: i. Bagi semua ibu hamil diberikan tablet tambah darah ii. Bagi ibu hamil yang mukanya pucat, kaki bengkak, riwayat kehamilan lebih dari tiga kali, tinggi badan kurang dari 145 cm, hamil di bawah usia 20 tahun dan di atas 30 tahun, ada pendarahan dan keluar cairan bau dari vagina, belum diimunisasi dapat diberikan pelayanan pengobatan, penyuluhan KB-Kesehatan, imunisasi dirujuk ke Puskesmas bila diperlukan.

Pemeriksaan ibu menyusui: Bagi ibu menyusui yang payudaranya bengkak, muka pucat, badan kurus, demam, keluar cairan bau dari vagina, belum mengikuti KB, dapat diberikan pelayanan pengobatan, penyuluhan KB-Kesehatan, pelayanan kontrasepsi, rujukan ke Puskesmas bila diperlukan

Pemeriksaan pasang usia subur yang belum KB, belum diimunisasi dapat diberikan pelayanan kontrasepsi, pelayanan imunisasi, penyuluhan KB-Kesehatan, rujukan ke Puskesmas bila perlu

Peran kader dalam membina kegiatan di Posyandu: 1. Setelah kegiatan selesai, dilakukan pertemuan kader untuk membicarakan hasil 2. Kader mengusahakan dukungan masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan Posyandu terpadu melalui swadaya masyarakat antara lain dengan dana sehat, beras jimpitan, peningkatan pendapatan, koperasi simpan pinjam 3. Kader melakukan kunjungan rumah bagi sasaran yang tidak hadir untuk mengetahui sebab-sebab ketidak hadiran dan memberikan jalan keluar 4. Kader melaporkan kelengkapan alat dan masalah yang timbul kepada kepala desa/LKMD 5. Kader bersama kepala desa dan LKMD mengusahakan kegiatan untuk pembinaan kader misalnya olahraga, arisan, kesenian, koperasi,mengusahakan pakaian seragam

Di luar Posyandu KB-Kesehatan kader berperan dalam:

a. Merencanakan kegiatan Dalam merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kader adalah: i. menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri bersama petugas ii. membahas hasil survei mawas diri bersama petugas Puskesmas iii. menyajikan hasil survei mawas diri dalam musyawarah masyarakat desa(MMD) iv. menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat pada musyawarah masyarakat desa(MMD) v. menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat vi. bersama masyarakat membahas penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat

b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi (KIM) KIM adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari tiga fase. Fase pertama adalah memperkenalkan diri, berkomunikasi dan memperkenalkan masalah lalu disusul dengan penjelasan dan fase akhir mendorong, membina masyarakat untuk mau melaksanakan cara hidup sehat.

Caranya melaksanakan KIM adalah melalui: a. wawan muka misalnya secara perorangan pada kunjungan rumah, kelompok arisan, pengajian,pertemuan lainnya. b. Alat(media) misalnya pengeras suara, poster, selebaran c. Percontohan misalnya bersama masyarakat membuat jamban keluarga, kebin gizi, apotik hidup, sumur, saraana pembuangan air limbah, rumah sehat, memberantas sarang nyamuk dan kegiatan lain.

Yang dapat dilakukan oleh kader dalam menggerakkan masyarakat adalah: i. membicarakan bersama masyarakat mengenai masalah yang ada ii. memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan untuk menanggulangi masalah iii. mendorong masyarakat untuk mengumpulkan dana secara gotong royong iv. membagi tugas kegiatan di antara masyarakat v. menentukan jadual kerja vi. menjelang kegiatan akan dilaksanakan , mengingatkan kembali masyarakat tentang kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama. Jika diperlukan kegiatan di atas dilakukan bersama pamong

Pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh kader antara lain: i. membagi obat(obat malaria, obat TBC dan lain-lain) ii. mengumpulkan bahan pemeriksaan(darah, dahak) iii. mengawasi pendatang di daerahnya dan dilaporkan bila sakit khususnya malaria iv. memberikan pertolongan pertama pada penyakit (P3P) seperti pada panas/demam berikan minum banyak, kompres dengan air dingin/air es. Memberikan obat penurun panas dan merujuk ke petugas kesehatan bila perlu, memberikan oralit pada penderita diare v. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan(P3K) seperti membalut luka, pertolongan pertama pada luka bakar

Kegiatan yang perlu dicatat secara berkala oleh kader adalah: i. Kegiatan di Posyandu KB-Kesehatan meliputi: 1. KB antara lain jumlah pasangan usia subur, jumlah peserta KB dan alat yang 2. Digunakan, jumlah pil dan kondom yang dibagikan 3. KIA antara lain jumlah ibu hamil, jumlah tablet vitamin A, jumlah tablet tablet tambah darah yang dibagikan 4. Imunisasi antara lain jumlah ibu hamil yang diimunisasi tetanus, jumlah balita yang diimunisasi dan jenis imunisasi yang diperoleh 5. Gizi antara lain jumlah balita yang ada, jumlah balita yang mempunyai KMS, jumlah balita yang ditimbang, jumlah balita yang naik timbangannya. 6. Diare, antara lain jumlah Oralit yang dibagikan, jumlah penderita yang ditemukan dan dirujuk.

Lima kegiatan posyandu antara lain:Kesejahteraan ibu anak

Keluarga BerencanaImunisasi

Peningkatan giziPenanggulangan diare

Tujuh kegiatan Posyandu(Sapta Krida Posyandu) meliputi:Kesehatan ibu anakKeluarga berencana

ImunisasiPeningkatan gizi

Penanggulangan diareSanitasi dasar

Penyediaan obat esensial

Jenis pelayanan yang diberikan antara lain:Pemeliharaan kesehatan bayi dan balitaPemimbangan bulananPemberiaan makanan tambahanImunisasi bayi 0-11 bulanPemberian oralit untuk penanggulangan diarePengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur antara lain:

Pemeriksaan kesehatan umumPemeriksaan kehamilan dan nifas

Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil tambah darahImunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil

Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencanaPemberian oralit pada ibu yang diare

Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertamaPertolongan pertama pada kecelakaan

Tujuan khusus pembentukan posyandu lansia antara lain :

Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya;

Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan

usia lanjut;Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan

usia lanjut;Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

Pelayanan kesehatan pada Posyandu Lansia (Depkes RI 2003)1.Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya;2.Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit. Pemeriksaan status mental dilakukan karena proses mental lansia sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru, juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental seolah tertidur dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu sehingga menarik diri dari semua bentuk kegiatan;3.Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT);

4.Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit;5.Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat;6.Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus);7.Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal;8.Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir a sampai g;9.Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok lansia;10.Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan Kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat yaitu:1.Pemberian Makanan Tambahan(PMT) penyuluhan sebagai contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut;

2.Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Depkes RI, 2003).

Beberapa data yang dibutuhkan pada proses perencanaan Posyandu Lansia antara lain :Jumlah penduduk dan KK di wilayah cakupanKondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah cakupanJumlah lanjut usia keseluruhan (per kelompok umur)Kondisi kesehatan lanjut usia di wilayah cakupanJumlah lanjut usia yang mandiriJumlah lanjut usia yang cacatJumlah lanjut usia terlantar, rawan terlantar dan tidak terlantar.Jumlah lanjut usia yang produktifJumlah lanjut usia yang mengalami tindakan penelantaran, pelecehan, pengucilan dan kekerasan

Desa SiAGa merupakan desa yang telah menjalankan sistem kesehatan yang adil bagi masyarakat bersama pemerintah. Tujuannya menjaga kesehatan masyarakat terutama mencegah Kematian Ibu dan Bayi dengan mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan tindakan yang didasarkan atas pilihan dan kemampuan masyarakat sendiri. Meskipun cakupan kerja Desa SiAGa meliputi kesehatan masyarakat dalam arti luas, namun kesehatan ibu dan anak dipilih sebagai prioritas pelaksanaan program. Pilihan pada Kesehatan Ibu Hamil, Melahirkan dan Bayi Baru Lahir ini didasarkan pada kenyataan bahwa status kesehatan masyarakat sangat tergantung pada status kesehatan perempuan, ibu,bayi dan balita.

DESA SIAGA

Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga, sehingga diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat yang dilengkapi komponen- komponen yaitu dikembangkannya pelayanan kesehatan dasar dan UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat, diciptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kegawatdaruratan dan bencana, serta sistem pembiayaan kesehatan yang berbasis masyarakat.

Desa Siaga Aktif merupakan pengembangan dari Desa Siaga, yaitu Desa atau Kelurahan yang :Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), atau sarana kesehatan lainnya.Penduduknya mengembangkan Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaduratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

1. Desa Siaga Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kedaruratan kesehatan, secara mandiri.

2. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau kelurahan yang disebut dengan nama lain, yang:a. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan 4 kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.b. Memiliki upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan upaya survailans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku), penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, serta penyehatan lingkungan

Kata SiAGa sendiri merupakan singkatan dari: Siap: 1.. Mencatat ibu hamil di lingkungan anda 2. Mempersiapkan tabungan untuk ibu bersalin dan kegawatdaruratan 3. Mempersiapkan calon pendonor darah Antar: 4. Mempersiapkan transportasi menuju tempat persalinan dan penanganan kegawatdaruratan jaGA: 5. Menemani ibu hamil pada masa persalinan 6. Menganjurkan ibu segera meneteki bayi setelah bersalin, jangan beri makanan lain, berikan ASI saja 7. Menemani isteri dan bayi periksa dalam seminggu setelah melahirkan

Sesuai dengan pengertian Desa Siaga, maka Kriteria dari Desa Siaga adalah :a. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos Kesehatan Desa). b. Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa. dan Iain-Iain). c. Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat. d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakate.Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat. f. Memiliki lingkungan yang sehat. g. Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa yang tidak memiliki akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur, usila, dan masyarakat lainnya.

UKBM dapat berupa antara lain : 1)Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat, utamanya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 2)Posyandu Usila Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut (usila), yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila. Titik berat pelayanannya pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

3) Pondok Bersalin Desa (Polindes) Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam upaya mendekatkan dan memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa (BDD) dan pamong desa. 4)Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD) POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka alih pengetahuan dan keterampilan tentang obat dan pengobatan sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader kepada masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh obat yang bermutu dan terjangkau.

5)Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. 6)Saka Bhakti Husada (SBH) SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda, khususnya anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitar. 7)Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

Unsur Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Kesadaran akan pentingnya keselamatan ibu hamil, melahirkan dan bati baru lahir sebenarnya telah ada di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini terlihat dari berbagai ritual yang harus dijalankan oleh ibu hamil maupun keluarganya pada saat ibu melahirkan maupun perawayan bayi yang baru lahir . Makna ritual kehamilan dan kelahiran selain menunjukkan semacam peringatan , sebenarnya juga nerupakan sistem pendidik masyarakat tradisional keterkaitannya dengan tradisi menghormati, memberi perhatian, mendukung, dan menjaga Keselamatan Ibu Hamil, Melahirkan dan Bayi Baru Lahir.

Unsur Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Desa SiAGa , warga mendorong agar setiap persalinan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan yang trampil. Dalam hal ini, warga SiAGa akan: a. Mencatat ibu hamil di lingkungannya b. Mempersiapkan tabungan untuk ibu bersalin dan kegawatdaruratan • Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin) • Dana Sosial Bersalin(Dasolin) c. Mempersiapkan calon pendonor darah

Unsur Penunjang Pelayanan a. Komitmen dari pemerintah • Kebijakan pemerintah yang berpihak pada masyarakat sebagai pengguna sarana kesehatan • Peraturan pemerintah daerah untuk menyediakan prasarana kesehatan, minimal 1 Polindes untuk setiap desa, 1 bidan untuk setiap desa dan juga menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat b. Dukungan dari masyarakat • Tokoh masyarakat dan tokoh agama • Kepala Desa diharapkan memiliki komitmen untuk membantu fasilitator desa dan masyarakat dalam melaksanakan terbentuknya Desa SiAGa • Suami ibu hamil berkomitrmen untuk menemani atau mengantar isterinya memeriksakan kehamilan ke bidan desa hingga suami mengetahui perkembangan dan kondisi kehamilan isteri, mendukung isteri untuk bersalin pada bidan desa dan membantu mempersiapkan Tabulin serta tidak, lupa mengingatkan isteri untuk memeriksakan kehamilan minimal 4X(sekali triwulan pertama, sekali triwulan kedua dan dua kali triwulan ketiga)

• Media massa seperti radio, koran, maupun media tradisional seperti kesenian rakyat dapat membantu menyebarluaskan berita kegiatan esa SiAGa yang sedang berlangsung di desa • Masyarakat harus membantu ibu hamil yang memerlukan bantuan, mengingatkan ibu hamil agar mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam menuju proses persalinan dan selalu SiAGa membantu jika diperlukan • Pengurus desa berkomitmen untuk mengumpulkan iuran Dasolin secara rutin, membantu ibu hamil yang memerlukan bantuan, mendorong agar masyarakat desa berperan serta aktif dalam Desa SiAGa terutama bagi ibu hamil dan keluarganya.