4
MEKANISME ATAU TATA CARA PEMBAHASAN TINGKAT I RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TENTANG PANGAN MASA PERSIDANGAN Ill TAHUN SIDANG 2011-2012 1. Um um a. Mekanisme atau tata cara rapat pembahasan, berfungsi sebagai pedoman um um dalam pembahasan materi muatan RU U tentang Pangan; b. Materi bahasan adalah persandingan RUU tentang Pangan yang diajukan oleh DPR RI dengan DIM yang diusulkan oleh Pemerintah. 2. Jenis-jenis rapat dalam Pembicaraan Tingkat I (Tatib DPR Pasal 138 ayat (1)) a. Rapat Kerja; b. Rapat Panitia Kerja (Panja); c. Rapat Tim Perumus{Tim Kecil; dan/atau d. Rapat Tim Sinkronisasi 3. Pimpinan dari Keanggotaan Rapat a. Rapat Kerja (Raker) 1) Rapat Kerja dipimpin oleh Pimpian Komisi IV DPR RI, dan Pemerintah oleh Menteri yang mewakili Presiden; 2) Keanggotaan Rapat Kerja adalah seluruh Anggota Komisi IV DPR RI dan pihak Pemerintah. b. Rapat Panitia Kerja (Panja) 1) Rapat Panitia Kerja dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Komisi IV DPR RI dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas; 1 ARSIP DPR-RI

DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170523-103038-4436.pdfpada Rapat Panitia Kerja; d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170523-103038-4436.pdfpada Rapat Panitia Kerja; d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan

MEKANISME ATAU TATA CARA PEMBAHASAN TINGKAT I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TENTANG PANGAN MASA PERSIDANGAN Ill TAHUN SIDANG 2011-2012

1. Um um

a. Mekanisme atau tata cara rapat pembahasan, berfungsi sebagai pedoman um um dalam pembahasan materi muatan RU U tentang Pangan;

b. Materi bahasan adalah persandingan RUU tentang Pangan yang diajukan oleh DPR RI dengan DIM yang diusulkan oleh Pemerintah.

2. Jenis-jenis rapat dalam Pembicaraan Tingkat I (Tatib DPR Pasal 138 ayat (1))

a. Rapat Kerja; b. Rapat Panitia Kerja (Panja); c. Rapat Tim Perumus{Tim Kecil; dan/atau d. Rapat Tim Sinkronisasi

3. Pimpinan dari Keanggotaan Rapat

a. Rapat Kerja (Raker)

1) Rapat Kerja dipimpin oleh Pimpian Komisi IV DPR RI, dan Pemerintah oleh Menteri yang mewakili Presiden;

2) Keanggotaan Rapat Kerja adalah seluruh Anggota Komisi IV DPR RI dan pihak Pemerintah.

b. Rapat Panitia Kerja (Panja)

1) Rapat Panitia Kerja dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Komisi IV DPR RI dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

1

ARSIP D

PR-RI

Page 2: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170523-103038-4436.pdfpada Rapat Panitia Kerja; d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan

2) Keanggotaan Panitia Kerja paling banyak separuh (50%) dari jumlah Anggota Komisi IV DPR-RI yang dibentuk oleh Komisi IV DPR RI.

c. Rapat Tim Perumus (Timus)

1) Rapat Tim Perumus dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Perumus paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

d. Rapat Tim Kecil (Timcil)

1) Rapat Tim Kecil dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Kecil paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

e. Rapat Tim Sinkronisasi (Timsin)

1) Rapat Tim Sinkronisasi dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Sinkronisasi paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

4. Tugas

a. Rapat Kerja (Raker)

1) Menyepakati jadwal acara rapat Pembahasan/Pembicaraan Tingkat I pembahasan RUU serta waktu penyusunan dan penyerahan DIM (Tatib DPR Pasal 139)

2) Membahas seluruh materi RUU sesuai dengan DIM {Tatib DPR Pasal 142 ayat (i ))

(a) DIM dari Pemerintah menyatakan rumusan "tetap", langsung disetujui sesuai rumusan;

(b) Apabila dalam DIM terdapat strip (-) dianggap tetap (Tatib DPR Pasal 142 ayat (3))

(c) Apabila dalam Rapat Kerja substansi belum disetujui, dibahas lebih lanjut dalam Rapat Panitia Kerja (Panja)

2

ARSIP D

PR-RI

Page 3: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170523-103038-4436.pdfpada Rapat Panitia Kerja; d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan

(d) Penyempurnaan yang bersifat "redaksional", langsung diserahkan kepada Tim Perumus;

(e) Dalam Rapat Kerja dapat dibahas substansi di luar DIM, apabila diajukan oleh Anggota atau Menteri dan substansi yang diajukan mempunyai keterkaitan dengan materi yang sedang dibahas serta mendapat persetujuan rapat.

(f) Pembahasan RUU dalam Rapat Kerja lebih lanjut diserahkan kepada Panitia Kerja (Tatib DPR Pasal 142 ayat (5)).

b. Rapat Panitia Kerja (Panja) (Tatib Pasal 144)

1) Membahas substansi RUU atau materi lain yang diputuskan dalam Rapat Kerja;

2) Membahas substansi RUU berdasarkan DIM;

3) Dapat membentuk Tim Perumus{fim Kecil, dan/atau Tim Sinkronisasi;

4) Panitia Kerja bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada Rapat Kerja.

c. Rapat Tim Perumus (Timus) {Pasal 145 ayat (1) dan ayat (3)

1) Merumuskan materi RUU sesuai dengan keputusan Rapat Kerja dan Rapat Panitia Kerja (Panja);

2) Tim Perumus bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada Rapat Panitia Kerja;

d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3)

1) Merumuskan materi RUU konsideran menimbang dan penjelasan umum atau sesuai dengan keputusan Rapat Kerja dan Rapat Panitia Kerja;

2) Tim Kecil bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada Rapat Panitia Kerja.

e. Rapat Tim Sinkronisasi (Timsin)

1) Menyelaraskan rumusan RUU dengan memperhatikan keputusan Rapat Kerja, Rapat Panitia Kerja, dan hasil rumusan Tim Perumus;

2) Hasil Tim Sinkronisasi dilaporkan dalam Rapat Panitia Kerja untuk selanjutnya diambil keputusan.

3

ARSIP D

PR-RI

Page 4: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170523-103038-4436.pdfpada Rapat Panitia Kerja; d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan

5. Pengambilan Keputusan (Pasal 148)

1. Pengambilan keputusan RUU dalam Rapat Kerja dilaksanakan berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota rapat yang terdiri atas lebih dari separuh unsur fraksi.

3. Apabila dalam Rapat Panitia Kerja tidak dicapai kesepakatan atas suatu atau beberapa rumusan RUU, permasalahan dilaporkan dalam Rapat Kerja untuk selanjutnya diambil keputusan.

4. Apabila dalam rapat kerja tidak tercapai kesepakatan atas suatu atau beberapa rumusan rancangan undang-undang, pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat paripurna setelah terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu).

3) Lain - Lain

a. Fraksi dan Pemerintah diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya 2 (dua) putaran, apabila dalam 2 (dua) putaran belum mendapat persetujuan/kesepakatan, maka:

- Rapat Kerja memutuskan, dibahas lebih lanjut oleh Panitia Kerja (Panja) apabila sifatnya substansi dan apabila sifatnya redaksional pembahasan lebih lanjut oleh Tim Perumus;

b. Selama pembahasan RUU tentang Pangan, didampingi atau dihadiri oleh Legal Drafter atau ahli Perundang-undangan dari Sekretariat Jenderal DPR-RI dan dari Pemerintah serta ahli Bahasa dan Sekretariat Negara untuk mendapatkan masukan terhadap RUU yang sedang dibahas.

Jakarta, 18 Januari 2012

PIMPINAN KOMISI IV DPR-RI

4

ARSIP D

PR-RI