88
Draf 2 Nursyam__2011 COVER PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PENYELENGGARAAN SKS DI SMA 1

Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

COVER

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)

PENYELENGGARAAN SKS DI SMA

1

Page 2: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

KATA PENGANTAR

2

Page 3: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Ruang Lingkup Kegiatan

D. Unsur yang Terlibat

E. Referensi

F. Pengertian dan Konsep

G. Uraian Prosedur Kerja

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja

Lampiran 2: Instruksi Kerja

Lampiran 3: Contoh-Contoh

GLOSARIUM

3

Page 4: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

PETUNUK TEKNISPEYELENGGARAAN SKS DI SMA

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut. Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan dalam visinya

bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, cerdas emosional,

dan cerdas spiritual. Sedangkaan kemandirian merupakan salah satu

dari tugas perkembangan yang harus dicapai siswa dari sejumlah

tugas perkembangan lainnya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak peserta didik

mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi,

kebutuhan, dan kecepatan belajarnya. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 mewajibkan sekolah kategori mandiri untuk

melaksanakan sistem kredit semester (SKS) pada tingkat SMA,

sedangkan sekolah kategori standar dibolehkan menyelenggarakan

SKS. Sementara itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78

Tahun 2009 mewajibkan SMA bertaraf internasional untuk

melaksanakan SKS.

Panduan penyelenggaraan SKS yang diterbitkan BSNP telah

menjelaskan kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di

sekolah. Penjelasan panduan tersebut masih bersifat umum sehingga

sekolah masih banyak mengalami kendala di antaranya dalam

menentukan beban belajar, menyusun struktur kurikulum,

menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata pelajaran, dan

menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata

pelajaran tertentu. Termasuk memfasiltasi keragaman peserta didik

dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan mereka

menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu

diperlukan penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.

Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, maka

dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) dan membantu sekolah, Direktorat Peminaan SMA

4

Page 5: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

perlu menyusun Petunkuk teknis Penyelenggaraan SKS di SMA yang

memuat panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.

B. Tujuan

Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman bagi SMA

untuk melaksanakan SKS.

C. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan SKS terdiri atas:

1. Persiapan penyelenggaraan;

2. Pelaksanaan penyelenggaraan;

3. Sistem pembelajaran;

4. Penilaian; dan

5. Kelulusan.

D. Unsur yang Terlibat

1. Kepala SMA;

2. Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah;

3. Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah;

4. Pembimbing Akademik;

5. Konselor/BK; dan

6. Komite Sekolah.

E. Referensi

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –

2025;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 11;

5

Page 6: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;

10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;

11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;

12.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Konselor;

13.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf

Internasional;

14.Panduan Penyusunan KTSP, 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan;

15.Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, 2010. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan;

16.Pedoman Penatalaksanaan Psikologis Layanan Pendidikan Khusus

untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, 2010. Jakarta: Depdiknas;

17.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan,

2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;

6

Page 7: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

18.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur,

dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, 2010. Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMA; dan

19.Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Hasil Belajar, 2010. Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMA.

F. Pengertian dan Konsep

1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal

1 butir 1);

2. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,

kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa pada jenjang dan

jenis pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005Bab I Pasal 1 butir 5);

3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 4);

4. SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata

Pelajaran, dan SKL Mata Pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian merupakan

representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran;

5. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005

Bab I Pasal 1 butir 9). Saat ini standar pengelolaan yang sudah

terbit adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19

7

Page 8: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh

Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota);

6. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6);

7. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan

yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 11);

8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 Bab I Pasal 1 butir 13);

9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan

informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 10);

10.Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri

dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau

pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan

(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir

22);

11.Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dimiliki oleh siswa;

12.Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa

yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau

semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi

8

Page 9: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara

nasional;

13.Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus

dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai

rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.

14.Pembimbing akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas

pembimbingan akademik terhadap sejumlah siswa dalam

menyelesaikan studinya pada satuan pendidikan;

15.Konselor adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan

pelayanan bimibingan dan konseling pada satuan pendidikan

formal;

16.Sekolah kategori mandiri (SKM) atau sekolah standar nasional (SSN)

adalah sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi

delapan standar nasional pendidikan;

17.Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang telah

memenuhi delapan standar nasional yang diperkaya dengan

standar pendidikan dari negara maju;

18.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar;

19.Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan

program pendidikan yang siswanya menentukan sendiri beban

belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada

satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada

sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester

(sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap

muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan

mandiri tidak terstruktur;

20.Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang

harus dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran

dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam rangka mencapai

kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran. Beban belajar

menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan tenaga untuk

melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata

pelajaran yang waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan

9

Page 10: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

kredit lebih besar menuntut pengorbanan lebih banyak untuk

melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran

dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan

kredit semeter

21.Prinsip penyelenggaraan SKS adalah:

a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata

pelajaran yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minatnya;

b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi

dapat mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari

periode belajar yang ditentukan dengan tetap memperhatikan

ketuntasan belajar;

c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri

dalam belajar secara mandiri;

d. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar

dengan lebih fleksibel. Peserta didik memiliki kesempatan

untuk memilih program studi dan mata pelajaran sesuai

dengan potensinya;

e. Peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain

yang sejenis yang menggunakan SKS dan semua kredit yang

telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru;

f. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih

memadai secara teknis dan administratif;

g. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat

memenuhi kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta

didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan;

h. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai

dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.

22.Penyelenggaraan SKS di SMA pada sekolah kategori standar,

sekolah kategori mandiri, dan sekolah bertaraf internasional harus

didukung persiapan yang mengacu pada pemenuhan delapan

standar nasional pendidikan. Implementasi pelaksanaan SKS yang

bersifat fleksibel terdapat pada proses pembelajaran dan

10

Page 11: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

pengelolaan yang mengakomodasi peserta didik sesuai dengan

potensi, minat, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya;

23.SMA Bertaraf Internasional dan SMA Kategori Mandiri wajib

melaksanakan SKS;

24.SMA Kategori Standar yang terakreditasi A dapat

menyelenggarakan SKS;

25.Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas: persiapan dokumen

kurikulum dan sumber daya;

26.Persiapan daya dukung dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri

atas beban belajar dan struktur kurikulum, peraturan akademik,

kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan, serta

perangkat pembelajaran dan penilaian;

27.Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan

tenaga kependidikan dan sarana prasarana;

28.Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan

untuk mendukung penylenggaraan SKS terdiri atas guru,

pembimbing akademik, konselor, dan tenaga administrasi

akademik. Sumber daya dukung tersebut memiliki pengetahuan

yang memadai tentang implementasi SKS dan standar nasional

pendidikan pada umumnya;

29.Sumber daya sarana prasarana harus memenuhi standar nasional,

yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran tatap

muka dan penugasan terstruktur. Sarana prasarana tersebut

mampu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran berbasik TIK,

pembelajaran berbasis mata pelajaran (subject based classroom),

dan penjadwalan pembelajaran yang fleksibel;

30.Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran

yang memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata

pelajaran tertentu pada semester tertentu.

31.Struktur kurikulum dan beban belajar memuat mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri. Beban belajar seluruh mata

pelajaran dan muatan lokal dinyatakan dengan satuan kredit

semester (sks), yaitu minimal 114 sks dan maksimal 126 sks.

11

Page 12: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Penetapan beban belajar seluruh mata pelajaran dan masing-

masing mata pelajaran dilakukan oleh sekolah dengan mengacu

pada panduan penyelenggaraan SKS dari BSNP dan petunjuk teknis

penyelenggaraan SKS dari Direktorat Pembinaan SMA (Dit. PSMA);

32.Dasar penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan

kesetaraan pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan

1,88 – 2 jam pelajaran dan analisis konteks potensi dan kebutuhan

sekolah. Rentang beban belajar tiap mata pelajaran seperti pada

tabel 1,2, dan 3;

Tabel 1. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA

Program IPA

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum

1. Pendidikan Agama 5 8

2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7

3. Bahasa Indonesia 11 13

4. Bahasa Inggris 11 13

5. Matematika 11 13

6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan

4 6

7. Sejarah 2 4

8. Teknologi Informasi dan Komunikasi

4 6

9 Seni Budaya 4 6

10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6

11. Fisika 10 12

12. Kimia 10 12

13. Biologi 10 12

14. Ekonomi* 2 3

15. Sosiologi* 2 3

16. Geografi* 2 3

17. Muatan Lokal 4 6

*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem

paket

Tabel 2. Rentang Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat

SMA Program IPS

12

Page 13: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum

1. Pendidikan Agama 5 8

2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7

3. Bahasa Indonesia 11 13

4. Bahasa Inggris 11 13

5. Matematika 11 13

6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan

4 6

7. Sejarah 4 6

8. Teknologi Informasi dan Komunikasi

4 6

9 Seni Budaya 4 6

10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6

11. Fisika* 2 3

12. Kimia* 2 3

13. Biologi* 2 3

14. Ekonomi 10 12

15. Sosiologi 10 12

16. Geografi 10 12

17. Muatan Lokal 4 6

*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem

paket

Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA

Program Bahasa

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum

1. Pendidikan Agama 5 8

2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7

3. Bahasa Indonesia 13 15

4. Sastra Indonesia 7 9

5. Bahasa Inggris 13 15

6. Matematika 10 11

7. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan

4 6

8. Sejarah 5 7

9 Teknologi Informasi dan Komunikasi

4 6

13

Page 14: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum

10. Seni Budaya 4 6

11. Bahasa Asing 11 13

12. Antropologi 5 7

13. Fisika* 2 3

14. Kimia* 2 3

15. Biologi* 2 3

16. Ekonomi* 2 3

17. Sosiologi* 2 3

18. Geografi* 2 3

19. Muatan Lokal 4 6

*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem

paket

33.Sekolah menetapkan serial mata pelajaran sehingga pembelajaran

dapat dilaksanakan secara fleksibel dengan pola on/off bagi peserta

didik untuk melaksanakan layanan pendidikan yang

mengakomodasi keragaman kecepatan belajar peserta didik dan

variasi pilihan beban belajar dan mata pelajaran;

34.Mata pelajaran disusun maksimal dalam empat seri untuk

mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan bakat dan

kecerdasan istimewa yang berhak menyelesaikan masa studi paling

cepat dua tahun (empat semester);

35.Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan potensi dan

kebutuhan sekolah, serta mengacu pada standar isi dan standar

kompetensi lulusan. Setiap seri mata pelajaran memuat standar isi

(SK-KD) dan standar kompetensi lulusan (SKL Mata Pelajaran)

sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Contoh

serial mata pelajaran disajikan pada tabel 4;

Tabel 4. Contoh Serial Mata Pelajaran

No

Mata Pelajaran Jumlah

Seri Mata Pelajaran1 2 3 4

1. Pendidikan

Agama

6 sks 2 sks 2 sks 2 sks

2. Matematika 13 sks 2 sks 4 sks 4 sks 3 sks

14

Page 15: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

3. Penjas Orkes 4 sks 1 sks 1 sks 1 sks 1 sks

4. Fisika 11 sks 2

sks*

3 sks 3 sks 3 sks

5. Ekonomi 11 sks 2

sks*

3 sks 3 sks 3 sks

6. Bahasa Asing 4 sks 2 sks 2 sks

*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem

paket

36.Penyusunan kembali seluruh SK-KD sesuai standar isi pada serial

mata pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan SK-KD tersebut

sesuai dengan urutan seri dan beban belajarnya (sks). Contoh SK-

KD serial mata pelajaran disajikan pada contoh 3...

37.Peserta didik pada semua program jurusan wajib mengikuti mata

pelajaran yang kontennya (SK-KD) tercantum pada semester 1 dan

2 (sesuai standar isi sistem paket). Sekolah memfasilitasi

penjadwalan fleksibel dengan pola on/off, Contoh penjadwalan

fleksibel dengan pola on/off disajikan pada lampiran 3a;

38.Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum melibatkan unsur

guru, konselor, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah dalam

rapat kerja sekolah. Contoh beban belajar dan struktur kurikulum

disajikan pada lampiran 3b;

39.Peraturan akademik menjelaskan ketentuan tentang mekanisme

pilihan beban belajar dan mata pelajaran, mekanisme penilaian,

penjurusan, dan kelulusan:

40.Mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan

pada awal semester dengan cara mengisi kartu rencana studi (KRS)

yang disetujui pembimbing akademik (PA) dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Pilihan beban belajar dan mata pelajaran pada semester satu

dilakukan dalam bentuk paket dengan jumlah tertentu. Peserta

didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa (sesuai hasil

seleksi) berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran

melebihi peserta didik lainnya.

15

Page 16: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

b. Beban belajar dan mata pelajaran pada semester dua dan

seterusnya mempertimbangkan hasil indeks prestasi (IP)

semester sebelumnya, yaitu:

(1) IP < 5,0 dapat mengmbil maksimal 8 sks

(2) IP 5,0 s.d 5.9 dapat mengambil maksimal 10 sks

(3) IP 6.0 s.d 6.9 dapat mengambil maksimal 16 sks

(4) IP 7,0 s.d 7,4 dapat mengambil maksimal 20 sks

(5) IP 7.5 s.d 7,9 dapat mengambil maksimal 24 sks

(6) IP 8,0 s.d 8,5 dapat mengambil maksimal 28 sks

(7) IP > 8.5 dapat mengambil maksimal 32 sks

41.Mekanisme penilaian menjelaskan kriteria ketuntasan, teknik

penilaian dan pengolahan hasil penilaian, dan mekanisme

perbaikan nilai melalui remedial dan/atau semester pendek;

42.Mekanisme penjurusan menjelaskan kriteria penjurusan, waktu

pelaksanaan penjurusan, dan tahap penetapan penjurusan;

43.Penjurusan dapat dilakukan mulai semester dua berdasarkan

potensi, minat, kebutuhan, dan prestasi akademik. Data potensi

diperoleh melalui psikotes. Data minat dan kebutuhan diperoleh

melalui wawancara atau isian kuisioner. Data prestasi akademik

diperoleh melalui tes seleksi penerimaan peserta didik baru atau

hasil belajar semester satu.

44.Mekanisme penjurusan dilakukan fleksibel mulai dari semester 1

dan secara bertahap tetap memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk memilih program jurusan yang sesuai aau

pindah jurusan sampai akhir semester dua. Tahapan penjurusan

adalah sebagai berikut:

a. Jika hasil seleksi sesuai dengan minat, potensi dan

kebutuhannya, peserta didik dapat memilih program jurusan

sesuai dengan pilihannya mulai semester satu. Dalam hal ini

peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran sesuai

dengan ciri khas program jurusan.

16

Page 17: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

b. Jika hasil seleksi tidak sesuai dengan minat, potensi dan

kebutuhannya, peserta didik diberikan beban belajar dan semua

mata pelajaran ciri khas program jurusan yang diselenggarakan

di sekolah. Hasil prestasi belajar semester satu menjadi dasar

pertimbangan prestasi untuk menetapkan penjurusan di

semester dua.

c. Peserta didik yang belum dapat memenuhi persyaratan

penjurusan di semester dua dapat memperbaiki hasil semester

satu melalui kegiatan semester pendek agar memperoleh

penetapan penjurusan paling lambat di sememster tiga.

Skema mekasnisme penjurusan disajikan pada lampiran 2a

45.Persyaratan prestasi akademik untuk penjurusan ditentukan oleh

sekolah melalui rapat kerja sekolah dengan mengacu pada panduan

penyusunan laporan hasil belajar dari Dit. PSMA:

a. Persyaratan program IPA adalah lulus mata pelajaran fisika,

kimia, dan biologi;

b. Persyaratan program IPS adalah lulus mata pelajaran ekonomi,

sosiologi, dan geografi;

c. Persyaratan program Bahasa adalah lulus mata pelajaran

bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa asing;

46.Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa

cerdas istimewa (SCI) dan berbakat istimewa dengan pembelajaran

khusus sesuai dengan kemampuan dan daya dukung. Pembelajaran

khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat dilakukan dengan

mendesain strategi tatap muka dan tugas terstruktur. Sekolah

dapat menyusun kriteria beban belajar secara khusus bagi siswa

cerdas istimewa seperti pada contoh lampiran 3g;

47.Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah

dengan mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:

a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata

secara konsisten;

b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;

17

Page 18: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

c. Memiliki karakter mandiri, cepat memahami, gemar membaca,

dan motivasi tinggi dalam belajar; dan

d. Memiliki keingintahuan tinggi serta komitmen tinggi dalam

melaksanakan tugas

48.Kriteria kelulusan menjelaskan kriteria dan mekanisme penentuan

kelulusan, yaitu lulus penilaian mata pelajaran dan lulus dari satuan

pendidikan. Penentuan kriteria kelulusan ditentukan oleh sekolah

dalam rapat kerja sekolah;

49.Kalender akademik memuat informasi hari dan jam belajar, hari

libur, kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan akhir

semester, jadwal pengisian kartu rencana studi (KRS), kegiatan

semester pendek atau klinik belajar, serta jadwal ujian sekolah;

50.Pedoman pendukung pelaksanaan menjelaskan informasi yang

diperlukan untuk memperjelas dan memudahkan pelaksanaan

penyelengaraan SKS. Pedoman pendukung terdiri atas pedoman

pengembangan diri, pedoman PA, pedoman BK, dan pedoman lain

yang diperlukan. Pedoman tersebut disusun oleh sekolah dengan

melibatkan unsur guru, konselor, tim pengembang penyusun

kurikulum, dan kepala sekolah;

51.Pelaksanaan penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap

dengan strategi passing in/out dimulai tahun pertama, sedangkan

peserta didik lainnya yang duduk di kelas XI dan XII tetap

menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua terdapat dua

angkatan yang menggunakan SKS sedangkan peserta didik kelas XII

masih menggunakan sistem paket. Pada tahun ketiga seluruh

peserta didik di sekolah menggunakan SKS;

52.Untuk menyelengarakan SKS di sekolah pada tahap awal:

a. Tersedia KTSP dengan sistem paket dan SKS yang telah

ditandangani Dinas Pendidikan Provinsi;

b. Tersedia perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) yang telah

direvisi sesuai dengan serial mata pelajaran minimal untuk dua

semester di tahun pertama;

c. Tersedia jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi PA/BK;

18

Page 19: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

d. Mendapat dukungan sekurang-kurangnya 75% pendidik dan

tenaga kependidikan:

e. Mendapat ijin tertulis dari dinas pendidikan;

53.Jadwal mata pelajaran mengakomodasi kebutuhan dan potensi

peserta didik, guru, dan daya dukung sekolah sesuai dengan pilihan

beban belajar dan mata pelajaran, distribusi tugas mengajar, dan

kapasitas ruang dan jam belajar di sekolah. Sekolah harus

memfasiltasi jam belajar sampai sore hari sesuai dengan

kemampuannya untuk mengakomodasi fleksibilitas jadwal mata

pelajaran;

54.Jadwal mata pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran

tatap muka dan penugasan terstruktur, dan ditetapkan pada tiap

awal semester;

55.Untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi tugas mengajar guru,

sekolah merancang desain pilihan beban belajar dan mata pelajaran

sampai semester enam untuk peserta didik yang diperkirakan

mampu menyelesaikan studi dalam enam semester. Contoh desain

pilihan beban belajar dan mata pelajaran sampai semester enam

disajikan dalam lampiran 3b;

56.Pembelajaran tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang

berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik;

strategi pembelajaran berupa ekspositori seperti ceramah interaktif,

presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran

kolaboratif dan kooperatif; dapat juga dilakukan dengan strategi

diskoveri inkuiri seperti, demonstrasi, eksperimen, observasi di

sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab,

atau simulasi; kegiatan tersebut dicantumkan dalam jadwal

pelajaran (Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Tatap

Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur

Tahun 2008);

57.Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang

berupa pendalaman materi untuk peserta didik dan dirancang guru

untuk mencapai kompetensi; kegiatan tersebut diarahkan untuk

mengembangkan kemandirian belajar peserta didik; peran guru

sebagai fasilitator, tutor, teman belajar; strategi yang disarankan

19

Page 20: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

adalah diskoveri inkuiri; metode yang digunakan seperti diskusi

kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,

eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau

internet, atau simulasi; kegiatan tersebut dicantumkan dalam

jadwal pelajaran (Panduan Pengembangan Model Pembelajaran

Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak

Terstruktur Tahun 2008);

58.Kegiatan mandiri tidak terstruktur merupakan kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi untuk peserta didik

dan dirancang guru untuk mencapai kompetensi; kegiatan tersebut

tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran (Panduan

Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan

Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur Tahun 2008);

59. Perencanaan pembelajaran yang diperlukan terdiri silabus

dan RPP. Silabus sebagai acuan pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi

(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Contoh

silabus disajikan dalam lampiran 3...;

60. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai kompetensi dasar. RPP disusun untuk setiap

kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap

pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

pendidikan. Contoh RPP disajikan dalam lampiran 3...;

61. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Proses pembelajaran yang dilakukan mencakup

kegiata eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007);

20

Page 21: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

62.Kegiatan semester pendek atau klinik belajar dilaksanakan hanya

untuk perbaikan nilai bagi mereka yang belum mencapai kelulusan

mata pelajaran sampai akhir semester. Ketentuan tentang semester

pendek:

a. Jadwal ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan

disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung;

b. Waktu belajar dilaksanakan pada hari belajar sore hari atau pada

jeda antar semester dengan mengacu pada hasil ketuntasan

standar kompetensi (SK) mata pelajaran;

c. Jumlah kegiatan dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri

dengan penilaian (UAS);

63.PA membimbing siswa maksimal 20 orang dengan tugas sebagai

berikut:

a. Memantau, membimbing, melakukan analisis terhadap data

potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi, serta memberikan

rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah

agar peserta didik berkembang potensi akademiknya secara

maksimal;

b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi

(KRS), pemilihan jurusan, pembagian laporan hasil belajar (LHB),

dan/ atau melaksanakan konsultasi akademik;

c. Melakukan penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan

hasil pengamatan dan masukan dari guru mata pelajaran

pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan;

64.PA wajib melaksanakan kegiatan jadwal konsultasi akademik

minimal enam kali dalam tiap semester.

65.Untuk membantu pengelolaan kelas dapat dibantu oleh wali kelas.

Penetapan wali kelas dilakukan setiap awal semester. Wali kelas

adalah guru yang mengajar pada semester berjalan dan ditugaskan

oleh kepala sekolah. Tugas utama wali kelas adalah:

a. memantau, membimbing, dan mengelola kelas agar tercipta

suasana kelas yang tertib dan kodusif untuk mendukung

kekompakan dan kebersamaan rombongan belajar;

21

Page 22: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

b. memeriksa dan mendata kehadiran siswa dalam rombongan

belajar;

c. mengkoordinir kegiatan rombel seperti lomba kebersihan dan

kegiatan upacara;

66.BK/Konselor memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta

didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan madiri

dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan

kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan

umum. Dalam pelaksanaan SKS, BK membimbing siswa dengan

jumlah maksimal 150 orang selama masa studi dengan tugas

sebagai berikut:

a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta

melakukan analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi

peserta didik;

b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi

konstruktif agar peseta didik mampu mencapai tugas

perkembangannya melalui kegiatan pengembangan diri di

sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan

khusus;

c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan

kosultasi kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu

sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan

d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap

semester;

67.BK/Konselor wajib melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan

konsultasi kelompok minimal empat kali dalam tiap semester.

68.Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik;

69.Prinsip penilaian adalah sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka,

menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria,

dan akuntabel;

70.Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan

pemerintah. Penilaian oleh pendidik dilakukan melalui tes dan

22

Page 23: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

nontes dalam kegiatan ulangan harian (UH), ulangan tengah

semester (UTS), dan ulangan akhir semester (UAS). Penilaian oleh

satuan dilakukan melalui ujian sekolah (US). Penilaian oleh

pemerintah dilakukan melalui ujian nasional (UN);

71.Penilaian hasil belajar pada tiap mata pelajaran oleh pendidik

melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan

akhir semester mendeskripsikan pencapaian kompetensi tiap KD

dan/atau SK untuk diakumulasi menjadi nilai mata pelajaran.

72.Penilaian pada penyelenggaraan SKS adalah penilaian kompetensi

sesuai standar nasional penilaian pendidikan dengan menyertakan

indeks prestasi (IP) pada laporan hasil belajar.

Perhitungan indeks prestasi menggunakan rumus:

IP = Indeks Prestasi

Ni = Nilai tiap mata pelajaran

Bi = Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)

73.Laporan hasil belajar (LHB) memuat hasil penilaian mata pelajaran

yang terdiri atas pengetahuan, praktik, dan sikap, serta disertai

dengan deskripsi pencapaian standar kompetensi. LHB juga

melaporkan hasil pengembangan diri dan akhlak mulia/kepribadian,

serta hasil indeks prestasi semester dan kumulatifnya. Contoh LHB

disajikan pada lampiran 3m;

74.Pengelolaan, pengorganisasian, dan kontrol data penilaian, serta

pencetakan laporan hasil belajar (LHB) menerapkan sistem

administrasi akademik berbasis TIK;

75.Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil

belajar peserta didik;

76.Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih;

23

Page 24: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

77.Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik

setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut;

78.Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di

akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan semua KD pada semester tersebut;

79.Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan

belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM

digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menentukan kelulusan;

80.Kelulusan peserta didik terdiri atas lulus mata pelajaran dan lulus

satuan pendidikan:

a. Kriteria lulus mata pelajaran adalah mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan kehadiran minimal 90%, memiliki sikap

baik, dan memperoleh nilai mata pelajaran sekurang-kurangnya

sama dengan nilai KKM;

b. Kriteria lulus satuan pendidikan (lulus SMA) adalah

menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan beban

belajar minimal yang ditentukan satuan pendidikan, memiliki

sikap yang baik, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional;

81.Sekolah memfasilitasi mutasi peserta didik antar sekolah

penyelenggara SKS dan dengan sekolah lain yang masih

menggunakan sistem paket. Mutasi dilaksanakan pada awal

semester melalui mekanisme dan prosedur:

a. Penyetaraan langsung terhadap beban belajar (sks) yang telah

ditempuh pada sekolah asal;

b. Penyetaraan dari sekolah sistem paket dapat dilakukan melalui

matrikulasi dan mempertimbangkan SK-KD mata pelajaran yang

sudah ditempuh;

82.Ujian sekolah dilaksanakan tiap akhir semester. Sekolah

memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengikuti ujian sekolah

24

Page 25: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

mata pelajaran tertentu setelah menyelesaikan seluruh seri mata

pelajaran;

83.Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah

satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan;

84.Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan

pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional

pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

85.Evaluasi keterlaksanaan penyelenggaraan dilakukan oleh sekolah

dan dinas pendidikan melalui kegiatan supervisi, monitoring, dan

evaluasi;

86.Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,

dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen

pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai

bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

G. Uraian Prosedur Kerja

1. Persiapan Penyelenggaraan

1.1. Kepala sekolah mensosialisasikan dasar filosofis,

landasan hukum, dan implementasi secara umum

pelaksanaan SKS kepada pendidik dan tenaga

kependidikan;

1.2. Kepala SMA mengundang dan menugaskan Tim Pengembang

Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah serta memberi

pengarahan teknis untuk melakukan persiapan

penyelenggaraan SKS. Arahan sekurang-kurangnya berisi:

a. Dasar pelaksanaan SKS;

b. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan SKS ;

c. Hasil yang diharapkan;

d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas TPK sekolah;

25

Page 26: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

1.3. TPK sekolah menyusun draf rencana dan jadwal

pertemuan, uraian kegiatan, sasaran/hasil untuk

melakukan persiapan dokumen dan sumber daya

pendukung lainnya, sekurang-kurangnya berisi:

a. Rincian pembagian tugas kerja;

b. Jadwal pertemuan awal TPK, pembahasan draf di tingkat

TPK, pembahasan pleno rapat kerja, finalisasi dokumen,

validasi, pengajuan ijin pelaksanaan, dan sosialisasi

kepada masyarakat;

c. Draf dokumen yang perlu disiapkan;

d. Jadwal pertemuan MGMP untuk menyusun SK-KD serial

mata pelajaran dan merivisi silabus-RPP;

1.4. Kepala sekolah dan bersama Komite membahas draf

jadwal dan anggaran kegiatan;

1.5. TPK menyusun draf dokumen struktur kurikulum dan

beban belajar, peraturan akademik, panduan PA dan BK, dan

panduan pendukung lainnya, serta draf KTSP yang

menggunakan SKS untuk tahun pertama dan sistem paket

untuk kels XI dan XII;

1.6. TPK melakukan pertemuan dengan guru dan konselor

yang dipimpin oleh Kepala Sekolah untuk:

a. Menyampaikan draf dokumen beban belajar dan

struktur kurikulum, peraturan akademik, panduan

PA dan BK dan panduan pendukung lainnya agar

dicermati, ditelaah, diberikan masukan, dan koreksi untuk

penyempurnaan;

b. Menyampaikan tugas MGMP untuk menyusun

memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran

serta merevisi silabus dan RPP untuk dua seri mata

pelajaran;

c. Menyampaikan tugas Konselor/BK menyusun dan

merancang kegiatan bimbingan dan koselling

dalam bentuk desain dan jadwal kosultasi BK;

26

Page 27: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

1.7. MGMP memetakan SKL dan SK-KD serial mata

pelajaran dan merevisi Silabus-RPP. Pemetaan SK-KD

serial mata pelajaran harus mempertimbangkan

hirarki dan sistematikanya;

1.8. Konselor/BK menyusun rancangan kegiatan layanan

bimbingan dan konseling serta desain jadwal

konsultasi;

1.9. TPK menghimpun masukan dan koreksi terhadap

draf dokumen beban belajar dan struktur kurikulum,

peraturan akademik, dan panduan pendukung

lainnya untuk dibahas dengan kepala sekolah;

1.10. Kepala sekolah menetapkan beban belajar dan

struktur kurikulum, peraturan akademik, dan

panduan pendukung lainya untuk disosialisaikan

kepada warga sekolah;

1.11. TPK menyusun dokumen final KTSP menggunakan

SKS tahun pertama dan sistem paket untuk kelas XI

dan XII untuk dikonsultasikan dengan instansi

terkait (Dinas Pendidikan, LPMP, atau Perguruan

Tinggi);

1.12. TPK menyiapkan daftar PA, desain pilihan mata

pelajaran, kalender akademik, dan jadwal mata

pelajaran;

a. Pemilihan calon PA didasarkan pada kecakapan,

integritas, dan keteladanan guru untuk mau menjadi

perintis dan volenteer;

b. Calon PA angkatan pertama adalah guru yang mengajar

mulai semester pertama dan mejadi perintis secara

bertahap sampai seri terakhir mata pelajaran.

1.13. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah

menandatangani KTSP, kemudian mengirimkan dokumen

KTSP ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi;

27

Page 28: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

1.14. Kepala Sekolah mengajukan ijin tertulis kepada

Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan SKS di

sekolah;

1.15. Setelah mendapat ijin tertulis, Kepala Sekolah

mensosialisaikan pelaksanaan SKS kepada warga sekolah,

komite, dan masyarakat.

2. Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS

2.1. Kepala Sekolah:

a. Menetapkan pembagian tugas guru, PA dan BK;

b. Memantau kegiatan persiapan teknis yang diperlukan;

c. Mensosialisasikan penyelenggaraan SKS kepada peserta

didik baru melalui kegiatan masa orientasi peserta didik

baru (MOPD).

2.2. TPK dan Kepala Sekolah menetapkan rombongan belajar

angkatan pertama semester satu:

a. Setiap rombongan belajar dengan jumlah 32 orang

peserta didik ditetapkan dua orang PA, sehingga masing-

masing PA akan membimbing dan mendampingi 16 orang

peserta didik sampai mereka menyelesaikan studinya;

b. Setiap rombongan belajar diberikan identitas misalnya 1A,

1B, 1C, dan seterusnya. Angka 1 menunjukan semester

satu dan A, B, C, dan seterusnya menunjukan pada

rombongan belajar yang berbeda;

c. Setiap 4 – 5 rombongan belajar atau 150 orang peserta

didik ditetapkan konselor/BK.;

2.3. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai jadwal mata pelajaran. dan melakukan penilaian serta

tindak lanjutnya;

2.4. Guru melaksanakan ulangan harian dalam bentuk tes atau

tugas-tugas termasuk penilaian praktik atau produk untuk

mengukur ketuntasan KD;

28

Page 29: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

a. Hasil penilaian tiap KD mencakup aspek pengetahuan,

penilaian sikap, dan/atau praktik;

b. Hasil ketuntasan KD segera diinformasikan kepada peserta

didik agar segera ditindaklanjuti, misalnya dengan kegiatan

remedial bagi peserta didik yang belum tuntas;

c. Hasil remedial segera diinformasikan kepada peserta didik;

2.5. PA dan BK melaksanakan kegiatan kosultasi sesuai dengan

jadwal konsultasi;

2.6. TPK mengatur, memantau, dan mendampingi kegiatan MGMP

untuk merevisi Silabus dan RPP sesuai serial mata pelajaran

untuk seri tahun kedua dan seterusnya;

2.7. Konselor/BK menghimpun dan mendokumentasi data potensi,

kebutuhan, dan minat peserta didik, kemudian menganalisis

dan menyajikan informasi sistematis, ringkas, dan mudah

untuk digunakan oleh PA, guru mata pelajaran, dan TPK ;

2.8. TPK mengatur dan memantau kegiatan MGMP dalam

menyiapkan instrumen ulangan tengah semester (UTS);

2.9. Setelah kegiatan UTS:

a. Guru mata pelajaran melaporkan ketuntasan KD dan SK

dan menindaklanjuti dengan kegiatan remedial

berdasarkan ketuntasan SK;

b. TPK melakukan evaluasi keterlaksanaan, menghimpun

data potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik dari

konselor/BK, memetakan komposisi awal klasifikasi

peserta didik berdasarkan program jurusan

IPA/IPS/Bahasa;

c. PA menghimpun data prestasi akademik, minat, dan

kebutuhan peserta didik, serta menganalisis data potensi,

minat dan kebutuhan dari Konselor/BK;

2.10. TPK dan MGMP menyiapkan instrumen ulangan akhir

semester (UAS);

2.11. Setelah UAS:

29

Page 30: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

a. Guru mata pelajaran melaporakan nilai mata pelajaran

setelah dilakukan remedial berdasarkan ketuntasan SK;

b. PA dan Konselor/BK melaporkan data awal komposisi

peserta didik pada jurusan IPA/IPS/Bahasa;

c. PA melaporkan hasil penilaian akhlak mulia dan

kepribadian;

d. BK melaporkan hasil penilaian pencapaian tugas

perkembangan termasuk kegiatan pengembangan diri;

2.12. Dalam mengolah dan menganalisis ketuntasan mata pelajaran:

a. Hasil ketuntasan mata pelajaran dihitung berdasarkan hasil

rata-rata ketuntasan dari tiap SK;

b. Hasil ketuntasan tiap SK dihitung berdasarkan hasil rata-

rata ketuntasan tiap KD;

Contoh penghitungan ketuntasan disajikan dalam lampiran

(3l)

2.13. TPK menyiapkan perangkat pengisian KRS semester dua;

2.14. Pada saat pengisian KRS:

a. PA menginformasikan data potensi dan prestasi akademik

(IP sementara) kepada peserta didik;

b. Peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran

untuk semester dua berdasarkan pertimbangan data

potensi dan prestasi akademik dengan cara mengisi KRS.

Peserta didik yang memenuhi persaratan akademis sesuai

dengan potensi, minat, dan kebutuhannya dapat memilih

beban belajar dan mata pelajaran program jurusan.

Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan

akademis sesuai dengan potensi, minat, dan

kebutuhannya tidak dapat memilih beban belajar dan

mata pelajaran program jurusan;

c. PA membimbing, memberikan pertimbangan, dan

menyetujui KRS peserta didik;

2.15. TPK dibantu tenaga administrasi akademik mencetak LHB

untuk ditandatangani oleh PA dan Kepala Sekolah;

30

Page 31: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

2.16. PA membagikan laporan hasil belajar (LHB) semester satu

yang mencakup indeks prestasi (IP). Contoh LHB disajikan

dalam lampiran (3m) ;

2.17. Pada saat pembagian LHB:

a. PA menyampaikan informasi umum tentang hasil belajar

semester satu dan konsekuensinya di semester dua,

kriteria dan mekanisme penjurusan, dan mekanisme

kegiatan semester pendek;

b. TPK memfasilitasi dan melayani pengaduan, pertanyaan,

dan masukan orangtua tentang ekses penyelenggaraan

SKS;

2.18. TPK menyusun rombongan belajar dan jadwal mata pelajaran

untuk semester dua:

a. Peserta didik yang memiliki kesamaan pilihan beban

belajar dan mata pelajaran dikelompokkan dalam

rombongan belajar yang sama;

b. Pengelompokan rombongan belajar yang mungkin terjadi

terdiri atas program IPA/IPS/Bahasa dan rombongan

belajar netral (belum mendapat identitas program

jurusan);

c. Rombongan belajar diberi identitas, misalnya 2A, 2B, dan

seterusnya. Angka 2 menunjukan mereka ada di semester

dua, sedangkan A, B, dan seterusnya sebagai kelompok

peserta didik yang memiliki pilihan beban belajar dan

mata pelajaran yang sama;

d. Peserta didik yang memilih beban belajar dan mata

pelajaran lebih banyak disediakan jadwal khusus sampai

sore hari;

e. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa

difasilitasi pembelajaran khusus;

2.19. Kepala sekolah menetapkan jadwal mata pelajaran semester

dua;

31

Page 32: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

2.20. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran

semester dua sesuai dengan jadwal mata pelajaran;

2.21. PA dan Konselor/BK melaksanakan kegiatan kosultasi sesuai

dengan jadwal konsultasi;

2.22. Pada saat kegiatan kosultasi di semester dua:

a. PA mengingatkan, memantau, dan membimbing peserta

didik mengikuti kegiatan semester pendek untuk

memperbaiki nilai mata pelajaran yang belum tuntas dan

memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi,

minat, dan kebutuhannya;

b. BK membimbing, memberi pertimbangan, dan mendorong

siswa agar mampu dan mandiri dalam mengambil

keputusan, mengembangkan potensi, dalam

melaksanakan kegiatan pengembangan diri agar

mendukung pencapaian untuk mencapai prestasi

akademik yang maksimal;

2.23. TPK mengatur, menyusun, dan memantau jadwal dan

kegiatan semester pendek:

a. Menugaskan guru mata pelajaran tertentu melaksanakan

pembelajaran semester pendek berdasarkan hasil

ketuntasan kompetensi dan melaksanakan penilaian pada

akhir kegiatan.;

b. Menghimpun, mengolah, dan menganalisis hasil penilaian

kegiatan semester pendek;

c. Hasil penilaian kegiatan semester pendek disampakan

kepada pesera didik.

d. Peserta didik yang belum lulus pada tahap pertama

diberikan kesempatan mengikuti kegiatan semester

pendek tahap kedua setelah UTS;

2.24. Setelah pelaksanaan UAS semester dua:

a. TPK menghimpun hasil akhir kegiatan semester pendek

untuk menetapkan peserta didik pada program

32

Page 33: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

IPA/IPS/Bahasa sesuai dengan potensi, minat, dan

kebutuhannya;

b. Jika masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi

persayaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan

kebutuhan, TPK meminta PA dan Koselor/BK untuk

menyampaikan data pendukung yang akan dijadikan

pertimbangan dalam rapat pleno penentuan penjurusan;

c. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik

untuk menetapkan penjurusan peserta didik di semester

tiga. Dalam hal ini tidak ada rapat pleno kenaikan kelas

dalam penyelenggaraan SKS;

2.25. Kepala sekolah menyampaikan laporan evaluasi

keterlaksanaan penyelenggaraan SKS berdasarkan masukan

dari TPK.

3. Pelaksanaan Ujian Sekolah

3.1. Kepala Sekolah menugaskan TPK untuk melakukan persiapan

pelaksanaan ujian sekolah (US)

3.2. Kepala sekolah memberikan arahan tentang pelaksanaan ujian

sekolah, sekurang-kurangnya berisi:

a. mekanisme dan persyaratan ujian sekolah

b. persiapan yang perlu dilakukan

c. pembagian tugas guru/MGMP dan PA

3.3. TPK menyiapkan rencana kerja, pembagiatn tugas guru/MGMP

dan jadwal ujian sekolah

a. Ujian sekolah terdiri atas ujaian tertulis dan ujian praktik

sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran;

b. Ujian sekolah dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, yaitu

pada semester ganjil dan semester genap;

c. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran yang

sudah dilaksanakan sampai seri terakhir;

3.4. Kepala sekolah mengecek dan menetapkan rencana kerja,

pembagian tugas, dan jadwal ujian sekolah;

3.5. Kepala sekolah melalui TPK menginformasikan pelakasanaan

ujian sekolah yang berisi:

33

Page 34: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

a. jadwal ujian sekolah

b. persyatatan peserta ujian sekolah

c. prosedur dan mekanisme ujian sekolah;

3.6. Guru/MGMP menyusun perangkat ujian sekolah:

a. perangkat ujian tertulis terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu

telaah, lembar soal, dan kunci jawaban;

b. perangkat ujian praktik terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu

telaah, lembar soal, dan format penilaian yang disertai

rubrik;

3.7. PA dan BK mengidentifikasi peserta didik yang dapat mengikuti

ujian sekolah kemudian menyetujui peserta didik yang

mendaftarkan diri mengikuti ujian sekolah;

3.8. TPK menginformasikan data peserta ujian sekolah untuk

dikonfirmasi oleh peserta didik dan PA

3.9. Kepala sekolah menetapkan peserta ujian sekolah

3.10. Setelah pelaksanaan ujian sekolah:

a. TPK mengumumkan hasil ujian sekolah;

b. peserta didik yang belum lulus wajib mengikuti ujian

sekolah pada semester berikutnya hingga lulus;

c. data hasil ujian sekolah disimpan untuk diakumulasi seluruh

mata pelajaran sebagai bagian persyaratan kelulusan

satuan pendidikan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS

Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan

SKS

Lampiran 1c: Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah

Lampiran 2A: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan

Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas

Istimewa

Lampiran 2c: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran

Lampiran 2d: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester

Pendek

34

Page 35: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3a: Contoh Strutur Kurikulum dan Beban Belajar

Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran

Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi

Peserta Didik

Lampiran 3d: Contoh Pilihan Beban Belajar dan Mata Pelajaran yang

Didesain Mengakomodasi Peserta Didik, Guru, dan

Sumber Daya Sekolah

Lampiran 3e: Contoh Jadwal Mata Pelajaran

Lampiran 3f: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)

Lampiran 3g: Contoh Kalender Akademik

Lampiran 3h: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa

Lampiran 3i: Contoh Pemetaan Alokasi Waktu

Lampiran 3j: Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA

Lampiran 3k : Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SKS di SMA

Lampiran 3l : Contoh Penentuan Ketuntasan Mata Pelajaran

Lampiran 3m : Contoh Laporan Hasil Belajar

GLOSARIUM

35

Page 36: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS

INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUTKEPALA SEKOLAH KOMITE TPK GURU KONSELOR/BK

UU No. 20/2003PP No.19/2005Peraturan MenteriPanduan KTSPPanduan SKSKTSP SMAKriteria SKM, SBIAnalisis KonteksPembelajaran

Moving Kelas

Sosialisasi Pemahaman SKS

Pengarahan dan Penugasan TPK

Menyusun jadwalMenyusun draf

dokumen

Pembahasan Draf Dokumen

Finalisasi beban belajar dan struktur kurikulum

Revisi KTSP

Menyusun SKL-SK/KD Serial Mata Pelajaran, Silabus, dan RPP

Menyusun rancangan kegiatan layanan bimbingan dan Konselong

Finalisasi seluruh dokumen yang diperlukanMenandatangani KTSP

Mengajukan ijin tertulis

Dokumen siap diserahkan kepada Dinas PendidikanKTSPIjin tertulis

36

Page 37: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama

INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUTKEPALA SEKOLAH TPK GURU PA KONSELOR/BK

Semester Pertama

Semester Kedua

KTSP SKS dan sistem paket

Ijin tertulis penyelenggaraan SKS

Dokumen Pendukung

Silabus -RPP

Sosialisasi, penugasan, pemantauan

Menetapkan guru, PA, BK

Menyusun jadwal mapel, kalender akademik

Menyusun desain pilihan MP

Melaksanakan KBM, UH, UTS, UAS

melaksanakan remedial kompetensi

Melaporkan hasil penilaian SK-KD

Revisi Silabus-RPP

melaksanakan konsultasi

Menghimpun data minat, kebutuhan, prestasi

memetakan penjurusan dll

menghimpun data potensi, minat, kebutuhan, prestasi

melaksanakan layanan BK

memetakan penjurusan, dll

Rekomendasi peta penjurusan

Menyetujui KRSMerekap rombel smt

2 hasil KRSMenyusun Jadwal

Rombongan IPA/IPS/Ba-hasa dan Netral

Jadwal MP smt 2

Silabus-RPP

Rombongan IPA/IPS/Ba-hasa dan Netral

Jadwal MP smt 2

Silabus-RPP

Menetapkan Rombel dan Jadwal

Memberikan pengarahan

Menyusun dan memantau jadwal keg MGMP, semester pendek, dll

Melaksanakan KBM, kegiatan MGMP, SP, dll

Melaksanakan konsultasi, control kehadiran, dll

Melaksanakan konsultasi, control pengembangan diri dll

Merekap laporan penilaian dan hasil

SP, dll

Rapat penetapan akhir penjuruan IPA/IPS/Bahasa

Menyetujui KRS

Hasil akhir rombel IPA/IPS/ Bahasa

jadwal semester 3

37

Page 38: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 1c : Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah

INPUT PROSES/UNSUR YANG TERLIBAT OUTPUTKepala Sekolah TPK/ TPK Guru/MGMP PA

Menugaskan dan memberikan

pengarahan mekanisme dan persiapan Ujian

Sekolah

Menyusun jadwal USMemandu MGMP menyusun

perangkat USMenghimpun perangkat US

Menyusun perangkat US praktik dan tertulis

Mendata Transkip Nilai peserta didik yang

memenuhi persyaratan US

Menetapkan Jadwal Ujian Sekolah

Menginformasikan jadwal dan mekanisme Ujian Sekolah

Menyetujui pendaftaran Peserta Didik ikut USMerekap data peserta US

Menetapkan peserta US

Ujian Sekolah Siap

dilaksanakan

PP No 19 Tahun 2005Juknis SKSData Hasil Belajarr

(Transkip Nilai)

38

Page 39: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 2a: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan

Penerimaan Peserta Didik Baru

Seleksi Data (potensi, minat,

kebutuhan, prestasi)

Data Lengkap?

KBM semester 1Observasi, Psikotes,

Himpun Data

Rombongan belajar paket

(netral)

YA

TIDAK

Sesuai?

Analisis kesesuaian potensi, minat,

kebutuhan dan prestasi akademik

Analisis kesesuaian potensi, minat,

kebutuhan dan prestasi akademik

Sesuai? Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa

Smt 1

YA

TIDAK

Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa

Smt 2

YA

Rombongan belajar netral

smt 2

Kegiatan Semester Pendek atau Klinik

Lulus?

Rapat Dewan Pendidik penentuan Jurusan

Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa

Smt 3

YA

TIDAK

TIDAK

Rombongan belajar paket (netral) smt 1

39

Page 40: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa

`Penerimaan peserta didik

baru

SeleksiData potensi dan riwayat belajarTes seleksi

Sesuai kriteria SCI

KBM biasa dengan beban maksimum 24

sks di semester 1

KBM biasa dengan beban maksimum 20 sks di semester 1

Cek data potensi, minat, dan prestasi

semester 1

Sesuai kriteria SCI

KBM dengan desain khusus SCI mulai semester 2 dan

seterusnya

KBM biasa dengan beban maksimum 24 sks di

semester 2 dan seterusnya

Non SCI, dapat menyelesaikan studi

paling cepat 5 semester

SCI, dapat menyelesaikan studi

paling cepat 4 semester

YA

YA

TIDAK

TIDAK

40

Page 41: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 2c : Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran

`

Proses Pembelajaran

Penilaian KD melalui Tugas (PR, produk, proyek),Tes (UH), dan/ atau praktik

Lulus (KKM)?

Remedial KD

Penilaian KD Berikutnya

Lulus (KKM)?

Remedial KD

Hasil penilaian KD mencakup tiga aspek (pengetahuan, sikap, dan/atau praktik)

Hasil penilaian KD berikutnya

Penilaian SK melalui UTS/UAS

Lulus (KKM)?

Remedial SKPenggabungan nilai SK dari

tiap KD

Nilai SK dari penilaian harian

Nilai SK dari Penilaian UTS/UAS

Penggabungan nilai SK

Nilai SK dari seluruh penilaian (UH,

UTS/UAS)

Penggabungan beberapa nilai SK untuk mendapatkan nilai Mata Pelajaran

Data mencakup nilai pengetahuan, sikap, dan/atau praktik disertai nilai gabungan pengetahuan dan praktik menjadi satu nilai SK

YA

YA

YA

TIDAK

TIDAK

TIDAK

Nilai mata pelajaran mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan/ atau praktik dan gabungan rata-rata SK dalam satu nilai untuk menyatakan indeks prestasi (IP)

41

Page 42: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 2d : Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek

Penilaian KD melalui UH, tugas-tugas. dll Tuntas?

Remedial KD

Tuntas?

Penggabungan nilai tiap KD dengan nilai SK dari

UTS/UAS

Remedial SK

Tuntas?

Penggabungan nilai tiap SK menjadi nilai Mata Pelajaran

(satu nilai)

Tuntas?

Tuntas?

Data Nilai KD

Data Nilai SK

Data LHB (IP Semester)

Finish

Kegiatan Semester Pendek (SP)

Tuntas?

Kegiatan SP Ulang

Data LHB (IPK Semester

berikutnya)

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK

YAYA

YA

YA

YA

YAA

42

Page 43: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3a: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar

PROGRAM IPA

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)

1 2 3 4 Jumlah

1. Pendidikan Agama 2 2 2 6

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 6

3. Bahasa Indonesia 2 4 4 2 12

4. Bahasa Inggris 2 4 4 2 12

5. Matematika 2 4 4 3 13

6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan

1 1 1 1 4

7. Sejarah Umum 3 3

8. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 6

9 Seni Budaya 2 2 4

10.

Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 6

11.

Fisika 2 3 3 3 11

12.

Kimia 2 3 3 3 11

13.

Biologi 2 3 3 3 11

14.

Ekonomi 2 2

15.

Sosiologi 2 2

16.

Geografi 2 2

17.

Muatan Lokal 2 2 4

JUMLAH 115

43

Page 44: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran

NO Mata Pelajaran Semester (Paket) SK-KD Serial (Beban Belajar)

1. Pendidikan Agama (Islam) X (1)

1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2 Pendidikan Agama 1

(2 sks)X (2)

7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.2

XI (1)1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2 Pendidikan Agama 2

(2 sks)XI (2)

7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.2

XII (1)1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2, 6.3 Pendidikan Agama 3

(2 sks)XII (2)

7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.3

2. Fisika X (1) 1.1, 1.2; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2 Fisika 1 (2 sks)

X (2) 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2

XI (1) 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7 Fisika 2 (3 sks)

XI (2) 2.1, 2.2

3.1, 3.2 Fisika 3 (3 sks)XII (1) 1.1, 1.2, 1.32.1, 2.2, 2.3

XII (2) 3.1, 3.2, 3.3,

4.1, 4.2Fisika 4 (3 sks)

3. Bahasa Inggris X (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.

Bahasa Inggris 1 (2 sks)

X (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 2 (4 sks)

XI (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.

XI (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 3 (4 sks)

XII (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.

XII (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2.

Bahasa Inggris 4 (2 sks)

44

Page 45: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi Peserta Didik

Sekolah dengan potensi siswa beragam, termasuk potensi siswa cerdas istimewa

Keterangan:

1. Alternatif 1: Penjurusan mulai semester 12. Alternatif 2: Penjurusan di semester 23. Alternatif 3: Penjurusan di semester 3

45

Page 46: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Sekolah dengan kondisi siswa relatif homogen dan tidak memiliki potensi siswa cerdas istimewa

Keterangan:Penjurusan di semester 3

46

Page 47: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3d: Contoh Pilihan Beban Belajar dan Mata Pelajaran yang Didesain Mengakomodasi Peserta Didik, Guru, dan Sumber Daya

No

Mata Pelajaran/ Alt Program IPA

Semester 1 (sks) Semester 2 (sks)

Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif A3 Alternatif SCI

1 Pend. Agama 1 2 PKn 1 2 Pend. Agama 2

2 PKn 1 2 PKn 1 2

2 Bhs. Idonesia 1 2 Bhs. Indonesia 2

4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Indonesia 2

4 Bhs. Indonesia 2 4

3 Bhs. Inggris 1 2 Matematika 2 4 Matematika 2 4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Inggris 2 4

4 Matematika 1 2 Penjas 2 1 Penjas 2 1 Matematika 2 4 Matematika 2 4

5 Penjas 1 1 TIK 1 2 Fisika 2 3 Penjas 2 1 Penjas 2 1

6 Fisika 1 2 Fisika 2 3 Kimia 2 3 TIK 1 2 TIK 1 2

7 Kimia 1 2 Biologi 2 3 Bhs. Asing 1 2 Bhs Asing 1 2 Fisika 2 3

8 Biologi 1 2 Mulok 1 2 Mulok 1 2 Kimia 2 3

9 Sosiologi 1 2 Biologi 2 3

10 Ekonomi 1 2 Bhs. Asing 1 2

11 Geografi 1 2

12 Seni Budaya 1*

2

21 21 21 21 30

*Tambahan untuk siswa cerdas istimewa

47

Page 48: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Keterangan: Pilihan disusun dari tabel 3c. Mata pelajaran semester 5 dan 6 dapat dipilih di semster 2 - 4 untuk peserta didik

dengan IP> 7.5.

No

Mata Pelajaran/ Alt Program IPS

Semester 1 (sks) Semester 2 (sks)

Alternatif S1 Alternatif S2 Alternatif S3

1 Pend. Agama 1 2 PKn 1 2 Pend. Agama 2

2 PKn 1 2

2 Bhs. Idonesia 1 2 Bhs. Indonesia 2

4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Indonesia 2

4

3 Bhs. Inggris 1 2 Matematika 2 4 Matematika 2 4 Bhs. Inggris 2 4

4 Matematika 1 2 Penjas 2 1 Penjas 2 1 Matematika 2 4

5 Penjas 1 1 TIK 1 2 Ekonomi 2 3 Penjas 2 1

6 Fisika 1 2 Sosiologi 2 3 Geografi 2 3 TIK 1 2

7 Kimia 1 2 Geografi 2 3 Bhs. Asing 1 2 Bhs Asing 1 2

8 Biologi 1 2 Mulok 1 2 Mulok 1 2

9 Sosiologi 1 2

10 Ekonomi 1 2

11 Geografi 1 2

21 21 21 21

48

Page 49: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3e: Contoh Jadwal Mata Pelajaran

Keterangan

TM adalah tatap muka, PT adalah penugasan terstruktur

1A artinya rombel A semester 1, 3A artinya rombel A semester 3

Rombel 3A s.d 3C adalah program IPA, rombel 3D s.d 3F adalah program IPS

Kelas XII masih menggunakan sistem paket angkatan terakhir.

49

Page 50: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

50

Page 51: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3f: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)

KARTU RENCANA STUDI

Nama Siswa : ............................. Semester : ....................

NIS : ............................. Pilihan/Alt : ....................

Pembimbing Akademik: .............................................................

Mata Pelajaran dan Beban Belajar:

No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

No.

Mata Pelajaran Tambahan (pilihan)*

1.

2.

3.

JUMKAH

*)dipilih dari mata pelajaran di semester atau serial berikutnya

Jakarta, 20 Desember 2012

Mengetahui Siswa

Pembimbing Akademik

..................................... ...................................

51

Page 52: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3g: Contoh Kalender Akademik

Kalender Akademik Semester Genap 2010-2011

52

Page 53: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3h: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa

No Mata Pelajaran Seri 1 Seri 2

sks JP sks JP

1. Pendidikan Agama 2 4 2 2

2. Bahasa Indonesia 2 4 4 4

3. Bahasa Inggris 2 4 4 4

4. Matematika 2 4 4 6

5. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan

1 2 1 2

6. Sejarah Umum 3 4

7. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

8 Seni Budaya 2 2 2 2

9. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

10.

Fisika 2 4 4 6

11.

Ekonomi 2 4

12.

Muatan Lokal 2 2 2 2

Dan seterusnya

53

Page 54: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3i. Contoh Pemetaan Alokasi Waktu

54

Page 55: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3j. Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA

SILABUS

Nama Sekolah : SMA HARAPANMata Pelajaran : Fisika 3 (3 sks)Standar Kompetensi3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

No Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

3.2 Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi

Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan

Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari

Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik

Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar

Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari

Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan

Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan

Induksi Magnetik (Percobaan Oersted, Hukum Ampere) danGaya magnetik (gaya Lorentz)

Tatap Muka Mendiskusikan hasil pengamatan

demonstrasi percobaan Oersted secara berkelompok

Merumuskan formula induksi magnet pada kawat lurus dan melingkar dalam diskusi kelas

Mendiskusikan contoh penentuan induksi magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar

Mendiskusikan hasil pengamatan demonstrasi timbulnya gaya magnetik

Merumuskan formula gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan bergerak dalam diskusi kelas

Mendiskusikan contoh penentuan gaya magnetik dalam berbagai keadaan

Tugas Terstruktur Mendiskusikan secara

Penilaian kinerja (produk), tes tertulis (UH dan UAS), sikap (kerjasama), dan tugas (individu dan kelompok)

12 jp Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth editionBahan presentasi Edexel As and A-LevelBatere, kabel konektor, magnet U, magnet jarum (kompas),

kumparan, dan mikro

55

Page 56: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

No Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar

muatan listrik bergerak

Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi

berkelompok penentuan induksi magnetik pada kawat lurus, kawat melingkar, dan solenoida

Mendiskusikan secara berkelompok penentuan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak

Mendemonstrasikan hasil karya motor listrik sederhana

Tugas Mandiri Menyusun daftar nama alat atau

barang teknologi yang menggunakan elektromagnet dan gaya magnetik

Menjawab tugas pekerjaan rumah secara individu

Membuat motor listrik sederhana secara berkelompok

amperemeter

56

Page 57: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3k. Contoh RPP Pembelajaran SKS di SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika 3

Beban Belajar : 3 SKS

Pertemuan/Minggu ke: 13 (6 jp) dan 14 (6 jp)

Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran tatap muka, dan

6 jam pelajaran tugas terstruktur

Standar Kompetensi:

3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Kompetensi Dasar:

3.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi

Tujuan Pembelajaran:

Siswa dapat

Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan

Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari

Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik

Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar

Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari

Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan

Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak

Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi

A. Tatap Muka pertama1. Materi Pembelajaran

Hasi percobaan OerstedDi sekitar kawat berarus timbul medan magnet. Arah medan magnet mengikuti aturan tagan kanan.

`

57

Page 58: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Hukum Biot-Savart dan hukum Ampere

Kawat lurus

Kawat melingkar

2. Bahan Ajar/Sumber BelajarBahan presentasi Edexel As and A-LevelGiancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition

3. MetodeDemonstrasi, diskusi, Tanya jawab

4. Media/AlatMedia presenasi, magnet jarum (kompas), magnet batang, batere, kabel konektor

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Bertanya apa yang menyebabkan gejala

kemagnetan? Motivasi Bertanya Bagaimana menghasilkan

medan magnet tanpa memiliki magnet?

10

Inti Siswa diminta mengamati demonstrasi percobaan Oersted dan mencoba kembali secara berkelompok (eksplorasi)

Siswa diminta mengungkapkan perbe-daan yang terjadi ketika kutub batere dibalik arahnya (elaborasi)

Mendiskusikan penentuan arah medan magnet sesuai arah arus dan letaknya (eksplorasi dan elaborasi)

Mendiskusikan formulasi kuat medan magnet di sekitar kawat lurus

70

Penutup Mengingatkan siswa untuk mempelajari induksi magnet di sekitar kawat mel-ingkar (elaborasi)

10

B. Tugas Terstruktur pertama1. Materi Pembelajaran

Induksi magnet di sekitar:

Kawat lurus

58

Page 59: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Kawat melingkar

2. Bahan Ajar/Sumber BelajarBahan presentasi Edexel As and A-LevelGiancoly, C Douglas. Physics, Principles with Application, Sixth editionBahan latihan untuk diskusi kelompok

3. MetodeDiskusi

4. Media/AlatStatif dan klem, mistar, pegas atau karet

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Memberikan kuis untuk menentukan arah

medan maget?Motivasi Memeragakan elektromanet dengan

menggunakan kumparan

10

Inti Siswa membagi kelompok dengan anggota paling banyak 4 orang (elabo-rasi)

Setiap kelompok diberikan 8 soal untuk diselesaikan bersama (eksplorasi)

Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pembahasan kelompok. Siswa yang pertama akan menunjuk kelompok lain untuk maju ke depan (elaborasi)

Setiap kelompok yang berhasil dengan baik diberi aplus dan ditegaskan kebenaran hasil jawaban. Sekaligus dibetulkan jika ada kekeliruan (elaborasi dan konfirmasi)

70

Penutup Memberikan tugas mandiri untuk dijawab secara individu

10

C. Tatap Muka Ke Dua1. Materi Pembelajaran

Induksi magnet di sekitar:

Kawat melingkar

Solenoida

Gaya Lorentz F = B.i,L

Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan

59

Page 60: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A , Erlangga. Jakarta: 2010

3. MetodeDemonstrasi. Diskusi dan Tanya jawab

4. Media/AlatMedia presentasi, batere, magnet U, dan kabel penghubung

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Bertanya dan menagih tugas individuMotivasi Bertanya apa yang terjadi jika arus listrik

berada pada medan magnet?

10

Inti Mendiskusikan lebih lanjut induksi mag-net pada solenoida (eksplorasi)

Mendiskusikan contoh menghitung in-duksi magnet solenoida (eksplorasi)

Mendemonstrasikan dan meminta siswa untuk mencoba percobaan timbulnya gaya Lorentz (eksplorasi)

Meminta siswa menentukan arah gaya Lorentz melalui tampilan simulasi (elaborasi dan konfirmasi)

Mendiskusikan formulasi gaya Lorentz (eksplorasi)

Membahas beberapa contoh soal (eksplorasi)

70

Penutup Meminta siswa menjawab soal pekerjaan rumah (eksplorasi)

10

D. Tugas Terstruktur Ke Dua1. Materi Pembelajaran

Gaya Lorentz F = B.i,L

Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan

60

Page 61: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Aplikasi gaya Lorenz pada motor listrik

2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition

3. MetodeDiskusi dan Tanya Jawab

4. Media/AlatMedia papan tulis, motor listrik karya siswa

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Bertanya hasil ekplorasi mempelajari

sumber belajar?Motivasi Memeragakan contoh motor listrik

sederhana

10

Inti Mendiskusikan pemecahan soal gaya Lorentz (eksplorasi)

Membagi siswa dalam kelompok kecil masing-masing terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan rencana dan rancanga membuat motor listrik sederhana. Siswa diperbolehkan ke perpustakaan atau ke ruang computer untuk mengakses internet (eksplorasi/elaborasi)

Meminta salah seorang siswa menyampaikan hasil diskusi (elaborasi-konfirmasi)

70

Penutup Meminta siswa mempelajari gaya mag-netik pada kawat sejajar dan muatan bergerak (eksplorasi dan elaborasi)

10

E. Tatap Muka Ke tiga1. Materi Pembelajaran

Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak)

61

Page 62: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Gaya magnetik pada muatan bergerak

2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition

3. MetodeDiskusi, Tanya Jawab

4. Media/AlatMedia presentasi

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Bertanya menagih tugas pertemuan se-

belumnyaMotivasi Mempresentasikan animasi gaya mag-

netik dua kawat sejajar?

10

Inti Mendiskusikan gaya magnetic pada kawat sejajar (eksplorasi)

Mendiskusikan formulasi gaya magnetik pada muatan bergerak dan aplikasi pada spektograf massa (elaborasi)

Mendiskusikan contoh pembahasan (eksplorasi)

Meminta siswa mencoba menjawab contoh soal (elaborasi)

70

Penutup Memberikan tugas pekerjaan rumah dan tugas mandiri pembuatan motor listrik sederhana secara berkelompok

10

F. Tugas Terstruktur Ke Tiga1. Materi Pembelajaran

Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak)

Gaya magnetik pada muatan bergerak

Aplikasi gaya magnetik pada motor listrik2. Bahan Ajar/Sumber Belajar

Marthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth editionSumber relevan dari internet

3. MetodeDisksusi kelompok, presentasi

4. Media/AlatMotor listrik karya siswa

62

Page 63: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

5. Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan

Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit

)

Pendahuluan

Apersepsi dan prasarat Bertanya kata kunci induksi magnetic dan

gaya magnetik (percobaan oersted, in-duksi magnetic kawat lurus/melingkar dan gaya magnetic kawat sejajar) serta aplikasinya

Motivasi Menagih dan mengapresiasi hasil tugas

siswa

10

Inti Meminta siswa menampilkan hasil pekerjaan ruma sekaligus memberikan komentar (elaborasi-onfirmasi)

Membahas soal pekerjaan rumah yang danggap sulit (konfirmasi)

Meminta siswa menampilkan hasil karya motor listrik sederhana (elaborasi)

70

Penutup Meminta siswa menyiapkan ulangan ha-rian pada pertemuan mendatang

10

G. Kegiatan Mandiri1. Mendata aplikasi electromagnet dan gaya magnetic pada kehidu-

pan sehari-hari2. menjawab tugas pekerjaan rumah secara individu3. Membuat motor listrik sederhana secara berkelompok

Penilaian:

Bentuk penilaian: pengamatan kinerja (produk)dan sikap, tes, dan tugas

Aspek yang dinilai: kinerja (produk), sikap, dan pengetahuan

Jenis penilaian: penilaian proses dan penilaian hasil

Instrument penilaian: lembar pengamatan, soal

Indikator Penilain:

1. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat meentukan arah medan magnet (induksi magnet)

2. Disajikan data dan ilustrasi kawat lurus dan kawat melingkar, siswa dapat menentukan kuat medan magnet di titik tertentu

3. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat menentukan arah gaya magnetik

4. Siswa dapat menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar

5. Siswa dapat menunjukan penerapan induksi magnetic dan gaya magnetic dalam kehidupan

Instrumen penilaian tes tertulis

63

Page 64: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

1. For each statement, determine the direction of magnetic field at Pa. electric current is in a wire to north, P is a point below the

wireb. electric current is to downward in a wire, P is a point in the

south of the wire2. Look at this illustration

P is the center of a rectangular. Calculate the intensity of magnetic field at P!

3. For each statement, determine the direction of magnetic force (F)a. There is electric current to north on magnetic filed to westb. There is electric current to downward on magnetic filed to eastc. There is electric current to south on magnetic filed to upward

4. There are two parallel wires with 8A (I1) and 6A (I2) in the opposite direction. Both of them are separated 5 cm of distance. The 2A wire is 4 cm from I1 and 3 cm from I2. Calculate the magnetic force at the third wire for each meter of length!

5. Tuliskan dua contoh peralatan dalam kehidupan sehari-hari masing-masing sebaga aplikasi dari electromagnet dan gaya magnetic (Lorentz)!

Jakarta, 16 Januari 2011

Kepala SMA ............... Guru Mata Pelajaran Fisika

.................................... ........................................

Nip. .......................... Nip. ..............................

4 cm

2 cm cm

22 A

4 A

P

64

Page 65: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3l : Contoh Format Rekapitulasi Nilai Kompetensi

Keterangan: Formula yang digunakanPPK : Pengetahuan NPPPK : rata-rata PPK dari tiap KDPr : Praktik KTPPK : rata-rata dari NPPK dan UTS/UASNPPPK: Nilai Proses PPK standar kompetensi KTPr : rata-rata nilai praktik dari tiap KDKTPPK: Ketercapaian PPK standar kompetensi KTSK : rata-rata dari KTPPK dan KTPrKTPr : Ketercapaian Praktik standar kompetensi LHB untuk PPK: rata-rata KTPPK dari tiap SKKTSK : Ketercapaian Standar Kompetensi LHB untuk Pr : rata-rata KTPR dari tiap SKNA : Nilai Akhir LHB untuk NA : rata-rata KTSK dari tiap SK

65

Page 66: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

Lampiran 3l : Contoh Laporan Hasil Belajar

66

Page 67: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

67

Page 68: Draf 2 Penyelenggaraan SKS (Edit 2)

Draf 2 Nursyam__2011

68