16
GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI-KETUNGAU KALIMANTAN BARAT Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Adanya interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu: 1. Lempeng Indo-Australia 2. Lempeng Pasifik 3.Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan (Hamilton, 1979). Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu: •paparan sunda •Cekungan melawi-Ketungau •pegunungan mangkalihat •Cekungan Kalimantan Barat Laut •paternosfer platform •Cekungan Tarakan •tinggian kucing •Cekungan Barito •tinggian meratus •Cekungan Asam-Asam •tinggian sampurna •Cekungan Kutai Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari continental passive margin, yang terbentuk pada zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal sebagai

draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI-KETUNGAU

KALIMANTAN BARAT

Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Adanya

interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu:

1. Lempeng Indo-Australia

2. Lempeng Pasifik

3.Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan (Hamilton,

1979).

Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu:

•paparan sunda •Cekungan melawi-Ketungau

•pegunungan mangkalihat •Cekungan Kalimantan Barat Laut

•paternosfer platform •Cekungan Tarakan

•tinggian kucing •Cekungan Barito

•tinggian meratus •Cekungan Asam-Asam

•tinggian sampurna •Cekungan Kutai

Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari continental passive

margin, yang terbentuk pada zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng Asia

Tenggara yang dikenal sebagai Sunda land. Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa

interaksi konvergen yang menghasilkan beberapa formasi akresi pada daerah

Kalimantan.

Selama zaman Eosen, daerah Sulawesi berada di bagian Timur kontinen dataran

Sunda. Pada pertengahan Eosen, terjadi interaksi konvergen antara Lempeng Indo-

Australia dan Lempeng Asia yang mempengaruhi makin terbukanya busur belakang

samudra, Laut Sulawesi, dan Selat Malaka. Cekungan Kutai merupakan salah satu

Page 2: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

cekungan yang dihasilkan oleh perkembangan regangan cekungan yang besar pada

daerah Kalimantan.

Tatanan geologi cekungan melawai-ketungau

Secara tektonik, Cekungan Melawi-Ketungau merupakan cekungan yang terletak

pada paparan sunda,pembentukan cekungan-cekungan sedimen tersier di daerah

kalimantan sebelah barat di pengaruhi oleh proses subdaksi dari lempeng Eurasia

yang mengarah ke selatan sebelum terjadi tumbukan (Hutchison,1996). pergerakan

lempeng kerak samudra dari laut Cina Selatan yang berarah ke selatan menunjam

kerak Benua Sundaland(Schwaner Core),kemudian diikuti tumbukan Luconian

Platform yang mendesak lempeng kerak samudra.pada energi

maksimum,penunjaman ini menyebabkan kerak samudra patah sehingga

membentuk graben-graben yang selanjutnya diisi oleh sedimen sebagai awal mula

terbentuknya cekungan Melawi-Ketungau.

lempeng Eurasia yang bergerak selama kapur hingga Tersier awal menghasilakan

tektonik komplek pada daerah Cekungan Melawai-Ketungau.Aktivitas tektonik pra-

Tersier mengawali konfigurasi cekungan yang dibatsi oleh tinggian (basement high)

granit,basalt,sekis dan filit pada Formasi Semitau pada umur Triassic-Jura.Kejadian

tektonik pada kapur akhir menghasilkan tinggian dan rendahan,tinggian yang terdiri

Page 3: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

dari granit kapur ini memisahkan Subcekungan Melawai bagian pada selatan dan

Subcekungan Ketungau pada bagian utara

Secara umum perkembangan sesar-sesar di Cekungan Melawi-Ketungau

dipengaruhi oleh adanya gerak sesar mendatar Luconia (Sesar Melawi Timur)

dan gerak sesar mendatar dari Sesar Amar Cekungan Melawi-Ketungau

Kalimantan Barat. Sistem deformasi Sesar Melawi Timur ditandai dengan gerak

mendatar menganan yang berarah barat laut-tenggara. Sesar ini diprediksi

terbentuk pada zaman Pra-Tersier. Sistem deformasi Sesar Amar ditandai

dengan gerak menganan yang berarah barat timur laut-timur tenggara.

Deformasi Sesar Amar diperkirakan berlangsung sejak Pra-Tersier akibat

adanya tumbukan mikrokontinen Sunda dengan lempeng Eurasia.

Page 4: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Lokasi Cekungan Melawai-Ketungau

Cekungan Melawi

Fisiografi

Fisiografi secara umum terdiri dari Dataran Rendah Melawi di bagian utara dan

Dataran Tinggi Schwaner di bagian selatan. Fisiografi rincinya dibedakan lagi

dengan adanya Dataran Tinggi Beturan dan Pelataran Alat di bagian Timurlaut yang

kemenerusannya terputus oleh Dataran Rendah Melawi. Di bagian selatan Dataran

Rendah Sayan, dicirikan oleh cekungan antar gunung membentuk fisiografi yang

khas dan berkembang di sepanjang Sungai Pinoh di Pegunungan Schwaner.

Tektoniknya dibangun oleh rangkaian sedimen Tersier Awal pada cekungan

asimetris, yaitu Cekungan Melawi yang dialasi oleh batolit granit berumur Kapur dan

metamorf regional Pinoh.

Cekungan Melawi dengan ketebalan hingga 5 km tersusun oleh sedimen fluvial,

lagun dan laut. Selain itu, fragmen piroklastik membentuk banyak horison-horison,

Page 5: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

menunjukkan adanya pengaruh aktivitas volkanik yang singkat dan berlangsung

dalam periode yang lama. Secara keseluruhan, di bagian tengah batas antara

Cekungan Melawi dan Batolit Schwaner mengikuti garis Barat - Baratlaut sepanjang

lebih dari 300 km dan kemungkinan dibatasi oleh sesar yang tertimbun dengan arah

tersebut. Di bagian barat dan timur, sedimen yang setara berumur Kapur, masing-

masing Formasi Pedawan dan Kelompok Selangkai diperkirakan mengalasi

Cekungan Melawi. Sedangkan batas utara Cekungan Melawi dipisahkan oleh

kompleks melange berumur Kapur yang membentuk Punggungan Semitau.

Stratigrafi

Stratigrafi Nangapinoh mencakup dua propinsi geologi yang berbeda yaitu Batolit

Schwaner berumur Kapur dan runtunan sedimen Tersier Cekungan Melawi.

Batolit Schwaner, tersusun terutama oleh Tonalit Sepauk berumur Kapur Awal

melampar luas di bagian selatan. Granit Sukadana berumur Kapur Akhir membentuk

pluton dan stok yang berbeda menerobos Tonalit Sepauk. Batuan terobosan Granit

Laur berumur Kapur Awal. Batuan gunungapi Menunuk berumur Kapur Awal

tersusun oleh tufa hablur tersesarkan dan menutup tak selaras batolit Schwaner.

Batuan plutonik di atas memalihkan secara termal batuan pelit menghasilkan

Malihan Pinoh, sebagian besar membentuk intricate dalam tubuh batolit. Kemudian

batuan malihan dan pluton di atas diterobos kembali oleh retas mafik, yaitu Gabro

Biwa berumur Kapur Akhir. Selanjutnya Batuan Gunungapi Kerabai berumur Kapur

Akhir, menutup takselaras Tonalit Sepauk, Granit Sukadana dan Malihan Pinoh.

Sedimen Cekungan Melawi terdiri atas batuan-batuan berumur Tersier dan Kuarter

yang dialasi oleh kelompok batuan Batolit Schwaner. Batuan sedimen tertua adalah

Fm. Ingar merupakan sedimen klastik darat berumur Eosen Akhir. Selanjutnya

Batupasir Dangkan berumur Eosen Atas menutup tak selaras Fm. Ingar. Serpih Silat

menutup selaras Batupasir Dangkan.

Formasi Ingar (Tei) tersusun oleh perselingan batulumpur karbonatan, batulanau,

batupasir fragmen gunungapi. Formasi ini berumur Eosen Atas dan diendapkan di

lingkungan delta hingga estuarin.

Page 6: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Formasi Payak (Teop) terdiri dari batupasir bersisipan batulumpur dan batulanau,

konglomerat alas dan lapisan tipis batubara. Satuan ini terletak tak selaras di atas

Fm. Ingar, umurnya adalah Eosen Atas - Oligosen Bawah dan diendapkan di

lingkungan fluviatil.

Formasi Tebidah (Tot) terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau

pasiran, dan batulumpur bersisipan batubara. Satuan ini terletak selaras di atas Fm.

Payak, berumur Oligosen Atas dan diendapkan pada lingkungan estuarin dan

dataran banjir.

Batuan Terobosan Sintang (Toms) terdiri atas andesit, granodiorit, dasit, granit, riolit,

dan diorit kuarsa. Batuan ini menerobos hampir semua batuan yang lebih tua,

umurnya diperkirakan Oligosen – Miosen.

Endapan aluvial (Qa) berumur Kuarter menutup tak selaras seluruh batuan di

bawahnya, terdiri dari material rombakan kerikil, pasir, lempung, bahan tetumbuhan

dan emas.

Aktivitas volkanisme selama Tersier berupa intrusi batuan Terobosan Sintang

berkomposisi intermedier menerobos hampir seluruh runtunan sedimen Tersier dan

batuan Batolit Schwaner.

Endapan Kuarter merupakan endapan permukaan dan melampar tak selaras di atas

batuan-batuan yang lebih tua, terdiri dari endapan aluvial dan endapan rombakan di

sekitar Plato Alat.

Struktur Geologi

Struktur yang berkembang cenderung berasosiasi dengan provinsi geologi batuan

berada, sehingga gejala struktur yang nampak dikelompokkan berdasarkan provinsi

geologinya.

Sesar dan struktur minor seperti retas dan perdaunan dijumpai pada batuan batolit

Schwaner. Lipatan dan sesar serta struktur minor berkembang pada batuan sedimen

Page 7: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Tersier di Cekungan Melawi. Struktur yang berkembang pada batuan malihan Pinoh

dicirikan oleh adanya belahan dan kesekisan.

Cekungan Ketungau

Fisiografi

Cekungan Ketungau yang berada di wilayah bagian utara propinsi Kalimantan Barat

yang berbatasan langsung dengan Malaysia mempunyai fungsi yang strategis dalam

pengelolaan potensi sumberdaya geologi. Berdasarkan pemetaan Gaya Berat yang

telah dilakukan oleh Pusat Survei Geologi, cekungan ini membentang berarah barat-

timur mengikuti batas wilayah antara Indonesia dan Malyasia.

Stratigrafi

Formasi Kantu merupakan batuan Tersier yang paling tua mengisi Cekungan

Ketungau. Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluvial dan/ atau garis pantai

energi menengah sampai laut dangkal pada bagian bawahnya, sedangkan pada

bagian atasnya diendapkan pada dataran limpah banjir dan "chanel". Formasi Kantu

terendapakn pada Eosen Akhir.

Batupasir Tutoop diendapkan secara selaras di atas Formasi Kantu diterobos oleh

Terobosan Sintang; dan pada sentuh sesar dengan Komplek Semitau. Batupasir

Page 8: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Tutoop ini berlanjut di Sarawak sebagai Batupasir dataran (Tan, 1979). Batupasir

Tutoop diendapkan pada lingkungan fluvial (umumnya "chanel"), dimana pada saat

tertentu kemungkinan dataran melebar ("Braided") teranyam dengan komponen

volkanik yang kecil dengan arah arus purba dari timur laut. Sumber asalnya berasal

dari komplek orogen ke arah utara. Batupasir Tutoop ini berumur Eosen Akhir.

Formasi Ketungau diendapkan secara selaras di atas Batupasir Tutoop ditero -bos

oleh Terobosan Sintang dan dinasabahkan dengan Serpih Silat di Cekungan

Melawi. Fosil gastropoda dan pelecypoda banyak ditemukan di Formasi

Ketungau,sedangkan fosil echinoid, foraminifera dan ostrakoda keberadaannya

kurang. Formasi ini diendapkan pada lingkungan saliran fluvial dan dataran limpah

banjir dengan selingan secara periodik laut dangkal. Arah arus purba dari timurlaut.

Sumber asal formasi ini dari komplek orogen ke arah utara. Formasi Ketungau ini

berumur Eosen Akhir. Fosil moluska yang ditemukan di Formasi Ketungau

mengindikasikan lingkungan pengendapan daerah laut dangkal terbuka dengan soft

substrate, berenergi arus lemah hingga sedang, sedangkan Formasi Tutoop dan

Kantu tidak ditemukan adanya kandungan fosil.

Page 9: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Stratigrafi cekungan Melawai-Ketungau

Struktur geologi

Struktur geologi yang menonjol di Cekungan Ketungau adalah struktur sinklin yang

menyebabkan perangkap struktur hidrokarbon di daerah ini kemungkinan kurang

efektif. Namun keragaman distribusi lateral dari tiap fasies memberikan peluang bagi

terbentuknya perangkap – perangkap stratigrafi di daerah ini. Studi detil dari sebaran

stratigrafi akan menghasilkan pola sebaran perangkap hidrokarbon di Cekungan

Ketungau. Periode deformasi di cekungan Ketungau terdiri dari lima (5) periode

deformasi yang mempunyai arah dan jenis struktur geologi tertentu yang terbentuk

pada setiap periode deformasi. Kelima periode deformasi tersebut adalah:

Page 10: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Periode deformasi regional I (DI) terjadi pada Jura, dengan arah tegasan

utama (σ1) yaitu N225°E – N045°E. Pada periode ini, terjadi proses subduksi

antara Pre-Cretaceous West Kalimantan Basement dan Oceanic Crust

dibawahnya dan dilanjutkan tumbukan antara West Serawak Block dan Pre-

Cretaceous West Kalimantan Basement, yang menyebabkan Komplek

Semitau terangkat. Pada peroide ini pula, Formasi Selangkai pertama kali

diendapkan dan intrusi granit dipegunungan Schwanner terjadi.

Periode deformasi ini dimulai ketika Formasi Selangkai telah diendapkan,

atau pada Kapur-Eosen, dengan arah tegasan utama (σ1) yaitu N092°E –

N272°E. Cekungan Ketungau dan Melawi terbentuk pada periode deformasi

ini dengan adanya sesar-sesar yang berarah relatif barat-timur dengan

pergerakan normal yang membentuk graben-graben sebagai bakal cekungan

Ketungau dan Melawi.

Periode ini dimulai setelah cekungan-cekungan graben mulai terisi oleh

material sedimen dan kemudian diendapkan batuan-batuan sedimen di

dalamnya seperti Kelompok Mandai, Formasi Haloq, Formasi Ingar, Formasi

Dangkan dan Formasi Silat yang diperkirakan berumur Eosen Atas.

Berdasarkan perkiraan umur Formasi-Formasi tersebut, maka periode

deformasi regional ini diperkirakan berumur Oligosen-Miosen, dengan arah

tegasan utama N297°E – N117°E.

Periode deformasi ini diperkirakan terjadi pada kala Pliosen, dengan arah

tegasan utama (σ1) yaitu N145°E – N325°E. Sesar-sesar yang terbentuk

pada periode deformasi ini adalah sesar-sesar yang terbentuk pada periode

deformasi I (D I) dan teraktifkan kembali pada periode deformasi IV (D IV).

Periode deformasi ini diperkirakan terjadi pada kala Plistosene, dengan arah

tegasan utama (σ1) yaitu N000°E – N180°E. kelompok kelurusan ini adalah

sesar-sesar muda minor yang memotong sesar-sesar yang lebih tua dengan

arah pergerakan mendatar.

Page 11: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

Kerangka tektonik Cekungan Melawai-Ketungau

Potensi Hidrokarbon

Potensi hidrokarbon yang ada di Cekungan Melawi terdapat pada batulempung Fm.

Ingar dan Serpih Silat sebagai batuan induk sedangkan batupasir pada Formasi

Payak sebagai reservoir hidrokarbon.

Potensi yang ada di Cekungan Ketungau ini antara lain potensi batubara pada

Formasi Kantu yang berada di bagian utara cekungan Ketungau yang berbatasan

dengan wilayah Malaysia. Serpih dan batubara Formasi Ketungau merupakan

kandidat paling ideal untuk batuan induk di Cekungan Ketungau.

Potensi Hidrokarbon di Cekungan Ketungau menunjukkan bahwa batuan sedimen

halus Formasi Kantu sebagian besar termasuk ke dalam kerogen tipe III yang

berpotensi menghasilkan gas (gas prone) dengan tingkat kematangan lewat matang

(post mature). Sedangkan batuan sedimen halus Formasi Ketungau memiliki tipe

bervariasi dari kerogen tipe II dan kerogen tipe III. Kerogen tipe II merupakan tipe

kerogen yang dapat menghasilkan minyak maupun gas yang memiliki tingkat

kematangan belum matang (immature) hingga awal matang (early mature).

Page 12: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI-KETUNGAU

KALIMANTAN BARAT

Disusun oleh :

Eko Agunh H.S (410010029)

Steffi Permatasari (410010017)

M.farhan (410010044)

Ira Asnawati (410010037)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA

2013

Page 13: draft GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI + COVER.docx