35
LAPORAN STUDI KELAYAKAN “TELUR PUYUH SAMBAL BALADO DALAM KEMASAN KALENG” Oleh : Kelompok 13 Krisna Cahyo Prasetyo F34100008 Andre Wahyu Nugroho F34100050 Bagus Purnomo Eko F34100056 Very Hery Y Silalahi F34100070 Jalal Romansyah F34100113 Sugiyono F34100136 Ari Permana Putra F34100142 Fitrian Rahmad Hartanto F34100152 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Draft Laporan Studi Kelayakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Draft Laporan Studi Kelayakan

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

“TELUR PUYUH SAMBAL BALADO DALAM KEMASAN KALENG”

Oleh :

Kelompok 13

Krisna Cahyo Prasetyo F34100008

Andre Wahyu Nugroho F34100050

Bagus Purnomo Eko F34100056

Very Hery Y Silalahi F34100070

Jalal Romansyah F34100113

Sugiyono F34100136

Ari Permana Putra F34100142

Fitrian Rahmad Hartanto F34100152

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Draft Laporan Studi Kelayakan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman makanan kuliner yang luar biasa. Kuliner tradisional Indonesia sangat menarik untuk dikembangkan menjadi produk kuliner komersial. Semua jenis kuliner tradisional tersebut menggunakan bahan dasar yang mudah dapat dan tersedia di setiap daerah, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Di masa sekarang terdapat kecenderungan dimana kuliner tradisional kalah bersaing dengan makanan fast food. Bila kecendrungan ini terus berlanjut, tidak dapat dipungkiri pada saatnya nanti makanan lokal akan menjadi asing di negerinya sendiri.

Salah satu kuliner khas nusantara adalah sambal balado. Bentuk kuliner ini sangat digemari oleh masyarakat dari semua latar belakang. Cita rasa yang dimiliki sambal balado sangatlah khas dan enak, kandungan gizinya juga sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

Selama ini sambal balado umumnya dimasak dengan daging ayam atau dari ikan, sedangkan harga daging ayam dan ikan cukup mahal di pasaran. Selain mahal, harganya juga berfluktuasi, sehingga mutunya sulit untuk dipertahankan secara konstan. Salah satu jenis bahan yang berpotensi menggantikan bahan masakan sambal balado adalah telur puyuh.

Telur puyuh merupakan telur dari burung puyuh. Burung puyuh adalah salah satu jenis unggas yang cukup umum diternakkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjennak), populasi burung puyuh di Indonesia pada tahun 2009 adalah 7.618.151 ekor. Kandungan gizi telur puyuh tidak kalah dengan jenis telur lain. Telur puyuh memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam ras yang lebih umum dikonsumsi masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 1, dimana proteinnya tinggi tetapi kadar lemaknya rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa.

Tabel 1. Perbedaan Susunan Kandungan Gizi dari Berbagai Telur UnggasJenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Ayam ras 12,7 11,3 0,9Ayam buras 13,4 10,3 0,9

Itik 13,3 14,5 0,7Angsa 13,9 13,3 1,5

Merpati 13,8 12,0 0,8Kalkun 13,1 11,8 1,7Puyuh 13,1 11,1 1,0

Sentra peternakan burung puyuh banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan populasi puyuh tahun 2009 yang di masing-masing provinsi berjumlah 4.113.926; 1.772.951; 1.381.676; 135.086; dan 115.278. Di Jawa Barat, peternakan puyuh banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi. Puyuh juga mulai diusahakan di Kabupaten Bogor meskipun dalam jumlah kecil. Berdasarkan data populasi ternak unggas tahun 2007 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, populasi puyuh terdapat di Kecamatan Tajurhalang dengan jumlah 4.000 ekor.

Selain bahan baku telur puyuh yang tersedia, aktivitas setiap orang yang semakin tinggi membuat makanan cepat saji menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis rasanya cukup lezat. Telur Puyuh Sambal Balado yang sebelumnya hanya menjadi masakan

Page 3: Draft Laporan Studi Kelayakan

rumah tangga, akan dibuat menjadi makanan instan yang siap saji untuk dikonsumsi langsung yang di kemas dalam kemasan kaleng.

Berangkat dari fakta tersebut, produk Telur Puyuh Sambal Balado Dalam Kemasan Kaleng menjadi solusi pengembangan kuliner tradisional Indonesia yang inovatif dan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu menggunakan telur puyuh sebagai pengganti bahan masakan pada sambal balado yang lebih murah, kandungan protein tinggi dan rendah lemak, praktis serta langsung dapat dikonsumsi atau di kreasikan sesuai dengan selera konsumen.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui kelayakan perealisasian industri Telur Puyuh Balado Dalam Kemasan Kaleng baik dari segi bahan baku, tata letak industri, mesin dan peralatan yang digunakan, aspek lingkungan serta analisis finansialnya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa industri tersebut layak atau tidak layak. Jika layak maka industri ini dapat direalisasikan, dan jika tidak maka industri ini tidak memungkinkan untuk direalisasikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Telur Puyuh

Telur puyuh tergolong dalam salah satu bahan pangan yang relative meningkat permintaan pasarnya. Meskipun berukuran kecil, telur puyuh memiliki daya cerna yang relative tinggi. Artinya, setiap gram protein yang masuk kedalam tubuh akan dicerna secara sempurna. Beberapa komponen yang terkandung dalam telur puyuh adalah protein, lemak, mineral, vitamin, kolin, dan lutein. Kolin merupakan komponen asetilkolin, yaitu neutransmiter yang bekerja pada sel saraf terutama sebagai penghantar impuls pada otak. Sedangkan lutein merupakan pigmen kuning yang aktivitasnya dapat ditemukan pada retina mata. Lutein membantu melindungi retina mata dari kerusakan akibat pancaran sinar matahari, layar televise, maupun computer terutama pada anak-anak.

Dilihat dari kandungan gizinya, telur puyuh memiiki prosentase nilai gizi yang lebih unggu daripada telur ayam. Telur puyuh mengandung 13.6% protein dan 8.2% lemak sedangkan telur ayam ras mengandung protein 12.8% protein dan 11.5% lemak (Nugroho dan Mayun, 1986).

Sambal Balado

Sambal balado adalah sambal asli dari Indonesia yaitu dari daerah minangkabau. Untuk anda yang suka dalam dunia kuliner pasti sudah sering mencicipi sambal yang rasanya pedas dan segar ini. Sambal balado biasanya dibuat dengan bahan dasar cabai merah atau cabai hijau, bawang merah, bawang putih yang digoreng dengan minyak dan dicampur dengan air jeruk nipis dan garam, sehingga kelezatannya membuat lidah anda ingin selalu mencicipinya. (Arrahman, 2013).

Sambal balado merupakan masakan khas padang yang sudah terbukti kelezatannya dengan rasa yang pedas. Resep sambal balado tentunya sangat cocok apabila sebagai

Page 4: Draft Laporan Studi Kelayakan

pelengkap resep masakan yang lainnya. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan sambal balado di antaranya :

3 butir cabe rawit merah, potong-potong 1 butir tomat merah, potong-potong 10 butir cabe merah, iris-iris halus 2 lmbr daun jeruk, buang tulang daunnya 5 butir bawang merah, dimemarkan Garam, gula pasir dan merica bubuk secukupnya Minyak goreng secukupnya tuk menumis Air kaldu untuk perasa gurih

Proses pembuatan sambal balado adalah sebagai berikut : 1. Pertama-tama, campurkan cabai merah bersama cabe rawit merah, tomat, bawang

merah, gula pasir, dan merica bubuk secukupnya lalu tumbuk kasar.2. Tuangkan minyak goreng lalu panaskan. Tumis bahan yang telah ditumbuk kasar tadi

sampai harum.3. Masukan air kaldu dan daun jeruk. Tumis sampai kaldu meresap.4. Sajikan sambal balado dengan bahan olahan lainnya.

Kemasan Kaleng

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya (Wikipedia, 2013).

Secara umum, wadah kemasan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kemasan untuk bahan pangan dan non pangan. Kemasan ini juga beragam jenisnya, tergantung jenis produk yang dikemas. Salah satu kemasan yang sering digunakan, khususnya pada produk pangan olahan ( sarden, kornet, dll) adalah kemasan kaleng.

Kemasan kaleng merupakan wadah yang dibuat dari logam, baik yang berasal dari plat timah (tin plate) atau aluminium merupakan pengemas yang sangat kuat dan sangat baik digunakan dalam pengawetan makanan. Logam ini mempunyai daya tahan yang bagus terhadap panas, dingin, maupun kelembaban.

Jenis Kemasan kaleng ini umumnya disebut 2 PC yaitu bagian body plus bottom menyatu kemudain di tambahkan bagian atas (Top). Sedangkan tipe lain adalah 3 Piece can yaitu antara Body, Bottom dan top terpisah. Kebanyakan tipe 2 PC di aplikasikan di produk minuman ringan maupun beer. Sedangkan 3 PC di aplikasikan untuk kaleng makanan, cat dan kaleng bahan kimia industri termasuk minyak pelumas.

Keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman : Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi Barrier yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok

untuk kemasan hermetis.

Page 5: Draft Laporan Studi Kelayakan

Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas.

Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim. Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan.

Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu: Bentuk kaleng tinplate Kaleng alumunium Bentuk alumunium foil

Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.

Studi Kelayakan

Secara umum studi kelayakan mencakup aspek-aspek pokok, yaitu pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen operasional, ekonomi dan finansial (Ariyanto, 1980). Aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aspek pasar dan pemasaranAnalisis aspek pasar dan pemasaran terhadap suatu usulan proyek bertujuan

mendapatkan gambaran besar kecilnya potensi pasar yang tersedia. Selain itu analisis pasar dan pemasaran juga membahas gambaran strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan (Husnan dan Suarsono, 1991).

Studi pasar dan pemasaran merupakan unsur penting dari studi kelayakan. Pada suatu proyek baru, pengetahuan dan analisa dapat menentukan keputusan tentang investasi tergantung hasil analisa pasar.

Menurut Rangkuti (2000), hal yang harus ada dalam bagian analisa pasar adalah penjelasan besarnya permintaan terhadap proses atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Selain itu diperlukan penjelasan tentang produk atau jasa yang akan dibuat, apakah produk atau jasa tersebut dapat menciptakan pasar atau mengikuti pasar.

2. Aspek teknis dan teknologisAspek teknis dan teknologis berhubungan dengan persediaan (input) dan hasil produksi

(output) berupa barang dan jasa. Kerangka kerja proyek dibuat jelas agar analisis teknis dapat dilakukan dengan teliti (Gittinger, 1986).

3. Aspek manajemen dan organisasiMenurut Husnan dan Suwarsono (1991), manajemen dan organisasi dalam operasi

meliputi bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan, jumlah tenaga kerja, anggota direksi, dan tenaga lain.

Analisis aspek ini bertujuan untuk memperoleh gambaran struktur organisasi dari perusahaan. Dari gambaran tersebut akan diketahui tenaga manajemen apa dan berapa yang diperlukan untuk mengelola proyek secara baik (Sutojo, 1991)

Page 6: Draft Laporan Studi Kelayakan

4. Aspek finansialAspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan, baik

untuk dana tetap maupun modal kerja awal. Selain itu, aspek finansial akan mempelajari struktur pembayaran serta sumber dana yang menguntungkan dan modal yang dibutuhkan (Sutojo, 1991).

Menurut Umar (1999) bahwa salah satu cara dalam mengembangkan suatu usaha adalah dengan melakukan investasi baru. Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan untuk memperkirakan apakah investasi yang akan dilakukan layak atau tidak layak. Pada umumnya ada empat metode yang bisa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari investasi, yaitu Pay Back Period, Net Present Vaue, Internal Rate of Return, dan Profittability Index.

5. Aspek lingkunganDalam suatu perusahaan diperlukan suatu penelitian-penelitian/ pembelajaran mengenai

kelayakan usaha karena hal ini menyangkut kelangsungan perusahaan itu sendiri, apakah dapat bertahan atau tidak. Ada berbagai aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis salah satunya adalah aspek lingkungan hidup. Aspek lingkungan hidup berkaitan erat dengan lingkungan sekitar perusahaan itu sendiri yakni mengacu pada analisis dampak lingkungan (Mahardika, 2012).

METODOLOGI

Kerangka Pemikiran

Studi kelayakan industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng merupakan suatu metode dalam menentukan layak atau tidaknya suatu industri. Studi ini memerlukan rencana dan perhitungan yang tepat dan akurat. Kelayakan industri ini dianalisis dari berbagai aspek di antaranya aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi, aspek lingkungan, dan aspek kelayakan finansial. Berdasarkan aspek – aspek tersebut dapat diketahui permasalahan, kendala, dan apakah industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng layak atau tidak.

Pendekatan Studi Kelayakan

Pendekatan studi kelayakan berguna untuk memecahkan masalah dalam analisis kelayakan telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng. Menurut Djamin (1984), pendekatan studi kelayakan terdiri atas empat tahap, yaitu tahap identifikasi (brainstorming), tahap seleksi awal (pre selection), tahap evaluasi, dan tahap penyusunan laporan (reporting). Diagram tahapan proses persiapan suatu rencana investasi proyek dapat dilihat pada gambar 1.

Page 7: Draft Laporan Studi Kelayakan

Gambar 1. Diagram tahapan persiapan rencanaan investasi proyek (Djamin, 1984)

Analisa Teknis

Menetapkan Tujuan

Pengumpulan Informasi

Proposal Studi Kelayakan

Negatif (-) jangan dilanjutkan Positif (+) dilanjutkan dengan analisa lanjut

Studi Kelayakan

Analisa Pasar Analisa Finansial

Alternatif Kelayakan

Evaluasi Kriteria

Kriteria tidak terukur Kriteria terukur

Ranking dari Studi Kelayakan

Negatif (-) jangan dilanjutkan Positif (+) dilanjutkan dengan analisa lanjut

Keputusan

Pelaksanaan Investasi

Page 8: Draft Laporan Studi Kelayakan

Tahap Pendirian Usaha

1. Pengumpulan InformasiPengumpulan informasi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Informasi

langsung diperoleh melalui survei lapangan yang akan menghasilkan informasi aktual dan akurat. Sedangkan informasi secara tidak langsung diperoleh melalui studi pustaka.

2. Analisis Terhadap Aspek Teknis Teknologi Industria. Konsep Produk dan Proses Produksi

Telur puyuh direbus hingga matang kemudian dikupas kulitnya. Setelah didapatkan telur puyuh matang, selanjutnya dicampur dengan sambal balado. Bahan – bahan sambal balado terdiri atas cabai merah, cabai rawit merah, tomat merah besar, bawang merah, siung bawang putih, daun jeruk, garam, gula  pasir, kaldu istant atau bisa menggunakan kaldu yang dibuat sendiri, dan margarin atau mentega. Proses pembuatan sambal balado adalah sebagai berikut :

1) Goreng utuh sebentar cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat. Lalu tumbuk kasar.

2) Panaskan mentega masukan daun jeruk, masukan bumbu yang sudah ditumbuk.3) Larutkan kaldu instant kedalam 1 gelas air, tuang ke wajan berisi adonan balado

berikut gula dan garam.4) Aduk terus hingga air habis.5) Sambal balado siap untuk aneka hidangan.

Setelah telur puyuh dan sambal balado siap saji, proses berikutnya adalah mencampur keduanya. Berikutnya adalah proses pengemasan dengan menggunakan kemasan kaleng dari logam.

b. Penetapan Lokasi IndustriPenetapan lokasi ini bertujuan untuk melihat lokasi yang paling sesuai untuk

mendirikan industri menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan mempertimbangkan lima kriteria, yaitu :

1. Sumber bahan baku2. Posisi pasar3. Kemudahan tenaga kerja4. Infrastruktur5. Aspek sosial

3. Analisis Terhadap Aspek PemasaranKajian ini meliputi ketersediaan bahan baku, assessment demand dan supply, penetapan

ukuran start up pasar, marketing mix yang meliputi produk, place, promosi, dan pricing, saluran distibusi, identifikasi pesaing dan strategi menghadapi kompetitor serta penetapan target pasar.

4. Analisis Terhadap Aspek Manajemen dan OrganisasiAnalisis terhadap aspek manajemen dan organisasi dilakukan untuk menentukan bentuk

usaha, struktur organisasi, kualifikasi, dan gaji tenaga kerja serta tugas dan tanggung jawab dari setiap personal yang akan terlibat.

5. Analisis Terhadap Aspek LingkunganDalam aspek ini dianalisis tentang peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan

masalah lingkungan. Peraturan-peraturan tersebut akan dikaji dari tingkat nasional sampai dengan tingkat regional. Dengan aspek ini juga akan dianalisis mengenai kemungkinan

Page 9: Draft Laporan Studi Kelayakan

pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah produksi dan penanganan dari limbah tersebut.

6. Analisis Kelayakan Finansial Analisis finansial adalah perbandingan antara pengeluaran uang dengan revenue earing

dari suatu proyek, dengan melihat dari sudut badan- badan atau orang yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Analisis ekonomi melihat proyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan dengan menentukan apakah proyek tersebut memberikan sumbangan atau rencana yang positif dalam pembangunan ekonomi nasional.

a) Net Present Value (NPV) NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang penerimaan –

penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga tersebut dapat diperoleh dengan memelihara tingkat bunga pinjaman jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar oleh pemilik proyek.

Formula yang digunakan untuk menghitung nilai NPV, yaitu :NPV = (total PV inflow) – (total PV outflow)

NPV = S

Keterangan : Bt = Benefit sosial bruto pada tahun tCt = Biaya sosial bruto sehubungan dengan proyek pada tahun t I = Tingkat suku bunga pada iT = Periode investasi (t= 0,1,2,……n)

Kelayakan investasi secara finansial dapat dilihat dari ketiga kriteria metode NPV :1) NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilaksanankan2) NPV = 0, maka proyek tidak untung tapi juga tidak rugi jadi tergantung dari

penilaian subjektif pengambil keputusan3) NPV < 0, maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya,

jadi lebih baik tidak dilaksanankan

b) Internal Rate of Return (IRR)IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas

masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan inveastasi proyek. IRR mengambarkan persentase laba yang mendekati laba yang dihasilkan proyek. IRR adalah nilai discount rate social yang membuat NPV proyek sama dengan nol.

Formulasi IRR, menurut Gray et al. (1992), yaitu :

n

t = 1

( Bt – Ct)( 1 –i )t

Page 10: Draft Laporan Studi Kelayakan

S = S atau

S = 0

Keterangan : Bt = Benefit sosial bruto pada tahun tCt = Biaya sosial bruto sehubungan dengan proyek pada tahun ti = IRR (%)n = umur ekonomis proyek

c) Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) Nilai net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif

dengan jumlah present value yang negatif.

Formulasi Net B/C, menurut Gray, et al., 1992) :

S (untuk Bt – Ct > 0)Net B/C =

S (untuk Bt – Ct < 0)

Nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu merupakan syarat agar proyek dapat dikatakan layak secara finansial sehingga dapat diteruskan, sebaliknya jika nilainya lebih kecil dari satu merupakan tanda proyek tidak layak dilaksanakan.

d) Pay Back Periode (PBP)PBP merupakan berapa lama modal yang ditanam dalam investasi akan kembali,

pengembalian modal ini dipandang dari kas masuk (cash in flow).Formulasi yang digunakan, yaitu :

e) Break Event Point (BEP)Analisa ini digunakan menentukan volume produksi atau volume penjualan yang

minimum sedemikian hingga biaya yang dikeluarkan sama dengan keuntungan yang diperoleh. Formulasi yang digunakan :

n

n

t = 1

Bt(1 –i)t

nCt

(1 –i)t

t=1

t=1

( Bt – Ct)(1 – i)t

n

t= 1( Bt – Ct)

(1 + i)t

n

t=1

( Bt – Ct)(1 + i)t

PBP =Nilai investasi awal

Kas bersih

Page 11: Draft Laporan Studi Kelayakan

Keterangan : FC = Biaya tetap TC = Total biaya TR = total penerimaan

PEMBAHASAN

Aspek Pasar dan Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. 

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 

Produk telur balado dalam kaleng merupakan produk baru. Produk ini diposisikan sebagai makanan alternatif yang dapat membatu menyelesaikan masalah dalam menyediakan masakan secara praktis.Sebagai produk bar, produk ini ditujukan sebagai alternative lain untuk makanan kaleng yang sudah ada saat ini seperti sadden dan mackerel siap saji yang dikemas dalam kaleng.konsumen yang disasar yaitu sebagian dari konsumen makanan siap saji dalam kaleng yang sudah ada serta penggemar telur puyuh balado yang biasanya dikonsumsi secara konvensional dimana pada produk ini ditawarkan kepraktisan konsumsi

Untuk segmentasi pasar yaitu ditujukan pada kalangan menengah atas dimana kalangan ini membutuhkan kepraktisan. Pada masa sekatrang ini waktu sangatlah berharga sehingga banyak orang yang mencari kepraktisan dan rela mengeluarkan uang lebih daripada harus direpotkan dengan hal-hal kecil seperti memasak.Selain itu juga ditujukan pada konsumen yang biasa mengonsumsi makanan kaleng siap saji yang sudah biasa seperti sarden sebagai alternative lain.

Distribusi produk Telur balado dalam kaleng dilakukan dengan membuat stock center di tiap wilayah regional distribusi. Pemasaran difokuskan di daerah Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Dari stok center tersebut produk akan didistribusikan ke daerah-daerah sekitar. Stok center direncanakan dibangun di pusat kota di antaranya Bekasi, Bandung, Semarang, Madiun, Surabaya, Denpasar, dan Lampung. Daerah – daerah tersebut dipilih karena daya beli makanan siap saji yang relative tinggi dari daerah lain serta kemudahan dalam distribusi.

FCBEP =

1 - TCTR

Page 12: Draft Laporan Studi Kelayakan

Promosi untk produk Telur puyuh balado dalam kaleng dilakukan melalui distribusi serta dengan melalui radio-radio local di setiap daerah yang menjadi daerah distribusi.

1. Market potensial yang tersediaProduk telur balado dalam kaleng merupakan produk baru. Produk ini diposisikan

sebagai makanan alternatif yang dapat membatu menyelesaikan masalah dalam menyediakan masakan secara praktis.Sebagai produk bar, produk ini ditujukan sebagai alternative lain untuk makanan kaleng yang sudah ada saat ini seperti sarden dan mackerel siap saji yang dikemas dalam kaleng.konsumen yang disasar yaitu sebagian dari konsumen makanan siap saji dalam kaleng yang sudah ada serta penggemar telur puyuh balado yang biasanya dikonsumsi secara konvensional dimana pada produk ini ditawarkan kepraktisan konsumsi

2. Strategi pemasaran yang akan digunakan.Untuk melakukan strategi pemasaran dapat menggunakan strategi Marketing Mix yang

di titik beratkan kepada Product Life Cycle atau keberlangsungan hidup produk yang di hasilkan, ini ditujukan karena bila sebuah usaha sudah menjadi dominan maka tidak berarti tidak ada pesaing, justru sebaliknya, pasti akan ada pesaing, dan kalau pesaing ini di biarkan maka jika terdapat kesalahan dalam pemasokan dari perusahaan yang dominan sempat mengalami keterlambatan atau hambatan, pangsa pasar yang kecil itu akan di manfaatkan oleh pesaing sebagai senjata untuk merebut market potensial dari usaha yang sudah dominan tersebut.

Strategi yang digunakan untuk merebut pangsa pasar yaitu denga membuat produk baru berupa telur puyuh balado yang pada umumnya dikonsumsi secara konvensional dengan memasak terlebih dahulu dan tidak dapat bertahan lama menjadi sebuah produk telur puyuh balado dalam kaleng. Dengan inovasi ini konsumen akan dimudahkan dengan cukup membuka kaleng lalu telur puyuh balado dapat dikonsumsi serta dapat disimpan dalam wakt yang lebih lama. Hal ini sangat cocok dengan keadaan saat ini di mana kepraktisan sangat dibutuhkan dan dapat menarik minat masyarakat yang tidak mau direpotkan denga hal-hal kecil.

3. Segmentasi-Target-Posisi Di PasarPerusahaan hendaknyamengetahui pasar di mana produk/jasa yang akan diproduksi

akan ditawarkan. Tindak lanjut dari penentuan pasar adalah melakukan segmentasi pasar karena sifat pasar yang heterogen. Agar perusahaan lebih mudah masuk ke pasar yang heterogen, hendaknya pasar tersebut dipilah-pilah sehingga membentuk segmen- segmen yang relatif homogen. Selanjutnya, setelah pasar yang dituju menjadi homogen, perusahaan hendakny melakukan keputusan memilih sasaran yang lebih jelas. Hal ini dilakukan karena perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan.

A. Segmentasi pasarSegmentasi pasar, yaitu usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli

menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan menilai daya tarik masing-masing segmen-segmen pasar (Kolter, 2001).

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian dari beberapa variabel untuk mendapatkan suatu cara yang paling pas dalam segmentasi pasarnya.

Page 13: Draft Laporan Studi Kelayakan

Segmentasi pasar untuk telur puyuh balado dalam kaleng yaitu kalanagn menengah keatas yang sibuk dengan pekerjaan dan membutuhkan kepraktisan. Segemen ini perlu dilayani agar mendapatkan kepraktisan dalam menyiapkan masakan. Segmen ini merupakan segmen paling potensial untuk produk ini.

B. Target Pasar Target pasar utuk telur puyuh balado dalam kemasan ini dikhsuskan untuk wanita karir

yang dituntut efisiensi waktu dan harus menyiapkan makanan untuk keluarga. Selain itu segmen lain yang dituju yaitu kalangan pekerja maupun mahasiswa yang mempunyai kesibukan tinggi serta membutuhkan kepraktisan dalam menyiapkan makanan.

C. PositioningProduk ini diposisikan sebagai produk subtitus dari produk yang sudah ada saat ini

seperti ikan sarden dalam kaleng, mackerel, dan lain-lain yang merupakan makanan instan kaleng. Produk makanan ini merupakan makanan yang dapat tahan lama dan mudah dikonsumsi.

4. Analisis SWOTAnalisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi

yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Matrik SWOT dapat dilihat pada gambar 2.

Faktor Internal1. Strength (Kekuatan)a. Keunggulan produk

Produk memiliki keunggulan dalam segi keefisienan dan lebih tahan lama. Selain itu juga memudahkan konsumen dalam penyajiannya dalam waktu yang cepat

b. Bahan baku mudah di dapatBahan baku pembuatan produk ini tersedia banyak dan mudah didapat serta harganya tidak begitu mahal.

2. Weakness (Kelemahan)a. Kurangnya teknologi proses

Karena tergolong dalam produk baru sehingga masih sangat minim informasi mengenai informasi teknologi pengalengan telur puyuh.

b. Kurangnya Sumber Daya ManusiaKeterbatasan sumber daya manusia sebagai pelaku proses produksi terhadap pengalengan telur puyuh.

Faktor Eksternal1. Opportunitties (Peluang)a. Banyaknya konsumen

Banyaknya konsumen menginginkan telur puyuh yang cepat dan mudah disajikan serta telur puyuh tersebut tahan lama untuk disimpan

Page 14: Draft Laporan Studi Kelayakan

b. Sistem pemasaranPemasaran bisa dibilang cukup mudah karena kami hidup di lingkungan masyarakat yang mayoritas berada di kelas menengah ke atas.

2. Threats (Ancaman)a. Pengenalan produk

Karena produk telur puyuh kaleng belum pernah ada sebelumnya, sehingga ada kesulitan dalam memperkenalkan produk untuk diterima oleh konsumen.

b. Kompetitor produk lain seperti sarden.

STRATEGI

SWOT

Strength

a. Lebih tahan lama

b. Efsisen atau mudah

untuk disajikan

c. Bahan baku mudah di

dapat

Weakness

a. Kurang informasi

mengenai teknologi

proses

b. Kurangnya Sumber

Daya Manusia

Opportunity

a. Konsumen kelas

menengah ke atas

a. Melakukan program

promosi jitu

a. Melakukan pelatihan

keterampilan kepada

karyawan dan selalu

memperbaiki

teknologi proses

Threat

a.       Keacuhan

konsumen

a. Melakukan promosi

kepada konsumen yang

sekiranya tertarik

dengan produk.

b. Menawarkan

keuntungan dan

kemudahan yang

didapat dengan

membeli produk

a. Memperbaiki sistem

manajemen

b. Meningkatkan

promosi

c. Menjaga kualitas

produk

Gambar 2. Matrik SWOT

Aspek Teknis dan Teknologis

Page 15: Draft Laporan Studi Kelayakan

Deskripsi Produk Telur Puyuh Sambal Balado dalam kemasan kaleng merupakan makanan cepat saji

seperti sardenis atau sejenisnya tanpa perlu memasaknya terlebih dahulu ketika akan dikonsumsi. Dapat langsung dikonsumsi maupun dipanaskan terlebih dahulu dengan penambahan cabai, bawang, tomat dan bahan tambahan lainnya sesuai selera sebelum dikonsumsi.

Keunggulan ProdukKemudahan dan praktis dapat diperoleh dari telur puyuh sambal balado dalam kemasan

kaleng ini. Dimana ibu-ibu rumah tangga maupun mahasiswa yang memiliki kesibukan dan waktu yang singkat untuk memasak, terutama memasak masakan dengan bahan utama telur maka tidak perlu khawatir akan menghabiskan waktu yang lama untuk memasaknya. Karena ibu-ibu rumah tangga maupun mahasiswa sekarang tidak perlu lagi merebus dan mengupas telur puyuh terlebih dahulu serta membuat sambal baladonya jika ingin memasak telur puyuh sambal balado karena telah ada inovasi baru yaitu telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng.

Cara penyajiannya pun mudah untuk dilakukan. Telur puyuh sambal balado cukup dikeluarkan dari kemasan kaleng dan dapat langsung dikonsumsi ataupun dipanaskan terlebih dahulu dengan penambahan bahan lain seperti cabai, bawang, tomat dan lain-lain yang dapat menambah cita rasa telur puyuh sambal balado tersebut agar sesuai dengan selera ibu-ibu rumah tangga serta keluarga.

Proses ProduksiProses pembuatan telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng meliputi

perebusan telur, pembuatan sambal balado, dan pengalengan (pengemasan). Bumbu yang diperlukan untuk membuat sambal balado meliputi cabai merah, cabai rawit merah, tomat merah besar, bawang merah, siung bawang putih, daun jeruk, garam, gula pasir, kaldu istant atau bisa menggunakan kaldu yang dibuat sendiri, dan margarin atau mentega.

Gambar 3 di bawah ini adalah diagram alir proses pembuatan telur puyuh balado dalam kaleng.

Telur puyuh dicuci

Telur puyuh direbus

Telur puyuh dikupas

Telur puyuh matang

Bumbu sambal balado

Cabe, bawang merah, bawang putih, dan tomat digoreng lalu ditumbuk

Campurkan dengan mentega, daun jeruk, kaldu instan cair, gula, dan garam

Diaduk hingga kering

Sambal balado

Page 16: Draft Laporan Studi Kelayakan

Lolos uji

Gambar 3. Diagram alir pembuatan telur puyuh sambal balado dalam kaleng

Proses pengalengan merupakan proses untuk mengawetkan produk tanpa menggunakan bahan pengawet. Prinsip sterilisasi digunakan untuk mematikan bakteri yakni dengan kombinasi pemanasan 121 KC dan tekanan udara 1,5 – 2 bar selama waktu tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan agar terjadi temperature shock sehingga bakteri mati. Prinsip pengawetan yang digunakan adalah dengan menekan sesedikit mungkin terjadinya kontak

Pencampuran

Pengisian ke dalam kaleng

Penimbangan

Penutupan mulut kaleng

Penghampaan udara

Sterilisasi (T > 1210C, P=2 atm)

Pendinginan

Penyimpanan sementara

Pengujian mutu sampel

Pelabelan dan pengepakan

Penyimpanan

Formulasi ulang

Tidak lolos uji

Page 17: Draft Laporan Studi Kelayakan

dengan udara pada proses pengemasan bahan makanan ke dalam kaleng. Kaleng yang digunakan adalah kaleng dari logam dengan dimensi 7,5 cm x 10 cm. Gambar 3 berikut ini adalah dimensi kaleng yang digunakan sebagai kemasannya.

Gambar 3. Dimensi kemasan kaleng

Penetapan lokasi industri Telur Puyuh Sambal Balado Dalam Kemasan Kaleng ini bertujuan untuk melihat lokasi yang paling sesuai untuk mendirikan industri tersebut menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan mempertimbangkan lima kriteria, yaitu :

1. Sumber Bahan BakuTelur puyuh merupakan bahan baku utama dari beberapa bahan yang digunakan

dalam pembuatan produk telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng. Telur puyuh merupakan telur dari burung puyuh. Burung puyuh adalah salah satu jenis unggas yang cukup umum diternakkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjennak), populasi burung puyuh di Indonesia pada tahun 2009 adalah 7.618.151 ekor. Sentra peternakan burung puyuh banyak terdapat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan populasi puyuh tahun 2009 yang di masing-masing provinsi berjumlah 4.113.926, 1.772.951, 1.381.676, 135.086, dan 115.278.

Dengan melihat data yang ada maka dipilihlah lokasi pendirian industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng di Jogjakarta, Jawa Tengah. Selain itu terdapat beberapa kota lagi di Jawa Tengah yang menjadi sentra peternakan burung puyuh yaitu Surakarta (Boyolali, Karanganyar, dan Sukoharjo), Wonogiri, Klaten, Sragen, Magelang dan Salatiga. Pada bulan Mei 2007, populasi puyuh Jogjakarta kurang lebih 1 juta ekor dengan produksi telur mencapai 4,5 juta butir/minggu dan diharapkan akan meningkat menjadi 5,5 juta butir pertengahan hingga akhir 2007. Hingga saat ini populasi puyuh terus meningkat di Jogjakarta dan kota-kota disekitarnya sehinggga memungkinkan di dirikannya industri ini dengan terpenuhinya kebutuhan bahan baku telur puyuh.

2. Posisi PasarJogjakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki

beberapa tempat wisata bersejarah yang sering dikunjungi oleh para wisatawan baik dalam dan luar negeri serta memiliki kuliner yang khas sehingga sangat cocok sebagai langkah awal untuk memasarkan produk Telur Puyuh Sambal Balado Dalam Kemasan Kaleng. Selain itu, Jogja memiliki letak wilayah yang strategis untuk memasarkan produk ini, karena jogja terletak di tengah wilayah provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota besar lainnya seperti Semarang, Magelang, dan lain-lain serta yang mendukung untuk dilakukannya proses pemasaran produk yang cepat

Page 18: Draft Laporan Studi Kelayakan

dan distribusi produk dengan biaya yang lebih murah jika ingin memperluas pasar ke Jawa Barat maupun Jawa Timur.

3. Kemudahan Tenaga KerjaBerdasarkan hasil angka sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di

Indonesia adalah 237.556.363 orang dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 119.507.580 orang dan perempuan 118.048.783 orang. Jumlah penduduk terbesar berada di Provinsi Jawa Barat sebesar 43,02 juta orang (18,11%), posisi kedua adalah Provinsi Jawa Timur sebesar 37,8 juta orang (15,78%) dan ketiga terbesar berada di Jawa Tengah 32,38 juta orang (13,63%).

Demikian juga dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketiga terbesar yaitu sebesar 4,8 juta jiwa, posisi kedua Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,4 juta jiwa dan tertinggi ada di Provinsi Jawa Timur yaitu 5,5 juta jiwa. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya penduduk yang menjadi pengangguran. Dilihat dari data yang ada, maka akan mudah diperoleh tenaga kerja di daerah Jogjakarta khususnya dan Di Provinsi Jawa Tengah pada umumnya, karena banyaknya penduduk yang masih membutuhkan pekerjaan.

4. InfrastrukturListrik di Jogjakarta dilayani oleh perusahaan negara PLN dalam memenuhi

kebutuhan energinya dengan kapasitas terpasang 616 AKM dan peak load sebesar 292,3 MWA. Jogjakarta memiliki infrastruktur yang memadai yang menunjang bisnis. Yogyakarta juga memiliki berbagai modal transportasi, seperti adanya three way station, yaitu bandara Adi Sutjipto, stasiun kereta, dan terminal.

Jogjakarta memiliki struktur tanah yang bagus dan jarang terjadi kerusakan sehingga tidak akan menghambat dalam segi mobilitasnya/distribusi dan memadai panjang jalan :- Jalan Nasional : 168,81 km- Jalan Provinsi : 90,25 km- Jalan Kabupaten/Kota:

1. Jogjakarta : 2,477.97 km2. Bantul : 899,83 km3. Kulonprogo : 925,303 km4. Gunung kidul : 818,46 km5. Sleman : 1,085.13 kmSelain itu Jogjakarta memiliki proyek berupa pembangunan jalur lintas selatan

yang dibangun untuk akses menuju Jakarta dan Jawa Timur. Jalur lintas selatan ini untuk mengimbangi jalur lintas utara atau pantura. Dalam sektor kelautan, Jogjakarta akan membangun pelabuhan kapal internasional di laut selatan yaitu Tanjung Adikarto. Maka sangat menguntungkan sekali untuk mendistribusikan produk yang dihasilkan.

Untuk kebutuhan air produksi, maka dapat menggunakan air sungai maupun air tanah. Jogjakarta memiliki tiga sungai besar yaitu Sungai Winongo di bagian barat, Sungai Code dibagian tengah dan Sungai Gajahwong dibagian timur. Kota Yogyakarta termasuk cekungan bagian bawah dari lereng Gunung Merapi, sebagian besar tanahnya berupa tanah regosol atau vulkanis muda. tanah kepasiran, geluh, struktur tanah remah gumpal lemah, infiltrasi sedang sampai tinggi dengan solum tebal. Jenis tanah ini mudah meresapkan air permukaan, sehingga dalam kondisi tertentu mampu berfungsi sebagai media perkolasi yang baik bagi imbuhan air tanah. Sehingga kebutuhan air untuk industri ini dapat terpenuhi.

5. Aspek Sosial

Page 19: Draft Laporan Studi Kelayakan

Sebagian besar penduduk Jogjakarta adalah petani baik di persawahan maupun perkebunan. Tidak sedikit juga penduduk yang menganggur karena sedikitnya lapangan pekerjaan di Jogjakarta. Setiap industri memiliki dampak baik dan buruk dalam pelaksanaanya. Sebagai dampak baiknya dengan berdirinya industri ini maka sedikit banyak akan menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar tempat didirikannya industri. Sedangkan untuk dampak buruknya berupa limbah industri berupa limbah padat, gas, cair dan B3. Namun limbah-limbah ini sebaik mungkin diminimalisir terbentuknya dan terbuangnya kelingkungan agar tidak meyebabkan pencemaran. Untuk masyarakat/penduduk sekitar industri minimal diberikan fasilitas penyediaan air bersih sebagai pengganti air tanah atau sungai yang digunakan oleh industri di sekitaran wilayah industri ini.

Aspek Manajemen Operasional

Menurut Soeharto (2000), aspek manajemen dan organisasi digolongkan menjadi 2 macam yaitu manajemen proyek dan manajemen operasi. Manajemen proyek adalah pengelolaan kegiatan yang terkait dengan mewujudkan gagasan sampai menjadi hasil proyek yang berbentuk fisik. Sedangkan manajemen operasi berkaitan dengan penanganan kegiatan operasi atau produksi fasilitas hasil proyek. Kegiatan operasi memiliki 5 ruang lingkup (Soeharto, 2000) yaitu :

a. Identifikasi jenis dan lingkup kegiatan operasi fasilitas hasil proyek yang meliputi operasi menghasilkan produk (manufaktur) yang didukung oleh bidang pemasaran, keuangan, pengadaan, serta penelitian dan pengembangan.

b. Menyusun organisasi pengelola, menekankan spesialisasi dan efisiensi.c. Membuat deskripsi pekerjaan (job description) posisi kunci serta spesifikasi kerja.d. Merekrut dan melatih personile. Menjalankan operasi, penekanan prinsip Planning, Organizing, Actualing, dan

Controling (POAC).

Secara umum, manajemen organisasi industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Struktur manajemen organisasi industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng

Berdasarkan struktur manajemen organisasi tersebut terdapat pembagian tugas meliputi :

a. Administrasi Bertugas dalam penggajian karyawan, training karyawan, perekrutan karyawan, dan operasi non produksi.

b. Production

Manajemen Organisasi

MarketingSuppliesProductionAdministrasi

Page 20: Draft Laporan Studi Kelayakan

Bertugas dalam perancangan produksi, proses produksi, quality control, dan perawatan mesin.

c. SuppliesBertugas sebagai pengadaan bahan baku sambal balado, kemasan kaleng, dan telur puyuh.

d. MarketingBertugas dalam analisis kelayakan dan pemasaran.

Setiap organisasi memiliki suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapainya maka diperlukan sumber daya manusia yang bekerja dengan tugasnya masing – masing. Oleh sebab itu diperlukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian setiap pekerja/karyawan sehingga akan dicapai kinerja yang efektif dan efisien. Pembagian kerja dan gaji dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pembagian kerja dan gaji

No Deskripsi Jumlah(Orang)

Gaji/bulan(Juta)

A Tenaga Kerja Tak Langsung1 Direktur utama 1 122 General Manager of Finance 1 53 General Manager of Sales/Market 1 54 General Manager of HRD 1 55 General Manager of Manufactur 1 56 Research and Development Manager 1 57 Power House Manager 1 48 Quality Control Manager 1 39 Training Manager 1 310 Warehouse Manager 1 211 Production Manager 1 312 Personel Manager 1 213 Staff Administrasi 10 214 Kepala pengadan bahan baku 1 2

Sub Total 23

B Tenaga Kerja Langsung1 Pekerja Pabrik 20 0,752 Production Supervisor 5 13 Packing Supervisor 3 14 Production Supervisor Staff 10 15 Sales Staff 15 0,56 Staff pengadaan bahan baku 8 0,5

Sub Total 61Total A + B 84

Aspek Lingkungan

Page 21: Draft Laporan Studi Kelayakan

Setelah diketahui bahwa loksai pabrik yang dipilih yakni daerah Jogjakarta, langkah selanjutnya adalah analisis terhadap lingkungan sekitar. Lingkungan disini menyangkut lingkungan dalam artian fisik (sungai, tanah, dan lain-lain) dan kehidupan sosial masyarakat sekitar. Analisis aspek lingkungan dilakukan dengan mencari kemungkinn dampak dan alternatif penanganannya.

Dari segi lingkungan fisik, daerah jogja cukup baik untuk dijadikan lokasi pendirian pabrik ini. Terdapat sungai-sungai yang bisa digunakan untuk pembuangan limbah. Jogja juga merupakan daerah yang jarang terjadi banjir meskipun akhir-akhir ini sedang terjadi hujan abu karena lokasinya dekat gunung merapi.

Sedangkan dari segi kehidupan sosialnya, penduduk jogja juga sudah banyak yang berpendidikan sehingga tersedia SDM yang cukup baik. Pengetahuan terhadap dunia industri juga sudah baik sehingga meminimalisir terjadinya shock budaya.

Dalam aspek ini dianalisis tentang peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan masalah lingkungan. Salah satu peraturan yang harus dipahami adalah UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Peraturan-peraturan tersebut akan dikaji agar dalam pendirian industri tidak melanggar ketentuan pemerintah yang dapat mengganngu lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial budaya.

Dengan aspek ini juga akan dianalisis mengenai kemungkinan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah produksi dan penanganan dari limbah tersebut. Berikut adalah analisis kemungkinan limbah yang dihasilkan dari industri pengalengan telur puyuh dan alternatif penanganannya: Limbah cair

Dari industri yang akan didirikan akan dihasilkan limbah cair berupa air bekas pengolahan selama produksi. Limbah cair nantinya diolah terlebih dahulu di IPAL sampai memenuhi standar kemudian baru di buang ke lingkungan (sungai).

Limbah padat B3Adanya proses pengalengan tentunya menimbulkan potensi adanya limbah B3 berupa kaleng yang tidak terpakai sebagai pengemas. Selain kaleng bahan-bahan seperti oli mesin, pengawet, dan lain-lain memiliki potensi membahayakan lingkungan. Untuk mencegah timbulnya bahaya, pabrik di desain memiliki area pengolahan limbah B3.

Limbah Padat non-B3Bahan-bahan sisa prosuksi seperti kulit telur puyuh yang tidak terpakai dapat mencemari lingkungan meskipun tidak termasuk berbahaya. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi pakan ternak atau kompos agar lebih bernilai dan mengurangi pembuanga secara mentah.

Aspek Finansial

Aspek finansial adalah salah satu aspek terpenting dalam perencanaan proyek industri dimana aspek ini berguna untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara biaya pengeluaran dan pendapatan. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai tolak ukur analisis financial antara lain kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang sesuai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi harga-harga.

Dalam menentukan perkiraan biaya maka diperlukan beberapa asumsi-asumsi yang dapat menjadi pembatas dalam perhitungan biaya. Pada perhitungan perkiraan biaya ini digunakan beberapa asumsi seperti :

Page 22: Draft Laporan Studi Kelayakan

a. Umur ekonomis proyek direncanakan selama 10 tahun, dimana dalam satu tahun ada 269 hari kerja dengan waktu optimal produksi selama 8 jam. Penentuan umur proyek berdasarkan pada umur mesin dan peralatan yang digunakan.

b. Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek adalah 25% dari nilai awal, sedangkan nilai tanah tetap.

c. Nilai sisa mesin adalah 10 persen dari nilai awal, biaya pemeliharaan sebesar 2% , dan biaya asuransi sebesar 15% dari nilai awal.

d. Harga-harga yang digunakan dalam financial ini berdasarkan harga pada saat analisis kelayakan tahun 2013 dan selama tahun perencanaan yang dipengaruhi oleh discount factor pada MARR sebesar 20 persen di bank.

Sumber Dana dan Struktur PembiayaanPembiayaan investasi proyek ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber pinjaman bank

dan modal sendiri. Pada dana pinjaman yang berasal dari bank konvensional,yaitu kredit investasi yang diberikan untuk mendirikan usaha baru. Nilai suku bunga yang diberlaku untu pinjaman tersebut adalah 20%. Pembayaran angsuran pembayaran akan dimulai pada tahun pertama produksi.

Biaya InvestasiBiaya investasi adalah biaya yang dibutuhkan dalam kelangsungan proses produksi.

Biaya ini terdiri dari atas modal kerja dan biaya tetap. Modal kerja adalah gabungan dari biaya yang diperlukan dalam memenuhi komponen bahan pada proses produksi. Modal kerja diperlukan untuk menjamin kegiatan dapat berlangsung pada awal produksi.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), biaya modal kerja adalah biaya operasi pada pertama kali. Perhitungan modal kerja tergantung pada kebijakan perusahaan yang pembelian atau penjualannya secara kredit tentu akan membutuhkan modal kerja yang melakukan tunai.

Biaya tetap merupakan biaya yang diperlukan untuk keperluan industri, mulai dari biaya pra investasi, biaya mesin dan peralatan, operasional kantor, transportasi dan sebagainya. Besarnya biaya operasional terlampir pada lampiran X. Perincian dari biaya investasi dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan untuk perincian dari biaya pemeliharaan, asuransi dan penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk perincian perhitungan biaya-biaya yang menentukan besarnya modal kerja dapat dilihat pada Lampiran X.

Proyeksi Laba RugiProyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat profitibilitas suatu proyek

industri. Laba rugi adalah selisih antara penjualan bersih produk selama satu periode tertentu dengan biaya total selama periode yang sama.

Proyeksi Arus KasAliran arus kas proyek dibagi menjadi 3 yaitu, aliran kas awal (initial cash flow), aliran

periode operasi (operational cash flow), dan aliran kas terminal (terminal cash flow). ALiran kas awal adalah pengeluaran untuk merealisasikan gagasan proyek menjadi kenyataan fisik. Aliran kas periode operasi adalah aliran kas yang masuk dari penjualan dan keluar dari biaya produksi, pemeliharaan, deprisiasi, dan pajak. Aliran kas terminal adalah biaya yang diperoleh diahkir proyek (Soeharto, 2000).

Break Event Point (BEP)Titik impas adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik

impas menunjukkkan bahwa tingkat produksi telah mengahsilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

Page 23: Draft Laporan Studi Kelayakan

Kreiteria KelayakanKriteria invesatasi yang digunakan antara lain adalah Net Present Value (NPV),

Internal Rate Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP). Untuk mengetahui kelayakan atas suatu proyek maka diperlukan faktor diskonto, yaitu faktor perubahan uang terhadap waktu. Analisis ekonomi melihat proyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan dengan menentukan apakah proyek tersebut memberikan sumbangan atau rencana yang positif dalam pembangunan ekonomi nasional.

a) Net Present Value (NPV) NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang penerimaan –

penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga tersebut dapat diperoleh dengan memelihara tingkat bunga pinjaman jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar oleh pemilik proyek.

b) Internal Rate of Return (IRR)IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas

masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan inveastasi proyek. IRR mengambarkan persentase laba yang mendekati laba yang dihasilkan proyek. IRR adalah nilai discountrate social yang membuat NPV proyek sama dengan nol.

c) Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) Nilai net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif

dengan jumlah present value yang negative. Nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu merupakan syarat agar proyek dapat dikatakan layak secara finansial sehingga dapat diteruskan, sebaliknya jika nilainya lebih kecil dari satu merupakan tanda proyek tidak layak dilaksanakan.

d) Pay Back Periode (PBP)PBP merupakan berapa lama modal yang ditanam dalam investasi akan kembali,

pengembalian modal ini dipandang dari kas masuk (cash in flow).

Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan maka didapatkan hasilnya pada tabel 3 di bawah ini. Perhitungan analisis kelayakan dapat dilihat pada lampiran 1 – 7.

Tabel 3. Hasil Perhitungan

Kriteria Hasil Perhitungan KesimpulanNPV 33633.633 NPV> 0 , LayakNet B/C 1.904 Net B/C>1, LayakIRR 26% IRR < DR, LayakBEP 828.42 LayakPBP 0.002170071 <1 tahun, Layak

Page 24: Draft Laporan Studi Kelayakan

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis kelayakan industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng didapatkan hasil bahwa industri ini layak untuk direalisasikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai analisis kelayakan. Nilai NPV > 0 (layak), Net B/C > 1 (layak), IRR < DR (layak), dan PBP < 1 tahun (layak). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa industri telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng merupakan industri yang sangat potensial dan layak untuk direalisasikan.

Saran

Telur puyuh sambal balado dalam kemasan kaleng merupakan produk makanan cepat saji baru yang siap direalisasaikan di pasaran. Oleh karena itu, sebagai produk baru maka diperlukan promosi yang gencar dan tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, K. 1980. Feasibility Study. Jakarta: Mutiara.

Arrahman, Setiawan. 2013. Cara membuat sambal balado. http://duniakulinernusantara.blogspot.com/2013/06/resep-sambal-balado.html.

Djamin, Z. 1984. Perencanaan dan Analisa Proyek. UI Pres: Jakarta.

Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek Pertanian. Jakarta: UI Press.

Husnan dan Suwarsono. 1991. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: BPFE.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Mahardika, J. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. [junamahardika.blogspot.com].

Nugroho dan Mayun. 1986. Beternak Burung Puyuh. Eka Offset, Semarang.

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Soeharto, C. 2000. Jurnal Akutansi Bagi Pemberi Jasa Maklon. Indonesia Tax Review, 4(6), 30-37.

Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Sutojo, S. 1991. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo.

Wikipedia. 2013. Pengalengan. [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan. [27 November 2013].