19
D R A F T RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :a. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, penyandang disabilitas merupakan bagian masyarakat Indonesia yang memiliki kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama. b. bahwa penyandang disabilitas senantiasa mengalami stigma dan diskriminasi dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. c. bahwa dalam rangka terwujudnya kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran sebagaimana tersebut diatas dipandang perlu memberikan landasan hukum bagi upaya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi penyandang disabilitas disegala aspek kehidupan dan penghidupan dalam suatu undang- undang. d.bahwa Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan hukum yang ada tidak Mengingat : 1. Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 20 ayat 1 Undang- Undang Dasar

Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

D R A F T

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, penyandang disabilitas merupakan bagian masyarakat Indonesia yang memiliki kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama.

b. bahwa penyandang disabilitas senantiasa mengalami stigma dan diskriminasi dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

c. bahwa dalam rangka terwujudnya kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran sebagaimana tersebut diatas dipandang perlu memberikan landasan hukum bagi upaya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi penyandang disabilitas disegala aspek kehidupan dan penghidupan dalam suatu undang-undang.

d.bahwa Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan hukum yang ada tidak

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Dasar 19452. Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS/ PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang–Undang ini yang dimaksud dengan :1. Penyandang disabilitas adalah mereka yang mempunyai kelainan fisik, mental dan

intelektual, atau sensorik secara permanen yang dalam interaksinya dengan berbagai hambatan dapat merintangi partisipasi mereka dalam masyarakat secara penuh dan efektif berdasarkan pada asas kesetaraan dengan orang lain.

2. Kesetaraan dan non diskriminasi: semua orang adalah setara sebagai manusia. Dengan demikian, tidak seorangpun, harus menderita karena diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, etnis, gender, umur, bahasa, orientasi seks, agama, pendapat politik atau lainnya, asal usul kebangsaan, sosial dan geografi, disability, kepemilikan, kelahiran atau status lain yang dibangun dengan standard HAM.

3. Kesamaan kesempatan adalah keadaan yang memberikan peluang kepada penyandang disabilitas untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan

4. Aksesibilitas kemudahan yang disediakan bagi penyandang disabilitas guna mewujdukan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan

5. Habilitasi merupakan bagian dari pemulihan dimana terjadi pencapaian kemandirian, perawatan diri dan potensi kerja, misal bagi orang yg sejak lahir mengalami kedisabilitasan

6. Rehabilitasi merupakan proses refungsionalisasi dan pengembangkan untuk memungkinkan penyandang disabilitas mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat

7. Kerjasama internasional adalah sebuah bentuk hubungan yang terjadi lintas batas negara, baik itu dilakukan oleh sebuah badan yang berdaulat (negara) atau yang dianggap berdaulat (non-negara). Bentuk kerjasama biasanya dalam segala bidang biasanya dibentuk dalam sebuah kodifikasi atau pembakuan dalam bahasa hukum. kita kenal dengan perjanjian internasional atau traktat.Intinya, kerjasama internasional adalah bagian dari hubungan internasional yang terjadi dalam sebuah ikatan yang terkodifikasikan.

8. Partisipasi masyarakat mengandung pengertian bahwa semua orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam dan mengakses informasi yang berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap hidup mereka. Pendekatan berbasis hak memerlukan partisipasi masyarakat, masyarakat sipil, minoritas, perempuan, orang muda, kelompok masyarakat adat dan kelompok lain dalam derajad yang tinggi

Page 3: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

BAB IIAzas, Prinsip-prinsip dan Tujuan

Pasal 2

Penyelenggaraan perlindungan dan pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas berasaskan pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 3

Prinsip-prinsip dari konvensi penyandang disabilitas menjadi bagian yang menjiwai undang-undang ini. Prinsip-prinsip dimaksud mencakup:

a. Penghormatan atas martabat yang melekat, otoritas individual termasuk kebebasan untuk menentukan pilihan, dan kemandirian orang-orang;

b. Non diskriminasi;c. Partisipasi dan keterlibatan penuh dan efektif dalam masyarakat;d. Penghormatan atas perbedaan dan penerimaan penyandang disabilitas sebagai bagian

dari keragaman manusia dan rasa kemanusiaan;e. Kesetaraan kesempatan;f. Aksesibilitas;g. Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan;h. Penghormatan atas kapasitas yang berkembang dari anak-anak penyandang disabilitas

dan penghormatan atas hak anak-anak penyandang disabilitas untuk melindungi identitas mereka.

Pasal 4

Perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas bertujuan untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia dan kebebasan dasar secara penuh dan setara oleh semua penyandang disabilitas, dan untuk menegakkan dan memajukan penghormatan atas martabat yang melekat pada diri mereka.

Pasal 5

Kesetaraan dan Non Diskriminasi

(1) Negara menjamin bahwa semua orang adalah setara di hadapan hukum dan berhak atas perlindungan dan keuntungan yang sama dari hukum tanpa diskriminasi apa pun.

(2) Negara menjamin tidak berlakunya segala bentuk diskriminasi berdasarkan kedisabilitasan dan menjamin perlindungan hukum yang setara dan efektif bagi penyandang disabilitas dari diskriminasi atas dasar apa pun.

Page 4: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 6

Kesamaan Kesempatan

Negara menjamin bahwa penyandang disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan.

BAB III

Kewajiban Pemerintah

Pemerintah wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia

Pasal 7

Kewajiban Menghormati

Dalam rangka melaksanakan kewajiban menghormati hak asasi manusia pemerintah dilarang mencegah segala akses bagi peningkatan kehidupan dan penghidupan penyandang disabilitas

Pasal 8

Kewajiban Melindungi

Dalam hal melaksanakan kewajiban melindungi hak asasi manusia pemerintah wajib:1. Mencegah tindakan pihak manapun yang mengancam atau mengurangi penikmatan

hak-hak asasi penyandang disabilitas;2. Mengkaji ulang kebijakan mencakup penyandang disabilitas yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia;3. Menyusun kebijakan untuk mencegah adanya pengurangan penikmatan hak

penyandang disabilitas; 4. Mengawasi pelaksanaan undang-undang ini dan kebijakan yang terkait dengan hak

penyandang disabilitas.5. Melindungi pihak manapun yang membantu mewujudkan hak penyandang disabilitas .

Pasal 9

Kewajiban Memenuhi

Dalam hal melaksanakan kewajiban untuk memenuhi hak penyandang disabilitas, pemerintah wajib:

a. menyusun kebijakan dan mengambil tindakan untuk mempercepat, memajukan, menciptakan, dan menjaga kondisi agar setiap penyandang disabilitas dapat menikmati hak-haknya dengan bebas dan berkesinambungan;

b. menyusun kebijakan dan melaksanakan program-program untuk membantu setiap penyandang disabilitas menyediakan kebutuhan pangan sendiri dalam Kondisi Khusus

Page 5: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

BAB IV

Kebebasan Dasar dan hak-hak Penyandang Disabilitas

Pasal 11

Bebas Dari Penyiksaan

(1) Setiap penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat

(2) Setiap penyandang disabilitas tidak boleh menjadi subyek percobaan-percobaan medis atau ilmiah tanpa persetujuan yang diberikan secara bebas

(3) Dalam hal keadaan terjadi seperti pada pasal 2. [pemerintah wajib mengambil semua langkah hukum untuk menjamin penyandang disabilitas atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lainnya.

Pasal 12

Setiap penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari eksploitasi, kekerasan, penganiayaan dan penyiksaan baik di dalam maupun di luar lingkungan rumah

Pasal 13

Pemerintah wajib mengambil langkah-langkah hukum untuk melindungi penyandang disabilitas dari eksploitasi, kekerasan, penyiksaan dan penganiayaan

Pasal 14

(1) Setiap orang dan atau badan hukum dilarang untuk melakukan penyiksaan atau percobaan ilmiah terhadap penyandang disabilitas, termasuk atas janin yang masih berada didalam kandungan ibunya yang menurut pemeriksaan medis mengalami disabilitas.

(2) Setiap orang dan atau badan hukum yang melakukan penyiksaan atau percobaan ilmiah terhadap penyandang disabilitas dikatagorikan melakukan perbuatan tindak pidana sebagaimana diatur didalam hukum pidana.

Pasal 15.

Kebebasan Bergerak dan Kebangsaan

(1) Pemerintah mengakui hak penyandang disabilitas atas kebebasan bergerak, kebebasan untuk memiliki tempat tinggal dan memiliki kebangsaan sendiri, atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lainnya

Page 6: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

(2) Pemerintah wajib mendaftarkan anak-anak penyandang disabilitas segera setelah kelahirannya dan harus memiliki hak atas nama, hak untuk mendapatkan kebangsaan, dan sejauh mungkin hak untuk mengetahui tentang dan dirawat orangtuanya.

Pasal 16

Standar kehidupan yang layak dan Jaminan Sosial

(1) Pemerintah menyediakan standar kehidupan yang layak bagi penyandang disabilitas dan keluarga serta harus mengambil langkah-langkah yang layak untuk melindungi dan memajukan perwujudan ini atas dasar kedisabilitasannya.

(2) Pemerintah menyediakan jaminan sosial bagi penyandnag disabilitas dan atas penikmatan hak tersebut tanpa diskriminasi atas dasar disabilitas, dan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi dan memenuhi hak ini.

Pasal 17.

Partisipasi dalam kehidupan budaya, rekreasi, waktu luang dan keolahragaan

(1) Pemerintah menjamin keikutsertaan hak penyandang disabilitas untuk mengambil bagian dalam kehidupan budaya atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lain, dan harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin bahwa penyandang disabilitas.

(2) Pemerintah wajib memampukan penyandang disabilitas untuk memiliki kesempatan mengembangkan dan menggunakan kreativitas, potensi artistik dan intelektual mereka, tidak hanya bagi keuntungan pribadi mereka tetapi juga bagi pengayaan masyarakat.

(3) Pemerintah menjamin bahwa hukum yang melindungi hak kekayaan intelektual tidak memuat hambatan yang tidak beralasan atau diskriminatif bagi akses penyandang disabilitas atas materi-materi budaya.

(4) Pemerintah wajib memberikan dukungan terhadap terhadap budaya spesifik serta identitas bahasa mereka, termasuk bahasa isyarat dan budaya tunarungu.

(5) Pemerintah wajib meyediakan sarana dan prasarana yang dapat dijangkau penyandang disabilitas di setiap lokasi pusat kebudayaan dan rekreasi

(6) Pemerintah menjamin bahwa penyandang disabilitas memiliki kesamaan hak dibidang keolahragaan sesuai dengan jenis kedisabilitasannya.

Page 7: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 20Hak atas Aksesibilitas

Pemerintah berkewajiban melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin akses penyandang disabilitas terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi dan komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan komunikasi, serta fasilitas dan pelayanan lainnya yang terbuka atau sarana umum baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, atas dasar kesetaraan dimana dalamnya harus termasuk identifikasi dan penghapusan semua hambatan terhadap aksesibilitas

Pasal 21

Hak Hidup

(1) Pemerintah menjamin dan melindungi hak hidup bagi setiap penyandang disabilitas

(2) Setiap orang dilarang untuk mengurangi atau menghilangkan hak hidup penyandang disabilitas karena alasan apapun termasuk karena kedisabilitasannya.

Pasal 22

Kasamaan di hadapan hukum

(1) Pemerintah menjamin penyandang disabilitas memiliki kesamaan hak dihadapan hukum.

(2) Setiap penyandang disabilitas berhak untuk bertindak secara hukum baik untuk diri sendiri maupun berindak di depan hukum untuk mewakili orang lain hal ini dikecualikan kepada penyandang disabilitas dalam keadaan tertentu

Pasal 23

Hak Atas Penghormatan terhadap privasi

(1) Pemerintah wajib melindungi privasi atas informasi personal, kesehatan, dan rehabilitasi orang penyandang disabilitas atas dasar kesetaraan dengan orang lain.

(2) Pemerintah melindungi secara hukum penyandang disabilitas terhadap segala bentuk intervensi atau serangan yang sewenang-wenang atau tidak berdasarkan hukum.

(3) Setiap penyandang disabilitas tidak dapat menjadi subyek intervensi yang sewenang-wenang atau tidak berdasarkan hukum dalam hal privasinya, keluarganya, rumah atau korespondensinya, atau bentuk-bentuk komunikasi lainnya, atau menjadi subyek serangan yang tidak berdasarkan hukum terhadap harga diri dan reputasinya.

Page 8: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 24

Hak Atas Pendidikan

Pemerintah wajib memenuhi hak penyandang disabilitas atas pendidikan tanpa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan kesempatan.

Pasal 25

Hak Atas Kesehatan

(1) Pemerintah wajib memenuhi hak penyandang disabilitas atas pelayanan kesehatan yang setinggi mungkin dapat dicapai tanpa diskriminasi atas dasar kedisabilitasan;

(2) Pemerintah wajib menjamin akses penyandang disabilitas atas pelayanan kesehatan yang sensitif-gender, termasuk rehabilitasi yang berkaitan dengan kesehatan;

Pasal 26

Hak Atas Pekerjaan

(1) Pemerintah wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas, termasuk hak atas kesempatan untuk hidup melalui pekerjaan yang dipilih secara bebas atau diterima di pasar tenaga kerja serta lingkungan kerja yang terbuka, inklusif, dan dapat diakses oleh orang-orang penyandang disabilitas;

(2) Pemerintah menjamin bahwa penyandang disabilitas tidak diperbudak, dan dilindungi dari kerja paksa atau kerja wajib atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lain;

(3) Pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan swasta dan non swasta untuk turut serta berperan aktif menyediakan lapangan pekerjaan sebagaimana ketentuan yang berlaku;

Pasal 27

Penghormatan terhadap berumah tangga dan keluarga

(1) Pemerintah mengakui hak penyandang disabilitas untuk berkeluarga dan meneruskan Keturunan;

(2) Pemerintah menjamin hak dan tanggung jawab penyandang disabilitas berkaitan dengan perwalian dan adopsi anak-anak;

(3) Pemerintah menjamin bahwa anak-anak penyandang disabilitas memiliki hak yang setara berkaitan dengan kehidupan keluarga dan untuk mencegah penyembunyian, penyia- nyiaan, pengabaian, dan segregasi anak-anak penyandang disabilitas;

(4) Pemerintah wajib menyediakan informasi yang sedini mungkin dan komprehensif, tentang pelayanan dan dukungan bagi anak-anak penyandang disabilitas dan keluarga mereka;

Page 9: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 28

Hak atas Hidup mandiri dan berbaur ditengah masyarakat

Pemerintah mengakui hak yang setara bagi penyandang disabilitas untuk memilih hidup dalam masyarakat dan keterlibatannya dalam komunitas, dan harus mengambil langkah-langkah yang efektif dan layak dalam memfasilitasi penikmatan penuh penyandang disabilitas.

Pasal 29.

Hak Berpolitik

(1) Pemerintah menjamin dan melindungi hak penyandang disabilitas memiliki kesamaan hak berpolitik baik didalam hak untuk memilih dan hak untuk dipilih dalam pemilu.

(2) Pemerintah menjamin ketersediaan sarana dan prasarana yang aksesebilitas dan tidak adanya persyaratan yang diskriminatif bagi penyandang disabilitas dalam pemilu agar dapat menyalurkan hak politiknya secara langsung, umum, bebas dan rahasia.

BAB V

Rehabilitasi dan Habilitasi

Pasal 30

Pemerintah wajib menyelenggarakan upaya rehabilitasi dan hebalitasi penyandang disabilitas.

BAB VI

Perlindungan Khusus

Pasal 31

Perempuan Penyandang Disabilitas

(1) Pemerintah mengakui bahwa perempuan dan anak-anak perempuan penyandang disabilitas menjadi subyek diskriminasi berganda.

(2) Pemerintah menjamin pembangunan, pengembangan, dan pemberdayaan penuh perempuan disabilitas dengan tujuan memberikan jaminan bagi mereka dalam melaksanakan dan menikmati hak asasi manusia dan kebebasan mendasar.

Page 10: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 32Hak Anak dengan Disabilitas

(1) Pemerintah berkewajiban untuk melakukan semua langkah yang diperlukan dalam menjamin penikmatan hak asasi manusia dan kebebasan mendasar anak disabilitas secara penuh atas dasar kesetaraan dengan anak-anak lain

(2) Dalam segala tindakan berkaitan dengan anak dengan disabilitas, kepentingan terbaik bagi si anak tersebut harus menjadi bahan pertimbangan utama.

(3) Pemerintah berkewajiban melindungi bahwa hak anak dengan disabilitas dalam menyatakan pendapat mereka secara bebas mengenai berbagai hal yang mempengaruhi kehidupan mereka atas dasar kesetaraan dengan anak-anak lain, di mana pandangan mereka tersebut dipertimbangkan sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka, dan menjamin bahwa anak dengan disabilitas disediakan bantuan yang selayaknya sesuai dengan kedisabilitasan dan usia mereka demi perwujudan hak tersebut.

(4) Pemerintah wajib memberikan dorongan kepada orang tua penyandang disabilitas untuk turut serta berpartisipasi secara efektif dalam upaya mengembangkan kapasitas anak penyandang disabilitas;

BAB VIISituasi berbahaya dan Darurat

Pasal 33

(1) Pemerintah memberikan prioritas dalam perlindungan dan penyelamatan penyandang disabilitas dalam situasi berisiko, situasi konflik bersenjata, darurat kemanusiaan dan bencana alam.

(2) Penyelamatan ini termasuk penyandang disabilitas warga negara Indonesia yang berada di luar wilayah Republik Indonesia.

BAB VIII

Statistik dan Pengumpulan data

Pasal 34

(1) Pemerintah wajib melakukan pengumpulan informasi yang diperlukan, termasuk data statistik dan data penelitian, untuk memampukan penyandang disabilitas memformulasikan dan melaksanakan kebijakan dalam rangka memberikan dampak bagi undang-undang ini.

(2) Pemerintah wajib melaksanakan disiminasi statistik tersebut dan menjamin aksesibilitasnya bagi orang-orang penyandang disabilitas dan orang-orang lainnya.

Page 11: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

BAB. IX

Anggaran

Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah menjamin ketersediaan anggaran bagi penyandang disabilitas dalam rangka penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas

BAB X

Partisipasi masyarakat

Pasal 35

(1). Pemerintah menjamin keterlibatan masyarakat dalam usaha pemajuan dan penghormatan terhadap penyandang disabilitas

(2) Pemerintah memberikan penghargaan kepada masyarakat atas usahanya terlibat dalam usaha pemajuan dan penghormatan terhadap penyandang disabilitas:

BAB XI

Mekanisme Nasional dan Pelaksanaan Pemantauan

Pasal 36

Negara menjamin adanya lembaga yang mengkoordinir dan mengawasi dalam upaya penghromatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas

Pasal 37

Proses Hukum Yang Dapat Dijangkau

(1) Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses bagi setiap penyandang disabilitas yang berhadapan dengan hukum baik pada tingkat pemerksaan di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan pada setiap tingkatan;

(2) pemerintah menyediakan penasehat hukum tanpa dibayar kepada penyandang disabilitas yang berhAdapan dengan hukum karena menjadi korban perlakuan diskriminasi karena alasan kedisabilitasannya.

Page 12: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 38

Pengakuan Integritas

(1) Setiap orang termasuk badan hukum dan pemerintah wajib memberikan pengakuan dan penghormatan atas integritas fisik dan mental penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan;

(2) Setiap orang termasuk badan hukum dan pemerintah yang melakukan perbuatan yang mengurangi, membatasi, atau menghilangkan hak dan integritas penyandang disabilitas diberikan saksi hukum secara administratif dan denda.

BAB XII

Kerjasama internasional

Pasal 39

(1) Pemerintah mengakui pentingnya kerja sama internasional dan pemajuannya, dalam mendukung upaya nasional bagi penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas;

(2) Kemitraan dengan organisasi-organisasi dan masyarakat sipil di tingkat internasional dan regional, khususnya organisasi penyandang disabilitas, dilakukan untuk menjamin:

a. terlaksananya program-program pembangunan internasional yang bersifat inklusif dan dapat diakses oleh orang-orang penyandang disabilitas;

b. fasilitas dan dukungan pengembangan kapasitas, termasuk melalui pertukaran dan berbagi informasi, pengalaman, program-program pelatihan, dan praktik-praktik terbaik;

c. fasilitas kerja sama di bidang penelitian dan akses terhadap pengetahuan ilmiah dan teknis;

d. tersedianya bantuan teknis dan ekonomi, termasuk dengan memfasilitasi akses terhadap dan pertukaran teknologi pendukung yang dapat diakses, dan melalui transfer teknologi.

BAB XIII

Sanksi dan Pidana

Pasal 40

(1) Sangsi administrasi dikenakan terhadap pelaku baik individu maupun kelompok yang melanggar;

(2) Sangsi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah);

(3) Tata cara penetapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangundangan.

Page 13: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

Pasal 41

(1) Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya;

(2) Pelaku yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);

(3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku;

(4) Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 diatas, dapat dijatuhkan hukuman tambahan, berupa:

a. perampasan barang tertentu;b. pengumuman keputusan hakim;c. pembayaran ganti rugi;

(5) Terhadap ketentuan sangsi pidana sebagaimana dimaksud pada pasal 40 dan pasal 41 diatas diberlakukan pengawasan yang dilakukan badan pengawas khusus yang independen.

BAB IV

Ganti kerugian

Pasal 42

Setiap korban tindak pidana atau ahli warisnya berhak memperoleh Restitusi, Kopensasi dan rehabilitasi.

Pasal 43

Restitusi, kopensasi dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada pasal (1) berupa ganti kerugian atas:

a. diskriminasi; b. penderitaan; c. biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau psikologis; dan/atau d. kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat keadaan dirinya selaku penyandang disabilitas.

Page 14: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional

BAB V

Ketentuan pidana

Pasal 44

Restitusi, Kopensasi dan rehabilitasi tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana.

Pasal 45

Pemberian restitusi, kopensasi dan rehabilitasi dilaksanakan sejak dijatuhkan putusan pengadilan tingkat pertama dapat dititipkan terlebih dahulu di pengadilan tempat perkara diputus. Pemberian restitusi, kopensasi dan rehabilitasi dilakukan dalam 14 (empat belas) hari terhitung sejak diberitahukannya putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dalam hal pelaku diputus bebas oleh pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka hakim memerintahkan dalam putusannya agar uang restitusi yang dititipkan dikembalikan kepada yang bersangkutan.

BAB XVI

Ketentuan peralihan

Undang-undang ini mencabut peraturan perundang-undangan yang terlebih dahulu sepanjang bertentangan dengan Undang- Undnag ini.

BAB XVII

Ketentuan Penutup

(1) Ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan peraturan pemerintah yang jangka waktunya tidak boleh lebih dari ….bulan/tahun

(2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakartapada tanggal SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ………. NOMOR ………

Page 15: Draft RUU Penyandang Disabilitas Nasional