Draft Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Guru Kemenperin

Embed Size (px)

Citation preview

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pejabat fungsional guru yang kompeten dan profesional, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian guru di lingkungan Kementerian Perindustrian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Guru di lingkungan Kementerian Perindustrian; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994Konsep Permen Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Guru

b.

Mengingat

: 1.

2.

3.

4.

-2-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

6.

7.

8.

9.

10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

-3-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/MIND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 91/MIND/PER/11/2007 tentang Pedoman Mutasi Jabatan dan Pengembangan Karir Pegawai Departemen Perindustrian; 15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Jabatan Fungsional Guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan

-4-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Guru di lingkungan Kementerian Perindustrian yang selanjutnya disebut guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik serta ditugaskan secara penuh pada Sekolah Menengah Kejuruan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengajaran adalah pengembangan penalaran peserta didik untuk mendalami kaidah-kaidah keilmuan sebagai pelaksanaan tugas fungsional guru yang terdiri dari pemilihan dan pengorganisasian materi, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian proses serta hasil pembelajaran sesuai dengan sasaran kurikulum yang telah ditentukan. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta, guru dan lingkungan yang mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. kegiatan Guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pemebelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik. Bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru dalam menyusun rencana bimbingan dan konseling, melaksanakan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi. Pengembangan keprofesian yang berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan, dan dapat meningkatkan profesionalitasnya yang harus ditempuh sejak dari calon pegawai sampai dengan memasuki masa pensiun. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang diberikan/ditetapkan berdasarkan penilaian atas prestasi

-5-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

yang telah dicapai oleh seorang guru dan yang dipergunakan sebagai salah satu syarat dalam rangka pembinaan karir dalam jabatan fungsional/kepangkatan. 9. Pembinaan guru adalah kegiatan peningkatan potensi guru agar dapat melaksanakan tugas dengan baik oleh atasan langsung dan atau melalui diklat dan mutasi. 10. Mutasi jabatan adalah perpindahan pegawai yang menduduki suatu jabatan ke jabatan lain melalui alih tugas, alih wilayah, dan/atau alih status secara vertikal dan atau horizontal. 11. Pemberhentian adalah pemberhentian dari jabatan fungsional guru bukan berhenti sebagai pegawai negeri sipil.

BAB II TUGAS UTAMA Pasal 2 (1) Guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. (2) Guru dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.

BAB III JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 3 (1) Jenjang guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: a. Guru Pertama; b. Guru Muda; c. Guru Madya; dan d. Guru Utama. (2) Jenjang pangkat Guru untuk setiap jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yaitu : a. Guru Pertama:

-6-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b b. Guru Muda: 1. Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d c. Guru Madya: 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Guru Utama: 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan 2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e. (3) Penetapan jenjang jabatan guru ditetapkan sesuai jumlah angka kredit yang dimiliki. BAB IV PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL GURU Pasal 4 Pengangkatan jabatan fungsional guru di Kementerian Perindustrian dilakukan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Perindustrian. Pasal 5 (1) Untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud pada pasal 4 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. pegawai negeri sipil; b. berijazah paling rendah Sarjana (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh unit pendidikan yang memerlukannya, dan berasal dari perguruan tinggi yang terakreditasi A bagi CPNS yang diangkat sejak tahun 2008; c. sudah pernah mengajar paling sedikit dua tahun; d. pangkat paling rendah Penata Muda Golongan Ruang III/a; e. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; f. nilai Tes Potensi Akademik (TPA) sekurang-kurangnya

-7-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

475 (Empat Ratus Tujuh Puluh Lima); dan g. indikatif (non-official) Test Of English as Foreign Language (TOEFL) sekurang-kurangnya 475 (Empat Ratus Tujuh Puluh Lima).

Pasal 6 Penetapan jenjang jabatan guru dilakukan berdasarkan Penilaian Angka Kredit (PAK) yang berasal dari unsur utama dan unsur penunjang. BAB V PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 7 (1) Penilaian angka kredit guru dilakukan oleh Tim Penilai setelah guru yang bersangkutan memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk pengangkatan guru. (2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri merupakan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit bagi Guru Pertama, pangkat penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat pembina, golongan ruang IV/a. Pasal 8 (1) Pengangkatan pegawai negeri sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan fungsional guru dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Perindustrian; b. memenuhi semua ketentuan yang tercantum dalam pasal 5; c. terdapat formasi Jabatan Fungsional Guru yang lowong; d. memiliki pengalaman mengajar sebagai guru paling singkat 2 (dua) tahun; e. usia paling tinggi 50 (lima puluh tahun); dan f. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam

-8-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir (2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, sedangkan jenjang jabatan fungsional guru ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang dimiliki pegawai negeri sipil yang bersangkutan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

BAB VI PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN GURU Pasal 9 Guru dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : a. dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat; b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional guru; d. menjalani cuti di luar tanggungan Negara; atau e. melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau lebih. Pasal 10 (1) Guru yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, huruf d, dan huruf e, dapat diangkat kembali ke dalam Jabatan Guru. (2) Guru yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, dapat diangkat kembali ke dalam Jabatan Guru apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman pidana percobaan. (3) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Guru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah angka kredit dari publikasi ilmiah dan karya inovatif yang diperoleh selama pembebasan sementara.

-9-

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

Pasal 11 (1) Guru dapat diberhentikan dari jabatannya apabila: a. meninggal dunia; b. mencapai batas usia pensiun; c. atas permintaan sendiri; d. tidak dapat melaksanakan tugas secara terusmenerus selama 12 (dua belas) bulan karena sakit jasmani dan/atau rohani atau alasan lain; e. dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telahmempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat

(2) Pemberhentian guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Perindustrian berdasarkan peraturan perundangundangan. (3) Pemberhentian guru karena batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 60 (enam puluh) tahun. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12 PNS formasi guru, sebelum diangkat menjadi pejabat fungsional guru wajib melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dibawah bimbingan guru. BAB VIII PENUTUP Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai diberlakukan pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PERINDUSTRIAN RI,

- 10 -

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :

MOHAMAD S. HIDAYATTembusan Peraturan Menteri ini disampaikan kepada: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN); Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian; Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian. Biro Kepegawaian Kementerian Perindustrian, Biro Keuangan Kementerian Perindustrian, Pertinggal.