29
DRUG ERUPTION MUH. FURQON FAHLULY G 501 08 049 PEMBIMBING KLINIK: dr. NUR HIDAYAT. Sp.KK

Drug Eruption

Embed Size (px)

Citation preview

DRUG ERUPTION

DRUG ERUPTIONMUH. FURQON FAHLULYG 501 08 049

PEMBIMBING KLINIK: dr. NUR HIDAYAT. Sp.KKDEFINISI Obat (Sistemik)Mulut, hidungRektum, vaginaSuntikan/infusObat mataObat kumurTapal gigiObat topikal/diserap

Reaksi Alergi

KulitMukokutan

EPIDEMIOLOGIBelum didapatkan angka kejadian yang tepat terhadap kasus erupsi alergi obat, tetapi berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, studi epidemiologi, uji klinis terapeutik obat dan laporan dari dokter, diperkirakan kejadian alergi obat adalah 2% dari total pemakaian obat-obatan atau sebesar 15-20% dari keseluruhan efek samping pemakaian obat-obatan.

PATOGENESISReaksi kulit terhadap obat1. Mekanisme Imunologik2. Mekanisme Non ImunologikErupsi obat alergik alergi terhadap obat melalui proses imunologik yang sudah mempunyai hipersensitivitas

Ada 4 Tipe Reaksi

Reaksi tipe I / Anafilaktik

Yang berperan : IgE yang berafinitas kuatKuat terhadap mastosit & Basofil

Beberapa mediator :- Urtikaria- Edema angioneurotik- Syok anafilaktik2. Reaksi Tipe II (Sitotoksik)Terjadi penggabungan IgG & IgM dengan antigen yang melekat pada selSistem komplemen teraktivasiLisis (kerusakan jaringan)3. Reaksi Tipe III (Kompleks Imun)

4. Reaksi Tipe IV (Alergik SelulerTipe Lambat 12 48 jam)

DASAR DIAGNOSIS Anamnesis :- Obat- Timbul kelainan (akut/non akut)- Gatal

Kelainan Kulit- Urtikaria- Eritema- Derm. Medikomentosa- Purpura- Exantema fixtum- Eritema nodosum- Eritroderma- PEGA (penyakit eksantematosa generalisata akut)- Lain-lain :Eritema multiformeSindrom Steven JohnsonTEN (Syndrome Lyell)

GAMBARAN KLINISErupsi makulapapular morbiliformisUrtikaria dan angioudemaFDEEritrodermaPurpuraVaskulitisFotosensitivitasPEGAEritema multiformisSindrom Stevens JohnsonNekrolisis epidermal toksik

Erupsi makulapapular atau morbiliformisErupsi makulapapular atau morbiliformis disebut juga erupsi eksantematosa, dapat diinduksi oleh hampr semua obat. Seringkali terdapat erupsi generalisata dan simetris terdiri atas eritema, selalu ada gejala pruritus. Kadan-kadang ada demam, malaise dan nyeri sendi. Lesi biasanya timbul dala 1-2 minggu setelah dimulainya terapi. Erupsi jenis ini sering disebabkan oleh ampisiln, NSAID, sulfonamide dan tetrasiklin.1

URTIKARIABiasanya timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan dalam 24 jam. Urtikaria dapat disertai demam dan gejala-gejala umum, misalnya malaise, nyeri kepala dan vertigo.

Fixed drug eruption (FDE)FDE disebabkan khusus obat atau bahan kimia. Merupakan salah satu erupsi yang sering dijumpai. Kelainan ini umumnya berupa eriteema dan vesikel berbentuk bulat atau lonjong dan biasanya numular. Kemudian meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang lama baru hilang., bahkan sering menetap.

Eritroderma (dermatitis eksfoliativa)Eritroderma adalah terdapatnya eritema universal yang biasanya disertai skuama. Eritroderma dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyakit lain disamping disamping alergi karena obat, misalnya psoriasis, penyakit seitemik termasuk keganasan pada system limforetikiular (penyakit Hodgkin, leukemia). Pada eritroderma karena laergik obat terlihat eritema tanpa skuama; skuama baru timbul pada stadium penyembuhan. Obat-obat yang bias menyebabkannya ialah sulfonamide, penisilin dan fenilbutazon.

PurpuraPurpura adalah perdarahan di dalam kulit berupa kemerahan yang tidak hilang bila ditekan. Erupsi purpura dapat terjadi sebagai ekspresi tunggal alergi obat. Biasanya simetris serta muncul di sekita kaki, termasuk di pergelangan kaki atau tungkai bawah. Erupsi berupa bercak sirkumskrip berwarna merah kecoklatan dan disertai rasa gatal.

VaskulitisVaskulitis merupakan radang pembuluh darah. Kelainan kulit dapat berupa palpable purpura yang mengenai kapiler. Biasanya distribusinya simetris pada ekstremitas bawah dan daerah sacrum. Vaskulitis biasanya disertai demam, mialgia dan anoreksia. Obat penyebabialah penisislin, sulfonamide, NSAID, antidepresan dan antiaritmia. Jika vaskulitis terjadi pada pembuluh dara sedang berbentuk eritema nodusum.

Reaksi fotoalergikGambaran klinis reaksi fotoalergik sama dengan dermatitis kontak alergik, lokalisasinya pada tempat yang terpajan sinar matahari. Obat yang dapat menyebabkan fotoalergik adalah fenotiazin, sulfonamide, NSAID dan grilseofulvin.

Pustulosis eksantematosa generalisata akutKelainan kulitnya berupa pustule-pustul miliar nonfolikular yang timul pada kulit yang eritematosa dapat disertai purpura dan lesi target. Kelainan kulit timbul pada waktu demam tinggi (>38C), dan pustul-pustul tersebut cepat menghilang sebleum 7 hari yang kemudian diikuti deskuamasi selama beberapa hari.

Eritema multiformeLesi muncul terutama pada ekstensor anggota badan, dan bula bisa terbentuk. Dalam Sindrom Stevens-Johnson, pasien sering merasa nyeri dan mengenai selaput lendir. Sulfonamid, barbiturat, lamotrigin dan fenilbutazon merupakan penyebab paling sering.

Sindrom Stevens-JonhsonSindrom Stevens-Jonhson merupakan adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk.

Nekrolisis Epidermal ToksikNekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah penyakit kulit akut dan berat dengan gejala khas berupa epidermolisis yang menyeluruh, disertai kelainan pada selaput lendir di orifisium genitalia eksterna dan mata. Kelainan pada kulit dimulai dengan eritema generalisata kemudian timbul banyak vesikel dan disertai purpura di wajah, ekstremitas, dan badan.

Dasar diagnosis erupsi obat alergi adalah:1. Anamnesis yang teliti mengenai: a. Obat-obatan yang dipakai b. Kelainan kulit yang timbul akut atau dapat juga beberapa harisesudah masuknya obat c. Rasa gatal yang dapat pula disertai demam yang biasanya subfebris. 2. Kelainan kulit yang ditemukan: a. Distribusi : menyeluruh dan simetris b. Bentuk kelainan yang timbul

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan in vivo o Uji tempel (patch test) o Uji tusuk (prick/scratch test) o Uji provokasi (exposure test)

2. Pemeriksaan in vitro a. Yang diperantarai antibodi: o Hemaglutinasi pasif o Radio immunoassay o Degranulasi basofil o Tes fiksasi komplemen b. Yang diperantarai sel: o Tes transformasi limfosit o Leucocyte migration inhibition test

Penatalaksanaan Umum Melindungi kulit. Pemberian obat yang diduga menjadi penyebab erupsi kulit harus dihentikan segera. Menjaga kondisi pasien dengan selalu melakukan pengawasan untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya erupsi yang lebih parah atau relaps setelah berada pada fase pemulihan. Menjaga kondisi fisik pasien termasuk asupan nutrisi dan cairan tubuhnya. Berikan cairan via infus bila perlu. Pengaturan keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi penting karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi di mulut dan tenggorok serta kesadaran dapat menurun. Untuk itu dapat diberikan infus, misalnya berupa glukosa 5% dan larutan Darrow. Transfusi darah bila terapi tidak memberi perbaikan dalam 2-3 hari; khususnya pada kasus yang disertai purpura yang luas. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000 mg intravena sehari dan hemostatik.

Penatalaksanaan Khusus

1. Sistemik a. Kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik. Obat kortikosteroid yang sering digunakan adalah prednison. Pada kelainan urtikaria, eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, eritema nodosum, eksantema fikstum, dan PEGA karena erupsi obat alergi. Dosis standar untuk orang dewasa adalah 3 x 10 mg sampai 4 x 10 mg sehari. Pengobatan eryhema multiforme major, SSJ dan TEN pertama kali adalah menghentikan obat yang diduga penyebab dan pemberian terapi yang bersifat suportif seperti perawatan luka dan perawatan gizi penderita. Penggunaan glukortikoid untuk pengobatan SSJ dan TEN masih kontroversial. Pertama kali dilakukan pemberian intravenous immunoglobulin (IVIG) terbukti dapat menurunkan progresifitas penyakit ini dalam jangka waktu 48 jam. Untuk selanjutnya IVIG diberikan sebanyak 0.2-0.75 g/kg selama 4 hari pertama.b. Antihistamin. Antihistamin yang bersifat sedatif dapat juga diberikan, jika terdapat rasa gatal. Kecuali pada urtikaria, efeknya kurang jika dibandingkan dengan kortikosteroid.2. Topikal Pengobatan topikal tergantung pada keadaan kelainan kulit, apakah kering atau basah. Jika dalam keadaan kering dapat diberikan bedak salisilat 2% ditambah dengan obat antipruritus seperti mentol -1% untuk mengurangi rasa gatal. Jika dalam keadaan basah perlu digunakan kompres, misalnya larutan asam salisilat 1%.2 Pada bentuk purpura dan eritema nodosum tidak diperlukan pengobatan topikal. Pada eksantema fikstum, jika kelainan membasah dapat diberikan krim kortikosteroid, misalnya hidrokortison 1% sampai 2 %.2 Pada eritroderma dengan kelainan berupa eritema yang menyeluruh dan mengalami skuamasi dapat diberikan salep lanolin 10% yang dioleskan sebagian-sebagian.2 Terapi topikal untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in orabase. Untuk lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sofratulle atau krim sulfadiazin perak. PROGNOSISPada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan. Akan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma dan kelainan berupa sindrom Lyell dan sindrom Steven Johnson, prognosis sangat tergantung pada luas kulit yang terkena. Prognosis buruk bila kelainan meliputi 50-70% permukaan kulit.