16
Audit siklus penjualan dan penagihan Eristra Mustika T Irni Wahyuni Aidilia Puspa R M Iqbal Al-Kahfi

dsds

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dsds

Citation preview

Page 1: dsds

Audit siklus penjualan dan penagihan

Eristra Mustika TIrni WahyuniAidilia Puspa RM Iqbal Al-Kahfi

Page 2: dsds

Akun dan kelas transaksi dalam siklus penjualan serta penagihan

Pada dasarnnya tujuan dari adanya audit dari siklus ini ialah untuk mengevaluasi saldo dari akun dalam siklus ini apakah sudah disajikan secara wajar dan sesuai dengan SAK.Terdapat lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan:

Penjualan (cash dan kredit) Penerimaan kas Retur dan pengurangan penjualan Penghapusan piutang tak tertagih Estimassi beban piutang tak tertagih 

Page 3: dsds

Fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan terkait

Dalam hal ini ada delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan, fungsi-fungsi tersebut ialah:

Pemrosesan pesanan pelangganAwal dari siklus ini dimulai ialah dengan adanya permintaan barang oleh pelanggan. Dalam penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan pesanan penjualan.

Pemberian kreditSebelum barang dikirim, pihak yang diberi kewenangan harus menyetujui kredit bagi pelanggan  yang akan melakukan penjualan secara kredit. indikasi diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali berfungsi sebagai persetujuan pengiriman barang

Pengiriman barang.Fungsi ini merupakan proses dimana perusahaan akan menyerahkan barangnya kepada Pelanggan. Karena sebagian besar perusahaan akan mengakui penjualannya ketika barang yang dipesan oleh pelanggan telah dikirim. Dalam pengiriman barang dibuat juga dokumen pengiriman.

Page 4: dsds

Penangihan pelanggan dan pencatatan penjualanHal ini merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut, dan penagihan harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu.

Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kasPerhatian utama dalam proses ini ialah pencurian. Pencurian ini dapat terjadi sebelum ataupun sesudah penerimaan dicatat. Pertimbangan paling utama dalam hal ini ialah seluruh kas harus disetorkan ke bank dalam jumlah yang benar dann tepat waktu dan dicatat.

Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualanDalam hal ini penjual sering menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga atas jumlah yang harus dibayarkan oleh pelanggan.

Page 5: dsds

Penghapusan piutang tak tertagihSetelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan harus  menghapusnya, biasanya hal ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau  penagihan piutangnya diserahkan kepada agen penagihan.

Penyediaan piutang tak tertagihKarena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip-prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan ti.dak dapat ditagih

Page 6: dsds

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN

Memahami pengendalian internal-penjualan

Menilai risiko pengendalian yang

direncanakan-penjualan

Menentukan luas pengujian pengendalian*

Prosedur AuditUkuran SampelItem-item yang DIpilihProsedur Audit

Merancang pengujian pengendalian dari pengujian substantive atas

transaksi penjualan agar memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi

Page 7: dsds

Memahami Pengendalian Internal-PenjualanDengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough

Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan-Penjualan1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko

pengendalian2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci

dan kelemahannya bagi penjualan3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya,

auditor lalu mengaitkannya dengan tujuan4. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan

dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan

Page 8: dsds

Pemisahan Tugas yang Memadai Pemisahan tugas yang memadai dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses ke kas bagi siapa pun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer.risasi yang tepay diberikan

Otorisasi yang Tepat Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci:1. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum

penjualan dilakukan2. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang

tepat diberikan3. Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan

diskon, harus diotorisasi Dokumen dan Catatan yang Memadai Prosedur pencatatan yang memadai harus sudah tersedia sebelum sebagian besar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dapat dipenuhi.

Page 9: dsds

Dokumen yang Telah Dipranomori Memberi nomor terlebih dahulu dokumen ditujukan untuk mencegah baik kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan dan terjaidnya penagihan serta pencatatan duplikat.

Laporan Bulanan Pengiriman laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaat karena mendorong para pelanggan untuk segera merespons jika ada saldo yang dinyatakan dengan tidak benar.

Prosedur Verifikasi Internal Program computer atau personil yang independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi penjualan memnuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Page 10: dsds

RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi pada intinya sama seperti memerikasa catatan transaksi kredit yang telah dilakukan ketika melakukan penjualan, maka ada dua perbedaan. 1. Materialitas2. Penekanan pada tujuan keterjadianContoh perbedaan materialitas, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Pada retur dan pengurangan penjualan, biasanya auditor melakukan penekanan pada pengujian transaksi untuk mengungkapkan pencurian kas dari penagihan pituang yang ditutupi oleh retur.

Page 11: dsds

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan. Adapun proses berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, yaitu: Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.

Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian.

Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap tujuan.

Page 12: dsds

MENENTUKAN APAKAH KAS YANG DITERIMA TELAH DICATAT 

Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika penggelapan kas terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat serentak.   PENYIAPAN BUKTI PENERIMAAN KAS 

Bukti penerimaan kas (proof of cash receipts) adalah prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bukti bank. Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalm jurnal penerimaan kas selama satu periode tertentu, akan direkonsiliasi dengan deposito selama periode yang sama. Proseddur ini dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang telah dicatat namun belum disetorkan, deposit atau setoran yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, dan sebagainya yang serupa.

Page 13: dsds

PENGUJIAN UNTUK MENGUNGKAPKAN LAPPING PIUTANG USAHA

Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat jurnal pengihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan oleh seseorang yang menenangani penerimaan kas lalu memasukan ke dalam sistem komputer. Pencegahan penggelapan ini dapat di cegah dengan dua cara yaitu:1. Pemisahan tugas2. Kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang bersangkutanPenggelapan ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditunjukan pada jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.

Page 14: dsds

Pengujian Audit untuk menghapus Piutang Tak Tertagih Auditor melakukan audit pada piutang tak tertagih untuk menelusuri kemungkinan adanya karyawan klien yang melakukan penggelapan dengan menghapus akun piutang usaha tak tertagih. Pencegahan kecurangan oleh auditor dengan memberikan wewenang kepada tingkat manajemen yang sudah ditetapkan untuk persetujuan penghapusan akun setelah melakukan penyelidikan secara menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu untuk membayar hutang tersebut.

Auditor dalam memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih relatif singkat dengan memeriksa persetujuan oleh tingkat manajemen. Dalam pengambilan sampel pituang yang dihapus, auditor memeriksa dalam file klien hal-hal penyebab tidak tertagihnya piutang tersebut. Setelah auditor menetapkan penghapusan piutang sudah benar, auditor menguji pos –pos tertentu yang berhubungan ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.

Page 15: dsds

Pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Penyajian serta Pengungkapan

Dalam siklus penjualan dan penagihan pengendalian internal atas saldo akun dan penyajian serta pengungkapan berkemungkinan dapat mempengaruhi tujuan yang berkaitan dengan saldo nilai yang dapat direalisasi. Nilai yang direalisasi merupakan tujuan audit yang berhubungan dengan saldo piutang usaha karena pengumpulan piutang merupakan salah satu yang penting dalam laporan keuangan. Sehingga auditor menetapkan risiko yang tinggi untuk tujuan nilai realisasi. Oleh karena itu, klien harus menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi kemungkinan piutang tak tertagih. Pengendalian tambahan antara lain:1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha untuk review

dan tindak lanjut oleh personil manajemen.2. Kebijakan menghapus piutang taj tertagih apabila sudah

tidak mungkin lagi untuk ditagih.

Page 16: dsds

Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi

Bagian audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. Apabila hasil pengujian tidak memuaskan, auditor perlu melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Selain itu auditor perlu mempertimbangkan dampak dari hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, selanjutnya auditor menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan publik maupun non publik, untuk menentukan penyebab dan akibat dari pengecualian terhadap penilaian risiko pengendalian yang mempengaruhi risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait.

Pengaruh yang paling terasa dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu pengujian semuanya juga terpengaruh.