14
OBAT PENYAKIT KARDIOVASKULER A. Antihipertensi Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang sama atau lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik yang sama atau lebih dari 90 mmHg. Beberapa kelompok obat ini dapat digunakan sebagai tatalaksana hipertensi yaitu : 1. Diuretik Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Beberapa golongan diuretik sebagai berikut: a.Golongan tiazid Obat ini bekerja menghambat transpor Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na dan Cl meningkat. Termasuk golongan tiazid antara lain hidroklorotiazid, indapamid, bendroflumetiazid). Efek samping terutama dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hipokalemia, hiponatermia, hipomagnesemia dan hiperkalemia. Selain itu, tiazid dapat menyebabkan hiperglikemia pada penderita diabetes serta meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida. b.Diuretik kuat Diuretik kuat bekerja di ansa Henle asenden dengan menghambat kontransport Na, K, Cl dan menghambat 1

DT OBAT Kardiovaskuler

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhhhhhh

Citation preview

Page 1: DT OBAT Kardiovaskuler

OBAT PENYAKIT KARDIOVASKULER

A. Antihipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang sama atau lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik yang sama atau lebih dari 90 mmHg.

Beberapa kelompok obat ini dapat digunakan sebagai tatalaksana hipertensi yaitu :

1. Diuretik

Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga

menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Beberapa golongan

diuretik sebagai berikut:

a. Golongan tiazid

Obat ini bekerja menghambat transpor Na-Cl di tubulus distal ginjal,

sehingga ekskresi Na dan Cl meningkat. Termasuk golongan tiazid antara lain

hidroklorotiazid, indapamid, bendroflumetiazid). Efek samping terutama

dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hipokalemia, hiponatermia,

hipomagnesemia dan hiperkalemia. Selain itu, tiazid dapat menyebabkan

hiperglikemia pada penderita diabetes serta meningkatkan kadar kolesterol

LDL dan trigliserida.

b. Diuretik kuat

Diuretik kuat bekerja di ansa Henle asenden dengan menghambat

kontransport Na, K, Cl dan menghambat reabsorbsi air dan elektrolit. Indikasi

untuk pasien hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 2,5

mg/dl). Termasuk dalam golongan obat ini antara lain furosemid, torsemid,

bumetanid dan asam etakrinat. Efek samping dapat menimbulkan

hiperkalsiuria dan menurunkan kalsium darah.

c. Diuretik hemat kalium

Termasuk dalam golongan obat ini yaitu amilorid, triamteren dan

spironolakton. Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia bila

diberikan pada pasien gagal ginjal, atau bila dikombinasi dengan ACE

inhibitor, β-blocker.

2. Penghambat adrenergik

a. Penghambat adrenoseptor beta (β-blocker)

1

Page 2: DT OBAT Kardiovaskuler

Mekanisme penurunan tekanan darah dikaitkan dengan hambatan reseptor

β1 dengan cara sebagai berikut:

1. Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard

sehingga menurunkan curah jantung

2. menghambat sekresi renin sehingga terjadi penurunan produksi

angiotensin II

3. mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada

sensitivitas baroreseptor, dan perubahan aktivitas neuron

adrenergik perifer.

Termasuk dalam golongan obat ini antara lain atenolol, metoprolol,

bisoprolol. Efek samping menyebabkan bradikardi, blokade AV, hambatan

nodus SA dan menurunkan kontraksi miokard.

b. Penghambat adrenoseptor alfa (α-blocker)

Hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula

sehingga menurunkan resistensi perifer, serta dapat menurunkan LDL,

trigliserid, meningkatkan HDL, dan mengurangi resistensi insulin. Efek

samping meniyebabkan hipotensi ortostatik pada pemberian dosis awal atau

peningkatan dosis, sakit kepala, palpasi, edema perifer, hidung tersumbat,

mual,

c. Adrenolitik sentral

Termasuk dalam golongan obat ini antara lain metildopa, klonidin ,

rilmedin, guanfasin. Metildopa bekerja menggantikan kedudukan DOPA

dalam SSP, menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi

frekuensi dan curah jantung. Klonidin bekerja pada reseptor α2 di susunan

saraf pusat dengan efek penurunan simpathetic outflow.

3. Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE inhibitor)

ACE inhibitor menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi

vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron, menghambat degradasi

bradikinin sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan

dalam efek vasodilatasi. Kaptopril, benazepril, lisinopril termasuk obat

golongan ini. ACE inhibitor efektif untuk hipertensi ringan, sedang maupun

berat, hipertensi dengan gagal jantung kongestif, dan hipertensi dengan

2

Page 3: DT OBAT Kardiovaskuler

diabetes, disiplidemia dan obesitas. Efek samping menyebabkan hipotensi,

batuk kering, hiperkalemia, rush, edema angioneurotik, gagal ginjal akut,

proteinuria.

4. Penghambat angiotensin receptor blocker (ARB)

Mekanisme kerja menghambat semua efek angiotensin II, seperti

vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf simpatis, dan efek sentral

angiotensin II. Termasuk dalam golongan ini yaitu losartan, valsartan,

kandesartan. Losartan diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, tidak

dipengaruhi oleh adanya makanan di lambung dengan waktu paruh 1-2 jam.

Efek samping dapat menyebabkan hipotensi, hiperkalemia, dan fetotoksik.

5. Antagonis kalsium

Obat ini bekerja menghambat influx kalsium pada sel otot polos

pembuluh darah dan miokard serta menimbulkan relaksasi arteriol. Efektif

untuk hipertensi dengan kadar renin yang rendah seperti pada usia lanjut.

Termasuk dalam golongan obat in yaitu nifedipin, diltiazem, verapamil.

Nifedipin oral sangat bermanfaat untuk mengatasi hipertensi darurat.

Sediaan dan dosis obat anti hipertensi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Sediaan dan dosis obat anti hipertensi

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

Diuretik

Golongan tiazid

-Hidrokorotiazid

-Indapamid

Diuretik kuat

-Furosemid

Diuretik hemat kalium

-spironolakton

12,5-25

1,25-2,5

20-80

25-100

1x sehari

1x sehari

2-3x sehari

1x sehari

Tab 50 mg

Tab 2,5 mg

Tab 40 mg, amp 20 mg

Tab 25 dan 100 mg

Beta Bloker

a. nonselektif

-Propanolol 40, max 160 2-3 x sehari Tab 10 dan 40 mg

3

Page 4: DT OBAT Kardiovaskuler

b. Kardioselektif

-Bisoprolol

-Atenolol

2,5, max 10

25, maax 100

1xsehari

1x sehari

Tab 5 mg

Tab 50 dan 100 mg

ACEI

- Captopril

-Ramipril

-Lisinopril

25-100

2,5-20

10-40

2-3 x sehari

1x sehari

1x sehari

Tab 12,5 dan 25 mg

Tab 10 mg

Tab 5 dan 10 mg

ARB

-Losartan

-Valsartan

25-100

80-320

1-2 x sehari

1x sehari

Tab 50 mg

Tab 40 dan 80 mg

Antagonis kalsium

-Amlodipin

-Diltiazem

-Verapamil

2,5-10

90-180

80-320 mg

1x sehari

3x sehari

2-3 x sehari

Tab 5 dan 10 mg

Tab 30 dan 60 mg, amp

50 mg

Tab 40,80,120 mg, amp

2,5 mg/ml

Aldosteron antagonis

-Spironolakton 12,5 mg 1x sehari Tab 25 dan 100 mg

B. Obat gagal jantung

1. ACE inhibitor

ACE inhibitor bekerja menghambat konversi angiostensin I menjadi

angiostensin II dan terjadi pengurangan hipertrofi miokard dan penurunan

preload jantung yang akan menghambat progresi remodelling jantung.

2. Antagonis angiotensin II

Obat ini dapat sebagai alternatif penghambat ACE pada pasien yang tidak

dapat mentoleransi ACE inhibitor. Antagonis angiotensin II dapat

dipertimbangkan dalam kombinasi dengan ACE inhibitor pada pasien yang

simtomatik.

4

Page 5: DT OBAT Kardiovaskuler

3. Diuretik

Diuretik merupakan obat utama untuk gagal jantung akut yang selalu

disertai kelebihan cairan yang bermanifestasi sebgai kongesti paru atau edema

perifer. Diuretik kuat furosemid diberikan dalam kombinasi dengan ACE

inhibitor. Golongan tiazid digunakan pada gagal jantung kronik dan

kombinasi dengan diuretik kuat.

4. Antagonis aldosteron

Antagonis aldosteron (spironolakton) dapat mengurangi risiko

hipokalemia akibat furosemid.

5. β-blocker

β-blocker bekerja dengan mengurangi rangsangan simpatis pada jantung

dan mengurangi produksi renin di sel jukstaglomeruler. Obat ini dapat

digunakan pada gagal jantung ringan dan sedang seperti bisoprolol, karvedilol

dan metoprolol.

6. Vasodilator lain

Termasuk dalam golongan obat ini antara lain hidralazin-isosorbid dinitrat,

nitrat IV dan nesitirid.

7. Digoksin

Efek digoksin pada terapi gagal jantung yaitu inotropik positif,

kronotropik negatif dan mengurangi aktivitas saraf simpatis. Indikasi obat

untuk Fibrilasi/flutter atrium, takikardi supraventrikel paroksismal, gagal

jantung dengan fibrilasi atrium, gagal jantung dengan ritme sinus yang

disertai takikardia. Kontraindikasi diantaranya blokade AV, bradikardi, wolf-

parkinson-white (WPW,) syndrome sick sinus syndrome, takikardi ventrikel,

fibrilasi ventrikel, kardiomiopati hipertropik obstruktif, dan hipokalemia.

8. Inotropik lain

Dopamin mempunyai penggunaan yang terbatas pada pasien dengan

kegagalan sirkulasi kardiogenik. Dobutamin merupakn β agonis untuk pasien

gagal jantung dengan disfungsi sistolik.

9. Antitrombotik

Warfarin (antikoagulan oral) diindikasikan pada gagal jantung dengan

fibrilasi atrial, riwayat kejadian tromboembolik dan untuk mencegah stroke.

5

Page 6: DT OBAT Kardiovaskuler

10. Antiaritmia

Antiaritmia yang digunakan adalah β-blocker dan amiodaron. Amiodaron

digunakan pada gagal jantung dengan fibrilasi atrial.

C. Antiaritmia

Klasifikasi obat antiaritmia berdasarkan efek elektrofisiologik dan

mekanismenya kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Kelas IA

Obat ini sebagai penyekat kanal Na dengan menghambat arus masuk ion

Na, menekan depolarisasi fase 0 dan memperlambat kecepatan serabut

Purkinje miokard ke tingkat sedang. Contoh obat dalam kelas ini antara

lain kuinidin, prokainamid, dan disopiramid.

2. Kelas IB

Obat ini sedikit sekali mengubah depolarisasi fase 0 dan kecepatan

konduksi di serabut Purkinje. Contoh obat dalam kelas ini adalah

lidokain, meksiletin,tokainid.

3. Kelas IC

Obat ini merupakan paling poten dalam memperlambat konduksi dan

menekan arus masuk Na ke dalam sel dan kompleks prematus spontan.

Contoh obat dalam kelas ini antara lain flekainid, propafenon.

4. Kelas II

Obat ini sebagai penyekat beta adrenosresptor dan bekerja menekan

depolarisasi fase 4. Contoh obat dalam kelas ini antara lain propanolol,

metoprolol, pindolol dan esmolol.

5. Kelas III

Obat ini sebagai penyekat kanal K dan bekerja memperpanjang

repolarisasi fase 3. Contoh obat dalam kelas ini antara lain sotalol,

bretilium, amiodaron.

6. Kelas IV

Obat ini sebagai penyekat kanal Ca dengan cara penekanan potensial aksi

yang CA dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV. Contoh obat

dalam kelas ini adalah verapamil dan diltiazem.

6

Page 7: DT OBAT Kardiovaskuler

7. Kelas V (lain-lain)

Termasuk dalam kelas ini antara lain digitalis, adenosin dan magnesium.

D. Antiangina

1. Nitrat organik

Nitrat organik menyebabkan relaksasi otot polos vaskuler sehingga

menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Indikasi obat untuk berbagai jenis

angina pektoris, infark jantung dan gagal jantung kongestif. Contoh nitrat

organik preparat sublingal adalah nitrogliserin dan isosorbid dinitrat.

2. β-blocker

β-blocker bekerja dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung,

tekanan darah dan kontraktilitas sehingga kebutuhan oksigen otot jantung

menurun. β-blocker digunakan dalam pengobatan serangan angina, angina

tidak stabil dan infark jantung. Penghentian terapi angina dengan β-blocker

harus dilakukan secara bertahap untuk mencegah kambuhnya serangan

angina.

3. Antagonis kalsium

Obat ini bekerja dengan menghambat masuknya kalsium kedalam sel sel

otot polos koroner jantung. Termasuk dalam golongan obat ini antara lain

diltiazem, nifedipin dan verapamil. Antagonis kalsium digunakan dalam

pengobatan angina varian, angina stabil kronil, angina tidak stabil.

E. Antihiperlipidemia

1. Asam fibrat

Obat ini bekerja menghambat lipolisis dalam jaringan lemak penghasil

utama asam lemak bebas yang beredar. Digunakan pada pengobatan

hiperlipoproteinemia tipe II B dan IV dengan peningkatan VLDL dan LDL

2. Resin

Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu

yang menyebabkan penurunan total konsentrasi kolesterol plasma.

7

Page 8: DT OBAT Kardiovaskuler

3. Niasin

Niasin digunakan pada pengobatan hiperlipoproteinemia tipe II B dan IV

dengan peningkatan VLDL dan LDL. Obat ini bekerja menghambat lipolisis

dalam jaringan lemak penghasil utama asam lemak bebas yang beredar.

4. Penghambat HMG-CoA Reduktase

Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati,

dengan menghambat enzim HMG-CoA Reduktase. Termasuk dalam

golongan obat ini antara lain lovastatin,pravastatin,simvastatin dan fluvastatin

5. Probukol

Probukol menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan kadar

LDL. Obat ini dapat dikombinasikan dengan hipolipidemik lainnya.

8

Page 9: DT OBAT Kardiovaskuler

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2007.

2. Burn MC, Wells B, Schwinghammer TL, Malone PM, Kolesar JM, Rotschafer J. Parmacotherapy principles & practice. New York: McGraw-Hill Companies; 2008.

3. Longmore M, Wilkinson IB, Baldwin A, Walin E. Oxford handbook of clinical medicine. 9th ed. New York: Oxford University Press; 2012.

4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009.

9