Upload
lita-muliawati
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 d.typi print 18 mei
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serovar typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar
paratyphi A, B, dan C uga dapat me!nyebabkan infeksi yang disebut demam
paratifoid. Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam demam enterik.
"ada daerah endemik, sekitar #$% dari demam enterik adalah demam tifoid.
Demam tifoid uga masih menadi topik yang sering diperbincangkan.
Seak a&al abad ke '$, insidens demam tifoid menurun di SA dan
ropa dengan keterse! diaan air bersih dan sistem pembuangan yang baik yang
sampai saat ini belum dimiliki oleh sebagian besar negara berkembang. Secara
keseluruhan, demam tifoid diperkira! kan menyebabkan '*,+ uta kasus dengan
'*+.$$ kematian pada tahun '$$$. -nsidens demam tifoid tinggi (*$$ kasus
per *$$.$$$ populasi per tahun) dicatat di Asia /engah dan Selatan, Asia
/enggara, dan kemungki! nan Afrika Selatan0 yang tergolong sedang (*$!*$$
kasus per *$$.$$$ populasi per ta! hun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika 1atin,
dan 2ceania (kecuali Australia dan Selandia Baru)0 serta yang termasuk rendah
(3*$ kasus per *$$.$$$ populasi per tahun) di bagian dunia lainnya.
4anusia adalah satu!satunya penamu yang alamiah dan merupakan
reservoir untuk Sal! monella typhi. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup
selama berhari!hari di air tanah, air ko lam, atau air laut dan selama berbulan!
bulan dalam telur yang sudah terkontaminasi atau tiram yang dibekukan. "ada
daerah endemik, infeksi paling banyak teradi pada musim ke! marau atau
permulaan musim huan. Dosis yang infeksius adalah *$5!*$+ organisme yang
tertelan secara oral. -nfeksi dapat ditularkan melalui makanan atau air yang
terkontaminasi oleh feses. Di -ndonesia, insidens demam tifoid banyak diumpai
0
8/16/2019 d.typi print 18 mei
2/27
pada populasi yang berusia 5!*# tahun. Selain itu, demam tifoid di -ndonesia
uga berkaitan dengan rumah tangga, yaitu adanya anggota keluarga dengan
ri&ayat terkena demam tifoid, tidak adanya sabun untuk mencuci tangan, meng!
gunakan piring yang sama untuk makan, dan tidak tersedianya tempat buang air
besar dalam rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
1
8/16/2019 d.typi print 18 mei
3/27
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella
paratyphi yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Demam tifoid (tifus abdominalis, enteric fever ) adalah
penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
saluran cerna, dan gangguan kesadaran.
2.2 Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi dari 6enus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif
tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak
dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di
alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu.
Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu +$C) selama *!'$
menit, pateurisasi, pendidihan dan khlorinisasi. 6enus Salmonella terdiri dari
dua species, yaitu Salmonella enterica dan Salmonella bongori (disebut uga
subspecies 7). Salmonella enterica dibagi ke dalam enam subspecies yang
dibedakan berdasarkan komposisi karbohidrat, flagell, dan struktur
lipopolisakarida. Subspecies dari Salmonella enterica antara lain subsp.
Enterica, subsp. Salamae, subsp. Arizonae, subsp. Diarizonae, subsp.
Houtenae, subsp. Indica.
Semua serotipe Salmonella dapat ditunuk olehformula antigen
berdasarkan somatik(2) dan flagellar(8) antigen selain kapsuler(7i) 9
1. Antigen2 (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari
tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida
atau disebut uga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan
alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.
2
8/16/2019 d.typi print 18 mei
4/27
2. Antigen8 (Antigen :lagella), yang terletak pada flagella, fimbriae
atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu
protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap
panas dan alkohol.
3. Antigen7i yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang
dapat melindungi kuman terhadap fagositosis.
;etiga macam antigen tersebut di atas didalam tubuh penderita akan
menimbulkan pula pembentukan 5 macam antibodi yang la
8/16/2019 d.typi print 18 mei
5/27
Di dalam hati, kuman masuk kedalam kandung empedu, berkembang
biak, dan bersama cairan empedu dieksresikan secara intermiten ke dalam
lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagain
masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus. "roses yang sama
terulang kembali, karena makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka
saat fagositosis kuman Salmonella teradi pelepasan beberapa mediator
inflamasi yang selanutnya akan menimbulkan geala reaksi inflamasi
sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut,
instabilitas vaskular, gangguan mental, dan koagulasi. Di dalam plak
4eyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi aringan (S.typi
intra makrofag mengiduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambita, hiperplasi
aringan dan nekrosis organ). "erdarahan saluran cerna dapat teradi akibat
erosi pembuluh darah sekitar pla=ue "eyeri yang sedang mengalami
nekrosis dan hiperplasia akibat akumulasi sel!sel mononuklear di dinding
usus. "roses patologis aringen limfoid ini dapat berkembang hingga
kelapisan otot, serosa usus, dan data mengakibatkan perforasi. ndotoksin
dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya
komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskular, pernapasan,
dan gangguan organ lainnya.
!
8/16/2019 d.typi print 18 mei
6/27
2.4 Geala Klini!
"asa inkubasi demam tifoid sekitar 10#1! hari, rata#rata
2 minggu. $pektrum klinis demam tifoid tidak khas dari
asimtomatik atau ringan seperti panas disertai diare sampai
dengan klinis yang berat seperti panas tinggi, gejala septik,
ensefalopati, atau timbul komplikasi gastrointestinal berupa
perdarahan dan perforasi usus.
%
8/16/2019 d.typi print 18 mei
7/27
Demam merupakan gejala klinis terpenting yang timbul
pada semua penderita demam tifoid. Demam dapat muncul
tiba#tiba, dalam 1#2 hari menjadi parah dengan gejala yang
menyerupai septikemia karena Streptococcus daripada
Salmonella typhi.
"inggu ke#1 penderita mengalami demam (suhu
berkisar !0o'), nyeri kepala, epistaksis, batuk, anoreksia,
mual, muntah, konstipasi, diare, nyeri perut, nyeri otot, dan
malaise. ada demam tifoid umumnya berangsur#angsur
naik selama minggu ke#1, terutama sore dan malam hari
(febris remiten). ada minggu ke#2 dan ke# demam terus#
menerus tinggi (febris kontinyu) kemudian turun secara lisis.
$ekitar 10#1% dari pasien akan mengalami komplikasi,
terutama pada yang sudah sakit selama lebih dari 2 minggu.
*omplikasi yang sering dijumpai adalah reaktif hepatitis,
perda# rahan gastrointestinal, perforasi usus, ensefa# lopati
tifosa, serta gangguan pada sistem tu# buh lainnya
mengingat penyebaran kuman adalah secara hematogen.
ada sekitar 2% dari kasus, ruam makular atau
makulo# papular (rose spots) mulai terlihat pada hari ke 7#10,
terutama pada orang berkulit putih, dan terlihat pada dada
bagian ba+ah dan abdo# men pada hari ke 10#1% serta
menetap selama 2# hari. ila tidak terdapat komplikasi,
gejala klinis akan mengalami perbaikan dalam +aktu 2#!
minggu.
2." Diagnosis
a. "emeriksaan darah tepi
-
8/16/2019 d.typi print 18 mei
8/27
ada demam tifoid sering disertai anemia dari yang
ringan sampai sedang dengan peningkatan laju endap darah,
gangguan eritrosit normokrom normositer, yang diduga
karena efek toksik supresi sumsum tulang atau perdarahan
usus. idak selalu ditemukan leukopenia, diduga leukopenia
disebabkan oleh destruksi leukositoleh toksin dalam
peredaran darah. $ering hitung leukosit dalam batas normal
dan dapat pula leukositosis, terutama bila disertai komplikasi
lain. rombosit jumlahnya menurun, gambaran hitung jenis
didapatkan limfositosis relatif,aneosino/lia, dapat shift to the
left ataupun shift to the right bergantung pada perjalanan
penyakitnya. $erum lutamic aloacetic ransaminase
($) dan $erum lutamic yru3ic ransaminase ($)
seringkali meningkat, tetapi akan kembali menjadi normal
setelah sembuh. *enaikan $ dan $ tidak memerlukan
penanganan khusus. ambaran sumsum tulang menunjukkan
normoseluler, eritroid dan myeloid sistem normal, jumlah
megakariosit dalam batas normal.
b. 4ji 5idal
4ji 5idal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglutinin). 6glutinin yang spesi/k terhadap$almonella typhi terdapat dalam serum penderita demam
tifoid, pada orang yang pernah tertular $almonella typhi dan
pada orang yang pernah mendapatkan 3aksin demam tifoid.
6ntigen yang digunakan pada uij 5idal adalah suspensi
$almonella typhi yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium. ujuan dari uji 5idal adalah untuk menentukanadanya aglutinin dalam serum penderita yang diduga
7
8/16/2019 d.typi print 18 mei
9/27
menderita demam tifoid. Dari ketiga aglutinin (aglutinin , ,
dan 8i), hanya aglutinin dan yang ditentukan titernya
untuk diagnosis. $emakin tinggi titer aglutininnya, semakin
besar pula kemungkinan didiagnosis sebagai penderita
demam tifoid. ada infeksi yang aktif, titer aglutinin akan
meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang
+aktu paling sedikit % hari. eningkatan titer aglutinin empat
kali lipat selama 2 sampai minggu memastikan diagnosis
demam tifoid. 9nterpretasi hasil uji 5idal adalah sebagai
berikut :
# iter yang tinggi ( ; 1-0) menunjukkan adanya infeksi
akut
# iter yang tinggi ( ; 1-0) menunjukkan telah mendapat
imunisasi atau
pernah menderita infeksi
! /iter antibodi yang tinggi terhadap antigen 7i teradi pada carrier.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin dan yang
digunakan untuk diagnosis demam tifoid. $emakin tinggi
titernya semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini.
ada demam tifoid mula#mula akan terjadi peningkatan titer
antibodi . 6ntibodi timbul lebih lambat, namun akan tetap
menetap lama sampai beberapa tahun, sedangkan antibodi
lebih cepat hilang. ada seseorang yang telah sembuh,
aglutinin masih tetap dijumpai setelah !#- bulan,
sedangkan aglutinin menetap lebih lama antara & bulan < 2
tahun. 6ntibodi 8i timbul lebih lambat dan biasanya
=
8/16/2019 d.typi print 18 mei
10/27
menghilang setelah penderita sembuh dari sakit. ada
pengidap $.typhi, antibodi 8i cenderung meningkat. 6ntigen
8i biasanya tidak dipakai untuk menentukan diagnosis infeksi,
tetapi hanya dipakai untuk menentukan pengidap $.typhi. Di
9ndonesia pengambilan angka titer aglutinin > 1?!0 dengan
memakai uji +idal slide aglutination (prosedur pemeriksaan
membutuhkan +aktu !%menit) menunjukkan nilai ramal
positif &-. 6rtinya apabila hasil tes positif, &- kasus benar
sakit demam tifoid, akan tetapi apabila negatif tidak
menyingkirkan. anyak senter mengatur pendapat apabila
titer agglutinin sekali periksa > 1?200 atau pada titer
sepasang terjadi kenaikan ! kali maka diagnosis demam tifoid
dapat ditegakkan. 6glutinin banyak dikaitkan dengan pasca
imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang 8i aglutinin
dipakai pada deteksi pemba+a kuman $. typhi (karier).
anyak peneliti mengemukanan bah+a uji serologi +idal
kurang dapat dipercaya sebab dapat timbul positif palsu
pada kasus demam tifoid yang terbukti biakan darah positif
c. es 4@A
es 4@A merupakan tes aglutinasi
kompetitif semi kuantitatif yang sederhana dan cepat
(kurang lebih 2 menit) dengan menggunakan partikel
yang ber+arna untuk meningkatkan sensiti3itas.
$pesi/sitas ditingkatkan dengan menggunakan antigen
&
8/16/2019 d.typi print 18 mei
11/27
& yang benar#benar spesi/k yang hanya ditemukan
pada $almonella serogrup D. es ini sangat akurat
dalam diagnosis infeksi akut karena hanya mendeteksi
adanya antibodi 9g" dan tidak mendeteksi antibody
9g dalam +aktu beberapa menit. 5alaupun belum
banyak penelitian yang menggunakan tes 4@A ini,
beberapa penelitian pendahuluan menyimpulkan
bah+a tes ini mempunyai sensiti3itas dan spesi/sitas
yang lebih baik daripada uji 5idal. es ini dapat
menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan
untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah
dan sederhana, terutama dinegara berkembang.
6da ! interpretasi hasil :
*)Skala '!5 adalah >egatif Borderline. /idak menunukkan
infeksi demam tifoid. Sebaiknya dilakukan pemeriksaanulang 5! hari kemudian.
') Skala ?! adalah "ositif. 4enunukkan infeksi demam tifoid
5) Skala + adalah positif. -ndikasi kuat infeksi demam tifoid
d. "emeriksaan -g4 dipstik
4ji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di
elanda dimana dapat mendeteksi antibodi 9g" spesi/k
terhadap antigen B$ $. typhi dengan menggunakan
membran nitroselulosa yang mengandung antigen $. typhi
sebagai pita pendeteksi dan antibodi 9g" anti#human
immobiliCed sebagai reagen kontrol. emeriksaan ini
menggunakan komponen yang sudah distabilkan, tidak
10
8/16/2019 d.typi print 18 mei
12/27
memerlukan alat yang spesi/k dan dapat digunakan di
tempat yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang
lengkap.
e. Diagnosis mikrobiologik?pembiakan kuman
"etode diagnosis mikrobiologik adalah metode yang
paling spesi/k dan lebih dari &0 penderita yang tidak
diobati, kultur darahnya positip dalam minggu pertama. asil
ini menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika,
dimana hasil positip menjadi !0. "eskipun demikian kultur
sum#sum tulang tetap memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu
&0 positip. ada minggu#minggu selanjutnya hasil kultur
darah menurun, tetapi kultur urin meningkat yaitu =% dan
2% berturut#turut positif pada minggu ke# dan ke#!.
rganisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama
bulan dari &0 penderita dan kira#kira penderita tetapmengeluarkan kuman $almonella typhi dalam tinjanya untuk
jangka +aktu yang lama.
emeriksaan mikrobiologi yang digunakan adalah *ultur
(all culture? iakan empedu). 4ji ini merupakan baku emas
(gold standard) untuk pemeriksaan Demam ifoid?
paratyphoid. 9nterpretasi hasil : jika hasil positif maka
diagnosis pasti untuk Demam ifoid? aratifoid. $ebalikanya
jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam ifoid?
aratifoid, karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu antara lain jumlah darah terlalu
sedikit kurang dari 2mB), darah tidak segera dimasukan ke
dalam medial all (darah dibiarkan membeku dalam spuit
11
8/16/2019 d.typi print 18 mei
13/27
sehingga kuman terperangkap di dalam bekuan), saat
pengambilan darah masih dalam minggu# 1 sakit, sudah
mendapatkan terapi antibiotika, dan sudah mendapat
3aksinasi.*ekurangan uji ini adalah hasilnya tidak dapat
segera diketahui karena perlu +aktu untuk pertumbuhan
kuman (biasanya positif antara 2#7 hari, bila belum ada
pertumbuhan koloni ditunggu sampai 7 hari). ilihan bahan
spesimen yang digunakan pada a+al sakit adalah darah,
kemudian untuk stadium lanjut? carrier digunakan urin dan
tinja.
2. 6 Penatalaksanaan
4anagement atau penatalaksanaan secara umum, yang baik serta asupan
gi
8/16/2019 d.typi print 18 mei
14/27
diubah!ubah pada &aktu!&aktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi dan buang air kecil
harus diperhatikan karena kadang!kadang teradi obstipasi dan retensi
air kemih.
'. 'anage(en N)t#isi
"enderita penyakit demam /ifoid selama menalani pera&atan
haruslah mengikuti petunuk diet yang dianurkan oleh dokter untuk
dikonsumsi, antara lain9
a. 4akanan yang cukup cairan, kalori, vitamin protein b. /idak mengandung banyak serat.
c. /idak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d. 4akanan lunak diberikan selama istirahat.
4akanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertuuan untuk
memberikan makanan sesuai kebutuhan gi
8/16/2019 d.typi print 18 mei
15/27
Dosis yang diberikan untuk anak! anak $!*$$ mgkghari dibagi
menadi ? dosis untuk pemberian intravena biasanya cukup $
mgkghari. Diberikan selama *$!*? hari atau sampai @ hari
setelah demam turun. "emberian -ntra 4uskuler tidak dianurkan
oleh karena hidrolisis ester ini tidak dapatdiramalkan dan tempat
suntikan terasa nyeri. "ada kasus malnutrisi atau didapatkan
infeksi sekunder pengobatan diperpanang sampai '* hari.
')/iamfenikol 9 Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam
tifoid sama dengan kloramfenikol. ;omplikasi hematologis pada
penggunaan tiamfenikol lebih arang daripada kloramfenikol.
Dengan penggunaan tiamfenikol demam pada demam tiofoid
dapat turun rata!rata !+ hari. Dosis untuk anak!anak '$!5$
mgkghari dibagi menadi ? dosis, dapat ditingkatkan sampai $
mgkghari pada minggu pertama pengobatan.
5) ;otrimoksasol 9 Dosis dan efektifitas sama dengankloramfenikol, Dosis untuk
orang de+asa, 2 kali 2 tablet sehari,digunakan
sampai 7 hari bebas demam (1 tablet mengandung
=0 mg trimetoprim dan !00 mg sulfametoksaCol).
Demam rata#rata turun antara %#- hari. Dosis
rimetoprim 10 mg?kg?hari dan $ulfametoCaCole
%0 mg?kg?hari dibagi dalam 2 dosis. 4ntuk
pemberian secara syrup dosis yang diberikan untuk
anak !#% mg?kg?kali minum sehari diberi 2 kali
selama 2 minggu. @fek samping dari pemberian
antibiotika golongan ini adalah terjadinya
gangguan sistem hematologi seperti 6nemia
1!
8/16/2019 d.typi print 18 mei
16/27
megaloblastik, Beukopenia, dan granulositopenia.
Dan pada beberapa egara antibiotika golongan ini
sudah dilaporkan resisten.
?) Ampislin dan Amoksisilin 9 Dalam hal kemampuan menurunkan
demam, efektivitas ampisilin dan amoksisilin lebih kecil
dibandingkan dengan kloramfenikol. -ndikasi mutlak
penggunannnya adalah pasien demam tifoid dengan leukopenia.
Dosis yang dianurkan berkisar antara @!*$ mgkgBB
sehari,digunakan sampai @ hari bebas demam. Dengan
Amoksisilin dan Ampisilin, demam rata!rata turun @!# hari.
Dosis yang diberikan untuk anak *$$!'$$ mgkghari dibagi
menadi ? dosis selama 'minggu. "enurunan demam biasanya
lebih lama dibandingkan dengan terapi chloramphenicol.
)Sefalosporin generasi ketiga 9 Beberapa ui klinis menunukkan
bah&a sefalosporin generasi ketiga antara lain Sefopera
8/16/2019 d.typi print 18 mei
17/27
/erapi pada demam tifoid adalah untuk mencapai keadaan bebas demam
dan geala, mencegah komplikasi, dan menghindari kematian. ang uga tidak
kalah penting adalah eradikasi total bakteri untuk mencegah kekambuhan dan
keadaan carrier. "emilihan antibiotik tergantung pada pola sensitivitas isolat
Salmonella typhi setempat. 4unculnya galur Salmonella typhi yang resisten
terhadap banyak antibiotik (kelompok 4DE) dapat mengurangi pilihan
antibiotik yang akan diberikan. /erdapat ' kategori resistensi antibiotik yaitu
resisten terhadap antibiotik kelompok chloramphenicol, ampicillin, dan
trimethoprim! sulfamethoaalidiic acid resistant Salmonella typhi (>AES/ )
merupa! kan petanda berkurangnya sensitivitas terhadap fluoro=uinolone.
Antibiotik golongan fluoro=uinolone (ciprofloacin, ofloacin, dan
pefoacin) merupakan terapi yang efektif untuk demam tifoid yang disebabkan
isolat tidak resisten terhadap fluoro=uinolone dengan angka kesembuhan klinis
sebesar #F%, &aktu penurunan demam ? hari, dan angka kekambuhan dan fecal
carrier kurang dari '%. :luoro=uinolone memiliki penetrasi ke aringan yang
sangat baik, dapat membunuh S. typhi intraseluler di dalam monositmakrofag,
serta mencapai kadar yang tinggi dalam kandung empedu dibandingkan
antibiotik lain. Berbagai studi telah dilakukan untuk menilai efektivitas
fluoro=uinolone dan salah satu fluoro=uinolone yang saat ini telah diteliti dan
memiliki efektivitas yang baik adalah levofloacin. 1evofloacin diberikan
dengan dosis $$ mg, * kali sehari dan ciprofloacin diberikan dengan dosis
$$ mg, ' kali sehari masing!masing selama @ hari. 1evofloacin lebih
bermanfaat dibandingkan ciprofloacin dalam hal &aktu penurunan demam,
hasil mikrobiologi dan secara bermakna memiliki efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan ciprofloacin.
1-
8/16/2019 d.typi print 18 mei
18/27
Sebuah metaanalisis yang dipublikasikan pada tahun '$$#
menyimpulkan bah&a pada demam enterik de&asa, fluro=uinolone lebih baik
dibandingkan chloramphenicol untuk mencegah kekambuhan. >amun,
fluoro=uinolone tidak diberikan pada anak!anak karena dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan dan kerusakan sendi. Chloramphenicol sudah seak
lama digunakan dan menadi terapi standar pada demam tifoid namun
kekurangan dari chloramphenicol adalah angka kekambuhan yang tinggi (!
@%), angka teradinya carrier uga tinggi, dan toksis pada sumsum tulang.
A
8/16/2019 d.typi print 18 mei
19/27
2., Ko(+il!asi
Sebagai suatu penyakit sistemik, maka hampir semua organ utama
tubuh dapat diserang dan berbagai komplikasi serius dapat teradi. Beberapa
komplikasi yang dapat teradi pada demam tifoid yaitu9
*. ;omplikasi -ntestinal
;omplikasi intestinal yang dapat teradi, yaitu perdarahan
intestinal perforasi usus, ileus paralitik, pankreatitis.
"erdarahan intestinal
"ada plak peyeri usus yang terinfeksi (terutama ileum
terminalis) dapat terbentuk tukanluka berbentuk lonong dan
memanang terhadap sumbu usus. Bila luka menembus lumen ususdan mengenai pembuluh darah maka teradi perdarahan. Selanutnya
bila tukak menembus dinding usus maka perforasi dapat teradi.
Selain karena faktor luka, perdarahan uga dapat teradi karena
gangguan koagulasi darah (;-D) atau gabungan kedua faktor.
Sekitar '% penderitademam tifoid dapat mengalami perdarahan
minor yang tidak membutuhkan transfusi darah. "erdarahan hebat
dapat teradi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis
perdarahan akut darurat bedah ditegakan bila terdapat perdarahan
sebanyak mlkgBBam dengan faktor hemostasis dalam batas
normal. Gika penanganan terlambat, mortalitas cukup tinggi sekitar
*$!5'%, bahkan ada yang melaporkan sampai F$%. Bila transfusi
yang diberikan tidak dapat mengimbangi perdarahan yang
teradi,makatindakanbedahperlu dipertimbangkan.
1=
8/16/2019 d.typi print 18 mei
20/27
"erforasi usus
/eradi pada sekitar 5% dari penderita yang dira&at. Biasanya
timbul pada minggu ketiga namun dapat pula teradi pada minggu
pertama. Selain geala umum demam tifoid yang biasa teradi maka
penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang
hebat terutama di daerah kuadran kanan ba&ah yang kemudian
menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda!tanda ileus.
Bising usus melemah pada $% penderita dan pekak hati terkadang
tidak ditemukan karena adanya udara bebas di abdomen. /anda!tanda
perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun, dan bahkan
dapat syok. 1eukositosis dengan pergeseran ke kiri dapat menyokong
adanya perforasi.
Bila pada gambaran foto polos abdomen (B>25 posisi)
ditemukan udara pada rongga peritoneum atau subdiafragma kanan,
maka hal ini merupakan nilai yang cukup menentukan terdapatnya
perforasi usus pada demam tifoid.Beberapa faktor yang dapat
meningkatkankeadian perforasi adalah umur (biasanya'$!5$ tahun),
lama demam, modalitas pengobatan, beratnya penyakit, dan mobilitas
penderita.
Antibiotik diberikan secara selektif bukan hanya untuk
mengobati kuman S.Typhi tetapi uga untuk mengatasi kuman yang
bersifat fakultatif dan aerobik pada flora usus. mumnya diberikanantibiotik spektrum luas dengan kombinasikloramfenikoldan
ampisilinintravena. ntuk kontaminasi usus dapat diberikan
gentamisin metronida
8/16/2019 d.typi print 18 mei
21/27
ekstraintestinal
a.;omplikasi hematologi
;omplikasi hematologik berupa trombositopenia, hipofibrino!
genemia, peningkatan protombin time, peningkatan
partialthromboplastin time, peningkatan ibrindegradation product
sampai koagulasi intravaskular diseminata (;-D) dapat ditemukan
pada kebanyakan pasien demam tifoid. /rombositopenia sering
diumpai, hal ini mungkin teradi karena menurunnya produksi
trombosit di sum!sum tulang selama proses infeksi atau meningkatnya
destruksi trombosit di sistem retikuloendotelial. 2bat!obatan uga
memiliki peranan.
"enyebab ;-D pada demam tifoid belumlah elas. 8al!hal yang
sering dikemukakan adalah endotoksin mengaktifkan beberapa sistem
biologik, koagulasi dan fibrinolisis. "elepasan kinin, prostaglandin
dan histamin menyebabkan vasokontriksi dan kerusakan endotel
pembuluh darah dan selanutnya mengakibatkan perangsangan
mekanisme koagulasi 0baik ;-D kompensata maupundekompensata.
Bila teradi ;-D dekompensata dapat diberikan transfusi darah,
substitusi trombosit danatau faktor!faktor koagulasi bahkan heparin,
meskipun adapula yang tidak sependapat tentang manfaat pemberian
heparin pada demam tifoid.
b. 8epatitistifosa
"embengkakan hati ringan sampai sedang diumpai pada $%
kasus dengan demam tifoid dan lebih banyak diumpai karena S.typhi
daripada S.paratyphi. untuk membedakan apakah hepatitis ini oleh
karena tifoid, virus, malaria, atau amuba maka perlu diperhatikan
kelainan fisik, parameter laboratorium, dan bila perlu histopatologik
hati. "ada demam tifoid kenaikan en
8/16/2019 d.typi print 18 mei
22/27
dengan kenaikan serum bilirubin (untuk membedakan dengan
hepatitis oleh karena virus). 8epatitis tifosa dapat teradi pada pasien
dengan malnutrisi dan sistem imun yang kurang. 4eskipun sangat
arang, komplikasi hepato ensefalopati dapat teradi.
8ingga saat ini faktor yang mempengaruhi teradi heaptitis
tyfosa belum diketahui. >amun, kemungkinan ada faktor yang saling
mempengaruhi antara mikroorganisme Salmonella dengan sistem
imunitas yang menyebabkan teradi kerusakan hepar. 4ekanimse
Salmonella menyebabkan disfungsi hati, hingga saat belum diketahui
secara pasti, tetapi diduga teradi invasi secara langsung atau karena
endoktoksik yang menempel langsung di sel hati.
;eterkaitannya hepar pada keadaan ini ditandai dengan adanya
hepatomegali, ikteruk dan perubahan histopatologik dari hepar.
6ambaran klinis ikterus pada hepatitis typosa teradi dalam dua
minggu pertama demam. "rognosis biasanya baik apabila seak dari
a&al terapia merespon dengan baik.
c. "ankreatitis tifosa
4erupakan komplikasi yang arang teradi pada demam tifoid.
"ankreatitis sendiri dapat disebabkan oleh mediator proinflamasi,
virus, bakteri, cacing, maupun
8/16/2019 d.typi print 18 mei
23/27
sedangkan kelainan elektrokardiografi (;6) dapat teradi pada *$!
*% penderita. "asien dengan miokarditis biasanya tanpa geala
kardiovaskuler atau dapat berupa keluhan sakit dada, gagal antung
kongestif, aritmia, atau syok kardiogenik. Sedangkan perikarditis
sangat arang teradi. "erubahan ;6 yang menetap disertai aritmia
mempunyai prognosis yang buruk. ;elainan ini disebabkan kerusakan
miokardium oleh kuman S.typhi dan miokarditis sering sebagai
penyebab kematian. Biasanya pada pasien yang sakit berat, keadaan
akut dan fulminan.
e. 4anifestasi neuropsikiatrik tifoidtoksik
4anifestasi neuropsikiatrik dapat berupa delirium dengan atau
tanpa keang, semi!koma atau koma, par!inson rigidity"transient
par!insonism, sindroma otak akut, mioklonus generalisata,
meningismus, ski
8/16/2019 d.typi print 18 mei
24/27
2.- Penega$an
! 8igiene peorangan dan lingkungan
Demam tifoid ditularkan melalui rute fekal#oral, maka
pencagahan utama memutuskan rantai tersebut dengan
meningkatkan higiene perorangan dan lingkungan,
seperti mencuci tangan sebelum makan, penyediaan air
bersih, dan penanganan pembuangan limbah feses.
! -munisasi
9munisasi aktif terutama diberikan bila terjadi kontak
dengan pasien demam tifoid, terjadi kejadian luar biasa
dan untuk turis yang bepergian ke daerah endemik.
o 7aksin polisakarida (capsular 7i polysacharide), pada usia ' tahun
atau lebih diberikan secara intramuscular dan diulang setiap 5tahun.
o 7aksin tifoid oral , diberikan pada usia + tahun dengan interval
selang sehari (hari *,5 dan ), ulangan setiap 5! tahun. 7aksin ini
belum beredar di -ndonesia, terutama direkomendasikan untuk turis
yang bepergian ke daerah endemik.
2./ P#ognosis
rognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan
terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada
tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi
antibiotik yang adekuat, angka mortalitas E1. Di negara
berkembang, angka mortalitasnya ;10, biasanya karena
2
8/16/2019 d.typi print 18 mei
25/27
keterlambatan diagnosis, pera+atan, dan pengobatan.
"unculnya komplikasi, seperti perforasi gastrointestinal
atau perdarahan hebat, heaotpatitis tifosa, meningitis,
endokarditis, dan pneumonia, mengakibatkan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. ada
saat anamnesis, pasien dengan demam tifoid biasanya sering
mengeluhkan penurunan nafsu makan (anoreksia), mual, dan
muntah, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot
(mialgia), gangguan perut (perut kembung dan sakit), serta
diare atau konstipasi. ada pemeriksaan /sik, dapat ditemukan
adanya lidah kotor , hepatomegali, splenomegali,, bradikardia
relatif, hingga ruam makulopapular ber+arna merah muda,
2!
8/16/2019 d.typi print 18 mei
26/27
berdiameter 2# mm yang disebut dengan rose spot. old
standard untuk menegakkan diagnosis demam tifoid adalah
pemeriksaan 4uji 4@A. emeriksaan lain untuk demam tifoid
adalah uji serologi 5idal dan deteksi antibodi 9g" $almonella
typhi dalam serum. $aat ini, Fuorokuinolon menjadi drug of
choice lini pertama bagi pengobatan demam tifoid.
DA*TA0 PUSTAKA
*. Cammie, :.1. Samuel, -.4. '$$F. Salmonellosis# Principles o Internal $edicine#
Harrison %&h Ed . F#@!#$$.
'. Brusch, G.1. '$*$. Typhoid 'e(er . &&&. emedicine.medscape.com .
5. -katan Dokter Anak -ndonesia. '$$F. Buku A)ar Ine!si dan Pediatri Tropis *nd Ed .
Gakarta9 Badan "enerbit -DA-.
?. Doko Hidodo. '$$+. +u!u A)ar Ilmu Penya!it Dalam ilid III Edisi I-. Gakarta9
Departemen -lmu "enyakit Dalam :; -.
. >el&an E88, 1ie ;C, 8adisaputro S, Su&andoyo , Suharto, >asronudin, et al. A
singleblind randomized multicentre comparati(e study o e cacy and saety o le(o
2%
8/16/2019 d.typi print 18 mei
27/27
o/acin (s ciprolo/acin in the treatment o uncomplicated typhoid e(er. "aper presented
at9 th Annual 4eeting AS/480 '$$+ >ov0 Atlanta, SA.
+. >el&an E88, Chen ;, >afrialdi, "aramita D. 2 pen study on e cacy and saety o le(o
o/acin in treatment o uncomplicated typhoid e(er. Southeast Asian G /rop 4ed "ublic
8ealth '$$+0 5@(*)9 *'+!5$.
@. Chambers, 8.:. '$$+. Inectious Disease# +acterial and 0hlamydial. 0urrent $edical
Diagnosis and Treatment 12th Ed . *?'!+.
F. >epal, Achharya, 2ha AEA, Sah S. Enteric Hepatitis# A case report. 7ol *. '$*' 9 *$5!
*$?
#. ;hosla S>. Typoid 'e(er . "ostgrad 4ed G. >ov '$**0++(@F*)
*$. Eita ;aroli, Galees :atima, Ashok Chandra, 6agandeep Singh. Salmonella Hepatitis# An
3ncommon 0omplication o a 0ommon Disease. 7ol *. '$*' 9 *+$!*+*