Dunia Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dunia kesehatan

Citation preview

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    1/21

    DUNIA KESEHATANwelcome to Stikes Surya Global

    Rabu, 20 Maret 2013

    asuhan keperawatan bronkitis pada anakasuhan keperawatan bronkitis pada anak

    KONSEP BRONKH I TIS PADA ANAK

    1.1 PENGERTIAN

    Bronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan adanya

    suatu peradangan. Bisa disimpulkan bronkitis merupakan suatu gejala penyakitpernapasan. Sebetulnya ada dua pengertian bronkitis. Pertama, berdasarkan radiologi/ahli

    rontgen, bronkhitis merupakan gambaran foto paru-paru dengan kelainan pada saluran napas.Pada gambaran tersebut cirinya akan tampak sangat ramai dan jelas. Berbeda bila dalamkeadaan normal, gambaran saluran napas tak begitu jelas terlihat karena berisi udara. Tapi

    pada kasus bronkhitis akan muncul gambaran sebagian saluran napasnya tersumbat lendir

    atau ada peradangan.

    Kedua, menurut medis/dokter, bronkhitis merupakan kelainan pada saluran napas yangditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti bunyi grok-grok, bisa terdengar di

    bagian dada maupun punggung.

    Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada orang dewasa.Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun ia

    dapat juga merupakan penyakit tersendiri.

    Secara harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh adanya inflamasibronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguanrespiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa

    bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi

    bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )

    Bronkhitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi

    biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan

    penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitispada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994)

    Sebagai penyakit tersendiri, bronkhitis merupakan topik yang masih diliputi kontroversi

    dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang

    sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun denganpatokan diagnosis yang tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu, 1984)

    Kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena kurangnya konsesus

    mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan tentang

    hal ini masih sangat kurang.

    1.2 ANATOMI DAN FI SIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

    Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari

    http://adefittrah.blogspot.com/http://adefittrah.blogspot.com/
  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    2/21

    oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang

    kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan

    CO2 hasil dari metabolisme .

    a. Hidung

    Merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang dipisahkanoleh sekat septum nasi. Di dalamnya terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dan

    kotoran. Selain itu terdapat juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka

    nasalis media yang berfungsi untuk mengahangatkan udara.

    b. Faring

    Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.

    Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah

    depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa

    tempat terdapat folikel getah bening.

    c. Laring

    Merupakan saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara.

    Terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalamtrakea di bawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian

    epiglottis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.

    d. Trakea

    Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 20 cincin yang terdiri dari

    tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan

    jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu

    getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yangmasuk bersama-sama dengan udara pernapasan.

    e. Bronkus

    Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggianvertebra thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh

    jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri,

    terdiri dari 68 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 12 cincin

    dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disiniterdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.

    f. Bronkiolus

    Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidakmempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus

    respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara

    pertukaran gas.

    g. Alveoli

    Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel sel alveolar,

    sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II

    sel sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisipermukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah

    makrofag yang merupakan selsel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan

    bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting.

    h. Paru-paru

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    3/21

    Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung.

    Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2

    dikeluarkan dari darah.

    1.2.1 Fisiologi sistem pernafasan

    Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :

    1)Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan pengeluarancarbondioksida (CO2) secara keseluruhan.

    2)Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan

    sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel).

    Proses fisiologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup 3 proses yaitu:a. Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmosfir ke alveoli paru.

    b. Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke dalam kapiler paru.

    c. Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

    1.3 KLASIFIKASI

    Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :

    1. Bronkhitis Akut

    Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,

    merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai.

    Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol dankarena batuk berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa peradangan tersebut meliputi

    laring, trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut laringotrakeobronkhitis

    akut atau croup dan sering mengenai anak sampai umur 3 tahun dengan gejala suara

    serak, stridor, dan nafas berbunyi.

    2. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang

    Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada ialah mengenai

    batuk kronik dan atau berulang yang di singkat (BKB). BKB ialah keadaan klinis yang disebabkanoleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu

    berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai

    gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya. Dengan memakai batasan ini secara klinis jelas

    bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau berulang (BKB) yang telahdisingkirkan penyebab-penyebab BKB itu misalnya asma atau infeksi kronik saluran napas dan

    sebagainya.

    Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan patofisiologi bronchitis kronik,tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa

    bayi sampai anak umur 5 tahun yang menderita bronchitis kronik akan mempunyai resiko lebih

    besar untuk menderita gangguan pada saluran napas kronik setelah umur 20 tahun, terutama jika

    pasien tersebut merokok akan mempercepat menurunnya fungsi paru.

    1.4 ETIOLOGI

    Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Padakenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital maupun didapat.

    1. Kelainan kongenital

    Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factorpertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting. Bronchitis yang timbul

    congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :

    a. Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    4/21

    b. Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya,

    misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary fibrosis ), sindrom kartagener (

    bronkiektasis konginetal, sinusitis paranasal dan situs inversus ), hipo atau

    agamaglobalinemia, bronkiektasis pada anak kembar satu telur ( anak yg satudengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita bronkiektasis),

    bronkiektasis sering bersamaan dengan kelainan congenital berikut : tidak adanyatulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaan, kifoskoliasis konginetal.

    2. Kelainan didapat

    Kelaianan didapat merupakan akibat proses berikut :

    a. InfeksiBronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita pneumonia yang sering

    kambuh dan berlangsung lama, pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis

    maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya.

    b. Obstruksi bronkus

    Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh berbagai macam

    sebab : korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap

    bronkusPenyebab utama penyakit Bronkhitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh

    Rhinovirus, Respiratory Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus,

    Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut sering terjadi pada anak yang menderita

    Morbilli, Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkanbahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Infeksi sekunder

    oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang di lingkungan sosio-ekonomi yang baik.

    Faktor predisposisi terjadinya bronchitis akut adalah alergi, perubahan cuaca, polusiudara, dan infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan terjadinya bronchitis.

    Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang adalah sebagai berikut :

    a. Spesifik

    1.

    Asma2. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).

    3. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, hlamydia,

    pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.

    4. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.

    5. Sindrom aspirasi.

    6. Penekanan pada saluran napas

    7. Benda asing

    8. Kelainan jantung bawaan

    9. Kelainan sillia primer

    10. Defisiensi imunologis

    11.

    Kekurangan anfa-1-antitripsin

    12. Fibrosis kistik

    13. Psikisb. Non-spesifik1. Asap rokok

    2. Polusi udara

    1.5 PATOFISIOLOGI

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    5/21

    Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel

    silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan -

    Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3 4 hari - Batuk (mula-

    mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar -Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang

    setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama)(Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)

    Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya

    dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Pada

    bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme : factor obstruksibronkus, factor infeksi pada bronkus atau paru-paru, fibrosis paru, dan factor intrinsik dalam

    bronkus atau paru.

    Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar:

    1. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi padabronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan

    kemudian timbul bronchitis.

    2.

    Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian distal obstruksi danterjadi infeksi juga destruksi bronkus.

    Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik. Keluhan-

    keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhan-keluhan yang timbul erat

    dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasibronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhan-keluhan yang timbul

    umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal : adanya kerusakan dinding bronkus, akibat

    komplikasi, adanya kerusakan fungsi bronkus.

    Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronchitis, data dijelaskan

    sebagai berikut ;

    1. Infeksi pertama ( primer )

    Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital. Masih menjadi pertanyaan apakah infeksiyang mendahului terjadinya bronchitis tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi

    yang mendahului bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme penyebab

    pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkankerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronchitis, sedangkan infeksi virus tidak

    dapat ( misalnya adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan sebagainnya ).

    2.Infeksi sekunder

    Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi, apabila

    sputum pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi

    kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman

    anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti, anaerobic streptococci.

    Kuman yang erring ditemukan dan menginfeksi bronkus misalnya : streptococcuspneumonie, haemophilus influenza, klebsiella ozaena.

    1.6 TANDA DAN GEJALA

    Biasanya penyakit dimulai dengan tanda-tanda infeksi saluran napas akut (ISNA) atas

    yang disebabkan oleh virus. Batuk mula-mula kering, setelah 2 atau 3 hari batuk mulai

    berdahak dan menimbulkan suara lender. Pada anak dahak yang mukoid (kental) susahditemukan karena sering ditelan. Mungkin dahak berwarna kuning dan kental tetapi tidak

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    6/21

    selalu berarti telah terjadi infeksi bakteri sekunder. Anak besar sering mengeluh rasa sakit

    retrosternal dan pada anak kecil dapat terjadi sesak napas.

    Pada beberapa hari pertama tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan dada tetapi

    kemudian dapat timbul ronchi basah kasar dan suara napas kasar. Batuk biasanya akanmenghilang setelah 2-3 minggu. Bila setelah 2 minggu batuk masih tetap ada, mungkin telah

    terjadi kolaps paru segmental atau terjadi infeksi paru sekunder. Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada pasien bronchitis. Mengi dapat murnimerupakan tanda bronchitis akut, tetapi juga kemungkinan merupakan manifestasi asma pada

    anak tersebut, lebih-lebih bila keadaan ini sudah terjadi berulang kali.

    Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu:

    a. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah

    b. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak

    c. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis

    d. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar

    Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama, yaitu:

    a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien kurang istirahat

    b. Daya tahan tubuh klien yang menurunc. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik

    d. Kesenangan anak untuk bermain terganggu

    e. Konsentrasi belajar anak menurun

    Gejala awal Bronkhitis, antara lain :1) Batuk membandel

    Batuk kambuhan, berdahak-tidak, berat-tidak. Kendati ringan harus tetap diwaspadai karena bila keadaan batuk terus menerus bisa

    menghebat dan berlendir sampai sesak napas.

    2) Sulit disembuhkan

    Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan. Dalam sebulan batuk pileknya lebih dari seminggu dan baru sembuh dua minggu, lalu

    berulang lagi.

    3) Terjadi kapan saja

    Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar batuknya grok-grok bahkan sampai muntah. Bisa juga batuk baru timbul

    menjelang pagi. Atau habis lari-lari, ia kemudian batuk-batuk sampai muntah.

    1.7 KOMPLIKASI

    a) Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik

    b)Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat

    terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia

    c) Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi

    d)Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

    e) Gagal jantung kongestif

    f) Pneumonia

    1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

    a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.

    1.9 PENATALAKSANAAN

    a. Tindakan Perawatan1. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan

    lender/secret.

    2. Sering mengubah posisi.

    3. Banyak minum.

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    7/21

    4. Inhalasi.

    5. Nebulizer

    6. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu

    diberikan minum susu atau makanan lain.

    Pasien dengan bronchitis tidak dirawat di Rumahsakit kecuali ada komplikasi yang

    menurut dokter perlu perawatan di Rumahsakit, oleh karenanya perawatan lebih ditujukansebagai petunjuk kepada orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batukyang lama dan resiko terjadi komplikasi.

    a) Akibat batuk yang lama

    Pada bronchitis gejala batuk sangat menonjol, dan sering terjadi siang dan malamterutama pagi-pagi sekali yang menyebabkan pasien kurang istirahat atau tidur; pasien

    akan terganggu rasa aman dan nyamannya. Akibat lain adalah terjadinya daya tahan tubuh

    pasien yang menurun, anoreksia, sehingga berat badannya sukar naik. Pada anak yang

    lebih besar batuk-batuk yang terus menerus akan mengganggu kesenangannya bermain,dan bagi anak yang sudah sekolah batuk mengganggu konsentrasi belajar bagi dirinya

    sendiri, saudara, maupun teman-temannya.

    Untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambahbanyak dengan memberikan obat secara benar dan membatasi aktivitas anak untuk

    mencegah keluar banyak keringat, karena jika baju basah akan menyebabkan batuk-batuk

    (karena dingin). Untuk mengurangi batuk pada malam hari berikan obat batuk yang

    terakhir sebelum tidur. Anak yang batuk apalagi bronchitis lebih baik tidak tidur di kamaryang ber AC atau memakai kipas angin. Jika suhu udara dingin pakaikan baju yang hangat,

    bila ada yang tertutup leherya. Obat gosok membuat anak merasa hangat dan dapat tidur

    tenang.Bila batuk tidak segera berhenti berikan minum hangat tidak manis.

    Pada anak yang sudh agak besar jika ada dahak di dalm tenggorokannya beritahu

    supaya dibuang karena adanya dahak tersebut juga merangsang batuk.Usahakan

    mengurangi batuk dengan menghindari makanan yang merangsang seperti gorng-

    gorengan,permen,atau minum es.Jangan memandikan anak terlalu pagi atau sore,danmemandikan dengan air hangat.

    b) Terjadi komplikasi

    Bronkhitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi bronchitiskronik, sedangkan bronchitis kronik memungkinkan anak mudah mendapat infeksi.

    Gangguan pernafasan secara langsung sebagai akibat bronchitis kronik ialah bila lendir

    tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan terjadinya atelektasis atau bronkiektasis,kelainan ini akan menambah penderitaan pasien lebih lama.

    Untuk menghindarkan terjadinya komplikasi ini pasien bronchitis harus

    mendapatkan pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lender tidak selalu

    tertinggal dalam paru. Berikan banyak minum untuk membantu mengencerkan lendir;

    berikan buah dan makanan bergizi untuk mempertinggi daya tahan tubuh

    Pada anak yang sudah mengerti beritahukan bagaimana sikapnya jika ia sedang

    batuk dan apa yang perlu dilakukan. Pada bayi batuk-batuk yang keras sering diakhiri

    dengan muntah; biasanya bercampur lendir. Setelah muntah bayi menjadi agak tenang.Tetapi bila muntah berkelanjutan, maka dengan keluarnya makanan dapat menyebabkan

    bayi menjadi kurus serta menurunkan daya tahan tubuh. Untuk mengurangi kemungkinan

    tersebut setelah bayi muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.b.Tindakan Medis

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    8/21

    1. Jangan beri obat antihistamin berlebih

    2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial

    3. Dapat diberi efedrin 0,51 mg/KgBB tiga kali sehari

    4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative

    Karena penyebab bronchitis pada umumnya virus maka belum ada obat kausal.

    Antibiotik tidak berguna. Obat yang diberikan biasanya untuk penurun demam, banyakminum terutama sari buah-buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yangbanyak lendir, lebih baik diberi banyak minum. Bila batuk tetap ada dan tidak ada

    perbaikan setelah 2 minggu maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan

    antibiotic boleh diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis. Pemberianantibiotic yang serasi untuk M. Pneumoniae dan H. Influenzae sebagai bakteri penyerang

    sekunder misalnya amoksisilin, kotrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotik diberikan

    7-10 hari dan jika tidak berhasil maka perlu dilakukan foto thorak untuk menyingkirkan

    kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda sing dalam saluran napas, dantuberkolusis.

    1.10 PENCEGAHAN

    Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi

    gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak

    bertambah parah.a. Membatasi aktivitas anak

    b. Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan

    baju dingin, bila ada yang tertutup lehernya

    c. Hindari makanan yang merangsangd. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau

    terlalu sore, dan mandikan anak dengan air hangat

    e. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci

    tangan sebelum makan

    f. Menciptakan lingkungan udara yang bebas

    polusi

    g. Jangan mengkonsumsi makanan seperti telurayam, karena bisa menambah produksi lendirnya.

    Begitu juga minuman bersoda bisa jadi pencetus

    karena saat diminum maka sodanya akan naik kehidung dan merangsang daerah saluran pernapasan.

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    9/21

    BAB 3KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BRONKH ITI S

    A. Dasar data pengkaji an pasien

    1. Identitas Klien : Nama, umur, alamat, pendidikan, agama, no. register, diagnose medis2. Riwayat kesehatan :

    Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetic, riwayat tentang disfungsi pernapasansebelumnya, bukti terbaru penularan terhadap infeksi, allergen, atau iritan lain, trauma.

    3. Pemeriksaan Fisik :

    a) B1 (Breathing)

    Adanya retraksi dan pernapasan cuping hidung, warna kulit dan membrane mukosa

    pucat dan cyanosis, adanya suara serak, stridor dan batuk. Pada anak yang menderitabronchitis biasanya disertai dengan demam ringan, secara bertahap mengalami

    peningkatan distress pernapasan, dispnea, batuk non produktif paroksimal, takipnea

    dengan pernapasan cuping hidung dan retraksi, emfisema,

    Gejala

    1) Takipnea (barat saat aktivitas)

    2) Batuk menetap dengan sputum terutama pagi hari

    3) Warna sputum dapat hijau, putih, atau kuning dan dapat banyak sekali

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    10/21

    4) Riwayat infeksi saluran nafas berulang

    5) Riwayat terpajan polusi(rokok dll)

    Tanda

    1) Lebih memilih posisi fowler/semi fowler untuk bernafas

    2) Penggunaan otot bantu nafas

    3) Cuping hidung4) Bunyi nafas krekel(kasar)

    5) Perkusi redup(pekak)

    6) Kesulitan bicara kalimat(umumnya hanya kata-kata yang terputus-putus)

    7) Warna kulit pucat,normal atau sianosis

    8) Clubing finger(jari tabuh)

    b) B2 (Blood)

    Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah

    Tanda : Peningkatan TD, Takikardi, Distensi vena jugularis, Bunyi jantung

    redup(karena cairan di paru-paru), Warna kulit normal atau sianosis

    c) B3 (Brain)

    Klien tampak gelisah, peka terhadap rangsang, ketakutan, nyeri dada,

    d) B4 (Bladder)

    Tidak ditemukan masalah, tidak ditemukan adanya kelainan.

    e) B5 (Bowel)

    Gejala

    1) Mual/muntah

    2) Nafsu makan menurun

    3) Ketidakmampuan makan karena distres pernafasan

    4) Penurunan berat badan.

    5) Nyeri abdomen

    Tanda

    1) Turgor kulit buruk

    2) Edema

    3) Berkeringat

    4) Palpitasi abdomial dapat menunjukkan hepatomegali

    f) B6 (Bone)

    Gejala

    1) Keletihan,kelelahan

    2) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas karena sulit bernafas

    3) Ketidakmampuan untuk tidur, perlu dalam posisi duduk tinggi

    4) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan

    Tanda

    1) Keletihan

    2) Gelisah

    3) Insomnia

    B. Pemeri ksaaan diagnostik

    1. Rongent

    Peningkatan tanda bronkovaskuler

    2. Tes fungsi paru

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    11/21

    Memperkirakan derajad disfungsi paru

    3. Volume residu

    Meningkat

    4. GDA

    Memperkirakan progresi penyakit(Pa02 menurun dan PaCO2 meningkat atau

    normal)5. Bronkogram

    Pembesaran duktus mukosa

    6. Sputum

    Kultur untuk menentukan adanya infeksi,identifikasi pathogen

    7. EKG

    Disritmia arterial

    8. EKG latihan

    Membantu dalam mengkaji derajad disfungsi paru untuk program latihan

    C. Priori tas perawatan

    1. Mempertahankan patensi jalan nafas2.

    Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas

    3. Mempertahankan pola nafas yang efektif4. Meningkatkan masukan nutrisi5. Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi serta mencegah infeksi6. Mengurangi kecemasan yang dialami klien7. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan

    D. Diagnosa perawatan

    1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

    2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme

    bronchus.

    3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

    4.

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mualmuntah.

    5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit

    kronis.

    6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

    7. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

    penyakit dan perawatan di rumah

    E. I ntervensi1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

    Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.

    Rencana Tindakan:

    a. Auskultasi bunyi nafas

    Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.

    b. Kaji/pantau frekuensi pernafasan.

    Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.

    c. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir

    Rasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.

    d. Observasi karakteristik batuk

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    12/21

    Rasional : Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan

    e. Tingkatkan masukan cairan sampai 1500-2000 ml/hari

    Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.

    2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.

    Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress

    pernafasan.

    Rencana Tindakan:

    a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

    Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.

    b. Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.

    Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan

    c. Latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas.

    Auskultasi bunyi nafas.

    Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi

    d. Awasi tanda vital dan irama jantung

    Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.

    e. Awasi GDA

    Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.

    f. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA

    Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

    3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

    Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.

    Rencana Tindakan:

    a. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir

    Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.

    b. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat

    Rasional : memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.

    c. Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan

    Rasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.

    4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

    Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan.

    Rencana Tindakan:

    a. Kaji kebiasaan diet.

    Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.

    b. Auskultasi bunyi usus

    Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.

    c. Berikan perawatan oral

    Rasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.

    d. Timbang berat badan sesuai indikasi.

    Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

    e. Konsul ahli gizi

    Rasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    13/21

    5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.

    Tujuan : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko tinggi

    Rencana Tindakan:

    a. Awasi suhu.

    Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi.

    b. Observasi warna, bau sputum.

    Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya infeksi.

    c. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.

    Rasional : mencegah penyebaran patogen.

    d. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.

    Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.

    e. Berikan anti mikroba sesuai indikasi

    Rasional : Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur.

    6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

    Tujuan : pasien akan mengalami penurunan rasa ketakutan dan ansietas.

    Rencana tindakan:

    a. Kaji tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat).

    Rasional : Dengan mengetahui tingkat kecemasan klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.

    b. Berikan dorongan emosional.

    Rasional : Dukungan yang baik memberikan semangat tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang dialami.

    c. Beri dorongan mengungkapkan ketakutan/masalah

    Rasional : Mengungkapkan masalah yang dirasakan akan mengurangi beban pikiran yang dirasakan

    d. Jelaskan jenis prosedur dari pengobatan

    Rasional : Penjelasan yang tepat dan memahami penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam tindakan perawatan dan pengobatan.

    e. Beri dorongan spiritual

    Rasional : Diharapkan kesabaran yang tinggi untuk menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME atas kesembuhannya.

    7. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan di rumah

    Tujuan : Mengatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.

    Intervensi :

    a. Jelaskan proses penyakit individu

    Rasional : Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan partisipasi pada rencana pengobatan.

    b. Instruksikan untuk latihan afas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.

    Rasional : Nafas bibir dan nafas abdominal membantu meminimalkan kolaps jalan nafas dan meningkatkan toleransi aktivitas

    c. Diskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi misalnya udara, serbuk, asap tembakau.

    Rasional : Faktor lingkungan dapat menimbulkan iritasi bronchial dan peningkatan produksi sekret jalan nafas.

    F. I mpelementasi

    Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalamrencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu

    dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon

    pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaanperawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan

    jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah

    komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang prosespenyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan)

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    14/21

    G. Evaluasi

    Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadapperawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai,

    Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan,

    respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkankemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang

    mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

    jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi

    tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahamikondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)

    DAFTAR PUSTAKA

    - Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

    Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester,

    Edisi 3, Jakarta : EGC

    - Dona L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakrta : Buku Kedokteran

    EGC

    - Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan

    - Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

    - dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA ANAK DENGAN BRONKHI TIS

    A. PENGKAJIAN

    1. Identitas Klien

    a. Biodata

    Nama : An. S

    Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 10 Maret 1999Usia : 11 tahun (anak pertama)

    Jenis kelamin : Laki-laki.

    Nama ayah/ ibu : Tn. B/ Ny. D

    Pendidikan ayah/ ibu : SMA/ SMA

    Agama : Islam

    Suku bangsa : Jawa/ Indonesia

    Alamat : Ds. Bdg Kec. Po

    No. Register : 02235

    Tanggal MRS : 5 September 2010 pukul 07.30 WIB

    Tanggal Pengkajian : 5 September 2010 pukul 10.00 WIB

    Sumber informasi : Ibu dan anak

    Diagnosa medis : Bronkhitis alergika.

    b. Keluhan utamaIbu mengungkapkan An. S sejak makan semangka batuk terus menerus selama 2 hari, bila untuk lari anak merasa sesak.

    c. Riwayat penyakit sekarang

    2 hari sebelum kunjungan ke Poli Anak, klien makan semangka. + jam setelah klien makan semangka klien batuk-batuk, diserta

    dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah berat saat anak lari-lari. Kemudian oleh ibu anak dibawa ke Poli Anak RSUD Dr. Harjono Ponorogo

    d. Riwayat penyakit dahulu

    Klien menderita alergi sejak usia 10 bulan dengan keluhan batuk disertai dengan sesak kemudian berobat dan sembuh. Pada usia anak 2

    tahun kambuh lagi kemudian klien periksa dan rutin kontrol selama + tahun. Pada usia 10 tahun kambuh lagi setelah memakan buah melon. Klien

    bisa memenuhi kebutuhan tidurnya, ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dikonsumsi anakanya terutama buah-buahan yang dapat

    menyebabkan alergi.

    e.Riwayat penyakit keluarga

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    15/21

    Ibu mengungkapkan bahwa ayah klien alergi terhadap debu rumah dan buah kelengkeng, tetapi didalam anggota keluarga tidak ada

    yang menderita asma.

    f.Riwayat kehamilan dan persalinan

    Klien lahir dengan berat badan lahir 3100 gram, lahir langsung menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu periksa ke bidan praktek.

    Klien minum ASI sampai usia 6 bulan, PASI dan bubur susu diberikan sampai anak berusia 5 tahun. Susu yang diberikan adalah Lactogen.

    g.Riwayat imunisasi

    Klien telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu: BCG, Polio, DPT, Campak dan hepatitis.

    h.Riwayat nutrisi

    Ibu mengungkapkan An. S diberikan ASI sampai usia 6 bulan, PASI dimulai pada saat usia anak mencapai 4 bulan, makanan tambahan

    berupa bubur susu diberikan pada saat anak berusia 4 bulan. Pada saat pengkajian BB 34 Kg, TB 140 cm. Ibu mengungkapkan anak sulit makan

    selama sakit ini, makanan yang disajikan tidak pernah dihabiskan.

    i. Riwayat tumbuh kembang

    Pada saat ini anak memasuki masa Industri Vs Inferior. Pada saat ini bersekolah di SD kelas 5. Selama sekolah ini klien tidak pernah

    tinggal kelas, anak sering menghias kamarnya.

    j. Data Psikososial

    Ibu mengungkapkan bertempat tinggal di daerah yang penduduknya padat. Pendapatan keluarga + 750.000,-/ bulan.

    k. Pemeriksaan fisik

    1) Keadaan umum

    Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk, tampak agak sesak, tekanan darah 100/70 mmHg,

    nadi 92 x/mnt, suhu 37OC, pernafasan 26 x/mnt teratur.

    2) Kepala dan leher

    Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong pendek.

    Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.

    Telinga tidak ada serumen.

    Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

    Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.

    Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/ nyeri, tidak ada kaku kuduk.

    3) Dada dan thoraks

    Pergerakan dada simetris, Wheezing +/+, Ronchi +/+, retraksi otot bantu pernafasan ringan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di

    midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2tunggal tidak ada bising/ murmur.

    4) Abdomen

    Bentuk simetris, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba.

    5) Ekstrimitas

    Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot adalah 5 untuk masing-masing ekstrimitas, GCS 15. Klien mampu menggerakkan

    ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi.

    l. Pemeriksaan penunjang medis Tanggal 5 September 2010

    DL:

    Hb 12,2 gr %, LED 41/ 70, leukosit 9000, diff. Count -/ -/ 3/ 56 / 40/ 1

    Pemeriksaan alergi:

    House dust 10,3 mm, coklat 12,7 mm, udang 12,5 mm, histamin 30,8 mm.

    Foto thoraks:

    Tidak didapatkan kelainan, sinus phrenicostalis tajam.

    2. Anali sa data

    Nama : An S Ruang : Delima

    Umur : 11 thn No register : 02235

    Data Etiologi Masalah

    S:

    O:

    Ibu mengungkapkan anak batuk disertairiak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu.

    Pemeriksaan fisik dada :

    - Wheezing +/+.- Rhonci +/+.

    - RR 26 x/mnt, teratur.

    - Retraksi intercosta ringan.

    Peningkatan produksi secret Ketidakefektifanbersihan jalan nafas

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    16/21

    - Pergerakan dada simetris, irama nafasteratur.- TTV :

    TD : 100/70 mmHg,

    N : 92 x/mnt,

    S : 37O

    C,RR : 26 x/mnt teratur.

    S:

    O:

    - Ibu mengungkapkan sulit mengontrol

    makanan yang dimakan oleh anak yangmenjadi sumber alergi.

    - Klien menderita alergi sejak 10 bulan

    dan kambuh kembali pada usia 2 dan 10

    tahun.- Klien batuk disertai sputum, agak

    sesak, RR 26 x/mnt.

    - Pemeriksaan Penunjang :DL:Hb 12,2 gr %, LED 41/ 70, leukosit

    9000, diff. Count -/ -/ 3/ 56 / 40/ 1

    Pemeriksaan alergi:House dust 10,3 mm, coklat 12,7 mm,

    udang 12,5 mm, histamin 30,8 mm.

    Foto thoraks:Tidak didapatkan kelainan, sinus

    phrenicostalis tajam.

    Ketidakpatuhan Ketidakefektifan

    penatalaksanaanregimen pengobatan

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Nama : An. S Ruang : Delima

    Umur : 11 thn No register : 02235

    No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi TT

    1 5 Sept 2010 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

    berhubungan dengan peningkatan produksi

    sekret yang ditandai dengan Ibumengungkapkan anak batuk disertai riak

    dengan sesak sejak 2 hari yang lalu,

    Wheezing +/+, Rhonci +/+, RR 26 x/mnt,teratur, Retraksi intercosta ringan. TTV :

    TD: 100/70, N: 92 x/mnt, S: 37OC

    -

    2 5 Sept 2010 Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen

    pengobatan berhubungan dengan

    -

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    17/21

    ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu

    mengungkapkan sulit mengontrol makanan

    yang dimakan oleh anak yang menjadi

    sumber alergi

    C. RENCANA TI NDAKAN

    Nama : An. S Ruang : Delima

    Umur : 11 thn No register : 02235

    No Dx. Kep Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

    1. Ketidakefektifan

    bersihan jalannafas

    berhubungan

    dengan

    peningkatanproduksi sekret

    Jalan nafas

    bersih danpatent setelah

    mendapat

    tindakan

    keperawatan.

    - Pada saat

    bernafas tidakmenggunakan

    otot-otot bantu.

    - frekwensi

    nafas dalam batasnormal 15-30

    x/mnt.

    - suara nafasbronchovesikuler.

    1. Jelaskan pada

    klien dankeluarga

    beberapa

    tindakan yang

    dapatdilakukan

    untuk

    meningkatkanproses

    pengeluaran

    sekret.

    2. Anjurkan

    kepada klien

    dan keluargaagar

    memberikan

    minum lebihbanyak dan

    hangat kepada

    klien.

    3.

    Ajarkan padakeluarga

    fisioterapi

    nafas danlatihan batuk

    efektif

    1. Pengetahuan

    yang memadaimemungkinka

    n keluarga dan

    klien

    kooperatifdalam

    tindakan

    perawatan.

    2.

    Peningkatanhidrasi cairan

    akan

    mengencerkansekret

    sehingga

    sekret akanlebih mudah

    dikeluarkan.

    3. Fisoterapi

    nafasmelepaskan

    sekret dari

    tempatperlekatan,

    postural

    drainasememudahkan

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    18/21

    2. Ketidakefektifanpenatalaksanaan

    regimen

    pengobatan

    berhubungandengan

    ketidakpatuhan

    Orang tuamenunjukkan

    keinginan untukberperan akti

    dalam

    penatalaksanaan

    pengobatan danperawatan agar

    efektif setelah

    mendapatpenjelasan dari

    petugas.

    - Orang tua

    mengetahuifaktor-faktor

    yang

    mempengaruhitimbulnya alergi.

    - Orang tua

    mengetahui cara

    dan tindakan

    yang dilakukanuntuk

    menghindarikontak dengan

    alergen.

    4. Lakukan

    suction dannebulizer

    5. Kolaborasidengan tim

    medis dalam

    pemberian :- efedrin 0,5

    1 mg/KgBB

    tiga kali

    sehari

    - Chloralhidrat 30

    mg/Kg BBsebagai

    sedative

    1. Berikanpenyuluhan

    pada keluarga

    tentang bahan-bahan terutama

    makanan yangmenjadi bahan

    alergen bagianak.

    2. Diskusikandengan

    keluarga

    mengenaialternatif

    tindakan yang

    mungkindilakukanuntuk

    menghindari

    kontak dengan

    alergen.3. Berikanpositif

    reinforcementp

    pengaliransekret, batukefektif

    mengeluarkan

    sekret secara

    adekuat.

    4. Mengeluarkan

    secret

    5. Untukmempercepat

    penyembuhan

    klien

    1. Pengetahuan

    yangmemadai

    memungkink

    an klien dankeluarga

    koopertifterhadap

    tindakanperawatan.

    2. Alternatifcara yang

    dipilih oleh

    keluargamerupakan

    jalan keluar

    yang sesuaidengankeadaan

    keluarga.

    3. Positifreinforcement

    meningkatka

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    19/21

    ada orang tuadan anak jikakooperatif.

    4. KolabImunoterapi

    dalam

    pemberiannebulizer

    .

    n rasapercaya diridan motivasi

    keluarga

    untuk

    berperan aktidalam

    perawatan

    klien

    4. Untuk

    mengencerkan sekret

    D. IMPLEMENTASI

    Nama : An. S Ruang : Delima

    Umur : 11 thn No register : 02235

    Tgl/ Pukul No. Dx Pelaksanaan tindakan

    5 Sept 2010

    1.30 WIB

    1. 1. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan

    dengan batuk, tetapi bila sekret kental akan mempersulit

    pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan

    dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuaidosis dan tepat waktu.

    2. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang

    lebih banyak kepada anak dan yang hangat.3. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu

    menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan

    keras sampai riak keluar.

    4. Memberikan penjelasan tentang pengobatan (ECD) danperawatan klien dirumah.

    5. Melakukan suction

    5 Sept 2010

    2.30 WIB

    2. 1. Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang

    seharusnya dihindari oleh anak.

    2. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapatdilakukan untuk menghindari alergen yaitu:

    Membersihkan rumah. Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber

    alergen.

    Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen

    dengan makanan yang lain. Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan

    yang menjadi sumber alergen.

    a) Memberikan pujian dan dorongan terhadap

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    20/21

    rencana tindakan keluarga yang positif.b) Mengevaluasi

    6 Sept 2010

    08.00 WIB

    1. 1. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang

    lebih banyak kepada anak dan yang hangat.2. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu

    menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengankeras sampai riak keluar.

    3. Memberikan terapi nebulizer

    6 Sept 201010.00 WIB

    2. 1. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapatdilakukan untuk menghindari alergen yaitu:

    Membersihkan rumah. Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber

    alergen. Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen

    dengan makanan yang lain. Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan

    yang menjadi sumber alergen.

    E. EVALUASI

    Nama : An S Ruang : Delima

    Umur : 11 thn No register : 02235

    No Tanggal 5 Septembet 2010 Tanggal 6 Septembet 2010 TT

    1. Subyektif :Ibu mengungkapkan dapat memahami

    penjelasan yang diberikan olehpetugas tentang tindakan yang

    mungkin dilakukan untuk

    memudahkan pengeluaran riak.

    Obyektif :- Ibu mampu menjelaskan kembali

    apa yang telah dijelaskan petugas

    sesuai dengan bahasa ibu sendiri.- Ibu tampak menganggukkan kepala

    saat dijelaskan oleh petugas.

    - Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi

    +/+.TTV :

    TD : 100/70 mmHg,

    N : 92 x/mnt,S : 37

    OC,

    RR : 26 x/mnt teratur.

    Assesment :Masalah belum teratasi.

    Subyektif :Ibu mengungkapkan dapat memahami

    penjelasan yang diberikan olehpetugas tentang tindakan yang

    mungkin dilakukan untuk

    memudahkan pengeluaran riak.

    Obyektif :- Ibu mampu menjelaskan kembali

    apa yang telah dijelaskan petugas

    sesuai dengan bahasa ibu sendiri.- Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi

    +/+.

    TTV :

    TD : 110/70 mmHg,N : 90 x/mnt,

    S : 36,5OC,

    RR : 28 x/mnt teratur.

    Assesment :Masalah teratasi sebagian

    .

    Planning :

  • 5/28/2018 Dunia Kesehatan

    21/21

    Planning :Ibu mengerti tentang penjelasan

    tentang tindakan untuk membantu

    pengeluaran sekret.

    Ibu mengerti tentang penjelasan

    tentang tindakan untuk membantu

    pengeluaran sekret.

    Kontrol 3 minggu lagi

    2. Subyektif :Ibu mengungkapkan belum begitumengerti penjelasan tentang faktor

    yang menjadi penyebab batuk batuk

    dan sesak pada anaknya dan carauntuk menghindarinya.

    Obyektif :Ibu dapat menjelaskan kembalitentang alergen dan usaha untuk

    menghindarinya namun belum lancer

    Assesment :Masalah belum teratasi.

    Planning :Berikan health education tentangallergen kepada keluarga atau ibu

    Subyektif :Ibu mengungkapkan sudah mengertipenjelasan tentang faktor yang

    menjadi penyebab batuk batuk dan

    sesak pada anaknya dan cara untukmenghindarinya.

    Obyektif :Ibu dapat menjelaskan kembalitentang alergen dan usaha untuk

    menghindarinya.

    Assesment :Masalah teratasi.

    Planning :Rencana perawatan dihentikan,kontrol dihentikan.

    .Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih

    bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.

    2.Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.

    3.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

    Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ;

    editor, Monica Ester, Edisi