3
Proses pembuatan Tak sulit untuk membuat briket kulit durian. Pertama, kulit durian dicacah, baik secara manual maupun menggunakan pencacah. Dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional VIII di Pontianak, beberapa waktu lalu, pengunjung terpesona melihat kreasi para pelajar dari Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak. Mereka menunjukkan kebolehannya dengan menyuguhkan alat pencacah kulit durian berkapasitas 500-1.000 kg/jam. Dengan tenaga diesel 7 HP, diperoleh hasil cacahan dengan dimensi yang bisa diatur. Pengaturan mata pisau pun bisa diatur secara fleksibel. Hasil cacahan dijemur, kemudian dioven dalam suhu 100 derajt Celcius selama 30 menit. Setelahkering dimasukkan ke furnace sampai arang granular (pembakaran tidak sempurna). Dalam proses pembuatan arang granular akan dihasilkan arang berukuran besar (kasar) dan halus (powder). Arang besar bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif, sedangkan arang halus digunakan sebagai bahan baku briket. Namun demikian, arang graular berukuran besar pun dapat digunakan sebagai bahan bakar pemmbuatan briket kulit, tapi harus melalui proses penghalusan. Setalah dihaluska (biasanya dengan mesin crusher), arang yang dihasilkan dihancurkan dan ditambah dengan larutan kaji 10%, tanah hat 10%, dan larutan NaOH 1%. Selanjutnya dicetak menjadi briket. Tahap berikutnya adalah mengeringkan briket pada suhu tertentu (menggunakan oven), sehingga dihasilkan briket kulit durian dengan kadar air tertentu. Briket yang dihasilkan dioven lagi hingga kering. Tanda sudah kering, jika diletakkan di tangan terasa ringan. Selain itu, tak ada serbuk yang menempel di tangan. Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.

Durian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

durian

Citation preview

Proses pembuatanTak sulit untuk membuat briket kulit durian. Pertama, kulit durian dicacah, baik secara manual maupun menggunakan pencacah. Dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional VIII di Pontianak, beberapa waktu lalu, pengunjung terpesona melihat kreasi para pelajar dari Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak. Mereka menunjukkan kebolehannya dengan menyuguhkan alat pencacah kulit durian berkapasitas 500-1.000 kg/jam. Dengan tenaga diesel 7 HP, diperoleh hasil cacahan dengan dimensi yang bisa diatur. Pengaturan mata pisau pun bisa diatur secara fleksibel.

Hasil cacahan dijemur, kemudian dioven dalam suhu 100 derajt Celcius selama 30 menit. Setelahkering dimasukkan ke furnace sampai arang granular (pembakaran tidak sempurna). Dalam proses pembuatan arang granular akan dihasilkan arang berukuran besar (kasar) dan halus (powder). Arang besar bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif, sedangkan arang halus digunakan sebagai bahan baku briket.

Namun demikian, arang graular berukuran besar pun dapat digunakan sebagai bahan bakar pemmbuatan briket kulit, tapi harus melalui proses penghalusan. Setalah dihaluska (biasanya dengan mesin crusher), arang yang dihasilkan dihancurkan dan ditambah dengan larutan kaji 10%, tanah hat 10%, dan larutan NaOH 1%. Selanjutnya dicetak menjadi briket.

Tahap berikutnya adalah mengeringkan briket pada suhu tertentu (menggunakan oven), sehingga dihasilkan briket kulit durian dengan kadar air tertentu. Briket yang dihasilkan dioven lagi hingga kering. Tanda sudah kering, jika diletakkan di tangan terasa ringan. Selain itu, tak ada serbuk yang menempel di tangan.

Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk memancing seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.