Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FF
Dwi Sudarsono
Pedoman Monitoring & Evaluasi
PHBM
Didukung oleh
ii
Pedoman monitoring dan evaluasi (Monev) PHBMPenulis : Dwi Sudarsono, SH., SP.d
Kontributor Ide: Dr. Ir. Markum, M.Sc, dan Sulistyono
Copyright@2016All rights reserved
Penata aksara & Desain Sampul : Eko Susilo
Buku ini diterbitkan atas dukungan dari Ford Foundation
Diterbitkan oleh Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara (SAMANTA)Jl Garut 29B Taman Indah Mataram kodepos 62127Telp 0370 648257email : [email protected]://samanta.id
cetakan I, April 2016
iii
Sekapur Sirih
Pengelolaan hutan berbasis masyarakat (PHBM) telah menjadi program strategis nasional di bidang kehutanan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mentargetkan minimal 12,5 juta ha dari 19 juta ha area hutan yang
diperuntukkan PHBM atau juga dikenal dengan perhutanan sosial sampai tahun 2019. Sebanyak 8 juta keluarga diharapkan mendapat hak kelola PHBM. Target PHBM itu di antaranya hutan kemasyarakatan (HKm), hutan desa (HD), hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan adat. PHBM diperuntukkan bagi masyarakat setempat yang tinggal di sekitar hutan. Target PHBM itu belum termasuk skema Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Kehutanan (KK).
Program 12,5 juta ha PHBM itu gayung bersambut dengan 3 persoalan utama di sektor kehutanan. Pertama, secara nasional, kerusakan hutan mencapai 42 juta ha dari 130 juta ha, baik di hutan produksi, hutan lindung maupun hutan konservasi. Kontributor kerusakan hutan terbesar adalah illegal logging dan perambahan hutan. Diperkirakan, tidak kurang dari 1,1 juta ha hutan rusak tiap tahun. Kedua, sektor kehutanan menghadapi berbagai bentuk konflik, di antaranya konflik hak ulayat masyarakat adat, tata batas sampai perambahan hutan. Sekitar 31.000 desa berada di sekitar dan di dalam hutan. Keberadaan 31.000 desa itu tentu berpeluang bersentuhan dengan konlik pengelolaan hutan.
Ketiga, kemiskinan di sekitar hutan menjadi masalah lain yang harus segera diselesaikan. Tidak kurang dari 10 % penduduk miskin di Indonesia tinggal di se kitar dan di dalam hutan. Kondisi ini sekaligus mencerminkan kurang adilnya kue pembangunan kehutanan. Di satu sisi, jutaan keluarga miskin tinggal di sekitar dan di dalam hutan, sementara mereka mengalami keterbatasan hak akses mengelola dan memanfaatkan sumber daya hutan.
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencapai target 12,5 juta ha PHBM itu. Sejak 2007 berbagai kalangan, terutama LSM, telah fasilitasi praktik PHBM. Hingga kini, pemerintah telah mengeluarkan ijin usaha pemanfaatan HKm, HD dan HTR seluas 308,433 ha. Tantangan nya ke depan adalah bagaimana masyarakat mampu mengelola 12,5 juta ha beragai skema perhutanan sosial itu dengan baik. Seiring dengan citacita, mewujudkan hutan lestari, masyarakat sejahtera.
iv
Pedoman monitoring dan evaluasi (Monev) PHBM ini diharapkan menjadi instrument untuk memperkuat pelaksanaan PHBM. Pemerintah dapat menggunakan pedoman Monev PHBM sebagai alat untuk melakukan pemberdayaan masyarakat pengelola hutan. Sementara, kelompok/koperasi pengelola hutan dapat meng gunakan pedoman Monev untuk meningkatkan mutu tata kelola PHBM.
Penghargaan setinggitingginya kepada Dr. Markum dan Sulistiyono yang cukup banyak memberi warna terhadap mutu Pedoman Monev PHBM ini. Penulis juga menyampaikan penghargaan kepada kelompokkelompok pengelola hutan, dinas/instansi dan kalangan LSM yang telah terlibat memperkaya Pedoman Monev ini. Terimakasih pula kepada rekanrekan Samanta dan pegiat PHBM lainnya. Mereka adalah bagian dari sumber inspirasi sehingga Panduan Monev PHBM ini hadir di tengah pembaca.
Semoga panduan Monev PHBM ini bermanfaat.
Mataram, April 2016
Salam Penulis
v
Daftar IsiSekapur SirihDaftar IsiKatalogDaftar TabelDaftar Grafik
BAB I Pengantar CBFMApa PHBM itu ?Nilai dan prinsip Mengapa PHBM ?
BAB II MonevApa Monev itu ?Apa monitoring itu ?Apa evaluasi itu ?Mengapa Monev ?Apa perbedaan kegiatan Monev PHBM dengan Monev proyek/program pada umumnya ?
BAB III MENGGUNAKAN PANDUANBagaimana Menggunakan Panduan ini ?Cara Menggunakan PanduanApa Kriteria dan Indikator Keberhasilan PHBM ?Penjelasan Indikator Keberhasilan
BAB IV PERSIAPANPersiapan MonitoringPersiapan Evaluasi
BAB V PENGUMPULAN DATADari mana sumber data Monev ?Bagaimana mengumpulkan data Monev PHBM ?
BAB VI ANALISIS DATABagaimana menganalisa data Monev PHBM ? Langkahlangkah analisa data ?
BAB VII PELAPORANKerangka Isi Laporan MonitoringKerangka Isi Laporan Evaluasi
BAB VII REKOMENDASIMenyusun Kesimpulan dan Rekomendasi
Lampiran
iiiv
vi
Katalog
DKB-FA : Daftar Kayu Bulat Faktur Angkutan
DR : Dana reboisasi
FA-KB : Faktur Angkutan Kayu Bulat
HD : Hutan Desa
HHBK : Hasil Hutan Bukan Kayu
HHK : Hasil Hutan Kayu
HKm : Hutan Kemasyarakatan
HTR : Hutan Tanaman Rakyat
ITSP : Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan
IUPHHK : Ijin Usaja Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
KK : Kemitraan Kehutanan
LHC : Laporan Hasil Chruising
LHP-KB : Laporan Hasil Pemanenan/Pemungutan Kayu Bulat
LMKB : Mutasi Kayu Bulat
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
Monev : Monitoring evaluasi
P2LHP : Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan
PAK : Penetapan area kerja
PHBM : Pengelolaan hutan berbasis masyarakat
PSDH : Pungutan Sumber Daya Hutan
Renja : Rencana Kerja
RKT : Rencana Kerja Tahunan
RU : Rencana Umuma
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
vii
Daftar Tabel
viii
Daftar Grafik
1
PHBM adalah singkatan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, yaitu sistem pengelolaan hutan yang memberikan hak, kewajiban dan tanggungjawab masyarakat setempat untuk mengelola hutan.
PHBM merupakan wujud keberpihakan negara agar kue pembangunan kehutanan menetes ke bawah kepada masyarakat paling bawah. Siapa masyarakat setempat itu ? Mereka adalah masyarakat yang tinggal di sekitar dan di dalam hutan, termasuk kelompok perempuan.
Lalu, apa sistem pengelolaan hutan itu ? Secara sederhana dapat diartikan kesatuan dari bagianbagian yang saling mempengaruhi keberhasilan pengelolaan hutan. Bagianbagian itu diantaranya aturanaturan pengelolaan hutan, lembaga pengelola hutan dan kualitas nilai masyarakat dalam mematuhi aturan pengelolaan hutan, sistem budidaya lahan dalam kawasan hutan, dan usahausaha yang dikelola masyarakat atas hasilhasil hutan.
Dengan demikian, untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang baik, aturan harus baik, Lembaga pelaksana pengelola hutan juga harus konsisten menerapkan semua aturan pengelolaan hutan. Semua bagian sistem pengelolaan hutan itu harus dijalankan dengan baik jika menghendaki PHBM berhasil dan bermutu.
Apa PHBM itu?
2
Nilainilai yang harus dikembangkan dalam PHBM di antaranya :
Partisipatif, yaitu melibatkan para pihak, terutama masyarkat setempat, pada proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian, termasuk ikut mengambil keputusan.
Dari bawah ke atas (buttom up), yaitu setiap pengambilan keputusan dan perencanaan berdasarkan kesepakatan masyarakat.
Kesetaraan gender, yaitu antara lakilaki dan perempuan memiliki peluang sama dalam mendapat hak kelola dan memiliki hak kontrol dalam pengelolaan hutan.
Keberlanjutan, yaitu tidak mengambil manfaat sebanyakbanyaknya dan merusak, tetapi memberi manfaat secara terus menerus.
Keterbukaan, yaitu setiap anggota pengelola memiliki hak yang sama mendapatkan informasi kegiatan PHBM. Tidak boleh ada yang ditutuptutupi.
Kebersamaan, yaitu setiap anggota pengelola harus bertanggung jawab dan terlibat aktif bersamasama dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi PHBM, termasuk mengambil keputusan.
Sekurangkurangnya PHBM harus memenuhi 7 prinsip, yaitu :
Masyarakat memiliki peluang hak ases dan kontrol dalam pengelolaan hutan.
Memberdayakan masyarakat setempat. PHBM berbeda dengan swasta yang memiliki modal, tehnologi dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pemerintah paling bertanggung jawab terhadap pemberdayaan masyarakat.
Menghormati nilainilai dan budaya masyarakat setempat dalam mengelola hutan, termasuk pola kehidupan tradisional mereka.
Pemangku kepentingan harus berkolaboratif dan berbagi sumber daya baik masyarakat, pemerintah, pengusaha, LSM, maupun perguruan tinggi.
Diprioritaskan bagi keluarga miskin atau kelompok marginal lainnya, termasuk perempuan.
Memberi manfaat ekonomi, tanpa merubah fungsi hutan.
Dikelola secara lestari dan berkelanjutan.
Nilai dan Prinsip
Mengapa PHBM?
Tahun 2007 mencatat sejarah penting PHBM, karena pada tahun itu telah dikeluarkan Peraturan Menteri tentang Hutan Kemasyarakatan (HKm). Sejak itu, Pemerintah mengeluarkan berapa kebijakan yang memberi masyarakat hak akses dan kontrol dalam pengelolaan hutan. Masyarakat dapat memperoleh ijin pengelolaan hutan hingga 35 tahun dan dapat diperpanjang. Kebijakan PHBM itu, selain HKm di antaranya adalah hutan desa (HD), hutan tanaman rakyat (HTR)
3
dan Kemitraan Kehutanan (KK). Saat ini, keempat bentuk PHBM itu diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Kehutanan, antara lain:
P.55/MenhutII/2011 dan perubahannya P.31/ MenhutII/2013 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Rakyat Dalam Hutan Tanaman sebagai pengganti Permen Kehutanan No. 23 tahun 2007 dan No. 5 tahun 2008.
P.39/ MenhutII/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Kehutanan.
P.88/ MenhutII/2014 tentang Hutan Kemasyarakatan sebagai pengganti Permen Kehutanan No. 37 tahun 2007 dan beberapa perubahannya.
P.89/MenhutII/2014 tentang Hutan Desa sebagai pengganti Permen Kehutanan No. 49 tahun 2008.
Citacita yang ingin diwujudkan oleh peraturanperaturan menteri di atas tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap melestarikan hutan. Hutan lestari, masyarakat sejahtera. Berikut beberapa pengertian tentang HKm, HD, HTR dan KK menurut Permen Kehutanan di atas.
HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Pemberdayaan masyarakat setempat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (P.88/ MenhutII/2014).
HD adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa (P.89/MenhutII/2014).
HTR adalah pemanfaatan hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan ikutannya pada hutan produksi yang diberikan kepada perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur yang sesuai untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan (P.31/ MenhutII/2013).
KK adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui Kemitraan Kehutanan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (P.39/ MenhutII/2013).
Kementeria Lingkungan Hidup dan Kehutanan mentargetkan 19 juta ha kehutanan masyarakat, meliputi HKm, HD, HTR, HD dan hutan adat pada 20142019. Target luasan kehutanan masyarakat itu belum termasuk Kemitraan Kehutanan. Target minimal kehutanan masyarakat adalah seluas 12,7 juta ha di areal hutan lindung, produksi terbatas dan produksi tetap. Nantinya, perhutanan sosial diharapkan dikelola oleh minimal 8 juta keluarga (FKKM, 2015).
Hingga 2015, luas Penetapan Area Kerja (PAK) dan Ijin HKm, HD dan HTR mencapai 1,382,956.09 ha. Sementara area kerja yang sudah mendapat ijin usaha
4
pemanfaatan baru seluas 308,433 ha. Dengan demikian luas PAK masih tersisa 840.287,09. Secara rinci, data PAK dan ijin dapat dilihat pada grafik berikut (FKKM, 2015).
Grafik diatas memperlihatkan bahwa pencapaian ijin perhutanan sosial baru 22 % (308.433 ha) dari PAK seluas 1.382.956 ha. Ijin HKm baru 94,372 (29 %) dari PAK seluas 328.452,36 ha. Sedangkan, pencapaian ijin HD hanya mencapai 67.737 ha (22 %) dari PAK seluas 318.478,73 ha. Sementara pencapaian ijin HTR paling rendah, yaitu 146.324 ha (20%) dari PAK seluas 736,479.73
Terlepas dari minimnya pencapaian ijin, kebijakan Pemerintah di atas menunjukkan bahwa PHBM cukup strategis dalam kontek pembangunan kehutanan dan pemberdayaan masyarakat ke depan. Oleh karena itu, panduan Monev ini penting sebagai instrument untuk mewujudkan PHBM yang baik. Panduan Monev ini dapat menjadi alat pengukur kemajuan pelaksanaan PHBM di masa datang.
Grafik 1. Perbandingan Luas Penetapan Area Kerja dan Ijin HKm, HTR dan HD
5
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan Monev bukan saja menjadi kepentingan pengelola PHBM, yaitu masyarakat. Monev juga dapat dilakukan Pemerintah dan LSM pendamping, bahkan
lembaga donor, sesuai kepentingan masingmasing. Laporan Monev dapat menjadi pertimbangan bagi LSM pendamping/lembaga donor untuk memperbaiki pengelolaan program baik dalam skala managemen lembaga pengelola proyek maupun pelaksanaan program di lapangan.
Sesuai aturan, pemegang ijin HKm, HD dan HTR serta pelaksana KK harus membuat laporan setiap tahun. Sedangkan pemegang ijin harus menyerahkan laporan kepada pemberi ijin, dalam hal ini Bupati/Walikota/Gubernur. Selain itu, pemberi ijin akan mengevaluasi pelaksanaan PHBM setiap 5 tahun sekali. Dari hasil evaluasi, apabila PHBM tidak berhasil, pemberi ijin akan mencabut ijin atau mencabut ijin sementara waktu. Hal ini tentunya tidak boleh terjadi.
Oleh karena itu, Monev sangat penting dilakukan selama jangka waktu ijin dan Kemitraan Kehutanan selesai. Kita sering mendengar kegiatan “monitoring” digunakan secara bersamaan dengan “evaluasi”. Disingkat “Monev”. Misalnya, ada yang mengatakan “Kita akan melakukan Monev program”. Padahal keliru menggunakan kata “Monev” secara bersamaan, karena kegiatan monitoring dan evaluasi berbeda, meskipun ada persamaannya. Berikut perbedaan dan persamaan antara monitoring dan evaluasi.
Apa Monev itu?
Lokakarya HKm Jenggala
6
Tabel …. Perbedaan Monitoring dan Evaluasi
Kapan dilakukan ? Terus menerus dalam periode waktu tertentu, setidaknya setiap 3 – 4 bulan sekali
Setidaknya setahun sekali
• Capaianhasil(output)sesuai rencana kerja.
• Pelaksanaankegiatan,terutama berdasarkan rencana kegiatan dalam rencana kerja tahunan.
• Prosespelaksanaankegiatan.
• Efektifitasdanefisiensi sumber daya yang tersedia.
• Dampakekonomi,social, budaya, politik & lingkungan.
• Keberlanjutan(sustainability) program.
Apa yang diukur
Dilakukan anggota pengelola hutan dan dapat dibantu pihak lain.
• Dilakukanpihakluardengan melibatkan anggota pengelola hutan. Atau
• Dilakukananggotapengelola hutan dan dibantu pihak lain.
Siapa terlibat ?
Sumber informasi • Laporansurveycapaianhasil (out putl).
• Laporankegiatan.• Dokumentasifoto/film
• Laporansurveydampak.• Laporanmonitoring.• Dokumentasifoto/film.
Pengurus kelompok dan anggota.
Pengguna
Penggunaan • Umpanbalikbagipelaksanaan PHBM ke depan.
• Perubahanhasil(output) dan kegiatan yang sifatnya terbatas.
• Tidakmenjadipertimbangan penghentian proyek/program
• Penguruskelompokdananggota.
• Pihaklain(pemerintah,LSM, perguruan tinggi dan pihak lain)
• Umpanbalikbagipelaksanaan PHBM periode tahun berikutnya.
• Perubahantujuan/strategi/kebijakan kelompok/koperasi.
• Dapatdijadikanpertimbangan untuk menghentikan atau meneruskan proyek/program periode beriktunya.
7
Menurut Tjoetra (2008), manfaat Monev adalah :
• mengenali sejakdinidanmenemukanmasalah-masalahpentingagar tidaksemakin meluas dan menimbulkan krisis baik dalam organisasi, anggota pengelola hutan maupun lingkungan.
• menilai dan menemukan kebutuhan-kebutuhan baru untuk memperbaikiprogram atau kegiatankegiatan berikutnya.
• melacak perkembangan, kemajuan pelaksanaan proyek/program danpengelolaan organisasi sesuai dengan tujuan/strategis/visi/misi organisasi.
• membantuorganisasisecaraberkaladalammelakukanpenilaiandiriterhadaphubungan antara visi, misi dan posisi strategis organisasi.
• menarikpelajaran-pelajaranpentingdaripengalamanpelaksanaanprogramyang lalu sebagai basis perencanaan program selanjutnya.
Monitoring adalah pengukuran kemajuan dan pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan program PHBM secara berkala. Monitoring memungkinkan pengelola PHBM mengendalikan kemajuan program PHBM sesuai rencana pengelolaan hutan, yaitu Rencana Umum (RU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Monitoring dapat dilakukan kelompok/koperasi pengelola PHBM selama periode waktu tertentu, misalnya setiap 3 atau 4 bulan sekali. Monitoring berguna untuk fungsi pengendalian untuk memastikan RU dan RKT PHBM dilaksanakan sesuai rencana. Monitoring bertujuan untuk:
• Mengetahui kegiatan dan proses yang dilaksanakan secara berkala olehpengelola PHBM.
• Mengidentifikasicapaiankegiatandanhasil(output)secaraberkala;
• MenemukanfaktorpendukungdanpenghambatdariwaktukewaktudalampelaksanaanPHBM;
Apa monitoring itu?
Monitoring Kemitraan kehutanan dengan KSU Kompak Sejahtera Rempek KLU
8
Monev merupakan siklus pengelolaan sebuah proyek atau program. Lalu, dimana posisi Monev ? Garis besarnya, ada 3 siklus pengelolaan proyek/program, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan Monev. Pengelolaan proyek/program dimulai dari perencanaan baik perencanaan jangka pendek, menengah maupun panjang. Siklus berikutnya adalah pelaksanaan yang mengacu pada perencanaan. Monev merupakan siklus untuk memastikan proyek/program dijalankan sesuai rencana dan dapat mencapai hasil dan tujuan yang direncanakan.
Dengan demikian, Monev berguna untuk memperbaiki strategi dan perencanaan proyek/program yang baru. Siklus pengelolaan proyek/program terus berulang sebagai daur pembelajaran di dalam organisasi (Tjoetra, 2008). Siklus pengelolaan proyek/program digambarkan di bawah ini.
Evaluasi dilakukan pada periode waktu tertentu setelah suatu proyek atau program selesai dilakukan. Ruang lingkup evaluasi meliputi penilaian dampak secara luas baik dampak positif maupun negatif. Misalnya, evaluasi terhadap dampak ekonomi. Apakah dalam kurun waktu tertentu PHBM telah memberi dampak terhadap meningkatkan pendapatan anggota pengelola hutan atau menambah lapangan pekerjaan ? Atau misalnya dari dampak lingkungan. Apakah PHBM telah meningkatkan debet mata air atau anak sungai ?
Apa evaluasi itu?
Mengapa Monev?
• Menentukancaramengatasihambatan/kendalakemajuanPHBMdariwaktukewaktu;
9
Apa perbedaan kegiatan Monev PHBM dengan Monev proyek/program pada umumnya ?
Salah satu target Monev adalah rencana kerja proyek/program. Biasanya, kerangka rencana kerja proyek/program pada umumnya meliputi tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, hasil yang diharapkan (out put), dan kegiatan. Sementara, sesuai peraturan, kerangka RU dan RKT tidak terdapat tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, dan hasil yang diharapkan (out put). Tetapi RU dan RKT hanya berbasis pada kegiatan dan rencana capaian kegiatan.
Mari kita lihat contoh salah satu bagian RU yang diatur Perdirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial No. P.07/VSET/2009 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan.
Gambar 1. Siklus Pengelolaan Proyek/Program
Permen Kehutanan No. 88 Tahun 2014 tentang HKm
Pasal 34
1) Pembinaan dan pengendalian dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya pemanfaatan HKm yang efektif sesuai tujuan.
2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian: a. pedoman; b. bimbingan; c. pelatihan; d. arahan; dan/atau e. supervise 3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui kegiatan:
10
Tabel Rencana Pengembangan Usaha HHK di atas memperlihatkan bahwa RU disusun berbasis kegiatan. Tidak ada tujuan dan hasil yang dicapai (out put). RKT juga disusun berbasis kegiatan, seperti contoh dibawah ini sesuai Perdirjen di atas.
a. monitoring; dan/atau b. evaluasi.
Pasal 35
1) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota.
2) Pembinaan dan pengendalian oleh Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. Menteri, berwenang membina dan mengendalikan kebijakan HKm
yang dilaksanakan Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota; b. Gubernur, berwenang membina dan mengendalikan kebijakan
HKm yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota; dan c. Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan HKm oleh pemegang izin.
Tabel Rencana Pengembangan Usaha Hasil Hutan Kayu
Luas : ……. ha
Zona : ….... (perlindungan/pemanfaatan)
Tabel … Contoh Rencana Umum Pengembngan Usaha HHK
Penanaman
Panen
Pemungutan
Blok Kegiatan Tahun ke1 2 ….dst…. 10Jenis
Jenis Jenis JenisBtg Btg Btg Btg
11
Rencana Kerja Tahun ………..
Blok : ……………………….
Zona : ……………………… (Perlindungan/Pemanfaatan)
No Kegiatan Lokasi (Zona/Blok/Klp
WaktuRincian Kegiatan
Volume
Tabel … Contoh Rencana Kerja Tahunan Pengembngan Usaha HHK dan HHBK
A. Rencana Pengembangan Usaha HHK
A.1 Penanaman
A.2 Pemanenan
A.3 Pemungutan
B. Rencana Pengembangan Usaha HHBK
B.1 Penanaman
B.2 Pemanenan
B.3 Pemungutan
Dengan demikian ada perbedaan antara kerangka rencana kerja PHBM dan rencana kerja proyek/program pada umumnya yang menjadi target Monev. Sehingga kerangka Monevnya juga berbeda dengan Monev PHBM. Batasan Monev PHBM dapat dijelaskan pada table berikut.
Pelaku Monev PHBM memiliki kepentingan yang berbedabeda. Misalnya berbeda kepentingan antara kelompok/koperasi selaku pemegang ijin dan pemerintah selaku pemberi ijin.
Langkahlangkah kegiatan Monev PHBM, meliputi persiapan, mengumpulkan informasi, analisa data, kesimpulan & rekomendasi dan laporan. Langkahlangkah Monev digambarkan sebagai berikut. Untuk mengetahui penjelasan setiap langkah Monev, silahkan anda melanjutkan membaca panduan ini.
12
Kapan dilakukan ? Terus menerus dalam periode waktu tertentu, setidaknya setiap 3 – 4 bulan sekali
Setidaknya setahun sekali
• Capaian kegiatanberdasarkan RKT.
• Proses pelaksanaankegiatan.
• Efektifitas dan efisiensisumber daya yang tersedia untuk melaksanakan PHBM.
• Capaian kegiatanberdasarkan RU dan RKT.
• Dampak ekonomi, sosial &lingkungan hutan.
Apa yang diukur
• Dilakukan anggotapengelola hutan dan dapat dibantu pihak lain.
• Dilakukanolehpemerintahselaku pemberi ijin.
• Keberlanjutan(sustainability) kegiatan.
• Dilakukan pemerintahselakupemberiijin;atau
• Dilakukan sendiri olehpengelola PHBM, dapat dibantupihakluar;atau
Siapa Pelaksana?
Sumber informasi • Laporansurvey.• Laporankegiatan.• Dokumentasifoto/film
• Laporan survey dampakekonomi, social dan lingkungan hutan.
• Laporanmonitoring.• Dokumentasifoto/film.
• Pengurus kelompok dananggota;atau
• Pemerintah selakupemberi ijin
Pengguna
Penggunaan • Umpan balik untukmemperbaiki pelaksanaan PHBM ke depan.
• Mengetahui capaiankegiatan secara berkala.
• Memperbaiki RKT, jikadibutuhkan.
• Pengurus kelompok dananggota;atau
• Pemerintahselakupemberiijin
• Umpan balik untukmemperbaiki pelaksanaan PHBM periode tahun berikutnya.
• Memperbaiki RU, jikadibutuhkan.
Tabel …. Perbedaan Monitoring dan Evaluasi PHBM
Pelaku Monev PHBM memiliki kepentingan yang berbedabeda. Misalnya berbeda kepentingan antara kelompok/koperasi selaku pemegang ijin dan pemerintah selaku pemberi ijin.
Langkahlangkah kegiatan Monev PHBM, meliputi persiapan, mengumpulkan informasi, analisa data, kesimpulan & rekomendasi dan laporan. Langkah
13
Gambar 2. Langkahlangkah Monev
Sesuai ketentuan, kelompok/koperasi selaku pemegang ijin HKm/HD/HTR harus melaporkan kemajuan PHBM
setiap tahun kepada pemberi ijin. Sesuai UU No. 23 tahun 2014, laporan kemajuan PHBM disampaikan kepada Gubernur. Laporan dapat disampaikan lewat Dinas Kehutanan Provinsi. Oleh karena itu, sebaiknya kelompok/koperasi melakukan evaluasi PHBM setiap tahun untuk bahan
laporan kemajuan PHBM tahunan. Sementara, pemberi ijin harus melakukan evaluasi
PHBM sekurang-kurangnya 2 tahun sekali. Sesuai Permenhut No. 88 tahun 2015, evaluasi HKm dilakukan setiap 5 tahun sekali. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menentukan apakah ijin diperpanjang, dicabut sementara atau dicabut permanen. Oleh karena itu, pemberi ijin dianjurkan melakukan evaluasi PHBM setiap tahun sekali. Hasil evaluasi tahunan dapat digunakan sebagai pertimbangan pemberi ijin untuk menyusun program/kegiatan penguatan PHBM. Bukahkah PHBM merupakan program pemberdayaan masyarakat ?
langkah Monev digambarkan sebagai berikut. Untuk mengetahui penjelasan setiap langkah Monev, silahkan anda melanjutkan membaca panduan ini.
14
15
PHBM yang dimaksud dalam buku panduan ini adalah HKm, HTR dan HD. Buku panduan ini digunakan untuk melakukan Monev HKm, HD dan HTR yang telah mendapatkan ijin dari kepala daerah, bupati/walikota/gubernur. Selain itu, panduan ini juga dapat digunakan untuk melakukan Monev terhadap Kemitraan Kehutanan yang telah diikat perjanjian antara kelompok/koperasi dengan KPH atau pihak lain yang diatur dalam Permenhut No.39 tahun 2013. Jadi, HKm, HTR dan HD yang belum mendapat ijin atau Kemitraan Kehutanan yang belum diikat perjanjian, tidak dalam kategori ini.
Mengapa buku panduan ini digunakan untuk melakukan Monev HKm, HD, dan HTR yang sudah mendapat ijin atau KK yang telah diperjanjikan ? Karena setelah mendapat ijin atau setelah melakukan perjanjian kerjasama,
Bagaimana Menggunakan Panduan ini ?
Ingat ! Hasil Monev dapat menjadi dasarpencabutan ijin se-mentara atau perma-nen. Untuk itu, Mon- ev harus dilakukan dengan prosedur dan kriteria yang jelas dan.terukur
16
kelompok/koperasi diikat oleh hak dan kewajiban mengelola area hutan dengan baik.
Sesuai ketentuan, kelompok/koperasi diwajibkan memberikan laporan pengelolaan hutan secara tertulis kepada pemberi ijin (bupati/walikota/gubenrur) sekurangkurangnya setahun sekali. Dengan demikian, setidaknya setahun sekali, kelompok/koperasi melakukan evaluasi terhadap kemajuan PHBM yang mereka kelola. Selain itu, sesuai ketentuan pula, pemberi ijin akan mengevaluasi HKm, HD dan HTR setiap 5 tahun sekali. Dari hasil evaluasi 5 tahunan, pemberi ijin dapat mencabut ijin atau mencabut ijin sementara, apabila kelompok/kopera
si terbukti tidak dapat mengelola area hutan dengan baik.
Panduan Monev ini bertujuan untuk:
1. Memberi pemahaman kepada pengguna panduan ini tentang konsep umum PHBM.
2. Memberi pemahaman kepada penggguna panduan ini tentang konsep dasar monitoring dan evaluasi.
3. Memberi tuntunan untuk memantau (monitoring) PHMB secara berkala dari proses perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan PHBM.
4. Memberi tuntutan untuk menilai (evaluating) capaian dan dampak PHBM sekurangkurangnya pada periode satu tahun.
Cara Menggunakan Panduan
Panduan Monev ini diramu berdasarkan aturan pemerintah dan praktik PHBM di lapangan. Secara umum, aspekaspek yang akan dilakukan Monev, yaitu tata kelola kawasan, tata kelola usaha ekonomi dan kelembagaan. Panduan Monev bertujuan untuk menyediakan alat bagi pemangku kepentingan dalam melakukan pemantauan dan menilai keberhasilan di area kerja HKm, HD, HTR dan Kemitraan Kehutanan.
Panduan Monev ini selain dikhususkan untuk kelompok/koperasi masyarakat yang sudah mendapat ijin usaha pemanfaatan HKm, HTR dan HD dan pengelola KK, pemerintah juga dapat menggunakan panduan ini. Sebagai pemberi ijin, Pemerintah berkewajiban melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan HKm, HTR dan HD. Misalnya, pemberi ijin harus melakukan evaluasi HKm setiap 5 tahun sekali.
Kelompok/koperasi pemegang ijin, lembaga desa pemegang ijin dan lembaga pemberi ijin bertanggung jawab dan/atau berkewajiban melakukan Monev dan membuat laporan kemajuan PHBM. Sesuai ketentuan, kewajiban pemegang ijin dan pemberi ijin dalam melakuan Monev dan laporan dapat dilihat dalam table berikut.
17
Namun demikian, panduan ini juga dapat dipakai oleh LSM, perguruan Tinggi dan lembaga donor. Tentu tujuan penggunaan panduan berbedabeda di antara mereka. Kelompok pengelola PHBM dapat menggunakan panduan ini untuk memantau dan menilai kemajuan program PHBM sesuai dengan rencana kerja hutan mereka. Sehingga kelompok dapat memastikan rencana kerja yang dibuat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, kelompok dapat mempertanggung jawabkan area hutan yang dikelola dengan baik, terutama oleh pemegang ijin HKm, HD dan HTR kepada pemberi ijin, yaitu pemerintah.
Aparat pemerintah dapat menggunakan panduan ini untuk menilai dan mengevaluasi kemajuan PHBM yang dikelola masyarakat pemegang ijin. Laporan Monev dapat dijadikan dasar bagi aparat pemerintah untuk menentukan kebijakan. Kebijakan itu dapat berupa memberikan dukungan pemberdayaan masyarakat. Selain itu pemerintah dapat menggunakan laporan Monev sebagai dasar penilaian keberhasilan PHBM, termasuk dasar pertimbangan mencabut ijin baik sementara maupun permanen.
LSM/lembaga donor sebagai pendamping/penyandang dana juga dapat menggunakan panduan ini untuk Monev kemajuan proyek mereka di lapangan. Mereka dapat mengetahui kemajuan proyek dari proses perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan. Kemajuan proyek itu termasuk dampak PHBM yang menjadi lokasi inter
Hutan Kemasyarakatan
Hutan Desa
Hutan Tanaman Rakyat
Kemitraan Kehutanan
MonitoringEvaluasiLaporan kemajuanMonitoringEvaluasiLaporan kemajuanMonitoring
Evaluasi
Laporan kemajuan
Monitoring
Evaluasi
Laporan kemajuan
Kelompok/koperasi pemegang ijinPemberi ijinKelompok/koperasi Pemegang ijinPemberi ijinPemberi ijinPemberi ijinLembaga desa pemegang ijinPemberi ijinKepala DesaKepala Dinas Kehutanan dan/atau UPTKelompok/koperasi pemegang ijinPemberi ijinKelompok/koperasi pemegang ijinKepala Dinas Kehutanan dan/atau UPTPara pihak yang melakukan perjanjianPara pihak yang melakukan perjanjianPara pihak yang melakukan perjanjian
BerkalaLima tahun sekaliSetahun sekali5 tahunanBerkalaSetahun sekaliSetahun sekaliSetahun sekaliBerkalaBerkala
Setahun sekaliSetahun sekaliSetahun sekali3 bulan sekali
Berkala
Setahun sekali
Setahun sekali
Kegiatan Pelaksana Waktu
Tabel 5. Kewajiban Pemegang ijin dan Pemberi Ijin dalam Melakukan Monev dan Laporan
18
vensi proyek.
Ada 3 target dalam panduan Monev ini. Target pertama adalah kemajuan pelaksanaan PHBM yang dikelola kelompok/koperasi. Titik berangkat target ini karena kelompok/koperasi terikat oleh hak dan kewajiban dalam mengelola PHBM. Kelompok/koperasi harus menjamin PHBM dikelola secara lestari dan berkelanjutan baik untuk tujuan ekonomi maupun lingkungan hutan.
Target kedua adalah peran dan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan PHBM. Sesuai ketentuan, PHBM adalah bentuk pemberdayaan masyarakat di sekitar dan di dalam hutan. Oleh karena itu, secara kebijakan pemerintah bertanggung jawab untuk memberdayakan kelompok/koperasi pengelola PHBM. Secara kebijakan dan etik, pemerintah bertanggung jawab atas kemajuan dan kemunduran PHBM.
Target ketiga adalah faktor pendukung dan penghambat kemajuan PHBM yang meliputi tata kelola kawasan, tata kelola usaha ekonomi, kelembagaan dan kewajiban lain.
Panduan Monev ini akan menyediakan instrument Monev untuk target pertama, kedua dan ketiga. Pengguna panduan dapat menggunakan salah satu instrument Monev atau ketigatiganya, terganting kebutuhan.
Ada beberapa syarat penting untuk diperhatikan bagi pengguna panduan ini.
Tidak kaku
Para pengguna panduan dapat menyesuaikan pengalaman mereka. Panduan ini dapat disesuaikan menurut tempat dan waktu.
Menuntut persiapan yang matang.
Monev dilakukan untuk mengetahui tingkat kemajuan program PHBM dan kebutuhan pemberdayaan masyarakat. Ingat ! Monev dapat dijadikan dasar penilaian pemberi ijin untuk mencabut ijin HKm, HD dan HTR. Untuk itu, pelaksana Monev dituntut melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan Monev.
Pelaksana harus terbuka dari persiapan, pelaksanaan sampai laporan hasil Monev.
Hasil laporan Monev akan menjadi penilaian tingkat keberhasilan satu lokasi PHBM. Hasil laporan akan berpengaruh pada citra pengelola atau pemegang ijin PHBM dalam mengelola hutan. Bahkan, sampai beresiko ijin PHBM dicabut selamanya atau sementara. Oleh karena itu, keterbukaan sangat dituntut terutama kepada pengelola PHBM baik pemegang ijin maupun pengelola Kemitraan Kehutanan. Keterbukaan akan menjamin akuntabilitas laporan Monev.
Keterlibatan masyarakat pengelola PHBM selama proses Monev.
PHBM merupakan sistem pengelolaan hutan bersama, bukan individu layaknya swasta. Dengan demikian, kemajuan PHBM tergantung pada kerja bersama anggota kelompok pengelola PHBM. Selain itu, keterlibatan masyarakat penting karena, kegiatan Monev dapat menjadi proses pembelajaran mereka dalam mengelola PHBM.
19
Dituntut tim kerja, diutamakan dengan pemangku kepentingan.
Seperti dikemukakan di atas, PHBM merupakan hak pengelolaan hutan secara bersama, oleh karena itu tim kerja (team work) dituntut dalam melaksanakan Monev. Hasil laporan Monev merupakan pertanggung jawaban bersama baik di tingkat kelompok, pemerintah maupun LSM pendamping, termasuk lembaga donor yang memberi dukungan pendanaan. Mereka dapat melakukan Monev beranggotakan lintas pemangku kepentingan (multi stakeholders) atau satu pemangku kepentingan. Yang penting bekerja dalam tim.
Dituntut partisipasi pengelola PHBM.
PHBM merupakan bentuk pengelolaan hutan dengan mengusung pemberdayaan masyarakat. Monev akan menjadi pembelajaran bagi masyarakat dalam mengelola PHBM. Monev dilakukan dari persiapan, pengempulan data/informasi, analisa data dan pelaporan.
Berkesinambungan.
Monitoring dapat dilakukan berkala setidaknya 3 atau 4 bulan sekali. Sedangkan evaluasi sekurangkurangnya dilakukan setahun sekali. Kegiatan Monev secara berkala akan menjadi pengetahuan dan pengalaman berharga bagi masyarakat dan pemangku kepentingan lain. Dan apabila didokumentasikan dengan baik, pengetahuan dan pengalaman itu dapat menjadi pembelajaran untuk meningkatkan mutu program PHBM.
Apa Kriteria dan Indikator Keberhasilan PHBM ?
Pelaksanaan Monev akan menggunakan Kriteria, Indikator Keberhasilan (Tolok ukur keberhasilan) dan Verifier (alat/bahan bukti). Unsurunsur Kriteria Monev PHBM digambarkan dalam bagan berikut.
Gambar …. Unsurunsur Kriteria Monev PHBM
20
Bagan di atas menjelaskan, terdapat 5 unsur Kriteria penilaian dalam Monev PHBM, yaitu :
Kriteria Perencanaan yang pada pokoknya dinilai kesesuaian kaidah partisipasi danketentuanberlakuterkaitdenganHKm,HD,HTRdanKemitraanKehutanan;
Kriteria Tata Kelola Kawasan yang pada pokoknya dinilai dari kegiatan penataan danpengelolaanHKm,HD,HTRdanKemitraanKehutanansesuaiRU&RKT;
Kriteria Tata Kelola Usaha yang pada pokoknya dinilai dari kegiatan penataan dan pengelolaan usaha ekonomi pengelola HKm, HD, HTR dan Kemitraan KehutanansesuaiRU&RKT;
Perlindungan hutan yang dinilai dari kegiatan pencegahan dan penanganan ancaman bencara penyakit tanaman, kebakaran hutan, pencurian kayu, tanah longsor,dll;
Kriteria Kelembagaan yang pada pokoknya dinilai dari kegiatan penataan dan pengelolaan kelembagaan pengelola HKm, HD, HTR dan Kemitraan Kehutanan sesuaiRU&RKT;
Kriteria Kewajiban Lain yang pada pokoknya dinilai dari pemenuhan kewajiban lain sesuai ketentuan berlaku, seperti membuat laporan tahunan.
Pemberdayaan masyarakat yang dinilai dari kegiatan dinas/instansi di daerah maupunkementerianterkaitdalammemberdayakanpengelolaPHBM;
Indikator Keberhasilan
Setiap Unsur Kriteria terdapat beberapa Indikator Keberhasilan sebagai tolok ukur penilaian penting untuk menilai apakah kegiatan PHBM berhasil atau kurang berhasil atau bahkan tidak berhasil. Kata Indikator adalah tolok ukur keberhasilan. Indikator merupakan petunjuk yang terukur untuk menilai kemajuan pelaksanaan PHBM. Keberhasilan pelaksanaan PHBM dapat diukur dari pencapaian dan pemenuhan Indikator kegiatan PHBM. Secara umum, Indikator dinilai dari proses Perenca-naan, Hasil Kegiatan dan pemenuhan Kewajiban Lain sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut.
Gambar … Proses Penilaian Indikator Keberhasilan dari Rencana
Kegiatan, Hasil Kegiatan dan Kewajiban lain.
21
Apa komponen-komponen dari setiap Indikator Keberhasilan? Selanjutnya, komponen Tolok Ukur Keberhasilan dari masingmasing Kriteria adalah sebagai berikut:
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Perencanaan
Indikator Keberhasilan dari Kriteria Perencanaan, antara lain:
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Kawasan
Indikator dari Kriteria Tata Kelola Kawasan berlaku untuk hutan lindung dan hutan produksi. Baik hutan lindung maupun hutan produksi masingmasing dibagi lagi menjadi 2 zona, yaitu zona perlindungan dan pemanfaatan/budidaya. Indikator Keberhasilan dari Kriteria Kelola Kawasan pada zona perlindungan dan zona pemanfaatan/budidaya dijabarkan dalam Tabel 7. Secara rinci alat Monev untuk menilai Tata Kelola Kawasan disajikan pada Lampiran 1.
Kriteria IndikatorBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT
a. Tersedia dan disahkan Kepala Dinas terkait.
3
b. Tersedia, tapi belum disahkan Kepala Dinas terkait
2
c. Masih rancangan 1
d. Belum ada rancangan sama sekali
1
2. Adanya keterlibatan pengurus/anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan ang-
gota 3
b. Hanya melibatkan pengurus 2c. Dibuat oleh pihak lain 1
Tabel 6. Kriteria dan Indikator Keberhasilan PerencanaanKriteria dan Indikator Keber-hasilan Tata Kelola Kawasan
22
Kriteria IndikatorBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)
Penataan area kelola
1. Adanya peta zona perlindungan, zona pemanfaatan/budidaya, blok dan petak.
a. Sudah ditanda tangani Ketua Kelompok/Koperasi.
3
b. Belum ditanda tangani Ketua Kelompok/Koperasi.
2
c. Hanya ada salah satu peta (zona/blok/petak)
1
2. Ada tanda batas fisik antar petak tiap anggota
2
Mutu zona per-lindungan
1. Tutupan pepohonan pada zona perlindungan
a. lebih 80 %. 3
b. antara 60 s/d kurang 80 %. 2
c. kurang 60 % 1
2. Tidak ada penebangan tanaman berkayu, termasuk jenis tanaman buahbuahan, yang berfungsi perlindungan pada zona perlindungan.
3
Pengembangan usaha HHBK
Pemanenan/Penebangan.
1. Adanya laporan 3 bulanan produksi HHBK memuat sekurangkurangnya memuat data jenis dan jumlah/volume HHBK.
3
2. Rehabilitasi HHBK
3. Adanya kegiatan penanaman HHBK sesuai RU/RKT
• Mencapai target lebih 80 % 3
• Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
• Mencapai target kurang 60 % 1
4. Adanya kegiatan perawatan tanaman HHBK sekurangkurangnya setahun sekali.
2
5. Tutupan tanaman HHBK (seperti kopi, kakao, pisang, dan tanaman perkebunan lainnya) kurang dari 30 % dari luas zona pemanfaatan.
3
6. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan PSDH)
3
Tabel 7. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Kawasan
23
Pengembangan usaha HHK
Perencanaan & penanaman
1. Adanya Laporan Hasil Chruising (LHC) dari hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) yang ditanda tangani Ketua Koperasi/Kelompok
3
2. Adanya rencana pemanenan/pemu ngutan HHK yang sudah disahkan oleh Kepala Dinas terkait.
3
3. Adanya IUPHHK yang dikeluarkan Menteri terkait.
3
Pemanenan/Penebangan
4. Adanya petugas pencatat kayu tebangan.
3
5. Adanya Laporan Hasil Pemanenan/Pemungutan Kayu Bulat (LHPKB) setiap pertengahan dan akhir bulan yang disahkan Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan (P2LHP).
3
6. Adanya LHPKB yang telah dikirim kepada : – KepalaDinasPropinsi;– KepalaBP2HP;– PenerbitFA-KB;dan– P2LHP.
2 10
7. Adanya Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) yang ditanda tangani Ketua Koperasi.
2
Pengangkutan HHK
8. Adanya Daftar Kayu Bulat Faktur Angkutan (DKBFA).
3
9. Adanya pertugas FAKB. 3
10. Adanya surat Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAKB)
3
Rehabilitasi
11. Adanya tempat pembenihan/pembibitan.
2
12. Adanya capaian kegiatan penanaman HHK sesuai RU/RKT
a. Target tercapai lebih 80 %. 3
b. Target tercapai antara 60 % s/d 80 %.
2
c. Target tercapai kurang dari 60 %.
1
13. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana reboisasi (DR).
3
24
Pengemban-gan usaha jasa lingkungan
1.1. Adanya usaha jasa lingkungan:
Wisataalam;atau
Penangkaran burung/binatangyangdibolehkan;atau
Perlindungan keanekaragamanhayati;atau
Pemanfaatanaliransungai;atau
Karbon market.
Dan sejenisnya
3
1.2. Adanya pengurus/pengelola usaha jasa lingkungan.
3
1.3. Adanya sarana/prasarana penunjang usaha jasa lingkungan.
2
1.4. Adanya capaian kegiatan usaha jasa lingkungan sesuai RU/RKT
a. Mencapai target lebih 80 % 3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
Pengembangan usaha peman-faatan kawasan
1. Adanya tanaman sejenis di bawah tegakan, dengan sistem wanatani.
1
2. Adanya tanaman beragam jenis di bawah tegakan, dengan sistem wanatani.
2
3. Adanya capaian kegiatan penanaman HHK sesuai RU/RKT
a. Mencapai target lebih 80 % 3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
4. Adanya kegiatan pemanenan/pemungutan tanaman bawah tegakan sekurangkurangnya 1 kali setahun.
2
25
Kriteria Indikator KeberhasilanBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)
Perlindungan Tanaman
1. Adanya kegiatan pencegahan/penanganan penyakit tanaman HHBK dan HHK.
1
2. Adanya kegiatan patroli rutin pengamanan hutan baik dilakukan anggota maupun pengurus.
3
3. Adanya kegiatan pencegahan/penanganan kebakaran.
2
4. Adanya kegiatan pencegahan/penyelamatan tanah dan air.
2
5. Adanya patugas/pengurus khusus perlindungan tanaman hutan.
2
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Usaha
Tata Kelola Usaha merupakan ujung dari tujuan PHBM yang mengusung pemberdayaan masyarakat. Ia akan menentukan tingkat kesejahteraan. Tata Kelola Usaha yang baik akan menghasilkan pendapatan pengelola PHBM. Tata kelola usaha juga berpotensi menciptakan lapangan kerja di sekitar lokasi PHBM. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Usaha disajikan pada Tabel 8. Secara rinci, alat Monev untuk menilai Tata Kelola Usaha menggunakan Lam-piran 1.
Kriteria Indikator KeberhasilanBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)
Tata Kelola Us-aha
1. Adanya pengurus kelompok usaha/koperasi yang bertanggung jawab di bidang usaha.
2
2. Adanya pertemuan rutin anggota/pengurus kelompok usaha sekurangkurangnya setiap dua bulan sekali dalam setahun terakhir.
3
3. Adanya kegiatan pelatihan penguatan kelompok usaha yang dilakukan secara mandiri atau dengan pihak lain, selain pemerintah setidaknya 3 bulan sekali..
2
4. Adanya iuran anggota kelompok tiap bulan selama setahun terakhir.
3
5. Adanya modal kelompok dalam bentuk dana usaha.
3
Table 8. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Usaha
26
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Kelembagaan
PHBM bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat1.
Kelembagaan adalah roh dari PHBM yang menghidupkan rencana kegiatan menjadi pelaksanaan. Kelembagaan adalah roh untuk mencapai citacita hutan lestari masyarakat sejahtera. Tolok Ukur Keberhasilan dari Kriteria Kelembagaan disajikan dalam Tabel 9 berikut, yang secara rinci tersaji pada Lampiran 1.
1 Baca BAB Ketentuan Umum dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. 88 Tahun 2014 tentang Hutan Kemasyarakatan. Baca juga Peraturan Menteri Kehutanan No. 39 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan.
Kriteria IndikatorBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)
Kelembagaan 1. Adanya namanama pengurus yang dipilih dalam musyawarah anggota kelompok.
3
2. Adanya penjelasan peran/tugas setiap pengurus.
2
3. Adanya daftar anggota kelompok yang sekurangkurangnya memuat keterangan nama, pekerjaan, alamat, dan luas garapan.
3
4. Adanya pergantian pengurus (bagi yang melampaui batas waktu kepengurusan sesuai aturan kelompok)
2
5. Adanya aturan kelompok/koperasi atau aturan dengan sebutan nama lain.
3
6. Adanya pertemuan pengurus dan/atau anggota sekurangkurangnya 2 bulan sekali
2
7. Adanya capaian kegiatan penguatan kelembagaan sesuai RU/RKT
a. Mencapai target lebih 80 % 3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 % 2
c. Mencapai target kurang 60 % 1
Table 9. Tolok Ukur Keberhasilan dari Kriteria Kelembagaan
27
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Kewajiban Lain
Sesuai aturan, pemegang ijin atau pengelola PHBM Kemitraan Kehutanan diwajibkan membuat laporan sekurangkurangnya setahun sekali. Bagi pemegang ijin, ada kewajiban untuk melaporkan kemajuan PHBM secara tertulis kepada pemberi ijin. Selain itu, pemberi ijin juga berkewajiban melakukan evaluasi setidaknya 5 tahun sekali. Evaluasi 5 tahun itu dapat menjadi bahan pertimbangan pencabutan ijin sementara atau permanen. Jadi, pelaporan itu cukup penting.
Kriteria IndikatorBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)
Kewajiban Lain 1. Adanya dokumen laporan tahunan kemajuan PHBM kelompok/koperasi yang dilaporkan ke Dinas Kehutanan terkait.
3
2. Keterlibatan pengurus dan kelompok dalam menyusun laporan tahunan
a. Pengurus dan anggota terlibat menyusun laporan.
b. Hanya pengurus yang terlibat menyusun laporan.
2
c. Disusun oleh pihak lain, selain pengurus
3
Table 10. Tolok Ukur Keberhasilan dari Kriteria Kewajiban Lain
28
Permen Kehutanan No. 88 Tahun 2014 tentang HKm
Pasal 37
Pembiayaan untuk penyelenggaraan HKm dapat bersumber dari:a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan/atauc. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat.
Kriteria Indikator KeberhasilanBobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pemberdayaan Masyarakat
1. Adanya fasilitasi penyusunan RU dan RKT dari dinas/instansi terkait.
2
2. Adanya kegiatan pelatihan/penyuluhan dari dinas/instansi terkait dalam satu tahun terahir
a. 2 kali setahun 3
b. 1 kali setahun 2
c. Tidak pernah 1
3. Adanya pendampingan rutin dari dinas/instansi terkait
a. 2 kali sebulan. 3
b. 1 kali sebulan. 2
c. Tidak pernah. 1
4. Adanya dukungan anggaran dari dinas/istansi terkait untuk memberdayakan masyarakat.
3
5. Adanya fasilitasi pemerintah dalam pemasaran HHK maupun HHBK.
2
6. Adanya bantuan sarana usaha dari pemerintah.
2
Jumlah Nilai 1 s/d 5
Nilai Rata-Rata
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat
HKm, HD, HTR dan KK merupakan skema PHBM yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Pemerintah berperan dan bertanggung jawab melakukan pemberdayaan masyarakat. Wujudnya dapat berupa penguatan kapasitas masyarakat sampai soal pembiayaan melalui anggaran desa, daerah dan nasional. Pemberdayaan masyarakat bukan saja tanggung jawab dinas/instansi di bidang kehutanan, tetapi juga lembaga pemeirntah lainnya.
Table 11. Tolok Ukur Keberhasilan dari Kriteria Pemberdayaan Masyarakat
29
Penjelasan Indikator Keberhasilan
Untuk memudahkan memahami INDIKATOR KEBERHASILAN, pembaca panduan perlu memahami pengertian dari INDIKATOR KEBERHASILAN. Pengertian INDIKATOR KEBERHASILAN dapat dibaca pada Lampiran 2.
30
31
32
Ingat perbedaan monitoring dan evaluasi! Monitoring memantau pencapaian hasil (out put) dan pencapaian kegiatan. Sedangkan evaluasi menilai pencapaian tujuan dan dampak. Berikut proses persiapan monitoring dan evaluasi.
Persiapan Monitoring Langkahlangkah persiapan
disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 3. Langkahlangkah Persiapan Monitoring
Kegiatan tanpa perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan. Persiapan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.
PERSIAPAN
33
1. Pertemuan persiapan pelaksana monitoring, sekurang-kurangnya dengan agenda:
Ada beberapa cara mengumpulkan data Monev PHBM, di antaranya:
Menyepakati rencana kegiatan dan jadwal monitoring.
Bentuk tim kerja minitoring setidaknya beranggotakan 79 orang, berasal dari pengurus kelompok/koperasi dan wakil anggota (jika dilakukan pengelola PHBM).
Menyusun pembagian kerja antar anggota tim kerja. Tim kerja sekurangkurangnya bertugas/berperan:
o mengkoordinasipelaksanaanmonitoring;
o menyiapkan alat/bahan, seperti alat tulis, panduan pertanyaan survey, monitoring sheet,dankebutuhanMonevlainnya;
o mengumpulkan dokumen RU, RKT, profil kelompok/koperasi, laporan rapat, dan dokumen pendukung lainnya
o survey
o analisa data
o menyusun laporan Monev.
o dan lainlain.
2. Periksa dokumen RU dan RKT.
3. Menyiapkan target monitoring, dengan langkah-langkah:
a. Pilih rencana kegiatan dan rencana capaiannya yang ada dalam RKT.
b. Ingat! Salah satu Target Monev adalah semua rencana kegiatan dan rencana capaiannya yang ada dalam RKT. Lebih khusus lagi, kita melakukan monitoring terhadap kegiatan dan rencana capaiannya dalam hitungan bulan. Misalnya, monitoring terhadap kegiatan dan capaiannya
34
pada bulan ke3, bulan ke6 dan bulan ke9. Priode 3 bulan berikutnya atau ahir tahun tidak dilakukan monitoring, tetapi dilakukan evaluasi.
Cara ini tentunya berbeda jika evaluasi dilakukan 3 tahun sekali. Monitoring tidak dilakukan 3 atau 4 bulan sekali, tetapi minimal 6 bulan sekali. Dengan demikian target monitoring adalah kegiatan dan capaiannya dalam kurun waktu 6 bulan sekali.
Berikut contoh target monitoring 3 bulanan.
4. Menyiapkan alat/bahan monitoring, seperti Lampiran 1
5. Siapkan alat tulis kantor dan alat/bahan lain pendukung.
6. Menyampaikan rencana monitoring kepada anggota pengelola hutan lain, jika kelompok/koperasi melakukan kegiatan monitoring sendiri.
Gambar 4. Contoh Target Monitoring Rencana dan Capaian Penanaman HHK.
35
Gambar 5. Langkahlangkah Evaluasi
Persiapan Evaluasi
Langkahlangkah persiapan evaluasi di antaranya:
1. Lakukan pertemuan persiapan evaluasi, sekurangkurangnya dengan agenda:
Menyepakati rencana kegiatan dan jadwal evaluasi.
Bentuk tim kerja evaluasi setidaknya beranggotakan 79 orang, berasal dari pengurus kelompok/koperasi dan wakil anggota (jika dilakukan pengelola PHBM).
Menyusun pembagian kerja antar anggota tim kerja. Tim kerja sekurangkurangnya bertugas/berperan:
o mengkoordinasipelaksanaanevaluasi;
o menyiapkan alat/bahan, seperti alat tulis, panduan pertanyaan, alat/bahanevaluasi,dankebutuhanlainnya;
o menyiapkandokumenRUdanRKT;
o menyusun laporan evaluasi.
2. Menetapkan target evaluasi.
Ingat ! Evaluasi menilai pencapaian kegiatan sekurangkurangnya setahun sekali. Dengan demikian, Jika evaluasi dilakukan setahun sekali, maka targetnya RKT. Hanya saja, kemajuan pada akhir tahun yang dievaluasi, bukan hitungan bulan. Gambar di bawah ini contoh dari RTK HTR, yaitu Rencana Kegiatan Penanaman. Target evaluasi RKT ini adalah “Jenis Tanaman, Luas/Jumlah Batang Tahun Ini dan Luas/Jumlah Batang Tahun Lalu + Tahun Ini”.
Gambar 6. Contoh Target Evaluasi Rencana dan Capaian Penanaman HHK.
36
3. Persiapkan panduan evaluasi. Lihat Lampiran 1.
4. Siapkan alat tulis kantor dan alat/bahan lain pendukung.
5. Menyampaikan rencana evaluasi kepada anggota pengelola hutan lain, jika kelompok/koperasi melakukan kegiatan monitoring sendiri.
37
38
39
Data yang berkualitas harus memenuhi 3 kaidah, yaitu
Valid. Tidak dimanipulasi. Keasliannya berbobot dan tidak diragukan.
Akurat. Tepat atau berhubungan langsung dengan tujuan atau objek Monev PHBM.
Terpercaya. Data harus berasal dari orang terpercaya yang terlibat langsung dengan PHBM yang diMonev. Misalnya pengurus atau anggota pengelola PHBM atau petugas dinas/instansi yang terlibat langsung. Jika data dari dokumen, maka dokumen itu juga harus terpercaya. Misalnya dokumen RU dan RKT asli atau laporan rapat asli. Intinya, dapat dipertanggung jawabkan.
Tahap ini sangat pen ting dan menentukan nilai kemajuan PHBM. Tidak perlu membayangkan terlebih dahulu, sep-erti apa hasil Monev nantinya. Hasil Monev bukan untuk memvonis pe ngelola hutan ku-rang atau tidak berhasil mengelola PHBM. Justru hasil Monev menjadi pembelajaran pengelola PHBM untuk meningkat-kan kemajuan dan mutu PHBM. Panduan pe-ngumpulan data meng-gunakan Lampiran 1, 2, 3 dan 4.
Perhatian !
Pengumpulan data
40
Dari mana sumber data Monev ?Data Monev dapat diperoleh dari ber bagai sumber, di antaranya:
Seseorang yang pernah terlibat langsung dalam PHBM dari proses penyusunan rencana sampai pelaksanaan kegiatan. Mereka bisa berasal dari pengurus atau anggota kelompok/koperasi pengelola PHBM, pegawai pemerintah, relawan LSM atau pihak lainnya.
Dokumen tulisan, seperti perencanaan, notulen rapat, laporan kegiatan, laporan survey, berita acara rapat, surat keputusan, profil kelompok/koperasi, dan lainlain.
Dokumen foto atau film.
Ada beberapa cara mengumpulkan data Monev PHBM, di antaranya:
Wawancara
Wawancara sama halnya dengan tanya jawab dengan narasumber untuk mendapatkan data yang kita butuhkan. Wawancara dapat dilakukan dengan satu orang atau dengan beberapa orang. Ingat ! Wawancara harus dilakukan tatap muka langsung dengan narasumber. Tidak boleh dilakukan melalui sambungan telepon atau media internet.
Survey
Survey adalah bagian dari kegiatan wawancara. Survey biasanya untuk mengetahui pendapat atau persepsi seseorang. Seseorang yang diwawancarai disebut dengan responden. Alat yang digunakan survey disebut kuesioner atau panduan pertanyaan. Kuesioner biasanya berisi data pribadi responden dan daftar pertanyaan khusus sesuai data/informasi yang dibutuhkan oleh pelaksana Monev.
Responden yang disurvey bisa perwakilan dan dipilih secara acak (random sampling). Pemilihan responden secara acak dilakukan karena cepat dan murah, tapi data/informasi yang didapat mendekati kebenaran. Misalnya, untuk mengetahui pendapat 100 orang, yang disurvey cukup 10 orang (sampling).
Survey juga dapat dipakai untuk mengetahui jumlah pohon pada areal hutan. Misalnya pada areal zona atau blok. Data jumlah pohon dikumpulkan dengan cara random sampling. Misalnya, jika luas blok 25 ha, jumlah pohon yang dihitung di area seluas 2,5 ha (10 %) dari 25 ha.
Data yang diperoleh dari survey bisa kuantitatif atau kualitatif. Contoh pertanyaan survey untuk mendapatkan data kuantitatif, “Apa jenis HHK di lah-an HKm keluarga anda ? Berapa jumlah HHK di lahan HKm keluarga anda ?”. Contoh pertanyaan survey untuk mendapatkan data/informasi kualitatif, “Bagaimana kondisi hutan di dekat desa anda ?”. Pilihan jawabannya: “1. Se-makin baik; 2. Tidak berubah; 3. Semakin rusak”.
41
Pengamatan lapangan
Pengamatan lapangan (observasi) adalah cara untuk mengetahui kondisi hutan secara langsung di lapangan. Misalnya untuk mengetahui tutupan pepohonan (vegetasi) pada satu hamparan hutan. Atau untuk mengetahui jumlah HHK atau HHBK di area hutan tertentu. Jadi, kita tidak melakukan wawancara dengan seseorang. Pengamatan lapangan juga dapat dibantu dengan mengambil foto atau film di lapangan.
Pengamatan lapangan juga bisa menggunakan survey. Misalnya untuk mengetahui jumlah pohon dalam satu hamparan hutan dengan luasan tertentu.
Pemeriksaan dokumen
Pelaksana Monev PHBM akan banyak melakukan pemeriksaan dokumen. Pelaksana Monev tidak melakukan kajian dokumen sebagaimana layaknya penelitian. Tapi cukup memeriksa ketersediaan dan kelengkapan isi dokumen. Misalnya, memeriksa ada atau tidak adanya dokumen RKT. Jika dokumen RKT ada, apakah sudah disahkan Kepala Dinas. Jadi, pemeriksaan dokumen cukup mudah dilakukan.
Bagaimana mengumpulkan data Monev PHBM ?
Alat utama Monev menggunakan Lampiran 1. Pada pokoknya, lampiran ini terdiri dari KRITERIA, INDIKATOR, BOBOT, SKOR dan NILAI. Berikut penjelasan dan petunjuk masingmasing bagian itu:
Kriteria, adalah bidangbidang yang terdiri dari beberapa Indicator. Ada sebanyak 7 Kriteria penilaian.
Indikator adalah tolok ukur keberhasilan untuk menilai keberhasilan pengelolaan PHBM. Ada sebanyak ……Indikator penilaian.
Bobot. Bobot diberi angka 1 s/d 3. Masingmasing Indikator memiliki Bobot. Setiap Indikator memiliki Bobot bisa sama atau lebih rendah atau lebih tinggi.
Skor adalah Nilai diberi angka 0 s/d 5. Jika sama sekali tidak memenuhi Indikator, maka nilainya 0. Jika memenuhi Indikator, nilainya 5. Contoh ! Kelompok/Koperasi dinilai dengan Indikator, “Ketersediaan dokumen RU dan RO yang telah disahkan Kepala Dinas terkait”. Jika kelompok/koperasi pengelola PHBM dapat menunjukkan dokumen RU dan RKT yang sudah disahkan Kepala Dinas, makanya nilai indkatornya 5. Tetapi, jika tidak dapat menunjukkan RU dan RKT, nilainya 0.
Nilai yaitu perkalian antara Bobot dan Skor. Setiap Indikator Keberhasilan memiliki Nilai.
Jumlah Sub Nilai, yaitu jumlah Skor semua Indikator dalam satu Kriteria.
Nilai Rata-rata, yaitu Jumlah Sub Nilai dibagi Indikator yang dinilai. Misalnya Jumlah Sub Nilai 70 dari 7 Indikator, maka Nilai Ratarata adalah 70 : 7 = 10.
42
Berikut langkah-langkah Monev PHBM.
1. Pastikan semua dokumen dan alat/bahan keperluan Monev tersedia, seperti dokumen RU, RKT, ATK, profil kelompok, daftar anggota, kuesioner, dan dokumen pendukung lain. Siapkan kamera foto/video, jika dibutuhkan.
2. Pastikan masingmasing anggota tim kerja Monev memahami peran/tugas nya.
3. Mulai mengumpulkan data dengan menilai Indikator seperti pada Lampiran 1 dengan cara sebagai berikut.
Melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan dengan pengurus dan anggota kelompok/koperasi atau dengan para pihak terkait. Wawancara untuk megumpulkan data/informasi kualitatif dan kuantitatif. Dapat dilakukan dengan satu orang atau pertemuan dengan beberapa orang sekaligus.
Dibawa ini contoh panduan Monev yang merupakan bagian Lampiran 1 dengan cara mengisi “Skor” dan “Nilai”.
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan Kepala
Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum disahkan Kepala Dinas terkait
2
c. Masih rancangan 1d. Belum ada rancangan sama
sekali1
2. Adanya keterlibatan pengurus/anggo-ta pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan anggota 3b. Hanya melibatkan pengurus 2c. Dibuat oleh pihak lain 1
Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata
Ingat ! Monitoring dilakukan secara partisipatif danterbuka. Data/informasi dikum-pulkan dengan cara melaku- kan wawancara. Wawancara dilakukan dengan tatap muka individu atau ngobrol dengan beberapa orang. Selain itu, kitadapat melakukan pengamatan la- pangan dengan melihat langsungdi lapangan. Jangan lupa men- gambil foto/video sebagai bukti pendukung. Terahir, gunakan cara pemeriksaan dokumen darilaporan-laporan kegiatan. Misal- nya, laporan pembibitan, laporanpenebangan, laporan rapat, daft-.ar hadir rapat, dll
43
Pemeriksaan dokumen.
Memeriksa ketersediaan dokumendokumen kelembagaan, perencanaan, laporan kegiatan, dll yang menjadi tergat Monev. Kegiatan ini dilakukan bersama pengurus. Sebelum pemeriksaan dokumen dilaksanakan, tim kerja menjelaskan tujuan Monev dan penjelasan lain yang perlu kepada pengurus. Sebaiknya dilakukan di kantor kelompok/koperasi, karena biasanya semua dokumen berada di kantor. Berikut contoh panduan Monev untuk menilai dokumen perencanaan.
Cara pengisiannya. Isi kolom “Skor” dan “Nilai”. Skor 5, jika kelompok/koperasi dapat menunjukkan dokumen RU dan RKT yang sudah disahkan Kepala Dinas. Jika kelompok/koperasi tidak bisa menunjukkan dokumen, skornya 0. Nilai diisi dengan mengalikan “Bobot” dan “Skor”. Jumlah Nilai dan Nilai Ratarata nanti diisi saat analisa data.
Survey
Ada beberapa data/informasi yang dikumpulkan melalui survey. Misalnya, untuk mengetahui jumlah pohon pada satu area zona atau blok. Akan membutuhkan waktu lama, jika kita menghitung satu per satu semua pohon yang ada pada satu area tertentu. Cukup menggunakan survey dengan cara menghitung acak (ramdom sampling). Misalnya, untuk mengetahui jumlah pohon di areal hutan 100 ha, cukup menghitung jumlah pohon pada areal hutan 10 ha. Cara menyusun daftar pertanyaan survey dapat dilhat pada Lampiran 4.
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan
Kepala Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum disahkan Kepala Dinas terkait
2
c. Masih rancangan 1d. Belum ada rancangan
sama sekali1
2. Adanya keterlibatan pengu-rus/anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan
anggota 3
b. Hanya melibatkan pen-gurus
2
c. Dibuat oleh pihak lain 1Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata
44
Berikut contoh survey untuk menilai Indikator Mutu Zona Perlindungan nomor 1. Untuk mengetahui mutu zona perlindungan, kita cukup mengetahui jumlah tanaman kayu, termasuk buahbuahan. Kita menggunakan standar ideal jumlah tanaman kayu pada zona perlindungan sebanyak 1.000 pohon per hektar. Jika luas zona perlindungan 100 ha, maka 100 ha x 1.000 pohon, maka jumlah ideal tanaman kayu pada zona perlindungan sebanyak 100.000 pohon.
Mutu zona perlindungan diukur dengan menghitung jumlah tanaman kayu yang tumbuh pada area zona perlindungan. Apabila hasil survey ratarata tanaman kayu dalam 1 hektar terdapat 900 pohon, maka jumlah tanaman kayu pada zona perlindungan adalah 100 ha x 900 pohon = 90.000 pohon. Dengan demikian, skor Indikator 1 maksimal, yaitu 5. Mengapa skornya 5 ? Karena, tutupan pepohonan pada zona perlindungan lebih dari 80 % atau 80.000 pohon. Lihat nomor 1 huruf a pada tabel berikut.
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Mutu zona perlindungan
1. Tutupan pepohonan pada zona perlindungan a. lebih 80 %. 3 5b. antara 60 s/d kurang 80 %.
2
c. kurang 60 % 12. Tidak ada penebangan
tanaman berkayu, termasuk jenis tanaman buah-buahan, yang berfungsi perlindungan pada zona perlindungan.
3
Jumlah Nilai 1 s/d 2 Nilai Rata-Rata
Pengamatan lapangan (observasi).
Melakukan Monev dengan cara mengamati kondisi hutan, seperti tutupan lahan, keragaman HHBK, sistim wanatani, dan lainlain. Lebih khusus lagi, pengamatan lapangan dilakukan untuk mengetahui pencapaian hasil selama jangka waktu satu tahun usia RKT. Selain itu, pengamatan lapangan dilakukan untuk melihat dampak dari kegiatan PHBM. Jangan lupa mengambil beberapa foto/video sebagai bukti pencapaian rencana kegiatan dan dampaknya.
Contoh mengamati di lapangan untuk menilai Mutu Zona Perlindungan untuk Indikator nomor 2.
45
Apa faktorfaktor pendukung capaian kegiatan PHBM ?
Kriteria Faktor PendukungPerencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
Kriteria Faktor Penghambat
Perencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
Apa faktorfaktor penghambat capaian kegiatan PHBM?
Setelah Skor dan Nilai dari Indikator yang dinilai terisi semua, Lakukan wawancara dengan narasumber yang relevan untuk menggali data/informasi tambahan. Wawancara tidak harus dilakukan secara bersamaan oleh Tim Kerja. Anggota Tim Kerja dapat berbagi peran/tugas. Wawancara dilakukan dengan panduan pertanyaan kunci sebagai berikut:
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Mutu zona perlindungan
1. Tutupan pepohonan pada zona perlindungan a. lebih 80 %. 3 5b. antara 60 s/d kurang 80 %.
2
c. kurang 60 % 12. Tidak ada penebangan
tanaman berkayu, termasuk jenis tanaman buah-buahan, yang berfungsi perlindungan pada zona perlindungan.
3 5
Jumlah Nilai 1 s/d 2 Nilai Rata-Rata
46
Kriteria Upaya Mengatasi Hambatan
Perencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
Bagaimana cara mengatasi hambatan pencapaian kegiatan PHBM?
Apa kebutuhan kegiatan ke depan untuk meningkatkan kemajuan PHBM ?
Dan lainlain, silahkan ditambahkan daftar pertanyaan yang dibutuhkan.
47
48
49
Setelah melakukan pengumpulan data/informasi, langkah monev selanjutnya adalah analisa data. Bayangkan kalau orang baca data kita yang belum diolah. Pasti orang itu bingung. Datanya tentu tidak jelas. Tidak bermakna.
Bahkan tidak berguna. Mudahnya, analisa data adalah merangkum atau mengolah data mentah yang banyak atau besar menjadi informasi yang tertata dan mudah dimengerti. https://carapedia.com/pengertian_defini-si_analisis_info2056.html
Mudahnya, pengertian analisa data adalah:
1. Mengolah data
2. Mengelompokkan data.
3. Menafsir data.
4. Menilai data.
5. Menghitung data berupa angka.
6. Menjelaskan/mengartikan data.
Analisis Data
Perhatikan !
Analisa data bagian terpenting dari monev.
50
Analisa data bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan (Sofian Effendi, 1987) dalam bukunya Metode Peneli-tian Survai (1987 : 231). https://youdant.wordpress.com/2011/06/13/98/
Nantinya, analisa data juga berguna untuk merumuskan kesimpulan dari hasil Monev.
Bagaimana menganalisa data Monev PHBM ?
Analisa data Monev PHBM bertujuan :
1. Menyajikan data kemajuan PHBM berdasarkan INDIKATOR-INDIKATOR dari setiap KRITERIA.
2. Menyajikan data untuk menilai PHBM dalam predikat Sangat Baik, Baik, Cukup Baik dan Kurang Baik.
3. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat kemajuan PHBM serta menjelaskan upayaupaya menangani hambatan.
4. Merumuskan kebutuhan untuk lebih memajukan PHBM.
5. Menyediakan data untuk bahan merumuskan kesimpulan dan rekomendasi.
Alat bantu ANALISA DATA menggunakan Lampiran 1. Perlu diingat kembali, Lampiran 1 terdiri dari bagian KRITERIA, INDIKATOR, BOBOT, SKOR dan NILAI. Berikut penjelasan masingmasing bagian itu:
KRITERIA. Kriteria dibagi 2, yaitu KRITERIA UMUM dan KRITERIA KHUSUS. Ada sebanyak …… 7 kriteria utama penilaian. Tiap kriteria utama dibagi dalam beberapa bidang criteria khusus. Satu bidang kriteria khusus dapat memiliki beberapa indikator.
INDIKATOR adalah tolok ukur keberhasilan untuk menilai keberhasilan pengelolaan PHBM. Ada sebanyak …… Indikator penilaian.
BOBOT. BOBOT diberi angka 1 s/d 3. Masingmasing Indikator memiliki BOBOT. Setiap Indikator memiliki BOBOT sama atau lebih rendah atau lebih tinggi.
SKOR. Skor diberi angka 0 dan 5. Jika tidak memenuhi INDIKATOR, maka nilainya 0. Sebaliknya, jika memenuhi INDIKATOR, skornya 5. Contoh ! Kelompok/Koperasi dinilai dengan Indikator, “Ketersediaan dokumen RU dan RO yang telah disahkan Kepala Dinas terkait”. Jika kelompok/koperasi pengelola PHBM dapat menunjukkan dokumen RU dan RKT yang sudah disahkan Kepala Dinas, maka skornya 5. Tetapi, jika tidak dapat menunjukkan RU dan RKT, skornya 0.
NILAI adalah perkalian antara BOBOT dan SKOR. SKOR akan menentukan NILAI dari setiap KRITERIA kemajuan PHBM.
JUMLAH NILAI, yaitu jumlah SKOR semua Indikator dalam satu KRITERIA.
NILAI RATA-RATA, yaitu JUMLAH NILAI dibagi INDIKATOR yang dinilai. Misalnya ada 7 INDIKATOR yang dinilai. Jumlah Nilai dari 7 INDIKATOR itu adalah 70, maka NILAI RATARATA adalah 70 : 7 = 10.
Langkah-langkah analisa data ?
Proses analisa data dikerjakan Tim Kerja. Berikut langkahlangkahnya.
1. Pastikan semua data telah dikumpulkan semua dan kolom Bobot dan Skor dalam panduan monev sudah terisi dengan angka.
51
2. Analisa dilakukan dalam pertemuan Tim Kerja Monev.
3. Tahap pertama menganalisa data hasil penilaian KRITERIA. Mulailah melakukan analisa data tahap pertama dengan langkahlangkah sebaga berikut:
Tim Kerja memastikan Skor hasil Monev sudah terisi dengan “angka”, seperti contoh berikut. Kelompok/koperasi mendapat skor 3 dan 5, karena memenuhi indikator No. 1 huruf b dan No. 2 huruf a pada kriteria Perencanaan.
Selanjutnya, mengisi “angka” pada kolom NILAI dengan mengalikan BOBOT (B) dan SKOR (S). Lihat contoh berikut. Kelompok/koperasi mendapat Nilai 6 pada Kriteria Perencanaan.
Selanjutnya mengisi JUMLAH NILAI dan menghitung NILAI RATA-RATA, caranya seperti hasil monev di bawah:
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan
Kepala Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum disahkan Kepala Dinas terkait
2 3
c. Masih rancangan 1d. Belum ada rancangan
sama sekali1
2. Adanya keterlibatan pen-gurus/anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan
anggota 3 5
b. Hanya melibatkan pen-gurus
2
c. Dibuat oleh pihak lain 1Jumlah Sub Nilai Nilai Rata-Rata
52
KRITERIA INDIKATOR BOBOT(1 – 3)
SKOR(0 – 5)
NILAI(B X S)
Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan
Kepala Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum di-sahkan Kepala Dinas terkait
2 3 6
c. Masih rancangan 1d. Belum ada rancangan
sama sekali1
2. Adanya keterlibatan pen-gurus/anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus
dan anggota 3 5 15
b. Hanya melibatkan pe-ngurus
2
c. Dibuat oleh pihak lain 1Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata
b. Hitung NILAI RATARATA dengan cara membagi JUMLAH NILAI dengan indicator yang dinilai. Dalam KRITERIA PERENCANAAN, Indikator yang dinilai ada 2, yaitu KRITERIA No. 1 huruf b dan KRITERIA No. 2 huruf a. Dengan demikian, NILAI RATARATA KRITERIA PERENCANAAN adalah 21 : 2 = 11,5. Lebih jelasnya, lihat contoh table berikut.
4. Tahap analisa data kedua adalah menentukan kategori penilaian kemajuan PHBM. Ada 4 kategori penilaian kemajuan PHBM, yaitu SANGAT BAIK, BAIK, CUKUP BAIK dan KURANG BAIK.
Halhal yang perlu diperhatian.
a. Hitung JUMLAH NILAI dengan menambah semua nilai indicator yang terisi angka, yaitu 6 + 15. Dengan demikian, JUMLAH NILAI untuk kriteria PERENCANAAN adalah 21.
53
Penentuan kategori tidak dapat digunakan untuk menghitung NILAI RATARATA dari dua atau lebih KRITERIA.
Nilai Ratarata kategori setiap KRITERIA berbeda. Berikut standar NILAI RATARATA dan kategori penilaian untuk setiap KRITERIA.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa NILAI RATARATA setiap KRITERIA berbeda. Misalnya. KRITERIA PERENCANAAN akan mendapat kategori SANGAT BAIK, apabila NILAI RATARATAnya 11 s/d 15. Sementara KRITERIA PENATAAN AREA KELOLA HUTAN akan berada dalam kategori SANGAT BAIK, apabila mencapai NILAI RATARATA 11 s/d 12.
KriteriaNilai Rata-rata Kategori
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang BaikPerencanaan s/d 15 11 s/d 10 8 s/d 7 3 s/d 2,5 1 Penataan area kelolahutan
s/d 12 10 s/d 9 8 s/d 7 4 4
Mutu zona perlindun-gan
s/d 15 12 s/d 11,5 10 9 s/d 8,5 1
Tabel … Hasil Penilaian Monev Kriteria Perencanaan.
KRITERIA INDIKATOR BOBOT(1 – 3)
SKOR(0 – 5)
NILAI(B X S)
Perenca-naan
1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan
Kepala Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum disahkan Kepala Dinas terkait
2 3 6
c. Masih rancangan 1d. Belum ada rancangan
sama sekali1
2. Adanya keterlibatan pengu-rus/anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan
anggota 3 5 15
b. Hanya melibatkan pengu-rus
2
c. Dibuat oleh pihak lain 1Jumlah Nilai 21Nilai Rata-Rata 11,5
Penentuan 4 kategori itu hanya digunakan untuk menilai setiap KRITERIA.
54
5. Tahap analisa data ketiga adalah FAKTOR PENDUKUNG dan FAKTOR PENG-HAMBAT. kemajuan PHBM. Rumusan faktorfaktor penghambat dan pendukung keberhasilan dibahas setiap KRITERIA, seperti contoh table berikut.
Kriteria Faktor Pendukung Faktor PenghambatPerencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
Pengembangan usahaHHBK Pengembangan usahaHHK Pengembangan usahajasa lingkungan Pengembangan usahapemanfaatan kawasanPerlindungan TanamanTata Kelola UsahaKelembagaanKewajiban lainPemberdayaan mas-yarakat
Selain disajikan dalam tabel di atas, faktor pendukung dan penghambat diuraikan dalam bentuk tulisan paragraph.
6. Berdasarkan hasil rumusan faktor pendukung dan penghambat, Tim kerja Monev PHBM membuat daftar upayaupaya pengurus kelompok/koperasi mengatasi hambatan. Rumusan upaya mengatasi hambatan dapat dibuat seperti table berikut.
Kriteria Faktor Penghambat Upaya Mengatasi HambatanPerencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
55
Kriteria Kebutuhan Kegiatan Meningkatkan Kemajuan PHBM
Perencanaan
Tata kelola kawasan
Tata kelola usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
Ingat ! Seluruh proses analisa data harus melibatkan pen-gurus dan anggota kelompok/koperasi, dan disarankan meli-
.batkan pemangku kepentingan lain
Selain disajikan dalam tabel di atas, upaya mengatasi hambatan diuraikan dalam bentuk tulisan paragraph.
7. Merumuskan kebutuhan kegiatan penguatan kemajuan PHBM. Rumusannya dapat dibuat seperti table berikut.
Selain disajikan dalam tabel di atas, rumusan kebutuhan kegiatan diuraikan dalam bentuk tulisan paragraph.
8. Tim Kerja Monev PHBM menyusun laporan sementara (report draft).
9. Tim Kerja Monev memaparkan hasil analisa sementara monev dihadapan perwakilan anggota kelompok/koperasi dan/atau staf dinas/instansi yang diutus. Peserta dapat meminta penjelasan dan menanggapi. Bila perlu, di hadapan peserta pertemuan lakukan koreksi hasil analisa data sementara monev.
10. Dimungkinkan kembali mengumpulkan data tambahan, setelah pertemuan itu.
11. Tim Kerja melakukan perbaikan analisa data setelah pertemuan di atas sebelum menuju langkah berikutnya, yaitu merumuskan KESIMPULAN dan REKOMEN-DASI.
56
57
58
59
Berikut saransaran dalam menyusun laporan Monev.
1. Tim Kerja memastikan semua data, hasil analisa data, rumusan kesimpulan dan rumusan rekomendasi telah terkumpul.
2. Lakukan pertemuan anggota Tim Kerja untuk mempersiapkan penulisan laporan. Setidaknya agenda pertemuan Tim antara lain:
a. Menyepakati kerangka isi laporan.
b. Pembagian tugas menyusun laporan. Kerangka isi laporan yang terdiri dari beberapa bagian perlu dibagi antar anggota Tim Kerja.
c. Menyepakati jadwal penulisan laporan sampai laporan akhir.
3. Ada baiknya, sebelum laporan
Rekomendasi
Pembaca laporan bukan hanya pelaksana Monev, tetapi juga pihak lain, seperti aparat pemerintah, aktiv-is LSM, peneliti, dan lain-lain.
Sajikan laporan dengan bahasa yang mudah dipahami. Sejauh mun-gkin hindari menggunakan istilah asing, seperti hidrologi, ekologi, de-forestasi, degradasi, dan lain-lain. Jika harus menggunakan kata asing, karena tidak ada padanan kata indo-nesianya, kata asing tersebut harus dicetak miring, misalnya multiplier ef-fect, trade-off
Ingat ! Salah satu manfaat hasil Monev untuk bahan pembelajaran meningkatkan kemajuan penge-lolaan PHBM dan pemberdayaan kelompok/koperasi.
PentinG!
60
akhir, Tim Kerja melakukan pertemuan mambahas laporan dengan pengurus dan anggota kelompok/koperasi serta pihak lain.
4. Ada baiknya juga meminta bantuan relawan untuk menjadi narasumber dalam menyusun laporan.
Kerangka Isi Laporan Monitoring
Kerangka Isi Laporan Evaluasi
Kata Pengantar (dari penyelenggara Monev)
A. Latarbelakang.
B. Cara Melakukan Monitoring (langkahlangkah, kapan, siapa dan berapa jumlah narasumber, dan lainlain)
C. Profil Kelompok/Koperasi (sejarah, pengurus & anggota).
D. Hasil Monitoring.
1. Rencana Kerja Tahunan Kelompok/Koperasi Tahun …… (beserta penjelasannya)
2. Hasil Monitoring (hasil penilaian berdasarkan kriteria dan indikator, beserta penjelasannya)
3. Faktor Pendukung dan Penghambat.
4. Cara Mengatasi Hambatan.
E. Kesimpulan & Rekomendasi.
Lampiranlampiran
Kata Pengantar (dari penyelenggara Monev)
A. Latarbelakang.
B. Cara Melakukan Evaluasi (langkahlangkah, kapan, siapa dan berapa jumlah narasumber, dan lainlain)
C. Profil Kelompok/Koperasi (sejarah, pengurus & anggota).
D. Hasil Evaluasi.
1. Rencana Kerja Tahunan Kelompok/Koperasi Tahun …… (beserta penjelasannya)
2. Hasil Evaluasi (hasil penilaian berdasarkan kriteria dan indikator)
3. Faktor Pendukung dan Penghambat.
4. Cara Mengatasi Hambatan.
E. Kesimpulan & Rekomendasi.
Lampiranlampiran
61
62
63
Menyusun Kesimpulan dan Rekomendasi
Sebelum merumuskan rekomendasi, lazimnya didahului dengan merumuskan Kesimpulan. Kesimpulan merupakan pernyataanpernyataan singkat yang disusun dari hasil analisa data. Ciriciri kesimpulan antara lain:
Dapat perupa pernyataan positif maupun negatif. Contoh kesimpulan posi
tif, “Koperasi Maju Bersama selaku pemegang ijin HTR telah memenuhi prosedur dan persyaratan pemanfaatan HHK dari lokasi penebangan hingga pengangkutan”. Bandingkan dengan contoh Kesimpulan negatif ini, “Koperasi Maju Bersama selaku pemegang ijin HTR belum sepenuhnya menjalan prosedur dan melengkapi persyaratan pemanfaatan HHK dari lokasi penebangan hingga pengangkutan. Satu contoh lagi Kesimpulan negatif, “Tutupan lahan Zona Perlindungan masih dibawah 60 % dan masih terdapat beberapa kasus penebangan pohon
Pelaporan
64
yang berfungsi lindung”. Garis tebal merupakan penanda kesimpulan positif atau negatif.
Rujukan Kesimpulan adalah hasil analisa data. Sedangkan Kesimpulan menjadi rujukan merumuskan Rekomendasi, seperti digambarkan pada bagan berikut ini.
Rekomendasi adalah tahap terakhir dari proses monev PHBM. Rekomendasi dibuat dalam pernyataanpernyataan singkat. Bahan dasar untuk membuat rekomendasi adalah hasil Kesimpulan. Antara Rekomendasi dan Kesimpulan harus berhubungan langsung. Jangan membuat rekomendasi tidak terkait langsung dengan hasil kesimpulan.
Rekomendasi adalah penyataanpernyataan utama dan penting dari seluruh hasil Monev. Dirumuskan dengan jelas dan terukur. Contoh rekomendasi, “Pen-gurus kelompok/koperasi harus memenuhi persyaratan administrasi peneban-gan/pemanenan kayu, seperti Laporan Penebangan Kayu Bulat (LP-KB), Lapo-ran Rekapitulasi Penebangan Kayu Bulat, dan lain-lain”. Contoh rekomendasi lain, “Kelompok Hutan Lestari harus memiliki kebun bibit HHBK sendiri untuk melakukan pengkayaan HHBK yang dipanen sehingga anggota kelompok memi-liki sumber pendapatan secara berkelanjutan”.
Isi rekomendasi dapat terkait dengan:
1. Usahausaha kelompok/koperasi untuk memperbaiki kinerja pengelola PHBM, sesuai dengan 5 Kriteria, yaitu:
Perencanaan
Tata Kelola Kawasan
Tata Kelola Usaha
Kelembagaan
Kewajiban lain
2. Peran dinas/instansi terkait dalam memberdayakan kelompok/koperasi PHBM.
3. Kebijakan Pemda yang terkait langsung dengan lokasi PHBM yang dimonev.
Gambar ….. Alur Hubungan Analisa Data, Kesimpulan Dan Rekomen-dasi
65
Berikut langkah-langkah merumuskan Rekomendasi.
1. Tim Kerja monev memastikan data sudah tersedia dalam bentuk tulisan, termasuk hasil analisa data.
2. Rencanakan pertemuan Tim Kerja dan dipastikan semua anggota hadir.
3. Bagikan foto kopi hasil analisa data kepada anggota Tim Kerja sekurangkurangnya 3 hari sebelum pertemuan.
4. Jika dibutuhkan, Tim Kerja dapat mengundang ahli untuk menjadi narasumber menyusun rekomendasi. Ingat ! Ahli hanya berperan menjadi narasumber. Tidak boleh ikut mengambil keputusan. Misalnya, ahli hanya memberi pendapat bagaimana merumuskan rekomendasi yang baik dan benar. Ahli juga dapat mememberi saran tentang keselarasan antara Kesimpulan dan Rekomendasi.
66
A. Penilaian PHBM Menurut Kriteria & Indikator Keber-hasilan Pada Skala Masyaraat Pengelola Hutan
1. Penilaian Kriteria dan Indikator Keberhasilan Perencanaan
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Perencanaan 1. Ketersediaan dokumen RU dan RKT a. Tersedia dan disahkan
Kepala Dinas terkait.3
b. Tersedia, tapi belum disah-kan Kepala Dinas terkait
2
c. Masih rancangan 1
d. Belum ada rancangan sama sekali
1
2. Adanya keterlibatan pengurus/anggota pengelola PHBM da-lam menyusun RU dan RKT.a. Melibatkan pengurus dan
anggota 3
b. Hanya melibatkan pengu-rus
2
c. Dibuat oleh pihak lain 1
Jumlah Nilai 1 s/d 2Nilai Rata-Rata
Lampiran 1.
67
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Penataan area kelola
1. Adanya peta zona perlindun-gan, zona pemanfaatan/budi-daya, blok dan petak. a. Sudah ditanda tangani
Ketua Kelompok/Koper-asi.
3
b. Belum ditanda tangani Ketua Kelompok/Koper-asi.
2
c. Hanya ada salah satu peta (zona/blok/petak)
1
2. Ada tanda batas fisik antar petak tiap anggota
2
Jumlah Nilai 1 s/d 2Nilai Rata-Rata
Kriteria IndikatorBobot
(1 – 3)
Skor
(0 – 5)
Nilai
(B x S)Mutu zona perlindungan
1. Tutupan pepohonan pada zona perlindungan a. lebih 80 %. 3
b. antara 60 s/d kurang 80 %. 2
c. kurang 60 % 1
2. Tidak ada penebangan tana-man berkayu, termasuk jenis tanaman buah-buahan, yang berfungsi perlindungan pada zona perlindungan.
3
Jumlah Nilai 1 s/d 2 Nilai Rata-Rata
2. Penilaian Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Ka-wasan2.1. Penilaian Penataan Area Kelola
2.2. Penilaian Mutu Zona Perlindungan
68
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pengemban-gan usaha HHBK
Pemanenan/Penebangan.1. Adanya laporan 3 bulanan
produksi HHBK memuat sekurang-kurangnya memuat data jenis dan jumlah/volume HHBK.
3
Rehabilitasi HHBK2. Adanya kegiatan penanaman
HHBK sesuai RU/RKTa. Mencapai target lebih 80
%3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
3. Adanya kegiatan perawatan tanaman HHBK sekurang-ku-rangnya setahun sekali.
2
4. Tutupan tanaman HHBK (seperti kopi, kakao, pisang, dan tanaman perkebunan lainnya) kurang dari 30 % dari luas zona pemanfaatan.
3
5. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan PSDH)
3
Jumlah Nilai 1 s/d 5 Nilai Rata-Rata
2.3. Penilaian Kriteria Pengembangan Usaha HHBK
69
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pengemban-gan usaha HHK
Perencanaan & penanaman1. Adanya Laporan Hasil Chruising (LHC) dari
hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Pene-bangan (ITSP) yang ditanda tangani Ketua Koperasi/Kelompok
3
2. Adanya rencana pemanenan/pemungutan HHK yang sudah disahkan oleh Kepala Di-nas terkait.
3
3. Adanya IUPHHK yang dikeluarkan Menteri terkait.
3
Pemanenan/Penebangan
4. Adanya petugas pencatat kayu tebangan. 3
5. Adanya Laporan Hasil Pemanenan/Pemu-ngutan Kayu Bulat (LHP-KB) setiap perten-gahan dan akhir bulan yang disahkan Peja-bat Pengesah Laporan Hasil Penebangan (P2LHP).
3
6. Adanya LHP-KB yang telah dikirim kepada : – Kepala Dinas Propinsi;– Kepala BP2HP;– Penerbit FA-KB; dan– P2LHP.
2 10
7. Adanya Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) yang ditanda tangani Ketua Koperasi.
2
Pengangkutan HHK8. Adanya Daftar Kayu Bulat Faktur Angkutan
(DKB-FA). 3
9. Adanya pertugas FA-KB. 3
10. Adanya surat Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB)
3
Rehabilitasi11. Adanya tempat pembenihan/pembibitan. 2
12. Adanya capaian kegiatan penanaman HHK sesuai RU/RKTa. Target tercapai lebih 80 %. 3
b. Target tercapai antara 60 % s/d 80 %. 2
c. Target tercapai kurang dari 60 %. 1
13. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana reboisasi (DR).
3
Jumlah Nilai 1 s/d 13 Nilai Rata-Rata
2.4. Penilaian Kriteria Pengembangan Usaha HHK
70
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pengemban-gan usaha jasa lingkun-gan
1. Adanya usaha jasa lingkun-gan: Wisata alam; atau Penangkaran burung/bi-
natang yang dibolehkan; atau
Perlindungan keanekarag-aman hayati; atau
Pemanfaatan aliran sun-gai; atau
Karbon market. Dan sejenisnya
3
2. Adanya pengurus/pengelola usaha jasa lingkungan.
3
3. Adanya sarana/prasarana penunjang usaha jasa lingkun-gan.
2
4. Adanya capaian kegiatan usaha jasa lingkungan sesuai RU/RKT
a. Mencapai target lebih 80 % 3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
Jumlah Nilai 1 s/d 4Nilai Rata-Rata
2.5. Penilaian Pengembangan Usaha Jasa Lingkingan
71
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pengemban-gan usaha pemanfaatan kawasan
1. Adanya tanaman sejenis di bawah tegakan, dengan sistem wanatani.
1
2. Adanya tanaman beragam je-nis di bawah tegakan, dengan sistem wanatani.
2
3. Adanya capaian kegiatan penanaman HHK sesuai RU/RKTa. Mencapai target lebih 80
%3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
4. Adanya kegiatan pemanenan/pemungutan tanaman bawah tegakan sekurang-kurangnya 1 kali setahun.
2
Jumlah Nilai 1 s/d 4Nilai Rata-Rata
Kriteria Indikator Keberhasilan Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Perlindungan Tanaman
1. Adanya kegiatan pencegahan/penanganan penyakit tanaman HHBK dan HHK.
1
2. Adanya kegiatan patroli ru-tin pengamanan hutan baik dilakukan anggota maupun pengurus.
3
3. Adanya kegiatan pencegahan/penanganan kebakaran.
2
4. Adanya kegiatan pencegahan/penyelamatan tanah dan air.
2
5. Adanya patugas/pengurus khusus perlindungan tanaman hutan.
2
Jumlah Nilai 1 s/d 5 Nilai Rata-Rata
2.6. Penilaian Kriteria Pengembangan Usaha Pemanfaatan Ka-wasan
3. Penilaian Kriteria dan Indikator Perlindungan Tanaman
72
4. Penilaian Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Usaha
Kriteria Indikator Keberhasilan Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Tata Kelola Usaha
1. Adanya pengurus kelompok us-aha/koperasi yang bertanggung jawab di bidang usaha.
2
2. Adanya pertemuan rutin ang-gota/pengurus kelompok usaha sekurang-kurangnya setiap dua bulan sekali dalam setahun terakhir.
3
3. Adanya kegiatan pelatihan penguatan kelompok usaha yang dilakukan secara mandiri atau dengan pihak lain, selain pemerintah setidaknya 3 bulan sekali..
2
4. Adanya iuran anggota kelom-pok tiap bulan selama setahun terakhir.
3
5. Adanya modal kelompok dalam bentuk dana usaha.
3
Jumlah Nilai 1 s/d 5 Nilai Rata-Rata
73
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Kelembagaan 1. Adanya nama-nama pengurus yang dipilih dalam musyawarah anggota kelompok.
3
2. Adanya penjelasan peran/tugas setiap pengurus.
2
3. Adanya daftar anggota kelom-pok yang sekurang-kurangnya memuat keterangan nama, pekerjaan, alamat, dan luas garapan.
3
4. Adanya pergantian pengurus (bagi yang melampaui batas waktu kepengurusan sesuai aturan kelompok)
2
5. Adanya aturan kelompok/koper-asi atau aturan dengan sebutan nama lain.
3
6. Adanya pertemuan pengurus dan/atau anggota sekurang-ku-rangnya 2 bulan sekali
2
7. Adanya capaian kegiatan penguatan kelembagaan sesuai RU/RKTa. Mencapai target lebih 80 % 3
b. Mencapai target 60 % s/d 80 %
2
c. Mencapai target kurang 60 %
1
Jumlah Nilai 1 s/d 7 Nilai Rata-Rata
5. Penilaian Kriteria dan Indikator Keberhasilan Kelembagaan
74
Kriteria Indikator Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Kewajiban Lain
1. Adanya dokumen laporan ta-hunan kemajuan PHBM kelom-pok/koperasi yang dilaporkan ke Dinas Kehutanan terkait.
3
2. Keterlibatan pengurus dan kelompok dalam menyusun laporan tahunan a. Pengurus dan anggota terli-
bat menyusun laporan.b. Hanya pengurus yang terli-
bat menyusun laporan.2
c. Disusun oleh pihak lain, selain pengurus
3
Jumlah Nilai 1 s/d 3
Nilai Rata-Rata
6. Penilaian Kriteria dan Indikator Kewajiban Lain
75
Kriteria Indikator Keberhasilan Bobot(1 – 3)
Skor(0 – 5)
Nilai(B x S)
Pemberdayaan Masyarakat
1. Adanya fasilitasi penyusunan RU dan RKT dari dinas/instansi terkait.
2
2. Adanya kegiatan pelatihan/pen-yuluhan dari dinas/instansi terkait dalam satu tahun terahira. 2 kali setahun 3
b. 1 kali setahun 2
c. Tidak pernah 1
3. Adanya pendampingan rutin dari dinas/instansi terkaita. 2 kali sebulan. 3
b. 1 kali sebulan. 2
c. Tidak pernah. 1
4. Adanya dukungan anggaran dari dinas/istansi terkait untuk member-dayakan masyarakat.
3
5. Adanya fasilitasi pemerintah dalam pemasaran HHK maupun HHBK.
2
6. Adanya bantuan sarana usaha dari pemerintah.
2
Jumlah Nilai 1 s/d 5 Nilai Rata-Rata
B. Penilaian PHBM Menurut Kriteria & Indikator Keberhasilan Pada Skala Peran Pemberdayaan Masyarakat
76
Kriteria Nilai Rata-rata A. Skala Masyarakat Pengelola Hutan
1. Kriteria Perencanaan
2. Kriteria Tata Kelola Kawasan
2.1. Penataan Area Kelola
2.2. Mutu Zona Perlindungan
2.3. Kriteria Pengembangan Usaha HHBK
2.4. Kriteria Pengembangan Usaha HHK
2.5. Pengembangan Usaha Jasa Lingkingan
2.6. Kriteria Pengembangan Usaha Pemanfaatan Kawasan
3. Kriteria Perlindungan Tanaman
4. Kriteria Keberhasilan Tata Kelola Usaha
5. Kriteria Kelembagaan
6. Kriteria Kewajiban Lain
B. Skala Peran Pemberdayaan PemerintahPemberdayaan mayarakat
Nilai Rata-rata Skala A & B
C. Penilaian Umum PHBM Berdasarkan Kriteria
77
Lampiran 2.
Pengertian Indikator Keberhasilan
Untuk memudahkan memahami Indikator Keberhasilan, pengguna panduan monev PHBM perlu memahami pengertian dari setiap Indikator. Berikut penjelasannya.
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Perencanaan
Kriteria Indikator PengertianPerencanaan 1. Ketersediaan dokumen
RU dan RKT yang telah disahkan Kepala Dinas terkait.
• Rencana Umum HKm merupa-kan rencana pengelolaan areal kerja HKm yang menjamin kelestarian fungsinya secara ekonomi, ekologi dan social. Disusun untuk jangka waktu 10 tahun/selama jangka waktu ijin. Disusu secara partisipatif dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan.
• RKTadalah penjabaran lebih rinci dari RU yang memuat kegiatan-kegiatan dan tar-get-target dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Disusun secara partisipatif.
2. Adanya keterlibatan pengurus dan anggota pengelola PHBM dalam menyusun RU dan RKT.
Pengurus dan anggota terlibat aktif mengambil keputusan selama pros-es penyusunan RU dan RKT.
3. Adanya fasilitasi peny-usunan RU dan RKT dari dinas/instansi terkait.
Adanya staf Dinas Kehutanan yang memfasilitasi penyusunan RU & RKT
78
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Kawasan
Kriteria IndikatorA. Penataan
area kelola 1. Adanya peta zona perlindungan,
zona pemanfaatan/budidaya, blok dan petak yang dibuat sesuai standar kartografi dan ditanda tangani Ketua Kelompok/Koperasi.
Peta area kerja HKm, HD, HTR & KK dibagi zona perlindungan, zona peman-faatan, blok dan petak yang ditanda tangani Ketua Kelompok/Koperasi.
2. Adanya peta zona perlindungan, zona pemanfaatan/budidaya, blok dan pe-tak yang dibuat sesuai standar kar-tografi, tapi belum ditanda tangani Ketua Kelompok/Koperasi.
Peta area kerja HKm, HD, HTR & KK diba-gi zona perlindungan, zona pemanfaatan, blok dan petak yang belum ditanda tan-gani Ketua Kelompok/Koperasi
3. Adanya salah satu peta, tapi peta lain belum ada.
Peta area kerja HKm, HD, HTR & KK ha-nya terdapat salah satu peta, Peta zona, blok dan petak belum lengkap.
B. Mutu zona perlindun-gan
1. Tutupan pepohonan pada zona per-lindungan lebih 80 %.
Lebih dari 80 % zona perlindungan ditutupi pepohonan kayu, termasuk buah-buahan.
2. Tutupan pepohonan pada zona per-lindungan antara 60 s/d kurang 80 %.
Sudah jelas
3. Tidak ada penebangan tanaman berkayu, termasuk jenis tanaman buah-buahan, yang berfungsi perlind-ungan pada zona perlindungan.
Sudah jelas
C. Pengem-bangan usaha HHBK
Pemanenan/Penebangan.1.1. Adanya petugas Pejabat Pengesah
Laporan Hasil Penebangan (P2LHP)Pemegang ijin PHBM wajib memiliki petu-gas pembuat LP-HHBK. Yang memiliki kualifikasi Pengawas Penguji Hasil Hutan. LP-HHBK memiliki kualifikasi sebagai Pen-gawas Penguji Hasil Hutan yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab serta wewenang untuk melakukan pengesahan Laporan produksi Hasil Hutan Bukan Kayu
1.2. Adanya Laporan Produksi Hasil Hu-tan Bukan Kayu (LP-HHBK) setiap pertengahan dan akhir bulan yang disahkan P2LP-HHBK.
• LP-HHBK dibuat dengan mengisi blanko berisi berat/volume/jumlah HHBK yang dipanen/dipungut dan di-sahkan P2Lp-HHBK
• P2LP-HHBK adalah Pejabat Pengel-sah Laporan Hasil Penebangan. Ia memiliki kualifikasi Pengawas Penguji Hasil Hutan yang diangkat dan dibe-ri tugas, tanggung jawab serta we-wenang untuk melakukan pengesah-an LP-HHBK.
• P2LP-HHBK berasal dari pemegang ijin.
1.3. Membuat rekapitulasi LP-HHBK dan dilaporkan kepada:
- Kepala Dinas Provinsi- Kepala Balai- Penerbit FA-HHBK- P2LP-HHBK
Tiap bulan LP-HHBK direkap dan dilapor-kan kepada pihak terkait.
1.4. Adanya Laporan Mutasi HHBK (LM-HHBK).
LM-HHBK berupa blanko berisi informasi: jenis hasil hutan bukan kayu,jumlah prol-duksi/pengumpulan (Kg/Ton*), target pro-duksi berdasarkan IUPHKm & sisa target (Kg/Ton*)
79
Pengangkutan1.5. Adanya Daftar Hasil Hutan Bu-
kan Kayu (DHHBK)DHHBK merupakan lampiran FA-HHBK yang memuat informasi : Jenis HHBK dan Jumlah Satuan
1.6. Adanya Rekap Daftar Hasil Hutan Bukan Kayu (DHHBK).
Rekap DHHBK adalah rekapitulasi dari bberapa DHHBK yang berisi data Jenis Hasil HHBK, Jumlah Produksi/Pengumpuk-lan, Target Produksi berdasarkan IUPHKm dan Sisa Target
1.7. Adanya petugas Penerbit FA-HHBK
Penerbit FA-HHBK berasal dari peme-gang ijin yang ditetapkan Kepala Dinas Kehutanan berdasarkan usulan pimpinan pemegang ijin.
1.8. Adanya dokumen Faktur Ang-kutan Hasil Hutan Bukan Kayu (FA-HHBK) yang dikeluarkan Dinas terkait.
• Pengangkutan HHBK wajib dilengkapi FA-HHBK.
• FA-HHBK merupakan dokumen ang-kutan diterbitkan Penerbit FA-HHBK. Penerbit FA-HHBK.
Rehabilitasi HHBK1.9. Adanya kegiatan penanaman
tanaman HHBK dan rencana target tercapai 100 % atau leb-ih.
Adanya kegiatan penanaman HHBK dan semua target jumlah tanaman tercapai 100 % atau lebih sesuai rencana dalam RU & RKT
1.10. Adanya kegiatan penanaman dan tanaman HHBK yang direncanakan ditanam antara kurang 100 % s/d 75 %.
Adanya kegiatan penanaman HHBK dan target jumlah tanaman tercapai kurang 100 % atau lebih 75% dari rencana RU & RKT
1.11. Adanya kegiatan penanaman dan tanaman HHBK yang direncanakan ditanam antara kurang dari 75 % s/d 50 %.
Adanya kegiatan penanaman HHBK dan target jumlah tanaman tercapai kurang an-tara 75 % s/d 50 % dari rencana RU & RKT
1.12. Adanya kegiatan perawatan ta-naman HHBK sekurang-kuran-gnya setahun sekali.
Adanya kegiatan pemangkasan, pembersi-han gulma pengganggu, pencegahan pen-yakit, dll
1.13. Tutupan tanaman HHBK, tidak termasuk buah-buahan, kurang 30 % dari luas zona peman-faatan.
Areal hutan tidak didominasi HHBK, selain buah-buahan. Komposisi tanaman 70 % tanaman berkayu, termasuk buah-buahan dan 30 jenis HHBK lainnya sesuai Permen No. 35 tahun 2007.
1.14. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan PSDH)
Setiap pengelola PHBM yang memanen/ memungut HHBK wajib membayar PSDH
D. Pengem-bangan usaha HHK
Perencanaan & penanaman1.15. Adanya Laporan Hasil Chruis-
ing (LHC) dari hasil Inventari-sasi Tegakan Sebelum Pene-bangan (ITSP) yang ditanda tangani Ketua Koperasi/Kelom-pok
Data potensi HHK dalam bentuk blanko berisi informasi : Jenis Pohon, Kelas Diam-eter (cm), jumlah pohon dan volume kayu.
1.16. Adanya rencana pemanenan/pemungutan HHK yang sudah disahkan oleh Kepala Dinas terkait.
Adanya RKT pemanenan/pemungutan HHK yang disahkan Kepala Dinas terkait atau pejabat berwenang lainnya.
1.17. Adanya IUPHHK yang dikelu-arkan Menteri terkait.
Ketersediaan dokumen SK Menteri ten-tang IUPHHK
80
Pemanenan/Penebangan1.18. Adanya petugas pencatat kayu
tebangan.a. Pemegang ijin wajib memiliki petugas
pembuat LHP-KB.b. Petugas Pembuat LHP-KB adalah
tenaga yang berkualifikasi Penguji Hasil Hutan yang diangkat oleh Kepa-la Dinas Provinsi.
1.19. Adanya Laporan Hasil Pema-nenan/Pemungutan Kayu Bulat (LHP-KB) setiap pertengahan dan akhir bulan yang disahkan Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan (P2LHP).
Laporan pemanenen dibuat dalam blanko berisi Nomor Batang, Jenis Kayu, Kayu Kelompok Jenis, Panjang, Diameter & Vol-ume
1.20. Adanya LHP-KB yang telah dikirim kepada : – Kepala Dinas Propinsi;– Kepala BP2HP;– Penerbit FA-KB; dan– P2LHP.
Tiap bulan LP-KB direkap dan dilaporkan kepada pihak terkait.
1.21. Adanya Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) yang ditanda tan-gani Ketua Koperasi.
LMKB adalah blanko berisi data Perse-diaan Awal, Penambahan, Pengurangan, Persediaan Akhir, Kayu Bun-lat Menurut Kelompok Jenis Kayu (Batang & m3) & Total (Batang & m3)
Pengangkutan HHK1.22. Adanya Daftar Kayu Bulat Fak-
tur Angkutan (DKB-FA). Dokumen pengangkutan kayu berisi data: No. dan Tanggal laporan hasil penebag-ngan, Nomor Batang, Kelompok Jenis, Panjang (m), Diameter (cm) dan Volume (m3)
1.23. Adanya pertugas FA-KB. Petugas pemegang ijin yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi berdasarkan usulan pimpinan pemegang IUPHKm
1.24. Adanya surat Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB)
• Pengangkutan HHK wajib dilengkapi FA-KB.
• FA-KB merupakan dokumen angkutan diterbitkan Penerbit FA-BK.
Rehabilitasi1.25. Adanya tempat pembenihan/
pembibitan.Pembenihan/pembibitan dikelola oleh kelompok/koperasi di sekitar hutan yang dikelola untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan PHBM.
1.26. Adanya kegiatan penanaman tanaman HHBK dan rencana target tercapai 100 % atau leb-ih.
Adanya kegiatan penanaman HHK dan semua target jumlah tanaman tercapai 100 % atau lebih sesuai rencana dalam RU & RKT
1.27. Adanya kegiatan penanaman dan tanaman HHK yang diren-canakan ditanam antara ku-rang 100 % s/d 75 %.
Adanya kegiatan penanaman HHK dan tar-get jumlah tanaman tercapai kurang 100 % atau lebih 75% dari rencana RU & RKT
1.28. Adanya kegiatan penanaman dan tanaman HHK yang diren-canakan ditanam antara ku-rang dari 75 % s/d 50 %.
Adanya kegiatan penanaman HHK dan tar-get jumlah tanaman tercapai kurang antara 75 % s/d 50 % dari rencana RU & RKT
81
1.29. Membayar Pungutan Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana reboisasi (DR).
Setiap kelompok/koperasi yang meman-faatkan kayu wajib membayar PSDH dan DR
E. Pengem-bangan usaha jasa lingkungan
1.1. Adanya usaha jasa lingkungan: Wisata alam; atau Penangkaran burung/bi-
natang yang dibolehkan; atau
Perlindungan keane-karagaman hayati; atau
Pemanfaatan aliran sun-gai; atau
Karbon market.
Kelompok/koperasi memiliki salah satu atau lebih usaha jasa lingkungan yang ma-sih berjalan.
1.2. Adanya pengurus/pengelola usaha jasa lingkungan.
Kelompok/koperasi memiliki pengurus yang bertanggung jawab mengelola usaha jasa lingkungan.
1.3. Adanya sarana/prasarana penunjang jasa lingkungan.
Sarana/prasarana baik yang dibangun/disediakan sendiri maupun oleh pemerin-tah
F. Pengem-bangan usaha pe-manfaatan kawasan
1.4. Adanya tanaman di bawah tegakan, dengan sistem wana-tani.
Tanaman di bawah tegakan pohon keyu, seperti empon-empon/jamur/jagung/palawija, cabe jamu, nilam, rumput pakan ternak atau lainnya.
1.5. Adanya kegiatan penanaman tanaman bawah tegakan sela-ma 3 tahun terakhir.
Penanaman baik tanaman baru maupun pengkayaan, sejenis atau berbagai jenis yang dilakukan secara berturut-turut
1.6. Adanya kegiatan pemanenan/pemungutan tanaman bawah tegakan sekurang-kurangnya 1 kali setahun.
Kegiatan pemanenan untuk dijual atau di-gunakan sendiri, seperti makan, obat, pa-kan ternak, dll
G. Perlind-ungan Tanaman
1. Adanya kegiatan pencegahan/pen-anganan penyakit tanaman.
Ada upaya pengobatan tanaman yang terserang penyakit atau merawat tanaman untuk mencegah penyakit.
2. Adanya kegiatan patroli pengaman-an hutan.
Adanya satuan tugas pengamanan hutan yang secara rutin patrol. Anggota kelom-pok/koperasi juga terlibat patroli rutin.
3. Adanya kegiatan pencegahan/pen-anganan kebakaran.
Adanya aturan kelompok/koperasi tentang larangan membakar lahan. Membersihkan rumput/alang-alang pemicu kebakaran
4. Adanya kegiatan pencegahan/penyelamatan tanah dan air.
Adanya kegiatan penanaman di sekitar mata air, waduk/bendungan dan sungai. Menanam pohon di area berpotensi tanah longsor.
5. Adanya patugas/pengurus khusus perlindungan tanaman.
Petugas/pengurus perlindungan tanaman merupakan bagian pengurus kelompok/koperasi
H. Pember-dayaan Masyarakat
1. Adanya kegiatan pelatihan/penyu-luhan yang dilakukan dinas/instansi pemerintah terkait pengembangan usaha.
Pemerintah daerah bertanggung jawab un-tuk memberdayakan masyarakat.Kegiatan diantaranya penyuluhan, pelatihan, study banding, dll. Kegiatan tidak harus dilaku-kan Dinas Kehutanan, tapi bisa dilakukan instansi lain, seperti Bakorluh, Dinas Kop-erasi, Dinas Pertanian, dll
2. Adanya pendampingan rutin dari di-nas/instansi terkait.
Pendampingan dengan cara turun ke lapa-ngan sekurang-kurangnya 2 minggu seka-li.
3. Adanya dukungan anggaran dari Pemda untuk memberdayakan mas-yarakat.
Adanya rencana kegiatan dan alokasi an-ggaran di Renja SKPD terkait untuk mem-berdayakan kelompok/koperasi
82
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Tata Kelola Usaha
Kriteria Indikator Keberhasilan PengertianTata Kelola Usaha 1. Adanya pengurus kelompok
usaha/koperasi yang bertang-gung jawab di bidang usaha.
Ada salah satu seksi/divisi dalam pengurus yang bertang-gung jawab di bidang usaha
2. Adanya pertemuan anggota/pengurus kelompok usaha sekurang-kurangnya setiap dua bulan sekali dalam seta-hun terakhir.
Adanya pertemuan tiap dua bulan sekali baik hanya dihadiri pengurus maupun pengurus dan anggota.
3. Adanya kegiatan pelatihan penguatan kelompok usaha yang dilakukan secara mandiri atau dengan pihak lain, selain pemerintah setidaknya 3 bulan sekali..
Kegiatan pelatihan bisa terkait usaha bisnis, budidaya, penge-lolaan usaha, dll.
4. Adanya fasilitasi pember-dayaan kelompok usaha dari dinas/instansi terkait.
Dinas/istansi terkait memfasili-tasi pemberdayaan kelompok/koperasi dalam bentuk pelati-han, penyuluhan, pendampin-gan rutin, dll
5. Adanya iuran anggota kelom-pok tiap bulan selama setahun terakhir.
Iuran sekurang-kurangnya dibayar satu bulan sekali oleh anggota.
6. Adanya modal kelompok da-lam bentuk dana usaha.
Modal kelompok tersimpan dalam tabungan kelompok/koperasi.
83
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Kelembagaan
Kriteria Indikator PengertianKelembagaan 1. Adanya nama-nama pengurus
yang dipilih dalam musyawar-ah anggota kelompok.
Pengurus dipilih oleh anggota dalam musyawarah anggota sesuai aturan kelompok/kop-erasi
2. Adanya penjelasan peran/tu-gas setiap pengurus.
Peran/tugas pengurus dibuat tertulis atau diuraikan dalam aturan kelompok/koperasi dan diarsipkan.
3. Adanya anggota kelompok yang sekurang-kurangnya memuat keterangan nama, pekerjaan, alamat, dan luas garapan.
Pengurus memiliki daftar ang-gota yang dibuat secara tertulis dan tersimpan dalam arsip kelompok/koperasi
4. Adanya pergantian pengurus (bagi yang melampaui batas waktu kepengurusan sesuai aturan kelompok)
Apabila sesuai aturan, pen-gurus harus diganti. Misalnya setiap 3 atau 5 tahun sekali
5. Adanya aturan kelompok/koperasi atau aturan dengan sebutan nama lain.
Adanya aturan kelompok atau dengan sebutan lain yang diar-sipkan secara tertulis.
6. Adanya pertemuan pengu-rus dan/atau anggota seku-rang-kurangnya 2 bulan sekali
Pertemuan dilakukan sendiri oleh kelompok/koperasi atau bekerjasama dengan pihak lain, selain Lembaga pemerin-tah
7. Kegiatan lain yang dilak-sanakan sendiri oleh pengurus kelompok/koperasi atau beker-jasama dengan pihak lain, selain lembaga pemerintah
Kegiatan lain misalnya pelati-han, study banding, pendamp-ingan, dll
84
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Kewajiban Lain
Kriteria Indikator PengertianKewajiban Lain 1. Adanya dokumen laporan kelom-
pok/koperasi sekurang-kurangnya 1 tahun yang dilaporkan ke Dinas Kehutanan terkait.
Kelompok/koperasi pengelola PHBM diwajibkan melaporkan secara tertulis mengenai kema-juan PHBM yang dibuat setiap tahun dan dikirimkan ke Dinas Kehutanan terkait.
2. Penyusunan laporan kelompok/koperasi hanya melibatkan pen-gurus
Melibatkan pengurus secara aktif selama proses penyusu-nan laporan
3. Penyusunan laporan kelompok/koperasi melibatkan pengurus dan anggota.
Melibatkan pengurus dan anggota secara aktif selama proses penyusunan laporan
85
.Lam
pira
n 3
Kri
teri
a, In
dika
tor,
Ala
t Pen
ilaia
n In
dika
tor
& M
etod
e M
onev
PH
BM
Krit
eria
Indi
kato
rA
lat P
enila
ian
Indi
kato
rM
etod
ePi
hak
Ter-
libat
A.
Pere
nca-
naan
1.
Ket
erse
diaa
n do
kum
en R
U d
an R
O y
ang
tela
h di
sahk
an K
epal
a D
inas
terk
ait.
Dok
umen
fisi
k R
U &
RK
T as
li ya
ng d
isah
kan
Kep
ala
Din
as te
rkai
t
Per
iksa
dok
umen
kea
-sl
ian
doku
men
RU
& R
KT
Pen
guru
s ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
2.
Ada
nya
kete
rliba
tan
peng
urus
dan
ang
-go
ta p
enge
lola
PH
BM
dal
am m
enyu
sun
RU
dan
RK
T.
Daf
tar a
bsen
pes
erta
rapa
tP
erik
sa d
afta
r nam
a pe
-se
rta ra
pat
Pen
guru
s ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
3.
Ada
nya
fasi
litas
i pen
yusu
nan
RU
dan
R
KT
dari
dina
s/in
stan
si te
rkai
t.D
afta
r abs
en p
eser
ta ra
pat
& la
pora
n pe
rtem
uan
Per
iksa
daf
tar n
ama
pe-
serta
rapa
tP
engu
rus
kelo
mpo
k;
Din
as K
e-hu
tana
nB
. Ta
ta k
elol
a ka
was
anPe
nata
an a
rea
kelo
la1.
A
dany
a pe
ta z
ona
perli
ndun
gan,
zon
a pe
man
faat
an/b
udid
aya,
blo
k da
n pe
tak
yang
dib
uat s
esua
i sta
ndar
kar
togr
afi
dan
dita
nda
tang
ani K
etua
Kel
ompo
k/K
oper
asi.
2.
Ada
nya
peta
zon
a pe
rlind
unga
n, z
ona
pem
anfa
atan
/bud
iday
a, b
lok
dan
peta
k ya
ng d
ibua
t ses
uai s
tand
ar k
arto
gra-
fi, ta
pi b
elum
dita
nda
tang
ani K
etua
K
elom
pok/
Kop
eras
i.3.
A
dany
a sa
lah
satu
pet
a, ta
pi p
eta
lain
be
lum
ada
.
86
Mut
u zo
na p
er-
lindu
ngan
1.
Tu
tupa
n pe
poho
nan
pada
zon
a pe
rlind
-un
gan
lebi
h 80
%.
Dok
umen
pet
a zo
na p
er-
lindu
ngan
dal
am p
eta
area
ke
rja P
HB
M s
esua
i ijin
Per
iksa
pem
bagi
an z
ona
perli
ndun
gan
dala
m p
eta
area
ker
ja P
HB
M s
esua
i iji
n
Pen
guru
s ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Tutu
pan
pepo
hona
n pa
da z
ona
perli
ndun
gan
anta
ra 6
0 s/
d ku
rang
80
%.
Lapo
ran
surv
ey tu
tupa
n pe
poho
nan
(veg
etas
i).La
kuka
n su
rvey
den
gan
met
ode
sam
plin
g de
ngan
m
engg
unak
an L
ampi
ran
……
Pen
guru
s &
ang
gota
ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Dok
umen
foto
Per
iksa
dok
umen
foto
Tida
k ad
a pe
neba
ngan
tana
man
ber
kayu
, te
rmas
uk je
nis
tana
man
bua
h-bu
ahan
, yan
g be
rfung
si p
erlin
dung
an p
ada
zona
per
lindu
n-ga
n.
Lapo
ran
obse
rvas
i di t
ing-
kat t
apak
Laku
kan
peng
amat
an d
i tin
gkat
tapa
k pa
da z
ona
perli
ndun
gan
Pen
guru
s &
ang
gota
ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Dok
umen
foto
Per
iksa
dok
umen
foto
Peng
emba
ngan
us
aha
HH
BK
Pem
anen
an/P
eneb
anga
n.
1.1.
Ada
nya
petu
gas
Pej
abat
Pen
gesa
h La
pora
n H
asil
Pen
eban
gan
(P2L
HP
)1.
2. A
dany
a La
pora
n P
rodu
ksi H
asil
Hut
an
Buk
an K
ayu
(LP
-HH
BK
) set
iap
perte
n-ga
han
dan
akhi
r bul
an y
ang
disa
hkan
P
2LP
-HH
BK
.
Dok
umen
LP
-HH
BK
yan
g di
sahk
an P
2LP
-HH
BK
.P
erik
sa k
easl
ian
LP-
HH
BK
1.3.
Mem
buat
reka
pitu
lasi
LP
-HH
BK
dan
di
lapo
rkan
kep
ada:
- Kep
ala
Din
as P
rovi
nsi
- Kep
ala
Bal
ai- P
ener
bit F
A-H
HB
K- P
2LP
-HH
BK
Dok
umen
reka
pitu
lasi
LP
-HH
BK
yan
g di
sahk
an
P2L
P-H
HB
K.
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
reka
pitu
lasi
LP
-H
HB
K.
1.4.
Ada
nya
Lapo
ran
Mut
asi H
HB
K (L
M-
HH
BK
).D
okum
en L
M-H
HB
K
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
LM
-HH
BK
87
Mut
u zo
na p
er-
lindu
ngan
1.
Tu
tupa
n pe
poho
nan
pada
zon
a pe
rlind
-un
gan
lebi
h 80
%.
Dok
umen
pet
a zo
na p
er-
lindu
ngan
dal
am p
eta
area
ke
rja P
HB
M s
esua
i ijin
Per
iksa
pem
bagi
an z
ona
perli
ndun
gan
dala
m p
eta
area
ker
ja P
HB
M s
esua
i iji
n
Pen
guru
s ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Tutu
pan
pepo
hona
n pa
da z
ona
perli
ndun
gan
anta
ra 6
0 s/
d ku
rang
80
%.
Lapo
ran
surv
ey tu
tupa
n pe
poho
nan
(veg
etas
i).La
kuka
n su
rvey
den
gan
met
ode
sam
plin
g de
ngan
m
engg
unak
an L
ampi
ran
……
Pen
guru
s &
ang
gota
ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Dok
umen
foto
Per
iksa
dok
umen
foto
Tida
k ad
a pe
neba
ngan
tana
man
ber
kayu
, te
rmas
uk je
nis
tana
man
bua
h-bu
ahan
, yan
g be
rfung
si p
erlin
dung
an p
ada
zona
per
lindu
n-ga
n.
Lapo
ran
obse
rvas
i di t
ing-
kat t
apak
Laku
kan
peng
amat
an d
i tin
gkat
tapa
k pa
da z
ona
perli
ndun
gan
Pen
guru
s &
ang
gota
ke
lom
pok;
D
inas
Ke-
huta
nan
Dok
umen
foto
Per
iksa
dok
umen
foto
Peng
emba
ngan
us
aha
HH
BK
Pem
anen
an/P
eneb
anga
n.
1.1.
Ada
nya
petu
gas
Pej
abat
Pen
gesa
h La
pora
n H
asil
Pen
eban
gan
(P2L
HP
)1.
2. A
dany
a La
pora
n P
rodu
ksi H
asil
Hut
an
Buk
an K
ayu
(LP
-HH
BK
) set
iap
perte
n-ga
han
dan
akhi
r bul
an y
ang
disa
hkan
P
2LP
-HH
BK
.
Dok
umen
LP
-HH
BK
yan
g di
sahk
an P
2LP
-HH
BK
.P
erik
sa k
easl
ian
LP-
HH
BK
1.3.
Mem
buat
reka
pitu
lasi
LP
-HH
BK
dan
di
lapo
rkan
kep
ada:
- Kep
ala
Din
as P
rovi
nsi
- Kep
ala
Bal
ai- P
ener
bit F
A-H
HB
K- P
2LP
-HH
BK
Dok
umen
reka
pitu
lasi
LP
-HH
BK
yan
g di
sahk
an
P2L
P-H
HB
K.
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
reka
pitu
lasi
LP
-H
HB
K.
1.4.
Ada
nya
Lapo
ran
Mut
asi H
HB
K (L
M-
HH
BK
).D
okum
en L
M-H
HB
K
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
LM
-HH
BK
Peng
angk
utan
1.5.
A
dany
a do
kum
en F
aktu
r Ang
kuta
n H
asil
Hut
an B
ukan
Kay
u (F
A-H
HB
K) y
ang
dike
luar
kan
Din
as te
rkai
t.
Dok
umen
FA
-HH
BK
yan
g di
sahk
an D
inas
terk
ait
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
FA
-HH
BK
1.6.
A
dany
a D
afta
r Has
il H
utan
Buk
an K
ayu
(DH
HB
K)
1.7.
A
dany
a R
ekap
Daf
tar H
asil
Hut
an B
u-ka
n K
ayu
(DH
HB
K).
Reh
abili
tasi
HH
BK
1.8.
A
dany
a ke
giat
an p
enan
aman
tana
man
H
HB
K s
esua
i keb
utuh
an s
etem
pat.
Lapo
ran
peng
amat
an d
i la
pang
anP
enga
atan
lang
sung
ke
lapa
ngan
dan
men
gam
bil
foto
Dok
umen
foto
Men
gam
bil f
oto
area
pe
nana
man
1.9.
A
dany
a ke
giat
an p
eraw
atan
tana
man
H
HB
K s
ekur
ang-
kura
ngny
a se
tahu
n se
kali.
Dok
umen
lapo
ran
tahu
nan
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
dan
peng
amat
an la
pan-
gan
1.10
. Tut
upan
tana
man
HH
BK
, tid
ak te
rma-
suk
buah
-bua
han,
kur
ang
30 %
dar
i lu
as z
ona
pem
anfa
atan
.
Dok
umen
lapo
ran
surv
eyM
engh
itung
rata
-rat
a ju
mla
h po
hon
kayu
per
ha
deng
an ra
ndom
sam
plin
g.
Jum
lah
poho
n ka
yu h
utan
pr
oduk
si m
inim
al 4
00/h
a da
n hu
tan
lindu
ng m
ini-
mal
600
/ha
1.11
. Mem
baya
r Pum
unga
t Sum
ber D
aya
Hut
an P
SD
H)
Buk
ti pe
mba
yara
n P
SD
H
dari
Din
as te
rkai
t.P
erik
sa k
easl
ian
doku
-m
en p
emba
yara
n P
SD
H1.
Pe
ngem
-ba
ngan
us
aha
HH
K
Pere
ncan
aan
& p
enan
aman
3.1.
A
dany
a La
pora
n H
asil
Chr
uisi
ng
(LH
C) d
ari h
asil
Inve
ntar
isas
i Teg
a-ka
n S
ebel
um P
eneb
anga
n (IT
SP
) ya
ng d
itand
a ta
ngan
i Ket
ua K
oper
a-si
/Kel
ompo
k
Dok
umen
asl
i LH
C y
ang
dita
nda
tang
ani K
etua
K
oper
asi/K
elom
pok
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
LH
C
88
3.2.
A
dany
a re
ncan
a pe
man
enan
/pem
u-ng
utan
HH
K y
ang
suda
h di
sahk
an
oleh
Kep
ala
Din
as te
rkai
t.
Dok
umen
renc
ana
pem
a-ne
nan/
pem
ungu
tan
HH
K
yang
dis
ahka
n K
epal
a D
inas
terk
ait.
Per
iksa
kea
slia
n do
-ku
men
renc
ana
pem
a-ne
nan/
pem
ungu
tan
HH
K
bese
rta la
mpi
rann
ya a
l:•
Pet
a ar
ea p
ema-
nena
n/pe
mun
guta
n H
HK
.•
SK
ijin
dar
i Bup
ati/
Wal
ikot
a/G
uber
nur.
•D
afta
r pen
guru
s ko
pera
si3.
3.
Ada
nya
IUP
HH
K y
ang
dike
luar
kan
Men
teri
terk
ait.
Dok
umen
SK
ijin
IUP
HH
K
dari
Men
teri
Per
iksa
kea
slia
n S
K
IUP
HH
K d
ari M
ente
ri be
serta
lam
pira
nnya
.Pe
man
enan
/Pen
eban
gan
3.4.
A
dany
a pe
tuga
s pe
ncat
at k
ayu
teba
ngan
.D
okum
en s
urat
pen
gang
-ka
tan
petu
gas
pela
ksan
a
yang
dik
elua
rkan
Ket
ua
Kop
eras
i
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
sur
at p
enga
ngka
tan
petu
gas
pela
ksan
a .
3.5.
A
dany
a La
pora
n H
asil
Pem
anen
an/
Pem
ungu
tan
Kay
u B
ulat
(LH
P-K
B)
setia
p pe
rteng
ahan
dan
akh
ir bu
lan
yang
dis
ahka
n P
ejab
at P
enge
-sa
h La
pora
n H
asil
Pen
eban
gan
(P2L
HP
).
Dok
umen
LH
P-K
B y
ang
disa
hkan
P2L
HP
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
LH
P-K
B d
an m
em-
band
ingk
an s
ecar
a ac
ak
deng
an le
tak
kayu
yan
g di
pane
n/di
pung
ut.
3.6.
A
dany
a LH
P-K
B y
ang
tela
h di
kirim
ke
pada
: –
Kep
ala
Din
as P
ropi
nsi;
– K
epal
a B
P2H
P;
– P
ener
bit F
A-K
B; d
an–
P2L
HP.
Dok
umen
tand
a te
rima
atau
sur
at la
in p
engi
riman
LH
P-K
B
Per
iksa
sur
at ta
nda
terim
a da
n ko
nfirm
asi
kepa
da:
– K
epal
a D
inas
Pro
pin-
si;
– K
epal
a B
P2H
P;
– P
ener
bit F
A-K
B; d
an–
P2L
HP.
89
3.7.
A
dany
a La
pora
n M
utas
i Kay
u B
ulat
(L
MK
B) y
ang
dita
nda
tang
ani K
etua
K
oper
asi.
Dok
umen
LM
KB
yan
g di
tand
a ta
ngan
i Ket
ua
Kop
eras
i/Kel
ompo
k
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
LM
KB
Peng
angk
utan
HH
K3.
8.
Ada
nya
Daf
tar K
ayu
Bul
at F
aktu
r A
ngku
tan
(DK
B-F
A).
Dok
umen
DK
B-F
A ya
ng
dike
luar
kan
peja
bat b
er-
wen
ang
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
DK
B-F
A
1.1.
A
dany
a pe
rtuga
s FA
-KB
.
3.9.
A
dany
a su
rat F
aktu
r Ang
kuta
n K
ayu
Bul
at (F
A-K
B).
Dok
umen
FA
-KB
yan
g di
kelu
arka
n pe
jaba
t ber
-w
enan
g
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
FA
-KB
Reh
abili
tasi
3.10
. A
dany
a te
mpa
t pem
beni
han/
pem
bi-
bita
n.D
okum
en fo
toM
emfo
to lo
kasi
pem
beni
-ha
n/pe
mbi
bita
n3.
11.
Ada
nya
kegi
atan
pen
anam
an d
i lo-
kasi
pem
anen
an/p
emun
guta
n H
HK
.D
okum
en fo
toM
enga
mbi
l fot
o di
lapa
-ng
an3.
12.
Mem
baya
r Pun
guta
n S
umbe
r Day
a H
utan
(PS
DH
) dan
dan
a re
bois
asi
(DR
).
Buk
ti pe
mba
yara
n P
SD
H
dan
DR
Per
iksa
kea
slia
n P
SD
H
dan
DR
dan
waw
anca
ra
deng
an p
etug
as te
rkai
t ya
ng m
ener
ima
PS
DH
da
n D
R4.
Pe
ngem
-ba
ngan
us
aha
jasa
lin
gkun
gan
4.1.
A
dany
a us
aha
jasa
ling
kung
an:
Wis
ata
alam
; ata
u
Pen
angk
aran
bur
ung/
bina
tang
ya
ng d
ibol
ehka
n; a
tau
Per
lindu
ngan
kea
neka
raga
man
ha
yati;
ata
u
Pem
anfa
atan
alir
an s
unga
i; at
au
Kar
bon
mar
ket.
Daf
tar n
ama
peng
elol
a ja
sa li
ngku
ngan
Per
iksa
daf
tar n
ama
pen-
gelo
la ja
sa li
ngku
ngan
.
Dok
umen
foto
Mem
foto
loka
si o
bjek
jasa
lin
gkun
gan
Dok
umen
renc
ana
loka
si
(site
pla
n)P
erik
sa k
easl
ian
renc
ana
loka
si
4.2.
A
dany
a pe
ngur
us/p
enge
lola
usa
ha
jasa
ling
kung
an.
Dok
umen
daf
tar n
ama
peng
urus
/pen
gelo
la ja
sa
lingk
unga
n
Per
iksa
daf
tar n
ama
pen-
guru
s/pe
ngel
ola
90
4.3.
A
dany
a sa
rana
/pra
sara
na p
enun
jang
ja
sa li
ngku
ngan
.La
pora
n pe
ngam
atan
la
pang
anP
erik
sa la
ngsu
ng d
i lap
a-ng
anD
okum
en fo
toM
enga
mbi
l fot
o lo
kasi
ja
sa li
ngku
ngan
5.
Peng
em-
bang
an
usah
a pe
-m
anfa
atan
ka
was
an
5.1.
A
dany
a ta
nam
an d
i baw
ah te
gaka
n de
ngan
atro
l wan
atan
i.La
pora
n pe
ngam
atan
la
pang
an
Pem
erik
saan
lang
sung
di
lapa
ngan
Dok
umen
foto
Men
gam
bil f
oto
di a
rea
pena
nam
an5.
2.
Ada
nya
kegi
atan
pen
anam
an ta
na-
man
baw
ah te
gaka
n se
lam
a 3
tahu
n te
rakh
ir.
Lapo
ran
peng
amat
an
lapa
ngan
Pem
erik
saan
lang
sung
di
lapa
ngan
Dok
umen
foto
Men
gam
bil f
oto
di a
rea
pena
nam
an5.
3.
Ada
nya
kegi
atan
pem
anen
an/p
e-m
ungu
tan
tana
man
baw
ah te
gaka
n se
kura
ng-k
uran
gnya
1 k
ali s
etah
un.
Lapo
ran
peng
amat
an
lapa
ngan
Pem
erik
saan
lang
sung
di
lapa
ngan
Dok
umen
foto
Men
gam
bil f
oto
di a
rea
pena
nam
anC
. Pe
rlind
unga
n1.
Pe
rlind
un-
gan
tana
-m
an
1.1.
A
dany
a ke
giat
an p
ence
gaha
n/pe
n-an
gana
n pe
nyak
it ta
nam
an.
Dok
umen
lapo
ran
kegi
atan
ko
pera
si/k
elom
pok
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
kegi
atan
kop
eras
i/kel
om-
pok
1.2.
A
dany
a ke
giat
an p
atro
li pe
ngam
an-
an h
utan
.D
okum
en la
pora
n ke
giat
an
kope
rasi
/kel
ompo
kP
erik
sa d
okum
en la
pora
n ke
giat
an k
oper
asi/k
elom
-po
k1.
3.
Ada
nya
kegi
atan
pen
cega
han/
pen-
anga
nan
keba
kara
n.D
okum
en la
pora
n ke
giat
an
kope
rasi
/kel
ompo
kP
erik
sa d
okum
en la
pora
n ke
giat
an k
oper
asi/k
elom
-po
k1.
4.
Ada
nya
kegi
atan
pen
cega
han/
peny
elam
atan
tana
h da
n ai
r.D
okum
en la
pora
n pe
n-ga
mat
an la
pang
anP
emer
iksa
an la
ngsu
ng d
i la
pang
anD
okum
en fo
toM
enga
mbi
l fot
o di
are
a pe
nana
man
91
1.5.
A
dany
a pa
tuga
s/pe
ngur
us k
husu
s pe
rlind
unga
nD
afta
r nam
a pe
tuga
s pe
r-lin
dung
an ta
nam
anP
erik
sa d
afta
r nam
a pe
tuga
s pe
rlind
unga
n ta
nam
anD
. Pe
mbe
rday
aan
1.
Pem
ber-
daya
an
mas
yara
kat
1.1.
A
dany
a ke
giat
an p
elat
ihan
/pen
yu-
luha
n ya
ng d
ilaku
kan
dina
s/in
stan
si
pem
erin
tah
terk
ait p
enge
mba
ngan
us
aha.
Daf
tar a
bsen
pes
erta
per
-te
mua
nP
erik
sa d
afta
r had
ir pe
r-te
mua
nD
okum
en la
pora
n pe
r-te
mua
nP
erik
sa d
okum
en la
pora
n pe
rtem
uan
Dok
umen
foto
(jik
a ad
a)P
erik
sa fo
to
1.2.
A
dany
a pe
ndam
ping
an ru
tin d
ari
dina
s/in
stan
si te
rkai
t.D
afta
r abs
en p
eser
ta p
er-
tem
uan
Per
iksa
daf
tar h
adir
per-
tem
uan
Dok
umen
lapo
ran
per-
tem
uan
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
perte
mua
nD
okum
en fo
to (j
ika
ada)
Per
iksa
foto
1.3.
A
dany
a du
kung
an a
ngga
ran
dari
Pem
da u
ntuk
mem
berd
ayak
an m
as-
yara
kat.
Dok
umen
Ren
ja S
KP
D
terk
ait
Perik
sa d
afta
r keg
iata
n da
n al
okas
i ang
gara
n di
dok
u-m
en R
enja
SKP
D te
rkai
tE.
Ta
ta k
elol
a us
aha
1.1.
A
dany
a pe
ngur
us k
elom
pok
usah
a/ko
pera
si y
ang
berta
nggu
ng ja
wab
di
bida
ng u
saha
.
Dok
umen
daf
tar p
engu
rus
kelo
mpo
k/ko
pera
siP
erik
sa d
afta
r pen
guru
s ke
lom
pok/
kope
rasi
1.2.
A
dany
a pe
rtem
uan
angg
ota/
peng
u-ru
s ke
lom
pok
usah
a se
kura
ng-k
u-ra
ngny
a se
tiap
dua
bula
n se
kali
dala
m s
etah
un te
rakh
ir.
Daf
tar h
adir
pese
rta p
er-
tem
uan
Per
iksa
daf
tar h
adir
pe-
sera
per
tem
uan
Dok
umen
lapo
ran
per-
tem
uan
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
Dok
umen
foto
(jik
a ad
a)P
erik
sa fo
to
1.3.
A
dany
a ke
giat
an p
elat
ihan
pen
gua-
tan
kelo
mpo
k us
aha
yang
dila
kuka
n se
cara
man
diri
atau
den
gan
piha
k la
in, s
elai
n pe
mer
inta
h se
tidak
nya
3 bu
lan
seka
li.
Daf
tar h
adir
pese
rta p
ela-
tihan
Per
iksa
daf
tar h
adir
pe-
serta
pel
atih
anD
okum
en la
pora
n pe
lati-
han
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
pela
tihan
Dok
umen
foto
(jik
a ad
a)P
erik
sa fo
to
92
1.4.
A
dany
a fa
silit
asi p
embe
rday
aan
kelo
mpo
k us
aha
dari
dina
s/in
stan
si
terk
ait.
Daf
tar h
adir
pese
rta p
er-
tem
uan
Per
iksa
daf
tar h
adir
pe-
sera
per
tem
uan
Dok
umen
lapo
ran
per-
tem
uan
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
dan
waw
anca
ra d
enga
n pe
tuga
s da
ri di
nas.
Dok
umen
foto
(jik
a ad
a)P
erik
sa fo
to
1.5.
A
dany
a iu
ran
angg
ota
kelo
mpo
k tia
p bu
lan
sela
ma
seta
hun
tera
khir.
Dok
umen
lapo
ran
keua
n-ga
nP
erik
sa
buku
ke
uang
an
kelo
mpo
k/ko
pera
si
dan
buku
iura
n an
ggot
a1.
6.
Ada
nya
mod
al k
elom
pok
dala
m b
en-
tuk
dana
usa
ha.
Dok
umen
lapo
ran
keua
n-ga
nP
erik
sa
buku
ke
uang
an
dan
buku
ban
k ke
lom
pok/
kope
rasi
F.
K
elem
-ba
gaan
1.
Ada
nya
nam
a-na
ma
peng
urus
yan
g di
p-ili
h da
lam
mus
yaw
arah
ang
gota
kel
om-
pok.
Daf
tar n
ama
peng
urus
•P
erik
sa d
alam
dok
u-m
en
profi
l ke
lom
pok
atau
Ang
gara
n D
asar
/A
ngga
ran
Rum
ah
Tang
ga K
oper
asi (
jika
berb
entu
k ko
eras
i).•
Per
iksa
bad
an h
ukum
ko
pera
si (
jika
berb
en-
tuk
kope
rasi
)2.
A
dany
a pe
njel
asan
per
an/tu
gas
setia
p pe
ngur
us.
Dok
umen
pro
fil k
elom
-po
k/ A
ngga
ran
Das
ar /
Ang
gara
n R
umah
Tan
gga
Kop
eras
i (jik
a be
rben
tuk
koer
asi).
Per
iksa
da
lam
do
kum
en
profi
l ke
lom
pok
atau
An-
ggar
an D
asar
/A
ngga
ran
Rum
ah T
angg
a K
oper
asi
(jika
ber
bent
uk k
oera
si).
Dok
umen
SK
pen
gang
ka-
tan
peng
urus
dar
i ket
ua
kelo
mpo
k/ko
pera
si
Per
iksa
dok
umen
SK
pen
-ga
ngka
tan
peng
urus
dar
i ke
tua
kelo
mpo
k/ko
pera
si
93
3.
Ada
nya
angg
ota
kelo
mpo
k ya
ng s
eku-
rang
-kur
angn
ya m
emua
t ket
eran
gan
nam
a, p
eker
jaan
, ala
mat
, dan
luas
ga
rapa
n.
Daf
tar n
ama
angg
ota
kelo
mpo
k/ko
pera
siP
erik
sa d
afta
r na
ma
ang-
gota
kel
ompo
k/ko
pera
si
4.
Ada
nya
perg
antia
n pe
ngur
us (b
agi y
ang
mel
ampa
ui b
atas
wak
tu k
epen
guru
san
sesu
ai a
tura
n ke
lom
pok)
Dok
umen
lapo
ran
mus
y-aw
arah
ang
gota
/kop
eras
iP
erik
sa D
okum
en la
pora
n m
usya
war
ah
Dok
umen
ber
ita a
cara
pe
rgan
tian
peng
urus
P
erik
sa d
okum
en b
erita
ac
ara
5.
Ada
nya
atur
an k
elom
pok
atau
den
gan
sebu
tan
nam
a la
in.
Dok
umen
atu
ran
kelo
mpo
k at
au s
ebut
an n
ama
lain
Per
iksa
dok
umen
atu
ran
kelo
mpo
k at
au s
ebut
an
nam
a la
in6.
A
dany
a pe
rtem
uan
peng
urus
dan
/ata
u an
ggot
a se
kura
ng-k
uran
gnya
2 b
ulan
se
kali
Dok
umen
lapo
ran
per-
tem
uan
Per
iksa
dok
umen
lapo
ran
perte
mua
nD
afta
r had
ir pe
serta
per
-te
mua
nP
erik
sa d
afta
r nam
a pe
-se
rta p
erte
mua
n7.
K
egia
tan
lain
pen
guat
an k
elom
pok
yang
di
laks
anak
an s
endi
ri ol
eh p
engu
rus
kelo
mpo
k/ko
pera
si a
tau
beke
rjasa
ma
deng
an p
ihak
lain
, sel
ain
lem
baga
pe-
mer
inta
hG
. K
ewaj
iban
la
in1.
A
dany
a do
kum
en la
pora
n ke
lom
pok/
kop-
eras
i sek
uran
g-ku
rang
nya
1 ta
hun
yang
di
lapo
rkan
ke
Din
as K
ehut
anan
terk
ait.
Dok
umen
lapo
ran
tahu
nan
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
lapo
ran
dan
waw
an-
cara
ke
Din
as2.
P
enyu
suna
n la
pora
n ke
lom
pok/
kope
rasi
ha
nya
mel
ibat
kan
peng
urus
Dok
umen
lapo
ran
dan
dafta
r had
ir at
au b
erita
ac
ara
rapa
t
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
lapo
ran
dan
dafta
r ha
dir a
tau
berit
a ac
ara
rapa
t3.
P
enyu
suna
n la
pora
n ke
lom
pok/
kope
rasi
m
elib
atka
n pe
ngur
us d
an a
nggo
ta.
Dok
umen
lapo
ran
dan
dafta
r had
ir at
au b
erita
ac
ara
rapa
t
Per
iksa
kea
slia
n do
ku-
men
lapo
ran
dan
dafta
r ha
dir a
tau
berit
a ac
ara
rapa
t
94
Langkah-langkah
1. Siapkan peta zona perlindungan dan hitung perkiraan luasnya.
2. Bagi zona perlindungan dalam beberapa blok. Misalnya, jika luas zona perlindungan 100 ha, setiap blok seluas 100 m2 (10 m x 10 m) atau akan menjadi 10 blok. Pembagian blok jangan terlalu luas, karena akan menyulitkan survey di lapangan.
3. Beri nomor urut pada setiap blok.
4. Pilih secara acak nomor blok dengan cara seperti lotre untuk menentukan lokasi yang disurvey. Pemilihan lokasi yang disurvey tidal lebih dari 10 % dari luas zona perlindungan. Misalnya, dengan asumsi setiap nomor blok luasnya 100 m2, maka jika luas zona perlindungan 100 ha, lokasi yang disurvey sebanyak 10 blok (10 %).
5. Mulailah survey dengan cara menghitung jumlah tanaman berkayu pada 10 blok yang dipilih dengan menggunakan contoh tabel berikut.
Zona Perlindungan : Sepadan Sungai
Blok : 1 (satu)
Lampiran 4. Panduan Survey Tutupan Lahan Zona Perlindungan
No Jenis Tanaman Kayu Jumlah
No Jenis Tanaman Kayu Jumlah
Zona Perlindungan : Sepadan Sungai
Blok : 2 (satu)
95
Nomor Blok Jumlah Tanaman Kayu123456789
10Jumlah
6. Jika semua blok sudah disurvey, hitung jumlah tanaman pada setiap blok dengan cara mengisi table berikut.
7. Gunakan acuan ini ! Dalam 1 ha area zona perlindungan harus terdapat minimal 1,000 tanaman kayu. Apabila luas area zona perlindungan adalah 100 ha, maka harus terdapat minimal 100.000 tanaman kayu
8. Misalnya jumlah tanaman kayu di semua blok (10 ha) yang disurvey sebanyak 9.000 pohon. Maka, jumlah tanaman pohon pada zona perlindungan ratarata sebanyak 900 tanaman pohon per ha.
9. Dengan kata lain, apabila ratarata jumlah tanaman per ha sebanyak 900 tanaman, maka terdapat 90,000 tanaman di 100 ha zona perlindungan. Dengan demikian, tutupan lahan zona perlindungan mencapai 90 % atau dalam kategori baik.
96
Diterbitkan olehDidukung oleh