Upload
selly-anggraini
View
240
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dynamic Routing
Citation preview
Nama : Selly Anggraini
Dynamic Routing
Pembimbing : Rudi Haryadi
Antoni BudimanKelas : XII TKJ A
No. Absen : 25 Mapel : Diagnosa WAN
Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf :
I. Tujuan
- Siswa dapat memahami konsep dasar dynamic routing dan cara konfigurasinya.
- Siswa dapat memahami pengembangan dari dynamic routing tersebut.
- Siswa dapat mengimplementasi konsep dynamic routing dan konfigurasinya.
II. Pendahuluan
Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan
metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode
static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak
mungkin untuk seorang network administrator.
Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi,
sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi
sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan
bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan.
Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban
mengisi masukan-masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur
router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi routing table, tergantung
keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang
terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.
Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan menggunakan protokol
dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai berikut:
1. Network Discovery
Memelihara dan mengupdate tabel routing automatic network discovery. Network
discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang
jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama.
Daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis
membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap
jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.
2. Maintaining routing tables.
Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan
menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat
jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur
baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini,
routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. Router yang
menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya
kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa
pengaturan dari seorang admin jaringan.
IP Routing Protocol
Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang
sering digunakan:
1. Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui
kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan
pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan
informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggere d update) Mengatur
routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP
tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali
dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan
tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan: support = 255 hop count
Kekurangan: Jumlah Host terbatas
3. Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan
Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar
mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP).
Kelebihan
Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
5. Exiterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
III. Alat dan Bahan
- Sebuah PC
- Apliksi VirtualBox
- ISO Mikrotik
IV. Langkah Kerja
1. Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah menginstallasi os mikrotik tersebut
pada virtualbox.
2. Spesifikasi dari masing-masing virtualisasi :
RAM = 32 MB
HardDisk = 1 GB
NIC = Internal Network (ether1 dan ether2)
Mode Instalasi = All
A. Topologi 2 Router (RIP)
3. Kemudian clone menjadi 4 virtualisasi yang akan kita gunakan untuk 2 buah router
dan 2 buah host.
4. Topologi nya adalah sebagai berikut.
5. Kemudian nyalakan 4 virtualisasi tersebut dengan mengklik “start”.
6. Setelah itu akan muncul username dan password, isikan “admin” untuk username dan
passwordnya dikosongkan saja.
7. Pertama kita konfigurasi ip address dan berikan gateway pada Host 1.
8. Kemudian lakukan hal yang sama pada Host 2.
9. Lalu kita berpindah mengkonfigurasi ip dan RIP pada Router 1
10. Setelah selesai pada Router 1 lakukan hal yang sama pada Router 2.
11. Kemudian setelah semua selesai di konfigurasi lakukan pengujian dengan
menggunakan perintah “ping (alamat tujuan)” dan “tool traceroute (alamat tujuan)”.
B. Topologi 2 Router (OSPF)
12. Sama hal nya dengan RIP, OSPF pun membutuhkan 4 virtualisasi.
13. Clone menjadi 4 virtualisasi yang akan kita gunakan untuk 2 buah router dan 2 buah
host.
14. Topologi nya adalah sebagai berikut.
15. Kemudian nyalakan 4 virtualisasi tersebut dengan mengklik “start”.
16. Setelah itu akan muncul username dan password, isikan “admin” untuk username dan
passwordnya dikosongkan saja.
17. Pertama kita konfigurasi ip address dan berikan gateway pada Host 1.
18. Kemudian lakukan hal yang sama pada Host 2.
19. Lalu kita berpindah mengkonfigurasi ip dan OSPF pada Router 1.
20. Setelah selesai pada Router 1 lakukan hal yang sama pada Router 2.
21. Kemudian setelah semua selesai di konfigurasi lakukan pengujian dengan
menggunakan perintah “ping (alamat tujuan)” dan “tool traceroute (alamat tujuan)”.
C. Topologi 3 Router (RIP-OSPF)
22. Berbeda dengan konfigurasi sebelum-sebelumya, topologi ini membutuhkan 5
virtualisasi.
23. Jadi clone menjadi 5 virtualisasi yang akan kita gunakan untuk 3 buah router dan 2
buah host.
24. Topologi nya adalah sebagai berikut.
25. Kemudian nyalakan 5 virtualisasi tersebut dengan mengklik “start”.
26. Setelah itu akan muncul username dan password, isikan “admin” untuk username dan
passwordnya dikosongkan saja.
27. Pertama kita konfigurasi ip address dan berikan gateway pada Host 1.
28. Kemudian lakukan hal yang sama pada Host 2.
29. Lalu kita berpindah mengkonfigurasi ip dan RIP pada Router 1.
30. Setelah selesai pada Router 1 lakukan hal yang sama pada Router 2, hanya
perbedaannya disini kita mengkonfigurasi RIP dan OSPF juga.
a. Konfigurasi IP Address
b. Konfigurasi RIP
c. Konfigurasi OSPF
31. Lalu konfigurasi juga ip dan OSPF saja pada Router 3
32. Kemudian setelah semua selesai di konfigurasi lakukan pengujian dengan
menggunakan perintah “ping (alamat tujuan)” dan “tool traceroute (alamat tujuan)”
serta cek dengan perintah “ip route print”.
V. Hasil Kerja
A. Topologi 2 Router (RIP)
1. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host1 ke
host2
2. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host2 ke
host1
3. Hasil pengujian ip route print pada router1, yang menunjukan konfigurasi ripsaja
adalah adanya ADr.
4. Hasil pengujian ip route print pada router2, yang menunjukan konfigurasi ospf
saja adalah adanya ADo.
B. Topologi 2 Router (OSPF)
5. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host1 ke
host2
6. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host2 ke
host1
7. Hasil pengujian ip route print pada router1, yang menunjukan konfigurasi ospf
saja adalah adanya ADo.
8. Hasil pengujian ip route print pada router2, yang menunjukan konfigurasi ospf
saja adalah adanya ADo.
C. Topologi 3 Router (RIP-OSPF)
9. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host1 ke
host2
10. Hasil pengujian menggunakan perintah ping dan tool traceroute dari host2 ke
host1
11. Hasil pengujian ip route print pada router1, yang menunjukan konfigurasi rip saja
adalah adanya ADr.
12. Hasil pengujian ip route print pada router2, yang menunjukan konfigurasi rip
adalah adanya ADr dan yang menunjukan konfigurasi ospf adalah adanya ADo.
13. Hasil pengujian ip route print pada router3, yang menunjukan konfigurasi ospf
saja adalah adanya ADo.
VI. Kesimpulan
Sebuah router mampu menghandle lebih dari 1 protokol dinamik routing
seperti OSPF dan RIP.Protokol dynamic routing ini melakukan update setiap saat
sehingga pada saat melakukan ping antara 1 host dengan 1 host lainnya terlihat perbedaan
pada ping time yaitu > 1 ms. Protokol dynamic routing RIP hanya bisa digunakan pada
topologi yang memiliki netmask yang sama.Protokol dynamic routing OSPF bisa
digunakan tidak terbatas hanya pada 1 netmask saja tetapi bisa diterapkan pada topologi
yang beragam subnetmask.