7
Dzikir – Al Ghazali http://imamsutrisno.blogspot.com 1 DZIKIR Al Ghazali berkata : “Ketahuilah bahwa orang - orang yang memandang dengan cahaya bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam pertemuan dengan Allah ta’ala, dan tidak ada jalan untuk bertemu Allah keduali dengan kematian hamba dalam keadaan mencintai Allah dan mengenal Allah. Sesungguhnya cinta dan keakraban tidak akan tercapai kecuali dengan selalu mengingat yang dicintai. Sesungguhnya pengenalan kepada-Nya tidak akan tercapai kecuali dengan senantiasa berfikir tentang berbagai penciptaan, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Di alam wujud ini yang ada hanyalah Allah dan perbuatan-perbuatanNya. Sementara itu, tidak akan bisa senantiasa dzikir dan fikir kecuali dengan berpisah dari dunia berikut syahwat-syahwatnya dan mencukupkan diri dengannya sesuai keperluan. Tetapi itu semua tidak akan tercapai kecuali dengan mengoptimalkan waktu-waktu malam dan siang dalam tugas-tugas dzikir dan fikir. Karena tabiat nafsu mudah jemu dan pesimis maka ia tidak bisa bertahan lama dalam satu “seni” aktivitas yang dapat membantu melakukan dzikir dan fikir, sehingga manusia dituntut agar memberikan “kesegaran” dengan berganti-ganti dari satu “seni” ke “seni” yang lain, dari satu bentuk ke bentuk yang lain, sesuai dengan setiap waktu agar dengan pergantian tersebut dapat merasakan kelezatannya dan dengan kelazatan itu bisa mempertahankan semangat dan kelangsungannya. Oleh sebab itu, wirid- wirid dibagi kepada beberapa bagian yang beraneka ragam. Jadi, fikir dan dzikir harus meliputi semua waktu atau sebagian besarnya, karena tabiat jiwa cenderung kepada kesenangan dunia. Jika seorang hamba mengalokasikan separuh waktunya untuk mengatur urusan dunia dan syahwatnya yang dibolehkan misalnya sedangkan separuh lainnya untuk berbagai ibadah, niscaya kecenderungan kepada dunia akan lebih berat karena hal ini sesuai dengan tabiatnya.

DZIKIR - Al Ghazali

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ketahuilah bahwa orang - orang yang memandang dengan cahaya bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam pertemuan dengan Allah ta’ala, dan tidak ada jalan untuk bertemu Allah keduali dengan kematian hamba dalam keadaan mencintai Allah dan mengenal Allah

Citation preview

Page 1: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 1

DZIKIR

Al Ghazali berkata :

“Ketahuilah bahwa orang - orang yang memandang dengan cahaya

bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam

pertemuan dengan Allah ta’ala, dan tidak ada jalan untuk bertemu Allah

keduali dengan kematian hamba dalam keadaan mencintai Allah dan

mengenal Allah. Sesungguhnya cinta dan keakraban tidak akan tercapai

kecuali dengan selalu mengingat yang dicintai. Sesungguhnya pengenalan

kepada-Nya tidak akan tercapai kecuali dengan senantiasa berfikir tentang

berbagai penciptaan, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Di alam

wujud ini yang ada hanyalah Allah dan perbuatan-perbuatanNya.

Sementara itu, tidak akan bisa senantiasa dzikir dan fikir kecuali dengan

berpisah dari dunia berikut syahwat-syahwatnya dan mencukupkan diri

dengannya sesuai keperluan. Tetapi itu semua tidak akan tercapai kecuali

dengan mengoptimalkan waktu-waktu malam dan siang dalam tugas-tugas

dzikir dan fikir.

Karena tabiat nafsu mudah jemu dan pesimis maka ia tidak bisa bertahan

lama dalam satu “seni” aktivitas yang dapat membantu melakukan dzikir

dan fikir, sehingga manusia dituntut agar memberikan “kesegaran” dengan

berganti-ganti dari satu “seni” ke “seni” yang lain, dari satu bentuk ke

bentuk yang lain, sesuai dengan setiap waktu agar dengan pergantian

tersebut dapat merasakan kelezatannya dan dengan kelazatan itu bisa

mempertahankan semangat dan kelangsungannya. Oleh sebab itu, wirid-

wirid dibagi kepada beberapa bagian yang beraneka ragam. Jadi, fikir dan

dzikir harus meliputi semua waktu atau sebagian besarnya, karena tabiat

jiwa cenderung kepada kesenangan dunia.

Jika seorang hamba mengalokasikan separuh waktunya untuk mengatur

urusan dunia dan syahwatnya yang dibolehkan misalnya sedangkan

separuh lainnya untuk berbagai ibadah, niscaya kecenderungan kepada

dunia akan lebih berat karena hal ini sesuai dengan tabiatnya.

Page 2: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 2

Dalam pertarungan antar kedua kecenderungan itu, tabiat berpihak kepada

kecenderungan dunia, karena zhair dan batin manusia saling membantu

pada perkara-perkara dunia sehingga hati menjadi terarahkan untuk

mencarinya. Sedangkan kembali kepada ibadah merupakan hal yang berat

dan hati tidak dapat berkonsentrasi penuh kepadanya kecuali pada waktu-

waktu tertentu. Karena itu, barangsiapa yang ingin masuk sorga tanpa hisab

maka hendaklah ia mengoptimalkan waktunya untuk keta’atan. Dan

barangsiapa ingin daun timbangan kebaikan dan kebajikannya lebih berat

maka hendaklah ia menggunakan sebagian besar waktunya untuk

keta’atan.

Jika ia mencampuraduk amal shalih dengan amal keburukan maka ia berada

dalam bahaya, tetapi harapan tak pernah terputus dan ampunan dari

kedermawanan Allah senantiasa dinantikan ; semoga Allah berkenan

mengampuninya dengan kedermawanan-Nya. Itulah yang dapat terungkap

oleh orang-orang yang memandang ( kehidupan dan permasalahan )

dengan cahaya bashirah. Jika Anda tidak termasuk diantara mereka maka

perhatikanlah khithab Allah kepada Rasul-Nya dan seraplah dengan cahaya

iman. Allah berfirman kepada hamba-hambaNya yang paling dekat dan

paling tinggi derajatnya di sisi-Nya :

¨βÎ) y7 s9 ’Îû Í‘$ pκ̈]9 $# $ [sö7y™ Wξƒ ÈθsÛ ∩∠∪ Ì ä.øŒ $#uρ zΝó™$# y7 În/u‘ ö≅−Gu;s?uρ ϵø‹ s9 Î) Wξ‹ÏF ö;s? ∩∇∪

”Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang

(banyak).Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan

penuh ketekunan.” ( Al Muzzammil : 7-8)

Ì ä.øŒ$#uρ zΝó™$# y7 În/u‘ Zοt õ3ç/ Wξ‹ Ï¹r&uρ ∩⊄∈∪ š∅ÏΒ uρ È≅ø‹ ©9$# ô‰ß∨ó™$$ sù …çµ s9 çµósÎm7y™uρ Wξ ø‹s9 ¸ξƒ Èθ sÛ ∩⊄∉∪

”Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada

sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-

Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” ( Al Insan : 25 – 26)

÷�É9 ô¹$$ sù 4’n? tã $ tΒ šχθä9θ à)tƒ ôxÎm7y™uρ ωôϑpt¿2 y7În/u‘ Ÿ≅ö6 s% Æíθ è=èÛ Ä§ôϑ¤±9 $# Ÿ≅ö6 s%uρ É>ρã äóø9 $# ∩⊂∪

z ÏΒuρ È≅ø‹ ©9 $# çµósÎm7|¡sù t≈t/÷Šr& uρ ÏŠθ àf ¡9$# ∩⊆⊃∪

Page 3: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 3

”Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan

bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan

sebelum terbenam(nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari

dan Setiap selesai sembahyang.” (Qaaf : 39-40)

÷�É9 ô¹$#uρ È/ õ3ß⇔Ï9 y7 În/u‘ y7̄ΡÎ*sù $oΨÏ⊥ ãŠôãr' Î/ ( ôxÎm7y™uρ ω÷Κ pt¿2 y7 În/u‘ tÏm ãΠθ à)s? ∩⊆∇∪ zÏΒ uρ È≅ø‹ ©9 $# çµ ósÎm7 |¡sù

t≈ t/÷ŠÎ)uρ ÏΘθàf‘Ζ9$# ∩⊆∪

”Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, Maka

Sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah

dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. Dan bertasbihlah

kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam

bintang-bintang (di waktu fajar)”. ( At thur : 48-49)

¨βÎ) sπ y∞Ï©$tΡ È≅ø‹ ©9 $# }‘Ïδ ‘‰x© r& $ \↔ôÛuρ ãΠuθ ø%r& uρ ¸ξ‹Ï% ∩∉∪

”Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk)

dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Al Muzzammil : 6)

÷�É9 ô¹$$ sù 4† n?tã $ tΒ tβθä9θ à)tƒ ôxÎm7 y™uρ ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ Ÿ≅ö6 s% Æíθè=èÛ Ä§ôϑ¤±9$# Ÿ≅ö6 s%uρ $pκÍ5ρã äî ( ôÏΒ uρ

Ç›!$ tΡ#u È≅ø‹ ©9 $# ôxÎm7 |¡sù t∃#tôÛr& uρ Í‘$ pκ̈]9 $# y7 ¯=yès9 4 yÌö s? ∩⊇⊂⊃∪

”Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah

dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum

terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan

pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” ( Thaha :

130 )

ÉΟÏ%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# Ç’ nû t sÛ Í‘$ pκ̈]9 $# $Z-s9 ã— uρ z ÏiΒ È≅øŠ©9 $# 4 ¨βÎ) ÏM≈ uΖ|¡ptø: $# t÷ Ïδ õ‹ãƒ ÏN$ t↔ÍhŠ¡¡9$# 4 y7Ï9≡ sŒ 3“t ø.ÏŒ

šÌ Ï.≡ ©%#Ï9 ∩⊇⊇⊆∪

”Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)

dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-

Page 4: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 4

perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang

buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Hud : 114)

Kemudian perhatikanlah bagaimana dan dengan apa Allah menyebutkan

sifat-sifat para hamba-Nya yang sukses :

ô̈Β r& uθ èδ ìM ÏΖ≈ s% u !$ tΡ#u È≅ø‹ ©9 $# #Y‰É`$ y™ $ VϑÍ←!$ s%uρ â‘x‹øts† nοt ÅzFψ$# (#θ ã_ö tƒ uρ sπ uΗ÷qu‘ ϵÎn/u‘ 3 ö≅ è% ö≅ yδ “Èθ tGó¡o„ t Ï%©!$# tβθ çΗs>ôètƒ t Ï%©!$#uρ Ÿω tβθ ßϑn=ôètƒ 3 $ yϑ̄ΡÎ) ã©.x‹tGtƒ (#θ ä9'ρé& É=≈ t7ø9 F{$# ∩∪

“(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang

yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia

takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran.” (Az Zumar :9)

4’ nû$yftF s? öΝßγ ç/θ ãΖã_ Çtã ÆìÅ_$ŸÒyϑø9 $# tβθããô‰tƒ öΝåκ®5u‘ $ ]ùöθ yz $ YèyϑsÛuρ $£ϑÏΒ uρ öΝßγ≈uΖø%y— u‘ tβθ à)Ï-Ζム∩⊇∉∪

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1193] dan mereka selalu

berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka

menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (As Sajadah : 16)

zƒÏ% ©!$#uρ šχθçG‹ Î6 tƒ óΟ Îγ În/tÏ9 #Y‰¤fß™ $ Vϑ≈ uŠÏ%uρ ∩∉⊆∪

”Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk

Tuhan mereka.” (Al Furqan : 64)

(#θ çΡ% x. Wξ‹Î=s% zÏiΒ È≅ ø‹©9 $# $ tΒ tβθ ãèyföκu‰ ∩⊇∠∪ Í‘$ ptô:F{ $$ Î/uρ öΛèε tβρã Ï-øótGó¡o„ ∩⊇∇∪

”Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu

memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (Adz Dzariyat : 17-18)

z≈ysö6 Ý¡sù «! $# tÏm šχθÝ¡ôϑè? t Ïnuρ tβθßsÎ6 óÁ è? ∩⊇∠∪

”Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan

waktu kamu berada di waktu subuh. (Ar Rum : 17)

Page 5: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 5

Ÿωuρ ÏŠ ã ôÜs? tÏ%©!$# tβθããô‰tƒ Οßγ −/u‘ Íο4ρy‰tóø9 $$ Î/ ÄcÅ´yèø9 $#uρ tβρ߉ƒ Ì ãƒ …çµ yγ ô_uρ ( ”Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di

pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya.” (Al

An’am : 52)

Itu semua menjelaskan kepada Anda bahwa jalan kepada Allah ialah

dengan mengatur waktu dan menyermarakkanya dengan wirid-wirid secara

ajeg. Oleh sebab itu Rasulullah saw bersabda : ”Hamba yang paling dicintai

Allah ialah orang-orang menjaga matahari, bulan dan bayang-bayang untuk

mengingat Allah” (Diriwayatkan oleh Thabrani dan al Hakim, ia brkata :

shahih sanadnya).

Allah berfirman :

ߧôϑ¤±9 $# ã yϑs)ø9 $#uρ 5β$ t7ó¡çt¿2 ∩∈∪

”Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (Ar Rahman : 5)

öΝs9r& t s? 4’n<Î) y7În/u‘ y#ø‹ x. £‰tΒ ¨≅Ïjà9 $# öθ s9uρ u !$ x© … çµn=yèyfs9 $ YΨÏ.$y™ ¢ΟèO $ uΖù=yèy_ }§ôϑ¤±9 $# ϵø‹ n=tã Wξ‹Ï9yŠ

∩⊆∈∪ ¢ΟèO çµ≈uΖôÒt6 s% $ uΖøŠs9 Î) $ VÒ ö6 s% #Z�TÅ¡o„ ∩⊆∉∪

”Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana

Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia

menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian

Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian

Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang

perlahan-lahan.” (Al Furqan : 45-46)

t yϑs)ø9 $#uρ çµ≈ tΡö‘£‰s% tΑΗ$ oΨtΒ 4®L ym yŠ$ tã Èβθ ã_óBãèø9 $% x. ÉΟƒ ωs)ø9 $# ∩⊂∪

”Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah

Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk

tandan yang tua” (Yasin : 39)

Page 6: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 6

uθ èδuρ “Ï%©!$# Ÿ≅ yèy_ ãΝä3s9 tΠθ àf‘Ζ9$# (#ρ߉tGöκtJÏ9 $ pκÍ5 ’Îû ÏM≈yϑè=àß Îh�y9 ø9 $# Ì óst7ø9 $#uρ 3 ô‰s% $ uΖù=¢Ásù ÏM≈tƒ Fψ$#

5Θ öθ s)Ï9 šχθßϑn=ôètƒ ∩∠∪

”Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu

menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami)

kepada orang-orang yang mengetahui.” (Al An’am : 97)

Janganlah anda mengira bahwa tujuan dari peredaran matahari dan bulan

dengan perhitungan yang cermat dan teratur, serta penciptaan bayang-

bayang, cahaya dan bintang-bintang itu, hanya untuk membantu urusan

dunia saja, tetapi juga untuk mengetahui ukuran-ukuran waktu penunaian

berbagai ketaatan dan perniagaan akhirat, sebagaimana ditegaskan dalam

firman Allah :

uθ èδuρ “Ï% ©!$# Ÿ≅ yèy_ Ÿ≅ øŠ©9 $# u‘$ yγ ¨Ψ9$#uρ Zπ x-ù=Åz ôyϑÏj9 yŠ#u‘r& βr& t �2¤‹tƒ ÷ρr& yŠ#u‘r& #Y‘θà6 ä© ∩∉⊄∪

”Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang

yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”

(Al Furqan : 62)

Yakni keduanya saling silih berganti untuk menyusuli ketinggalan yang ada

pada yang lain, dan dijelaskan bahwa hal ini adalah dzikir dan syukur. Allah

berfirman :

$ uΖù=yèy_uρ Ÿ≅ø‹ ©9 $# u‘$ pκ̈]9 $#uρ È ÷ tGtƒ#u ( !$tΡöθ ysyϑsù sπtƒ#u È≅ø‹ ©9 $# !$uΖù=yèy_uρ sπ tƒ#u Í‘$ pκ̈]9 $# Zοu�ÅÇö7 ãΒ (#θ äótGö;tGÏj9

Wξ ôÒsù ÏiΒ óΟ ä3În/§‘ (#θ ßϑn=÷ètGÏ9uρ yŠy‰tã tÏΖÅb¡9 $# z>$ |¡Ïtø: $#uρ 4 ¨≅à2uρ & ó x« çµ≈oΨù=¢Ásù WξŠÅÁ ø-s? ∩⊇⊄∪

”Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan

tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari

kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun

dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”

(Al Isra’ : 12)

Page 7: DZIKIR - Al Ghazali

Dzikir – Al Ghazali

http://imamsutrisno.blogspot.com 7

Karunia yang diharapkan itu adalah pahala dan ampunan. Semoga Allah

memberikan taufiq kepada apa yang diridhai-Nya.

Sa’id Hawwa berkata : orang yang menhendaki akhirat harus membuat

program rutin untuk dirinya berupa bacaan istighfar, tahlil, shalawat atas

Rasulullah saw dan dzikir-dzikir ma’tsur lainnya, sebagaimana ia harus

membiasakan lisannya untuk dzikir terus menerus seperti tasbih,istighfar,

tahlil, takbir, atau hauqalah (laa haula walaa quwwata illaa billah), untuk

menambah program rutin tersebut dengan berbagai shalat, ibadah dan

amalan-amalan yang telah kami paparkan. Kesucian dan ketinggian jiwanya

akan sangat ditentukan oleh sejauh mana ia telah melaksanakan sarana-

sarana tazkiyah, baik ia merasakannya ataupun tidak.

Dikutip dari : Buku ”Mensucikan Jiwa Intisari Ihya’ Ulumuddin Al Ghazali”

oleh Said Hawwa

---------------------