124
E.1. KEGIATAN PENGAWASAN LAPANGAN Untuk kegiatan pengawasan teknis, metodologi yang dilakukan sebagaimana telah dipaparkan dalam bab terdahulu, bahwa lingkup Pekerjaan PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET yang akan menjadi objek pengawasan dimaksud adalah : a. Pengawasan Gambar rencana dan Spesifikasi Teknis; b. Pengawasan Penggunaan Material di lapangan; c. Pengawasan Pekerjaan pengukuran kembali; d. Pengawasan Pekerjaan Galian Tanah; e. Pengawasan Pekerjaan Pasangan Batu; f. Pengawasan Pekerjaan Beton/Tulangan Plat Duicker g. Mengadakan pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas ketepatan rancangan yag ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan lapangan yang sebenarnya (rekayasa lapangan). h. Atas dasar data dan (a) di atas, membuat suatu program terperinci untuk kepentingan pemeriksaan/pengambilan data apangan yang masih diperlukan (tambahan) dan menangani pengawasan pelaksanaannya yang dilakukan oleh kontraktor. i. Memberikan gambar hasil perencanaan atau hasil survey ulang kontraktor dan atas dasar gambar tersebut membuat gambar rencana teknis untuk diserahkan kepada kontraktor pada waktu yang telah ditetapkan setelah mendapat persetujuan PPK/Bagian Pelaksana Kegiatan.

E isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zvbsfs

Citation preview

E.1. KEGIATAN PENGAWASAN LAPANGANUntuk kegiatan pengawasan teknis, metodologi yang dilakukan sebagaimana telah dipaparkan dalam bab terdahulu, bahwa lingkup Pekerjaan PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET yang akan menjadi objek pengawasan dimaksud adalah : a. Pengawasan Gambar rencana dan Spesifikasi Teknis; b. Pengawasan Penggunaan Material di lapangan; c. Pengawasan Pekerjaan pengukuran kembali; d. Pengawasan Pekerjaan Galian Tanah;e. Pengawasan Pekerjaan Pasangan Batu;f. Pengawasan Pekerjaan Beton/Tulangan Plat Duicker g. Mengadakan pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas ketepatan rancangan yag ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan lapangan yang sebenarnya (rekayasa lapangan). h. Atas dasar data dan (a) di atas, membuat suatu program terperinci untuk kepentingan pemeriksaan/pengambilan data apangan yang masih diperlukan (tambahan) dan menangani pengawasan pelaksanaannya yang dilakukan oleh kontraktor. i. Memberikan gambar hasil perencanaan atau hasil survey ulang kontraktor dan atas dasar gambar tersebut membuat gambar rencana teknis untuk diserahkan kepada kontraktor pada waktu yang telah ditetapkan setelah mendapat persetujuan PPK/Bagian Pelaksana Kegiatan.

j. Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan kontraktor atau perubahan-perubahannya untuk pelaksanaan kontrak, serta setiap rencana atau program-program serupa yang harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari PPK/Bagian Pelaksana Kegiatan. k. Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan-bahan dan tenaga kerja yang disediakan oleh kontraktor serta cara kerja kontraktor sehubungan dengan besarnya tingkat kemajuan yang ditargetkan. Dan bila perlu mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laju pekerjaan. l. Melaksanakan pengawasan yang efektif dan terus menerus terhadap pekerjaan yang telah disetujui untuk dilaksanakan, serta menjamin bahwa mutu pekerjaan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak. m.Memeriksa serta membuat rekomendasi tertulis terhadap semua permintaan/tuntutan kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan pekerjaan atau biaya tambahan atau hal-hal lain semacamnya.o. Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan diterima baik, kemudian memeriksa dan menerangkan dengan sebenarnya mengenai tagihan kontraktor yang berupa pembayaran bulanan dan pembayaran akhir. p. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara pelaksanaan kontraktor, mutu pekerjaan serta status keuangan proyek berikut apa yang dapat diantisipasi. q. Membuat usulan perubahan serta menyajikannya untuk mendapatkan persetujuan PPK pada setiap adanya perubahan yang berkaitan dengan rencana yang mungkin dirasa perlu, seraya menunjukkan dampak apa saja yang diakibatkan oleh perubahan tersebut terhadap kontrak dan sekaligus menyiapkan semua perintah perubahan yang diperlukan. r. Menjamin bahwa As built drawing (gambar sebenarnya terbangun/terpasang) dibuat untuk semua pekerjaan dan bersama-sama kontraktor mengupayakan untuk menyelesaikannya sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan.

s. Menyerahkan laporan akhir yang merupakan ringkasan kegiatan konstruksi seraya menampakkan antara lain : realisasi pembayaran pekerjaan, prestasi kerja, hasil pengujian mutu pekerjaan selama pelaksanaan dan saat Serah Terima Pertama, perubahan kontrak, tuntutan atau perselisihan atau hal-hal penting lainnya yang ada dampaknya terhadap kuanitas, biaya serta pelaksanaan pekerjaan.

Selama tahap pelaksanaan tugas-tugas pengawas secara umum adalah mencakup : Review terhadap program/rencana kerja kontraktor; Inspeksi pekerjaan Kontraktor pada saat dikerjakan; Melakukan pengawasan terhadap penerapan dokumen kontrak yang berlaku; Melakukan sertifikasi terhadap pelaksanaan pembayaran kepada kontraktor Pekerjaan persiapan Pembuatan program kerja Pengawasan pekerjaan pengukuran awal, pelaksanaan, dan pengukuran akhir Pengawasan Pekerjaan pengetesan material / test pendahuluan Pengawasan Pekerjaan konstruksi di lapangan Pengawasan Pekerjaan pengetesan lapangan / laboratorium hasil pelaksanaan konstruksi di lapangan Evaluasi akhir pekerjaan

a. Evaluasi Gambar-Gambar (Drawings)Biasanya berkas dokumen gambar (drawings) dibuat dalam urutan sebagai berikut. Lembar paling depan berisi daftar gambar yang menjadi bagian dari berkas tersebut. Setelah daftar gambar yang termuat, hal selanjutnya memuat lay-out (peta) proyek. Bila perlu juga ditunjukkan kota-kota (kecamatan, kabupaten, kota madya), sungai-sungai, pulau-pulau (kalu di dekat pantai), gunung-gunung dan identitas lain diperlihatkan pada sekitar lokasi proyek tersebut. Halaman selanjutnya memperlihatkan Keterangan Umum/General Notes mengenai gambar.

b. Evaluasi Spesifikasi Umum Pada Awal Proyek Bab dan pasal-pasal penting untuk disimak dan dimengerti pada saat awal proyek adalah mengenai ringkasan pekerjaan, mobilisasi, kantor lapangan/base camp, gudang, laboratorium lapangan, pengangkutan bahan dan peralatan, material dan penyimpanannya serta jadwal pelaksanaan.

c. Pengaturan dan Pengamanan Lalu lintas Maksud dan tujuan diadakannya pengaturan dan pengamanan lalulintas adalah untuk menjamin kelancaran lalulintas selama pelaksanaan, serta menjamin agar penduduk sekitar dapat keluar masuk tempat tinggalnya tanpa gangguan dan aman. Kontraktor diperbolehkan untuk mengalihkan arus lalulintas melalui jalan darat, setelah disetujui lebih dulu oleh pengawas. Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan membongkar kembali,bila pekerjaan telah selesai dan tak diperlukan lagi seluruh jalan sementara, jembatan sementara yang dipergunakan untuk melewatkan peralatan, perlengkapan ataupun kepentingan lalulintas lainnya, baik bagi kontraktor maupun untuk umum. Pembuatan jalan sementara tersebut harus memuaskan sesuai pendapat direksi pengawas dan kontraktor harus bertanggungjawab akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh adanya jalan/jembatan sementara tersebut.

d. Material dan Penyimpanannya Untuk kepentingan pengendalian mutu bahan, semua peralatan yang digunakan perlu ditera dan dikalibrasikan. Material yang akan digunakan harus memenuhi standar, baik spesifikasi maupun gambar, serta persetujuan tertulis dan pengawasan sebelum eksploitasi harus disetujui lebih dulu oleh Pengawas.

E.2 PEMAHAMAN DAN PENDEKATAN TERHADAP PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET

A. TUGAS TUGAS PENGAWASAN SECARA UMUM PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Konsultan Pengawas untuk melaksanakan pengawasan menyeluruh terhadap jalannya pekerjaan dengan wewenang seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak,

bagaimana suatu pekerjaan pembangunan dikelola agar diperoleh hasil sesuai mengacu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku khususnya. Dasar / Acuan peraturan perundang-undangan dalam pekerjaan PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET dengan mengacu pada : a. Undang Undang 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. b. Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230)2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.3. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta perubahan perubahannya. 4. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. c. Keputusan dan Peraturan Menteri1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987 tentang Pedoman Umum mengenai Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Drainase Kota.2. Standar Nasional Indonesia ( SNI ). 10. Standar Industri Indonesia ( SII ). 11. Peraturan dan Standar lain yang relevan. Lingkup jasa layanan Konsultan Pengawas kepada Satuan Kerja sebagai berikit : 1. Membantu Pemberi Tugas dalam melakukan pengendalian pelaksanaan konstruksi agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak, serta time schedule yang telah ditetapkan; Pengendalian dimaksud mempergunakan Network Planning terinci. 2. Melaksanakan pemeriksaan secara cermat terhadap semua pengukuran dan perhitungan volume/kemajuan pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran. Langkah yang akan diambil adalah dengan mendasarkan pada Persyaratan Administrasi, Teknis dan persyaratan lainnya dalam surat kontrak, hasil-hasil pemeriksaan kuantitas dan kualitas atau hasil pemeriksaan teknis (commissioning) terhadap setiap jenis pekerjaan yang ada kaitannya.3. Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk adanya penyimpangan teknis dan administratif, keterlambatan pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan.4. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus segala kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian mutu, volume dan jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi.5. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar-gambar As Built Drawing (ABD).6. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap laporan harian, mingguan dan bulanan kontraktor.7. Mengawasi dan memonitor jadwal suplai material dan melakukan koreksi apabila ada penyimpangan dari yang direncanakan.8. Mengawasi dan memonitor jadwal suplai equipment, tenaga kerja dan material yang harus disediakan kontraktor.9. Mengawasi dan memonitor jadwal personalia, persiapan tenaga kerja termasuk kebutuhan K3, tim penanggulangan kecelakaan, security dan safety serta tim-tim lainnya yang tersedia.10. Mengawasi dan memonitor persiapan peralatan emadam kebakaran, penanggulangan kecelakaan, security dan safety. 11. Konfirmasi lingkup pekerjaan dan rencana kerja termasuk persiapan dokumen-dokumen dan gambar-gambar untuk diskusi dan persetujuan.12. Koordinasi rencana kerja dengan Pemberi Tugas, kontraktor, dan instansi lainnya sesuai kebutuhan.13. Mengevaluasi gambar-gambar kerja ShopDrawings, penyerahan dokumen dan gambar-gambar serta spesifikasi khusus untuk disetujui, dan persiapan gambar pelaksanaan (ABD).14. Kontrol material di lapangan termasuk melakukan inspeksi gabungan dengan Pemberi Tugas, dan jika perlu dilakukan pengujian lapangan.15. Kontrol jadwal pelaksanaan dan bila perlu melakukan koreksi-koreksi berdasarkan lintasan kritis (Critical Path) dalam rencana kerja terinci (Network Planning).16. Perhitungan dan detail control administrasi pembayaran, perhitungan bobot penyelesaian pekerjaan dan pemeriksaan untuk persetujuan kemajuan pekerjaan konstruksi.17. Detail kontrol untuk claim, analisanya disesuaikan dengan BQ dan spesifikasi serta kondisi pelaksanaan.18. Detail kontrol kualitas (Quality Control) terhadap material yang masuk dan akan digunakan dalam proyek, pengontrolan campuran material dan pengujian beton.19. Penyerahan As Built Drawing dan foto-foto rekaman kegiatan konstruksi.20. Persiapan organisasi dan program aktivitas atau rencana tindakan untuk masa pemeliharaan konstruksi.21. Berkoordinasi dengan Pemberi Tugas termasuk menyampaikan laporan hasil pemeriksaan lapangan terhadap kondisi pekerjaan konstruksi.22. Evaluasi kualitas konstruksi dan menyerahkan rencana/metode perbaikan kepada Pemberi Tugas untuk disetujui terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan, dan pengaturan material dan peralatan yang diperlukan untuk tindakan perbaikan.23. Mengawasi kegiatan perbaikan terhadap bagian-bagian konstruksi yang rusak dan membuat laporan serta foto dokumentasi.

Pekerjaan PENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKET, mencakup hal-hal sebagai berikut : I. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak. Membantu Pemberi Tugas dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama yang berhubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor. (Mendampingi Pemberi Tugas) Membantu Pemberi Tugas dalam melaksanakan tugas mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan design, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jangka waktu/schedule yang telah ditetapkan. Membuat Master Schedule pelaksanaan pekerjaan untuk seluruh paket-paket pekerjaan sector privat dalam bentuk network planning/based line dengan sudah memperhitungkan sinkronisasi terhadap tahap-tahap pekerjaan yang terkait dengan sector public penunjang bandara. (Pengawasan Pekerjaan) Mengintegrasikan rencana kerja Kontraktor agar sejalan dengan Master Schedule. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dalam aspek biaya, waktu dan mutu. (Pengawasan Pekerjaan Aspek Mutu,Waktu) Mengkoordinir dan membantu pemrosesan ijin-ijin yang diperlukan selama pelaksanaan. Mengendalikan jadwal pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan terutama lintasan kritis (critical path) dalam Rencana kerja terinci (network planning/based line programme). Menyelenggarakan rapat permulaan pekerjaan (kick off meeting) serta rapatrapat lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Mengkoordinir penempatan Fasilitas Penunjang sementara (prasarana kerja), misalnya : jalan kerja, air kerja, suplai listrik sementara, kantor lapangan, barak pekerja, gudang sementara, jalan darurat dll. (Pengawasan Pekerjaan) Mengkoordinir penempatan Peralatan Konstruksi (construction plants), pospos keamanan, lokasi-lokasi penimbunan material, disposal dan komunikasi antar sesama kontraktor. (Pengawasan Pekerjaan) Mengkoordinir persiapan pekerjaan, jadwal mobilisasidomobolisasi, survey, persiapan lahan. (Pengawasan Pekerjaan) Membantu Pemberi Tugas dalam pemberian penjelasan/penerangan kepada masyarakat sekitar lokasi pembangunan baik dari segi manfaat maupun konsekuensi yang timbul dari suatu proses pembangunan. (Pengawasan Pekerjaan) Menyusun dan mengawasi system keamanan keselamatan (security dan safety) yang diberlakukan dalam lingkungan proyek. (Pengawasan Pekerjaan) Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fisik serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan. Memberi saran / rekomendasi kepada Pemberi Tugas bilamana terjadi perselisihan dilapangan dengan memperhatikan aspek biaya, mutu, waktu.

II. Tahap Pengawasan Pekerjaan ( Inspeksi Teknis / Supervisi ) Menyusun semua prosedur-prosedur, antara lain prosedur lapangan, prosedur pengajuan shop drawing dan pengajuan material yang akan digunakan. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar kerja dan gambar terlaksana (shop drawing & as built drawing) termasuk metode pelaksanaan Menyusun dan menetapkan hasil perubahan pekerjaan (change order) setelah memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas. Memeriksa dan merekomendasikan material/peralatan yang diajukan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Mengadakan rapat koordinasi lapangan, baik yang rutin (harian, mingguan, bulanan) maupun yang khusus. Melakukan pemeriksaan rutin atas laporan harian, mingguan dan bulanan dari kontraktor. Membuat dan menyusun laporan mingguan dan laporan bulanan tentang Kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Membantu penyusunan laporan tentang kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai yang diminta oleh Pemberi Tugas. Membuat laporan-laporan sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kontrak. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian mutu dan volume kerja. Melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap semua pengukuran dan perhitungan volume kemajuan pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran sebagaimana persyaratan dalam perjanjian kontrak. Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan baik teknis, administratif termasuk keterlambatan pencapaian target fisik,serta usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan. Mengevaluasi dan menganalisa klaim yang diajukan oleh kontraktor. Menyusun dan menetapkan harga satuan pekerjaan yang belum tertampung dalam dokumen kontrak dengan persetujuan Pemberi Tugas. Memberikan laporan secara periodic kepada Pemberi Tugas tentang mutual check. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan pekerjaan tambah kurang sehingga perubahan-perubahan kontrak dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan seluruh aspek biaya, mutu dan waktu. Membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Memeriksa dan menyusun standard operational procedure (sop), peralatan yang dibuat kontraktor berikut gambarnya guna memudahkan pengoperasian dan pemeliharaan.

III. Tahap Pemeliharaan Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol perbaikan pekerjaan kontraktor sesuai dengan defect list. Mengkoordinir agar kegiatan pelaksanaan untuk kesiapan operasional dapat berjalan dengan baik. Mengarahkan dan memeriksa as built drawing yang dibuat oleh kontraktor. Mengkoordinasikan, mengarahkan, memeriksa dan menyerahkan kepada Pemberi Tugas semua manual (pedoman pemakaian pemeliharaan bangunan serta peralatan) yang disiapkan dan dibuat oleh kontraktor. Menyiapkan, memeriksa Berita Acara penyerahan kedua (terakhir) pekerjaan kontraktor kepada Pemberi Tugas. Review terhadap program / rencana kerja Kontraktor. Inspeksi pekerjaan Kontraktor pada saat dikerjakan. Melakukan pengawasan terhadap penerapan dokumen Kontrak yang berlaku. Melakukan Sertifikasi terhaadap pelaksanaan pembayaran kepada Kontraktor.

Dalam menajalankan tugas pengawas ini pada hakekatnya selalu ditunjang oleh kepribadian daripada masing masing pengawasan. Umpamannya, temperamen seseorang yang berhubungan erat dengan factor psikologis, biologis dan latar belakang etnis daripada orang tersebut. Memang dapat diharapkan untuk mengubah sedikit demi sdikit setiap seseorang dalam menghadapi tugasnya sebagai pengawas di lapangan, tetapi hal ini tentu sangat terbatas, karena wataknya sudah terbentuk sejk dulu, dan pengaruh lingkungan turut berperan membantunya.Dalam suatu team (Organisasi) pengawas lapangan, keragaman daripada watak, sifat dan sikap setiap individu harus disatukan untuk suatu tujuan yang sama, sedangkan prepsesi masing-masing individu dapat berlainan. Tugas dan kewajiban yang berbeda-beda dan beragam inilah harus disatukan oleh pimpinan pengawas di lapangan, untuk mendapatkan suatu team pengawas lapangan yang Solid . Hal ini perlu, karena dalam menghadapi pihak-pihak lain, terutama Kontraktor, kesatuan dalam tindakan sangat diperlukan. Karena kalau sampai terjadi perbedaan presepsi, yang sangat tidak diharapkan adalah timbulnya konflik-konflik yang dapat berkepanjangan. Dengan adanya tugas yang bertujuan sama, menyebabkan team pengawas lapangan merasakan adanya kekeluargaan atau kesatuan oleh ikatan dalam menghadapi pihak-pihak lain yang bukan tidak mungkin mmpunyai tujuan untuk memecah-belah team pengawas lapangn yang sudah cukup Solid tadi.

A. Maksud dan Tujuan Pengawasan dan Pengendalian ProyekSesuai dengan uraian di atas, pengawasan yang dilakukan pada saat pelaksanaan suatu proyek adalah kegiatan yang bersifat monitoring, controlling dan evaluasi daripada semua pekerjaan selama proses pelaksanaan proyek tersebut berlangsung, dengan tujuan untuk memperoleh hasil pelaksanaan yang sesuai dengan rencanan yang dibuat ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pihak, pemberi tugas dan kontraktor. Di saat persiapan pekerjaan sampai selanjutnya pelaksanaan pekerjaan tersebut, pengawas wajib memonitor, mengontrol dan mengevaluasi setiap tahapan pekerjaan, baik menyangkut mutu, maupun kualitas serta kuantitas (jumlah, volume). Sudah jelas apabila dilakukan langkah-langkah yang disebutkan di muka tadi, tujuan yang paling utama daripada pengawasan, yaitu menghasilkan suatu produk akhir proyek yang baik, mutu sesuai dengan standar/spesifikasi, waktunya tepat seperti direncanakan dan pemakaian / pengeluaran dana yang efisien, akan dapat dicapai semaksimal mungkin.

B. Prinsip Prinsip Pengawasan dan Pengendalian ProyekPada dasarnya prinsip=prinsip yang harus diterapkan dalam pengawasan dan pengendalian proyek dalah sebagai berikut : a. Harus objektif;b. Harus preventif;c. Berdasarkan pedoma-pedoman yang ada, antara lain Rencana / Program yang ditetapkan Gambar-gambar & speifikasi (Dokumen Kontrak) d. Berpengetahuan dan keteram[pilan dalam Administrasi Cara memberikan instruksi Leadership

Yang dimaksudkan sebagai objektif ialah ikap seorang pengawas yang bijaksana dalam pengambilan suatu keputusan tidak semata-mata berpikiran bahwa pendapatnya sendiri yang benar. Objektif berarti harus berdasarkan pendapat umum (orang banyak), yang berlaku diterima orang banyak. Disini pengawas dituntut untuk berjiwa besar dapat menerima pendapat orang lain, yang memang logis dan masuk akal (reasonable). Pemaksaaan kehendak tidak dapat ditolerir bagi seorang pengawas, karena tidak akan objektif lagi, tapi sudah cenderung subjektif. Karena pengalaman seseorang itu terbatas, maka perlu untuk mencoba menerima / menyerap pengalaman orang lain. Sikap prenfentif lebih dianjurkan. Mendcegah adalah lebih baik daripada memperbaiki. Memberi pekerjaan yang salah tapi diteruskan dan mengakibatkan kerugian salah satu pihak, akhirnya juga merupakan kerugian bersama. Karena tujuan bersama (pemilik proyek, pengawas lapangan dan Kontraktor) adalah menghasilkan suatu yang terbaik. Jadi dalam hal ini setiap langkah pekerjaan harus dideteksi secara mendalam sebelum melakukan kesalahan, sehingga jangan sampai fatal akibatnya.

C. Pedoman Pedoman Yang Menjadi DasarRencana/program kerja yang telah ditetapkan, direncanakan oleh Kontraktor, disetujui bersama dengan pemilik dan pengawas lapangan, setelah dievaluasi dan di check. Pengecekan bersama-sama (joint check), baik di kantor maupun dilapangan kalau diperlukan dapat diadakan karena pada umumnya program kerjayang dibuat Kontraktor belum tentu dilakukan sempurna, Karena keterlibatan waktu personil dan pengetahuan / pengalaman. Selain itu, yang menjadi pedoman dalam melakukan pengawasan dan pengendaliabn adalah Dokumen Kontrak beserta Gambar Gambar & Spesifikasi. Dokumen Kontrak merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi pegangan ketiga pihak yang terlibat didalamnya dalam melaksanakan proyek dilapangan. Dengan menandatangani kontrak pelaksanaan proyek, dengan sendirinya kontraktor sudah mengikatkan dirinya untuk melaksanakan proyek sebaik-baiknya sampai selesai berpedoman kepada dokumen kontrak yang sudah menjadi kesatuan dengan menandatangani kontrak tersebut.Biasanya Dokumen Kontrak terbagi menjadi 5 Volume, Yaitu : Volume I : Intruction to Bidders yang berisi antara lain : Scope of work, syarat-syarat dan cara melakukan bidding keputusan pemenang dan lain-lain yang diperlukan dalam pelelangan. Volume II : General Condition of Contract (uraian dan syarat-syarat umum). Biasanya mengatur wewenang dan tanggung jawab pengawas, ketentuan-ketentuan tentang penggunaan sub kontraktor, superintenden dan kontraktor yang bertanggung jawab di site, asuransi, perburuhan dan syarat-syarat pembayaran (kepada kontraktor) serta hubungan dengan pihak luar. Volume III : General Spesifiaksion, yang mengatur mengenai semua pkerjaan, dan saat mobilisasi sampai selesainya proyek, termasuk jenis bahan dan cara-cara pengukuran volume dan pembayaran setiap item pekerjaan. Volume IV : Drawings (Gambar-gambar), yang terdiri dari peta lokasi, situasi, gambar standar,lay-out dan lain-lain. Volume V : From of bid Shcedule, merupakan bentuk (form) penawaran, bid-bond, quantity yang ditentukan, dan bentuk BOQ setiap item pekerjaan, peralatan dan upah pekerjanya.

Kecuali pedoman-pedoman diatas tidak kalah pentingnya adalah pedoman administrative yang diperlukan untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Pedoman administuatif ini perlu diketahui dan dipahami sluruh jajaran pengawas, mulai dan tingkat bawah sekalipun. Masalah-masalah yang berhubungan dengan administrative ini antara lain : Tata cara/ Prosedur Pelaporan, yang berhubungan erat dengan system organisasi intern team pengawas, maupun organisasi pengelolaan proyek secara keseluruhan. Termasuk dalam pedoman admninistratif adalah : Tata cara dalam surat menyurat (Korespondensi), baik dengan pihak-pihak yang terkait di dalam proyek, maupun dengan pihak diluar proyek. Batas batas kewenangan, kewajiban dan tanggung jawab secara administrasi.

D. Pengetahuan dan KeterampilanUntuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang pengawas lapangan harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai proyek yang sedang atau akan diawasi. Seorang pengawas harus lebih banyak mengetahui tentang pelaksanaan proyek daripada Kontraktornya, sehingga dapat mampu mengatakan suatu pelaksanaan yang disodorkan kurang baik. Pengalaman juga merupakan kesatuan daripada pengetahuan, karena seseorang harus menghadapi suatu masalah, dan mengalaminya baru memperoleh pengetahuan tentang sesuatu hal. Jadi perlunya pengalaman untuk pekerjaan yang sedang diahadpi, membantu dalam memecahkan persoalan yang akan dihadapi atau timbul dilapangan. Lingkup pengalaman ini tidak terbatas, Karena luasnya dan bermacam-macam pekerjaan yang diawasi dan beragamnya kondisi lapangan yang diawasi. Namun secara umum pengetahuan-penmgetahuan dan pengalaman yang dimiliki sudah dapat dijadikan perangan untuk melaksanakan pengawasan secara konvensional. Kemampuan pengawas lapangan dapat ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan yang selalu dengan cepat bertambah baik dan maju. Keterampilan dan kemampuan perlu dipratekkan atau ditunjukkan dilapangan. Pada prakteknya banyak sekali justru keterampilan yang dimiliki, membantu terlaksananya suatu pelaksanaan pekerjaan. Dengan dimilikinya keterampilan seorang pengawas, Kontraktor yang diawasi akan menaruh respeknya kepada si pengawas tadi. Tidak kalah pentingnya adalah keterampilan dalam memberikan intruksi, menegur dan mengkritik karena dalam kenyataannya di lapangan, banyak sekali timbulnya atau ditemukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada. Seperti dikatakan diatas, cara pendekatan dalam melakukan hal-hal ini harus secara persuasive, harus saling menghargai dan menghormati kepibadian setiap orang (Kontraktor). Dalam memberikan instruksi, perlu diyakini bahwa instruksi yang diberikan tersebut memang benar, dan sudah tidak ada hambatan dan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan instruksi tersebut.Pengawas harus mengetahui dan cukup paham akan persoalan yang diinstruksikan serta sesuai dengan persyaratan yang berlaku (spesifikasi, gambar dan lain-lain). Paling tidak hal-hal berikut yang harus diperhatikan dalam memberikan instruksi : Sopan Tegas Saling manghargai Berani mempertahankan pendapat dalam arti benar Tidak angkuh (sombong) Tidak bersuara Keras (Membentak) Bersifat terbuka terhadap pikiran-pikiran baru Diplomatis

Sebagai pengawas juga harus menerima kritikan atau teguran selama kritikan dan teguran itu membangun dan untuk kebaikan bersama dalam mencapai tujuan pekerjaan. Dan juga kita harus faier kita harus member pujian dengan tulus dan mau memberikan pujian itu bila suatu pekerjaan tersebut baik, jadi tidak sebatas kritikan dan teguran saja.

E. Fungsi Fungsi Seorang Pengawas Sejak pekerjaan masuk dalam pelaksanaan, sudah dapat ditunjuk siapa akan menjadi pelaksana dan siapa yang menjadi pengatur. Seperti Koordinasi, meangatur, member perintah memimpin dan mengoganisasikan. Sedangkan pelaksana yang melakukan kegiatan untuk memuwujudakn rencana kegiatan menjadi kenyataan dilapangan. Dengan demikian pengawas itu melakukan perencanaan bagaimana pelaksanaan akan dilakukan pengawasan/control atas pelaksanaan perncanaan dibagi menjadi : membuat perkiraan, menetapkan tujuan dan membuiat kebijaksanaan dan lain-lain. Yang harus dikerjakan pengawas tergantung dan cara bagaimana memperinci suatu pekerjaan pengawasan menjadi bagan-bagan sesuai dengan pekerjaan. Cara yang Paling sederhana pekerjaan pengawasan yaitu pekerjaan dalam kerangka : Menetapkan tujuan-tujuan menetukan apa yang harus dikerjakan dan tujuan yang harus dicapai Merencanakan menentukan bagaimana dan kapan langkah tahap yang penting harus diambil untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Mengorganisasikan menentukan orang-orang yang harus diperlukan dalam mencapai tujuan dan mengatur mereka agar terorganisir dengan baik Memberikan motivasi meyakinkan pada mereka bahwa mereka harus mencapai tujuan yeng telah ditargetkan Melakukan control-jkontrol apa yang telah dikerjakan Inovasi secara berkesinambungan memperbaiki setiap aspek perusahaan termasuk pemimpin.

Pekerjaan pengawas yang berpikir kedepan adalah memeriksa setiap masalah/aspek yang disebutkan di atas. Lingkup Jasa Konsultan mencakup pekerjaan-pekerjaan antara lain sebagai berikut : Mengadakan pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas ketepatan rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan lapangan yang sebenarnya. Atas dasar data dari pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas ketepatan rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan lapangan yang sebenarnya. Atas dasar data dari pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas ketepatan rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan lapangan yang sebenarnya, membuat suatu proram terperinci untuk kepentingan pemeriksaan /pengambilandata lapangan yang masih diperlukan dan menangani pengawasan pelaksanaannya yang dilakukan oleh kontraktor. Dari data yang dihasilkan, konsultan menyusun suatu program yang terperinci dari pekerjaan minor yag diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan utama. Memeriksa gambar hasil perencanaan kontraktor dan dasar gambar tersebut membuat gambar rencana teknis untuk diserahkan kepada kontraktor pada waktu yang telah diteapkan setelah mendapat persetujuan Pelaksana Kegiatan. Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan kontraktor atau perubahan-perubahannya untuk pelaksanaan kontrak, serta setiap rencana atau program-program serupa yang harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Pelaksana Kegiatan Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan-bahan dan tenaga kerja yang disediakan oleh Kontraktor, serta cara kerja kontraktor sehubungan dengan besarnya tingkat kemajuan yang ditargetkan dan bila perlu mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laju pekerjaan. Melaksanakan pekerjaan yang efektif dan terus menerus terhadap pekerjaan yang telah disetujui untuk dilaksanakan serta menjamin bahwa mutu pekerjaan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang dtetapkan dalam kontrak. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap semua permintaan/tuntutan kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan, pekerjaan atau biaya tambahan atau hal-ha semacamnya. Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan diterima baik, kemudian memeriksa dan menerangkan dengan sebenarnya mengenai tagihan kontraktor yang berupa pembayaran bulanan dan pembayaran akhir. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara pelaksanaan kontraktor, mutu pekerjaan serta status keuangan proyek. Membuat usulan perubahan serta menyajikannya untuk mendapatkan persetujuan Pelaksana Kegiatan pada setiap adanya perubahan yang berkaitan dengan rencana yang mungkin dirasa perlu seraya menunjukkan dampak apa saja.

E.3. EVALUASI DOKUMEN KONTRAK PADA AWAL PELAKSANAAN A. Evaluasi Gambar-Gambar Biasanya berkas dokumen gambar dibuat dalam urutan sebagai berikut : Lembar paling depan berisi daftar gambar yang menjadi bagian dan berkas tersebut. Setelah daftar gambar termuat, hal selanjutnya memuat lay-out (peta) dan pada proyek. Bila perlu ditunjukkan kota-kota atau kabupaten, sungai-sungai, pulau-pulau, gunung-gunung dan identitas lain diperlihatkan pada sekitar lokasi tersbut. Halaman selanjutnya memperlihatkan Keterangan Umummengenai gambar, Keterangan Umum ini berisi antara lain : Keterangan yang menerangkan bahwa Design proyek tersebut mungkin berdasarkan study yang sudah cukup dilapangan. Lokasi semua pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk pengawas;

Gambar-gambar yang disajikan memuat gambar keterangan sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Pengawas berhak untuk memperbaiki kesalahan yang ditemui, ketidakcocokan dan kelalaian yang terdapat dalam gambar dan membuat interprensi yang dianggap perlu dilaksanakan. Kilometer yang digunakan dalam gambar didasarkan kepada patok dilapangan. Kwntitas yang tertera dalam gambar hanya merupakan estimasi saja. Kontraktor harus memeriksa semua dimensi dan elevasi yang tertera dalam gambar, dan segera memberitahukan pengawas apabila ada penyimpangan-penyimpangan.

B. Evaluasi Spesifikasi Umum Pada Awal Proyek Bab dan pasal penting untuk disimak dan dimengerti pada saat proyek awal adalah mngenai ringkasan pekerjaan, mobilisasi kantor lapangan (base camp) dan Gudang, laboratorium. Lapangan pengangkutan bahan dan peralatan material dan penyimpannya dan jadwal pelaksanaan. Yang tercakup dalam pekerjaan mobilisasi adalah persiapan yang diperlukan untul pelaksanaan lapangan yang antara lain : Pengadaan tanah untuk base camp kantor dan sebagainya. Mobilisasi peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan pelaksanaan. Pemasangan alat-alat produksi, pengadaan kantor lapangan, akomodasi untuk team supervise dan lain-lain. Pengadaan pemeliharaan dan pengujian Laboratorium. Pembuatan jalan kerja dan perkuatan jembatan yang diperlukan, termasuk pemeliharaannya setiap saat sampai akhir pelaksanaan.

Pekerjaan mobilisasi ini mencakup juga pekerjaan pembongkaran bangunan lama apabila ada untuk mengembalikan kondisi tanah seperti semula. Jika penetapan pelaksana/Kontraktor melalui lelang, segera setelah pntapan pmenang atau maksimum 7 hari setelah tanggal penetapannya, kontraktor bersangkutan harus mmbahas rencana pelaksanaan mobilisasi bersama pengelola teknis dan pengawas lapangan. Pada saat pembahasan tersebut kontraktor harus telah mempersiapkan secara tertulis beserta table-tabel smua persiapan untuk mobilisasi pelaksanaan pekerjaan. Rencana Program tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut Lokasi pusat-pusat kegiatan seperti , base camp, tempat produksi bahan,kantor lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu. Rencana pengangkutan alat, sesuai daftarnya, jadwal pelaksanaan yang ada, yang disetujui oleh pihak proyek dan pengawas. Perubahan perubahan bila ada yang mau diusulkan. Rencana pekerjaan sementara menyangkut pembuatan jalan kerja dan lain-lain.

Setelah pembahasan rencana program tersebut, dengan beberapa catatan dan pengelola proyek dan pengawas lapangan, dalam waktu 10 hari setelah penetapan pemenang, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi yang dibuat rapi dan sudah ada pengesahan (tandatangan) dari pihak proyek dan pengawas lapangan. Program yang sudah ditanda tangani oleh ke 3 pihak ini menjadi dasar pegangan untuk k 3 pihak di lapangan. Kecuali sudah ditetapkan lain dalam dokumen kontrak. Kantor lapangan dan Gudang biasanya sudah disiapkan menurut Spesifikasi dalam dokumen kontrak, Syarat-syarat : Spesifikasi bangunan menurut standar yang ada untuk seluruh proyek. Kantor dilapangan berdekatan dengan pusat kegiatan pelaksanaan dilapangan. Laboratorium, bila ada harus juga berdekatan dengan pelaksanaan dilapangan. Drainase pada kegaiatan ini harus berjalan dan berfungsi dengan baik. Mengambil tindakan pengamanan yang memadai untuk mencegah hal-hal yang tidak terduga. Perlengkapan kantor lapangan dan tmpat tinggal. Kecuali ditetapkan lain dalam dokumen kontrak, selain itu Kontraktor juga harus memiliki bengkel sementara yang pantas, perlengkapan yang cukup dan tenaga listrik yang memadai. Menyediakan mekanik yang handal untuk mengatasi apabila terjadi kerusakan peralatan dilapangan.

E.4. TUGAS DAN KEWAJIBAN PENGAWAS LAPANGAN A. Tugas Pengawas Lapangan Sebelum Mobilisasi Ke Lapangan Sebelum datang ke lapangan Pengawas Lapangan seharusnya sudah membuka dokumen kontrak, terutama gambar-gambar dan spesifikasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek yang akan diawasinya kelak.

Adakalanya lebih baik juga bila dapat berdiskusi dengan perencananya yang biasanya sulit untuk dilakukan karena design biasanya dilakukan oleh konsultan lain. Mempersiapkan data-data yang menunjang dalam pekerjaan pengewasan seperti data penyelidikan tanah, level, data curah hujan, Ran-off suatu sungai atau catchment areanya, kalau dapat dikumpulkan, dibuat suatu file yang kemudian dibawa ke lapangan. Mengetahui darimana sumber-sumber material yang sigunakan dalam kegiatan pekerjaan, dan memperhitungkan kebutuhan akan bahan dasar dilapangan. B. Tugas Pengawas Lapangan Setelah di Lapangan Pada saat sudah dilapangan, salah satu hal yang harus dipikirkan oleh pengawas adalah memutuskan bersamasama lokasi sarana penunjang proyek antara lain untuk base camp.Pemilihan lokasi Base camp ini adakalanya dan sering dikaitkan dengan pertimbangan agar mudah mengawasi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang ada di lapangan. Peralatan komunikasi juga merupakan pekerjaan sementara yang perlu disiapakan kontraktor apakah telepon kalau memungkinkan. Penyediaan air untuk keperluan sehari-hari baik dikantor lapangan maupun silokasi kegaiatan. Menjaga drainase atau sanitasi yang ada disekitar lokasi kegiatan dngan baik, agar tidak mengganggu kesehatan dan kenyamanan penduduk sekitar dan para pekerja di lokasi kegiatan. Biasanya Supervisor, Quantity Surveyor, Materiaal Engineer dan Seorang Soil Technician didatangkan lebih awal untuk mengawasi pekerjaan yang awal (sementara). Selama pengawas lapangan berada di lokasi, catatan-catatan mengenai kemungkinan perubahan letak, jumlah dan quantity setiap jenis item pekerjaan dibuat serapi mungkin.

C. Pelaksanaan Pekerjaan (Field Engnineer) Dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menempatkan tenaga yang cakap dan mampu, berpengalaman dan memahami permasalahan teknis. Mendapatkan tenaga professional tidaklah gampang, karena kendala yang disebutkan tadi, apabila jika dikaitkan dengan dengan harga kontrak yang tidak memeadai dengan sifat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

D. Material dan Penyimpanannya Untuk Kepentingan pengendalian mutu bahan, semua peralatan yang digunakan perlu dan harus memenuhi standar, baik dalam segi mutu dan kualitas dan telah disetujui oleh pengawas lapangan. Lokasi sumber material yang ditunjukkan dalam dokumen hanya merupakan sebagai petunjuk dan tidak mengikat Kontraktor untuk dapat mengambil bahan material dimana saja. Tempat penyimpanan material harus dijaga sedemikian rupa sehingga material tidak mudah rusak, mutunya terjaga dan penumpukannya mudah diamati pengawas dan harus mendapat persetujuan dari pengawas.

E.5 TUGAS DAN KEGIATAN PENGAWAS LAPANGAN PADA TAHAP TERAKHIR PEKERJAAN Tugas-tugas dan kegiatan pada akhir pekerjaan meliputi 2 tahap antara lain : A. UNIT/PROSEDUR TAHAP PHO Umumnya Kontraktror akan memebeitahukan secara tertulis kepada pengawas pada saat pekerjaan telah mencapai progress 97 % dengan memperkirakan kapan proyek selesai 100 %. Setelah diterimanya surat tersebut, paling lambat 10 hari kemudian, pengawas akanmelakukanpemeriksaansecara menyeluruh, baik terhadap dokumen-dokumen/data-data yang ada dilapangan, untuk menetapkan hasil penyelesaian pekerjaan tersebut. Dan pengawas akan menyampaikan laporan tertulkis kepada pengelola pihak proyek mengenai penyelesaian pekerjaan tersebut. Dalam waktu 10 hari stelah diterimanya laporan tertulis dari pengawas, pengelola proyek membentuk panitia yang bertugas menilai pekerjaan dilapangan untuk keperluan penyerahan sementara pekerjaan (P.H.O) dan penyerahan akhir (F.H.O). Tugas-tugas tersebut meliputi : Pengamatan visual, pemeriksaaan Mutu, Pemeriksaan Administrasi. Apabila masih terdapat kekurangan-kekurangan setelah diperiksa oleh panitia,pihak proyek member masa tenggang untuk perbaikan kekurangan-kekurangan tersebut yang ada dilapangan. (Tahap Pemeliharaan). Pemimpin Proyek akan menerbitkan sertifikat Penyelesaian Sementara dalam 21 hari stelah Panitia menyatakan persetujuan pada tahap P.H.O.

B. KEGIATAN PANITIA DAN PENGAWAS LAPANGAN PADA SAAT PHO DILAKSANAKAN Panitia dibagi menjadi 3 group, yang masing-masing memeriksa : Administrasi, 1 grup Pengendalian Mutu, 1 grup Dan Pengamat Visual di lapangan, 1 grup Semua dat-data Administrasi akan diperiksa oleh panitia, seperti Request of Inspection, Certificate of Change Order, Price Estalation Cartifucate. Addendum addendum, Sho Drawings, Monthliy Certificate, lengkap dengan Back Up data dan pertimbangan-pertimbangan Quantitynya, data hasil pengukuran, fhoto-fhoto dari 0 % - 100 %. Group yang memeriksa Quality Control, memeriksa semua hasil pemeriksaan di laboratorium dan lapangan terhadap semua pekerjaan. Selain pemeriksaan laporan-laporan, bila dianggap perlu diadakan pemeriksaan lubang percobaan (test Pit) sampel tanah dasar dan diambil contohnya untuk diperiksai di laboratorium. Pengamatan visual di lapangan oleh grup pengamat visual. Grup ini memeriksa secara visual terhadap semua pekerjaan dengan membawa gambar dan data yang diperlukan. Pengawas lapangan dan kontraktor harus mendampingi dan memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan-pertanyaan dari panitia terhadap pekerjaan tersebut.

C. KEGIATAN PADA TAHAP FHO Kontraktor akan melaporkan secara tertulis, sekurang-kurangnya 21 hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan konstruksi, setelah diperkirakan bahwa pekerjaan telah selesai, dan semua kewajiban dalam masa jaminan dipenuhi. Laporan tersebut antara lain berisi : Keterangan bahwa Dokumen Kontrak telah dievaluasi; Pekerjaan telah diperiksa dan sesuai Dokumen kontrak. Pekerjaan telah diselesaikan secara Dokumen Kontrak. Telah dilakukan pengkajian tipis permukaan dengan disaksikan pengawas. Pekerjaan telah selesai dan siap dilakukan pemeriksaan akhir (F.H.O). Dalam waktu 7 hari setelah menerima laporan tersebut, pengawas melakukan pemeriksaan untuk mengevaluasi hasil penyerahan pekerjaan akhir tersebut, kemudian memberikan pesyaratan masa pemeliharaan telah dipenuhi dan dapat diserahkan pada akhir pekerjaan. Panitia akan datang ke lapangan sebelum berakhirnya masa pemeliharaan. Pemimpin Proyek akan memberitahukan secara tertulis tentang pekerjaan yang harus diperbaiki, dan setelah itu Kontraktor secara tertulis melaporkan bahwa pekerjaan selesai diperbaiki siap dilakukan F.H.O. Apabila atas dasar laporan panitia, Pemimpin Proyek menganggap pekerjaan telah dapat diterima,Pemimpin Proyek akan menerbitkan Sertifikat penyerahan pekerjaan akhir (F.H.O).

E.6 PROSEDUR ADMINISTRASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN A. PROSEDUR ADMINISTRASI PENGAWASAN Fungsi administrasi pengawasan di dalam proses kegiatan pelaksanaan merupakan sarana komunikasi antar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan, serta merupakan sarana control yang efektif dalam proses pengendalian kegiatan pelaksanaan dilapangan. Tujuan Administrasi pengawasan sebetulnya identik dengan tujuan pelaksanaan proyek tersebut, yaitu mewujudkan hasil pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya,sesuai dengan persyaratan waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu, administrasi pengawasan harus berdasarkan prosedur tata cara yang dapat dipertanggung jawabkan, dan dipakai semua anggota team pengawas sampai pimpinan proyek. Kewenangan petugas pengawasan lapangan terbatas dalam halk-hal yang udah jelas di dalam dokumen kontrak, gambar kerja dan spesifikasi yang digunakan.pengawas juga tidak boleh menghambat pekerjaan sehingga menghentikan pekerjaan tanpa alas an-alasan yang kuat, kecuali pekerjaan yang dapat menimbulkan bahaya atau tidak sesuai dokumen dan merugikan pemilik proyek. Permohonan (Request) Pelaksanaan PekerjaanSebelum memulai pelaksanaan stiap item pekerjaan, Kontraktor wajib mengajukan (request) pelaksanaan, sekaligus sebagai pemberitahuan kepada pengawas lapangan untuk melakukan pengawasan (Inspection) terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada umumnya permohonan itu mencakup data-data yang diperlukan : Macam Pekerjaan (kind of work) Tanggal Pelaksanaan yang direncanakan Pay item no (nomor pembayaran) Perkiraan Volume (Estimated Quality) Lokasi/seksi Kolom keterangan (remarks) bagi comment Pengawas lapangan dan pemilik proyek Kolom-kolom tandatangan ketiga pihak antara lain pangawas lapangan dan pemimpin Proyek.

Urutan-urutan permohonan ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Setelah From request of inspection diisi oleh kontraktor dan ditandatangani diserahkan kepada pengawas lapangan. 2. Pengawas lapangan memeriksa bersama stafnya apakah sudah jelas dengan kondisi lapangan. 3. Selanjutnya Pengawas lapangan memerintahkan stafnya melakukan pengecekan kelapangan, untuk memastikan kesiapan di lapangan, meliputi lokasi pekerjaaan, material sampai ke peralatan dan alat untuk mangambil sampel dan lain-lain. 4. Setelah semua persyaratan sudah terpenuhi, pengawas lapangan dan pemimpin proyek menandatangani from request tersebut dan pekerjaan dapat dimulai.

Field/Site Instruction Site Instruction merupakan instrucsi yang ditujukan kepada kontraktor, dengan maksud dan tujuan agar kontraktor memperhatikan dan melaksanakan pekerjaan perbaikan, pembongkaran dan atau segera melaksanakan suatau pekerjaan. Bentuk dan isi form tersebut antara lain mencakup : Judul Form Nama Proyek Ditujukan Kepada (kontraktor) Nomor Surat tanggal Pokok Instruksi Kolom Uraian Kolom Keterangan Kolom tandatangan nama jelas pemberi instruksi dan penerima instruksi, beserta tanggalnya.

Laporan Harian (daily report) Laporan harian (daily report) merupakan alat control yang penting untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan di lapangan setiapa hari. Laporan harian ini antara lain mencakup : Tanggal Laporan Nama Pengawas lapangan dan Kontraktor Nama Proyek Jenis Pekerjaan volume dan lokasi Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan Personil pemilik proyek, konsultan dan kontraktor, termasuk tenaga buruh kerja.Selain daily report ini tentunya dapat juga dilengkapi dengan weekly report bila dikehendaki. Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan dengan suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan aplikasi. Metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud. Pendekatan dan metodologi layanan jasa konsultan tersebut telah disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Hal-hal yang pokok dalam penanganan masaalah layanan jasa tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk melakukan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Melaksanakan pengawasan untuk mengendalikan biaya proyek dan berusaha dalam hal efesiensi penggunaan biaya proyek. Selain melakukan Monitoring Kemajuan Pekerjaan, juga akan senantiasa membuat Metode Pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu. Senantiasa berorientasi pada Pelaksanaan Program Pengawasan Kendali Mutu secara Efektif. Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan Pihak Kontraktor dan memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan pendayaguna struktur organisasinya.

Uraian tentang pelaksanan pelayanan jasa konsultan pengawas yang digunakan pada proyek ini secara jelas dipaparkan dalam Flowchart berikut ini.

FLOWCHARTPENGAWASAN PEMBUATAN TALUD AREA PERPANJANGAN RUNWAY, 1 PAKETMobilisasiSurvey Lapangan / Mutual CheckPekerja, Alat dan MaterialDokumen Kontrak Fisik, Time ScheduleReview DesignCheck KelengkapanPekerjaan MayorPekerjaan MinorPekerjaan diterima (dipresentasekan)Provisional Hand Over (PHO)Quality/ Quantity ControlDemobilisasiMobilisasiSurvey Lapangan / Mutual CheckPekerja, Alat dan MaterialDokumen Kontrak Fisik, Time ScheduleReview DesignCheck KelengkapanPekerjaan MayorPekerjaan MinorPekerjaan diterima (dipresentasekan)Provisional Hand Over (PHO)Quality/ Quantity ControlDemobilisasi

yatidaktidak

tidakya

tidaktidak

ya

B.KEGUNAANDANRUANG LINGKUP LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT)Laporan kemajuan atau progress reports dibutuhkan untuk memenuhi kontrak supervisi pelaksanaan pekerjaan supaya pemilik proyek memperoleh informasi mengenal kemajuan pekerjaan dan program-programnya, sehingga dapat memberi isyarat apabila terjadi kesulitan yang dapat mengganggu jadwalpenyelesaian pekerjaan atau memerlukan tindakan turun tangan dari atasan proyek.Untuk memenuhi hal tersebut, laporan harus : Dibuat secara berkala Dibuat dengan format standar Berisi data kemajuan proyek,baik fisik maupun keuangan yang mempermudah evaluasi kemajuan pekerjaan. Berisi tentang hal-hal yang penting di lapangan.Laporan Kemajuan ini terdiri dari : Laporan Mingguan Laporan Bulanan dan; Laporan Akhir

C. JADWAL DAN ISI LAPORANPada setiap laporan pertama untuk setiap kontrak, harus menjelaskan kemajuan atau kegiatan dalam bulan pada saat SPK diterbitkan bagi Kontraktor.Laporan khusus yang bersifat tambahan juga harus disrahkan pada waktu serah terima sementara pekerjaan, selama masa pemeliharaan dan pada waktu serah terima akhir. Sebagian besar informasi harus dituliskan dalam bentuk standar dengan ukuran yang tepat, sesuai dengan susunan sebagai berikut :a.Laporan MingguanLaporan mingguan merupakan kesimpulan dari laporan harian selama 1 (satu) minggu. Laporan ini berisi :- Tahapan Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan pada minggu terkait beserta laporan Prestasi pekerjaan.- Evaluasi, kesimpulan serta saran akan metode yang dilaksanakan pada minggu / bulan terkait.- Risalah Rapat atau Berita Acara yang dilakukan di lapangan.-Gambar situasi yang memuat lokasi pelaksanaan tahapan pekerjaan yang sudah dilaksanakan.

b.Laporan BulananAnalog dengan laporan mingguan yang berisi kesimpulan dari laporan mingguan selama 1 (satu) bulan, juga mencangkup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1 (satu) bulan.Diserahkan sebelum tanggal 10 tiap bulanNoISI LAPORAN1Monthly Certificate2Montly Invoice3Price Escalation Certificate4Contractors Actual and Shedule Preogress

c.Laporan AkhirPada Laporan Akhir (Final Report) adalah laporan akhir yang harus disiapkan oleh Konsultan Pengawas, merupakan laporan lengkap yang menggambarkan resume seluruh rangkaian pelaksanaan proyek yang direkam setiap bulan dan berisi data -data penyelenggaraan proyek, sebagai berikut :- Peta Lokasi Proyek dan data proyek.- Status Review design / teknikal Justufikastion.- Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan 1 s/d bulan terakhir pelaksanaan proyek- PHO).- Laporan pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilaksanakan.- Resume atau risalah pelaksanaan maupun pengukuran / pemeriksaan pekerjaan.- Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilaksanakan, serta memberikan saran perbaikan kepada Pemberi Tugas (Owner).- Monitoring penggunaan peralatan di lapangan dan monitoring Quality

D. PENYERAHAN LAPORANLaporan harus disiapkan untuk pengawasan setiap kontrak, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tiga salinan (copy) laporan (bulanan) harus dikirimkan ke pihak-pihak yang memerlukan sesuai yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.

E.SISTEM PELAPORAN PENGAWASANSebagai tambahan kelengakapan proposal ini, akan diuraikan system pelaporan pelaksanaan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh Tim Pengawas/Konsultan Supervisi. Laporan menyajikan antara lain : Laporan Mingguan (Week Progress Report) Laporan Bulanan (Monthly Progress Report) Laporan Akhir (Final Report)Pada prinsipnya Laporan Kemajuan Bulanan melaporkan hal-hal penting yang perlu dicatat dan diketahui oleh Kuasa Bangunan mengenai kemajuan pekerjaan.Laporan Meliputi : Kemajuan Pekerjaan Permasalahan dilapangan Penyelesaian masalah dilapangan Perkiraan kemajuan pekerjaan bulan berikutnya Perkiraan masalah yang akan timbul Perintah perubahan yang dikeluarkan Laporan adanya dokumen penting Surat perjanjian Ringkasan pembayaran kepada Kontraktor Laporan keadaan hari hujan Laporn tenaga kerja kontraktor Laporan pengendalian kualitas Ringkasan penggunaan Bulan Orang tenaga superviseLaporan ini perlu direkatkan foto-foto kemajuan pekerjaan proyek, Laporan Triwulan dan 3 buah laporan bulanan dan tentunya ringkasan tersebut merupakan hal-hal penting dari laporan bulananLaporan Akhir (Final Report) dibuat setelah seluruh proyek selesai, segera sesudah Penyerahan Pertama mencakup segala aspek yang perlu dilaporkan mengenai proyek.Laporan Akhir terdiri dari : Laporan Akhir Laporan Kualitas Akhir Laporan Kuantitas Akhir Gambar jadi bangun (As-built drawing)

Pada dasarnya Suatu laporan Harian harus dapat menjawab 5 hal dibawah ini : Apa (What) Dimana (Where) Siapa (Who) Mengapa (Why) Kapan (When)

Laporan harian harus jelas dan sistematis, laporan harianlah bukanlah catatan pribadi dan harus komunikatif.Progress harian berupa kuantitas harus tercantum pada laporan harian. Jumlah peralatan dan tenaga kerja juga merupakan hal yang perlu.Tim Pengawas Konsultan Supervisi biasanya terdiri dari dan 2 team : Team manajemen Proyek (project management team) Team manajemen Konstruksi (Construction Management team)Team manajemen Proyek tidak berkonsentrasi secara detail terhadap pelaksanaan konstruksi tetapi lebih terkonsentrasi pada Dokumen Kontrak, pengendalian biaya dan waktu serta penyejian laporan eksternal.Team manajemen konstruksi harus menguasai secara detail pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Team Manajemen Konstruksi perlu menginformasikan secara global kejadian di lapangan berupa Laporan Harian Inspector (Daily Report) dan Laporan Pengendalian Kualitas.

Penting diketahui bahwa cara yang satu pada suatu aplikasi tertentu dapat lebih unggul daripada cara yang lain. Tidak selalu CPM mutlak selalu lebih unggul daripada cara yang lainnya.Suatu RWP tidak mungkin dapat seluruhnya terlaksana, untuk itu diperlukan suatu monitoring dan pengendalian sehingga RWP yang menyimpang dapat dikembalikan pada jalur semula dari waktu ke waktu revisi RWP (rescheduling) adalah mutlak dilakukansehingga ketentuan waktu pelaksanaan proyek yang ditentukan pada kontrak tetap dapat dipenuhi.Suatu pemberhentian pekerjaan oleh Direksi I Kuasa Bangunan oleh karena sesuatu hal, tambahan pekerjaan, perintah perubahan, perbedaan-perbedaan lapangan, kekosongan material, ketiadaan tenaga kerja dan lain-lain yang dapat digolongkan sebagai gangguan (disturbance) terhadap proyek akan menyebabkan gangguan pula terhadap suatu RWP yang akhirnya mungkin perpanjangan waktu pelaksanaan proyek menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan.Pada akhirnya kesuksesan pelaksanaan suatu RWP sangat tergantung pada tingkat kemampuan manajerial dan pihak-pihak yang terkait pada suatu proyek. Sering terjadi baik kontraktor, konsultan maupun pihak Kuasa Bangunan sendiri tidak memiliki kemampuan manajerial yang kuat untuk melaksanakan suatu RWP yang akhirnya RWP yang disusun hanya merupakan dokumen tanpa arti yang akhirnya proyek dilaksanakan tanpa pengendalian waktu.

E.7PENYUSUNAN RENCANA WAKTU PELAKSANAAN Umumnya pada pelelangan suatu proyek, waktu pelaksanaan proyek sudah ditentukan pihak kuasa Bangunan. Kontraktor pada pengajuan harga penawarannya harus sudah memperhatikan batas waktu penyelesaian yang ditentukan.Perlu dimaklumi bahwa, sesuatu yang tidak mungkin jika kontraktor diharuskan mengajukan rencana waktu pelaksanaan saat penawaran, akan tetapi seandainya Kontraktoryang memperkirakan bahwa waktu yang ditentukan tidak mungkindapat dipernuhi secara professional, Kontraktor harus menyampaikan pada Rapat Awal Penawaran (pie-bid meeting), apabila kuasa bangunan tidak mau mengerti dan tidak meninjau kembali batasan waktu pelaksanaan bagi Kontraktor yang professional, yang demikian adalah lebih baik tidak mengikuti lelang daripada mengharapkan perpanjangan waktu pelaksanaan dengan alasan-alasan yang tidak masuk akalJadi pada saat penawaran, batasan waktu pelaksanaan yang diberikan harus sudah diperhatikan dan dipertimabangkan oleh pihak kontraktor, dan perncana berkewajiban secara professional memperhitungkan waktu pelaksanaan yang wajar bagi suatu proyek.Banyak proyek, waktu pelaksanaannya hanya diperkirakan secara kasar saja tanpa analisa yang wajar. Jadi sebenarnya rencana waktu pelaksanaan sudah harus dimulai pada saat perencanaan proyek. Perlu dimengerti bahwa biaya adalah fungsi dan waktu.Penyusunan RWP adalah bukan suatu pekerjaan yang mudah. Pada pekerjaan ini dibutuhkan adanya kemampuan analisa ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnyadankuantitasdarimasing-masingkegiatan, kapasitas sumber daya (resources), keberadaan (availability) sumber daya, data cuaca, ketentuan-ketentuan kontrak mengenal pekerjaan kertas (paper work) seperti : pengajuan gambar ke perhitungan konstruksi sementara, ketentuan- ketentuan kontrak mengenai pengetesan material dan lain sebagainya.Jadi perlu dimengerti bahwa penyusunan RWP adalah sesuatu pekerjaan yang rumit. Suatu Rencana Waktu Pelaksanaan memerlukan data-data antara lain : Ketergantungan dari satu aktivitas dengan aktivitas yang lain. Pengenalan alokasi waktu (durasi) suatu kegiatan dengan memperhatikansumber daya yang ada dan penambahannya serta seluruh aspek-aspek yang terkait dengan aktifitas tersebut. Kompromi antara sumber daya dan batasan waktu pelaksanaan perlu dilakukan sehingga dicapai keadaan yang optimum. Pada dasarnya prinsip trial and error untuk mencapai keadaan optimum akan dilakukan oleh kontraktor pada penyusunan RWP.Selanjutnya karena terbatasnya sumber daya (tenaga kerja, biaya dan peralatan) perlu diadakan perataan (leveling) sumber daya tanpa memperpanjang waktu dilaksanakannya proyek.Kontraktor adalah pihak yang paling harus bertanggung jawab terhadap RWP karena sebenarnya Kontraktor yang memegang kendali waktu pelaksanaan.Kontraktor perlu diberi keleluasaan pada penyususnan RWP tentunya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada didalam kontrak.Suatu RWP didasari pada asumsi-asumsi dan untuk keperluan monitoring dan pengendalian. Harus disertakan pada pengajuan persetujuan RWP kepada Direksi/Kuasa Bangunan, untuk selanjutnya Direksi/Kuasa Bangunan hanya memeriksa kelogisan ketergantungan aktifitas dan kewajaran asumsi yang dibuat.Pada monitoring dan pengendalian yang dilakukan Direksi/Kuasa Bangunan pada hakekatnya adalah pengendalian asumsi yang dipakai pada penyusunan RWP. Lazimnya pada ketentuan kontrak penyajian RWP ditentukan harus dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method/CPM). Harus diakui suatu CPM baru akan sukses dilaksanakan jika semua pihak terlibat didalam proyek, alat yang sangat penting pada Manajemen Proyek.Akhirnya setelah terjadi keterlambatan proyek, kepanikan mulai terjadi pada pencarian penyebabnya, dilain pihak mencari data penyebabnya, dan dilain pihak data penyebabnya sudah hilang.Pihakkontraktor perlu menyadari pentingnya waktu pelaksanaan, makin lama proyek itu dilaksanakan makin besar pula biaya yang akan keluar. Hal ini sangat perlu dimengerti oleh pihak Direksi dan Kuasa Bangunan sehingga segala usaha dan keputusan perlu mengingat ketiga hal yaitu :Biaya TotalBiaya langsungBiaya Over headWaktuLangkah-langkah yang dianjurkan pada perencanaan waktu dengan metode jalur kritis :Persiapan daftar kegiatan-kegiatan proyekPerkirakn durasi dan masing-masing kegiatanTentukan kegiatan mana yang didahulukan dan mengikuti kegiatanGambarkan jaringan kerja dimulai dengan sket dasar yang kemudian diperhalus.Tentukan nomorSiapkan label kegiatan yang memuat kolom-kolom kejadian.Tentukan aktifitas kritisPeriksa ketentuan-ketentuan lain padadokumen kontrakPeriksa ketentuan waktu pelaksanaan kontrak apakah terlampaui atau tidakPenting diperhatikan bahwa penentuan durasi kegiatan di samping sumber daya yang ada dan kemungkinan perataannya. Bila RWP sudah disetujui semua pihak. Ada 2 cara lazim yang disajikan sebagai diagram metode jalur kritis yaitu :POM (precence diagram method)ADM (arrow diagram method)

E.8MONITORING A. UMUMMenurut ketentuan kontrak biasanya Direksi mempunyai kewajiban melakukan monitoring kemajuan pekerjaan Kontraktor, ternyata kemajuan pekerjaan adalah sedemikian rupa sehingga diperkirakan proyek tidak akan selesai pada waktu yang ditetapkan pada kontrak sehingga Direksi wajib menegur dan melakuikan langkah-langkah koreksi agar penyimpangan RWP dapat dikembalikan pada jalurnya semula.Penting diketahui bahwa keterlambatan tidak selalu diakibatkan oleh Kontraktor, DIreksi dan Kuasa Bangunan sering juga mengakibatkan terjadinya suatu keterlambatan.Dilain pihak kontraktor pun harus melaksanakan monitoring terutama sebab-sebab keterlambatan, hal ini mungkin disebabkan asumsi kliru pada penyusunan RWP semula. Sering kali terjadi bahwa karena dikejar waktu Kontraktor mengajukan RWP tanpa dasar asumsi yang wajar. Tetapi dilain pihak Direksi/Kuasa Bangunan menyetujui RWP tersebut.

B. MONITORING LAPANGANWaktu pelaksanaan proyek di lapangan perlu monitor dengan cara sebagai berikut : Pencatatan kegiatan-kegiatan di lapangan secara tertentu dan sistematis pada suatu format tertentuuntuk memungkinkan proses pengolahan data selanjutnya. Pencatatan data mentah untuk perhitungan hasil kerja lapangan baik peralatan maupun tenaga kerja. Yang dimaksud data mentah disini adalah kemajuan perkiraan pekerjaan harian jumlah peralatan dan tenaga kerja. Factor luar lainnya misalnya cuaca, keadaan lapangan dan sebagainya.Data lapangan perlu diolah dikantor dan dicocokkan dengan asumsi pada penyusunan RWP untuk selanjutnya dilakukan produksi dalam kemungkinan terjadi keterlambatan.Banyak sekali inspector di lapangan lebih tertarik untuk mengawasi Kontrkator pada segi mutu pekerjaan saja, tanpa menghiraukan laporan yang menjadi salah satu tanggung jawabnya.System pelaporan merupakan kunci kesuksesan monitoring waktu. Monitoring juga harus menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan untuk keperluan monitoring waktu dan kemajuan pekerjaan.Idealnya di setiap lokasi pekerjaan tertentu di foto untuk rekaman visual karena gambar bisa lebih banyak berbicara daripada laporan, prediksi keterlambatan adalah lebih baik daripada mencari sumber keterlamabatan setelah keterlambatan itu terjadi. Dan itu juga merupakan tanggung jawab dari Direksi/Kuasa Bangunan.

E.9PENGENDALIANA. UMUMSeperti sudah dijelaskan pada butir 2 di atas, keterlambatan suatu kegiatan proyek tidak selalu diakibatkan karena kesalahan pihak Kontraktor. Pihak direksi/kuasa bangunan juga sering menjadi penyumbang terjadinya di samping factor-faktor lainnya.Memperhatikan keadaan tersebut diatas mestinya pengendalian dilakukan ke dalam dan keluar. Sering terjadi dipihak Direksi/Kuasa Bangunan hanya melakukan pengendalian keluar saja yaitu yang bersangkutan dengan Kontraktor tanpa menghiraukan bahwa keterlambatan sebenarnya dikarenakan yang dilakukan pihak Direksi/Kuasa Bangunan sendiri.

B.PENGENDALIAN KELUARPengendalian keluar oleh pihak Direksi/Kuasa Bangunan dilaksanakan dengan mengolah data hasil monitoring lapangan prediksi adanya keterlambatan karena factor luar : Menurunnya hasil kerja lapangan (site output) Kurangnya peralatan Kurangnya tenaga kerja Kesulitan mendapatkan material yang dispesifikasikan Kesulitan Keuangan Kontraktor karena keterlambatan pembayaran Perbedaan keadaan lapangan dan asumsi perencanaan Kesulitan PengerjaanBila setelah diteliti dengan seksama keterlambatan disebabkan kesalahan Kontraktor, biasanya di dalam kontrak ada pasal yang mengharuskan Direksi untuk menegur Kontraktor, pada teguran seharusnya disebutkan sumber- sumber terjadinya keterlambatan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk diambil langkah-langkah reaksi agar rencana waktu berjalan sesuai dengan pelaksanaan yang ada.Sering terjadi pihak Direksi yang hanya menjadi penonton terjadinya keterlambatan tanpa adanya penyelesaian. Hal ini terjadikarena personil Direksi kurang berpengalaman bahwa setelah penandatanganan kontrak segala beban adalah tanggung jawab kontraktor.

C. PENGENDALIAN KE DALAMPengendalian kedalam meliputi pengendalian personil dan manajemen dan team supervise/Direksi/Kuasa Bangunan sendiri. Tugas Supervisi/Direksi yang berhubungan dengan kemajuan pekerjaan meliputi :Menyetujui bahan yang akan dipakai pada konstruksiMenyetujui gambar kerja yang diajukan kontraktorMenyetujui hasil pekerjaan kontraktor untuk dibayarMengeluarkan gambar konstruksi tambahanMenerbitkan Sertifikat pembayaranKeterlambatan karena factor dalam lebih banyak disebabkan oleh factor personil dan manajemen team sendiri. Keterlambatan bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya pemogokan buruh, bahan material kontruksi,cuaca buruk dan lain sebagainya.E.10KETERLAMBATANSangat sering terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan sehingga perlu dilakukan perpanjangan waktu pelaksanaan. Keterlambatan bisa terjadi karena beberapa hal missalnya pemogokan buruh, kelangkaan bahan material konstruksi, suspense pemberhentian kerja sementara, cuaca buruk, kondisi lapangan dan lain-lain.Biasanya keterlambatan karena beberapa factor penyebab terjadinya berbarengan, biasanya disebut keterlambatan konkuren. Mengingat hal ini klaim mengenali perpanjangan waktu menjadi sulit dianalisa. Ada keterlambatan yang tidak menghasilkan dan perpanjangan waktu maupun kompensasi biaya pada penyelesaian klaim perpanjangan waktu.Untukmencegah hal itu sebaiknya menyimakhal pencegahannya :Pengertian dokumen kontrak secara keseluruhanPencatatan secara teliti semua kejadianHal ini harus dilakukan oleh pihak Direksi/Kuasa Bangunan ataupun pihak kontraktor. Perintah-perintah Direksi semestinya dilaksanakan secara tertulis. Catatan mengenai rapat juga banyak membantu penyelesaian.Hal yang harus diingat bahwa ingatan manusia sangat terbatas, maka buatlah catatan yang dapat berupa konfirmasi notulen rapat korespondensi, laporan harian.

E.11KONSEP KETERLAMBATANPrinsipnya ada 2 macam keterlambatan yaitu beralasan dan tidak beralasan. Keterlamabatan beralasan adalah jika keterlambatan terjadi dikarenakan factor di luar tanggung jawab/control kontraktor. Sedangkan keterlambatan tidak beralasan dikarenakan factor yang merupakan tanggung jawab/control kontraktor.Pada keterlambatan beralasan kontrktor tidak bersalah.Kemudian akan timbul pertanyaan jadi siapakah yang bersalah ?Ada dua kemungkinan yaitu pihak Direksi/Kuasa Bangunan atau pihak ketiga. Pada keadaan kesalahan ada dipihak Kuasa Bangunan, maka Kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan kompensasi biaya. Pada kesalahan keadaan pihakketiga, kontraktorhanyaberhak atas perpanjangan waktu tanpa kompensasi biaya. Selanjutnya karenaketerlambatan tidakberalasan kontraktor tidak berhak atas perpanjangan waktu maupun biaya, kontraktor harus melakukan percepatan pelaksanaan pekerjaan atas biayanya sendiri.Jadi keterlambatan mempunyai dua sisi waktu dan sisi uang/biaya. Prinsipnya waktu dapat diganti uang tapi uang tidak bisa diganti oleh waktu. Untuk selanjutnya hal keterlambatan dapat digambarkan sebagai berikut :

DIAGRAM PROSESS KETERLAMBATANAKSELERASI (acceleration)PERPANJANGAN WAKTU (extension of time)KETERLAMBATAN (delay)KETERLAMBATAN (delay)

PERPANJANGAN WAKTU (extension of time)KETERLAMBATAN (delay)

Atau

DAPAT DIKOMPENSASI (conpenseable)TIDT DIKOMPENSASI (non conpenseable)BERALASAN (excuseable)KETERLAMBATAN (delay)TIDAK BERALASAN (non excuseable)TIDAK BERALASAN (non excuseable)KETERLAMBATAN (delay)BERALASAN (excuseable)TIDAK BERALASAN (non excuseable)KETERLAMBATAN (delay)BERALASAN (excuseable)

KETERLAMBATAN (delay)

TIDAK BERALASAN (non excuseable)

E.12PERPANJANGAN WAKTUBila terjadi keterlambatan yang beralasan, maka Kontraktor berhak atas perpanjangan waktu, namun jika sesuatu hal Kuasa Bangunan tidak dapat memberikan pepanjangan waktu, maka pada keadaan ini Kontraktor harus dapat melakukan percepatan pekerjaan dimana berhak atas biaya akselerasi.a. Tentukan jenis keterlambatan apakah beralasanb. Kalau beralasan kontraktor berhak atas perpanjangan waktu, kalau tidak berlasan kontraktor tidak berhak atas pepanjangan waktu.c. Pada kasus beralasan, Kuasa bangunan mempunyai 2 hal alternative yang harus dipilihnya :Alternatif 1 :Tidak memberikan perpanjangan waktu, berarti kontraktor harus berakselerasi,biaya akselresasi menjadi tanggung jawab Kuasa Bangunan, selanjutnya adalah negosiasi biaya akselerasi.Alternatif 2 :Memberikan perpanjangan waktu sesuai hak kontraktor.d. Bila kasusnya beralasan dan dapat dikompensasikan, ada atau tidaknya perpanjangan waktu maka kontraktor tetap berhak atas kompensasi.

Tentang prsedur permohonan perpanjangan waktu perhatikan pasal 44 fidic :Should the amount of extra or additional work of any kind or any cause of delay referred to in these onditions, or exceptional adverse dimatic conditions, or other special circumstances of any kind whatsoever which may occur, other than through a default of the contractor, be such fairly entitle the contractor to an extension of time for completion of the works, the engineer shall determine the amount of such extension and shall notify the employer and contractor accordingly provided that the engineer is not hound to take into account any extra or additloal work or other special circumstances unless the contractor has within twenty-eight days after such work or other special circumstansces have arisen, or as soon thereafthep as is practicable, subtinmitted to the engineers representative full and detailed particulars of any extension of time to which he may himself entitled in order that such submission may be investigated at the time.

Jadi penting dip[erhatikan tenggang waktu yag ditentukan padakontrak untuk suatu perpanjangan waktu. Keterlambatan harus segera diproses untuk menentukan jenisnya apakah excusable atau non- Excusable. Banyak kontraktor yang menggunakan curah hujan sebagai alas an untuk perpanjangan waktu, selama alas an itu benar dan diterima sah-sah saja dan ada pembuktiannya di lapangan.

E.13 SERTIFIKASI PEMBAYARANDAN PENGUKURAN HASIL KERJAa.SERTIFIKASI PEMBAYARANPada kontrak international dan kontrak domestic sudah lazim pembayaran kepada kontraktor dilaksanakan secara bulanan sertifikat pembayaran bulanan yang disiapkan oleh kontraktor diperiksa dan disertifikasi benar oleh Direksi. Pembayaran bulanan sangat membantu Kontraktor dalam hal cash flow pembiayaan pekerjaan.Hasil kerja yang disertifikatkan adalah hasil kerja yang memenuhi syarat bayar sesuai sampai dengan tanggal dan bulan yang bersangkutan yang ada didalam kontrak. Untuk pengeluaran sertifikat pembauyaran kontraktor harus menyerahkan data pendukung (back up data) danperhitunganKuatitas tagihannya berdasarkan data pengukuran bersama antara Direksi/Kuasa Bangunan dan Kontraktor.Hal-hal yang terlibat dalam Sertifikasi Pemabayaran adalah :Pembayaran progress bulan ini.Angsuran pengembalian uang muka.Pemotongan uang jaminan (bila ada)Pelepasan Uang jaminan (bila Ada)Pemabayaran Material masuk lapanganPembayaran eskalasi hargaPemotongan biaya kelalaian kontraktorPerhitungan pajak pertambahan nilai.Pada akhir proyek jumlah material on site harus nihil.Ada kontrak yang menentukan pehitungan eskalasi harga (jika ada) dibayarkan melalui sertifikat yang terpisah dan sertidikat bulanan, karena perhitungannya dievaluasi terlebih dahulu.Sebenarnyakesalahanperhitunganpadasertifikat bulanan (kecuali sertifikat akhir) masih dapat dikoreksi pada bulan berikutnya tanpa menimbulkan akumulasi kesalahan, asalkan prinsip perhitungannya adalah istilah to date basis.b.PENGUKURAN HASIL KERJAPengukuran kuatitas hasil kerja pada prinsipnya ada 2 macam :Berdasarkan gambar danBardasarkan data lapangan.

Cara pengukuran setiap mata pembiayaan tercantum pada spesifikasi teknisnya yang harus diikuti oleh semua pihak yang terlibat padakegiatan dengan catatan sepanjang itu logis dan prakrtis dilaksanakan. Walaupun sudah dicantumkan pada spesifikasi teknis tetapi dalam kenyataannya cara pengukuran yang diatur tidak logis dan tidak prakktis perlu diadakan jalan dan cara yang lebioh mudah. Penentuan kuantitas akhir terjadi perbedaan pendapat dari pihak kontraktor dan pihak direksi, untuk itu harus ditentukansyarat-syaratumumbahwabilaterjadi prselisihan maka keputusan akhir ada ditangan Direksi. Pada keadaan ini tentunya Direksi harus bijaksana melihat permasalahan tidak boleh semaunya sendiri, dan kemufakatan adanya lebih baik daripada perselisihan. Prosedur pengukuran biasanya ditentukan pada kontrak, ada 2 cara yang umum dilakukan yaitu :Diukur oleh direksi disaksikan oleh kontraktor.Diukur oleh kontraktor disaksikan oleh direksi. Terlepas dari cara yang ditentukan didalam kontrak, petugas pengukuran harus paham akan ketentuan cara pengukuran dalam kontrak. Pengarahan dan masing- masing pihak kepada wakilnya pada pengukuran harus selalu dilakukan untuk menghindari pengukuran ulang.

E.14 ASPEK-ASPEK KONTRAKTUAL PENGAWASAN A. DOKUMEN KONTRAKResiko dalam industry konstruksi pada prinsipnya terdiri dari 3 macam :Resiko biayaResiko waktuResiko kualitas

Dokumen kontrak mengatur pembagian resiko-resiko tersebut, biaya dan waktu ditentukan dalam syarat- syarat umum sedangkan kualitas dituangkan dalam spesifikasi teknis dan gambar. Jadi pada dasarnya dokumen kontrak mengacu pada hal diatas secara tertulis.Klaim Pelaksanaan Pekerjaan terjadi karena :Adanya alokasi resiko yang tidak wajar pada dokumen kontrakAdanya pengalihan/perubahan alokasi resikop dan pihak yang satu ke pada pihak lain.Yang sering dihebohkan adalah klaim dan kontraktor kepada Kuasa Bangunan, tetapi sebaliknya klaim diatur suatu pasal, berikut prosedur penyelesaiannya. Pemahaman pasal-pasal Dokumen kontrak adalah mutlak diperlukan dalam pelaksanaan suatu proyek. Sering terjadi syarat-syarat umum terabaikan begitu saja karena terlalu berkonsentrasi pada spesifikasi teknis dan gambar.Kesalahan umum yang sering terjadi pada interpretasi dan/atau penerapan pasal-pasal kontrak adalah pembacaan secara per pasal tanpa usaha mengaitkan rincian pasal yang lain.Dokumen Kontrak adalah dokumen yang kompleks, suatu pasal sering terkait dengan pasal yang lain dan sangat jarang suatu pasal berdiri sendiri.

B. KONFLIK ANTAR PASAL-PASALSering terdapat dalam surat dokumen kontrak ketidakcocokan/konflik antara pasal yang satu dengan yang lain atau ketentuan yang satu dengan ketentuan yang lain.

C. DERAJAT DOKUMEN KONTRAKPencegahan masalah perselisihan/konflik pasal-pasal pada dokumen kontrak adalah dengan mencatumkan derajat dokumen kontrak bila terjadi perselisihan sebagai berikut :Amandemen/addendum kontrakSurat perjanjianKontrakNotulen rapat pra-lelangAddenda & suplemenSyarat syarat (teknis) umumSpesifikasi (teknis) khususSpesifikasi (teknis) umumDokumen PenawaranPernyataan metoda pelaksanaan

Addenda dan suplment dibuat menjelang lelang, yang merevisi beberapa pasal pada syarat-syarat umum, spesifikasi khusus, spesifikasi umum dan mungkin gambar.Prinsip apa yang tergambar adalah lebih rendah dari pada apa yang tertulis penting diperhatikan oleh Perencana. Dalam keadaan konflik, dokumen apa yang tergambar menjdai gugur jika ditentukan lain pada dokumen tertulis.Pertanyaan mendasar adalah bagaimana bila terjadi konflik antar pasal-pasal didalam suatu derajat yang sama. Jawabannya adalah harus dipilih mana vana lebih wajar secara kontkstual dan tidak menyusun dokumen kontrak (dalam hal ini kontraktor).

D. PASAL-PASAL RAWANPasal-pasal yang menyangkut hal-hal dibawah ini dikenal sebagai pasal-pasal rawan dalam persoalan klaim. Sangat disarankan untuk disimak secara menyeluruh, pasal-pasal yang dimaksud aadalah pasal- pasal yang terdapat pada syarat-syarat Umum.Perpanjangan WaktuHal-hal apa saja yang dapat dipandang sebagai hal yang dapat diterima dan apa yang tidak diterima untuk suatu perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak, bagaimana prosedur pengajuan suatu perpanjangan waktu.Eskalasi HargaMasalah pasal yang menyebutkan mengenal eskalasi harga dan bagaimana cara menghitung eskalasi.Eskalasi menyangkut 3 hal pokok :Sumber Indeks Harga dan It HargaMata Uang PembayaranMetoda Perhitungan

Perbedaan KondisiPasal yang penting bila berhubungan dengan pekerjaan bawah tanah (subsurface). Mengenai perbedaaan kondisi yaitu adanya perbedaan dan apa yang di informasikan gambar atau dokumen kontrak dengan kenyataannya.Ada kontrak yang mnyebutkan bahwa resiko yang berhubungan dengan perbedaan informasi ini yang diberikan dalam dokumen tender dengan kenyataan adalah resiko Kontraktor.inilah contoh alokasi resiko yang tidak wajar.

Variasi KuantitasPada waktu tender Kontraktor diminta untuk menawar mata pembiayaan yang kuantitasnya sudah ditentukan oleh Kuasa Bangunan/Perencana.Kontraktor menghitung harga satuan dengan asumsi bahwa kuantitas yang diberikan adalah cukup akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Harga merupakan fungsi waktu dan kuantitas.

Pekerjaan Tambah dan Perubahan Pekerjaan Bagaimana konsep Perintah Perubahan atau Pekerjaan Tambahan telah dituangkan dalam ketentuan Kontrak dan bagaimana suatu perintah perubahan akan dinilai.

Resiko KhususHal ini yang dianggap adalah dimana kerugian akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara Kontraktor dan Kuasa Bangunan saja.

Penyelesaian PerselisihanHukum mana yang akan dipakai bila terjadi Perselisihan? Bagaiman prosedur penyelesaian harus ditempuh?

Perselisihan Antara Pasal Dokumen KontrakBagaimana urut-urutan derajat dokumen kontrak.

E.15 PERINTAH PERUBAHANPada kontrak harga Satuan (Unit Price), umumnya terdapat pasal mengenai Perintah Perubahan, tanpa adanya ketentuan ini, maka kontrak menjadi kaku. Jarang sekali pekerjaan sipil dapat dilaksanakan tanpa adanya suatu perubahan pada rencana semula, terlebih lagi bila berhubungan dengan pekerjaan tanah.Perintah Perubahan menyangkut : Perubahan Elevasi Peruabahan Mutu Perubahan Bentuk Penguarangan Volume dan Penambahan Volume Pekerjaan Dan lain-lain

Contoh pada kontrak FIDIC pasal 51 adalah sebagai berikut :51.1)the engineer shall make any variation of the from, quality or quantity of the works or any part there of that may, in his opinion, be necessary and for that purpose, or if for any other reason shall, in his opinion, be desirable, he shall hava power to order the contractor to do and the contractor shall do any of the followingIncreasse or decrease the quantity of any work induded in the contracOmit any such workChange the character or quality or kind of any such workChange the levels, lines, position and dimension of any part of the work, andExecute additional work of any kind necessary for completional of the work and on such variation shall in any way vitiate or invalidate the contract, but the value if any of all such vanantion shall be taken into account in ascertaining the amount of the contract price.

No such variation shall be made by the contractor without an order in writing of the engineer. Provided that on order in writing shall be required for increase or decrease is not the resultof the quantity excceding or being less than those stated in the bill of quantity provided also that if for any reason the engineer. Provided further that if the contractor shall within seven days confirm in writing to the Engineer and such confirmation shall not be contradicted in writing within fourteen days the Engineer, it shall be deemed to be an order in writing by the Engineer.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa suatu perintah perubahan haruslah dilakukan secara tertulis. Kadang- kadang Direksi mengeluarkan perintah perubahan secara lisan, untuk selajutnya dikonfirmasikan secara terrtulis.Untuk variasi (penambahan dan pengurangan) kuantitas yang bukan diakibatkan oleh adanya Perintah perubahan hanya karena perbedaan kuantitas actual dengan tender, boleh tidak dikeluarkan Perintah Perubahannya.

E.16EVALUASI PERINTAH PERUBAHANAda 2 aspek yang perlu ditinjau pada setiap perintah perubahan yaitu aspek biaya dan aspek waktu. Aspek kualitas biasanya sudah dikeluarkan bersamaan dengan Perintah Perubahan Tersebut.Pada setiap pengeluaran dan penerimaan suatu perintah perubahan perlu dipertanyakan oleh masing-masing pihak, hal itu harussegera diselesaikan, jangan dibiarkan berakumulasi di mana penyelesainnya akan lebih rumit terutama mengenai aspek waktu.Segera setelah dikeluarkan surat Perintah Perubahan, Kontraktor dan Direksi/Kuasa Bangunan melakukan langkah peninjauan evaluasi pada perintah perubahan tersebut yang melalui negosiasi, pada tahap ini sangat diharapkan semua pihak berpandiri. Argumentasi harus kuat dan didukung bukti-bukti konkrit berdasarkan perhitungan yang wajar. Sering sekali negosiasi berlangsung sangat lambat karene negotiator tidakdiberikan wewenang penuh untuk memutuskan atau pihak-pihak yang hadir pada perundingan tidak cukup siap untuk apa yang harus dinegosiasikan. Kadangkala negotiator bersikap seolah-olah dia tidak mempunyai wewenang untuk memtuskan.Kontrak FIDIC menyiapkan pasal 52 untuk evaluasi perintah perubahan :52.1) AH extra or additional work done or work omitted by order of the Engineer shall be valued at the rates and prices set out in the contract if, in the opinion of the engineer the same shall be applicable. If the contract does not contain any rates or prices applicable to the extra or additional work, then suitable rates or prices shall be agreed upon the engineer and the contractor.2) Provide that if the nature or amount of any omission ao addition relative to the nature or amount of the whole of the works or to any part there of shall be such that, in the opinion of the engineer, the rate or pace contained in the contract for any item of the Works Is, by reason of such mission or addition, rendered unreasonable or inapplicable, then a suitable rate or price shall be agreed upon between the engineer and the contractor.Provided also that no increase or decrease under sub-clause (1) of this Clause or variation of rate or price under sub-dause (2) of this clause shall be made unites, as soon after the date of the order as is practible and,in the case of extra or additional work. a) By the contractor to the engineer of his intention daim extra payment or varied rate or price, orb) By the engineer to the contractor of his intention to vary a rate or price.

Jadi yang penting diperlihatkan disini adalah bahwa harga satuan tender belum tentu dapat digunakan untuk suatu perintah perubahan tergantung pada macama pekerjaannya dan kewajaran tersebut.Karena kesalahan estimate pada waktu tender, dapat terjadi bahwa suatu Harga Satuan Tender adalah tidak Realistic (terlalu tinggi dan terlalu rendah). Hal ini dapat juga berarti karena kesengajaan pihak Kontraktor pada waktu penawaran sebagai taktik untuk menolongcash-flownya. Pada dasarnya untuk suatu Harga Satuan Tender perlu ditinjau kecocokannya (applications) untuk suatu perintah perubahan.

E.17PENETAPAN HARGASeperti pada kontrak FIDIC di atas, Direksi (Engineer) berhak menetapkan fixing rate jika terjadi ketidakcocokan harga pada waktu negosiasi.

E.18 PERPANJANGAN WAKTU KONTRAKKarena suatu Perintah Perubahan merupakan gangguan terhadap rencana Waktu Pelaksanaan, maka evaluasi terhadap waktu pelaksanaan perlu ditinjau dengan sangat teliti.Bila ternyata Direksi(Engineer) lalai melaksanakan tugasnya, jika memang perlu sebaliknya Kontraktor segera mengambil inisiatif mengajukan permohonan perpanjangan waktu kontrak, karena biasanya menurut ketentuan kontrak, perpanjangan waktu kontrak hanya akan dilayani bila memenuhi syarat tenggangwaktutertentu (FIDIC menentukan 28 hari) setelah terjadinya kejadian.DIAGRAM PERINTAH PERUBAHAN

PERINTAH PERUBAHAN

YA

TIDAKPERUBAHAN KARAKTER

TIDAKADANEGOSISASIHARGA SATUAN TENDER

YATIDAKCOCOK

YAYAVALUAS DI HARGA SATUAN TENDERVALUAS DI HARGA SATUAN TENDER

TAHAP SUPERVISI KONSTRUKSI UMUMDalam melaksanakan pekerjaan ini, maka sistem pengawasan mutu dan kuantitas konstruksi menjadi hal yang sangat penting sehingga diperlukan suatu wadah organisasi yang memadai dalam melakukan monitor terhadap segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga proyek ini dapat selesai tepat pada waktunya sesuai spesifikasi yang ada dalam dana yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi target diatas, kami telah menyiapkan program kerja dan menyusun satu team memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan dalan Usulan Tehnik ini pada point lainnya.Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi yang akan kami berikan dapat memberikan kontribusi dalam hal penanganan pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan menjadi jalan akses yang mempunyai kualitas dan tingkat layanannya setarap jalan nasional.Pada prinsipnya, konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan dengan menyusunstrategi-strategi sebagai berikut : Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai penjelasan Dokumen Kontrak yang tentunya dapat dipahami oleh Kontraktor. Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila memerlukan peningkatan metode tersebut. Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan. Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja daritenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya. Senantiasa melakukan monitoring persediaan material yang memadai selama pelaksanaan. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerjasama dengan Tenaga Laboratorium untuk pengujian tanah dan material dengan tujuan utama adalah menjamin tercapainya pengendalian mutu yang baik dan sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.

Secara periodic mengadakan Rapat Mingguan dengan pihak kontraktor guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutamamengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan efesiensi pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail dan menyelesaikan masalah yang timbul berkaitan dengan pengawasan mutu dan kemajuan pekerjaan . Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi sehingga mendapat persetujuan. Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program, termasuk gambar rencana dan spesifikasinya. Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi Aggregat dengan mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan. Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran bulanan kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada waktunya tanpa menggangu kelancaran pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Membuat laporan kepada Direksi secara lengkap dan kontinyu tentang segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan. Juga mengadakan rapat koordinasi sebulan sekali (harus dihadiri oleh staf utama dari direksi dan konsultan serta kontraktor). Untuk membahas dan memecahkan masalah penting yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis dengan pihak-pihak yang terlibat pada proyek ini.

Dari uraian diatas, konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan berjalan lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan selesai tepat pada waktunya.Penjelasan tentang rencana usulan supervise akan diuraikan sub bab berikut ini.

Pekerjaan PersiapanDireksi KeetKontraktor diwajibkan membuat Direksi keet luas sekitar 30 m dan gudang-gudang bahan. Spesifikasi mengenai pembuatan direksi keet tersebut harus disesuaikan dengan gambar rencana dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis di lapangan.Direksi keet terdiri dari pondasi batako, dinding triplek, rangka kayu borneo, atap seng gelombang dan lantai di- floor/diplester.Perlengkapan pada Direksi keet terdiri dari beberapa set meja, kursi tamu, papan tulis/white board, file kabinet, gambar rencana, time schedule, grafik cuaca, buku tamu dan buku harian mingguan standar.

Pemasangan Patok dan PengukuranA. Persyaratan umum untuk Pengukuran dan Persiapan Kerja.1) Perlindungan terhadap titik acuan (reference point)/marka yang diperlukan.2)Melakukan semua pekerjaan dengan hati-hati dalam rangka melindungi/mempertahankan semua benchmarks, monumen dan titik acuan lain.3) Apabila ternyata ada reference marks or point tergeseratau terganggu maka kontraktor harus melaporkan ke Konsultan Pengawas serta Direksi Teknis dan secara hati-hati memasang kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

B. Persyaratan Umum1) Yang menjadi lingkup pekerjaan pengukuran meliputi Traverse Survey, Center Line Survey, Profile leveling cross section survey and existing services survey pada lokasi yang menjadi lingkup pekerjaan di bawah kontrak untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan lebih lanj