54

E-Magaine - rec.or.idrec.or.id/emagz/EMAGZ_12_Mei_2019.pdf · yaksikan anak-anak kita meninggalkan rumah membuat kita mencemaskan apakah mere-ka akan sanggup menjalani kehidupan yang

Embed Size (px)

Citation preview

E-Magazine12 Mei 2019

3

EksposisiAmos 1:9-10Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Perendahan terhadap harkat dan martabat manusia terjadi di mana-mana dan terjadi

dalam beragam cara. Dari penindasan terhadap pihak yang lebih lemah (bullying), pelecehan dan pemaksaan terhadap orang lain (abuse), sampai penjualan manusia (human trafficking). Semua dilakukan hanya untuk kesenangan dan kepent-ingan diri sendiri.

Yang membuat situasi menjadi lebih miris, be-

T E A C H I N GKhotbah Umum

E-Magazine12 Mei 2019

4

ragam bentuk perendahan ini tidak jarang justru dilakukan terhadap orang-orang yang dekat. Ka-kak menindas adik. Orang tua melecehkan anak. Kenalan menjual sesamanya. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada disakiti oleh orang yang dekat dan seharusnya melindungi kita.

Apakah Allah menganggap dosa seperti ini se-pele? Sama sekali tidak! Dia bertindak. Dia san-gat serius dengan tindakannya. Itulah yang Dia lakukan terhadap bangsa Fenisia di daerah Ka-naan.

Dosa yang melampaui batas (ayat 9)Untuk kesekian kalinya kita mendapati frasa “karena tiga perbuatan jahat…., bahkan empat” (bdk. 1:3, 6). Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ungkapan ini tidak boleh dipahami secara hurufi-ah. Yang dipentingkan lebih pada kwalitas (ting-kat keseriusan), bukan kuantitas (jumlah). Apa yang dilakukan sudah dipandang melampaui batas oleh Allah. Dosa tersebut sudah dilakukan berkali-kali tanpa merasa bersalah.

Ada dua kesalahan utama bangsa Fenisia (di-wakili oleh Tirus, salah satu kota besar mereka). Keduanya sangat mungkin saling berkaitan. Yang pertama adalah penjualan manusia (hu-man trafficking). Mereka telah “menyerahkan ter-tawan suatu bangsa seluruhnya kepada Edom” (ayat 9a). Secara sekilas, kesalahan ini sangat

E-Magazine12 Mei 2019

5

mirip dengan dosa bangsa Filistin yang sudah dikecam sebelumnya (bdk. 1:6). Kedua bangsa ini sama-sama melakukan penjualan manusia. Mer-eka juga sama-sama melibatkan bangsa Edom dalam transaksi ini.

Jika diperhatikan secara lebih teliti ternyata ada sedikit perbedaan. Dosa bangsa Fenisia terlihat “lebih ringan”. Tidak seperti bangsa Filistin yang melakukan penaklukan, penawanan dan penjua-lan, bangsa Fenisia hanya terlibat pada penjua-lan. Mereka menyerahkan bangsa yang sudah ditawan oleh pihak lain itu kepada bangsa Edom. Jadi, mereka benar-benar berperan sebagai makelar. Mereka hanya menghubungkan antara penjual dan pembeli.

Petunjuk lain yang menyiratkan beban dosa bangsa Fenisia yang lebih ringan adalah pe-munculan nama satu kota, yaitu Tirus. Hal ini cukup menarik, karena ada kota-kota besar lain yang bisa mewakili. Penyebutan Tirus – dan kota ini saja – sangat mungkin menunjukkan bahwa dosa penjualan manusia hanyalah dosa region-al, bukan nasional. Jangkauan ini jelas berbeda dengan kesalahan bangsa Filistin. Penaklukan, penawanan dan penjualan yang mereka laku-kan mencakup kota-kota besar lainnya di Filistin (Gaza, Asdod, Askelon, Ekron).

Kesalahan kedua yang dilakukan oleh bangsa

E-Magazine12 Mei 2019

6

Fenisia adalah tidak mengingat perjanjian per-saudaraan (ayat 9b). Terjemahan hurufiah “tidak mengingat” di sini bukan merujuk pada lupa yang tidak disengaja. Ada unsur tidak menghargai da-lam tindakan ini (NIV “disregarding”). Dalam un-gkapan yang lebih teknis, bangsa Fenisia secara sengaja telah melanggar suatu perjanjian demi keuntungan finansial, sehingga mereka pantas disebut sebagai pengkhianat terhadap pihak lain.

Beberapa penafsir Alkitab mencoba men-gaitkan perjanjian persaudaraan ini dengan bangsa Edom. Mereka menduga perjanjian ini antara bangsa Israel dan Edom, yang secara historis memang bersaudara. Yang satu adalah keturunan Yakub, yang lain dari Esau, saudara kembar Yakub.

Penafsiran di atas hampir dapat dipastikan keliru. Dari sisi tata bahasa, pihak yang melanggar per-janjian persaudaraan memang bangsa Fenisia, bukan bangsa Edom. Subjek pelanggaran baru bisa dikenakan pada bangsa Edom apabila kita mengubah tata bahasa dan posisi kata-kata ter-tentu dalam kalimat ini.

Jika demikian, apa yang dimaksud dengan per-janjian persaudaraan di sini? Dengan siapa pen-duduk Tirus mengadakan perjanjian? Sulit dipas-tikan. Alkitab tidak menginformasikan bangsa

E-Magazine12 Mei 2019

7

mana yang dijual oleh bangsa Fenisia ke Edom. Peninggalan sejarah juga tidak memadai untuk mengetahui bangsa mana saja yang telah mem-buat perjanjian dengan bangsa Fenisia.

Tebakan yang paling masuk akal adalah perjan-jian dengan bangsa Israel atau Yehuda. Perjanji-an antara mereka sudah ada sejak zaman Daud (2Sam. 5:11) dan Salomo (1Raj. 5:1, 11). Bagian Alki-tab yang lain menginformasikan bahwa bangsa Fenisia memang pernah menjualbelikan umat Tuhan. Nabi Yoel menjelaskan dosa mereka se-bagai berikut: “telah menjual orang-orang Yehu-da dan orang-orang Yerusalem kepada orang Yunani dengan maksud menjauhkan mereka dari daerah mereka” (Yl. 3:6). Yehezkiel menyatakan dosa yang sama (Yeh. 27:13).

Bangsa Fenisia memang terkenal dengan perda-gangan manusia. Posisinya yang sangat strategis dalam menghubungkan berbagai negara dan kapal-kapalnya yang megah (lihat Yeh. 27:2) me-mungkinkan penduduk Tirus untuk menjadi medi-ator perdagangan yang handal. Banyak bangsa ingin berdagang apa saja dengan mereka. Tergi-ur dengan keuntungan finansial, mereka akhirnya melanggar perjanjian dengan bangsa-bangsa tertentu, termasuk dengan Israel atau Yehuda.

Mengapa perjanjian dengan umat Tuhan disebut perjanjian persaudaraan (ayat 9b)? Para penaf-

E-Magazine12 Mei 2019

8

sir tidak bisa memastikan. Jika harus menebak, ungkapan ini mungkin merujuk pada perjanjian kekerabatan yang terbentuk pada saat salah seorang raja Israel yang bernama Ahab menika-hi Izebel, puteri salah satu raja kota Fenisia (1Raj. 16:31). Kita tidak dapat memastikan bagaimana kelanjutan dari perjanjian itu. Apakah bangsa Israel pernah melanggar isi perjanjian sehingga menyulut kemarahan bangsa Fenisia? Sulit me-mastikan, tetapi kemungkinan besar bukan de-mikian.

Yang dipentingkan oleh Amos adalah ketidak-setiaan terhadap suatu perjanjian, lebih-lebih jikalau perjanjian itu mengandung unsur per-saudaraan. Tidak setia adalah dosa, apalagi jika dilakukan terhadap orang yang dekat dengan kita. Kepedihan akibat pengkhianatan seperti ini jauh lebih mendalam. Hukuman ilahi atas bangsa Fenisia (ayat 10)Dosa bangsa Fenisia memang tidak separah dosa Filistin. Namun, Allah tetap menganggap dosa ini serius. Dia sudah menjatuhkan keputu-san. Dia tidak akan menarik kembali penghuku-man-Nya (ayat 9 “Aku tidak akan menarik kem-bali keputusan-Ku”).

Kekudusan Allah mendorong Dia untuk tidak berkompromi dengan dosa. Keadilan-Nya men-dorong Allah untuk menjatuhkan hukuman se-

E-Magazine12 Mei 2019

9

cara setimpal. Hukuman atas Fenisia (1:10) terlihat tidak separah kemalangan yang menimpa Filistin (1:7-8). Jumlah kata yang digunakan dalam uca-pan penghukuman pun sangat berbeda.

Bangsa Fenisia akan dikalahkan oleh bangsa lain. Tembok kota akan diruntuhkan, istananya akan ludes dibakar api. Walaupun demikian, tidak ada keterangan tentang pemusnahan penduduk atau pembunuhan atas para penguasa (bdk. 1:7-8).

Tentu saja ancaman ini tidak berlaku atas semua daerah Fenisia. Fokus hukuman pada kota Tirus. Yang bersalah yang akan mendapat masalah. Bangsa Fenisia yang sering mengirim bangsa lain ke berbagai tempat sekarang harus mengh-adapi kenyataan bahwa TUHAN mengirim bang-sa lain ke tempat mereka. Bukan untuk berjualan, tetapi menaklukkan dan meluluhlantakkan.

Apa yang dilakukan oleh bangsa Fenisia sangat kontras dengan apa yang TUHAN lakukan bagi umat-Nya. Walaupun bangsa Israel sering me-langgar perjanjian, TUHAN tetap mengingat per-janjian-Nya (Kel. 2:24 ; Im. 26:45). Bahkan ketika umat-Nya terus-menerus memberontak, Allah menyediakan perjanjian yang baru (Yer. 31:31). Perjanjian ini digenapi melalui penebusan Kris-tus. Dia memberikan tubuh dan darah-Nya se-bagai meterai perjanjian yang baru (Luk. 22:20; 1Kor. 11:25).

E-Magazine12 Mei 2019

10

Kontras yang lain terlihat dari transaksi da-lam penebusan. Kristus mau membayar har-ga yang mahal untuk mendapatkan kita yang tidak berharga. Dia kehilangan sesuatu untuk mendapatkan kita. Sebaliknya, bangsa Fenisia justru mendapatkan sesuatu dengan menjual sesamanya. Kristus mengasihi, bangsa Fenisia memanipulasi. Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Kristus dan menggunakan hidup yang berharga ini bagi kemuliaan-Nya. Betapa hebat anugerah Allah bagi kita! Soli Deo Gloria.

E-Magazine12 Mei 2019

11

KatekismusWestminsterPertanyaan 24:Apa yang menyebabkan keadaan ma-nusia setelah ia jatuh itu penuh dosa? • Keadaan manusia setelah ia jatuh itu penuh

dosa karena yang disebabkan dosa Adam yang pertama, karena hilangnya kebenaran yang telah dimilikinya pada waktu ia dicip-takan, dan juga karena kerusakan kodratnya, yang membuat ia merasa jijik akan kebaikan rohani apa pun, tidak mampu lagi melaku-kannya, bahkan memusuhinya, dan dengan segala senang hati melakukan apa saja yang jahat, itu pun terus-menerus. Keadaan itu bi-asanya disebut dosa asli. Dosa asli itulah yang menghasilkan semua pelanggaran nyata. a. Rom 5:12,19. b. Rom 3:10-19; 5:6; 8:7-8; Efe 2:1-3; Kej 6:5. c. Yak 1:14-15; Mat 15:19.

E-Magazine12 Mei 2019

12

Pokok DoaSyafaat• Berdoa untuk masa menjelang perhitungan

dan pengumuman hasil pemilu. Berdoa kira-nya Tuhan memberikan perlindungan selama proses perhitungan dan persiapan pengu-muman pemilu. Berdoa juga bagi kelom-pok-kelompok tertentu yang ingin meman-faatkan kepentingan pribadi atau golongan yang menimbulkan gangguan keamanan kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepa-da aparat pemerintah untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Berdoa juga kiranya presiden yang terpilih mampu meningkatkan kinerja demi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara.

• Berdoa untuk persiapan ibadah kenaikan Yesus ke Surga. Kiranya acara ini dapat berjalan dengan baik dan memberi berkat rohani kepada setiap jemaat untuk pertum-buhan karakter, iman dan pengharapan jemaat. Berdoa untuk panitia yang bekerja kiranya diberikan hikmat dan kekuatan untuk menyelenggarakan acara ini dengan baik.

E-Magazine12 Mei 2019

13

PergiMengasuh Anak Mengajarkan Kitauntuk Memegang Kendali dan Rasa Takutdengan Disertai Keyakinan dan Pengharapan

Sesungguhnya, ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi, karena siapakah yang akan menga-takan kepadanya bagaimana itu akan terjadi?Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.–Pengkhotbah 8:7-8

Tatkala Bapa surgawi mengutus Putra-Nya, Dia tahu Dia sedang melepaskan Yesus ke dunia yang sebagian besar tidak akan menghargai keilahi-

C A R EAll About Marriage

E-Magazine12 Mei 2019

14

an-Nya. Dunia akan menuduh-Nya bersatu den-gan sekelompok kuasa jahat, dan memukuli-Nya serta membunuh-Nya pada akhirnya. Namun Tuhan tetap melepaskan Putra-Nya ke dunia ini. Seperti halnya Tuhan melepaskan Putra-Nya bagi kepentingan kita, demikian pula dengan proses mengasuh anak memanggil kita untuk melepas-kan anak-anak kita untuk kepentingan-Nya, untuk kerajaan-Nya.

PROSES YANG LAMBAT TETAPI PASTIOrangtua harus memetik pelajaran rohani yang krusial tentang betapa kita harus memelihara anak-anak kita dengan kasih yang mendalam, sementara pada waktu yang sama juga bela-jar melepaskan mereka agar tumbuh dewasa dan mandiri. Wujud perhatian kita harus diubah dari sikap mengontrol menjadi tindakan memen-garuhi.

Jika Dia tetap mengontrol karena digerakkan oleh kekhawatiran-Nya, Yesus takkan pernah dis-alib; para murid takkan pernah menjadi orang-orang yang “siap”. Namun, Yesus melepaskan mereka. Dia memercayai karya Sang Penghibur, Roh Kudus, untuk mengokohkan pelajaran yang selama ini telah Dia ajarkan kepada para murid. Sekali lagi, walaupun Yesus tidak pernah menjadi ayah biologis dari seorang anak, proses meng-asuh anak membawa kita ke posisi rohani yang sama dengan posisi Yesus saat Ia hidup di muka

E-Magazine12 Mei 2019

15

bumi ini.

MEMERCAYAI TUHANBagi sebagian besar kita para orangtua, men-yaksikan anak-anak kita meninggalkan rumah membuat kita mencemaskan apakah mere-ka akan sanggup menjalani kehidupan yang mandiri – tetapi bayangkan seperti apa rasanya melepaskan anak yang menderita Autisme, atau mungkin anak yang memiliki masalah kesulitan belajar, kelemahan moral, kepribadian yang ku-rang baik, atau gangguan fisik.Sesungguhnya, tampaknya lebih mudah me-mercayakan jiwa Anda kepada Tuhan daripada memercayakan anak pertama, anak kedua, atau anak bungsu Anda kepada-Nya – tetapi, selamat datang di sekolah kehidupan! Tanggung jawab mengasuh anak dalam kekudusan dirancang un-tuk menumbuhkan iman Anda. Memang berat menyaksikan anak-anak kita meninggalkan rumah; memang berat untuk melepas mereka pergi. Kadangkala kepergian itu tidak ada kaitannya dengan jarak, tetapi den-gan kematian. Apa yang diungkapkan iman kita mengenai hal itu?

BERSERAHIman bukanlah kekuatan untuk meluluskan apa pun yang kita inginkan; iman adalah kekuatan untuk menerima apa pun yang Tuhan berikan. Yesus berdoa supaya Bapa mau menyingkirkan

E-Magazine12 Mei 2019

16

cawan penderitaan yang akan diminum-Nya. Ketika Bapa-Nya berkata, “Tidak, Kamu ha-rus meminumnya,” iman Yesus memperlihatkan bagaimana Dia berserah, “Tetapi jangan kehen-dak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi” (Luk 22:42).

Kita tidak memiliki jaminan apa pun di ten-gah dunia yang telah jatuh dalam dosa ini. Se-tiap hari di Amerika Serikat, ada sekitar 350 orangtua mengubur seorang anaknya. Peristiwa kehilangan semacam itu akan membekas di hati orangtua seumur hidup. Penyanyi Cindy Bullens mengakui hal itu ketika ia membicarakan putrin-ya, Jessie, yang meninggal dunia karena kanker di usia sebelas tahun:

Saya masih ingin melihat wajah itu. Wajahnya takkan pernah menghilang dari benak saya… Tidak dalam lima tahun. Tidak dalam sepuluh tahun. Takkan pernah menghilang. Saya bisa tertawa hari ini, hal yang tidak sanggup saya lakukan dua tahun silam. Saya dapat menikmati saat yang indah hari ini. Namun, saya masih se-lalu merasa sedih. Saya akan hidup dengan kes-edihan saya sampai tiba saatnya saya mening-gal dunia dan bersatu kembali dengan Jessie.

Namun, seperti yang akan kita lihat sebentar lagi, penghakiman yang mematikan dan keper-gian yang terlalu dini ini dapat menunjuk ke arah

E-Magazine12 Mei 2019

17

pengharapan terbesar kita dan memperlihatkan dengan jelas proses kita dalam membesarkan anak yang tiada bandingnya dalam perjalanan kehidupan di dunia ini.

KEBERANGKATAN TERAKHIRBagaimana kita sebagai orangtua akan belajar melepaskan ketika pelepasan itu mengacu pada kematian kita sendiri? Karena sebagian besar dari kita akan meninggal sebelum anak-anak kita, maka kebanyakan kita akan menghadapi perjalanan rohani ini lebih dulu.

Sebenarnya, keprihatinan yang sangat riil ini dapat memotivasi kita untuk menyelesaikan tu-gas terpenting orangtua mana pun: mengerja-kan keselamatan anak-anak kita. C.J. Mahaney mengatakan hal ini:

Saya berdoa semoga saya masih bisa men-dampingi putra saya ketika bertumbuh dewa-sa… ketika dan jika ia menikah… menjadi kakek bagi anak-anak dari putra saya. Namun, tat-kala saya merenungkan masa depan, saya ti-dak bisa menjamin apakah saya masih dapat hidup melewati hari ini… saya merenungkan kembali kematian saya sembari berkata, “Apa tujuan hidupku?” Tujuan hidup saya adalah mempersiapkan putra saya untuk menghada-pi kematiannya dan bukan hanya kematiannya, melainkan juga penghakiman yang akan di-

E-Magazine12 Mei 2019

18

alaminya setelah kematian… Tugas terpenting saya adalah mempersiapkan putra saya untuk hari tersebut tatkala ia harus berdiri seorang diri di hadapan Tuhan dan menjawab Tuhan.

Dengan menyadari bahwa waktunya akan tiba bagi kita untuk meninggalkan dunia ini – bahkan mungkin lebih cepat dari yang diduga – hal itu membuat kita selaku orangtua dapat memusat-kan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting.

HADIAH YANG KUDUSKita tidak memiliki jaminan apa pun. Kita bisa meninggal, anak-anak kita bisa meninggal, atau anak-anak kita bisa memberontak dan menjauh dari kita. Kita tidak dapat mengendalikan apa pun, tetapi kita dapat memiliki pengaruh. Namun, pengaruh kita kecil artinya dibandingkan dengan bila mereka memiliki Tuhan yang kita percayai, Tuhan yang menunjukkan kepada kita tempat – dan yang mengundang kita datang ke tempat itu – di mana tidak ada lagi kematian di sana. Inilah inti sesungguhnya dari proses membesar-kan anak: belajar bersandar, percaya, dan beri-man kepada Tuhan ketika kita mengantar anak-anak kita menuju pelabuhan terakhir yang aman.

Ringkasan Bab 13SACRED PARENTING – Gary ThomasTanggung Jawab Mengasuh Anak Membentuk

E-Magazine12 Mei 2019

19

Hati Para Orangtua

TERIMALAH UPAH ANDAAnak-anak ini dapat menggelincirkan karier saya tetapi tak bisa dielakkan mereka juga dapat menghubungkannya pada hati saya, pada Yang Mahakuasa, pada masa sekarang, dan untuk selamanya… Anak-anak yang masih mengge-liat-geliat ini meminta perhatian saya dalam momen yang singkat sekarang, dan pada akhirn-ya kelak akan membawa saya pada kedamaian yang senantiasa saya usahakan sekeras mungkin untuk mencapainya.–Iris Krasnow

T A M A T

E-Magazine12 Mei 2019

20

Apakah Bunuh Diri Pasti Masuk Neraka?Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.(Lanjutan tgl 5 Mei 2019)Mungkin ada yang berkata: “Walaupun di akhir hidup tetap tidak sempurna, tetapi orang-orang itu mungkin saja masih sempat meminta ampun kepada Tuhan (tidak seperti orang yang bunuh diri). Pandangan ini tentu saja tidak adil bagi orang-orang yang sungguh-sungguh Kristen tapi meninggal dunia secara mendadak. Bagaimana pula dengan orang yang bunuh diri tetapi ma-sih sempat meminta ampun sesaat sebelum dia

T E A C H I N GQ&A

E-Magazine12 Mei 2019

21

mengambil nafas terakhir? Bukankah menurut pandangan di atas orang yang bunuh diri dalam kasus seperti ini bisa masuk surga?

Hal lain lagi yang perlu ditelaah adalah ajaran Alkitab tentang dosa yang tidak dapat diampuni. Sehubungan dengan hal ini, ada dua jenis dosa: menghujat Roh Kudus (Mrk. 3:25-32; Mat. 12:32) dan dosa yang mendatangkan maut (1Yoh. 5:16-17). Sesuai dengan konteksnya, jenis yang perta-ma berkaitan dengan penolakan terhadap karya Roh Kudus secara terus-menerus (tidak mau per-caya dan bertobat padahal bukti-bukti supranat-ural sudah begitu jelas). Dengan kata lain, dosa ini ditujukan pada orang-orang yang belum per-caya. Jenis dosa yang kedua berhubungan den-gan penolakan terhadap Yesus Kristus sebagai Allah yang menjadi manusia (1Yoh. 5:20). Orang yang beriman tampaknya dikecualikan dari dosa ini (1Yoh. 5:18). Jadi, dua jenis dosa di atas bukan ditujukan pada mereka yang sudah sung-guh-sungguh bertobat. Jika memang demikian, apakah bunuh diri layak dikategorikan sebagai dosa yang tidak terampuni dan mendatangkan maut?

Yang terakhir tapi yang terpenting untuk diper-timbangkan kembali adalah karya penebusan Kristus yang sempurna. Korban-Nya sempurna, sekali untuk selamanya (Ibr. 10:11-18). Dia telah menyempurnakan setiap orang yang percaya

E-Magazine12 Mei 2019

22

(Ibr. 7:28-10:14). Semua dosa kita, baik di masa lalu, kini, dan nanti, sudah terbayar lunas.

Kebenaran di atas akan menjadi semakin kuat jika dihubungkan dengan janji tentang pemeliharaan ilahi. Bukankah Allah berjanji untuk memelihara apa yang baik dalam kita sampai kesudahannya (Flp. 1:6)? Bukankah tidak ada yang bisa mereng-gut kita dari tangan Bapa (You. 10:27-29)? Bu-kankah tidak ada kematian maupun satu makhluk pun yang sanggup memisahkan kita dari kasih Kristus (Rm. 8:38-39)? Bukankah kalau kita sudah dibenarkan kita juga pasti diselamatkan (Rm. 5:10)?

Sekarang tiba saatnya untuk mendekati isu ini se-cara pastoral. Bagi beberapa orang, kehidupan kadangkala menjadi begitu sulit dan rumit. Mer-eka menjalani penderitaan yang tak terkatakan. Belum lagi berbagai kelemahan pribadi (gang-guan kejiwaan, kelemahan mental, dsb) yang membuat bertahan dalam penderitaan menjadi jauh lebih sukar.

Jika kita mau jujur dan rendah hati, kita akan mendapati bahwa keputusasaan yang parah bisa menghinggapi orang beriman. Bersambung…………

E-Magazine12 Mei 2019

23

Apakah Yesus MenggenapiNubuatan-Nubuatan Mesianik?Sumber : Who Made God?

(Lanjutan tgl 5 Mei 2019)Munculnya Gereja: Mengisi Lubang SejarahJ.P. Moreland menyatakan bahwa perlu sesuatu yang sedramatis kebangkitan Yesus untuk mem-buat orang-orang Yahudi abad pertama mengu-bah penyembahan yang mereka lakukan pada hari Sabtu menjadi hari Minggu, untuk meninggal-kan baik sistem pengorbanan binatang untuk pen-gampunan dosa, memegang teguh hukum Musa sebagai cara untuk menjadi benar di hadapan Allah, serta memeluk konsep Tritunggal. Dengan

T E A C H I N GDoctrine Does Matter

E-Magazine12 Mei 2019

24

melakukan ini semua, mereka yang memulai gere-ja mengambil risiko untuk dikucilkan dari lingkun-gan sosial dan menurut teologi Yahudi, akan mem-buat jiwa mereka dicampakkan ke dalam neraka.

“Bagaimana hal semacam ini dapat terjadi?” tan-ya Moreland. “Peristiwa Kebangkitan menawar-kan satu-satunya penjelasan yang rasional.”

Oleh sebab itu kutipan terkenal dari C.F.D. Moule, sarjana Perjanjian Baru dari Cambridge Univer-sity: “Jika keberadaan [gereja], sebuah peristiwa yang diperkuat oleh Perjanjian Baru, membuat se-buah lubang besar dalam sejarah, sebuah lubang dengan ukuran dan bentuk kebangkitan, apa yang ditawarkan oleh sejarahwan sekuler untuk meng-hentikannya?”

Coba lihat hal yang paling ekstrim mengenai pe-rubahan hidup setelah kebangkitan. Yakobus dulu-nya adalah seorang skeptik ketika Yesus masih hid-up; Saulus dari Tarsus menganiaya orang-orang Kristen. Apalagi selain pertemuan dengan Kristus yang bangkit, yang dapat mentransformasi men-jadi pemimpin gereja mula-mula yang rela mati bagi kepercayaan mereka bahwa yesus adalah Anak Allah? Bagi para murid Yesus, yang asalnya takut karena kematian Kristus tiba-tiba jadi berani memproklamirkan diri dan begitu kuat membuk-tikan bahwa Ia adalah Allah yang menaklukkan kubur.

E-Magazine12 Mei 2019

25

“Perubahan sikap hidup yang begitu radikal dari para murid setelah kebangkitan adalah bukti ter-baik dari kebangkitan adalah bukti terbaik dari kebangkitan itu sendiri,” kata Thomas C. Oden dari Drew University. “Beberapa hipotesis diperlukan untuk membuat kredible transformasi murid-mu-rid dari pengikut Mesias tersalib yang berduka menjadi mereka yang khotbah kebangkitannya membuat dunia jungkir balik. Perubahan itu tidak dapat terjadi, menurut kesaksian gereja, tanpa Tu-han yang bangkit.”

Ketika saya memikirkan secara pribadi menge-nai pertanyaan Yesus, “Menurutmu siapakah Aku ini?” (Matius 16:15), kelima kategori bukti terse-but—keabsahan Perjanjian Baru, pengenalan diri tertinggi dari Yesus, mujizat-mujizat-Nya, peng-genapan nubuatan tentang diri-Nya, dan keban-gkitan-Nya—segera terlintas dalam benak saya. Bagi saya catatan itu begitu jelas. Yesus adalah sebuah figur aktual dari sejarah di mana kata-ka-ta-Nya yang meyakinkan dan menyejukkan dan yang kehebatan-Nya menginspirasikan, serta tingkah laku-Nya yang penuh hasrat telah diaba-dikan bagi kita di dalam kitab-kitab Injil. Ia adalah seseorang yang tidak hanya melihat diri-nya dari sisi transenden, ilahi, dan mesianik, tetapi juga menggenapi semua atribut yang membuat Allah adalah Allah.

E-Magazine12 Mei 2019

26

Yesus adalah seorang pembuat mujizat, seorang penyembuh orang buta lumpuh yang pengasih, yang tindakan-tindakan supranatural-Nya mem-beritakan datangnya Kerajaan Allah. Ia ada-lah seorang Mesias yang dinanti-nantikan yang melalui-Nya Allah membawa penebusan dan pengharapan kepada Israel dan dunia. Dan Ia adalah Tuhan yang bangkit, di mana kubur-Nya yang kosong memberikan para pengikut-Nya keyakinan yang sangat kuat bahwa sama seper-ti Ia telah menaklukkan kubur, mereka juga akan menaklukkannya.

Jika Anda adalah seorang yang haus akan kebe-naran harapan saya adalah bahwa Anda akan secara tulus mempertimbangkan bukti bagi diri Anda sendiri dan kemudian memiliki keberanian untuk merespon hal ini dengan menerima Yesus se-bagai pengampun dan pemimpin Anda. Jika Anda telah menjadi seorang Kristen maka Anda juga memiliki tugas dihadapan Anda—untuk mengko-munikasikan kebenaran Kristus, untuk mempertah-ankannya, membagikannya, menjaganya, untuk meneruskannya kepada generasi berikutnya. Sep-erti yang dinyatakan begitu kuat oleh J.B. Phillips mengenai 2 Korintus 4:6 “Sebab Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nam-pak pada wajah Kristus.”

E-Magazine12 Mei 2019

27

Sejarah SingkatPenerjemahan Alkitab

Ev. Nike Pamela, M.A.(Lanjutan tgl 5 Mei 2018)John HusWalaupun Wycliffe telah meninggal, salah seo-rang pengikutnya, John Hus, terus menggemakan pengajaran Wycliffe yang berusaha agar kaum awam juga mendapat kesempatan untuk mem-baca Alkitab dengan bahasa yang mereka pa-hami. Akhirnya Hus juga dibakar di kayu pancung pada tahun 1415 dengan manuskrip Wycliffe se-

T E A C H I N GDo You Know?

ke dalam Bahasa Inggris

E-Magazine12 Mei 2019

28

bagai alat untuk membarakan apinya. Menjelang kematiannya, Hus berkata, “in 100 years, God will raise up a man whose calls for reform cannot be surpressed” (dalam 100 tahun, Allah akan mem-bangkitkan seseorang yang panggilannya untuk mereformasi gereja tidak dapat dielakkan).

Johann GutenbergSekitar tahun 1450-an Johann Gutenberg men-ciptakan penemuan mesin cetak. Hal yang paling menakjubkan adalah bahwa buku yang pertama kali dicetak dengan mesin cetak adalah Alkitab Latin Vulgata di Mainz, Jerman. Cetakannya ter-kenal dengan Gutenberg Bible. Sumbangsih besar yang diberikan Gutenberg terhadap Alkitab tidak diimbangi dengan ke-hidupannya. Hal yang ironis adalah bahwa Gutenberg akhirnya menjadi korban bisnis kotor para rekannya yang menggiringnya pada kemi-skinan hingga akhir hayatnya. Walaupun demiki-an, penemuannya merupakan sumbangsih besar dalam penyebaran Alkitab dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Inilah salah satu faktor pendukung keberhasilan Reformasi. Thomas Linacre

Sekitar tahun 1490-an, seorang dosen dari Ox-ford dan dokter pribadi Raja Henry ke-7 dan ke-8, Thomas Linacre, memutuskan untuk mempelajari bahasa Yunani. Setelah membaca kitab-kitab In-jil dalam bahasa Yunani dan membandingkann-

E-Magazine12 Mei 2019

29

ya dengan Latin Vulgata, dia mendapati bahwa banyaknya kesalahan fatal dalam terjemahan Latin Vulgata dalam menggemakan pesan Injil. Dalam diarinya dia menuliska, “Either this (the original Greek) is not the Gospel… of we are not Christians.”

Setelah mengetahui banyaknya kesalahan Latin Vulgata, Linacre segera memberitahu rekannya, John Colet, seorang dosen dari Oxford juga.

John ColetSetelah diberitahu Linacre tentang kesalahan-ke-salahan Latin Vulgata, Colet terinspirasi untuk mengikuti jejak Linacre dan dia segera pergi ke Itali untuk mempelajari bahasa Yunani. Dia men-gahbiskan waktu 2 tahun untuk mempelajarinya, dan sekembalinya ke Oxford, Colet membantu Linacre untuk membuat buku tata bahasa Yunani dalam bahasa Inggris. Karya Linacre dan Colet mempunyai kontribusi besar untuk membuka kesadaran kaum awam dalam memahami bah-wa terjemahan latin Vulgata sangat tidak dapat dipercaya.

Pada 1496, John Colet mulai membaca Perjanji-an Baru dalam bahasa Yunani dan menerjemah-kannya ke dalam bahasa Inggris untuk keperluan para mahasiswanya di Oxford dan untuk kaum awam di St. Paul’s Cathedral di London. Orang-orang sangat ingin mendengar Firman Tuhan

E-Magazine12 Mei 2019

30

dalam bahasa yang mereka pahami sehingga dalam waktu 6 bulan ada sekitar 20.000 orang yang berkumpul di gereja sementara orang lain-nya berusaha untuk masuk dalam gereja. Berun-tunglah Colet karena dia memiliki rekan-rekan dari kalangan orang penting (Colet adalah anak walikota London) sehingga dia terbebas dari hu-kuman mati. Erasmus

Seorang sarjana besar dan sekaligus murid dari Thomas Linacre, Erasmus of Rotterdam, sangat terbeban untuk memperbaiki kesalahan-kesala-han Latin Vulgata.Bersambung……………..

E-Magazine12 Mei 2019

31

BAB VIII:Masa KerajaanSumber : “Agar Bumi bersukacita”oleh William A Dyrness(Lanjutan tgl 5 Mei 2019)Juga terdapat tanda pertama dari perjalanan orang-orang kafir menuju Yerusalem, sebuah zi-arah yang diyakini para nabi bahwa pada suatu hari nanti akan mencakup semua bangsa di dun-ia. Bukti nyata pertama dari misi Allah di dunia telah muncul.

Di samping semua cerita ini yang memungkink-an kita melihat tujuan Allah mengenai raja dalam

M I S S I O N

E-Magazine12 Mei 2019

32

diri Salomo, pencerita tidak membiarkan kita ter-tipu oleh sifat-sifat Salomo yang lainnya:• Ia membuat perserikatan dengan Firaun(I Raj.

3:1) dan Hiram (1 Raj. 5:12).• Ia menyerahkan sebagian negeri yang Allah

percayakan kepada dia, kepada bangsa lain (1 Raj.9:11-14)

• Ia menggunakan tenaga kerja paksa dalam mendirikan Bait Suci (1 Raj. 20:21)

• Ia mencintai banyak perempuan asing, dan mempunyai banyak istri dan sejumlah besar kuda dan kereta (1 Raj. 11:1-9; 10:26-28).

Segala sesuatu yang dilarang dalam perjanjian dan hukum mengenai raja dilakukan oleh Salo-mo. Raja-raja setelah dia, terus-menerus mengi-kuti jejaknya (dengan pengecualian yang telah kita perhatikan). Mereka melakukan apa yang jahat di mata Allah, sampai akhir yang tak ter-hindarkan dan mengherankan. 2 Raja-raja 17 dan 24 mencatat pembuangan pemerintahanan Israel utara dan selatan. Kitab Tawarikh men-yamakan takhta Daud dengan takhta Allah, dan memperlihatkan kehendak Allah dalam janji-Nya kepada Daud untuk melaksanakan tujuan kasih-Nya dalam dimensi politik dan ekonomi yang baru. Namun seperti di padang gurun dan pada masa hakim-hakim, di sini juga bangsa Israel ga-gal melaksanakan panggilannya. Entah karena frustasi atau kemarahan, pastilah banyak orang ingin mengetahui, di manakah raja yang akan

E-Magazine12 Mei 2019

33

memerintah dengan adil itu?

Kesaksian hikmatKarena sebagian mandate Salomo sebagai “anak Daud yang lebih baik” terkandung dalam anugerah khususnya tentang hikmat, maka pada tempatnya kalau kita di sini membicarakan sum-bangan gerakan hikmat dalam Perjanjian Lama. Tulisan tentang hikmat di dalam Alkitab – Kitab Ayub, beberapa Mazmur, Kitab Amsal, dan Ki-tab Pengkotbah – mencerminkan pengaruh dari penyebaran gerakan hikmat di Timur Tengah kuno, yang asal usulnya telah ada tiga ribu tahun sebelum Masehi. Dalam sejarah bangsa Isra-el, hal ini disamakan dengan sekelompok orang yang terlatih khusus, mungkin dari golongan atas yang selama masa kerajaan itu mendapat ben-tuk yang jelas dan mempunyai pengaruh yang luas terhadap kehidupan bangsa Israel, bahkan terhadap para nabi.

Himat pada dasarnya terdapat di dalam cara seseorang berpikir dan berhasil dalam ke-hidupannya (Ams. 1:5), dan seperti digambar-kan oleh Salomo, termasuk pengetahuan yang luas dan juga kecakapan seorang negarawan (1 Raj. 4:29-34). Penonjolan hikmat berciri alamiah dalam kisah ini: “Ia bersajak tentang pohon-po-honan … tentang hewan dan tentang burung-bu-rung dan tentang binatang melata, dan tentang ikan-ikan” (I Raj. 4:33). Hal ini memperlihatkan

E-Magazine12 Mei 2019

34

dekatnya hubungan antara alam semesta dan hikmat. Orang bijaksana adalah orang yang menaklukkan bumi, yang berusaha merawat dan memelihara ciptaan (Kej. 1:28). Lagi pula hal itu menggambarkan bahwa ada tata moral yang terdapat dalam dunia dan melalui tata moral itu, keadilan menghasilkan kehidupan yang kuat dan sehat. Orang berada dalam hubungan yang bertanggungjawab terhadap tata moral ini dan tunutannya. Kekayaan adalah sebuah berkat, na-mun ada yang lebih tinggi; pengetahuan atau ta-kut akan Allah merupakan awal dari hikmat sejati (Ams. 1:7).Bersambung…………..

E-Magazine12 Mei 2019

35

Jangan Jadi RusakSenin, 13 Mei 2019

Kisah Ahab adalah kisah seorang yang memiliki jabatan tertinggi di dalam pemerintahan, namun bertingkah bagaikan anak kecil yang manja kare-na terbiasa mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya. Kisah ini menarik untuk dikaji se-cara kejiwaan. Namun dalam renungan kita hari ini, mari kita mengkaji kisah ini secara teologis.

Pertama, Ahab serakah. Ia tidak mengendalikan hawa nafsu keserakahannya. Ia tidak mau me-nyadari bahwa Tuhan sudah memberikan hak dan “berkat” kepada setiap orang sesuai den-gan kasih karunia-Nya. Keinginan yang serakah adalah dosa di mata Tuhan (ayat 1-4).

Kedua, Izebel licik. Ratu jahat ini menghalalkan se-gala cara untuk mendapatkan apa yang diingink-annya. Jelas ini bukan sikap iman! Orang yang merasa bahwa ia bisa dan harus mendapatkan apapun dengan memakai cara apapun, bukan anak Tuhan (ayat 5-10)!

Ketiga, para tua-tua dan pemuka Kota Samaria adalah masyarakat kelas atas yang memiliki moral rusak dan hati nurani yang busuk. Bukti-nya mereka mau saja mengikuti perintah Izebel

Bacaan : 1 Raja-Raja 21:1-19

FA M I LY F E L L O W S H I P

E-Magazine12 Mei 2019

36

yang jelas-jelas bermotivasikan kejahatan. Ma-syarakat seperti ini adalah masyarakat yang sakit (ayat 11-12)!

Keempat, dua orang dursila adalah orang-orang yang mau melakukan apa saja demi sedikit keun-tungan. Ini adalah produk dari masyarakat yang sakit (ayat 13-14).

Betapa mengerikannya kalau keserakahan Ahab, kelicikan Izebel, dan kerusakan moral dan hati nurani masyarakat Samaria adalah gambaran kehidupan pemimpin-pemimpin dan kelom-pok elit negeri ini. Pastilah produk yang muncul adalah orang-orang dursila. Siapa yang bisa mengatasi semua ini? Syukur kepada Allah. Al-lah sendiri, melalui anak-anak-Nya yang mau dipakai-Nya untuk menyuarakan kebenaran dan menegakkan keadilan. Mari belajar kepada Kris-tus agar kita tetap berjuang hidup dalam kasih dan keadilan. SH

E-Magazine12 Mei 2019

37

Ketidakadilan YakubSelasa, 14 Mei 2019

Suatu ketika ada sebuah berita yang sangat menarik di surat kabar. Berita itu menyang-kut sebuah kasus penipuan yang memiliki unsur mistis. Berita itu menarik karena di antara para korban penipuan terdapat nama seseorang berinisial A yang merupakan mantan terpidana kasus penipuan dan penggelapan uang. Sung-guh sangat ironis dan menggelikan bahwa sang penipu�yang sudah menerima hukuman atas perbuatannya�dapat tertipu untuk kasus yang mirip. Kira-kira demikianlah halnya dengan apa yang terjadi pada pasal 29 ini.

Di beberapa pasal sebelumnya, kita su-dah membaca tentang kelakuan sang pu-tra bungsu�”Yakub”�yang tega memeras Esau�abangnya sendiri�yang sedang dalam ke-adaan lelah dan lapar (25:29-34), serta bekerja sama dengan ibunya�Ribka�untuk menipu ayahn-ya sendiri�Ishak�agar memperoleh berkat ke-sulungan (27:1-29). Akibat perbuatannya sendiri, Yakub harus meninggalkan keluarganya untuk menyelamatkan diri dari ancaman Esau. Pada pasal 29 ini, diceritakan bahwa akhirnya Yakub

Bacaan : Kejadian 29

FA M I LY F E L L O W S H I P

dan Keadilan Allah

E-Magazine12 Mei 2019

38

sampai ke rumah pamannya sendiri�Laban�di Haran. Di sana, Yakub jatuh cinta pada Rahel�anak kedua sang paman�dan bersedia bekerja selama 7 tahun demi mendapatkan gadis itu. Akan teta-pi, ternyata Yakub ditipu oleh Laban yang mem-berikan sang kakak (Lea)�bukan Rahel�sebagai istrinya. Untuk menebus Rahel�sang adik�Yakub terpaksa bekerja lagi selama 7 tahun berikutnya. Sungguh, peristiwa penipuan ini amat menyakit-kan bagi Yakub. Akibat penipuan yang dilakukan Laban ini, Yakub berlaku tidak adil terhadap Lea, karena ia memang tidak mencintai Lea.

Perlakuan Yakub yang diskriminatif itu membuat Tuhan Allah yang setia dan adil itu segera mem-buka kandungan Lea sehingga Lea bisa melahir-kan empat anak laki-laki, yaitu Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda sedangkan Rahel belum mela-hirkan seorang anak pun. Kisah keluarga Yakub ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan mem-benci ketidakadilan, dan Ia akan berpihak kepa-da orang yang menjadi korban. Prinsip keadilan Allah ini terlihat berulang kali dalam Alkitab, dan juga sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari pada masa kini. Allah menuntut kita untuk berlaku adil terhadap sesama, di samping menuntut kita untuk berlaku setia dan rendah hati di hadapan Tuhan (Mikha 6:8). Bersediakah Anda untuk ber-laku adil, setia, dan rendah hati? [Sung]

E-Magazine12 Mei 2019

39

Tak Berharga Di Mata ManusiaRabu, 15 Mei 2019

Masyarakat--termasuk para pejabat negara--pada umumnya sangat menghargai orang yang berprestasi, tetapi mengabaikan ke-adaan orang yang biasa-biasa saja. Anak-anak yang berprestasi di bidang olah raga atau yang dianggap telah berjasa terhadap negara mudah mendapatkan bea siswa, tetapi anak-anak yang tidak memiliki prestasi atau kelebihan apa pun biasanya dilupakan atau dia-baikan, baik oleh masyarakat atau oleh negara.

Bila dipandang dari sudut pandang Allah, tidak ada prestasi manusia yang membanggakan. Manusia itu bagaikan debu atau angin lewat yang tidak berarti. Oleh karena itu, saat meng-ingat kasih dan perhatian Allah, pemazmur ber-kata, “Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?” (144:3). Sang pemazmur terpesona saat memikirkan anugerah kasih dan perhatian Allah terhadap dirinya yang tidak berarti. Anugerah Allah itulah yang membuat sang pemazmur berani berdoa memohon pertolongan Allah (144:7-8) dan dirinya

Bacaan : Mazmur 144

FA M I LY F E L L O W S H I P

Tetapi Berharga Di Mata Tuhan

E-Magazine12 Mei 2019

40

terdorong untuk memuji TUHAN (144:9). Anugerah Allah itu pula yang membuat sang pemazmur memiliki harapan akan masa depan (144:11-15).

Apakah Anda merasa bahwa diri Anda tidak berharga dan bahwa Anda diremehkan oleh orang-orang di sekitar diri Anda? Apakah Anda merasa bahwa tidak ada sesuatu apa pun di dalam diri Anda yang bisa membuat Anda merasa bangga? Bila keadaan Anda demikian, ingatlah bahwa Anda berharga dalam pan-dangan Allah! Allah menganggap diri Anda sedemikian berharga sehingga Dia sampai men-gutus Anak Tunggal-Nya--Tuhan Yesus Kristus--untuk mati menebus dosa Anda sebagai bukti dari kasih-Nya kepada Anda. (Yohanes 3:16). [P]

E-Magazine12 Mei 2019

41

Ampuni AkuKamis, 16 Mei 2019

Walaupun gagal menguasai seluruh Israel, Re-habeam berhasil memperkuat kota-kota berku-bu dan menempatkan kepala-kepala pasukan serta melengkapi dengan makanan dan senjata, sehingga kota-kota itu menjadi amat kokoh dan merupakan pertahanan yang kuat. Para imam dan orang Lewi serta penduduk yang telah membulatkan hati untuk mencari Tuhan Allah. Israel meninggalkan wilayah Kerajaan Israel Utara dan bergabung dengan Raja Rehabeam di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda). Dengan bijak-sana, Rehabeam membagi kekuasaan di antara anak-anaknya di seluruh wilayah yang ia pimpin. Sayangnya, setelah kerajaannya menjadi kuat, Rehabeam beserta rakyatnya meninggalkan hu-kum TUHAN dan jatuh dalam dosa yang melam-paui dosa nenek moyang mereka, yaitu mendiri-kan tempat pengorbanan beserta tugu dan tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan se-tiap pohon yang rimbun, bahkan ada pelacuran bakti (1 Raja-raja 14:22-24).

Kemungkinan besar, penyimpangan ini meru-pakan hasil pengaruh Naama, ibu Rehabeam

Bacaan : 2 Tawarikh 11:5-12:16

FA M I LY F E L L O W S H I P

yang Mendukakan-Mu!

E-Magazine12 Mei 2019

42

yang berasal dari bangsa Amon (1 Raja-raja 14:21, 31; 2 Taw. 12:13). Praktik penyembahan ber-hala itu membangkitkan murka Tuhan, sehingga Tuhan membiarkan musuh menyerang kerajaan Yehuda, bahkan menajiskan Rumah Allah. Peri-sai emas yang melambangkan kemuliaan Allah dirampok, dan Rehabeam hanya mampu meng-ganti dengan perisai tembaga.

Hal apakah yang paling menyukakan hati Tuhan? Tidak ada hal yang lebih menyukakan hati Tuhan selain bahwa anakanak-Nya melakukan kehen-dak-Nya. Sebaliknya, dosa sangat menyakiti hati Tuhan. Periksalah kehidupan Anda! Karena Tuhan Yesus telah menebus dosa kita, buanglah dosa dari kehidupan Anda agar Anda tidak menduka-kan hati-Nya! [PHJ]

E-Magazine12 Mei 2019

43

Menegakkan KeadilanJum’at, 17 Mei 2019

Selama puluhan tahun setelah pembunuhan Martin Luther King Jr., hari libur nasional Amerika Serikat yang ditetapkan untuk mengenang kela-hirannya juga menjadi hari untuk mengingat ala-san ia memberikan hidupnya. Tahun ‘50-an dan ‘60-an, Dr. King memimpin perjuangan tanpa kekerasan melawan diskriminasi ras dan menge-luarkan petisi bagi hak-hak warga Amerika ketu-runan Afrika. Tujuan Dr. King adalah keadilan dan persamaan derajat berdasarkan martabat ma-nusia, bukan warna kulit.

Sejak zaman Perjanjian Lama hingga hari ini, Al-lah memerintahkan umat-Nya untuk bersikap adil dalam berelasi dengan orang lain. “Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hu-kum” (Keluaran 23:2). “Hai manusia, telah diberi-tahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan ren-dah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8).

Yesus menegur orang-orang Farisi yang melaku-

Bacaan : Keluaran 23:1-9

FA M I LY F E L L O W S H I P

E-Magazine12 Mei 2019

44

kan tugas-tugas religius mereka namun men-gabaikan “keadilan dan kasih terhadap Allah” (Lukas 11:42). Memperlakukan orang lain dengan keadilan dan kejujuran merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai orang kristiani. Kita pun dituntut berdiri di depan umum untuk hal yang benar.

Kiranya kita memuliakan Allah dengan mem-praktikkan kebenaran dalam perbuatan di dalam dunia kita hari ini --DCM

E-Magazine12 Mei 2019

45

Biarlah Keadilan DitegakkanSabtu, 11 Mei 2019

Sebuah film keluarga yang menarik berjudul The Winslow Boy mengisahkan tentang seorang anak berusia 13 tahun yang dikeluarkan dari sekolah militer di Inggris karena dituduh men-curi. Ayah si anak, yang yakin bahwa anaknya tidak bersalah, mengerahkan segala kemam-puan untuk membela anaknya itu. Saat ka-sus ini menarik perhatian masyarakat, banyak orang mendukung anak itu dengan mengelu-arkan slogan “Biarlah keadilan ditegakkan.”

Ada sesuatu dalam diri kita yang merindukan keadilan bagi orang lain serta bagi diri kita sendiri. Namun hanya ada satu aspek keadi-lan yang sepenuhnya berada di bawah kendali kita, yakni perlakuan kita terhadap orang lain.

Nabi Mikha berkata kepada orang-orang yang melukai hati Tuhan dengan keegoisan dan perlakuan mereka yang tidak adil terha-dap orang lain, “Hai manusia, telah diberita-hukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain ber-laku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup den-gan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8). Apa yang Tuhan harapkan dari kita? Dia

Bacaan : Mikha 6:1-8

FA M I LY F E L L O W S H I P

E-Magazine12 Mei 2019

46

menginginkan tindakan (“berlaku adil”), kasih (“mencintai kesetiaan”), dan kerja sama (“hid-up dengan rendah hati di hadapan Allahmu”).

Sebagai orang Kristen, seyogyanya slogan hidup kita adalah “Biarlah keadilan kutegak-kan” dan bukannya menuntut “Tegakkan keadi-lan bagiku.” Hal-hal yang besar dapat terjadi bila kita berkata, “Di keluarga saya, di tengah masyarakat saya, di tempat kerja saya, dan dalam setiap hubungan saya dengan orang lain, biarlah keadilan saya tegakkan!” --DCM

E-Magazine12 Mei 2019

47

Agenda Minggu IniP E N G U M U M A N

Hari/Tgl Pukul Keterangan

Senin13 Mei ‘19

23.00Siaran rohani “Grace Alone”Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.Mdi Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM

HUT: Ibu Lusye Kusumawati

HUT: Ibu Sutjiati

Selasa14 Mei ‘19

HUT: Ibu Hariati

HUT: Sdr. Jonathan Christofer

Rabu15 Mei ‘19

18.30Pembinaan Jemaat modul 2 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Heri Kristanto

19.00 Latihan Musik KU 3

HUT: Anak Adeline Devon Zelova

Kamis16 Mei ‘19

18.30Pembinaan Jemaat modul 2 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Pdt. Yohanes Dodik Iswanto

19.00 Latihan Musik KU 1 dan 2

Jum’at17 Mei ‘19

18.30 Persekutuan Pemuda REC Darmo I - move

HUT: Sdri. Silvy Mawikere

E-Magazine12 Mei 2019

48

Agenda Minggu IniP E N G U M U M A N

Sabtu18 Mei ‘19

06.30 Doa Pemuridan

18.00 Persekutuan Pemuda REC Nginden

18.00 Persekutuan Pemuda REC MERR

22.00Siaran rohani “Grace Alone”Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.Mdi Radio Mercury, 96 FM

HUT: Sdr. Sebastian Hadi

HUT: Sdri. Elizabeth Nathania Witanto

Minggu19 Mei ‘19

HUT: Sdri. Feroxanna Tjandra

HUT: Sdri. Estherica B. Subrata

E-Magazine12 Mei 2019

49

I B A D A H M I N G G U1 2 M E I 2 0 1 9

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalay-anan

Sdri. RiritBp. Eddy

Ibu Vena

Ibu TitikSdri. Krisna

Ibu Vena

Sdr. Anton

Bp. Willy T

Bp. Ruben

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th. M

.

Eksposisi Kitab Amos

REC N

gindenKU

Ipk. 0

7.00

Bp. EddyIbu Sisca

Ibu Vonny

Ibu VonnyIbu Lusiana

Ibu Ernawati

Ibu Eriana

Bp. Lutfi

Bp. Willy T

Bp. Ruben

REC N

gindenKU

IIpk. 10

.00

Sdr. Michael

Ho

Sdri. Angeline

Ibu Ike

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Bp. AndreasIbu Rini

Sdr. Chandra

Sdr. RioSdr. C

leming

Sdr. Tan Hendra

Sdr.Daniel

Sdr. Willy W

Sdri. K. An-gelica

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.0

0

Sdri. PriskaSdri. Suci

Sdr. Mito

Sdr. Mito

Sdr. Yosi

Bp. Amir

Sdr. Mito

Ev. David Koesbianto, S.Th

REC D

armo

KU I

pk. 07.0

0

Sdr. Dennis

Sdri. Priska

Sdr. Yosi

Sdr. Yosi

Sdri. Wella

Bp. Amir

Sdr. RioSdr. AlbertSdr. V

icky

Bp. Dave

Sdri. Renne

REC D

armo

KU II

pk. 10.0

0

Sdr. Gary

Sdri. Hana

Sdr. Fredy

Sdri. Melan

Sdr. Charles

Sdri. Sola

TEAM

Sdr. Fredy

Pdt. Reyco Wattim

ury, S. Th

REC M

errKU

Ipk. 10

.00

Sdr. Gary

Sdri. Hana

Sdr. Fredy

Sdri. VannySdri. Phany

Sdri. Sola

TEAM

Sdr. Fredy

REC M

errKU

IIpk. 17.0

0

E-Magazine12 Mei 2019

50

I B A D A H M I N G G U1 9 M E I 2 0 1 9

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalay-anan

Sdri. Naom

iBp. W

illy T

Ibu Fennisa

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Ibu Fennisa

Sdri. Ririt

Bp. Eliazar

Ibu Debby Rev. Ferry Yang, Ph.D

Komunitas Yang Berbagi (Kisah Para Rasul 4: 32

-37)

REC N

gindenKU

Ipk. 0

7.00

Sdri. Naom

i

Ibu Hariati

Ibu Hariati

Bp. LipurnoIbu W

iwin

Bp. Budiono

Sdri. K. An-geline

Bp. Eliazar

Bp. Willy T

REC N

gindenKU

IIpk. 10

.00

Sdr. Dennis

Sdri. Virgin

Bp. Andik

Bp. IshakIbu N

ataliaBp. Agus H

Ibu Dw

i

Sdri. Vionatha

Sdr. Victor

Sdr. Mario

Sdr. Arka

Sdri. Vani

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.0

0

TEAM

Bp. Amir

Bp. Amir

Sdr. Yosi

Bp. Haryadi

Bp. Koesoemo

Ev. Edo Walla, M

.Div

REC D

armo

KU I

pk. 07.0

0

Sdri. StevanaSdr. M

ichael

Sdr. Mito

Sdr. Mito

Sdr. Yosi

Sdr. Klemens

Sdr. RioSdr. SugikBp. Am

ir

Ev. Edo Walla,

M.D

iv

REC D

armo

KU II

pk. 10.0

0

Sdr. BrunySdri. D

ahlia

Sdri. Clara

Sdr. EjoSdri. U

ria

Sdr. Gary

TEAM

Sdri. Clara

Pdt. Novida F. Lassa, M

.Th

REC M

errKU

Ipk. 10

.00

Sdr. BrunySdri. D

ahlia

Sdri. Clara

Ibu ErnaSdri. W

ati

Sdr. Gary

TEAM

Sdri. Clara

REC M

errKU

IIpk. 17.0

0

E-Magazine12 Mei 2019

51

I B A D A HS E K O L A H M I N G G U

Keterangan 12 Mei 2019(Pk. 10.00 WIB)

19 Mei 2019(Pk. 10.00 WIB)

Liturgos/Singer Kak Vena / Sharon Kak Suci/ Medat

Pelayan Musik Kak Eliazar Kak Willy

Doa Pra/Pasca SM Kak Fenny Kak Suani

Persembahan Nicol & Jayce Kevin & Jason

Tema Samuel dipanggil Tuhan Menghukum Anak-anak Eli

Bahan Alkitab 1 Samuel 3 1 Samuel 4,5

Sion Kak Veni Kak Fenny

Getsemani Kak Mei Kak Suani

Yerusalem Kak Sherly Kak Sherly

Nazareth Kak Kezia Kak Kezia

Betlehem Kak Debby Kak Debby

E-Magazine12 Mei 2019

52

I B A D A HR E M A J A & P E M U D A

Keteran-gan

Ibadah Pemuda

Sabtu, 18 Mei ‘19

pk. 18.00

Ibadah Pemuda

Sabtu, 25 M

ei ‘19pk. 18.0

0

Ibadah Remaja

Minggu, 12

Mei ‘19

pk. 10.0

0

Ibadah Remaja

Minggu, 19 M

ei ‘19pk. 10

.00

Tema

5 Pokok Calvinism

e bagian 4: Irresistible

Grace (Anugerah

yang tidak dapat ditolak)

Eksposisi YakobusEksposisi Kitab Am

osKom

unitas Yang Berbagi

(Kisah Para Rasul 4: 32

-37)

Pengkot-bah

Pdt. Yohanes Dodik

Pdt. Yohanes Dodik

Ev. Heri Kristanto

Ev. Heri Kristanto

LiturgosSdr. K. Angelica

Sdr. EganSdri. N

aomi

Sdr. Michael

Pelayan M

usikSdr. Kevin SSdr. H

arrisSdr. C

leming

Sdr. Harris

Sdri. Christine

Sdr. Daniel

Sdr. YeyelSdr. C

hristian

Sdr. Nathan

Sdr. EvanSdr. Arka

Pelayan LC

DSdri. K. Angeline

Sdri. Michelle

Sdr. Nathan

Sdr. Abraham

Penyam-

butJem

aatSdri. SherlySdr. V

incentSdr. Erik

Sdri. Melinda

Sdr. Clifford

Sdr. Vincent

Sdri. Debora

Sdri. Nadine

Petugas D

oaSdri. Sherly

Sdri. Melinda

Sdr. Clifford

Sdr. Mario

E-Magazine12 Mei 2019

53

K E H A D I R A N J E M A AT

Ibadah Hari/Tgl Jml, Jemaat Ket.

REC NGINDEN KU I Minggu05 Mei ’19 52

REC NGINDEN KU II Minggu05 Mei ’19 134

REC NGINDEN KU III Minggu05 Mei ’19 88

Sekolah Minggu Minggu05 Mei ’19 54

Remaja Nginden Minggu05 Mei ’19

Gabung Umum

Pemuda Nginden Minggu04 Mei ’19

Gabung SeminarDiakonia

REC MERR Minggu05 Mei ’19

KU1:KU2:

REC DARMO PERMAI KU I

Minggu05 Mei ’19 26

REC DARMO PERMAI KU II

Minggu05 Mei ’19 55 SM: 12

RM: 5

REC BATAM Minggu05 Mei ’19 19 SM: 37

RM: 41

POS Batu Aji Minggu05 Mei ’19 19

E-Magazine12 Mei 2019

54

E - P O ST E R